Interceptive Orthodontics

25
INTERCEPTIVE ORTHODONTICS A. ANTERIOR CROSSBITE PADA PERIODE GIGI PRIMER DAN CAMPURAN Crossbite anterior komplit dapat mengindikasikan masalah pertumbuhan dan perkembangan skeletal maloklusi kelas III Menunda perawatan dapat berakibat kepada komplikasi yang serius seperti kehilangan panjang lengkung rahang Trauma oklusi dengan hasil stripping pada jaringan gingival dan pembentukan poket pada aspek labial gigi bawah adalah hal yang sering terjadi Dapat juga terjadi keausan pada permukaan insisal dan labial insisivus maksila yang terlibat Anterior croosbite adalah hasil dari berbagai kondisi sebagai berikut : 1. posisi gigi supernumerary yang ke labial dapat menyebabkan torsoversi dan defleksi lingual gigi insisi dapat erupsi dengan posisi yang rotasi atau hubungan crossbite 2. trauma pada gigi anterior primer dapat menyebabkan perpindahan tempat benih gigi permanen yang sedang berkembang dan erupsi crossbite. Jika insisivus primer tertunda eksfoliasinya karena nekrosis p sebagai hasil dari trauma atau karies, gigi dapat berperan sebagi benda asing dan menyebabkan defleksi permanen. Gigi primer yang pulpanya nekrosis sering mengalami resorpsi akar yang abnormal dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada oklusi yang sedang berkembang 3. defisiensi lengkung rahang dapat menyebabkan defleksi lingual gigi permanen selama erupsi, yang sering dialami oleh insisivus lateral maksila permanen. Erupsi prematur kaninus permanen pada rahang yang kur panjangnya dapat menyebabkan insisivus lateral berotasi ke lingual dan erupsi crossbite jika kondisi tersebut ada, masalah dapat ditangani dengan perawatan yang sederhana (uncomplicated) : 1. adanya ruang mesiodistal yang cukup untuk memindahkan gigi ke posisi yang benar 2. bagian apikal gigi yang terkunci (locked) berada dalam posisi yang sama saat gigi dalam oklusi yang normal 3. pasien memiliki oklusi normal pada area molar dan kaninus satu dari beberapa metode perawatan dapat dipilih setelah dilakukan evaluasi seperti : 1. kekooperatifan pasien 2. derajat overbite yang dapat diharapkan setelah perawatan 3. menyatakan perkembangan oklusi 4. urutan erupsi

Transcript of Interceptive Orthodontics

INTERCEPTIVE ORTHODONTICS A. ANTERIOR CROSSBITE PADA PERIODE GIGI PRIMER DAN CAMPURAN Crossbite anterior komplit dapat mengindikasikan masalah pertumbuhan dan perkembangan skeletal maloklusi kelas III Menunda perawatan dapat berakibat kepada komplikasi yang serius seperti kehilangan panjang lengkung rahang Trauma oklusi dengan hasil stripping pada jaringan gingival dan pembentukan poket pada aspek labial gigi bawah adalah hal yang sering terjadi Dapat juga terjadi keausan pada permukaan insisal dan labial insisivus maksila yang terlibat Anterior croosbite adalah hasil dari berbagai kondisi sebagai berikut : 1. 2. posisi gigi supernumerary yang ke labial dapat menyebabkan torsoversi dan defleksi lingual gigi insisivus, yang dapat erupsi dengan posisi yang rotasi atau hubungan crossbite trauma pada gigi anterior primer dapat menyebabkan perpindahan tempat benih gigi permanen yang sedang berkembang dan erupsi crossbite. Jika insisivus primer tertunda eksfoliasinya karena nekrosis pulpa sebagai hasil dari trauma atau karies, gigi dapat berperan sebagi benda asing dan menyebabkan defleksi gigi permanen. Gigi primer yang pulpanya nekrosis sering mengalami resorpsi akar yang abnormal dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius pada oklusi yang sedang berkembang 3. defisiensi lengkung rahang dapat menyebabkan defleksi lingual gigi permanen selama erupsi, yang sering dialami oleh insisivus lateral maksila permanen. Erupsi prematur kaninus permanen pada rahang yang kurang panjangnya dapat menyebabkan insisivus lateral berotasi ke lingual dan erupsi crossbite jika kondisi tersebut ada, masalah dapat ditangani dengan perawatan yang sederhana (uncomplicated) : 1. 2. 3. adanya ruang mesiodistal yang cukup untuk memindahkan gigi ke posisi yang benar bagian apikal gigi yang terkunci (locked) berada dalam posisi yang sama saat gigi dalam oklusi yang normal pasien memiliki oklusi normal pada area molar dan kaninus satu dari beberapa metode perawatan dapat dipilih setelah dilakukan evaluasi seperti : 1. 2. 3. 4. kekooperatifan pasien derajat overbite yang dapat diharapkan setelah perawatan menyatakan perkembangan oklusi urutan erupsi

TONGUE BLADE THERAPY kayu gigi pada tahap inisial erupsi dengan interlocking derajat anak diinstruksikan untuk menempatkan tongue blade minimal dapat direposisi dalam waktu 24 jam dibelakang gigi yang terkunci dan menggunakan dagu sebagai fulcrum, untuk memberikan tekanan pada gigi kea rah labial prosedur ini harus dilakukan selama 5 menit setiap jam tongue blade therapy kurang efektif jiks gigi hampir sesering mungkin seluruhnya erupsi LOWER CEMENTED BITE PLANE acrylic inclined plane disemntasikan pada gigi anterior inclined plane setidaknya dengan panjang inci bawah yang dikontruksi pada study model ditambahkan, memanjang ke lingual dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu gigi penyesuaian plane dilakukan sebelum sementasi hanya gigi yang crossbite yang harus berkontak dengan anak yang kooperatif dan memiliki minat dan panduan dirumah, anterior crossbite dapat dikoreksi dengan tongue blade

acrylic inclined plane, tidak boleh ada gigi lain yang berkontak dengan plane dan plane tidak boleh menyentuh jaringan palatal gigi posterior tidak beroklusi, berjarak sekitar 2 3 mm. erupsi gigi posterior dapat terjadi dalam waktu 10 hari, dan kecendrungan untuk terjadinya open bite di regio anterior

inclined plane dapat dilepas ketika gigi yang cross bite telah melewati edge insisal insisivus bawah jika crossbite tidak juga terkoreksi dalam waktu 7 10 hari maka dapat digunakan alat yang berbeda gigi yang beroklusi pada inclined bite plane biasanya rentan terhadap avulsi atau luksasi dari trauma pada dagu

PALATAL APPLIANCE penggunaan fixed atau removable palatal appliance diindikasikan ketika satu atau dua gigi biasanya insisivus lateral crossbite

palatal appliance dapat digunakan untuk menjaga space atau mengoreksi ketidakteraturan minor dalam lengkung rahang

B.

untuk retensi yang baik, maka digunakan clasp yang adekuat atau fiksasi lain yang dapat digunakan POSTERIOR CROSSBITE PADA PERIODE GIGI PRIMER DAN CAMPURAN Kutin dan Hawes mengobservasi prevalensi crossbite posterior pada periode gigi primer dan campuran adalah 1 dari 13 atau 7,7% Penyebab crossbite dapat berbeda dalam ttiga tipe kondisi umum : skeletal, dental, dan fungsional Eksaminasi klini tambahan dengan oklusi model dan observasi mandibula saat istirahat untuk diagnosis yang lebih akurat

