Interaksi Antara Faktor Keturunan Dan Lingkungan

download Interaksi Antara Faktor Keturunan Dan Lingkungan

of 26

Transcript of Interaksi Antara Faktor Keturunan Dan Lingkungan

Hereditas Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis. Hereditas pada individu berupa warisan spesific genes yang berasal dari kedua orang tuanya. Genes terhimpun didalamnya kromosokromosom atau colored bodies. Kromosom-kromosom baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan-pasangan. Kromosom adalah rangkaian molekul DNA (asam deoksiribonukleat) yang membawa informasi genetik. Sperma dan ovum berisi semua materi herediter anak, dan ini ditetapkan pada saat konsepsi penyatuan sperma dan telur membentuk sel tunggal. Yang 23 pasang kromosom (22 cocok, dengan pasangan akhir terdiri dari kromosom seks) membentuk sesuatu yang disebut genotipe seseorang. Segmen DNA sekitar 20.000 disebut gen, yang berfungsi sebagai unit fungsional kunci dalam transmisi turun-temurun, dilakukan pada setiap satu chroinosonne. Anak memiliki kesempatan 50 persen dari mewarisi gen tertentu dalam sepasang gen tertentu dari setiap orang tua. Oleh karena itu, keterkaitan genetik dari orang tua dan anak-anak dikatakan 50 persen (Plomin 1990; Weiten 2001). Dominan dan resesif gen Walaupun anak-anak mewarisi materi genetik mereka dari kedua orang tua, dominan dan resesif gen tidak mungkin terlihat sangat mirip baik ibu atau ayah, atau memiliki karakteristik spesifik dari orang tua karena gen yang diwariskan tidak dapat dinyatakan dalam salah satu dari orang tua. Gen diklasifikasikan sebagai dominan atau resesif, dan seorang individu membawa banyak gen yang tidak diungkapkan (McKusick 1998). Jika alel dari kedua orang tuanya adalah sama pada titik ini, anak dikatakan homozigot untuk karakteristik itu. Jika mereka berbeda, anak dikatakan heterozigot. Sebagai contoh, anak yang homozigot untuk mata cokelat jika mereka memiliki alel dari kedua orang tuanya untuk mata cokelat. Jika alel coklat dan biru yang hadir, mereka heterozigot untuk

karakteristik tersebut. Jadi coklat dan biru dapat memberikan mata hazel yang seseorang; pendek dan tinggi dapat memberikan ketinggian menengah; dan hitam dan putih dapat memberikan warna kulit sawo matang. Kemungkinan ketiga adalah tingkat yang lebih, dengan heterozigositas yang dinyatakan dalam atribut co-dominan atau gabungan dilakukan oleh alel. Misalnya, ada orang-orang dengan mata coklat dan biru bebercak, atau dalam beberapa kasus satu cokelat dan satu mata biru. Saya punya saudara yang memiliki satu mata biru, dan biru lainnya dengan sepertiga dari itu coklat! Untungnya codominance tidak biasanya mendapatkan dinyatakan sebagai satu kaki panjang dan satu pendek!Bapa k Db Ibu D b

D D Gela p

D b Gela p

ana k

D b Gela p

bb Teran g

Dominan-resesif model warna rambut Jika kita tahu semua kemungkinan kombinasi gen orang tua untuk warna rambut yang kita bisa memprediksi bahwa 25 persen anak-anak mereka cenderung mewarisi dua gen dominan untuk rambut gelap; 50 persen kemungkinan untuk menerima satu gen dominan dan satu gen resesif yang dihasilkan di rambut gelap, dan 25 persen cenderung menerima dua gen resesif untuk rambut cahaya. Personality Characteristics and ganes Saya telah menunjukkan bahwa karakteristik fisik banyak ditentukan genetik-termasuk, tentu saja, seks. Beberapa gen dominan membawa rambut keriting, rambut gelap, rambut tubuh kasar atau pembekuan darah normal. Beberapa gen resesif membawa rambut lurus, rambut cahaya, rambut tubuh normal dan hemofilia. Anda mungkin ingin melihat sebuah buku biologi untuk mempertimbangkan daftar lengkap gen dominan dan resesif.

