INTERNALISASI NILAI-NILAI RELIGIUS BERBASIS MULTIKULTURAL ...
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Transcript of INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN
METODE PEMBIASAAN PADA DI SISWA MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM
ATAS KECAMATAN KOTA
BARU JAMBI
SKRIPSI
OLEH:
NURDA LINDA
NIM 201172359
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN
METODE PEMBIASAAN PADA SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM
ATAS KECAMATAN KOTA
BARU JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Guna memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (SI) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan
NURDA LINDA
NIM 201172359
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
PERSEMBAHAN
حيم حمن الره بسم الله الره
Alhamdulillah Dengan Rahmat Allah Swt Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada
orang-orang yang telah memberikan Cinta, Kasih, dan Perhatian, serta Motivasi
dan dukungannya. Kepada Kedua Orang Tua Tercinta:
Lelaki hebat yang saya cintai Bapak Talipin dan wanita hebat yang saya sayangi
Ibu Rosmaniar yang telah mendidik dengan penuh kegigihan dan kesabaran,
yang tak Henti-hentinya menyelipkan namaku dalam setiap Do’anya.
Berkat Do’a dan dorongan Motivasi Beliau berdualah Saya dapat menyelesaikan
Skripsi Ini. Terimakasih untuk semua yang bapak dan ibu Berikan selama Ini.
Harapan besarku semoga Skripsi ini Menjadi
Hadiah Indah Bagi Bapak dan Ibu.
Dan teruntuk saudara-saudara ku Badriasim, Sutra, Nornis, Nurdayanis,Nuryanti,
Nurdeli yang selalu memberi motivasi, Semangat dan mendo’akan
keberhasilanku. Serta keluaga Besar yang tak saya sebutkan satu persatu
saya ucapkan Terima Kasih Banyak.
Dan terimakasih untuk sahabat-sahabatku Eka, Lilis, Annisa, Febri, yati, ardila
yang selalu mendorong dan memberi motivasi dan semangat Agar bisa
menyelesaikan Skripsi ini.
Dan Terima Kasih kepada teman-teman seperjuangan Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam kelas E Angkatan 2017 dan Teman-teman
KKN dan PPL. Semoga Secercah Keberhasilan ini akan Menjadi
Amal Ibadah Dan Keberhasilan pada Masa Akan Datang
Aamiin Ya Robbal’alamin
MOTTO
يخادعون الله والهذين وباليوم الآخروماهم بمؤمنين النهاس من يقول آمنها بالله من و
آمنوا وما يخدعون إلا أنفسهم ومايشعرون
Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah
dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. (Q.S Al-Baqarah:8-9)
i
KATA PENGANTAR
Dengan Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul AKTIFITAS PEMBIASAAN PADA SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM ATAS KECAMATAN
KOTA BARU JAMBI TAHUN 2021 Sholawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang selalu menjadi
uswatun hasanah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, Motivasi
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan rasa hormat dan rendah hati
penulis menghaturkan terimah kasih banyak kepada:
1. Prof. Dr. H. Suadi Asy’ari, Ma. Ph.D. Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Dr. Risnita, M.Pd. selaku wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4. Dr. Najmul Hayat, M.Pd. Selaku Wakil Dekan II
5. Dr. Yusria, M.Pd. Selaku Wakil Dekan III
6. Bapak Mukhlis S.Ag, M.Pd.I Selaku Ketua Prodi PAI
7. Bapak Habib Muhammad S.Ag, M.Pd.I Selaku Sekretaris Prodi PAI
8. Bapak Dr. Dailami Julis, M.Pd Sebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, Mengarahkan penulis
dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tangung jawab, sehingga
skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik.
9. Bapak Dr. Jaya, M.Pd Sebagai pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tangung jawab, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik
ii
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermamfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya Aamiin.
Jambi,31 Januari 2021
Penulis
Nurda Linda
201172359
iii
ABSTRAK
Nama : Nurda Linda
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Aktifitas Pembiasaan Di Madrasah Tsnawiyah Nurul Iman Kenali
Asam AtasKecamatan Kota Baru Jambi
Latar belakang penelitian ini adalah peserta didik kurang memahami fungsi agama
dalam kehidupan sehari-hari, beberapa peserta didik sudah menjalankan ajaran
Rosulullah SAW dengan baik dan ada juga peserta didik yang sudah mengetahui
namun tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
mengesampingkan sesuatu yang berkaitan dengan social keagamaan, untuk dapat
mengimplementasikan masalah nilai-nilai keislman. Aktifitas pembiasaan pada
siswa melalui metode pembiasaan diharapkan dapat menumbuhkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik dengan baik. Meode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah diskriptif kualitatif, tempat penelitian dilaksanakan di MTs Nurul Iman
Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi. Subjek penelitian adalah guru
dan siswa, informan dalam penelitian ini adalah guru agama, kepala sekolah, guru
BK dan siswa. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu Observasi,
Wawancara dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan aktifitas pembiasaan keislaman di MTs Nurul Iman,
Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan metode pembiasaan di MTs Nurul Iman, Untuk mengetahui
bagaimana penerapan Metode pembiasaan yang di terapkan di MTs Nurul Iman,
Sedangkan teknik keabsahan data yang digunakan yang dipakai Trianggulasi
sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model interaktif
meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman pada
siswa dengan metode pembiasaan di MTs Nurul Iman adalah sebagai berikut: a)
Sholat dzuhur bejama’ah, b). Sholat Dhuha, c).berjabat tangan dan mengucap
salam, d). Tadarus sebelum pembelajaran dimulai, e) membaca do’a sebelum dan
sesudah belajar, f). Pengumpulan dana social.
Kata Kunci : Aktifitas Pembiasaan dengan metode pembiasaan.
iv
ABSTRACT
Name : Nurda Linda
Department : Islamic Religious Education
Title : Internalization of Islamic Values with Habitual Methods
in Madrasah Tsnawiyah Nurul Iman Recognizing Upper
Acid, Kota Baru Jambi District
The background of this research is that students do not understand the function of
religion in everyday life, some students have carried out the teachings of
Rosulullah SAW well and there are also students who already know but do not
practice it in everyday life, but put aside something related to socio-religious, to
be able to implement the problem of Islamic values. Internalization of Islamic
values in students through the habituation method is expected to foster students'
faith and devotion well.The method used in this research is descriptive qualitative,
where the research was carried out at MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas, Kota
Baru Jambi District. The research subjects were teachers and students. The
informants in this study were religious teachers, school principals, counseling
teachers and students. The data collection techniques used were observation,
interview and documentation.The objectives of this study are: to find out how the
implementation of the Internalization of Islamic values at MTs Nurul Iman, to find
out what are the supporting and inhibiting factors in implementing the
habituation method at MTs Nurul Iman, To find out how to apply the habituation
method that is applied at MTs Nurul Faith, Meanwhile, the data validity technique
used was source triangulation. The collected data were analyzed using an
interactive model including: data collection, data reduction, data presentation
and conclusion drawing. The results of this study indicate that the internalization
of Islamic values in students with the habituation method at MTs Nurul Iman is as
follows: a) Praying dzuhur bejama'ah, b). Dhuha prayer, c). Shaking hands and
saying greetings, d). Tadarus before learning begins, e) read the prayers before
and after learning, f). Social fundraising.
Keywords: Internalization of Islamic values with the habituation method.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PENGESAHAN............................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian .................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................. 7
D. Tujuan, Mamfaat penelitian ................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9
A. Kajian Teori ........................................................................... 9
B. Studi Relevan......................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 44
A. Pendekatan dan Desain Penelitian .......................................... 44
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 45
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 46
ii
D. Teknik dan Pengumpulan Data.............................................. 47
E. Teknik Analisis Data.............................................................. 47
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................... 50
G. Jadwal Penelitian ................................................................... 52
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 53
A. Temuan Umum ...................................................................... 53
B. Temuan Khusus dan Pembahasaan ........................................ 61
BAB V PENUTUP ................................................................................... 81
A. Kesimpulan ........................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian...................................................................... 52
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan di MTs Nurul Iman .............. 55
Tabel 2.2 Tenaga Pendidik MTs Nurul Iman............................................ 58
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Sekolah ..................................................... 59
Tabel 2.2 Jumlah siswa yang ada di MTs Nurul Iman .............................. 60
Tabel 2.3 Jadwal Masuk Pelajaran yang ada di MTs Nurul Iman ............. 60
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Curiculum Vitae
2. Kartu Bimbingan Proposal Penelitian
3. Instrumen Pengumpulan Data
4. Gambar-Gambar Lokasi Penelitin
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB I
PENDAHUALAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama di lembaga pendidikan menurut Daud Ali (1998:6)
merupakan bagian integral baik dari pelaksanaan pendidikan dan sekaligus
menjadi bagian dari lembaga pendidikan nasional. Pada pasal 4 Undang-
undang No.20 tahun 2003 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan
keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tangung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma
yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Pendidikan islam
adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan
dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah yang benar.
Pendidikan islam ialah menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa
anak dalam masa pertumbuhan dan menyiraminya dengan air petunjuk dan
nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam)
jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja
untuk kemamfaatan tanah air. Pendidikan islam ialah yang bertujuan
membentuk individu yang menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat
tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan
itu adalah ajaran Allah.
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai dengan
11 Mei 1960 di cipayung bogor menyatakan: “Pendidikan islam ialah
bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam
dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan
mengawasi berlakunya ajaran islam.” Pendidikan islam ialah bimbingan yang
dilakukan oleh seseorang dewasa kepada anak didik dalam masa
pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim. Sudioyono (2009:9)
Tujuan pendidikan islam ialah suatu yang di harapkan tercapai setelah
sesuatu uasaha dan kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan
suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-
tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah
suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu
keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan islam adalah bimbingan
jasmani, rohani, berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan
pengertian yang lain, beliau sering menyatakan kepribadian utama tersebut
dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-
nilai agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-
nilai islam, serta bertangung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.
Pendidikan islam ialah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi yaitu;
1. Menyiapkan generasi muda untuk memengang peranan-peranan tertentu
dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan
erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-
peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan
kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup
(survival) suatu masyarakat dan peradabaan. Dengan kata lain, tanpa
nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu
masyarakat tidak akan terpelihara, yang akhirnya akan berkesudahan
dengan kehancuaran masyarakat itu sendiri. Sudiyono (2009:8)
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan islam, akan terlihat
dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami
pendidikan islam secara keseluruahan, yaitu kepribadian seseorang yang
membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa Insan Kamil artinya
manusia utuh jasmani dan tohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar
dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.
Ini mengandung arti bahwa pendidikan itu diharapkan menghasilakan
manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan
gemar mengmalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam berhubungan
dengan Allah dan manusia sesamanya dapat mengambil mamfaat yang
semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia
kini dan di akhirat nanti.
Tujuan ini kelihatannya terlalu ideal, sehingga sukar di capai. Tetapi
dengan kerja keras yang dilakukan secara berencana dengan kerangka-
kerangka kerja yang kosepsional mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah
sesuatu yang mustahil. Zakiah Daradjat (2014:29)
Hal ini pendidikan bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan
saja, tetapi juga transfer of value (transfer nilai) sehingga ilmu yang
didapatkan tidak hanya berhenti dalam otak saja melainkan ilmu itu kemudian
ter-internalisasikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, semakin jelas bahwa
pendidikan nasioanal sangat berkaitan lansung dengan pembentukan akhlak
peserta didik.
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari akidah sulit diamati, namun
gejala-gejalanya dapat diamati dengan jelas pada kehidupan seseorang dalam
melakukan aktifitasnya sehari-hari, seperti sholat berjama’ah, membaca Al-
Quran dan pengumpulan dana social, dari aktifitas inilah dapat dinilai apakah
akidahnya sesuai dengan ketentuan Al-Qura’an atau malah sebaliknya, dalam
kehidupan masyarakat muslim ternyata masih banyak ditemukan aktifitas
keagamaan mereka yang bertentangan dengan akidah yang benar sesui
dengan yang diatur dalam Al-Quran dan Assunnah. Akidah yang lemah
apalagi salah sangat membahayakan bagunan keislaman seseorang. Jika tidak
segera dibenahi akidah seperti ini akan bisa menjerumuskan seorang muslim
dalam jurang kemusrikan.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya, perbuatan akhlak adalah
yang di lakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran, perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari luar. Perbuatan aklak adalah perbuatan yang
dilakukan dengan sungguh, bukan main-main atau sandiwara. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang di lakukan karena ikhlas semata-mata karena
Allah SWT, bukan karena ingin di puji atau ingin mendapatkan suatu pujian.
(Kasmuri Selamat.2012 : 2).
Akidah haruslah menjadi perhatian bagi setiap muslim dalam beragama
islam dengan pembekalan akidah diharapkan siswa siswi dapat memiliki
kompetensi yang memadai tentang akidah islam yang benar dan kuat untuk
modal melaksanakan seluruh ajaran islam karena akidah menjadi penentu
dalam sikap dan perilaku setiap muslim, jika akidahnya benar maka semua
sikap dan perilakunya akan terarah dan tidak menyimpang karena akidah
yang benar menjadi modal utama bagi seorang muslim untuk berkarakter
mulia. Marzuki (2012:80).
Ibrahim anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Abdul Karim Zidan
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tetanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Menurut
Imam Al-Ghazali Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbutan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. (Yunahar Ilyas. 2011: 2).
Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketika
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan
manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak
standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika standarnya
pertimbangan akal dan pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan
yang umum berlaku di masyarakat. (Yunazar Ilyas. 2011: 3)
Konsep ini sejalan dengan konsep manusia yang tersusun dari tubuh,
akal dan hati nurani yang kita yakini bersama, jadi konsep pendidikan seperti
ini menghendaki bukan hanya mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan
nasional, tetapi juga mengintegrasikan ajaran-ajaran agama ke dalam
pendidikan.
Lingkungan merupakan suatu yang mendukun dalam perkembangan
manusia, lingkungan manusia merupakan faktor yang mempergaruhi dan
menntukan manusia. Merupakan faktor yang mempergaruhi dan menentukan
tingkah laku manusia. Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau
mematangkan pertumbuhan bakat yang di bawa seseorang. Jika kondisi
lingkungan tidak baik maka itu merupakan peringtang dalam mematangkan
bakat dan kepribadian manusia. ( Kasmuri Selamat, 2012, hlm. 41)
Metode pembiasaan sebagai upaya untuk menginternalisasikan nilai-
nilai ajaran keislaman menjadi sangat penting bagi peserta didik untuk dapat
mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam kehidupannya,
sehingga tujuan pendidikan agama Islam tercapai.
Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa di MTs
Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru jambi, masih banyak
peserta didik yang berprilaku kurang baik bahkan ada yang tidak mengetahui
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
mengenai nilai-nilai keislaman ada juga sebagian peserta didik yang
mengetahui nilai-nilai keislaman akan tetapi sebagian dari mereka tidak
mengerjakan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman masih ada siswa yang berprilaku kurang
baik dan tidak sopan, Maka dari itu peneliti menindak lanjutinya dengan
menerapkan metode pembiasaan sebagai upaya dalam menginternalisasikan
nilai-nilai keislaman pada peserta didik, upaya dari pihak peneliti yang
menjadikan menarik dari penelitian ini adalah dengan adanya pembiasaan
nilai-nilai ajaran islam yang dilakukan atau di terapkan.
Berdasarkan wawancara kepada guru pendidikan agama islam MTs
Nurul Iman yakni bapak Mahmun, beliau mengatakan hal yang positif tentang
yang ada di lingkungan sekolah, yaitu siswa yang di wajibkan sholat zuhur
berjama’ah, siswa juga di ajak mengikuti pengajian Al-qura’an sebelum
pembelajaran di mulai dan itu di laksanakan satu kali dalam seminggu
sebagai salah satu bentuk proses penanaman nilai-nilai islampada aktifitas
pembiasaan . Bahwa pembelajaran pendidikan agama islam yang lainnya
yaitu pelajaran praktek ibadah, hapalan ayat pendek, hadist dan lain-lainya.
Yang di lakukan di kelas masing-masing dan itu berdasarkan jadwal
pembelajaranya. Namun masih ada beberapa siswa yang berprilaku kurang
baik dan tidak sopan yaitu di mana siswa masih ada yang tidak mau
mengikuti kegiatan keagamaan, siswa juga ada yang tidak mau mengikuti
sholat zuhur berjama’ah dan ada juga siswa yang membolos pada jam
pembelajaran. Bahwa berprilaku kurang sopan di sekolah ternyata kurangnya
penghayatan terhadap nilai-nilai keislaman.
