INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

14
Pros: Seminar Nasional Sains dan Teknologi-H Universitas Lampung, 17-18 November :lVv_ KAJIAN PERBAIKAN AGROINDUSTRI KAF..ET REl\.1AH MENGGUNAKAN INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING Tanto Pratondo Utomo*), Anas Mifath Fauz(*), Tun Tedje **1, Muhammad Roml(*), Amril Aman"}, dan Suharto Honggokusumo***) OJ Jurusan Teknologi Hasil Perlanian, FAPERTA, UNlLA J1. Sumantri 1 Bandarlampung 35145 IQm9«[email protected] "J Program Sludi Telowlugi lnduslri Pertanian, SekoJah Pascasarjana, lPB ... ) Direktur EksekulifGAPKlNDO ABSTRAK Agroindustri kar@t remah di Indonesia, yang didominasi oleh agroindustri berbahan baku rakyat, melibatkan setidaknya tiga pelaku utama dengan keterkaitaII fungsionai yaitu petani karet, pedagang perantara, dan pabrik karet remah. Agroindustri karet remah dengan pola ini menggunakan sumberdaya berupa air <fun energi dalam jumlah yang besar. Selmn itu. agroindusm ini menghasHkan berbagai jenis Iimbah dalam juml?.h yang besar. Tujuan penelitian ini adalab mengkaji proses produksi agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat dan memberikan solusi perbaikannya berdasarkan strukturisasi sistem menggune.kan interpretative structural modelling (ISM). ISM digunakan untuk mengkaji upaya perbaikan agroindustri karet remah karena marnpu memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafts dan kalimat. Hasil penelitia'1 terhadap strukturisasi sistem agroindus1.rl karet reml'lh berbahan baku karet rakyat menunjukkan b3hwa pada 0) elemen struktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai, sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi dasar bagi sub-elemen yang lain; (2) elemcn keddala yang mungkin dihadapi, dua sub-elemen yaitu akses P'!fat,i karet yang sangat terbatas terhadap leknologi anjuran dan lembaga pendampingan petani yang belmn memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain; dan (3) elemen pra- kondisi yang harus disiapkan, sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya produksi bersih pada pihak-pihak yang terlibat dalam agroint1ustri karet remah berbahan ba.. 1 m karet rakyat mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya. F..ata kunci: Karet remah, ISM, bokar I. PENDAHULUAN Karet aiarn merupakan salah dari sepuluh komoditas strategis agroindustri dengan jumlah produksi 2,637 juta ton yang dihasiIkan dari tanarnan karet seluas 3,309 jum hektar pada tahun 2006. Dari luasan laban tersebut, petani karet mengelola seluas sekitar 2,8 juta hektar dengan jumlah produksi 1,9 juta sedangka..'1 sisanya dikelola oleh perkebunan negare dan perkebunan swasta. Dari total produksi karet Indonesia tersebut, 2,286 juta ton karet, yang ISBN: 978-979-1165-74-7 VII-51

Transcript of INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Page 1: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Pros Seminar Nasional Sains dan Teknologi-H

Universitas Lampung 17-18 November lVv_

KAJIAN PERBAIKAN AGROINDUSTRI KAFET REl1AH MENGGUNAKAN INTERPRETATIVE STRUCTURAL JODELLING

Tanto Pratondo Utomo) Anas Mifath Fauz() Tun Tedje1 Muhammad Roml() Amril Aman dan Suharto Honggokusumo)

OJ Jurusan Teknologi Hasil Perlanian FAPERTA UNlLA J1 Sumantri Br~lnegoro 1 Bandarlampung 35145

~-m(Ji1 IQm9laquoUiffllJtl11ilqqfJd J Program Sludi Telowlugi lnduslri Pertanian SekoJah Pascasarjana lPB

) Direktur EksekulifGAPKlNDO

ABSTRAK

Agroindustri kart remah di Indonesia yang didominasi oleh agroindustri berbahan baku kan~t rakyat melibatkan setidaknya tiga pelaku utama dengan keterkaitaII fungsionai yaitu petani karet pedagang perantara dan pabrik karet remah Agroindustri karet remah dengan pola ini menggunakan sumberdaya berupa air ltfun energi dalam jumlah yang besar Selmn itu agroindusm ini menghasHkan berbagai jenis Iimbah dalam jumlh yang besar Tujuan penelitian ini adalab mengkaji proses produksi agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat dan memberikan solusi perbaikannya berdasarkan strukturisasi sistem menggunekan interpretative structural modelling (ISM) ISM digunakan untuk mengkaji upaya perbaikan agroindustri karet remah karena marnpu memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafts dan kalimat Hasil penelitia1 terhadap strukturisasi sistem agroindus1rl karet remllh berbahan baku karet rakyat menunjukkan b3hwa pada 0) elemen struktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi dasar bagi sub-elemen yang lain (2) elemcn keddala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu akses Pfati karet yang sangat terbatas terhadap leknologi anjuran dan lembaga pendampingan petani yang belmn memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan (3) elemen prashykondisi yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya kons~p produksi bersih pada pihak-pihak yang terlibat dalam agroint1ustri karet remah berbahan ba1m karet rakyat mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

Fata kunci Karet remah ISM bokar

I PENDAHULUAN

Karet aiarn merupakan salah ~ltu dari sepuluh komoditas strategis agroindustri dengan

jumlah produksi 2637 juta ton yang dihasiIkan dari tanarnan karet seluas 3309 jum hektar pada

tahun 2006 Dari luasan laban tersebut petani karet mengelola seluas sekitar 28 juta hektar

dengan jumlah produksi 19 juta sedangka1 sisanya dikelola oleh perkebunan negare dan

perkebunan swasta Dari total produksi karet Indonesia tersebut 2286 juta ton karet yang

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-51

Prosiding Seminar N~jonal Sains dan Teknologi-U 2QO~

Universitas Lampung 17-18 November 2008

dominant dalam bentuk Karet Spesifikasi Teknis atau diperdagangkan sebagai Standard

Indonesian Rubber (SIR) daiam bentuk karet remah diekspor ke beberapa negara dan

menghasilkan devisa sebesar sekitar 432 milyar dellar AS (Ditjenbun 2006 Gapkindo 2007) TSR

atau karet remah sebagian besar diproduksi olen perusahaan swasta menggunakan bahan baku karet

dalam bentuk koagulwn yang dikenal dengan istilah bahan olah karet (bokar) yang dihasilkan dari

tarlaman karet yang dike lola rakyat (Ditjenbun 2006 Gapkhdo 2007)

