Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

26
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Jaringan NGN Jaringan Internet Protocol (IP) muncul dan mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam dunia komunikasi generasi terkini. Munculnya teknologi jaringan masa depan atau Next Generation Network (NGN) merupakan awal dari pemikiran untuk bermigrasi dari teknologi jaringan konvensional yang berbasiskan jaringan circuit switched seperti PSTN menuju jaringan berbasiskan sistem packet switched dengan menggunakan jaringan IP. Konvergensi antara jaringan PSTN, PLMN dan jaringan data (khususnya IP) diharapkan dapat mempertemukan tiga kekuatan besar, yaitu layanan voice yang menjadi andalan PSTN, mobility dan kekayaan layanan yang dimiliki PLMN dan internet-based application (transfer informasi, dan transaksi) yang menjadi kekuatan jaringan IP. Konvergensi ini, akan berujung kepada layanan multimedia dengan dukungan bandwidth yang memadai dan mobilitas tinggi. Diantara konsep, multimedia, mobile dan IP inilah teknologi IMS lahir melengkapi teknologi NGN (softswich). 2.2 Overview Softswitch Softswitch dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), dan didukung oleh badan standarisasi lainnya. Jaringan berbasis softswitch adalah suatu sistem yang mencakup hal-hal

description

Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Transcript of Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Page 1: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konsep Dasar Jaringan NGN

Jaringan Internet Protocol (IP) muncul dan mengalami perkembangan yang sangat

cepat dalam dunia komunikasi generasi terkini. Munculnya teknologi jaringan masa depan

atau Next Generation Network (NGN) merupakan awal dari pemikiran untuk bermigrasi dari

teknologi jaringan konvensional yang berbasiskan jaringan circuit switched seperti PSTN

menuju jaringan berbasiskan sistem packet switched dengan menggunakan jaringan IP.

Konvergensi antara jaringan PSTN, PLMN dan jaringan data (khususnya IP)

diharapkan dapat mempertemukan tiga kekuatan besar, yaitu layanan voice yang menjadi

andalan PSTN, mobility dan kekayaan layanan yang dimiliki PLMN dan internet-based

application (transfer informasi, dan transaksi) yang menjadi kekuatan jaringan IP.

Konvergensi ini, akan berujung kepada layanan multimedia dengan dukungan bandwidth

yang memadai dan mobilitas tinggi. Diantara konsep, multimedia, mobile dan IP inilah

teknologi IMS lahir melengkapi teknologi NGN (softswich).

2.2 Overview Softswitch

Softswitch dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), dan

didukung oleh badan standarisasi lainnya. Jaringan berbasis softswitch adalah suatu sistem

yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan sistem komunikasi masa depan (Next

Generation Network - NGN) dengan mengembangkan standar yang terbuka untuk

menciptakan suatu jaringan yang terintegrasi dengan kemampuan memadukan berbagai

kemampuan layanan suara dan data.

Softswitch terdiri dari 4 bidang fungsional yaitu :

1. Management Plane

Bagian jaringan yang berfungsi untuk memberikan fungsi – fungsi dari Operation

Support System (OSS), yaitu fungsi sistem operasi dan pemeliharaan jaringan, provisioning

layanan, network management serta sistem billing.

2. Transport plane

Page 2: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Bagian jaringan yang berfungsi sebagai media transport bagi semua message di

jaringan, seperti signaling, call & media setup, atau informasi voice atau datanya sendiri.

Transport Plane dibagi dalam tiga domain, yaitu:

• IP Transport Domain, yaitu fungsi transport pada layer IP. Domain ini

merupakan backbone IP yang dilengkapi dengan border gateway,

mekanisme perutingan dan QoS (Router, Switches, dll)

• Interworking Domain yaitu fungsi transport yang menghubungkan ke

jaringan sirkuit. Pada domain ini adanya translasi dari domain paket ke

domain sirkuit atau sebaliknya. Komponen domain ini yaitu Trunk

Gateway, Signaling Gateway.

• Non-IP Access Domain. Pada domain ini memungkinkan akses dari

pengguna dengan terminal non IP. Komponen jaringan ini yaitu Access

Gateway.

