INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di...

51

Transcript of INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di...

Page 1: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis
Page 2: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

ix

INTISARI

Stres merupakan suatu gejala psikologis yang sering kita temui dalam kehidupan

kita sehari-hari, dimana setiap individu pasti pernah mengalaminya. Namun gejala stress

yang di derita oleh tiap orang tidaklah sama. Berat atau ringannya gejala stress yang di

derita oleh seseorang tergantung dari kemampuannya untuk cepat beradaptasi

Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam

kehidupan sehari-hari dan semakin maju serta berkembangnya kemampuan teknologi,

kita di tuntut untuk dapat beradaptasi dengan cepat sekaligus mampu untuk ikut bersaing

dengan individu lainnya.

Mahasiswa sebagai tonggak keberhasilan suatu bangsa di tuntut untuk mampu

beradaptasi dengan lingkungan secara cepat. Namun tidak semua dari mereka yang

mampu beradaptasi atau mempunyai toleransi yang baik dan tidak sedikit yang akhirnya

mengalami stress sehingga menghadapi kendala dalam meraih prestasi terutama di bidang

akademik.

Pada penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara toleransi

terhadap dengan indeks prestasi pada mahasiswa serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Metode Penelitian yang digunakan adalah non eksperimental jenis

cross sectional, subyek penelitian adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia Semester II Angkatan 2004. Digunakan instrument kuesioner

untuk menilai Toleransi Terhadap Stres yang di ukur dengan MSRS-ST (Miller Smith

Rating Scale for Stress Tolerance) dan Indeks Prestasi yang dipakai adalah Indeks

Prestasi pada semester satu (1). Uji statistik yang digunakan adalah Kolmogrov-Smirnov

dan analisis data dikerjakan dengan bantuan program Windows SPSS 11.0.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Toleransi Terhadap

Stres dengan Indeks Prestasi pada 63 orang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Indonesia Semester II Angkatan 2004. Sebagai hasil tambahan juga didapati tidak

ada hubungan antara jenis kelamin, posisi anak dalam keluarga, serta lokasi tempat

tinggal dengan Indeks Prestasi.

Kata Kunci : toleransi stres, indeks prestasi, jenis kelamin, posisi anak dalam keluarga,

tempat tinggal.

Page 3: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

ABSTRACT

Stress is one of the psychological symptoms we frequently encountered in

our daily life never undergone by other individuals. The stress-related symptoms

are undergone by each individual, but they are not the same. The hardness of the

stress among them largely depends on their capability to adapt it quickly.

In recent globalization era, as competition levels in daily life increases and

technological capacities progress and develop, we will be increasingly demanded

to adapt more quickly as well as to involve in competing with other individuals.

Students as a success foundation for a nation are increasingly demanded to

be able in adapting with environment quickly. However, not all of them can do or

have a good stress tolerance and then undergo it when encounter problems to gain

achievement, especially in academic field.

From the fact, the purpose of this study is to find out a correlation between

Stress Tolerance and Achievement Index among students and factors influencing

it. The study uses a non-experimental and cross sectional method, and the subjects

are new students in Medicine Faculty, Islamic University of Indonesia at Semester

II of 2004. It uses a questionnaire as an instrument to assess the Stress Tolerance

measured by using the Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-

ST) and the Achievement Index used is an index at Semester I. A statistic test is

conducted by using the Kolmogrov-Smirnov test, while data analysis is conducted

by using the SPSS of version 11.0 for Windows Program.

The result of the study indicates that there is no correlation between the

Stress Tolerance and the Achievement Index among all 63 students in Medicine

Faculty, Islamic University of Indonesia at the Semester II of 2004. Moreover, it

indicates also that there is no correlation between sex, position in family as well as

residence and the Achievement Index.

Keywords: stress tolerance, achievement index, sex, position in family, residence

Page 4: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Manusia modern menyimpan segudang masalah. Mereka yang bisa

mengelola berbagai pengalaman dalam hidupnya sejak masa anak-anak, remaja

hingga menjadi orang dewasa baik, akan selamat menjalani kehidupan sehari-hari

yang selalu terjadi pasang surut dari keadaan yang menyenangkan ke keadaan

yang tidak menyenangkan. Dalam kehidupannya manusia mengalami berbagai

konflik, frustasi dan kegagalan yang pada waktunya dapat menjelma menjadi

cemas, stres dan depresi.

Masalah-masalah yang akan selalu datang suka tidak suka harus kita

hadapi sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah Al-Quran surat Al-Baqarah

ayat 155 yang artinya sebagai berikut; “Dan sesungguhnya kami akan mengujimu

dengan suatu cobaan seperti kelaparan, ketakutan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan, namun kabar gembiralah bagi orang-orang yang sabar”.

Di saat ini kalangan masyarakat kita tengah terjadi peralihan perubahan

sosial dan budaya dari masyarakat yang agraris menuju masyarakat industri, hal

ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya didirikan perusahaan-perusahaan

besar dan sebaliknya semakin sempitnya lahan-lahan pertanian. Akibat peralihan

budaya ini, terjadi pula perubahan dikalangan masyarakat, sehingga untuk dapat

bertahan kita harus mampu bersaing dengan orang lain. Persaingan yang terjadi

tidak hanya di dunia industri, perdagangan, komunikasi, dan lain-lain, tetapi juga

Page 5: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

2

muncul di dunia pendidikan untuk menjadi yang terbaik, baik itu didalam

perolehan nilai maupun di dalam pergaulan tempat mereka menuntut ilmu.

(Kartono, 2000)

Akibat terjadinya pergeseran nilai-nilai yang berlaku (baik itu didalam

keluarga, lingkungan belajar dan masyarakat umum) yang diiringi dengan

tuntutan-tuntutan hidup yang semakin kompleks sering kali menyebabkan

seseorang menemui hambatan-hambatan yang dapat menjadi suatu konflik bagi

dirinya dan pada gilirannya dapat menimbulkan stres yang nantinya berpengaruh

terhadap prestasi belajar dan pergaulannya sehari-hari (Bahar, 1995).

Hal ini juga dialami oleh mahasiswa, apalagi jika mahasiswa itu adalah

mahasiswa baru yang harus beradaptasi dengan lingkungan kampus yang berbeda

dengan lingkungan sebelumnya.

Mahasiswa baru mengalami berbagai perubahan mental dan emosional

dituntut untuk cepat melakukan adaptasi. Sebagai mahasiswa, mereka merupakan

tumpuan harapan bagi keluarga dan negara karena mereka merupakan generasi

penerus. Di lingkungan perguruan tinggi, mereka akan menemui situasi yang

berbeda yaitu tanggung jawab yang lebih besar untuk menentukan kehidupan atau

keputusan sendiri serta lingkungan pergaulan yang lebih luas dan bebas. Untuk itu

mereka dituntut untuk dapat bersikap bijak dan bertanggungjawab, namun tidak

semua dari mereka yang siap menerima penghentian status ketergantungan serta

persaingan akademik dan sosial yang lebih ketat sehingga hasil belajar yang

mereka terima tidak tercermin dari nilai ataupun indeks prestasi yang mereka

inginkan akibat stress yang mereka alami.

Page 6: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

3

Menurut Budiman (2002), stres merupakan bagian kehidupan manusia

sehingga tidak perlu ditakuti dan dihindari. Selain itu dikatakan juga bahwa setiap

saat stres dapat muncul dan mengganggu aktivitas kehidupan, untuk itu yang perlu

dikembangkan adalah kemampuan manusia dalam menghadapi berbagai masalah

sehingga dalam kehidupan didapat kebahagiaan dan kepuasan.

Menurut Prawirohusodo (1988), stres adalah suatu pengalaman hidup atau

perubahan lingkungan individu yang cukup bermakna sebagai akibat ketimpangan

antara tuntutan hidup dan kemampuan penyesuaian individu. Stres menuntut

penyesuaian psikologi dan sosial individu hingga mengganggu kehidupan

rutinnya, apabila penyesuaian individu gagal, dapat berakibat penyakit badan,

penyakit jiwa, penyakit psikosomatik atau penyakit kepribadian, disamping itu

terjadi kehilangan, dan penambahan posisi individu.

