Intrusi Air Laut 1

download Intrusi Air Laut 1

of 20

description

seminar

Transcript of Intrusi Air Laut 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebutuhan manusia akan air selalu meningkat sedangkan orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kondisi sistem aquifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya. Pada musim hujan kandungan air pada aquifer meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali. Dengan demikian kualitas dari air tanah ini harus terjaga supaya tidak terkena pencemaran. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kajian imbangan antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi aquifer, dinamika potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Hal tersebut umum terjadi pada daerah sekitar pantai karena adanya berat jenis air laut yang lebih berat dari air tawar dalam akuifer yang memungkinkan air laut dapat menerobos air tawar dalam akuifer. Akan tetapi zonasi intrusi air laut ini tidak akan sampai jauh kearah daratan dikarenakan adanya piezometric air tanah. Dalam kegiatan zonasi sebaran intrusi air laut dapat dilakukan dengan pendekatan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi air tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. 1.2 Maksud danTujuanMaksud dari penulisan ini adalah melakukan kajian / studi mengenai aplikasi metode geolistrik dalam penentuan zonasi intrusi Air laut pada daerah sekitar pantai. Selanjutnya, tujuan dari penulisan ini adalah.1. Mengetahui konsep terjadinya dan faktor penyebab Intrusi air Laut2. Mengetahui mekanisme Intrusi Air Laut berdasarkan konsep Ghyben Herzberg3. Menganalisa dampak intrusi air laut4. Mengetahui konsep dasar metode geolistrik5. Mampu melakukan analisa data geolistrik dan interpretasi dalam zonasi intrusi air laut

1.3 Batasan dan Rumusan MasalahObjek penulisan meliputi adalah aplikasi metode geolistrik dalam penentuan zonasi intrusi Air laut pada daerah sekitar pantai. Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi: Intrusi Air LautMeliputi konsep dasar, faktor penyebab dan dampaknya Metode penyelidikanMetode penyelidikan ini meliputi pemetaan muka air tanah, metode geolistrik dan cara pengolahan data geolistrik

1.4 Metode Penelitian dan Kerangka Pikir1.4.1 Metode PenelitianUntuk mengetahui penyebaran intrusi air laut pada akuifer diperlukan pendekatan yang lebih mendetail. Penyelidikan dapat dilakukan melalui penyelidikan permukaan langsung dan secara tidak langsung menggunakan metode geofisika yaitu metode geolistrik. Metode ini digunakan untuk menginterpretasikan lapisan batuan bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenisnya.

1.4.2 Kerangka Pikir

INPUT ANALYSISPENGAMBILANDATASURVEY AWALBeberapa hal yang berkaitan :Kandungan AirKualitas AirJenis LithologiDensitasPorositasUkuran dan Bentuk PoriIDENTIVIKASI NILAI KONDUKTIVITASPENENTUAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK

GEOLISTRIKPengertianSistem kerjaData TerekamINTRUSI AIR LAUTPengertianPenyebabProses

PROCESSANALYSIS

HASILPenampang melintang bawah permukaanPeta Zona Intrusi Air lautPEMODELAN DATA PENGUKURANPembuatan Penampang GeolistrikPembuatan Peta Sebaran Isokonduktivitas

1.5 Sistematika PenulisanAdapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas Seminar adalah sebagai berikut:1. Bagian awal seminarBagian ini berisi halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.2. Bagian isi seminarBagian ini terdiri dari 4 (empat) bab yang meliputi:Bab I. PendahuluanBab ini memuat alasan pemilihan judul yang melatar-belakangi masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metodologi dan kerangka pikir serta sistematika penulisan.Bab II. Intrusi Air LautBab ini terdiri dari kajian mengenai intrusi air laut, yang meliputi pengertian, faktor-faktor terjadinya intrusi air laut, hukum ghyben-herzberg serta dampak dari adanya intrusi air laut.Bab III. Metode PenelitianBab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penyelidikan zonasi intrusi air laut meliputi pemetaan sebaran muka air tanah, dll.Bab IV. Kesimpulan Bab ini berisi mengenai aplikasi metode geolistrik dalam penentuan zonasi intrusi air laut3. Bagian akhir seminarBagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB IIINTRUSI AIR LAUT

2.1 PengertianIntrusi air laut adalah keadaan dimana masuknya air laut mengintrusi kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalam akuifer. Intrusi air laut telah terjadi di beberapa tempat, terutama daerah di sekitar pantai. Dengan kondisi berat jenis air laut yang lebih besar dari pada air tawar memungkinkan air laut mampu mendesak airtanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara airtanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan airtanah.

