Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

10

Transcript of Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Page 1: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam
Page 2: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

NEXT

Page 3: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

ANNISA MARSHELLA ۱

IQFAN ۲

WULANDARI RIMA KUMARI ۳

YULIDAR ٤

GROUP 13

“INTEGRASI IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM”

NEXT

Page 4: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam
Page 5: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan

pancaindra, ilustrasi dan firasat. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah

diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasikan. Teknologi

merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan

meskipun pada dasarnya teknologi merupakan karakteristik objek dan netral

sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala

prosesnya dan merupakan ekspresi jiwa seorang dikembangkan menjadi bagian dari

budaya manusia karena seni itu diidentik dengan keindahan. Dalam kajian filsafat

setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang

memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak

tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan

manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara

mendalam. Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut

pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil

penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga

memiliki karakteristik obyektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini

teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang merusak dan potensi

kekuasaan disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 6: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Seni adalah cermin dari budaya dan pandangan dunia nya. Tidak ada kasus yang

lebih langsung pernyataan ini berlaku daripada seni dunia Islam. Tidak hanya

mencerminkan nilai-nilai seni budaya, tetapi bahkan lebih penting, cara di mana para

penganutnya, orang Islam, melihat alam roh, alam semesta, kehidupan, dan

hubungan bagian-bagian untuk keseluruhan.

Untuk realitas, Islam dimulai dengan dan pusat sekitar Allah ("Allah" dalam bahasa

Arab), yang Satu, Unik, Penguasa, Suci, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, yang

Mencintai, Maha Penyayang. Semua keberadaan tunduk pada kehendak-Nya dan

hukum-Nya. Dia adalah pusat ibadah umat Islam sadar 'dan aspirasi, fokus hidup

mereka. Sepanjang sejarah Islam, seni telah mengambil berbagai macam bentuk di

berbagai belahan dunia Muslim, yang membentang dari Afrika Utara ke Asia

Tenggara, menurut kebiasaan setempat dan kondisi, mulai dari seni rakyat tidak

canggih dengan yang paling terampil artis atau pengrajin. Dalam karya-karya yang

kedua, apakah itu menjadi kaligrafer master, keramik terkenal atau tembikar, sebuah

embroiderer terampil atau pembuat miniatur, warisan keahlian halus, melibatkan

Page 7: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan

Allah dalam ayat-ayat berikut: “Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang

berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang

yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” Pengetahuan yang dimiliki

manusia ada dua jenis, yaitu:

o Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman

kepada Allah. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak.

o Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori: pengetahuan, ilmu

pengetahuan dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis, sifatnya

nisbi.

o Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat: segala sesuatu diketahui

melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah diklasifikasi,

dioragisasi, disistematis dan diinterpetasi sehingga menghasilkan kebenaran

obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

o Ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an: proses pencapaian segala sesuatu yang

diketahui manusia melalui tangkapan pencaindra, intuisi dan firasat dan

Page 8: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya

tidak booleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam

mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan al-Qur’an dan sunnah

rasul. Atas dasar tiu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi

(perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute)

karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan

(aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative)karena

bersumber dari akal pikiran manusia. Prestasi yang gemilang dalam

pengembangan IPTEK pada hakikatnya lebih dari sekedar menemukan

proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan

menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum

alam). Allah adalah guru pertama dan panduan mutlak kemanusiaan. Pengetahuan

ini tidak diberikan kepada bahkan Malaikat. Dalam Usul al-Kafi ada tradisi

diriwayatkan oleh Imam Musa al Kazhim-('a) bahwa' ilm adalah tiga jenis: ayatun

muhkamah (tanda-tanda tak terbantahkan dari Allah), faridatun 'adilah (hanya

kewajiban) dan sunnah al-qa' imah (didirikan hadis Nabi [s]). Ini berarti bahwa 'ilm,

pencapaian yang diwajibkan atas semua muslim meliputi ilmu teologi, filsafat,

Page 9: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam

Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi kedalam suatu

sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu

akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.

Islam merupakan ajaran agama sempurna, karena kesempurnaannya dapat

tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang

artinya “tidaklah kamu memperlihatkan bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang

baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya menjulang kelangit,

pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah

membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka ingat”.

Dari penjelasan tersebut diatas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan

amal / syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan

sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu

dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara

satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang

Page 10: Integrasi Iptek dan Seni dalam Islam