Menurut pemahaman kesehatan jiwa, seseorang dikatakan sakit apabila ia

tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-harinya, baik di

rumah, di sekolah, di tempat kerjanya atau di lingkungan sosialnya. Seseorang

yang mengalami stres akan terganggu fungsi kehidupannya sehari-hari. Hal ini

dapat mengakibatkan menurunnya produktifitas. (Hawari, 1999).

Stres merupakan respon dari setiap perubahan lingkungan yang selalu

terjadi, maka tak ada manusia yang bebas dari stres. Karena itu satu-satunya

pilihan yang tersedia adalah beradaptasi. Setiap orang mempunyai toleransi yang

bervariasi terhadap stres, sehingga terdapat tingkatan yang berbeda dalam

beradaptasi (Bahar, 1995).

Page 7: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

4

Hal ini juga ditegaskan Maramis (1998) yang menyatakan bahwa seberapa

besar kemampuan individu dalam menghadapi stres inilah yang disebut toleransi

stres yang menggambarkan daya tahan terhadap stres atau nilai ambang frustasi.

Masing-masing individu memiliki tingkat toleransi terhadap stres yang

berbeda, dari yang rendah hingga yang tinggi (Atkinson et.al., 1991). Stressor

yang datang akan membuat individu aktif dan selanjutnya menimbulkan reaksi

yang beraneka ragam, jika individu mampu menggerakan kekuatan mengatasi

stressor, maka ia mempunyai toleransi yang baik, dan sebaliknya jika ia

menyerah, maka ia mempunyai toleransi terhadap stres yang kurang baik pula.

(Crow, L. D., dan Crow, A., 1974).

Berdasarkan hal di atas, maka di lakukan penelitian apakah individu

dengan toleransi stres yang rendah mempunyai prestasi akademik lebih rendah

dibandingkan dengan individu yang mempunyai toleransi terhadap stres yang

lebih tinggi.

I.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran indeks prestasi pada mahasiswa baru fakultas

kedokteran Universitas Islam Indonesia semester dua (II) angkatan 2004.

2. Bagaimana gambaran Toleransi Stres pada mahasiswa baru fakultas

kedokteran Universitas Islam Indonesia semester dua (II) angkatan 2004.

3. Benarkah ada hubungan antara toleransi terhadap stres dengan indeks prestasi

pada mahasiswa baru fakultas kedokteran semester II Universitas Islam

Indonesia.

Page 8: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

5

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui indeks prestasi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Indonesia semester dua (II) angkatan 2004.

2. Mengetahui toleransi terhadap stres pada mahasiswa baru Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Indonesia semester dua (II) angkatan 2004.

3. Mengetahui hubungan antara toleransi terhadap stres dengan indeks prestasi

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia semester

dua (II) angkatan 2004.

I.4. Keaslian Penelitian

Menurut pustaka yang ada, peneliti menemukan beberapa penelitian yang

mengangkat masalah toleransi terhadap stress yang dilihat dari indeks prestasi.

Penelitian tersebut diantaranya adalah :

1. Penelitian Mada Brata P tahun 1997 yang berjudul Hubungan Antara

Ketahanan Terhadap Stres Dengan Indeks Prestasi Pada Mahasiswa semester

enam (VI) Tahun Ajaran 1996/1997. Penelitian ini menggunakan metode

cros-sectional dengan uji statistik Chi Square yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara ketahanan terhadap stress dengan indeks prestasi

mahasiswa Fakultas Kedokteran tahun 1996/1997 dengan hasil yang diperoleh

adalah terdapat hubungan yang bermakna antar kedua variabel.

2. Penelitian Andy Aprianto tahun 1998 yang berjudul Perbandingan Tingkat

Kekebalan Stress Dan Derajat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan

Page 9: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

6

mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada dengan

menggunakan instrument penelitian Skala Holmes. Penelitian ini

menggunakan metode cros-sectional observasi dengan uji statistik Student T

Test yang bertujuan untuk menggambarkan perbedaan tingkat kekebalan

terhadap stres dan derajat stress psikososial antara mahasiswa fakultas

kedokteran dan mahasiswa fakultas ekonomi UGM dengan hasil yang

diperoleh adalah terdapat perbedaan tingkat kekebalan terhadap stress pada

kedua populasi yang diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti mempunyai persamaan dengan penelitian

sebelumnya dimana sama-sama meneliti tentang stress yang terjadi pada

mahasiswa. Adapun perbedaan yang terdapat pada penelitian yang di lakukan oleh

peneliti dengan penelitian terdahulu adalah peneliti menggunakan tempat dan

sampel yang berbeda, dan menitik beratkan penelitian terhadap sejauh mana

korelasi yang ada antara toleransi stres dengan indeks prestasi pada sampel yang

akan diteliti yaitu : jenis kelamin dengan IP, posisi anak dalam keluarga dengan

IP, tempat tinggal dengan IP dengan menggunakan analisis korelasi Spearman.

I.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Sebagai salah satu sumber informasi tentang stres dan kaitannya dengan

indeks prestasi.

Page 10: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak

universitas khususnya fakultas kedokteran dalam memberikan perhatian

dan penanganan terhadap masalah stres terutama bagi mahasiswa dengan

kecenderungan lebih mudah untuk terkena stres.

b. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang stres, toleransi terhadap stres serta hubungannya dengan prestasi

belajar sehingga dapat mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan lebih

baik dan cepat terhadap faktor-faktor pencetus stres.

c. Masyarakat

Untuk masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan tentang stres dan

apa saja faktor pencetusnya terutama bagi orang tua yang mempunyai anak

usia sekolah sehingga dapat membantu memberi dukungan dan membantu

menyelesaikan apabila anak menghadapi masalah yang dapat

menimbulkan stres.

d. Peneliti

Selain untuk menyelesaikan salah satu syarat kelulusan, penelitian ini juga

diharapkan dapat memperdalam pengetahuan peneliti mengenai stres dan

permasalahan yang ada pada mahasiswa.

Page 11: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Manusia

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini melalui beberapa tahapan, sebagai

mana Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Mu’minun ayat 12, 13, 14 yang

berbunyi; “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah, kemudian kami jadikan saripati itu air mani (disimpan) dalam

tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,

lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu

kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan

daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain”.

Setelah melewati proses di dalam rahim ibunya seorang manusia yang

lahir ke dunia ini, kembali akan melewati beberapa fase kehidupan lagi, yaitu:

Seorang manusia terlahir ke dunia dari rahim ibunya, dalam wujud seorang

bayi yang di harapkan lahir dalam kondisi sehat jasmaniah. Setelah bayi lahir

maka ia akan mendapat curahan kasih sayang dan perhatian dari ke dua orang

tuanya dan dari orang-orang di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya (makan

atau minum susu dan kasih sayang) sampai kelak ia dapat memenuhi kebutuhan

sendiri (dapat makan dan minum sendiri) pada usia anak-anak. Setelah melewati

masa anak-anak maka ia akan memasuki masa remaja dengan segala

problematikanya, dimana peran orang tua di harapkan terus di berikan dan dapat

membantu si anak melewati masa remaja sampai ia beranjak dewasa dimana ia

Page 12: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

9

telah dapat mengambil keputusan yang terkait dengan segala kebutuhan diri

sendiri (pribadi) untuk masa depannya kelak. Kemudian seseorang yang telah

melewati usia dewasa ia akan menghadapi hari tuanya di mana ia telah

menghadapi berbagai persoalan hidupnya sebagai seorang manusia yang

merupakan makhluk sosial, kemudian setiap perjalanan hidupnya manusia akan

berakhir dengan kematian.

Adapun tahap-tahap perkembangan kepribadian menurut Erickson cit.

