Integrated People-Centred Eye Care

12
Issue 1 WORLD REPORT ON VISION Integrated People Centred Eye Care IPEC (Integrated people-centred eye care) atau perawatan mata terpusat yang terintegrasi memberikan rangkaian intervensi kesehatan yang menangani seluruh spektrum kondisi mata, sesuai dengan kebutuhan pasien. 1-3 IPEC membutuhkan empat strategi: 1. Memberdayakan dan melibatkan komunitas; 2. Mengorientasikan kepada model perawatan; 3. Layanan koordinasi dalam dan lintas sektor; dan 4. Menciptakan lingkungan yang mendukung Berdasarkan WHO, IPEC didefinisikan sebagai layanan yang dikelola dan diberikan sehingga masyarakat menerima kontinum intervensi kesehatan yang mencakup promosi, Integrated People-Centred Eye Care (IPEC) by Radityo Akhmedika,dr

Transcript of Integrated People-Centred Eye Care

Page 1: Integrated People-Centred Eye Care

Issue

1

WORLD REPORT

ON VISION

Integrated People Centred Eye Care

IPEC (Integrated people-centred eye care) atau perawatan mata terpusat yang terintegrasi memberikan rangkaian intervensi kesehatan yang menangani seluruh spektrum kondisi mata, sesuai dengan kebutuhan pasien.1-3

IPEC membutuhkan empat strategi:

1. Memberdayakan dan melibatkan komunitas;

2. Mengorientasikan kepada model perawatan;

3. Layanan koordinasi dalam dan lintas sektor; dan

4. Menciptakan lingkungan yang mendukung

Berdasarkan WHO, IPEC didefinisikan sebagai layanan yang dikelola dan diberikan sehingga masyarakat menerima kontinum intervensi kesehatan yang mencakup promosi,

Integrated People-Centred Eye Care (IPEC) by Radityo Akhmedika,dr

Page 2: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 2

pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi sesuai kondisi mata dan kebutuhan mereka .

Komitmen WHO terhadap IPEC telah disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi oleh layanan kesehatan yaitu perawatan mata beserta kualitasnya masih didistribusikan secara tidak merata, kurang terintegrasi di seluruh program dan tenaga kerja yang tidak terkoordinasi .

IPEC memiliki potensi untuk mengatasi tantangan ini dan memfasilitasi pendekatan untuk pemberian layanan yang menanggapi tantangan – tantangan kesehatan yang muncul di sektor perawatan mata, termasuk gaya hidup yang tidak sehat,

populasi yang menua, dan kebutuhan untuk mengatasi berbagai kondisi mata yang tidak menular.4-8

Kerangka layanan dalam kesehatan yang terintegrasi dan berpusat pada masyarakat yaitu memberdayakan dan melibatkan individu, keluarga, komunitas dan pemberi perawatan. Tujuan nya untuk membentuk layanan kesehatan yang efektif dalam penyediaan kesempatan, keterampilan dan sumber daya, dan advokasi untuk promosi kesehatan. Populasi yang kurang terlayani dan terpinggirkan harus dijangkau untuk menjamin akses universal ke layanan berkualitas yang diproduksi bersama sesuai dengan preferensi

dan kebutuhan khusus mereka. Untuk menyesuaikan persyaratan ini negara harus membangun pilihan kebijakan dan intervensi yang efektif.

Literasi kesehatan merupakan komponen penting dalam memberdayakan individu dan keluarganya serta penting untuk efektivitas intervensi perawatan mata. Sebagian besar kasus gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kondisi mata yang umum, seperti retinopati

Memberdayakan dan Melibatkan Komunitas

Page 3: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 3

diabetik dan glaukoma, dapat dihindari dengan deteksi dini dan intervensi tepat waktu.5-

7,9-13

Namun, sebagian besar individu tetap tidak terdiagnosis karena kondisi ini seringkali asimtomatik pada tahap awal. Kesadaran akan pentingnya pemeriksaan mata rutin pada populasi berisiko tinggi (seperti orang tua dan mereka yang menderita diabetes) sebagian besar masih kurang. Dalam beberapa situasi, pengetahuan yang tidak memadai tentang ketersediaan layanan, kecenderungan individu untuk menganggap penglihatan yang berkurang sebagai bagian dari proses penuaan normal, juga dapat menyebabkan hasil yang buruk. 9

Selain itu,terdapat rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan

dan kontrol rutin. 3,4,9

Sektor perawatan mata

perlu meningkatkan upayanya untuk menyediakan pendidikan yang sehat dan efektif. strategi keterlibatan dan pemberdayaan di tingkat kader atau kelompok populasi tertentu.