SKELETAL CROSSBITE Skeletal adalah hasil dari perbedaan struktur maksila dan mandibula Maksila yang sempit atau mandibula yang lebar sering berasosiasi dengan buccal crossbite Alat seperti soldered W arch atau quad helix dapat digunakan pada kasus crossbite yang sifatnya dental tipping Jika molar maksila memiliki inklinasi aksial akar dan mahkota yang normal, alat untuk memperluas palatum dan mengurangi tekanan tipping gigi diindikasikan jika terjadi inklinasi lingual pada gigi dan mahkota tipping ke bukal DENTAL CROSSBITE Dental crossbite adalah hasil dari kesalahan pola erupsi, satu atau dua gigi posterior erupsi dalam hubungan crossbite Setelah gigi erupsi, oklusi mengunci gigi dalam posisinya dan bahkan menyebabkan hubungan skeletal crossbite Posisi lidah yang rendah dapat menghasilkan tekanan yang tidak seimbang pada gigi posterior maksila dan mengizinkan gigi untuk memiliki hubungan crossbite dengan gigi mandibula. Pasien yang bernafas melalui mulut, posisi lidahnya berada di dasar mulut yang akanmenghasilkan ketidakseimbangan dan terjadi buccal crossbite Tekanan seperti yang disebabkan oleh thumb sucking dan kebiasaan buruk lainnya dapat memodifikasi konformasi rahang yang secara langsng berkaitan dengan perkembangan crossbite FUNCTIONAL CROSSBITE Functional crossbite adalah sebagai hasil dari pergeseran mandibula ke posisi yang abnormal sering ke posisi yang dirasa nyaman bagi pasien Adanya crossbite fungsional dapat dideterminasi dengan observasi hubungan rahang saat posisi istirahat, jika tidak ada bukti perbedaan midline atas dan bawah ketika mandibula istirahat tetapi terdapat deviasi mandibula mengarah ke sisi crossbite ketika gigi akan oklusi, maka maloklusi harus dikenali sebagai fungsional Jika ada perbedaan midline yang konstan pada saat posisi istirahat dan ketika saat oklusi, kondisi ini mengindikasikan adanya deformitas skeletal yang membutuhkan perawatan orthodontic mayor Beberapa crossbite fungsional dapat dikoreksi dengan mengurangi gangguan oklusal, terutama jika gangguan oklusal tersebut bertanggungjawab terhadap pergeseran crossbite di area kaninus

Jika eksaminasi menunjukkan maloklusi kelas II atau III, maka crossbite dapat dikoreksi selama perawatan orthodontic komprehensif Waktu untuk merawat crossbite posterior ditentukan oleh beberapa faktor : 1. 2. 3. 4. jika pasien kooperatif, perawatan dapat dilakukan selama periode gigi sulung. Tetapi, lebih baik untuk menunggu pasien lebih matang jika molar permanen yang belum erupsi tidak lagi ditutupi oleh tulang, perawatan harus ditunda hingga molar dapat di band tidak adanya gigi yang dapat dijadikan pegangan juga mempengaruhi waktu perawatan dan desain alat kehilangan prematur gigi molar primer memerlukan penundaan perawatan hingga periode late mix atau early permanent

SOLDERED W ARCH soldered w arch atau porter appliance untuk koreksi crossbite posterior. Anterior crossbite juga dapat dikoreksi dengan perpanjangan lengan meliputi kaninus, insisivus sentral, dan lateral w arch juga secara simultan berfungsi sebagai pengingat pada pasien crossbite posterior dengan kebiasaan thumb-sucking cara pembuatan : 1. 2. 3. band stainless steel yang belum dibentuk diadaptasikan ke gigi paling distal yang terlibat dalam crossbite. Kawat 0,036 - 0,04 inci di kontur ke lengkung rahang kawat harus bebas dari jaringan dengan jarak 1 2 mm, terutama di molar loop areas, sehingga tidak tertanamnya kawat di jaringan selama aktivasi kawat alat diaktivasi setiap 3 4 minggu sampai crossbite telah dikoreksi

4.

alat disementasi selama perawatan aktif dan hanya dilepas pada saat aktivasi dan penyesuaian tambahan

5.

passive appliance dapat digunakan sebagai retainer selama 4 6 bulan setelah perawatan aktif. Jika dibutuhkan retensi dalam periode waktu yang lama, maka lebih baik mengkonstruksi retainer konvensional tipe Hawley

walaupun soldered w arch adalah alat yang stabil, nilai utama untuk situasi yang memerlukannya hanya gigi tipping ke bukal atau labial

CROSS-ELASTIC TECHNIQUE indikasinya jika hanya molar pertama permanen yang crossbite hook atau button disatukan dengan band pada permukaan lingual molar atas dan permukaan bukal molar bawah dan anak diajarkan bagaimana cara meletakkan elastic pada hooks elastic harus diganti oleh anak atau orangtua setiap hari sampai crossbite telah terkoreksi normalnya, crossbite yang meliputi 2 gigi dapat dikoreksi dengan cross elastic dalam waktu 4-8 minggu jika gigi lawannya telah berada pada posisi yang normal sebelum dilakukannya perawatan, maka dapat digunakan anchorage appliance (lingual arch atau Nancy) dapat mencegah pergerakan berlebihan gigi interdigitasi kuspal yang telah benar biasanya menjaga gigi pada hubungannya yang baru, sehingga tidak diperlukan retentive appliance C. MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ERUPSI GIGI ERUPSI EKTOPIK MOLAR PERTAMA PERMANEN Eksaminasi radiograf periapikal dan bitewing sebelum erupsi molar pertama permanen untuk mendeteksi erupsi ektopik Molar pertama permanen dapat memiliki posisi yang terlalu jauh ke mesial dalam erupsinya, dengan adanya resorpsi akar distal molar kedua primer Molar pertama permanen dapat menjadi terkunci total dan menyebabkan eksfoliasi prematur molar kedua primer atau membuatnya perlu untuk mengekstraksi gigi yang terkena Pada beberapa kasus, molar pertama permanen yang erupsi secara ektopik dapat memperbaiki posisinya sendiri dan erupsi dalam posisinya yang normal setelah menyebabkan kerusakan minor pada molar primer Kebanyakan erupsi ektopik terjadi di maksila Ketika gigi molar pertama yang impaksi tidak erupsi atau hanya erupsi sebagian, perawatan yang dipilih adalah menunggu karena lebih dari setengah gigi akan erupsi pada posisi yang normal Namun Bjerklin dan Kurol mengindikasikan bahwa molar permanen ektopik tipe reversibel dapat membebaskan dirinya sendiri seiring dengan waktu hingga pasien mencapai usia 7 tahun tetapi hanya sedikit molar yang memiliki tipe irreversibel atau locked yang dapat dideterminasi secara akurat pada pasien dengan usia antara 7 dan 8 tahun

Humprey mendeskripsikan teknik untuk mengoreksi molar pertama permanen yang ektopik : 1. 2. 3. band yang belum dibentuk diadaptasikan ke molar kedua primer pada affected side kawat diadaptasikan diadaptasikan dan disatukan dengan band Loop berbentuk S ditempatkan pada kawat dengan No. 139 pliers

4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.