Bentuk pembiasaan yang di terapkan di Madsrasah Tsanawiyah Nurul
Iman adalah sholat Dhuha dan sholah Dzuhur berjama’ah, membaca Al-
Qur’an sebelum pelajaran dimulai, membaca do’a sebelum dan sesudah
belajar, berjabat tangan dan menggucapkan salam serta pengumpulan dana
sosial, dengan begitu peserta didik akan menemukan karakter dirinya dan
dapat menuai nasibnya di kemudian nanti, maka demikian dengan
internalisasi nilai-nilai keislaman dengan metode pembiasaan ini akan
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
menanamkan serta menambah penghayatan bagi peserta didik dalam
membiasakan dirinya untuk melaksanakan nilai-nilai keislaman dengan baik
dan benar sesuai syari’at yang di tetapkan. Dengan adanya Aktifitas
pembiasaan tersebut siswa mampu menanamkan dan mengamalkan dalam
kehiduapan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan penulis di atas peneliti ingin
mencoba membahas tentang bentuk dan pelaksanaan “Aktifitas Pembiasaan
ppada siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam atas
Kec.kota baru Jambi”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan penelitian ini penulis memfokuskan pada siswa kelas IX
yang bejumlah 18 orang 8 orang laki-laki dan 10 orang perempuan di MTs
Nurul Iman yang berkaitan dengan masalah Internalisasi nilai-nilai
Keislaman dengan Metode Pembiasaan pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kenali Asam Atas kecamatan Kota Baru Jambi.
C. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah: sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan Aktifitas Pembiasaan pada siswa di
madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan kota baru
jambi?
2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
pembiasaan pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam
Atas Kecamatan Kota Baru Jambi?
3. Bagaimana penerapan pembiasaan yang di terapkan pada siswa di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan kota baru
jambi dalam menanamkan nilai-nilai keislaman?
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Aktifitas Pembiasaan
pada siswa di madrasah tsanawiyah kenali asam atas kecamatan kota
baru jambi
b. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendudukung dan
penghambat dalam pelaksanaan pembiasaan pada siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kenal I asam atas kec .kota baru.
c. Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan pembiasaan pada siswa di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali asam atas kec.kota baru.
2. Kegunaan Penelitian
a. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas
kec.kota baru sebagai salah satu bentuk upaya pelaksanaan Aktifitas
Pembiasaan keislaman untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama
Islam.
b. Untuk menambah wawasan baru mengenai Aktifitas Keislaman
dengan Pembiasaan di Mts Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru
c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan islam
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas adalah berbagai macam kegiatan baik aktivitas fisik maupun
psikis, aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau hanya pasif, dan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyaknya atau benyak berfungsi dalam rangka kegiatan
belajar mengajar. Aktivitas adalah prinsip atau asas yang sangat penting di
dalam interaksi belajar mengajar.
Aktivitas pembelajaran adalah pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam kegiatan belajar sangat di perlukan adanya aktivitas tanpa
adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung baik. Aktivitas
belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang diberikan pada
pembelajaran dalam situasi belajar mengajar.
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau
belajar. Dengan demikian aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar, guru hanya sebagai pembimbing dan siswa harus aktif.
Karena siswa sebagai subjek, dialah yang merencanakan belajar. Aktivitas
adalah aktivitas yang bersift fisik maupun mental.
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa aktivitas belajar
adalah segala kegiatan baik jasamani maupun rohani yang melibatkan kerja,
pikiran dan badan, terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan siswa tentu
diharapkan adalah kegiatan yang bermanfaat yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar. Jika siswa melakukan aktivitas yang relevan
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dengan kegiatan belajar mengajar tentu diharapkan akan memberikan
dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan belajar aktivitas memegang peranan penting karena sangat
menunjang hasil belajar apabila aktivitas belajar siswa itu baik maka hasil
belajar yang akan dicapai akan baik dan sebaliknya apabila aktivitas belajar
siswa kurang maka hasil belajar yang dicapai akan kurang.
2. Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Adapun Jenis-jenis aktivitas belajar siswa menurut Paul B antara lain:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, meluruskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, music, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat, membuat grafik,
peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
berternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menangapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti di uraikan di atas menunjukkan
bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
macam kegiatan tersebut dapat di lakukan di sekolah-sekolah dengan baik
akan lebih dinamis dan menjadikan siswa lebih aktif dalam belajarnya.
Adapun menurut Abu Ahmadi ada beberapa jenis aktivitas dalam
belajar yaitu:
1) Mendengarkan
Dalam kegiatan belajar siswa saling berkomunikasi verbal berupa
percakapan yang akan memberikan kesempatan siswa untuk belajar dan
mendengar informasi dari siswa yang lainnya.
2) Memandang
Apabila memandang segala sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu yang mengakibatkan perkembangan dari kita, maka kita
sudah di katakana belajar.
3) Meraba
Apabila aktivitas meraba itu di dorong oleh kebutuhan, motivasi untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku.
4) Menulis atau mencatat
Setiap aktivitas pengindraan kita yang bertujuan, akan berikan kesan
yang berguna bagi belajar kita selanjutnya.
5) Membaca
Dalam membaca kita harus memperhatikan judul bab, topic utama dan
berorienasi kepada kebutuhan dan tujuan.
6) Membuat ringkasan
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya Karen
menggunakan ringkasan materi yang dibuatnya.
7) Mengamati tabel, diagram dan bagan
Dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman kita tentang
sesuatu hal.
8) Menginggat
Menginggat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk
mencapai belajar lebih lanjut.
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
9) Berfikir
Dengan berfikir seseorang akan memperoleh penemuan baru.
10) Menyusun paper
Dengan membuat paper yang paling penting yaitu topiknya, dengan
topic tersebut akan dapat menentukan materi yang relevan.
11) Latihan atau praktek
Dengan berlatih seseorang dapat mencapai tujuan dan mengembangkan
aspek pada dirinya.
3. Manfaat Aktivitas Belajar Siswa
Adapun menurut oemar hamalik apabila siswa aktif di dalam kelas akan
memperoleh manfaat untuk siswa itu sendiri di antaranya:
a. Siswa mencari pengalaman sendiri
b. Mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
c. Menyuruh kerjasama yang harmonis dikalangan siswa
d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat
e. Menyuruh disiplin belajar dan suasana belajar
f. Membina dan menyuruh kerjasama antar sekolah
g. Pembelajaran dilaksanakan secara klasik
h. Pembelajaran menjadi hidup
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dimana siswa yang
belajarnya secara aktif pasti akan mendapatkan manfaat bagi dirinya sendiri
terutama dalam peningkatan hasil belajar.
Guru hanyalah merangsang aktivitas dengan jalan menyajikan bahan
pelajaran, sedangkan yang mengelola dan mencerna adalah siswa itu sendiri
sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing.
Sedangkan menurut hamzah B. uno menguraikan tentang tujuh gaya
belajar yang aktif:
a. Bermain dengan kata
b. Bermain dengan pertanyaan
c. Bermain dengan gambar
d. Bermain dengan music
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
e. Bermain dengan bergerak
f. Bemain dengan bersosialisasi
g. Bermain dengan kesendirian.
Berdasarkan uraian ditas penulis menyimpulkan bahwa belajar yang
berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas fisik dan psikis. Sedangkan
menurut slameto, siswa dapat dikatakan aktif dalam belajar jika, siswa
bertanya, mengajukan pendapat yang kemudian menimbulkan diskusi
dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,
melakasanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari pelajaran yang
disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia
memiliki ilmu dan pengetahuan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dimana siswa yang
belajarnya secara aktif pasti akan mendapatkan manfaat bagi dirinya sendiri
terutama dalam peningkatan hasil belajar.
4. Hubungan Aktivitas Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Aktivitas belajar mempunyai kaitan erat dengan hasil belajar. Di mana
ketika belajar di dalam kelas aktivitas belajar siswa harus baik, karena akan
menentukan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
aktivitas harus terjalin dengan baik.
Aktivitas adalah kata kunci dari perbutan belajar seseorang, termasuk
bagi anak, semakin tinggi seseorang melakukan aktivitas belajar akan
semakin baik bagi terjadinya perubahan prilaku, baik sebagai hasil langsung
dari perbuatan atau pengalaman belajarnya, maupun sebagai imbas atau
dampak tidak langsung dari berbagai aktivitas yang dijalaninya.
Jadi, aktivitas merupakan salah satu kegiatan untuk dapat
menyimpulkan akan keberhasilan proses pendidikan yang berlangsung. Dan
sebagai alat untuk menentukan kegitan pembelajaraan itu akan berlanjut atau
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
tidak. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa
adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung baik.
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa di dalam belajar
sangat diperlukan aktivitas siswa, karena akan menentukan hasil belajar siswa
itu sendiri dan mengevaluasi apakah materi yang di sampaikan guru sudah
dapat dipahami dan mampu merubah tingkah laku siswa. Di dalam teori di
atas sudah di jelaskan bahwa Aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar
mempunyai hubungan yang sangat erat, aktivitas belajar sangat menentukan
hasil belajar siswa itu.
5. Ruang lingkup keislaman
Berdasarkan sumber keislaman baik Al-Qur‟an maupun hadis Nabi
Muhammad SAW. Serta ditunjang oleh ijtihad para ulama ruang lingkup
keislaman ada tiga macam yaitu akidah, syariah dan akhlak, ruang lingkup
keislaman seiring dan sejalan erat dengan tujuan keislaman.
a. Aqidah (iman)
Secara etimologis akidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan akidah
secara teknis juga berarti keyakinan atau iman, dengan demikian akidah
merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan
menjadi sangkutan semua hal dalam islam. Akidah juga merupakan sistem
keyakinan Islam yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam
kehidupannya. Akidah juga merupakan sistem keyakinan Islam dibangun
atas dasar enam keyakinan atau yang bisa disebut dengan rukun iman yang
enam.
Adapun kata iman secara etimologis, berarti percaya atau
membenarkan dengan hati. Sedangkan menurut istilah syarak iman berarti
membenarkan dengan hati, mengucap dengan lisan dan melakukan dengan
anggota badan. Dari uraian di atas dapat juga dipahami bahwa iman tidak
hanya bertumpu pada ucapan lidah semata. Kalau iman hanya di dasarkan
pada ucapan lidah semata berarti aman yang setengahsetengah atau imanya
orang munafik seperti yang di tegaskan Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah
(2) ayat 8-9)
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
وبا ليوم قول أمن ن ي س م نامن الو الخر ا بالل وما هم بمؤمنين يخادعون الل
والذين آمنواوما يخدعون إلأنفسهم وما يشعرون
Artinya: diantara manusia yang mengatakan :”kami beriman kepada Allah dan
hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. (Q.S Al-Baqarah:8-9)
Iman juga tidak hanya di wujudkan dengan keyakinan hati semata dalam
hal ini surat An-Naml (27) ayat 14 menegaskan. Dan iman juga tidak dapat
ditunjukkan dalam pentuk amal (perbuatan) semata. Kalau hal itu saja yang di
tonjolkan, maka tidak ubahnya seperti orang munafik sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa‟ (4) 142.
لاة قموا كسالى ف ن المن ا وهو خادعهم وإذا قامواإلى الص قين يخادعون الل
إلقليل يراون الل
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat)
di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali.(Q.S An-nisa:142).
Untuk mengembangkan konsep kajian akidah ini para ulama menyusun
ijtihadnya dengan suatu ilmu yang kemudian disebut dengan ilmu tauhid,
mereka juga menamanya dengan ilmu kalam, usuluddin, atau teologi islam.
Ilmu ini membahas lebih jauh konsep-konsep akidah yang bermuat dalam Al-
Qur‟an dan Hadis dengan kajian-kajian yang lebih mendalam yang di warnai
dengan pernedaan pendapat di kalangan mereka dalam masalah-masalah
tertentu.
b. Syariah
Secara etimologis, syariah berarti “jalan kesumber air” atau jalan yang
harus diikuti yakni jalan kearah sumber pokok bagi ke hidupan. Orang-
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
orang arab menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju
palung air yang tetap dan diberi tanda yang jelas terlihat mata. Adapun
secara termonologis syariah berarti semua peraturan agama yang
ditetapkan oleh Allah untuk kaum muslim baik yang ditetapkan dalam Al-
Qur‟an maupun sunnah Rosul (Muhammad Yusuf Musa, 1988:131)
Muhammad syaltut mendefinisikan syariah sebagai aturan-aturan yang
di syaratkan oleh Allah atau disyariatkan pokok-pokoknya agar manusia
itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan dengan tuhannya, dengan
saudaranya sesama muslim, dengan saudaranya sesama manusia, dan alam
semesta, serta dalam kehidupan syalyut menambahkan bahwa syariah
merupakan cabang dari akodah yang merupakan pokoknya, keduanya
mempunyai hubungan yang sangat erat yang tidak dapat di pisahkan.
Akidah merupakan fondasi yang dapat membentengi syariah, sementara
syariah merupakan perwujudan dari fungsi kalbu dalam berkaidah syaltut,
1996:13.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian syariah tertumpu
pada masalah aturan Allah dan Rosulnya atau masalah hukum. Aturan atau
hukum ini mengatur manusia dalam berhubungan dengan tuhannya
(hablum minallah) dan dalam hubungan sesamanya (hablum minannas)
kedua hubungan manusia inilah yang merupakan ruang lingkup dari
syariah Islam. Hubungan yang pertama itu kemudian di sebut dengan
ibadah dan hubungan yang kedua disebut muamalah.
Ibadah mengatur bagaimana manusia bisa berhubungan dengan Allah
dalam arti yang khusus (ibadah mahdalah), ibadah terwujud dalam ruang
lingkup yang lima yaitu mengucap dua kalimat syahadat (persaksian),
mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan
pergi haji bagi yang mampu. Sedang muamalah dapat di lakukan dalam
berbagai bentuk aktivitas manusia dalam nerhubungan dengan sesamanya
bentuk-bentuk hubungan itu bisa berupa hubungan perkawinan
(munakahat), pembagian warisan (mawaris), ekonomi (muamalah), pidana
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(jinayah), politik (khilafah), hubungan internasional (syiar), dan peradilan
(murafa‟at).
Dengan demikian, jelaslah bahwa kajian syariat lebih tertumpu pada
pengalaman konsep dasar Islam yang termuat dalam akidah. Pengalaman
inilah yang dalam Al-Qur‟an disebut al-alam al-shalihah (amal-amal shalih)
untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama mengembangkan
suatu ilmu yang kemudian di kenal dengan ilmu fikih atau fikih Islam ilmu
fikih ini menkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam Al-Qur‟an dan
sunnah dengan melalui ijtihad. Dengan ijtihad inilah syariah di kembangkan
lebih rinci dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat manusia sebagaimana dalam kajian akidah, kajian ilmu
fikih ini juga menimbulkan berbagai perbedaan yang kemudian dikenal
dengan mazhab-mazhab fikih.
c. Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab al-khlaq yang
merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi “budi pekerti”,
“perangai”, “tingkah laku” atau “tabiat” (Hamzah Yakub, 1988:11) sinonim
dari kata akhlak ini etika, moral, dan karakter. Sedang secara terminologis,
akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan
perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran inilah pendapat yang
dikemukakan oleh ibnu askawaih.
Sedang Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap
pada jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
tidak membutuhkan kepada pikiran (Rahmat Djatnika:27), adapun ilmu
Akhlak oleh Dr. Amin di definisikan suatu ilmu yang menjelaslkan arti baik
dan buruk menerangkan apa yang seharausnya dilakukan oleh sebagian
manusia kepada sebagaian lainnya, menyatakan tujuan yang harus di tuju
oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus di perbuat.(Ya‟qub, 1988:12)
Dari pengertian di atas bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku
manusia atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela) yang dinilai di sini adalah
tingkah laku manusia dalam hubungan dengan tuhan, yakni dalam
melakukan ibadah. Hal yang berhubungan sesamanya yakni dalam
bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan
tumbuhan, serta dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda
mati yang merupakan makhluk Tuhan. Secara singkat hubungan akhlak ini
terbag menjadi dua, yaitu akhlak kepada khalik (Allah sang pencipta) dan
akhlak kepada makhluk (ciptaanya).
Akhlak merupakan konsep kajian terhadap ikhsan. Ikhsan merupakan
ajaran tentang penghayatan akan hadirnya tuhan dalam hidup, merupakan
penghayatan diri yang sedang menghadap dan berada di depan tuhan ketika
beribadah. Ihsan juga merupakan suatu pendidikan atau latihan untuk
mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya (kaffah), sehingga
ihsan merupakan merupakan puncak tertinggi dari keislaman seseorang.
Ikhsan ini baru tercapai kalau sudah di lalui dua tahap sebelumnya yaitu
iman dan Islam. Orang yang mencapai perdikat ihsan ini disebut muhsin.
Dalam kehidupan sehari-hari ihsan tercermin dalam bentuk akhlak yang
mulia (al-akhlakul al-karimah) inilah ynag menjadi misi pertama di utusnya
nabi SAW. Kedunia, seperti yang di tegaskannya dalam sebuah hadis:
“sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia”.