Literasi perawatan mata harus menargetkan peningkatan kesadaran akan ketersediaan rehabilitasi penglihatan. Banyak individu dengan gangguan penglihatan parah dan kebutaan yang tidak dapat diobati

secara maksimal karena tidak menyadari penyakitnya dengan

menyeluruh.

Teknologi informasi telah memperkenalkan solusi baru untuk mengatasi tantangan pertukaran informasi dan pelayanan kesehatan yang tepat waktu sehingga sektor perawatan mata harus memanfaatkan teknologi ini. Misalnya, pesan teks seluler rutin telah terbukti meningkatkan tingkat kehadiran di fasilitas perawatan mata.12

Penggunaan catatan

Page 4: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 4

kesehatan elektronik, dan memastikan bahwa pasien memiliki akses yang mudah ke catatan mereka, adalah cara tambahan untuk memperkuat komunikasi antara pasien dan penyedia perawatan mata. 13-15

Layanan perawatan mata terjangkau (outreach) telah terbukti efektif dalam meningkatkan cakupan layanan di komunitas yang sulit dijangkau dan memungkinkan respons yang lebih besar terhadap kebutuhan komunitas. 16-17

Pelaksanaan program perawatan mata merupakan bagian integral dari sistem pemberian layanan sektor kesehatan untuk keberlanjutan maupun cara baru pemberian intervensi perawatan mata. Misalnya , skrining diintegrasikan ke dalam sistem penyampaian intervensi kesehatan yang ada, seperti untuk

vaksin. Untuk menyederhanakan akses ke perawatan bagi populasi yang kurang terlayani, perubahan teknologi yang cepat juga dapat membantu. Telemedicine digunakan secara efektif di bidang perawatan mata. Telemedicine mendukung orang-orang di pedesaan terpencil yang tidak terlayani. 18-19

Page 5: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 5

Reorientasi model perawatan memastikan bahwa layanan perawatan kesehatan yang efisien dan efektif dirancang dan disediakan melalui model perawatan inovatif yang memprioritaskan layanan perawatan primer dan komunitas . Kerangka kerja layanan kesehatan yang berpusat pada masyarakat mendefinisikan prioritas layanan berdasarkan kebutuhan hidup pasien, dan membangun puskesmas yang kuat.

Puskesmas yang kuat dengan perawatan mata terintegrasi dapat melibatkan pemberian intervensi yang ditujukan pada individu melalui perawatan primer (misalnya skrining retinopati diabetik) , intervensi berbasis populasi, seperti penyediaan

suplementasi vitamin A dan memberikan beberapa manfaat.

Pertama, Puskesmas memungkinkan sistem kesehatan untuk beradaptasi dan merespons perubahan demografi populasi dan perubahan gaya hidup serta meningkatnya jumlah orang dengan kondisi mata dan gangguan penglihatan. Kedua, Puskesmas mempromosikan akses ke layanan di seluruh rangkaian perawatan, sambil memfasilitasi penggunaan layanan promotif dan preventif kesehatan yang seringkali lebih hemat biaya daripada layanan pengobatan. Terakhir, Puskesmas penting untuk menangani komponen kunci lain dari UHC (Universal Health Coverage) secara

Berkelanjutan seperti (i) mengurangi pengeluaran rumah tangga dengan menekankan layanan tingkat populasi yang mencegah kondisi mata dan mempromosikan deteksi dini dan rujukan tepat waktu; dan (ii) menjangkau populasi terpencil dan tertinggal melalui fokus pada layanan berbasis komunitas yang disediakan sedekat mungkin dengan rumah penduduk. 20

