INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan...

74
INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA JAWA PADA JAGAD JAWA HARIAN UMUM SOLOPOS (Suatu Kajian Sosiolinguistik) Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Oleh: Indah Wahyuningsih C.0107029 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan...

Page 1: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA

DALAM BAHASA JAWA PADA JAGAD JAWA

HARIAN UMUM SOLOPOS

(Suatu Kajian Sosiolinguistik)

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan

guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

Indah Wahyuningsih

C.0107029

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

iv

PERNYATAAN

Nama : Indah Wahyuningsih

Nim : C0107029

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Interferensi

Leksikal Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan

oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini di beri tanda

citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarata,

Yang membuat pernyataan

Indah Wahyuningsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Bapak dan ibu tercinta.

Mas Ilham (suamiku) dan Vivi (anakku) tercinta yang selalu memberiku

semangat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

vi

MOTTO

Sesuatu jika tidak dicoba tidak akan tahu hasilnya.

(penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Penulis dalam menyusun skripsi ini banyak menemui hambatan dan

rintangan, tetapi berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang

bersifat langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang

telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Supardjo, M.Hum, Ketua Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa yang telah memberi kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Dyah Padmaningsih, M. Hum., Pembimbing pertama yang dengan sabar,

perhatian serta ketelitian mengarahkan, membimbing, dan mendorong penulis

menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Sri Supiyarno, M. A., Pembimbing kedua yang telah mengarahkan,

membimbing, dan mendorong dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Wakit Abdulah, M. Hum., Pembimbing akademik yang dengan

kesabaran dan kebijaksanaan membimbing penulis selama menjalankan masa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

viii

studi di Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa sampai selesai

penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah

mengamalkan dan memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Seluruh staf perpustakaan pusat maupun fakultas yang telah membantu

penulis dalam mencari buku-buku yang berhubungan dengan mata kuliah

maupun skripsi.

8. Sahabat-sahabatku tersayang angkatan 2007, terima kasih atas kenangan indah

baik suka maupun duka serta kekompakan kalian semua selama ini.

9. Bapak dan ibu yang telah memberiku kasih sayang, doa, dan motifasi dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Suamiku tercinta Mas Ilham Nugroho, terima kasih atas kasih sayang,

kesetiaan, dan perhatianmu. Anugrah Adha Marvi Marmara anakku tercinta,

terimakasih atas keceriaan yang ananda berikan.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan, bimbingan, arahan, kritik, dan saran dengan caranya

masing-masing dapat diterima menjadi amalan yang baik. Penulis mengucapkan

terima kasih.

Surakarta,

Penulis

Indah Wahyuningsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................... i

PERSETUJUAN .............................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

MOTTO ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ........................................................ xii

ABSTRAK ............................................................................................... xii

SARI PATHI ............................................................................................... xiv

ABSTRACT ............................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

C. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 10

A. Masyarakat Bahasa ................................................................................ 10

B. Kontak Bahasa ....................................................................................... 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

x

C. Kedwibahasaan dan Diglosia .................................................................. 12

D. Interferensi ............................................................................................. 14

1. Pengertian Interferensi .................................................................. 14

2. Macam-macam Interferensi .......................................................... 15

3. Faktor penyebab terjadinya Interferensi ...................................... 18

E. Kategori Kata ........................................................................................ 19 17

F. Ragam Jurnalistik .................................................................................. 20

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 22

B. Data dan Sumber Data ......................................................................... 22

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 23

D. Alat Penelitian ...................................................................................... 24

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 25

F. Metode Analisis Data .......................................................................... 25

G. Metode Penyajian Hasil Analisis ......................................................... 29

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 30

A. Kategori kata dari unsur leksikal bahasa Indonesia yang

berinterferensi ke dalam bahasa Jawa yang terdapat dalam JAGAD

Jawa Harian Umum SOLOPOS ........................................................... 30

1. Interferensi Leksikal kategori kata benda ............................. 30

2. Interferensi Leksikal kategori kata kerja .............................. 50

3.Interferensi Leksikal kategori kata sifat ................................ 51

4. Interferensi Leksikal kategori kata penghubung .................. 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

xi

B. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya Interferensi pada

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS .......................................... 58

1. Kedwibahasaan peserta tutur................................................ 58

2. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima....................... 59

3. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima .......................... 60

4. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan................. 61

5. Kebutuhan akan sinonim ....................................................... 62

6. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa .............................. 62

7. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu ............................. 63

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 65

SIMPULAN ............................................................................................... 65

SARAN ............................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67

LAMPIRAN ............................................................................................... 69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

xii

DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN

TANDA

1. ‘....’: Glos sebagai tanda yang menyatakan terjemahan/ makna

satuan lingual.

2. (.....): Tanda kurung buka dan tutup yang menyatakan mana

suka dan atau keterangan tambahan.

SINGKATAN / KETERANGAN

BUL : Bagi Unsur Langsung

PUP: Pilah Unsur Penentu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

xiii

ABSTRAK

Indah Wahyuningsih. C0107029. 2011. Interferensi Leksikal bahasa Indonesia

dalam Bahasa Jawa pada JAGAD Jawa harian umum SOLOPOS (Suatu Kajian

Sosiolinguistik). Skripsi bidang Linguistik. Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini memfokuskan permasalahan pada (1) kategori kata dari

unsur leksikal bahasa Indonesia yang berinterferensi ke dalam bahasa Jawa yang

terdapat dalam JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS. (2) faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS. Tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk (1) Mendeskripsikan kategori kata dari unsur leksikal bahasa

Indonesia yang berinterferensi ke dalam bahasa Jawa yang terdapat dalam

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS. (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa

data tulis yaitu kalimat yang mengandung interferensi leksikal bahasa Indonesia

dalam bahasa Jawa. Sumber data dalam penelitian ini adalah wacana bahasa Jawa

di rubrik JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS yang mengandung interferensi

leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua interferensi leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa yang

terdapat pada sumber data. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling yaitu penentuan data yang berdasarkan pada ciri-ciri

atau sifat-sifat yang sama dengan ciri-ciri atau sifat-sifat pada populasi. Sampel

dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung interferensi leksikal bahasa

Indonesia dalam bahasa Jawa yang mewakili populasi. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan metode penyimakan dengan teknik yang

digunakan teknik catat. Metode analisis data dengan menggunakan metode padan,

dengan teknik PUP yang digunakan untuk menentukan penyimpangan yang

berwujud interferensi bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa, sedangkan metode

agih dengan teknik lanjutan teknik ganti dipakai untuk membuktikan kecocokan

dan keberterimaan leksikon bahasa Jawa padanan dari leksikon bahasa Indonesia

yang berinterferensi ke dalam bahasa Jawa dalam JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS.

Setelah dilakukan penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)

Kategori kata dari unsur leksikal bahasa Indonesia yang berinterferensi kedalam

bahasa Jawa yang terdapat dalam JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS yaitu

interferensi leksikal kategori kata benda, interferensi leksikal kategori kata kerja,

intrerferensi leksikal kategori kata sifat, dan interferensi leksikal kategori kata

penghubung (2) Faktor yang melatarbelakangi terjadinya interferensi bahasa

Indonesia kedalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS

yaitu kedwibahasaan peserta tutur, tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima,

tidak cukupnya kosakata bahasa penerima, menghilangnya kata-kata yang jarang

digunakan, kebutuhan akan sinonim, prestise bahasa sumber dan gaya bahasa,

terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

xiv

SARI PATHI

Indah Wahyuningsih. C0107029. 2011. Interferensi leksikal basa Indonesia

dhatêng basa Jawi wontên ing JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS(Suatu

Kajian Sosiolinguistik). Skripsi Bidang Linguistik. Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra lan Seni Rupa Pawiyatan luhur Sebelas Maret Surakarta Hadiningrat.

Prêkawis ingkang wontên ing panalitèn inggih punika: (1) Kados pundi

jinising têmbung saking interferensi leksikal basa Indonesia dhumatêng basa Jawi

inkang wontên ing JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS, (2) Kados pundi

musababipun ingkang njalari dumadosipun interferensi leksikal basa Indonesia

dhumatêng basa Jawi wontên ing JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Ancasing panalitèn inggih punika: kanggé (1) Ngandharakên jinising

têmbung saking interferensi leksikal basa Indonesia dhumatêng basa Jawi ingkang

wontên ing JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS, (2) Ngandharakên

musababipun ingkang njalari dumadosipun interferensi leksikal basa Indonesia

dhumatêng basa Jawi ing JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Panalitèn punika sipatipun deskriptif kualitatif. Data ingkang dipun-

ginakakên awujud data tulis inggih punika ukara ingkang ngandhut interferensi

leksikal basa Indonesia dhumatêng basa Jawi. Sumbêr data ingkang dipun-

ginakakên inggih punika wacana basa Jawi ing rubrik JAGAD Jawa Harian

Umum SOLOPOS. Populasinipun sêdaya interferensi leksikal basa Indonesia

dhumatêng basa Jawi ingkang wontên ing sumbêr data. Cara kanggé nemtokakên

sampel wontên ing panalitèn punika dipun-ginakakên teknik purposive sampling.

Sampel ingkang dipun-ginakakên inggih punika sêdaya ukara ingkang ngandhut

interferensi leksikal basa Indonesia dhumatêng basa Jawi ingkang dipunanggêp

sagêd makili populasi. Cara anggènipun ngêmpalakên data dipunginakakên

metode simak kanthi tèknik lajênganipun tèknik cathêt. Cara ngandharakên data

dipunginakakên kalih metode inggih punika metode padan kanthi tèknik

dhasaripun teknik Pilah Unsur Penentu (PUP), metode agih kanthi tèknik

dhasaripun Bagi Unsur Langsung (BUL) saha teknik lajênganipun teknik ganti

utawi substitusi dipun-ginakakên kanggé nêmtokakên jumbuhing saha treping

têmbung-têmbung basa Jawi padanan saking interferensi têmbung basa Indonesia

dhumatêng basa Jawi.

Kanthi wontênipun andharan data wontên ing panalitèn punika,

dudutanipun inggih punika. (1) jinising têmbung saking interferensi leksikal basa

Indonesia dhumatêng basa Jawi ingkang wontên ing JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS inggih punika interferensi leksikal jinising têmbung aran, interferensi

leksikal jinising têmbung kriya, interferensi leksikal jinising têmbung kahanan,

interferensi leksikal kategori têmbung pangikêt. (2) faktor-faktor ingkang njalari

dumadosipun interferensi leksikal basa Indonesia dhumatêng basa Jawi ing

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS inggih punika kedwibahasaan paraga

tutur, tipisipun kasêtyan pangagêm basa panampi, botên cêkapipun têmbung basa

panampi, icalipun têmbung-têmbung ingkang arang dipun-ginakakên, kabêtahan

sinonim, prestise basa sumbêr saha gaya basa, pakulinan saking basa ibu .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

xv

ABSTRACT

Indah Wahyuningsih. C0107029. 2011. Interference lexicase Indonesian in Java

language in general daily JAGAD Jawa SOLOPOS (A sociolinguistic study).