(Marzuki, 2012:75).
B. Metode pembiasaan
1. Pengertian Metode Pembiasaan
Dari segi bahasa, metode berasal dari kata “meta” dan “hodos” (latin)
meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan atau cara”. Dengan
demikian metode dapat berarti : jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan, kaitanya dengan pendidikan maka metode disisni mengandung
makna sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan (ilmu) pada diri
seseorang atau juga sebagai cara untuk memahami, menggali dan
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
mengembangkan ajaran (Islam), sehingga terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman (Moh Hasyim Colil, :93).
Selain itu metode juga dapat diartikan sebagai cara mengajar untuk
mencapai tujuan penggunaan metode dapat memperlancar proses
pendidikan sehingga tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.
Metode sabagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan
sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan. Jika dikaitkan dengan
pendidikan Islam maka metode sebagai jalan menanamkan pengetahuan
agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran
yaitu pribadi islami. (Nata:91).
Menurut Majid (2011:128) metode pembiasaan ini penting untuk
diterapkan, karena pembentukan akhlak dan rohani serta pembinaan sosial
seseorang tidaklah cukup nyata dan pembiasaan diri sejak usia dini. Untuk
terbiasa hidup teratur, disiplin, tolong menolong sesama manusia dalam
kehidupan sosial memerlukan latihan yang kontinyu setiap hari.
Metode pembiasaan juga digunakan oleh Al-Qur‟an dalam
memberikan materi pendidikan melalui kebiasaan yang dilakukan secara
bertahap dalam hal ini termasuk merubah seluruh sifat-sifat baik menjadi
kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu
payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak
kesulitan.
Proses pembiasaan harus dimulai dan ditanamkan kepada anak sejak
dini. Potensi ruh keimanan manusia yang diberikan oleh Allah harus
senantiasa dipupuk dan dipelihara dengan memberikan pelatihan-pelatihan
dalam beribadah. Jika pembiasaan sudah ditanamkan, maka anak tidak
akan meras berat lagi untuk beribadah, bahkan ibadah akan menjadi
bingkai amal dan sumber kenikmatan dalam hidupnya karena bisa
berkomunikasi langsung dengan Allah.
Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sedini
mungkin. Rosulluah SAW memerintahkan kepada orang tua, hal ini para
pendidik agar mereka menyuruh kepada anak-anak untuk mengerjakan sholat
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
tatkala mereka berumur tujuh tahun. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu
anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مروا أولادكم قال رسول الله صله الله عليه وسلهم عن ابن عمررضي الله عنه:
لاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم علي قوابينهم ها وهم أبناء عشر باالصه وفر
لمضاجع )رواه أبوداوود (ي ف
Artinya: Dari Ibn r.a. berkata: bersabda Rosulullah saw. perintahkanlah anak-
anakmu untuk sholat apabila sampai umur tujuh tahun, dan pukullah
(apabila membangkang), apabila anak-anak berumur sepuluh tahun,
pisahkanlah antara mereka tempat tidurnya” (Hadis Riwayat Ahmad,
Abu Daud).
Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh Abu Daud, no 495; Ahmad, ll/180,
187; Al-Hakim, l/197; dan Baghawi dalam syarhus Sunnah, ll/406, no. 505
dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya.
Hadits ini di nyatakan hadits hasan oleh imam an-nawawi rahimahullah dalam
al-majmu’ dan riyadhush shalihin. Syaikh al-albani rahimahullah berkata,
“sanadnya hasan shahih.”lihat shahih sunan Abi Daud. Ll/401-402, no. 509.
Membiasakan anak sholat, lebih baik dilakukan secara berjamaah itu
penting. Sebab “dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal
yang sangat penting. Karna banyak dijumpai orang berbuat dan bertingkah
laku hanya karena kebiasaan semata-mata. Tanpa itu hidup seseorang akan
berjalan lambat sekali, sebab sebelum melakukan sesuatu seseorang harus
memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.
Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan berbuat baik harus dibiasakan sejak
kecil, terutama dalam menanamkan akidah dan keislaman. (Iain Walisongo,
2000.125) Inti pembiasaan ialah pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas
mengucap salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila
murid masuk kelas tidak mengucap salam, maka guru mengingatkan agar bila
masuk ruangan hendaklah mengucap salam, ini juga satu cara membiasakan.
Metode pembiasaan sangat baik digunakan karena yang kita biasakan
biasnya ialah yang benar, kita tidak boleh membiasakan anak-anak kita
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melakukan atau berperilaku yang buruk. Ini perlu disadari oleh guru sebab
perilaku guru yang berulang-ulang, sekalipun hanya dilakukan secara main-
main, maka mempengaruhi anak didik untuk membiasakan perilaku itu.
Metode pembiasaan berjalan bersama-sama dengan metode keteladanan,
sebab pembiasaan itu dicontohkan oleh guru. (Sudiyono, 2009:290)
Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa kebiasaan yang di
lakukan secara berulang-ulang yang di lakukan dengan penuh kesadaran dan
pemahaman oleh seseorang maka karakter akan tertanam atau melekat pada
diri seseorang tersebut, pelaksanaan pembiasaan yang di terapkan di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kec. Kota Baru Jambi yaitu
dengan sholat duhur berjama‟ah, sholat duha, membaca AlQur‟an sebelum
dan sesudah pelajaran dimulai, berjabat tangan dan salam, serta pengumpulan
dana sosial, jadi pelaksanaan metode pembiasaan di lakukan di luar jam
pembelajaran.
Sekolah harus berupaya menciptakan lingkungan yang bernuansa
relegius, seperti pembiasaan melaksanakan sholat berjama‟ah, menegakkan
disiplin, memelihara kebersihan, ketertiban, kejujuran tolong menolong, dan
sebagainya sehingga nilai-nilai agama menjadi kebiasaan, tradisi dan budaya
seluruh siswa. Sikap dan perilaku guru yang kurang terpuji atau menyimpang
dan norma-norma akhlak hendaknya tidak segan-segan untuk ditindak.
(Abudin Nata, 2010:233)
Beberapa nilai keislaman yang ditanamkan kepada peserta didik sebagai
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
a. Iman: yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah, jadi tidak
cukup kita hanya percaya adanya Allah, melainkan harus mengingat
menjadi sikap mempercayai kepada adanya Tuhan dan menaruh
kepercayaan kepada-Nya. (Majid 2011:93).
b. Taqwa: yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita,
kemudian kita berusaaha berbuat hanya sesuatu yang dirodhoi Allah
dengan menjauhi atau menjaga diri dari suatu yang tidak diRidhoinya
c. Ikhlas: Yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan semata-mata
demi memperoleh ridha atau perkenan Allah, dan bebas dari pamrih lahir
dan batin. Tertutup maupun terbuka dengan sikap orang yang ikhlas akan
mampu mencapai tingkat nilai tertinggi nilai karsa batinnya dan karya
lahirnya. Baik pribadi maupun soial.
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
d. Tawakal: Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada
Allah Azza wa jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap
menapaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. Dengan demikian,
hamba percaya dengan bagian Allah SWT untuknya, apa yang telah di
tetapkan Allah untuknya ia yakin akan memperolehnya sebaliknya, apa
yang tidak ditentukan Allah untuknya ia pun yakin pasti tidak akan
memperolehnya. Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam
menggantung diri hanya kepada Allah. Dalam hal ini, Al-Ghazali
mengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan penekanan bahwa tauhid
sangat berfungsi sebagai landasan tawakal. Tawakal mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, rida, ikhtiar,
sabar, dan do’a tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada
Allah untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah ke mudhartan,
baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat Rosihon Anwar
(2010:93).
e. Disiplin: Disiplin adalah usaha- usaha untuk menanamkan nilai ataupun
pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah
peraturan. Disiplin bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukum atau
instrument hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri
ataupun pada orang lain
f. Kebiasaan: Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus menerus
atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa
hubungan akal. Dia adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa dari hal- hal
yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.
g. Persaudaraan: Semangat persaudaraan, lebih-lebih antara sesama kaum
beriman (biasa di sebut ukhuwah islamiyah) intinya dalah agar manusia
tidak mudah merendahkan golongan lain. Tidak saling menghina,
mengejek, banyak berprasangka, suka mencari-cari kesalahan orang lain
dan suka mengumpat (membicarakan) keburukan orang lain (Muhammad
Alim, 2011:155).
h. Persamaan: Muhammad Alim (2011:156) Pandangan bahwa semua
manusia sama harkat dan martabatnya. Tanpa memandang jenis kelamin,
ras. Ataupun suku bangsa. Tinggi rendah manusia hanya berdasarkan
ketakwaanya yang penilaian dan kadarnya hanya tuhan yang tahu, prinsip-
prinsip ini dipaparkan dalam kitab suci sebagai kelanjutan dari prinsip
persaudaraan dikalangan kaum beriman. Jadi persaudaraan berdasarkan
iman (ukhuwah islamiyah) di teruskan dengan persaudaraan berdasarkan
kemanusiaan (ukhuwah insaniyah).
i. Syukur: Syukur merupakan sikap seorang untuk tidak menggunakan
nikmat yang di berikan oleh Allah SWT. Dalam melakukan maksiat
kepada-Nya bentuk syukur ini di tandai dengan keyakinan hati bahwa
nikmat yang di peroleh berasal dari Allah SWT, bukan selain-Nya, lalu di
ikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk
sesuatu yang di benci pemberinya.
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah SWT berikan tersebut adalah
dengan jalan mempergunakan nikmat Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.
Adapun karunia yang diberikan oleh Allah SWT harus kita manfaatkan dan
kita pelihara seperti panca indra, harta benda, ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Apabila kita sudah mensyukuri karunia Allah SWT itu, berarti kita telah
bersyukur kepadanya senagai penciptaanya. Bertambah banyak kita bersyukur,
bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima. Allah berfirman dalam
sebuah hadis dasar perintah untuk bersyukur:
عذا بي لشديد )ابراهيم( لزيد نكم ولئن كفرتم ان واذتأ ذن ربكم لئن شكرتم
Artinya :“Dan (ingatlah) ketika tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat), kepadamu
tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku) maka pasti azabku sangat
berat.” (Q.s Ibrahim 14: 7)
Dalam penelitian ini, dari beberapa metode yang ada, maka metode yang
di bahas adalah metode pembiasaan. pembiasaan adalah suatu yang sengaja
dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaannya.
Pembiasaan yang sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu
adalah sesuatu yang di amalkan. Oleh karena itu uraian tentang pembiasaan
selalu menjadi satu dengan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan
yang telah diketahui.
Teori kelakuan dan pembiasan teori ini memfokuskan perhatian pada
karakteristik antara berbagai peristiwa lingkungan dan tanggapan-tanggapan
pelajar yang dapat diamati. Apabila dapat ditunjukkan bahwa, pada saat
rangsangan lingkungan berubah secara sistematis maka demikian juga
tanggapan-tanggapan pelajar (kelakuan). Pertimbang contoh yang dianjurkan,
mengenai Alfarizi yang belajar sholat dengan mencontoh kebiasaan dari orang
tuanya. Jika dapat diketahui semua peristiwa dalam lingkungan Alfarizi yang
mempengaruhinya pada saat ini, dan bagaimana mereka berubah sehingga
kebiasaan Alfarizi dalam melakukan sholat dibawah keadaan tertentu,
dapatlah dijelaskan. Oleh karena kelakuan yang diajarkan merupakan akibat
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dari proses ini adalah suatu fungsi dari terbentuknya atau pemanipulasian
keadaan-keadaan lingkungan tertentu, maka proses itu sendiri sering disebut
pembiasaan, dan istilah ini terkait erat dengan sifat kelakuan.
2. Teori Pembiasaan
Berbagai teori pembiasaan cenderung diuraikan dengan bantuan
berbagai pradigma dengan menggunakan berbagai istilah seperti rangsangan
dan tanggapan. Rangsangan dapat merupakan anteseden atau konsekuen,
tergantung pada apakah hal itu datang sebelum atau setelah tanggapan itu.
Khoiriyah, (2012:94) Ada tiga teori pembiasaan yang mempunyai nilai
relevensi tertentu untuk sosialisasi dan belajar di sekolah: asosiasionisme,
koneksionisme, dan pembiasaan operatif.
1. Asosiasionisme
Kita tahu dari pengalaman bahwa apabila kita membuat suatu tanggapan
emosional tertentu terhadap sesuatu, kita sering menggeneralisasikan
tanggapan apa saja yang terkait dalam hal itu jika seserang takut pada rasa
sakit akibat pencabutan gigi, maka dokter gigi atau kantor dokter gigi menjadi
obyek dari rasa takut. Rasa takut sekunder ini telah diajar, sebab dalam
keadaan-keadaan dalam masa rasa takut pertama itu itu timbul melibatkan
seorang dokter gigi, kantornya dan orang itu telah mengasosiasikan
rangsangan lingkungan sedemikian rupa sehingga rangsangan sekunder itu
telah mengambil bentuk satu sifat dari perangsang pertama dan yang sekarang
bergerak terlepas dari padanya.
Jika dalam pendidikan Islam, hal ini terjadi, misalnya kesan sorang guru
Pendidikan Agama Islam yang kurang atau tidak baik dihadapan murid maka
tentu saja berpengaruh terhadap pelajaran yang diampunya, siswa menjadi
tidak antusias, tidak semangat bahkan membenci pelajaran tersebut. begitupun
sebaliknya jika seorang guru PAI bisa membawa dirinya dan sikapnya serta
mempunyai kesan yang baik dihadapan anak didik, maka belajar agama Islam
menjadi menyenangkan bahkan ditunggu-tunggu oleh para anak didik.
2. Koneksionisme
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dalam hal pendidikan Islam, hal ini terasa sekali ketika bulan Ramadhan
atau bulan puasa tiba. Para guru dan orang tua berbondong-bondong untuk
mengajarkan, membiasakan, dan mengkondisikan situasi yang lebih islami di
bulan tersebut dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. banyak
kegiatan islami yang dilakukan dan digulirkan oleh guru kepada anak didik.
Setiap kegiatan yang telah dilakukan tersebut kemudian harus mendapat
legalitas atau laporan sebagai bentuk evaluasi. Contohnya adalah, hafalan Al-
Qur‟an dan Hadis serta do‟a-do‟a. kegiatan sholat (baik wajib/sunah dan
tarawih), puasa, bahkan pesantren kilat dan lain sebagainya. Kesan ini
dikondisikan dan ditampakkan serta dikembangkan agar anak didik
mempunyai ingatan yang lebih terhadap bulan Ramadhan dan materi Agama
Islam yang di ajarkan yang mengena kepada mereka.
3. Kognitivisme
Teori bidang kognitif, menyajikan pandangan tentang bagimana terjadi
belajar, juga mencakup bidang motivasi dan perkembangan kepribadian. Para
psikolog yang bertanya secara serius tentang apa yang sedang terjadi dalam
kepala seorang ketika ia belajar, dan yang secara sistematik berupaya
menjawab pertanyaan itu agar dapat menjelaskan bagaimana belajar terjadi.
Mereka juga menuntut bahwa kebiasaan berubah, yang terjadi sebagai akibat
belajar yang berbentuk tertutup dan tak dapat di amati.
Belajar kognitif ini, dalam pendidikan agama Islam di sekolah umum
meliputi semua materi pendidikan Islam yang meliputi aspek Al-Qur‟an,
Hadis, Fikih, Aqidah Akhlak, dan Sejarah kebudayaan Islam. Sedangkan
untuk lingkungan madrasah.
Premoseran informasi merupakan istilah yang dipakai untuk memahami
semua langkah yang terjadi sejak suatu rangsangan menyentuh perasaan
pelajar anak didik hingga menhasilkan suatu produk kognitif, seperti suatu
yang tersimpan atau terkonsep, suatu hubungan yang baru untuk membantu
menyelesaikan masalah gagasan yang kreatif dan setersnya.
Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kebiasaan-kebiasaan dalam menjalankan ajaran Islam. Sehingga nilai-nilai
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
yang ada pada pembiasaan yang di lakukan dapat di miliki dan tertanam
dengan baik atau nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dan dapat menjadi
suatu karakter.
Jadi kebiasaan disini meripakan hal-hal yang sering dilakukan secara
berulang-ulang dan merupakan puncak perwujudan dari tingkah laku yang
sesungguhnya, dimana ketika seseorang telah memiliki kemampuan untuk
mewujudkan lewat tindakan dan apabila tindakan ini dilakukan secara terus-
menerus maka ia akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan
mewujudkan karakter.