Memperkuat perawatan mata di Puskesmas

Reorientasi Model Perawatan

Page 6: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 6

membutuhkan dana yang memadai, pelatihan tenaga kerja yang sesuai, tenaga kerja yang berkelanjutan (20), koordinasi dengan layanan dan sektor lain, dan sistem rujukan yang direncanakan secara efektif. Jika sumber daya mencukupi, Puskesmas dapat memenuhi banyak kebutuhan perawatan mata individu sepanjang hidup mereka, dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mata dan perilaku pencegahan penyakit mata, seperti kebersihan wajah untuk mencegah trachoma, layanan untuk retinopati diabetic, layanan refraksi untuk orang dewasa; kasus penyakit mata yang umum, seperti katarak; dan diagnosis serta pengelolaan beberapa kondisi mata umum yang biasanya tidak menyebabkan gangguan penglihatan, seperti diantaranya konjungtivitis, juga dapat

diberikan di dalam Puskesmas. Dalam situasi di mana layanan yang lebih khusus diperlukan - misalnya setelah deteksi katarak atau retinopati diabetik - perawatan primer dapat memfasilitasi rujukan dan koordinasi antar penyedia dan pengaturan perawatan. Sebagai catatan, membangun perawatan mata yang diintegrasikan ke dalam perawatan primer tidak mengurangi pentingnya pada tingkat sekunder dan tersier.

Untuk menangani kebutuhan perawatan mata pada populasi, diperlukan semua tingkat perawatan dengan jalur rujukan yang terintegrasi dan efektif.

Integrasi layanan perawatan mata primer di Puskesmas dicapai melalui pengawasan yang ditingkatkan dan pelatihan staf yang ada serta penerapan layanan perawatan mata primer yang mandiri, baik di fasilitas tetap atau melalui unit bergerak.

Page 7: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 7

Koordinasi layanan berfokus pada peningkatan pemberian perawatan yang menyelaraskan proses dan informasi tanpa perlu menggabungkan struktur, layanan, atau alur kerja. Kerangka pelayanan kesehatan yang berpusat pada masyarakat yang terintegrasi mengidentifikasi tiga pendekatan strategis: mengkoordinasikan individu; mengkoordinasikan program dan penyedia kesehatan; dan koordinasi lintas sektor. Semuanya penting untuk mencapai IPEC.

Koordinasi perawatan untuk individu melibatkan berbagai strategi termasuk manajemen kasus, perawatan berbasis tim, dan sistem rujukan yang efisien. Strategi ini berkontribusi pada

Layanan Koordinasi Dalam Lintas Sektor

Page 8: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 8

pengalaman kesinambungan perawatan, di mana proses perawatan dialami secara terpisah, koheren saling berhubungan, dan sejalan dengan kebutuhan dan preferensi individu. Tanpa kontinuitas dan koordinasi perawatan mata yang baik, pasien berisiko mengalami perawatan yang terfragmentasi dan tidak terintegrasi dengan baik dari banyak penyedia, seringkali dengan hasil yang kurang optimal dan tingkat ketidakpuasan yang tinggi. Hal ini karena kegagalan komunikasi, pembagian informasi klinis yang tidak memadai dan duplikasi pemeriksaan. 20

Hal yang sangat penting bagi keberhasilan koordinasi dalam perawatan yang berkelanjutan adalah arus informasi yang lancar dan tersedia untuk

semua penyedia layanan.

18-19

Koordinasi perawatan untuk individu memerlukan koordinasi dari semua program dan penyedia terkait, dan melibatkan menjembatani kesenjangan informasi di seluruh tingkat perawatan serta memastikan kontinuitas dalam administrasi dan pendanaan. Selain itu, mengoordinasikan perawatan mungkin memerlukan pengembangan jaringan penyampaian layanan kesehatan di tingkat regional atau distrik, mengintegrasikan program vertikal yang ada ke dalam sistem kesehatan (seperti yang dijelaskan pada bagan diatas ) dan menyediakan insentif keuangan.

