Introduction to ISM Code

77
1 Judul INTERNATIONAL SAFETY MANAGEMENT CODE (ISM CODE) [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

description

The ISM Code is an important tool to ensure safety of ship's operation as well as marine environment protection. Therefore, peoples who work in maritime sector should understand how the code is ................

Transcript of Introduction to ISM Code

Page 1: Introduction to ISM Code

1

Judul

INTERNATIONAL SAFETY MANAGEMENT CODE

(ISM CODE)

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 2: Introduction to ISM Code

2

What is ISM Code..? Suatu koda (petunjuk rinci) tentang manajemen internasional untuk mengoperasikan kapal agar selamat (safe operation) dan menjaga lingkungan laut dari pencemaran. Legalitas:

! SOLAS 1974 Chapter IX ! Resolusi IMO A.741(18) & amendment2nya. ! Kepres 65 tahun 1980 – Aksesi SOLAS 1974 !  SK. Dirjen Hubla NO: PY.67/1/6-96 tgl.12 Juli 1996 !  PM 45 tahun 2012 – Manajemen Keselamatan Kapal

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

MSC.104(73) 2000 MSC.179(79) 2004 MSC.195(80) 2005 MSC.273(85) 2008 MSC.353(92) 2013

Page 3: Introduction to ISM Code

3

ISM Code (as amended) ! SOLAS 1974 Chapter IX: “Management for

the safe operation of ships” ! Resolusi IMO A.741(18) dan Amandemen oleh

MSC.104(73): “ ISM Code Requirement (dari 13 elemen menjadi 16 elemen)

! Resolusi IMO A.1071(28): “ Revised Guidelines on implementation of the ISM Code by Administratons”

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

MSC.104(73) 2000 MSC.179(79) 2004 MSC.195(80) 2005 MSC.273(85) 2008 MSC.353(92) 2013

MSC-MEPC.7/Circ.6 MSC-MEPC.7/Circ.7 MSC-MEPC.7/Circ.8

Page 5: Introduction to ISM Code

5

Mengapa harus ISM Code…?

! Kecelakaan kapal sering terjadi à human factor … 80% à manajemen..?!

! Dukungan komitment dari atas sampai bawah yang seragam

! Mempertahankan standard keselamatan yang telah ada à usaha meningkatkan!

! Perangkat keras saja tidak cukup. Perlu perangkat lunak (manajemen)

Page 6: Introduction to ISM Code

6

Latar belakang à kasus

! Titanic à Atlantic Ocean 1912 ! Herald of Free Enterprise à 1987 ! Exxon Valdez à Alaska 24 Maret 1989 ! Amoco Cadis à Canada 1992 ! MS Estonia à 28 September 1994

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 7: Introduction to ISM Code

SOLAS 1974, as amended

7

Chapter I General Provisions (Ketentuan umum)

Chapter II-1 Construction - Subdivision and stability, machinery and electrical installations (Konstruksi, pembagian ruangan dan stabilitas, permesinan dan instalasi listrik)

Chapter II-2 Fire protection, fire detection and fire extinction (Pencegahan, Pendeteksian dan pemadaman kebakaran)

Chapter III Life-saving appliances and arrangements (Alat-alat keselamatan dan penataan)

Chapter IV Radiocommunications (Komunikasi radio)

Chapter V Safety of navigation (Keselamatan navigasi)

Chapter VI Carriage of Cargoes (Pengangkutan muatan)

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 8: Introduction to ISM Code

Capter 7 - 12

8

Chapter VII Carriage of dangerous goods (Pengangkutan muatan berbahaya) Chapter VIII Nuclear ships (Kapal nuklir)

Chapter IX Management for the Safe Operation of Ships (Manajemen untuk pengoperasian kapal-kapal secara aman)

Chapter X Safety measures for high-speed craft (Tindakan keselamatan kapal berkecepatan tinggi)

Chapter XI-1 Special measures to enhance maritime safety (Langkah langkah khusus untuk meningkatkan keselamatan maritim)

Chapter XII Additional safety measures for bulk carriers (Langkah keselamatan tambahan untuk kapal curah)

Chapter XI-2 Special measures to enhance maritime security (Langkah langkah khusus untuk meningkatkan keamanan maritim)

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 9: Introduction to ISM Code

Solas Consolidated

9

Chapter IX Management for the Safe Operation of Ships

(Manajemen untuk pengoperasian kapal-kapal secara aman)

Source: S O L A S 1974 (Consolidated Edition 2009)

•  Regulation 1: Definition •  Regulation 2: Application (Penerapan/Pemberlakuan)

•  Regulation 3: Safety management requirement (Persyaratan Manajemen

Keselamatan)

•  Regulation 4: Certification

•  Regulation 5: Maintenance of conditions (Pemeliharaan SM)

•  Regulation 6: Verification and control (Verifikasi dan pengawasan)

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 10: Introduction to ISM Code

Regulation 1: (Definitions)

10

For the purpose of this chapter, unless expressly provided otherwise

untuk dipergunakan di dalam bab ini, kecuali ditentukan lain : 1.  International Safety Management Code (ISM Code), means the International Management Code for the Safe Operation

of Ships and for Pollution Prevention adopted by the Organization by resolution A.741(18), as may be amended by the Organization, provided that such amendments are adopted, brought into force and take effect in accordance with the provisions of article VIII of the present Convention concerning the amendment procedures applicable to the annex other than chapter I.

