Intracellular Killing

3
? PROSES FAGOSITOSIS Sebelum peristiwa fagositosis akan terjadi kemotaksis yaitu migrasi sel fagosit ke jaringan karena pengaruh berbagai zat atau substansi dalam serum seperti C5a, N-formilmetionil peptida, sel limfosit, kolagen, dan elastin. Juga dikenal beberapa substansi yang bersifat kemotaktik untuk eosinofil dan neutrofil yang berasal dari komplemen ( complement-derived chemotactic ), faktor kemotaktik dari eosinofil ( eosinophilic chemotactic factor ), dan mediator yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Pada proses fagositosis mikroba harus menempel terlebih dahulu di permukaan sel fagosit. Sebelumnya mikroba sudah diserang dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini dapat terjadi karena terdapat reseptor fragmen Fc dan reseptor C3b pada membran sel fagosit, makrofag dan neutrofil. Penempelan ini akan memulai fase menelan ( ingestion ) yang dipengaruhi sistem kontraktil aktin-miosin. Akan terbentuk pseudopodia di sekitar mikroba dan membran plasma akan ditarik mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai terbentuk vakuola (fagosom). Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudian granula berpadu dengan fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme tersebut. Proses pemusnahan Peristiwa tergantung oksigen Setelah proses fagositosis akan terjadi peningkatan aktivasi pirau heksosamofosfat menghasilkan NADPH yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi ikatan molekul oksigen dengan sitokrom membran plasma (Cyt-b245) dan menyebabkan peningkatan hebat pemakaian oksigen ( burst oxygen consumption ). Oksigen akan diubah menjadi anion superoksida, hidrogen peroksida, O 2 , dan radikal hidroksil yang kesemuanya adalah mikrobisid kuat. Selanjutnya kombinasi peroksida, mieloperoksidase dan ion halida membentuk sistem halogen yang dapat membunuh bakteri dan virus. Pada proses fagositosis mikroba harus menempel

description

Intracellular Killing

Transcript of Intracellular Killing

docx

PROSES FAGOSITOSISSebelum peristiwa fagositosis akan terjadi kemotaksis yaitu migrasi sel fagosit ke jaringan karena pengaruh berbagai zat atau substansi dalam serum seperti C5a, N-formilmetionil peptida, sel limfosit, kolagen, dan elastin. Juga dikenal beberapa substansi yang bersifat kemotaktik untuk eosinofil dan neutrofil yang berasal dari komplemen (complement-derived chemotactic), faktor kemotaktik dari eosinofil (eosinophilic chemotactic factor), dan mediator yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil.Pada proses fagositosis mikroba harus menempel terlebih dahulu di permukaan sel fagosit. Sebelumnya mikroba sudah diserang dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini dapat terjadi karena terdapat reseptor fragmen Fc dan reseptor C3b pada membran sel fagosit, makrofag dan neutrofil. Penempelan ini akan memulai fase menelan (ingestion) yang dipengaruhi sistem kontraktil aktin-miosin. Akan terbentuk pseudopodia di sekitar mikroba dan membran plasma akan ditarik mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai terbentuk vakuola (fagosom). Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudian granula berpadu dengan fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme tersebut.Proses pemusnahanPeristiwa tergantung oksigenSetelah proses fagositosis akan terjadi peningkatan aktivasi pirau heksosamofosfat menghasilkan NADPH yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi ikatan molekul oksigen dengan sitokrom membran plasma (Cyt-b245) dan menyebabkan peningkatan hebat pemakaian oksigen (burst oxygen consumption). Oksigen akan diubah menjadi anion superoksida, hidrogen peroksida, O2, dan radikal hidroksil yang kesemuanya adalah mikrobisid kuat. Selanjutnya kombinasi peroksida, mieloperoksidase dan ion halida membentuk sistem halogen yang dapat membunuh bakteri dan virus.Pada proses fagositosis mikroba harus menempel terlebih dahulu di permukaan sel fagosit. Sebelumnya mikroba sudah diserang dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini dapat terjadi karena terdapat reseptor fragmen Fc dan reseptor C3b pada membran sel fagosit, makrofag dan neutrofil. Penempelan ini akan memulai fase menelan (ingestion) yang dipengaruhi sistem kontraktil aktin-miosin. Akan terbentuk pseudopodia di sekitar mikroba dan membran plasma akan ditarik mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai terbentuk vakuola (fagosom). Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudian granula berpadu dengan fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme tersebut.Proses pemusnahanPeristiwa tergantung oksigenSetelah proses fagositosis akan terjadi peningkatan aktivasi pirau heksosamofosfat menghasilkan NADPH yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi ikatan molekul oksigen dengan sitokrom membran plasma (Cyt-b245) dan menyebabkan peningkatan hebat pemakaian oksigen (burst oxygen consumption). Oksigen akan diubah menjadi anion superoksida, hidrogen peroksida, O2, dan radikal hidroksil yang kesemuanya adalah mikrobisid kuat. Selanjutnya kombinasi peroksida, mieloperoksidase dan ion halida membentuk sistem halogen yang dapat membunuh bakteri dan virus.Proses pemusnahan oleh fagositMekanisme tergantung oksigenGlukosa + NADP*NADPH + O22O2 + 2H+O2- + H2O2H2O2 + Cl-OCl- + H2O2O2 + 2H+2H2O2pirau heksosa monofosfat sitokrom b-245 stimulasi spontan myeloperoksidasedismutase superoksidaPentosa fosfat + NADPH + O2Pelepasan O2 + pembentukan ion peroksidaNADP* + O2-H2O2 + O2OH + OH- + O2Pembentukan zat mikrobisida spontanOCl_ + H2O Molekul mikrobisidal1O2 + Cl_ + H2OO2 + H2O22H2O + O2 mekanisme pelindung yang digunakan host + mikrobaMekanisme tidak tergantung oksigenProtein kationik (katepsin G)LisozimLaktoferinEnzim proteolitikBerbagai enzim proteolitik Merusak membran mikrobaMemecah mukopeptida di dinding bakteriProliferasi bakteri dengan besiOrganisme mati dimusnahkan(JA Bellanti, JV Kadlec) Peristiwa tidak tergantung oksigenDi samping peristiwa fagositosis yang tergantung oksigen, juga terdapat peristiwa fagositosis yang tidak tergantung oksigen. Keadaan pH yang rendah, lisozim, dan laktoferin merupakan faktor bakterisid dan bakteriostatik dalam keadaan tidak ter- gantung oksigen. Dalam peristiwa yang tidak tergantung oksigen ini, mikroorganisme yang dibunuh kemudian dicerna oleh enzim hidrolise dan hasilnya akan dilepas keluar.