Salah satu masalah utama yang dihadapi industri karet remah dengan bahan baku karet

rakyat adalah bokar yang digunakan dalam kondisi kotor dan bermutu rendall Bokar wrmutu

renda1 antara lain berupa slab dan lump yampng kotor dengan ketebalan tebih dari t50 mIn atan

termasuk mutu IV berdasarkan petsyaratan mum bokar SNI 06-2047-2002 Bokar kotor dan

bermutu rendah menyebabkan beberapa kerugian antara lai1 diperlukan air dan energi dalam jumlah

yang bess terutama untuk memisahkan kotoran yang tcrkandung dalam bokar dihasiikan Iimbah

padat berupa tatal kulit sadapan dan pasir yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan bau tidak

sedap (rnalodour) akibat penguraian bahan-bahan organik dalam serum yang berada dl daiam bokar

oleh mikroorganisme

Bokar kotor dan bermutu rendah menlngkatkan biaya produksi untuk mengolahnya

menjadi karet remah akibat diperlukan air dan energi dalam jumlah yang lebih banyak Selain itu

limbah dalam beragam bentuk yang dihasilkan memerlukan biaya penanganan untuk meminimalisir

pencemaran Hngkungan yRtlg mungkin ditimbulkan Hal ini menjadi kendala bagi industri ku-et

remah yang hams berproduksi seefisien mungkin agar tetap dapat bersaing dengan karet alam yang

dihasilkan oleh negu--a lain

Salal satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan kompleks industri

katet reruah adalah menerapkan produksi bersih (cleaner production) Selama inl industri-industri

dalam menangani iimbah yang dhasilkal1 dari proses produksinya mellggunakan berbagai jenis unit

pengolahan limbah (UPL) atau dengan prlnsip reakst dan penanganan (react and treat) Dengan

prinsip ini upaya penanganan dan pengolahan limhah merupakan sumber pengeluaran bagi industri

(cost center) dengan imhalan berupa terpenuhjnya baku mutu lingkungan

Hal sebaliknya produksi bersih yang berdasarkan prinsip antisipasi dan pencegahan

(anticipate and prevent) apabila diterapkan pada tahap-tahap yeng potensia paJa proses produksi

produk atau jasa dari suatu industri maka limbah dapat diminimalkan bahkan dihindarkan

Upaya-upaya pada penerapan produksi bersih mulai dari yang sederhana sampai dengan

yang kompleks yaitu good house-keeping optlmasl proses suhstlttlsi bahan baku teknologi baru

dan desaiD produk baru

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-52

Prosiding Seminar NasionaJ Saim dan TekJ1oJogi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Berdasarkan kondisi umum industri karet remah di Indonesia maka pada peneJitian ini

penerapan produksi bersih dikaji pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksinya yaitu

petani karet sebagai penyedia bahan baku pedagang perantara dan Koperasi Unit Desa (KUD)

sebagai pengumpul dan pengangkut dan pabrik karet sebagai pengoJah bahan baku menjadi karet

remah sebagai satu kesatuan sehingga diharapkan peningkatan efisiensi dan perolehan manfaat

dapat dirasakan secara keseluruhan sekaligus menurunkan resiko pencemaran lingkungan

Industri karet remall yang meIibatkan beberapa pihak dengan kepentingan yang berbeda

m~rupakan suatu hal yang kompleks karena masing-masing pihak mempunyai tujuan yang

kemungkinan saling bertentangan Untuk mcncapai tujua1 betSama maka perlu diterapkan teknik

ISM yang proses pengkajian ke1ompoyen (group learning process) untuk mengbasiIkan model-model

struktural guna memotret peri hal yang kompleks dati suatu sistem melalui pola yang dilancang

secara seksama denga1J menggunalrnn gratis serta kalimat Teknik ISM merupakan salah saiu

teknik perrnodeJan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka

panjang yang sering menetapkan secara la1gsung teknik peneHtian operaslonal dan atau aplikasi

statistik deskriptif (Marimin 2004)

Tujuan Penelitian ini adalall mcngkaji proses produksi agroindustri karet remah berbahan

bltgtku karet rakyat dan memberikan solusi perbaikannya berdasarkan strukturisasi sistem

menggunakan interpretative structural modelling (ISM)

1 METODE PENELITJAN

Agroindustri karet remah berbahan baku bokar melibatkan tiga pelaku utama yaitu petani

karet dan kelembagaan petani (kelompok tani dan KUD) pedagang perantara dan pabrik karet

remall dalam proses produksinya sehingga dapat dikategorikan menjadi suatu bentuk sistem yang

kompleks Strukturisasi sistem menggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen sistem

dilakukan menggunakan metode interpretative structural modeling (ISM) (Saxena et al 1992)

Keluaran analisis ISM dalam bentuk hiram sub-elemen serta diagram matrix driver powershy

dependence diharapkan mampu lnenggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen yang

ditetapkan sena dapat menghasilkan sub-sub elemen yang menjadi pendorong bagi sub-elemen lain

sehingga menjadi fokus dalam perbaikan agroindustri karet remall berbahan baku bokar

Metode dan teknik ISM yang digunakan dlbagi menjadl dua bagian yaltu penyusunan

hirarki dan klasitikasi sub-elemen Prinsip dasarnya adalall identifikasi c1ari struktur di dalam suatu

sistem yang memberlkan manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk

pengambHan keputusan (Eriyatno 19(9)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-53

Prosiding Seminar Nasiol1al Saim dan Telmoiogi-I 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Menurut Hill dan Wartfield (1972) dalaJl Saxena ef al (1992) progra-n dapat dibagi

menjadi sembilan elemen yaitu

I sektor masyarakat yang terpengaruhi

2 kebutuhan dari program

3 kendala utama

4 perubahan yang dimungkinkan

5 tujuan dari program

6 tolok ukur -uIltuk menilai setiap tujuan

7 aktivitas yang dibutuhkan guna merencanakan tindakan

3 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas

9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program

Metodologi ISM yang dikembangkan oleh Saxena et a1 (1992) diarahYan untuk

memperoleh struktur hirarki sub-elemen di dalam elemen-elemen sistem berdasarkan hubungan

kontekstual dalam bentuk hubungan V A X 0 yang kemudian dikenal dengan istilah ISM VAXO

Hubungan kontekstual anatar sub-elemen di dalam ISM V AXO menunjukkan hubungan yang

bersifat langsung dan tidak menunjukkan hubungan antara sub-elemen yang bersifat tidak langsung

