INTEGRASI EKONOMI

33
INTEGRASI EKONOMI Latar Belakang Terbentuknya Integrasi Ekonomi Secara harfiah kata integrasi dapat diartikan sebagai penggabungan. Menurut Tinbergen, integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua pembatasan-pembatasan (barriers) yang dibuat terhadap bekerjanya perdagangan bebas dan dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk mengakses pasar yang lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional. Integrasi ekonomi memiliki prinsip dan mekanisme yang sama dengan perdagangan bebas. Secara teoritis, integrasi ekonomi mengacu pada suatu kebijakan komersial atau kebijakan perdagangan yang secara diskriminatif menurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan hanya diantara negara-negara anggota yang sepakat akan membentuk suatu integrasi ekonomi. Semua bentuk hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif sengaja diturunkan atau bahkan dihapuskan diantara negara anggota. Sedangkan bagi negara-negara yang bukan anggota, maka pemberlakuan tarif dan non tarif tergantung dari kebijakan negara masing-masing. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara- negara diluar anggota dalam melakukan perdagangan, sehingga dapat memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota (Salvatore, 1997). Krugman (1991) memperkenalkan suatu angapan bahwa secara alami blok perdagangan didasarkan pada

description

ekonomi

Transcript of INTEGRASI EKONOMI

INTEGRASI EKONOMILatar Belakang Terbentuknya Integrasi EkonomiSecara harfiah kata integrasi dapat diartikan sebagai penggabungan. Menurut Tinbergen, integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua pembatasan-pembatasan (barriers) yang dibuat terhadap bekerjanya perdagangan bebas dan dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk mengakses pasar yang lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional.Integrasi ekonomi memiliki prinsip dan mekanisme yang sama dengan perdagangan bebas. Secara teoritis, integrasi ekonomi mengacu pada suatu kebijakan komersial atau kebijakan perdagangan yang secara diskriminatif menurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan hanya diantara negara-negara anggota yang sepakat akan membentuk suatu integrasi ekonomi. Semua bentuk hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif sengaja diturunkan atau bahkan dihapuskan diantara negara anggota. Sedangkan bagi negara-negara yang bukan anggota, maka pemberlakuan tarif dan non tarif tergantung dari kebijakan negara masing-masing. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara diluar anggota dalam melakukan perdagangan, sehingga dapat memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota (Salvatore, 1997). Krugman (1991) memperkenalkan suatu angapan bahwa secara alami blok perdagangan didasarkan pada pendekatan geografis yang dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya.Griffin dan Pustay (2002), membentuk susunan atau hirarki dari integrasi ekonomi regional yang mungkin terjadi. Ada lima tingkatan yaitu, kawasan perdagangan bebas, persekutuan pabean, pasaran bersama, uni ekonomi, dan uni politik.Secara teoritis Salvatore (1997) menguraikan integrasi ekonomi menjadi beberapa bentuk:1. Pengaturan perdagangan Preferensial (preferential trade arrangements) dibentuk oleh negara-negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang berlangsung diantara mereka dan membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota.2. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) adalah bentuk integrasi ekonomi yang lebih tinggi dimana semua hambatan perdagangan baik tarif maupun non-tarif diantara negara-negara anggota telah dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah tetap mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara diluar anggota.3. Persekutuan Pabean (customs union) mewajibkan semua negara nggota untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka, namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang bukan anggota.4. Pasar bersama (common market) yaitu suatu bentuk integrasi dimana bukan hanya perdagangan barang saja yang dibebaskan, namun arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal juga dibebaskan dari semua hambatan.5. Uni Ekonomi (economic union) yaitu dengan menyeragamkan kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara anggota yang berada dalam suatu kawasan atau bagi negara-negara yang melakukan kesepakatan.

Perjanjian perdagangan preferensial (PTAs) adalah kesepakatan antara dua negara atau lebih yang mana tarif yang dikenakan pada barang yang diperdagangkan bagi negara anggota lebih rendah dibanding dengan tarif yang diperdagangkan dengan negara diluar anggota. PTAs dapat diartikan secara luas meliputiRegional Trading Arrangement(RTAs) yang merupakan kesepakatan yang dibentuk dalam satu kawasan, kesepakatan perdagangan antar negara-negara berkembang, kesepakatan perdagangan antar kawasan dan bentuk kesepakatan lainnya yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa.Bentuk kesepakatan perdagangan yang telah dibentuk telah mengarah pada perdagangan bebas, sepertiWorld Trade Organization(WTO),Association of Southeast Asian Nations(ASEAN)and South Asian Association for Regional Cooperation(SAARC),ASEAN Free Trade Area(AFTA),SAARC Preferential Trading Agreement(SAPTA),Australian and New ZealandyaituCloser Economic Relation Trade Agreement(CER),South Pacific Regional Trade and Economic Cooperation Agreement(SPARTECA),Asian Pacific Economic Cooperation(APEC),European Union(EU),North American Free Trade Area(NAFTA),Latin American Free Trade Area(LAFTA),European Free Trade Area(EFTA),Andean Pact, Economic Cooperation Organization(ECO),Southern Common Market(Mercosur) dan lainnya (Lapipi, 2005).Secara umum, bentuk kesepakatan perdagangan antara dua negara atau lebih, baik PTAs, sistem perdagangan multilateral, sistem perdagangan dalam suatu kawasan maupun organisasi perdagangan dunia memiliki prinsip yang sama yaitu menurunkan atau menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan, baik tarif maupun non tarif. Cakupan integrasinya mulai dari integrasi untuk perdagangan barang dan jasa sampai pada pasar tunggal bersama yang meliputi semua aspek ekonomi, seperti perdagangan barang dan jasa, perdagangan faktor produksi, integrasi dalam moneter dan integrasi kebijakan ekonomi secara menyeluruh.Tujuan yang paling mendasar dari integrasi ekonomi ini adalah untuk meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga kerja, meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi produksi serta meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Pembentukan integrasi ekonomi pada akhirnya akan menciptakan dampak meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan mengarah pada peningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan pada keuntungan komparatif (Lapipi, 2005).