3. Call control dan Signaling Plane

Bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan hubungan

dan pemutusan hubungan yang melibatkan elemen – elemen jaringan pada layer yang lain

berdasarkan signaling message yang diterima dari Transport Plane. Elemen utama bidang ini

adalah softswitch (call agent atau Media Gateway Controller).

4. Service dan Application Plane

Bagian jaringan yang menyediakan dan mengeksekusi berbagai aplikasi layanan di

dalam jaringan softswitch. Elemen yang berada dalam bidang ini adalah Applilcation Server

dan Feature Server. Service dan Application Plane juga mengontrol Media Server yang

memberikan fungsi seperti Conference, IVR, tone Processing.

Page 3: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.2 VoIP PC to PC

Gambar 2.1 Arsitektur Fungsional Softswitch

2.3 VoIP (Voice over Internet Protocol)

2.3.1 Overview VoIP

Secara sederhana, VoIP merupakan suatu metoda transmisi sinyal suara dengan

mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang

dikirimkan dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Saat ini, VoIP tidak hanya

digunakan untuk komunikasi suara antar komputer yang terhubung pada jaringan IP, namun

juga diintegrasikan dengan PSTN. Adapun beberapa aplikasi VoIP yang sudah ada saat ini

adalah dari PC ke PC lewat jaringan internet, PC ke Phone Analog(PSTN), PC ke Handset

Selluler.Protokol yang sering digunakan adalh H.323 dan Session Initiation Protokol.

1. Dari PC ke PC

Page 4: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.3 VoIP PC to PSTN

Gambar 2.4 PSTN to PSTN via internet

Gambar 2.5 Format Paket VoIP

2. Dari PC ke Phone dan sebaliknya

3. Dari Phone ke Phone melewati jaringan internet

Pada hubungan ini, protokol yang sama digunakan antar interface masing-masing

terminal, namun pada link digunakan protokol yang berbeda, sehingga keberadaan gateway

tetap dibutuhkan. Ada banyak standard VoIP yang digunakan pada saat ini antara lain, H.323

yang dikeluarkan oleh ITU pada bulan Mei 1996 dan SIP (Session Initiation Protocol) yang

dikeluarkan oleh IETF pada bulan Maret 1999 melalui RFC 2543 dan diperbaharui kembali

pada bulan Juni 2002 dengan RFC 3261 oleh MMUSIC (Multiparty Multimedia Session

Control), salah satu kelompok kerja IETF, IAX (Inter Asterisk Exchange), Cisco SCCP

(Signalling Connection Control Part).

2.3.2 Format Paket VoIP

Berdasarkan pengetahuan tentang protokol format paket VoIP dapat digambarkan,

seperti berikut :

Untuk layer 2 tergantung dari teknologi yang akan digunakan, apabila digunakan

teknologi Frame Relay dan PPP besarnya headernya adalah 6 bytes, sedangkan jika

Page 5: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

menggunakan ethernet besar headernya 14 bytes. Keberadaan dari suatu mekanisme dengan

dua standard protokol untuk VoIP membutuhkan interoperabilitas yang terjadi antara kedua

protokol dan mekanisme tersebut diselenggarakan oleh signaling gateway. Signaling gateway

yang digunakan adalah S.323-Gw yaitu singkatan dari SIP-H.323 Gateway sebagai gerbang

translasi sinyal yang berasal dari H.323 ke jaringan SIP dan sebaliknya.

2.4 Electronic Number Mapping (ENUM)

2.4.1 Pengertian

Electronic Number Mapping (ENUM) yang biasa juga disebut Telephone Number

Mapping, adalah sebuah mekanisme pemetaan nomor perangkat elektronik (dalam hal ini

nomor telepon berdasarkan format dalam rekomendasi ITU-T E.164) kepada system

penamaan DNS Uniform Resource Identifier (URI) yang digunakan secara global dalam

Internet. ENUM merupakan salah satu standar yang dikeluarkan IETF (RFC 3761) yang

mengijinkan seorang pengguna untuk menggunakan sebuah nomor telepon dalam mengakses

DNS sehingga mendapatkan akses terhadap record Universal Resource Identifier (URI) di

dalam NAPTR Resource Record yang dimiliki oleh nomor tersebut. Dengan adanya RFC3761

yang dikeluarkan pada April 2004 yang lalu, maka membuat RFC2916 yang pernah

dikeluarkan sebelumnya menjadi berstatus obsolate.