distal extension kawat ditempatkan pada opening permukaan oklusal molar pertama yang erupsi ektopik penting untuk melepaskan alat/appliance dalam 7 10 hari untuk aktivasi kedua loop mem-band molar kedua primer menyatukan extension arm yang sampai ke bagian distal molar ektopik dengan band tersebut button di bonded/disatukan ke permukaan oklusal molar yang ektopik elastic power chain ditempelkan dari button ke small hook yang dibentuk di aspek distal extension arm power chain diganti setiap 2 3 minggu

Halterman appliance dibuat dengan cara: (27-26)

biasanya molar kedua primer pada affected side akan mobile sebagai hasil dari resorpsi akar dan tekanan dari molar pertama permanen yang ektopik. Desain dasar dari teknik Humprey dan Halterman dapat disatukan dengan bilateral lingual arch jika dibutuhkan stabilitas tambahan atau jika leeway space harus dipertahankan

Halterman appliance dapat juga dibuat dalam bentuk alat yang removable (lepasan) (27-47)

Helical atau Kesling, self-locking separating spring dapat digunakan untuk mengoreksi molar permanen yang erupsi ektopik Spring didesain untuk memisahkan gigi sebelum band orthodontic tetapi dapat digunakan juga untuk mengoreksi erupsi ektopik, jika perkembangan gigi sufisien untuk insersi maka cross arch achorage tidak dibutuhkan, dimana cara pengaplikasiannya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. insersi psring adalah dengan memegang kuat active arm spring yang berada dekat dengan helix menggunakan How atau Weingardt Pliers floss loop yang melalui helix memberikan keamanan jika spring bergeser keluar dari pliers selama insersi kepala spring ditempatkan di marginal ridge atau dekat pertengahan area kontak dan ditahan secara kuat dengan tekanan servikal sedangkan active arm diarahkan dibawah titik kontak gigi yang posisinya ektopik 4. 5. 6. 7. insersi spring bisa dari bukal atau lingual, tapi insersi dari bukal lebih mudah dicapai spring harus dibiarkan ditempatnya berada hingga gigi terlah terbebas dari kontak dengan gigi sebelahnya dan erupsi dalam pola yang normal pasien harus dievaluasi progress erupsi dan reaktivasi spring setiap 5 -6 minggu jika molar kedua primer diekstraksi atau telah hilang sebelum erupsi molar pertama permanen sufisien untuk pemasangan band, digunakan reverse band and loop atau distal shoe appliance

MOLAR KEDUA PERMANEN YANG IMPAKSI impaksi molar kedua permanen dapat terjadi ketika terdapat kondisi sebagai berikut : 1. 2. 3. lengkung rahang mandibula yang tidak sufisien massa gigi yang berlebih jalur erupsi yang abnormal

tujuan perawatan adalah mengangkat gigi dan mendapatkan erupsi yang sempurna alat yang direkomendasikan untuk koreksi molar pertama permanen yang ektopik dapat digunakan penghilangan gigi molar kedua permanen mengizinkan molar ketiga bergerak ke mesial dan mengambil posisi dimana molar kedua berada namun masih tidak pasti molar ketiga memiliki pembentukan email yang sempurna dan memiliki ukuran dan bentuk yang benar untuk menggantikan molar kedua

ERUPSI EKTOPIK INSISIVUS LATERAL PERMANEN kaninus primer kadang-kadang hilang secara premature ketika insisivus lateral permanen erupsi. Kondisi ini yang kadang-kadang disebut sebagai erupsi ektopik, tetapi harus dibedakan dengan kondisi yang lebih serius dimana erupsi insisivus lateral dapat mengakibatkan eksfoliasi kaninus dan mlar pertama primer jika hal ini tidak terdeteksi secara cepat maka dapat terjadi transposisi antara insisivus lateral dan kaninus permanen karena massa gigi yang berlebihan atau lengkung rahang yang tidak adekuat, resorpsi mulai terjadi aspek mesial akar kaninus primer. Orangtua seringkali tidka menyadari hal ini, dan menganggap itu hanyalah hal yang biasa terjadi dalam periode gigi campuran jika kehilangan kaninus primer unilateral dan tidak ada pergeseran ke midline , penggunaan space maintainer diindikasikan : 1. 2. band and loop maintainer lingual arch dengan spur yang dapat digunakan untuk mencegah pergeseran distal insisivus lateral

kehilangan unilateral jarang diikuti oleh crowding insisivus yang parah dan jika ada pergeseran midline ke sisi yang terdapat kehilangan prematur gigi , maka kaninus pada sisi lawannya juga dicabut dan dipasangkan passive lingual arch

menjaga/mendapatkan kesimetrisan dan mencegah pergeseran midline dan retrusi insisivus mandibula sangatlah penting jika terdapat crowding insisivus bawah sbelum kehilangan prematur kaninus, kondisi dapat diatasi dengan urutan waktu slicing pada gigi primer yang tersisa yang dicetuskan oleh Wyatt space tambahan dibuat untuk posisi yang lebih nyaman bagi insisivus lateral dengan menghilangkan bagian kaninus primer pada permukaan mesial prosedur slicing diulang dan diindikasikan pada gigi primer saat karena gigi permanen terus erupsi dalam urutan slice dilaukan pada waktu yang tepat pada molar kedua primer untuk mengakomodasi erupsi premolar pertama permanen dan kaninus crowding inisial pada rahang bawah sama dengan leeway space, space yang adekuat untuk gigi permanen akan didapat tanpa pemasangan alat wyatt merekomendasikan untuk melakukan prosedur slicing walaupun ketika struktur gigi dibuang dapat menyebabkan kebutuhan terhadap pulpotpmi pada gigi primer

IMPAKSI DAN ERUPSI TERTUNDA KANINUS PERMANEN molar ketiga mandibula adalah gigi yang paling sering mengalami impaksi, frekuensi yang paling sering selanjutnya adalah kaninus maksila permanen menurut Cohen, impaksi kaninus maksila dapat terjadi gigi ini memiliki periode terpanjang perkembangan gigi dan jalur erupsinya meragukan karena dapat dengan mudah berubah dari posisi normal erupsinya untuk bantuan diagnosis dapat dilakukan, palpasi pada canine crypt atau dari radiograf pada saat anak usia 8 atau 9 tahun jika kaninus maksila permanen impaksi, diindikasikan untuk dilakukan pendekatan bedah surgical exposure kaninus impaksi dan mendapatkan jalur erupsi yang normal adalah perawatan yang dipilih jika kaninus primer masih ada, maka gigi tersebut harus diekstraksi. Jaringan lunak dan tulang yang sufisien harus dibuang dari mahkota gigi permanen yang impaksi untuk mendapatkan pembukaan untuk menstimulasi erupsi gigi yang impaksi kaninus dengan impaksi palatal yang dalam memerlukan perawatan orthodontik untuk membawa gigi tersebut ke hubungan yang diinginkan dengan gigi lain GIGI SUPERNUMERARY DAN MALOKLUSI PENYERTA tahap diferensiasi gigi yang menentukan pembentukan kista, odontoma, atau gigi supernumerary gigi primer supernumerary kurang sering terjadi dibandingkan dengan gigi permanen supernumerary gigi supernumerary terutama pada regio anterior maksila dapat menghambat erupsi gigi permanen disebelahnya atau dapat menyebabkan erupsi ektopik