Thesis field of Linguistics. Regional Literature Department of Literature and Fine

Arts faculty of Sebelas Maret Uniersity Surakarta.

This study focuses on the problems of lexical interference of Indonesian in

the Java language in JAGAD Jawa Daily SOLOPOS. The objectives are to (1)

Describes the categories of words from lexical elements interfere Indonesian

language into the Java language contained in the General Solopos JAGAD Daily

Java. (2) Describe the factors underlying the occurrence of lexical interference

Indonesian language into Java in JAGAD Jawa Daily Solopos.

This research is descriptive qualitative. The data in this study is a data

write sentences containing lexical interference Indonesian in Java language.

Sources of data in this study is the discourse of the Java language in the rubric

JAGAD Jawa Daily SOLOLPOS containing lexical interference Indonesian in

Java language. The population in this study were all Indonesian lexical

interference in the Java language contained in the data source. Determination of

the sample in this study using purposive sampling techniques namely the

determination of the data based on the characteristics or properties of similar

characteristics or properties of the population. Methods of data collection in this

study using methods with techniques used penyimakan note technique. Methods

of data analysis using matching methods, with techniques that are used to

determine the PUP deviations tangible Indonesian interference is determined by

the Java language as a guide, while the advanced engineering methods agih with

dressing technique used to prove suitability and acceptability of the words Java

language equivalent of the word Indonesian language is interfering into the Java

language in JAGAD Jawa Daily SOLOPOS.

Having done this research, we can conclude several things: (1) Category

words of Indonesian language lexical items interfere into the Java language

contained in the Daily JAGAD Jawa SOLOPOS the interference of lexical

categories noun, verb interference lexical category, lexical categories of words

intrerferensi properties, and lexical category word interference condition (2)

factors underlying the occurrence of interference into the Indonesian language

Java in JAGAD Jawa Daily SOLOPOS namely multilingual of participants said,

the thinness of the recipient language user loyalty, insufficiency of the recipient

language vocabulary, the disappearance of rare words used, the need for

synonyms, the prestige of the source language and style of language, customs

entrainment in the mother tongue.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA

DALAM BAHASA JAWA PADA JAGAD JAWA HARIAN

UMUM SOLOPOS

(Suatu Kajian Sosiolinguistik)

Indah Wahyuningsih1

Dra. Dyah Padmaningsih, M. Hum2 Drs, Sri Supiyarno M. A.

3

ABSTRAK

2011. Skripsi bidang Linguistik. Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini memfokuskan permasalahan pada (1) kategori kata

dari unsur leksikal bahasa Indonesia yang berinterferensi ke dalam

bahasa Jawa yang terdapat dalam JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS. (2) faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya

interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa pada

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS. Tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk (1) Mendeskripsikan kategori kata dari unsur

leksikal bahasa Indonesia yang berinterferensi ke dalam bahasa

Jawa yang terdapat dalam JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS. (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya interferensi leksikal bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini

berupa data tulis yaitu kalimat yang mengandung interferensi

leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Sumber data dalam

penelitian ini adalah wacana bahasa Jawa di rubrik JAGAD Jawa

Harian Umum SOLOPOS yang mengandung interferensi leksikal

bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua interferensi leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa

Jawa yang terdapat pada sumber data. Penentuan sampel dalam

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah dengan NIM C0107029

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu

penentuan data yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang

sama dengan ciri-ciri atau sifat-sifat pada populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah kalimat yang mengandung interferensi

leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa yang mewakili

populasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan metode penyimakan dengan teknik yang digunakan

teknik catat. Metode analisis data dengan menggunakan metode

padan, dengan teknik PUP yang digunakan untuk menentukan

penyimpangan yang berwujud interferensi bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa, sedangkan metode agih dengan teknik lanjutan

teknik ganti dipakai untuk membuktikan kecocokan dan

keberterimaan leksikon bahasa Jawa padanan dari leksikon bahasa

Indonesia yang berinterferensi ke dalam bahasa Jawa dalam

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Setelah dilakukan penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai

berikut: (1) Kategori kata dari unsur leksikal bahasa Indonesia

yang berinterferensi kedalam bahasa Jawa yang terdapat dalam

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS yaitu interferensi leksikal

kategori kata benda, interferensi leksikal kategori kata kerja,

intrerferensi leksikal kategori kata sifat, dan interferensi leksikal

kategori kata penghubung (2) Faktor yang melatarbelakangi

terjadinya interferensi bahasa Indonesia kedalam bahasa Jawa pada

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS yaitu kedwibahasaan

peserta tutur, tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima, tidak

cukupnya kosakata bahasa penerima, menghilangnya kata-kata

yang jarang digunakan, kebutuhan akan sinonim, prestise bahasa

sumber dan gaya bahasa, terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Masyarakat Bahasa

Masyarakat bahasa adalah suatu masyarakat yang didasarkan kepada

penggunaan bahasa tertentu, jadi yang menjadi ukuran buat kita untuk menunjuk

kepada masyarakat itu ialah bahasa apa yang digunakan oleh anggota masyarakat

itu dalam kehidupan mereka (Khaidir Anwar, 1990:30).

Leonard Bloomfield (dalam Kaidir Anwar, 19990:31) mengatakan bahwa

masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain

dengan menggunakan bahasa tertentu. Charles Hockett membuat batasan yang

agak panjang, (dalam Khaidir Anwar, 1990:31) ialah: semua kelompok orang

yang berkomunikasi satu sama lain , baik secara langsung atau tidak langsung,

dengan perantaraan sebuah bahasa yang umum diantara mereka.

Masyarakat bahasa merasa bahwa bahasa yang dipakai sebagai alat

komunikasi yang memadai, para anggota tidak merasa kekurangan akan bahasa

yang mereka perlukan dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Hal ini

berlaku baik masyarakat bahasa itu mempunyai satu jenis bahasa atau berbagai

bahasa. Biasanya masyarakat bahasa memakai bahasa lebih dari satu ragam

bahasa karena hubungan sosial beragam. Hubungan sosial tertentu menghendaki

digunakannya satu macam ragam bahasa sedangkan hubungan sosial yang lain

menuntut penggunaan ragam bahasa yang berbeda.

10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

11

B. Kontak Bahasa

Di tengah-tengah masyarakat, kehadiran bahasa berfungsi sebagai alat untuk

berkomunikasi antar anggota masyarakat. Mereka menggunakan lebih dari satu

bahasa sebagai alat komunikasinya, sehingga di dalam masyarakat bahasa itu

peluang terjadinya kontak bahasa lebih besar. Kontak bahasa terjadi apabila

masing-masing individu menggunakan bahasa secara bergantian.

Dalam hubunganya dengan masalah kontak bahasa, salah satu teori yang

penulis gunakan adalah teori Weinrich (1974: 1) yang mengatakan bahwa kontak

bahasa terjadi apabila dua bahasa atau lebih dipakai secara bergantian. Kontak itu

mengakibatkan terjadinya transfer, yaitu pemindahan atau peminjaman unsur-

unsur dari satu bahasa ke bahasa lain.

Mackey (dalam Samino, 2002:17) memberikan pengertian kontak bahasa

adalah pengaruh bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain baik langsung

maupun tak langsung, sehingga menimbulkan perubahan bahasa yang dimiliki

oleh ekabahasawan. Selain definisi tersebut Mackey juga memberi tekanan bahwa

kontak bahasa cenderung kepada gejala tutur (parole). Namun karena langue

(gejala bahasa) pada hakekatnya adalah sumber dari parole, maka kontak bahasa

sudah selayaknya nampak dalam dwibahasawan, sebab tutur bersumber pada

gejala bahasa. Dengan kata lain, kedwibahasaan terjadi sebagai akibat adanya

kontak bahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

12

Menurut Suwito (1983 : 39) kontak bahasa meliputi segala peristiwa

bersentuhan antara beberapa bahasa yang berakibat adanya kemungkinan

pergantian pemakaian bahasa olah penutur dalam konteks sosialnya.

Samino (2002:17) berpendapat bahwa kontak bahasa meliputi segala

peristiwa persentuhan antara beberapa bahasa yang diperoleh dari berbagai

lingkungan sebagai alat berkomunikasi yang berakibat adanya kemungkinan

pergantian pemakaian bahasa oleh penutur dalam konteks sosialnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peristiwa

kontak bahasa meliputi segala peristiwa persentuhan antara beberapa bahasa yang

digunakan oleh dwibahasawan dalam berkomunikasi yang berakibat adanya

kemungkinan pergantian pemakaian bahasa.

C. Kedwibahasaan dan Diglosia

Didalam pergaulan sehari-hari baik dalam situasi formal maupun nonformal

dapat terjadi perubahan variasi bahasa. Situasi tersebut dapat mengubah variasi

bahasa dari bahasa satu ke dalam bahasa yang lain. Keadaan semacam ini

tercermin pada dwibahasawan.

Nababan mengatakan bahwa bilingualism ialah kebiasaan menggunakan dua

bahasa dalam interaksi dengan orang lain. Nababan juga mengatakan istilah

kedwibahasaan dapat dipakai perorangan dan dapat juga untuk masyarakat

(1986:27 dan 29). Artinya masyarakat dwibahasawan adalah masyarakat yang

menggunakan dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

13

Menurut Iqbal (2011:9) kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara

bergantian baik secara produktif maupun reseltif oleh seorang individu atau oleh

masyarakat.

Harimurti Kridalaksana(2008:36) mengatakan bilingualisme adalah

penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau oleh suatu masyarakat.

Harimurti membagi kedwibahasaan kedalam tiga kategori. Pertama bilingualisme

koordinat(co-ordinate bilingualism) bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau

lebih yang terpisah ( seseorang yang bilingual koordinat, ketika mempergunakan

satu bahasa, tidak menampakkan unsur-unsur dari bahasa yang lain; pada waktu

beralih ke bahasa lain tidak terjadi percampuran sistem). Kedua bilingualisme

majemuk (compound bilingualism) bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau

lebih yang terpadu ( seseorang yang bilingual majemuk sering “mengacaukan”

unsur-unsur kedua bahasa- atau lebih-yang dikuasainya). Ketiga bilingualisme

subordinat (suborinate bilingualism) bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau

lebih yang terpisah tetapi masih terdapat proses penerjemahan (seseorang yang

bilingual subordinat biasanya masih mencampurkan konsep-konsep bahasa

pertama kedalam bahasa kedua).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kedwibahasaan adalah kemampuan dua bahasa sebagai alat komunikasi yang

digunakan oleh dwibahasawan.

