Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat...

23
Program Magister UIN Walisongo Semarang 1 Astrolabe; Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat Fathor Rausi Program Magister Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang A. Pendahuluan Didasari dengan rasa keingintahuannya, manusia sudah tertarik dengan gemerlapnya benda-benda langit pada malam hari. Berawal dari imajinasi, manusia pada saat itu membayangkan formasi dan bentuk bintang di angkasa luar. Hasil imajinasi tersebut tersebut kemudian memunculkan nama-nama dan bentuk-bentuk bintang yang dikenal dengan rasi bintang. Apa yang mereka lakukan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-harinya dalam penentuan waktu dan musim. Pengetahuan manusia terkait dengan hal-ihwal benda-benda langit yang awalnya didasarkan pada imajinasi tersebut banyak yang diturunkan kepada generasi berikutnya sebagai khazanah peradaban pada masanya, baik berbentuk teks tulisan, tabel atau instrumen. Salah satu instrumen astronomi klasik yang merupakan proyeksi bola langit adalah Astrolabe. Kemunculan Astrolabe tidak terlepas dari legenda- legenda yang menjadi bumbu dalam sejarah perjalanannya. Salah satunya, konon, suatu hari ketika Ptolemeus

Transcript of Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat...

Page 1: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 1

Astrolabe;

Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat

Fathor Rausi

Program Magister Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang

A. Pendahuluan

Didasari dengan rasa keingintahuannya, manusia

sudah tertarik dengan gemerlapnya benda-benda langit pada

malam hari. Berawal dari imajinasi, manusia pada saat itu

membayangkan formasi dan bentuk bintang di angkasa luar.

Hasil imajinasi tersebut tersebut kemudian memunculkan

nama-nama dan bentuk-bentuk bintang yang dikenal dengan

rasi bintang. Apa yang mereka lakukan dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-harinya dalam penentuan waktu dan musim.

Pengetahuan manusia terkait dengan hal-ihwal

benda-benda langit yang awalnya didasarkan pada imajinasi

tersebut banyak yang diturunkan kepada generasi berikutnya

sebagai khazanah peradaban pada masanya, baik berbentuk

teks tulisan, tabel atau instrumen. Salah satu instrumen

astronomi klasik yang merupakan proyeksi bola langit adalah

Astrolabe.

Kemunculan Astrolabe tidak terlepas dari legenda-

legenda yang menjadi bumbu dalam sejarah perjalanannya.

Salah satunya, konon, suatu hari ketika Ptolemeus

Page 2: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

2 Error! No text of specified style in document. Makalah

mengendarai unta, dia menjatuhkan bola celestialnya di pasir.

Unta yang ditungganginya menginjak bola tersebut hingga

rata. Melihat kejadian tersebut, Ptolemeus menyadari bahwa

ia dapat memproyeksikan langit tiga dimensi pada cakram dua

dimensi. Terlepas dari legenda yang menyelimuti

kemunculan Astrolabe, instrumen ini merupakan buah dari

perkembangan ilmu yang secara estafet diturunkan secara

lintas generasi dan menjadi khazanah peradaban manusia.

Peradaban Islam juga turut andil dalam melanjutkan

estafet perkembangan astronomi dengan hadirnya ilmu falak

dalam disiplin keilmuan Islam. Astrolabe terus mengalami

modifikasi dan penyempurnaan di tangan para ilmuan Islam

pada abad pertengahan, sehingga bermunculan Astrolabe

dengan model baru.

Salah satu fungsi Astrolabe adalah menentukan

waktu dengan berdasarkan pada posisi benda langit. Fungsi ini

sangat membantu umat Islam dalam penentuan awal waktu

salat dan hari kiblat (ras}d al-qiblah).

Makalah ini akan memaparkan hal-ihwal Astrolabe

dengan judul: ‚Astrolabe; Instrumen Astronomi Klasik dan

Perannya dalam Hisab Rukyat‛ dengan sistematika

kepenulisan sebagai berikut: definisi Astrolabe, sejarah

Astrolabe, klasifikasi Astrolabe, komponen Astrolabe, fungsi

Astrolabe dan analisis Astrolabe dalam hisab rukyat.

