Instalasi Tenaga Dan Peralatan
-
Upload
anonymous-dx8tek -
Category
Documents
-
view
531 -
download
50
Transcript of Instalasi Tenaga Dan Peralatan
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
1/76
MODUL PEMBINAAN AHLI K3
SPESIALIS LISTRIK
JARINGAN INSTALASI TENAGA DAN
PERLENGKAPAN
AK3 LISTRIK
2013
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
2/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page i Disusun Oleh AK3 Listrik
Daftar Isi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... I
1. DAFTAR GAMBAR .................................................................................. II
2. DAFTAR TABEL ..................................................................................... III
3. BAGIAN 4 .................................................................................................... 1
3.1
DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN ...................... 1
3.1.1 Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik ...................................... 1
3.1.2
Komponen Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .................................. 2
3.1.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik............................................... 7
3.2
PROSEDUR PEMERIKSAAN JTM ....................................................... 12
3.2.1
Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan ..................... 12
3.2.2 Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan................................. 12
3.2.3
Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan ............... 13
3.2.4 Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan........................ 14
4. PENGUJIAN ............................................................................................. 23
4.1 4.3. JENIS – JENIS JARINGAN DAN GARDU ..................................... 38
1.3.3.2
K ONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI SUTM . ..................................... 39
5. LAMPIRAN I : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI
INSTALASI TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK ............ 65
6.
LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASIINSTALASI PEMANFAATAN KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DAN
MENENGAH ....................................................................................................... 67
7. LAMPIRAN II : MATA UJI (TEST ITEMS) LAIK OPERASI
INSTALASI PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK ................................... 69
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
3/76
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
4/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page iii Disusun Oleh AK3 Listrik
Daftar Tabel
TABEL 4. 1 JARAK MINIMUM AMAN K ERJA ........................................................... 13 TABEL 4. 2 FAKTOR K OREKSI SUHU BAHAN .......................................................... 21
TABEL 4. 3 K ONDISI ISOLASII ................................................................................. 22
TABEL 4. 4 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASII............................................................ 22
TABEL 4. 5 CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN ...................................................... 23
TABEL 4. 6 SIFAT MINYAK TRAFO ........................................................................... 25
TABEL 4. 7 CHECKLIST PERALATAN ELECTRIC ...................................................... 26
TABEL 4. 8 SERVICE I NSPECTION ........................................................................... 27
TABEL 4. 9 FORMULIR INSPEKSI LEVEL – 1................................................... 33
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
5/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page iv Disusun Oleh AK3 Listrik
Unit Kompetensi : Persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga Dan
Perlengkapan
Elemen Kompetensi 1 : Pemeriksaan Dokumen-Dokumen Yang
DipersyaratkanKriteria unjuk kerja :
1.1 Dapat memeriksa dokumen peralatan.
1.2 Dapat memeriksa tindak lanjut catatan
sebelumnya.
1.3 Dapat memeriksa Penunjukan/lisensi personil
1.4 Dapat memahami Dokumen Single Line Diagram
(SLD).
Elemen Kompetensi 2 : Prosedur Pemeriksaan Pada Jaringan
Instalasi Tegangan Menengah
Kriteria unjuk kerja :
2.1 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan dalam
keadaan tidak bertegangan sesuai prosedur
2.2 Dapat melakukan pemeriksaan jaringan dalam
keadaan bertegangan sesuai prosedur
Elemen Kompetensi 3 : Mengetahui Jenis Jenis Jaringan Dan Gardu
Kriteria unjuk kerja :
3.1
Dapat membedakan jenis jenis jaringan dan gardu
3.2 Dapat membedakan fungsi jaringan dan gardu
3.3 Dapat mengenal konstruksi jaringan dan gardu
Elemen Kompetensi 4 : Mengetahui Bagian Komponen Komponen
Jaringan Dan Gardu
Kriteria unjuk kerja :
5.1
Dapat mengetahui jenis dan spesifikasi komponen
pada jaringan dan gardu.
5.2 Dapat mengetahui jenis kode IP pada komponen
komponen yang dipasang
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
6/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page v Disusun Oleh AK3 Listrik
Elemen Kompetensi 5: Memahami Cara pemasangan komponen jaringan
dan Gardu
Kriteria unjuk kerja :
5.3 Dapat mengetahui regulasi jarak /clearence pada
pemasangan komponen jaringan/ gardu
5.1
Dapat memahami metode pengukuran pada
komponen jaringan/ gardu
5.2 Dapat memahami teknik pemasangan komponen
jaringan dan gardu
Elemen Kompetensi 6 : Memahami Sistem Proteksi Jaringan Dan Gardu
Kriteria unjuk kerja :
6.1
Mengetahui Proteksi hubung singkat pada Jaringan
dan Gardu.
6.2 Mengetahui Proteksi Tegangan lebih pada Jaringan
dan Gardu akibar petir.
6.3 Mengetahui Proteksi Non Listrik pada Jaringan dan
Gardu dengan metode sistem rintangan /
penghalang.
Elemen Kompetensi 7 : Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian
Kriteria unjuk kerja :
7.1
Laporan hasil pemeriksaan dibuat sesuai dengan
format yang telah ditetapkan dan telah
ditandatangani dan dikirim kepada pengurus
tempat kerja/perusahaan yang bersangkutan dantembusannya dikirim ke instansi yang berwenang
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
7/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 1 Disusun Oleh AK3 Listrik
1. B
AGIAN 4
1.1 DOKUMEN - DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN
4.1.1 Dokumen peralatan
4.1.2 Tindak lanjut catatan sebelumnya
4.1.3 Penunjukan / lisensi personil
4.1.4 Dokumen Single Line Diagram (SLD)
1.1.1 Konfigurasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Energi listrik dibangkitkan oleh pembangkit listrik yang umumnya berada jauh dari
konsumen. Energi listrik dikirim ke konsumen melalui sejumlah jaringan. Jaringan ini
disebut dengan sistem transmisi dan distribusi. Visualisasi pengiriman energi listrik
ini ditunjukkan pada gambar di bawah.