Simbol V AXO antar sub-elemen pada matriks SSIM akan tergantung dari sifat hubungan antara

elemen tersebut Y41itu

V adalah eij = 1 dan Cji = 0

A adalah Cj = 0 dan eji 1

X adalah ej = 1 dan eji = I

o adalah Cj 0 dan eji = 0

dengan simbol angka I menunjukkan adanya hubungan kontekstual dan simbol 0 menlmjukkan

tidak terdapat hubungan kontekstual antar sub-elemen 8S1M selanjutnya ditrasformasi menjadi

RM yang merupakan matriks bilangan biner

Metode klasifikasi sub-elemen yang distrukturisasi berdasarkan tingkat driver power dan

dependence serta menentukan elemen kunci dari sistem yang dikaji (Saxena et al 1992)

Klasmkasi sub-elemen dibagi menjadi empat struktur yaitu

1 sektor i weak driver weak dependent variables (autonomous) yang berisi peubah yang

ISBN 978-979-1165-74-7 ViI-54

Prosiding SelTIinar Nasional Sains dan Teknologi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan yang kecil

walaupun dapat saja hubungan tersebut kuat

2 sektor 2 weak driver - strongly dependent variables (dependent) yang berisi peubah tidak

bebas

3 sektor 3 strong driver - strongly dependent variables (linkage) yang berisi peubah yang hams

dikaji secara hati-hati karena hubungan antar peubah yang Hdak stabil dan setiap tindakm pada

peubah ini dapat memberikan dampak terhadap peubah lalILiya dai1 UtIlpan balik pengaruhnya

dapat memperbesar dampak

4 sektor 4 strong driver - week dependent variables (independent) yang berisi bgian sisa dan

sistem dan disebut peuooh helms

Pakar yang terlibat dalam brainstorming dan me1akkan pcnilaian pada penelitian ini

adalah para pakar yang memiliki keahlian di bidang teknologi pengolahan karet dari Balai

Penelitian Teknologi Karet (BPTK -Bogor) PTP Nusantara VII Pusat Penelitian Karet Sembawa

dan paktisi (pabrik karet) pengemballgan keJembagaan karet dari BPTK-Bogor dan pengelolaan

limbah agroindustri dan Universitas Lampung (Unila)

Secara keseluruhan teknik ISM yang digunakan pada kajian perbaikan agroindustri karet

remah pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-55

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 2: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar N~jonal Sains dan Teknologi-U 2QO~

Universitas Lampung 17-18 November 2008

dominant dalam bentuk Karet Spesifikasi Teknis atau diperdagangkan sebagai Standard

Indonesian Rubber (SIR) daiam bentuk karet remah diekspor ke beberapa negara dan

menghasilkan devisa sebesar sekitar 432 milyar dellar AS (Ditjenbun 2006 Gapkindo 2007) TSR

atau karet remah sebagian besar diproduksi olen perusahaan swasta menggunakan bahan baku karet

dalam bentuk koagulwn yang dikenal dengan istilah bahan olah karet (bokar) yang dihasilkan dari

tarlaman karet yang dike lola rakyat (Ditjenbun 2006 Gapkhdo 2007)

Salah satu masalah utama yang dihadapi industri karet remah dengan bahan baku karet

rakyat adalah bokar yang digunakan dalam kondisi kotor dan bermutu rendall Bokar wrmutu

renda1 antara lain berupa slab dan lump yampng kotor dengan ketebalan tebih dari t50 mIn atan

termasuk mutu IV berdasarkan petsyaratan mum bokar SNI 06-2047-2002 Bokar kotor dan

bermutu rendah menyebabkan beberapa kerugian antara lai1 diperlukan air dan energi dalam jumlah

yang bess terutama untuk memisahkan kotoran yang tcrkandung dalam bokar dihasiikan Iimbah

padat berupa tatal kulit sadapan dan pasir yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan bau tidak

sedap (rnalodour) akibat penguraian bahan-bahan organik dalam serum yang berada dl daiam bokar

oleh mikroorganisme

Bokar kotor dan bermutu rendah menlngkatkan biaya produksi untuk mengolahnya

menjadi karet remah akibat diperlukan air dan energi dalam jumlah yang lebih banyak Selain itu

limbah dalam beragam bentuk yang dihasilkan memerlukan biaya penanganan untuk meminimalisir

pencemaran Hngkungan yRtlg mungkin ditimbulkan Hal ini menjadi kendala bagi industri ku-et

remah yang hams berproduksi seefisien mungkin agar tetap dapat bersaing dengan karet alam yang

dihasilkan oleh negu--a lain

Salal satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan kompleks industri

katet reruah adalah menerapkan produksi bersih (cleaner production) Selama inl industri-industri

dalam menangani iimbah yang dhasilkal1 dari proses produksinya mellggunakan berbagai jenis unit

pengolahan limbah (UPL) atau dengan prlnsip reakst dan penanganan (react and treat) Dengan

prinsip ini upaya penanganan dan pengolahan limhah merupakan sumber pengeluaran bagi industri

(cost center) dengan imhalan berupa terpenuhjnya baku mutu lingkungan

Hal sebaliknya produksi bersih yang berdasarkan prinsip antisipasi dan pencegahan

(anticipate and prevent) apabila diterapkan pada tahap-tahap yeng potensia paJa proses produksi

produk atau jasa dari suatu industri maka limbah dapat diminimalkan bahkan dihindarkan

Upaya-upaya pada penerapan produksi bersih mulai dari yang sederhana sampai dengan

yang kompleks yaitu good house-keeping optlmasl proses suhstlttlsi bahan baku teknologi baru

dan desaiD produk baru

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-52

Prosiding Seminar NasionaJ Saim dan TekJ1oJogi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Berdasarkan kondisi umum industri karet remah di Indonesia maka pada peneJitian ini

penerapan produksi bersih dikaji pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksinya yaitu

petani karet sebagai penyedia bahan baku pedagang perantara dan Koperasi Unit Desa (KUD)

sebagai pengumpul dan pengangkut dan pabrik karet sebagai pengoJah bahan baku menjadi karet

remah sebagai satu kesatuan sehingga diharapkan peningkatan efisiensi dan perolehan manfaat

dapat dirasakan secara keseluruhan sekaligus menurunkan resiko pencemaran lingkungan

Industri karet remall yang meIibatkan beberapa pihak dengan kepentingan yang berbeda

m~rupakan suatu hal yang kompleks karena masing-masing pihak mempunyai tujuan yang

kemungkinan saling bertentangan Untuk mcncapai tujua1 betSama maka perlu diterapkan teknik

ISM yang proses pengkajian ke1ompoyen (group learning process) untuk mengbasiIkan model-model

struktural guna memotret peri hal yang kompleks dati suatu sistem melalui pola yang dilancang

secara seksama denga1J menggunalrnn gratis serta kalimat Teknik ISM merupakan salah saiu

teknik perrnodeJan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka

panjang yang sering menetapkan secara la1gsung teknik peneHtian operaslonal dan atau aplikasi

statistik deskriptif (Marimin 2004)

