INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

105
INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE PEMBIASAAN PADA DI SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM ATAS KECAMATAN KOTA BARU JAMBI SKRIPSI OLEH: NURDA LINDA NIM 201172359 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Page 1: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN

METODE PEMBIASAAN PADA DI SISWA MADRASAH

TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM

ATAS KECAMATAN KOTA

BARU JAMBI

SKRIPSI

OLEH:

NURDA LINDA

NIM 201172359

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

Page 2: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN

METODE PEMBIASAAN PADA SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM

ATAS KECAMATAN KOTA

BARU JAMBI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Guna memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (SI) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan

NURDA LINDA

NIM 201172359

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

Page 3: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

2021

Page 4: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Page 5: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Page 6: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Page 7: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Page 8: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...
Page 9: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

PERSEMBAHAN

حيم حمن الره بسم الله الره

Alhamdulillah Dengan Rahmat Allah Swt Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada

orang-orang yang telah memberikan Cinta, Kasih, dan Perhatian, serta Motivasi

dan dukungannya. Kepada Kedua Orang Tua Tercinta:

Lelaki hebat yang saya cintai Bapak Talipin dan wanita hebat yang saya sayangi

Ibu Rosmaniar yang telah mendidik dengan penuh kegigihan dan kesabaran,

yang tak Henti-hentinya menyelipkan namaku dalam setiap Do’anya.

Berkat Do’a dan dorongan Motivasi Beliau berdualah Saya dapat menyelesaikan

Skripsi Ini. Terimakasih untuk semua yang bapak dan ibu Berikan selama Ini.

Harapan besarku semoga Skripsi ini Menjadi

Hadiah Indah Bagi Bapak dan Ibu.

Dan teruntuk saudara-saudara ku Badriasim, Sutra, Nornis, Nurdayanis,Nuryanti,

Nurdeli yang selalu memberi motivasi, Semangat dan mendo’akan

keberhasilanku. Serta keluaga Besar yang tak saya sebutkan satu persatu

saya ucapkan Terima Kasih Banyak.

Dan terimakasih untuk sahabat-sahabatku Eka, Lilis, Annisa, Febri, yati, ardila

yang selalu mendorong dan memberi motivasi dan semangat Agar bisa

menyelesaikan Skripsi ini.

Dan Terima Kasih kepada teman-teman seperjuangan Mahasiswa

Pendidikan Agama Islam kelas E Angkatan 2017 dan Teman-teman

KKN dan PPL. Semoga Secercah Keberhasilan ini akan Menjadi

Amal Ibadah Dan Keberhasilan pada Masa Akan Datang

Aamiin Ya Robbal’alamin

Page 10: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

MOTTO

يخادعون الله والهذين وباليوم الآخروماهم بمؤمنين النهاس من يقول آمنها بالله من و

آمنوا وما يخدعون إلا أنفسهم ومايشعرون

Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah

dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-

orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang

yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang

mereka tidak sadar. (Q.S Al-Baqarah:8-9)

Page 11: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

i

KATA PENGANTAR

Dengan Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillah, dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul AKTIFITAS PEMBIASAAN PADA SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAH NURUL IMAN KENALI ASAM ATAS KECAMATAN

KOTA BARU JAMBI TAHUN 2021 Sholawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang selalu menjadi

uswatun hasanah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, Motivasi

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan rasa hormat dan rendah hati

penulis menghaturkan terimah kasih banyak kepada:

1. Prof. Dr. H. Suadi Asy’ari, Ma. Ph.D. Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

2. Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

3. Dr. Risnita, M.Pd. selaku wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

4. Dr. Najmul Hayat, M.Pd. Selaku Wakil Dekan II

5. Dr. Yusria, M.Pd. Selaku Wakil Dekan III

6. Bapak Mukhlis S.Ag, M.Pd.I Selaku Ketua Prodi PAI

7. Bapak Habib Muhammad S.Ag, M.Pd.I Selaku Sekretaris Prodi PAI

8. Bapak Dr. Dailami Julis, M.Pd Sebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, Mengarahkan penulis

dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tangung jawab, sehingga

skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik.

9. Bapak Dr. Jaya, M.Pd Sebagai pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh

keikhlasan, kesabaran dan rasa tangung jawab, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik

Page 12: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

ii

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermamfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya Aamiin.

Jambi,31 Januari 2021

Penulis

Nurda Linda

201172359

Page 13: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

iii

ABSTRAK

Nama : Nurda Linda

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Aktifitas Pembiasaan Di Madrasah Tsnawiyah Nurul Iman Kenali

Asam AtasKecamatan Kota Baru Jambi

Latar belakang penelitian ini adalah peserta didik kurang memahami fungsi agama

dalam kehidupan sehari-hari, beberapa peserta didik sudah menjalankan ajaran

Rosulullah SAW dengan baik dan ada juga peserta didik yang sudah mengetahui

namun tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi

mengesampingkan sesuatu yang berkaitan dengan social keagamaan, untuk dapat

mengimplementasikan masalah nilai-nilai keislman. Aktifitas pembiasaan pada

siswa melalui metode pembiasaan diharapkan dapat menumbuhkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik dengan baik. Meode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah diskriptif kualitatif, tempat penelitian dilaksanakan di MTs Nurul Iman

Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi. Subjek penelitian adalah guru

dan siswa, informan dalam penelitian ini adalah guru agama, kepala sekolah, guru

BK dan siswa. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu Observasi,

Wawancara dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan aktifitas pembiasaan keislaman di MTs Nurul Iman,

Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan metode pembiasaan di MTs Nurul Iman, Untuk mengetahui

bagaimana penerapan Metode pembiasaan yang di terapkan di MTs Nurul Iman,

Sedangkan teknik keabsahan data yang digunakan yang dipakai Trianggulasi

sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model interaktif

meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman pada

siswa dengan metode pembiasaan di MTs Nurul Iman adalah sebagai berikut: a)

Sholat dzuhur bejama’ah, b). Sholat Dhuha, c).berjabat tangan dan mengucap

salam, d). Tadarus sebelum pembelajaran dimulai, e) membaca do’a sebelum dan

sesudah belajar, f). Pengumpulan dana social.

Kata Kunci : Aktifitas Pembiasaan dengan metode pembiasaan.

Page 14: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

iv

ABSTRACT

Name : Nurda Linda

Department : Islamic Religious Education

Title : Internalization of Islamic Values with Habitual Methods

in Madrasah Tsnawiyah Nurul Iman Recognizing Upper

Acid, Kota Baru Jambi District

The background of this research is that students do not understand the function of

religion in everyday life, some students have carried out the teachings of

Rosulullah SAW well and there are also students who already know but do not

practice it in everyday life, but put aside something related to socio-religious, to

be able to implement the problem of Islamic values. Internalization of Islamic

values in students through the habituation method is expected to foster students'

faith and devotion well.The method used in this research is descriptive qualitative,

where the research was carried out at MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas, Kota

Baru Jambi District. The research subjects were teachers and students. The

informants in this study were religious teachers, school principals, counseling

teachers and students. The data collection techniques used were observation,

interview and documentation.The objectives of this study are: to find out how the

implementation of the Internalization of Islamic values at MTs Nurul Iman, to find

out what are the supporting and inhibiting factors in implementing the

habituation method at MTs Nurul Iman, To find out how to apply the habituation

method that is applied at MTs Nurul Faith, Meanwhile, the data validity technique

used was source triangulation. The collected data were analyzed using an

interactive model including: data collection, data reduction, data presentation

and conclusion drawing. The results of this study indicate that the internalization

of Islamic values in students with the habituation method at MTs Nurul Iman is as

follows: a) Praying dzuhur bejama'ah, b). Dhuha prayer, c). Shaking hands and

saying greetings, d). Tadarus before learning begins, e) read the prayers before

and after learning, f). Social fundraising.

Keywords: Internalization of Islamic values with the habituation method.

Page 15: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

NOTA DINAS ............................................................................................... ii

PENGESAHAN............................................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

MOTTO ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSRACT ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................... 7

C. Rumusan Masalah .................................................................. 7

D. Tujuan, Mamfaat penelitian ................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

A. Kajian Teori ........................................................................... 9

B. Studi Relevan......................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 44

A. Pendekatan dan Desain Penelitian .......................................... 44

B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 45

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 46

Page 16: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

ii

D. Teknik dan Pengumpulan Data.............................................. 47

E. Teknik Analisis Data.............................................................. 47

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................... 50

G. Jadwal Penelitian ................................................................... 52

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 53

A. Temuan Umum ...................................................................... 53

B. Temuan Khusus dan Pembahasaan ........................................ 61

BAB V PENUTUP ................................................................................... 81

A. Kesimpulan ........................................................................... 81

B. Saran ..................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

Page 17: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian...................................................................... 52

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan di MTs Nurul Iman .............. 55

Tabel 2.2 Tenaga Pendidik MTs Nurul Iman............................................ 58

Tabel 2.1 Struktur Organisasi Sekolah ..................................................... 59

Tabel 2.2 Jumlah siswa yang ada di MTs Nurul Iman .............................. 60

Tabel 2.3 Jadwal Masuk Pelajaran yang ada di MTs Nurul Iman ............. 60

Page 18: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Curiculum Vitae

2. Kartu Bimbingan Proposal Penelitian

3. Instrumen Pengumpulan Data

4. Gambar-Gambar Lokasi Penelitin

Page 19: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

BAB I

PENDAHUALAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama di lembaga pendidikan menurut Daud Ali (1998:6)

merupakan bagian integral baik dari pelaksanaan pendidikan dan sekaligus

menjadi bagian dari lembaga pendidikan nasional. Pada pasal 4 Undang-

undang No.20 tahun 2003 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan

keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tangung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk

mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma

yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Pendidikan islam

adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan

dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam

tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah yang benar.

Pendidikan islam ialah menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa

anak dalam masa pertumbuhan dan menyiraminya dengan air petunjuk dan

nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam)

jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja

untuk kemamfaatan tanah air. Pendidikan islam ialah yang bertujuan

membentuk individu yang menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat

tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan

itu adalah ajaran Allah.

Page 20: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai dengan

11 Mei 1960 di cipayung bogor menyatakan: “Pendidikan islam ialah

bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam

dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan

mengawasi berlakunya ajaran islam.” Pendidikan islam ialah bimbingan yang

dilakukan oleh seseorang dewasa kepada anak didik dalam masa

pertumbuhan, agar ia memiliki kepribadian muslim. Sudioyono (2009:9)

Tujuan pendidikan islam ialah suatu yang di harapkan tercapai setelah

sesuatu uasaha dan kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan

suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-

tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah

suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu

keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek

kehidupannya.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan islam adalah bimbingan

jasmani, rohani, berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan

pengertian yang lain, beliau sering menyatakan kepribadian utama tersebut

dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-

nilai agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-

nilai islam, serta bertangung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.

Pendidikan islam ialah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi yaitu;

1. Menyiapkan generasi muda untuk memengang peranan-peranan tertentu

dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan

erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri.

2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-

peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

Page 21: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan

kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup

(survival) suatu masyarakat dan peradabaan. Dengan kata lain, tanpa

nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu

masyarakat tidak akan terpelihara, yang akhirnya akan berkesudahan

dengan kehancuaran masyarakat itu sendiri. Sudiyono (2009:8)

Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan islam, akan terlihat

dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami

pendidikan islam secara keseluruahan, yaitu kepribadian seseorang yang

membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa Insan Kamil artinya

manusia utuh jasmani dan tohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar

dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.

Ini mengandung arti bahwa pendidikan itu diharapkan menghasilakan

manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan

gemar mengmalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam berhubungan

dengan Allah dan manusia sesamanya dapat mengambil mamfaat yang

semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia

kini dan di akhirat nanti.

Tujuan ini kelihatannya terlalu ideal, sehingga sukar di capai. Tetapi

dengan kerja keras yang dilakukan secara berencana dengan kerangka-

kerangka kerja yang kosepsional mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah

sesuatu yang mustahil. Zakiah Daradjat (2014:29)

Hal ini pendidikan bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan

saja, tetapi juga transfer of value (transfer nilai) sehingga ilmu yang

didapatkan tidak hanya berhenti dalam otak saja melainkan ilmu itu kemudian

ter-internalisasikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan

fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, semakin jelas bahwa

pendidikan nasioanal sangat berkaitan lansung dengan pembentukan akhlak

peserta didik.

Page 22: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Meskipun dalam kehidupan sehari-hari akidah sulit diamati, namun

gejala-gejalanya dapat diamati dengan jelas pada kehidupan seseorang dalam

melakukan aktifitasnya sehari-hari, seperti sholat berjama’ah, membaca Al-

Quran dan pengumpulan dana social, dari aktifitas inilah dapat dinilai apakah

akidahnya sesuai dengan ketentuan Al-Qura’an atau malah sebaliknya, dalam

kehidupan masyarakat muslim ternyata masih banyak ditemukan aktifitas

keagamaan mereka yang bertentangan dengan akidah yang benar sesui

dengan yang diatur dalam Al-Quran dan Assunnah. Akidah yang lemah

apalagi salah sangat membahayakan bagunan keislaman seseorang. Jika tidak

segera dibenahi akidah seperti ini akan bisa menjerumuskan seorang muslim

dalam jurang kemusrikan.

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa

seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya, perbuatan akhlak adalah

yang di lakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran, perbuatan akhlak adalah

perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada

paksaan dan tekanan dari luar. Perbuatan aklak adalah perbuatan yang

dilakukan dengan sungguh, bukan main-main atau sandiwara. Perbuatan

akhlak adalah perbuatan yang di lakukan karena ikhlas semata-mata karena

Allah SWT, bukan karena ingin di puji atau ingin mendapatkan suatu pujian.

(Kasmuri Selamat.2012 : 2).

Akidah haruslah menjadi perhatian bagi setiap muslim dalam beragama

islam dengan pembekalan akidah diharapkan siswa siswi dapat memiliki

kompetensi yang memadai tentang akidah islam yang benar dan kuat untuk

modal melaksanakan seluruh ajaran islam karena akidah menjadi penentu

dalam sikap dan perilaku setiap muslim, jika akidahnya benar maka semua

sikap dan perilakunya akan terarah dan tidak menyimpang karena akidah

yang benar menjadi modal utama bagi seorang muslim untuk berkarakter

mulia. Marzuki (2012:80).

Ibrahim anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Abdul Karim Zidan

Page 23: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tetanam dalam jiwa, yang dengan

sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau

buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Menurut

Imam Al-Ghazali Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan perbutan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. (Yunahar Ilyas. 2011: 2).

Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketika

istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan

manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak

standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika standarnya

pertimbangan akal dan pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan

yang umum berlaku di masyarakat. (Yunazar Ilyas. 2011: 3)

Konsep ini sejalan dengan konsep manusia yang tersusun dari tubuh,

akal dan hati nurani yang kita yakini bersama, jadi konsep pendidikan seperti

ini menghendaki bukan hanya mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan

nasional, tetapi juga mengintegrasikan ajaran-ajaran agama ke dalam

pendidikan.

Lingkungan merupakan suatu yang mendukun dalam perkembangan

manusia, lingkungan manusia merupakan faktor yang mempergaruhi dan

menntukan manusia. Merupakan faktor yang mempergaruhi dan menentukan

tingkah laku manusia. Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau

mematangkan pertumbuhan bakat yang di bawa seseorang. Jika kondisi

lingkungan tidak baik maka itu merupakan peringtang dalam mematangkan

bakat dan kepribadian manusia. ( Kasmuri Selamat, 2012, hlm. 41)

Metode pembiasaan sebagai upaya untuk menginternalisasikan nilai-

nilai ajaran keislaman menjadi sangat penting bagi peserta didik untuk dapat

mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam kehidupannya,

sehingga tujuan pendidikan agama Islam tercapai.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa di MTs

Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru jambi, masih banyak

peserta didik yang berprilaku kurang baik bahkan ada yang tidak mengetahui

Page 24: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

mengenai nilai-nilai keislaman ada juga sebagian peserta didik yang

mengetahui nilai-nilai keislaman akan tetapi sebagian dari mereka tidak

mengerjakan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman masih ada siswa yang berprilaku kurang

baik dan tidak sopan, Maka dari itu peneliti menindak lanjutinya dengan

menerapkan metode pembiasaan sebagai upaya dalam menginternalisasikan

nilai-nilai keislaman pada peserta didik, upaya dari pihak peneliti yang

menjadikan menarik dari penelitian ini adalah dengan adanya pembiasaan

nilai-nilai ajaran islam yang dilakukan atau di terapkan.

Berdasarkan wawancara kepada guru pendidikan agama islam MTs

Nurul Iman yakni bapak Mahmun, beliau mengatakan hal yang positif tentang

yang ada di lingkungan sekolah, yaitu siswa yang di wajibkan sholat zuhur

berjama’ah, siswa juga di ajak mengikuti pengajian Al-qura’an sebelum

pembelajaran di mulai dan itu di laksanakan satu kali dalam seminggu

sebagai salah satu bentuk proses penanaman nilai-nilai islampada aktifitas

pembiasaan . Bahwa pembelajaran pendidikan agama islam yang lainnya

yaitu pelajaran praktek ibadah, hapalan ayat pendek, hadist dan lain-lainya.

