Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi Integrasi ...€¦ · Proses integrasi dan migrasi...
Transcript of Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi Integrasi ...€¦ · Proses integrasi dan migrasi...
Tugas Makalah
Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi
TI024329
Integrasi dan Migrasi Pariwisata Desa Tumbu
Menggunakan Open Data dan Cloud Computing di
Dalam Mewujudkan Smart Living, Smart Economy dan
Smart Tourism
Oleh :
I Gede Teguh Pribadi
1304505093
Dosen :
I Putu Agus Eka Pratama, ST MT
Jurusan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2015
i
Daftar Isi
Abstrak..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................iii
I.1 Latar Belakang..............................................................................................iii
I.2 Rumusan Masalah.........................................................................................iv
I.3 Solusu Yang Ditawarkan..............................................................................iv
Bab II Landasan Teori dan Desain Solusi...............................................................6
II.1 Landasan Teori.............................................................................................6
II.1.1 Smart City..................................................................................................6
II.1.2 Smart Living..............................................................................................7
II.1.3 Smart Economy..........................................................................................8
II.1.4 Smart Tourism............................................................................................8
II.1.5 Open Data..................................................................................................9
II.1.6 Cloud Computing.......................................................................................9
II.1.6.1 Cloud IAAS......................................................................................10
II.1.6.2 Cloud PAAS.....................................................................................10
II.1.6.3 Cloud SAAS.....................................................................................10
II.1.7 ERP..........................................................................................................11
II.1.8 CRM.........................................................................................................11
II.2 Desain Solusi...............................................................................................12
II.2.1 Proses Bisnis.............................................................................................12
II.2.2 Bagan Perancangan Sistem.......................................................................13
II.2.3 Desain User Interface (UI) Sistem............................................................15
II.2.3.1 Desain User Interface (UI) Sistem Sebelum User Login...............15
II.2.3.2 Desain User Interface (UI) Sistem Setelah User Login...................16
Bab III Analisa Dan Kesimpulan..........................................................................17
III.1 Analisa.......................................................................................................17
III.2 Kesimpulan................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................19
ii
Abstrak
Proses integrasi dan migrasi telah banyak dilakukan di dalam suatu
organisasi, tidak terkecuali pada bidang pariwisata. Salah satunya adalah desa
Tumbu. Dalam memajukan suatu desa mengandalkan bidang pariwisata tidaklah
cukup sehingga perlu diimplementasikan ke dalam konsep Smart City yaitu Smart
Living. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan pemanfaatan
teknologi Cloud Computing dan Open Data. Hal ini dilakukan sebab dengan
mengintegrasikan dan memigrasikan seluruh data tentang desa Tumbu di dalam
suatu kesatuan sistem dapat mempermudah orang luar mencari infomasi mengenai
objek wisata yang terdapat di desa Tumbu. Hal ini merupakan solusi dari
permasalahan sulitnya mempromosikan pariwisata kepada masyarakat luas
mengenai desa Tumbu secara digital dan online, di dalam upaya untuk
memajukan kehidupan masyarakatnya. Teknologi Open Data dan Cloud
Computing yang diajukan sebagai solusi pada makalah ini, diharapkan dapat
memberikan kehandalan dan kemudahan terhadap masalah yang dihadapi oleh
desa Tumbu di dalam mewujudkan Smart Living, terkait dengan proses integrasi
dan migrasi sistem Teknologi Informasi.
Kata kunci :
Smart City, Smart Living, Open Data, Cloud Computing, bidang pariwisata, desa
Tumbu, Smart Economy, Smart Tourism
iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Desa Wisata Tumbu merupakan sebuah desa asri yang terletak di Desa
Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Dari
Bandar Udara Ngurah Rai, berjarak kurang lebih 95 kilometer atau 2 jam
perjalanan. Dengan luas wilayah kurang lebih 4000 Ha, desa tua yang dibagian
tengahnya adalah wilayah pemukiman penduduk, yang dikelilingi oleh sawah dan
kebun dengan tiga ruas aliran sungai, memiliki deretan pebukitan serta sebelah
selatannya merupakan laut yang menghadap ke selat Lombok menjadikan desa ini
berpotensi besar sebagai daerah wisata. Apalagi ditambah dengan kekayaan adat,
seni dan budayanya yang masih terpelihara.