PENGHILANGAN GIGI SUPERNUMERARY SECARA BEDAH surgical removal dari gigi supernumerary yang belum erupsi merupakan salah satu pilihan perawatan jika gigi supernumerary tidak mengganggu perkembangan simetris dan erupsi gigi sebelahnya dan tidak ada bukti pembentukan kista, maka keputusan yang tepat adalah mengobservasi gigi sampai anak tersebut cukup umur untuk toleransi untuk dilakukan prosedur ang lebih baik banyak dokter gigi anak memilih untuk menunda bedah sampai gigi permanen erupsi dan penutupan akar sempurna tertundanya erupsi insisivus maksila sebagai gigi supernumerary midline adalah hal yang biasa terjadi. Pada kasus seperti ini, penghilangan secara bedah secepatnya dari gigi supernumerary perlu dilakukan. Selama bedah, tulang dan jaringan lunak dihilangkan pada 1/3 insisal gigi yang erupsinya tertunda jika gigi permanen posisinya terlalu tinggi, dibutuhkan observasi dengan menunggu sampai gigi bermigrasi pada posisi yang memungkinkan untuk dilakukan intervensi bedah tambahan ANTERIOR DIASTEMA perawatan aktif harus ditunda sampai erupsi sempurna kaninus permanen. Dokter gigi harus menjelaskan diastema akan menutup seiring dengan erupsi insisivus lateral dan kaninus penutupan awal dari diastema dibutuhkan jika insisivus lateral erupsi lebih ke lingual dan tidak memiliki space yang adekuat untuk pindah ke labial dalam lengkung giginya kadang-kadang, heavy labial frenum mencegah penutupan normal diastema

pada beberapa kasus, jika diindikasikan penutupan orthodontik, maka penutupan diastema dengan orthodontik harus dilakukan sebelum bedah untuk mengurangi risiko scar/ bekas luka yang akan mempengaruhi pergerakan gigi

jika terdapat space rahang yang sufisien untuk erupsi insisivus lateral dan kaninus, maka akan baik untuk menunda bedah frenum sampai gigi erupsi sempurna

KEHILANGAN GIGI KONGENITAL dalam menangani masalah kehilangan gigi congenital, dibutuhkan diagnosis menyeluruh melalui evaluasi panjang lengkung rahang dan oklusi jika satu atau dua gigi insisivus lateral hilang, dokter gigi harus memutuskan untuk mempertahankan space tersebut untuk protesa pengganti atau membiarkam kaninus erupsi dan bergeser ke mesial ke posisi insisivus lateral yang kemudian crownnya di reshaped mirip dengan insisivus lateral menurut Kokich, situasi yang ideal adalah membiarkan kaninus permanen erupsi disebelah gigi insisivus sentral, kemudian gigi digeser ke distal pada posisi normalnya. Karena ketika gigi digeser ke distal, maka dibentuklah tulang yang membentuk alveolar ridge dengen lebar bukal-lingual yang adekuat untuk memfasilitasi penempatan implan yang benar pada beberapa kasus, gigi molar primer tetap bertahan dan berfungsi dengan baik selama bertahun tahun, dan pada beberapa kasus juga lebar mesiodistal molar primer menyebabkan hubungan oklusal yang tidak benar dengen gigi permanen sehingga dilakukan slicing pada permukaan mesial dan distal molar primer untuk mengizinkan interdigitasi yang baik dengan molar permanen, tetapi seringkali akar divergen molar kedua primer mencegah terjadinya pergerakan mesial molar permanen D. walaupun gigi permanen penggantinya tidak ada, akar molar primer dapat teresorbsi dan gigi akan lepas APPLIANCE TO REGAIN SPACE Dapat dilakukan regain space jika gigi molar pertama permanen telah bergeser ke mesial Pergerakan distal molar pertama permanen, selain minimal tipping dapat dicapai dengan memuaskan dengan headgear appliance

Ketika alat digunakan untuk reposisi molar, terdapat tekanan yang diberikan kepada gigi dan jaringan pendukung anterior dan dapat menghasilkan flaring gigi anterior yang tidak diinginkan yang biasanya terjadi pada periode gigi campuran dimana insisivus permanen belum sepenuhnya erupsi dan dapat berakibat buruk walaupun hanya mendapatkan tekanan ringan

Aktivasi kawat 0,025 inci dari 0,5 1 mm setiap 3 4 minggu untuk memacu pergerakan gigi yang akan direposisi

Fixed intraoral appliance dengan aktivasi coil spring juga dapat digunakan untuk regain space disementasikan band juga dipasang pada molar pertama permanen yang tipping ke distal, buccal tube disusun secara benar dan disatukan ke band sebelum disementasikan kawat segiempat yang dipilih akan bergeser secara bebas dalam buccal tube tetapi ditahan secara tetap pada bracket dengan ligature wire (kawat pengikat) yang diinginkan opein cil spring 2 mm lebih panjang dibandingkan kawat dan spring ditempatkan pada periode yang space antara bracket dan tube lebih lama yaitu dengan interval 4 minggu sampai didapat posisi Stabilitas bilateral dan anchorage didapat dengan Edgewise twin bracket disusun dan disatukan ke soldered lingual arch band permukaan bukal gigi pegangan, sebelum alat bagian lingual

E.

SERIAL EXTRACTION Dewel mengenalkan prosedur serial extraction sebagai susunan penghilangan gigi primer dan permanen yang terpilih dalam urutan yang telah ditentukan sebelumnya Indikasi hanya ketika lengkung gigi secara struktur tidak adekuat untuk gigi yang sedang berkembang dan ketika sedikit harapan atau tidak ada harapan dalam mendapatkan ukuran dan proporsi yang normal Indikasi utama serial extraction : Maloklusi kelas I yang parah dalam periode gigi campuran yang lengkung rahangnya tidak sufisien untuk massa gigi Dewel setuju bahwa pertumbuhan seringkali tidak dapat diprediksi, tidak ada satu orangpun yang pasti apakah pertumbuhan tersebut akan mengarah kepada pertumbuhan oklusi yang tidak diinginkan. Banyak anak dengan lengkung rahang yang tidak adekuat memiliki pertumbuhan yang luar biasa dan tidak memerlukan perawatan dengan mengorbankan gigi permanennya Kaninus primer yang dihilangkan pertama, yang kedua adala molar kedua primer, dan yang terakhir adalah premolar pertama permanen. Setelah penghilangan kaninus primer, ada derajat self-correction dalam posisi dan susunan insisivus permanen Jika pertumbuhan melebihi harapan, maka tidak perlu dilakukan pencabutan gigi premolar pertama permanen Pasien harus diinformasikan bahwa tanpa follow up perawatan orthodontic, prosedur serial extraction tidak akan menghasilkan oklusi yang diinginkan. Yang sering terjadi adalah : 1. 2. 3. 4. 5. space yang persisten pada sisi ekstraksi perkembangan closed bite tipping lingual insisivus mandibula kaninus tipping ke distal premolar kedua tipping ke mesial