Istilah diglosia mengalami banyak perkembangan seperti istilah

kedwibahasaan. Mula-mula istilah diglosia dimaksudkan untuk memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

14

gambaran peristiwa yaitu dua variasi dari satu bahasa hidup berdampingan di

dalam masyarakat, dan masing-masing mempunyai peranan tertentu (Ferguson

dalam Vitalia, 1999: 16). Istilah diglosia kemudian mengalami perkembangan dan

cenderung meluas. Menurut Fishman bahwa diglosia pada hakikatnya adalah

suatu istilah yang dipergunakan untuk menyebutkan suatu masyarakat yang

mengenal dua bahasa (atau lebih) untuk berkomunikasi diantara anggota-

anggotanya(Fishman dalam Vitalia, 1999:46).

Diglosia juga dipergunakan untuk melukiskan keadaan masyarakat yang

terdiri dari suatu bangsa yang berlainan dalam menggunakan bahasa dan logat

(Suwito,1983:46).

D. Interferensi

1. Pengertian Interferensi

Rusyana(1975:52) mengatakan bahwa interferensi itu terjadi karena

adanya kecenderungan pada dwibahasawan untuk mempersamakan unsur-unsur

yang ada pada bahasa lain apabila dua bahasa berkontak. Interferensi terjadi pada

individu pemakai bahasa yang cenderung menggunakan dua unsur bahasa dalam

tuturannya.

Weinrich (1974:12) menyatakan bahwa interferensi adalah bentuk

penyimpangan norma, bahasa yang dilakukan oleh dwibahasawan sebagai akibat

pengenalan dua bahasa. Sebagai konsekuensinya, dwibahasawan mempersamakan

unsur-unsur yang ada pada bahasa lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

15

Suwito (1983:54) berpendapat bahwa interferensi adalah peristiwa yang

pada umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech parole) hanya terjadi pada

dwibahasawan dan peristiwanya yang tidak perlu terjadi karena unsur-unsur

serapan itu sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa penyerap, diharapkan

semakin berkurang atau sampai batas minim.

Rindjin (1981:20) menyatakan bahwa interferensi sebagai akibat adanya

kontak bahasa maka terjadilah tutup-menutup bagian-bagiannya diantara bahasa-

bahasa itu, yaitu penerapan dua buah system secara serempak kepada suatu unsur

bahasa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Interferensi adalah gejala

tutur, berupa masuknya unsur bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain,

peristiwa ini menyebabkan perubahan-perubahan sistem bahasa, baik sistem

bahasa penyerap atau sistem bahasa donor.

2. Macam-macam Interferensi

Suwito (1983:55-58) mengatakan beberapa macam interferensi meliputi

(1) tataran fonologi, (2) morfologi, (3) sintaksis, dan (4) semantik.

1. Interferensi fonologi adalah interferensi yang berhubungan dengan

bunyi, misalnya ada kata-kata dari bahasa Jawa yang berawalan /b/,

/d/, /g/, dan /j/. maka akan terjadi penasalan di depannya seperti kata

mbandung.

2. Interferensi morfologi terjadi karena adanya pembentukan kata

dengan menggunakan afiks bahasa pertama kedalam bahasa kedua atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

16

sebaliknya. Seperti dikatakan Suwito (1983:55) bahwa interferensi

morfologi terjadi apabila dalam pembentukan kata-katanya suatu

bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain, seperti kata terpepet.

3. Interferensi sintaksis terjadi karena didalam diri penutur terjadi kontak

bahasa antara bahasa yang sedang diucapkannya dengan bahasa lain

yang juga dikuasainya (Suwito, 1983:56). Contohnya, Pak Ali kaya

sendiri di kampungku.

4. Interferensi leksikal terjadi apabila morfem-morfem bahasa satu

ditransfer ke bahasa lain (Weinrich, 1974:47).Contohnya, Critane

Yanusa Nugroho, penulis kondhang, kang tau gawe konsep pagelaran

wayang kulit purwa.

Harimurti Kridalaksana (2008:126) dalam Kamus Linguistik

mengklasifikasikankan leksikal menjadi tiga yaitu, (1) bersangkutan dengan leksem,

(2) bersangkutan dengan kata, dan (3) bersangkutan dengan leksikon. Jika dikatakan

leksikon bersangkutan dengan leksem perlu duketahui pengertian leksem

yaitu,satuan leksial dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk inflektif

suatu kata. Leksikal juga bersangkutan dengan leksikon, maksudnya adalah leksikal

memuat komponen yang bermakna dan pemakaian kata dalam bahasa.

Interferensi leksikal kategorinya meliputi kategori kata benda, kata kerja, dan

kata sifat. Mengenai terjadinya interferensi leksikal ini Rusyana (1975:99)

mengatakan interferensi leksikal terjadi jika penggantian unsur dari satu bahasa oleh

bahasa lain terdapat aspek bahasa yang satu disalin dalam aspek bahasa lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

17

interferensi sintaksis terjadi apabila hubungan kata-kata dalam kalimat, atau

kelompok kata dalam kalimat, yang berhububngan dengan frasa, klausa, dan kalimat

dalam sebuah tata kalimat melibatkan aturan atau kaidah-kaidah bahasa lain.

Huda dalam (Vitalia 1999: 23) dengan mengacu pendapat Weinreich

mengidentifikasikan interferensi atas empat macam yakni:

1. Mentransfer unsur suatu bahasa ke bahasa yang lain,

2. Adanya perubahan fungsi dan katagori yang disebabkan oleh

adanya pemindahan,

3. Penerapan unsur-unsur bahasa kedua yang berbeda dengan bahasa

pertama; dan

4. Kurang diperhatikanya struktur bahasa mengingat tidak ada

ekuivalensi dalam bahasa pertama.

Rindjin (1981:22-24) membagi interferensi menjadi empat macam

berdasarkan pendapat Weinreich yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut

1. Peminjaman unsur satu bahasa ke dalam tuturan bahasa lain dan

dalam peminjam itu ada aspek tertentu yang ditransfer. Hubungan

antara bahasa yang dipinjam unsur-unsurnya disebut bahasa sumber,

sedangkan bahasa penerima disebut bahasa peminjam. Aspek yang

ditransfer dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima disebut aspek

importansi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

18

2. Penggantian unsur suatu bahasa dengan padanannya ke dalam

suatu tuturan bahasa yang lain. Dalam penggantian itu ada aspek dari

suatu bahasa disalin ke dalam bahasa yang lain yang disebut substitusi.

3. Penerimaan hubungan ketatabahasaan bahasa A ke dalam

morfem bahasa B juga dalam kaitan tuturan bahasa B, atau

pengingkaran hubungan ketatabahasaan bahasa B yang tidak ada

modelnya dalam bahasa A.

4. Perubahan fungsi morfem melalaui jati diri antara satu morfem

bahasa B tertentu dengan morfem bahasa A tertentu, yang

menimbulkan perubahan (perluasan maupun pengurangan) fungsi-

fungsi morfem bahasa B berdasarkan satu model tata bahasa A.

Pembagian lain yang masih mengacu pada pendapat Weinreich

ialah pembagian interferensi berdasarkan bentuknya. Berdasarkan

bentuknya interferensi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1)

interferensi bidang bunyi, (2) interferensi bidang gramatikal, (3)

interferensi bidang leksikal dan kosakata (Rindjin:1981:24).

3. Faktor penyebab terjadinya Interferensi

Iqbal (2011: 34) dalam bukunya yang berjudul Sosiolinguistik Teori dan Praktik

mengatakan bahwa faktor penyebab terjadinya interferensi adalah:

a. Kedwibahasaan peserta tutur.

b. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

19

c. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima.

d. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan.

e. Kebutuhan akan sinonim.

f. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa.

g. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu.

E. Kategori Kata

John Crawfurd dalam Harimurti Kridalaksana (2005:12) membagi kata menjadi

tujuh kelas kata, yaitu: noun, adjective, numeral, pronoun, verb, adverb,conjunction.

Adapun pengertian dari ketujuh kelas kata tersebut dalam Kamus Linguistik (2008)

adalah:

1. Noun (kata benda) atau nomina adalah kelas kata yang biasanya dapat

berfungsi sebagai subyek atau obyek dari klausa; kelas kata ini sering

berpadanan dengan orang, benda, atau haal lain yang dibendakan dalam

alam luar bahasa; kelas ini dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak

dapatnya bergabung dengan kata tidak. Dalam bahasa Jawa kata benda

dapat diikuti kata sing dan dalam bentuk ingkar (negatif) dapat diawali

kata dudu (Soepomo Poedjosoedarmo, 1979: 77).

2. Verb (kata kerja) atau verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi

sebagai predikat. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis

perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam bahasa Indonesia ditandai

dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tidak mungkin

diawali dengan kata seperti sangat, lebih,dsb. Dalam bahasa Jawa untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

20

membentuk kalimat ingkar (negatif) dipergunakan kata ora (Soepomo

Poedjosoedarmo, 1979: 24).

3. Adjective (kata keadaan) atau ajektiva adalah kata yang menerangkan kata

benda. Dalam bahasa Indonesia ajektiva mempunyai ciri dapat bergabung

dengan tidak dan partikel seperti lebih, sangat,dsb. Dalam bahasa Jawa

dapat didahului dengan kata luwih „lebih‟ dan rada „agak‟ serta diikuti

kata banget „sangat‟ dan dhewe „paling‟ (Soepomo Poedjosoedarmo, 1979:

122).

4. Numeral (kata bilangan) atau numeralia adalah kata atau frase yang

menunjukkan bilangan atau kuantitas.

5. Pronoun (kata ganti) atau pronomina adalah kata yang menggantikan

nomina atau frase nominal.

6. Adverb (kata tambahan) atau adverbia adalah kata yang dipakai untuk

memerikan verba, ajektiva, preposisi, atau adverbia lain.

7. Conjunction atau konjungsi adalah partikel yang dipergunakan untuk

menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan

klausa, kalimat kalimat, atau paragraf dengan dengan paragraf.

F. Ragam Jurnalistik

Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi masa sebagaimana tampak dalam

harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut

haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelektual yang

minimal. Sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

21

isinya, walaupun demikian tuntutan bahwa bahasa jurnalistik harus baik tidak boleh

ditinggalkan (Rosihan Anwar, 1991: 2).

Ciri-ciri bahasa jurnalistik menurut Rosihan Anwar (1991:1) dalam bukunya

jurnalistik dan Komposisi mengatakan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang

digunakan oleh para wartawan. Bahasa jurnalistik atau bahasa pers ialah salah satu

ragam bahasa. Bahasa jurnalistik mempunyai sifat-sifat khas yaitu singkat, padat,

sederhana, lancar, jelas, lugas, menarik, dan baku.