Desa dengan penduduk sekitar 3.722 jiwa ini, terbagi dalam beberapa
aktivitas penduduk seperti petani, pengrajin, buruh, PNS maupun berwiraswasta.
Suasana alam desa dengan adat istiadat dan seni budaya yang beraneka ragam,
manjadikan desa ini memiliki sesuatu yang berbeda dari desa disekitarnya.
Ditambah adanya Taman Sukasada yang merupakan peninggalan dari puri
karangasem dapat menambah dapat menambah potensi wisata yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Walaupun demikian desa Tumbu kurang menerapkan perkembangan
teknologi di dalam usahanya dalam membangun desa yang unggul. Oleh karena
banyak permasalahan yang timbul seperti kurangnya fasilitas, kurangnya
informasi mengenai obyek wisata yang terdapat di sana dan kurangnya
pengawasan terhadap obyek wisata membuat belum maksimalnya potensi alam
dan wisata yang dimiliki oleh desa Tumbu.
Dengan diterapkannya sistem Smart Living, desa Tumbu dapat
mempromosikan desa mereka melalui sistem infomasi yang berbasis cloud
computing agar wisatawan local maupun manca Negara dapat mengetahui
keindahan dari desa Tumbu. Selain itu, manfaat lain Smart Living yang dapat
dihasilkan adalah wisatawan akan merasa nyaman dengan adanya fasilitas yang
tersedia di tempat umum, seperti wifi dan diharapkan pariwisata di desa tersebut
bisa berkembang.
iv
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk memajukan SDM guna untuk dapat teknologi yang
digunakan?
2. Apa fasilitas yang harus disediakan untuk membuat para wisatawan
nyaman berada di desa Tumbu?
3. Kenapa banyak wisatawan yang belum mengetahui tentang keindahan dan
potensi pariwisata yang dimiliki desa Tumbu?
4. Bagaimana cara mempromosikan barang-barang kerajinan dan hasil panen
orang-orang desa agar dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan
pariwisata desa Tumbu?
I.3 Solusi Yang Ditawarkan
Usulan konsep untuk solusi yang ditawarkan permasalahan-permasalahan
yang terdapat pada desa Tumbu, yang pertama adalah dengan memajukan sumber
daya manusia (user) yang akan menggunakan teknologi yang akan disediakan
dengan cara melakukan sosialisasi dan pelatihan rutin sehingga dapat membantu
orang-orang yang kurang menjadi lebih paham dan mau menggunakan teknologi
Yang kedua dengan menyiapkan sarana internet pada tempat-tempat umum
di desa seperti halnya di tempat objek wisata maupun di tempat peristirahatan
lainnya, maka akan berdampak pada puasnya wisatawan karena selain wisata dan
alamnya yang mengagumkan fasilitas yang disediakan juga lengkap.
Melalui pemanfaatan jaringan internet yang sudah masuk desa dapat
dilanjutkan dengan pembuatan website desa Tumbu dengan menggunakan multi
language sehingga wisatawan domestik dan manca negara mampu mengerti
tentang informasi yang tersedia. Selain itu, dalam website tersebut dapat
ditambahkan fasilitas map sehingga wisatawan yang tidak mengetahui lokasi desa
Tumbu dapat mengetahuinya dengan cara mengakses websitenya.
Untuk menghemat anggaran bisa di lakukan dengan cara memanfaatkan
layanan cloud computing agar dapat menekan biaya karena tempat penyimpanan
yang berbasis cloud memiliki daya tampung lebih besar sehingga dapat
v
mengurangi pembelian media penyimpanan lain. Selain itu dengan berbasis cloud
computing kita dapat mengatur layanan yang akan digunakan.
Selain pembuatan website yang berbasis cloud computing juga digunakan
teknologi Open Data. Manfaatnya agar para pengerajin tikar pandan dan petani
dapat memasarkan hasil mereka. Selain itu kelebihan dari open data adalah
ketersedian dan akses secara menyeluruh sehingga semua pengerajin dapat
meninformasikan hasil kerajinannya secara gratis.