Siswowijoto, (1990) dikelompokkan menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Masa anak-anak (0-12 tahun)

Tahap ini anak-anak dikelompokkan lagi menjadi :

a. Tahap kanak-kanak

Anak-anak yang berumur 0 – 7 tahun termasuk kedalam golongan kanak-

kanak di dalam proses pembinaannya ia dididik oleh kedua orang tuanya

untuk membantu membentuk dasar kepribadian si anak.

b. Tahap laten atau masa sekolah

Pada tahap ini kanak-kanak yang masuk ke dalam golongan ini adalah

kanak-kanak yang berumur 7-12 tahun, dimana anak-anak dididik oleh

kedua orang tuanya namun sudah dibantu oleh lingkungan karena anak-

anak sudah mulai bersosialisasi. Pada tahap ini anak-anak mulai diajari

kepandaian yang mendasar seperti mambaca, menghitung, menulis dan

lain-lain.

2. Masa Remaja

Page 13: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

10

Yang termasuk ke dalam kelompok usia remaja adalah mereka (laki-laki dan

perempuan) yang berusia antara 12-20 tahun. Pada tahap ini remaja sudah

mempunyai pendapat, pemikiran, perasaan serta keyakinan sendiri. Adapun

ciri-ciri anak remaja adalah memiliki rasa ingin tahu, ingin mencoba yang

besar namun belum mempunyai cukup tanggung jawab.

3. Masa Dewasa

Pada tahap ini kategori dewasa dibagi menjadi 2 tahap yang berbeda, yaitu:

a. Dewasa muda

Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah mereka (laki-laki dan

perempuan) yang berusia antara 20-25 s/d 35-40 tahun, dimana mereka

tidak lagi dibimbing oleh orang tua atau dengan kata lain mereka sudah

dapat hidup mandiri namun tetap dibantu oleh lingkungan.

b. Dewasa penuh

Yang masuk ke dalam kategori ini adalah mereka dengan rentang

usia antara 35-40 s/d 60-63 tahun.

c. Masa tua

Yang termasuk ke dalam usia ini adalah mereka (laki-laki &

perempuan) yang berusia antara 60-63 tahun ke atas.

Pada permulaan kehidupannya seorang anak sama sekali bergantung pada

lingkungannya. Lingkungannya harus memenuhi segala kebutuhannya dan bila itu

tidak terlaksana maka ia akan mati, namun apabila kebutuhannya terpenuhi maka

setapak demi setapak ia akan tumbuh dewasa menjadi manusia yang siap

Page 14: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

11

mengembangkan pikiran dan tenaganya kepada keluarga, bangsa dan negaranya

(Humaris, 1986).

Dalam tiap fase kehidupan ini setiap orang melalui berbagai cobaan dan

masalah yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang besar dan dapat berakhir

dengan gangguan pada fisik dan mentalnya. Namun cobaan dan masalah ini tidak

dapat dihindari, yang penting adalah mengusahakan supaya masalah tersebut

jangan sampai mengganggu aktivitas kita sehari-hari (Humaris, 1986).

Erikson cit. Siswowijoto, (1990) juga menjelaskan didalam tiap fase

kehidupan akan muncul berbagai masalah yang menyertai dan dapat memacu

timbulnya stress. Adapun fase-fase tersebut adalah :

Pada fase I yaitu usia 0-7 tahun, terjadi tahap kepercayaan dasar yang

bertentangan dengan kecurigaan dasar. Seorang bayi yang baru lahir tidak

mempunyai kemampuan untuk menghadapi dunia luar, ia mutlak bergantung pada

orang lain untuk beradaptasi dengan lingkungan sehingga merasa aman. Hal ini

bisa didapat dari keluarga terdekatnya terutama ibunya. Jadi apabila si anak

misalkan dipisahkan dari sang ibu ia akan merasa kehilangan orang yang dapat

dipercaya, yang nantinya dapat menimbulkan tekanan pada si anak yang berupa

rasa takut dan cemas. Hal ini dapat dinilai sebagai stres.

Pada fase II yaitu usia 7-12 tahun, terjadi tahap rajin dan usaha yang

bertentangan dengan rasa rendah diri. Pada tahap ini rasa untuk berinisiatif mulai

timbul dan menguasai anak, hal ini karena si anak mulai dituntut untuk menjalani

tugas tertentu seperti mengerjakan pekerjaan rumah, dan menjaga kebersihan.

Dengan adanya tuntutan ini dalam diri seorang anak mulai timbul perasaan apakah

Page 15: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

12

ia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik atau tidak. Akibatnya mulai

muncul rasa rendah diri, ketidakpuasan sehingga anak mulai menarik diri,

penurunan prestasi. Hal ini merupakan gejala bahwa si anak mengalami stres.

Pada fase III yaitu usia 12 – 20 tahun, terjadi tahap identitas yang

bertentangan dengan kebingungan identitas. Pada tahap ini si anak mulai

mengalami pendewasaan diri, ia diharapkan dapat meneliti serta menghayati nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pada fase ini mulai terjadi krisis identitas

ringan, harga diri yang tinggi dan interaksi dengan lingkungan semakin

berpengaruh. Dengan semakin luasnya pergaulan dan interaksi dengan pihak luar

semakin besar pula tuntutan yang ada. Akibatnya tak jarang mengakibatkan

timbulnya stress pada diri seorang remaja, misalnya temannya mempunyai ponsel

terbaru, ia juga ingin punya ponsel model yang sama karena harga diri yang tinggi

pada usia remaja, saat kebutuhan ini tidak terpenuhi maka ia menjadi stress.

Pada fase IV yaitu usia 20-60 tahun, terjadi tahap generativitas (mencipta)

yang bertentangan dengan stagnasi. Pada fase ini dimana seseorang dituntut sudah

harus mandiri dan mapan baik dari segi sosial maupun ekonomi. Apabila ia tidak

dapat mempertahankan kemampuannya maka ia akan mengalami tekanan baik

dari segi sosial maupun individu, contohnya seseorang yang baru mengalami

pemutusan hubungan kerja, selain akan mengalami masalah keuangan ia akan

mengalami masalah lain seperti kehilangan aktivitas, rasa percaya diri sehingga ia

akan lebih mudah terkena stres.

Pada fase V yaitu usia 60 tahun ke atas, terjadi tahap integritas yang

bertentangan dengan habis harapan. Pada fase ini setiap orang mengalami

Page 16: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

13

penurunan fungsinya baik secara biologis (kesehatan) maupun mental (jiwa).

Seseorang yang sudah lanjut usia (diatas 60 tahun), dia akan kembali bersifat

seperti anak-anak, sehingga harus diperlakukan layaknya anak kecil. Lansia ini

butuh kasih sayang dan perhatian yang lebih karena mereka merasa tidak

produktif atau berguna lagi sehingga apabila ia merasa tidak diperhatikan ia akan

mudah merasa sedih, kesepian dan menderita stres.

2.2. Mahasiswa dan Permasalahannya

Yang dimaksud dengan mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan

menjalani pendidikan pada perguruan tinggi (Balai pustaka nasional, 2001).

Menurut Dibyosuhardjo cit. Moetrarsi et al, (1988), pada umumnya umur

mahasiswa berkisar antara 18-30 tahun.

Berdasarkan penggolongan perkembangan kepribadian manusia yang

diklasifikasikan oleh Erikson cit. Siswowijoto (1990), maka mahasiswa termasuk

dalam kategori remaja akhir dan dewasa muda.

Dalam proses belajar mengajar, banyak faktor yang mempengaruhi antara

lain faktor yang bersifat akademik maupun non akademik, baik yang berasal dari

dalam diri mahasiswa yang bersangkutan maupun dari luar (Moetrarsi et al,

1988).