Integrasi Ekonomi di ASEANGlobalisasi ekonomi telah merubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Demikian pula halnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dewasa ini ASEAN tumbuh sebagai wadah integrasi ekonomi dengan pasar potensial, yang pengaruhnya berdampak pada peningkatan kerjasama ekonomi yang semakin luas terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Integrasi ekonomi ASEAN menghadapi tantangan besar karena negara-negara ASEAN memiliki sistem ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat pembangunan ekonomi dan institusi serta kondisi sosial yang berbeda dan heterogen.Perbedaan dan heterogenitas menyebabkan beberapa negara yang tidak memiliki infrastruktur dan kapasitas institusional yang memadai mengalami kesulitan untuk berintegrasi dengan negara yang lain. Salah satu kondisi yang berbeda dan heterogen adalah mata uang. Implikasi dari hal ini adalah, munculah wacana pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan visi ASEAN 2020. MEA bertujuan untuk membentuk suatu pasar tunggal, yang diarahkan pada penerapan mata uang tunggal (single currency) yang bertujuan untuk menjaga stabilitas mata uang regional dalam pelaksanaan pasar tunggal di ASEAN, yang rencananya akan dimulai pada 2015. Rencana munculnya mata uang tunggal tersebut tercetus dalam sebuah sebuah ASEAN Community yang sudah disepakati menjadi ASEAN vision 2020. ASEAN Community sendiri yang dimaksudkan akan dibangun berdasarkan tiga pilar, yakni ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community (AEC) dan ASEAN Socio-Cultur Community (ASCC).Pada dasarnya economis and monetary union (EMU) adalah bagian dari proses integrasi ekonomi. Negara yang merdeka dapat meng-integrasikan ekonomi mereka untuk mencapai berbagai manfaat, seperti efisiensi dan ketahanan perekonomian. Integrasi ekonomi dapat dibagi menjadi enam langkah:1. A preferential trading area. Langkah ini diawali dengan cara mengurangi tarifcustoms (bea masuk) antara negara-negara tertentu.2. A free trade area. Sebuah wilayah perdagangan bebas.3. A customs union. Penyatuan customs (bea masuk).4. A common market.Sebuah pasar bersama.5. Economic and monetary union.Pasar tunggal dengan mata uang dan kebijakan moneter tunggal.6. Complete economic integration.Semua hal diatas ditambah dengan harmonisasi kebijakan fiskal dan lainnya.

Costs and BenefitsEconomic and monetary union (EMU)Tujuan dari penyatuan ekonomi dan moneter adalah untuk membuat perekonomian berfungsi lebih baik, membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan kemakmuran yang lebih besar bagi negara-negara anggota. Manfaat tersebut meliputi:

Manfaat bagiKonsumen:Persaingan yang semakin meningkat. Konsumen bisa berbelanja lebih mudah lintas batas negara serta membandingkan harga. Konsumen memiliki lebih banyak pilihan karena kompetisi antar toko-toko dan pemasok semakin meningkat.Harga lebih stabil. Pasar tunggal dengan mata uang dan kebijakan moneter tunggal akan membuat inflasi rendah dan stabil.Meminjam lebih mudah dan murah.Inflasi dan suku bunga yang rendah dan stabil membuat setiap orang lebih mudah dan murah untuk meminjam, misalnya untuk membeli rumah.Lebih mudah dan murah melakukan perjalanan.Mata uang tunggal akan menghapuskan biaya pertukaran mata uang sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan.

Manfaat bagi pelaku bisnis:Suku bunga rendah berarti investasi akan meningkat.Inflasi yang rendah akan membuat suku bunga juga rendah sehingga memudahkan pelaku bisnis melakukan pinjaman untuk berinvestasi.Stabilitas ekonomi mendorong perencanaan jangka panjang.Inflasi dan suku bunga yang tidak stabil merupakan biaya atau risiko tak terduga bagi pelaku bisnis, hal ini membuat riskan bagi perusahaan untuk berinvestasi jangka panjang. Stabilitas ekonomi dibawah EMU mengurangi ketidakpastian dan mendorong investasi jangka panjang bagi perusahaan.Risiko rendah mendorong perdagangan antar negara.Perdagangan antar negara seringkali menggunakan mata uang yang berfluktuasi, sehingga untuk mengurangi atau mengimbangi risiko tersebut perusahaan akan menjual dengan harga tinggi di luar negeri. EMU dengan pasar dan mata uang tunggal akan menghilangkan risiko tersebut.Hilangnya biaya nilai tukar akan merangsang perdagangan dan investasi. Mata uang tunggal akan menghilangkan biaya tukar yang tinggi antar negara ASEAN sehingga akan merangsang perdagangan dan investasi.

Manfaat bagi ASEANdan negara-negara Asia lainnya:Penghematan bagi pemerintah. Inflasi yang rendah dan stabil berarti pinjaman pemerintah lebih murah dari pada dimasa lalu karena suku bunga yang juga rendah dan stabil.Dampak sosial Inflasi rendah dan stabil.Tingkat inflasi yang tinggi dan volatile dimasa lalu meningkatkan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin. Sekarang inflasi yang stabil dan rendah, yang kurang mampu lebih terlindungi dari perbedaan daya beli.Lebih tahan terhadap guncangan dari luar.Ukuran dan kekuatan ekonomi kawasan ASEAN yang besar membuatnya lebih tahan terhadap guncangan-guncangan ekonomi.Integrasi keuangan meningkat.Mata uang tunggal membuat lebih mudah dan efisien investasi untuk bergerak di sekitar kawasan ASEAN. Ukuran pasar keuangan kawasan ASEAN yang luas membuat modal yang tersedia untuk investasi lebih besar dan memungkinkan investor untuk menyebar risiko lebih luas. Dan untuk warga, biaya mengirim uang ke negara lain kawasan ASEAN akan berkurang drastis.Mendukung perdagangan internasional.Mata uang tunggal kawasan ASEAN semakin banyak digunakan untuk transaksi perdagangan internasional karena kekuatan dan ketersediaan. Hal ini memungkinkan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang global, dan membuat perdagangan lebih mudah bagi mitra dagang.Selain manfaat diatas dan mungkin masih banyak manfaat lainnya dari integrasi ekonomi di ASEAN, terdapat juga beberapa biaya, meliputi:Biaya kerusakan dalam efisiensi ekonomi mikro, setidaknya sementara. Biaya pertukaran ke mata uang baru dapat bervariasi dan dapat meliputi biaya administrasi, biaya hukum, biaya psikologis, dan biaya lainnya. Keadaan khusus terutama diterapkan ketika negara-negara anggota salah memilih nilai tukar paritas nominal. Hal ini akan menyebabkan daya saing negara anggota menjadi lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan daya saing negara-negara anggota lain.Kesempatan bagi negara-negara untuk menjaga stabilitas makroekonomi mereka menurun, karena nantinya akan menjadi tanggung jawab Bank Sentral bersama.Akan sulit menyatukan berbagai macam kepentingan. ASEAN dengan latar belakang ekonomi, sosial budaya, bahasa maupun sejarah yang berbeda-beda akan sangat sulit mewujudkan integritas ekonomi tanpa adanya kerjasama dan kerja keras serta perencanaan yang matang.

Optimum Currency Area (OCA) TheoryHal utama yang mendasari tentang mata uang tunggal adalah teori Optimum Currency Area (OCA). Teori OCA berasal dari artikel yang ditulis oleh ekonomMundell (1961), McKinnon (1963), dan Kenen (1969). Artikel tersebut memperdebatkan tentang nilai tukar tetap dan fleksibel. Pada masa itu dibawah sistemBretton Woods nilai tukar tetap, pilihan nilai tukar dipandang sebagai masalah teoritis dari pada praktis. Teori OCA terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah oleh Tamim Bayoumi dan Barry Eichengreen. Dalam paper nya mereka membuat suatu estimasi yang menghasilkan OCA indeks.