•  (ISM Code adalah Ketentuan Manajemen Internasional untuk pengoperasian kapal secara aman dan pencegahana pencemaran diadopsi oleh Organisasi dengan resolusi A.741(18), dapat diubah perbaiki (amanded) oleh Organisasi, disiapkan agar amandemen tersebut diadopsi, diberlakukan dan efektif sesuai dengan ketentuan artikel VIII dari konvensi berkaitan dengan prosedur amandemen yang dapat diterapkan pada aneks, kecuali chapter I)

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 11: Introduction to ISM Code

Definisi 2

11

2. Company means the owner of the ship or any other organization or person such as the manager, or the bareboat charterer, who has assumed the responsibility for peration of the ship from the owner of the ship and who on assuming such responsibility has agreed to take over all the duties and responsibilities imposed by the International Safety Management Code.

Perusahaan adalah pemilik kapal atau organisasi lain atau manajer atau pencarter kapal secara bareboat, yang diberi tanggung jawab dalam pengoperasian kapal oleh pemilik kapal dan telah setuju untuk menerima semua tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan ISM Code.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 12: Introduction to ISM Code

Definisi 3 - 4

12

3. Oil tanker means oil tanker as defined in regulation II-1/2.12

Kapal tangki minyak adalah kapal tangki minyak sebagaimana disebutkan dalam aturan II-1/2.12

4. Chemical tanker means a chemical tanker as defined in

regulation VII/8.2 Kapal tangki kimia adalah kapal tangki kimia sebagaimana disebutkan dalam aturan VII/8.2

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 13: Introduction to ISM Code

Definisi 5 - 6

13

5. Gas carrier means a gas carrier as defined in regulation VII/11.2

Pengangkut gas adalah pengangkut gas sebagaimana disebutkan di dalam

aturan VII/11.2

6. Bulk carrier means a ship which is constructed generally which single deck, top-side tanks and hopper side tanks in cargo spaces, and is intended primarily to carry dry cargo in bulk, and includes such types as ore carriers and combination carriers,

Pengangkut muatan curah adalah sebuah kapal yang dikonstruksi pada

umumnya dengan dek tunggal, tangki di atas dan tangki samping di dalam

ruang muat, dan dimaksudkan terutama untuk mengangkut muatan kering

yang dicurah, dan termasuk pengangkut muatan biji-bijian dancampuran.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 14: Introduction to ISM Code

Definisi 7 - 8

14

7. Mobile offshore drilling unit (MODU) means a vessel capable of engaging in drilling operation for or explosion of resources beneath sea-bed such as liquid or gaseous hydrocarbons, sulphur or salt.

MODU adalah kapal yang mampu melaksanakan pekerjaan

pengeboran untuk atau penggalian sumber daya di bawah

dasar laut seperti hidrokarbon cair atau gas, belerang atau

garam.

8. High speed craft means a craft defined in regulation X/1.2.

Kapal kecepatan tinggi adalah kapal sebagaimana disebut di

dalam aturan X/1.2

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 15: Introduction to ISM Code

Regulation 2

15

Application P e n e r a p a n 1. This chapter applies to ships, regardless of the date of construction, as follows

Bab ini diterapkan untuk kapal-kapal, tanpa mengingat tahun

pembuatannya, sebagai berikut :

.1 passenger ships including passenger high-speed craft, not later than 1 July 1998;

kapal penumpang, termasuk kapal penumpang cepat, tidak melewati 1

Juli 1998);

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 16: Introduction to ISM Code

1.2 - 2

16

2. This chapter does not apply to government-operated ships used for noncommercial purposes.

bab ini tidak diwajibkan untuk kapal-kapal negara yang digunakan tidak untuk tujuan komersial.

.2 oil tankers, chemical tankers, gas carriers, bulk carriers and cargo high speed craft of 500 gross tonnage and upwards, not later than 1 July 1998; and

kapal tangki minyak, kapal tangki kimia, pengangkutgas, kapal muatan curah, dan kapal barang cepat 500 gros ton atau lebih, tidak melewati tanggal 1 Juli 1998 ; dan

.3 other cargo ships and mobile offshore drilling units of 500 gross tonnage and upwards, not later than 1 July 2002

kapal barang lainnya, unit pengeboran lepas pantai, tidak melewati tanggal 1 Juli 2000).

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 17: Introduction to ISM Code

Regulation 3

17

Safety management requirements

Persyaratan manajemen keselamatan 1. The company and the ship shall comply with the requirements of the International Safety Management Code.

Requirements of the Code shall be treated as mandatory

Perusahaan dan kapal harus melaksanakan persyaratan persyaratan ISM Code Persyaratan2 pada ISM Code harus diperlakukan sebagai

kewajiban 2. The ship shall be operated by a company holding a Document of Compliance referred to in regulation 4.

Kapal harus dioperasikan oleh perusahaan yang memiliki DOC,

sebagaimana dicantumkan dalam peraturan 4.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 18: Introduction to ISM Code

Regulation 4

18

Certification S e r t I f I k a s i

1. A Document of Compliance shall be issued to every company which complies with the requirements of the International Safety Management Code. This document shall be issued by the Administration, by an organization recognized by the Administration, or at the request of the Administration by another Contracting Government.

DOC diberikan kepada perusahaan yang telah memenuhi persyaratan ISM Code. Dokumen ini diterbitkan oleh pemerintah, organisasi yang diberi kewenangan, atau atas permintaan pemerintah kepada negara anggota lain.

2. A copy of the Document of Compliance shall be kept on board the ship in order that the master can produce in on request for verification.

Salinan DOC harus ada di kapal, sehingga Nakhoda dapat menunjukkan kepada petugas yang melakukan pemerikasaan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 19: Introduction to ISM Code

Reg 4: 3

19

3. A Certificate, called a Safety Management Certificate, shall be issued to every ship by the Administration or an organization recognized by the Administration. The Administration or organization recognized by it shall, before issuing the Safety Management

Certificate, verify that the company and its shipboard management operate in accordance with the approved safety-management system.