Mahasiswa baru mengalami berbagai perubahan mental dan emosional

dituntut untuk cepat melakukan adaptasi. Sebagai mahasiswa mereka merupakan

tumpuan harapan bagi keluarga dan negara karena mereka merupakan generasi

penerus. Dalam lingkungan perguruan tinggi mereka akan menemui situasi yang

Page 17: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

14

berbeda yaitu tanggung jawab yang lebih besar untuk menentukan kehidupan atau

keputusan sendiri serta lingkungan pergaulan yang lebih luas dan bebas. Untuk itu

mereka dituntut untuk dapat bersikap bijak dan bertanggung jawab, namun tidak

semua dari mereka yang siap menerima penghentian status ketergantungan serta

persaingan akademik dan sosial yang lebih ketat.

2.3. Stres

2.3.1. Pengertian Stres

Sebenarnya stres mempunyai banyak definisi, namun secara umum

menurut Hans Selye adalah respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap

tuntutan yang dikenakan padanya kata lain istilah stres dapat digunakan untuk

menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas yang disebabkan oleh berbagai

faktor psikologis atau faktor fisik atau kombinasi faktor-faktor tersebut

(Prawitasari, 1988).

Maramis (1998), berpendapat stres adalah segala masalah atau tuntutan

penyesuaian diri dan sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita.

Selain para tokoh diatas masih banyak tokoh lain yang memberikan

definisi tentang stres antara lain menurut Asdie (1988) stres adalah respon non

spesifik seseorang terhadap faktor pencetus stres.

Soewadi (1999) menyatakan bahwa stres merupakan ketimpangan dalam

menyesuaikan antara tuntutan lingkungan dengan kapasitas respon individu.

Apabila seseorang tidak dapat beradaptasi dengan baik maka akan menimbulkan

gangguan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

Page 18: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

15

Sedangkan stres menurut Prawirohusodo (1988) adalah suatu pengalaman

hidup atau perubahan lingkungan individu yang cukup bermakna sebagai akibat

ketimpangan antar tuntutan hidup dan kemampuan penyesuaian individu. Stres

menuntut penyesuaian psikologi dan sosial individu gagal, dapat berakibat

penyakit badan, penyakit jiwa, penyakit kepribadian disamping itu terjadi

kehilangan, dan penambahan posisi individu.

Sedangkan stres menurut Atkinson, R.L., Hilgard, E. R., (1991) adalah

suatu peristiwa yang dirasakan sebagai ancaman kesehatan fisik atau

psikologisnya.

Adapun stres menurut Sehnert, (1981) cit. Prawitrasari (1988) adalah

respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya,

jadi stres tidak hanya kondisi ysng menekan seseorang, ataupun keadaan fisik

ataupun psikologis seseorang, maupun reaksinya terhadap tekanan tadi, akan

tetapi stres adalah keterkaitan antara ketiga hal tersebut.

2.3.2. Sumber-sumber Stres

Ada beberapa sumber-sumber yang dapat mencetuskan timbulnya stres,

yaitu :

1. Tekanan

Tekanan dapat datang dari dalam, seperti cita-cita yang terlalu tinggi

yang kita tetapkan untuk diri pribadi. Sedangkan tekanan dari luar dapat

datang dari tuntutan orang tua atau orang-orang di sekitar kita (Maramis,

1998). Semakin besar tekanan yang dirasakan semakin besar kemungkinan ia

menderita stres.

Page 19: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

16

2. Krisis

Krisis adalah keadaan yang mendadak menimbulkan stres pada

seseorang atau sekelompok orang, seperti kematian, masuk sekolah pertama

kali, namun tidak semua orang yang mengalami peristiwa-peristiwa di atas

akan mengalami stres karena tiap orang mempunyai tingkat adaptasi yang

berbeda (Maramis, 1998).

3. Frustasi

Frustasi dapat timbul apabila ada hal yang menghalangi kita dengan

tujuan yang ingin kita raih, hal-hal ini dapat berasal dari dalam seperti cacat

badaniah, sedangkan faktor luar dapat berupa kemalangan (Maramis, 1998).

Apabila seseorang sudah merasa frustasi maka dapat mencetuskan terjadinya

stres.

4. Konflik

Konflik dapat timbul jika kita dihadapkan kepada dua pilihan sehingga

kita menjadi bingung dan pusing untuk menentukan pilihan dan membuat kita

menjadi stres (Maramis, 1998).

5. Kepribadian

Semakin lentur kepribadian seseorang dan semakin tinggi harapan

seseorang akan hidup (optimis), semakin jauh dari stres dan semakin ringan

stres baginya (Darmono, 1985).

6. Kesehatan

Semakin sehat seseorang semakin jarang ia terkena stres, dan sebaliknya

stres dan sakit raga merupakan dua kejadian yang saling memberatkan.

Page 20: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

17

Semakin sakit maka akan semakin stres, semakin stres maka akan semakin

parah sakitnya, dan begitupun sebaliknya (Darmono, 1985).

7. Kebutuhan biologik

Misalnya kurang istirahat, beban kerja yang berlebihan (Soewadi, 1987).

8. Kebutuhan aktualisasi diri dan rasa dihargai

Misalnya kurangnya kesempatan dan sarana mengembangkan diri atau

kurangnya penghargaan atas prestasi yang telah dicapai (Soewadi, 1987).

9. Toleransi

Kemampuan seseorang dalam mensikapi hal-hal yang dapat

menimbulkan stres ikut berperan dalam menentukan tingkah laku penyesuaian

individu dalam menghadapi stres (Carson dan Butcher, 1992).

10. Peristiwa traumatik

Sumber stres paling jelas adalah peristiwa traumatik yang merupakan

situasi bahaya yang berada di luar rentang pengalaman manusia yang lazim,

misalnya bencana alam dan kecelakaan (Atkinson et al, 1991).

11. Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan

Semakin suatu peristiwa tidak dapat dikendalikan, semakin besar

kemungkinan dianggap stres, contohnya adalah kematian orang yang dicintai,

dan pemecatan (Atkinson, et al, 1991).

12. Menentang batas manusia

Beberapa kondisi dapat diprediksi dan dikendalikan, tetapi masih

dialami sebagai peristiwa yang menimbulkan stres karena dapat memaksa kita

Page 21: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

18

sampai batas kemampuan dan pandangan terhadap diri sendiri, misalnya hari-

hari ujian akhir (Atkinson, et al, 1991).

2.4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata

pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes (Balai Pustaka Nasional, 2001). Setiap

mahasiswa atau mahasiswi mempunyai tujuan yang ingin dicapai selama ia

menuntut ilmu disebuah lembaga pendidikan, baik itu memperoleh nilai yang

baik, menambah pengetahuan dan memperluas lingkungan pergaulan atau hanya

sekedar ingin mendapat gelar sarjana saja.

Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

nilai yang baik maka ia akan berusaha untuk meningkatkan prestasi akademiknya.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi akademik sendiri adalah nilai yang

diperoleh dari kegiatan persekolahan atau perkuliahan yang bersifat kognitif

(Pengetahuan dan kecakapan intelektual) dan ditentukan melalui penilaian (Balai

Pustaka Nasional, 2001).

Mahasiswa atau mahasiswi yang mempunyai tujuan nilai biasanya juga

menetapkan target kapan harus menyelesaikan kuliah dan berapa nilai yang ingin

dicapai.

Dalam lingkungan kampus nilai yang didapat biasanya dikenal dengan

istilah indeks Prestasi (IP) yang dapat dilihat tiap akhir semester yang telah

dilalui. Adapun pengertian dari indeks prestasi sendiri adalah angka yang

Page 22: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

19

memperlihatkan pencapaian seseorang dalam belajar atau bekerja selama jangka

waktu tertentu (Balai Pustaka Nasional, 2001).