OCA indeks merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat apakah penyatuan moneter lebih atau kurang diinginkan. OCA indeks mengukur tingkat goncangan output, jadi jika suatu negara dimana siklus bisnis simetris dan output nasional bergerak bersama maka nilai ukuran ini akan menjadi kecil. Selanjutnya OCA indeks melihat perbedaan komposisi komoditas ekspor kedua negara dengan alasan bahwa goncangan akan lebih simetris ketika kedua negara memiliki keunggulan komparatif dalam sektor ekspor yang sama. OCA indeks juga menggunakan data perdagangan bilateral, rata-rata nilai ekspor ke negara mitra, termasuk GDP yang diukur dalam USD.

APEC

Sekilas APECAsia-Pacific Economic Cooperation(APEC) adalah forum kerja sama dari 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Kerja sama di APEC meliputi tidak saja perdagangan, tetapi juga upaya meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi lainnya secara menyeluruh. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China, Hong Kong-China, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand, the Philippines, Peru, PNG, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, dan Viet Nam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei, serta karena bentuk kerja samanya yang difokuskan pada ekonomi,perdagangan, dan investasi. Selain ke-21 Ekonomi tersebut, APEC memiliki tiga pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi Anggota dengan target tahun 2010 untuk Ekonomi maju dan tahun 2020 untuk Ekonomi berkembang. Tujuan APEC tersebut tercantum dalam hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 yang lebih dikenal denganBogor Declaration. with the industrialized economies achieving the goal of free and open trade and investment no later than the year 2010 and developing economies no later than the year 2020.Kerja sama di APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaituconsensus;voluntary and non-binding;concerted unilateralism; dandifferentiated time frame. Prinsipconsensusmemiliki arti bahwa semua keputusan di APEC harus bermanfaat dan disepakati oleh 21 Ekonomi Anggota. Prinsipvoluntary and non-bindingberarti kesepakatan dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat. Sementara itu, prinsipconcerted unilateralismberarti keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi tanpa syarat resiprositas, serta prinsipdifferentiated time frameberarti bahwa Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu.Meski kesepakatan di APEC bersifat sukarela dan tidak mengikat, namun komitmen yang dideklarasikan anggota APEC terbukti lebih efektif untuk diimplementasikan. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota, yang memiliki keragaman kapasitas, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan. Selain itu, APEC juga memiliki beberapa mekanismepeer reviewberkala yang diselenggarakan untuk mengukur kemajuan pencapaian anggota dan merancang aktivitas kerja sama teknis terkait.Seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi di kawasan, kerja sama sektoral di APEC juga semakin luas dan kompleks. Saat ini APEC memiliki tidak kurang dari 34 fora dan subfora yang menyelenggarakan pertemuan secara rutin. Berbagai pertemuan tingkat Menteri sektoral juga rutin diselenggarakan di APEC, seperti diantaranya Pertemuan Menteri Perdagangan, Pertemuan Menteri UKM, dan Pertemuan Menteri Peranan Wanita.Guna mendukung partisipasi aktif Indonesia di berbagai fora dan subfora APEC dimaksud, berbagai Kementerian/Lembaga nasional terlibat aktif dan berkontribusi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, seperti Kementerian Perdagangan diCommittee on Trade and Investment(CTI), Kementerian Koordinator bidang Perekonomian diEconomic Committee(EC), dan Kementerian PPN/Bappenas diSOM Steering Committee on Economic and Technical Cooperation(SCE). Adapun koordinator nasional Indonesia untuk APEC berada di bawah tanggung jawab Kementerian Luar Negeri.Sektor swasta juga berperan penting di APEC. Sektor swasta melaluiAPEC Business Advisory Council(ABAC) telah berperan aktif dalam berbagai kegiatan dan pertemuan APEC. Anggota APEC yang berasal dari seluruh anggota APEC terdiri dari tiga orang pengusaha terkemuka yang ditunjuk langsung oleh Pemimpin Ekonomi APEC guna menyuarakan kepentingan dunia usaha masing-masing Ekonomi. Ketua ABAC Indonesia saat ini adalah Wishnu Wardhana dengan anggota Anindya Bakrie dan Karen Agustiawan, dengan anggota pengganti adalah Gatot Suwondo, Arief Yahya, dan Erwin Aksa.Peluang Kerja Sama APECAPEC saat ini dianggap sebagai salah satu forum ekonomi regional terpenting di Asia Pasifik, karena melibatkan partisipasi para Pemimpin Ekonomi negara-negara kunci di kawasan, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Australia, dan tujuh anggota ASEAN. Dari segi demografis, APEC merupakan organisasi yang besar karena menaungi penduduk sejumlah 2,7 milyar jiwa. Empat belas dari 21 Ekonomi Anggota APEC merupakan 40 Ekonomi pengekspor terbesar di dunia, sementara sembilan anggota APEC tercatat sebagai anggota G20. Selain itu, setiap tahun Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan dan Menteri-Menteri lain hadir dalam pertemuan-pertemuan APEC. Kehadiran para Pemimpin dan Menteri APEC tersebut selama ini juga dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan pembahasan masalah-masalah bilateral dan regional.APEC juga berperan penting dalam memajukan agenda perdagangan multilateral. Di tahun 1994, APEC memberikan kontribusi signifikan bagi terselesaikannya Putaran Uruguay di bawah perundinganGeneral Agreement on Tariffs and Trade(GATT). Keberhasilan ini telah mendorong terbentuknya organisasi perdagangan dunia WTO. Kini, forum kerja sama APEC dipandang sebagai salah satu arena kunci guna mendorong terselesaikannya Putaran Doha. Hal ini didukung oleh komitmen Menteri-Menteri Perdagangan APEC yang melakukan pertemuan setiap tahun guna mencari solusi konkret sistem perdagangan multilateral di bawah semangatBogor Goals.APEC turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan kemajuan perekonomian global. Selain itu, anggota-anggota APEC juga berkontribusi terhadap 53% GDP dunia serta 44% volume perdagangan dunia. Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun anggota APEC adalah 2,5%. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang ekonomi non-APEC yang hanya mencapai 1,3% per tahun pada periode yang sama. Gabungan ekonomi para anggota APEC meningkat dua kali lipat dari US$ 17,7 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 35,8 triliun di tahun 2010. Total perdagangan barang dan jasa APEC juga meningkat lima kali lipat dari US$ 3,1 triliun di tahun 1989 menjadi US$ 16,8 triliun di tahun 2010. Sementara itu, dari sisi investasi, Foreign Direct Investment(FDI) yang masuk ke kawasan APEC meningkat 715% antara tahun 1989 dan 2010.Total perdagangan Indonesia di tahun 1989 ke seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 29,9 milyar. Di tahun 2011, angka ini naik menjadi US$ 289,3 milyar, atau 75% dari total perdagangan Indonesia.[1]Pada tahun 1994, nilai FDI masuk ke Indonesia dari seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 2,5 milyar. Di tahun 2011, angka ini meningkat menjadi US$ 10,6 milyar atau 54% dari total FDI masuk ke Indonesia.APEC juga memiliki peranan penting dalam memajukan agenda reformasi struktural di kawasan. Sejak tahun 2004, APEC giat membahas agenda reformasi struktural yang mencakup reformasi perundang-undangan, tata kelola publik dan perusahaan, kebijakan persaingan dunia usaha, dan penguatan infrastruktur hukum ekonomi. Pembahasan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan terkait agenda-agendabehind-the-bordertersebut diharapkan mampu mengurangi kerugian yang dialami dunia usaha dan perekonomian kawasan akibat ekonomi biaya tinggi.Bagi Indonesia, potensi dan peluang kerja sama ekonomi di APEC tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kapasitas ekonomi, daya saing, dan inovasi Indonesia dan mendorong terbukanya pasar di Asia Pasifik.APEC Indonesia 2013Pada tahun 2008, Indonesia mengajukan diri dan terpilih secara konsensus untuk menjadi ketua dan tuan rumah KTT ke-21 APEC tahun 2013. Penyelenggaraan KTT ke-21 APEC dan seluruh rangkaian pertemuan APEC di tahun 2013 di Indonesia perlu dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjukan peran aktif Indonesia di dalam memajukan ketahanan ekonomi regional, memanfaatkan integrasi ekonomi kawasan bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan investasi, dan ekspor Indonesia. Selain itu, diharapkan ketuanrumahan Indonesia dapat membawa manfaat positif bagi upaya mempromosikan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, serta kebudayaan.Tema APEC Indonesia 2013 adalah Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth.Kepemimpinan Indonesia pada APEC tahun 2013 dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan kawasan Asia Pasifik yang tangguh, berketahanan, dan cepat pulih di tengahkrisis ekonomi. Perwujudan visi ini diharapkan dapat menjadikan kawasan Asia Pasifik sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Guna mendukung pencapaian tema tersebut, Indonesia mengusung tiga prioritas utama, yaitu meningkatkan upaya pencapaianBogor Goals(Attaining the Bogor Goals), mendorong pertumbuhan berkelanjutan yang merata (Achieving Sustainable Growth with Equity), serta meningkatkan konektivitas kawasan (Promoting connectivity).Di bawah prioritasAttaining the Bogor Goals, Indonesia berupaya mendorong penguatan integrasi ekonomi regional melalui liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan mendukung sistem perdagangan multilateral. Sementara itu, di bawah prioritasAchieving Sustainable Growth with Equity, Indonesia berupaya mendorong penguatan peran UMKM dan wanita dalam perekonomian, membahas masalah ketahanan pangan, serta mengarusutamakan isu-isu kelautan di APEC. Sedangkan pada prioritasPromoting Connectivity, Indonesia berupaya meningkatkan konektivitas fisik, institusional, dan perorangan di kawasan, diantaranya melalui peningkatan kerja sama pengembangan dan investasi infrastruktur, kerja sama lintas batas sektor pendidikan, kerja sama fasilitasi tanggap darurat bencana alam, serta kerja sama fasilitasi pariwisata di kawasan Asia Pasifik.