Sebuah sertifikat yang disebut SMC, diberikan kepada setiap

kapal oleh Pemerintah atau suatu organisasi yang diberi wewenang oleh Pemerintah. Pemerintah atau organisasi tersebut sebelum menerbitkan SMC harus memeriksa apakah perusahaan dan manajemen di darat dijalankan menurut sistem manajemen keselamatan yang telah disetujui.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 20: Introduction to ISM Code

Regulation 5

20

Maintenance of conditions

Pemeliharaan kondisi The Safety Management System shall be maintained in accordance with the provisions of the International

Safety Management Code.

Sistem Manajemen Keselamatan harus dipelihara sesuai

dengan ketentuan-ketentuan ISM Code.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 21: Introduction to ISM Code

Regulation 6

21

Verification and control Verifikasi dan pengawasan 1. The Administration, another Contracting Government at the request of the Administration or an organization recognized by the Administration shall periodically verify the proper functioning of

the ship's safety management system.

Pemerintah, negara anggota lain atas permintaan Pemerintah,

atau lembaga yang diberi wewenang, secara berkala harus

melakukan pemeriksaan fungsi-fungsi dari sistem manajemen

keselamatan di kapal.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 22: Introduction to ISM Code

2

22

2. Subject to the provisions of paragraph 3 of this regulation, a ship required to hold a certificate issued pursuant to the provisions of regulation 4.3 shall be subject to control in accordance with the provisions of regulation XI/4. For this purpose such certificate shall be treated as a certificate issued under regulation I/12 or I/13

Berkaitan dengan ketentuan paragrap 3 dari peraturan ini,

sebuah kapal yang diharuskan memiliki sertifikat yang

diterbitkan sesuai dengan ketentuan 4.3, harus diperiksa

sesuai dengan ketentuan peraturan XI/4. Untuk keperluan

ini sertifikat tersebut harus ditangani sebagai sertifikat

yang diterbitkan sesuai ketentuan peraturan 1/12 dan 1/13).

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 23: Introduction to ISM Code

3

! 3. In cases of change of flag State or company, special transitional arrangements shall be made in accordance with the guidelines developed by the Organization.

! Jika terjadi pergantian bendera atau perusahaan, pengaturan transisi tertentu harus dibuat, sesuai dengan petunjuk yang dibuat oleh IMO.

23 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 24: Introduction to ISM Code

RESOLUTION 3

24

Implementation of the International Safety Management (ISM) Code for cargo ships of less than 500 gross tonnage THE CONFERENCE, RECALLING the International Management Code for the Safe Operation of Ships and for Pollution Prevention (ISM Code) adopted by Organization by resolution A.741(18), whereby Governments were strongly urged to implement the ISM Code on a national basis as soon as possible but not later than 1 June 1998, pending development of the amendments to the 1974 SOLAS Convention on the mandatory application of the Code.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 25: Introduction to ISM Code

Noting….Recognizing

25

NOTING that chapter IX of the 1974 SOLAS Convention, which will, after its entry into force, make the ISM Code mandatory under the Convention, applies to cargo ships of 500 gross tonnage and over, this excluding a significant number of cargo ships of less than 500 gross tonnage from the application of that chapter.

RECOGNIZING that there is a need for appropriate organization of management to contribute to the achievements and maintenance of high standards of safety and environmental protection by all those serving on ships, even of less than 500 gross tonnage.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 26: Introduction to ISM Code

26

1. STRONGLY URGES Governments to implement as far as

practicable the ISM Code for cargo ships entitled to fly

their flags of 150 gross tonnage and over but less than 500

gross tonnage.

2. REQUESTS Governments to inform the Maritime Safety

Committee and the Marine Environment Protection

Committee of the Organization of the action they have

taken to implement the ISM Code for cargo ships of 150

gross tonnage and over but less than 500 gross tonnage.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 27: Introduction to ISM Code

ISM Code

27 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 28: Introduction to ISM Code

Preamble

28 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 29: Introduction to ISM Code

Preamble-1

29

1 The purpose of this Code is to provide an international standard for the safe management and operation of ships and for pollution prevention.

Tujuan : memberikan standar internasional untuk manajemen keselamatan & pengoperasian kapal, dan pencegahan pencemaran

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 30: Introduction to ISM Code

Preamble-2

30

2 The Assembly adopted resolution A.443(XI), by which it invited all Governments to take the necessary steps to safeguard the shipmaster in the proper discharge of his responsibilities with regard to maritime safety and the protection of the marine environment.

Sidang Paripurna : mengadopsi resolusi A.443(XI), mengundang semua pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memberikan dukungan kepada para Nakhoda dalam melaksanakan kewajibannya berkaitan dengan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkung [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 31: Introduction to ISM Code

Preamble-3

31

3. The Assembly also adopted resolution A.680(17), by which it further recognized the need for appropriate organization of management to enable it to respond to the need of those on board ships to achieve and maintain high standards of safety and environmental protection.

Dewan : Sidang paripurna juga mengesahkan resolusi A.680(17), Mengakui/menerima perlunya organisasi manajemen yang sesuai untuk merespon kebutuhan kapal untuk menjaga standard keselamatan dan pencegahan pencemaran

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 32: Introduction to ISM Code

Preamble-4 ! 4 ! Recognizing that no two shipping companies or shipsowners are the same, and

that ships operate under a wide range of different conditions, the Code is based on general principles and objectives.