Bapak Normal XY

Ibu X Penderita X

X X Norma l

XY Norma l

ana k

X X Penderit a

XY Tertul ar

Pewarisan terkait-X Kromosom X ayah adalah normal. Sang ibu memiliki satu normal dan satu alel resesif pada kromosom X-nya. Kemungkinan kombinasi alel dari kedua orang tua memprediksi dua anak normal, satu pembawa dan seorang laki-laki terpengaruh. Menghubungkan ini dengan visi warna dan hemofilia. Perbedaan diantara individu sebagian karena faktor genetik dapat ditafsirkan dari berbagai sumber. Ada korelasi yang kecil tapi signifikan antara kecerdasan anak asuh dan orang tua alami mereka. Perbedaan dalam kecerdasan antara saudara kandung dalam satu keluarga, meskipun lingkungan rumah yang relatif konstan, menunjukkan komponen genetik. Dan akhirnya, kesulitan ekstrim menaikkan usia mental beberapa anak, tidak peduli bagaimana merangsang lingkungan, komponen genetik menunjukkan kecerdasan (lihat, misalnya, Mackintosh 1998; P lomin 1994a, 1994b; Plomin & P-H. 1997). Karakteristik yang berhubungan dengan seks Kromosom X dan Y menentukan jenis kelamin anak. Mereka juga mengandung gen tertentu yang tidak berkaitan dengan karakteristik seksual. Ini dikenal sebagai gen yang terkait dengan seks, karena mereka mewarisi bersama dengan kromosom seks. Kromosom X pada khususnya mengandung banyak gen yang tidak ada homolog gen pada kromosom Y-misalnya, penglihatan warna. Kemampuan untuk membedakan antara warna merah dan hijau benar-benar tergantung pada gen terletak hanya pada kromosom X. Penglihatan warna normal

adalah karakteristik dominan, namun ada juga gen resesif yang menyebabkan buta warna dan dapat menggantikan visi gen warna normal pada kromosom X. Sebagai kromosom kelamin laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, jika ini berisi gen resesif penglihatan warna, maka laki-laki adalah buta warna. Karena wanita memiliki dua kromosom X, keduanya harus membawa gen resesif agar dia menjadi buta warna. Dalam kebanyakan kasus, sebuah gen dominan dilakukan pada kromosom X masker alternatif gen resesif. Untuk alasan ini, pria lebih mungkin dibandingkan perempuan buta warna. Polygenetic determination Pewarisan karakteristik seperti albinisme (kekurangan pigmentasi kulit) atau hemofilia semata-mata tergantung pada perilaku dari sepasang gen tunggal. Ketika kita datang ke karakteristik lainnya seperti tinggi atau kecerdasan, kita menemukan seperti berbagai yang tampaknya karakteristik ini tidak dapat dikendalikan oleh unit tersebut sangat spesifik sebagai gen. Karakteristik sebagian besar sebenarnya dikendalikan polygenetically (Plomin 1990). Diagnostic Pengujian Janin Penyisipan sebuah lampu kecil dan kamera ke dalam rahim untuk memeriksa janin untuk cacat anggota badan dan wajah. Hal ini juga dapat memungkinkan sampel darah janin yang akan diambil yang dapat dianalisis untuk hemofilia dan anemia sel sabit, serta cacat saraf. Jika faktor risiko untuk ibu adalah desahan-misalnya, Jika dia lebih tua memiliki anak pertama, atau ada riwayat keluarga defectsone genetik atau tes lebih mungkin dilakukan untuk memeriksa status janin. Beberapa tes, seperti biopsi khorion, dapat dilakukan pada awal pregnancyat enam sampai delapan minggu setelah pembuahan-dan hasilnya cepat tersedia, yang lain, seperti amniosentesis, terjadi kemudian-pada 11-14 minggu setelah pembuahan-dan Hasil bisa memakan waktu hingga dua minggu. Secara umum, tes seperti ini membawa faktor-faktor risiko mereka sendiri, seperti menyebabkan aborsi spontan, atau merusak janin atau ibu, sehingga mereka busur tidak dilakukan secara rutin. Tidak jelas bagaimana mutasi genetik terjadi, namun