Yang di lakukan di kelas masing-masing dan itu berdasarkan jadwal

pembelajaranya. Namun masih ada beberapa siswa yang berprilaku kurang

baik dan tidak sopan yaitu di mana siswa masih ada yang tidak mau

mengikuti kegiatan keagamaan, siswa juga ada yang tidak mau mengikuti

sholat zuhur berjama’ah dan ada juga siswa yang membolos pada jam

pembelajaran. Bahwa berprilaku kurang sopan di sekolah ternyata kurangnya

penghayatan terhadap nilai-nilai keislaman.

Bentuk pembiasaan yang di terapkan di Madsrasah Tsanawiyah Nurul

Iman adalah sholat Dhuha dan sholah Dzuhur berjama’ah, membaca Al-

Qur’an sebelum pelajaran dimulai, membaca do’a sebelum dan sesudah

belajar, berjabat tangan dan menggucapkan salam serta pengumpulan dana

sosial, dengan begitu peserta didik akan menemukan karakter dirinya dan

dapat menuai nasibnya di kemudian nanti, maka demikian dengan

internalisasi nilai-nilai keislaman dengan metode pembiasaan ini akan

Page 25: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

menanamkan serta menambah penghayatan bagi peserta didik dalam

membiasakan dirinya untuk melaksanakan nilai-nilai keislaman dengan baik

dan benar sesuai syari’at yang di tetapkan. Dengan adanya Aktifitas

pembiasaan tersebut siswa mampu menanamkan dan mengamalkan dalam

kehiduapan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan penulis di atas peneliti ingin

mencoba membahas tentang bentuk dan pelaksanaan “Aktifitas Pembiasaan

ppada siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam atas

Kec.kota baru Jambi”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan penelitian ini penulis memfokuskan pada siswa kelas IX

yang bejumlah 18 orang 8 orang laki-laki dan 10 orang perempuan di MTs

Nurul Iman yang berkaitan dengan masalah Internalisasi nilai-nilai

Keislaman dengan Metode Pembiasaan pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah

Nurul Iman Kenali Asam Atas kecamatan Kota Baru Jambi.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas maka

rumusan masalah penelitian ini adalah: sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan Aktifitas Pembiasaan pada siswa di

madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan kota baru

jambi?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pembiasaan pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam

Atas Kecamatan Kota Baru Jambi?

3. Bagaimana penerapan pembiasaan yang di terapkan pada siswa di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan kota baru

jambi dalam menanamkan nilai-nilai keislaman?

Page 26: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Aktifitas Pembiasaan

pada siswa di madrasah tsanawiyah kenali asam atas kecamatan kota

baru jambi

b. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendudukung dan

penghambat dalam pelaksanaan pembiasaan pada siswa di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman Kenal I asam atas kec .kota baru.

c. Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan pembiasaan pada siswa di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali asam atas kec.kota baru.

2. Kegunaan Penelitian

a. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas

kec.kota baru sebagai salah satu bentuk upaya pelaksanaan Aktifitas

Pembiasaan keislaman untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama

Islam.

b. Untuk menambah wawasan baru mengenai Aktifitas Keislaman

dengan Pembiasaan di Mts Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru

c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya untuk

meningkatkan mutu pendidikan islam

Page 27: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas adalah berbagai macam kegiatan baik aktivitas fisik maupun

psikis, aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau hanya pasif, dan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya

bekerja sebanyak-banyaknya atau benyak berfungsi dalam rangka kegiatan

belajar mengajar. Aktivitas adalah prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas pembelajaran adalah pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,

sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.

Dalam kegiatan belajar sangat di perlukan adanya aktivitas tanpa

adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung baik. Aktivitas

belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang diberikan pada

pembelajaran dalam situasi belajar mengajar.

Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau

belajar. Dengan demikian aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar mengajar, guru hanya sebagai pembimbing dan siswa harus aktif.

Karena siswa sebagai subjek, dialah yang merencanakan belajar. Aktivitas

adalah aktivitas yang bersift fisik maupun mental.

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa aktivitas belajar

adalah segala kegiatan baik jasamani maupun rohani yang melibatkan kerja,

pikiran dan badan, terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan siswa tentu

diharapkan adalah kegiatan yang bermanfaat yang berhubungan dengan

kegiatan belajar mengajar. Jika siswa melakukan aktivitas yang relevan

Page 28: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

dengan kegiatan belajar mengajar tentu diharapkan akan memberikan

dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dapat diketahui bahwa

dalam kegiatan belajar aktivitas memegang peranan penting karena sangat

menunjang hasil belajar apabila aktivitas belajar siswa itu baik maka hasil

belajar yang akan dicapai akan baik dan sebaliknya apabila aktivitas belajar

siswa kurang maka hasil belajar yang dicapai akan kurang.

2. Jenis Aktivitas Belajar Siswa

Adapun Jenis-jenis aktivitas belajar siswa menurut Paul B antara lain:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, meluruskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, music, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat, membuat grafik,

peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menangapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti di uraikan di atas menunjukkan

bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai

Page 29: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

macam kegiatan tersebut dapat di lakukan di sekolah-sekolah dengan baik

akan lebih dinamis dan menjadikan siswa lebih aktif dalam belajarnya.

Adapun menurut Abu Ahmadi ada beberapa jenis aktivitas dalam

belajar yaitu:

1) Mendengarkan

Dalam kegiatan belajar siswa saling berkomunikasi verbal berupa

percakapan yang akan memberikan kesempatan siswa untuk belajar dan

mendengar informasi dari siswa yang lainnya.

2) Memandang

Apabila memandang segala sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai

tujuan tertentu yang mengakibatkan perkembangan dari kita, maka kita

sudah di katakana belajar.

3) Meraba

Apabila aktivitas meraba itu di dorong oleh kebutuhan, motivasi untuk

mencapai tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku.

4) Menulis atau mencatat

Setiap aktivitas pengindraan kita yang bertujuan, akan berikan kesan

yang berguna bagi belajar kita selanjutnya.

5) Membaca

Dalam membaca kita harus memperhatikan judul bab, topic utama dan

berorienasi kepada kebutuhan dan tujuan.

6) Membuat ringkasan

Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya Karen

menggunakan ringkasan materi yang dibuatnya.

7) Mengamati tabel, diagram dan bagan

Dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman kita tentang

sesuatu hal.

8) Menginggat

Menginggat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk

mencapai belajar lebih lanjut.

Page 30: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

9) Berfikir

Dengan berfikir seseorang akan memperoleh penemuan baru.

10) Menyusun paper

Dengan membuat paper yang paling penting yaitu topiknya, dengan

topic tersebut akan dapat menentukan materi yang relevan.

11) Latihan atau praktek

Dengan berlatih seseorang dapat mencapai tujuan dan mengembangkan

aspek pada dirinya.

3. Manfaat Aktivitas Belajar Siswa

Adapun menurut oemar hamalik apabila siswa aktif di dalam kelas akan

memperoleh manfaat untuk siswa itu sendiri di antaranya:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri

b. Mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

c. Menyuruh kerjasama yang harmonis dikalangan siswa

d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat

e. Menyuruh disiplin belajar dan suasana belajar

f. Membina dan menyuruh kerjasama antar sekolah

g. Pembelajaran dilaksanakan secara klasik

h. Pembelajaran menjadi hidup

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dimana siswa yang

belajarnya secara aktif pasti akan mendapatkan manfaat bagi dirinya sendiri

terutama dalam peningkatan hasil belajar.

Guru hanyalah merangsang aktivitas dengan jalan menyajikan bahan

pelajaran, sedangkan yang mengelola dan mencerna adalah siswa itu sendiri

sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing.

Sedangkan menurut hamzah B. uno menguraikan tentang tujuh gaya

belajar yang aktif:

a. Bermain dengan kata

b. Bermain dengan pertanyaan

c. Bermain dengan gambar

d. Bermain dengan music

Page 31: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

e. Bermain dengan bergerak

f. Bemain dengan bersosialisasi

g. Bermain dengan kesendirian.

Berdasarkan uraian ditas penulis menyimpulkan bahwa belajar yang

berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas fisik dan psikis. Sedangkan

menurut slameto, siswa dapat dikatakan aktif dalam belajar jika, siswa

bertanya, mengajukan pendapat yang kemudian menimbulkan diskusi

dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,

melakasanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari pelajaran yang

disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia

memiliki ilmu dan pengetahuan dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dimana siswa yang

belajarnya secara aktif pasti akan mendapatkan manfaat bagi dirinya sendiri

terutama dalam peningkatan hasil belajar.

4. Hubungan Aktivitas Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

Aktivitas belajar mempunyai kaitan erat dengan hasil belajar. Di mana

ketika belajar di dalam kelas aktivitas belajar siswa harus baik, karena akan

menentukan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

aktivitas harus terjalin dengan baik.

Aktivitas adalah kata kunci dari perbutan belajar seseorang, termasuk

bagi anak, semakin tinggi seseorang melakukan aktivitas belajar akan

semakin baik bagi terjadinya perubahan prilaku, baik sebagai hasil langsung

dari perbuatan atau pengalaman belajarnya, maupun sebagai imbas atau

dampak tidak langsung dari berbagai aktivitas yang dijalaninya.

Jadi, aktivitas merupakan salah satu kegiatan untuk dapat

menyimpulkan akan keberhasilan proses pendidikan yang berlangsung. Dan

sebagai alat untuk menentukan kegitan pembelajaraan itu akan berlanjut atau

Page 32: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

tidak. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa

adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung baik.

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa di dalam belajar

sangat diperlukan aktivitas siswa, karena akan menentukan hasil belajar siswa

itu sendiri dan mengevaluasi apakah materi yang di sampaikan guru sudah

dapat dipahami dan mampu merubah tingkah laku siswa. Di dalam teori di

atas sudah di jelaskan bahwa Aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar

mempunyai hubungan yang sangat erat, aktivitas belajar sangat menentukan

hasil belajar siswa itu.

5. Ruang lingkup keislaman

Berdasarkan sumber keislaman baik Al-Qur‟an maupun hadis Nabi

Muhammad SAW. Serta ditunjang oleh ijtihad para ulama ruang lingkup

keislaman ada tiga macam yaitu akidah, syariah dan akhlak, ruang lingkup

keislaman seiring dan sejalan erat dengan tujuan keislaman.

a. Aqidah (iman)

Secara etimologis akidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan akidah

secara teknis juga berarti keyakinan atau iman, dengan demikian akidah

merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan

menjadi sangkutan semua hal dalam islam. Akidah juga merupakan sistem

keyakinan Islam yang mendasar seluruh aktivitas umat Islam dalam

kehidupannya. Akidah juga merupakan sistem keyakinan Islam dibangun

atas dasar enam keyakinan atau yang bisa disebut dengan rukun iman yang

enam.

Adapun kata iman secara etimologis, berarti percaya atau

membenarkan dengan hati. Sedangkan menurut istilah syarak iman berarti

membenarkan dengan hati, mengucap dengan lisan dan melakukan dengan

anggota badan. Dari uraian di atas dapat juga dipahami bahwa iman tidak

hanya bertumpu pada ucapan lidah semata. Kalau iman hanya di dasarkan

pada ucapan lidah semata berarti aman yang setengahsetengah atau imanya

orang munafik seperti yang di tegaskan Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah

(2) ayat 8-9)

Page 33: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

وبا ليوم قول أمن ن ي س م نامن الو الخر ا بالل وما هم بمؤمنين يخادعون الل

والذين آمنواوما يخدعون إلأنفسهم وما يشعرون

Artinya: diantara manusia yang mengatakan :”kami beriman kepada Allah dan

hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-

orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang

yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang

mereka tidak sadar. (Q.S Al-Baqarah:8-9)

Iman juga tidak hanya di wujudkan dengan keyakinan hati semata dalam

hal ini surat An-Naml (27) ayat 14 menegaskan. Dan iman juga tidak dapat

ditunjukkan dalam pentuk amal (perbuatan) semata. Kalau hal itu saja yang di

tonjolkan, maka tidak ubahnya seperti orang munafik sebagaimana yang

disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa‟ (4) 142.

لاة قموا كسالى ف ن المن ا وهو خادعهم وإذا قامواإلى الص قين يخادعون الل

إلقليل يراون الل

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan

membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat

mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat)

di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali

sedikit sekali.(Q.S An-nisa:142).

Untuk mengembangkan konsep kajian akidah ini para ulama menyusun

ijtihadnya dengan suatu ilmu yang kemudian disebut dengan ilmu tauhid,

mereka juga menamanya dengan ilmu kalam, usuluddin, atau teologi islam.

Ilmu ini membahas lebih jauh konsep-konsep akidah yang bermuat dalam Al-

Qur‟an dan Hadis dengan kajian-kajian yang lebih mendalam yang di warnai

dengan pernedaan pendapat di kalangan mereka dalam masalah-masalah

tertentu.

b. Syariah

Secara etimologis, syariah berarti “jalan kesumber air” atau jalan yang

harus diikuti yakni jalan kearah sumber pokok bagi ke hidupan. Orang-

Page 34: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

orang arab menerapkan istilah ini khususnya pada jalan setapak menuju

palung air yang tetap dan diberi tanda yang jelas terlihat mata. Adapun

secara termonologis syariah berarti semua peraturan agama yang

ditetapkan oleh Allah untuk kaum muslim baik yang ditetapkan dalam Al-

Qur‟an maupun sunnah Rosul (Muhammad Yusuf Musa, 1988:131)

Muhammad syaltut mendefinisikan syariah sebagai aturan-aturan yang

di syaratkan oleh Allah atau disyariatkan pokok-pokoknya agar manusia

itu sendiri menggunakannya dalam berhubungan dengan tuhannya, dengan

saudaranya sesama muslim, dengan saudaranya sesama manusia, dan alam

semesta, serta dalam kehidupan syalyut menambahkan bahwa syariah

merupakan cabang dari akodah yang merupakan pokoknya, keduanya

mempunyai hubungan yang sangat erat yang tidak dapat di pisahkan.

Akidah merupakan fondasi yang dapat membentengi syariah, sementara

syariah merupakan perwujudan dari fungsi kalbu dalam berkaidah syaltut,

1996:13.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian syariah tertumpu

pada masalah aturan Allah dan Rosulnya atau masalah hukum. Aturan atau

hukum ini mengatur manusia dalam berhubungan dengan tuhannya

(hablum minallah) dan dalam hubungan sesamanya (hablum minannas)

kedua hubungan manusia inilah yang merupakan ruang lingkup dari

syariah Islam. Hubungan yang pertama itu kemudian di sebut dengan

ibadah dan hubungan yang kedua disebut muamalah.

Ibadah mengatur bagaimana manusia bisa berhubungan dengan Allah

dalam arti yang khusus (ibadah mahdalah), ibadah terwujud dalam ruang

lingkup yang lima yaitu mengucap dua kalimat syahadat (persaksian),

mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan

pergi haji bagi yang mampu. Sedang muamalah dapat di lakukan dalam

berbagai bentuk aktivitas manusia dalam nerhubungan dengan sesamanya

bentuk-bentuk hubungan itu bisa berupa hubungan perkawinan

(munakahat), pembagian warisan (mawaris), ekonomi (muamalah), pidana

Page 35: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(jinayah), politik (khilafah), hubungan internasional (syiar), dan peradilan

(murafa‟at).

Dengan demikian, jelaslah bahwa kajian syariat lebih tertumpu pada

pengalaman konsep dasar Islam yang termuat dalam akidah. Pengalaman

inilah yang dalam Al-Qur‟an disebut al-alam al-shalihah (amal-amal shalih)

untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama mengembangkan

suatu ilmu yang kemudian di kenal dengan ilmu fikih atau fikih Islam ilmu

fikih ini menkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam Al-Qur‟an dan

sunnah dengan melalui ijtihad. Dengan ijtihad inilah syariah di kembangkan

lebih rinci dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi ditengah-

tengah masyarakat manusia sebagaimana dalam kajian akidah, kajian ilmu

fikih ini juga menimbulkan berbagai perbedaan yang kemudian dikenal

dengan mazhab-mazhab fikih.

c. Akhlak

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab al-khlaq yang

merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi “budi pekerti”,

“perangai”, “tingkah laku” atau “tabiat” (Hamzah Yakub, 1988:11) sinonim

dari kata akhlak ini etika, moral, dan karakter. Sedang secara terminologis,

akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan

perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran inilah pendapat yang

dikemukakan oleh ibnu askawaih.

Sedang Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap

pada jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan

tidak membutuhkan kepada pikiran (Rahmat Djatnika:27), adapun ilmu

Akhlak oleh Dr. Amin di definisikan suatu ilmu yang menjelaslkan arti baik

dan buruk menerangkan apa yang seharausnya dilakukan oleh sebagian

manusia kepada sebagaian lainnya, menyatakan tujuan yang harus di tuju

oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus di perbuat.(Ya‟qub, 1988:12)

Dari pengertian di atas bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku

manusia atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik

Page 36: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela) yang dinilai di sini adalah

tingkah laku manusia dalam hubungan dengan tuhan, yakni dalam

melakukan ibadah. Hal yang berhubungan sesamanya yakni dalam

bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar manusia dalam

berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan

tumbuhan, serta dalam berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda

mati yang merupakan makhluk Tuhan. Secara singkat hubungan akhlak ini

terbag menjadi dua, yaitu akhlak kepada khalik (Allah sang pencipta) dan

akhlak kepada makhluk (ciptaanya).