Sifat padat dan singkat bahasa jurnalistik karena sifat ekonomis yang sangat

dibutuhkan oleh surat kabar dan majalah. Harus diingat bahwa yang membaca surat

kabar dan majalah bukan hanya dari kalangan masyarakat kelas atas saja melainkan

juga sampai kepada masyarakat bawah.

Bahasa yang rumit dan sulit akan menyulitkan penyampaian isi tulisan kepada

lapisan bawah, informasi yang disampaikan harus mereka pahami. Disamping itu

bahasa jurnalistik harus lancar karena akan membuat tulisan menjadi menarik,

kejelasan juga harus menjadi syarat utama agar pembaca tidak perlu membaca

berulang-ulang untuk memahami isinya.

Bahasa jurnalistik tunduk pada bahasa baku yaitu bahasa yang digunakan oleh

masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya (Rosihan

Anwar, 1991:2), yang mengutip pendapat Jus Badudu. Bahasa baku digunakan

dalam situasi resmi baik lesan maupun tertulis, seperti bahasa pada ceramah, pidato,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

22

dan yang tulisan berupa surat-surat resmi, buku, undang-undang dan sebagainya,

juga dalam surat kabar, majalah, dan televisi.

Sumaridia (2008:7) mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang

digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam

menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta

laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik

dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Edi Subroto (1992: 32) mengatakan bahwa istilah metode di dalam penellitian

linguistik dapat ditafsirkan sebagai strategi kerja berdasarkan ancangan tertentu

sedangkan teksnik dapat ditafirkan sebagai langkah dan kegiatan yang terdapat

dalam kerangka strategi yang dilakukan yang tedapat dalam kerangka strategi

tertentu. Metode mencakup kesatuan dan serangkaian proses penentuan kerangka

pikiran, perumusan masalah, penentuan sampel sata, teknik pengumpulan data,

dan analisis data (Sudaryanto, 1992: 31-32). Dalam metode penelitian ini akan

dijelaskan mengenai beberapa hal antara lain: (A) jenis penelitian, (B) data dan

sumber data, (C) alat penelitian, (D) populasi dan sampel, (E) metode

pengumpulan data, (F) metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

kerjanya menyajikan data berdasarkan objek penelitian pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang ada (Sudaryanto, 1992: 5). Penulis mencoba

menggambarkan dan mengintrepetasi objek sesuai dengan apa adanya. Data yang

terkumpul berupa kata-kata dalam bentuk kalimat dan bukan angka.

B. Data dan Sumber Data

Data adalah fenomena lingual khusus yang mengandung dan berkaitan

langsung dengan masalah yang dimaksud (Sudaryanto, 1992: 5). Data dalam

penelitian ini adalah data tulis yaitu berupa kalimat yang mengandung inteferensi

23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

24

leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Sumber data adalah asal muasal

data penelitian itu diperoleh (Edi Subroto, 1992:34). Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wacana bahasa Jawa di rubrik JAGAD Jawa Harian

Umum SOLOPOS yang mengandung interferensi leksikal bahasa Indonesia

dalam bahasa Jawa.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah objek penelitian yang pada umumnya merupakan keseluruhan

individu dari segi-segi tertentu bahasa (Edi Subroto, 1992: 32). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua interferensi leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa

Jawa yang terdapat pada sumber data.

Sampel ialah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian langsung

yang mewakili atau dianggap mewakili populasi secara keseluruhan (Edi Subroto,

1992: 32). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling,

maksudnya yaitu penentuan sampel berdasarkan pada kepentingan peneliti secara

selektif. Sampel yang digunakan adalah kalimat yang mengandung interferensi

leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa yang mewakili populasi. Adapun

sampel yang dimaksud adalah:

1. Kalawarti II/No.88/Januari/2009

2. Kalawarti II/No.89/Januari/2009

3. Kalawarti III/No.100/April/2009

4. Kalawarti III/No.110/Juli/2009

5. Kalawarti III/No122/Oktober/2009

6. Kalawarti III/No.138/Januari/2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

25

7. Kalawarti III/No.140/Februari/2010

8. Kalawarti III/No.145/Maret/2010

9. Kalawarti III/No.153/Mei/2010

10. Kalawarti III/No.157/Juni/2010

11. Kalawarti III/No.161/Juli/2010

12. Kalawarti III/No.166/Agustus/2010

13. Kalawarti III/No.167/September/2010

14. Kalawarti III/No.169/September/2010

15. Kalawarti III/No.173/Oktober/2010

16. Kalawarti III/No.175/Oktober/2010

17. Kalawarti III/No.177/November/2010

18. Kalawarti III/No.182/Desember/2010

19. Kalawarti III/No.185/Januari/2011

D. Alat Penelitian

Alat penelitian meliputi alat utama dan alat bantu. Alat utama dalam penelitian

ini adalah peneliti sendiri. Disebut alat utama karena alat tersebut yang paling

dominan dalam penelitian khususnya dalam pencarian data, sedangkan alat bantu

berguna untuk memperlancar jalannya penelitian. Adapun alat bantu dalam

penelitian ini yakni bolpoint, tipe-ex, buku catatan, kertas HVS, dan kartu data.

Alat bantu elektronik berupa komputer dan flashsdisk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

26

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Metode

simak atau penyimakan, karena memang berupa penyimakan, dilakukan dengan

menyimak pengguna bahasa (Sudaryanto,1992:2). Metode simak digunakan untuk

mengamati kata-kata berbahasa Indonesia dalam JAGAD Jawa yang merupakan

interferensi bahasa Indonesia kedalam bahasa Jawa. Adapun teknik yang

digunakan adalah teknik catat dan pengelompokan data sesuai dengan kategori

kata.

Adapun langkah langkah pengumpulan data sebagai berikut:

1. Menyimak leksikon-leksikon bahasa Indonesia di dalam JAGAD Jawa.

2. Menggarisbawahi kalimat-kalimat yang mengandung leksikon bahasa

Indonesia.

3. Memindahkan kalimat-kalimat tersebut ke dalam kartu data dan disertai

sumber data.

4. Mengklasifikasi data sesuai dengan permasalahan yang ditetapkan guna

mempermudah analisis.

F. Metode Analisis Data

Analisis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil

penganalisaan ini yang akan menentukan apakah dalam suatu kalimat terjadi

interferensi dari bahasa Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode padan dan metode agih. Metode padan

adalah metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

27

lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada diluar bahasa, terlepas

dari bahasa dan tidak menjadi bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,1992:13).

Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik PUP(Teknik

Pilah Unsur Penentu). Adapun alat penentunya dapat dibedakan menjadi lima

jenis, yakni:

1. Alat penentunya referen, maksudnya adalah alat penentunya yang berupa

kenyataan atau segala sesuatu (yang bersifat diluar bahasa) yang

ditunjuk oleh bahasa.

2. Alat penentunya alat ucap, metode alat penentunya organ atau alat ucap

terutama sekali dipakai untuk mengidentifikasikan bunyi-bunyi bahasa

tertentu secara fonetik artikulatoris, yaitu berdasarkan cara terjadinya

atau berasarkan gabungan antara alat ucap yang disebut artikulator dan

titik artikulasinya.

3. Alat penentunya bahasa lain, alat penentu lingual lain kegunaannya

dalam penelitian bahasa adalah memeberi penuntun atau pedoman atau

ancar-ancar permulaan tentang unsur lingual bahasa yang diteliti itu.

4. Alat penentunya bahasa tulis, yaitu alat penentunya yang berupa

perekam atau pengawet bahasa, berupa bahasa tulisan.

5. Alat penentunya berupa lawan bicara, tampak dalam kalimat perintah,

kalimat tanya, dan kalimat afektif. Kalimat-kalimat tersebut jika

dinyatakan akan menimbulkan reaksi lawan bicara.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan teknik dasar nomor 3

yaitu, alat penentunya bahasa lain. Teknik dasar dengan unsur penentu bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

28

lain akan menentukan penyimpangan yang berwujud interferensi bahasa Indonesia

ditentukan oleh bahasa Jawa sebagai pedoman. Penerapan teknik ini dapat dilihat

pada contoh berikut:

Data 2. Emosi (Kalawarti III/No 185/Januarii/2011)

Nanging emosi kulawarga kudu melu katut bombong.

‘Namun emosi keluarga harus ikut bangga.’

Kata emosi mempunyai padanan dalam bahasa Jawa yaitu rasa pangrasa.

Maka kalimat yang seharusnya adalah:

Nanging rasapangrasa kulawarga kudu melu katut bombong.

Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

HBS(Hubung Banding menyamakan hal pokok). Masing-masing menggunakan

daya banding menyamakan hal pokok, memperbedakan dan daya banding

menyamakan hal pokok sebagai alatnya (Sudaryanto,1993:27). Daya banding

menyamakan hal pokok dapat dilihat pada contoh berikut.

Data 3. awam (Kalawarti III/No 138/Januari/2010)

Minangka wong awam aku mung bisa ngelus dhadha.

‘Sebagai orang awam saya hanya bisa mengelus dada.’

Kata awam dalam kalimat bahasa Indonesia mempunyai padanan dalam

bahasa Jawa yaitu lumrah atau umum. Maka kalimat yang seharusnya adalah:

Minangka wong lumrah aku mung bisa ngelus dhadha.

Minangka wong umum aku mung bisa ngelus dhadha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

29

Daya banding memperbedakan dan daya banding menyamakan hal pokok dapat

dilihat dalam contoh berikut:

Data.4 maksimal (Kalawarti III/No 110/Juli/2009)

Mesthi ora bisa maksimal.

‘Pasti tidak bisa maksimal.’

Kata maksimal yang artinya ‘sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya’ di

dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata pol yang artinya ‘saakeh-

akehe, sadhuwur-dhuwure’.

Kesalahan penggunaan kosakata pada kalimat diatas terletak pada kata

maksimal yang seharusnya adalah pol karena kalimat diatas adalah berbahasa

Jawa. Dengan demikian kalimat tersebut akan lebih berterima. Pada data (3)

kesalahan atau penyimpangan pada penggunaan kosakata awam ’umum’, karena

merupakan kosakata bahasa Indonesia. Seharusnya menggunakan bahasa Jawa

yaitu lumrah atau umum. Jika digolongkan dalam kategori kata, maka kata emosi

masuk pada kategori kata benda, kata awam masuk pada kata sifat, dan kata

maksimal masuk pada kategori kata keadaan.

Metode agih adalah metode yang alat penetunya justru bagian dari bahasa

yang bersangkutan itu sendiri. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik Bagi

Unsur Langsung (BUL), karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis,

ialah memebagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan

unsur unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung

membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:15 dan 30).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

30

Teknik lanjutannya adalah teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan

unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:37). Teknik ini

dipakai untuk membuktikan kecocokan dan keberterimaan kata-kata berbahasa

Jawa padanan dari kata berbahasa Indonesia yang berinterferensi kedalam bahasa

Jawa dalam JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Data 5. khas (Kalawarti III/No 138/ Januari/2010)

Brambang asem iki salah sijining jajanan khas kutha Solo.