Dengan teori kebiasaan tersebut diterapkan kepada siswa secara
berulang-ulang, agar siswa dapat memahami dan meyakini kebenaran ajaran
Islam dan dapat di biasakan dalam kehidupan sehari-hari supaya watak dan
karakternya terbentuk untuk menunjang masa depanya agar menjadi pribadi
yang yang berakhlakul karimah dan senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran
Islam.
3. Dasar dan Tujuan Metode Pembiasaan
Pendidikan agama islam sebagai pendidikan nilai maka perlu adanya
pembiasaan-pembiasaan dalam menjalankan ajaran islam, sehingga nilai-nilai
ajaran islam dapat terinternalisasikan dalam diri peserta didik, yang akhirnya
akan dapat membentuk karakter yang islami. Nilai-nilai ajaran islam yang
menjadi karakter merupakan perpaduan yang bagus (sinergis) dalam
membentuk peserta didik yang berkualitas, dimana individu bukan hanya
mengetahui kebajikan, tetapi juga merasakan kebajikan dan mengerjakannya
dengan di didukung oleh rasa cinta untuk melakukannya. Pembentukan
karakter seseorang (terutama peserta didik) bersifat tidak alamiah, segingga
dapat berubah dan berbentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pendidikan menurut John Locke bersifat utilities, yang didasarkan atas
kegunaan. Beliau beranggapan bahwa proses pendidikanlah yang
memperbanyak hal kepada anak. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibnu
sina yang dikuti oleh abudi nata tentang metode pengajaran terdapat metode
pembiasaan dan teladan bagi anak. Beliau menyampaikan bahwa “pembiasaan
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
adalah salah satu metode pengajaran yang paling efektif, khususnya dalam
mengajarkan akhlak. Cara tersebut secara umum dilakukan dengan
pembiasaan dan teladan yang di sesuaikan dengan perkembangan jiwa anak.
Banyak yang menyatakan bahwa pembiasaan positif yang ditanamkan
sejak dini sangat memberikan pengaruh positif pula pada masa yang akan
dating. Sebagaipepatah arab disebutkan:” barang siapa yang membiasaan
sesuatu pada waktu mudanya maka diwaktu tuanya akan menjadi
kebiasaannya pula”. Yang di maksud dengan poembiasaan disini adalah
pembentukan keterampilan berucap. Berbuat sesuai dengan yang diajarkan
agama. Pembiasaan ini mempunyai arti yang penting karena merupakan
sarana paling efektif guna pembentukan pribadi yang sholeh.”
Bentuk-bentuk metode pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi
kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini meliputi aspek poerkembangan moral
dan nilai-nilai agama, pengembangan sosio emosional dan kemandirian.
Adapun bentuk-bentuk pembiasaan pada anak dapat dilaksanakan dengan cara
berikut:
1) Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan disekolah setiap hari,
misalnya berbaris, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan.
2) Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan,
misalnya memintak tolong dengan baik, menawarkan bantuan
dengan baik, dan menjenguk teman yang sakit.
3) Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi
teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah
dilingkungan sekolah dan sopan dalam berkata.
4) Kegiatan terprongram adalah kegiatan yang deprongram dalam
kegiatan pembelajaran (prongram semester, SKM dan SKH),
misalnya makan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Langkah-langkah pelaksanaan metode pembiasaan: kebiasaan baik yang
dibentuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang baik, misalnya
kebiasaan dalam berkomunikasi, pengaturan dan penggunaan waktu secara
tepat, bersikap baik dan tepat, memilih permainan dan menggunakan saran
dengan tepat. Anak perlu dibiasakan sejak dini mungkin untuk mengatur dan
menggunakan waktu secara tepat, agar kelak bisa menjadi orang yang disiplin
dan bertanggung jawab. Pembiasaan sebaiknya ditanamkan dari hal-hal kecil
dan yang mudah dilakukan oleh anak usia dini. Misalnya mengatur waktu
antara menonton TV dengan bermain, belajar, istirahat dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Apabila kebiasaan ini sudah dimiliki anak, maka anak sendiri akan
menyesuaikan berbagai tindakannya sehingga tidak saling merugikan atau
menghambat.
Agar pembiasaan dapat segera tercapai dan hasilnya baik, maka harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Memulai pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu
mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang
akan dibiasakan.
b) Pembiasaan hekdaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-
ulang). Dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu
kebiasaan yang otomatis. Tapi juga butuh pengawasan dari orang
tua, keluarga maupun pendidik.
c) Pendidikan hendanya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh
terhadap pendiriannya yang telah diambil. Jangan meberi
kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan baik yang telah
diterapkan.
d) Pembiasaan yang mula-mulanya mekanis harus semakin menjadi
pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.
Kebiasaan lain yang perlu dipupuk dan dibentuk adalah berkomunikasi
dengan anggota keluarga, misalnya mendiskusikan hal-hal yang mereka
saksikan dilingkungan. “kebiasaan berkomunikasi dan berdiskusi akan
memupuk kemampuan anak dalam berinteraksi social dan pengembangan diri.
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang sangat besar dan penting
terutama melalui metode pembiasaan dan keteladanan”.
Sedangkan upaya untuk memelihara kebiasaan yang baik dilakukan
dengan cara:
1. Melatih hingga benar-benar paham dan bisa melakukan tanpa kesulitan.
Sesuatu hal yang baru tentu tidak mudah dilakukan semua anak, maka
pembiasaan bagi mereka perlu dilakukan sampai anak dapat melakukan.
Pendidik perlu membimbing dan mengarahkan agar anak-anak mampu
melakukan.
2. Mengingatkan anak yang lupa melakukan. Anak-anak perlu diingatkan
dengan ramah jika lupa atau segaja tidak melakukan kebiasaan positif
yang telah diajarkan tapi jangan sampai mempermalukan anak. Teguran
sebaiknya dilakukan secara pribadi.
3. Apresiasi pada masing-masing anak secara pribadi. Pemberian apresiasi
pada anak dapat membuat anak senang, tetapi harus hati-hati agar tidak
menimbulkan kecemburuan pada anak yang lain.
4. Hindarkan mencela pada anak. Guru merupakan profesi yang
professional, maka seluruh prilaku dalam mendidik anak diupayakan agar
menguntungkan bagi perkembangan anak dengan tidak mencela anak,
walau terdapat kesalahan atau kekurangan padanya.
Langkah-langkah metode pembiasaan yang digunakan oleh peneliti
menurut Quisumbing (Unesco-Apnieve, 2005:29) dalam buku (Abdul Majid,
2011:114).
1. Conceptual level-understanding
Kemampuan untuk mengunkapkan makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Adanya kemampuan yang dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan. Pengetahuan yang disertai dengan pemahaman
menuntun pada sebuah makna atau pengertian yang mendalam. Jadi
conceptual level-understanding disini adalah upaya pengajaran pendidik
untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik.
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Affective lavel (valuing)
Pengetahuan dan pemahaman belum tentu memberikan jaminan
bahwa nilai atau sikap akan terinternalisasikan dan terintegrasikan. Konsep
nilai yang di saring melalui pengalaman seseorang dan hasil refleksi
akhirnya di tegaskan dalam dimensi afektif. Cakupan afaktif dalam
lingkup kecil/pendek di tempuh melalui tiga proses. Proses pilihan,
penghargaan dan tindakan. Perkembangan berikutnya ada penambahan
pada tahap afaktif ini yaitu menghargai, menerima dan menghormati yang
semuanya merupakan suatu sistem nilai. Yang di maksud dalam affaktive
lavel (valuing) adalah suatu bentuk pengeluatran atau upaya pemraktekan
dalam bentuk perilaku atau aplikasi dari materi atau teori yang di ajarkan.
3. Active level
Konsep nilai yang akhirnya dinilai untuk mengarah pada tindakan.
Apakan tindakan itu dinyatakan untuk meningkatkan ketrampilan
berkomunukasi dalam kehidupan sehari-hari. Active level disini berupaya
sebagai hasil dari praktek atau aplikasi yang berbentuk perilaku yang telah
di tanamkan kepada peserta didik dan akhirnya peserta didik dapat
membiasakannya dan dilakukan secara berulang-ulang.
C. Studi Relevan
Setiap penelitian dalam bidang sejenis selalu berhubungan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian itu menempatkan penelitian
tersebut pada posisi tertentu dari penelitian sebelumnya. Adapun penelitian
yang relevan dalam penelitian ini sebangai berikut:
1. Penelitian Rovip Indriyani Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Dalam
Pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah Menegah pertama
Negeri 23 Kota Jambi Tahun 2017. “penelitian tersebut meneliti bahwa
internalisasi adalah pendalaman, penghayatan terhadap suatu ajaran.
Internalisasi pada hakikatnya adalah proses menanamkan sesuatu, yakni
merupakan proses pemasukan suatu nilai pada seseorang yang akan
membentuk pola pikiranya dalam melihat makna realitas pengalaman.
Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dalam hirearki tamadun umat
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
islam. Oleh karena itu, masyarakat yang tidak mempunyai nilai akhlak
tidak boleh dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia walaupun
mempunyai kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi dan sebagainya.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa sesorang yang timbul dari
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
pemikiran, sehingga keadaan itu menjadi kebiasaan. maka kebiasaan itu
harut di tuntun agar menjadi kebiasaan yang baik dan berakhlak mulia.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian lapangan yaitu kualitatif.
Dengan mengambil latar belakang SMP Negeri 23 Kota Jambi.
Pengumpulan data di lakukan dengan Observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sunjek penelitian adalah Guru Pendidikan Aklah, kepala
sekolah dan siswa SMP Negeri 23 kota jambi.
2. Penelitian Kurniawati Ma’rifah pelaksanaan pembinaan akhlak siswa
melalui prongram Al-Islam Di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar
Tahun 2013. “penelitian tersebut meneliti bahwa pembinaan akhlak
seseorang adalah tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat.
Ketiganya harus berjalan dengan beriringan dan saling berkerja sama,
karena dalam rangka pembinaan akhlak bukanlah persoalan yang mudah
untuk dilaksanakan. Dalam kenyataanya, seiring dengan kemajuan dan
perkembanganya teknologi di zaman modoren ini peranan orang tua dalam
mendidik anaknya semakin berkurang. Tidak banyak keluarga yang sadar
akan pentingnya pendidikan akhlak di lingkungan keluarga. Hal ini
menyebabkan para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak
kepihak sekolah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak siswa melalui prongram Al-
Islam di SMA Muhammadiyah 1 karanganyar.
3. Penelitian Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada siswa
malalui sumber belajar lingkungan hidup di sekolah alam bengawan solo
taruna teladan juwireng klaten tahun 2015.” Penelitian tersebut menelit i
bahwa lingkungan hidup dapat menjadi wadah dalam menanamkan nilai-
nilai pendidikan agama islam. Banyak dari siswa yang kurang
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
memperdulikan masalah lingkungan karena kurangnya penanaman nilai
pendidikan agama islam yang memamfaatkan lingkungan sebangai sumber
belajar. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam menanamkan
nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa dengan menggunakan
ligkungan sebangai sumber belajarnya. Sehingga, perlu diteliti dengan
penanaman nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa melalui sumber
lingkungan hidup. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pelaksaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa
melalui sumber belajar lingkungan hidup sekolah alam bengawan solo
taruna teladan, juwireng, klaten.
Dalam penelitian ini bahwa pengajaran nilai-nilai keislaman dapat
ditanamkan kepada peserta didik melalui berbagai cara, di dalam
penelitian ini membahas tentang internalisasi nilai-nilai keislaman melalui
metode pembiasaan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
pihak sekolah, sehingga peserta didik menerima dan memiliki nilai-nilai
keislaman dalam meningkatkan kesadaran menjalankan perintah agama
dalam kehidupan sehari-hari. .
Upaya yang dilakukan guru tersebut sebagai salah satu tugas dan
tanggung jawab di sekolah yakni mendidik sebagaimana pendapat samsul
nazar bahwa mendidik merupakan rangkaian mengajar, memberi
dorongan, menguji, memberikan contoh dan membiasakan. Kemudian dari
teori-teori yang ada dijelaskan bahwa nilai-nilai ajaran Islam meliputi nilai
aqidah, syariah dan akhlak. Berdasarkan kajian tersebut, maka hasil
penelitian mengenai internalisasi nilainilai keislaman dengan metode
pembiasaan mengajarkan kepada siswa melalui pembiasaan-pembiasaan
agar siswa senantiasa terbiasa melakukan nilai-nilai ajaran Islam yang
ditinjau dari ketiga pokok ajaran tersebut.
Dalam internalisasi nilai-nilai keislaman dapat dilakukan melalui
berbagai cara. Salah satu cara yang tepat dalam membentuk peserta didik
berakhlak mulia, memiliki watak dan karakter yang baik, adalah melalui
pembiasaan. Maka di dalam skripsi ini akan dibahas lebih lanjut
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
bagaimana internalisasi nilai-nilai keislaman melalui metode pembiasaan
Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota
Baru Jambi.
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitianya. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, Tujuan dari
pada pendekatan deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu. (Lexy J Meleong, 2017, hlm,11)
Dengan kata lain metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang diamati yaitu dalam internalisasi nilai-nilai
keislaman dengan metode pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
kenali asam atas kec. Kota baru Jambi.
Jene RichIe, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia
sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep. Perilaku, persepsi,
dan persoalan tentang manusia yang diteliti, kembali pada definisi disini
dikemukakan peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep,
perilaku, persepsi, perilaku dan persoalan tentangn manusia yang di teliti.
Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi. Motivasi, tindakan dll, secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Meleong, 2017, hlm,6)
Dalam penelitian tersebut digunakan metode penelitian kualitatif karena
dengan penelitian kualitatif peneliti dapat berkomunikasi secara langsung
dengan subyek dan informan, sehingga realitas yang terjadi dapat
diungkapkan oleh peneliti secara jelas dan terang dengan didukung data-data
yang ada.
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
B. Setting dan subjek penelitian
1. Setting penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat dan waktu penelitian sebagai
berikut :
a) Tempat penelitian
Adapun tempat yang akan dijadikan objek penelitian adalah
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Kec. Kota baru Jambi.
Dengan pertimbangan Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman merupakan
sebuah lembaga pendidikan yang dibawah naungan yayasan Islam
tentunya lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan didalamnya
dimasukkan atau disisipkan nilai-nilai keislaman sehingga amalan yang
berada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman (sekolah Menegah
Pertama) tersebut merupakan amalan yang cocok untuk penelitian
Aktivitas pembiasaan khususnya agar siswa terbiasa dengan nilai-nilai
ajaran islam sehinga dapat membentuk watak dan karakter siswa yang
terdidik dan berbudi pekerti yang baik, dan dapat di amalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021, pada
tanggal 02 september 2020 sampai 11 januari 2021.
2. Subjek penelitian dan informan penelitian
1. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan
siswa kelas IX yang berjumlah 18 orang 10 perempuan dan 8 orang
laki-laki.
2. Informan
Adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan
diteliti serta bersedia memberikan informasi kepada peneliti berkenan
dengan penelitian ini maka yang menjadi informan dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua:
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
a) Informan kunci (key informan)
Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru agama Islam.
b) Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari:
Kepala sekolah
Guru BK
Sebagian siswa
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data skunder. Data primer adalah data yang di peroleh lansung
dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-
literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,
dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa
dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder
ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendudkung dari data
primer.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil lansung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perentara. Yaitu data yang diperoleh lansung
melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap Internalisasi
Nilai-nilai Keislaman di Madrasah Tsanawiyah kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti Misalnya dari dokumentasi (Propil
sekolah dan Struktur Organisasi) atau publikasi lainya. Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi Propil
sekolah dan struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Kenali Asama
Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian yaitu darimana
data tersebut diperoleh. (Cholid Narbuko, 2012:164). Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang di dapat melalui wawancara.
Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan
sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland
sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Jam’an
Satori, 2009:105)
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh:
1) Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Sekolah, Guru PAI, Guru
Bk dan Agama dan sebagian siswa.
2) Sumber data berupa suasana, dan Kondisi di madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru.
3) Sumber data berupa dokumentasi, berupa poto kegiatan, Arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asama Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dengan memperhatikan sumber data penelitian dan agar data yang di
peroleh konkrit dan lengkap, maka dalam penelitian ini akan di gunakan
metode pengumpulan data berupa, Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.
1. Observasi
Metode observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala
bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televise, bukan
hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan beberapa kali muncul, tetapi
juga menilai reaksi tersebut sangat,kurang, atau tidak sesuai dengan
yangkita kehendaki (Suharsimi Arikunto, 2014:272).