Akhlak merupakan konsep kajian terhadap ikhsan. Ikhsan merupakan

ajaran tentang penghayatan akan hadirnya tuhan dalam hidup, merupakan

penghayatan diri yang sedang menghadap dan berada di depan tuhan ketika

beribadah. Ihsan juga merupakan suatu pendidikan atau latihan untuk

mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya (kaffah), sehingga

ihsan merupakan merupakan puncak tertinggi dari keislaman seseorang.

Ikhsan ini baru tercapai kalau sudah di lalui dua tahap sebelumnya yaitu

iman dan Islam. Orang yang mencapai perdikat ihsan ini disebut muhsin.

Dalam kehidupan sehari-hari ihsan tercermin dalam bentuk akhlak yang

mulia (al-akhlakul al-karimah) inilah ynag menjadi misi pertama di utusnya

nabi SAW. Kedunia, seperti yang di tegaskannya dalam sebuah hadis:

“sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia”.

(Marzuki, 2012:75).

B. Metode pembiasaan

1. Pengertian Metode Pembiasaan

Dari segi bahasa, metode berasal dari kata “meta” dan “hodos” (latin)

meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan atau cara”. Dengan

demikian metode dapat berarti : jalan yang harus dilalui untuk mencapai

tujuan, kaitanya dengan pendidikan maka metode disisni mengandung

makna sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan (ilmu) pada diri

seseorang atau juga sebagai cara untuk memahami, menggali dan

Page 37: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

mengembangkan ajaran (Islam), sehingga terus berkembang sesuai

dengan perkembangan zaman (Moh Hasyim Colil, :93).

Selain itu metode juga dapat diartikan sebagai cara mengajar untuk

mencapai tujuan penggunaan metode dapat memperlancar proses

pendidikan sehingga tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.

Metode sabagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan

sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan. Jika dikaitkan dengan

pendidikan Islam maka metode sebagai jalan menanamkan pengetahuan

agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran

yaitu pribadi islami. (Nata:91).

Menurut Majid (2011:128) metode pembiasaan ini penting untuk

diterapkan, karena pembentukan akhlak dan rohani serta pembinaan sosial

seseorang tidaklah cukup nyata dan pembiasaan diri sejak usia dini. Untuk

terbiasa hidup teratur, disiplin, tolong menolong sesama manusia dalam

kehidupan sosial memerlukan latihan yang kontinyu setiap hari.

Metode pembiasaan juga digunakan oleh Al-Qur‟an dalam

memberikan materi pendidikan melalui kebiasaan yang dilakukan secara

bertahap dalam hal ini termasuk merubah seluruh sifat-sifat baik menjadi

kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu

payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak

kesulitan.

Proses pembiasaan harus dimulai dan ditanamkan kepada anak sejak

dini. Potensi ruh keimanan manusia yang diberikan oleh Allah harus

senantiasa dipupuk dan dipelihara dengan memberikan pelatihan-pelatihan

dalam beribadah. Jika pembiasaan sudah ditanamkan, maka anak tidak

akan meras berat lagi untuk beribadah, bahkan ibadah akan menjadi

bingkai amal dan sumber kenikmatan dalam hidupnya karena bisa

berkomunikasi langsung dengan Allah.

Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sedini

mungkin. Rosulluah SAW memerintahkan kepada orang tua, hal ini para

pendidik agar mereka menyuruh kepada anak-anak untuk mengerjakan sholat

Page 38: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

tatkala mereka berumur tujuh tahun. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu

anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مروا أولادكم قال رسول الله صله الله عليه وسلهم عن ابن عمررضي الله عنه:

لاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم علي قوابينهم ها وهم أبناء عشر باالصه وفر

لمضاجع )رواه أبوداوود (ي ف

Artinya: Dari Ibn r.a. berkata: bersabda Rosulullah saw. perintahkanlah anak-

anakmu untuk sholat apabila sampai umur tujuh tahun, dan pukullah

(apabila membangkang), apabila anak-anak berumur sepuluh tahun,

pisahkanlah antara mereka tempat tidurnya” (Hadis Riwayat Ahmad,

Abu Daud).

Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh Abu Daud, no 495; Ahmad, ll/180,

187; Al-Hakim, l/197; dan Baghawi dalam syarhus Sunnah, ll/406, no. 505

dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya.

Hadits ini di nyatakan hadits hasan oleh imam an-nawawi rahimahullah dalam

al-majmu’ dan riyadhush shalihin. Syaikh al-albani rahimahullah berkata,

“sanadnya hasan shahih.”lihat shahih sunan Abi Daud. Ll/401-402, no. 509.

Membiasakan anak sholat, lebih baik dilakukan secara berjamaah itu

penting. Sebab “dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan hal

yang sangat penting. Karna banyak dijumpai orang berbuat dan bertingkah

laku hanya karena kebiasaan semata-mata. Tanpa itu hidup seseorang akan

berjalan lambat sekali, sebab sebelum melakukan sesuatu seseorang harus

memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.

Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan berbuat baik harus dibiasakan sejak

kecil, terutama dalam menanamkan akidah dan keislaman. (Iain Walisongo,

2000.125) Inti pembiasaan ialah pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas

mengucap salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila

murid masuk kelas tidak mengucap salam, maka guru mengingatkan agar bila

masuk ruangan hendaklah mengucap salam, ini juga satu cara membiasakan.

Metode pembiasaan sangat baik digunakan karena yang kita biasakan

biasnya ialah yang benar, kita tidak boleh membiasakan anak-anak kita

Page 39: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

melakukan atau berperilaku yang buruk. Ini perlu disadari oleh guru sebab

perilaku guru yang berulang-ulang, sekalipun hanya dilakukan secara main-

main, maka mempengaruhi anak didik untuk membiasakan perilaku itu.

Metode pembiasaan berjalan bersama-sama dengan metode keteladanan,

sebab pembiasaan itu dicontohkan oleh guru. (Sudiyono, 2009:290)

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa kebiasaan yang di

lakukan secara berulang-ulang yang di lakukan dengan penuh kesadaran dan

pemahaman oleh seseorang maka karakter akan tertanam atau melekat pada

diri seseorang tersebut, pelaksanaan pembiasaan yang di terapkan di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kec. Kota Baru Jambi yaitu

dengan sholat duhur berjama‟ah, sholat duha, membaca AlQur‟an sebelum

dan sesudah pelajaran dimulai, berjabat tangan dan salam, serta pengumpulan

dana sosial, jadi pelaksanaan metode pembiasaan di lakukan di luar jam

pembelajaran.

Sekolah harus berupaya menciptakan lingkungan yang bernuansa

relegius, seperti pembiasaan melaksanakan sholat berjama‟ah, menegakkan

disiplin, memelihara kebersihan, ketertiban, kejujuran tolong menolong, dan

sebagainya sehingga nilai-nilai agama menjadi kebiasaan, tradisi dan budaya

seluruh siswa. Sikap dan perilaku guru yang kurang terpuji atau menyimpang

dan norma-norma akhlak hendaknya tidak segan-segan untuk ditindak.

(Abudin Nata, 2010:233)

Beberapa nilai keislaman yang ditanamkan kepada peserta didik sebagai

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

a. Iman: yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah, jadi tidak

cukup kita hanya percaya adanya Allah, melainkan harus mengingat

menjadi sikap mempercayai kepada adanya Tuhan dan menaruh

kepercayaan kepada-Nya. (Majid 2011:93).

b. Taqwa: yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita,

kemudian kita berusaaha berbuat hanya sesuatu yang dirodhoi Allah

dengan menjauhi atau menjaga diri dari suatu yang tidak diRidhoinya

c. Ikhlas: Yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan semata-mata

demi memperoleh ridha atau perkenan Allah, dan bebas dari pamrih lahir

dan batin. Tertutup maupun terbuka dengan sikap orang yang ikhlas akan

mampu mencapai tingkat nilai tertinggi nilai karsa batinnya dan karya

lahirnya. Baik pribadi maupun soial.

Page 40: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

d. Tawakal: Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada

Allah Azza wa jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap

menapaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. Dengan demikian,

hamba percaya dengan bagian Allah SWT untuknya, apa yang telah di

tetapkan Allah untuknya ia yakin akan memperolehnya sebaliknya, apa

yang tidak ditentukan Allah untuknya ia pun yakin pasti tidak akan

memperolehnya. Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam

menggantung diri hanya kepada Allah. Dalam hal ini, Al-Ghazali

mengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan penekanan bahwa tauhid

sangat berfungsi sebagai landasan tawakal. Tawakal mempunyai hubungan

yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, rida, ikhtiar,

sabar, dan do’a tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada

Allah untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah ke mudhartan,

baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat Rosihon Anwar

(2010:93).

e. Disiplin: Disiplin adalah usaha- usaha untuk menanamkan nilai ataupun

pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah

peraturan. Disiplin bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukum atau

instrument hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri

ataupun pada orang lain

f. Kebiasaan: Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus menerus

atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa

hubungan akal. Dia adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwa dari hal- hal

yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.

g. Persaudaraan: Semangat persaudaraan, lebih-lebih antara sesama kaum

beriman (biasa di sebut ukhuwah islamiyah) intinya dalah agar manusia

tidak mudah merendahkan golongan lain. Tidak saling menghina,

mengejek, banyak berprasangka, suka mencari-cari kesalahan orang lain

dan suka mengumpat (membicarakan) keburukan orang lain (Muhammad

Alim, 2011:155).

h. Persamaan: Muhammad Alim (2011:156) Pandangan bahwa semua

manusia sama harkat dan martabatnya. Tanpa memandang jenis kelamin,

ras. Ataupun suku bangsa. Tinggi rendah manusia hanya berdasarkan

ketakwaanya yang penilaian dan kadarnya hanya tuhan yang tahu, prinsip-

prinsip ini dipaparkan dalam kitab suci sebagai kelanjutan dari prinsip

persaudaraan dikalangan kaum beriman. Jadi persaudaraan berdasarkan

iman (ukhuwah islamiyah) di teruskan dengan persaudaraan berdasarkan

kemanusiaan (ukhuwah insaniyah).

i. Syukur: Syukur merupakan sikap seorang untuk tidak menggunakan

nikmat yang di berikan oleh Allah SWT. Dalam melakukan maksiat

kepada-Nya bentuk syukur ini di tandai dengan keyakinan hati bahwa

nikmat yang di peroleh berasal dari Allah SWT, bukan selain-Nya, lalu di

ikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk

sesuatu yang di benci pemberinya.

Page 41: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah SWT berikan tersebut adalah

dengan jalan mempergunakan nikmat Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.

Adapun karunia yang diberikan oleh Allah SWT harus kita manfaatkan dan

kita pelihara seperti panca indra, harta benda, ilmu pengetahuan dan

sebagainya.

Apabila kita sudah mensyukuri karunia Allah SWT itu, berarti kita telah

bersyukur kepadanya senagai penciptaanya. Bertambah banyak kita bersyukur,

bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima. Allah berfirman dalam

sebuah hadis dasar perintah untuk bersyukur:

عذا بي لشديد )ابراهيم( لزيد نكم ولئن كفرتم ان واذتأ ذن ربكم لئن شكرتم

Artinya :“Dan (ingatlah) ketika tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika

kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat), kepadamu

tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku) maka pasti azabku sangat

berat.” (Q.s Ibrahim 14: 7)

Dalam penelitian ini, dari beberapa metode yang ada, maka metode yang

di bahas adalah metode pembiasaan. pembiasaan adalah suatu yang sengaja

dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaannya.

Pembiasaan yang sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu

adalah sesuatu yang di amalkan. Oleh karena itu uraian tentang pembiasaan

selalu menjadi satu dengan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan

yang telah diketahui.

Teori kelakuan dan pembiasan teori ini memfokuskan perhatian pada

karakteristik antara berbagai peristiwa lingkungan dan tanggapan-tanggapan

pelajar yang dapat diamati. Apabila dapat ditunjukkan bahwa, pada saat

rangsangan lingkungan berubah secara sistematis maka demikian juga

tanggapan-tanggapan pelajar (kelakuan). Pertimbang contoh yang dianjurkan,

mengenai Alfarizi yang belajar sholat dengan mencontoh kebiasaan dari orang

tuanya. Jika dapat diketahui semua peristiwa dalam lingkungan Alfarizi yang

mempengaruhinya pada saat ini, dan bagaimana mereka berubah sehingga

kebiasaan Alfarizi dalam melakukan sholat dibawah keadaan tertentu,

dapatlah dijelaskan. Oleh karena kelakuan yang diajarkan merupakan akibat

Page 42: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

dari proses ini adalah suatu fungsi dari terbentuknya atau pemanipulasian

keadaan-keadaan lingkungan tertentu, maka proses itu sendiri sering disebut

pembiasaan, dan istilah ini terkait erat dengan sifat kelakuan.

2. Teori Pembiasaan

Berbagai teori pembiasaan cenderung diuraikan dengan bantuan

berbagai pradigma dengan menggunakan berbagai istilah seperti rangsangan

dan tanggapan. Rangsangan dapat merupakan anteseden atau konsekuen,

tergantung pada apakah hal itu datang sebelum atau setelah tanggapan itu.

Khoiriyah, (2012:94) Ada tiga teori pembiasaan yang mempunyai nilai

relevensi tertentu untuk sosialisasi dan belajar di sekolah: asosiasionisme,

koneksionisme, dan pembiasaan operatif.

1. Asosiasionisme

Kita tahu dari pengalaman bahwa apabila kita membuat suatu tanggapan

emosional tertentu terhadap sesuatu, kita sering menggeneralisasikan

tanggapan apa saja yang terkait dalam hal itu jika seserang takut pada rasa

sakit akibat pencabutan gigi, maka dokter gigi atau kantor dokter gigi menjadi

obyek dari rasa takut. Rasa takut sekunder ini telah diajar, sebab dalam

keadaan-keadaan dalam masa rasa takut pertama itu itu timbul melibatkan

seorang dokter gigi, kantornya dan orang itu telah mengasosiasikan

rangsangan lingkungan sedemikian rupa sehingga rangsangan sekunder itu

telah mengambil bentuk satu sifat dari perangsang pertama dan yang sekarang

bergerak terlepas dari padanya.

Jika dalam pendidikan Islam, hal ini terjadi, misalnya kesan sorang guru

Pendidikan Agama Islam yang kurang atau tidak baik dihadapan murid maka

tentu saja berpengaruh terhadap pelajaran yang diampunya, siswa menjadi

tidak antusias, tidak semangat bahkan membenci pelajaran tersebut. begitupun

sebaliknya jika seorang guru PAI bisa membawa dirinya dan sikapnya serta

mempunyai kesan yang baik dihadapan anak didik, maka belajar agama Islam

menjadi menyenangkan bahkan ditunggu-tunggu oleh para anak didik.

2. Koneksionisme

Page 43: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dalam hal pendidikan Islam, hal ini terasa sekali ketika bulan Ramadhan

atau bulan puasa tiba. Para guru dan orang tua berbondong-bondong untuk

mengajarkan, membiasakan, dan mengkondisikan situasi yang lebih islami di

bulan tersebut dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. banyak

kegiatan islami yang dilakukan dan digulirkan oleh guru kepada anak didik.

Setiap kegiatan yang telah dilakukan tersebut kemudian harus mendapat

legalitas atau laporan sebagai bentuk evaluasi. Contohnya adalah, hafalan Al-

Qur‟an dan Hadis serta do‟a-do‟a. kegiatan sholat (baik wajib/sunah dan

tarawih), puasa, bahkan pesantren kilat dan lain sebagainya. Kesan ini

dikondisikan dan ditampakkan serta dikembangkan agar anak didik

mempunyai ingatan yang lebih terhadap bulan Ramadhan dan materi Agama

Islam yang di ajarkan yang mengena kepada mereka.

3. Kognitivisme

Teori bidang kognitif, menyajikan pandangan tentang bagimana terjadi

belajar, juga mencakup bidang motivasi dan perkembangan kepribadian. Para

psikolog yang bertanya secara serius tentang apa yang sedang terjadi dalam

kepala seorang ketika ia belajar, dan yang secara sistematik berupaya

menjawab pertanyaan itu agar dapat menjelaskan bagaimana belajar terjadi.

Mereka juga menuntut bahwa kebiasaan berubah, yang terjadi sebagai akibat

belajar yang berbentuk tertutup dan tak dapat di amati.

Belajar kognitif ini, dalam pendidikan agama Islam di sekolah umum

meliputi semua materi pendidikan Islam yang meliputi aspek Al-Qur‟an,

Hadis, Fikih, Aqidah Akhlak, dan Sejarah kebudayaan Islam. Sedangkan

untuk lingkungan madrasah.

Premoseran informasi merupakan istilah yang dipakai untuk memahami

semua langkah yang terjadi sejak suatu rangsangan menyentuh perasaan

pelajar anak didik hingga menhasilkan suatu produk kognitif, seperti suatu

yang tersimpan atau terkonsep, suatu hubungan yang baru untuk membantu

menyelesaikan masalah gagasan yang kreatif dan setersnya.

Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kebiasaan-kebiasaan dalam menjalankan ajaran Islam. Sehingga nilai-nilai

Page 44: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang ada pada pembiasaan yang di lakukan dapat di miliki dan tertanam

dengan baik atau nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dan dapat menjadi

suatu karakter.

Jadi kebiasaan disini meripakan hal-hal yang sering dilakukan secara

berulang-ulang dan merupakan puncak perwujudan dari tingkah laku yang

sesungguhnya, dimana ketika seseorang telah memiliki kemampuan untuk

mewujudkan lewat tindakan dan apabila tindakan ini dilakukan secara terus-

menerus maka ia akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan

mewujudkan karakter.