Tujuan Penelitian ini adalall mcngkaji proses produksi agroindustri karet remah berbahan

bltgtku karet rakyat dan memberikan solusi perbaikannya berdasarkan strukturisasi sistem

menggunakan interpretative structural modelling (ISM)

1 METODE PENELITJAN

Agroindustri karet remah berbahan baku bokar melibatkan tiga pelaku utama yaitu petani

karet dan kelembagaan petani (kelompok tani dan KUD) pedagang perantara dan pabrik karet

remall dalam proses produksinya sehingga dapat dikategorikan menjadi suatu bentuk sistem yang

kompleks Strukturisasi sistem menggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen sistem

dilakukan menggunakan metode interpretative structural modeling (ISM) (Saxena et al 1992)

Keluaran analisis ISM dalam bentuk hiram sub-elemen serta diagram matrix driver powershy

dependence diharapkan mampu lnenggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen yang

ditetapkan sena dapat menghasilkan sub-sub elemen yang menjadi pendorong bagi sub-elemen lain

sehingga menjadi fokus dalam perbaikan agroindustri karet remall berbahan baku bokar

Metode dan teknik ISM yang digunakan dlbagi menjadl dua bagian yaltu penyusunan

hirarki dan klasitikasi sub-elemen Prinsip dasarnya adalall identifikasi c1ari struktur di dalam suatu

sistem yang memberlkan manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk

pengambHan keputusan (Eriyatno 19(9)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-53

Prosiding Seminar Nasiol1al Saim dan Telmoiogi-I 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Menurut Hill dan Wartfield (1972) dalaJl Saxena ef al (1992) progra-n dapat dibagi

menjadi sembilan elemen yaitu

I sektor masyarakat yang terpengaruhi

2 kebutuhan dari program

3 kendala utama

4 perubahan yang dimungkinkan

5 tujuan dari program

6 tolok ukur -uIltuk menilai setiap tujuan

7 aktivitas yang dibutuhkan guna merencanakan tindakan

3 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas

9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program

Metodologi ISM yang dikembangkan oleh Saxena et a1 (1992) diarahYan untuk

memperoleh struktur hirarki sub-elemen di dalam elemen-elemen sistem berdasarkan hubungan

kontekstual dalam bentuk hubungan V A X 0 yang kemudian dikenal dengan istilah ISM VAXO

Hubungan kontekstual anatar sub-elemen di dalam ISM V AXO menunjukkan hubungan yang

bersifat langsung dan tidak menunjukkan hubungan antara sub-elemen yang bersifat tidak langsung

Simbol V AXO antar sub-elemen pada matriks SSIM akan tergantung dari sifat hubungan antara

elemen tersebut Y41itu

V adalah eij = 1 dan Cji = 0

A adalah Cj = 0 dan eji 1

X adalah ej = 1 dan eji = I

o adalah Cj 0 dan eji = 0

dengan simbol angka I menunjukkan adanya hubungan kontekstual dan simbol 0 menlmjukkan

tidak terdapat hubungan kontekstual antar sub-elemen 8S1M selanjutnya ditrasformasi menjadi

RM yang merupakan matriks bilangan biner

Metode klasifikasi sub-elemen yang distrukturisasi berdasarkan tingkat driver power dan

dependence serta menentukan elemen kunci dari sistem yang dikaji (Saxena et al 1992)

Klasmkasi sub-elemen dibagi menjadi empat struktur yaitu

1 sektor i weak driver weak dependent variables (autonomous) yang berisi peubah yang

ISBN 978-979-1165-74-7 ViI-54

Prosiding SelTIinar Nasional Sains dan Teknologi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan yang kecil

walaupun dapat saja hubungan tersebut kuat

2 sektor 2 weak driver - strongly dependent variables (dependent) yang berisi peubah tidak

bebas

3 sektor 3 strong driver - strongly dependent variables (linkage) yang berisi peubah yang hams

dikaji secara hati-hati karena hubungan antar peubah yang Hdak stabil dan setiap tindakm pada

peubah ini dapat memberikan dampak terhadap peubah lalILiya dai1 UtIlpan balik pengaruhnya

dapat memperbesar dampak

4 sektor 4 strong driver - week dependent variables (independent) yang berisi bgian sisa dan

sistem dan disebut peuooh helms

Pakar yang terlibat dalam brainstorming dan me1akkan pcnilaian pada penelitian ini

adalah para pakar yang memiliki keahlian di bidang teknologi pengolahan karet dari Balai

Penelitian Teknologi Karet (BPTK -Bogor) PTP Nusantara VII Pusat Penelitian Karet Sembawa

dan paktisi (pabrik karet) pengemballgan keJembagaan karet dari BPTK-Bogor dan pengelolaan

limbah agroindustri dan Universitas Lampung (Unila)

Secara keseluruhan teknik ISM yang digunakan pada kajian perbaikan agroindustri karet

remah pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-55

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 3: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar NasionaJ Saim dan TekJ1oJogi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Berdasarkan kondisi umum industri karet remah di Indonesia maka pada peneJitian ini

penerapan produksi bersih dikaji pada pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksinya yaitu

petani karet sebagai penyedia bahan baku pedagang perantara dan Koperasi Unit Desa (KUD)

sebagai pengumpul dan pengangkut dan pabrik karet sebagai pengoJah bahan baku menjadi karet

remah sebagai satu kesatuan sehingga diharapkan peningkatan efisiensi dan perolehan manfaat

dapat dirasakan secara keseluruhan sekaligus menurunkan resiko pencemaran lingkungan

Industri karet remall yang meIibatkan beberapa pihak dengan kepentingan yang berbeda

m~rupakan suatu hal yang kompleks karena masing-masing pihak mempunyai tujuan yang

kemungkinan saling bertentangan Untuk mcncapai tujua1 betSama maka perlu diterapkan teknik

ISM yang proses pengkajian ke1ompoyen (group learning process) untuk mengbasiIkan model-model

struktural guna memotret peri hal yang kompleks dati suatu sistem melalui pola yang dilancang

secara seksama denga1J menggunalrnn gratis serta kalimat Teknik ISM merupakan salah saiu

teknik perrnodeJan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka

panjang yang sering menetapkan secara la1gsung teknik peneHtian operaslonal dan atau aplikasi

statistik deskriptif (Marimin 2004)