ada bukti bahwa panas dan radiasi dapat berkontribusi (lihat Zhang, Cai & Lee 1992). Interaksi antara beberapa genotipe, seperti warna mata atau rambut keriting, dapat langsung dinyatakan dalam fenotipe dan sangat sulit untuk mengubah. Namun, sebagian besar karakteristik phenotypical kami, seperti sifatsifat intelektual, sosial, emosional dan kepribadian, busur hasil transaksi yang sangat kompleks antara faktor genetik dan lingkungan selama pembangunan (flomin 1994a, 1994b, 2004;-Rutter 1997). Sejauh mana genotipe individu diekspresikan dalam fenotipe tergantung pada waktu, jenis dan jumlah tekanan lingkungan, atau mendorong, individu yang terkena. Dengan kata lain, jelas bahwa semua efek genetik diprogram pada pengembangan individu yang berpotensi dimodifikasi oleh lingkungan (everVthose yang sulit untuk mengamati dan mungkin biokimia di alam). Hal ini juga jelas bahwa semua pengaruh lingkungan pada perkembangan fisik dan karakteristik psikologis melibatkan struktur genetik. Inti dari masalah hereditas dan lingkungan terletak pada kepentingan relatif dari masing-masing untuk pembangunan manusia, dan bagaimana faktor lingkungan (dan faktor-faktor interpersonal dan budaya terutama) dapat memfasilitasi pengembangan potensi genetik, menghambat perkembangan atau mengkompensasi memadai diwariskan potensi individu. Dua posisi ekstrim yang mungkin. Di satu sisi, ia berpendapat bahwa potensi individu sangat mudah dibentuk dan, asalkan lingkungan sehat dan merangsang, individu dapat mengembangkan banyak keterampilan fisik dan psikologis yang berbeda dan bakat, terlepas dari keterbatasan seharusnya dari warisan genetik mereka. Hal ini disebut sebagai posisi lingkungan (lihat Bab 1). Advokat dari posisi ini adalah JB Watson (1878-1958), seorang psikolog terkenal yang awal mendebat kasus untuk lingkungan ketika ia menyatakan bahwa jika Anda memulai dengan tubuh yang sehat, nomor yang benar jari tangan dan kaki, mata dan beberapa SD gerakan pada saat lahir, Anda bisa membuat seorang pria yang menjadi hampir apa pun dari jenius untuk preman! Di sisi lain, ia berpendapat bahwa pengembangan individu mencerminkan potensi genetik dan bahwa tidak ada jumlah rekayasa

lingkungan bisa; sltpr jalannya perkembangan individu. Hal ini disebut sebagai posisi hereditarian Sudut pandang ini diumumkan secara resmi oleh egenetika Amerika. Masyarakat (didirikan pada 1925), tujuan yang adalah untuk melindungi generasi yang akan datang terhadap individu yang lewat pada warisan biologis miskin. Kelompok ini, yang mencakup otoritas dunia beberapa seperti Lewis Terman M. (1877-1956) dan EL Thorndike (1874-1949).

Interaksi Antara Faktor Keturunan dan Lingkungan Bila kita perhatikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita maka akan tampak adanya kesamaan kejadian satu dengan kejadian lainnya, tetapi ada pula perbedaan kejadian satu dengan kejadian lainnya. Sama halnya manusia, manusia satu dengan manusia lainnya meskipun memiliki beberapa kesamaan (contoh, kesamaan bawaan atau lingkungan) tetapi masih saja terdapat perbedaan yang ditimbulkan. Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam (faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri, faktor hereditas:bawaan/warisan) dan faktor luar (faktor lingkungan). Dengan faktor bawaan tertentu dan disertai dengan faktor lngkungan yang tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti bahwa, karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan atau pemidahan dari cairan-cairan germinal dari pihak orang tuanya. Di saming itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakann hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.

Bagaimanakah pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak? Maka dalam makalah ini Penulis berusaha membantu memberikan sedikit gambaran bagaimana hereditas dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Hereditas dan Lingkungan Faktor Hereditas Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir specific genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek. Warisan atau turunan tersebut yang terpenting, antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat, dan penyakit.

Bentuk Tubuh dan Warna Kulit Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya ada anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti bapaknya, rambut kering dan warna kulit putih seperti ibunya. Bila anak yang pembawaan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya nanti,ia sukar menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan, akan mudah menjadi gemuk. Demikian juga rambut keriting, bagaimanapun berusaha untuk meluruskannya akhirnya akan kembali menjadi keriting.

Sifat-Sifat Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah, atau kakek dan nenek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: Penyabar, pemarah, kikir, pemboros,hemat dan lain sebagainya. Sifat-sifat tersebut dibawa manusia sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi kecil dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras (pelawan atau bandel) sudah dapat dilihat sewaktu anak masih berumur kurang dari satu tahun, sedangkan sifat pemarah baru dapat diketahui setelah anak lancer berbicara, yaitu sekitar 5 tahun. Sifat atau tabiat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar diubah, sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila dikehendaki dengan sungguh-sungguh. Kebiasaan meminum minuman keras, mabuk, main judi, dan sebagainya bisa diubah dan dibuang dari diri seseorang. Demikian pula dengan kebiasaan merokok, lambat bagun pagi, tidur siang, malas, dan sebagainya. Semuanya dapat diubah dan tukar dengan kebiasaan yang baik, seperti: rajin, lincah, cepat bangun, jujur,, suka menolong dan sebaginya. Sifat dan kebiasaan merupakan corak (warna) dari kepribadian seseorang atau suatu sku bangsa. Misalkan, suku Jawa memiliki sifat ramah, lucu, lugu dan sebagainya. Kebiasaan memakai kebaya dan kain batik oleh kaum wanitanya. Orang Barat, memiliki sifat sombong (tidak ramah), dinamis, suka berterus terang, dan sebagainya. Sementara kebiasaan mereka selalu jalan bergegas, disiplin waktu, dan sebagainya. Mengetahui sifat atau watak anak mendalam, akan membantu guru untuk mendidiknya. Misalnya, anak yang penakut perlu dibangkitkan semangatnya agar menjadi berani mengemukakan pendapatnya. Demikian pula dengan anak yang