Dengan teori kebiasaan tersebut diterapkan kepada siswa secara

berulang-ulang, agar siswa dapat memahami dan meyakini kebenaran ajaran

Islam dan dapat di biasakan dalam kehidupan sehari-hari supaya watak dan

karakternya terbentuk untuk menunjang masa depanya agar menjadi pribadi

yang yang berakhlakul karimah dan senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran

Islam.

3. Dasar dan Tujuan Metode Pembiasaan

Pendidikan agama islam sebagai pendidikan nilai maka perlu adanya

pembiasaan-pembiasaan dalam menjalankan ajaran islam, sehingga nilai-nilai

ajaran islam dapat terinternalisasikan dalam diri peserta didik, yang akhirnya

akan dapat membentuk karakter yang islami. Nilai-nilai ajaran islam yang

menjadi karakter merupakan perpaduan yang bagus (sinergis) dalam

membentuk peserta didik yang berkualitas, dimana individu bukan hanya

mengetahui kebajikan, tetapi juga merasakan kebajikan dan mengerjakannya

dengan di didukung oleh rasa cinta untuk melakukannya. Pembentukan

karakter seseorang (terutama peserta didik) bersifat tidak alamiah, segingga

dapat berubah dan berbentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pendidikan menurut John Locke bersifat utilities, yang didasarkan atas

kegunaan. Beliau beranggapan bahwa proses pendidikanlah yang

memperbanyak hal kepada anak. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibnu

sina yang dikuti oleh abudi nata tentang metode pengajaran terdapat metode

pembiasaan dan teladan bagi anak. Beliau menyampaikan bahwa “pembiasaan

Page 45: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

adalah salah satu metode pengajaran yang paling efektif, khususnya dalam

mengajarkan akhlak. Cara tersebut secara umum dilakukan dengan

pembiasaan dan teladan yang di sesuaikan dengan perkembangan jiwa anak.

Banyak yang menyatakan bahwa pembiasaan positif yang ditanamkan

sejak dini sangat memberikan pengaruh positif pula pada masa yang akan

dating. Sebagaipepatah arab disebutkan:” barang siapa yang membiasaan

sesuatu pada waktu mudanya maka diwaktu tuanya akan menjadi

kebiasaannya pula”. Yang di maksud dengan poembiasaan disini adalah

pembentukan keterampilan berucap. Berbuat sesuai dengan yang diajarkan

agama. Pembiasaan ini mempunyai arti yang penting karena merupakan

sarana paling efektif guna pembentukan pribadi yang sholeh.”

Bentuk-bentuk metode pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus dan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi

kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini meliputi aspek poerkembangan moral

dan nilai-nilai agama, pengembangan sosio emosional dan kemandirian.

Adapun bentuk-bentuk pembiasaan pada anak dapat dilaksanakan dengan cara

berikut:

1) Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan disekolah setiap hari,

misalnya berbaris, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan

kegiatan.

2) Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan,

misalnya memintak tolong dengan baik, menawarkan bantuan

dengan baik, dan menjenguk teman yang sakit.

3) Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi

teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah

dilingkungan sekolah dan sopan dalam berkata.

4) Kegiatan terprongram adalah kegiatan yang deprongram dalam

kegiatan pembelajaran (prongram semester, SKM dan SKH),

misalnya makan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan

sekolah.

Page 46: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Langkah-langkah pelaksanaan metode pembiasaan: kebiasaan baik yang

dibentuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang baik, misalnya

kebiasaan dalam berkomunikasi, pengaturan dan penggunaan waktu secara

tepat, bersikap baik dan tepat, memilih permainan dan menggunakan saran

dengan tepat. Anak perlu dibiasakan sejak dini mungkin untuk mengatur dan

menggunakan waktu secara tepat, agar kelak bisa menjadi orang yang disiplin

dan bertanggung jawab. Pembiasaan sebaiknya ditanamkan dari hal-hal kecil

dan yang mudah dilakukan oleh anak usia dini. Misalnya mengatur waktu

antara menonton TV dengan bermain, belajar, istirahat dan kegiatan-kegiatan

lainnya. Apabila kebiasaan ini sudah dimiliki anak, maka anak sendiri akan

menyesuaikan berbagai tindakannya sehingga tidak saling merugikan atau

menghambat.

Agar pembiasaan dapat segera tercapai dan hasilnya baik, maka harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Memulai pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu

mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang

akan dibiasakan.

b) Pembiasaan hekdaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-

ulang). Dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu

kebiasaan yang otomatis. Tapi juga butuh pengawasan dari orang

tua, keluarga maupun pendidik.

c) Pendidikan hendanya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh

terhadap pendiriannya yang telah diambil. Jangan meberi

kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan baik yang telah

diterapkan.

d) Pembiasaan yang mula-mulanya mekanis harus semakin menjadi

pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.

Kebiasaan lain yang perlu dipupuk dan dibentuk adalah berkomunikasi

dengan anggota keluarga, misalnya mendiskusikan hal-hal yang mereka

saksikan dilingkungan. “kebiasaan berkomunikasi dan berdiskusi akan

memupuk kemampuan anak dalam berinteraksi social dan pengembangan diri.

Page 47: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang sangat besar dan penting

terutama melalui metode pembiasaan dan keteladanan”.

Sedangkan upaya untuk memelihara kebiasaan yang baik dilakukan

dengan cara:

1. Melatih hingga benar-benar paham dan bisa melakukan tanpa kesulitan.

Sesuatu hal yang baru tentu tidak mudah dilakukan semua anak, maka

pembiasaan bagi mereka perlu dilakukan sampai anak dapat melakukan.

Pendidik perlu membimbing dan mengarahkan agar anak-anak mampu

melakukan.

2. Mengingatkan anak yang lupa melakukan. Anak-anak perlu diingatkan

dengan ramah jika lupa atau segaja tidak melakukan kebiasaan positif

yang telah diajarkan tapi jangan sampai mempermalukan anak. Teguran

sebaiknya dilakukan secara pribadi.

3. Apresiasi pada masing-masing anak secara pribadi. Pemberian apresiasi

pada anak dapat membuat anak senang, tetapi harus hati-hati agar tidak

menimbulkan kecemburuan pada anak yang lain.

4. Hindarkan mencela pada anak. Guru merupakan profesi yang

professional, maka seluruh prilaku dalam mendidik anak diupayakan agar

menguntungkan bagi perkembangan anak dengan tidak mencela anak,

walau terdapat kesalahan atau kekurangan padanya.

Langkah-langkah metode pembiasaan yang digunakan oleh peneliti

menurut Quisumbing (Unesco-Apnieve, 2005:29) dalam buku (Abdul Majid,

2011:114).

1. Conceptual level-understanding

Kemampuan untuk mengunkapkan makna dan arti dari bahan yang

dipelajari. Adanya kemampuan yang dinyatakan dalam menguraikan isi

pokok dari suatu bacaan. Pengetahuan yang disertai dengan pemahaman

menuntun pada sebuah makna atau pengertian yang mendalam. Jadi

conceptual level-understanding disini adalah upaya pengajaran pendidik

untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik.

Page 48: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

2. Affective lavel (valuing)

Pengetahuan dan pemahaman belum tentu memberikan jaminan

bahwa nilai atau sikap akan terinternalisasikan dan terintegrasikan. Konsep

nilai yang di saring melalui pengalaman seseorang dan hasil refleksi

akhirnya di tegaskan dalam dimensi afektif. Cakupan afaktif dalam

lingkup kecil/pendek di tempuh melalui tiga proses. Proses pilihan,

penghargaan dan tindakan. Perkembangan berikutnya ada penambahan

pada tahap afaktif ini yaitu menghargai, menerima dan menghormati yang

semuanya merupakan suatu sistem nilai. Yang di maksud dalam affaktive

lavel (valuing) adalah suatu bentuk pengeluatran atau upaya pemraktekan

dalam bentuk perilaku atau aplikasi dari materi atau teori yang di ajarkan.

3. Active level

Konsep nilai yang akhirnya dinilai untuk mengarah pada tindakan.

Apakan tindakan itu dinyatakan untuk meningkatkan ketrampilan

berkomunukasi dalam kehidupan sehari-hari. Active level disini berupaya

sebagai hasil dari praktek atau aplikasi yang berbentuk perilaku yang telah

di tanamkan kepada peserta didik dan akhirnya peserta didik dapat

membiasakannya dan dilakukan secara berulang-ulang.

C. Studi Relevan

Setiap penelitian dalam bidang sejenis selalu berhubungan dengan

penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian itu menempatkan penelitian

tersebut pada posisi tertentu dari penelitian sebelumnya. Adapun penelitian

yang relevan dalam penelitian ini sebangai berikut:

1. Penelitian Rovip Indriyani Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Dalam

Pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah Menegah pertama

Negeri 23 Kota Jambi Tahun 2017. “penelitian tersebut meneliti bahwa

internalisasi adalah pendalaman, penghayatan terhadap suatu ajaran.

Internalisasi pada hakikatnya adalah proses menanamkan sesuatu, yakni

merupakan proses pemasukan suatu nilai pada seseorang yang akan

membentuk pola pikiranya dalam melihat makna realitas pengalaman.

Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dalam hirearki tamadun umat

Page 49: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

islam. Oleh karena itu, masyarakat yang tidak mempunyai nilai akhlak

tidak boleh dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia walaupun

mempunyai kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi dan sebagainya.

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa sesorang yang timbul dari

perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan

pemikiran, sehingga keadaan itu menjadi kebiasaan. maka kebiasaan itu

harut di tuntun agar menjadi kebiasaan yang baik dan berakhlak mulia.

Penelitian ini adalah merupakan penelitian lapangan yaitu kualitatif.

Dengan mengambil latar belakang SMP Negeri 23 Kota Jambi.

Pengumpulan data di lakukan dengan Observasi, wawancara dan

dokumentasi. Sunjek penelitian adalah Guru Pendidikan Aklah, kepala

sekolah dan siswa SMP Negeri 23 kota jambi.

2. Penelitian Kurniawati Ma’rifah pelaksanaan pembinaan akhlak siswa

melalui prongram Al-Islam Di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar

Tahun 2013. “penelitian tersebut meneliti bahwa pembinaan akhlak

seseorang adalah tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat.

Ketiganya harus berjalan dengan beriringan dan saling berkerja sama,

karena dalam rangka pembinaan akhlak bukanlah persoalan yang mudah

untuk dilaksanakan. Dalam kenyataanya, seiring dengan kemajuan dan

perkembanganya teknologi di zaman modoren ini peranan orang tua dalam

mendidik anaknya semakin berkurang. Tidak banyak keluarga yang sadar

akan pentingnya pendidikan akhlak di lingkungan keluarga. Hal ini

menyebabkan para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak

kepihak sekolah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan pembinaan akhlak siswa melalui prongram Al-

Islam di SMA Muhammadiyah 1 karanganyar.

3. Penelitian Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada siswa

malalui sumber belajar lingkungan hidup di sekolah alam bengawan solo

taruna teladan juwireng klaten tahun 2015.” Penelitian tersebut menelit i

bahwa lingkungan hidup dapat menjadi wadah dalam menanamkan nilai-

nilai pendidikan agama islam. Banyak dari siswa yang kurang

Page 50: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

memperdulikan masalah lingkungan karena kurangnya penanaman nilai

pendidikan agama islam yang memamfaatkan lingkungan sebangai sumber

belajar. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam menanamkan

nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa dengan menggunakan

ligkungan sebangai sumber belajarnya. Sehingga, perlu diteliti dengan

penanaman nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa melalui sumber

lingkungan hidup. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pelaksaan penanaman nilai-nilai pendidikan agama islam pada siswa

melalui sumber belajar lingkungan hidup sekolah alam bengawan solo

taruna teladan, juwireng, klaten.

Dalam penelitian ini bahwa pengajaran nilai-nilai keislaman dapat

ditanamkan kepada peserta didik melalui berbagai cara, di dalam

penelitian ini membahas tentang internalisasi nilai-nilai keislaman melalui

metode pembiasaan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

pihak sekolah, sehingga peserta didik menerima dan memiliki nilai-nilai

keislaman dalam meningkatkan kesadaran menjalankan perintah agama

dalam kehidupan sehari-hari. .

Upaya yang dilakukan guru tersebut sebagai salah satu tugas dan

tanggung jawab di sekolah yakni mendidik sebagaimana pendapat samsul

nazar bahwa mendidik merupakan rangkaian mengajar, memberi

dorongan, menguji, memberikan contoh dan membiasakan. Kemudian dari

teori-teori yang ada dijelaskan bahwa nilai-nilai ajaran Islam meliputi nilai

aqidah, syariah dan akhlak. Berdasarkan kajian tersebut, maka hasil

penelitian mengenai internalisasi nilainilai keislaman dengan metode

pembiasaan mengajarkan kepada siswa melalui pembiasaan-pembiasaan

agar siswa senantiasa terbiasa melakukan nilai-nilai ajaran Islam yang

ditinjau dari ketiga pokok ajaran tersebut.

Dalam internalisasi nilai-nilai keislaman dapat dilakukan melalui

berbagai cara. Salah satu cara yang tepat dalam membentuk peserta didik

berakhlak mulia, memiliki watak dan karakter yang baik, adalah melalui

pembiasaan. Maka di dalam skripsi ini akan dibahas lebih lanjut

Page 51: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

bagaimana internalisasi nilai-nilai keislaman melalui metode pembiasaan

Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota

Baru Jambi.

Page 52: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Page 53: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitianya. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, Tujuan dari

pada pendekatan deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu. (Lexy J Meleong, 2017, hlm,11)

Dengan kata lain metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang yang diamati yaitu dalam internalisasi nilai-nilai

keislaman dengan metode pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

kenali asam atas kec. Kota baru Jambi.

Jene RichIe, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia

sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep. Perilaku, persepsi,

dan persoalan tentang manusia yang diteliti, kembali pada definisi disini

dikemukakan peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep,

perilaku, persepsi, perilaku dan persoalan tentangn manusia yang di teliti.

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi. Motivasi, tindakan dll, secara holistic dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Meleong, 2017, hlm,6)

Dalam penelitian tersebut digunakan metode penelitian kualitatif karena

dengan penelitian kualitatif peneliti dapat berkomunikasi secara langsung

dengan subyek dan informan, sehingga realitas yang terjadi dapat

diungkapkan oleh peneliti secara jelas dan terang dengan didukung data-data

yang ada.

Page 54: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

B. Setting dan subjek penelitian

1. Setting penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat dan waktu penelitian sebagai

berikut :

a) Tempat penelitian

Adapun tempat yang akan dijadikan objek penelitian adalah

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Kec. Kota baru Jambi.

Dengan pertimbangan Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman merupakan

sebuah lembaga pendidikan yang dibawah naungan yayasan Islam

tentunya lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan didalamnya

dimasukkan atau disisipkan nilai-nilai keislaman sehingga amalan yang

berada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman (sekolah Menegah

Pertama) tersebut merupakan amalan yang cocok untuk penelitian

Aktivitas pembiasaan khususnya agar siswa terbiasa dengan nilai-nilai

ajaran islam sehinga dapat membentuk watak dan karakter siswa yang

terdidik dan berbudi pekerti yang baik, dan dapat di amalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021, pada

tanggal 02 september 2020 sampai 11 januari 2021.

2. Subjek penelitian dan informan penelitian

1. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan

siswa kelas IX yang berjumlah 18 orang 10 perempuan dan 8 orang

laki-laki.

2. Informan

Adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan

diteliti serta bersedia memberikan informasi kepada peneliti berkenan

dengan penelitian ini maka yang menjadi informan dalam penelitian

ini dibedakan menjadi dua:

Page 55: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

a) Informan kunci (key informan)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru agama Islam.

b) Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari:

Kepala sekolah

Guru BK

Sebagian siswa

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data skunder. Data primer adalah data yang di peroleh lansung

dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-

literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,

dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa

dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder

ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendudkung dari data

primer.

a) Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil lansung dari peneliti kepada

sumbernya, tanpa adanya perentara. Yaitu data yang diperoleh lansung

melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap Internalisasi

Nilai-nilai Keislaman di Madrasah Tsanawiyah kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti Misalnya dari dokumentasi (Propil

sekolah dan Struktur Organisasi) atau publikasi lainya. Data sekunder

adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi Propil

sekolah dan struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Kenali Asama

Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.

Page 56: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian yaitu darimana

data tersebut diperoleh. (Cholid Narbuko, 2012:164). Sumber data yaitu

berbentuk perkataan maupun tindakan, yang di dapat melalui wawancara.

Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan

sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland

sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Jam’an

Satori, 2009:105)

Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh:

1) Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Sekolah, Guru PAI, Guru

Bk dan Agama dan sebagian siswa.

2) Sumber data berupa suasana, dan Kondisi di madrasah Tsanawiyah

Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru.

3) Sumber data berupa dokumentasi, berupa poto kegiatan, Arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asama Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dengan memperhatikan sumber data penelitian dan agar data yang di

peroleh konkrit dan lengkap, maka dalam penelitian ini akan di gunakan

metode pengumpulan data berupa, Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.

1. Observasi

Metode observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan

pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala

bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televise, bukan

hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan beberapa kali muncul, tetapi

juga menilai reaksi tersebut sangat,kurang, atau tidak sesuai dengan

yangkita kehendaki (Suharsimi Arikunto, 2014:272).