Gambar 4. 1 Representasi Sistem Tenaga Listrik
Sistem Transmisi berfungsi mengirimkan daya dari pembangkit ke konsumen industri
besar atau ke pusat-pusat beban melalui gardu distribusi. Energi listrik ini
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
8/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 2 Disusun Oleh AK3 Listrik
ditransmisikan menggunakan sistem tegangan AC 3 Kawat. Sistem tenaga listrik
seperti umumnya terdiri dari :
1.
Pembangkit
2. Transformator step-up
3. Saluran transmisi
4. Transformator Step down
5. Gardu distribusi
6. saluran distribusi (beban)
1.1.2
Komponen Jaringan Distribusi Tenaga ListrikSistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu
transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke dalam
sistem distribusi antara lain:
1. Gardu Induk (GI)
2.
Jaringan Distribusi Primer
3. Gardu Distribusi (Gardu transfomator)
4. Jaringan Distribusi Sekunder.
I. Gardu induk (GI)
Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara
langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah pusat
pembangkit tenaga listrik dan umumnya terletak di pinggiran kota. Untuk
menyalurkan tenaga listrik ke pusat – pusat beban (konsumen) dilakukan dengan
jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.
Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tidak langsung maka
bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah gardu yang berfungsi
menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui
jaringan distribusi primer.
II. Jaringan distribusi primer
Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari gardu
induk ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem
pendistribusian tidak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan transmisi
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
9/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 3 Disusun Oleh AK3 Listrik
dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau
jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV.
Seperti pada gambar di bawah ini
Gambar 4. 2 Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
III. Gardu DistribusiGardu Distribusi mempunyai dua sistem jaringan yaitu jaringan distrribusi
primer(Tegangan Menengah) dan Jaringan distribusi sekunder (Tegangan Rendah).
Gardu distribusi baik pasangan luar maupun pasangan dalam, dipasang trafo penurun
tegangan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk
memasok beban – beban konsumen.
IV. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder dimulai dari titik keluaran pada PHBTR sampai
dengan alat pengukur pembatas( APP ) yang terpasang pada pelanggan.
Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan kompleks karena konsumen
harus dilayani mempunyai lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi
harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan
konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari karakteristiknya, terdapat konsumen
perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri
dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan
GD
Rumah
konsumen
GH GI
Jaringan Distribusi primer
Jaringan Distribusi sekunder
Sambungan Rumah
SKTM
TR
TR
SUTM
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
10/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 4 Disusun Oleh AK3 Listrik
pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis,
alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan
sesuai jenis konsumen:
Pada jaringan distribusi terdapat 4 Konfigurasi yaitu:
1. Sistem Radial
Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah sistem distribusi yang paling
sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang
mensuplai gardu distribusi secara radial.
Gambar 4. 3 Sistem Jaringan Distribusi
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu- gardu distribusi untuk konsumen ,gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau dipasang diatas tiang.
Keuntungan dari sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan
sistem yang lain. Namun keadaaan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem
lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama
yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam, kerugian lain yaitu mutu tegangan
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
11/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 5 Disusun Oleh AK3 Listrik
pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik / rendah , hal ini disebabkan
jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran.
2. Sistem Hantaran Penghubung (Tie Line ).
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 4.4 umumnya digunakan untuk
pelanggan khusus yang tidak boleh padam (Bandar Udara ,Industri besar dll ).
Gambar 4. 4 Sistem Hantaran Penghubung ( Tie Line)
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic
Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, dan setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
3. Sistem Loop
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar
4.5. dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan
demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
12/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 6 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 5 Jaringan Distribusi Sistem Loop
4. Sistem Spindel.
Sistem Spindel seperti pada Gambar 4.6. adalah suatu pola kombinasi jaringan
dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).
Gambar 4. 6 Jaringan Distribusi Sistem Spindle
Pada sebuah sistem spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan
sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung.
Pola spindle biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah / saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
13/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 7 Disusun Oleh AK3 Listrik
pada pengoperasiannya, sistem spindel berfungsi sebagai sistem radial. Di dalam
sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR)
atau tegangan menengah (TM).
1.1.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
1. Jenis Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan
hubung singkat. Gangguan hubung singkat ini terjadi sebagai akibat dari tembusnya
bahan isolasi, kesalahan teknis, polusi debu, dan pengaruh alam di sekitar saluran
distribusi tenaga listrik, sehingga ada arus yang mengalir dari fasa ke tanah atau antar
fasa. Untuk keandalan pelayanan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan maka
jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman.
Bila ditinjau dari segi lamanya waktu gangguan, maka gangguan pada saluran
distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Gangguan sementara ( gangguan temporer ). Gangguan permanen .
Untuk gangguan temporer (gangguan sementara) ditandai dengan normalnya
kerja sistem setelah pengaman dimasukkan (menutup) kembali. Sedangkan gangguan
permanen ditandai dengan jatuhnya pengaman setelah dimasukkan kembali. Pada
gangguan permanen, pengaman bisa bekerja normal kembali setelah gangguan
tersebut bisa diatasi. Sedangkan gangguan yang bersifat temporer, penyebab
gangguan akan hilang dengan sendirinya setelah pengaman jatuh/trip.
Gangguan yang bersifat permanen bisa disebabkan karena adanya kerusakan
pada peralatan sistem tenaga listrik, sehingga gangguan ini baru bisa diatasi setelah
kerusakan pada peralatan tersebut sudah diperbaiki. Gangguan temporer yang terjadi
berulang-ulang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan pada peralatan sistem tenaga
listrik dan hal ini dapat pula menimbulkan gangguan yang bersifat permanen sebagai
akibat adanya kerusakan peralatan tersebut.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
14/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 8 Disusun Oleh AK3 Listrik
Ditinjau dari macam gangguannya, maka gangguan hubung singkat dapat
dibedakan menjadi
1.
Gangguan hubung singkat tiga fasa.
2. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah.
3. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah.
4. Gangguan hubung singkat antar fasa ( dua fasa ).
Dari empat jenis gangguan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok
gangguan, yaitu :
1.