Page 3: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 3

B. Pembahasan

1. Definisi Astrolabe

Astrolabe adalah instrumen astronomi klasik yang

biasa digunakan untuk mengejawantahkan fenomena

langit. Secara bahasa, Astrolabe berasal dari bahasa Yunani

‚astron dan labio.‛ Astron artinya bintang, sedangkan

labion artinya pengintai atau pengukur.1

Literatur klasik Arab, menyebut alat tersebut

dengan ‚ust}urla>b‛ dengan makna alat untuk mengukur

bintang (miqya>s al-nuju>m), penerjemahan yang disesuaikan

dengan istilah dalam bahasa Yunani. Ada sebagian orang

yang menganggap, kata ust}urla>b berasal dari dua kata,

yaitu ‚ust}ur‛ dan la>b. Ust}ur adalah bentuk plural dari sat}r

dengan makna garis, sedangkan la>b adalah nama seorang

laki-laki.2

Hamzah al-As}fiha>ni memandang kata ust}urla>b

berasal dari bahasa Persia ‚ista>rahu yab‛ yang berarti

pengambil atau pengintai bintang. Pendapat Hamzah al-

As}fiha>ni tersebut dibantah oleh Muhammad al-Biru>ni>.

Menurut al-Biru>ni>, ust}urla>b disadur dari bahasa Yunani

‚astrolabio‛ yang artinya mir’ah al-syams/mirror of the

Sun (cermin Matahari), karena instrumen tersebut

1 M. Kha>lid ‘A<ni>, al-Ust}urla>b, ebook, 1.

2 Abu Abdillah Muhammad al-Khawa>rizmi, Mafa>ti>h al-‘Ulu>m, (Beirut:

Da>r al-Mana>hil, 2008), 205.

Page 4: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

4 Error! No text of specified style in document. Makalah

memproyeksikan pergerakan Matahari dan benda-benda

langit lainnya.3

Ha>ji> Khali>fah dalam Kasyf al-Z}unu>n menjelaskan

secara lebih detail pengertian dan fungsi Astrolabe.

Menurut Ha>ji> Kha>li>fah, Astrolabe adalah alat yang

digunakan untuk mengetahui hal-ihwal posisi bintang-

bintang dengan lebih mudah dan teliti, antara lain untuk

mengetahui tinggi Matahari, mengetahui terbit dan

terbenam, mengetahui azimut kiblat, mengetahui koordinat

suatu tempat dan beberapa fungsi lainnya.4

Sebagaimana dikutip oleh Arwin, dalam beberapa

literatur Arab disebutkan bahwa Astrolabe berasal dari

zaman Nabi Idris yang memiliki anak bernama La>b. La>b

yang memiliki pengetahuan dalam bidang astronomi

mempunyai kebiasaan bermain-main dan melukis di atas

pasir. Suatu ketika, La>b menggambar sebuah garis-garis

lingkaran yang putus-putus di atas pasir. Kemudian, salah

satu saudaranya bertanya, man sat}ara ha>z|a>? (siapa yang

membuat garis-garis ini?). Saudaranya yang lain menjawab,

sat}arahu La>b (yang membuat garis-garis itu adalah La>b).

3 M. Syaoqi Nahwandi, Pengaplikasian Astrolabe dalam Hisab Awal

Waktu Salat, Makalah Program Magister Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang

(2017), 3.

4 Ha>ji> Khali>fah, Kasy al-Z}unu>n ‘an Asa>mi> al-Kutu>b wa al-Funu>n,

(Beirut: Da>r Ihya>’ al-Arabi>, tth), 106.

Page 5: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 5

Berawal dari kisah ini, maka alat tersebut disebut ust}urla>b,

nisbah kepada La>b dan aktivitas menggambarnya di atas

pasir.5

Beberapa wacana di atas memberikan gambaran

bahwa Astrolabe adalah sebuah instrumen yang digunakan

untuk mengintai dan mengukur benda-benda langit, seperti

Matahari dan bintang-bintang lainnya.