Tujuan Penelitian ini adalall mcngkaji proses produksi agroindustri karet remah berbahan

bltgtku karet rakyat dan memberikan solusi perbaikannya berdasarkan strukturisasi sistem

menggunakan interpretative structural modelling (ISM)

1 METODE PENELITJAN

Agroindustri karet remah berbahan baku bokar melibatkan tiga pelaku utama yaitu petani

karet dan kelembagaan petani (kelompok tani dan KUD) pedagang perantara dan pabrik karet

remall dalam proses produksinya sehingga dapat dikategorikan menjadi suatu bentuk sistem yang

kompleks Strukturisasi sistem menggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen sistem

dilakukan menggunakan metode interpretative structural modeling (ISM) (Saxena et al 1992)

Keluaran analisis ISM dalam bentuk hiram sub-elemen serta diagram matrix driver powershy

dependence diharapkan mampu lnenggambarkan keterkaitan antar sub-elemen dalam elemen yang

ditetapkan sena dapat menghasilkan sub-sub elemen yang menjadi pendorong bagi sub-elemen lain

sehingga menjadi fokus dalam perbaikan agroindustri karet remall berbahan baku bokar

Metode dan teknik ISM yang digunakan dlbagi menjadl dua bagian yaltu penyusunan

hirarki dan klasitikasi sub-elemen Prinsip dasarnya adalall identifikasi c1ari struktur di dalam suatu

sistem yang memberlkan manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk

pengambHan keputusan (Eriyatno 19(9)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-53

Prosiding Seminar Nasiol1al Saim dan Telmoiogi-I 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Menurut Hill dan Wartfield (1972) dalaJl Saxena ef al (1992) progra-n dapat dibagi

menjadi sembilan elemen yaitu

I sektor masyarakat yang terpengaruhi

2 kebutuhan dari program

3 kendala utama

4 perubahan yang dimungkinkan

5 tujuan dari program

6 tolok ukur -uIltuk menilai setiap tujuan

7 aktivitas yang dibutuhkan guna merencanakan tindakan

3 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas

9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program

Metodologi ISM yang dikembangkan oleh Saxena et a1 (1992) diarahYan untuk

memperoleh struktur hirarki sub-elemen di dalam elemen-elemen sistem berdasarkan hubungan

kontekstual dalam bentuk hubungan V A X 0 yang kemudian dikenal dengan istilah ISM VAXO

Hubungan kontekstual anatar sub-elemen di dalam ISM V AXO menunjukkan hubungan yang

bersifat langsung dan tidak menunjukkan hubungan antara sub-elemen yang bersifat tidak langsung

Simbol V AXO antar sub-elemen pada matriks SSIM akan tergantung dari sifat hubungan antara

elemen tersebut Y41itu

V adalah eij = 1 dan Cji = 0

A adalah Cj = 0 dan eji 1

X adalah ej = 1 dan eji = I

o adalah Cj 0 dan eji = 0

dengan simbol angka I menunjukkan adanya hubungan kontekstual dan simbol 0 menlmjukkan

tidak terdapat hubungan kontekstual antar sub-elemen 8S1M selanjutnya ditrasformasi menjadi

RM yang merupakan matriks bilangan biner

Metode klasifikasi sub-elemen yang distrukturisasi berdasarkan tingkat driver power dan

dependence serta menentukan elemen kunci dari sistem yang dikaji (Saxena et al 1992)

Klasmkasi sub-elemen dibagi menjadi empat struktur yaitu

1 sektor i weak driver weak dependent variables (autonomous) yang berisi peubah yang

ISBN 978-979-1165-74-7 ViI-54

Prosiding SelTIinar Nasional Sains dan Teknologi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan yang kecil

walaupun dapat saja hubungan tersebut kuat

2 sektor 2 weak driver - strongly dependent variables (dependent) yang berisi peubah tidak

bebas

3 sektor 3 strong driver - strongly dependent variables (linkage) yang berisi peubah yang hams

dikaji secara hati-hati karena hubungan antar peubah yang Hdak stabil dan setiap tindakm pada

peubah ini dapat memberikan dampak terhadap peubah lalILiya dai1 UtIlpan balik pengaruhnya

dapat memperbesar dampak

4 sektor 4 strong driver - week dependent variables (independent) yang berisi bgian sisa dan

sistem dan disebut peuooh helms

Pakar yang terlibat dalam brainstorming dan me1akkan pcnilaian pada penelitian ini

adalah para pakar yang memiliki keahlian di bidang teknologi pengolahan karet dari Balai

Penelitian Teknologi Karet (BPTK -Bogor) PTP Nusantara VII Pusat Penelitian Karet Sembawa

dan paktisi (pabrik karet) pengemballgan keJembagaan karet dari BPTK-Bogor dan pengelolaan

limbah agroindustri dan Universitas Lampung (Unila)

Secara keseluruhan teknik ISM yang digunakan pada kajian perbaikan agroindustri karet

remah pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-55

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 4: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasiol1al Saim dan Telmoiogi-I 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Menurut Hill dan Wartfield (1972) dalaJl Saxena ef al (1992) progra-n dapat dibagi

menjadi sembilan elemen yaitu

I sektor masyarakat yang terpengaruhi

2 kebutuhan dari program

3 kendala utama

4 perubahan yang dimungkinkan

5 tujuan dari program

6 tolok ukur -uIltuk menilai setiap tujuan

7 aktivitas yang dibutuhkan guna merencanakan tindakan

3 ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas

9 lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program

Metodologi ISM yang dikembangkan oleh Saxena et a1 (1992) diarahYan untuk

memperoleh struktur hirarki sub-elemen di dalam elemen-elemen sistem berdasarkan hubungan

kontekstual dalam bentuk hubungan V A X 0 yang kemudian dikenal dengan istilah ISM VAXO

Hubungan kontekstual anatar sub-elemen di dalam ISM V AXO menunjukkan hubungan yang

bersifat langsung dan tidak menunjukkan hubungan antara sub-elemen yang bersifat tidak langsung

Simbol V AXO antar sub-elemen pada matriks SSIM akan tergantung dari sifat hubungan antara

elemen tersebut Y41itu

V adalah eij = 1 dan Cji = 0

A adalah Cj = 0 dan eji 1

X adalah ej = 1 dan eji = I

o adalah Cj 0 dan eji = 0

dengan simbol angka I menunjukkan adanya hubungan kontekstual dan simbol 0 menlmjukkan

tidak terdapat hubungan kontekstual antar sub-elemen 8S1M selanjutnya ditrasformasi menjadi

RM yang merupakan matriks bilangan biner

Metode klasifikasi sub-elemen yang distrukturisasi berdasarkan tingkat driver power dan

dependence serta menentukan elemen kunci dari sistem yang dikaji (Saxena et al 1992)