‘Brambang asem ini salah satu jajanan khas kota Solo.’

Interferensi pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari bahasa

Indonesia yaitu kata khas yang artinya ‘khusus’, didalam bahasa Jawa kata ini

berpadanan dengan kata mligi atau mirunggan. Untuk mengetahui apakah

penggantian kata tersebut dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat diatas

tersebut akan berubah menjadi:

Brambang asem iki salah sijining jajanan mligi kutha Solo.

Brambang asem iki salah sijining jajanan mirunggan kutha Solo.

Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata khas dengan kata

mligi dan mirunggan dalam kalimat tersebut tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna dan bisa berterima.

G. Metode Penyajian Hasil Analisis

Metode penyajian hasil analisis penelitian menggunakan metode informal..

Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa atau sederhana, dalam

memaparkan analisis data agar penyampaiannya mudah dipahami (Sudaryanto,

1993: 145).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

31

BAB IV

ANALISIS DATA

Penelitian ini difokuskan pada dua pokok permasalahan, yaitu kategori

kata dari unsur leksikal bahasa Indonesia yang berinterferensi ke dalam bahasa

Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS, dan latar belakang terjadinya

interferensi bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian

Umum SOLOPOS.

Di dalam menganalisis data penelitian berpedoman pada KAMUS

Indonesia-Jawa (Sudaryanto, 1991), Kamus Lengkap Jawa-Indonesia, Indonesia-

Jawa (Megandaru, ), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2007).

Berdasarkan data yang diperoleh, analisis kategori kata dari Interferensi

Leksikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian

Umum SOLOPOS dibagi menjadi empat kategori kelas kata.

A. Kategori Kata Interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

1. Interferensi Leksikal Kategori Kata Benda

Data 6. Konsep (Kalawarti III/No145/Maret/2010)

Critane Yanusa Nugroho, penulis kondhang, kang tau gawe

konsep pagelaran wayang kulit purwa.

‘Ceritanya Yanusa Nugroho, penulis ternama, yang pernah

membuat konsep pagelaran wayang kulit purwa.’

Penggunaan unsur leksikal bahasa Indonesia yang sudah ada padanannya

dalam bahasa Jawa pada konteks tersebut adalah kata konsep yang artinya

31

21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

32

adalah ‘rancangan’ sebenarnya mempunyai padanan dalam bahasa Jawa yaitu

rancangan yang artinya ‘rancangan’ , untuk mengetahui apakah tetap cocok

pada kalimat tersebut dapat diuji dengan teknik ganti sebagai berikut:

Critane Yanusa Nugroho, penulis kondhang, kang tau gawe

rancangan pagelaran wayang kulit purwa.

‘Ceritanya Yanusa Nugroho, penulis ternama, yang pernah

membuat rancangan pagelaran wayang purwa.’

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa kalimat di atas

dapat diterima dan tidak berubah maknanya walaupun ada penggantian kata

konsep dengan kata rancangan.

Kata konsep pada data 6 berfungsi sebagai objek, kata konsep termasuk

dalam kelas kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina+yang+adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata konsep dan rancangan dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Konsep yang rapi. dalam bahasa Jawa

Rancangan sing rapi.

‘konsep yang rapi.’

b. Dalam bentuk ingkar, dapat didahului oleh dudu ‘bukan’.

bukan konsep

dudu rancangan.

‘bukan rancangan.’

Kata konsep ‘rancangan’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata konsep

termasuk kata benda (nomina).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

33

Data 7. gosip (Kalawarti III/No 161/Juli/2010)

Jejere Tilarsih, tilas wanita planyahan kuwi sing dadi

uderaning gosip.

‘Sosoknya Tilarsih, bekas wanita jalang itu yang menjadi

pusat gosip.’

Penyimpangan pada kalimat tersebut terdapat pada kata gosip yang

artinya ‘isu’, di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata rerasan

yang artinya ‘rerasan’ . Berdasarkan teknik ganti maka kalimat dapat diubah

menjadi:

Jejere Tilarsih, tilas wanita planyahan kuwi sing dadi

uderaning rerasan.

‘Sosok Tilarsih, bekas wanita jalang itu yang menjadi pusat

perbincangan.’

Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui penggantian kata gosip

dengan kata rerasan dalam kalimat tersebut tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat.

Kata gosip pada data 7 berfungsi sebagai objek, kata gosip termasuk

dalam kelas kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang +adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata gosip dan rerasan dimasukkan dalam rumusan di atas,

akan menjadi:

Gosip yang terbaru. Dalam bahasa Jawa

Rerasan sing anyar.

‘gosip yang terbaru.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului dudu ‘bukan’.

bukan gosip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

34

dudu rerasan.

‘Bukan perbincangan’

Kata gosip ‘isu’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta dalam

bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata gosip termasuk

dalam kata benda (nomina).

Data 8. Etika (Kalawarti II/No 89/Januari/2009)

Kajaba saka iku uga tinemu perangan etika kang nyakup

babagan becik-ala, bener kleru lan liya-liyane.

‘Selain itu juga ditemukan perihal etika yang mencakup

tentang baik-buruk, benar salah dan lain-lain.’

Penyimpangan pada kalimat tersebut terdapat pada kata etika yang artinya

‘kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan kewajiban

moral’ atau ‘tatakrama’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan

kata tatakrama yang artinya ‘tatakrama’. Berdasarkan teknik ganti maka

kalimat tersebut dapat diubah menjadi:

Kajaba saka iku uga tinemu perangan tatakrama kang nyakup

babagan becik-ala, bener kleru lan liya-liyane.

‘Selain itu juga ditemukan perihal tatakrama yang mencakup

tentang baik-buruk, benar salah dan lain-lain.’

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata etika dengan

kata tatakrama dalam kalimat tersebut tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat.

Kata etika pada data 8 berfungsi sebagai subjek, kata etika termasuk dalam

kategori kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

35

Bila kata etika dan tatakrama dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Etika yang baik. Dalam bahasa Jawa

Tatakrama sing becik.

‘Tatakrama yang baik.’

b. Dalam bentuk ingkar dapat didahului kata dudu ‘bukan’.

Bukan etika

Dudu tatakrama.

‘Bukan tatakrama.’

Kata etika ‘tatakrama’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata etika

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data 9. Koleksi (Kalawarti III/No 122/Oktober/2009)

Museum Radyapustaka pancen ora nyimpen koleksi bathik.

‘Museum Radyapustaka memang tidak menyimpan koleksi

bathik’.

Interferensi pada kalimat tersebut terdapat pada kata koleksi yang artinya

‘kumpulan’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata kumpulan

yang artinya ‘kumpulan’. Berdasarkan teknik ganti maka kalimat tersebut dapat

diubah menjadi:

Museum Radyapustaka pancen ora nyimpen kumpulan

bathik.

‘Museum Radyapustaka memang tidak menyimpan

kumpulan bathik.’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

36

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata koleksi

dengan kata kumpulan dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat.

Kata koleksi pada data 9 berfungsi sebagai objek, kata koleksi termasuk

dalam kelas kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata koleksi dan kumpulan dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Koleksi yang banyak. Dalam bahasa Jawa

Kumpulan sing akeh.

‘Koleksi yang banyak.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu

‘bukan’.

bukan koleksi

dudu kumpulan.

‘bukan kumpulan.’

Kata koleksi ‘kumpulan’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata koleksi

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data 10. Profesi (Kalawarti III/No 110/ Juli/2009)

Profesi saliyane dhalang pranyata bisa nglairake dhalang-

dhalang kang nduweni bakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

37

‘Profesi selain dhalang ternyata bisa melahirkan dhalang-

dhalang yang mempunyai bakat.’

Interferensi pada kalimat tersebut terdapat pada kata profesi yang

artinya ‘pekerjaan, keterampilan,kejuruan yang dilandasi pendidikan

keahlian’, di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata pagawean

atau panggaotan yang artinya ‘pekerjaan’ atau ‘pekerjaan’ . Berdasarkan

teknik ganti maka kalimat dapat diubah menjadi:

Pagawean saliyane dhalang pranyata bisa nglairake dhalang-

dhalang kang nduweni bakat.

‘Pekerjaan selain dalang ternyata bisa melahirkan dalang-dalang

yang mempunyai bakat.

Panggaotan saliyane dhalang pranyata bisa nglairake dhalang-

dhalang kang nduweni bakat.

‘Pekerjaan selain dalang ternyata bisa melahirkan dalang-dalang

yang mempunyai bakat.

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata profesi

dengan kata pagawean dan panggaotan dalam kalimat diatas tetap

menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat

serta dapat berterima.

Kata profesi pada data 10 berfungsi sebagai subjek, kata profesi termasuk

dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata profesi, pagawean dan panggaotan dimasukkan dalam

rumusan di atas, akan menjadi:

Profesi yang mapan. Dalam bahasa Jawa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

38

Pagawean sing mapan.

‘Pekerjaan yang mapan.’

Panggaotan sing mapan.

‘Pekerjaan yang mapan.’

b. Dalam bentuk ingkar dapat didahului kata dudu ‘bukan’.

bukan profesi

dudu pagawean ‘Bukan pekerjaan’

dudu panggaotan ‘bukan pekerjaan’

Kata profesi ‘pagawean’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata profesi

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data. 11 inisiatif (Kalawarti III/No 167/September/2010)

Bojoku banjur nduweni inisiatif golek koskosan.

‘Istriku kemudian mempunyai inisiatif mencari koskosan.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata inisiatif yang artinya ‘prakarsa’ di dalam bahasa

Jawa kata ini berpadanan dengan kata ada-ada atau reka yang artinya ‘akal’

atau ‘rerigen’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok

dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Bojoku banjur nduweni ada-ada golek koskosan.

‘Istriku kemudian mempunyai akal mencari koskosan’.

Bojoku banjur nduweni reka golek koskosan.

‘Istriku kemudian mempunyai prakarsa mencari koskosan’.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

39

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata inisiatif

dengan kata ada-ada dan reka dalam kalimat diatas tetap menghasilkan

kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa

berterima.

Kata inisiatif pada data 11 berfungsi sebagai keterangan, kata inisiatif

termasuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata inisiatif, ada-ada dan reka dimasukkan dalam rumusan

di atas, akan menjadi:

Inisiatif yang bagus. Dalam bahasa Jawa

Ada-ada sing becik.

‘Prakarsa yang bagus.’

Reka .sing becik.