merasa minder, perlu dibangkitkan rasa harga dirinya agar jiwanya tidak semakin tertekan. Intelegensi Istilah intelegensi berasal dari kata Latin intelligence yang berarti

menghubungankan atau menyatukan satu sama lain(to organize, to relate, to bind together) (Walgoti,1997). Intelegensi menurut David Wechler (1958) didefinisikan sebagai Keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya. Sebagai contoh yang dapat diambil, contoh seorang anak kecil berumur empat tahun sedang bermain di taman bunga. Ia melihat bunga-bunga berwarna-warni, lari mengejar kupu-kupu, mencium bunga-bunga itu, dan sebagainya. Tindakantindakan itu masih berkadar intelegensi yang rendah karena unsure rasionya juga rendah. Akan tetapi anak yang lebih besar, misalnya sudah berumur tujuh tahun, ia menghitung berapa macam bunga yang ada di taman itu dan apa saja warnanya. Tindakan kedua ini sudah lebih berintelegensi daripada yang pertama. Anak yang sudah SMP mungkin sudah dapat menyebutkan warna bunga-bunga itu satu per satu, mengetahui golongan rumpun apa berikut nama Latin mereka. Sementara itu, seorang insinyur pertanian mampu mengadakan perkawinan silang antara bunga-bunga tersebut. Intelegensi seseorang dapat diketahui secara lebih tepat dengan menggunakan tes intelegensi. Ukuran intelegensi dinyatakan dalam IQ (Intelligence Quotient).

Bakat Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, social, agama, dan sebagainya. Seseorang umumnya memiliki bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Tetapi ada juga yang tidak memiliki bakat sama sekali, artinya dalam semua bidang ilmu dan keterampilan dia lemah atau sedang. Ada pula sebagian orang memiliki bakat serba ada, artinya hamper semua bidang ilmu dan ketrampilan, dia mampu dan menonjil. Orang seperti itu tergolong istimewa dan sanggup hidup di mana saja. Bakat sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan warisan dari orang tua, nenek, kakek dari pihak ibu dan bapak. Warisan dapat dipupuk dan dikembangkan denganbermacam cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai. Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak dapat berkembang. Hal seperti ini dikatakan bakat terpendam. Pada umumnya anak-anak mempunyai bakat dapat diketahui orang tuanya dengan memperhatikantingkah laku dan kegiatannya sejak dari kecil. Biasanya anak memiliki bakat dalam suatu bidang, dia akan gemar sekali melakukan atau membicarakan bidang tersebut. Di sekolah, para guru dapat mengetahui, apakah muridnya memiliki bakat atau tidak, dengan melihat rapornya. Bila memiliki nilai yang istimewa (9-10) dalam

suatu mata pelajaran tertentu, berarti anak memiliki bakat pada mata pelajaran tersebut.

Penyakit Beberapa penyakit bisa berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan, syraf, dan luka sulit kering (darah keluar terus, hemopili). Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Faktor Lingkungan Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan

perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. a. Keluarga Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mapan, umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak mampu. Demikian pula anak yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.

b. Sekolah Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacammacam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak. Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah. c. Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk temanteman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.

d. Keadaan Alam sekitar Kedaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak. Lingkungan sangat besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam konsepsi, lingkungan telah ikut memberi andil bagi proses pembuahan/pertumbuhan. Suhu, makanan, keadaan gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani, aktivitas dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Klasifikasi tingkah laku manusia dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu, insting, habits, native behavior, dan acquired behavior.

Hubungan antara Hereditas dan Lingkungan Antara hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi. Setiap faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi, hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution. Menurut pandangan ini, hereditas dan lingkungan sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan bahkan juga tingkah laku individu secara jointly (bersama-sama). Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak.