Klasmkasi sub-elemen dibagi menjadi empat struktur yaitu

1 sektor i weak driver weak dependent variables (autonomous) yang berisi peubah yang

ISBN 978-979-1165-74-7 ViI-54

Prosiding SelTIinar Nasional Sains dan Teknologi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan yang kecil

walaupun dapat saja hubungan tersebut kuat

2 sektor 2 weak driver - strongly dependent variables (dependent) yang berisi peubah tidak

bebas

3 sektor 3 strong driver - strongly dependent variables (linkage) yang berisi peubah yang hams

dikaji secara hati-hati karena hubungan antar peubah yang Hdak stabil dan setiap tindakm pada

peubah ini dapat memberikan dampak terhadap peubah lalILiya dai1 UtIlpan balik pengaruhnya

dapat memperbesar dampak

4 sektor 4 strong driver - week dependent variables (independent) yang berisi bgian sisa dan

sistem dan disebut peuooh helms

Pakar yang terlibat dalam brainstorming dan me1akkan pcnilaian pada penelitian ini

adalah para pakar yang memiliki keahlian di bidang teknologi pengolahan karet dari Balai

Penelitian Teknologi Karet (BPTK -Bogor) PTP Nusantara VII Pusat Penelitian Karet Sembawa

dan paktisi (pabrik karet) pengemballgan keJembagaan karet dari BPTK-Bogor dan pengelolaan

limbah agroindustri dan Universitas Lampung (Unila)

Secara keseluruhan teknik ISM yang digunakan pada kajian perbaikan agroindustri karet

remah pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-55

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 5: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding SelTIinar Nasional Sains dan Teknologi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

umumnya tidak berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai hubungan yang kecil

walaupun dapat saja hubungan tersebut kuat

2 sektor 2 weak driver - strongly dependent variables (dependent) yang berisi peubah tidak

bebas

3 sektor 3 strong driver - strongly dependent variables (linkage) yang berisi peubah yang hams

dikaji secara hati-hati karena hubungan antar peubah yang Hdak stabil dan setiap tindakm pada

peubah ini dapat memberikan dampak terhadap peubah lalILiya dai1 UtIlpan balik pengaruhnya

dapat memperbesar dampak

4 sektor 4 strong driver - week dependent variables (independent) yang berisi bgian sisa dan

sistem dan disebut peuooh helms

Pakar yang terlibat dalam brainstorming dan me1akkan pcnilaian pada penelitian ini

adalah para pakar yang memiliki keahlian di bidang teknologi pengolahan karet dari Balai

Penelitian Teknologi Karet (BPTK -Bogor) PTP Nusantara VII Pusat Penelitian Karet Sembawa

dan paktisi (pabrik karet) pengemballgan keJembagaan karet dari BPTK-Bogor dan pengelolaan

limbah agroindustri dan Universitas Lampung (Unila)

Secara keseluruhan teknik ISM yang digunakan pada kajian perbaikan agroindustri karet

remah pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-55

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 6: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar N~~ional Sains daIl TeJmologi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Progrnm

Menguraik-n program menjadi perencanaan program

Menguraikan setiap eiemen menjadi sub elemen I -----~----r__-----~

~ Menentikan hubungan kontekstual anfani sub

e1emen nada setiap elemen 1----==-------- yC Menyusun SSIM untuk setiap elemen

Membentuk Reachability Matrix (RM) setiap elemen 4-------

Menguji matrix dengan aturnn transitivitas

MemodifIkasi S81M

I Menentukan level melalui pemilihan

I

r

I Mengubah RM menjadi

format lower triangular RM

I Menyusun diagrnph dari lower triangular RM

I

~ Menetapkai1 drive dan driver

power sctiap sub elemen

~ Menentukan peringkat dan

hirarki dati sub elemen

~ Melietapkan drive

dependence matrix setiap elemen

Ii

j Menyusun ISM dari setiap elemen

I

~

Memplot sub elcmen pada empat sektor

~ Mengklasitikasi sub clemen pada empat peubah kategori

Gambar 1 Diagram teknik ISM (Saxena 1992)

ISBN 978-979-1165-74-7 VIImiddot56

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 7: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasional SaiflS diUl Telulologi-U 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

3 BASIL DAN PEMBAH4SAN

Kajian perbaikan terhadap agroindustri karet remah berbahan baku bokar dikaji struklUr

elemennya untuk mendapatkan gambaran (l) siruktur tujuan-tujuan yang ingin dicapai (2) kendalashy

kendala yang mungkin dihadapi dan (3) pra-kondisi yang harns disiapkan Struktur elemen ini

ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar yang terkait di bidang karet remah

31 Tujuan perbaikan agroindustri karet remab berbaban baku bokar

Dalam kasus agroindustri karet remah iclentifikasi e1emen tujuan rancang bangun industri

karet remah berbasis produksi be~ih menghasUkan 9 sub-e1emen yaitu (1) menghasilkan bokar

bersih dan mementhi syarat mltu yang ditetapka (2) menghasilkan proses pengolahan bokar

menjadi karet remah yang lebih singkat (3) mengurangi penggunaan sumberdaya berupa air dan

energi (4) menurunkan biaya produksi bokar mecjadi karet remah (5) meningkatkan keunflmgan

bagi pelaku yang terIibat (6) mengurangi pencemaran lingkungan yang tetjadi (7)

mempertahankan mutu karet remah (8) meningkatkan citra industri karet remah dan (9)

meningkatkan daya saing industri karet remah

HasH analisis menggunakan model ISM menghasilkan struktur hirarkl elemen tuj uan

rancang bangun industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada Gambar

2 Hasll anal isis menunjukkan ba~wa sub-elemen menghasilkan bokar benih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan (1) berada pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain

Selanjutnya hasil a1disis ISM menunjukkan bahwa ~pabila marnpu dihasilkan bokar bersih dan

memenuhi syarat mum yang ditetapkan Dlaka dapat mendorong tercapainya tujuan berupa proses

pengolahan bokar menjaJl karet remah yang lebih singkat (2) dan mengurangi penggunaan

sumberdaya berupa air dan energi (3) ApabHa ketiga tujuan ini telah tercapai maka dapat

mendorong tercapainya tujuan menurunkan biaya produksi (4) yang selanjutnya berimbas kepada

meningkatkan keuntungan (margin) bagi pelaku yang terlibat (5) mengurangi pencemaran

lingkungan yang terjadi (6) dapat mempertahankan mutu karet remah (7) dan akhimya dapat

meningkatkan citra industrl karet remah (8) serta dapat meningkatkan daya saingnya (9