6
Bab II Landasan Teori Dan Desain Solusi
II.1 Landasan Teori
II.1.1 Smart City
Smart City yang secara harfiah berarti kota pintar, merupakan suatu
konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan
untuk suatu wilayah (khususnya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang
kompleks di antara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Konsep Smart City
awalnya diterapkan di Negara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dimana tujuan
awalnya adalah untuk menciptakan kemandirian daerah dan meningkatkan
layanan publik.
Kini Smart City telah diterapkan di berbagai Negara di berbagai belahan
dunia. Penerapan Smart City juga mencakup berbagai bidang, antara lain
pendidikan, kesehatan, pemerintahan, pariwisata, dan lain-lain. Smart City dapat
dikatakan sebagai konsep masa depan suatu kota atau wilayah yang menerapkan
berbagai bidang dengan berbasiskan teknologi komputer dan komunikasi.
Smart City memiliki sepuluh buah elemen penting di dalamnya.
Kesepuluh elemen tersebut meliputi infrastruktur, modal, asset, perilaku, budaya,
ekonomi, sosial, teknologi, politik, dan lingkungan. Kesepuluh elemen tersebut
terdapat pada kota yang merupakan pusat dari segala kegiatan yang berada di
wilayah tersebut. Dengan kompleksnya suatu kota, maka diharapkan setiap
elemen tersebut dapat terintegrasi dengan baik satu sama lain.
Menurut Holmes (2010) ada enam point yang harus diterapkan di Smart
City adalah pengembangan dan pemanfaatan jaringan komputer, keterbukaan
informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan, pengembangan inovasi dan
kreativitas masyarakat, stimulasi terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan,
tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi serta adanya
keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Keenam point ini tidak
hanya dipenuhi sebelum Smart City diimplementasikan, tetapi juga harus
diterapkan setelah Smart City berjalan.
IBM merupakan perusahan enterprise kelas dunia yang mewadahi
berdirinya Smart City. IBM membagi Smart City menjadi enam jenis bagian.
7
Demikian pula, dengan Giffinger menyatakan bahwa pembagian Smart City
dibagi ke dalam enam jenis seperti yang dijelaskan IBM. Keenam jenis Smart City
tersebut meliputi Smart Economy, Smart Mobility, Smart Governance, Smart
People, Smart Living, dan Smart Environment.
II.1.2 Smart Living
Penerapan Smart Living terdapat beberapa syarat, kriteria, dan tujuan
untuk proses pengelolaan kualitas hidup (quality of life) dan budaya (culture)
yang lebih baik dan pintar (smart). Untuk mewujudkan Smart Living, harus ada
tiga bagian yang harus dipenuhi. Ketiga bagian tersebut:
1. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Contohnya :
Penyediaan sarana internet gratis dan bebas dari konten pornografi,
kekerasan melalui sistem filtering/proxy.
CCTV yang terpasang di tempat umum dan lampu lalu lintas untuk
merekam dan menekan jumlah kriminalitas.
Keterhubungan semua instansi pemerintahan melalui internet dan
sistem informasi.
Adanya E-Learning di sekolah dan perguruan tinggi.
2. Penyediaan sarana, prasarana, dan informasi mengenai potensi pariwisata
daerah dengan baik melalui pemanfaatan teknologi informasi. Sebagai
contoh:
Adanya sistem informasi pariwisata berbasis web dan mobile.
Adanya sistem informasi geografis untuk pemetaan lokasi objek
wisata.
Proses pemesanan tiket masuk dan kamar hotel/penginapan
(reservasi) secara online dan mobile.
3. Infrastruktur teknologi informasi (ICT infrastructure) yang memadai.
Sebagai contohnya:
Tersedia komputer publik di tempat-tempat umum untuk
memudahkan masyarakat di dalam mengakses informasi.
8
Tersedia infrastruktur jaringan computer yang memadai, dalam
bentuk wireless dan wired.
Tersedia tenaga IT/SDM yang berkompeten untuk mengelola,
memelihara dan mengembangkan infrastruktur yang ada.
II.1.3 Smart Economy
Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah bahkan Negara.