Metode observasi disebut juga dengan pengamatan, metode ini

digunakan untuk mengamati perilaku yang relevan dan kondisi lingkungan

Page 57: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

dari tempat penelitian. Metode observasi juga digunakan untuk

pengumpulan data untuk mengukur tingkahlaku individu dan proses

terjadinya sesuatu yang dapat diamati baik dalam situasi sebenarnya

maupun buatan (Nana Sudjana 1989:109)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Gambaran umum tentang keadaan sekolah

b. Gambaran tentang pelaksanaan metode pembiasaan

c. Suasana religius di sekolah

2. Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian berlangsung

secara lisan yang dilakukan oleh dua belah pihak, yakni pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara/narasumber

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Maksud dari interview menurut Lincoln dan Guba (1985:266) antara lain

mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan motivasi tuntutan dan kepedulian. (Lexy J. Moleong 2017:186)

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bebas

terpimpin, sebab sekalipun wawancara dilakukan secara bebas tetapi sudah

dibatasi oleh struktur pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut :

a. Tujuan pelaksanaan metode pembiasaan

b. Nilai-nilai ajaran Islam yang hendak diinternalisasikan kepada peserta

didik.

c. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dari

pelaksanaan metode pembiasaan.

Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data

secara langsung dari subjek peneliti berupa informasi yang berkaitan

dengan proses Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman dengan Metode

Pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kec.Kota Baru Jambi.

3. Dokumentasi

Page 58: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dokumentasi dari asal katanya “dokumen” yang berarti tertulis

didalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen peraturanperaturan, notulen

rapat, catatan harian dan sebgainya. Jadi metode dokumentasi yaitu ,

mencari data atau variabel mengenai hal-hal yang berupa catatan, trankrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat lengger, agenda dan

sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2014:274)

Dokumentasi adalah sistem bahan tertulis ataupun film dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa tertulis,

gambar ataupun karya-karya monumental dari sejarah kehidupan, cerita

biografi, peraturan, kebijakan, dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif

(Sugiyono, 2010:82)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Kondisi dan gambaran umum tentang Madrasah Tsanawiyah Nurul

Iman Kenali asama atas kec.kota baru jambi

b. Keadaan guru, karyawan, dan siswa.

c. Sarana dan fasilitas sekolah.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiono,

2018:244).

Page 59: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan diskriptif

kualitatif, analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses yang dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

dokumentasi pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dam sebagainay (Lexy

J.Moleong, 2017:247).

Iskandar (2008, hlm,222) Dalam penggunaan teknik analisis data,

penulis mengacu pada teknik yang sudah umum di gunakan para peneliti

yakni dengan menggunakan teknik analisis data model interaktif yang

sebagaimana di buat oleh Miles dan Huberman, menurut Miles dan

Huberman mengatakan bahwa dalam analisis data kualitatif dapat dilakukan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara

dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting di cari tema dan polanya

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

pengumpulan data selanjutnya.

3. Penyajian data

Dalam melakukan penelitian, pasti diperoleh data yang banyak data

yang didapat tidak mungkin akan dipaparkan secara keseluruhan untuk itu

dalam penyajian data, peneliti data menyusun dan menganalisis secara

sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau

menjawab masalah yang diteliti. Maka dalam display data peneliti

disarankan untuk tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan.

4. Penarikan kesimpulan

Menarik kesimpulan sejak pengumpulan data yaitu dengan memahami

arti dari berbagai hal yang diterima dengan melakukan pencatatan pola,

Page 60: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

pernyataan, arah sebab akibat dan berbagai proposisi supaya kesimpulan

cukup menatap dan benar dapat dipertanggung jawabkan, perlu

diverifikasikan hal tersebut dilakukan dengan aktifitas pengumpulan

dengan tujuan pemantapan dan penelusuran data kembali.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk memeriksa keabsahan data penulis

menggunakan trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data dimana data

tersebut di gunakan untuk mengecekkan atau sebagai pembandingan terhadap

data itu, dalam hal ini peneliti menggunakan trianggulasi teknik sumber yakni

membandingkan dan mengkaitkan data observasi, wawancara dan

dokumentasi untuk memperoleh data upaya guru dalam menginternalisasikan

nilai-nilai keislaman pada siswa. (Lexy J Meleong, 2017, hlm, 330)

Tri anggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

baik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam metode kualitatif dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa

yang di katakana secara pribadi.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang saling

berkaitan.

Tri anggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memamfaatkan sesuatu di luar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik

pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J

Meleong, 2011:178)

G. Jadwal Penelitian

Untuk Mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,

maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada table

jadwal penelitian berikut:

Page 61: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tabel 3.1 jadwal Penelitian

No

Kegiatan

TahunAjaran 2020/2021

September Oktober November Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul √

2 Pangajuan Dosen Pembimbing √

3 Konsultasi dan Revisi Proposal √

4 Pengajuan Seminar √

5 Seminar Proposal √

6 Revisi Seminar Proposal √

7 Izin Riset √

8 Pelaksanaan Riset √

9 Pengelohan Data √

10 Penyusunan Data √

11 Konsultasi Pembimbing I √

12 Konsultasi Pembimbing II √

13 Sidang Munaqasah √

14 Revisi Skripsi √

Catatan : Jadwal Sewaktu-waktunya dapat berubah

Page 62: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Page 63: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam

Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

a. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Baru

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini merupakan sekolah formal

yang beralamat di jalan jalang Talang Jimar, Rt. 06, Kelurahan Kenali

Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Sekolah ini pada

awalnya dirintis oleh beberapa tokoh diantaranya yaitu;

1) Drs.Zamzami, M. Pd.I

2) Alm. Ponidi

3) H. Aspinal

4) Jamalius

Keempat tokoh tersebut telah merintis berdirinya MTs Nurul Iman

dengan perjuangan yang keras karena pada proses pembelajarannya

belum banyak tenaga guru yang mengajar. Adapun orang yang

mengajar di MTs Nurul Iman hanya empat orang yaitu, Drs.Zamzami,

M.Pd.I, Endang Sumirah, Wigianto, dan Astuti.

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini mulai berdiri 21 juni 1992

yang bertetapan pada 1 Muharram 1414 H. keberadaan Madrasah

Tsanawiyah ini tidak lepas dari sejarah pendirian Madrasah swasta

yang bernama perguruan Nurul Iman yang berdiri sejak 5 Agustus

1983 dan disahkan dengan piagam pendirian Madrasah Swasta pada

tanggal 31 Desember 1992 yang dikeluarkan oleh departemen Agama

kantor wilayah provinsi Jambi.

Pada 20 Desember 2016 Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini

disahkan melalui akta notaris Firman Gusri, SH, M. dengan No Akta

143. Tanah yang ditempati MTs Nurul Iman berukuran 2424 m2

merupakan hibah dari PT.Pertamina (persero). (wawancara kepada

kepala sekolah)

Page 64: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

a) Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk.

b) Sebelah selatan berbatasan dengan komplek pertamina.

c) Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk.

d) Sebelah timur berbatasan dengan komplek pertamina.

b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali

Asam Atas

1. Visi

Terwujudnya siswa yang berilmu pengetahuan yang dilandasi iman

dan taqwa serta berakhlak mulia

2. Misi

a. Mengembangkan pola belajar dengan berbasis madrasah

berdasarkan manajemen professional yang islami

b. Membentuk insan yang sehat, cerdas, kreatif, disiplin dan

mandiri

c. Membimbing peserta didik agar mengamalkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi siswa yang

bertaqwa dan berbudaya sesuai dengan ajaran Al-Quran dan

Haditst Nabi.

3. Tujuan

a. Menghasilkan mutu lulusan yang cerdas dan mampu bersaing

secara global

b. Mewujudkan tenaga kependidikan yang professional, berakhlak

mulia/berwawasan islamiah

c. Menghasilakan lulusan yang berakhlakul karimah dan

berwawasan islami

d. Menghasilkan lulusan yang mampu membawa nama baik

madrasah

e. Mewujudkan tenaga kependidikan yang mampu menjaga nama

baik madrasah

f. Mewujudkan tenaga kependidikan yang jujur dalam profesinya

Page 65: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

g. Menghasilkan lulusan yang ikhlas dalam kehidupannya.

c. Sarana dan Prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali

Asma Atas Kecamatan Kota Baru

Adapun sarana dan prasarana ini merupakan salah satu factor yang

sangat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Iman,

diantaranya, Alhamdulillah telah memiliki gedung yang cukup memadai,

walaupun masih belum sempurna, antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Mts Nurul Iman

No Nama Jumlah Kondisi

1 Ruang Guru 2 Baik

2 Ruang Kelas 3 Baik

4 Wc Guru 1 Baik

5 Wc Siswa 1 Baik

6 Ruang Perpustakaan 1 Baik

7 Halaman Upacara & Olahraga 1 Baik

8 Meja Belajar 60 Baik

9 Kursi Belajar 70 Baik

10 Meja Guru 3 Baik

11 Kursi Guru 3 Baik

12 Meja TU 1 Baik

13 Kursi TU 1 Baik

14 Meja Kepsek 1 Baik

15 Kursi Kepsek 1 Baik

( Dokumnetasi MTs Nurul Iman Kenali Asam Kota Baru 2021)

d. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Nurul Iman

1) Keadaan Tenaga Pendidik

Pendidik merupakan professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

Page 66: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.

2) Keadaan Tenaga kependidikan

Tenaga kependidikan adalah aggota masyarakat yang mengabdikan

diri dan di angkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga

kependidikan juga merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,

dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan

pendidikan.

Tenaga yang ada di MTs Nurul Iman sudah cukup memadai hal ini

sesuai dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik yang ada maupun

tingkat pendidikan tenaga pengajar terdiri dari berbagai lulusan

perguruan tinggi islam maupun perguruan tinggi swasta.

e. Tata tertib Guru dan Siswa Mts Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi

1) Tata Tertib guru Dan Guru Piket

a) Hadir pada jam 07.00 WIB

b) Mengontrol kebersihan kelas dan kantor

c) Membunyikan bel masuk kelas pada jam pertama 07.15 dan jam

07.00 khusus pada hari senin dan jumat

d) Upacara bendera pada hari senin dan yasinanmingguan pada hari

jum’at wajib dihadiri dan dikontrol oleh guru yang melaksanakan

KBM pada hari tersebut

e) Mengawasi kegiatan belajar mengajar pada hari tersebut

f) Mengawasi kegiatan ibadah yang meliputi: kegiatan wudhu’

sebelum sholat dhuha dan sholat zuhur berjama’ah, mengawasi

kelengkapan ibadah siswa seperti sandal, mukenah bagi siswa putri

dan peci bagi siswa putra

g) Mengumpulkan hendpone siswa

h) Mengontrol kelas yang tidak ada kegiatan belajar mengajar pada

hari tersebut

Page 67: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

2. Tata Tertib Siswa MTs Nurul Iman Kota Jambi

a. Setiap siswa/i harus masuk dan pulang setiap hari di madrasah

pada jam dan jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan.

b. Setiap siswa/i harus berada di madrasah selambat-lambatnya 10

menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai

c. Setiap siswa/I harus mengikuti upacara bendera baik hari senin

maupun hari-hari yang ditentukan

d. Setiap siswa/i harus memakai seragam sekolah yang telah

ditentukan

1) Senin-selasa : Baju Putih Biru

2) Rabu-kamis : Baju Batik

3) Jum’at : Baju Pramuka

4) Sabtu : Baju Olahraga

e. Selama jam pelajaran berlansung siswa/i tidak diperkenakan

meninggalkan kelas, kecuali telah mendapatkan izin dari guruyang

bersangkutan

f. Setiap siswa/i wajib mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan

baik dan tenang

g. Setiap siswa/i yang karena sesuatu hal terpaksa meninggalkan jam

pelajaran, harus meminta izin pada guru yang bersangkutan atau

guru yang betugas

h. Setiap siswa/i tidak dibenarkan memasuki ruang kepala sekolah,

majelis guru dan tata usaha kecuali ada kepentingan dan sudah

mendapat izin

i. Setiap siswa/i dilarang membawa senjata tajam, merokok atau

minum-minuman keras

j. Setiap siswa/i dilarang membawa emas atau memakai emas, Hp

atau barang berharga lainya

k. Setiap siswa/i tidak dibenarkan berkelahi atau membuat keributan

dilingkungan sekolah

Page 68: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

l. Setiap Siswa/i dilarang membawa buku porno, flm porno, majalah

cergam dan lain-lainnya yang tidak ada sangkut pautnya dengan

pelajaran

m. Setiap Siswa/i harus mematuhi peraturan yang berlaku di

lingkungan sekolah Nurul Iman.

F. Kepala Sekolah danTenaga Pendidik

1) Data Kepala Sekolah

Nama : Ernawati, SP

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Kepegawaian : Non-PNS

Pendidikan Terakhir : SI

Status Sertifikasi : Sertifikasi

Nomor Telepon/Wa : 081367065786

2) Tenaga Pendidik

Tabel 4.2 Tenaga Pendidik MTs Nurul Iman

No Nama Guru Tempat/Tanggal Lahir Tingkat Bidang Studi

1 Ernawati, SP Jambi/17 September 1973 SI IPA Terpadu

2 Meliyana, S.Pd Martapadawetan/31Mei 1978 SI BK

3 Erika, S.Pd.I Jakarta/2 Januari 1985 SI MTK

4 Eulis, S.Pd Jambi/ 13 Februari 1981 SI B.Arab

5 Yusniati, SE Padang/ 9 Juni 1982 SI IPS Terpadu

6 Mahmun, S.Pd.I Kuto Tanjung/ 2 Juni 1988 SI SKI,Fiqih,Hadist

7 Al Rizki, S.Pd Sumber Harapan/3 Mei 1991 SI IPA Terpadu

8 Hidayati, S.Pd.I Jambi/26 Desember 1965 SI Akidah Akhlak

9 Puji Sholeha,SS Jambi/19 Oktober 1992 SI B. Indonesia

10 Hidayat, S.Pd Jambi/25 November 1987 S2 B. Ingris

11 M. Rifki S Jambi/ 31 Maret 2000 SMA Penjas

( Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021

1) Stuktur Organisasi Tahun Ajaran 2020/2021

1. Struktur Organisasi Sekolah

Page 69: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021)

2) Keadaan anak Didik di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

Didalam pendidikan ada beberapa unsur yang harus ada, agar proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, salah satu unsur tersebut

adalah anak didik, anak didik merupakan unsur tidak dapat diabaikan

keberadaannya dalam proses pembelajaran. Demikian juga halnya dengan

Madrasah Tstanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota

Baru Jambi dapat di lihat pada table di bawah ini:

KEPALA SEKOLAH

Ernawati, Sp

PENGELOLA UKS

Erika, S.Pd.I

TATA USAHA

Eulis, S.Pd

KEPALA LABOR

Al Rizki, S.Pd

BENDEHARA

Meliyana, S.Pd

WAKIL KEPSEK

Mahmun, S.Pd.I

WALI KELAS VII

Puji Sholeha, SS

PUSTAKA

Meliyana, S.Pd

WALI KELAS VIII

Yusniati, SE

WALI KELAS IX

Erika, S.Pd.I

SISWA-SISWI

MTs Nurul Iman

Page 70: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Tabel 4.3 Jumlah siswa yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

No

Kelas

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 22 7

2 II 17 8

3 III 8 10

Jumlah 47 25

( Dokumentasi MTs Nurul Iman 2021)

3) Proses Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

Proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan

pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran

merupakan bentukbantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi

proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta

tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid supaya bisa belajar

secara baik. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk

membantu murid supaya bisa belajar secara baik.

Berikut adalah jadwal masuk pelajaran yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman kenali Asam Atas kecamatan Kota Baru Jambi:

Tabel 4.4 Jadwal Masuk Pelajaran yang ada di MTs Nurul Iman

NO JAM WAKTU KETERANGAN

1 Ke-1

Ke-2

Ke-3

Ke-4

Ke-5

07.15 – 07.35

07.35 – 08.15

08.15 – 05.55

08.55 – 09.35

09.35 – 10.15

Senin- Sabtu

( Dokumentasi MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas 19 february 2021)

Page 71: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

61

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian berupa observasi, wawancara dan

dokumentasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi dan terlebih adalah hasil wawancara ke MTs

Nurul Iman tersebut yang merupakan jawaban lansung oleh orang-orang yang

terlibat dalam Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman pada siswa di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman, seperti Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konsling

(BK), Guru Agama dan siswa yang dengan demikian penelitin menemukan

jawaban mengenai Permasalahan tersebut sebagai berikut:

Internalisasi (Penanaman) nilai keislaman merupakan proses edukatif

berupa rangkaian kegiatan atau usaha sadar untuk memberikan suatu

bimbingan dan pengarahan keislaman yang diberikan pada pertumbuhannya.

Oleh karena itu usaha internalisasi nilai-nilai Keislaman yang dilakukan sesuai

dengan tingkat perkembangan supaya menghasilkan tujuan yang dihendaki.