Gambar 2.1 mekanisme Intrusi Air LautIntrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan intrusi air laut diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan airtanah ke laut, serta fluktuasi airtanah di daerah pantai. Proses intrusi makin panjang bisa dilakukan pengambilan airtanah dalam jumlah berlebihan. Bila intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur akan menjadi asing sehingga tidak dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari.

2.2 Faktor faktor Penyebab Intrusi Air LautIntrusi air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :1. Aktivitas manusiaAktivitas manusia terhadap lahan maupun sumber daya air tanpa mempertimbangkan kelestarian alam tentunya dapat menimbulkan banyak dampak lingkungan. Bentuk aktivitas manusia yang berdampak pada sumberdaya air terutama intrusi air laut adalah pemompaan air tanah (pumping well) yang berlebihan dan keberadaannya dekat dengan pantai.2. Faktor batuanBatuan penyusun akuifer pada suatu tempat berbeda dengan tempat yang lain, apabila batuan penyusun berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah masuk ke dalam airtanah. Kondisi ini diimbangai dengan kemudahan pengendalian intrusi air laut dengan banyak metode. Sifat yang sulit untuk melepas air adalah lempung sehingga intrusi air laut yang telah terjadi akan sulit untuk dikendalikan atau diatasi3. Karakteristik pantaiPantai berbatu memiliki pori-pori antar batuan yang lebih besar dan bervariatif sehingga mempermudah air laut masuk ke dalam airtanah. Pengendalian air laut membutuhkan biaya yang besar sebab beberapa metode sulit dilakukan pada pantai berbatu. Metode yang mungkin dilakukan hanyaInjection Wellpada pesisir yang letaknya agak jauh dari pantai, dan tentunya materialnya berupa pasiran.Pantai bergisik/berpasir memiliki tekstur pasir yang sifatnya lebih porus. Pengendalian intrusi air laut lebih mudah dilakukan sebab segala metode pengendalian memungkinkan untuk dilakukan.Pantai berterumbu karang/mangrove akan sulit mengalami intrusi air laut sebab mangrove dapat mengurangi intrusi air laut. Kawasan pantai memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. Kawasan pantai sebagai daerah pengontrol siklus air dan proses intrusi air laut, memiliki vegetasi yang keberadaannya akan menjaga ketersediaan cadangan air permukaan yang mampu menghambat terjadinya intrusi air laut ke arah daratan. Kerapatan jenis vegetasi di sempadan pantai dapat mengontrol pergerakan material pasir akibat pergerakan arus setiap musimnya. Kerapatan jenis vegetasi dapat menghambat kecepatan dan memecah tekanan Terpaan angin yang menuju ke permukiman penduduk.4. Fluktuasi airtanah di daerah pantaiApabila fluktuasi air tanah tinggi maka kemungkinan intrusi air laut lebih mudah terjadi pada kondisi air tanah berkurang. Rongga yang terbentuk akibat air tanah rendah maka air laut akan mudah untuk menekan airtanah dan mengisi cekungan/rongga air tanah. Apabila fluktuasinya tetap maka secara alami akan membentuk interface yang keberadaannya tetap.Intrusi air laut merupakan bentuk degradasi sumberdaya air terutama oleh aktivitas manusia pada kawasan pantai. Hal ini perlu diperhatikan sehingga segala bentuk aktivitas manusia pada daerah tersebut perlu dibatasi dan dikendalikan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.

2.3 Hukum Ghyben HerzbergMenurut konsep Ghyben Herzberg, air asin dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi muka airtanah di atas muka air laut. Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat jenis antara air laut (1,025 g/cm3) dan berat jenis air tawar (1,000 g/cm3).

Gambar 2.2 Konsep intrusi Air Laur menurut Ghyben Herzbergketerangan:hf = elevasi muka airtanah di atas muka air laut (m)z = kedalamaninterfacedi bawah muka air laut (m)s = berat jenis air laut (g/cm3)f = berat jenis air tawar (g/cm3)Intrusi air laut dapat dikenali dengan melihat komposisi kimia airtanah. Perubahan ini terjadi dengan cara1. Reaksi kimia antara air laut dengan mineral-mineral akuifer.2. Reduksi sulfat dan bertambah besarnya konsentrasi karbon atau asam lemah lain.3. Terjadi pelarutan dan pengendapan.Revelle menggunakan nilai rasio antara klorida dan bikarbonat untuk mengevaluasi adanya intrusi air laut. Penggunaan klorida dikarenakan klorida merupakan ion dominan pada air laut dan bikarbonat merupakan ion dominan pada air tawar. Semakin tinggi nilai rasio, berarti pengaruh intrusi air laut makin besar, sedangkan bila nilai rasio rendah maka pengaruh intrusi air laut kecil.