32

Memahami/menerima : tidak ada dua buah perusahaan yang sama, dan kapal-kapal dioperasikan pada kondisi yang berbeda-beda, ISM Code di dasarkan pada prinsip-prinsip dan tujuan umum.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 33: Introduction to ISM Code

Preamble-5

33

5 The Code is expressed in broad terms so that it can have a widespread application. Clearly, different levels of management, whether shore-based or at sea, will require varying levels of knowledge and awareness of the items outlined ISM Code dibuat dalam bentuk umum, sehingga dapat diterapkan secara luas. Setiap tingkat manajemen, di darat maupun di kapal, membutuhkan tingkat pengetahuan yang berbeda-beda

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 34: Introduction to ISM Code

16 elemen

34

Bagian A: Elemen 1 – 12

Bagian B: Elemen 13 - 16

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 35: Introduction to ISM Code

Bagian A: Implementasi

35 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 36: Introduction to ISM Code

Elemen 1

36

1 G E N E R A L ( U M U M )

1.1 DEFINITIONS (DEFINISI) 1.1.1 ISM CODE adalah ketentuan Internasional tentang manajemen untuk - pengoperasian kapal secara aman; - pencegahan pencemaran; - dapat diubah (amended) oleh IMO. 1.1.2 COMPANY (PERUSAHAAN) : - pemilik/pengusaha atau pencarter kapal secara "bareboat";

- bertanggung jawab atas pengoperasian kapal, berarti setuju menerima tanggung jawab yang timbul

1.1.3 ADMINISTRATION (PEMERINTAH) : - pemerintah suatu negara yang benderanya dikibarkan di kapal;

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 37: Introduction to ISM Code

1.1.4 – 1.1.7

37

1.1.5 DOCUMENT OF COMPLIANCE - DOC (DOKUMEN KESESUAIAN) - dokumen (sertifikat) yang diberikan kepada perusahaan yang telah

melaksanakan persyaratan-persyaratan ISM Code

1.1.6 SAFETY MANAGEMENT CERTIFICATE - SMC (SERTIFIKAT MANAJEMEN KESELAMATAN)

- sertifikat yang diberikan kepada kapal menunjukkan bahwa perusahaan dan manajemen kapal dilaksanakan sesuai dengan sistem manajemen keselamatan yang telah disetujui (approved)

1.1.7 OBJECTIVE EVIDENCE (BUKTI OBJEKTIF) - sejumlah informasi tertulis atau pernyataan tentang suatu fakta berkaitan dengan keselamatan atau pelaksanaan sistem keselamatan - didapat berdasarkan observasi, penilaian atau pengujian/pertanyaan.

1.1.4 SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN) - sistem terstruktur dan terdokumentasi; - dengan sistem ini semua personil di perusahaan dan di kapal dapat melaksanakan

secara efektif kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 38: Introduction to ISM Code

1.1.8 – 1.1.12

38

1.1.8. OBSERVATION (OBSERVASI) - catatan suatu fakta - dibuat pada waktu dilakukan audit, dikuatkan oleh bukti objektif 1.1.9 NON COFORMITY (KETIDAK SESUAIAN) - situasi yang diamati berdasarkan bukti objektif - menunjukkan tidak dipenuhinya sesuatu persyaratan

1.1.10 MAJOR NON CONFORMITY (KETIDAK SESUAIAN BESAR) - penyimpangan yang menimbulkan ancaman serius thd keselamatan manusia

atau kapal - ancaman serius terhadap lingkungan - pelaksanaan ketentuan ISM Code yang tidak sistematis dan tidak efektif

1.1.11 ANNIVERSARY DATE (ULANG TAHUN) - hari dan bulan setiap tahun berkaitan dengan berakhirnya sesuatu dokumen

1.1.12 CONVENTION (KONVENSI) - SOLAS 1974 as amended

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 39: Introduction to ISM Code

1.2 – 1.2.2

39

1.2 OBJECTIVES (SASARAN)

1.2.1 - menjamin keselamatan di kapal; - mencegah kecelakaan dan korban jiwa; - mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan laut dan kerusakan harta benda. 1.2.2 sasaran manajemen keselamatan di perusahaan antara lain :   .1 - terlaksananya pengopersian kapal secara aman; - memberikan lingkungan kerja yang aman.   .2 - menetapkan langkah-langkah pencegahan terhadap setiap resiko yang dapat di

identifikasi;   .3 - meningkatkan terus menerus keterampilan para personil dalam hal manajemen keselamatan, di darat dan di kapal; - meningkatkan kesiapan menghadapi keadaan darurat, sehubungan dengan

keselamatan dan perlindungan lingkungan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 40: Introduction to ISM Code

1.2.3

40

1.2.3 safety management system, harus menjamin : .1 dipenuhinya aturan-aturan yang wajib di-laksanakan   .2 mempertimbangkan ketentuan-ketentuan, petunjuk petunjuk, standard-standar yang dianjurkan oleh IMO, Pemerintah, Biro Klasifikasi dan organisasi- organisasi maritim.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 41: Introduction to ISM Code

1.3 – 1.4

41

1.3 APPLICATION (PENERAPAN) ISM Code dapat diterapkan pada setiap kapal. 1.4 FUNCTIONAL REQUIREMENTS FOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM

(PERSYARATAN-PERSYARATAN FUNGSIONAL UNTUK SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN)

Setiap perusahaan harus menyusun, menerapkan dan memelihara suatu Sistem Manajemen Keselamatan (SMK = SAFETY MANAGEMENT SYSTEM/SMS), yang memasukkan ke dalamnya beberapa ketentuan berikut ini à halaman berikutnya

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 42: Introduction to ISM Code

