Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner
-
Upload
cantik0109 -
Category
Documents
-
view
256 -
download
0
description
Transcript of Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner
![Page 1: Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/5572138f497959fc0b928b4d/html5/thumbnails/1.jpg)
Instrumen utama Sensus Penduduk 2010 dua jenis kuesioner, yaitu untuk mendaftar
bangunan tempat tinggal dan mencacah penduduk secara lengkap. Kuesioner L untuk
melakukan pendaftaran bangunan dan rumahtangga, sedangkan kuesioner C untuk
mengumpulkan data individu penduduk dan rumah tangga. Pertimbangan yang menjadi
dasar pembuatan kuesioner C antara lain adalah rekomendasi PBB, relevansi dengan
MDGs, pengalaman dengan sensus sebelumnya, pengalaman sensus di negara-negara
lain, komponen perubahan penduduk, dan juga variable yang sesuai.
Sumber : http://oldkesra.menkokesra.go.id/pdf/press_rilis/siaran_pers_kesra_sensus_penduduk.pdf
1. Tes
Data dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat dan kemampuan. Instrumen TES digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang kita teliti.
Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ, minat, bakat khusus dans sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (baca artikel saya tentang Instrumen Observasi: Deskriptif dan Reflektif).
4. Kuisioner atau Angket (Questionairre)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
![Page 2: Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/5572138f497959fc0b928b4d/html5/thumbnails/2.jpg)
Kuisioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para responden .
5. Survey (survei)
Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu Survei tidak digunakan untuk menguji suatu hipotesis. Maka aneh apabila penelitian yang ada hipotesisnya tetapi menggunakan instrumen survei.
6. Analisis Dokumen
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP dan SIlabus, apakah sudah koherence apa belum dengan proses belajar mengajar di kelas.
Asmani, J.M. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologis Praktis Penelitian Pendidikan. Diva Press - Jakarta.
Instrument survey
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (Arikunto, 1993). Instrumen survei yang baik memiliki tingkat kevalidan tinggi
sebaliknya instrumen survei yang buruk memiliki tingkat kevalidan rendah. Instrumen survei
yang baik akan menghasilkan data yang benar yang akan mengantarkan peneliti pada suatu
kesimpulan penelitian yang sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, instrumen survei yang buruk
akan menghasilkan data yang tidak benar sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Bermula dari instrumen yang buruklah ketetapan “garbage in garbage out”
berlaku.
Untuk menghasilkan instrumen survei yang baik, setidaknya ada dua hal yang harus
diperhatikan. Pertama, instrumen survei sebaiknya disusun berdasarkan landasan teori yang
tepat. Langkah ini bisa dimulai dengan melakukan studi pustaka untuk menentukan sejumlah
variabel penelitian yang akan dikaji. Perlu diingat bahwa variabel ada yang terukur dan ada
variabel yang tidak terukur. Kita dapat dengan mudah menilai suatu variabel jika variabelnya
terukur. Sebagai contoh, variabel berat badan balita, kita dapat mengukurnya dengan mudah
dengan cara menimbangnya. Tetapi, untuk variabel yang tidak terukur, kita masih membutuhkan
![Page 3: Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/5572138f497959fc0b928b4d/html5/thumbnails/3.jpg)
sejumlah indikator untuk mengukurnya. Sebagai contoh, untuk mengukur variabel derajat rumah
sehat berpendapat, kita membutuhkan sejumlah indikator yang dapat menggambarkan derajat
rumah sehat itu sendiri. Misalnya, jenis dinding, luas lantai dan jenis atap. Instrumen survei yang
disusun berdasarkan kerangka acuan yang jelas atau landasan teori yang tepat akan menghasilkan
instrumen survei yang memenuhi kriteria validitas logis.
Selanjutnya, instrumen survei tidak cukup hanya memenuhi kriteria validitas logis. Instrumen
survei juga harus valid secara empiris (validitas empiris). Pada tahap inilah perlunya instrumen
survei diujicobakan sebelum digunakan untuk penelitian sesungguhnya. Berdasarkan uji coba
instrumen ini, validitas empiris akan tinggi jika:
a. Sasaran survei yang diteliti sudah sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Pertanyaan yang disusun dalam instrumen survei mempunyai alur yang baik.
Instrumen dengan validitas empiris yang baik dapat mengidentifikasi variasi jawaban responden
disebabkan oleh struktur pertanyaan yang difahami oleh responden. Hal ini bisa diketahui dari
keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain atau antara indikator yang satu dengan
indikator yang lain yang disusun dalam instrumen survei. Sebaliknya, jika instrumen survei tidak
difahami oleh responden akan menghasilkan variasi jawaban responden yang tidak menunjukkan
keterkaitan antar variabel atau indikator yang diteliti. Dalam hal ini, variasi data dihasilkan dari
ketidakmengertian responden terhadap maksud pertanyaan yang dinyatakan dalam instrumen
survei.
Mengukur Validitas Empiris
Untuk mengetahui tingkat validitas empiris instrumen survei, ada dua cara yang dapat
digubakan. Pertama, mengukur keterkaitan variabel penelitian dengan variabel lain yang
dijadikan sebagai validator. Misalnya, untuk mengukur prestasi belajar pada mata pelajaran IPA
seorang guru bisa mengukur keterkaitan nilai ulangan IPA dengan rata-rata nilai raportnya.
Dalam hal ini, rata-rata nilai raport dijadikan sebagai validator. Dengan cara seperti ini, peneliti
mengukur validitas eksternal dari instrumen survei.
Cara yang kedua adalah dengan mengkaji jawaban setiap item pertanyaan yang diajukan dalam
instrumen survei. Validitas yang dihasilkan dengan cara ini dinamakan validitas internal. Perlu
diketahui bahwa instrumen survei mungkin saja disusun berdasarkan beberapa faktor (variabel)
yang masing-masing faktor (variabel) itu diukur lebih lanjut oleh beberapa indikator. Karena itu,
validitas internal bisa diketahui dengan cara:
![Page 4: Instrumen Utama Sensus Penduduk 2010 Dua Jenis Kuesioner](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/5572138f497959fc0b928b4d/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Mengukur keterkaitan antar faktor atau variabel.
b. Mengukur keterkaitan antar indikator.
Validitas internal akan diperoleh apabila peneliti menemukan keterkaitan baik antar faktor
dengan faktor, indikator dengan indikator maupun indikator dengan faktor.
Karena validitas hanya diukur dari keterkaitan antar faktor atau antar indikator maka metode
statistik yang digunakan cukup analisis korelasi. Pembaca tinggal mengkorelasikan setiap butir
pertanyaan dalam survei atau mengkorelasikan jumlahan beberapa butir pertanyaan dalam
instrumen survei sebagai gambaran faktor atau indikator yang diukur. Silahkan gunakan korelasi
Pearson apabila variabel yang diukur dengan skala kontinyu dan gunakan korelasi Spearman
apabila variabel diukur dengan skala ordinal. Jadi, mengukur validitas instrumen survei
sesungguhnya mudah bukan?
Sumber Pustaka
Arikunto Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.