Intoksikasi Baygon

4
Intoksikasi Baygon Pernahkah anda tahu cara mengatasi bila orang terdekat anda teracuni oleh bahan kimia ??? Kebanyakan orang terlalu bingung bila dihadapkan dengan masalah ini. Jadi simak baik2 gan. Intoksikasi (keracunan) adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia. Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada dua macam insektisida yang paling banyak digunakan dalam pertanian adalah : 1. Insektisida hidrokarbo khlorin (IHK = chlorinated hydrocarbon) 2. Insektisida fosfat organic (IFO = organo phosphate insecticide). Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat - sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini menembus kulit yang normal (intact), juga dapat diserap di paru dan saluran makanan, namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti halnya golongan IHK. Macam – macam IFO adalah Malathion (Tolly), Paraathion, Diazinon, Basudin, Paraoxon dan lain – lain. IFO sebenarnya dibagi 2 macam yaitu IFO murni dan golongan carbamate. Salah satu contoh golongan carbamate adalah baygon. Patogenesis IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi) enzim asetilkolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis Akh dengan jalan mengadakan ikatan Akh- KhE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi ikatan IFO – KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan AKh

description

(_u89U(&U

Transcript of Intoksikasi Baygon

Page 1: Intoksikasi Baygon

Intoksikasi Baygon

Pernahkah anda tahu cara mengatasi bila orang terdekat anda teracuni oleh

bahan kimia ??? Kebanyakan orang terlalu bingung bila dihadapkan dengan

masalah ini. Jadi simak baik2 gan. Intoksikasi (keracunan) adalah masuknya zat

atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada

yang menggunakannya.

Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia

untuk membasmi hama yang merugikan manusia. Termasuk peptisida ini adalah

insektisida. Ada dua macam insektisida  yang paling banyak digunakan dalam

pertanian adalah :

1.   Insektisida hidrokarbo khlorin (IHK = chlorinated hydrocarbon)

2.   Insektisida fosfat organic (IFO = organo phosphate insecticide).

Yang  paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus

meningkat. Sifat  - sifat dari IFO adalah insektisida poten  yang paling banyak

digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya

adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini menembus kulit yang normal (intact), juga dapat

diserap di paru dan saluran makanan, namun tidak berakumulasi dalam jaringan

tubuh seperti halnya golongan IHK.

Macam – macam IFO adalah Malathion (Tolly), Paraathion, Diazinon, Basudin,

Paraoxon dan lain – lain. IFO sebenarnya dibagi 2 macam yaitu IFO murni dan

golongan carbamate. Salah satu contoh golongan carbamate adalah baygon.

Patogenesis

IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi) enzim asetilkolinesterase tubuh

(KhE). Dalam  keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis Akh dengan

jalan mengadakan ikatan Akh- KhE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih

tinggi ikatan IFO – KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan

AKh di tempat – tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan AKh

yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP

(menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP).

Page 2: Intoksikasi Baygon

Pada keracunan IFO, ikatan IFO –KhE bersifat menetap (irreversible), sedangkan

pada keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible). Secara

farmakologis efek AKh dapat dibagi dalan 3 bagian, yaitu :

1.   Muskarini, terutama pada saluran pencernaan, kelenjar ludah dan keringat, pupil,

bronkus dan jantung.

2.   Nikotinik, terutama pada otot – otot skeletal, bola mata, lidah, kelopak mata dan

otot pernapasan.

3.   SSP, menimbulkan nyeri kepala, perubahan emosi, kejang – kejang (konvulsi)

sampai koma.

Gambaran klinik

Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar ludah, keringat

dan saluran pencernaan, serta kesukaran bernapas.

Keracunan ringan : anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, tremor lidah,

kelopak mata, pupil miosis.

Keracunan sedang : nausea, muntah – muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva,

hiperhidrosis, fasikulasi otot dan bradikardi.

Keracunan berat : diare, pupil pi – point, reaksi cahaya negatif, sesak napas,

sianosis, edema paru, inkontinensia urine dan feses, konvulsi, koma, blokade

jantung, akhirnya meninggal.

Pemeriksaan

1.   Laboratorik

Pengukuran kadar KhE dalam sel darah merah dan plasma, penting untuk

memastikan diagosis keracunan IFO akut maupun kronik (menurun sekian % dari

harga normal).

Keracunan akut :        ringan   : 40 – 70 %

sedang  : 20 – 40 %

berat     : < 20 %.

Keracunan  kronik bila kadar KhE menurun sampai 25  - 50 %, setiap individu yang

berhubungan dengan insektisida ini harus segera disingkirkan dan baru diizinkan

bekerja kembali bila kadar KhE telah meningkat > 75 % N.

Page 3: Intoksikasi Baygon

2.   Patologi Anatomi (PA)

Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas. Sering hanya

ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ – organ lain.

Penatalaksanaan

1.   Resusitasi

Setelah jalan napas dibebaskan dan dibersihkan, periksa pernapasan dan nadi.

Infus dextrose 5 % kecepatan 15 – 20 tts/mnt, napas buatan + oksigen, hisap lendir

dalam saluran napas, hindari obat – obat depresan saluran napas, kalau perlu

respirator pada kegagalan napas berat. Hindar pernapasan buatan dari mulut ke

mulut sebab racun organofosfat  akan meracuni  lewat mulut penolong. Pernapasan

buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag –

valve – mask.

2.   Eliminasi

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau

dengan pemberian sirup ipecac 15 –30 ml. Dapat diulan setelah 20 menit bila tidak

berhasil.

Katarsis (intestinal lavage), dengan pemberian laksans bila diduga racun telah

sampai di usus halus dan tebal.

Kumbah lambung (KL atau gastric lavage), pada penderita yang kesadaran yang

menurun,  atau pada mereka yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila KL

dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.

Keramas rambut dan mandikan seluruh tubuh dengan sabun.

Emesis, katarsis dan KL sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang

daari 4 – 6 jam. Pada koma derajat sedang hingga berat  tindakan KL

sebaiknya  dikerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,

untuk mencegah aspirasi pneumonia.  

3.   Antidotum

Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi AKh pada tempat

penumpukan.

a.    Mula –mula diberikan bolus iv 1 – 2,5 mg

Page 4: Intoksikasi Baygon

b.  Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 – 10 – 15 menit sampai timbul gejala – gejala

atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis, febris, dan psikosis).

c.  Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 – 60 menit, selanjutnya setiap 2 – 4 –

6 – 8  dan 12 jam.

d.  Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 X 24 jam. Penghentian yang mendadak

dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernapasan

akut yang sering fatal