Intervensi Keperawatan
-
Upload
febrina-viselita -
Category
Documents
-
view
164 -
download
3
description
Transcript of Intervensi Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri yang
berhubungan
dengan penekanan
saraf nyeri yang
ditandai dengan
klien mengeluh
nyeri tak
tertahankan saat
menstruasi hingga
seperti akan
pingsan
Tupan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
klien tidak mengeluh
nyeri
Tupen:
Nyeri dapat
berkurang
Klien merasa
nyaman
Mandiri
1. Monitoring karakteristik menstruasi dari
jumlah, warna, bau, periode nyeri, intensitas
nyeri,
2. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi
intensitas (skala 1 – 10) frekuensi dan waktu.
3. Lakukan perubahan posisi tubuh
4. Dorong penggunaan teknik relaksasi seperti
bimbingn imajinasi, visualisasi latihan nafas
dalam.
Mandiri
1. Nyeri terasa saat menstruasi
menandakan ada kelainan pada
siklus menstruasi
2. Untuk mengetahui tingkat
keparahan nyeri
3. Mengurangi tekanan saraf nyeri
dan meningkatkan kenyamanan
4. Mengalihkan nyeri sementara
waktu sehingga meningkatkan
kenyamanan.
Pasca Operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
2 Nyeri
berhubungan
dengan tindakan
pembedahan
Tupan:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan, klien
Mandiri
1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri,
Mandiri
1. Sebagai pengkajian lanjut tingkatan
nyeri sehingga penanganannya
dilakukan dengan komprehensif
41 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4
yang ditandai
dengan klien
menerima
tindakan
histerektomi
dan luka jahitan
sepanjang
simfisis sampai
pusat 15 cm.
tidak mengeluh
nyeri dan merasa
nyaman
Tupen:
- Pencegahan non
analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
- Melaporkan nyeri
yang sudah
terkontrol
dan faktor-faktor presipitasi.
2. Ketahui karakteristik bekas luka operasi seperti
area, ukuran, jahitan, dan lainnya
3. Ketahui skala nyeri 1-10 atau 1-5
4. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien
dapat mengekspresikan nyeri
5. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan,
penyinaran, dll)
6. Anjurkan memakai pakaian yang lembut
7. Anjurkan untuk tidak menyentuh bagian luka
8. Ajarkan teknik non farmakologik (ex.:
relaksasi, guided imagery, terapi musik,
distraksi, aplikasi panas dingin, massage,
TENS, hipnotis, terapi aktivitas)
Kolaborasi
9. Berikan analgesik Tramadol 50 mg/kapsul
10. Evaluasi konsumsi obat sesuai jadwal
2. Luka operasi menjadi sumber nyeri
utama
3. Mengetahui tingkat keparahan nyeri
4. Komunikasi meningkatkan kebebasan
klien dalam berekspresi
5. Untuk mencegah nyeri semakin
memburuk
6. Faktor nyeri disebabkan pakaian yang
kasar dan bergesekkan dengan luka
7. Menyentuh meningkatkan resiko nyeri
8. Mengalihkan nyeri untuk sementara
dan meningkatkan kenyaman
Kolaborasi
1. Analgetik menurunkan nyeri dengan
cepat
2. Meningkatkan keefektifan analgetik
3 Ketidakseimban
gan volume
cairan yang
Tupan:
Setelah dilakukan
tindakan
Mandiri
1. Monitoring intake dan output cairan
2. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti pucat, sklera,
Mandiri
1. Mengetahui kebutuhan cairan klien
2. Untuk mengetahui keadaan umum dan
42 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4
berhubungan
dengan efek
tindakan
pembedahan
yang ditandai
dengan klien
mendapatkan
histerektomi.
keperawatan,
kebutuhan cairan
terpenuhi
Tupen:
Tidak terjadi
dehidrasi
Klien
beraktivitas
normal
konjungtiva, kelemahan, bibir pecah-pecah,
dan lainnya
3. Penuhi kebutuhan dan aktivitas sesuai
kemampuan klien
Kolaborasi
4. Berikan infus cairan dextrose
5. Evaluasi jumlah infuse yang dipakai dan
rentang waktu penggantian cairan
tingkat keparahan penurunan cairan
3. Membantu mempertahankan kenyaman
dalam memenuhi kebutuhan cairan dan
aktivitas
Kolaborasi
4. Meningkatkan cairan tubuh secara
langsung
5. Meningkatkan efektivitas pemberian
cairan
4 Gangguan
eliminasi urine
berhubungan
dengan luka
operasi ditandai
dengan luka
operasi 15 cm
dari simpisis ke
pusat, kering
balutan bersih
Tupan:
Pola eliminasi
teratur dan idak ada
gangguan eliminasi
Tupen:
Setelah dilakukan
tindakan kerawatan
1x24 jam diharapkan
klien mampu
mengosongkan
kandung kemih
secara teratur
Mandiri
1. Pantau pola berkemih dan awasi pengeluaran
urin
2. Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan
ketidaknyamanan, penuh, dan
ketidakmampuan berkemih.
3. Berikan perawatan kebersihan perineal dan
perawatan kateter urin
4. Kaji karakteristik urin, perhatikan warna,
kejernihan dan bau
5. Pertahankan patensi kateter tak menetap,
pertahankan drainase selang bebas lipatan
Mandiri
1. Dapat mengindikasikan retensi urin
bila berkemih dengan sering dalam
jumlah kurang dari 100 ml
2. Persepsi kandung kemih penuh,
distensi kandung kemih diatas simpisis
pubis menunjukan retensi urin
3. Meningkatkan kebersihan dan
menurunkan resiko infeksi saluran
kemih acenden.