2. Sejarah Astrolabe

Jika ditilik dari sejarahnya, sejarawan belum

mengetahui siapa penemu Astrolabe pertama kali. Namun,

beberapa literatur yang membahas Astrolabe menyebutkan

bahwa alat ini berasal dari peradaban Yunani dan Romawi.6

Sejarah awal Astrolabe dimulai sejak Helenistik

Alexandria, kemudian menyebar ke utara, Bizantium dan

ke timur, dunia Islam. Melalui dunia Islam, Astrolabe

dikenal oleh orang-orang India. Pegetahuan tentang

Astrolabe terus berkembang seiring perkembangan ilmu

dalm dunia Islam, sehingga Astrolabe dikenal di dunia

barat, Afrika Utara dan Spanyol. Pada abad pertengahan,

orang-orang Latin yang melakukan perjalanan ke Spanyol

5 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam Abad

Pertengahan, (Purwokerto: UM Purwokerto Press, 2016), 339.

6 Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak; Dari Sejarah ke Teori dan

Aplikasi, (Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2017), 27.

Page 6: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

6 Error! No text of specified style in document. Makalah

kembali ke daerahnya dengan membawa pengetahuan

tentang Astrolabe.7

Konsep Astrolabe pertama kali sudah ada sejak

sekitar 150 SM. Namun, secara fisik baru muncul pada

abad ke-4. Ada juga yang mengatakan, astrolabe secara

fisik sudah muncul sekitar 26 SM sebagaimana disebutkan

dalam karya-karya Marcus Vitruvius Pilo. Ia

menggambarkan sebuah jam di Alexandria yang memiliki

bintang-bintang pada bidang yang berputar di belakang

bingkai kawat.8

Analisis Marcus berkaitan dengan apa yang ditulis

oleh M. Kha>lid ‘Ani dalam kitabnya, al-Ust}urla>b. Menurut

Khalid, Astrolabe pertama kali dikenal di Sekolah

Alexandria. Aristarchus of Samos (310 SM – 230 SM)

adalah orang yang pertama kali menggunakan alat tersebut

untuk mengamati langit, sekitar 230 SM. Kemudian, jejak

Aristarchus diikuti oleh Hipparchus setelah tahun 127 SM.9

Hipparchus adalah tokoh yang pertama kali

memperbaiki proyeksi pergerakan benda langi pada

Astrolabe. Namun, refleksi lengkap tentang proyeksi

pergerakan benda langit pada Astrolabe pertama kali

7 Darin Hayton, An Introduction to the Astrolabe, ebook, 6.

8 Siti, Ilmu Falak..., 27.

9 Kha>lid, al-Ust}urla>b, 1.

Page 7: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 7

dilakukan oleh Claudius Ptolomeus yang hidup di

Alexandria pada tahun 127 M.10

Tidak hanya itu,

Ptolomeus juga memperbaiki dasar-dasar geometri

pergerakan benda langit pada Astrolabe sesuai dengan teori

geosentrisnya.11

Ilmuwan yang juga menaruh perhatian besar

terhadap Astrolabe adalah Saxon Iskandari yang hidup

pada abad ke-4. Dia menulis buku tentang Astrolabe, al-

‘Amal bi Z|a>t al-Halaq dan al-‘Amal bi al-Ust}urla>b.

Pembuatan Astrolabe berkembang pesat di Harran, dan dari

sanalah tersebar ke dunia Islam.12

Ilmuwan muslim yang pertama kali membuat

astrolabe di Timur Tengah adalah Abu Isha>q Muhammad

bin Ibra>hi>m al-Faza>ri> (w.180 H./796 M.), ahli falak yang

berasal dari Persia dan hidup pada masa dinasti Abbasiyah

era Khalifah Abu Ja’far al-Mansur. Astrolabe karya al-

Fazari merupakan astrolabe lingkaran dengan tujuh

lingkaran logam yang tersusun dan bergerak serta berfungsi

sebagai alat pengukur layaknya astrolabe datar. al-Fazari

melengkapi alat yang dibuatnya itu dengan beberapa

catatan tentang Astrolabe, yaitu al-‘Amal bi al-Ust}urla>b al-

10 Kha>lid, al-Ust}urla>b, 1.

11

Syaoqi, Pengaplikasian..., 3.