Singh. Textbook of Orthodontic. WB Saunders Company, USA. 2001 Maloklusi jika dideteksi sedini mungkin maka dapat dieliminasi atau dibuat tidak parah dengan inisiasi prosedur interceptive orthodontic. Prosedur preventif orthodontic juga bersifat interceptive jika dilakukan segera setelah berkembangnya maloklusi. Prosedur Interceptive orthodontic berfungsi untuk : 1. 2. 3. memastikan oral habit tidak menjadi tetap dan efek buruknya tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan normal memastikan bahwa tidak ada kehilangan lengkung rahang akibat kehilangan prematur gigi primer atau akibat rotasi gigi atau crowding gigi memandu pertumbuhan mandibula menggunakan myofunctional appliance Council on Orthodontic Education of the American Association of Orthodontics mendefinisikan Interceptive orthodontic merupakan fase pekerja ilmu pengetahuan dan seni orthodontik untuk mengenali dan mengeliminasi potensi ketidakteraturan dan malposisi dalam kompleks dentofasial yang sedang berkembang. Itu bermakna bahwa perawatan korektif penting untuk mencegah progress potensi ketidakteraturan menjadi maloklusi yang lebih parah. Prosedur interceptive dasar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Serial Extraction Space Regaining Koreksi anterior dan posterior crossbite Eliminasi oral habits Muscle Exercises Pengilangan jaringan lunak atau keras yang mengganggu jalur erupsi Resolusi Crowding Intersepsi perkembangan maloklusi skeletal

SPACE REGAINANCE Jika space maintenance tidak diberikan pada saat terjadi kehilangan prematur gigi molar kedua primer, maka molar pertama permanen dapat miring atau bergeser ke mesial sehingga terjadi kehilangan panjang lengkung rahang sehingga perlu dilakukan pace regainance penyebab pergeseran atau miringnya gigi molar adalah : 1. 2. 3. lesi karies yang luas erupsi ektopik ekstraksi prematur molar primer tanpa diikuti oleh pemasangan space maintenance

A. Estimasi Kehilangan Space Dengan mixed dentition analysis B. Waktu DIstalisasi Molar-6 tahun Jika anak dirawat sebelum usia 9 tahun, maka akar molar pertama permanen yang akan dipindahkan posisinya belum menyelesaikan pertumbuhannya dan orthodontic tipping atau bodily movement lebih mudah dilakukan Jika perawatan ditunda terlalu lama dan molar kedua permanen mulai erupsi, maka dokter gigi memiliki masalah untuk memindahkan 2 gigi molar ke distal yang artinya memerlukan tekanan yang lebih besar untuk memindahkannya dan memerlukan extraoral anchorage atau corrective orthodontics Usia antara 7 10 tahun terbukti merupakan usia terbaik untuk dilakukan tipping atau bodily movement molar pertama permanen ke distal C. Fixed Aplliances 1. OPEN COILED SPACE REGAINER (HERBST SPACE REGAINER) Band diadaptasian ke gigi, biasanya gigi molar pertama permanen yang akan didistalisasi Buccal dan lingual tube disatukan atau ditempelkan ke band yang telah diadaptasikan dengan bantuan spot welder Tube harus sejajar satu sama lain dalam semua bidang dan lumennya harus mengarah ke pertemuan antara mahkota dan gingival premolar pertama Kawat stainless steel 0,7 mm dibengkokkan sehingga berbentuk U, yang akan sesuai/pas secara pasif pada buccal dan lingual tube. Bagian anterior kawat bentuk U harus reverse bend (melengkung terbalik) dimana bagian tersebut berkontak dengan permukaan distal premolar pertama Potong open coil spring secukupnya sehingga dapat memanjang dari titik pemberhentian ke 2 mm distal dari limit anterior tube pada molar band Coil spring dipasangkan ke kawat, dan kawat diletakkan didalam tubes dan band dengan kawat dan compressed spring disementasikan pada molar Compressed spring akan menjadi pasif dan memberikan tekanan resiprokal ke mesial pada premolar pertama dan ke distal pada molar pertama 2. JACKSCREW SPACE REGAINER Menggunakan 2 band pada gigi pegangan dan threaded shaft with a screw and locknut Diaktivasi secara regular untuk memberikan tekanan konsisten melawan band pada gigi Versi bilateral appliance ini terdiri dari coiled loaded lingual arch yang melewati melalui tubes yang disatukan dibagian lingual molar band. Appliance ini mendapatkan hasil yang cepat Buccal tube disatukan atau ditempelkan ke molar band, dan tube harus berada di tengah, 1/3 tengah band dan tersusun sejajar dengan band pada gigi lain

Unit jackscrew terdiri dari satu adjustment nut dan satu lock nut pada threaded shaft . luncurkan akhir dari threaded shaft ke dalam molar tube akhir mesial dari shaft di trim / dipotong dan di kontur ke permukaan premolar band sejumlah flux diaplikasikan dan disatukan pada premolar band. Akhir dari shaft harus dipotong sampai dapat memanjang 2 mm distal dari akhir tube. Yang kemudian disementasikan ke dalam mulut pasien

3. GERBER SPACE REGAINER dapat difabrikasi langsung didalam mulut menggunakan U shaped assembly sehingga kawat bentuk U dapat disesuaikan/dipaskan kawat disatukan ke aspek mesial band dan coil spring dipaskan pada kawat berbentuk U, yang disesuaikan ke U assembly dan kemudian disementasikan D. Removable Appliances 1. UPPER OR LOWER HAWLEYS APPLIANCE DENGAN HELICAL SPRING Dapat digunakan pada molar maksila maupun mandibula. Dimana appliance terdiri dari : a. b. c. labial bow pendek, yang memberikan anchorage yang lebih adams clasps pada molar kontralateral (sisi sebelahnya) 0,6 mm kawat helical spring dengan active arm mengarah ke jaringan

helical spring ada 2 konfigurasi : single dan double. Double helical spring memerlukan lebih banyak waktu untuk membengkokkannya tetapi lebih aman bagi jaringan periodonsium atau gigi yang direposisi helical spring harus disesuaikan dengan sedikit atau tidak ada tekanan ke distal melawan molar pada minggu pertama perawatan pada kunjungan kedua dan seterusnya dengan interval 2 minggu, spring harus disesuaikan untuk menghasilkan tekanan yang kecil atau besar melawan molar pertama permanen biasanya dibutuhkan waktu 2 -4 bulan untuk memindahkan molar mandibula ke distal dengan jarak 2 mm untuk meningkatkan tekanan spring sehingga dapat mengurangi waktu perawatan dapat menyebabkan sakitnya gigi dan nekrosis periodonsium molar active arm helical spring terletak pada undercut mesial molar, menempatkan helical spring pada undercut adalah untuk menambahkan retensi ke appliance

2.

HAWLEYS APPLIANCE DENGAN SPLIT ACRYLIC DUMB-BELL SPRING Hawleys appliance pada mandibula dikonstruksi dengan split acrylic dumb bell spring Digunakan untuk regain space sampai 2 mm dengan tipping/memiringkan molar pertama permanen ke distal Spring disesuaikan 2 kali dalam sebulan, menciptakan peningkatan pembukaan dalam area split acrylic sebanyak 0,5 mm. penyesuaian yang lebih besar menyebabkan appliance tidak terpegang secara kuat pada area mesial dari gigi yang akan dipindahkan ke distal

3.

HAWLEYS APPLIANCE DENGAN SLINGSHOT ELASTIC Wire elastic holder dengan hook dapat digunakan untuk mentransmisikan tekanan ke gigi molar pertama permanen ke distal, yang juga dikenal sebagai slingshot appliance karena tekanan untuk mendorong gigi ke distal dihasilkan dengan elastik memanjang diantara 2 hook

satu hook diletakkan pada 1/3 tengah aspek lingual molar yang akan digeser ke distal, dan satu hook lagi diletakkan pada aspek bukal molar yang sama pada posisi yang sama

4.

HAWLEYS APPLIANCE DENGAN PALATAL SPRING

5.