Gangguan hubung singkat simetris.
2. Gangguan hubung singkat tidak simetris.
Yang termasuk dalam gangguan hubung singkat simetris adalah gangguan
hubung singkat tiga fasa, sedangkan gangguan yang lainnya termasuk gangguan
hubung singkat tidak simetris.
Gangguan hubung singkat akan mengakibatkan arus lebih pada fasa yang
teganggu, dimana arus gangguan tersebut mempunyai harga yang jauh lebih besar
dari rating arus maksimum yang diijinkan pada peralatan. Arus hubung singkat ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan sistem tenaga listrik jika pengaman
tidak segera bekerja.
Gangguan-gangguan yang lain jika terjadi berulang-ulang bisa mengakibatkan
terjadinya kerusakan isolasi maupun peralatan pada sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik dan hal ini akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
2. Faktor Penyebab Gangguan
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem
distribusi tenaga listrik antara lain :
a. Surja Petir.
Mengingat saluran distribusi panjang dan luas yang beroperasi pada kondisi
tempat dengan cuacanya berbeda-beda, maka kemungkinan terjadinya gangguan yang
disebabkan oleh petir besar sekali, terutama pada musim hujan. Gangguan yang
disebabkan oleh petir ini sangat berbahaya karena dapat merusak isolasi peralatan.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
15/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 9 Disusun Oleh AK3 Listrik
b. Surja Hubung.
Yang dimaksud dengan surja hubung adalah kenaikan tegangan pada saat
dilangsungkan pemutusan dan pemasukan arus oleh PMT. Kenaikan tegangan yang
disebabkan oleh adanya gangguan surja hubung ini dapat merusak isolasi peralatan.
c. Polusi Debu.
Debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu
tersebut merupakan konduktor yang dapat menyebabkan terjadinya loncatan bunga
api yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan hubung singkat fasa ke tanah.
d. Adanya Pohon-Pohon Yang Tidak Terawat.
Pohon-pohon yang dekat dengan saluran distribusi bila tidak terawat dan
rantingnya masuk ke daerah bebas saluran distribusi, hal ini dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan hubung singkat fasa ke tanah.
e. Isolator Yang Rusak.
Isolator yang rusak karena sambaran petir atau karena usia yang sudah tua bisa
menyebabkan terjadinya gangguan hubung singkat hubung singkat dari fasa ke tanah.
f. Daun-Daun Yang Menempel Pada Isolator.
Daun-daun yang terbang terbawa angin dan kemudian menempel pada isolator
akan mengakibatkan jarak bebas berkurang sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
loncatan bunga api. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan hubung singkat
antar fasa atau gangguan hubung singkat dari fasa ke tanah.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
16/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 10 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 7 Single Line Diagram 1
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
17/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 11 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 8 Single Line Diagram 2
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
18/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 12 Disusun Oleh AK3 Listrik
1.2 PROSEDUR PEMERIKSAAN JTM
1.2.1
Pemeriksaan Jaringan Dalam Keadaan BerteganganDefinisi dari PDKB adalah pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan
distribusi (TR / TM) yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktif
bekerja atau bertegangan. Contoh :
• Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
•
Pengukuran beban dan tegangan gardu
1.2.2
Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan•
Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
• Memiliki surat ijin kerja
• Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan
mabuk
• Saat bekerja harus berdiri pada tempat yang berisolasi dan andal
• Mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal
•
Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan
telanjang
• Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
•
Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan
sangat panas
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
19/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 13 Disusun Oleh AK3 Listrik
Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja
Tabel 4. 1 Jarak Minimum Aman Kerja
TEGANGAN
( antara fasa dan bumi )
(KV)
JARAK MINIMUM AMAN KERJA
(cm)
1
12
20
70
150
220
500
50
60
75
100
125
160
300
• Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan perlengkapan
yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut bebas dari
kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya dibumikan
• Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan anyaman
benang logam
• Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu
yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik
• Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman dari
bahan isolasi.
1.2.3 Pemeriksaan jaringan dalam keadaan tidak bertegangan
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan dimana pada saat melakukan
pemeliharaan/perbaikan jaringan distribusi TR/TM dimana objeknya dalam keadaan
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
20/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 14 Disusun Oleh AK3 Listrik
tidak aktif atau dalam keadaan tidak bertegangan. Alasan dilakukan pemeriksaan
dalam keadaaan tidak bertegangan:
• Pemeliharaan dengan metoda PDKB memang belum dimungkinkan.
• Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan
• Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu mengguntungkan
dan secara sosial tidak berdampak negatif.
• SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum
tersedia.
Keuntungannya
• Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat dihindarkan.
• Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan.
• Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan K3 harganya lebih murah.
• Biaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.
Kerugiaannya
• Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar
sebanding dengan lamanya pekerjaan
1.2.4 Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan
• Pelaksana pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
• Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan
yang berwenang
• Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus bebas dari tegangan
• Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan
• Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan
• Perlengkapan listrik yang dikerjakan harus dibumikan secara baik
• Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan
• Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa
muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti .
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
21/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 15 Disusun Oleh AK3 Listrik
4.2.1 Contoh-contoh Prosedur Pemeliharaan
Gambar 4. 9 Single Line Diagram PHB-TR
Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bebas
tegangan Gardu Pasangan Luar
Langkah - Langkah Pemeliharaan PHB-TR
• Ukur dan catat arus dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar
• Ukur dan catat arus dan tegangan untuk semua jurusan dengan tang amper
meter
• Ukur dan catat suhu alat sambung – hubung pada saklar utama dan fuse
pengaman• Amati dan catat adanya kelainan- kelainan pada PHB-TR dalam keadaan
beroperasi
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
22/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 16 Disusun Oleh AK3 Listrik
A. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah
Adapun langkah-langkah yang diharuskan dalam pemeliharaan / pemeriksaan
Gardu Distribusi yaitu
I. Persiapan
1. Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan
2. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)
3. Menyiapkan material yang diperlukan
4. Membebaskan Gardu Distribusi dari tegangan
5.