CERIntegrasi Ekonomi-Pertahan antara Australia dan Selandia BaruHubungan kerja sama antara Australia dan Selandia Baru dapat dikatakan sebagaithe most ideal bilateral relationsdalam sistem internasional. Dalam bidang perekonomian dan perdagangan,Australia-New Zaeland Closer economic relations free trade agreement(ANZCERTA) atau lebih dikenal dengan istilah CER (Closer Economic Relations) merupakan landasan utama bagi terciptanya integrasi ekonomi yang solid. Kekuatan kedua negara tersebut dapat disamakan dengan kekuatan ekonomi seluruh anggota ASEAN, dengan total populasi hanya 24 juta jiwa.Terdapat empat aspek utama yang diatur dalam mekanisme ANZCERTA, yaitu:1. Perdagangan barang2. Perdangangan jasa3. Pengakuan bersama terhadap produk dan pekerjaan dan4. Pembentukan badan akreditasi bersama.Setelah sukses mengimplementasikan CER, Australia dan Selandia Baru membentuk SEM (Single Economic Market) sebagai respons terhadap perkembangan dinamika system perdangangan Internasional. Empat program utama yang diatur dalam SEM adalah:1. Meningkatkan akses (mengurangi batas kedaulatan negara) terhadap aktivitas di kedua negara.2. Memperbaiki iklim investasi, terutama memberikan kemudahan bagi praktektisi usaha asal Selandia Baru untuk beroperasi di Australia.3. Meningkatkan efektivitas tata aturan kerja sama.4. Mendukung pengembangan usaha melalui kerja sama industri dan kebijakan.Geopolitik ASEAN dan Australia: Faktor Indonesia (?) Integrasi ekonomi ASEAN dan respon Australia terhadap negara-negara dikawasan, terutama Indonesia, sangat erat kaitannya dalam aspek Geografis dan dinamika politik Intenasional. Geostrategi dapat diartikan sebagai siasat pemanfaatan posisi geografis dan geofisika. Dalam ranah politik, geopolitik merupakan suatu cara pemanfaatan geostrategi untuk kepentingan nasional, sementara itu dalam ranah ekonomi, geostrategi digunakan sebagai siasat dalam pemanfaatan sumber-sumber alam untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat (geoekonomi).Dalam waktu dekat, ASEAN akan mengimplemantasikan FTA terpadu dengan raksasa-raksasa ekonomi dunia seperti Jepang, India, China, Australia, dan Selandia Baru. ASEAN merupakan organisasi regional paling aktif di dunia yang sangat terbuka dalam pembentukan FTA bilateral.Salah satu fungsi FTA adalah sebagai strategi pertahanan geopolitik negara-negara ASEAN. Eksistensi dan kapabilitas negara-negara ASEAN, yang umumnya terdiri dari negara berkembang, secara individu tidak terlalu signifikan dalam sistem internasional. Beberapa karakteristik yang dimilki oleh negara berkembang dalam konteks diplomasi dan politik luar negeri adalah kurangnya perangkat diplomasi serta terbatasnya kemampuan implementasi dan analisis kebijakan luar negeri. ASEAN juga berfungsi untuk menyatukan negara-negara kecil yang dari sudut pandang geografis kurang ideal untuk mengadakan integrasi regional. Kondisi geografis ASEAN yang tersebar dan terpisah-pisah bisa dikatakn kurang menguntungkan, berbeda halnya dengan Uni Eropa dan Mercosur yang secara alami memang ideal untuk mengadakan integrasi regional.Dari sudut pandang geografis, Selandia Baru merupakan negara yang jauh lebih terpencil dari Australia. Akses distribusi produk dari dan ke Selandia Baru sangant tergantung pada kerjasamanya dengan Australia. Namun demikian, aliansi yang unik dan solid antara Selandia Baru dan Australia, tidak menjadikan Selandia Baru sangat tergantung pada perlindungan Amerika Serikat.Selandia Baru tidak memiliki kewahatiran yang sama seperti halnya Australia terhadap Indonesia. Selandia Baru secara tegas menolak keberadaan kapal-kapal laut Amerika Serikat keculai apabila Amerika Serikat dapat menjamin bahwa kapal-kapal tersebut tidak mengangkut senjata nuklir. Kondisi tersebut menjadikan politik dan kebijakan luar negeri Selandia Baru lebih independen. Namun, perlu digarisbawahi kembali bahwa dari segi geografis.Hubungan Bilateral dan Friksi Politik Mewarnai Hubungan Anggota ASEAN dengan Australia-Selandia BaruAustralia dan Selandia Baru sudah memilki hubungan diplomatik yang terjalin selama puluhan tahun dengan Negara-negara ASEAN. Malaysia adalah mitra dagang terbesar di ASEAN bagi Selandia Baru. Kedua Negara telah memulai negoisasi pembentukan FTA bilateral sejak 2005. Singapura merupakan pasar potensial bagi produk-produk hasil pertanian Australia. CEP dengan singapura sebagai yang paling komprehensif setelah kerja sama serupa dengan Australia. FTA Antara Australia-Indonesia rencananya juga akan dirampungkan pada 2009, segera setelah penyelesaian perundingan AANZ-FTA( ASEAN, Australia,New Zaeland-Free Trade Area).Hubungan bilateral antara Australia dengan Negara-negara CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam) juga terjalin baik. Sebagai Negara-negara yang tergolong ke dalam kelompok Negara kurang berkembang, Kambodja dan Myanmar mendapatkan akses ekspor bebas tarif ke pasar Australia. Pada 2007, dibentukParliamentary Friendship Groupantara kedua Negara Vietnam dan Selandia Baru mempererat hubungan bilateral. Hubungan Malaysia dan Australia, misalnya selama puluhan tahun dapat dikatakan rapuh dan tidak harmonis, yaitu selama masa kepemimpinan Perdana Menteri Mahatir Mohammad. Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia pun juga diwarnai permasalahan dan isu-isu yang sama, karena berbatasan langsung dan keduanya kerap dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya.Dalam beberapa hal Australia merupakan tantangan politik bagi Indonesia, begitu juga dengan Indonesia merupakan ancaman geopolitik bagi Australia. Negara-negara ASEAN perlu memanfaatkan momentum trenAsia-oriented Australia ini demi kepentingan kemajuan ekonomi dan integrasi kawasanPotensi Kerjasama ASEAN dengan Australia dan Selandia BaruPara pemimpin ASEAN bersama-sama dengan Australia dan Selandia Baru telah menyetujuan pembentukan AANZ-FTA (ASEAN, Australia, NewZealand, free trade area) yang rencananya akan dimulai diberlakukan pada tahun 2009. Kerjasama tersebut bisa dikatan sedikit terlambat mengingat kondisi geostrategis yang selama ini menghubungkan kedua kawasan.Terdapat dua hal yang melatarbelakangi pentingnya pembentukan AANZ-FTA. Pertama, dari faktor geografis, ASEAN, Australia, dan Selandia Baru berada pada satu kawasan regional. Posisi Australia dan Selandia Baru yang sebenarnya kurang strategis, dapat dimanfaatkan secara optimal oleh negara-negara ASEAN.Kedua, hubungan perdagangan ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru yang cenderung bersifat saling komplementer. Dengan kata lain, masing-masing pihak memproduksi apa yang diperlukan oleh pihak lainnya. Terdapat kecocokan pasar antara ASEAN dan Australia-Selandia Baru. Kondisi tersebut pada dasarnya merupakan kondisi ideal yang dibutuhkan dalam setiap kerjasama perdagangan bebas. Kedua pihak akan saling bekerjasama, tingkat interdepensi meningkat, sementara iklim persaingan ekonomi, dapat diminimalisir. Apabila berhasil diimplementasikan, AANZ-FTA merupakan mekanisme perjanjian perdagangan yang paling komprehensif yang pernah dirumuskan oleh ASEAN. Negosiasi kerjasama AANZ-FTA meliputi perdagangan barang, jasa, investasi, dan hak kekayaan intelektual secara simultan.