‘Prakarsa yang bagus.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat di dahului kata dudu

‘bukan’.

bukan inisiatif

dudu ada-ada ‘bukan prakarsa’

dudu reka ‘bukan prakarsa’

Kata inisiatif ‘prakarsa’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata inisiatif

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data. 12 materi (Kalawarti II/No 88/Januari/2009)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

40

Dhuwit iku ewoning materi, mula wong urip prelu ngluru iku

kanggo ngemudheni uripe.

‘Uang itu sebangsa materi, maka orang hidup perlu

memperhatikan itu untuk mengemudikan hidupnya.’

Penyimpangan pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata materi yang artinya ‘benda, bahan, segala sesuatu

yang tampak’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata bandha.

Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan

teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Dhuwit iku ewoning bandha, mula wong urip prelu ngluru iku

kanggo ngemudheni uripe.

‘Uang itu sebangsa barang berwujud, maka orang hidup perlu

memperhatikan itu untuk mengemudikan hidupnya.

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata materi

dengan kata bandha dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata materi pada data 12 berfungsi sebagai keterangan, kata materi

termasuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata materi dan bandhadimasukkan dalam rumusan di atas,

akan menjadi:

Materi yang banyak. Dalam bahasa Jawa

Bandha sing akeh.

‘Barang berwujud yang banyak.’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

41

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu

‘bukan’.

bukan materi

dudu bandha ‘bukan barang berwujud’

Kata materi ‘benda’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta dalam

bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata materi termasuk

dalam kata benda (nomina).

Data.13 insting (Kalawarti III /No 110/Juli/2009)

Dheweke nduweni insting.

‘Dia mempunyai insting.’

Interferensi pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata insting yang artinya ‘pola tingkah laku yang

bersifat turun-temurun yang dibawa sejak lahir, naluri, garizat’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata naluri ‘sakabehing tumindak

gawaning urip sing turun-tumurun’. Untuk mengetahui apakah penggantian

kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut

akan berubah menjadi:

Dheweke nduweni naluri.

‘Dia mempunyai naluri.’

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata insting

dengan kata naluri dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata insting pada data 13 berfungsi sebagai subjek, kata insting masuk

dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

42

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata insting dan naluri dimasukkan dalam rumusan di atas,

akan menjadi:

Insting yang tajam. Dalam bahasa Jawa

Naluri sing landhep.

‘Naluri yang tajam.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu ‘bukan’.

Bukan insting

Dudu naluri ‘bukan naluri’

Kata insting ‘naluri’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata insting

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data.14 nilai (Kalawarti II/No 89/ Januari/2009)

Nilai sing kacakup minangka wohing budi kang makarti

‘Nilai yang tercakup sebagai hasil dari perbuatannya.

Penyimpangan pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata nilai yang artinya ‘banyak sedikitnya isi, mutu,

kadar’ di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata bobot. Untuk

mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik

ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Bobot sing kacakup minangka wohing budi kang makarti.

‘ Bobot yang tercakup sebagai buah dari perbuataanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

43

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata nilai

dengan kata bobot dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata nilai pada data 14 berfungsi sebagai objek, kata nilai termasuk

dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang+ adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata nilai dan bobot dimasukkan dalam rumusan di atas, akan

menjadi:

Nilai yang tercakup. Dalam bahasa Jawa

Bobot sing kacakup.

‘Bobot yang tercakup.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu ‘bukan’.

bukan nilai

dudu bobot ‘bukan bobot’

Kata nilai ‘mutu, kadar’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka kata nilai

termasuk dalam kata benda (nomina).

Data. 15 versi (Kalawarti III/ No 169/ September/2010)

Sawetara sumber nyebutake kesenian reyog iku ngamot crita

nganti sawetara versi.

‘Sekian sumber menyebutkan kesenian reyog itu memuat

cerita sampai sekian versi.’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

44

Interferensi pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata versi yang artinya ‘model, menurut cara’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata modhel ‘conto, cara anyar’.

Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan

teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Sawetara sumber nyebutake kesenian reyog iku ngamot crita nganti

sawetara modhel.

‘Sekian sumber menyebutkan kesenian reyog itu memuat cerita sampai

sekian model.

Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui penggantian kata versi

dengan kata modhel dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata versi pada data 14 berfungsi sebagai keterangan, kata versi ter

masuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata versi dan modhel dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Versi yang baru. Dalam bahasa Jawa

Modhel sing anyar.

‘Model yang baru.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu

‘bukan’.

bukan versi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

45

dudu modhel ‘bukan modhel’

Kata versi ‘model’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka

kata versi termasuk dalam kata benda (nomina).

Data.16 interpretasi (Kalawarti III/No 173/Oktober/2010)

Sejatine interpretasi iku oleh-oleh wae, nanging aja nganti

pengarang mateni karaktere pengarang.

‘Sejatinya interpretasi itu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai

pengarang membunuh karakter pengarang.

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata interpretasi yang artinya ‘tafsiran,

pandangan teoritis terhadap sesuatu’ di dalam bahasa Jawa kata ini

berpadanan dengan kata tapsiran ‘tapsiran’. Untuk mengetahui apakah

penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka

kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Sejatine tapsiran iku oleh-oleh wae, nanging aja nganti pengarang

mateni karaktere pengarang.

‘Sejatinya tafsiran itu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai

pengarang membunuh karakternya pengarang.

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata

interpretasi dengan kata tapsiran dalam kalimat diatas tetap

menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat

dan bisa berterima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

46

Kata interpretasi pada data 16 berfungsi sebagai keterangan, kata

interpretasi masuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis

sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata interpretasi dan tapsiran dimasukkan dalam rumusan

di atas, akan menjadi:

Interpretasi yang benar. Dalam bahasa Jawa

Tapsiran sing bener.

‘Tafsiran yang benar.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata dudu

‘bukan’.

bukan interpretasi

bukan tapsiran ‘bukan tafsiran’

Kata interpretasi ‘tafsiran’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif

serta dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului bukan ‘dudu’, maka

kata interpretasi termasuk dalam kata benda (nomina).

Data.17 inspirasi (KalawartiIII /No173/Oktober/2010)

Samubarang kang ana lan dumadi ing alam utawa Jagad iki

dadi sumber inspirasi kang banjur nglairake sesanti utawa

unen-unen.

‘Semua yang ada dan tercipta di alam atau Jagat ini menjadi

sumber inspirasi yang kemudian melahirkan nasihat atau

petuah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

47

Penyimpangan pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata

dari bahasa Indonesia yaitu kata inspirasi yang artinya ‘ilham’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata ilham atau wisik ‘pituduh’.

Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji

dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Samubarang kang ana lan dumadi ing alam utawa Jagad iki dadi

sumber ilham kang banjur nglairake sesanti utawa unen-unen.

‘Semua yang ada dan tercipta di alam atau Jagat ini menjadi

sumber ilham yang kemudian melahirkan nasihat atau petuah.

Samubarang kang ana lan dumadi ing alam utawa Jagad iki dadi

sumber wisik kang banjur nglairake sesanti utawa unen-unen.

‘Semua yang ada dan tercipta di alam atau Jagat ini menjadi

sumber ilham yang kemudian melahirkan nasihat atau petuah.

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata inspirasi

dengan kata ilham dan wisik dalam kalimat diatas tetap menghasilkan

kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa

berterima.

Kata inspirasi pada data 17 berfungsi sebagai keterangan, kata

inspirasi termasuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis

sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata inspirasi dan ilham dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Inspirasi yang bagus. Dalam bahasa Jawa

Ilham sing becik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

48

‘Ilham yang baik.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului dudu ‘bukan’.

bukan inspirasi

dudu ilham ‘bukan ilham’

Kata inspirasi ‘ilham’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif serta

dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata bukan ‘dudu’, maka

kata inspirasi termasuk dalam kata benda (nomina).

Data 18. prinsip (Kalawarti III/No 185/Januari/2011)

Antarane yakuwi prinsip urip rukun utawa gotong-royong.

‘Diantaranya yaitu prinsip hidup rukun atau gotong-

royong’.

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata prinsip yang artinya ‘asas, dasar’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata dhasar atau wewaton

‘dhasar’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat

diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Antarane yakuwi dhasar urip rukun utawa gotong-royong.

‘Diantaranya yaitu dasar hidup rukun atau gotong-royong.’

Antarane yakuwi wewaton urip rukun utawa gotong-royong .

‘Diantaranya yaitu dasar hidup rukun atau gotong-royong.’

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata prinsip

dengan kata dhasar dan wewaton dalam kalimat diatas tetap menghasilkan

kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa

berterima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

49

Kata prinsip pada data 18 berfungsi sebagai objek, kata prinsip

termasuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata prinsip dan dhasar dimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Prinsip yang kukuh. Dalam bahasa Jawa

Dhasar sing kukuh.

‘Dasar yang kuat.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului dudu ‘bukan’.

Bukan prinsip

Dudu dhasar ‘bukan dasar’

Kata prinsip ‘dasar, asas’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif

serta dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata bukan ‘dudu’,

maka kata prinsip termasuk dalam kata benda (nomina).

Data 19. Dialog (Kalawarti III/No 138/Januari/2010)

Ngajak pamirsa padha melu rembugan ing saperangan

dialog.

‘Mengajak pemirsa untuk ikut berdiskusi di beberapa

dialog.’

Penyimpangan pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata

dari bahasa Indonesia yaitu kata dialog yang artinya ‘percakapan’ di

dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata rembug ‘omong-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

50

omong’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat

diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Ngajak pamirsa padha melu rembugan ing saperangan rembug.

‘Mengajak pemirsa ikut berdiskusi di beberapa percakapan.’

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata dialog

dengan kata rembug dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat

yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata dialog pada data 18 berfungsi sebagai keterangan, kata dialog

termasuk dalam kata benda yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

a. Nomina + yang + adjektif / Nomina + sing + adjektif

Bila kata dialog dan rembugdimasukkan dalam rumusan di

atas, akan menjadi:

Dialog yang jelas. Dalam bahasa Jawa

rembug sing cetha.

‘Percakapan yang jelas.’

b. Dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului dudu ‘bukan’.

Bukan dialog

Dudu rembug ‘bukan percakapan’

Kata dialog ‘percakapan’ bisa diikuti kata yang ‘sing’ dan adjektif

serta dalam bentuk ingkar (negatif) dapat didahului kata bukan ‘dudu’,

maka kata prinsip termasuk dalam kata benda (nomina).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

51

2. Interferensi Leksikal Kategori Kata Kerja

Data 20. antusias (Kalawarti III/No 110/ Juli/ 2009)

Kabeh padha antusias, raketang amung nyekel wayang sik.

‘Semua ikut antusias, walaupun hanya memegang wayang dulu.’

Interferensi pada kalimat tersebut terdapat pada kata antusias yang

artinya ‘bersemangat’di dalam bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan

kata karep banget atau mempeng yang artinya ‘bersemangat’.