1.4: .1 - .6

42

.1 kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan; .2 petunjuk-petunjuk dan prosedur-prosedur untuk menjamin pengopersian kapal secara aman dan perlindungan lingkungan yang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan internasional dan negara bendera; .3 tingkat kewenangan dan jalur-jalur komunikasi di darat dan di atas kapal, serta antara darat dan kapal; .4 prosedur pelaporan kejadian dan ketidak sesuaian terhadap ketentuan-ketentuan ISM Code; .5 prosedur untuk menyiapkan dan merespon keadaan darurat; .6 prosedur internal audit dan tinjauan manajemen.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 43: Introduction to ISM Code

Elemen 2: 2.1 – 2.2

43

2 SAFETY AND ENVIRONMENTAL PROTECTION POLICY

(KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

2.1 Membuat kebijakan : Perusahaan harus membuat kebijakan keselamatan dan perlindungn lingkungan yang menggambarkan bagaimana sasaran-sasaran dalam elemen 1.2 (objectives), akan dicapai

2.2 Pelaksanaan kebijakan : Perusahaan harus menjamin bahwa kebijakan dilaksanakan dan dipelihara pada setiap tingkat di dalam organisasi kapal maupun darat.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 44: Introduction to ISM Code

Elemen 3: 3.1 – 3.3

44

3 COMPANY RESPONSIBILITIES AND AUTHORITY

(TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN PERUSAHAAN) 3.1 Jika yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian kapal adalah bukan pemilik

(telah dilimpahkan kepada pihak lain) : - pemilik harus melaporkan nama lengkap dan data dari pihak yang menerima

tanggung jawab tersebut; 3.2 Perusahaan harus menentukan dan mendokumentasikan : - tanggung jawab; - kewenangan; - hubungan; setiap personil yang mengatur (para manajer), melaksanakan (para pelaksana) dan

memeriksa pekerjaan (para pengawas) yang berkaitan dengan dan berpengaruh terhadap keselamatandan pencegahan pencemaran;

3.3 Perusahaan bertanggung jawab untuk menjamin : - tersedianya sumber daya secara cukup; - tersedianya dukungan/bantuan, agar DPA dapat menjalankan tugasnya dengan

baik. [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 45: Introduction to ISM Code

Elemen 4

45

4 DESIGNATED PERSON(S) (ORANG YANG DITUNJUK)

Perusahaan harus menunjuk : Seorang atau beberapa orang sebagai DPA, untuk menjamin agar pengoperasian Kapal secara aman dan membuat jalur hubungan antara darat dan kapal :

- diberi akses langsung ke puncak pimpinan; - mempunyai kewajiban dan kewenangan memantau pengoperasian setiap kapal dalam

aspek keselamatan dan pencegahan pencemaran; - menjamin bahwa sumber daya dan bantuan dari darat diberikan sesuai kebutuhan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 46: Introduction to ISM Code

Elemen 5

46

5 MASTER'S RESPONSIBILITY AND AUTHORITY

(TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN NAKHODA)

5.1 Perusahaan harus menetapkan dan mendokumentasikan tanggung jawab Nakhoda, berkaitan dengan :

.1 implementasi kebijakan perusahaan dalam hal keselamatan dan perlindungan lingkungan;

.2 memotivasi ABK (anak buah kapal) untuk memahami kebijakan tsb; .3 memberikan perintah dan petunjuk secara jelas dan sederhana; .4 memeriksa apakah persyaratan-persyaratan khusus telah dicermati; .5 tinjauan ulang (review) SMS yang berlaku dan melaporkan penyimpangan penyimpangan yang terjadi kepada manajemen di darat.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 47: Introduction to ISM Code

5.2

47

5.2 Perusahaan harus menjamin bahwa SMS yang dilaksanakan di kapal :

- berisi ketentuan yang jelas, menekankan kewenangan kewenangan Nakhoda;

- menetapkan kewenangan lebih (overriding) Nakhoda dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan berkaitan dengan keselamatan dan pencegahan pencemaran;

- Nakhoda dapat meminta bantuan yang diperlukan dari perusahaan

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 48: Introduction to ISM Code

Elemen 6: 6.1 – 6.2

48

6 RESOURCES AND PERSONNEL (SUMBER DAYA DAN PERSONIL)

6.1 Perusahaan harus menjamin bahwa Nakhoda :

.1 benar-benar mampu (properly qualified) untuk memimpin kapal;

.2 memahami sepenuhnya Safety Management System (SMS) perusahaan;

.3 diberi dukungan secukupnya, sehingga tugas-tugas Nakhoda dapat terlaksana dengan baik.

6.2 Perusahaan harus menjamin bahwa setiap kapal diawaki oleh pelaut-pelaut :

- qualified (mampu & kompeten);

- memiliki sertifikat yang sesuai;

- sehat;

sesuai dengan persyaratan nasional dan internasional.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 49: Introduction to ISM Code

6.3 – 6.4

49

6.3 Perusahaan harus membuat prosedur untuk menjamin :

setiap personil baru;

personil yang dipindah ke bagian baru; berkaitan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan,

harus diberikan :

� pengenalan (familiarization), tentang tugas-tugasnya yang baru;

� instruksi-instruksi serta petunjuk-petunjuk sebelum berlayar, dan didokumentasikan.

6.4 Perusahaan harus menjamin bahwa setiap personil yang terlibat SMS memahami :

- peraturan-peraturan;

- ketentuan-ketentuan;

- persyaratan-persyaratan;

- petunjuk-petunjuk;

yang terkait dengan SMS dan dengan setiap kegiatan. [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 50: Introduction to ISM Code

6.5 – 6.7

50

6.5 Perusahaan harus membuat prosedur :

- untuk mengidentifikasi pelatihan yang mungkin diperlukan untuk menunjang SMS;

- pelatihan tersebut diberikan kepada semua personil terkait.