GCCPembentukan GCC terutama didasarkan pada kekhawatiran negara-negara anggotanya terhadap ancaman Iran. Yang dimaksud ancaman Iran adalah kemungkinan meluasnya pengaruh revolusi Iran dan kemungkinan kemenangan Iran dalam Perang Teluk I (Perang Iran-Irak, 1980-1988). Iran memang memandang GCC sebagai sarana untuk menutupi ekspansi pengaruh Saudi. Iran juga memandang GCC sebagai sebuah instrumen bagi kebijakan AS di Teluk, sebagaimana dulu negara-negara Arab radikal memandang Iran di bawah Shah. Tapi Iran menegaskan tidak akan memusuhi GCC sepanjang organisasi itu tidak lebih dari sekedar organisasi untuk mempertahankan diri serta tidak memenuhi Iran. Dalam kenyataannya para anggota GCC memiliki kebebasan dalam menjalin hubungan dengan Iran.[1]

Tujuan GCC secara khusus adalah:[2]1.Untuk mencapai koordinasi, integrasi dan hubungan yang erat menuju persatuan diantara negara-negara anggota.2.Untuk mempererat pertalian, hubungan dan semua aspek kerja sama di antara rakyat di kawasan Teluk.3.Menyeragamkan hukum dan sistem dalam masalah-masalah seperti: ekonomi dan keuangan, perdagangan, bea cukai dan transportasi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan dan kesejahteraan sosial, komunikasi, informasi, politik, legislatif dan pemerintahan.4.Mendorong kemajuan di bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi industri, pertambangan, pertanian, peternakan dan sumber air, serta mendirikan pusat-pusat riset ilmu pengetahuan, serta menjalankan proyek-proyek bersama.

Pernyataan pertama mereka hanya menyangkut masalah ekonomi, kemungkinan besar karena adanya pertentangan antara Oman dan Kuwait. Kendati GCC secara terbuka menolak setiap bentuk aliansi militer dan pakta pertahanan antara negara-negara di kawasan ini dan kekuatan-kekuatan asing, Oman lebih condong menjalin kerja sama militer dengan Amerika Serikat, sementara Kuwait berkeingan menjalin hubungan dengan Uni Soviet (waktu itu).Dalam kenyataannya selama paroh kedua tahun pertama, pertemuan-pertemuan GCC secara terbuka difokuskan pada masalah-masalah keamanan. Ini merupakan akibat dari terjadinya tiga peristiwa penting:[3]1.Meningkatnya perang Iran-Irak, termasuk serangan udara Iran terhadap tanker-tanker minyak Kuwait2.Terjadinya usaha kudeta di Bahrain yang dilakukan kelompok pro-Iran3.Pembentukan pakta pertahanan pada Agustus 1981 antara Libya, Ethiopia, dan Yaman Selatan.