Koordinasi juga mencakup penciptaan keterkaitan antara perawatan mata dan program kesehatan

lainnya, seperti perawatan neonatal, penyakit tidak menular, rehabilitasi dan kesehatan dan keselamatan kerja. Intervensi perawatan mata yang berhasil diberikan melalui layanan kesehatan lain seperti retinopati skrining prematuritas melalui perawatan neonatal. Selain itu perawatan kesehatan membutuhkan banyak pelaku, baik di dalam maupun di luar sektor kesehatan, koordinasi perawatan melintasi semua sektor, termasuk layanan sosial, keuangan, pendidikan, tenaga kerja, dan sektor swasta. Koordinasi pada dasarnya adalah masalah tata kelola dan kepemimpinan, yang membutuhkan kepemimpinan yang kuat dari Kemenkes untuk mengoordinasikan tindakan lintas sektor. Penyediaan layanan rehabilitasi penglihatan, misalnya, membutuhkan

Page 9: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 9

kemitraan yang interseksional dengan sektor sosial sehingga dalam proses rehabilitasi, sektor sosial dan ketenagakerjaan dapat menawarkan dukungan lain untuk inklusi dan partisipasi sosial. 18-20

Meningkatnya permintaan untuk layanan perawatan mata mendorong kemitraan publik-swasta perlu dieksplorasi sebagai cara untuk menyediakan perawatan mata yang terjangkau. Contoh kemitraan yang telah memberikan kontribusi untuk menyediakan akses ke layanan perawatan mata bagi komunitas yang rentan sudah ada, termasuk penyediaan kacamata .

Tiga strategi sebelumnya yang dijelaskan, akan menjadi operasional jika lingkungan pendukung tersedia. WHO telah mengkonsep lingkungan yang mendukung sebagai enam blok bangunan sistem kesehatan. Dari enam blok ini, satu penyampaian layanan perawatan mata adalah fokus IPEC. Meskipun lima sisanya kepemimpinan dan pemerintahan; informasi; tenaga kesehatan; pembiayaan kesehatan; dan obat-obatan dan teknologi kesehatan (termasuk produk bantuan) semuanya relevan untuk mewujudkan IPEC.

Kepemimpinan dan pemerintahan

Tata kelola yang baik melibatkan kepemimpinan transparan yang inklusif, partisipatif, dan memanfaatkan sumber daya dan informasi yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Hal ini didukung oleh akuntabilitas timbal balik antara mereka yang membuat dan melaksanakan kebijakan, pengelola, penyedia dan pengguna itu sendiri.

Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Page 10: Integrated People-Centred Eye Care

Issue

10

Akhirnya, integrasi meningkatkan kemungkinan perawatan mata dipertimbangkan dalam sumber daya manusia yang lebih luas, produk bantuan dan pengadaan teknologi kesehatan dan rencana infrastruktur.

Kerangka regulasi untuk keterlibatan sektor negara, swasta dan non-negara di sektor perawatan mata perlu ada untuk mengurangi risiko pengembangan dan keberlanjutan layanan perawatan mata yang adil. Ketika kerangka peraturan yang kuat ada dan ditegakkan, privatisasi, komersialisasi, dan pemasaran berpotensi meningkatkan akses universal ke layanan perawatan mata. Namun, kekuatan pasar saja tidak akan secara otomatis mengarah pada akses yang adil dan universal. Untuk alasan ini, akses yang adil ke perawatan mata harus tetap menjadi tujuan yang konstan dan didukung oleh kerangka peraturan yang kuat. 15-18

Tanggung jawab tata kelola dalam perawatan kesehatan melibatkan pengembangan rencana strategis, kemudian mengelola akuntabilitas dan mengawasi pelaksanaan . Untuk melaksanakan perencanaan strategis, kepemimpinan diperlukan untuk menciptakan koalisi pemangku kepentingan - lintas sektor pemerintah dan masyarakat sipil.18-20

Sayangnya, untuk sebagian besar negara, perawatan mata sering diabaikan dalam rencana strategis kesehatan nasional, atau hanya disebutkan secara singkat . 12-14

Langkah pertama adalah integrasi perawatan mata ke dalam perencanaan sistem kesehatan, dalam kaitannya dengan target keseluruhan dan rencana konkret tentang bagaimana mencapai target tersebut.

Kedua, pada tingkat operasional, integrasi akan berkontribusi pada intervensi perawatan mata yang disertakan di semua platform pemberian layanan dan bidang kesehatan lainnya.

Page 11: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 11

Daftar Pustaka

1. WHO. Framework on integrated, people-centred health services. World Health Organization, 2016 (available at:

http://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_ les/WHA69/ A69_39-en.pdf?ua=1&ua=1 , accessed 19 September 2019).