Pengelolaan ekonomi suatu daerah ataupun Negara hendaknya dilakukan dengan
baik dan terkomputerisasi, karena dengan berbasis komputerisasi maka
diharapkan akan memperkecil kesalahan yang terjadi. Di Indonesia, salah satu hal
penting tentang implementasi Smart City adalah Smart Economy. Hal ini
disebabkan dengan jumlah penduduknya yang besar dan potensi sumber daya
alam yang dimiliki juga besar, maka akan lebih baik jika pengelolaanya
menggunakan teknologi.
Implementasi dan penilaian Smart City pada bagian (dimensi) Smart
Economy meliputi dua hal. Kedua hal tersebut yaitu proses inovasi (innovation)
dan kemampuan daya saing (competitives). Kedua hal tersebut berguna untuk
mencapai peningkatan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar (smart), sebab
inovasi dan kemampuan daya saing merupakan modal utama untuk kemajuan
suatu bangsa.
II.1.4 Smart Tourism
Tourism atau Parawisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
rekreasi atau liburan. Kaitanya dengan smart city adalah menangani jasa mulai
dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dan lainnya. Selain,
menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru
dan berbeda lainnya, ini biasanya disebut Industri jasa.
Manfaatnya Smat Tourism adalah ke Negara yang melakukan smart
tourism sendiri, karena itu Banyak Negara bergantung dari industri pariwisata ini
sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada
wisatawan. Sehingga pemanfaatan pariwisata yang berbasis teknologi dapat
9
membantu pemerintah ataupun suatu daerah untuk mengelola pariwisatanya
dengan lebih baik. Seperti halnya promosi dan reservasi penginapan.
II.1.5 Open Data
Open data adalah data yang bisa bebas digunakan, digunakan kembali, dan
disebarluaskan kembali oleh semua orang – hanya tergantung pada persyaratan
sifat dan keterbagian yang dimiliki. Definisi Full Open (terbuka penuh) memberi
gambaran lebih rinci mengenai maksudnya. Jika dirangkum, pengertian terpenting
adalah:
Ketersediaan dan Akses: data harus tersedia utuh dan tidak memerlukan
biaya reproduksi yang berlebihan, lebih disarankan jika data bisa diunduh
dari internet. Data juga harus tersedia dalam bentuk yang mudah
digunakan (convenient) dan dapat diubah (modifiable).
Penggunaan kembali dan penyebarluasan kembali data harus dilakukan
melalui syarat-syarat yang berlaku bagi penggunaan-kembali dan
penyebarluasan-kembali, termasuk pencampuran dengan set data lain.
Partisipasi Universal: setiap orang bisa menggunakan, menggunakan
kembali, dan menyebarluaskan kembali. Tidak boleh ada diskriminasi atas
bidang usaha, orang, atau kelompok. Misalnya, batasan „non-komersial‟
yang melarang penggunaan „komersial‟, atau batasan penggunaan untuk
tujuan tertentu (misalnya, hanya untuk pendidikan), tidak dibolehkan.
II.1.6 Cloud Computing
Menurut NIST (National Institute of Standard and Technology) Cloud
Computing adalah sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan
sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan
akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi, dan layanannya dapat digunakan sesuai
keperluan (on demand).
Sebagai sebuah teknologi jaringan komputer yang banyak digunakan saat
ini, Cloud Computing menawarkan sejumlah nilai lebih yang tidak dimiliki oleh
teknologi-teknologi pendahulunya. Beberapa kelebihan Cloud Computing antara
lain :
10
Kemudahan untuk menggunakan aplikasi secara bersam-sama dan online
tanpa perlu instalisasi dan konfigurasi.
Dapat diterapkan di jaringan local (intranet), publik (internet), maupun
keduanya.
Penghematan biaya.
Layanan penyimpanan data dan informasi secara online.
Layanan komputasi dengan system tersebar.
Kemudahan di dalam pengembangan aplikasi secara bersama-sama sesuai
kebutuhan.
Kemudahan untuk digunakan di sebanyak mungkin system operasi dan
computer.