12

Kha>lid, al-Ust}urla>b, 1.

Page 8: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

8 Error! No text of specified style in document. Makalah

Musat}t}ah, al-A’mal bi al-Ust}urla>b wa Huwa Z|a>t al-Halaq,

Tuhfah al-Na>z}ir dan Bahjah al-Afka>r.13

Pengetahuan tentang astrolabe tersebar secara luas

pada abad ke-9 dengan munculnya Ahmad bin Muhammad

al-Farghani. Karya yang lahir dari tangannya terkait

dengan astrolabe adalah S}an’ah al-Ust}urla>b wa al-Burha>n

‘Alaih dan ‘Amal al-Ust}urla>b. Dua buku ini berisi tentang

konstruksi astrolabe dan instruksi lengkap untuk desainnya.

Pada abad ke-10, Muhammad al-Biruni datang

dengan membawa karya monumentalnya Isti>’a>b al-Wuju>h

al-Mumkinah fi< San’ah al-Ust}urla>b. al-Biruni tercatat

sebagai orang yang pernah menggunakan astrolabe

mekanik untuk menentukan kalender Bulan-Matahari.14

Pada abad 10 ini, astrolabe dimodifikasi menjadi

lebih sederhana untuk kepentingan navigasi. Astrolabe

yang dibuat oleh ilmuwan muslim pada umumnya terdiri

dari satu buah lubang pengintai dan dua buah piringan

dengan skala derajat yang diletakkan sedemikian rupa

untuk menyatakan ketinggian dan azimut benda langit.15

Astrolabe mulai dikenal di Eropa bersamaan dengan

masa dinasti Umayah II di Cordova, Spanyol. Ibrahim bin

13 Ha>ji>, Kasyf..., 107. Lihat juga: Siti, Ilmu Falak..., 29.

14

Siti, Ilmu Falak..., 30.

15

Siti, Ilmu Falak..., 30.

Page 9: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 9

Yahya al-Zarqali merupakan orang yang sangat berjasa

dalam mengenalkan Astrolabe di Bumi Andalusia. al-

Zarqali yang oleh orang Eropa dikenal dengan Arzachel

adalah seorang ahli matematika dan astronom legendaris

Toledo, Spanyol. Ia berhasil mengkonstruksi sebuah

instrumen astronomi yang dinamakan equatorium, sebuah

instrumen penghitung bintang. Selain itu, ia juga

mengembangkan instrumen lain yang dikenal dengan

Saphaea, dalam bahasa Arab disebut S}ahi>fah atau S}afa>’ih

yang merupakan bagian terpenting dari astrolabe.16

Saphaea merupakan astrolabe universal berupa

latitude-independent. Jenis astrolabe ini tidak tergantung

pada koordinat tempat tertentu, sehingga dapat digunakan

di sembarang wilayah. Astrolabe ini memiliki garis-garis

untuk memudahkan aplikasi teori spherical astronomy, di

mana garis-garis tersebut adalah data-data lintang suatu

tempat.17

16https://blogpenemu.blogspot.com/2014/10/al-zarqali matematikawan-

dan-astronom-muslim-dari-spanyol.html diakses pada 30 Oktober 2018, pukul

09:06 WIB.

17

David A. King, Astronomy in the Service of Islam, (USA: Variom

Reprints, 1993), 160.

