Internal Eksternal Indosiar

6
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Analisis Lingkungan PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. 2.1.1 Eksternal Adanya Undang-Undang Penyiaran No. 32/2002 mengenai jangkauan penyiaran untuk televisi nasional dalam menjangkau daerah. Mulai murahnya biaya berlangganan internet yang disediakan provider-provider tertentu membuat media internet mulai digandrungi masyarakat. Mulai bermunculannya teknologi untuk TV seperti TV dengan resolusi tinggi, TV LED dengan kedalaman yang tipis, TV 3D, maupun teknologi TV yang disebut smart TV membuat penjualan TV tetap bertahan, sehingga tidak kalah dengan media hiburan lainnya. Mulai bermunculannya stasiun televisi lokal seperti Bandung TV, Bali TV, Riau TV, Lombok TV,dll. Adanya ketentuan dari pemerintah daerah mengenai besarnya UMR. Adanya demam K-Pop membuat acara-acara yang berbau Korea, seperti drama Korea, maupun musik Korea diminati pemirsa khususnya pemirsa perempuan. Mulai banyaknya stasiun televisi yang bersatu dengan melakukan merger, membuat stasiun televisi tersebut mempunyai kekuatan finansial yang lebih kuat. Munculnya Undang-Undang Penyiaran No. 36 ayat 2 mewajibkan komposisi penyiaran televisi nasional minimal 60% berasal dari acara lokal (dalam negeri). Munculnya acara-acara pencarian bakat dengan berbagai genre, seperti menyanyi, memasak, modelling, dll. yang mulai digandrungi masyarakat. Semakin murahnya biaya berlangganan TV kabel yang menyiarkan acara TV luar negeri di Indonesia. Adanya komersialisasi yang dilakukan TVRI, dimana TVRI kini mulai menayangkan iklan-iklan komersial.

description

internal analysis indosiar. external analysis indosiar

Transcript of Internal Eksternal Indosiar

Page 1: Internal Eksternal Indosiar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Lingkungan PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk.

2.1.1 Eksternal Adanya Undang-Undang Penyiaran No. 32/2002 mengenai jangkauan penyiaran

untuk televisi nasional dalam menjangkau daerah. Mulai murahnya biaya berlangganan internet yang disediakan provider-provider

tertentu membuat media internet mulai digandrungi masyarakat. Mulai bermunculannya teknologi untuk TV seperti TV dengan resolusi tinggi, TV

LED dengan kedalaman yang tipis, TV 3D, maupun teknologi TV yang disebut smart TV membuat penjualan TV tetap bertahan, sehingga tidak kalah dengan media hiburan lainnya.

Mulai bermunculannya stasiun televisi lokal seperti Bandung TV, Bali TV, Riau TV, Lombok TV,dll.

Adanya ketentuan dari pemerintah daerah mengenai besarnya UMR. Adanya demam K-Pop membuat acara-acara yang berbau Korea, seperti drama

Korea, maupun musik Korea diminati pemirsa khususnya pemirsa perempuan. Mulai banyaknya stasiun televisi yang bersatu dengan melakukan merger, membuat

stasiun televisi tersebut mempunyai kekuatan finansial yang lebih kuat. Munculnya Undang-Undang Penyiaran No. 36 ayat 2 mewajibkan komposisi

penyiaran televisi nasional minimal 60% berasal dari acara lokal (dalam negeri). Munculnya acara-acara pencarian bakat dengan berbagai genre, seperti menyanyi,

memasak, modelling, dll. yang mulai digandrungi masyarakat. Semakin murahnya biaya berlangganan TV kabel yang menyiarkan acara TV luar

negeri di Indonesia. Adanya komersialisasi yang dilakukan TVRI, dimana TVRI kini mulai menayangkan

iklan-iklan komersial. Munculnya media substitusi pengganti acara televisi seperti bioskop, VCD, DVD,

Blue ray, dll. Adanya pertumbuhan belanja iklan di media TV yang meningkat hingga mencapai

25% per tahun. Mulai adanya pergeseran pandangan dari masyarakat dimana TV yang dahulu

dianggap barang mewah atau kebutuhan tersier, menjadi barang kebutuhan sekunder yang harus dipenuhi begitu kebutuhan primer terpenuhi.

Aktifitas sehari-hari yang menghabiskan waktu membuat masyarakat berpikir bahwa TV adalah media yang tepat untuk sejenak melepaskan penat.

Adanya pemikiran masyarakat yang beranggapan bahwa TV mampu memberikan pengaruh negatif yang mudah dicontoh seperti kekerasan, kriminalitas,dll.

Adanya anggapan dari perusahaan, bahwa media televisi merupakan media pemasaran yang paling lengkap.

2.1.2 Internal

Page 2: Internal Eksternal Indosiar

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. memiliki fasilitas penyiaran yang lengkap dan memadai.

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. memiliki akademi penyiaran sendiri, dimana lulusan SMA atau SMK bisa melamar membuat Indosiar seharusnya bisa memiliki karyawan sesuai yang diharapkan dengan gaji yang tidak terlalu tinggi.

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. memiliki banyak koneksi dan hubungan yang baik dengan para pemasok film baik dari luar negeri maupun dalam negeri seperti Walt Disney, Paramount, Universal Studio, dll.

Dalam salah satu misi yang dikembangkan PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk., adanya komponen humanity yang bermakna peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini juga diwujudkan oleh salah satu program acara di Indosiar seperti Jalinan Kasih.