Adapun ENUM itu sendiri sebenarnya sudah mulai dibahas tahun 1999 oleh IETF dan

kemudian melahirkan RFC2916 pada September 2000. Dengan menggunakan ENUM

permintaan berbagai layanan telekomunikasi dengan seseorang dapat dilakukan dengan

mengakses satu nomor saja. Jadi ENUM memetakan satu nomor E.164 kepada banyak

layanan (alamat) dengan satu nama ENUM yang tersimpan dalam database DNS. Konsep lain

yang ditawarkan adalah bagaimana seorang pengguna berbagai layanan komunikasi dapat

tetap dihubungi melalui nomor yang sama walaupun berganti detail kontak. Untuk itu

diperlukan sebuah database terpusat yang mampu mengelola detail kontak tersebut. Nomor

ENUM yang sudah terdapat dalam database harus bersifat unik dan universal. Dengan

demikian ENUM mampu mengakomodasi penyediaan layanan baru dengan satu nomor saja.

Selain itu, dengan hanya menggunakan angka sebagai tujuan panggilan, maka sebuah

pesawat telepon PSTN yang hanya memiliki 12 digit angka saja mampu menghubungi user

VoIP di jaringan paket.

2.4.2 Cara kerja ENUM server

Proses pembentukan hubungan dimulai pada saat kita mendial digit nomor ENUM,

contohnya sebuah nomor tujuan +62223333623001. Digit tersebut terbaca oleh IP PBX

Page 6: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.6 Alur komunikasi via ENUM

sebagai nomor ENUM, sehingga akan diteruskan menuju ENUM server untuk proses lookup.

Proses pembacaan nomor tersebut hingga di dapatkan sebuah user tujuan adalah sebagai

berkut :

a. Membuang segala karakter kecuali angka. Pada contoh di atas, tanda “+” dibuang.

b. Letakkan dot (“.”) diantara angka tersebut (6.2.2.2.3.3.3.3.6.2.3.0.0.1).

c. Balik urutan angka tersebut. (1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6).

d. Tambah domain pada kombinasi angka tersebut.

e. (1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6.dnsku.com). Domain tersebut merupakan nama domain

ENUM server.

f. Ditemukan domain yang cocok sesuai database ENUM server, sehingga user tujuan

disampaikan menuju IP PBX kembali.

g. Proses panggilan dilakukan melalui IP PBX kembali.

Sistem penomoran ENUM dapat dijelaskan pada bagan berikut ini :

1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6.dnsku.com Domain domain domain domain top level

pelanggan local daerah Indonesia domain

Page 7: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.7 Cara Kerja DNS

2.5 Domain Name Service (DNS)

2.5.1 Overview DNS

Dalam implementasinya, ENUM dikembangkan melalui DNS server. DNS adalah

suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal terhadap suatu data

akan segera diteruskan ke seluruh jaringan dengan menggunakan skema client-server. Suatu

program yang dinamakan name server, mengandung semua segmen informasi dari database

dan juga merupakan resolver bagi client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.

Secara sederhana, DNS dapat diartikan memetakan/mengkonversikan nama

host/mesin/domain ke alamat IP (Internet Protocol) dan sebaliknya dari alamat IP ke nama

host yang disebut dengan reverse-mapping.

2.5.2 Struktur DNS

Struktur database DNS sangat mirip dengan sistem-berkas/filesystem UNIX yaitu

berbentuk hierarki atau pohon. Tingkat teratas pada DNS adalah root yang disimbolkan

dengan titik/dot (.) sedangkan pada sistem berkas UNIX, root disimbolkan dengan slash (/).

Setiap titik cabang mempunyai label yang mengidentifikasikannya relatif terhadap root (.).