Kemudian, ketika terjadi perang Iran-Irak, Oman Khawatir akan keamanan Selat Hormuz yang menjadi pintu ke daerah Teluk. Pada tahun 1987 banyak kapal yang melintas di selat itu menjadi sasaran perang. Menanggapi krisis Teluk akibat invasi Irak ke Kuwait, Oman sebagai negara anggota GCC beranggapan bahwa perselisihan itu sebaiknya diselesaikan tanpa menggunakan kekuatan bersenjata. Tetapi setelah Irak tidak mau angkat kaki dari Kuwait, maka Oman sebagaimana sikap anggota GCC lainnya, mendukung tindakan sekutu pimpinan Amerika Serikat. Dan setelah perang berakhir, Oman menjadi mediator antara Irak dan anggota GCC untuk dapat berhubungan dengan lebih baik. Oman juga menganggap perlu adanya hubungan baik antaraGCC dan Iran.[4]

Peran GCC(Gulf Cooperation Council) terhadap negara anggotanya

Dalam peranannya GCC aktif untuk membantu negara-negara anggotanya terlihat pada invasi Irak ke Kuwait yang terjadi pada 5 Mei 1991, GCC bersama Mesir dan Suriah bertemu dan menghasilkan Deklarasi Damaskus yang terkenal sebagaisix plus twoformula,yang prinsipnya menyetujui pembentukan Pasukan Kemanan Arab guna menjaga kestabilan Kawasan Teluk Parsi serta mencegah terulanganya invasi Irak ke Kuwait.[5]Contoh konkritnya yang dapat dilihat pada akhir-akhir ini, konflik yang terjadi di Bahrain tidak menyurutkan peran GCC sebagai organisasi regional untuk turut ikut campur dalam konflik ini, karena Bahrain merupakan salah satu negara anggotanya.Atas permintaan Manama untuk meredam protes di seluruh negeri yang menentang pemerintah, negara anggota GCC, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Qatar mengirim angkatan bersenjata mereka ke pulau Teluk Persia.[6]Gejolak yang terjadi di Bahrain ini akibat adanya perseteruan Muslim Syiah Muslim Sunni. Masyarakat Muslim Syiah yang menjadi mayoritas di Bahrain menginginkan demokrasi yang lebih besar lagi. Dengan begitu masyarakat Muslim Syiah dapat berkuasa. Menurut saya, dengan adanya campur tangan Iran terhadap Bahrain dapat di curigai, sebab mungkin ada kepentingan tertentu Iran atas Bahrain. Apalagi Iran dan Bahrain sama-sama memiliki penduduk Muslim Syiah yang mayoritas. Apabila Syiah berkuasa di Bahrain, Iran juga dapat dengan mudah menguasai Bahrain dengan alasan karena kita sama-sama Muslim Syiah, kita adalah saudara.Tuntutan demokrasi di Bahrain, bukan hanya persoalan antara dua negara antara Iran dan Bahrain. Tetapi ada peran penting di sini bagi GCC (organisasi regional) karena sudah menyangkut regional. Pengiriman pasukan Perisai Aljazeera bukan karena semata-mata campur tangan militer terhadap Bahrain, akan tetapi merupakan keharusan karena Bahrain adalah salah satu anggota GCC dalam konteks kerja sama militer dan pertahanan bersama di antara negara-negara Arab Teluk. Jadi wajar saja apabila negara-negara teluk yang merupakan anggota dari Dewan Kerjasama Teluk untuk membantu Bahrain.Dalam pasal 2 dari kesepakatan pertahanan bersama GCC ditegaskan, negara-negara anggota GCC menganggap bahwa setiap aksi permusuhan terhadap salah satu anggota berarti turut melakukan tindakan permusuhan terhadap semua anggota GCC. Dalam Pasal 3 ditegaskan, adalah kewajiban bagi GCC membantu anggota lain yang mendapat ancaman atau tindakan permusuhan. Ini sah dalam konteks pertahanan bersama GCC. Mereka bisa melakukan tindakan militer yang bertujuan meredam ancaman serta mengembalikan keamanan dan stabilitas di GCC.Pada Desember 2000, anggota GCC menandatangani kesepakatan pertahanan bersama, di mana setiap anggota berkewajiban mempertahankan atau membela anggota lain yang mendapat ancaman atau tindakan permusuhan.[7]GCC membela Bahrain bukan karena ingin menguasainya. Aparat keamanan GCC berada di bawah komando aparat kemanan Bahrain. Pasukan GCC hanya bertugas menjaga tempat-tempat yang strategis, para pengunjuk rasa tetap ditangani oleh aparat keamanan Bahrain.

ECOWASHubungan internasional dewasa ini telah banyak berkembang dan mulai meninggalkan pemikiran dasar bahwa negara hanya satu-satunya aktor yang diakui yang berjuang sendiri untuk kekuasaan. Namun dalam perkembangannya, untuk mencapai kepentingannya negara dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka melakukan kerjasama dengan negara lain maupun aktor lain dan membentuk sebuah ikatan tersendiri yang didasarkan pada berbagai kesamaan, baik letak geografis, budaya politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Interaksi inilah yang kemudian menumbuhkan regionalisme yang disebabkan oleh interdependensi atau kesalingtergantungan antar negara yang kemudian diwadahi dalam sebuah institusi. Uni Eropa adalah contoh sukses dari regionalisme ini yang memicu kawasan lain untuk melakukan hal yang sama, tidak terkecuali di Afrika. Khususnya di kawasan Afrika Barat, ide untuk menumbuhkan regionalisme dan interdendensi mulai mencuat pada tahun 1975 dalam Perjanjian Lagos yang melahirkan sebuah blok ekonomi negara-negara Afrika Barat yaitu ECOWAS (Economic Community of West African States). Lalu apa tujuan utama didirikannya ECOWAS ini? Dan bagaimana peran ECOWAS sendiri dalam membentuk regionalisme dan interdependensi negara-negara Afrika Barat?

Afrika adalah sebuah kawasan yang memiliki sejarah panjang dari mulai masa peradaban hingga masa kolonilaisme bangsa-bangsa Eropa disana. Berakhirnya Perang Dunia dan Perang Dingin melahirkan banyak negara baru di kawasan Afrika yang tadinya terpecah belah karena kedatngan bangsa Eropa yang memperbudak mereka. Untuk menyatukan kembali Afrika banyak ide yang bermunculan untuk membentuk sebuah insititusi yang mampu mewadahi kepentingan negara-negara di Afrika. Namun karena Afrika yang terlalu luas, satu organisasi saja nampaknya tidak akan mampu menyatukan seluruh Afrika, hal ini dibuktikan dengan runtuhnya OAU (Organization of African Unity) sebagai organisasi regional pertama Afrika. Maka dari itu organisasi regional juga muncul pada beberapa bagian Afrika, salah satunya adalah di Afrika Barat dengan munculnya ECOWAS.

Gagasan mengenai pembentukan masyarakat Afrika Barat pertama kali dikemukakan oleh Presiden Liberia William Tubman di tahun 1964 setahun setelah OAU dinyatakan bubar. Pada awalnya ide ini hanya disetujui beberapa negara seperti Pantai Gading, Guinea dan Liberia. Namun seiring perkembangan waktu akhirnya 15 negara Afrika Barat menyetujui ide ini dan menandatangani perjanjian pembentukan ECOWAS (Economic Communitiy of West African States) melalui Perjanjian Lagos pada 28 Mei 1975(Sturman, 2012). ECOWAS memiliki tujuan utama yaitu mempromosikan kerjasama dan integrasi dibidang ekonomi, sosial, aktivitas budaya serta memimpin pembangunan ekonomi dan keuangan bersama melalui integrasi ekonomi negara-negara anggotanya. ECOWAS juga hirau pada perkembanganindustri, transportasi, telekomunikasi, energi, pertanian, dan sumber daya alam. Dalam perjanjiannya, ECOWAS membangun perekonomian negara-negara Afrika Barat dengan membentuk pasar bersama melalui liberalisasi perdagangan, seperti penghapusan pajak ekspor dan impor serta penghapusan hambatan tarif antar negara anggotanya.