Menurut Dalyono (2001) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor internal (yang berasal dalam diri) yaitu:

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar. Bila seseorang sakit dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak

bergairah untuk belajar. Demikian juga bila seseorang mengalami

gangguan kejiwaan atau kesehatan rohani dapat mengganggu atau

mengurangi semangat belajar seseorang.

b. Intelegensi dan bakat

Seseorang dengan intelegensi yang baik (IQ tinggi) umumnya mudah

belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya seseorang dengan

intelegensi rendah, cenderung sukar dalam belajar, lambat berpikir

sehingga prestasinya pun rendah. Selain itu bakat juga berpengaruh dalam

prestasi belajar.

c. Minat dan motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati

sanubari. Minat yang besar merupakan modal awal untuk mencapai

tujuannya. Dengan adanya minat mendorong timbulnya motivasi. Motivasi

sendiri adalah pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Motivasi

dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar. Kuat atau lemahnya minat

Page 23: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

20

dan motivasi seseorang dalam belajar dapat berpengaruh terhadap

prestasinya.

d. Cara belajar

Cara belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi karena tanpa

memperhatikan teknik dan faktor fisiologi, psikologis, dan ilmu kesehatan

akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Setiap orang mempunyai

teknik belajar berbeda-beda namun yang perlu diperhatikan adalah;

bagaimana cara membaca, mencatat, menggaris bawahi, meringkas dan

lain-lain. Selain itu waktu, tempat, fasilitas, serta penggunaan media

pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran juga ikut mempengaruhi

prestasi belajar.

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

a. Keluarga

Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup

atau kurangnya perhatian serta rukun tidaknya orang tua dan kedekatan

orang tua dengan anaknya ikut mempengaruhi prestasi anak.

b. Sekolah

Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan anak, fasilitas peraturan yang berlaku di lingkungan tempat

menutut ilmu ikut mempengaruhi.

c. Masyarakat

Page 24: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

21

Masyarakat ikut berpengaruh karena jika di sekitar masyarakat disekitar

tempat tinggal berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi

maka akan mendorong agar lebih giat beajar.

d. Lingkungan Sekitar

Apabila keadaan lingkungan tidak mendukung misalnya ; lokasi yang

terlalu bising, rumah yang rapat dan panas ikut mempengaruhi hasil

belajar.

2.5. Toleransi Terhadap Stres

Berdasarkan definisi stres, seberapa besar kemampuan individu di dalam

menghadapi stres inilah yang disebut sebagai toleransi terhadap stres. Maramis

(1998) menyebutkan toleransi terhadap stres sebagai daya tahan terhadap stres

atau nilai ambang frustasi.

Sejalan dengan pendapat diatas Carson et al, (1992) menyebutkan bahwa

istilah toleransi terhadap stres ini mengacu pada kemampuan individu untuk

bertahan dalam menghadapi stres tanpa mengakibatkan gangguan yang berarti dan

toleransi terhadap stres sangat berperan dalam menentukan tingkah laku

penyesuaian individu dalam menghadapi stres.

Toleransi terhadap stres adalah tingkat dan durasi stres yang dapat

ditoleransi individu tanpa menjadi kacau dan irrasional, dengan kata lain

merupakan ambang batas sebelum terjadinya perilaku yang tidak efisien dan

pikiran yang tidak rasional. Stressor yang datang akan membuat individu aktif dan

selanjutnya menimbulkan reaksi yang beraneka ragam, jika individu mampu

Page 25: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

22

menggerakan kekuatan mengatasi stressor, maka ia mempunyai toleransi yang

baik, dan sebaliknya jika ia menyerah, maka ia mempunyai toleransi terhadap

stres yang kurang baik pula. (Crow, L. D., dan Crow, A., 1974).

Hasil studi Naidu and Verma (Petonjee, 1992) menunjukan bahwa

toleransi terhadap stres merupakan variabel yang menentukan tingkat dalam

merasakan stres, subjek yang memiliki toleransi terhadap stres yang kurang baik

akan merasakan stres, yag lebih dibandingkan dengan subjek yang bertolerasi baik

terhadap stres. Dalam situasi yang sama, subjek yang mempunyai toleransi yang

baik terhadap stres menunjukan respon yang mengarah pada pemecahan masalah,

sedangkan individu yang memiliki toleransi yang kurang baik terhadap stres

menunjukan sikap mempertahankan dari.

2.6. Hubungan Antara Toleransi Terhadap Stres Dengan Proses Kognitif

Pada dasarnya toleransi terhadap stres berbeda pada setiap orang. Karena

persepsi setiap orang terhadap peristiwa sekitarnya berbeda yang pada akhirnya

menimbulkan reaksi yang berbeda pula oleh karena itu maka stres bersifat

individu.

Menurut Sheridan dan Radmacher (1992) cara merespon stressor dan tipe

stres pada tiap individu bergantung pada proses kognitifnya.

Sedangkan Sarafino (1990) mengemukakan bahwa bagaimana cara

merespon stresor dan tipe stres serta apa yang dialami individu tergantung dari

Page 26: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

23

proses kognitifnya. Proses kognitif merupakan proses mental dalam menilai

stressor serta menilai kemampuan diri dalam mengalami stres.

2.7. Hubungan Antara Toleransi Stres dengan Indeks Prestasi

Belajar adalah suatu proses yang pada akhirnya akan membuahkan suatu

hasil yang di sebut prestasi, yang tercermin dalam bentuk Indeks Prestasi (IP) di

lingkungan Universitas.

Menurut Dalyono (2001) Keberhasilan dalam meraih indeks prestasi yang

baik di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor internal : kesehatan, intelegensia dan bakat, minat,

motivasi serta cara belajar.

b. Faktor eksternal : keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan

sekitar.

Menurut Haditono (1972) cit. Bantolo, S., (2003) sebab-sebab kesukaran

dalam belajar di bagi ke dalam faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor

endogen adalah faktor biologis (kesehatan badan) dan faktor psikologis (IQ, minat

dan bakat). Sedangkan faktor eksogen meliputi : keluarga, sekolah serta

masyarakat. Sehingga jika seseorang mendapat tekanan atau stressor dari faktor-

faktor tersebut yang melebihi kemampuannya untuk menoleransi maka akan

berakibat terganggunya proses belajar seseorang yang tercermin dari Indeks

Prestasinya.

Page 27: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

24

2.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Terhadap Stres

Masing-masing individu memiliki tingkat toleransi terhadap stres yang

berbeda, dari yang rendah hingga yang tinggi (Atkinson et al, 1991). Adapun

yang mempengaruhi tingkat toleransi terhadap stres adalah :

a. Kepercayaan individu

Kepercayaan diri individu atas kemampuannya menanggulangi situasi

yang mengakibatkan stres (Atkinson et al, 1991). Cofer and Apply (1964)

mengatakan bahwa makin tinggi optimisme dan kemauan individu, maka

toleransi terhadap stres akan semakin tinggi.

b. Dukungan sosial.

Dukungan emosional dan adanya perhatian dari orang lain dapat membuat

orang tahan menghadapi stres. Orang-orang yang banyak berhubungan dengan

masyarakat cenderung hidup lebih lama dan cenderung terkena penyakit yang

berhubugan dengan stres dibandingkan orang yang kurang dalam berhubungan

sosial dengan orang lain (Atkinson et al, 1991).

c. Penyesuaian diri

Penyesuaian diri merupakan proses untuk mencoba mempertemukan diri

dengan lingkungan. Keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri tidak

hanya bergantung pada bagaimana cara tersebut digunakan dan dilakukan.

Jadi semakin efektif cara yang digunakan individu maka akan semakin tinggi

toleransi terhadap stres (Sheridan and Radmacher, 1992).

d. Kontrol diri

Page 28: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

25

Dengan adanya kontrol diri yang kuat maka diyakini bahwa ia juga

memiliki toleransi terhadap stres yang tinggi (Sarafino, 1992)

e. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dan toleransi terhadap stres sangatlah berhubungan,

hal ini dibuktikan dengan penelitian Soewandi cit. Chaerani, (1995) yang

mengatakan bahwa pendidikan salah satu faktor yang mempengaruhi daya

tahan individu terhadap stres, juga dikatakan pendidikan yang rendah

menyebabkan toleransi terhadap stres juga rendah.

f. Penerimaan diri

Individu yang dapat menerima dirinya apa adanya, maka ia akan mamiliki

toleransi yang lebih baik atau tinggi dari pada mereka yang kurang bisa

menerima keadaan sebagaimana apa adanya (Hjelle and Ziegler, 1981).