Berdasarkan teknik ganti maka kalimat tersebut dapat diubah menjadi:

Kabeh padha karep banget, raketang amung nyekel wayang

sik.

‘Semua ikut bersemangat, walaupun hanya memegang wayang

dulu.’

Kabeh padha mempeng, raketang amung nyekel wayang sik.

‘Semua ikut bersemangat, walaupun hanya memegang wayang

dulu.’

Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui penggantian kata antusias

dengan kata karep banget atau mempeng dalam kalimat diatas tetap

menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat

serta dapat berterima bisa berterima.

Kata antusias pada data 19 berfungsi sebagai predikat, kata antusias

termasuk dalam kelas kata kerja yang mempunyai ciri sintaksis sebagai berikut:

Untuk membentuk kalimat ingkar (negatif) dipergunakan kata ora ‘tidak’.

Nomina + tidak + verba(kata kerja) / Nomina + ora + verba(kata kerja)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

52

Bila kata antusias dan mempeng di masukkan dalam rumusan di atas

menjadi:

Saya tidak antusias. Dalam bahasa Jawa

Aku ora mempeng.

‘Saya tidak bersemangat’

Kata antusias ‘bersemangat’ dapat didahului dengan kata tidak ‘ora’,

maka kata antusias termasuk kata kerja.

3. Interferensi Leksikal Kategori Kata Sifat

Data. 21 aktif (Kalawarti III/No 145/Maret/2010)

Jagad pewayangan bisa melu aktif ngudhar kahanan lan

maneka prakara urip.

‘Jagad pewayangan bisa ikut aktif membedah keadaan dan

aneka perkara hidup.

Kesalahan pada kalimat diatas terletak pada penggunaan kata dari bahasa

Indonesia yaitu kata aktif yang artinya ’giat’ di dalam bahasa Jawa kata ini

berpadanan dengan kata grengseng, giyat, dan mempeng . Untuk mengetahui

apakah penggantian kata kerja berimbuhan cocok dapat diuji dengan teknik

ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Jagad pewayangan bisa melu grengseng ngudhar kahanan lan

maneka prakara urip.

‘Jagad pewayangan bisa ikut giat memebedah keadaan dan aneka

perkara hidup.

Jagad pewayangan bisa melu giyat ngudhar kahanan lan maneka

prakara urip.

‘Jagad pewayangan bisa ikut giat memebedah keadaan dan aneka

perkara hidup.

Jagad pewayangan bisa melu mempeng ngudhar kahanan lan

maneka prakara urip.

‘Jagat pewayangan bisa ikut giat membedah keadaan dan aneka

perkara hidup.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

53

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata

aktif dengan kata grengseng, giyat, dan mempeng dalam kalimat diatas

tetap menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna

kalimat dan bisa berterima.

Kata aktif pada data 20 berfungsi sebagai pelengkap, kata aktif

masuk dalam kelas kata sifat yang mempunyai ciri sintaksis sebagai

berikut:

Nomina + ....... + banget (sekali), dan

Nomina + luwih(lebih) + .......

Nomina + rada(agak) + ........

Nomina + ..........+ dhewe(paling),

Bila kata aktif dan mempeng dimasukkan dalam rumusan diatas

menjadi:

Vivi aktif sekali.

Vivi lebih aktif. Dalam bahasa Jawa menjadi:

Vivi agak aktif.

Vivi paling aktif.

Vivi luwih mempeng. ‘Vivi lebih giat.’

Vivi mempeng banget. ‘Vivi giat sekali.’

Vivi rada mempeng. ‘Vivi agak giat.’

Vivi mempeng dhewe. ‘Vivi paling giat.’

Kata aktif ‘giat’ dapat didahului dengan kata lebih ‘luwih’ agak

‘rada’, paling ‘dhewe’ dan diikuti kata sekali ‘banget’, maka kata aktif termasuk

kata sifat.

Data. 22 mewah (Kalawarti III/No 161/Juli/2010)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

54

Kunjara mewah rasane wus kaya dicepakake tumrap pejabat

nagara.

‘Penjara mewah rasanya sudaah seperti disiapkan untuk pejabat

negara.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata mewah yang artinya ‘serba indah, berlebih’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata sarwa elok lan becik. Untuk

mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji dengan teknik

ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Kunjara sarwa elok lan becik rasane wus kaya dicepakake tumrap

pejabat negara.

‘Penjara serba indah dan berlebih rasanya sudah seperti disediakan

untup pejabat negara.’

Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata mewah

dengan kata sarwa elok lan becik dalam kalimat diatas tetap menghasilkan

kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata mewah pada data 21 berfungsi sebagai pelengkap, kata

mewah masuk dalam kelas kata keadaan yang mempunyai ciri sintaksis

sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali),

Nomina + ..........+ dhewe(paling),

Nomina + luwih (lebih) + .......

Nomina + rada(agak) + ........

Bila kata mewah dimasukkan dalam rumusan diatas menjadi:

Rumahnya mewah sekali.

Rumahnya paling mewah.

Rumahnya lebih mewah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

55

Rumahnya agak mewah.

Kata mewah ‘serba indah, berlebih’ dapat didahului dengan kata luwih

dan rada serta diikuti kata banget dan dhewe, maka kata mewah termasuk kata

sifat.

Data23. Harmonis (Kalawarti III/No 140/Februari/2010)

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora

harmonis ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak

harmonis dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata harmonis yang artinya ‘selaras, serasi’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata laras atau cocog yang artinya

‘cocog’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat diuji

dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora laras

ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak

cocog dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Kahanan kuwi wus nuduhake manawa ana tatanan sing ora cocog

ing urip bebrayan antarane wong Jawa lan China.

‘Keadaan itu sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak

cocog dalam kehidupan antara orang Jawa dan China.

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata

harmonis dengan kata laras dan cocog dalam kalimat diatas tetap

menghasilkan kalimat yang gramatikal dan tidak mengubah makna

kalimat dan bisa berterima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

56

Kata harmonis pada data 22 berfungsi sebagai pelengkap, kata

harmonis termasuk dalam kelas kata sifat yang mempunyai ciri sintaksis

sebagai berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali),

Nomina + ..........+ dhewe(paling),

Nomina + luwih (lebih) + .......

Nomina + rada(agak) + ........

Bila kata harmonis dimasukkan dalam rumusan di atas menjadi:

Keluarganya harmonis sekali.

Keluarganya paling harmonis. Dalam bahasa Jawa menjadi:

Keluarganya lebih harmonis.

Keluargane agak harmonis.

Keluargane cocog banget. ‘Keluarganya cocok sekali.’

Keluargane cocog dhewe. ‘Keluarganya paling cocok.’

Keluargane luwih cocog. ‘Keluarganya lebih cocok.’

Keluargane rada cocog. ‘Keluarganya agak cocok.’

Kata harmonis ‘serasi,selaras’ dapat didahului dengan kata lebih

‘luwih’, agak ‘rada’, paling ‘dhewe’ serta diikuti kata sekali ‘banget’, maka kata

harmonis termasuk kata sifat.

Data 25. Klasik (Kalawarti III/No 175/Oktober/2010)

Pameran gambar karyane para mahasiswa angkatan 2008

Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo taun iki pancen ngangkat

irah-irahan klasik.

‘Pameran gambar karya para mahasiswa angkatan 2008

Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo tahun ini memang

mengangkat judul klasik.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata klasik yang artinya ‘tradisional, indah’ di dalam

bahasa Jawa kata ini berpadanan dengan kata lawas yang artinya ‘asipat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

57

kuno,endah’. Untuk mengetahui apakah penggantian kata tersebut cocok dapat

diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi:

Pameran gambar karyane para mahasiswa angkatan 2008

Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo taun iki pancen ngangkat

irah-irahan lawas.

‘Pameran gambar karya para mahasiswa angkatan 2008

Jurusan Senirupa FKIP UNS Solo tahun ini memang

mengangkat judul lawas.’

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata

klasik dengan kata lawas dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat

yang gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Kata klasik pada data 24 berfungsi sebagai keterangan, kata klasik

masuk dalam kelas kata keadaan yang mempunyai ciri sintaksis sebagai

berikut:

Nomina + ....... + banget(sekali),

Nomina + ..........+ dhewe(paling),

Nomina + luwih (lebih) + .......

Nomina + rada(agak) + ........

Bila kata klasik dan lawas dimasukkan dalam rumusan diatas

menjadi:

Batiknya klasik sekali.

Batiknya paling klasik.

Batiknya lebih klasik. Dalam bahasa Jawa menjadi:

Batiknya agak klasik.

Bathike lawas dhewe.

Bathike lawas banget.

Bathike luwih lawas.

Bathike rada lawas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

58

Kata klasik ‘tradisional, indah’ dapat didahului dengan kata lebih ‘luwih’,

agak ‘rada’, paling ‘dhewe’ dan diikuti kata sekali ‘banget’ , maka kata klasik

termasuk kata sifat.

4. Interferensi Leksikal Kategori Kata Penghubung

Data.26 dan (Kalawarti III/No 100/April/2009)

Isih akeh seniwati sing ngadhepi pepalang asumber cara dan daya

pikir patriarkhat.

‘Masih banyak seniwati yang menghadapi halangan yang

bersumber cara dan daya pikir patriarkhat.’

Interferensi pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata dari

bahasa Indonesia yaitu kata dan yang artinya ‘dan’ di dalam bahasa Jawa kata

ini berpadanan dengan kata lan. Untuk mengetahui apakah penggantian kata

tersebut cocok dapat diuji dengan teknik ganti, maka kalimat tersebut akan

berubah menjadi:

Isih akeh seniwati sing ngadepi pepalang asumber cara lan daya

pikir patriarkhat.

‘Masih banyak seniwati yang mengahadapi halangan bersumber

cara dan daya pikir patriarkhat.

Dari hasil analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa penggantian kata dan

dengan kata lan dalam kalimat diatas tetap menghasilkan kalimat yang

gramatikal dan tidak mengubah makna kalimat dan bisa berterima.

Sesuai data yang diperoleh kelas kata nomina ternyata mempunyai

frekuensi yang sangat tinggi. Nomina cenderung digunakan didalam kalimat

pada rubrik JAGAD Jawa. Hal itu disebabkan adanya kebiasaan penulis dalam

membuat kalimat selalu menempatkan nomina diawal kalimat yang menyatakan

pola diterangkan dan menerangkan. Dengan kata lain penulis lazim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

59

menggunakan ciri fungsi subjek yang senantiasa diikuti oleh predikat dan

selanjutnya ciri fungsi yang lain.

B. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya Interferensi pada

JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS.

Interferensi dapat terjadi pada semua bahasa, termasuk bahasa Jawa.