6.6 Perusahaan harus membuat prosedur untuk memberikan :

informasi kepada setiap awak kapal tentang SMS dalam bahasa yang mudah dimengerti.

6.7 Perusahaan harus menjamin :

- awak kapal mampu berkomunikasi secara efektif dalam melaksanakan SMS.

Page 51: Introduction to ISM Code

Elemen 7

51

7 DEVELOPMENT OF PLAN FOR SHIPBOARD OPERATION

(PEMBUATAN RENCANA PENGOPERASIAN KAPAL)

Perusahaan harus membuat prosedur : - untuk menyiapkan rencana dan petunjuk-petunjuk; termasuk checklist yang

diperlukan; - sebagai pedoman utama dalam pengoperasian kapal; - penugasan-penugasan ditentukan bagi personil-personil.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 52: Introduction to ISM Code

Elemen 8

52

8 EMERGENCY PREPAREDNESS

(KESIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT) 8.1 Perusahaan harus membuat prosedur, untuk :

- mengidentifikasi; - menggambarkan; - merespon; setiap situasi darurat yang potensial dapat terjadi.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 53: Introduction to ISM Code

8.2 – 8.3

53

8.2 Perusahaan harus menyusun program latihan: - untuk menyiapkan tindakan dalam keadaan darurat di darat dan di kapal;

8.3 SMS harus menyiapkan langkah-langkah yg menjamin bahwa : organisasi perusahaan dapat merespon setiap saat terhadap setiap kecelakaan dan setiap keadaan darurat, yang melibatkan kapal-kapalnya.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 54: Introduction to ISM Code

Elemen 9

54

9 REPORTS AND ANALYSIS OF NON-CONFORMITIES,

ACCIDENTS AND HAZARDOUS OCCURANCES (PELAPORAN DAN ANALISA KETIDAKSESUAIAN,

KECELAKAAN DAN KEJADIAN BERBAHAYA) 9.1 SMS harus mencakup prosedur pelaporan :

- setiap ketidak sesuaian; - setiap kecelakaan; - setiap keadaan/kejadiaan berbahaya; Setiap pelaporan dianalisa dan diselidiki, untuk meningkatkan keselamatan dan perlindungan lingkungan.

9.2 Perusahaan harus menyusun prosedur :

- untuk melaksanakan tindakan perbaikan (correction action).

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 55: Introduction to ISM Code

Elemen 10

55

10 MAINTENANCE OF THE SHIP AND EQUIPMENT (PEMELIHARAAN KAPAL DAN PERALATANNYA)

10.1 Perusahaan harus membuat prosedur untuk menjamin kapal dirawat sesuai dengan :

- persyaratan peraturan yang berlaku;

- persyaratan ketentuan dari perusahaan.

10.2 Dalam memenuhi persyaratan, harus menjamin :

.1 pemeriksaan dilakukan dalam selang waktu yang tepat;

.2 setiap ketidak sesuaian dilaporkan disertai penyebabnya kalau mungkin;

.3 langkah perbaikan dilakukan;

.4 setiap kegiatan dicatat.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 56: Introduction to ISM Code

10.3 – 10.4

56

10.3 Perusahaan harus membuat prosedur :

- untuk mengidentifikasi peralatan dan sistem teknis yang apabila tiba-tiba rusak, mengakibatkan bahaya;

- menyiapkan langkah-langkah khusus, meliputi uji coba berkala peralatan atau sistem teknis dari peralatan cadangan yang dioperasikan tidak terus menerus.

10.4 Kegiatan-kegiatan tersebut :

- merupakan bagian tidak terpisah dari program perawatan rutin.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 57: Introduction to ISM Code

Elemen 11

57

11 DOCUMENTATION

( D O K U M E N T A S I )

11.1 Perusahaan harus membuat prosedur : - untuk mengendalikan dokumen dan data yang relevan dengan SMS.

11.2 Perusahaan harus menjamin :

.1 dokumen yang masih berlaku tersedia ditempat-tempat yang sesuai;

.2 perubahan dokumen harus ditinjau dan disetujui oleh personil yang berwenang;

.3 dokumen yang tidak berlaku disingkirkan. 11.3 Dokumen yang digunakan sebagai panduan disebut Safety Management Manual :

- dokumen dibuat dalam bentuk yang paling efektif; 

- setiap kapal membawa semua dokumen yang diperlukan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 58: Introduction to ISM Code

Elemen 12

58

12 COMPANY VERIFICATION, REVIEW AND EVALUATION

(VERIFIKASI, TINJAUAN DAN EVALUASI PERUSAHAAN) 12.1 Perusahaan harus melaksanakan internal audit :

- untuk memverifikasi apakah kegiatan-kegiatan keselamatan

dan pencegahan pencemaran sesuai dengan SMS. 12.2 Perusahaan harus mengevaluasi secara berkala :

- apakah SMS telah berjalan secara efisien;

- jika perlu meninjau ulang SMS.

12.3 Pelaksanaan :

- audit dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat;

- langkah perbaikan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 59: Introduction to ISM Code

12.4 – 12.6

59

12.4 Personil pelaksana audit (internal auditor) :

- harus bebas dari kegiatan yang diaudit, kecuali apabila sangat tidak mungkin, mengingat kondisi dan besarnya perusahaan.

12.5 Hasil audit dan tinjauan (review)

- harus diberikan perhatian oleh personil yang bertanggung jawab dan yang terkait.