Page 10: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

10 Error! No text of specified style in document. Makalah

Equatorium Astrolabe

Akhir abad ke-13, perdagangan dan Perang Salib

kembali mengenalkan Astrolabe dengan banyak perbaikan

dan modifikasi ke Eropa. Pada masa ini, Astrolabe benar-

benar mengalami perkembangan yang sangat signifikan di

Eropa. Alat ini kemudian digunakan di seluruh Eropa pada

abad ke-13 hingga saat ini. Salah satu ilmuwan Islam pada

abad ini yang memiliki karya tentang Astrolabe adalah

Yusuf al-Mizzi dengan judul Risa>lah al-Mizzi> fi al-

Ust}urla>b. Al-Mizzi menguraikan dalam kitabnya tentang

metode pengukuran ketinggian, menentukan bayang-

bayang, mengetahui deklinasi, mengetahui koordinat,

mengetahui lingkaran waktu siang dan malam, menentukan

waktu-waktu salat, mengetahui zenit kiblat, ketinggian

Page 11: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 11

sebuah tiang dan gunung, kedalaman sumur, luas sungai

dan yang lainnya.18

Perkembangan Astrolabe di Indonesia, tidak

terlepas dari peran Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) yang

dipelopori oleh Mutoha Arkanuddin. Rukyatul Hilal

Indonesia memproduksi Astrolabe dengan modifikasi dan

pengembangan dari Astrolabe kuno jenis Eropa. Astrolabe

yang diproduksi oleh RHI terbuat dari bahan acrilic, ada

juga yang dibuat dari bahan kayu, sedangkan peta langitnya

didesain dengan komputer sesuai dengan lintang dan bujur

yang dikehendaki.19

Astrolabe RHI dirancang khusus untuk wilayah

Indonesia yang mayoritas berada di lintang selatan. Jenis

Astrolabe RHI dilengkapi dengan jam ras}d al-qiblah harian

dengan mengacu pada posisi Matahari yang tergambar pada

bagian depan Astrolabe. Mutoha Arkanuddin berencana

untuk menambahkan ketinggian waktu asar pada Astrolabe

yang dikembangkannya tersebut.20

18 Siti, Ilmu Falak..., 31.

19

Hasil wawancara dengan Bapak Mutoha Arkanuddin di

kediamannya, Jl. Gejayan Suropandan Yogyakarta pada 28 Oktober 2018, pukul

21:00 WIB.

20

Hasil wawancara dengan Bapak Mutoha Arkanuddin di

kediamannya, Jl. Gejayan Suropandan Yogyakarta pada 28 Oktober 2018, pukul

21:00 WIB.

Page 12: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

12 Error! No text of specified style in document. Makalah

3. Macam-Macam Astrolabe

Astrolabe adalah instrumen astronomi klasik yang

terus mengalami dalam sejarah perjalanannya.

Perkembangan Astrolabe dari masa ke masa melahirkan

berbagai macam bentuk Astrolabe. Berikut ini adalah

macam-macam Astrolabe:

a. al-Ust}urla>b al-Kurawi>/Spherical Astrolabe

Sesuai dengan namanya, Astrolabe ini

berbentuk bola yang merupakan proyeksi dari bola

langit. Pada al-Ust}urla>b al-Kurawi> terdapat cincin-

cincin yang melingkari sebagai penanda posisi

lingkaran horison, lingkaran ekuator, lingkaran

meridian dan lingkaran ekliptika.

Astrolabe RHI (belakang) Astrolabe RHI (depan)

Page 13: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 13

Pada Astrolabe ini, digambarkan

almucantar, perputara waktu dan zodiak. Astrolabe

jenis ini juga menggambarkan pergerakan harian bola

langit sesuai dengan horizon suatu tempat. Astrolabe

semacam ini cocok untuk menentukan ketinggian

bintang-bintang dan menentukan waktu. Jenis

Astrolabe ini juga dikenal dengan al-Ust}urla>b Z|a>t al-

Halaq (Amillary Sphere).21

al-Ust}urla>b al-Kurawi

b. al-Ust}urla>b al-Musat}t}ah/Planispheric Astrolabe

Astrolabe jenis ini menggambarkan bola

langit pada lempengan dua dimensi dengan garis-garis

dan lingkaran-lingkaran koordinat bola langit.