Selain nilai lebih di atas terdapat lima karakteristik khusus yang dimiliki
oleh cloud computing. Kelima karakteristik tersebut meliputi On Demand Self
Service, Broad Network Access, Resource Pooling, Rapid Elasticity, dan
Measured Service. Pada teknologi Cloud Computing, terdapat tiga model layanan
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Ketiga model layanan yang disajikan oleh
Cloud Computing tersebut meliputi IAAS, PAAS, dan SAAS.
II.1.6.1 Cloud IAAS
Cloud IAAS (Infrastructure As A Service) atau cloud IAAS merupakan
jenis layanan pada cloud computing yang menekankan kepada layanan
penyediaan sarana jaringan komputer (computer network), perangkat keras
jaringan, komputer server, media penyimpanan (storage), processor, beserta
dengan proses virtualisasi, yang menunjang proses komputasi.
II.1.6.2 Cloud PAAS
Cloud PAAS (Platform As A Service) atau cloud PAAS merupakan jenis
layanan pada cloud computing yang menekankan kepada penyedia platform untuk
membantu proses pengemangan perangkat lunak secara cepat dan mudah.
II.1.6.3 Cloud SAAS
Cloud SAAS (Software As A Service) atau cloud SAAS merupakan jenis
layanan yang diberikan oleh teknologi cloud computing kepada para penggunanya
dalam bentuk pemakaian bersama perangkat lunak (aplikasi).
11
II.1.7 ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP adalah singkatan dari Enterprise Resource Planning yang merupakan
sebuah perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan yang bertujuan
untuk mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam
perusahaan. ERP berbentuk software yang mengendalikan seluruh departemen
dan kegiatan perusahaan ke dalam sebuah sistem komputer. Dalam kata lain ERP
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan semua divisi dalam perusahaan.
Tujuan ERP sendiri adalah mempermudah semua departemen perusahaan untuk
dapat berkomunikasi dan bertukar informasi.
Selain untuk memudahkan komunikasi antar departemen perusahaan, ERP
juga dapat memberi manfaat kepada perusahaan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing perusahaan.
II.1.8 CRM (Customer Relationship Management)
CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan
korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan
komunikasi, pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda
dengan pelanggan. Pendekatan ini memungkinakn untuk mempertahankan
pelanggan dan memberikan nilai tambah terus menerus pada pelanggan, selain
juga memperoleh keuntungan yang berkelanjutan.
CRM (customer relationship management) mengkombinasikan kebijakan,
proses, dan strategi yang diterapkan organisasi menjadi satu kesatuan yang
digunakan untuk melakukan interaksi dengan pelanggan dan juga untuk
menelusuri informasi pelanggan. Pada era saat ini, implementasi CRM selalu akan
menggunakan teknologi informasi untuk menarik pelanggan baru yang
mengguntungkan, hingga mereka memiliki keterikatan pada perusahaan.
Konsep ini juga banyak digunakan sebagai sebuah terminologi pada
industri informasi sebagai sebuah metodologi, piranti lunak, dan bahkan sebagai
kapabilitas internet yang membantu korporasi mengelola hubungan pelanggan.
Piranti ini memungkinkan korporasi untuk menjelaskan hubungan secara cukup
rinci sehingga manajemen, staf penjualan, staf pelayanan, dan bahkan pelanggan
dapat secara langsung mengakses informasi, menyesuaikan kebutuhan antara
kebutuhan dan produk, pengingatan pelanggan pada layanan tertentu, dan
12
sebagainya. Dalam pengembangan piranti lunak CRM harus dilakukan
pendekatan yang holistik. Terkadang inisiatif implementasi piranti lunak CRM
gagal dilakukan karena hanya terbatas pada instalasi piranti saja, tanpa
memperhatikan konteks, dukukangan dan pemahaman staf, dan pemenfaatan
sepenuhnya sistem informasi.
II.2 Desain Solusi
II.2.1 Proses Bisnis
Berikut ini merupakan gambar dari bisnis proses yang akan terjadi pada
desa Tumbu jika menerapkan konsep Smart City :
Gambar Bisnis Proses Desa Tumbu
Dari gambar diatas diketahui bahwa wisatawan akan melihat website desa
Tumbu. Di dalam website tersebut terdapat fasilitas multi language atau pemilihan
bahasa yang digunakan wisawatan untuk memilih bahasa apa yang akan
digunakan untuk menerjemahkan informasi yang terdapat di dalam website
tersebut dan setelahnya dapat melihat informasi website pariwisata desa Tumbu.