4. Retensi urin dan adanya kateter
meningkatkan resiko infeksi terutama
43 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4
bila klien mempunyai jahitan perineal
5. Meningkatkan drainase bebas urin,
menurunkan resiko stasis urin atau
retensi dan infeksi
5 Cemas
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan
ditandai dengan
bertanya kepada
perawat, klien
tampak
Tupan :
Klien
mengungkapkan
informasi akurat
tentang diagnosa dan
pengobatan.
Tupen :
5.Klien melakukan
perubahan gaya
hidup yang perlu dan
berpartisipasi pada
aturan pengobatan.
Mandiri
1. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada
tingkat kecemasan (takikardi, takipneu,
ekspresi cemas non verbal)
2. Temani klien untuk mendukung kecemasan
dan rasa takut
3. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik
relaksasi
4. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas
dengan cara yang tepat
5. Sediakan informasi akuratl tentang diagnosa,
penanganan, dan prognosis
Mandiri
1. Sebagai langkah awal keadaan umum
klien
2. Mengurangi kecemasan dan ketakutan
3. Mengurangi kecemasan dan ketakutan
sementara
4. Obat lebih efektif menurunkan cemas
5. Untuk memenuhi kebutuhan
ketidaktahuan prognosis penyakit dan
pembedahan
6 Harga diri
rendah
berhubungan
dengan
perubahan
Tupan:
Klien mampu
beradaptasi dengan
perubahan citra
Mandiri
1. Bantu individu dalam mengidentifikasi dan
mengekspresikan perasaan
2. Perhatikan respon menarik diri, tidak
Mandiri
1. Untuk memudahkan melakukan
tindakan selanjutnya dan mengetahui
kondisi secara lengkap
2. Untuk meningkatkan pengetahuan
44 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4
struktur tubuh
pasca operasi
ditandai dengan
klien tampak
sedih,
menangis,
banyak berdiam
diri, dan
menyalahkan
diri sendiri.
tubuh
Tupen:
Klien menyatakan
masalah dan
menunjukan sikap
mampu
menghadapinya
Menyatakan
penerimaan diri
pada perubahan
citra tubuh
berekspresi, mood berkurang
3. Jelaskan prognosis penyakit dan pembedahan
secara akurat
4. Dorong klien untuk membayangkan masa
depan dan hasil positif dari kehidupan
5. Perkuat kemampuan dan karakter positif
(misal: hobi, keterampilan, penampilan,
pekerjaan)
6. Bantu klien menerima perasaan positif dan
negatif
7. Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab
sendiri dan kontrol situasi
penyakit
3. Untuk meningkatkan kepercayaan diri
untuk proses penyembuhan
4. Mengurangi resiko stres
5. Dengan menerima, klien mampu
menjalani hidup selanjutnya seperti
biasa
7 Resiko tinggi
infeksi Resiko
infeksi
berhubungan
dengan jaringan
traumatic dan
penetrasi.
Tupan :
Tidak terjadi infeksi.
Tupen :
Mencapai masa
penyebuhan lesi
Mengidentifikasi/
ikut serta dalam
perilaku yang
mengurangi/menu
runkan resiko
Mandiri
1. Lakukan cuci tangan yang baik oleh pemberi
perawatan dan pasien.
2. Pertahankan teknik aseptik ketat pada
perawatan lesi.
3. Pantau suhu, catat adanya mengigil dengan
atau tanpa demam.
Kolaborasi :
4. Ambil specimen untuk kultur
Mandiri
1. Mencegah kontaminasi silang dan
kolonisasi bakteri.
2. Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi
bakteri.
3. Adanya respon inflamasi/infeksi
membutuhkan evaluasi pengobatan.
Kolaborasi
4. Identifikasi terhadap portal entri dan
45 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4
infeksi
Bebas dari tanda-
tanda infeksi
5. Berikan obat antiinfeksi sesuai petunjuk :
antibiotic spectrum luas, misalnya metisilin
(staphcilin); Gram-negatif, misalnya nafsilin
( Nafcil), vankomisin (Vancocin)
organisme penyebab infeksi
5. Meningkatkan imunitas sementara
untuk mencegah infeksi
8 Disfungsi
seksual Resiko
tinggi disfungsi
seksual
berhubungan
dengan
perubahan
struktur dan
fungsi tubuh
pasca operasi
Tupan
Kebutuhan seksual
terpenuhi
Tupen:
Mendiskusikan
gambaran diri,
peran seksual,
dengan orang
terdekat
Mengidentifikasi
kepuasan/ praktik
seksual yang
diterima dan
alternatif
hubungan seksual
Mandiri
1. Mandengarkan pernyataan klien atau orang
terdekat
2. Berikan lingkungan terbuka pada klien untuk
mendiskusikan masalah seksualitas
3. Kaji informasi klien atau orang terdekat
tentang anatomi atau fungsi seksual dan
pengaruh prosedur pembedahan
4. Identifikasi faktor budaya dan adanya konflik
5. Bantu klien untuk menyadari dan menerima
kondisi
6. Dorong klien untuk berbagi pikiran atau
masalah dengan teman
7. Kolaborasi
7. Rujuk ke konseor atau ahli seksual sesuai
kebutuhan
Mandiri
1. Mengidentifikasi tahap kehilangan atau
kebutuhan intervensi
2. Dapat memberikan minat dan perhatian
dan memberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan konsep
3. Memberikan kesempatan pada klien
untuk bertanya dan mengasimilasi
informasi
4. Budaya setiap individu berbeda
5. Memerlukan bantuan tambahan untuk
mengatasi perasaan kehilangan
6. Mengurangi harga diri rendah dan
meningkatkan kepercayaan diri
Kolaborasi
7. Meningkatkan proses penyembuhan
46 | M a k a l a h A d e n o m i o s i s U t e r i K e l o m p o k 4