Interferensi mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam bahasa tulis maupun

lisan. Peristiwa interferensi adalah suatu penyimpangan, karena merugikan bagi

bahasa yang terinterferensi, seperti yang terjadi pada JAGAD Jawa Harian Umum

SOLOPOS, yang mengalami interferensi dari bahasa Indonesia kedalam bahasa

Jawa.

Analisis faktor yang melatarbelakangi terjadinya interferensi pada penelitian

ini yaitu:

a. Kedwibahasaan peserta tutur

b. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima

c. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima

d. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan

e. Kebutuhan akan sinonim

f. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa

g. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu

Berikut ini akan diuraikan satu per satu mengenai faktor-faktor

penyebab terjadinya interferensi:

a. Kedwibahasaan peserta tutur

Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi dan

berbagai pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

60

bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak bahasa dalam diri penutur

yang dwibahasawan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan interferensi.

Kedwibahasaan dapat terjadi pada penutur bahasa Jawa, terlebih jika penutur

tersebut sering atau bahkan terbiasa berinteraksi dengan banyak orang yang

menggunakan berbagai bahasa. Berbagai bahasa yang dikuasainya akan

mempengaruhi gaya berbicaranya dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam

tulisannya.

Disadari atau tidak, ketika berbicara ataupun menulis karyanya, dia akan

menyelipkan kata-kata asing yang dia kuasai. Hal ini terjadi karena keseringan

menggunakan bahasa sumber dalam berinteraksi dengan orang lain. Peristiwa

seperti ini akan lebih sering terjadi pada penutur yang lingkungan kerjanya

terbiasa digunakan lebih dari satu bahasa, contohnya dilingkungan sekolah,

perkantoran, media cetak dan lain-lain. Wartawan dan penulis surat kabar sering

mengggunakan lebih dari satu bahasa sehingga akan mempengaruhi tulisannya.

Contoh :

Critane Yanusa Nugroho, penulis kondhang, kang tau gawe

konsep pagelaran wayang kulit purwa.

‘Ceritanya Yanusa Nugroho, penulis ternama, yang pernah

membuat konsep pagelaran wayang kulit purwa.’

Penggunaan kata konsep pada kalimat di atas, karena kedwibahasaan

penulis. Secara sengaja atau tidak penulis menggunakan kata tersebut karena

penulis terbiasa dengan kata-kata dari bahasa Indonesia.

b. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima

Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung

akan menimbulkan sikap kurang positif. Hal ini menyebabkan pengabaian kaidah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

61

bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan unsur-unsur bahasa sumber

yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan muncul

bentuk interferensi dalam bahasa penerima yang sedang digunakan oleh penutur,

baik secara lisan maupun tertulis. Tipisnya kesetiaan terhadap bahasa penerima

dapat disebabkan karena bahasa penerima dianggap kurang pas atau kurang

terkini sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat masa kini. Bahasa

penerima dalam hal ini bahasa Jawa dianggap kuno, atau kurang pas jika

digunakan. Contohnya, penggunaan kata awam pada kalimat dibawah ini:

Minangka wong awam aku mung bisa ngelus dhadha.

‘Sebagai orang awam saya hanya bisa mengelus dada.’

Penggunaan kata awam pada kalimat diatas, karena penulis menganggap

bahwa kata awam lebih terkini dari pada menggunakan kata lumrah atau umum

(padanan kata awam).

c. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima

Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada yang

bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika

masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan

mengenal konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai

kosakata untuk mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan

kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja pemakai

bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk

mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidakcukupan atau terbatasnya

kosakata bahasa bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam

bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

62

Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahasa penerima (bahasa Jawa),

karena istilah-istilah teknologi dan ilmu pengetahuan banyak diperoleh dari dunia

luar atau negara asing yang lebih maju, sehingga istilah-istilah yang dipakai juga

dari luar. Hal itu yang membuat bahasa Jawa menjadi kurang pas jika digunakan

untuk mengungkapkan masalah-masalah dibidang teknologi dan keilmuan, seprti

kata kontinewsform jika diartikan dalam bahasa Jawa adalah ‘kertas komputer’,

sedangkan kata komputer tidak ada padanannya dalam bahasa Jawa, sehingga

penulis menggunakan kata kontinewsform dalam tulisannya. Kalau kata helm

diganti dengan ‘tutuping mustaka’, maka pembaca akan berimajinasi dan

mempunyai gambaran yang lain. Demikian dengan kata mic , mic sering diganti

dengan kata ‘pandayawara’ maksudnya sesuatu yang memberi daya pada suara,

tetapi orang akan kebingungan atau pembaca akan kesulitan menangkap

maksudnya.

d. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan

Kosakata dalam sutau bahasa yang jarang dipergunakan cenderung akan

menghilang. Jika hal ini terjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutan akan

menjadi kian menipis. Apabila bahasa tersebut dihadapkan pada konsep baru dari

luar, disatu pihak akan memanfaatkan kembali kosakata yang sudah menghilang

dan dilain pihak akan menyebabkan terjadinya interferensi, yaitu penyerapan atau

peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber.

Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata yang jarang

digunakan tersebut akan berakibat seperti interferensi yang disebabkan tidak

cukupnya kosakata bahasa penerima, yaitu unsur serapan atau unsur pinjaman itu

akan lebih cepat diintegrasikan karena unsur tersebut dibutuhkan dalam bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

63

penerima. Dalam bahasa Jawa hal tersebut sering terjadi, seperti pada contoh

berikut:

Brambang asem iki salah sijining jajanan khas kutha Solo.

‘Brambang asem ini salah satu jajanan khas kota Solo.’

Kata khas sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Jawa yaitu mligi atau

mirunggan, namun karena sekarang kata mligi dan mirunggan jarang digunakan

oleh masyarakat, maka kata yang digunakan adalah kata khas atau kata khusus.

Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih sering menggunakan kata khas

sehingga kata mligi atau mirunggan cenderung jarang digunakan.

e. Kebutuhan akan sinonim

Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup penting,

yakni sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata

yang sama secara berulang-ulang yang bisa mengakibatkan kejenuhan. Dengan

adanya kata yang bersinonim, pemakai bahasa dapat mempunyai variasi kosakata

yang dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara berulang-ulang.

Karena adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering

melakukan interferensi dalam bentuk penyerapan atau peminjaman kosakata baru

dari bahasa sumber untuk memberikan sinonim pada bahasa penerima. Dengan

demikian, kebutuhan kosakata yang bersinonim dapat mendorong timbulnya

interferensi. Dalam bahasa Jawa hal ini sering terjadi pada tulisan dalam surat

kabar atau Majalah berbahasa Jawa. Contohnya penggunaan kata Visi dan misi

pada paragraf berikut:

Walisanga kanthi angulir budi saha kawasisan linambaran kawicaksanan

kepareng anyebaraken agami Islam lumantar cariyos wayang kanti ancas utawi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

64

tujuan saha gegayuhan. Visi lan misi punika inggih supados agami Islam saget

dipun tampi ugi saget ngrembaka.

f. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa

Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interferensi, karena

pemakai bahasa ingin menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa yang

dianggap berprestise tersebut. Prestise bahasa sumber dapat juga berkaitan dengan

keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam berbahasa. Interferensi yang

timbul karena faktor itu biasanya berupa pemakaian unsur-unsur bahasa sumber

pada bahasa penerima yang dipergunakan. Contohnya adalah penggunaan kata

inisiatif pada kalimat berikut.

Bojoku banjur nduweni inisiatif golek koskosan.

‘Istriku kemudian mempunyai inisiatif mencari koskosan’.

Penggunaan kata inisiatif pada kalimat diatas sebenarnya kurang tepat,

karena tidak sesuai dengan kaidah berbahasa. Dalam bahasa Jawa kata inisiatif

mempunyai padanan, yaitu kata reka atau ada-ada, namun penulis lebih memilih

menggunakan kata inisiatif untuk keperluan prestise atau bergaya dalam bahasa.

g. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu

Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang sedang

digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan

kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal ini dapat terjadi pada

dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun

bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakaian bahasa kadang-

kadang kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

65

saat berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa kedua yang muncul

adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya.

Keluarga adalah faktor utama pembentuk bahasa seseorang, karena seorang

mendapat bahasa pertama kali dari lingkungan keluarga, bahasa pertama atau

bahasa ibu itulah yang bisa mempengaruhi tulisan seseorang. Jika keluarga

penulis berlatarbelakang bahasa Indonesia, maka bahasa pertama yang dikuasai

adalah bahasa Indonesia. Ketika penulis tersebut menulis dalam bahasa Jawa

maka dia akan menuliskan beberapa kata bahasa Indonesia karena dia tidak tahu

padanannya dalam bahasa Jawa. Seperti penggunaan kata jijik pada kalimat

berikut:

Heni jijik karo tikus.

‘Heni jijik dengan tikus.’

Kata jijik dalam bahasa Jawa berpadanan dengan kata gigu atau gila ,namun

karena penulis tidak tahu padanan kata jijik dalam bahasa Jawa maka penulis

memilih menggunakan kata jijik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

66

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Sejalan dengan rumusan masalah, serta tujuan penelitian yang telah

ditetapkan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kategori kata dari Interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum SOLOPOS adalah:

b. Interferensi Leksikal kategori kata benda (nomina) 14 kata.

c. Interferensi Leksikal kategori kata sifat 5 kata.

d. Interferensi Leksikal kategori kata kerja 1 kata.

e. Interferensi Leksikal kategori kata penghubung 1 kata.

Kelas kata nomina mempunyai frekuensi yang paling tinggi.

Nomina cenderung digunakan didalam kalimat pada rubrik JAGAD Jawa. Hal

itu disebabkan adanya kebiasaan penulis dalam membuat kalimat selalu

menempatkan nomina diawal kalimat yang menyatakan pola diterangkan dan

menerangkan. Dengan kata lain penulis lazim menggunakan ciri fungsi subjek

yang senantiasa diikuti oleh predikat dan selanjutnya ciri fungsi yang lain.

66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA INDONESIA DALAM …... · 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberi izin dalam penyusunan skripsi ini.

67

2. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya interferensi leksikal

bahasa Indonesia kedalam bahasa Jawa pada Harian Umum

SOLOPOS adalah:

a. kedwibahasaan peserta tutur

b. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima.

c. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima

d. menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan.

e. kebutuhan akan sinonim.

f. prestise bahasa sumber dan gaya bahasa.

g. terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan. Untuk itu, penulis sangat berharap kepada peneliti lain agar

mengkaji lebih mendalam hal yang berkaitan dengan Interferensi Leksikal

bahasa Indonesia dalam Bahasa Jawa.

Penelitian ini hanya meneliti tentang Interferensi Leksikal bahasa

Indonesia dalam bahasa Jawa pada JAGAD Jawa Harian Umum Solopos,

maka perlu penelitian lanjutan tentang unsur gramatikalnya atau penelitian

sama objek berbeda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user