Dalam struktur organisasi ECOWAS sendiri terdapat 9 badan utama, yaituthe Authority of Heads of State and Government, the Council of Ministers, the Community Parliament, the Economic and Social Council, the Community Court of Justice, the Executive Secretariat, the Fund for Co-operation, Compensation and Development, Specialised Technical Commissions, and Any other institutions that may be established by the Authority(ECOWAS Commision, 2012). Dalam mendukung integrasi ekonomi sekaligus membantu pertumbuhan perekonomian negara-negara anggotanya, ECOWAS memiliki organ utama yaitu Bank ECOWAS Untuk Pembangunan dan Investasi, Bank ini dirancang untuk menerapkan kebijakan, mengejar sejumlah program dan melaksanakan proyek-proyek pembangunan di negara-negara anggota.Dengan cara ini ECOWAS dapat mengarahkan pembangunan ekonomi disetiap negara anggotanya.

Pada perkembangannya, negara-negara Afrika Barat yang tergabung dalam ECOWAS ini tidak hanya terfokus pada ekonomi saja, tetapi juga pada stabilitas dan keamanan kawasan Afrika Barat. Sejak tahun 1993 ECOWAS juga memperluas fokusnya pada kerjasama dibidang politik antar negara anggotanya. Selain itu ECOWAS juga difokuskan untuk mencegah dan menangani konflik yang terjadi di negara-negara anggotanya. Mengingat Afrika adalah kawasan yang rawan konflik baik karena etnis, ekonomi, atau instabilitas politik, maka ECOWAS memfokuskan perhatiannya pada pencegahan dan penyelesaian konflik juga. Salah satu contoh konflik baru-baru ini adalah kasus pemberontakan yang terjadi di Mali, ketika tentara pemberontak Mali mengkudeta presiden dan menguasai pemerintahan Mali.

Beberapa waktu lalu terjadi pemberontakan di Mali yang dilakukan oleh tentara yang disebabkan karena kemarahan akibat tindakan pemberontakan Tuareg yang berupaya memerdekakan Mali Utara. Pemberontakan itu bermula setelah anggota paratrooper elite yang dikenal sebagai pasukan Baret Merah itu marah dengan cara pemerintah menangani pemberontakan pimpinan Tuareg yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa sekitar 200.000 warga sipil yang lari dari rumah. Para tentara pemberontak juga menuduh Presiden Tour kurang berupaya dalam mengatasi pemberontak Tuareg di utara Mali(Wacana Bandung, 2012). Pemberontakan ini jelas mengundang kecaman internasional dan juga perhatian dari ECOWAS sebagai organisasi regional di kawasan Afrika Barat. Para petinggi ECOWAS dalam kasus ini mengambil keputusan untuk menjatuhkan sanksi-sanksi diplomatik, perdagangan, dan finansial kepada junta militer Mali berkuasa di pemerintahan kala itu. Kebijakan ECOWAS ini ternyata menuai dampak positif, pemberontak militer Mali menyetujui sebuah perjanjian yang ditawarkan ECOWAS mengenai pengalihan kekuasaan ke pemerintahan sementara sampai digelarnya Pemilihan Umum dalam waktu dekat.

Menurut perjanjian ECOWAS dengan pemberontak tersebut ketua parlemen Diouncounda Traore mengambil alih jabatan presiden sementara. Dalam waktu 40 hari Traore diwajibkan menggelar pemilihan parlemen. Selain itu perjanjian tersebut juga memberikan amnesti bagi para tentara yang melakukan kudeta terhadap Presiden Mali Amadou Toumani Tour, sebagai imbalannya ECOWAS juga mencabut sanksi yang dijatuhkannya terhadap Mali pasca kudeta tersebut(Kostermans, 2012). Dari contoh kasus ini ECOWAS memiliki peran penting dala penyelesaian konflik di negara anggotanya, ECOWAS menajdi sebuah organisasi regional yang mampu menjadi penengah konflik. Peran seperti inilah yang terus dikembangkan ECOWAS dalam membentuk integrasi antar negara-negara di kawasan Afrika Barat.

ECOWAS sebagai organisasi regional negara-negara Afrika Barat telah tumbuh tidak hanya dalam membangun kerja sama ekonomi antar negara anggotanya, tetapi juga menjadi organisasi regional yang berperan dalam membentuk integrasi kawasan dan menjaga stabilitas kawasan. ECOWAS telah menjadi alat mediasi bagi negara-negara Afrika Barat dalam meredakan konflik yang terjadi di negaranya. ECOWAS dapat menjadi sebuah forum terbuka antar negara-negara Afrika Barat dalam menyelsesaikan permasalahan-permasalahan kawasan. ECOWAS juga dapat menjadi sarana bagi negara-negara Afrika Barat untuk berhubungan dengan dunia luar dan membentuk interdependensi ekonomi yang dapat membantu pembangunan di Afrika Barat. ECOWAS telah berperan penting dalam regionalisme dan pembentukkan integrasi negara-negara Afrika Barat untuk menjadi kawasan yang lebih solid dan menjadi organisasi regional yang memimpin pembangunan dibidang ekonomi, sosial, aktivitas budaya dan keuangan bersama negara-negara anggotanya.

AFRICAN UNIONMunculnya Uni Afrika (AU) dapat digambarkan sebagai suatu kejadian besar yang besar dalam evolusi kelembagaan benua. Pada 1999/9/9, Kepala Negara dan Pemerintahan Organisasi Persatuan Afrika mengeluarkan Deklarasi (Deklarasi Sirte) menyerukan pembentukan sebuah Uni Afrika, dengan melihat, antara lain, untuk mempercepat proses integrasi di benua untuk mengaktifkan itu memainkan peran yang sah dalam perekonomian global sementara menangani segi masalah sosial, ekonomi dan politik diperparah karena mereka adalah dengan aspek-aspek negatif tertentu dari globalisasi.

Tujuan utama dari OAU itu, antara lain, untuk membebaskan benua sisa-sisa sisa penjajahan dan apartheid, untuk mempromosikan kesatuan dan solidaritas antara negara Afrika, untuk mengkoordinasikan dan mengintensifkan kerjasama untuk pembangunan, untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Anggota Amerika Serikat dan untuk mempromosikan kerjasama internasional dalam kerangka PBB.

Memang, sebagai organisasi kontinental OAU yang disediakan sebuah forum yang efektif yang memungkinkan semua negara anggota untuk mengadopsi posisi dikoordinasikan mengenai hal-hal yang menjadi perhatian bersama benua dalam fora internasional dan membela kepentingan Afrika efektif.