Terbuat dari 0,5 mm kawat stainless steel Active arm palatal spring ditempatkan di mesial molar permanen yang akan didistalisasi aktivasi dengan membuka spring sebanyak 2 mm active arm tidak boleh terlalu panjang dan diameter helix harus 2 mm HAWLEYS APPLIANCE DENGAN EXPANSION SCREW Fischers one point screw kurang besar dan two point screw lebih besar Schwartz pada 1938 pertama kali memperkenalkan expansion screw, yang terdiri dari 2 tipe: a. Encased type b. Kuat dan menahan stress Bagian spiral kadang-kadang dapat berbalik arah Dan dapat digunakan bersamaan dengan spring Bagian spiral ditanamkan ke akrilik dan lebih sering digunakan Tersedia dalam berbagai ukuran, dimana yang lebih luas digunakan untuk rahang atas, sedangkan yang lebih sempit digunakan untuk rahang bawah

Skeleton type

Jenis expansion screw lainnya adalah rapid maxillary expansion (RME)

KOREKSI ANTERIOR DAN POSTERIOR CROSS BITE Lebih baik merawat cross bite saat gigi permanen erupsi dalam rongga mulut (periode gigi campuran) karena anak-anak terlalu muda dan tidak kooperatif pada periode gigi sulung. Selain itu, lebih mudah untuk membuat perubahan pada periode gigi campuran Cross bite dapat unilateral; atau bilateral, dan perubahan ini dapat berupa perubahan sebenarnya (true) atau fungsional atau kombinasi keduanya Jika crossbite tidak ditangani dengan cepat maka dapat mengarah kepada maloklusi skeletal, yang akan memerlukan perawatan corrective orthodontic Appliance yang dapat digunakan untuk koreksi crossbite adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. tongue blade therapy inclined plane composite inclines hawleys appliance dengan Z spring quad helix appliance medium, mini, dan microscrew yang ditanamkan pada aappliances akrilik

ELIMINASI ORAL HABITS MENGARAH KE INTERSEPSI oral habits seperti thumb sucking, mouth breathing, tongue thrusting, lip sucking dapat menyebabkan : 1. 2. 3. 4. 5. perkembangan maloklusi kelas II. Semua oral habits menyebabkan tekanan yang tidak seimbang pada gigi menyebabkan perkembangan maloklusi dental dimana jika maloklusi dental itu dibiarkan dan tidak dirawat maka dapat menyebabkan maloklusi skeletal posisi abnormal lidah terganggunya otot bibir dan perioral perkembangan lengkung palatal yang tinggi dan berbentuk V

LATIHAN OTOT Perkembangan normal oklusi bergantung pada otot wajah. Jika otot oromaksilofasial berada dalam tahap yang seimbang, akan berkembang oklusi yang baik dan jika sekumpulan otot terganggu akan menghasilkan maloklusi.

Kegunaan 1. 2. 3. untuk mengarahkan perkembangan oklusi mengizinkan pola pertumbuhan yang optimal menyediakan retensi dan stabilitas pada post corrective orthodontic cases

Latihan otot orbicularis dan grup circumoral : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. bibir atas ditarik (stretch) dalam arah posteroanterior dengan overlapping bibir bawah. Latihan otot seperti ini mengizinkan bibir yang hipotonik untuk membentuk oral seal secara labial bibir hipotonik dapat juga dilatih dengan menahan selembar kertas diantara bibir orangtua dapat menarik (stretch) bibir anak dalam arah posteroanterior pada interval reguler mendebur air diantara bibir sampai merasa lelah memijat-mijat bibir memainkan alat musik tiup untuk menghasilkan tonisitas bibir yang baik menempatkan selotip pada bibir untuk membantunya tertutup sempurna menggunakan oral screen dengan holder untuk melatih bibir button pull exercise kancing dengan diameter 1,5 inci dimasukkan ke benang. Pasien diminta untuk menempatkan kancing dibelakang bibir dan tarik benang sedangkan bibir berusaha untuk menahannya disaat bersamaan 10. Tug of war exercise mirip dengan button pull exercise, perbedaannya adalah menggunakan 2 kancing dan individu lain menarik benang dan menahan kancing disaat yang bersamaan Latihan Lidah 1. 2. 3. one elastic swallow 5/16 inci orthodontic elastic ditempatkan pada ujung lidah dan pasien diminta untuk menaikkan lidah ke area rugae dan menelan two elastic swallow 2 orthodontic elastic 5/16 inci , yang satu ditempatkan di ujung lidah, dimana satu lagi ditempatkan di dorsum lidah midline dan pasien diminta untuk menelan tongue hold exercise 5/16 inci elastik digunakan dan pasien diminta untuk menempatkan menempatkannya pada spot yang sama dalam waktu yang ditentukan dengan bibir tertutup. Pasien diminta untuk menelan dengan elastik pada posisi yang telah ditetapkan dan bibir terpisah 4. hold pull exercise ujung lidah berkontak dengan palatum di midline dan mandibula secara perlahan membuka. Latihan ini menarik (stretch) frenum untuk melepaskan tongue-tie yang ringan Latihan Otot Masseter Pasien diminta untuk menggertakkan giginya, hitung sampai 10 didalam pikiran dan mengistirahatkannya. Hal ini dilakukan dala periode waktu tertentu hingga otot lelah Latihan Otot Pterygoid Pada kasus disto-oklusi, pasien diminta untuk memprotrusikan mandibula sebanyak mungkin dan meretraksinya. Latihan ini diulang sampai otot merasa lelah. Kemampuan untuk menjaga mandibula dalam posisi yang benar akan meningkat Keterbatasan Latihan Otot 1. 2. 3. 4. latihan tidak diketahui dapat secara drastic mengubah pola pertumbuhan tulang latihan otot bukan merupakan pengganti perawatan orthodontik korektif keluhan pasien sangat penting jika tidak dilakukan dengan benar, maka dapat menghasilkan hasil yang berlawanan yang tidak diinginkan

PENGHILANGAN JARINGAN LUNAK ATAU KERAS YANG MENGGANGGU JALUR ERUPSI Kondisi klinis dimana jaringan lunak atau keras bertindak sebagai penghalang jalur erupsi : 1. gigi primer yang tetap bertahan 2. sering terjadi di anterior mandibula, dengan gigi permanennya erupsi di lingual atau di anterior maksila dengan gigi permanennya erupsi di labial adanya gigi yang tetap bertahan unilateral dapat menghasilkan pergeseran midline yang menyebabkan defisiensi space dalam kuadran intersepsi dengan ekstraksi gigi primer yang tetap bertahan tersebut dapat mengatasi maloklusi secara total atau mengurangi keparahan maloklusi gigi supernumerary 3. adanya gigi supernumerary dapat mengganggu erupsi gigi permanen pada tempatnya yang benar. Ekstraksi gigi supernumerary pada waktu yang tepat adalah intersepsi yang dapat dilakukan fibrous/bony obstruction pada benih gigi yang akan erupsi jika gigi kontralateral gagal erupsi setelah 3 bulan, harus diperhatikan lebih lanjut dan penilaian radiograf intervensi bedah mungkin diperlukan. Eksisi jaringan lunak fibrous dilakukan atau overlapping tulang diatas mahkota yang belum erupsi menempatkan dressing zinc oxide eugenol dalam periode waktu 2 minggu post surgical