Tiap titik cabang merupakan root bagi sub-tree/tingkat bawahnya. Tiap sub-tree merupakan

domain dan dibawah domain terdapat sub-tree lagi bernama subdomain. Setiap domain

mempunyai nama yang unik dan menunjukkan posisinya pada pohon DNS,

pengurutan/penyebutan nama domain secara penuh dimulai dari domain paling bawah

menuju ke root (.). Masing-masing nama yang membentuk suatu domain dipisahkan dengan

titik/dot (.) dan diakhiri dengan titik yang merupakan nama absolut relatif terhadap root (.).

Page 8: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.8 Struktur DNS (kiri) dan Struktur Linux (kanan)

2.5.3 Cara kerja DNS

Ketika anda melakukan query (bisa berupa ping, ssh, dig, host, nslookup, email, dan

lain sebagainya) ke sebuah host misalnya switching.stttelkom.ac.id maka name server akan

memeriksa terlebih dahulu apakah ada record host tersebut di cache name server lokal. Jika

tidak ada, name server lokal akan melakukan query kepada root server dan mereferensikan

name server untuk TLD .id , name server lokal kembali melakukan query kepada name server

.id dengan jenis query yang sama dan mereferensikan ac.id . Name server lokal kembali

melakukan query ke name server ac.id dan mereferensikan query selanjutnya ke name server

lokal yaitu stttelkom.ac.id . Kemudian name server lokal melakukan query kepada name

server lokal yaitu stttelkom.ac.id dan akhirnya mendapatkan jawaban address yang diminta.

2.6 Berkeley Internet Name Domain (BIND)

2.6.1 Overview BIND

BIND merupakan salah satu implementasi dari DNS yang paling banyak digunakan

pada server di Internet. Program utama dari BIND adalah bernama named yaitu sebuah

daemon yang bila dijalankan akan menunggu koneksi pada port 53 (default). Koneksi pada

port 53 ini adalah koneksi permintaan informasi pemetaan dari nama domain/mesin ke alamat

IP dan sebaliknya.

2.6.2 Berkas Pendukung BIND

Versi terakhir pada saat artikel ini dibuat adalah BIND versi 9.4.1. Sebagian besar

distribusi Linux menyertakan paket BIND. Jadi anda tinggal konfigurasi dan aktifkan saja

jika sudah terinstal. BIND secara umum terdiri dari beberapa berkas yang mendukung yaitu:

Page 9: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

a. /etc/resolv.conf

Berkas konfigurasi berisi domain atau alamat IP name-server yang pertama dicari

oleh resolver ketika sebuah domain/nama mesin diminta untuk dipetakan ke alamat

IP.

b. /etc/nsswitch.conf

Berkas konfigurasi sistem untuk melakukan mekanisme switch sistem database dan

name-service. Switch dapat melalui berkas, name-server, atau NIS server.

c. /etc/named.conf

Berkas konfigurasi dari BIND yang utama, berisi informasi mengenai bagaimana

klien DNS mengakses port 53, letak dan jenis berkas database yang diperlukan.

Umumnya berisi letak berkas konfigurasi name-server root, domain,

localhost/loopback, dan reverse-mapping.

d. /var/named/named.ca

Berkas database name-server root yang bertanggung jawab terhadap Top Level

Domain di Internet. Digunakan untuk mencari domain di luar domain lokal. Nama

berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke named.conf

sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.

e. /var/named/named.local

Berkas database name-server untuk alamat loopback/host lokal/alamat diri sendiri.

Nama berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke

named.conf sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.

f. /var/named/db.domain-kita.com

Berkas database name-server untuk domain domain-kita.com yang berisi resource

record, informasi nama host dan alamat IP yang berada di bawah domain domain-

kita.com. Berkas ini bisa lebih dari satu tergantung jumlah domain yang kita kelola.

Nama berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke

named.conf sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.

g. /etc/rndc.conf

Berkas konfigurasi program rndc yaitu suatu program untuk administrasi dan kontrol

operasi name-server BIND.

Page 10: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

order

preferenceflag

ENUM services fieldregexp

1.0.0.3.2INNAPTR 10 10 "u" "E2U+SIP" "!^.*$!sip:[email protected]!"