ISBN 918-919-1165-74-7 VII-57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 8: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-ll 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

Meningkatkan citra Meningkakan daya saing induslri karet remah (8) industri karet remah (9)

I McngJrang pencemaran linglrungan yang terjadi (6)

I j

f Meningkatkan kruntungan

bagi peJaku yang terlibat (5)

i Menlltllllkan biaya produksi bokar mo1jadi karet remah

(4)

l Mengbasilkan proses Mengurmgi penggunaan

pengolahan bobr menjadi sumberdaya berupa air daa energi (3)karet remah yang lebih

singkat(2)

t I Menghasilkan bokar bersih

dan memenuhi syarat mutu yang ditetapkan (1)

Gam bar 2 Struktur hirarki antar sub-elemen tlljuan dalarn perbaikaJl agroindustri karet remah berbahan baku bokar

Sub-elemen lainnya yaitu meningkatkan keuntungan bagi pelaku yang terlibat (5)

mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi (6) mempertahankan mutu karet remah (7)

meningkatkan citra industri karet remah (8) dan meningkatkan daya saing industri karet remah (9)

merupakan elemen yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencapaian tujuan subshy

elemen lainnya sebingga keempat tujuan ini dapat dicapai apabila tujuan lainnya telah tercapai

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-58

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 9: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-JI ~OO8

Universitas Lampung 17-18 November 2008

6

---~--~------~--- ~

middot middotmiddot -shy ----~-~---~------~

5 t I I4 ~_ __ M~~ ___ ~__ ~ __ ~~______ ~ __ bull I I bull I I bull I I I

~ ~------~-----~-----~------~--

1ft I I a I I

2 I 0 ~ ~~ ____ M~______ ~ __ bull ___ ~ __ ~

-------~-~---~------~------~--o 2 3

I 5 bull -- ~ -- _-_ -~ --_ -- --_ -

I d

~ t --- f -_ --I

-- -- - ---~ middot7 t

------------------ I 8

--------~------~-----~---~~ t JNpeMient

- _____ _____ ______ - ____ 1

5 6 7 8 9

DEPENDENCE

Gambar 3 Diagram klasifikasi sub-elemen tujuan dalam perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

32 Kendala-kendala yang mungkin dibadapi dalam upaya perbaikalJ agroindustri karet remab berbaban baku hokar

Hasil identifikasi e1emen kendala dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah bertahan

baku bokar menghasilkan 8 sub-elemen yaitu (1 ) rendahnya komitmen para pelaU yang terlibat (2)

ketersediaan bokar yang lebih kecil dari kapasitas pabrik (3) lalu lintas bokar yang bebas (4)

kesediaan pabrik karet remah untuk menerima bokar kotor dan mutu rendah (5) akses petani karet

yang sangat terbatas tehadap teknologi anjuran (6) lembaga pendampingan petani yang belum

memadai (7) ketimpangan budaya antar pelaku yang tedibat dan (8) penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan terjadi HasH analisis menggunakan modeJ 1SM menghasilkan struktur hirarki

elemen kendala-kendala yang mungkin dihadapi disajikan pacta Gambar 4

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 10: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasional Salns dan TeknologHI 2008

Universitas Lampung 1 7-18 November 2008

IIiretepoundSediaan hom yang I lalu lintas hokar vang I kesediaan pabrik karet - ~

lebih kecil dari remah untuk meneriruahebas (3) i+-=shykapasitas pabrik (2) bokar ]rotor dan mutu

I I rendah (4)

tIpenolakan pelaku terhadap peruhahan yang akan

terjadi (8)

t reruiabnya kornitmetlshy - ketimpangan budaya

para petaloJ yang terlihat 1-----fM antar petaku ymg terlibat (1) (7) I

~----~~------l t

akses petani karet yang I lembaga pendampingan sangat terbatas tehadap petani yang beium teknologi anjuran (5) memadai (6)

Gambar 4 Struktur hirarki antar sub-elemen kendala dalam upaya perbaikan agrondustri karet remah berbahan baku bokar

HasH analisis menunjukkan bahwa sub-elemen aIrses petani kare yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) berada

pada level yang merupakan dasar bagi sub-elemen lain Selanjutnya hasH ana1sls ISM

menunjukkan bahwa akscs petani karet yang sangat terbatas (5) ditambah dengan dengan 1embaga

pendampingan petani yang beJum memadai (6) menyebabkan umbuJ kendala berupa rendahnya

komitmen para pelaku yang terlibat (l) yang berkaitan dengan ketimpangan budaya antar pelaku

yang terlibat (7) terutama menghadapi kemungkilian perubahan yang terjadi apabiJa konsep

produksi bersih diterapkan yang berakibat timbulnya kendala berupa penolakan pelaku terhadap

perubahan yang akan teIj~ (8) Kendala-kendala tersebut pada akhirnya menimbulkan rendahnya

produktivitas di tingkat petani yang berdampak pada ketersediaan bokar yang lebib kedl dad

kapasitas pabrik (2) yang mengakibatkan pabrik karet remah aktif mencari bahan baku sehingga

terjadi laiu lintas bokar yang bebas (3) dan pada timbulnya kesediaan pabrik karet remah untuk

menerima bokar kotor dan mutu rendah (4)

Elemen kunci dari sub elemen kendala yang lngin mungkin dihadapi dalam rancang bangun

industri wet remah berbasis produksi bersib adalah akses petani karet yang sangat terbatas

terhadap teknologi anjuran (5) dan lembaga pendampingan petani yang belum memadai (6) Suh

eJemen tersebut mempunyai driver power yang tinggi dan ringkat ketergantungan (depfmdence)

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-60

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 11: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar NasjQnal Sains dan TeknolQgi-H 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

yallS rendah yaitu menunjukkan bahwa sub-elemen ini mendorong timbulnya kendala lain dan

timbulnya kendaia (5) dan (6) tidak disebabkan oleh kendala-kendala lainnya (Garnbar 5)

Sedallgkan sub elemen Jaimlya yaitu rendahnya komitmen para pelaku yang terlibat (I)

ketimpangan budaya antar pelakU yang terlibat (7) dan penolakan peaku terhadap perubahan yang

akan terjadi (8) merupakan sul)-elemen yang harus dikaji secara hati-hati karena memiliki

ketergantungan dari sub elfmen Jailmya

6

5

-----~r-----~r-----~--- Ir~__ ~el

---------- ----l ------f- --e- ---~- -- --

f 8

1 3---------~--------- I

4 I t I

______ i______ ~ ____ _ ~ _j I

I I 2 I

______1______ __ __ bull ____ j f

I

I

1 t I

-4

~--- --~--- --~------ ------------~------~------f I I I

bull bull I I I _____ ___ ~~ bull f ___ bull ___ 1

3

2

------~--~---~--o 2 3 4 7 8

DEPENDENCE

Gambar 5 Diagram kaslfikasi sub-elemen kendaa dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