13
Selain fasilitas tersebut wisatawan juga dapat login untuk melakukan booking
paket travel dan booking penginapan yang disediakan oleh para pengelola
penginapan dan agent travel.
Dari segi pengelola sistem dapat login terlebih dahulu setelahnya dia dapat
melakukan perbaikan atau maintenance terhadap website pariwisata desa Tumbu.
Dari agent travel dan pengelola penginapan dapat login ke dalam website untuk
melalukan update data paket travel dan update data penginapan.
Dari user/penduduk desa Tumbu dapat memasukkan data informasi hasil
pengerajin dan informasi objek wisata yang terdapat di desa Tumbu. Pengelola
sistem selain melakukan maintenance terhadap sistem juga dapat melakukan
pelatihan dan sosialisasi mengenai penggunaan website atau sistem agar
penduduk dapat memanfaatkan sistem yang tersedia dengan baik dan benar.
II.2.2 Bagan Perancangan Sistem
Berikut ini merupakan bagan perancangan sistem yang akan dibuat pada
desa Tumbu :
Gambar bagan perancangan sistem Desa Tumbu
Dari gambar diatas diketahui bahwa user atau penduduk dari desa Tumbu
dapat mengakses sistem menggunakan sarana wi-fi atau LAN yang menggunakan
Cloud Computing (Public Cloud) yang tersambung dengan internet, dimana basis
14
dari cloud sendiri adalah awan (internet) sehingga di dalam pemanfaatanya harus
mengunakan internet. Model development yang digunakan adalah Public Cloud
karena semua data yang terdapat di sistem dapat diakses olah wisatawan yang
akan dating berkunjung. Selain itu data produk kerajinan yang ada di sistem juga
dapat dilihat dan diakses oleh penduduk desa Tumbu dan wisatawan sendiri.
Model layanan cloud computing yang digunakan adalah IAAS, PAAS,
SAAS. Dimana IAAS berfungsi untuk menyediakan layanan sarana jaringan
komputer, perangkat keras jaringan dan komputer server yang dibutuhkan untuk
menjalankan sistem. Hal ini dilakukan karena di desa Tumbu sulit untuk mencari
perangkat keras jaringan serta komputer server maka dengan adanya IAAS sangat
membantu untuk menyediakan infrastruktur di dalam menjalankan sistem. Selain
IAAS, PAAS juga berfungsi sebagai penyedia platform agar sistem yang
dikembangkan secara mudah dan cepat sehingga dapat meningkatkan performa
sistem guna menunjang pariwisata yang ada di desa Tumbu. Selanjutnya SAAS
berfungsi untuk memberikan layanan kepada pengguna yaitu penduduk desa
Tumbu dalam bentuk antar muka web. Dimana penduduk dapat melihat dan
memasukan informasi mengenai objek wisata terbaru dan hasil kerajinan dari
penduduk setempat.
Ada beberapa sub sistem yang terdapat di dalam sistem yang telah
terhubung dengan Cloud Computing. Pertama, ERP dan CRM yang berfungsi
sebagai aplikasi open source untuk menyediakan fasilitas sistem akunting,
inventori, pelaporan, dan lain-lain. Hal ini berguna untuk dapat membantu
pengelolaan bisnis barang kerajinan yang terdapat di desa Tumbu. Secara tidak
langsung hal tersebut dapat meningkatkan penjualan dan efisiensi di dalam
pengelolaanya.
15
II.2.3 Desain User Interface (UI) Sistem
II.2.3.1 Desain User Interface (UI) Sistem Sebelum User Login
Berikut ini merupakan desain user interface sistem untuk wisatawan yang
belum login sebagai user :
Gambar desain user interface sistem desa Tumbu sebelum login
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa user atau wisatawan yang ingin
melihat informasi di dalam website tidak perlu login terlebih dahulu, cukup
dengan men-klik gambar atau menu informasi pariwisata. Wisatawan dapat
mengetahui informasi ter-update mengenai informasi wisata desa Tumbu. Untuk
memudahkan wisatawan mencari tahu tentang informasi yang tersedia di dalam
website terdapat fasilitas menu “Ubah Bahasa”. Dimana di dalam menu tersebut
terdapat pilihan bahasa yang akan digunakan di dalam website tersebut.