2.7 Naming Authority Pointer Resource Record (NAPTR)

2.7.1 Overview NAPTR

NAPTR (Naming Authority Pointer Resource Record) adalah salah satu tipe DNS

record yang menggunakan atau berbasis text. Standard yang digunakan adalah RFC 2915

yang dikeluarkan oleh IETF pada tahun 2000. Urutan field pada NAPTR akan menentukan

spesifikasi dengan urutan apa DNS records diinterpretasikan. Hal ini dilakukan Karena DNS

tidak menggaransi urutan record yang dikembalikan dalam answer section dari sebuah paket

DNS.

2.7.2 Format NAPTR

Keterangan :

a. 1.0.0.3.2 adalah 5 digit akhir yang dibaca terbalik sebagai nomor tujuan.

b. IN NAPTR adalah penunjuk sebagai NAPTR record.

c. Order mengindikasikan urutan dari aturan-aturan pada DDDS. Comon value dari

ENUM saat ini adalah 10.

d. Preference mengindikasikan service selection (urutan layanan yang akan digunakan).

e. U adalah Flag untuk ENUM pada NAPTR.

f. Enum service field, memberikan spesifikasi protocol yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan E2U service yang didefinisikan di RFC3761 dengan format

“E2U+XXX. Ini adalah perubahan yang mendasar dari format sebelumnya pada

RFC2916 yang menggunakan “XXX+E2Uv”

g. Regexp adalah tujuan dari nomor ENUM yang diinginkan.

2.8 E-164

E-164 adalah rekomendasi dari ITU-T yang ditujukan untuk perencanaan penomoran

internasional bagi PSTN dan user yang terkoneksi pada jaringan internet. Jumlah total angka

yang diijinkan adalah 15 digit dan biasanya diawali oleh prefix +. Ada beberapa kategori

penomoran E-164 yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu :

Gambar 2.9 Format NAPTR

Page 11: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

1. Struktur penomoran untuk daerah geografis

Country Code National Destination

Code

Subscriber Number

cc=3 digits x=2-3digits maximum 10-x digits

International public telecommunication number (maximum 15 digits)

2. Struktur penomoran untuk layanan global

Country Code Global Subscriber Number

cc=3 digits maximum 12 digits

International public telecommunication number (maximum 15 digits)

3. Struktur penomoran untuk jaringan internet

CountryCode Identification Code Subscriber Number

cc=3 digits x=1–4 digits maximum 12-x digits

International public telecommunication number (maximum 15 digits)

4. Struktur penomoran untuk grup Negara tertentu.

Country Code Grup Identification Code Subscriber Number

cc=3 digits x=1 digits maximum 11 digits

International public telecommunication number (maximum 15 digits)

2.9 SIP (Sessions Initiation Protokol)

2.9.1 Overview SIP

Merupakan peer-to-peer protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task

Force (IETF), yang mengizinkan endpoint-nya untuk mulai dan mengakhiri sessions

komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RCS 2543 dan menyertakan elemen protokol lain

yang dikembangkan IETF, mencakup Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang diuraikan

pada RFC 2068, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) yang diuraikan pada RFC 2821, dan

Session Description Protocol (SDP) yang diuraikan pada RFC 2327. SIP juga dapat

Tabel 2.1 E-164 berdasar daerah geografis

Tabel 2.2 E-164 berdasar layanan global

Tabel 2.3 E-164 berdasar jaringan internet

Tabel 2.4 E-164 berdasar grup suatu negara

Page 12: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

didefinisikan sebagai suat protokol signalling yang mengatur inisiasi, modifikasi, dan

terminasi semua sesi komunikasi antara user.