Memasang peralatan grounding
II. Pembersihan
1.
Membersihkan komponen Gardu Distribusi dari kotoran yang menempel.
2. Membersihkan bagian – bagian kontak pada Gardu Distribusi
3. Menggosok dengan kertas gosok pada bagian kontak Gardu Distribusi.
III. Pemeriksaan
1.
Memeriksa saklar utama, semprot dengan contact cleaner bila kotor
2. Memeriksa fuse / sekring, lakukan penggantian bila ada yang putus.
3.
Memeriksa lampu test dan penerangan lakukan penggantian bila ada putus.
4. Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang
kendor.
5. Memeriksa rel dan terminal kabel TR lakukan pengencangan bila ada yang
kendor
6.
Yakinkan pemeriksaan PHB TR selesai
7.
Lepaskan peralatan grounding, masuk saklar utama.
8. Tutup PHB, kemasi peralatan dan membuat laporan.
9. Memeriksa Bushing Trafo, semprot dengan multi cleaner bila kotor dan di lap
dengan lap silikon
10. Memeriksa Grounding Trafo, lakukan perbaikan bila ada yang putus.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
23/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 17 Disusun Oleh AK3 Listrik
11. Memeriksa Kondisi minyak trafo lakukan rekondisi / purefier bila tegangan
tembusnya sudah di bawah standar minimal
12.
Memeriksa terminal kabel obstyg/NYFGBY lakukan pengencangan bila ada
yang kendor.
IV. Pembuatan Laporan
1. Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan
urutan langkah kerja pemeliharaan JTR
2.
Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan JTR
3. Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan JTR
B. Pemeliharaan LBS dan FCO
I. Persiapan
1. Menyiapkan peralatan kerja pemeliharaan LBS & FCO
2.
Menyiapkan perlengkapan ( K3 )
3. Menyiapkan material yg diperlukan
4.
Memasang tangga panjat
5. Mebebaskan LBS & FCO dari tegangan
6.
Memasang grounding
II. Pembersihan
1. Membersihkan perlengkapan LBS & FCO dari kotoran dan debu yang
menempel
2.
Membersihkan perlengkapan LBS & FCO dari benda asing dan pepohonan.
3.
Membersihkan bagian kontak dari LBS
4. Membersihkan bagian kontak dari FCO
III. Pemeriksaan
1. Memeriksa kondisi fisik travers penggantung LBS dan FCO
2. Memeriksa kondisi fisik mekanik LBS dan perlengkapannya
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
24/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 18 Disusun Oleh AK3 Listrik
3. Memeriksa kondisi fisik mekanik FCO dan perlengkapannya
4. Memeriksa kondisi elektrik LBS dan perlengkapannya
5.
Memeriksa kondisi elektrik FCO dan perlengkapannya
6. Memeriksa system pembumian LBS & FCO dan perlengkapan
7. Lakukan uji coba mekanik dengan menggerakkan bagian yang berhubungan
kontak
8. Lakukan uji coba elektrik dengan menggunakan megger pafda bagian yang
berisolasi.
IV. Memasukan Tegangan
1. Yakinkan pekerjaan pemeliharaan selesai dilaksanakan
2.
Lepas grounding aparat yang terpasang pada LBS dan FCO
3. Lepas tangga pekerjaan dari taing JTR
4. Pastikan Jaringan aman untuk diberi tegangan.
5.
Memasukan tegangan pada JTM (LBS & FCO)
V. Pembuatan Laporan
1. Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu dan
urutan langkah kerja pemeliharaan LBS & FCO
2. Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan LBS & FCO
3. Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan LBS & FCO
C. Pemeliharaan Tiang
I. Persiapan
1.
Menyiapkan peralatan perkakas kerja yang diperlukan
2. Menyiapkan perlengkapan kesela-matan kerja ( K3 )
3. Menyiapkan perlengkapan material pemeliharaan yang diperlukan.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
25/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 19 Disusun Oleh AK3 Listrik
II. Pemeriksaan
1. Memeriksaan letak kedudukan tiang dan lakukan perbaikan bila kedudukannya
miring atau rusak
2. Memeriksa kondisi tiang dari serangan karat
3. Memasang topang tarik/tekan dan pondasi pada kondisi tiang yang
memerlukan.
III. Pengecatan
1.
Pemeriksaan terhadap kondisi cat dan warnanya.
2. Membersihkan bagian mana yang dicat, dengan kertas gosok.
3. Memoles tiang dengan cat pendahuluan (eyzer meni)
4.
Menunggu sampai kering lalu dicat dengan cat asli sesuai warna yang
ditentukan.
5. Memberikan nomor pada tiang JTR, sesuai standar penomoran, yang berlaku.
6.
Mengawasi peralatan dan membuat laporan pemeliharan tiang.
IV. Pelaksanaan Pemeliharaan Konduktor
1. Memasang Tangga panjat
2.
Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)
4. Memeriksa Kondisi Konduktor
5. Memeriksa dan memperbaiki sambungan konduktor
6. Memeriksa dan memprbaiki ikatan konduktor pada isolator
7.
Memeriksa dan memperbaiki andongan konduktor
8.
Menghubungi Posko terkait (untuk memasukkan Tegangan)
V. Pelaksanaan Pemeliharaan Isolator
1.
Memasang Tangga panjat
2. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD
3. Menghubungi Posko terkait (untuk Pemadaman)
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
26/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 20 Disusun Oleh AK3 Listrik
4. Memeriksa Kondisi Isolator
5. Memeriksa dan membersihkan konduktor
6.
Memeriksa dan memperbaiki posisi pemasangan isolator
7. Memeriksa dan mengganti isolator yang rusak
8. Menghubungi posko terkait.
VI. Pembuatan Laporan
1. Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan urutan waktu
dan urutan langkah kerja pemeliharaan Tiang
2. Buatlah kesimpulan hasil pemeliharaan Tiang
3. Buatlah Berita Acara dan TT Pemeliharaan Tiang
D. Pengujian Terhadap Jaringan Instalasi dan Perlengkapannya
1. Uji Pentanahan
I. Persiapan.
1.
Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan
2. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja (K3)
3.
Menyiapkan material pipa yang diperlukan
4. Menyiapkan kawat tembaga 50 mm2 dan mur & baut.
5. Menyiapkan alat ukur tahanan tanah (Earth Tester).
II. Pembuatan Ground Pipe
1.
Memotong pipa sesuai panjang atau ukuran yang diperlukan yang salah satu
ujungnya dipotong miring..
2. Melubangi pipe besarnya sesuai dengan mur/baut.
3. Kawat tembaga tsb ujungnya dimasukan sepatu kabel.
4.
Sepatu kabel di pres dengan tang pres agar tidak terlepas.
5. Kawat yang dipasang sepatu kabel dimasukan pipa dan selanjutnya mur/baut
di kencangkan.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
27/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 21 Disusun Oleh AK3 Listrik
III. Pemasangan Pentanahan JTM/JTR.
1. Elektrode ditancapkan di tanah dan selanjutnya di masukan sampai electrode
tertanam semua.
2. Selanjutnya electrode diukur dengan alat ukur Earth Tester untuk mengetahui
besarnya tahananya.
3. Apabila besarnya tahanan masih kurang, pasang lagi groundpipe sampai
besarnya tahanan sesuai dengan permintaan.
IV. PEMBUATAN LAPORAN
Susunlah kronologis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan langkah kerja
pemasangan pentanahan JTM.
2. Uji Tahanan Isolasi Trafo
Pengujian tahanan isolasi & polaritas index belitan trafo
Nilai Tahanan Isolasi belitan pd suhu = t ˚ Celsius. Tujuannya adalah
untuk mengetahui ketahanan Isolasi terhadap tegangan kerja.
R is pada suhu t0 C ≥ M
xkskVA
CxE .........
C = Faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8
E = Tegangan Tertinggi ………. VOLT
KVA = Daya Trafo …………… KVA.
ks = Faktor koreksi suhu belitan.
Tabel 4. 2 Faktor Koreksi Suhu Bahan
Faktor Koreksi Suhu Belitan ( ks )
Suhu belitan ( C ) Faktor koreksi
0
5
10
15
0,25
0,36
0,50
0,72
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
28/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 22 Disusun Oleh AK3 Listrik
r
i
t
N
ilai polaritas Index Trafo , tujuannya untuk mengetahui ketahanan Isolasi
terhadap gangguan tegangan lebih. Merupakan perbandingan nilai Tahanan
isolasi belitan pd menit ke 10 dibanding dengan tahanan isolasi menit ke 1.
PI = 1.
10.
menit R
menit R
is
is
Tabel 4. 3 Kondisi Isolasi i
Kondisi Isolasi
Polaritas Index Kondisi Isolasi
Kurang dari 1
1.0 - 1.1
1.1 - 1,25
1.25 - 2.0
Lebih dari 2
Berbahaya
Kurang
Meragukan
Cukup
Bagus
Tabel 4. 4 Pengujian Tahanan Isolasi i
Menit LV – Body
( M )
LV – HV
( M )
HV – Body
( M )
Megger 1.000 V Megger 5.000 atau 10.000 V
20
3040
50
1,0
1,983,95
7,85
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
29/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 23 Disusun Oleh AK3 Listrik
12
3
4
5
6
7
8
9
10
Spesifikasi trafo :
Daya trafo : ……………….. KVA
Tegangan sisi primer : …………………Volt
Tegangan sisi sekunder : …………………Volt
Suhu belitan saat pengukuran :............................. C
Kesimpulan hasil pengujian
Tabel 4. 5 Contoh Tabel Hasil Pengujian
2.
ENGUJIANLV - BODY LV - HV HV - BODY
TAHANAN ISOLASI
POLARITAS INDEX
3. Pengujian Minyak Trafo
I. Fungsi utama dari minyak adalah :
a. Sebagai cairan isolasi.
b. Sebagai pendingin.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
30/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 24 Disusun Oleh AK3 Listrik
Sebagai cairan isolasi minyak trafo baru harus mempunyai tegangan
tembus minimal 120 kv / cm, sedang untuk minyak yang terpakai minimal 80 kv /
cm. Sebagai cairan pendingin, nilai viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50
milipoises, sedang untuk minyak yang terpakai maksimal 19,24 miliposes. Titik nyala
minimum 146 C.
Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60 C – 80 C
pada kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan
radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya. Trafo dengan type conservator,
minyak trafo mempunyai kontak dengan udara luar yang mengandung zat asam. Dan
inilah yang lambat laun dapat merusak minyak trafo.
Zat asam pada suhu minyak antara 60 C – 80 C bereaksi dengan minyak
trafo, menyebabkan terjadi pesenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air
dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi
dengan kumparan dan bagian logam trafo akan membentuk garam-garam yang tak
dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwarna merah coklat.
Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, berakibat merusak
kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendinginan serta tegangan
tembusnya makin turun
II. Pemeriksaan dan pengujian minyak trafo
Mencegah gangguan trafo karena minyaknya, maka diperlukan secara
periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum guna mengatahui :
Nilai tegangan tembus
Kadar asam dan air
Nilai viskositas
Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan)
hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
31/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 25 Disusun Oleh AK3 Listrik
Tabel 4. 6 sifat minyak trafo
No
urut Sifat-sifat minyak trafo Minyak trafo
tua
Setelah diolah
dgn reaktor
minyak
Minyak trafo
baru
1
KADAR ASAM
( mg KOH / g minyak ) 1.00 0.03 0.03
2
Tegangan tembus
( KV / cm ) < 80 120 120
3 Kadar air > 0.05 0.00 0.00
4Kadar kotoran > 1.10 0.00 0.00
5Visositas
( Milli poises )
> 3019.24 18.45
6Warna Coklat merah Kuning
Kuning muda
tak berwarna
7 Bau Sangat
merangsang Tak berbau Tak berbau
Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :
Minyak masih dapat dipakai
Minyak harus diproses / disaring agar dapat dipakai lagi
Minyak harus diganti dengan yang baru
Gambar 4. 10 Rekondisi Minyak Bank Transformator
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
32/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 26 Disusun Oleh AK3 Listrik
Contoh form pemeriksaan peralatan listrik :
1. PEDOMAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
2. PEMUTUS TENAGA ( CIRCUIT BREAKER )
Tabel 4. 7 Checklist Peralatan Electric
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
33/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 27 Disusun Oleh AK3 Listrik
Tabel 4. 8 Service Inspection
NO KEGIATAN
PERIODE PEMELIHARAAN
PERALATANKERJA
KETERANGAN
Harian
Mingguan
Bulanan
Triwulan
Semester
Tahunan
2Tahunan
5tahunan
10tahunan
Biladiperlukan
I. In Service Inspection I.1 Pemeriksaan lemari kontrol,
pemanas ruang (heater),
lampu penerangan, supply
AC/DC.