Metode observasi disebut juga dengan pengamatan, metode ini
digunakan untuk mengamati perilaku yang relevan dan kondisi lingkungan
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dari tempat penelitian. Metode observasi juga digunakan untuk
pengumpulan data untuk mengukur tingkahlaku individu dan proses
terjadinya sesuatu yang dapat diamati baik dalam situasi sebenarnya
maupun buatan (Nana Sudjana 1989:109)
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a. Gambaran umum tentang keadaan sekolah
b. Gambaran tentang pelaksanaan metode pembiasaan
c. Suasana religius di sekolah
2. Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian berlangsung
secara lisan yang dilakukan oleh dua belah pihak, yakni pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara/narasumber
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Maksud dari interview menurut Lincoln dan Guba (1985:266) antara lain
mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan motivasi tuntutan dan kepedulian. (Lexy J. Moleong 2017:186)
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bebas
terpimpin, sebab sekalipun wawancara dilakukan secara bebas tetapi sudah
dibatasi oleh struktur pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut :
a. Tujuan pelaksanaan metode pembiasaan
b. Nilai-nilai ajaran Islam yang hendak diinternalisasikan kepada peserta
didik.
c. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dari
pelaksanaan metode pembiasaan.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data
secara langsung dari subjek peneliti berupa informasi yang berkaitan
dengan proses Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman dengan Metode
Pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kec.Kota Baru Jambi.
3. Dokumentasi
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dokumentasi dari asal katanya “dokumen” yang berarti tertulis
didalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen peraturanperaturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebgainya. Jadi metode dokumentasi yaitu ,
mencari data atau variabel mengenai hal-hal yang berupa catatan, trankrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat lengger, agenda dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2014:274)
Dokumentasi adalah sistem bahan tertulis ataupun film dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa tertulis,
gambar ataupun karya-karya monumental dari sejarah kehidupan, cerita
biografi, peraturan, kebijakan, dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2010:82)
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a. Kondisi dan gambaran umum tentang Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Kenali asama atas kec.kota baru jambi
b. Keadaan guru, karyawan, dan siswa.
c. Sarana dan fasilitas sekolah.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiono,
2018:244).
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan diskriptif
kualitatif, analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses yang dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumentasi pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dam sebagainay (Lexy
J.Moleong, 2017:247).
Iskandar (2008, hlm,222) Dalam penggunaan teknik analisis data,
penulis mengacu pada teknik yang sudah umum di gunakan para peneliti
yakni dengan menggunakan teknik analisis data model interaktif yang
sebagaimana di buat oleh Miles dan Huberman, menurut Miles dan
Huberman mengatakan bahwa dalam analisis data kualitatif dapat dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting di cari tema dan polanya
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk
pengumpulan data selanjutnya.
3. Penyajian data
Dalam melakukan penelitian, pasti diperoleh data yang banyak data
yang didapat tidak mungkin akan dipaparkan secara keseluruhan untuk itu
dalam penyajian data, peneliti data menyusun dan menganalisis secara
sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau
menjawab masalah yang diteliti. Maka dalam display data peneliti
disarankan untuk tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan sejak pengumpulan data yaitu dengan memahami
arti dari berbagai hal yang diterima dengan melakukan pencatatan pola,
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
pernyataan, arah sebab akibat dan berbagai proposisi supaya kesimpulan
cukup menatap dan benar dapat dipertanggung jawabkan, perlu
diverifikasikan hal tersebut dilakukan dengan aktifitas pengumpulan
dengan tujuan pemantapan dan penelusuran data kembali.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini untuk memeriksa keabsahan data penulis
menggunakan trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data dimana data
tersebut di gunakan untuk mengecekkan atau sebagai pembandingan terhadap
data itu, dalam hal ini peneliti menggunakan trianggulasi teknik sumber yakni
membandingkan dan mengkaitkan data observasi, wawancara dan
dokumentasi untuk memperoleh data upaya guru dalam menginternalisasikan
nilai-nilai keislaman pada siswa. (Lexy J Meleong, 2017, hlm, 330)
Tri anggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
baik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa
yang di katakana secara pribadi.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang saling
berkaitan.
Tri anggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memamfaatkan sesuatu di luar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Meleong, 2011:178)
G. Jadwal Penelitian
Untuk Mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada table
jadwal penelitian berikut:
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 3.1 jadwal Penelitian
No
Kegiatan
TahunAjaran 2020/2021
September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul √
2 Pangajuan Dosen Pembimbing √
3 Konsultasi dan Revisi Proposal √
4 Pengajuan Seminar √
5 Seminar Proposal √
6 Revisi Seminar Proposal √
7 Izin Riset √
8 Pelaksanaan Riset √
9 Pengelohan Data √
10 Penyusunan Data √
11 Konsultasi Pembimbing I √
12 Konsultasi Pembimbing II √
13 Sidang Munaqasah √
14 Revisi Skripsi √
Catatan : Jadwal Sewaktu-waktunya dapat berubah
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam
Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
a. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini merupakan sekolah formal
yang beralamat di jalan jalang Talang Jimar, Rt. 06, Kelurahan Kenali
Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Sekolah ini pada
awalnya dirintis oleh beberapa tokoh diantaranya yaitu;
1) Drs.Zamzami, M. Pd.I
2) Alm. Ponidi
3) H. Aspinal
4) Jamalius
Keempat tokoh tersebut telah merintis berdirinya MTs Nurul Iman
dengan perjuangan yang keras karena pada proses pembelajarannya
belum banyak tenaga guru yang mengajar. Adapun orang yang
mengajar di MTs Nurul Iman hanya empat orang yaitu, Drs.Zamzami,
M.Pd.I, Endang Sumirah, Wigianto, dan Astuti.
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini mulai berdiri 21 juni 1992
yang bertetapan pada 1 Muharram 1414 H. keberadaan Madrasah
Tsanawiyah ini tidak lepas dari sejarah pendirian Madrasah swasta
yang bernama perguruan Nurul Iman yang berdiri sejak 5 Agustus
1983 dan disahkan dengan piagam pendirian Madrasah Swasta pada
tanggal 31 Desember 1992 yang dikeluarkan oleh departemen Agama
kantor wilayah provinsi Jambi.
Pada 20 Desember 2016 Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini
disahkan melalui akta notaris Firman Gusri, SH, M. dengan No Akta
143. Tanah yang ditempati MTs Nurul Iman berukuran 2424 m2
merupakan hibah dari PT.Pertamina (persero). (wawancara kepada
kepala sekolah)
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
a) Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk.
b) Sebelah selatan berbatasan dengan komplek pertamina.
c) Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk.
d) Sebelah timur berbatasan dengan komplek pertamina.
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali
Asam Atas
1. Visi
Terwujudnya siswa yang berilmu pengetahuan yang dilandasi iman
dan taqwa serta berakhlak mulia
2. Misi
a. Mengembangkan pola belajar dengan berbasis madrasah
berdasarkan manajemen professional yang islami
b. Membentuk insan yang sehat, cerdas, kreatif, disiplin dan
mandiri
c. Membimbing peserta didik agar mengamalkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi siswa yang
bertaqwa dan berbudaya sesuai dengan ajaran Al-Quran dan
Haditst Nabi.
3. Tujuan
a. Menghasilkan mutu lulusan yang cerdas dan mampu bersaing
secara global
b. Mewujudkan tenaga kependidikan yang professional, berakhlak
mulia/berwawasan islamiah
c. Menghasilakan lulusan yang berakhlakul karimah dan
berwawasan islami
d. Menghasilkan lulusan yang mampu membawa nama baik
madrasah
e. Mewujudkan tenaga kependidikan yang mampu menjaga nama
baik madrasah
f. Mewujudkan tenaga kependidikan yang jujur dalam profesinya
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
g. Menghasilkan lulusan yang ikhlas dalam kehidupannya.
c. Sarana dan Prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali
Asma Atas Kecamatan Kota Baru
Adapun sarana dan prasarana ini merupakan salah satu factor yang
sangat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Iman,
diantaranya, Alhamdulillah telah memiliki gedung yang cukup memadai,
walaupun masih belum sempurna, antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Mts Nurul Iman
No Nama Jumlah Kondisi
1 Ruang Guru 2 Baik
2 Ruang Kelas 3 Baik
4 Wc Guru 1 Baik
5 Wc Siswa 1 Baik
6 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Halaman Upacara & Olahraga 1 Baik
8 Meja Belajar 60 Baik
9 Kursi Belajar 70 Baik
10 Meja Guru 3 Baik
11 Kursi Guru 3 Baik
12 Meja TU 1 Baik
13 Kursi TU 1 Baik
14 Meja Kepsek 1 Baik
15 Kursi Kepsek 1 Baik
( Dokumnetasi MTs Nurul Iman Kenali Asam Kota Baru 2021)
d. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Nurul Iman
1) Keadaan Tenaga Pendidik
Pendidik merupakan professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.
2) Keadaan Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan adalah aggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan di angkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga
kependidikan juga merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
Tenaga yang ada di MTs Nurul Iman sudah cukup memadai hal ini
sesuai dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik yang ada maupun
tingkat pendidikan tenaga pengajar terdiri dari berbagai lulusan
perguruan tinggi islam maupun perguruan tinggi swasta.
e. Tata tertib Guru dan Siswa Mts Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi
1) Tata Tertib guru Dan Guru Piket
a) Hadir pada jam 07.00 WIB
b) Mengontrol kebersihan kelas dan kantor
c) Membunyikan bel masuk kelas pada jam pertama 07.15 dan jam
07.00 khusus pada hari senin dan jumat
d) Upacara bendera pada hari senin dan yasinanmingguan pada hari
jum’at wajib dihadiri dan dikontrol oleh guru yang melaksanakan
KBM pada hari tersebut
e) Mengawasi kegiatan belajar mengajar pada hari tersebut
f) Mengawasi kegiatan ibadah yang meliputi: kegiatan wudhu’
sebelum sholat dhuha dan sholat zuhur berjama’ah, mengawasi
kelengkapan ibadah siswa seperti sandal, mukenah bagi siswa putri
dan peci bagi siswa putra
g) Mengumpulkan hendpone siswa
h) Mengontrol kelas yang tidak ada kegiatan belajar mengajar pada
hari tersebut
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Tata Tertib Siswa MTs Nurul Iman Kota Jambi
a. Setiap siswa/i harus masuk dan pulang setiap hari di madrasah
pada jam dan jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan.
b. Setiap siswa/i harus berada di madrasah selambat-lambatnya 10
menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai
c. Setiap siswa/I harus mengikuti upacara bendera baik hari senin
maupun hari-hari yang ditentukan
d. Setiap siswa/i harus memakai seragam sekolah yang telah
ditentukan
1) Senin-selasa : Baju Putih Biru
2) Rabu-kamis : Baju Batik
3) Jum’at : Baju Pramuka
4) Sabtu : Baju Olahraga
e. Selama jam pelajaran berlansung siswa/i tidak diperkenakan
meninggalkan kelas, kecuali telah mendapatkan izin dari guruyang
bersangkutan
f. Setiap siswa/i wajib mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan
baik dan tenang
g. Setiap siswa/i yang karena sesuatu hal terpaksa meninggalkan jam
pelajaran, harus meminta izin pada guru yang bersangkutan atau
guru yang betugas
h. Setiap siswa/i tidak dibenarkan memasuki ruang kepala sekolah,
majelis guru dan tata usaha kecuali ada kepentingan dan sudah
mendapat izin
i. Setiap siswa/i dilarang membawa senjata tajam, merokok atau
minum-minuman keras
j. Setiap siswa/i dilarang membawa emas atau memakai emas, Hp
atau barang berharga lainya
k. Setiap siswa/i tidak dibenarkan berkelahi atau membuat keributan
dilingkungan sekolah
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
l. Setiap Siswa/i dilarang membawa buku porno, flm porno, majalah
cergam dan lain-lainnya yang tidak ada sangkut pautnya dengan
pelajaran
m. Setiap Siswa/i harus mematuhi peraturan yang berlaku di
lingkungan sekolah Nurul Iman.
F. Kepala Sekolah danTenaga Pendidik
1) Data Kepala Sekolah
Nama : Ernawati, SP
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kepegawaian : Non-PNS
Pendidikan Terakhir : SI
Status Sertifikasi : Sertifikasi
Nomor Telepon/Wa : 081367065786
2) Tenaga Pendidik
Tabel 4.2 Tenaga Pendidik MTs Nurul Iman
No Nama Guru Tempat/Tanggal Lahir Tingkat Bidang Studi
1 Ernawati, SP Jambi/17 September 1973 SI IPA Terpadu
2 Meliyana, S.Pd Martapadawetan/31Mei 1978 SI BK
3 Erika, S.Pd.I Jakarta/2 Januari 1985 SI MTK
4 Eulis, S.Pd Jambi/ 13 Februari 1981 SI B.Arab
5 Yusniati, SE Padang/ 9 Juni 1982 SI IPS Terpadu
6 Mahmun, S.Pd.I Kuto Tanjung/ 2 Juni 1988 SI SKI,Fiqih,Hadist
7 Al Rizki, S.Pd Sumber Harapan/3 Mei 1991 SI IPA Terpadu
8 Hidayati, S.Pd.I Jambi/26 Desember 1965 SI Akidah Akhlak
9 Puji Sholeha,SS Jambi/19 Oktober 1992 SI B. Indonesia
10 Hidayat, S.Pd Jambi/25 November 1987 S2 B. Ingris
11 M. Rifki S Jambi/ 31 Maret 2000 SMA Penjas
( Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021
1) Stuktur Organisasi Tahun Ajaran 2020/2021
1. Struktur Organisasi Sekolah
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021)
2) Keadaan anak Didik di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Didalam pendidikan ada beberapa unsur yang harus ada, agar proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, salah satu unsur tersebut
adalah anak didik, anak didik merupakan unsur tidak dapat diabaikan
keberadaannya dalam proses pembelajaran. Demikian juga halnya dengan
Madrasah Tstanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota
Baru Jambi dapat di lihat pada table di bawah ini:
KEPALA SEKOLAH
Ernawati, Sp
PENGELOLA UKS
Erika, S.Pd.I
TATA USAHA
Eulis, S.Pd
KEPALA LABOR
Al Rizki, S.Pd
BENDEHARA
Meliyana, S.Pd
WAKIL KEPSEK
Mahmun, S.Pd.I
WALI KELAS VII
Puji Sholeha, SS
PUSTAKA
Meliyana, S.Pd
WALI KELAS VIII
Yusniati, SE
WALI KELAS IX
Erika, S.Pd.I
SISWA-SISWI
MTs Nurul Iman
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.3 Jumlah siswa yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
No
Kelas
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 I 22 7
2 II 17 8
3 III 8 10
Jumlah 47 25
( Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021)
3) Proses Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan
pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran
merupakan bentukbantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi
proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta
tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid supaya bisa belajar
secara baik. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk
membantu murid supaya bisa belajar secara baik.
Berikut adalah jadwal masuk pelajaran yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman kenali Asam Atas kecamatan Kota Baru Jambi:
Tabel 4.4 Jadwal Masuk Pelajaran yang ada di MTs Nurul Iman
NO JAM WAKTU KETERANGAN
1 Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
07.15 – 07.35
07.35 – 08.15
08.15 – 05.55
08.55 – 09.35
09.35 – 10.15
Senin- Sabtu
( Dokumentasi MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas 19 february 2021)
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi dan terlebih adalah hasil wawancara ke MTs
Nurul Iman tersebut yang merupakan jawaban lansung oleh orang-orang yang
terlibat dalam Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman pada siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman, seperti Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konsling
(BK), Guru Agama dan siswa yang dengan demikian penelitin menemukan
jawaban mengenai Permasalahan tersebut sebagai berikut:
Internalisasi (Penanaman) nilai keislaman merupakan proses edukatif
berupa rangkaian kegiatan atau usaha sadar untuk memberikan suatu
bimbingan dan pengarahan keislaman yang diberikan pada pertumbuhannya.
Oleh karena itu usaha internalisasi nilai-nilai Keislaman yang dilakukan sesuai
dengan tingkat perkembangan supaya menghasilkan tujuan yang dihendaki.
1. Pelaksanaan Aktivitas Pembiasaan pada siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kota Baru Jambi.
Berdasarkan Penelitian ini membahas Aktivitas Pembiasaan pada
siswa melalui Metode Pembiasaan di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas
kecamatan kota baru Jambi. Adapun cara untuk menginternalisasikan
Nilai-nilai Keislaman pada siswa melalui Metode Pembiasaan dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik
didalam kelas maupun diluar kelas. Proses pembiasaan dengan didasarkan
pada tingkah laku guru sebagai teladan yang baik. Melalui pembiasaan-
pembiasaan yang baik dan sering dilakukan disetiap hari, contohnya
mengucap salam, menjawab salam, bertutur lemah lembut dan lain
sebangainya.
MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
adalah salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan karakter dalam
proses pembiasaannya. Nilai-nilai yang ditanamkan pada peserta didik
sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: iman, taqwa,
ikhlas, tawakal, disiplin, kebiasaan, persaudaraan, persamaan, syukur,
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
peduli lingkungan, peduli social, dan tanggung jawab, untuk mendukung
prongram pendidikan karakter sekolah tersebut maka MTs Nurul Iman
berupaya untuk menginternalisasikan Nilai-nilai keislaman pada siswa di
MTs Nurul Iman Kenali asam atas melalui metode pembiasaan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ibuk Ernawati selaku kepala
sekolah:
“Menurut Ibu Ernawati selaku kepala sekolah menyampaikan
bahwa pada dasarnya semua kegiatan yang dilaksanakan melalui
metode pembiasaan adalah bertujuan untuk membentuk akhlak
islam pada diri anak, karena dengan kegiatan-kegiatan keagaman
semuanya berdasarkan pada perilaku dan pelaksanaannya, jika
sudah benar dalam beragama, niscaya perilakunya juga akan baik.
Insyaallah dengan di tanamkan nilai-nilai keislaman tersebut, anak-
anak menjadi terbiasa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
dan merasakan mamfaatnya”. (wawancara, 19 february 2021)
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah di MTs Nurul
Iman kota baru jambi menunjukan, bahwa tujuan dari internalisasi nilai-
nilai keislaman yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah menanamkan
kepada siswa bahwa guru adalah contoh teladan bagi siswanya dalam arti
guru terlebih dahulu dalam menerapkan nilai-nilai keislaman atau
keagamaan sehingga siswa termotivasi terhadap gurunya. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh bapak Mahmun selaku Guru PAI:
“Semisalnya melaksanakan sholat maka guru yang pertama
mengajaknya untuk sholat dan begitu juga seterusnya. Kemudian
pihak sekolah juga membiasaakan pada siswa menyetor hapalahnya
seminggu sekali setoran (ayat-ayat pendek) dan juga Hadits. itu
dilaksanakan secara bertahap-tahap agar siswa terbiasa. Dan itu
menjadi kebiasaannya nanti. (wawancara dengan Guru, PAI 19
February 2021)
Dalam tahap konsep menanamkan nilai-nilai keislaman di MTs
Nurul Iman kenali Asam Atas kota baru Jambi terdapat tahap-tahap yang
dilalui dalam internalisasi diantaranya sebagai berikut:
1. Tahap Transformasi Nilai
Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik
dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Pada
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta
didik. Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan pengetahuan
dari peserta didik pada siswanya. Nilai-nilai yang diberikan masih
berada pada ranah kongnitif peserta didik dan pengetahuan ini
dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat. Di MTs
Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.
Bapak mahmun menyatakan yakni:
Selaku guru pendidikan agama islam mengajarkan/
menginformasikan materi PAI tentang Nilai-nilai keislaman
seperti mengajarkan tentang membentuk kepribadian yang
berbudi luhur, tentunya harus bertumpu pada Al-Qur’an dan
As-sunnah. Kemudian beliau juga mengatakan bahwa: Nilai
prilaku dan kebiasaan umat islam telah digariskan melalui
syari’at. Dengan demikian setiap perbuatan, kebiasaan dan
tingkah laku seseorang muslim senantiasa berlandaskan ajaran
agama Islam yang tidak bertolak dari aqidah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW. Seperti pada materi kelas 8
yaitu” membiasakan Rendah hati, Hemat, Sederhana tapi
membuat hidup lebih mulia”. (wawancara, 10 Maret 2021)
2. Tahap Transaksi Nilai
Pada tahap ini merupakan nilai yang dilakukan melalui
komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik
yang bersifat timbal balik sehingga menjadi proses interaksi. Dengan
adanya transaksi nilai pendidikan dapat memberikan pengaruh pada
siswanya melalui contoh yang telah ia jalankan. Disisi lain siswa akan
menentukan nilai yang sesuai dengan dirinya. Di MTs Nurul Iman
Kenali Asma Atas Kecamatan kota Baru Jambi, bapak Mahmun selaku
Guru PAI tidak hanya menyajikan informasi tentang Nilai-Nilai
Keilsman, tetapi beliau juga terlibat dalam melaksanakannya dan
memberikan contoh amalan yang nyata tentang materi “ membiasakan
Rendah Hati, Hemat dan sederhana”, dan siswa dimita memberikan
respon yang sama, yang menerirma dan mengmalkan nilai-nilai itu.
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Tahap Tran-Internalisasi
Pada tahap ini lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap
ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tetapi juga sikap
mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian
yang berperan aktif. Pada tahap ini pendidik harus betul-betul
memperhatikan pembiasaan-pembiasaan pada siswa agar tidak
bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan
adanya kecendrungan siswa untuk meniru apa yang menjadi kebiasaan
dan kepribadian gurunya.
Hal ini seperti yang di sampai bapak Mahmun:
“ Di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecmatan Kota Baru
Jambi, siswa memulai merespon kepada guru PAI bukan hanya
gerakan/penampilan fisiknya, melainkan sikap mental dan
kepribadiannya secara aktif, jadi materi tentang membiasakan
rendah hati, Hemat dan sederhana sudah memjadi kebiasaan
dalam diri siswa” (wawancara, 02 maret 2021)
Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat Tiga aspek pokok
yaitu: Knowing, doing, dan being dalam istilah yang umum di kenal aspek
kongnitif, psikomotor, dan efektif. Internalisasi merupakan pencapain
aspek yang terakhir (being). Untuk selanjutnya penulis akan memaparkan
ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut secara singkat.
1. Mengetahui (knowing)
Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid mengetahui
suatu konsep. Dalam bidang keislaman misalnya murid diajar
mengenai pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat,
hal-hal yang membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru PAI bisa
menggunakan berbagai metode seperti: diskusi, Tanya jawab, dan
penungasan. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang
telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan tugas-
tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah selesai dan
sukses. Bapak mahmun juga mengungkapkan bahwa metode yang
digunakan yaitu:
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Disini kami juga menggunakan metode praktek, seperti praktek
sholat, berwhudu’, dan juga bacaan al-qurannya seperti tajuid,
hurup dll. Kemudian mereka juga menyetor hapalan yaitu
seminggu sekali. (wawancara 29 february 2021)
Kemudian seperti apa yang ana-anak setorkan ya pak?
Bahwa yang mereka setorkan pada seminggu sekali itu,
tergantung dengan mata pelajaranya. Yaitu ayat pendek seperti
juz Amma dan doa. (wawancara 29 february2021)
2. Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui (doing)
Masih contoh seputaran sholat, untuk mencapai tujuan ini
seorang guru dapat menggunakan metode demontrasi. Guru PAI MTs
Nurul Iman Kenali Asam Kecamatan Kota Baru Jambi,
mendemontrasikan sholat untuk di perlihatkan kepada siswa atau bisa
juga dengan memutarkan flm, gambar tentang tata cara sholat,
selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan seperti apa yang
telah dilihat di bawah bimbingan guru. Untuk tingkat keberhasilannya
guru dapat mengadakan ujian praktik sholat, dari ujian tersebut dapat
dilihat apakah siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau
belum.
3. Menjadi seperti yang ia ketahui (being)
Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya tetapi
menjadi satu dengan kepribadianya. Seperti di MTs Nurul Iman Kenali
Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi, disana siswa melaksanakan
sholat yang telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika
sholat itu telah melekat menjadi kepribadiaanya, seorang siswa akan
sekuat tenaga untuk menjaga sholatnya dan merasa sangat berdosa jika
sampai meninggalkan sholat. Jadi karena sudah menjadi kebiasaannya
maka sholatnya bukan hanya perintah atau karena dinilai oleh guru.
Disinilah sebenarnya bagian yang paling sulit dalam proses
pendidikan karena pada aspek ini tidak dapat diukur dengan cara yang
diterapkan pada aspek knowing dan doing. Aspek ini lebih
menekankan pada kesadaran siswa untuk mengmalkannya. Dan orang
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
tua juga berperan penting dalam pelaksaanan internalisasi agar siswa
lebih terkontor di rumah nya dikarena waktu anak lebih banyak di
rumah di banding di sekolah.
Hal sama seperti yang di sampaikan ibuk ernawati:
Selain melalui proses pendidikan di sekolah perlu adanya kerja
sama dengan pihak orang tua siswa, mengingat waktu siswa
lebih banyak digunkan di luar sekolah. Dalam kajian
psikologis, kesadaran seseorang dalam melakukan suatu
tindakan tertentu akan muncul tatkala tindakan tersebut talah
dihayati (terinternalisasi). (wawancara, 02 maret 2021)
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Metode
Pembiasaan pada siswa di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi
Beberapa pembiasaan yang diterapkan di MTs Nurul Iman Kenali
Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi seperti yang telah dipaparkan di
sebelummnya kegiatan tersebut dilaksanakan diluar kegiatan belajar
mengajar dikelas, dan untuk memotivasi para siswa agar mereka bersedia
melaksankan pembiasaan yang diterapkan disekolah maka guru agama
selalu memberikan nasehat-nesehat dan dorongan agar mereka senantiasa
mengamalkan ajaran agamanya.
Hal ini seperti yang di sampaikan ibuk meliyana:
“Bahwa dorongan dan nesehat guru kepada murinya itu sangat
penting kerena dengan adanya hal tersebut sehingga para siswa
merasa dekat dengan Allah Swt, dengan menjalankan agama
dengan penuh kesadaran selain itu guru agama menjelaskan
hikmah-hikmah dan mamfaat dari apa yang mereka kerjakan itu
kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan disekolah”.(Observasi
Rabu, 15 february 2020)
Menciptakan suasana atau lingkungan sekolah yang relegius dengan
memberlakukan kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan ajaran
keislaman dengan tujuan agar para siswa terbiasa melaksanakannya
dengan penuh kesadaran sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam
pembiasaan yang diterapkan dapat terinternalisasi kedalam diri peserta
didik. Apabila nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi kedalam diri
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
peserta didik maka dapat membentuk karakter dan kepribadian peserta
didik yang islami.
Sehubungan dengan yang disampaikan oleh bapak Mahmun yaitu:
Memiliki karakter yang islami sangatlah penting terutama untuk
menghadapi zaman yang modern dan arus globalisasi, dimana nilai-
nilai ajaran keislaman dapat dijadikan control dan filter dari nilai-
nilai yang sesuai dengan ajaran keislaman. Sehingga tidak akan
terjadi krisis moral dan tindakan-tindakan yang dapat merusak
iman.(Wawancara, 23 february 2021)
Metode pembiasaan adalah salah satu upaya untuk dapat
menginternalisasi nilai-nilai keislaman kerena dari kebiasaan yang secara
kontinyu di laksanakan akan membentuk suatu karakter. Pembiasaan yang
diterapkan pada siswa di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan
Kota Baru Jambi merupakan sarana untuk bagi siswa untuk melatih diri
dalam mengamalkan ajaran agamanya.
Hal ini seperti yang diungkapakan ibuk Ernawati sebagai berikut:
“Anak-anak disini ada yang menganggap remeh tentang agama dan
hanya dimengerti sebatas pengetahuan saja, dan pembiasaan disini
sangat membatu mereka untuk melaksanakan ajaran agamanya.
Karena kalau pas praktek dikelas waktu sedikit dan tidak cukup
sehingga dengan pembiasaan ini mereka dapat menjadi faham dan
diharapkan agar mereka juga melaksanakannya diluar
sekolah”.(wawancara 19 february 2021)
1. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan metode pembiasaan
pada siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai keislaman yaitu
dengan:
a. Menciptakan suasana yang regelius di lingkungan sekolah
Dengan menciptakan suasana yang regelius dilingkungan
sekolah menyediakan rungan atau fasilitas dalam pelaksanaan metode
pembiasaan diketahui bahwa pembiasaan melaksanakan ajaran
keislaman .
Hal ini juga seperti yang diungkapkan oleh pak mahmun yaitu:
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dengan terciptanya suasana yang agamis atau regelius itu bisa
membuat mereka bisa lebih faham tentang ajaran keislaman dan
dapat mengmalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
(Wawancara, 08 Maret 2021)
Karena ada juga siswa yang enggan malaksanakan kegiataan
keagamaan disekolah, apalagi kalau dirumah juga tidak dibiasaakan.
Maka pihak sekolah menyediakan:
b. Buku contoling Pegangan siswa.
Buku contoling untuk pegangan siswa agar mudah di control dan
demi kelancarannya metode pembiasaan ini.
Seperti yang di ungkapkan bapak mahmun sebagai berikut:
“pelaksanaan pembiasaan ini selalu dikontrol di buku pengangan
siswa kerena ada juga yang tidak melaksanakannya sehingga
akan kelihatan siapa saja yang tidak melaksanakannya dan anak
tersebut akan kami panggil, dan kami beri dia nasehat, dan akan
kami beritahukan kepada seluruh siswa bahwa jika mereka tidak
mengikiuti pembiasaan tersebut maka nilai agama mereka akan
dikurangi dan tu juga akan kami beri hukuman terhadap siswa
yang tida mengikutinya. Jadi guru agama dan semua guru disini
membuat kesepekatan bersama tentang nilai pelajaran agama di
rapot”(wawancara, 23 february 2021)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ada sebagian
siswa yang tidak melaksanakan pembiasaan yang diterapkan sehingga
perlu dikontrol agar mereka selalu melaksanakannya. Beberapa cara
yang digunakan untuk memotivasi siswa dalam melaksanakan
pembiasaan tersebut adalah dengan memberi nasehat,
memberitahukan hikmah yang ada didalamnya serta memberitahukan
kepada mereka bahwa jika mereka tidak melaksanakannya maka nilai
keagamaan mereka akan di kuranggi.
c. meberikan sangsi pada siswa yang melanggar
Hal ini senada dengan yang di sampaikan oleh bapak mahmun yaitu:
“Sangsi yang diberikan jika berturut-turut tidak melaksanakan
sholat berjama’ah maka mereka harus membuat surat penyataan
yang ditandatanggagi oleh semua guru agama disana, wali kelas
dan kepala sekolah, dan jikasatu atau dua kali tida
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melaksanakannya maka diberisangsi yaitu membersihkan
ruangang dan dan lain-lainnya” (wawancara, 23 february 2021)
Jadi agar pembiasaan di laksanakan oleh semua siswa, maka di
perlukan penguatan-penguatan tersebut berupa hukuman dan nasehat serta
contoh dari guru. Dari pembiasaan yang diterapkan akan dapat malahirkan
kesadaran, hal ini terjadi apabila nilai-nilai yang ada pada pembiasaan
dapat terinternalisasi dengan baik kedalam diri peserta didik, peran
pembiasaan mengamalkan ajaran keislaman dan pemdidikan islam dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak diharapkan akan menemukan
tauhid yang murni, keutamaan budi pekerti, spiritual, dan etika agama
yang lurus, karena anak dihadapkan dengan dua faktor, faktor fitrah
kegamaan pada manusia dan faktor pendidikan islam yang utama bagi
lingkungan yang baik sehingga pembiasaan tersebut diperlukan, jika hal
tersebut dipadukan dengan baik maka mereka akan tumbuh dalam iman
yang baik, berhiaskan etika islam dan sampai pada puncak kemuliaan
anak.
Sebagian diketahui bahwa pendidikan islam bertugas
mempertahankan, menanamkan dan mengembangkan berlansungnya nilai-
nilai ajaran islam yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadist sehingga
nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi pada peserta didik agar mereka
mampu melaksnakan dan mengamalakan nilai-nilai tersebut kedalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil observasi dan wawancara selama penelitian dapat di paparkan
bahwa tanggapan dan respon terhadap pendidikan agama dan pembiasaan
yang diterapkan disekolahnya cukup baik.