Pendapat

Para

Ahli

tentang

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Perkembangan Anak Dalam menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi(keberadaan) siswa tidak sama. Berikut, aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor perkembangan anak/siswa. Aliran Nativisme Nativisme (Nativism) adalah sebuah doktrin filosofi yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologi. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Scopenhauer (1788-1860) seorang filosof yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Mengapa demikian? Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaanya, sedangkan pengalaman dan pendidikan (lingkungan)tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut pesimisme paedagogis. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan anak domba. Jadi, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anakanaknya. Ambillah contoh sepasang suami-istri yang memiliki keistimewaan di bidang politik, tentu anaknya menjadi politikus pula. Namun, apabila lingkungan, khususnya lingkungan pendidikannya tidak mendukung, misalnya karena ia memasuki sekolah pertanian, sudah tentu ia tak akan pernah menjadi politisi, tetapi menjadi petani. Aliran nativisme hingga saat ini masih berpengaruh di kalangan beberapa ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Di antara ahli yang dipandang sebagai

nativisme ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya biological predisposition (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.

Aliran Empirisme Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme (empiricism) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah The School of British Empiricism (aliran empirisme Inggris). Namun, aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filasafat bernama environmentalisme (aliran Lingkungan) dan psikologi bernama Environmental Psychology (psikologi lingkungan) yang relative masih baru. (Reber, 1988). Doktrin aliran ini yang amat masyur adalah Tabula Rasa sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (Blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pada pengalaman, lingkungan, dan pendidikan. Dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya. Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi sorang politisi. Karena ia memiliki

pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati. Memang sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap proses perkembangan dan masa depan anak. Dalam hal ini, lingkungan keluarga (bukan bakat pembawaan dari keluarga) dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu perilaku dan masa depan seorang anak. Kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti masjid, sekolah, serta lapangan olahraga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak di lingkungan seperti ini memang tak mempunyai cukup alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orangtunya kurang atau tidak berpendidikan. Faktor orang tua atau keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat menetukan arah perkembangan masa depan para siswa yang mereka lahirkan. Sifat orang tua (parential trait) yang dimaksudkan ialah gaya khas dalam bersikap, memandang, memikirkan, dan memperlakukan anak. Contoh kelahiran bayi yang tidak dikehendaki (misalnya akibat pergaulan bebas) akan menimbulkan sikap dan perlakuan orang tua yang bersifat menolak (parental rejection). Sebaliknya, sikap orang tua yang terlalu melindungi anak juga dapat menggangu perkembangan anak. Perilaku memanjakan anak secara berlebihan ini, menurut hasil penelitian Chazen, et.al (1983) ternyata berhubungan erat dengan penyimpangan perilaku dan ketidakmampuan social anak di kemudian hari. Namun demikian, perlu pula juga di kemukakan sebuah fakta yang ironis, yakni di antara para siswa yang dijuluki nakal dan brutal khususnya di kota-kota ternyata cukup banyak berasal dari kalangan keluarga berada, terpelajar, dan bahkan taat beragama. Sebaliknya, tidak sedikit anak pintar dan berakhlak baik yang lahir dari

keluarga bodoh dan miskin. Jadi, sejauh manakah validitas doktrin empirisme yang telah memunculkan optimisme pedagogis itu dapat bertahan? Aliran Konvergensi Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman. Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut personalisme, sebuah pemikiran filosofi yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah personologi yang mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Reber, 1988). Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman dan juga tidak berpegangan pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor tersebut yang sama pentingnya. Faktor pembawaan tidak akan berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor lingkungan tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan memiliki andil sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari keluarga santri atau kyai, umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik di lingkungan keagamaan. Untuk lebih kongkretnya, marilah kita ambil sebuah contoh lagi. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak di atas kedua kakinya.

Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup di lingkungan masyrakat manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara dan tinggal bersama hewan, maka bakat berdiri yang ia miliki secara turun-menurun dari orang tuanya itu akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu, ia akan berjalan di atas kedua kaki dan tangannya. Dia akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkungan atau pengalaman tidak mengembangkannya. Sampai sejauh manakah pengaruh pembawaan jika dibandingkan dengan lingkungan terhadap perkembangan massa depan seseorang? Jawabannya mungkin berbeda antara orang per orang. Sebagian orang mungkin lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungannya. Namun dalam hal pembawaan yang bersifat jasmaniah hampir dapat dipastikan bahwa semua orang sama, yakni akan memiliki berbentuk badan, mempunyai rambut dan mata yang sama dengan kedua orang tuanya. Sebagai contoh anak-anak keturunan eropa umumnya berambut pirang, berkulit putih, bermata biru, dan berperawakan tinggi besar, karena memang warisan orang tua dan nenek moyangnya. Akan tetapi, dalam hal pembawaan yang bersifat rohaniah sangat sulit kita kenali. Banyak orang yang ahli di bidangX tetapi anaknya ahli di bidang Y. anak ini sudah diusahakan agar mempelajri bidang X supaya sama dengan orangtuanya, tetapi ia menolaknya dan menunjukkan kecenderungan bakat Y. ternyata setelah mengikuti pengajaran bidangY, anak yang berasal dari keturunan yang ahli di bidang X itu benar-benar ahli di bidang Y, bukan bidang X. apakah anak tersebut telah menyalahi bakat dan pembawaan keturunannya? Banyak bukti menunjukkan,bahwa watak dan bakat seseorang yang tidak sama dengan orang tuanya itu, setelah ditelusuri ternyata watak dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah/ibu kakeknya. Dengan demikian, tidak semua bakat dan watak diturunkan langsung pada anak-anaknya, tetapi mungkin kepada cucunya atau anak-anak cucunya. Alhasil, bakat dan watak dapat bersembunyi sampai beberapa generasi.