RESOLUSI CROWDING normalnya pada segmen anterior, bagian insisal dan primate spaces memainkan peranan aktif sedangkan pada segmen posterior Leeway space yang membantu dalam resolusi crowding apapun perbedaan gigi primer dengan permanen rata-rata 6 -7 mm tidak akan menyebabkan crowding karena dapat diatasi dengan pertumbuhan dan perkembangan oklusi : 1. Interdental Spacing Adanya space interdental dan primate space selama periode gigi primer dan periode awal gigi campuran menyediakan space/ruang untuk akomodasi insisivus permanen yang lebih besar. Umumnya interdental space dan primate space menyediakan space sebanyak 2 3 mm 2. Saat insisivus lateral erupsi, terjadi pergeseran ke lateral kaninus primer hanya pada mandibula, ke dalam primate space yang tersedia, sehingga crowding dapat teratasi Pertumbuhan Rahang Intercanine 3. Space yang disediakan oleh pertumbuhan rahang intercanine adalah 3 4 mm, dimana lebih besar di maksila Pertumbuhan rahang intercanine akan dipengaruhi oleh kehilangan prematur kaninus primer atau berkembangnya deep bite Posisi Labial dari Insisivus Posisi insisivus yang lebih ke labial menyediakan space yang lebih untuk susunan yang benar dari insisivus permanen saat erupsi Umumnya, space yang tersedia dengan posisi insisivus permanen yang lebih ke labial adalah 1 2 mm

MANAJEMEN CROWDING Dilakukan dalam langkah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi klinis space dalam periode gigi primer menunjukkan 50% kesempatan untuk resolusi crowding gigi permanen jika space fisiologis antara 2 3 mm Tidak ada crowding jika space lebih dari 6 mm

2. 3. 4.

Jika gigi insisivus permanen yang crowding membutuhkan 2 mm untuk resolusi, maka kesempatannya akan lebih tinggi dan tidak dibutuhkan interseptif Dibutuhkan recall dan review yang regular Merupakan cara yang efektid dalam mengatasi anterior crowding Hal ini dilakukan jika diperlukan space tidak lebih dari 4 mm untuk mengatasi crowding Disking dilakukan pada permukaan mesial kaninus primer diikuti oleh permukaan distalnya Jika masih diperlukan space setelah recall dan review, maka molar pertama dapat di disked Aplikasi topical fluoride setelah disking untuk memastikan anak tidak menderita sensitivitas Gigi primer yang tetap bertahan harus diekstraksi jika gigi penggantinya akan erupsi dan gigi primer yang submerge juga harus diekstraksi dengan evaluasi klinis dan radiografis

Disking Gigi Primer

Ekstraksi dan Serial Extraction

Rujukan Orthodontik Korektif Indikasi rujukan adalah untuk kasus yang dirawat dengan serial extraction juga kasus crowding yang parah dan maloklusi dento-skeletal yang parah

Fixed Orthodontic mungkin diperlukan pada beberapa kasus bahkan pada periode gigi campuran. Intervensi harus dilakukan dalam durasi yang singkat dan hanya pada kasus tertentu. Retensi appliance harus diikuti dengan pelepasan appliance. SERIAL EXTRACTION DAN GUIDANCE OF ERUPTION Serial extraction jika dilakukan dengan benar dan hati-hati dapat mengurangi waktu perawatan, biaya perawatan, dan ketidaknyamanan pasien serta waktu yang hilang antara pasien dan orangtua. Serial extraction sangat penting karena dapat mengurangi waktu penggunaan appliance atau bahkan tidak perlu menggunakan appliance. Definisi Tweed : serial extraction adalah penghilangan gigi primer dan permanen yang terencana dan berurutan untuk intersepsi dan mengurangi masalah crowding gigi Dental crowding terjadi karena adanya kelebihan material gigi dalam hubungannya dengan jumlah tulang basal dan alveolar yang mendukung gigi Tandon : serial extraction adalah penghilangan gigi primer dan permanen tertentu yang terencana pada waktu yang tepat pada periode gigi campuran dengan ketidakseimbangan dentoalveolar Juga didefinisikan sebagai prosedur interceptif orthodontic yang biasanya dilakukan pada periode awal gigi campuran untuk menghindari perkembangan maloklusi pada periode gigi permanen Serial exraction meningkatkan jumlah space yang tersedia untuk gigi permanen yang erupsi dan memungkinkan mereka berada pada posisi dan hubungan oklusal dan spasial yang lebih normal Historical Review Robert Bunon (1743) pertama kali membuat referensi bahwa ekstraksi gigi primer menghasilkan susunan gigi permanen yang lebih baik Serial extraction diistilahkan oleh Kjellgren (1929) yang dipopulerkan oleh Nance (1940) Hotz (1970) memilih untuk mengistilahkannya sebagai Guidance of Eruption

A. Rationale

Kebanyakan dokter gigi memilih rute ekspansi dengan mengabaikan hubungan antara gigi, saraf, otot, dan sistem tulang menghasilkan relapse post perawatan korektif Pada maloklusi kelas I, dimana terdapat defisiensi lengkung rahang-ukuran gigi, aktivitas neuromuscular berada dalam batas yang normal, sehingga ekspansi rahang akan membuat posisi gigi menjadi tidak stabil

Pada maloklusi kelas II, terdapat perubahan fungsi muscular jauh dari normal, perubahan posisi gigi pada ekspansi merupakan perawatan yang lebih valid untuk mengembalikan fungsi normalnya Serial extraction dilakukan ketika ada perbedaan antara material gigi dengan lengkung rahang sebanyak 10 mm atau lebih. Tujuan serial extraction : 1. 2. 3. mengatasi crowding gigi insisivus (contohnya : untuk menyediakan space bagi susunan insisivus, ketika insisivus lateral erupsi pada usia 7 8 tahun, maka kaninus primer dapat diekstraksi) mengizinkan gigi yang belum erupsi memandu dirinya ke dalam posisi yang lebih baik (contohnya : molar pertama primer diekstraksi untuk mempercepat erupsi premolar pertama) mengurangi periode terapi appliance aktif atau mengeliminasi periode tersebut

B. 1. 2.

Indikasi Maloklusi kelas I dengan defisiensi ukuran rahang-ukuran gigi 5 mm atau lebih untuk satu kuadran, urutan erupsi normal dapat dinilai secara radiograf dan pola pertumbuhan skeletal berada dalam limit normal Defisinesi lengkung rahang, dapat unilateral atau bilateral, yang diindikasikan dengan : a. Nonpatologis i. ii. iii. iv. v. vi. vii. b. i. ii. iii. iv. v. pergeseran midline insisivus mandibula berkaitan dengan insisivus lateral yang bergeser kehilangan premature kaninus primer resorpsi akar kaninus abnormal kaninus terblok ke labial gigi anterior maksila dan mandibula proclined (bimaxillary protrusion), berasosiasi dengan crowding resesi gingival pada aspek labial anterior mandibula erupsi ektopik karies proksimal ekstensif dan migrasi mesial gigi distalnya ke lesi karies kehilangan premature gigi primer dan tidak dilakukan space maintenance oral habits berkepanjangan restorasi proksimal yang tidak baik ankylosis gigi

patologis

C. Kontraindikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. crowding yang ringan sampai sedang perbedaan ukuran gigi dengan defisiensi rahang kurang dari 5 mm per kuadrannya Maloklusi kelas II divisi 2 dan kelas III Spaced dentition Kehilangan gigi congenital Karies ekstensif melibatkan molar pertama permanen yang tidak dapat dikonservasi Open bite dan deep bite, yang harus dikoreksi terlebih dahulu