12.6 Tindakan perbaikan (corrective action) :

- personil yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan segera.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 60: Introduction to ISM Code

Bagian B

60 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 61: Introduction to ISM Code

Elemen 13

61

13 CERTIFICATION, VERIFICATION AND CONTROL

(SERTIFIKASI, VERIFIKASI DAN KONTROL)

13.1 Kapal harus dioperasikan oleh perusahaan yang memiliki DOC (dokumen kesesuaian) atau DOC sementara (interim)

13.2 Penerbitan DOC :

- oleh pemerintah negara bendera; - oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah; - oleh pemerintah atas nama pemerintah negara bendera. - tidak lebih dari 5 (lima) tahun - DOC merupakan bukti bahwa perusahaan mampu melaksanakan persyaratan-persyaratan ISM Code

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

MS ESTONIA

Page 62: Introduction to ISM Code

13.3 – 13.6

62

13.3 DOC hanya berlaku untuk satu jenis kapal, yang disebut dalam dokumen tersebut

- untuk jenis kapal lain dapat ditambahkan dalam DOC apabila perusahaan telah dapat menunjukkan kemampuan memenuhi persyaratan ISM Code untuk mengoperasikan kapal lain tersebut 13.4 Berlakunya DOC tergantung hasil pemeriksaan tahunan, yang dilaksanakan 3

(tiga) bulan sebelum dan sesudah tanggal "anniversary" 13.5 DOC harus dicabut oleh pemerintah negara bendera, atau pemerintah lain

yang menerbitkan atas permintaan negara bendera, jika diketemukan "major NC“ 13.5.1 Dokumen lain yang berkaitan dengan DOC juga harus dicabut, apabila DOC dicabut.

13.6 Salinan DOC : - harus ada di kapal, agar Nakhoda dapat menun-jukkannya bila diminta oleh yang berwenang

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 63: Introduction to ISM Code

13.7 – 13.8

63

13.7 Sertifikat SMC (Safety Management Certificate) : - harus dimiliki oleh setiap kapal yg diwajibkan, berlaku

paling lama 5 (lima) tahun ; - diterbitkan oleh pemerintah negara bendera; oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah; oleh pemerintah lain yang diminta oleh pemerintah negara bendera - sebelum diberikan SMC, perusahaan harus telah memiliki DOC; - kapal diaudit terlebih dahulu.

13.8 - Berlakunya SMC tergantung hasil pemeriksaan antar waktu yang dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga/pemerintah negara lain yang diminta; - Apabila pemeriksaan antar waktu hanya dilakukan sekali, sedangkan masa berlakunya 5 (lima) tahun, maka pemeriksaan dilaksanakan antara ulang tahun (anniversary) kedua dan ketiga.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 64: Introduction to ISM Code

13.9 – 13.11

64

13.9 SMC harus dicabut oleh pemerintah negara bendera atau pemerintah negara lain yang diminta, apabila diketemukan major NC

13.10 - Apabila pemeriksaan untuk pembaharauan DOC atau SMC dapat selesai di dalam tiga bulan sebelum tanggal akhir masa berlaku, maka DOC atau SMC yang baru, mulai berlaku pada saat selesai pemeriksaan - DOC atau SMC tersebut berlaku untuk tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

13.11 - Apabila pemeriksaan untuk pembaharuan DOC atau SMC dapat selesai di dalam lebih dari tiga bulan sebelum tanggal akhir masa berlaku, maka DOC atau SMC yang baru, mulai berlaku pada saat selesai pemeriksaan - DOC atau SMC tersebut berlaku untuk tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 65: Introduction to ISM Code

Elemen 14

65

14 INTERIM CERTIFICATION

(SERTIFIKASI SEMENTARA)

14.1 - DOC sementara diterbitkan oleh pemerintah negara bendera, untuk perusahaan : > yang baru mulai (pertama kali) melaksanakan ISM Code > yang menambah jumlah kapal dengan jenis baru. - DOC sementara diberikan kepada perusahaan yang telah

melaksanakan SMS, dgn masa berlaku tidak lebih dari 12 bl. - Salinan (fotokopi) DOC sementara harus ada di kapal, untuk

ditunjukkan apabila ada pemeriksaan. - Salinan (fotokopi) DOC sementara tidak harus disahkan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 66: Introduction to ISM Code

14.2 – 14.3 SMC sementara ! 14.2 - Safety Management Certificate (SMC) sementara (interim)

diterbitkan oleh pemerintah negara bendera atau pemerintah negara lain yang diminta, bagi kapal : ! baru dibeli (diterima) ! perusahaan baru menerima tanggung jawab terhadap pengoperasian

kapal secara bareboat charter ! berganti bendera ! SMC sementara (interim) diberikan dengan masa berlaku tidak lebih

dari 6 (enam) bulan

! 14.3 - Pemerintah negara bendera atau negara lain yang diminta, dalam keadaan khusus dapat memperpanjang masa berlakunya SMC sementara (interim) untuk waktu tidak lebih dari 6 (enam) bulan.

66 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 67: Introduction to ISM Code

14.4

67

14.4 - SMC sementara (interim) diterbitkan setelah dilaksanakan verifikasi (pemeriksaan), bahwa :

.1 DOC yang telah diberikan relevan dengan kapal yang akan diberi SMC

.2 Safety Management System telah dibuat oleh perusahaan untuk kapal terkait, kapal telah diperiksa (audit)

.3 Perusahaan telah membuat rencana audit kapal terkait di dalam waktu 3 (tiga) bulan.

.4 Nakhoda dan para Perwira telah memahami sistem manajemen keselamatan kapal dan pelaksanaannya.

.5 Petunjuk-petunjuk penting telah diberikan sebelum kapal berlayar.