O
Visual, Avo
meter.
I.2 Pemeriksaan posisi indikator
ON/OFF.O
Visual
I.3 Pemeriksaan counter PMT.O
Visual
I.4 Pemeriksaan pondasi apakah
terdapat keretakan atau
penurunan.
O
Waterpass,
visual.
I.5 Pemeriksaan Bushing apakah
terdapat keretakan.O
Visual.
I.6 Pemeriksaan debu pada
Bushing dan body PMT.O
Visual.
I.7 Pemeriksaan Terminal
Utama, Jumperan dan da-
erah bertegangan terhadap
benda asing, bunyi-bunyian,
bau-bauan.
O
Panca indera
I.8 Pengukuran infrared
thermometerO
thermometer
infrared
sistem 500 kV
I.9 Pengukuran hot spot dengan
Thermovision (thermal
image).
O
Infrared
Thermo vision
sistem
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
34/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 28 Disusun Oleh AK3 Listrik
I.12 Pemeriksaan kebocoran
pada instalasi udara :
katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast
valve, reducing valve 180
bar & 150 bar.
O O
Kunci-Kunci,
Spesial Tools,
air sabun.
Media Air Blast
I.13 Monitor tekanan Gas SF
6 ; N2 ; udara kempa dan
kebocoran pipa
salurannya.
O
Mano meter,
Gas Leakage
Media Minyak
I.14 Pemeriksaan warna dan
level minyakO
Visual. Media Minyak
I.15 Pemeriksaan Indikator
Pegas me- kanik padaPMT sistim pegas.
O
Visual. Penggerak
Spring
I.16 Pemeriksaan kebocoran
minyak pada instalasi,
sambungan, katup-katup
pipa.
O O
Visual Penggerak
Hidrolik
I.17 Pemeriksaan level
indikasiO O
Visual. Penggerak
Hidrolik
I.18 Monitor penunjukkan
counter hour pompa.
O
Visual. Penggerak
Hidrolik. (Harus
dicatat
penunjukancounter dan
siklus operasi
saat
pemeriksaan)
I.19 Pemeriksaan start-stop
(durasi siklus) pompa .O
Penggerak
Hidrolik
I.20 Perbaikan anomaly over-
run
Penggerak
Hidrolik
I.21 Pemeriksaan kebocoran
udara pada instalasi
udara; pipa; nepel; safetyvalve katupkatup
(akuator).
O
Visual,busa air
sabun
Penggerak
Pneumatik
I.22
Pemeriksaan counter
kerja kom-pressor apakah
ada penambahan angka
secara dratis bila
bertambah lakukan
pemeriksaan kebocoran
udara lebih intensif.
O
Visual Penggerak
Pneumatik
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
35/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 29 Disusun Oleh AK3 Listrik
I.23 PemeriksaanOilpressure
gauge. O
Visual Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornyaI.24 PemeriksaanPressure
gauge 1st stage. O
Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya
I.25 PemeriksaanPressure
gauge 2nd stage. O
Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya
I.26 Pemeriksaan Pressurre
gauge 3rd stage. O
Visual Pressure Gauge.
Dicatat
indikatornya
I.27 Pemeriksaan Pressure
gauge 4th stage. O
Pressure Gauge.
Dicatatindikatornya
I.28 Periksa amper starting.O
AVO meter Bagian Motor
Listrik
I.29 Periksa amper running.O
AVO meter Bagian Motor
Listrik
I.30 Periksa kipas pendingin
motor.O
Visual Bagian Motor
Listrik
I.31 Sumber tegangan
AC/DC.O
Visual. , AVO
meter
Panel Kontrol
I.32 Pemeriksaan lampu
indikator / bendera
indikator
O O
Visual. Panel Kontrol
I.33 Pemeriksaan automatic
sequence.O O
Visual Panel Kontrol
I.34 Pembuangan air pada
tanki udara.O
Visual Tanki dan pipa
udara
I.35 Pemeriksaan kebocoran
udara pada instalasi.O O
Visual Tanki dan pipa
udara
I.36 Pengukuran tahanan
pentanahan. O
Alat ukur
tahanan mikro
Ohm.
II. In Service Measurement / On Line Monitoring
II.1 Pengukuran infrared
thermometerO
thermometer
infrared
instalasi 500 kV
II.2 Pengukuran hot spot
dengan Thermovision
(thermal image).
O
Infrared
Thermo vision
instalasi 150 kV
IIIShutdown Measurement / Function Check
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
36/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 30 Disusun Oleh AK3 Listrik
III.1 Pembersihan &
pemeriksaan isolator
interupting chamber ,capacitor, column.
O
Visual Alat
teropong,
majun, cleaning
paste.
III.2 Pemeriksaan kekerasan
baut terminal Utama,
bodi, pentanahan dan
baut-baut wiring pada
panel kontrol.
O
Kuas, electrical
tool set.
III.3 Pengujian tahanan
kontak. O
Alat uji tahanan
kontak (micro
0hm)
III.4 Pengujian tahanan isolasi.O
Megger 5000
Volt
III.5 Pengujian keserempakan
kontak.O
Breaker
analizer.
III.6 Pemeriksaan Box Kontrol
dan pengencangan baut
terminal wiring.