1. Pelaksanaan Aktivitas Pembiasaan pada siswa di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kota Baru Jambi.

Berdasarkan Penelitian ini membahas Aktivitas Pembiasaan pada

siswa melalui Metode Pembiasaan di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas

kecamatan kota baru Jambi. Adapun cara untuk menginternalisasikan

Nilai-nilai Keislaman pada siswa melalui Metode Pembiasaan dalam

tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik

didalam kelas maupun diluar kelas. Proses pembiasaan dengan didasarkan

pada tingkah laku guru sebagai teladan yang baik. Melalui pembiasaan-

pembiasaan yang baik dan sering dilakukan disetiap hari, contohnya

mengucap salam, menjawab salam, bertutur lemah lembut dan lain

sebangainya.

MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

adalah salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan karakter dalam

proses pembiasaannya. Nilai-nilai yang ditanamkan pada peserta didik

sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: iman, taqwa,

ikhlas, tawakal, disiplin, kebiasaan, persaudaraan, persamaan, syukur,

Page 72: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

62

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

peduli lingkungan, peduli social, dan tanggung jawab, untuk mendukung

prongram pendidikan karakter sekolah tersebut maka MTs Nurul Iman

berupaya untuk menginternalisasikan Nilai-nilai keislaman pada siswa di

MTs Nurul Iman Kenali asam atas melalui metode pembiasaan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ibuk Ernawati selaku kepala

sekolah:

“Menurut Ibu Ernawati selaku kepala sekolah menyampaikan

bahwa pada dasarnya semua kegiatan yang dilaksanakan melalui

metode pembiasaan adalah bertujuan untuk membentuk akhlak

islam pada diri anak, karena dengan kegiatan-kegiatan keagaman

semuanya berdasarkan pada perilaku dan pelaksanaannya, jika

sudah benar dalam beragama, niscaya perilakunya juga akan baik.

Insyaallah dengan di tanamkan nilai-nilai keislaman tersebut, anak-

anak menjadi terbiasa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari

dan merasakan mamfaatnya”. (wawancara, 19 february 2021)

Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah di MTs Nurul

Iman kota baru jambi menunjukan, bahwa tujuan dari internalisasi nilai-

nilai keislaman yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah menanamkan

kepada siswa bahwa guru adalah contoh teladan bagi siswanya dalam arti

guru terlebih dahulu dalam menerapkan nilai-nilai keislaman atau

keagamaan sehingga siswa termotivasi terhadap gurunya. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh bapak Mahmun selaku Guru PAI:

“Semisalnya melaksanakan sholat maka guru yang pertama

mengajaknya untuk sholat dan begitu juga seterusnya. Kemudian

pihak sekolah juga membiasaakan pada siswa menyetor hapalahnya

seminggu sekali setoran (ayat-ayat pendek) dan juga Hadits. itu

dilaksanakan secara bertahap-tahap agar siswa terbiasa. Dan itu

menjadi kebiasaannya nanti. (wawancara dengan Guru, PAI 19

February 2021)

Dalam tahap konsep menanamkan nilai-nilai keislaman di MTs

Nurul Iman kenali Asam Atas kota baru Jambi terdapat tahap-tahap yang

dilalui dalam internalisasi diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap Transformasi Nilai

Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik

dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Pada

Page 73: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta

didik. Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan pengetahuan

dari peserta didik pada siswanya. Nilai-nilai yang diberikan masih

berada pada ranah kongnitif peserta didik dan pengetahuan ini

dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat. Di MTs

Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.

Bapak mahmun menyatakan yakni:

Selaku guru pendidikan agama islam mengajarkan/

menginformasikan materi PAI tentang Nilai-nilai keislaman

seperti mengajarkan tentang membentuk kepribadian yang

berbudi luhur, tentunya harus bertumpu pada Al-Qur’an dan

As-sunnah. Kemudian beliau juga mengatakan bahwa: Nilai

prilaku dan kebiasaan umat islam telah digariskan melalui

syari’at. Dengan demikian setiap perbuatan, kebiasaan dan

tingkah laku seseorang muslim senantiasa berlandaskan ajaran

agama Islam yang tidak bertolak dari aqidah yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW. Seperti pada materi kelas 8

yaitu” membiasakan Rendah hati, Hemat, Sederhana tapi

membuat hidup lebih mulia”. (wawancara, 10 Maret 2021)

2. Tahap Transaksi Nilai

Pada tahap ini merupakan nilai yang dilakukan melalui

komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik

yang bersifat timbal balik sehingga menjadi proses interaksi. Dengan

adanya transaksi nilai pendidikan dapat memberikan pengaruh pada

siswanya melalui contoh yang telah ia jalankan. Disisi lain siswa akan

menentukan nilai yang sesuai dengan dirinya. Di MTs Nurul Iman

Kenali Asma Atas Kecamatan kota Baru Jambi, bapak Mahmun selaku

Guru PAI tidak hanya menyajikan informasi tentang Nilai-Nilai

Keilsman, tetapi beliau juga terlibat dalam melaksanakannya dan

memberikan contoh amalan yang nyata tentang materi “ membiasakan

Rendah Hati, Hemat dan sederhana”, dan siswa dimita memberikan

respon yang sama, yang menerirma dan mengmalkan nilai-nilai itu.

Page 74: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

64

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

3. Tahap Tran-Internalisasi

Pada tahap ini lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap

ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tetapi juga sikap

mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian

yang berperan aktif. Pada tahap ini pendidik harus betul-betul

memperhatikan pembiasaan-pembiasaan pada siswa agar tidak

bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan

adanya kecendrungan siswa untuk meniru apa yang menjadi kebiasaan

dan kepribadian gurunya.

Hal ini seperti yang di sampai bapak Mahmun:

“ Di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecmatan Kota Baru

Jambi, siswa memulai merespon kepada guru PAI bukan hanya

gerakan/penampilan fisiknya, melainkan sikap mental dan

kepribadiannya secara aktif, jadi materi tentang membiasakan

rendah hati, Hemat dan sederhana sudah memjadi kebiasaan

dalam diri siswa” (wawancara, 02 maret 2021)

Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat Tiga aspek pokok

yaitu: Knowing, doing, dan being dalam istilah yang umum di kenal aspek

kongnitif, psikomotor, dan efektif. Internalisasi merupakan pencapain

aspek yang terakhir (being). Untuk selanjutnya penulis akan memaparkan

ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut secara singkat.

1. Mengetahui (knowing)

Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid mengetahui

suatu konsep. Dalam bidang keislaman misalnya murid diajar

mengenai pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat,

hal-hal yang membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru PAI bisa

menggunakan berbagai metode seperti: diskusi, Tanya jawab, dan

penungasan. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang

telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan tugas-

tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah selesai dan

sukses. Bapak mahmun juga mengungkapkan bahwa metode yang

digunakan yaitu:

Page 75: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

65

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Disini kami juga menggunakan metode praktek, seperti praktek

sholat, berwhudu’, dan juga bacaan al-qurannya seperti tajuid,

hurup dll. Kemudian mereka juga menyetor hapalan yaitu

seminggu sekali. (wawancara 29 february 2021)

Kemudian seperti apa yang ana-anak setorkan ya pak?

Bahwa yang mereka setorkan pada seminggu sekali itu,

tergantung dengan mata pelajaranya. Yaitu ayat pendek seperti

juz Amma dan doa. (wawancara 29 february2021)

2. Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui (doing)

Masih contoh seputaran sholat, untuk mencapai tujuan ini

seorang guru dapat menggunakan metode demontrasi. Guru PAI MTs

Nurul Iman Kenali Asam Kecamatan Kota Baru Jambi,

mendemontrasikan sholat untuk di perlihatkan kepada siswa atau bisa

juga dengan memutarkan flm, gambar tentang tata cara sholat,

selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan seperti apa yang

telah dilihat di bawah bimbingan guru. Untuk tingkat keberhasilannya

guru dapat mengadakan ujian praktik sholat, dari ujian tersebut dapat

dilihat apakah siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau

belum.

3. Menjadi seperti yang ia ketahui (being)

Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya tetapi

menjadi satu dengan kepribadianya. Seperti di MTs Nurul Iman Kenali

Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi, disana siswa melaksanakan

sholat yang telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika

sholat itu telah melekat menjadi kepribadiaanya, seorang siswa akan

sekuat tenaga untuk menjaga sholatnya dan merasa sangat berdosa jika

sampai meninggalkan sholat. Jadi karena sudah menjadi kebiasaannya

maka sholatnya bukan hanya perintah atau karena dinilai oleh guru.

Disinilah sebenarnya bagian yang paling sulit dalam proses

pendidikan karena pada aspek ini tidak dapat diukur dengan cara yang

diterapkan pada aspek knowing dan doing. Aspek ini lebih

menekankan pada kesadaran siswa untuk mengmalkannya. Dan orang

Page 76: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

tua juga berperan penting dalam pelaksaanan internalisasi agar siswa

lebih terkontor di rumah nya dikarena waktu anak lebih banyak di

rumah di banding di sekolah.

Hal sama seperti yang di sampaikan ibuk ernawati:

Selain melalui proses pendidikan di sekolah perlu adanya kerja

sama dengan pihak orang tua siswa, mengingat waktu siswa

lebih banyak digunkan di luar sekolah. Dalam kajian

psikologis, kesadaran seseorang dalam melakukan suatu

tindakan tertentu akan muncul tatkala tindakan tersebut talah

dihayati (terinternalisasi). (wawancara, 02 maret 2021)

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Metode

Pembiasaan pada siswa di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi

Beberapa pembiasaan yang diterapkan di MTs Nurul Iman Kenali

Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi seperti yang telah dipaparkan di

sebelummnya kegiatan tersebut dilaksanakan diluar kegiatan belajar

mengajar dikelas, dan untuk memotivasi para siswa agar mereka bersedia

melaksankan pembiasaan yang diterapkan disekolah maka guru agama

selalu memberikan nasehat-nesehat dan dorongan agar mereka senantiasa

mengamalkan ajaran agamanya.

Hal ini seperti yang di sampaikan ibuk meliyana:

“Bahwa dorongan dan nesehat guru kepada murinya itu sangat

penting kerena dengan adanya hal tersebut sehingga para siswa

merasa dekat dengan Allah Swt, dengan menjalankan agama

dengan penuh kesadaran selain itu guru agama menjelaskan

hikmah-hikmah dan mamfaat dari apa yang mereka kerjakan itu

kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan disekolah”.(Observasi

Rabu, 15 february 2020)

Menciptakan suasana atau lingkungan sekolah yang relegius dengan

memberlakukan kebiasaan-kebiasaan untuk melaksanakan ajaran

keislaman dengan tujuan agar para siswa terbiasa melaksanakannya

dengan penuh kesadaran sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam

pembiasaan yang diterapkan dapat terinternalisasi kedalam diri peserta

didik. Apabila nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi kedalam diri

Page 77: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

67

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

peserta didik maka dapat membentuk karakter dan kepribadian peserta

didik yang islami.

Sehubungan dengan yang disampaikan oleh bapak Mahmun yaitu:

Memiliki karakter yang islami sangatlah penting terutama untuk

menghadapi zaman yang modern dan arus globalisasi, dimana nilai-

nilai ajaran keislaman dapat dijadikan control dan filter dari nilai-

nilai yang sesuai dengan ajaran keislaman. Sehingga tidak akan

terjadi krisis moral dan tindakan-tindakan yang dapat merusak

iman.(Wawancara, 23 february 2021)

Metode pembiasaan adalah salah satu upaya untuk dapat

menginternalisasi nilai-nilai keislaman kerena dari kebiasaan yang secara

kontinyu di laksanakan akan membentuk suatu karakter. Pembiasaan yang

diterapkan pada siswa di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan

Kota Baru Jambi merupakan sarana untuk bagi siswa untuk melatih diri

dalam mengamalkan ajaran agamanya.

Hal ini seperti yang diungkapakan ibuk Ernawati sebagai berikut:

“Anak-anak disini ada yang menganggap remeh tentang agama dan

hanya dimengerti sebatas pengetahuan saja, dan pembiasaan disini

sangat membatu mereka untuk melaksanakan ajaran agamanya.

Karena kalau pas praktek dikelas waktu sedikit dan tidak cukup

sehingga dengan pembiasaan ini mereka dapat menjadi faham dan

diharapkan agar mereka juga melaksanakannya diluar

sekolah”.(wawancara 19 february 2021)

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan metode pembiasaan

pada siswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai keislaman yaitu

dengan:

a. Menciptakan suasana yang regelius di lingkungan sekolah

Dengan menciptakan suasana yang regelius dilingkungan

sekolah menyediakan rungan atau fasilitas dalam pelaksanaan metode

pembiasaan diketahui bahwa pembiasaan melaksanakan ajaran

keislaman .

Hal ini juga seperti yang diungkapkan oleh pak mahmun yaitu:

Page 78: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

68

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dengan terciptanya suasana yang agamis atau regelius itu bisa

membuat mereka bisa lebih faham tentang ajaran keislaman dan

dapat mengmalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(Wawancara, 08 Maret 2021)

Karena ada juga siswa yang enggan malaksanakan kegiataan

keagamaan disekolah, apalagi kalau dirumah juga tidak dibiasaakan.

Maka pihak sekolah menyediakan:

b. Buku contoling Pegangan siswa.

Buku contoling untuk pegangan siswa agar mudah di control dan

demi kelancarannya metode pembiasaan ini.

Seperti yang di ungkapkan bapak mahmun sebagai berikut:

“pelaksanaan pembiasaan ini selalu dikontrol di buku pengangan

siswa kerena ada juga yang tidak melaksanakannya sehingga

akan kelihatan siapa saja yang tidak melaksanakannya dan anak

tersebut akan kami panggil, dan kami beri dia nasehat, dan akan

kami beritahukan kepada seluruh siswa bahwa jika mereka tidak

mengikiuti pembiasaan tersebut maka nilai agama mereka akan

dikurangi dan tu juga akan kami beri hukuman terhadap siswa

yang tida mengikutinya. Jadi guru agama dan semua guru disini

membuat kesepekatan bersama tentang nilai pelajaran agama di

rapot”(wawancara, 23 february 2021)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ada sebagian

siswa yang tidak melaksanakan pembiasaan yang diterapkan sehingga

perlu dikontrol agar mereka selalu melaksanakannya. Beberapa cara

yang digunakan untuk memotivasi siswa dalam melaksanakan

pembiasaan tersebut adalah dengan memberi nasehat,

memberitahukan hikmah yang ada didalamnya serta memberitahukan

kepada mereka bahwa jika mereka tidak melaksanakannya maka nilai

keagamaan mereka akan di kuranggi.

c. meberikan sangsi pada siswa yang melanggar

Hal ini senada dengan yang di sampaikan oleh bapak mahmun yaitu:

“Sangsi yang diberikan jika berturut-turut tidak melaksanakan

sholat berjama’ah maka mereka harus membuat surat penyataan

yang ditandatanggagi oleh semua guru agama disana, wali kelas

dan kepala sekolah, dan jikasatu atau dua kali tida

Page 79: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

melaksanakannya maka diberisangsi yaitu membersihkan

ruangang dan dan lain-lainnya” (wawancara, 23 february 2021)

Jadi agar pembiasaan di laksanakan oleh semua siswa, maka di

perlukan penguatan-penguatan tersebut berupa hukuman dan nasehat serta

contoh dari guru. Dari pembiasaan yang diterapkan akan dapat malahirkan

kesadaran, hal ini terjadi apabila nilai-nilai yang ada pada pembiasaan

dapat terinternalisasi dengan baik kedalam diri peserta didik, peran

pembiasaan mengamalkan ajaran keislaman dan pemdidikan islam dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak diharapkan akan menemukan

tauhid yang murni, keutamaan budi pekerti, spiritual, dan etika agama

yang lurus, karena anak dihadapkan dengan dua faktor, faktor fitrah

kegamaan pada manusia dan faktor pendidikan islam yang utama bagi

lingkungan yang baik sehingga pembiasaan tersebut diperlukan, jika hal

tersebut dipadukan dengan baik maka mereka akan tumbuh dalam iman

yang baik, berhiaskan etika islam dan sampai pada puncak kemuliaan

anak.

Sebagian diketahui bahwa pendidikan islam bertugas

mempertahankan, menanamkan dan mengembangkan berlansungnya nilai-

nilai ajaran islam yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadist sehingga

nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi pada peserta didik agar mereka

mampu melaksnakan dan mengamalakan nilai-nilai tersebut kedalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi dan wawancara selama penelitian dapat di paparkan

bahwa tanggapan dan respon terhadap pendidikan agama dan pembiasaan

yang diterapkan disekolahnya cukup baik.