2.9. Respon Terhadap Stres

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, setiap individu memang mengalami

suatu pola stres yang khas karena proses kognitif setiap individu yang

menentukan reaksi terhadap stres memang berbeda.

Selye cit. Atamimi dan Sanmustari (1988) menggambarkan reaksi individu

dalam keadaan stres adalah adanya reaksi awal berupa rasa terkejut dan disertai

rasa takut dan cemas saat ia menyadari bahwa kejadian buruk tersebut benar-benar

mengenai dirinya, setelah itu ia akan berusaha untuk mengatasinya, namun

apabila ia mengalami kegagalan maka akan timbul rasa lelah dan hampa karena

merasa tidak ada jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.

Page 29: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

26

Seringkali tuntutan datang baik dari dalam maupun dari luar diri, dan itu

melebihi kemampuan kita untuk beradaptasi, sehingga tuntutan itu dirasakan

sebagai suatu beban, akibatnya muncullah reaksi stres.

Adapun reaksi stres yang dapat muncul antara lain tegang atau cemas,

gelisah, sedih dan depresi serta masih banyak gejala lainnya (Asdie, 1988).

Adapun ciri-ciri individu yang memiliki kepribadian yang tahan terhadap

stres adalah : (a) Ia dapat bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya, (b)

mampu mengontrol perasaan dan perilakunya terhadap situasi yang penuh tekanan

atau stres dengan menganggap bahwa perubahan yang terjadi dalam hidup

merupakan suatu kewajaran sekaligus kesempatan untuk berkembang (atkinson et

al,1991)

2.10. Derajat Stres

Stres dapat mengenai semua orang dalam usia. Menurut Hawari (1999)

stress timbul secara lambat dan tidak disadari kapan munculnya. Adapun derajat

stres menurut Hawari (1999) dibagi kedalam 6 tingkatan, yaitu :

1. Stres tingkat I

Merupakan tahap ringan, biasanya disertai semangat yang besar,

penglihatan tajam tidak seperti biasanya, gugup yang berlebihan. Pada tahap

ini biasanya menyenangkan namun tanpa disadari cadangan energinya

menipis.

Page 30: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

27

2. Stres tingkat II

Pada tahap ini mulai muncul keluhan karena cadangan energi tidak

cukup lagi untuk sepanjang hari. Keluhannya antara lain letih pada waktu pagi

hari, lelah setelah makan siang dan menjelang sore serta ada gangguan otot

dan pencernaan

3. Stres tingkat III

Tahap ini gejala semakin terasa dan mulai mengalami gangguan tidur,

dan rasa ingin pingsan. Pada tahap ini sebaiknya penderita berkonsultasi

dengan dokter.

4. Stres tingkat IV

Tahap ini keadaan semakin memburuk yang ditunjukkan oleh kegiatan

yang semula menyenangkan kini terasa sulit, konsentrasi menurun, sulit tidur,

dan ada rasa takut yang tak terdefinisikan.

5. Stres tingkat V

Keadaan ini merupakan kelanjutan dari tahap IV, gejala yang muncul

makin berat.

6. Stres tingkat VI

Pada tahap ini penderita harus dibawa ke ICCU, karena gejalanya

sangat membahayakan seperti jantung berdebar sangat keras karena zat

adrenalin yang dihasilkan karena stres cukup tinggi, sesak nafas, badan

gemetar, tubuh dingin dan berkeringat, tenaga tidak ada sama sekali bahkan

tak jarang pingsan.

Page 31: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

28

2.11. Tanda dan Gejala Stres

Saat seorang merasakan adanya tekanan batin, ia akan menunjukkan tanda dan

gejala berupa :

1. Tegang, gelisah, mudah marah atau sebaliknya menjadi pendiam, susah

tidur, dan nafsu makan menurun (Darmono, 1985).

2. Keringat dingin, mulut kering, berdebar-debar, tangan atau kaki pucat atau

kemerahan, nafas cepat, tekanan darah meninggi, dan sering kencing

(Darmono, 1985).

3. Takut, kecemasan, sedih dan depresi (Asdie, 1988)

2.12. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Adanya hubungan antara toleransi terhadap stres dengan indeks prestasi.

2. Semakin baik toleransi stres, maka semakin bagus indeks prestasi.

Page 32: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

29

2.12.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep penelitian yang akan

diteliti, dapat disajikan dalam bagan di bawah ini.

Stressor

Toleransi stress Mahasiswa kedokteran Universitas Islam Indonesia

• Baik • Kurang baik

IP

• Dengan pujian • Sangat memuaskan • Memuaskan • Kurang memuaskan

Page 33: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian non

eksperimental dengan pendekatan cross sectional.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa/i fakultas kedokteran

Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 dengan kriteria :

1. Mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesai semester II

angkatan 2004.

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.3. Variabel Penelitian

Terdiri atas variabel bebas dan terikat :

1. Variabel bebas adalah toleransi terhadap stres.

2. Variabel terikat adalah indeks prestasi

3.4. Definisi Operasional

1. Indeks Prestasi (IP) adalah angka yang memperlihatkan pencapaian seseorang

dalam belajar atau bekerja selama jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini IP

yang digunakan adalah IP pada semester 1, dengan interpretasi :

Page 34: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

31

a. Kurang Memuaskan : dengan IP < 2,00

b. Memuaskan : dengan IP 2,00 – 2,75

c. Sangat Memuaskan : dengan IP 2,76 – 3,51

d. Dengan Pujian : dengan IP 3,51 – 4,00

2. Toleransi terhadap Stress adalah kemampuan individu untuk bertahan dalam

menghadapi stres tanpa mengakibatkan gangguan yang berarti, yang

digolongkan menjadi baik dan kurang baik. Adapun instrumen yang

dipergunakan adalah MSRS-ST (Miller Smith Scale for Stres Tolerance).

Instrumen ini telah diuji oleh Brodjonegoro (1988) dengan nilai batas pemisah

43. Individu dengan nilai toleransi stress < 43 dinyatakan sebagai individu

dengan toleransi sress yang baik, individu dengan nilai toleransi stress ≥ 43

dinyatakan sebagai individu dengan toleransi stress yang kurang baik.

3.5. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah melalui kuesioner yang dibagikan kepada setiap

mahasiswa kedokteran Universitas Islam Indonesia semester II angkatan 2004

yang berisi kuesioner identitas, L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personaliti

Inventori), MSRS-ST (Miller-Smith Rating Scale for Stress Tolerance) yang harus

diisi tanpa bantuan orang lain dan perolehan indeks prestasi yang diminta dari

pihak akademik fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Page 35: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

32

3.6. Instrumen Penelitian

1. Identitas responden meliputi umur, nomor mahasiswa, jenis kelamin.

2. MSRS-ST (Miller-Smith Rating Scale for Stress Tolerance)

Untuk mengetahui taraf toleransi terhadap stres di gunakan instrumen

dari Miller dan Smith, dimana pada instrumen ini terdapat 20 item yang

masing-masing item diberi skor 1-5. Selanjutnya untuk memperoleh nilai

toleransi terhadap stres dilakukan penjumlahan nilai skor sehingga secara

keseluruhan mempunyai nilai total antara 20-100.

Instrumen ini telah di uji validitasnya oleh Brojdonegoro (1988)

dengan nilai batas pemisah 43. Individu dengan nilai toleransi stres MSRS-ST

<43 dinyatakan sebagai individu dengan nilai toleransi stres yang baik, dan

individu dengan nilai toleransi stres MSRS-ST ≥ 43 memiliki toleransi stres

yang kurang

3. Indeks Prestasi

Yang dimaksud dengan indeks prestasi adalah angka yang

memperlihatkan pencapaian seseorang dalam belajar atau bekerja selama

jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini IP yang dipakai adalah IP semester

I.