Hasil proses perkembangan seorang siswa dapat dijelaskan hanya dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya, keberhasilan seorang siswa bukan karena pembawaan dan lingkungan saja, tetapi juga oleh diri siswa itu sendiri. Setiap orang, termasuk siswa tersebut, memiliki potensi self-direction dan self-discipline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Alhasil, siswa itu sendiri memiliki potensi psikologi tersendiri untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu. Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofi yang berhubungan dengan proses perkembangan di atas, penyusun berkesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam. 1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologi tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. 2. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.

Pengaruh Prenatal Apa saja pengaruh yang berdampak pada perkembangan janin yang sehat? Teratogen adalah berbagai zat (seperti obat-obatan dan polutan) dan kondisi (seperti gizi buruk dan stres yang ekstrim) yang meningkatkan risiko kelainan pranatal. Kelainan ini termasuk masalah fisik yang jelas (seperti hilang anggota badan) dan gangguan lebih halus seperti kerusakan otak yang pertama muncul di sekolah dasar. Sebuah teratogen tertentu dapat merusak struktur tubuh, tingkat

pertumbuhan, jaringan saraf, atau ketiganya. Teratogen yang membahayakan otak, dan karena itu membuat anak hiperaktif, antisosial, terbelakang dan sebagainya, disebut teratogen perilaku, efek mereka dapat jauh lebih merusak atas kehidupan seseorang dari cacat fisik. (Berger, 2000)

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat mempengaruhi? Salah satu faktor penting adalah ketika organisme berkembang yang terkena teratogen. Beberapa teratogen menyebabkan kerusakan hanya selama hari-hari tertentu atau minggu awal kehamilan, ketika sebuah bagian tertentu dari tubuh mengalami pembentukan. Lainnya dapat berbahaya setiap saat, tapi seberapa parah kerusakan adalah tergantung pada saat paparan terjadi. Waktu kerentanan terbesar disebut periode kritis. Setiap struktur tubuh sendiri memiliki masa kritis. Sebagai aturan umum, untuk cacat fisik periode kritis adalah seluruh periode embrio. (Berger, 2000) Faktor penting kedua adalah dosis dan / atau frekuensi pajanan terhadap teratogen. Bagi kebanyakan teratogen, para ahli enggan untuk menentukan ambang batas di bawah ini yang substansi aman. Salah satu alasan adalah bahwa banyak teratogen memiliki efek interaksi, yaitu, salah satu racun mengintensifkan efek lain. (Berger, 2000) Faktor ketiga yang menentukan apakah suatu teratogen tertentu akan berbahaya, dan sejauh mana, adalah gen organisme berkembang. Dalam beberapa kasus, kerentanan genetik berhubungan dengan jenis kelamin organisme berkembang. Umumnya, embrio laki-laki (XY) embrio dan janin berada pada risiko yang lebih besar daripada perempuan dalam bahwa embrio lebih laki-laki lebih sering dibatalkan secara spontan. Selain itu, anak lakilaki baru lahir memiliki cacat lahir yang lebih, dan anak laki-laki yang lebih tua memiliki lebih ketidakmampuan belajar dan masalah lain yang disebabkan oleh teratogen perilaku. (Berger, 2000)