O
Visual, Kunci-
Kunci.
III.7 Pengujian tekanan gas
SF6 pada density monitor
untuk alarm refilling dan
CB block.
O
Meter gas
referensi, AVO
meter.
III.8 Pemeriksaan tekanan
pada mul-tiple pressure
dan lakukan resetting
switch
O
Spesial tool ,
III.9 u/: - Refilling 150 / 30
bar
III.10 - blocking open
III.11 - blocking reclose
III.12 Pemeriksaan tahanan
magnetic coil reducing
valve.
O
AVO meter
III.13 Penggantian minyak
O
Type low oil
diganti setiap 2
tahun, Type bulk
oil dilaksanakan
filter tergantung
assesment
II.14 Pemeriksaan alat
pernafasan dan ventilasi.O
Visual, Kunci-
Kunci.
III.15 Pemeriksaan dielektrik
minyak.
Alat Uji
Tegang an
Tembus
III.16 Pengukuran tan delta
bushingO
Untuk type bulk
oil
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
37/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 31 Disusun Oleh AK3 Listrik
III.17 Uji tegangan tinggi DC
,kevakumanO
HV test DC =
1,5 teg.
Nominal, Alat
uji kevakuman
(vacum checker)
Media Vaccum
III.18 Pemeriksaan fisik dan
pemberian vet pada
spring serta komponen
lainnya.
O
Visual , kuas , Penggerak
Spring
III.19 Pengujian duty cycle.
O
Visual, Breaker
Analyzer
Penggerak
Spring
III.20 penggantian minyak. tool set Penggerak
Hidrolik. Diganti
berdasarkanassesment
III.21 Pengujian motor pompa
dan pe- meriksaan
kebocoran internal.
O
Manual, kunci-
kunci
Penggerak
Hidrolik
III.22 Pengujian pressure
switch
Uji tekanan Penggerak
Hidrolik
III.23 Pemeriksaan /pengujian
sistem penggerak u/ PMT
close / open.
O
Visual,kunci-
kunci
Penggerak
Pneumatik
III.24 Pengujian tekanan udara
untuk : '- motor start /
stop, alarm PMT block
O
Visual , kunci-
kunci
Penggerak
Pneumatik
III.25 - Resetting microswitch. Penggerak
Pneumatik
III.26 Pemeriksaan dan
pembersihan selenoid
valveclosing & trippingO
Penggerak
Pneumatik
III. Overhaul
III.1 Over haul PMT. Kunci-Kunci,
Special Tool,
Spare part.
Tergantung
assesment
III.2 Penggantian spare part :
ring piston, valve plate,
non return valve O
Kunci-
kunci,spe-cial
tool, Spare part.
Untuk type ELF
SL 7-4; 3-1; 2-1
merk BBC
III.3 Pengujian kualitas gas
SF6 (purity, dew point,
decompose).
Tubular gas test,
purity gas test.
Saat komisioning
harus
dilaksanakan,
Dilaksanakan
setiap 4 tahun
sekali
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
38/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 32 Disusun Oleh AK3 Listrik
REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN
Rekomendasi hasil pemeliharaan merupakan tindak lanjut yang harus
dilaksanakan sebagai hasil evaluasi hasil pemeliharaan yang telah dilakukan.
A. REKOMENDASI HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION
Adalah tindak lanjut dari hasil In Service / Visual Inspection yang juga
merupakan tindakan pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode harian,
mingguan, bulanan atau tahunan. Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan PMT.
B. REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT
Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan
berdasarkan kondisi hasil asesmen).
C. REKOMENDASI HASIL OVERHAUL
Adalah tindakan yang mesti dilaksanakan dalam rangka melaksanakan
Overhaul PMT dalam keadaan off, rekomendasi mengacu / berdasarkan buku SE 032
/ PST / 1984 perihal overhaul PMT.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
39/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 33 Disusun Oleh AK3 Listrik
1. CONTOH FORMULIR INSPEKSI LEVEL – 1
Tabel 4. 9 FORMULIR INSPEKSI LEVEL – 1
Periode Harian
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
40/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 34 Disusun Oleh AK3 Listrik
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
41/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 35 Disusun Oleh AK3 Listrik
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
42/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 36 Disusun Oleh AK3 Listrik
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
43/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 37 Disusun Oleh AK3 Listrik
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
44/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 38 Disusun Oleh AK3 Listrik
2.1 4.3. JENIS – JENIS JARINGAN DAN GARDU
4.3.1 Jenis gardu distribusi berdasarkan fungsinyao Gardu induk.
Berisi peralatan hubung bagi berbentuk tertutup yang disebut kubikel. Berfungsi
untuk memindahkan energi listrik dari trafo tenaga 150 / 20 kv atau 70 / 20 kv ke
penyulang-saluran distribusi 20 KV
Kubikel berisi Pemutus Tenaga ( PMT ) penyulang 20 KV, Pemutus Beban
PMB = LBS ) untuk listrik pemakaian sendiri , Instrumen pengukuran dan proteksi
o Gardu hubung.
Berisi kubikel jenis PMT atau LBS digunakan sebagai pembagi energi listrik
atau sebagai perlengkapan manuver untuk jaringan . Dioperasikan secara lokal
maupun jarak jauh.
o Gardu distribusi
Berisi saklar / kubikel, peralatan proteksi , trafo step down 20 kv / 220 - 380 v
dan PHB-TR
4.3.2 Fungsi jaringan dan gardu
4.3.2.1 Fungsi Jaringan
Jaringan berfungsi sebagai untuk, pembagi dan penyalur energi listrik
4.3.2.2 Fungsi Gardu
Gardu distribusi ( Trafo distribusi ) berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan
distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen dan
disebut sebagai jaringan distribusi sekunder.