Hal ini seperti dituturkan oleh renaya kelas 8 sebagai berikut:
“Menurut saya pendidikan agama disekolah cukup baik dan bagus,
dan lebih bagus lagi jika dalam mengajar diselingi cerita tertentu
akan menarik lagi hal ini membuat saya dan teman-teman yang lain
senang, dulu saya belum paham dan sekarang menjadi lebih faham,
dan pembiasaan disini saya sangat senang dan setuju. Karena dulu
ada yang belum saya pahami dan yang belum saya bisa dan
70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
sekarang saya bisa melakukanya dan menjadi kebiasaan walaupun
itu berlahan-lahan”.(wawancara, 1 Maret 2021)
Dari pernyataan diatas dapat di ketahui bahwa para siswa cukup
antusias dan tertarik dengan pelajaran agama, tetapi mereka ingin agar
dalam mengajar menggunakan sebagai metode cerita dan tanya jawab. Jika
para siswa sudah senang dengan pelajaran agama maka mereka dapat
menguasai pengetahuan agama, tetapi pelajaran agama tidak hanya sebatas
pengetahuan saja, hal ini perlu di yakini dan di amalakan dalam kehidupan
sehari-hari karena pelajaran agama berisi tuntunan dan syari’at. Manusia
sebagai hamba Allah maka wajib melaksanakan perintahnya dan menjauhi
larangannya.(Observasi, 1 Maret 2021)
Agar para siswa terbiasa melaksanakannya ajaran agama maka
mereka perlu di latih dan di beri kesempatan untuk mengmalkannya, salah
satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan menerapkan
pembiasaan menjalankan ajaran agama, sehingga dari pembiasaan tersebut
akan menjadikan pembiasaan yang baik yaitu yang sesuai dengan nilai-
nilai keislaman dan akhirnya nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi
dalam diri peserta didik dan dapat bertindak serta bertingkah laku dengan
nilai-nilai tersebut. Dengan terinternalisasi nilai-nilai keislaman tersebut
dapat membentuk generasi muda atau peserta didik yang berkepribadian
muslim. (Observasi, 1 Maret 2021)
2. Faktor Penghambat
Metode pembiasaan yang ditarapkan adalah salah satu upaya dari
pihak sekolah dalam menginternalisasikan nilai-nilai keislaman, namun
dalam pelaksanaanya pihak sekolah juga mengalami kendala atau
hambatan.
a) Masih ada beberapa siswa yang datang terlambat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Meliyana selaku guru BK
sebagai berikut:
“Kendala atau hambatan yang sering dialami adalah diwaktu pagi
hari, masih banyak siswa-siswi yang sering datang terlambat
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
kesekolah sehingga mereka juga akan terlambat dalam
pelaksanaan sholat dhuha”(wawancara, 22 February 2021)
Hal ini juga seperti diungkapkan oleh guru Agama (Bapak Mahmun)
sebagai berikut:
“Banyak siswa-siswi yang terlambat datang kesekolah, untuk itu
mereka juga terlambat dalam pelaksanaan sholat dhuha, akan
tetapisiswa yang telat datang tetap melaksanakan pembiasaanya
(sholat dhuha)”. (Wawancara, 24 february 2021)
b) Kurangnya kesadaran siswa
Kurangnya kesadaran siswa adalah salah satu yang menjadi
penghambat dalam kelancaran pelaksaanan pembiasaan ini.
Kemudian ibuk Erna juga mengungkapkan yaitu sebagai berikut:
“Selain sholat dhuha, kendala yang dialami adalah kurangnya
kesadaran siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan yang telah
menjadi tata tertib sekolah, seperti melakukan pembiasaan-
pembiasaan mereka masih kurang sadar, ada juga sebagian siswa
bermalas-malasan”(wawancara 24 february 2021)
c) Masih ada beberapa siswa yang enggan mengikuti kegiatan agama
Hal ini berdasarkan yang di sampaikan Guru Pendidikan agama:
Dalam hal ini anak masih ada yang malas dalam mengikuti
kegiatan agama, di mana anak memilki minat yang berbeda-
beda ada beberapa anak sebagian lebih tertarik pada hal-hal
yang bersifat non-Agamis. Terkadang ini yang membuat anak
menjadi malas untuk mengikuti kegiatan agamis. Dari hal
tersebut sebagai guru agama kami selalu memberikan motivasi
dan dukungan serta selalu mengarahkan merega semaksimal
mungkin sehingga perlahan-lanah anak menyukai dan
mengamalkannya. (wawancara, 03 maret 2021)
Jadi pelaksanaan dari metode pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi ini masih
mengalami kendalah di pelaksanaannya yaitu masih banyak siswa yang
belum bisa tertib dan masih banyak yang terlambat dalam pelaksanaanya,
karena ada beberapa kendala dan alasan tertentu.
Hal ini seperti yang di ungkapakan oleh Salma rasikhah kelas IX sebagai
berikut:
72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
“kendala yang saya alami yaitu waktu datang pagi hari, saya sering
telat dalam melaksanakan sholat dhuha di karenakan perjalanan
yang jauh dan terkadang ada juga kendala yang lainnya.(wawancara,
19 february 2021)
3. Penerapan Metode Pembiasaan pada siswa Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
Penerapan pembiasaan ini harus didukung oleh kerjasama yang
kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua (keluarga)
sekolah dan masyarakat. Orang tua di rumah harus meningkatkan
perhatianya terhadap anak-anaknya dengan meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, keteladanan dan pembiasaan yang baik. Seperti
yang di ungkapkan oleh kepala sekolah bahwa sekolah adalah rumah
kedua bagi anak-anak.
“Madrasah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih
menumbuhkan kepribadiannya setelah lingkungan keluarga. Madrasah
bukan hanya sekedar tempat menuangkan ilmu pengetahuan ke anak
didik saja, akan tetapi madrasah juga harus mendidik dan membina
kepribadian anak terutama dalam hal ibadah dan nilai-nilai keislaman
lainnya”. (wawancara kepala sekolah, 19 february 2021)
Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada siswa dengan metode
pembiasaan salah satunya yaitu dengan cara membiasakan para peserta
didik untuk di siplin dalam melaksanakan kegiatan yang telah diterapkan
dari pihak sekolah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
keislaman kepada peserta didik melalui:
1. Sholat dzuhur berjama’ah
Sholat dzuhur berjama’ah wajib dilakukan oleh siswa-siswi,
Guru di MTs Nurul Iman Kenali asam atas kecamatan kota baru jambi.
Sholat jama’ah dilakukan mulai dari jam 11.45 sampai selesai, dan
sudah membentuk untuk imam, dan pengawas sholatnya.
Imam pada pelaksanaan sholat dzuhur sekaligus memimpin do’a
dan berdzikir bersama, biasanya membaca istiqhfar, tasbih 33 kali,
tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali kemudian berdo’a bersama, biasanya
73
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
berdo’a untuk kedua orang tua, dan untuk keselamatan hidup dunia
akhirat. Sedangkan pengawas sholat bertugas untuk mengawasi dan
menertibkan jalannya sholat, serta menetibkan siswa sebelum dan
sesudah jama’ah berlansung.
“Adanya pengawasan itu perlu, karena untuk menghindari hal-
hal yang tidak terjadi misalnya anak-anak ramai sendiri atau ada
jumlah rokaat yang kurang bagi ma’mum yang masbuk,
pengawasan dalam sholat itu perlu sekali karena anak-anak itu
biasanya ramai sendiri atau ribut sebelum sholat dimulai. Dan
pernah ada kejadian bahwa ada seorang siswa manjadi makmum
masbuk kurang rokaatnya sehingga perlu diingatkan dan
diulangi sholatnya, dari kejadian ini maka pengawasan sholat
sangat penting tutur pak Mahmun selaku guru PAI. (wawancara
MTs Nurul iman 2021)
Kemudian ibuk ernajuga menjelaskan sebagai berikut:
“Meski di masa pendemi ini siswa tetap melaksanakannya
dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Demi menghindari
hal yang tidak di inginkan disini kami memisahkan antara laki
dan perempuan agar siswa tetap menjaga jarak.dimana siswa
putri melasanakan sholat di musholah yang ada di MTs Nurul
Iman sedang siswa putra di ruangan yang ada di sini”.
(Wawancara, 08 maret 2021)
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa fungsi iman dan
pengawas sholat sangat membantu jalannya kegiatan sholat
berjama’ah. Sebelum sholat dimulai sambil menunggu siswa-siswa
yang lain yang sedang antri berwudhu’ maka salah satu guru ( baik
sebagai imam ataupun pengawas memberikan arahan kepada siswa
agar mendirikan sholat sunnah rowatib sebelum zuhur atau juga
berzikir menyebut asma Allah, dengan tujuan agar mereka lebih siap
dan khusu’ dalam melaksanakan sholat.
Namun dalam pelaksanaan sholat berjma’ah ini siswa putra dan
putri itu sholat jama’ah secara terpisah. Siswa putra sholat di rungan
yang ada di sekolah madrasah nurul iman pelaksanaan ini pada masa
pandemi-C19 namun seblum pandemic siswa punta melaksanakan
sholat zuhur berjama’ah di masjid yang ada di lingkungan sekolah
74
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
nurul iman . Dan sudah dibentuk imam dan pengawasnya. Karena
kami pihak sekolah membentuk imam dan pengawasnya, karena agar
mereka mempersiapkan diri dan belajar bagaimana untuk menjadi
seorang imam.
Hal tersebut senada dengan yang di tuturkan bapak mahmun:
Di sekolah ini kami sering mengajarkan kepada siswa putra
agar mereka bisa menjadi imam dan pandai berdo’a. agar
mereka berguna di masyarakat nanti dan dapat menjadi salah
satu ilmu yang mereka dapatkan. ( wawancara dengan pak
mahmun selaku guru PAI).
Sedangkan siswa putri sholat di mushollah yang tersedia di
madrasah nurul iman. Kenapa di piasah karena mushollah yang
terdapat di madrasah tidak terlalu besar hanya mencukupi untuk siswa
putri saja. Dan pada siswa putri juga tidak jauh berbeda dengan siswa
putra yaitu dibentuk imam dan pengawasnya. Sebelum sholat dimulai
siswi putri dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah rowatib
sebelum sholat zuhur di mulai sambil menunggu yang lain gantri
wudhu’.
Kadang-kadang ada siswa yang enggan melaksanakan sholat
dzuhur berjama’ah tetapi mereka selalu dikontrol. Pegontrolan pada
siswa itu sangan perlu dan penting agar semua siswanya selalu
melakukan sholat dzuhur berjama’ah. Seperti yang disampaikan ibuk
ernawati yakni:
Pengontrolan ini sangat penting, dengan adanya pengontrolan
ini dilaksanakan agar mereka terbiasa melaksanakan sholat lima
waktu dan terbiasa mungkin dilaksanakan secara berjama’ah.
(wawancara, 22 february 2021).
Dan siswa putri yang uzur diperiksa oleh guru yang
bersangkutan. Adanya pemeriksaan siswa yang uzur seperti (haid)
yang diungkapkan ibuk Meliyana selaku guru BK untuk mengetahui
apakah ada siswa yang berbohong karena enggan melaksanakan sholat
berjamah tersebut. Maka dari itu untuk menghindarinya pihak guru
75
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melakukan pemiriksaan tersebut. Pada dasarnya karakter seorang anak
itu berbeda-beda. Dan ibuk meliyana juga mengungkapkan:
“Karena bedasarka macam-macam karakter anak yang harus kita
pahami dan berbeda-beda pula cara metode guru untuk
menghadapi karakter anak-anak tersebut. Memberikan motvasi
dan nasehat serta dorongan yang kuat terhadap anak tersebut.
(wawancara ibuk meliyana, 19 februsry 2021).
Untuk mengetahui siswa apakah melaksanakan sholat
berjama’ah atau tidak maka pihak guru selalu mengontrol siapa-siapa
saja yang tidak melaksananakannya dalam hal ini dapat diketahui dari
laporan absen atau buku controling pegangan siswa. Bagi siswa yang
melanggar maka ada sanksinya yang tidak melaksanakan sholat
berjama’ah diberi sanksi yakni membersihkan ruangan, lapangan dll.
(wawancara dengan kepsek, 2021)
Dalam prektek sholat berjama’ah di madrasah ini dilakukan
ketika pelajaran fiqh, namun pelaksanaannya setiap sholat zuhur.
Dalam praktek sholat berjama’ah siswa dilatih dalam bacaan-bacaan
sholat, rukun, syarat dan gerakan-gerakan dalam sholat dan lain
sebagainya.
Sehubungan dengan itu dimas selaku murid mengatakan:
“Kami melakukan praktek sholat berjama’ah setiap pembelajaran
fiqh, yang di laksanakan di lokal masing-masing, dan kami juga
dikasih giliran menjadi imam dan juga adzan. Imam dan azan itu
untuk putra. Tapi kami juga di tuntun bisa oleh guru fiqh
(Wawancara, 1 Maret 2021)
Hal yang senada dengan itu Taufik Hidayat mengatakan bahwa:
“Dalam praktek sholat berjama’ah kami dilatih dalam bacaan-
bacaan ketika sholat dimulai dari niat sampai do’a, dan gerakan-
gerakan dalam sholat. Dalam pelaksaan sholat kami juga dilatih
menjadi imam, azan dan juga do’a”. (Wawancara, 1 Maret 2021)
Buk Puji salah seorang guru kelas juga menyatakan bahwa:
“Anak disini kami ajarkan sholat berjama’ah, menjadi imam,
muadzin, sehingga anak bisa berani. Setelah sholat membaca
wirid bersama dan do’a yang dipimpin salah seorang
siswa”(wawancara, 1 Maret 2021)
76
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru jambi juga menanamkan nilai-nilai keislaman
kepada siswa yaitu melalui praktek dan pembiasaan yang dilakukan
siswa disekolah dan di lingkungannya. Latihan-latihan agama yang
menyangkut seperti yasinan pada pagi jumat , hafalan juz ‘amma, dan
lain-lain agar menjadi kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dan kegiatan-kegiatan hari besar islam yang sering dilakukan seperti
perayaan mauled nabi, Isra’ Mi’raj, kegiatan-kegiatan ini
diselenggarakan oleh guru-guru dimadrasah Nurul Iman untuk
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada siswa. Selain itu juga
diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya keberagamaan di
lingkungan MTs Nurul Iman ini.
Jadi keterangan-keterangan diatas dapat diketahui bahwa
pelaksanaan sholat dzuhur berjama’ah di MTs Nurul Iman Kenali
Asam Atas Kecamatan kota Baru Jambi dapat berjalan dengan tertib
dan teratur serta diikuti oleh seluruh siswa dan guru di MTs Nurul
Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.
2. Sholat Dhuha
Kegiatan sholat dhuha di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi walaupun tidak di wajibkan seperti
sholat dzuhur berjama’ah namun sholat dhuha juga di biasakan pada
siswa. Sebelum memulai aktivitas pembelajaran siswa datang
kesekolah lansung di anjurkan guru piket untuk menunaikan sholat
dhuha. Hal ini tentu tidak lepas dari dorongan dan keteladanan dari
beberapa guru khususnya guru agama. Selalu memberikan dorongan
dan nesehat agar siswa melaksanakan sholat dhuha agar mereka diberi
kemudahan dalam menempuh studi dan kemudahan rizki untuk orang
tuanya.
77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Bapak Mahmun selaku guru agama mengatakan bahwa:
“Saya selalu memberikan contoh dan melaksanakannya.
Alhamdulillah siswa-siswi banyak yang antusias dalam
mengerjakannya walaupun itu tidak semua siswa melakukan
(Wawancara kepala sekolah 21 february 2021)
Berdasarkan ungkapan di atas dan observasi yang dilakukan
maka kegiatan sholat dhuha dikalangan siswa-siswi MTs Nurul Iman
Kenali Asam Atas Kecamtan Kota Baru Jambi cukup tinggi, ada
sebagian siswa yang melaksanakannya karena dorongan dan nesehat
dari guru agama, tetapi ada juga yang melaksanakannya karena sudah
terbiasa dirumah. Sehingga tumbuh kesadaran dalam diri masing-
masing peserta didik. Kegiatan sholat dhuha ini biasanya dilakukan
pada jam 6.45, sampai disekolah mereka lansung melaksanakan sholat
dhuha, mereka melaksanakan sholat dhuha secara sendiri-sendiri, rata-
rata mereka melaksanakannya walaupun tidak seluruhnya. (Observasi
sabtu, 20 february 2021)
3. Tadarus Sebelum Pelajaran Dimulai
Tadarus sebelum pembelajaran dimulai merupakan pembiasaan
yang wajib di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota
Baru Jambi agar siswa-siswi lancar membaca Al-Qur’an biasanya
dilakukan selama 10 menit, yang dipandu oleh guru pada jam
pertama, akan tetapi kalau gurunya belum hadir kegiatan tadarus
tersebut berjalan dengan sendirinya dengan dipimpin oleh ketua kelas,
cara membacanya dilakukan secara bersama-sama dan melanjutkan
ayat atau surat sebelumnya. (Observasi sabtu, 20 february 2021)
Sehubungan dengan itu bapak Mahmun mengunggkapkan bahwa:
“Ada sebagian siswa yang belum bisa dan lancar membaca
Al-Qur’an dan tidak semua anak-anak disini membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar apa lagi mereka disuruh
membaca sendiri-sendiri. Maka untuk anak-anak yang belum
lancar membacanya saya suruh mereka ngaji ditempat TPA
sekitaran rumah mereka dan juga ke TPA tempat saya yaitu
seminggu sekali karena rumah siswa agak berjauhan dengan
rumah saya, tekanan bahwa orang Islam wajib bisa membaca
78
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Al-Qur’an agar bisa memahami kitab sucinya sendiri dengan
baik”. (Wawancara Jumat, 19 February 2021)
Bahwa dari kegiatan tersebut merupakan sarana bagi siswa agar
gemar membacaca Al-Qur’an sebagai kitab sucinya dan agar yang
belum lancara membaca menjadi Lanncar membaca dan bagi yang
belum bisa sehingga bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan hukum
tajuwidnya apalagi sebagian siswa-siswi MTs Nurul Iman Kenali
Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi berasal dari sekolah (SD)
yang masih banyak dan belum lancar membacara Al-Qur’an.