Astrolabe semacam ini hanya berlaku untuk satu lokasi,

21 Kha>lid, al-Ust}urla>b, 4.

Page 14: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

14 Error! No text of specified style in document. Makalah

sehingga bola langit yang diproyeksikan adalah langit

yang sesuai dengan titik koordinat yang digunakan.22

al-Ust}urla>b al-Musat}t}ah

c. al-Ust}urla>b al-Sya>mil/Universal Astrolabe

Astrolabe jenis ini berbentuk datar dan

dapat digunakan untuk semua lokasi. Astrolabe inilah

yang pertama kali dibuat oleh al-Zarqali sehingga

terkenal dengan S}afa>’ih al-Zarqali/Saphea Arzachelis.

al-Ust}urla>b al-Sya>mil

22 Kha>lid, al-Ust}urla>b, 4.

Page 15: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 15

d. al-Ust}urla>b al-Khat}t}i>/Linear Astrolabe

Astrolabe jenis ini berbentuk tongkat

dengan benang yang mengikatnya. al-Ust}urlabe al-

Khat}t}i dibuat oleh Syara>fuddin al-T}u>si (w. 606 H./1209

M.), sehingga dikenal dengan ‘as}a> al-T}u>si>/tongkat al-

Tu>si>.

Al-Ust}urla>b al-Khat}t}i>

4. Komponen Astrolabe

Komponen-Komponen Astrolabe

Page 16: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

16 Error! No text of specified style in document. Makalah

Tampilan Astrolabe terbagi menjadi dua bagian,

yaitu bagian depan dan bagian belakang. Komponen pada

bagian depan astrolabe adalah sebagai berikut:

a. al-Umm (Mater), adalah dinding lempengan yang

berlubang di titik pusatnya yang berguna untuk

menghubungkan lempengan-lempengan Astrolabe.

b. al-Muqantar (Almucantar), adalah lingkaran pada al-

umm yang digunakan untuk menghitung ketinggian

benda langit.

c. al-S}ahi>fah (Tympan, Plates), adalah lempengan bulat

berlubang dan rekah di sekitarnya serta sedikit

menjorok yang memproyeksikan garis lintang

pengamat, sehingga yang tergambar pada al-S}ahi>fah

adalah proyeksi langit lokal pengamat. al-S}ahi>fah

memuat titik zenit, meridian, busur lingkaran

ketinggian ufuk dan garis zenit langit dari titik

pengamat.

d. al-Ankabu>t/al-Syabkah (Rete), adalah jaring berlubang

dan sedikit menonjol yang didesain dapat bergerak

bebas sehingga dapat menentukan posisi benda langit.

al-Ankabu>t adalah proyeksi dari peta bintang karena ia

memiliki lingkaran gerak di luar titik pusat yang

menggambarkan lingkaran rasi-rasi bintang.

Page 17: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 17

e. al-Mist}arah/al-Uqdah (Rule), adalah sebuah tongkat

berbentuk seperti penggaris untuk menggerakkan

bagian depan Astrolabe yang berfungsi mengukur sudut

dan ketinggian Matahari pada siang hari dan bintang

pada malam hari.

f. al-Kursiy (Throne), adalah bagian tetap berupa tonjolan

yang melekat pada bagian atas al-umm yang

terdapatlubang untuk menaruh tali yang berfungsi

pegangan ketika Astrolabe digunakan untuk observasi.

Lubang tersebut disebut al-‘urwah (shackle), sedangkan

talinya disebut al-halqah/al-‘ulaqah (ring).

g. al-Hujrah (Limb), adalah bagian melingkar di sepanjang

sisi al-umm, membungkus al-s}ahi>fah dan al-ankabu>t. al-

Hujrah memuat garis-garis, angka dan huruf sebagai

petunjuk skala, derajat dan jam.

h. al-Mihwar, adalah kutub yang menyatu dengan al-

s}ahi>fah dan al-ankabu>t yang berlubang di titik

tengahnya.

i. al-Fars/al-His}a>n, adalah bagian dalam (tengah)

Astrolabe yang bersambung dengan kutub al-mihwar.