Hal ini seperti dituturkan oleh renaya kelas 8 sebagai berikut:

“Menurut saya pendidikan agama disekolah cukup baik dan bagus,

dan lebih bagus lagi jika dalam mengajar diselingi cerita tertentu

akan menarik lagi hal ini membuat saya dan teman-teman yang lain

senang, dulu saya belum paham dan sekarang menjadi lebih faham,

dan pembiasaan disini saya sangat senang dan setuju. Karena dulu

ada yang belum saya pahami dan yang belum saya bisa dan

Page 80: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

70

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

sekarang saya bisa melakukanya dan menjadi kebiasaan walaupun

itu berlahan-lahan”.(wawancara, 1 Maret 2021)

Dari pernyataan diatas dapat di ketahui bahwa para siswa cukup

antusias dan tertarik dengan pelajaran agama, tetapi mereka ingin agar

dalam mengajar menggunakan sebagai metode cerita dan tanya jawab. Jika

para siswa sudah senang dengan pelajaran agama maka mereka dapat

menguasai pengetahuan agama, tetapi pelajaran agama tidak hanya sebatas

pengetahuan saja, hal ini perlu di yakini dan di amalakan dalam kehidupan

sehari-hari karena pelajaran agama berisi tuntunan dan syari’at. Manusia

sebagai hamba Allah maka wajib melaksanakan perintahnya dan menjauhi

larangannya.(Observasi, 1 Maret 2021)

Agar para siswa terbiasa melaksanakannya ajaran agama maka

mereka perlu di latih dan di beri kesempatan untuk mengmalkannya, salah

satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan menerapkan

pembiasaan menjalankan ajaran agama, sehingga dari pembiasaan tersebut

akan menjadikan pembiasaan yang baik yaitu yang sesuai dengan nilai-

nilai keislaman dan akhirnya nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi

dalam diri peserta didik dan dapat bertindak serta bertingkah laku dengan

nilai-nilai tersebut. Dengan terinternalisasi nilai-nilai keislaman tersebut

dapat membentuk generasi muda atau peserta didik yang berkepribadian

muslim. (Observasi, 1 Maret 2021)

2. Faktor Penghambat

Metode pembiasaan yang ditarapkan adalah salah satu upaya dari

pihak sekolah dalam menginternalisasikan nilai-nilai keislaman, namun

dalam pelaksanaanya pihak sekolah juga mengalami kendala atau

hambatan.

a) Masih ada beberapa siswa yang datang terlambat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Meliyana selaku guru BK

sebagai berikut:

“Kendala atau hambatan yang sering dialami adalah diwaktu pagi

hari, masih banyak siswa-siswi yang sering datang terlambat

Page 81: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

71

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

kesekolah sehingga mereka juga akan terlambat dalam

pelaksanaan sholat dhuha”(wawancara, 22 February 2021)

Hal ini juga seperti diungkapkan oleh guru Agama (Bapak Mahmun)

sebagai berikut:

“Banyak siswa-siswi yang terlambat datang kesekolah, untuk itu

mereka juga terlambat dalam pelaksanaan sholat dhuha, akan

tetapisiswa yang telat datang tetap melaksanakan pembiasaanya

(sholat dhuha)”. (Wawancara, 24 february 2021)

b) Kurangnya kesadaran siswa

Kurangnya kesadaran siswa adalah salah satu yang menjadi

penghambat dalam kelancaran pelaksaanan pembiasaan ini.

Kemudian ibuk Erna juga mengungkapkan yaitu sebagai berikut:

“Selain sholat dhuha, kendala yang dialami adalah kurangnya

kesadaran siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan yang telah

menjadi tata tertib sekolah, seperti melakukan pembiasaan-

pembiasaan mereka masih kurang sadar, ada juga sebagian siswa

bermalas-malasan”(wawancara 24 february 2021)

c) Masih ada beberapa siswa yang enggan mengikuti kegiatan agama

Hal ini berdasarkan yang di sampaikan Guru Pendidikan agama:

Dalam hal ini anak masih ada yang malas dalam mengikuti

kegiatan agama, di mana anak memilki minat yang berbeda-

beda ada beberapa anak sebagian lebih tertarik pada hal-hal

yang bersifat non-Agamis. Terkadang ini yang membuat anak

menjadi malas untuk mengikuti kegiatan agamis. Dari hal

tersebut sebagai guru agama kami selalu memberikan motivasi

dan dukungan serta selalu mengarahkan merega semaksimal

mungkin sehingga perlahan-lanah anak menyukai dan

mengamalkannya. (wawancara, 03 maret 2021)

Jadi pelaksanaan dari metode pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah

Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi ini masih

mengalami kendalah di pelaksanaannya yaitu masih banyak siswa yang

belum bisa tertib dan masih banyak yang terlambat dalam pelaksanaanya,

karena ada beberapa kendala dan alasan tertentu.

Hal ini seperti yang di ungkapakan oleh Salma rasikhah kelas IX sebagai

berikut:

Page 82: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

72

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

“kendala yang saya alami yaitu waktu datang pagi hari, saya sering

telat dalam melaksanakan sholat dhuha di karenakan perjalanan

yang jauh dan terkadang ada juga kendala yang lainnya.(wawancara,

19 february 2021)

3. Penerapan Metode Pembiasaan pada siswa Madrasah Tsanawiyah

Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

Penerapan pembiasaan ini harus didukung oleh kerjasama yang

kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua (keluarga)

sekolah dan masyarakat. Orang tua di rumah harus meningkatkan

perhatianya terhadap anak-anaknya dengan meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, keteladanan dan pembiasaan yang baik. Seperti

yang di ungkapkan oleh kepala sekolah bahwa sekolah adalah rumah

kedua bagi anak-anak.

“Madrasah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih

menumbuhkan kepribadiannya setelah lingkungan keluarga. Madrasah

bukan hanya sekedar tempat menuangkan ilmu pengetahuan ke anak

didik saja, akan tetapi madrasah juga harus mendidik dan membina

kepribadian anak terutama dalam hal ibadah dan nilai-nilai keislaman

lainnya”. (wawancara kepala sekolah, 19 february 2021)

Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam

menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada siswa dengan metode

pembiasaan salah satunya yaitu dengan cara membiasakan para peserta

didik untuk di siplin dalam melaksanakan kegiatan yang telah diterapkan

dari pihak sekolah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai

keislaman kepada peserta didik melalui:

1. Sholat dzuhur berjama’ah

Sholat dzuhur berjama’ah wajib dilakukan oleh siswa-siswi,

Guru di MTs Nurul Iman Kenali asam atas kecamatan kota baru jambi.

Sholat jama’ah dilakukan mulai dari jam 11.45 sampai selesai, dan

sudah membentuk untuk imam, dan pengawas sholatnya.

Imam pada pelaksanaan sholat dzuhur sekaligus memimpin do’a

dan berdzikir bersama, biasanya membaca istiqhfar, tasbih 33 kali,

tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali kemudian berdo’a bersama, biasanya

Page 83: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

73

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

berdo’a untuk kedua orang tua, dan untuk keselamatan hidup dunia

akhirat. Sedangkan pengawas sholat bertugas untuk mengawasi dan

menertibkan jalannya sholat, serta menetibkan siswa sebelum dan

sesudah jama’ah berlansung.

“Adanya pengawasan itu perlu, karena untuk menghindari hal-

hal yang tidak terjadi misalnya anak-anak ramai sendiri atau ada

jumlah rokaat yang kurang bagi ma’mum yang masbuk,

pengawasan dalam sholat itu perlu sekali karena anak-anak itu

biasanya ramai sendiri atau ribut sebelum sholat dimulai. Dan

pernah ada kejadian bahwa ada seorang siswa manjadi makmum

masbuk kurang rokaatnya sehingga perlu diingatkan dan

diulangi sholatnya, dari kejadian ini maka pengawasan sholat

sangat penting tutur pak Mahmun selaku guru PAI. (wawancara

MTs Nurul iman 2021)

Kemudian ibuk ernajuga menjelaskan sebagai berikut:

“Meski di masa pendemi ini siswa tetap melaksanakannya

dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Demi menghindari

hal yang tidak di inginkan disini kami memisahkan antara laki

dan perempuan agar siswa tetap menjaga jarak.dimana siswa

putri melasanakan sholat di musholah yang ada di MTs Nurul

Iman sedang siswa putra di ruangan yang ada di sini”.

(Wawancara, 08 maret 2021)

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa fungsi iman dan

pengawas sholat sangat membantu jalannya kegiatan sholat

berjama’ah. Sebelum sholat dimulai sambil menunggu siswa-siswa

yang lain yang sedang antri berwudhu’ maka salah satu guru ( baik

sebagai imam ataupun pengawas memberikan arahan kepada siswa

agar mendirikan sholat sunnah rowatib sebelum zuhur atau juga

berzikir menyebut asma Allah, dengan tujuan agar mereka lebih siap

dan khusu’ dalam melaksanakan sholat.

Namun dalam pelaksanaan sholat berjma’ah ini siswa putra dan

putri itu sholat jama’ah secara terpisah. Siswa putra sholat di rungan

yang ada di sekolah madrasah nurul iman pelaksanaan ini pada masa

pandemi-C19 namun seblum pandemic siswa punta melaksanakan

sholat zuhur berjama’ah di masjid yang ada di lingkungan sekolah

Page 84: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

74

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

nurul iman . Dan sudah dibentuk imam dan pengawasnya. Karena

kami pihak sekolah membentuk imam dan pengawasnya, karena agar

mereka mempersiapkan diri dan belajar bagaimana untuk menjadi

seorang imam.

Hal tersebut senada dengan yang di tuturkan bapak mahmun:

Di sekolah ini kami sering mengajarkan kepada siswa putra

agar mereka bisa menjadi imam dan pandai berdo’a. agar

mereka berguna di masyarakat nanti dan dapat menjadi salah

satu ilmu yang mereka dapatkan. ( wawancara dengan pak

mahmun selaku guru PAI).

Sedangkan siswa putri sholat di mushollah yang tersedia di

madrasah nurul iman. Kenapa di piasah karena mushollah yang

terdapat di madrasah tidak terlalu besar hanya mencukupi untuk siswa

putri saja. Dan pada siswa putri juga tidak jauh berbeda dengan siswa

putra yaitu dibentuk imam dan pengawasnya. Sebelum sholat dimulai

siswi putri dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah rowatib

sebelum sholat zuhur di mulai sambil menunggu yang lain gantri

wudhu’.

Kadang-kadang ada siswa yang enggan melaksanakan sholat

dzuhur berjama’ah tetapi mereka selalu dikontrol. Pegontrolan pada

siswa itu sangan perlu dan penting agar semua siswanya selalu

melakukan sholat dzuhur berjama’ah. Seperti yang disampaikan ibuk

ernawati yakni:

Pengontrolan ini sangat penting, dengan adanya pengontrolan

ini dilaksanakan agar mereka terbiasa melaksanakan sholat lima

waktu dan terbiasa mungkin dilaksanakan secara berjama’ah.

(wawancara, 22 february 2021).

Dan siswa putri yang uzur diperiksa oleh guru yang

bersangkutan. Adanya pemeriksaan siswa yang uzur seperti (haid)

yang diungkapkan ibuk Meliyana selaku guru BK untuk mengetahui

apakah ada siswa yang berbohong karena enggan melaksanakan sholat

berjamah tersebut. Maka dari itu untuk menghindarinya pihak guru

Page 85: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

75

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

melakukan pemiriksaan tersebut. Pada dasarnya karakter seorang anak

itu berbeda-beda. Dan ibuk meliyana juga mengungkapkan:

“Karena bedasarka macam-macam karakter anak yang harus kita

pahami dan berbeda-beda pula cara metode guru untuk

menghadapi karakter anak-anak tersebut. Memberikan motvasi

dan nasehat serta dorongan yang kuat terhadap anak tersebut.

(wawancara ibuk meliyana, 19 februsry 2021).

Untuk mengetahui siswa apakah melaksanakan sholat

berjama’ah atau tidak maka pihak guru selalu mengontrol siapa-siapa

saja yang tidak melaksananakannya dalam hal ini dapat diketahui dari

laporan absen atau buku controling pegangan siswa. Bagi siswa yang

melanggar maka ada sanksinya yang tidak melaksanakan sholat

berjama’ah diberi sanksi yakni membersihkan ruangan, lapangan dll.

(wawancara dengan kepsek, 2021)

Dalam prektek sholat berjama’ah di madrasah ini dilakukan

ketika pelajaran fiqh, namun pelaksanaannya setiap sholat zuhur.

Dalam praktek sholat berjama’ah siswa dilatih dalam bacaan-bacaan

sholat, rukun, syarat dan gerakan-gerakan dalam sholat dan lain

sebagainya.

Sehubungan dengan itu dimas selaku murid mengatakan:

“Kami melakukan praktek sholat berjama’ah setiap pembelajaran

fiqh, yang di laksanakan di lokal masing-masing, dan kami juga

dikasih giliran menjadi imam dan juga adzan. Imam dan azan itu

untuk putra. Tapi kami juga di tuntun bisa oleh guru fiqh

(Wawancara, 1 Maret 2021)

Hal yang senada dengan itu Taufik Hidayat mengatakan bahwa:

“Dalam praktek sholat berjama’ah kami dilatih dalam bacaan-

bacaan ketika sholat dimulai dari niat sampai do’a, dan gerakan-

gerakan dalam sholat. Dalam pelaksaan sholat kami juga dilatih

menjadi imam, azan dan juga do’a”. (Wawancara, 1 Maret 2021)

Buk Puji salah seorang guru kelas juga menyatakan bahwa:

“Anak disini kami ajarkan sholat berjama’ah, menjadi imam,

muadzin, sehingga anak bisa berani. Setelah sholat membaca

wirid bersama dan do’a yang dipimpin salah seorang

siswa”(wawancara, 1 Maret 2021)

Page 86: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

76

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru jambi juga menanamkan nilai-nilai keislaman

kepada siswa yaitu melalui praktek dan pembiasaan yang dilakukan

siswa disekolah dan di lingkungannya. Latihan-latihan agama yang

menyangkut seperti yasinan pada pagi jumat , hafalan juz ‘amma, dan

lain-lain agar menjadi kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Dan kegiatan-kegiatan hari besar islam yang sering dilakukan seperti

perayaan mauled nabi, Isra’ Mi’raj, kegiatan-kegiatan ini

diselenggarakan oleh guru-guru dimadrasah Nurul Iman untuk

menanamkan nilai-nilai keagamaan pada siswa. Selain itu juga

diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya keberagamaan di

lingkungan MTs Nurul Iman ini.

Jadi keterangan-keterangan diatas dapat diketahui bahwa

pelaksanaan sholat dzuhur berjama’ah di MTs Nurul Iman Kenali

Asam Atas Kecamatan kota Baru Jambi dapat berjalan dengan tertib

dan teratur serta diikuti oleh seluruh siswa dan guru di MTs Nurul

Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi.

2. Sholat Dhuha

Kegiatan sholat dhuha di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi walaupun tidak di wajibkan seperti

sholat dzuhur berjama’ah namun sholat dhuha juga di biasakan pada

siswa. Sebelum memulai aktivitas pembelajaran siswa datang

kesekolah lansung di anjurkan guru piket untuk menunaikan sholat

dhuha. Hal ini tentu tidak lepas dari dorongan dan keteladanan dari

beberapa guru khususnya guru agama. Selalu memberikan dorongan

dan nesehat agar siswa melaksanakan sholat dhuha agar mereka diberi

kemudahan dalam menempuh studi dan kemudahan rizki untuk orang

tuanya.

Page 87: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

77

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Bapak Mahmun selaku guru agama mengatakan bahwa:

“Saya selalu memberikan contoh dan melaksanakannya.

Alhamdulillah siswa-siswi banyak yang antusias dalam

mengerjakannya walaupun itu tidak semua siswa melakukan

(Wawancara kepala sekolah 21 february 2021)

Berdasarkan ungkapan di atas dan observasi yang dilakukan

maka kegiatan sholat dhuha dikalangan siswa-siswi MTs Nurul Iman

Kenali Asam Atas Kecamtan Kota Baru Jambi cukup tinggi, ada

sebagian siswa yang melaksanakannya karena dorongan dan nesehat

dari guru agama, tetapi ada juga yang melaksanakannya karena sudah

terbiasa dirumah. Sehingga tumbuh kesadaran dalam diri masing-

masing peserta didik. Kegiatan sholat dhuha ini biasanya dilakukan

pada jam 6.45, sampai disekolah mereka lansung melaksanakan sholat

dhuha, mereka melaksanakan sholat dhuha secara sendiri-sendiri, rata-

rata mereka melaksanakannya walaupun tidak seluruhnya. (Observasi

sabtu, 20 february 2021)

3. Tadarus Sebelum Pelajaran Dimulai

Tadarus sebelum pembelajaran dimulai merupakan pembiasaan

yang wajib di MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota

Baru Jambi agar siswa-siswi lancar membaca Al-Qur’an biasanya

dilakukan selama 10 menit, yang dipandu oleh guru pada jam

pertama, akan tetapi kalau gurunya belum hadir kegiatan tadarus

tersebut berjalan dengan sendirinya dengan dipimpin oleh ketua kelas,

cara membacanya dilakukan secara bersama-sama dan melanjutkan

ayat atau surat sebelumnya. (Observasi sabtu, 20 february 2021)

Sehubungan dengan itu bapak Mahmun mengunggkapkan bahwa:

“Ada sebagian siswa yang belum bisa dan lancar membaca

Al-Qur’an dan tidak semua anak-anak disini membaca Al-

Qur’an dengan baik dan benar apa lagi mereka disuruh

membaca sendiri-sendiri. Maka untuk anak-anak yang belum

lancar membacanya saya suruh mereka ngaji ditempat TPA

sekitaran rumah mereka dan juga ke TPA tempat saya yaitu

seminggu sekali karena rumah siswa agak berjauhan dengan

rumah saya, tekanan bahwa orang Islam wajib bisa membaca

Page 88: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

78

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Al-Qur’an agar bisa memahami kitab sucinya sendiri dengan

baik”. (Wawancara Jumat, 19 February 2021)

Bahwa dari kegiatan tersebut merupakan sarana bagi siswa agar

gemar membacaca Al-Qur’an sebagai kitab sucinya dan agar yang

belum lancara membaca menjadi Lanncar membaca dan bagi yang

belum bisa sehingga bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan hukum

tajuwidnya apalagi sebagian siswa-siswi MTs Nurul Iman Kenali

Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi berasal dari sekolah (SD)

yang masih banyak dan belum lancar membacara Al-Qur’an.