Sehubungan dengan itu bapak mahmun juga mengungkapakan tujuan
diadakannya tadarus ini yakni;
Kegiatan tadarus ini bertujuan agar para anak-anak di MTs
Nurul Iman dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar sehingga
mereka gemar membaca dan dapat mengambil pelajaran
darinya, karena didalam Al-Qur’an terdapat pelajaran dan
mengandung nilai, baik nilai ilahiyah maupun nilai ibadah,
pelajaran nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dihayati dan
dimiliki oleh peserta didik.(Wawancara jumat, 19 februry 2021)
Kegiatan membaca Al-Qur’an sebelum pembelajaran dimulai
dilakukan dengan baik oleh siswa dan siswi di MTs Nurul Iman
Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi yang dilaksanakan
pada setiap harinya. Walaupun dalam kondisi online siswa-siswi
selalu melaksanakannya dan seminggu sekali dilaksanakan disekolah.
5) Membaca Do’a sebelum dan Sesudah pelajaran
Kegiatan membaca do’a sebelum dan sesudah pelajaran
merupakan pembiasaan yang diwajibkan bagi semua siswa-siswi di
MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamtan kota Baru Jambi
kegiatan tersebut dipimpin oleh ketua kelas setelah guru pelajaran
masuk kelas, sebelunya mereka memberikan salam dan stelah itu
berdo’a. Do’a sebagai berikut:
د نبيا ورسول رب زدني علما ربا وبالسلام دينا وبمحم رضيت باالل
وارزقنى فهما
79
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Artinya: “ Kami ridho Allah Swt sebagai tuhanku,islamsebagai
agamaku, dan Nabi Muhammmad sebagai Nabi dan
Rosulku. Ya Allah, Tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku pengertian yang baik”.
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنااتباعه وأرنا الباطلا باطلا, وارزقنا اجتنابه
اشهد ان لإله إلانت اشتغفرك واتوب اليك سبحانك اللهم وبحمدك
Artinya: “ Ya allah tunjukkanlah terhadap kami kebenaran, sehingga
kami bisa mengikutinya. Serta tunjukanlah terhadap kami
kejelekan sehingga kami bisa menjauhinya. Maha suci
engkau ya Allah, segala puji untuk-Mu, tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain engkau, aku
memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Setiap muslim wajib berdo’a dan berusaha tetapi semuanya
diserahkan kepada Allah SWT maha kuasa atas segala sesuatu salah
satu cara agar kita selalu dekat denganya adalah berdzikir atau
menjalankan ajaran yang telah di syariat. (Observasi 20 Februry 2021)
6) Bejabat Tangan dan mengucap Salam
Berjabat tangan dan mengucapkan salam dengan sikap tawaduk
kepada guru-guru MTs Nuru Iman Kenali Asam atas kecamatan Kota
Baru Jambi. Hal ini bahwa semakin tinggi tingkat antara pembiasaan
berjabat tangan dan mengucap salam. Siswa yang melaksanakkan
pembiasaan berjabat tangan dan mengucap salam yang baik, maka sikap
tawaduk siswa kepada guru lebih baik dari pada siswa yang tidak
berjabat tangan dan mengucap salam. (Observasi, 23 february 2021)
Lingkungan sekolah MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi, ini kiri kanan dan depan itu rumah warga
dan letak sekolah juga ditegah warga. Maka MTs Nurul Iman sesame
warga sekolah (Guru,Karyawan dan siswa) dibiasaakan 3S “Yaitu
80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Senyum, Salam, Sapa apabila bertemu kegiatan tersebut bertujuan agar
diantara sesama warga terjalin hubungan harmonis dan dinamis.
Zahara Raisya (salat satu murid kelas 8) bahwa:
“Berjabat tangan dan mengucap salam kepada guru piket atau
guru yang dijumpai disekolah pagi hari” (Wawancara, 23
Febriary 2021)
Berjabat tangan dan mengucap salam merupakan program
pembiasaan yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
untuk membentuk sekolah yang kondusif dengan semangat
kekeluargaan, keakraban dan kehangatan dengan menghargai orang
lain disiplin dan bertangung jawab. Karena bila kita sudah terbiasa
mengucap salam otomatis melakukan kominikasi maka terjadilah
interaksi yang baik untuk mengakrabkan hubungan yang tercipta
harmonis dan saling menjaga satu sama lain, dari kegiatan tersebut
para siswa dan siswi menjadi terbiasa menyapa dan berjabat tangan
serta mengucapkan salam dengan teman-temannya.
7) Pengumpulan Dana Sosial
Selain uang kas pada masing-masing kelas, setiap seminggu
sekali diwajibkan pada siswa membayar uang kas tersebut. Dan pada
setiap musibah yang dialami keluarga sisawa-siswi maupun siswa
tersebut dan juga guru-guru dan karyawan di sekolah dan juga
masyarakat yang disekitar lingkungan sekolah. Siswa dan guru di
wajibkan mengumpulkan dana social, jumlah besar dan kecil yang
tidak ditentukan menurut kadar kemampuan dan keikhlasan masing-
masing.
Untuk melaksanakannya biasanya serahkan pada masing-masing
kelas biasanya dikordinir oleh bendehara kelas, setelah dana
terkumpul maka bendehara kelas menyerahkan kepada salah satu guru
pemegang dana sosialoleh bapak Rizki. Tujuan pengumpulan dana
social ini dilaksanakan agar siswa memiliki kebiasaan simpati
terhadap sesama. Dan juga pengumpulan dana ini dilaksanakan ketika
81
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
menjenguk orang sakit, kegiatan ini bertujuan agar siswa memilki
jiwa. social yang kuat, dan dapat memberikan sesuatu dengan ikhlak
meskipun dengan jumlah yang kecil sebagai syukur kepada Allah Swt.
Sehubungan dengan itu bapak rizki juga menyampaikan bahwa:
“Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa
social, dan dapat memberi sesuatu dengan ikhlas tampa
mengharap imbalan. Dan Alhamdulillah anak disini cukup tinggi
dalam beramal. (Wawancara, 23 february 2021)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa siswa-siswi di
MTs Nurul Iman Kenali Asam atas kecamatan Kota Baru jambi
dibiasaakan beramal, dengan menyisihkan sedikit rizkinya atau sedikit
uang jajan mereka. Kegiatan ini tentunya sangat bermamfaat untuk
melatih mereka berbuat baik terhadap sesame, selain tolong-menolong
sesame muslim, untuk dapat memberikan sesuatu dengan ikhlas dan
sebagai rasa syukur kepada Allah Swt.
82
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan peneliti yang berfokus
pada Internalisasi Nilai-nilai Keislaman Dengan Metode Pembiasaan di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman KenaliAsam Atas Kecamatan Kota Baru
Jambi. Bahwa Aktivitas Pembiasaan yang di lakukan di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman adalah:
1. Sholat dzuhur berjama’ah
2. Sholat dhuha
3. Membaca do’a dan membaca Al-Qur’an sebelum dan sesudah
pembelajaran di mulai
4. Berjabat tangan
5. Mengucap salam
6. Pengumpulan dana social
Secara umum berjalan dengan tertib dan teratur karena para siswa
cukup aktif dan antusias dalam melaksanakannya. Waalaupun masih ada yang
tidak begitu peduli dengan pembiasaan tersebut, dari pembiasaan tersebut
para siswa dapat menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam diri
mereka. Metode ini cukup berhasil tetapi untuk mencapai hasil yang lebih
baik diperlukan metode lain yang mendukung, sehingga anak didik tidk hanya
dibiasakan saja tetapi dari pembiasaan yang diterapkan mereka lebih bisa
memahami dan menghayati nilai-nilai tersebut, beberapa metode tersebut
adalah nasehat, hukuman dan uswah hasanah yang harus dijalankan terus
menerus dan disesuaikan dengan materi dan nilai yang hendak disampaikan.
Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode
pembiasan pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam
Atas Kec. Kota Baru Jambi yaitu masih banyak siswa yang dating terlambat
dikarenakan ada kendala dan hambatan yang tidak di segaja seperti
transportasi, sedangkan factor pendukung dari terlakasananya metode
pembiasaan di madrasah tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan
83
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kota baru jambi yaitu dengan adanya buku Controling bagi siswa yang
mempermudah guru dalam mengamati dan mengontrol siswa lansung, oleh
sebab itu guru dapat mengetahui lansung bagi siswa yang tidak melaksanakan
metode pembiasaan tersebut kemudian siswa akan diberikan poin lansung
yaitu dengan memberi sanksi dan mengurangi poin nilai keagamaanya.
B. Saran
1. Agar nilai-nilai ajaran islam dapat terinternalisasi dengan baik dalam diri
peserta didik, maka perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan
wali murid sehingga kebiasaan-kebiasaan disekolah juga dijadikan
kebiasaan dirumah atau diluar sekolah sehingga dari kebiasaan-kebiasaan
tersebut akan membentuk karakter peserta didik yang insani atau insan
kamil.
2. Diharapkan kepada guru piket dan guru untuk dapat lebih tegas dalam
menertibkan siswa dan memberi sangsi bagi yang melanggal tata tertib
dantidak melaksanakan pembiasaan yang diterapkan, sehingga peserta
didik mempunyai kesadaran yang tinggi dan bertangung jawab.
3. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk senantiasa mengadakan supervise
kelas untuk meningkatkan kinerja para guru dalam proses belajar-
mengajar serta menciptakan suasana pendidikan yang kondusif,
harmonis, dan agamis, sehingga menjadi sekola yang berkualitas.
4. Bagi siswa diharapkan untuk aktif dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan agama sehingga bertambah pengetahuan keagamaanya dan
dapat memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kata Penutup
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah
menganungrahkan rahmad dan hidayah-Nya kepadaPenulis. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari isi maupun
dari segi penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam penyempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga sampaikan
84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
Akhirnya dengan mengucap Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, penulis
bersyukur atas kehadirat Allah SWT, dan selalu berdo’a semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat serta taufik
hidayahnya selalu bersama kita Aamiin.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahan Maqhfirah. 2006. Surrah Al-Baqarah (juz 1 ) Jl.
Swadaya Jakarta timur
Abdul Majid, dkk. 2012. Pendidikan karakter perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-1
Abudin Nata. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Cet. Ke-19
John W. Creswell. 2016. Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet. Ke-1
Hasyim Hasanah, 2013. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta Ombak (Anggota
IKPI)
Khoiriyah. 2012. Sosiologi Pendidikan Islam. Teras Perum Polri Gowok Blok
D3 No.200. Cet. Ke-1
Lexy Meleong. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. Ke-36
Muhammad Alim.2011. Pendidikan agama Islam. Jakarta PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. Ke-2
Muhammad Daud Ali.1998. pendidikan Agama Islam. Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada Cet. Ke-1
Sutarjo Adisusilo.2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada Cet.Ke-1
Suharsimi Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. Ke-15
Sudiyono. 2009. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: PT. Prineka Cipta Cetakan.
Ke-1
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-26
Yunazar Ilyas. 2011. Kuliah Akhlak. Yongyakarta: Pustaka Pelajar Offset Cet.
Ke-5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
(IPD)
Judul Skripsi : Aktivitas Pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
A. Observasi
1. Mengamati setiap pelaksanaan Internalisasi Nilai-nilai Keislaman di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota
Baru Jambi.
2. Mengamati setiap siswa apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam pelaksanaan Metode Pembiasaan di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi
3. Mengamati setiap siswa dalam penerapan metode pembiasaan yang
diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas
Kecamatan Kota Baru Jambi.
4. Mengamati hal yang positif dan nengatif yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru jambi.
B. Dokumtasi
1. Berdirinya MTs Nurul Iman Kenali asam atas kecamatan kota baru
2. Letak Geografis MTs Nurul Iman Kenali asam Atas
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sejarah berdirinya MTs Nurul Iman
4. Struktur Organisasi sekolah
5. Daftar Nama Guru
6. Sarana dan Prasarana MTs Nurul Iman
7. Keadaan siswa MTs Nurul Iman
8. Keadaan Tenaga Pendidik di MTs Nurul Iman
9. Tata Tertib guru dan siswa MTs Nurul Iman
C. Wanwancara
1. Wawancara dengan kepala sekolah
1) Bagaimana sejarah berdirinya MTs Nurul Iman ?
2) Apa Visi, Misi, dan tujuan sekolah d MTs Nurul Iman?
3) Apa tujuan secara umum diadakanya Metode Pembiasaan?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4) Bagaimana upaya sekolah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman
dengan metode pembiasaan?
5) Bentuk-bentuk metode apa saja yang diterapkan di MTs Nurul Iman?
6) Bagaimana cara pembinaan penerapan metode pembiasaan kepada
siswa?
7) Bagaimana pelaksanaan penerapan keislaman di MTs Nurul Iman?
8) Bagaimana sikap siswa selama ini dalam menanggapi metode
pembiasaan yang diterapkan di MTs Nurul Iman?
9) Kendala apa yang sering di alami dalam menerapkan ajaran islam
melalui metode pembiasaan?
10) Apa hasil yang ingin di capai dari penerapan pembiasaan tersebut?
2. Wawancara Guru BK
1) Bagaimana tanggapan ibuk mengenai penerapan metode Pembiasaan di
MTs Nurul Iman?
2) Bentuk metode apa saja yang sering dibiasakan di MTs Nurul Iman?
3) Kendala apa saja yang sering ibuk alami saat penerapan metode
pembiasaan berlansung?
4) Apakah ada anak yang sering melanggar tidak melaksanakan metode
pembiasaan yang telah ditetapkan?
5) Jika ada apakah anak mendapat sangsi?
6) Sangsi apa yang dikenakan jika anak tidak mematuhi perintah
sebagaimana yang telah ditetapkan?
7) Apa saja hasil yang dicapai dari penerapan metode pembiasaan?
3. Wawancara Guru Agama
1) Sejak kapan menjadi guru agama di MTs Nurul Iman?
2) Sebagai guru bagaimana cara anda untuk memahamkan siswa
mengenai pembiasaan keagamaan?
3) Menurut bapak bagaimana tanggapan anda mengenai penerapan
metode pembiasaan?
4) Bentuk metode apa saja yang diterapkan di MTs Nurul Iman?
5) Bagaimana pelaksanaan penerapan keislaman di MTs Nurul Iman?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6) Kendala apa saja yang sering dialami dalam menerapkan keislaman
melalui metode pembiasaan?
7) Apa saja hasil yang ingin dicapai dari penerapan pembiasaan
tersebut?
4. Wawancara siswa
1) Bagaimana pendapat adek mengenai diadakannya metode pembiasaan
dalam penerapan nilai keislaman?
2) Apa saja bentuk-bentuk pembiasaan yang diterapkan disekolah MTs
Nurul Iman?
3) Jika disekolah sudah dibiasakan apakah dirumah juga dikerjakan?
4) Kendala apa yang dirasakan dengan diadakanya metode pembiasaan
tersebut?
5) Apakah ada sangsi jika tida melaksanakan penerapan pembiasaan ini?
6) Jika ada apakah sangsi yang diberikan?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Keterangan
1 Ernawati, SP Kepala Sekolah MTs Nurul Iman
2 Mahmun, S.Pd.I Guru PAI (key Informan)
3 Meliyana, S.Pd Guru BK
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
CURIKULUM VITAE
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurda Linda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Lubuk Pungguk, 12 Maret 1999
Alamat : Lubuk Pungguk Kec. Jangkat
Agama : Islam
Alamat Email : @nurdalinda4gmail.com
Telepon/Hp : 085273074526
Pendidikan Formal
1. SDN 45 Lubuk Pungguk Tahun 2005-2011
2. Ponpes Al-Ishlah Danau Pauh Tahun 2011-2014
3. Ponpes Al-Munawwaroh Sei. Misang Bangko Tahun 2014-2017
4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2017-2021
Pengalaman Organisasi
- HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
Motto : “Jangan tuntut Tuhanmu kerena tertundanya keinginanmu, Tapi tuntutlah
dirimu kerena menunda adabmu”. ( Ibn Atha’illah)
Demikian daftar riwayat ini di buat dengan sebenar-benarnya:
Jambi. 12 Maret 2021
Nurda Linda
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Geografis MTs Nurul Iman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Ruang Kelas MTs Nurul Iman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pengantaran surat Riset kepada kepala sekolah MTs Nurul Iman
Wawancara Kepada Guru Agama MTs Nurul Iman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Wawancara Kepada Kepsek dan Guru Bk MTs Nurul Iman
Penampakan Perpustakaan MTs Nuru Iman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pelaksanaan Pembiasaan Di MTs Nurul Iman