33 Pra-kondisi yang harus disiapkan dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

HasH identifikasi e1emen pra~kondisi yang harus disiapkan dalam rancang bangun proses

produksi karet remah berbasis produksi bersih lIlenghasilkan 10 sub-elemen yaitu (1) teJah

dimengerti dan diterimanya kocsep produksi bersih pada pihak-pihak yang terliOat dalam industri

karet remah berbahan baku bokar (2) terdapat ketergantungan antar pihak-pihak yang terkait (3)

komitmen telah terbangun antar pihak yang terlibat (4) petani bersedia menggunakan teknologi

anjuran (5) p~dagang perantam bersedia terHbll dan menguDah peritaku yang tidak sesuai dengan

konsep produksi bersih (6) pabrik karet remah btrsedia melakukan investasi untuk modifikasi

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-61

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 12: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding S~minar Nasiooal Sains dan TeknolQgi-JI 2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

peralatan (7) terdapat sistem insentif yang disepakati dengan manfaat dan resiko yang berimbang

(8) terdapat aturan yang mengikat para pelaku (9) sarana dan prasarana pendukung keiancaran

bokar tersedia dan (10) terJapat pasokan bokar dalamjumlah yang memadai dan bermutu baik

Hasil analisis menggunakan modei ISM menghasilkan struktur hirarki elemen pra-kondisi

untuk rancang bangUl industri karet remah berbasis produksi bersih seperti yang disajikan pada

Gambar6

I Terdapatplllani Pabrik Tbersediil karet insentifperanlltnP-~r yang yangnmah~ betsedia

mengiiatberseCia disepakatikn I ter1ib3t clan melakukan dengan para

a$ran(4) teknologi mennubltgtJl

pelaku(8)invesWi manfaatperiSkuf10 ~untuk dan reslko ~yangtidak ~ I yangmodifikaSlSesual

rmliaian berirnballgd61gan tronsql (6) (I)

produksi bersih(5)

-

r memertullao sarana dan kecukupan pasokan bokltr prassrana pendukung

(I ~ Ikdancanlr bukar tIlrsedia (9)

l mflllGip~

keterganlungan iIIItar pihak yang terait (2)

i Irornitmltn1elah terIlangun

antar pihak yang terlibat (3)

i Dimeoga1i dan diterimanya

Jronsql produksi ber-sih P~ p~-p~ yang

ter1ibat daIam industri set remah berbaban baku bokat

(I)

Gambar 6 Struktur birarki antar sub-elemen pra-kondisi daIam perbaikan agroindustrj karet remab berbahm baku bokar

Elemen kunci daTi sub elemen pra-kondisi yang hams disiapkan dalam rancang bangun

proses produksi karet remah berbasis produksi bersih adalah telah dimengerti dan diterimanya

konsep produksi bersih pada pihak~pihak yang terlibat dalam industri karet remah berbahan baku

bokar (3) sedangkan sub-elemen lainnya yang harus dikaji secara hati~hati karena walaupun

ISBN 978-979-1165-74-7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 13: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-n 2008

Universitas Lampung 17-] 8 November 2008

memiliki driver power yang relatif tinggi tetapi memiliki ketergantungan dan sub eJemen iainnya

yaitu sub-elemen (1) (Gambar 7)

- _____ -r- -~-- ~-+ -- - -- - -- - --- -lt0lt r------r- -- -r -- - - J__

~ ~ 9

10

~--- -+ --- --~-------- ----~---- -- -----------tlt----i __ ____ 3 2 910 78

8

~ IOl 7

~ g 6

-------- -------shy __ bull-_bull) bull 456 --r--- ----- ~ -shy --~-- - _ --shy _ ----1- -- shy - _ _ -- shy

Q 111

~ 5

Q 4

3

~_~ ______ ____________ _________________ _ _____ J

2

J)epmtTenl -~---------~---------------------o

2 3 6 7 9 10

DEPENDENCE

Gambar 7 Diagram klasifikasi sub-elemen pra-kondisi dalam upaya perbaikan agroindustri karet remah berbahan baku bokar

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil strukturisasi sistem untuk upaya perbaikan agroindustri karet remah

berbahan baku bckar menggunakan teknik ISM dapat disimpulkan bahwa pada elemen struktur

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sub-elemen menghasilkan bokar bersih dan memenuhi syarat

mutu yang ditetapkan memiliki driver power yang paling kuat dan berada pada level yang menjadi

dasar bagi sub-elemen yang lain elemen kendala yang mungkin dihadapi dua sub-elemen yaitu

akses petani karet yang sangat terbatas terhadap teknologi anjuran dan Iembaga penciampingan

petarli yang belum memadai menjadi dasar timbulnya kendala-kendala lain dan elemen pra-kondisi

yang harus disiapkan sub-elemen telah dimengerti dan diterimanya konsep produksi bcrsih pada

pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri karet remah berbahan baku karet rakyat

mempermudah terbangunnya sub-elemen pra kondisi lainnya

ISBN 978-979-1165-74-7 111-63

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64

Page 14: INTERPRETATIVE STRUCTURAL }JODELLING

Prosiding Seminar Naltional Sains dan Tekiiologi-1l2008

Universitas Lampung 17-18 November 2008

DAFTAR PUSTAKA

[Depperin] Departemen Perindustrian Republik Indonesia 2005 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Jakarta Deperind

[Disbun Pemprov Lampung] Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Lampung 2006 Statistik Perkebunan 2006 Blndarlampung Disbun

[Ditjenbu] Direktorat Jendcral Bina Produksi Perkebunan 2006 Statistik Perkebunan l1donesia 2004 ~ 2006 Jaka1U Ditjenbun

Eriyatno 1999 Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efcktivitas Manajemen Bogor IPB Press

[Gapkindo] Gabungan Perusahaan Karet Indonesia 1992 Rencana Pengendalian Fencemaran Limbah Crumb Rubber Jakarta Gamppkindo

2006 Indonesian Natural Rubber Statistic YearbOlJk 2006 Jakarta ----~

_~ _____ 2007 List ofMembers Jakarta

Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen Jakarta PT Grasindo

Saxena JP Sushil Vrat P 1992 Hierarchy and classification of progi3lll plan elements using interpretative structural modeling a case study of energy conservation in the Indian cement industry System Practice 5(6)651 - 670

ISBN 978-979-1165-74-7 VII-64