.6 Petunjuk-petunjuk maupun informasi mengenai SMS diberikan dalam bahasa praktis, sederhana dan mudah dimengerti oleh awak kapal.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 68: Introduction to ISM Code

Elemen 15

68

15 V E R I F I C A T I O N ( V E R I F I K A S I )

15.1 Setiap verifikasi (pemeriksaan) terhadap ketentuan-ketentuan

ISM Code dilaksanakan sesuai prosedur yang diterima oleh pemerintah, dengan mengikuti acuan dari IMO.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 69: Introduction to ISM Code

Elemen 16

69

16 FORMS OF CERTIFICATE

(FORMAT SERTIFIKAT)

16.1 DOC, SMC, DOC sementara, SMC sementara harus dibuat dengan bentuk sesuai dengan model sebagaimana ditunjukkan dalam apendiks. - Jika bahasa yang digunakan bukan bahasa Inggris atau

bahasa Perancis, maka harus diterjemahkan ke dalam salah satu bahasa tersebut.

16.2 Sebagai tambahan persyaratan dalam paragrap 13.3, jenis kapal yang

disebut dalam DOC dan di dalam DOC sementara, dapat dikukuhkan untuk menunjukkan batas-batas pengoperasian kapal-kapal, diuraikan dalam sistem manajemen keselamatan.

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 70: Introduction to ISM Code

Bagan: Proses Verifikasi dan Sertifikasi DOC Perusahaan yang telah beroperasi secara normal

SK DJPL No: PY.65/1/1-98, 30 Maret 1998 (lamp.I)

! DJPL: Direktur Jenderal Perhubungan Laut ! BK: Badan Klasifikasi ! SMK: Sistim Manajen Keselamatan ! DOC: Document Of Compliance ! NC: Non Conformity 70

Permohonan verifikasi ke BK

DOC PERMANEN (DJPL)

BK sampaikan jadwal verifikasi ke DJPL

Verifikasi Kegiatan perusahaan

Kaji Dokmen SMK perusahaan

Tindakan perbaikan oleh perusahaan

Tindakan perbaikan oleh perusahaan

Pembukaan/Penutupan verifikasi

Apakah ada N.C ?

Apakah Dokumen memenuhi

Syarat?

Laporkan ke DJPL

DOC Sementara (BK)

YA

YA

TIDAK

TIDAK

TIDAK

Page 71: Introduction to ISM Code

Bagan: Verifikasi dan Sertifikasi DOC Sementara Perusahaan Baru / Masa Transisi

SK DJPL No: PY.65/1/1-98, 30 Maret 1998 (lamp.II)

! DJPL: Direktur Jenderal Perhubungan Laut ! BK: Badan Klasifikasi ! SMK: Sistim Manajen Keselamatan ! DOC: Document Of Compliance ! NC: Non Conformity 71

Permohonan verifikasi ke BK

DOC PERMANEN (DJPL)

BK sampaikan jadwal verifikasi ke DJPL

Verifikasi Kegiatan perusahaan

Kaji Dokmen SMK perusahaan

Tindakan perbaikan oleh perusahaan

Pembukaan/Penutupan verifikasi

Apakah ada N.C ?

Apakah Dokumen memenuhi

Syarat §1,2,3

Laporkan ke DJPL

DOC Sementara (BK) Dan syarat penerapan

Seluruh elemen

YA

TIDAK

Page 72: Introduction to ISM Code

Bagan: Verifikasi dan Sertifikasi SMC SK DJPL No: PY.65/1/1-98, 30 Maret 1998

(lamp.III)

! DJPL: Direktur Jenderal Perhubungan Laut ! BK: Badan Klasifikasi ! SMK: Sistim Manajen Keselamatan ! SMC: Safety Management Certificate ! NC: Non Conformity 72

YA

Permohonan verifikasi kapal ke BK

SMC PERMANEN (DJPL)

BK sampaikan jadwal verifikasi ke DJPL

Verifikasi Kegiatan kapal

Tindakan perbaikan oleh perusahaan

Apakah ada N.C ?

Apakah Dokumen memenuhi

Par. 1,2,3?

Laporkan ke DJPL

SMC Sementara (BK)

YA

TIDAK

Page 73: Introduction to ISM Code

Tahapan langkah-langkah persiapan kegiatan kapal/perusahaan

! 1. Tahap peninjauan Ulang (review) dan penilaian kembali (reassessment)

! 2. Tahap persiapan ! 3. Tahap Uji Coba ! 4. Tahap evaluasi dan penyempurnaan ! 5. Tahap persiapan Akhir

73 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 74: Introduction to ISM Code

Pyramida Dokumentasi

! Company Safety Policy

! Safety Manual ! Safety Procedures ! Safety Working

Instructions ! Safety Records

74

12

3

4

5

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 75: Introduction to ISM Code

Contoh: Company Safety Policy ! The Company, from top to lower

management committed to enhance maritime safety and marine environment protection at highest level of priority.

! Designated Person Ashore (D.P.A) has authority and responsibility direct under the top management to perform inspection and facilitate all ships which are operated by the company.

75

•  Company safety Policy dapat dilihat pada ‘Ships Operation Manual’ (SOM) di bagian awal

[email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 76: Introduction to ISM Code

Contoh: Procedure on receiving cargo

! Chief Officer is the one in charge of receiving cargo onboard

! To perform cargo operation, the chief officer shall be assisted by (at least) 2 officers of watch.

! Every duty officer shall be assisted by (at lest) 1 able body seaman (AB).

! The duty officer and one AB will take on duty every 6 hours

76 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.

Page 77: Introduction to ISM Code

Terima kasih

77 [email protected] Capt. Hadi Supriyono, M.M, M.Mar.