Sehubungan dengan itu bapak mahmun juga mengungkapakan tujuan

diadakannya tadarus ini yakni;

Kegiatan tadarus ini bertujuan agar para anak-anak di MTs

Nurul Iman dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar sehingga

mereka gemar membaca dan dapat mengambil pelajaran

darinya, karena didalam Al-Qur’an terdapat pelajaran dan

mengandung nilai, baik nilai ilahiyah maupun nilai ibadah,

pelajaran nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dihayati dan

dimiliki oleh peserta didik.(Wawancara jumat, 19 februry 2021)

Kegiatan membaca Al-Qur’an sebelum pembelajaran dimulai

dilakukan dengan baik oleh siswa dan siswi di MTs Nurul Iman

Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi yang dilaksanakan

pada setiap harinya. Walaupun dalam kondisi online siswa-siswi

selalu melaksanakannya dan seminggu sekali dilaksanakan disekolah.

5) Membaca Do’a sebelum dan Sesudah pelajaran

Kegiatan membaca do’a sebelum dan sesudah pelajaran

merupakan pembiasaan yang diwajibkan bagi semua siswa-siswi di

MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamtan kota Baru Jambi

kegiatan tersebut dipimpin oleh ketua kelas setelah guru pelajaran

masuk kelas, sebelunya mereka memberikan salam dan stelah itu

berdo’a. Do’a sebagai berikut:

د نبيا ورسول رب زدني علما ربا وبالسلام دينا وبمحم رضيت باالل

وارزقنى فهما

Page 89: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

79

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Artinya: “ Kami ridho Allah Swt sebagai tuhanku,islamsebagai

agamaku, dan Nabi Muhammmad sebagai Nabi dan

Rosulku. Ya Allah, Tambahkanlah kepadaku ilmu dan

berikanlah aku pengertian yang baik”.

اللهم ارنا الحق حقا وارزقنااتباعه وأرنا الباطلا باطلا, وارزقنا اجتنابه

اشهد ان لإله إلانت اشتغفرك واتوب اليك سبحانك اللهم وبحمدك

Artinya: “ Ya allah tunjukkanlah terhadap kami kebenaran, sehingga

kami bisa mengikutinya. Serta tunjukanlah terhadap kami

kejelekan sehingga kami bisa menjauhinya. Maha suci

engkau ya Allah, segala puji untuk-Mu, tidak ada

sesembahan yang berhak disembah selain engkau, aku

memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.

Setiap muslim wajib berdo’a dan berusaha tetapi semuanya

diserahkan kepada Allah SWT maha kuasa atas segala sesuatu salah

satu cara agar kita selalu dekat denganya adalah berdzikir atau

menjalankan ajaran yang telah di syariat. (Observasi 20 Februry 2021)

6) Bejabat Tangan dan mengucap Salam

Berjabat tangan dan mengucapkan salam dengan sikap tawaduk

kepada guru-guru MTs Nuru Iman Kenali Asam atas kecamatan Kota

Baru Jambi. Hal ini bahwa semakin tinggi tingkat antara pembiasaan

berjabat tangan dan mengucap salam. Siswa yang melaksanakkan

pembiasaan berjabat tangan dan mengucap salam yang baik, maka sikap

tawaduk siswa kepada guru lebih baik dari pada siswa yang tidak

berjabat tangan dan mengucap salam. (Observasi, 23 february 2021)

Lingkungan sekolah MTs Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi, ini kiri kanan dan depan itu rumah warga

dan letak sekolah juga ditegah warga. Maka MTs Nurul Iman sesame

warga sekolah (Guru,Karyawan dan siswa) dibiasaakan 3S “Yaitu

Page 90: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

80

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Senyum, Salam, Sapa apabila bertemu kegiatan tersebut bertujuan agar

diantara sesama warga terjalin hubungan harmonis dan dinamis.

Zahara Raisya (salat satu murid kelas 8) bahwa:

“Berjabat tangan dan mengucap salam kepada guru piket atau

guru yang dijumpai disekolah pagi hari” (Wawancara, 23

Febriary 2021)

Berjabat tangan dan mengucap salam merupakan program

pembiasaan yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

untuk membentuk sekolah yang kondusif dengan semangat

kekeluargaan, keakraban dan kehangatan dengan menghargai orang

lain disiplin dan bertangung jawab. Karena bila kita sudah terbiasa

mengucap salam otomatis melakukan kominikasi maka terjadilah

interaksi yang baik untuk mengakrabkan hubungan yang tercipta

harmonis dan saling menjaga satu sama lain, dari kegiatan tersebut

para siswa dan siswi menjadi terbiasa menyapa dan berjabat tangan

serta mengucapkan salam dengan teman-temannya.

7) Pengumpulan Dana Sosial

Selain uang kas pada masing-masing kelas, setiap seminggu

sekali diwajibkan pada siswa membayar uang kas tersebut. Dan pada

setiap musibah yang dialami keluarga sisawa-siswi maupun siswa

tersebut dan juga guru-guru dan karyawan di sekolah dan juga

masyarakat yang disekitar lingkungan sekolah. Siswa dan guru di

wajibkan mengumpulkan dana social, jumlah besar dan kecil yang

tidak ditentukan menurut kadar kemampuan dan keikhlasan masing-

masing.

Untuk melaksanakannya biasanya serahkan pada masing-masing

kelas biasanya dikordinir oleh bendehara kelas, setelah dana

terkumpul maka bendehara kelas menyerahkan kepada salah satu guru

pemegang dana sosialoleh bapak Rizki. Tujuan pengumpulan dana

social ini dilaksanakan agar siswa memiliki kebiasaan simpati

terhadap sesama. Dan juga pengumpulan dana ini dilaksanakan ketika

Page 91: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

81

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

menjenguk orang sakit, kegiatan ini bertujuan agar siswa memilki

jiwa. social yang kuat, dan dapat memberikan sesuatu dengan ikhlak

meskipun dengan jumlah yang kecil sebagai syukur kepada Allah Swt.

Sehubungan dengan itu bapak rizki juga menyampaikan bahwa:

“Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa

social, dan dapat memberi sesuatu dengan ikhlas tampa

mengharap imbalan. Dan Alhamdulillah anak disini cukup tinggi

dalam beramal. (Wawancara, 23 february 2021)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa siswa-siswi di

MTs Nurul Iman Kenali Asam atas kecamatan Kota Baru jambi

dibiasaakan beramal, dengan menyisihkan sedikit rizkinya atau sedikit

uang jajan mereka. Kegiatan ini tentunya sangat bermamfaat untuk

melatih mereka berbuat baik terhadap sesame, selain tolong-menolong

sesame muslim, untuk dapat memberikan sesuatu dengan ikhlas dan

sebagai rasa syukur kepada Allah Swt.

Page 92: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

82

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan peneliti yang berfokus

pada Internalisasi Nilai-nilai Keislaman Dengan Metode Pembiasaan di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman KenaliAsam Atas Kecamatan Kota Baru

Jambi. Bahwa Aktivitas Pembiasaan yang di lakukan di Madrasah Tsanawiyah

Nurul Iman adalah:

1. Sholat dzuhur berjama’ah

2. Sholat dhuha

3. Membaca do’a dan membaca Al-Qur’an sebelum dan sesudah

pembelajaran di mulai

4. Berjabat tangan

5. Mengucap salam

6. Pengumpulan dana social

Secara umum berjalan dengan tertib dan teratur karena para siswa

cukup aktif dan antusias dalam melaksanakannya. Waalaupun masih ada yang

tidak begitu peduli dengan pembiasaan tersebut, dari pembiasaan tersebut

para siswa dapat menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam diri

mereka. Metode ini cukup berhasil tetapi untuk mencapai hasil yang lebih

baik diperlukan metode lain yang mendukung, sehingga anak didik tidk hanya

dibiasakan saja tetapi dari pembiasaan yang diterapkan mereka lebih bisa

memahami dan menghayati nilai-nilai tersebut, beberapa metode tersebut

adalah nasehat, hukuman dan uswah hasanah yang harus dijalankan terus

menerus dan disesuaikan dengan materi dan nilai yang hendak disampaikan.

Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode

pembiasan pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam

Atas Kec. Kota Baru Jambi yaitu masih banyak siswa yang dating terlambat

dikarenakan ada kendala dan hambatan yang tidak di segaja seperti

transportasi, sedangkan factor pendukung dari terlakasananya metode

pembiasaan di madrasah tsanawiyah Nurul Iman kenali asam atas kecamatan

Page 93: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

83

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Kota baru jambi yaitu dengan adanya buku Controling bagi siswa yang

mempermudah guru dalam mengamati dan mengontrol siswa lansung, oleh

sebab itu guru dapat mengetahui lansung bagi siswa yang tidak melaksanakan

metode pembiasaan tersebut kemudian siswa akan diberikan poin lansung

yaitu dengan memberi sanksi dan mengurangi poin nilai keagamaanya.

B. Saran

1. Agar nilai-nilai ajaran islam dapat terinternalisasi dengan baik dalam diri

peserta didik, maka perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan

wali murid sehingga kebiasaan-kebiasaan disekolah juga dijadikan

kebiasaan dirumah atau diluar sekolah sehingga dari kebiasaan-kebiasaan

tersebut akan membentuk karakter peserta didik yang insani atau insan

kamil.

2. Diharapkan kepada guru piket dan guru untuk dapat lebih tegas dalam

menertibkan siswa dan memberi sangsi bagi yang melanggal tata tertib

dantidak melaksanakan pembiasaan yang diterapkan, sehingga peserta

didik mempunyai kesadaran yang tinggi dan bertangung jawab.

3. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk senantiasa mengadakan supervise

kelas untuk meningkatkan kinerja para guru dalam proses belajar-

mengajar serta menciptakan suasana pendidikan yang kondusif,

harmonis, dan agamis, sehingga menjadi sekola yang berkualitas.

4. Bagi siswa diharapkan untuk aktif dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan agama sehingga bertambah pengetahuan keagamaanya dan

dapat memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya

dalam kehidupan sehari-hari.

C. Kata Penutup

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah

menganungrahkan rahmad dan hidayah-Nya kepadaPenulis. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari isi maupun

dari segi penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

dalam penyempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga sampaikan

Page 94: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

84

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah berpartisipasi dalam

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

Akhirnya dengan mengucap Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, penulis

bersyukur atas kehadirat Allah SWT, dan selalu berdo’a semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat serta taufik

hidayahnya selalu bersama kita Aamiin.

Page 95: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahan Maqhfirah. 2006. Surrah Al-Baqarah (juz 1 ) Jl.

Swadaya Jakarta timur

Abdul Majid, dkk. 2012. Pendidikan karakter perspektif Islam. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-1

Abudin Nata. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Cet. Ke-19

John W. Creswell. 2016. Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan

Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet. Ke-1

Hasyim Hasanah, 2013. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta Ombak (Anggota

IKPI)

Khoiriyah. 2012. Sosiologi Pendidikan Islam. Teras Perum Polri Gowok Blok

D3 No.200. Cet. Ke-1

Lexy Meleong. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. Ke-36

Muhammad Alim.2011. Pendidikan agama Islam. Jakarta PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. Ke-2

Muhammad Daud Ali.1998. pendidikan Agama Islam. Jakarta PT. Raja

Grafindo Persada Cet. Ke-1

Sutarjo Adisusilo.2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada Cet.Ke-1

Suharsimi Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. Ke-15

Sudiyono. 2009. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: PT. Prineka Cipta Cetakan.

Ke-1

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-26

Yunazar Ilyas. 2011. Kuliah Akhlak. Yongyakarta: Pustaka Pelajar Offset Cet.

Ke-5

Page 96: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

INTRUMEN PENGUMPULAN DATA

(IPD)

Judul Skripsi : Aktivitas Pembiasaan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

A. Observasi

1. Mengamati setiap pelaksanaan Internalisasi Nilai-nilai Keislaman di

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota

Baru Jambi.

2. Mengamati setiap siswa apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam pelaksanaan Metode Pembiasaan di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

3. Mengamati setiap siswa dalam penerapan metode pembiasaan yang

diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas

Kecamatan Kota Baru Jambi.

4. Mengamati hal yang positif dan nengatif yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Nurul Iman Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru jambi.

B. Dokumtasi

1. Berdirinya MTs Nurul Iman Kenali asam atas kecamatan kota baru

2. Letak Geografis MTs Nurul Iman Kenali asam Atas

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sejarah berdirinya MTs Nurul Iman

4. Struktur Organisasi sekolah

5. Daftar Nama Guru

6. Sarana dan Prasarana MTs Nurul Iman

7. Keadaan siswa MTs Nurul Iman

8. Keadaan Tenaga Pendidik di MTs Nurul Iman

9. Tata Tertib guru dan siswa MTs Nurul Iman

C. Wanwancara

1. Wawancara dengan kepala sekolah

1) Bagaimana sejarah berdirinya MTs Nurul Iman ?

2) Apa Visi, Misi, dan tujuan sekolah d MTs Nurul Iman?

3) Apa tujuan secara umum diadakanya Metode Pembiasaan?

Page 97: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

4) Bagaimana upaya sekolah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman

dengan metode pembiasaan?

5) Bentuk-bentuk metode apa saja yang diterapkan di MTs Nurul Iman?

6) Bagaimana cara pembinaan penerapan metode pembiasaan kepada

siswa?

7) Bagaimana pelaksanaan penerapan keislaman di MTs Nurul Iman?

8) Bagaimana sikap siswa selama ini dalam menanggapi metode

pembiasaan yang diterapkan di MTs Nurul Iman?

9) Kendala apa yang sering di alami dalam menerapkan ajaran islam

melalui metode pembiasaan?

10) Apa hasil yang ingin di capai dari penerapan pembiasaan tersebut?

2. Wawancara Guru BK

1) Bagaimana tanggapan ibuk mengenai penerapan metode Pembiasaan di

MTs Nurul Iman?

2) Bentuk metode apa saja yang sering dibiasakan di MTs Nurul Iman?

3) Kendala apa saja yang sering ibuk alami saat penerapan metode

pembiasaan berlansung?

4) Apakah ada anak yang sering melanggar tidak melaksanakan metode

pembiasaan yang telah ditetapkan?

5) Jika ada apakah anak mendapat sangsi?

6) Sangsi apa yang dikenakan jika anak tidak mematuhi perintah

sebagaimana yang telah ditetapkan?

7) Apa saja hasil yang dicapai dari penerapan metode pembiasaan?

3. Wawancara Guru Agama

1) Sejak kapan menjadi guru agama di MTs Nurul Iman?

2) Sebagai guru bagaimana cara anda untuk memahamkan siswa

mengenai pembiasaan keagamaan?

3) Menurut bapak bagaimana tanggapan anda mengenai penerapan

metode pembiasaan?

4) Bentuk metode apa saja yang diterapkan di MTs Nurul Iman?

5) Bagaimana pelaksanaan penerapan keislaman di MTs Nurul Iman?

Page 98: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

6) Kendala apa saja yang sering dialami dalam menerapkan keislaman

melalui metode pembiasaan?

7) Apa saja hasil yang ingin dicapai dari penerapan pembiasaan

tersebut?

4. Wawancara siswa

1) Bagaimana pendapat adek mengenai diadakannya metode pembiasaan

dalam penerapan nilai keislaman?

2) Apa saja bentuk-bentuk pembiasaan yang diterapkan disekolah MTs

Nurul Iman?

3) Jika disekolah sudah dibiasakan apakah dirumah juga dikerjakan?

4) Kendala apa yang dirasakan dengan diadakanya metode pembiasaan

tersebut?

5) Apakah ada sangsi jika tida melaksanakan penerapan pembiasaan ini?

6) Jika ada apakah sangsi yang diberikan?

Page 99: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Keterangan

1 Ernawati, SP Kepala Sekolah MTs Nurul Iman

2 Mahmun, S.Pd.I Guru PAI (key Informan)

3 Meliyana, S.Pd Guru BK

Page 100: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

CURIKULUM VITAE

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurda Linda

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Lubuk Pungguk, 12 Maret 1999

Alamat : Lubuk Pungguk Kec. Jangkat

Agama : Islam

Alamat Email : @nurdalinda4gmail.com

Telepon/Hp : 085273074526

Pendidikan Formal

1. SDN 45 Lubuk Pungguk Tahun 2005-2011

2. Ponpes Al-Ishlah Danau Pauh Tahun 2011-2014

3. Ponpes Al-Munawwaroh Sei. Misang Bangko Tahun 2014-2017

4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2017-2021

Pengalaman Organisasi

- HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)

Motto : “Jangan tuntut Tuhanmu kerena tertundanya keinginanmu, Tapi tuntutlah

dirimu kerena menunda adabmu”. ( Ibn Atha’illah)

Demikian daftar riwayat ini di buat dengan sebenar-benarnya:

Jambi. 12 Maret 2021

Nurda Linda

Page 101: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Geografis MTs Nurul Iman

Page 102: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Ruang Kelas MTs Nurul Iman

Page 103: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Pengantaran surat Riset kepada kepala sekolah MTs Nurul Iman

Wawancara Kepada Guru Agama MTs Nurul Iman

Page 104: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Wawancara Kepada Kepsek dan Guru Bk MTs Nurul Iman

Penampakan Perpustakaan MTs Nuru Iman

Page 105: INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DENGAN METODE ...

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Pelaksanaan Pembiasaan Di MTs Nurul Iman