Selain itu di dalam website terdapat fasilitas “Google Map”. Dimana
website akan diintergrasikan dengan google map untuk mengetahui lokasi dari
desa Tumbu dan objek wisatanya. Menu produk kerajinan juga merupakan menu
untuk menampilkan kepada wisatawan tentang produk kerajinan yang terdapat di
desa Tumbu.
16
II.2.3.2 Desain User Interface (UI) Sistem Setelah User Login
Berikut ini merupakan desain user interface sistem untuk wisatawan yang
setelah login sebagai user :
Gambar desain user interface sistem desa Tumbu setelah login
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa wisatawan yang telah login
sebagai user dapat melakukan booking penginapan atau hotel dan juga booking
agent travel yang terdapat pada menu “Booking Hotel” dan “Booking Agent”.
Selain menu tersebut menu-menu yang tersedia hamper sama dengan wisatawan
yang belum login.
17
Bab III Analisa Dan Kesimpulan
III.1 Analisa
Menurut saya sistem yang digunakan sudah cukup baik terutama banyak
terdapat fasilitas yang memudahkan wisatawan seperti : dapat melakukan booking
penginapan dan booking paket travel di dalam website langsung. Selain itu
dengan adanya fasilitas berupa wi-fi dan LAN yang dihubungkan oleh Cloud ke
Internet dapat membuat nyaman wisatawan. Dengan adanya pelatihan dan
sosialisasi juga dapat membantu user atau penduduk desa Tumbu dalam
menggunakan sistem dengan baik dan benar.
Adanya website pariwisata desa Tumbu wisatawan dapat mengetahui
keindahan dari desa Tumbu. Selain itu, dengan adanya fasilitas multi language
dapat membuat para wisatawan mudah untuk memahami informasi pariwisata.
Sistem juga akan diintegrasikan dengan google map sehingga dapat mengetahui
letak desa Tumbu dan objek wisata di dalamnya bagi wisatawan yang belum tahu.
Untuk meningkatkan bidang ekonomi di dalam sistem juga diintegrasikan
dengan ERP dan CRM yang berfungsi untuk menyediakan fasilitas sistem
akunting, inventori, pelaporan, dan lain-lain. Selain itu, dengan menggunakan
ERP dan CRM dapat membantu mengurangi pembiayaan pada software karena
ERP dan CRM bersifat Open Source. Maka dari itu, penduduk desa Tumbu dapat
mengelola barang kerajinan mereka dengan baik dan dipromosikan di website.
III.2 Kesimpulan
Dengan adanya sistem atau masuknya IT ke dalam bidang pariwisata desa
Tumbu dapat membantu penduduk mempromosikan objek wisata dan barang
kerajinan yang diproduksi penduduk. Selain itu bagi wisatawan juga dapat
dimudahkan dengan adanya berbagai fasilitas yang tersedia.
18
Dari segi SDM dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan dan
sosialisasi dapat membantu dan merubah penduduk dari yang tidak bisa atau tidak
mau menggunakan sistem hingga bisa dan mau menggunakan sistem yang
tersedia. Selain itu pengembangan sistem juga bagus dengan adanya maintenance
yang dilakukan pengelola agar sistem dapat terjaga.
19
Daftar Pustaka
[1] Eka Pratama, I Putu Agus. Smart City Beserta Dengan Cloud Computing Dan
Teknologi – Teknologi Pendukung Lainnya. Informatika, Bandung. 2014.
[2] Eka Pratama, I Putu Agus. Handbook Jaringan Komputer. Informatika,
Bandung. 2014.
[3] “Pengertian pariwisata”. jbptunikompp-gdl-herdiansya-29154-8-unikom_h-
i.pdf.
[5] “Buku Pegangan Open Data”. I_Open-Data-Handbook-Documentation.pdf.