2.9.2 Arsitektur SIP

Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agents dan servers. User

agent merupakan endpoint dari sistem dan memuat dua subsistem yaitu User Agent Client

(UAC) yang membangkitkan sinyal requer, dan UserAgent Server (UAS) yang

membangkitkan sinyal response. Sedangkan SIP Server sendiri merupakan kesatuan fungsi

lojik, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fungsi dari empat server tersebut

yaitu :

a. Proxy Server

merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk

meneruskan sinyal request dan sinyal response, jadi elemen inilah yang beperan

dalam mengarahkan sinyal request dari UAC dan sinyal response dari UAS menuju

kesasaran yang tepat. Juga berfungsi untuk melakukan ruting, dan juga membuat

kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diizinkan untuk melakukan

panggilan.

b. Redirect Server

merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client pada perangkat pengganti

dari Uniform Resource Indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request.

c. Registrar Server

menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengizinkan lokasi dari suatu

endpoint dapat diketahui keberadaanya. Registrar Server ini kerjanya berhubungan

dengan Location Server.

d. Location Server

menyediakan layanan untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat

dengan data / keterangan yang ada pada domain jaringan.

Page 13: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

2.9.3 Format Message pada SIP

Message yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format yaitu response dan

request. Format request dikirim dari client ke server yang ebrisi tentang operasi yang diminta

oleh client tersebut. Sedangkan format response dikirim dari server ke client, yang berisi

informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client.

Ada enam tipe dari request messages :

a. INVITE

menunjukkan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam

session. Isi dari pesan ini akan memasukkan suatu uraian menyangkut session untuk

caller yang diundang.

b. ACK

mengkonfirmasi bahwa client telah menerima suatu final response untuk suatu

INVITE request, dan hanya digunakan di INVITE request.

c. OPTION

digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya.

d. BYE

dikirim oleh user agent client untuk menunjukan pada server bahwa percakapan ingin

segera diakhiri.

e. CANCEL

digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang\ menunggu keputusan.

f. REGISTER

digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak.

Page 14: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Pada response messages berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dari request

tersebut. Nilai-nilai dari kode status yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi

dalam enam kategori :

a. 1xx: Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses.

b. 2xx: Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami dan disetujui.

c. 3xx: Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses permintaan ini.

d. 4xx: Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali oleh

server sehingga server tidak dapat memprosesnya.

e. 5xx: Server Error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah.

f. 6xx: Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun.

Signaling pada SIP tampak pada gambar berikut :

Gambar 2.11 SIP signaling

2.9.4 Protokol yang Terlibat dalam SIP

Page 15: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

Gambar 2.12 Protokol yang terlibat dalam SIP

SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standard yang

dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T.

a. IETF Session Description Protocol (SDP) yang mendefinisikan suatu metoda standar

dalam menggambarkan karakteristik dari suatu sesi multimedia.

b. IETF Session Announcement Protocol (SAP) setiap periode waktu tertentu

mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.

c. IETF Real-Time Transport Protocol (RTP) and Real-Time Control Protocol (RTCP),

menyediakan informasi tentang manajemen transport dan session. RTP adalah

protokol didalam jaringan IP yang membawa paket voice atau video yang telah

dikodekan secara dijital antar terminal akhir. RTCP mengatur sesi secara periodik

mentransmit paket yang berisi feedback atas kualitas dari distribusi data. ITU-T

algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711, G.728, dan

G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video. Demikian juga dengan

Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) juga

digunakan dalam mendukung protokol ini.sebagaimana dijelaskan pada gambar di

bawah ini :

2.10 OpenSIPS

OpenSIPS adalah open source software yang digunakan sebagai SIP server.

OpenSIPS lebih dari sekedar SIP Proxy/router yang mencakup fungsionalitas level aplikasi.

OpenSIPS sebagai SIP server, merupakan komponen inti dari setiap layanan VoIP berbasis

SIP. OpenSIPS memberikan fleksibelitas dan dapat disesuaikan, serta memberikan layanan

Page 16: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

secara efisien berkat scalable modular desain dan OpenSIPS menawarkan kehandalan,

kecepatan, dan performansi tinggi . Modul- modul pada OpenSIPS dapat diinstall berdiri

sendiri ataupun diinstall bersamaan sesuai dengan kefungsionalitas dari OpenSIPS yang akan

digunakan.

2.11 Asterisk

Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk

membangun suatu sistem layanan komunikasi. Asterisk sendiri memberikan kemudahan

kepada penggunanya untuk mengembangkan layanan telepon sendiri dengan kustomisasi

yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari pengertian open source sendiri

berarti setiap pengembang dapat melihat dan mengubah source code yang ada, sehingga

aplikasi-aplikasi yang ada dapat ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang.