Diagnosis dan Rencana Perawatan Langkah utama untuk menilai adanya maloklusi atau eksaminasi klinis diperlukan diagnostic record :

1.

study model, menyediakan informasi : i. ii. iii. iv. v. vi. menilai anatomi gigi menilai interkuspal gigi menilai bentuk rahang dan lengkung oklusi evaluasi oklusi melakukan analisis model Careys analysis, arch perimeter analysis, dan mixed dentition analysis penilaian antara dan post perawatan deteksi kehilangan gigi congenital dan gigi supernumerary deteksi patosis tulang dapat melakukan radiographic mixed dentition analysis yang lebih akurat menilai tahap perkembangan akar dan pola erupsinya menentukan usia dental pasien menilai perbedaan hubungan antara struktur kraniofasial menggunakan analisis sefalometrik menilai pola fasial menilai matriks jaringan lunak menilai perubahan antara dan post perawatan dengan sefalometrik juga untuk memonitori progresnya

2.

radiograf, menyediakan informasi : i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. ix.

3.

fotograf, diambil sebelum dan sesudah perawatan baik ontraoral maupun ekstraoral, menyediakan informasi : i. ii. iii. iv. evaluasi diri dari kasus, antara dan post perawatan berguna untuk menunjukkan ke orangtua mengenai progress perawatan juga untuk memotivasi pasien mengobservasi perubahan secara ekstraoral dari depan, lateral kanan dan kiri antara dan post perawatan menilai hipo atau hiperaktivitas muskular

Prosedur A. TWEEDS METHOD (1966) Urutan ekstraksi DC4 Molar pertama primer diekstraksi pada usia 8 tahu Kaninus primer dipertahankan untuk memperlambat erupsi kaninus permanennya Secepatnya saat premolar pertama berada dalam tahan erupsi aktif pada saat mahkotanya sudah berada di atas tulang alveolar, gigi kaninus bersamaan dengan premolar pertama diekstraksi B. DEWELS METHOD (1978) Urutan ekstraksi CD4 Pada usia 8,5 tahun kaninus primer diekstraksi untuk menciptakan ruang untuk susunan crowding anterior Pada usia 9,5 tahun crowding insisivus telah teratasi dan premolar pertama akarnya sudah berkembang hingga setengahnya atau lebih, sehingga molar pertama primer diekstraksi agar premolar pertama erupsi prematur ke dalam rongga mulut Premolar pertama diekstraksi untuk mengizinkan kaninus permanen untuk erupsi pada tempat dan susunannya yang benar Modifikasi lain : adalah dengan mengekstraksi molar kedua primer dibandingkan premolar pertama setelah penggunaan lingual holding arch sehingga premolar pertama dapat erupsi lebih ke distal. Pada saat erupsi kaninus, premolar pertama diekstraksi

C. NANCES METHOD D. Urutan ekstraksi DC4 Dasarnya adalah merupakan modifikasi tweeds method Emliputi ekstraksi molar pertama primer paad usia 8 tahun Diikuti dengan ekstraksi premolar pertama dan kaninus primer

GREWES METHOD 1. maloklusi kelas I dengan kehilangan premature kaninus primer mandibula terjadi pergeseran midline ke sisi kehilangan premature kaninus dan perbedaan panjang rahang adalah 5 100 tiap rahangnya kaninus primer yang tersisa harus diekstraksi molar pertama primer yang diekstraksi berikutnya, jika akar premolar pertama telah berkembang lebihd ari setengah. Jika akarnya belum berkembang sampai setengahnya maka ekstraksi harus ditunda jika pola perkembangan sisi kiri dan kanan tidak simetris, maka serial extraction yang sukses sangat suluit untuk dicapai 2. maloklusi kelas I dengan crding anterior mandibula yang parah 3. dengan defisiensi panjang rahang lebih dari 5 mm setiap kuadrannya, sehingga dilakukan ekstraksi kaninus primer molar pertama primer yang diekstraksi berikutnya pada saat premolar pertama telah menyelesaikan pembentukan akarnya sampai setengahnya dilakukan ektraksi premolar pertama begitu premolar perama erupsii

Menjelaskan urutan ekstraksi berdasarkan kondisi klinis yang berbeda :

maloklusi kelas I dimana minimal anterior crowding pada mandibula, defisiensi lengkung rahang sekitar 6 10 mm tipe masalah yang sering diobservasi adalah crowding pada regio kaninus-premolar atau terdapat bimaxillary protrusion dengan mengeliminasi premolar pertama seawall mungkin yang didahului dengan ekstraksi molar pertama primer setelah itu ekstraksi gigi kaninus primer jika ternyata yang akan erupsi duluan adalah kaninus permanen mendahului premolar pertama, maka yang diekstraksi lebih dahulu adalah kaninus primer kemudian premolar pertama

4.

Dental kelas II dengan overjet yang normal Dimana tidak ada crowding pada lengkung mandibula tetapi terdapayt crowding pada maksila Kaninus primer pertama kali diekstraksi Diikuti oleh ekstraksi molar pertama primer Kemudian ekstraksi premolar pertama begitu erupsi ke dalam rongga mulut Molar kedua primer tetap di review sehingga mungkin dapat di ekstraksi untuk mendapatkan interdigitasi bukal

5.

Dental atau Skeletal kelas II dengan overjet yang minimal Jika terdapat crowding pada maksila dan mandibula, maka urutan yang harus dilakukan adalah Ekstraksi molar pertama maksila dan molar kedua mandibula

Kemudian ekstraksi premolar pertama permanen maksila dan kaninus primer mandibula Beberapa bentuk intervensi orthodontic korektif mungkin diperlukan Prosedur serial extraction tidak akan berhasil jika pasien tidak kooperatif atau kunjungan review tertunda

Keuntungan 1. 2. 3. 4. 5. merupakan perawatan fisiologis dimana gigi dipandu ke posisi normal menggunakan tekanan fisiologis durasi perawatan fixed berkurang kesehatan jaringan terjaga periode retensi yang dibutuhkan lebih sedikit hasilnya lebih stabil (tidak terjadi relapse)

Kerugian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. penilaian klinis yang bagus diperlukan. Tidak boleh dilakukan pendekatan tunggal waktu perawatan memakan 2 - 3 tahun sikap kooperatif pasien sangat diperlukan kecendrungan untuk terjadi tongue thrustseiring dengan space ekstraksi menutup secara gradual ekstraksi gigi bukal menyebabkan pendalaman gigitan (deep bite) residual space sering tetap ada diantara kaninus dan premolar kedua beberapa jumlah terapi fixed appliance biasanya diperlukan pada akhir dari serial extraction

INTERSEPSI PERKEMBANGAN MALOKLUSI SKELETAL jika perkembangan maloklusi skeletal dideteksi pada tahap awal maka dapat diintersepsi untuk menurunkan keparahannya dan dapat menghasilkan oklusi yang normal perubahan tersebut dapat dicapai dengan myfunctional therapy yang dikenal sebagai Functional Jaw Orthodontic Therapy Mills (1991) mendefinisikan functional appliance adalah appliance fixed atau removable yang merubah posisi mandibula untuk menransfer tekanan yang dihasilkan oleh stretching otot, fascia dan atau periosteum, melalui akrilik dan wirework ke gigi geligi dan struktur skeletal