Melalui OAU Komite Koordinasi untuk Pembebasan Afrika, Benua bekerja dan berbicara sebagai salah satu dengan tekad tak terbagi dalam menempa sebuah konsensus internasional dalam mendukung perjuangan pembebasan dan perjuangan melawan apartheid

Quest for Unity

negara-negara Afrika, dalam pencarian mereka untuk persatuan, pembangunan ekonomi dan sosial di bawah bendera OAU tersebut, telah mengambil berbagai inisiatif dan membuat kemajuan substansial dalam banyak daerah yang membuka jalan bagi pembentukan Uni Afrika. Yang perlu diperhatikan antara ini adalah:

* Lagos Rencana Aksi (LPA) dan UU Final Lagos (1980); memasukkan program dan strategi untuk pengembangan mandiri dan kerjasama antar negara-negara Afrika.* Piagam Afrika Manusia dan Hak Rakyat (Nairobi 1981) dan Grand Bay Deklarasi dan Rencana Aksi HAM: dua instrumen yang diadopsi oleh OAU untuk mempromosikan Hak Asasi Manusia dan Rakyat di Benua tersebut. Piagam Hak Asasi Manusia mengarah pada pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia Afrika terletak di Banjul, Gambia.* Afrika Prioritas Program Ekonomi pemulihan (APPER) - 1985: program darurat yang dirancang untuk mengatasi krisis pembangunan tahun 1980-an, di tengah kekeringan berkepanjangan dan kelaparan yang melanda benua dan efek melumpuhkan hutang luar Afrika.* OAU Deklarasi Politik dan Sosial-Ekonomi Situasi di Afrika dan Perubahan Fundamental yang terjadi di Dunia (1990): yang menggarisbawahi menyelesaikan Afrika untuk merebut imitatif, untuk menentukan nasib dan untuk menghadapi tantangan untuk perdamaian, demokrasi dan keamanan .

* Piagam pada Populer Partisipasi diadopsi pada tahun 1990: sebuah kesaksian penentuan baru dari OAU untuk berusaha ke tempat warga Afrika di pusat pembangunan dan pengambilan keputusan.

* Perjanjian pembentukan Masyarakat Ekonomi Afrika (AEC) - 1991: umumnya dikenal sebagai Perjanjian Abuja, ia berupaya untuk menciptakan AEC melalui enam tahapan yang berpuncak pada suatu Pasar Bersama Afrika menggunakan Ekonomi Regional Masyarakat (Rek) sebagai building blocks. Perjanjian telah beroperasi sejak tahun 1994.

* Mekanisme untuk Pencegahan Konflik, Manajemen dan Resolusi (1993): ekspresi praktis dari penentuan kepemimpinan Afrika untuk mencari solusi untuk konflik, mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas di Afrika.

* Kairo Agenda Aksi (1995): sebuah program untuk peluncuran ulang politik Afrika, pembangunan ekonomi dan sosial.

* Afrika Common Posisi di Afrika Krisis Utang Luar Negeri (1997): strategi untuk mengatasi Benua's Krisis Utang Luar Negeri.

* Keputusan Algiers tentang Perubahan konstitusional Pemerintah (1999) dan Deklarasi Lome pada kerangka untuk Respon OAU untuk Perubahan inkonstitusional (2000).

* The 2000 Khidmat Deklarasi pada Konferensi Keamanan, Stabilitas, Pengembangan dan Kerjasama: menetapkan prinsip-prinsip dasar untuk promosi Demokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan di Benua tersebut.

* Tanggapan untuk tantangan lain: Afrika telah memulai aksi kolektif melalui OAU dalam perlindungan lingkungan, dalam memerangi terorisme internasional, dalam memerangi momok HIV / AIDS, malaria dan TBC atau berurusan dengan isu-isu kemanusiaan seperti pengungsi dan orang-orang terlantar , ranjau darat, kecil dan ringan senjata antara lain.

* Undang-undang Konstitutif Uni Afrika: diadopsi pada tahun 2000 di KTT Lome (Togo), diberlakukan pada tahun 2001.* Kemitraan Baru untuk Pembangunan Afrika (NEPAD): diadopsi sebagai Program AU pada Lusaka Summit (2001).

AdventdariUni Afrika

InisiatifOAUmembuka jalanbagikelahiranAU.Pada bulan Juli 1999,Majelismemutuskanuntukmengadakansesiyang luar biasauntuk mempercepatprosesintegrasiekonomidanpolitikdi benuaitu.Sejakitu,empatSummitstelahdiselenggarakanmengarahpadapeluncuranresmiUniAfrika:*SesiSirteLuar Biasa(1999)memutuskanuntukmembentukUniAfrika*TheLomeSummit(2000)mengadopsiUndang-UndangKonstitutifUni.*TheLusakaSummit(2001)menggambarpeta jalanuntukpelaksanaanAU*TheDurbanSummit(2002)meluncurkanAUdansidangMajelis1KepalaNegara UniAfrika.

VisiUniAfrika

Visi Uni Afrika adalah bahwa: "Sebuah Afrika terintegrasi, makmur dan damai,didorong oleh warga sendiri dan mewakili kekuatan dinamis dalam arena global" Inivisi yang baru, forward looking, Afrika dinamis dan terintegrasi akan sepenuhnya diwujudkan melalui perjuangan tiada henti pada berbagai bidang dan sebagai upaya jangka panjang. Uni Afrika telah mengalihkan fokus dari mendukung gerakan-gerakan pembebasan di wilayah Afrika bekas di bawah kolonialisme dan apartheid, seperti yang disebutkan pada OAU sejak 1963 dan UU Konstitutif, untuk sebuah organisasi tombak-pos pembangunan Afrika dan integrasi.

The Tujuan AU

* Untuk mencapai persatuan yang lebih besar dan solidaritas antara negara-negara Afrika dan bangsa Afrika;* Untuk mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial dan kemerdekaan negara anggota tersebut;* Untuk mempercepat integrasi politik dan sosial-ekonomi benua;* Untuk mempromosikan dan mempertahankan posisi umum Afrika pada isu-isu yang menarik bagi benua dan rakyatnya;* Untuk mendorong kerjasama internasional, dengan mempertimbangkan dari Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;* Untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di benua tersebut;* Untuk mempromosikan prinsip-prinsip demokrasi dan institusi, partisipasi rakyat dan pemerintahan yang baik;* Untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak sesuai dengan Piagam Afrika tentang Manusia dan Masyarakat 'masyarakat manusia dan Hak dan instrumen hak asasi manusia yang relevan;* Untuk menentukan kondisi yang diperlukan yang memungkinkan benua untuk memainkan peran yang sah dalam perekonomian global dan dalam negosiasi internasional;* Untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan pada tingkat ekonomi, sosial dan budaya serta integrasi ekonomi Afrika;* Untuk mempromosikan kerjasama di semua bidang kegiatan manusia untuk meningkatkan standar hidup masyarakat Afrika;* Untuk koordinasi dan harmonisasi kebijakan antara yang ada dan yang akan datang Ekonomi Masyarakat Daerah untuk pencapaian tujuan secara bertahap Uni;* Untuk memajukan perkembangan benua dengan mempromosikan penelitian di semua bidang, khususnya dalam sains dan teknologi;* Untuk bekerja dengan mitra internasional yang relevan dalam pemberantasan penyakit yang dapat dicegah dan promosi kesehatan yang baik di benua itu.