Apa beberapa pengaruh tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan janin? Radiasi, bahan kimia dan bahaya lain di lingkungan dapat membahayakan janin. Kelainan kromosom lebih tinggi di antara keturunan ayah terkena radiasi tingkat tinggi dalam pekerjaan mereka. Polusi lingkungan dan limbah beracun juga merupakan sumber bahaya bagi anak-anak yang belum lahir. Di antara polutan berbahaya dan limbah adalah karbon monoksida, merkuri dan timah. Keprihatinan lain adalah toksoplasmosis lingkungan, infeksi ringan yang menyebabkan dinginseperti gejala atau tidak ada penyakit yang jelas pada orang dewasa, tetapi bisa menyebabkan cacat mata, cacat otak dan kelahiran prematur. Kucing adalah pembawa umum dari toksoplasmosis, terutama kucing luar ruangan yang makan daging mentah. Para ibu hamil dapat mengambil virus melalui kotak kotoran kucing. (Santrock, 1999) Dalam segi usia ibu, dua periode waktu adalah dari minat khusus: remaja dan tiga puluhan dan seterusnya. Bayi yang lahir prematur sering remaja. Tingkat kematian bayi yang lahir dari ibu remaja dua kali lipat dari bayi yang lahir dari ibu dalam usia dua puluhan. Down Syndrome, suatu bentuk keterbelakangan mental, ini terkait dengan usia ibu. Pada usia 40, kemungkinannya adalah sedikit lebih dari 1 dalam 100. Pada usia 50, hampir 1 di 10. Risikonya juga lebih tinggi sebelum usia 18. Perempuan juga lebih sulit untuk menjadi hamil setelah usia 30. (Santrock, 1999) Sebuah janin tergantung sepenuhnya pada ibunya untuk gizi, yang berasal dari darah ibu. Diantara faktor penting adalah jumlah kalori dan tingkat yang tepat dari protein, vitamin dan mineral. Nutrisi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam kasus ekstrim malnutrisi, wanita berhenti menstruasi. Juga anak-anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi lebih mungkin cacat. (Santrock, 1999) Alasan lain umum untuk pertumbuhan janin yang lambat - dan karenanya berat lahir rendah - adalah kekurangan gizi ibu, masalah yang memiliki banyak penyebab khusus. Wanita yang memulai kehamilan berat badan, makan

buruk selama kehamilan, dan akibatnya tidak mendapatkan setidaknya 1,5 kilogram per bulan pada trimester kedua dan ketiga mengambil risiko jauh lebih tinggi daripada yang lain memiliki bayi berat lahir rendah. Memang, wanita yang memperoleh kurang dari 7 kilogram, bahkan jika mereka adalah non-perokok yang mulai kelebihan berat badan kehamilan, masih memiliki risiko yang lebih tinggi dari bayi prematur dan lebih kecil daripada mereka yang mendapatkan setidaknya 7 kilogram. (Berger, 2000) Penyakit ibu dan infeksi dapat menghasilkan cacat dengan melintasi penghalang plasenta. Sebagai contoh, kerusakan terbesar untuk janin dari ibu tertular campak Jerman terjadi selama 3 dan 4 mingguth

kehamilan. Sifilis lebih merusak

kemudian dalam pengembangan pra-natal - 4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Daripada mempengaruhi perkembangan organ sebagai Rubella tidak, sifilis kerusakan organ setelah mereka terbentuk. Pentingnya kesehatan ibu untuk kesehatan keturunan mereka adalah tempat yang lebih baik dicontohkan daripada ketika ibu terinfeksi HIV. (Santrock, 1999) Obat termasuk penggunaan obat tembakau, alkohol, resep atau ilegal. Sebagai contoh, efek dari thalidomide pada minggu keempat pembangunan memiliki dampak yang menghancurkan. Minum berat oleh seorang ibu hamil juga bisa menghancurkan. Sindrom alkohol janin adalah sekelompok kelainan yang muncul pada keturunan dari ibu yang minum alkohol berat selama kehamilan. Kelainan termasuk kelainan bentuk wajah dan anggota badan yang rusak, wajah dan jantung. Sebagian dari anak-anak di bawah rata-rata di intelijen. Dalam satu studi, bagaimanapun, bahkan ibu yang minum cukup selama kehamilan memiliki bayi yang kurang perhatian dan waspada, dengan efek masih hadir di usia 4 tahun. Merokok oleh ibu hamil juga bisa berdampak negatif mempengaruhi perkembangan pra-natal, kelahiran dan perkembangan postnatal. Kematian janin dan bayi lebih tinggi antara ibu merokok. Juga umum adalah insiden yang lebih tinggi dari kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Masalah pernapasan dan sindrom kematian bayi mendadak juga lebih umum di kalangan keturunan dari ibu yang merokok selama kehamilan. Obat penenang yang diambil selama tiga bulan

pertama dapat menyebabkan celah langit-langit atau cacat bawaan lainnya. Ibu yang mengambil sejumlah besar barbituates mungkin memiliki bayi yang kecanduan atau mungkin menunjukkan tremor, gelisah dan mudah tersinggung. (Santrock, 1999) Obat AlkohZol Penggunaan Efek 3 atau lebih setiap hariPenyebab sindrom alkohol janin minuman, atau pesta(FAS). Gejala wajah meliputi abnormal minuman keras dari 5 ataukarakteristik kesempatan kehamilan di