Indosiar tidak menggunakan jenis iklan sebagai dasar untuk tarif pemasangan iklan. Selain melalui media televisi, Indosiar juga memiliki salah satu media radio, yaitu

Elshinta FM. Indosiar memiliki 22 stasiun pemancar yang mampu menjangkau 130 kota (80%

penduduk) di Indonesia. Indosiar mempertimbangkan siklus kegiatan yang dilakukan masyarakat Indonesia

pada umumnya. Pagi hari, acara lebih ditujukan untuk kaum wanita, sedangkan pada hari Minggu pagi acara lebih ditujukan untuk program anak-anak.

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. sering melakukan perubahan pada posisi top level management. Hal ini membuat tidak jelasnya ke arah mana perusahaan berjalan.

Indosiar memiliki hubungan yang baik dengan bekerja sama dengan lebih dari 200 agensi pemasaran iklan sejak mereka berdiri pada tahun 1995.

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk.berpangalaman dalam menghasilkan program-program acara yang diproduksi oleh pihak perusahaan (in house production).

PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk. Meberikan kesempatan kerja bagi para penyandang cacat sebagai karyawan tetap.

Adanya jasa penawaran billing commitment, dimana Indosiar menawarkan acara eksklusif tertentu untuk partner tententu seperti Gebyar BCA.

Indosiar telah mampu untuk melakukan penyiaran selama 24 jam penuh.

Page 3: Internal Eksternal Indosiar

The Internal-External (IE) Matrix terdiri dari sembilan kuadran yang menggambarkan posisi perusahaan. The IE Matrix disusun berdasarkan total weighted scores EFE pada y-axis dan The IFE pada x-axis. Kuadran I, II, IV dapat dideskripsikan sebagai grow and bulid. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yang berada pada kuadran ini adalah backward, forward, atau horizontal integration, market penetration, market development, dan product development.

Perusahaan yang berada pada kuadran III, V, atau VII paling baik dikelola menggunakan strategi hold and maintain, strategi yang bisa diterapkan pada perusahaan tersebut adalah market penetration dan product development. Sedangkan perusahaan yang berada pada kuadran VI, VIII, dan IX merupakan perusahaan yang berada pada posisi hervest or divest. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan pada tipe ini adalah retrenchment dan divestiture.

Berdasarkan total weighted scores EFE Matrix (2.72) dan total weighted scores IFE Matrix (2.43), PT Indosiar Karya Media, Tbk. terletak pada kuadran V. Oleh karena itu, PT Indosiar Karya Media, Tbk. termasuk dalam tipe hold and maintain, strategi yang dapat diterapkan pada PT Indosiar Karya Media, Tbk. adalah strategi market penetration atau product development.

Grand Strategy Matrix berdasar pada dua dimensi, yaitu competitive position dan market growth. Apabila memiliki peningkatan sales sebanyak 5% , maka sudah dapat digolongkan sebagai rapid market growth. Dalam grand strategy ini terdapat empat kuadran yaitu:

Kuadran I. Posisi ini menunjukkan kondisi yang paling baik. Strategi yang baik diterapkan adalah market penetration, market development, product development. Apabila perusahaan memiliki sumber daya yang berlebihan maka strategi yang dapat diterapkan adalah backward, forward atau horizontal integration.

Kuadran II. Kuadran II ini menunjukkan posisi di mana market sedang mengalami perkembangan, tetapi perusahaan berada di posisi yang lemah sehingga tidak dapat bersaing secara efektif. Karena kuadran II ini, perusahaan berada pada kondisi yang bertumbuh pesat makan intensive strategy merupakan pilihan yang tepat. Apabila perusahaan tidak memiliki competitive advantage maka strategi yang dapat digunakan adalah horizontal integration. Dan cara terakhir yang ditempuh adalah divestiture atau liquidation.

Kuadran III. Perusahaan bersaing di industri yang bertumbuh pelan dan memiliki posisi yang lemah. Oleh karena kondisi ini, perusahaan perlu melakukan perubahan yang cepat untuk meghindari penurunan secara terus menerus dan likuidasi. Oleh sebab itu strategi yang dapat diterapkan adalah retrenchment, divestiture maupun likuidasi.

Kuadran IV. Bisnis memiliki posisi yang kuat tetapi berada dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan yang berada dalam posisi ini dapat melakukan related diversification, unrelated diversification dan joint venture.Dalam Grand Strategy Matrix ini, kami menempatkan PT Indosiar Karya Media, Tbk.

dalam kuadran I. Yang menjadi pertimbangan kami dalam menempatkan PT Indosiar Karya Media, Tbk. dalam kuadran ini adalah PT Pos Indonesia berada di industri yang berkembang secara pesat, hal ini dapat dilihat dari revenue PT Indosiar Karya Media, Tbk. mengalami peningkatan sebesar 14,82% dari tahun sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan

Page 4: Internal Eksternal Indosiar

sebelumnya, apabila terdapat peningkatan revenue sebanyak 5%, maka dapat digolongkan ke dalam rapid growth market. Selain itu juga, kami menilai bahwa PT Indosiar Karya Media, Tbk. Masuk ke dalam strong competitive position dengan melihat posisi mereka pada market share dimana mereka menguasai 28% pangsa pasar yang mana tertinggi di antara para pesaingnya.

Berdasarkan analisis tersebut maka kami dapat menyimpulkan bahwa strategi yang dapat diterapkan oleh PT Indosiar Karya Media, Tbk. adalah market development, market penetration, product development, forward integration, backward integration, horizontal integration, dan related diversification.

Dari SPACE Matrix yang telah kami susun mengenai Indosiar, dapat kami simpulkan bahwa Indosiar berada di posisi konsevatif sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah market penetration, market development, product development dan related diversification.