Adapun komponen astrolabe bagian belakang

adalah sebagai berikut:

Page 18: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

18 Error! No text of specified style in document. Makalah

a. al-‘Ad}adah (Aldide), adalah jarum ganda yang

digunakan untuk membidik objek benda langit dan

mengetahui ketinggiannya.

b. Daqa}iq al-Tafa>wut (Equation of Time), adalah kurva

untuk penentuan perata waktu.

c. Mail al-Syams (Declination of the Sun), adalah kurva

untuk mengetahui deklinasi Matahari.

d. Z}il al-Mabsu>t (Umbra Recta), adalah bagian untuk

perhitungan tangen dari suatu sudut.

e. Z}il al-Manku>s (Umbra Versa), adalah bagian untuk

perhitungan cotangent dari suatu sudut.

f. al-Rub’u al-‘Alawi, adalah kuadran sinus yang

digunakan untuk perhitungan trigonometri yang sama

seperti al-rub’u al-mujayyab.

5. Fungsi Astrolabe

Astrolabe memiliki fungsi yang sangat banyak.

Secara umum, fungsi Astrolabe adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui zodiak dan skala peredarannya.

b. Menentukan posisi Matahari dan bintang.

c. Mengetahui waktu (jam).

d. Menentukan waktu salat.

e. Menentukan arah kiblat.

f. Mengetahui ketinggian suatu benda.

Page 19: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 19

Pembahasan tentang fungsi Astrolabe dalam

makalah ini difokuskan kepada dua bahasan, yaitu fungsi

astrolabe dalam perhitungan (hisab) dan pengamatan

(rukyat).

Fungsi Astrolabe dalam Hisab

Salah satu fungsi Astrolabe dalam hisab adalah

untuk menentukan waktu lokal Matahari terbenam.

Misalnya, menentukan waktu terbenam Matahari pada

tanggal 30 Oktober. Langkah-langkah yang harus ditempuh

adalah sebagai berikut:

a. Tentukan posisi Matahari pada tanggal 30 Oktober.

Caranya:

1. Putar aldide pada bagian belakang hingga

menunjukkan 30 Oktober.

2. Lihat skala zodiak pada limb, yaitu Scorpio 6.

b. Menentukan waktu Matahari terbenam. Caranya:

1. Putar rete pada bagian depan Astrolabe sampai

posisi Scorpio 6 hingga menyentuh ufuk (kanan).

2. Putar rule sampai bersentuhan dengan Scorpio 6.

3. Lihat waktu yang ditunjukkan oleh rule pada limb.

Itulah waktu terbenam. Pada contoh ini waktu

terbenam Matahari jatuh pada 18:05 istiwa’.

Page 20: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

20 Error! No text of specified style in document. Makalah

Fungsi dalam Rukyat

Selain berfungsi untuk perhitungan, Astrolabe juga

berfungsi untuk mengetahui tinggi Matahari bintang

dengan pengamatan. Mengamati Matahari dengan

Astrolabe dapat dilakukan dengan langkah:

a. Membidik Matahari dengan menggunakan aldide di

bagian belakang Astrolabe.

b. Sinar Matahari dibidik dengan dua lubang pada aldide

tersebut.

c. Setelah diketahui ketinggiannya, maka data tersebut

bisa digunakan untuk menentukan waktu dengan cara

meletakkan zodiak pada rete sesuai dengan ketinggian

pada saat pengamatan kemudian memutar rule tepat

pada zodiak tersebut dan lihatlah waktu yang

ditunjukkan.

Jika pengamatan dilakukan pada malam hari, maka

yang menjadi objek pengamatan adalah bintang.

Pengamatan bintang dengan Astrolabe dilakukan dengan

langkah-langkah berikut:

a. Kenali bintang yang akan dibidik.

b. Arahkan aldide pada bagian belakang Astrolabe ke

objek tersebut.

c. Bidik bintang tersebut dengan menggunakan lubang

pada aldide.

Page 21: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 21

d. Jika berhasil dibidik, lihatlah ketinggian bintang

tersebut pada limb.

e. Setelah diketahui ketinggiannya, putarlah rete sesuai

dengan nama bintang yang dibidik dan arahkan pada

angka ketinggian tersebut.

f. Kemudian putar rule hingga menyentuh nama bintang

yang dibidik. Lihatlah waktu yang ditunjukkan rule

pada limb.