2.4 Dampak Intrusi Air LautBerbagai dampak yang ditimbulkan oleh intrusi air laut, terutama dampak negatif atau yang merugikan seperti; terjadinya penurunan kualitas air tanah untuk kebutuhan manusia, amblesnya tanah karena pengekploitasian air tanah secara berlebihan, sedang bagi tanaman ada yang toleran terhadap kandungan garam atau air asin yang tinggi seperti, tanaman daerah rawa pantai, yaitu pohon bakau. Bagi tanaman yang tumbuh di tanah dengan kandungan garam yang rendah atau tumbuh pada tanah biasa, umumnya respon terhadap peningkatan kadar garam antara lain:1. Penurunan jumlah air yang diantarkan ke daun yang diperkirakan akibat perubahan tekanan osmosis. Akibat menurunnya perbedaaan konsentrasi antara air sel dengan air ftanah yang bergaram, diperkirakan akan menurun perbedaan tekanan osmosis relatif antara lain berfungsi menghisap air ke daun.2. Menyebabkan daun menjadi layu dan perubahan metabolisme akar.Berkurangnya kualitas air tanah karena sudah bercampur dengan air asin/ garam dan susah untuk mendapatkan air bersih. Bila hal ini dibiarkan, maka akan berdampak lebih besar terutama menganggu keseimbangan air tanah dengan air asin. Selain itu juga daerah yag terkena intrusi ini akan semakin luas terutama bagian hilirnya.Intrusi air laut adalah sesuatu yang dapat merusak lingkungan apabila dibiarkan dan tidak ada upaya yang dilakukan terutama bagi kelangsungan hidup manusia. berbagai upaya harus perlu dilakukan agar intrusi air laut tidak terjadi diantaranya: Mangrovisasi merupakan aktivitas penanaman mangrove (bakau) di pinggir pantai dan menjaga kelestariannya. Mengingat bahwa mangrove sebagaigreen belt(sabuk pengaman yang ramah lingkungan). Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem di wilayah pesisir yamg memilki kekhasan, baik dari bentuk batang, tajuk maupun sistem perakarannya.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Dalam kegiatan penyelidikan zonasi intrusi air laut diperlukan studi lapangan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan eksplorasi geofisika, dalam hal ini dengan metode geolistrik dalam menentukan kondisi bawah permukaannya. Sedangkan studi lapangan secara langsung dengan pengecekan sebaran kualitas air (asin, payau, fresh water) dan muka air tanah.Airtanah(groundwater)adalah air yang berada di bawah permukaan tanah pada zona jenuh (saturation zone) dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Kandungan air tanah di suatu daerah dipengaruhi oleh iklim/musim, kondisi penutup lahan, geomorfologi dan geologi.3.1 Pemetaan Muka Airtanah dan kemiringan airtanahMuka airtanah (hydraulis head) air tanah dariunconfined aquiferdisebut muka freatik (phreatic surface) atauwater table, sedangkan untukconfined aquiferdisebutpiezometric surface(sifatnya imajiner). Permukaan air tanah disebutwater table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona saturasi air.Model aliran air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan air tanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada tanah/batuan. Muka airtanah merupakan selisih dari datum (dpal) dikurangi tinggi muka air dari permukaan tanah seperti diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Muka airtanah

Untuk mengetahui muka freatik tersebut dilakukan pengukuran kedalaman sumur. Posisi atau letak sumur hasil survei tersebut perlu diketahui secara tepat untuk selanjutnya diplot ke dalam peta. Dari hasil survei ini akan dapat diperoleh peta kontur muka airtanah.

Gambar 3.2 Kontur Muka Freatik atau Equipotential Line (ILRI, 1972)Legenda :

- - - - - - - : Aliran airtanah-- 150 --- : Kontur muka freatikA:Recharge area, daerah perkolasiB: Discharge area