4. L-MMPI (Lie Minnessota Multiphasic Personality Inventory).

Instrumen ini berisi 15 butir pernyataan untuk menilai kejujuran dalam

mengisi jawaban-jawaban instrumen yang diberikan. Minimal jawaban tidak

berjumlah 10 dari 15 butir pernyataan.

Page 36: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

33

3.7. Tahap Penelitian

Sept 04

Okt 04

Jan 05

Feb 05

Mar 05

Juni 05

Juni 05

Sept 07

Sept 07

Okt 07

1. Pemilihan judul X X 2. Penulisan Proposal X X X 3. Seminar Proposal

Karya Tulis Ilmiah X

4. Revisi Proposal Karya Tulis Ilmiah

X

5. Pengumpulan Data X X 6. Pengolahan Data dan

Pembuatan BAB IV & V

X

X

7. Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah

X

3.8. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan Uji

Kolmogrov-Smirnov yang merupakan uji alternative dari Chi Square, dengan taraf

kemaknaan P >0,05% yang berarti tidak terdapat hubungan antara ke dua variable.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS

11.0.

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan Korelasi 0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

Page 37: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

34

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Nilai P P < 0,05 Terdapat korelasi yang

bermakna antara dua

variabel yang diuji

P > 0,05 Tidak terdapat korelasi

yang bermakna antara 2

variabel yang diuji

(Sopiyudin, 2004)

Page 38: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 semester II dan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini. Dari 114 mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 semua bersedia mengisi kuesioner

yang dibagikan. Terdapat 51 kuesioner yang tidak lengkap, maka data populasi

yang digunakan berjumlah 63 data. Gambaran karakteristik responden bervariasi.

Dari 63 responden diperoleh data jenis kelamin, anak keberapa, tempat tinggal,

toleransi terhadap stress dan indeks prestasi.

a. Gambaran distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis kelamin para responden dalam penelitian ini penting untuk menjadi

bahan pertimbangan faktor yang menyebabkan meningkatnya toleransi terhadap

stress dan kejadian stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004.

Mahasiswa Fakultas kedokteran Angkatan 2004 yang menjadi responden

kebanyakan berjenis kelamin perempuan yaitu, 60,3 % (38 responden) dan yang

berjenis kelamin laki-laki terdapat 39,7 % (25 responden).

Page 39: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

36

Gambar 1. Distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan jenis kelamin

b. Gambaran distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Posisi Anak Dalam Keluarga.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universias Islam Indonesia Angkatan 2004

terbanyak merupakan anak pertama dalam keluarga yaitu sebanyak 31,7 % (20

responden), responden yang merupakan anak ke dua 27 % (17 responden), yang

merupakan anak ke tiga 25,4 % (16 responden), yang merupakan anak ke empat

11,1% (7 responden), dan yang merupakan anak ke lima, tujuh dan ke delapan

masing-masing ada 1,6 % (1 responden).

Di dalam sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibi dan anak-anak. Sehingga jika

terjadi gangguan di dalam berinteraksi dan berkomunikasi antara orang tua dan

anak-anak hal ini dapat menyebabkan munculnya gangguan penyesuaian diri dari

laki-laki prempuan

Jenis Kelamin

0

10

20

30

40

50

60

70

Per

cen

t

Jenis Kelamin

Page 40: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

37

1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 7,00 8,00

anak ke berapa

0

10

20

30

Perc

ent

anak ke berapa

anak. Sikap orang tua terhadap kehadiran dan pemeliharaan anak berhubungan

dengan urutan kelahiran ( Maramis cit Liska, 1997).

Dalam suatu keluarga anak menduduki posisi tertentu, yaitu : anak pertama,

kedua dan seterusnya, anak bungsu atau anak tunggal. Menurut Hurlock cit Liska,

1997 posisi di dalam keluarga membangun suatu aturan permainan tertentu di

dalam keluarga. Sehingga mempengaruhi sikap anak terhadap diri sendiri dan

lingkungan sekitar.

Gambar 2. Distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Posisi anak Dalam Keluarga.

c. Gambaran distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Tempat Tinggal

Page 41: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

38

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004

yang tinggal dirumah selama masa kuliah ada 19 % (12 responden) dan 81 % (51

responden) tinggal di kos selama masa kuliah.

Soewadi (1999) menyatakan bahwa stres merupakan ketimpangan dalam

menyesuaikan antara tuntutan lingkungan dengan kapasitas respon individu.

Apabila seseorang tidak dapat beradaptasi dengan baik maka akan menimbulkan

gangguan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual. Sehingga mahasiswa yang

secara tiba-tiba harus hidup terpisah dari kedua orang tuanya (kos) jika ia tidak

dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan tempat tinggalnya yang baru maka

ia dapat mengalami stres. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan

oleh Seligman et all, (1974) cit Nuhriawangsa, (1984), bahwa sebanyak 36,4%

remaja dari 85 orang remaja mengalami gangguan psikiatrik akibat kehilangan

atau perpisahan dengan orang tuanya.

Page 42: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

39

rumah kos

Tempat tingal

0

20

40

60

80

100

Perc

ent

Tempat tingal

Gambar 3. Distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Tempat Tinggal

d. Gambaran distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Toleransi Terhadap Stres

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004

banyak yang mempunyai toleransi terhadap stres yang baik yaitu sebanyak 90,5 %

(57 responden) dan hanya 9,5 % (6 responden) yang mempunyai toleransi

terhadap stres yang kurang.

Tempat tinggal

Page 43: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

40

Toleransi terhadap stres baik Toleransi terhadap stres kurang

Toleransi Stress

0

20

40

60

80

100

Perc

ent

Toleransi Stress

Gambar 4. Distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Toleransi Terhadap Stres

e. Gambaran distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 Berdasarkan Indeks Prestasi

Distribusi indeks prestasi mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004 memiliki indeks prestasi 9,5 % (6 responden) memiliki

indeks prestasi kurang memuaskan atau dibawah 2,00, 30,2 % (19 responden)

memiliki indeks prestasi memuaskan atau indeks prestasinya berkisar antara 2,00-

2,75, indeks prestasi terbanyak adalah sangat memuaskan sebanyak 47,6 % (30

responden) dengan indeks prestasi berkisar antara 2,76-3,50, sedangkan 12,7 % (8

responden) memiliki indeks prestasi dengan pujian atau indeks prestasi 3,51-4,00.

Page 44: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

41

kurang memuaskan < 2,00

memuaskan 2,00-2,75 sangat memuaskan 2,76-3,50

dengan pujian 3,51-4,00

Indeks Prestasi

0

10

20

30

40

50

Perc

ent

Indeks Prestasi

Gambar 5. Distribusi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan

2004 Berdasarkan Indeks Prestasi

Data hasil perhitungan skor toleransi terhadap stres dengan Miller Smith

Scale for Stres Tolerance (MSRS-ST) dan indeks prestasi disajikan dibawah

ini dalam bentuk tabel.

Tabel 1. Frekuensi Toleransi Stres dan Indeks Prestasi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2004

Indeks prestasi

Kurang memuaskan

< 2,00

Memuaskan 2,00-2,75

Sangat memuaskan 2,76-3,50

Dengan pujian

3,51-4,00

Toleransi terhadap stres

F % F % F % F % Baik 5 7,9 18 28,6 27 42,8 7 11,1

Kurang 1 1,6 1 1,6 3 4,8 1 1,6

Total 6 9,5 19 30,2 30 47,6 8 12,7

Page 45: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

42

Tabel 1 diatas menunjukkan 7,9 % (5 responden) termasuk kelompok

dengan indeks prestasi kurang memuaskan tetapi toleransi terhadap stres baik,

28,6 % (18 responden) memiliki indeks prestasi memuaskan dengan toleransi

terhadap stres baik, 42,8 % (27 responden) termasuk dalam kelompok dengan

indeks prestasi sangat memuaskan, sedangkan sebanyak 11,1 % (7 responden)

memiliki indeks prestasi dengan pujian denan toleransi terhadap stres baik.