6. Analisis Astrolabe dalam Hisab Rukyat

Astrolabe sebagai instrumen klasik mempunyai

beberapa keunggulan, diantaranya alat ini berfungsi sebagai

instrumen perhitungan sekaligus pengamatan. Astrolabe

dalam fungsinya sebagai alat perhitungan tidak

membutuhkan alat bantu lain, seperti untuk menghitung

fungsi trigonometri, pada bagian belakang Astrolabe

disediakan al-rub’u al-‘alawi (kuadran sinus), z}il al-mabsut}

(umbra recta) dan z}il al-manku>s (umbra versa).

Namun di sisi lain, ada beberapa kekurangan pada

Astrolabe, diantaranya Astrolabe dibuat dengan acuan

waktu hakiki (solar time) dengan berdasarkan pada

peredaran semu Matahari, sehingga skala waktu yang

ditunjukkan oleh Astrolabe adalah waktu hakiki, bukan

Page 22: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

22 Error! No text of specified style in document. Makalah

waktu daerah. Oleh sebab itu masih diperlukan konversi

waktu.

Pengoperasian rete antara Astrolabe yang dirancang

untuk memproyeksikan langit Selatan dan langit Utara

berbeda. Pada peta langit Utara, rete Astrolabe berputar

dari kiri ke kanan (anti clockwise), sedangkan pada peta

langit Selatan, rete Astrolabe berputar dari kanan ke kiri

(clockwise).

Ketelitian Astrolabe tergantung kepada ukuran

Astrolabe. Semakin besar ukuran Astrolabe, maka semakin

tinggi pula tingkat akurasi data yang diperoleh dalam

perhitungan maupun pengamatan. Di samping itu,

pembacaan Astrolabe terhadap data, sampai pada derajat,

tidak mencakup menit dan detik.

C. Penutup

Demikian makalah ini dibuat, semoga memberikan

sumbangsi keilmuan dalam wacana ilmu falak, khususnya

dalam hisab rukyat klasik. Makalah yang disusun ini masih

jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik konstruktif dari

pembaca budiman senantiasa penulis harapkan demi perbaikan

makalah ini.

Page 23: Instrumen Astronomi Klasik dan Perannya dalam Hisab Rukyat ...if-pasca.walisongo.ac.id/.../2018/...dan-Perannya-dalam-Hisab-Rukyat.pdfProgram Magister UIN Walisongo Semarang 5 Berawal

Program Magister UIN Walisongo Semarang 23

DAFTAR PUSTAKA

A.King, David, Astronomy in the Service of Islam, USA: Variom

Reprints, 1993.

al-‘Any, M. Kha>lid, al-Ust}urla>b, Suriah, tth (ebook).

al-Khawa>rizmi, Abu Abdillah Muhammad, Mafa>ti>h al-‘Ulu>m,

Beirut: Da>r al-Mana>hil, 2008.

Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, Khazanah Astronomi Islam

Abad Pertengahan, Purwokerto: UM Purwokerto Press,

2016.

Hayton, Darin, An Introduction to the Astrolabe, tt, tth (ebook).

Khali>fah, Ha>ji>, Kasy al-Z}unu>n ‘an Asa>mi> al-Kutu>b wa al-Funu>n,

Beirut: Da>r Ihya>’ al-Arabi>, tth.

Nallino, Carlo Alfonso, Ilm al-Falak; Ta>ri>khuhu ‘Inda al-‘Arab fi>

al-Qarn al-Wust}a, Baghdad: Maktabah al-Mus|anna, tth.

Qulub, Siti Tatmainul, Ilmu Falak; Dari Sejarah ke Teori dan

Aplikasi, Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2017.

Sumber Lain:

M. Syaoqi Nahwandi, Pengaplikasian Astrolabe dalam Hisab Awal

Waktu Salat, Makalah Program Magister Ilmu Falak UIN

Walisongo Semarang (2017)

Wawancara dengan Bapak Mutoha Arkanuddin di kediamannya,

Jl. Gejayan Suropandan Yogyakarta pada 28 Oktober 2018, pukul

21:00 WIB