Arah aliran airtanah untukunconfined aquifer dapat ditentukan dengan metodetree point problem(Todd, 1959). Untuk itu diperlukan pengukuran elevasi muka freatik dari tiga sumur yang diketahui posisinya secara tepat. Arah aliran airtanah selalu tegak lurus 90o kontur airtanahnya dan mengalir dari kontur tinggi ke rendah. Peta atau gambar yangberisi kontur dan arah aliran airtanah sering dikenal sebagaiflownets.Cara penentuan arah aliran airtanah dengan menggunakan tiga titik ditunjukkan pada Gambar 3.3. Arah aliran airtanah dapat juga ditentukan melalui peta kontur muka air tanah. Untuk membuat flonets ikutilah prosedur berikut ini :Prosedur :1.Siapkan peta muka airtanah, kemudian tentukan kontur interval yang akan dibuat.2.Membuat peta kontur airtanah dengan metodeinterpolasi linier(seperti waktu anda membuat peta kontur muka bumi atau mengkonstruksi Isohyet).3.Setelah peta kontur airtanah siap, tentukanlah arah aliran airtanah dengan cara menarik garis tegak lurus (90o) kontur airtanah. Ingat bahwa arah aliran airtanah selalu menujuhydraulic headyang lebih rendah.4.Usahakan bujursangkar yang tergambar mempunyai bentuk dan luasan yang relative sama5.Tentukanlah daerah tangkapan (recharge) dan penurapan airtanah (discharge).

Gambar 3.3 Penentuan Arah Aliran Airtanah dengan Tree Point Problem (Todd, 1959)

3.2 Metode GeolistrikGeolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara injeksi arus listrik kedalam tanah. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah yang kemudian diukur dengan penggunakan multimeter.Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.

Gambar 3.4 Cara Kerja Metode GeolistrikUmumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.3.2.1 Kegunaan GeolistrikMengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang dicari adalah confined aquifer yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. Confined akifer ini mempunyai recharge yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk fondasi bangunan.Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.3.2.2 KonfigurasiMetoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan.Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dll.Spontaneous Potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda juga akan menyebabkan data yang terukur menjadi kurang benar.Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang mempunyai fasilitas seperti ini hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.3.2.2.1 KonfigurasiWenner

Gambar 3.5 Konfigurasi WennerKeunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.3.2.2.2 Konfigurasi SchlumbergerPada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 3.6 Konfigurasi SchlumbergerKelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.

Parameter yang diukur :1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)2. Arus (I)3. Beda Potensial ( V)Parameter yang dihitung :1. Tahanan jenis (R)2. Faktor geometrik (K)3. Tahanan jenis semu ( )Setelah diperoleh nilai-nilai dan d, kemudian dibuat penampang tegaknya (berupa kolom) sesuai harga d-nya (menggunakan skala). Selanjutnya dilakukan pendugaan unt interpretasi litologi penyusun pada masing-masing lapisan berdasarkan nilai .Penafsiran litologi ini akan semakin mendekati kebenaran apabila kita memiliki data bawah permukaan seperti data dari sumur. Jika tidak ada sumur, maka kita sebaiknya mengetahui geologi regional daerah penelitian tersebut atau data yang diperoleh dari pengamatan geologi daerah sekitar (untuk mengetahui variasi litologi).Tabel 3.1 Nilai Resistivitas

BAB IVKESIMPULAN

Intrusi air laut adalah keadaan dimana masuknya air laut mengintrusi kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalam akuifer. Menurut konsep Ghyben Herzberg, air asin dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi muka airtanah di atas muka air laut. Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat jenis antara air laut (1,025 g/cm3) dan berat jenis air tawar (1,000 g/cm3). Intrusi air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :1. Aktivitas manusia2. Faktor batuan3. Karakteristik pantai4. Fluktuasi airtanah di daerah pantaiDengan kondisi kimiawi air laut, intrusi air laut dapat berdampak negatif atau yang merugikan seperti; terjadinya penurunan kualitas air tanah untuk kebutuhan manusia, amblesnya tanah karena pengekploitasian air tanah secara berlebihan, sedang bagi tanaman ada yang toleran terhadap kandungan garam atau air asin yang tinggi seperti, tanaman daerah rawa pantai, yaitu pohon bakau. Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan dengan penataan dan pengendalian lingkungan. Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan penataan lingkungan diperlukan peta zonasi intrusi air laut dengan pendekatan pemetaan langsung dan pengambilan data secara tidaklangsung dengan metode geolistrik. Metode geolistrik ini mampu memetakan kondisi bawah permukaan dengan perekaman data hambatan jenis batuan sehingga dapat diinterpretasikan zonasi intrusi air laut.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Intrusi_air_Laut. Diakses tanggal 3 Desember 2013Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Soenarto, B., 1988. Penyusupan Air Asin dalam Air Tanah Jakarta, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan,2(8) Hal. 157-165Todd, D.K. 1980. Ground Water hydrology. Associate Professor of Civil Engineering California University, Jhon Wiley&Sons, New York