2. Muir KW, Lee PP. Health literacy and ophthalmic patient education. Surv Ophthalmol. 2010;55(5):454–9.

3. Muir KW, Santiago-Turla C, Stinnett SS, Herndon LW, Allingham RR, Challa P, et al. Health literacy and adherence to

glaucoma therapy. Am J Ophthalmol. 2006;142(2):223–6.

4. Schillinger D, Grumbach K, Piette J, Wang F, Osmond D, Daher C, et al. Association of health literacy with diabetes

outcomes. JAMA. 2002;288(4):475–82.

5. Frick KD, Foster A. The magnitude and cost of global blindness: an increasing problem that can be alleviated. Am J

Ophthalmol. 2003;135(4):471–6.

6. Armstrong KL, Jovic M, Vo-Phuoc JL, Thorpe JG, Doolan BL. The global cost of eliminating avoidable blindness. Indian

Journal of Ophthalmology. 2012;60(5):475–80.

7. Pizzarello L, Abiose A, Ffytche T, Duerksen R, Thulasiraj R, Taylor H, et al. VISION 2020: The Right to Sight: a global

initiative to eliminate avoidable blindness. Arch Ophthalmol. 2004;122(4):615–20.

8. O’Conor R, Smith SG, Curtis LM, Benavente JY, Vicencio DP, Wolf MS. Mild Visual Impairment and its impact on self-

care among older adults. Journal of Aging and Health. 2018;30(3):327–41.

9. Muir KW, Santiago-Turla C, Stinnett SS, Herndon LW, Allingham RR, Challa P, et al. Health literacy and vision-related

quality of life. The British Journal of Ophthalmology. 2008;92(6):779–82.

10. UNDP, World Bank, WHO. Onchocerciasis Control Programme in West Africa & African Programme for

Onchocerciasis Control. Community directed treatment with ivermectin: report of a multi-country study. World

Health Organization, 1996.

11. Coffeng LE, Stolk WA, Zoure HG, Veerman JL, Agblewonu KB, Murdoch ME, et al. African Programme For

Onchocerciasis Control 1995-2015: model-estimated health impact and cost. PLoS Negl Trop Dis. 2013;7(1):e2032.

12. Brannan SO, Dewar C, Taggerty L, Clark S. The effect of short messaging service text on non-attendance in a

general ophthalmology clinic. Scottish Medical Journal. 2011;56(3):148–50.

13. Delbanco T, Walker J, Bell SK, Darer JD, Elmore JG, Farag N, et al. Inviting patients to read their doctors’ notes: a

quasi-experimental study and a look ahead. Ann Intern Med. 2012;157(7):461–70.

14. White A, Danis M. Enhancing patient-centered communication and collaboration by using the electronic health record in

the examination room. JAMA. 2013;309(22):2327–8.

Page 12: Integrated People-Centred Eye Care

WORLD REPORT ON VISION | Issue 12

15. Woods SS, Schwartz E, Tuepker A, Press NA, Nazi KM, Turvey CL, et al. Patient experiences with full electronic access

to health records and clinical notes through the My HealtheVet Personal Health Record Pilot: qualitative study. J Med

Internet Res. 2013;15(3):e65.

16. Ogoshi C. Increasing the use of cataract services: using an existing eye care structure in Nigeria. Community Eye Health.

2006;19(60):66–7.

17. WHO. Increasing access to health workers in rural and remote areas. Technical report No. 2. Outreach services as a

strategy to increase access to health workers in remote and rural settings. World Health Organization, 2011 (available at:

https://apps.who.int/iris/bitstream/ handle/10665/44589/9789241501514_eng.

pdf;jsessionid=77888D91FF3559AADA3ECA2C34B183EF? sequence=1 , accessed 19 September 2019).

18. Bartnik SE, Copeland SP, Aicken AJ, Turner AW. Optometry-facilitated teleophthalmology: an audit of the rst year in

Western Australia. Clinical & Experimental Optometry. 2018;101(5):700–3.

19. Scanlon PH. The English National Screening Programme for diabetic retinopathy 2003–2016. Acta Diabetologica.

2017;54(6):515–25.

20. WHO,UNICEF.Avisionforprimaryhealthcareinthe 21st century: towards universal health coverage and the sustainable

develeopment goals. World Health Organization, 2018 (available at: https://www.who.int/ docs/default-source/primary-

health/vision.pdf , accessed 19 September 2019).