?

Peristiwa tergantung oksigenSetelah proses fagositosis akan terjadi peningkatan aktivasi pirau heksosamofosfat menghasilkan NADPH yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi ikatan molekul oksigen dengan sitokrom membran plasma (Cyt-b245) dan menyebabkan peningkatan hebat pemakaian oksigen (burst oxygen consumption). Oksigen akan diubah menjadi anion superoksida, hidrogen peroksida, O2, dan radikal hidroksil yang kesemuanya adalah mikrobisid kuat. Selanjutnya kombinasi peroksida, mieloperoksidase dan ion halida membentuk sistem halogen yang dapat membunuh bakteri dan virus.Proses pemusnahan oleh fagositMekanisme tergantung oksigenGlukosa + NADP*NADPH + O22O2 + 2H+O2- + H2O2H2O2 + Cl-OCl- + H2O2O2 + 2H+2H2O2pirau heksosa monofosfat sitokrom b-245 stimulasi spontan myeloperoksidasedismutase superoksidaPentosa fosfat + NADPH + O2Pelepasan O2 + pembentukan ion peroksidaNADP* + O2-H2O2 + O2OH + OH- + O2Pembentukan zat mikrobisida spontanOCl_ + H2O Molekul mikrobisidal1O2 + Cl_ + H2OO2 + H2O22H2O + O2 mekanisme pelindung yang digunakan host + mikrobaMekanisme tidak tergantung oksigenProtein kationik (katepsin G)LisozimLaktoferinEnzim proteolitikBerbagai enzim proteolitik Merusak membran mikrobaMemecah mukopeptida di dinding bakteriProliferasi bakteri dengan besiOrganisme mati dimusnahkan(JA Bellanti, JV Kadlec) Proses pemusnahan

Di samping peristiwa fagositosis yang tergantung oksigen, juga terdapat peristiwa fagositosis yang tidak tergantung oksigen. Keadaan pH yang rendah, lisozim, dan laktoferin merupakan faktor bakterisid dan bakteriostatik dalam keadaan tidak ter- gantung oksigen. Dalam peristiwa yang tidak tergantung oksigen ini, mikroorganisme yang dibunuh kemudian dicerna oleh enzim hidrolise dan hasilnya akan dilepas keluar.Peristiwa tidak tergantung oksigen