Asterisk juga dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk software, dan

menyediakan semua fitur seperti PBX. Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak

platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan juga dapat melakukan

koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan

hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya. Banyak fitur yang disediakan,

diantaranya Voicemail, Call Conferencing,Interactive Voice Response, Call Queuing, Three

Way Calling, Caller ID Service, Analog Display Service Interface, Protokol VoIP SIP, H323

(sebagai client dan gateway), IAX, MGCP (hanya menyediakan fungsi call manager),

SCCP/Skinny, dan masih banyak lagi fitur yang disediakan Asterisk.

2.12 Overview Post Dial Delay

2.12.1 Overview Delay

Delay menurut arti bahasa adalah terlambat. Di dalam dunia telekomunikasi,

khususnya di jaringan paket, delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh

proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay merupakan salah

satu parameter penting yang biasanya digunakan untuk menentukan QoS (Quality of Service)

dalam suatu jaringan. Semakin kecil delay yang dihasilkan, ,maka kualitas jaringan akan

semakin baik, demikian sebaliknya.

Secara garis besar, delay dibagi menjadi 2 jenis, yaitu delay saat pembentukan

hubungan (call setup), dan delay selama komunikasi berlangsung. Untuk jenis delay yang

terakhir ini, masih dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Page 17: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

a. Paketisasi delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP

dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di source informasi.

b. Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di dalam menangani

transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar

100 micro second.

c. Delay propagasi

Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya SDH, coax atau

tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi

Delay call setup atau delay yang terjadi saat pembangunan hubungan disebut juga

dengan Post Dial Delay (PDD). PDD berdasar rekomendasi dari IETF adalah periode yang

dimulai setelah penelepon men-dial digit terakhir nomor tujuannya hingga memperoleh bit

terakhir yang berisi pesan status tujuan, apakah ringing atau busy. Berdasarkan rekomendasi

ITU-T, PDD adalah interval antara digit terakhir yang telah didial hingga menerima ringback.

PDD pada jaringan paket, khususnya komunikasi VoIP pada SIP dapat diukur mulai dari

kondisi INVITE (request panggilan ke server) hingga memperoleh tanda dari nomor tujuan,

seperti kode 180 (ringing). Bagannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.13 Alur Post Dial Delay

Jika client tidak menerima balasan sama sekali, maka sinyal invite akan dikirim

kembali ke server proses ini disebut dengan retransmisi. Menurut rfc2543, sinyal SIP akan di

Page 18: Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server

kirim kembali setelah waktu T1 dari pengiriman sinyal sebelumnya. Jika pada pengiriman

sinyal yang kedua kali tidak mendapat respon juga, maka akan dikirim kembali dalam waktu

2xT1 dari pengiriman kedua. Jika pada pengiriman ketiga tidak mendapat respon juga, maka

sinyal akan dikirim kembali setelah waktu 4xT1 dari pengiriman ketiga dan seterusnya

dengan pengali kelipatan dua sampai waktu T2. Nilai standard T1 yaitu 0,5 detik (500 ms)

dan T2 yaitu 4 detik. Nilai T1 dan T2 pada client dapat lebih besar dari nilai standard, tetapi

tidak boleh lebih kecil dari standard tersebut.Menurut draft IETF, standard nilai PDD adalah

2,23 detik untuk panggilan antar user PC yang berada dalam satu server .Dan bernilai 3.79

detik untuk panggilan antar user PC dengan user PSTN .Untuk panggilan PSTN ke PC

bernilai 3,41 detik.

2.12.2 Overview Delay Process

Delay process pada tugas akhir ini adalah interval waktu pada salah satu jenis sinyal

SIP antara sinyal yang dibangkitkan pengirim hingga sampai ke penerima atau sebaliknya.

Tujuan dari pengukuran delay proses server adalah untuk mengetahui berapa lama

server menangani suatu proses panggilan dengan menggunakan protokol pensinyalan SIP.

Pengukuran dilakukan dengan mengukur masing – masing delay dari sinyal INVITE,

RINGING, OK, ACK, dan BYE.