lebih minuman pada satu(kepala kecil, jarak yang lebar awalantara mata, hidung datar, bibir bagian atas yang sempit, kelopak mata tidak biasa), retardasi dan pertumbuhan secara keseluruhan, ketidakmampuan belajar masalah perilaku. Lebih dari ons alkoholMenyebabkan efek alkohol janin absolut hari (FAE). FAE tidak jelas mempengaruhi tetapi hal itu penampilan mempengaruhi

wajah atau pertumbuhan fisik, fungsi otak. Sedang minum: kurang dariMungkin tidak memiliki efek 1 atau 2 porsi bir ataunegatif anggur atau pada perkembangan minumanjanin, meskipun hal ini masih

dicampur 1 pada beberapakontroversial Tembakau hari per minggu Awal kehamilan merokok Akhir merokok kehamilan ibuMeningkatkan risiko kelainan, termasuk kelainan anggota tubuh dan saluran kemih ibuMengurangi berat lahir dan

ukuran. Bayi yang lahir dari

kebiasaan perokok berat, ratarata, sekitar 250 gram kurang dari mereka dinyatakan akan diharapkan, dan mereka lebih pendek, baik saat lahir dan dalam tahun-tahun mendatang. Mereka mungkin memiliki masalah masa kanak-kanak, terutama dengan respirasi dan, di masa dewasa, peningkatan Ayah merokok risiko menjadi perokok sendiri. Mengurangi berat lahir sekitar 45 gram rata-rata Dibandingkan dengan perempuan dari status sosial ekonomi lebih tinggi, wanita hamil di bagian bawah tangga ekonomi lebih cenderung menjadi sakit, kurang gizi, remaja, dan stres. Kesulitan fisik seperti kerusakan dari plasenta atau tali pusar mungkin ketika kehamilan erat spasi dan jarak dekat berkorelasi dengan kemiskinan Kemiskinan membantu menjelaskan variasi nasional dan internasional yang luas dalam statistik berikut.: Dari lebih dari 25 juta bayi berat lahir rendah kelahiran seluruh dunia

setiap tahun, mayoritas di negara berkembang. Negara-negara berkembang di wilayah geografis yang sama, dengan populasi

etnis yang sama, telah sangat berbeda tingkat berat lahir rendah ketika mereka memiliki pendapatan rata-rata yang berbeda. Dalam bangsa, perbedaan dalam berat lahir rendah tingkat antara kelompok-

kelompok etnis mengikuti perbedaan sosial ekonomi antara kelompok-kelompok. Di Amerika Serikat, tingkat berat lahir rendah di negara-negara termiskin

hampir dua kali mereka di beberapa negara kaya. (Berger, 2000)

Stres ibu dapat ditularkan ke janin. Ketika seorang wanita hamil mengalami ketakutan intens, kecemasan dan emosi lain, perubahan fisiologis terjadi pada janin. Ini termasuk perubahan dalam pernapasan dan sekresi kelenjar. Misalnya, memproduksi adrenalin dalam respon terhadap rasa takut membatasi aliran darah ke daerah rahim dan dapat menghilangkan janin oksigen yang memadai. Juga, meyakinkan ibu dari janin kesejahteraan memiliki hasil positif bagi bayi dalam studi. (Santrock, 1999) Apakah ada kali selama kehamilan ketika efek dari teratogen sangat penting? Not hanya merupakan teratogen spesifik penting dalam menentukan efek pada perkembangan janin, tetapi begitu adalah waktu selama kehamilan ketika teratogen pengaruh janin. Hal ini disebut sebagai periode kritis. Tabel di bawah menggambarkan periode kritis untuk perkembangan janin untuk organ utama dan sistem tubuh. Body Sistem Central Nervous System /4 Otak Jantung Atas tungkai Mata Tungkai bawah Gigi Langit-langit Genitalia eksternal Telinga Terutama SensitifSeptember th

Pengembangan sampai

dengan ... sampai 8 minggu Postnatal, sampai dewasa

5 September sampai 9 minggu th12 th minggu 6 th sampai 10 th minggu 12 th minggu 6 September sampai 10 minggu Jangka 6 th sampai 10 th minggu 12 th minggu 9 September sampai 11 mingguJangkake-

9ke-

September

sampai 11 minggu16 th minggu sampai 11 mingguJangka sampai 11 minggu13 th minggu

9ke-

September

6ke-

September

Teratogen mewakili berbagai zat dan kondisi yang dapat berdampak serius perkembangan janin. Mulai dari kondisi lingkungan seperti bahan kimia beracun dan radiasi untuk zat-zat tertentu seperti tembakau dan alkohol, sifat halus perkembangan janin dapat dikompromikan dan efek dari penurunan berlangsung seumur hidup.