Terdapat masing-masing 1,6 % (1 responden) yang memiliki indeks

prestasi kurang memuaskan dan memuaskan dengan toleransi terhadap stres

kurang, 4,8 % (3 responden) memiliki indeks prestasi sangat memuaskan

dengan toleransi terhadap stres kurang, dan 1,6 (1 responden) memiliki indeks

prestasi dengan pujian dengan toleransi terhadap stres kurang.

Hasil data pada tabel 1 tidak dapat dilakukan uji Chi Square karena tidak

memenuhi syarat uji Chi Square yaitu nilai expected pada 4 cell kurang dari 5.

Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogrov-Smirnov yang merupakan uji

alternative dari Chi Square.

Uji Kolmogrov-Smirnov merupakan jenis uji tabel 2 X K, dan bila tidak

memenuhi syarat uji Chi Square. Dari hasil pengolahan data dengan uji

Kolmogrov-Smirnov dengan SPSS didapatkan p value sebesar 1,000 yaitu

lebih dari 0.05 maka berarti tidak ada hubungan antara toleransi terhadap stres

dengan indeks prestasi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004.

Page 46: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

43

4.2. Pembahasan

Stres dapat digunakan untuk menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas

yang disebabkan oleh berbagai faktor psikologis atau faktor fisik atau

kombinasi faktor-faktor tersebut (Prawitasari, 1988). Toleransi merupakan

kemampuan seseorang dalam mensikapi hal-hal yang dapat menimbulkan

stres, ikut berperan dalam menentukan tingkah laku penyesuaian individu

dalam menghadapi stres (Carson dan Butcher, 1992).

Penelitian ini menggambarkan berbagai karakteristik yang terdapat pada

responden seperti jenis kelamin, posisi anak dalam keluarga, tempat tinggal,

toleransi terhadap stres dan indeks prestasi. Kebanyakan dari karakteristik ini

memperberat stressor sehingga toleransi terhadap stres akan berkurang atau

menurun.

Saat pengolahan data yang didapat dari responden, didapati bahwa semua

responden tidak lulus tes LMMPI yang telah di sebarkan oleh peneliti sebagai

salah satu kriteria responden yang dapat di pakai sebagai sampel penelitian.

Namun akibat keterbatasan waktu dan jumlah responden, maka peneliti tidak

mempergunakan Tes LMMPI sebagai syarat untuk menyaring responden dan

peneliti tidak melakukan penggantian jenis kuisioner untuk menggantikan Tes

LMMPI, sehingga hal ini mungkin mempengaruhi hasil dari penelitian yang

telah dilakukan.

Pada penelitian ini didapati bahwa tidak ada hubungan antara posisi anak

dalam keluarga dengan indeks prestasi. Dari penelitian sebelumnya yang

Page 47: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

44

meneliti tentang perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa FK UGM

yang tinggal bersama orang tua dan yang mondok di dapati bahwa angka

kecemasan lebih banyak di temukan pada kelompok mahasiswa yang mondok

di banding yang tinggal bersama orang tua, karena mahasiswa yang mondok

menghadapi masalah yang lebih kompleks. Menurut Moetrarsi (1986) cit..

Kusbandono, F., (1995) terdapat korelasi kuat antara problema dengan

gangguan jiwa. Adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti

dengan penelitian terdahulu dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya :

tidak adanya pengawasan saat pengisian data oleh responden, perbedaan

waktu, tempat dan suasana responden (mood, kondisi lingkungan saat

pengisian data).

Peneliti juga mendapati bahwa tidak ada hubungan antara posisi anak

dalam keluarga dengan indeks prestasi pada responden penelitian. Hasil ini

sesuai dengan hasil yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan oleh Liska,

Y., (1997) bahwa tidak adanya perbedaan posisi anak dalam keluarga dengan

indeks prestasi yang di peroleh. Hal ini dapat di sebabkan oleh bebrapa faktor,

diantaranya adalah perbedaan tipe kepribadian tiap anak.

Selain itu juga di dapati bahwa tidak ada hubungan antara toleransi stress

dengan indeks prestasi pada mahasisiwa FK UII semester dua angkatan 2004.

Hasil ini berbeda dari hasil penelitian terdahulu yang di laksanakan olah

Mada, Brata., (1997) bahwa di peroleh hubungan yang bermakna antara

ingkat ketahanan stress dengan indeks prestasi. Pada mahasisiwa baru FK

UGM angkatan 1996/1997. Perbedaan hasil penelitian yang di lakukan

Page 48: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

45

peneliti dengan penelitian terdahulu mungkin dapat di sebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya, yaitu : waktu dan tempat penelitian, suasana responden

(mood, ketenangan di lokasi pengisian data), metode dan kurikulum

pembelajaran.

Hasil penelitian ini dengan uji Kolmogrov-Smirnov dengan SPSS

didapatkan p value sebesar 1,000 yaitu lebih dari 0.05 maka berarti tidak ada

hubungan antara toleransi terhadap stres dengan indeks prestasi pada

mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004.

4.3. Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini tidak ada pengawasan yang baik terhadap

responden oleh peneliti saat pengisian data sehingga ada kemungkinan

jawaban yang di berikan merupakan hasil diskusi dengan teman yang

sama-sama menjadi responden

2. Pada penelitian ini tes LMMPI (Lie Minnesota Multiphasic

Personality Interventory) tidak digunakan dalam penilaian karena tidak

adanya keseragaman dalam pengisian dan keterbatasan jumlah

responden.

3. Keterbatasan dalam mengendalikan variabel-variabel yang tidak

terdeteksi yang mempengaruhi hasil penelitian.

4. Pembagian Kuisioner dilakukan setelah responden menyelesaikan

Quiz.

Page 49: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

46

5. Hasil penelitian ini terbatas dalam populasi yang diambil

6. Belum ada penelitian tentang psikiatri di lokasi penelitian sehingga

tidak ada hasil penelitian yang mendukung penelitian ini sesuai dengan

kondisi geografis maupun sosiokulturalnya.

Page 50: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan

2004 mempunyai beberapa karakteristik yang dapat digali dalam

penelitian ini yaitu, jenis kelamin, posisi anak dalam keluarga, tempat

tinggal, toleransi terhadap stres dan indeks prestasi.

2. Frekuensi toleransi terhadap stres pada mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 ada 90,5 % baik dan

sisanya 9,5 % toleransi terhadap stres kurang.

3. Frekuensi indeks prestasi pada mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Islam Indonesia angkatan 2004 terdapat 9,5 % kuang

memuaskan, 30,2 % memuaskan, 47,6 % sangat memuaskan dan 12,7

% dengan pujian.

4. Tidak terdapat hubungan antara toleransi terhadap stres dengan indeks

prestasi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam

Indonesia angkatan 2004.

Page 51: INTISARI - fk.uii.ac.idfk.uii.ac.id/upload/HUBUNGAN ANTARA TOLERENASI STRESS DENGAN INDEKS... · Di era Globalisasi ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan dalam ... penulis

48

5.2. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang toleransi terhadap stres

dan faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan stres pada pada

mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia.

2. Peran aktif dari berbagai pihak untuk meminimalkan tingkat stres

sehingga toleransi terhadap stres baik, dan diikuti dengan peningkatan

indeks prestasi.

3. Pemantauan secara berkala indeks prestasi mahasiswa sehingga bila

terjadi penurunan indeks dapat ditentukan penyebab penurunan.

4. Diharapkan di masa yang akan datang dapat di lakukan penelitian lebih

lanjut apakah anak ke 2 (dua), anak ke 3 mempunyai toleransi stres

yang lebih rendah bila di banding dengan anak 1 (pertama).

5. Diharapkan pada penelitian yang akan datang metode pengambilan

data agar lebih bervariasi dengan menggunakan metode wawancara

yang lebih mendalam terhadap masing-masing responden.