Tempat pembagi dan penyalur energi listrik
Tempat untuk pengubah tegangan sebelum disalurkan ke konsumen
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
45/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 39 Disusun Oleh AK3 Listrik
1.3.3 Konstruksi Jaringan dan Gardu
4.3.3.1 Bentuk Gardu Distribusi berdasarkan jenis peralatan listrik yang
terpasang
Gardu pasangan dalam
o Gardu tembok / beton, berupa bangunan dari bahan tembok dengan
diding dilapisi semen, atap cor beton, lantai semen dan pintu dari bahan besi
untu8k menempatkan peralatan listrik : Kubikel, Trafo, PHB-TR dan peralatan
lainnya.
o Gardu Kios, berupa kotak tempat peralatan listrik terbuat dari bahan besi.
Gardu kios bukan merupakan gardu permanent tetapi hanya merupakan gardu
sementara, sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.
Gardu pasangan luar
o Gardu cantol,
peralatan listrik: Arrester, FCO, Trafo distribusi dan PHB-TR dipasang
dengan cara dicantolkan pada tiang
o Gardu portal, peralatan listrik ; Arester, FCO, Trafo Distribusi dan
PHB-TR diletakkan pada kerangka baja yang terpasang pada dua tiang.
1.3.3.2 Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM .
Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan menengah
yang banyak digunakan,dapat dikelompokan dalam
4 macam formasi yaitu :
1.
Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah
2.
Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya
3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
4. Formasi Vertical Bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar –
gambar seperti berikut :
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
46/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 40 Disusun Oleh AK3 Listrik
1. Formasi Horizontal simetris tanpa kawat tanah
Gambar 4. 11 Kostruksi SUTM Formasi Horizontal Simetris
tanpa kawat tanah
Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat,
Jakarta dan Banten
2. Formasi Horizontal tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat
fasanya Formasi ini banyak di gunakan di Jawa Timur dan Kalimantan
3. Formasi Segitiga dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
Formasi saluran ini banyak dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa
Tengah untuk saluran SUTM 3 fasa
Gambar 4. 12 Konstruksi SUTM Formasi Horizontal
Tidak Simetris Dengan Kawat Tanah Diatas Kawat
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
47/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 41 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 13 Konstruksi SUTM Formasi Segitiga
Dengan Kawat Netral
4. Formasi Vertical
Formasi Vertical 3 fasa
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah
untuk sudut belok
Formasi Vertical 1 fasa dengan kawat netral dibawah kawat fasa sejajar
Formasi saluran ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa Tengah
untuk jaringan satu fasa
Gambar 4. 14 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
48/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 42 Disusun Oleh AK3 Listrik
Cara meningkatkan pelayanan adalah kita harus mengetahui standart konstruksi
jaring distribusi yangtelah ada, walaupun masih banyak lagi konstruksi yang harus
kita kuasai sesuai dengan kondisi lapangan / medan berbagai jenis. Pemahaman
konstruksi tersebut sebaiknya juga dikuasai serta dipakai sebagai pegangan dalam
melaksanakan tugas ketenagalistrikan baik dalam pembangunan, pengoperasian
maupun pemeliharaan jaringan.
Konstruksi jaringan distribusi tersebut adalah sebagai penyempurnaan, melengkapistandart konstruksi distribusi yang telah ada dan dipergunakan selama ini berasal
dari Standart Sofrelec, New jack, CT Main.
Diharapkan pemahaman konstruksi ini banyak manfaatnya untuk :
a. Mendapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan
mempermudah pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan jaringan distribusi.
b. Dengan adanya pengetahuan standart konstruksi jaring distribusi
tersebut bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan
standart konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme
SDM.
c. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan
meningkatkan mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
d. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan
jaring distribusi.
Gambar 4. 15 Konstruksi SUTM Formasi Vertikal 1 kawat dengan kawat
Netral dibawah kawat fasa
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
49/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 43 Disusun Oleh AK3 Listrik
BAGIAN 4
4.4 KOMPONEN-KOMPONEN JARINGANDAN GARDU
4.4.1. Peralatan listrik pada gardu distribusi pasangan dalam:
Peralatan hubung :
Pemutus beban (Load Break Switch / LBS )
Sebagai alat-hubung saluran masuk ( incoming ) , saluran keluar ( out-going )
dan pemutus beban trafo distribusi dengan dilengkapi pelebur / fuse
Pemutus tenaga( Circuit Breaker / CB )
Sebagai pemutus beban dan pembatasan daya dengan dilengkapi relai arus
lebih.
Pemisah( Disconnecting Switch / DS )
Sebagai pemisah rangkaian antara CB dengan busbar dan C dengan kabel
Peralatan hubung tegangan rendah
Pemutus beban dari trafo ke busbar tegangan rendah, berupa :
Saklar 3 kutub atau 4 kutub
NFB
Kapasitas dari saklar / NFB tergantung pada kapasitas trafo dengan
mempertimbangkan faktor keamanannya terhadap gangguan arus lebih.
Peralatan proteksi :
Proteksi 20 kv
Relai arus lebih /
relai hubung tanah
Fuse
Poteksi 220 / 380 v
Fuse (NH fuse)
Kabel Penghubung
Kabel saluran masuk / keluar 20 kv, 3 inti
Kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
50/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 44 Disusun Oleh AK3 Listrik
Kabel penghantar trafo dan rak TR 220 / 380 v
Kabel keluar TR (opstiq)Pentanahan
Pentanahan kerangka body peralatan
Pentanahan Arrester
Pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo
4.4.1.1. Peralatan listrik pada gardu pasangan luar
a. Peralatan hubung :
fuse cut out 20 kv
saklar / NFB pada rak TR
b.
Peralatan proteksi
Fuse cut out 20 kv
Lightning arrester
NH fuse
c. Kabel / penghantar
Kawat penghubung dari jaring ke fco
Kawat penghubung dari fco ke trafo
Kabel penghubung dari trafo ke rak tr
Kabel keluar
d. Pentanahan
pentanahan kerangka / body peralatan
pentanahan netral sisi tegangan rendah trafo
pentanahan arrester
4.4.1.2. Contoh spesifikasi peralatan hubung
LBS merek F & G type ga 24
Ring Main Unit
Un : 24 KV
BIL : 125 KV 50 hz
In : 630 A
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
51/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 45 Disusun Oleh AK3 Listrik
I dyn : 50 KA
I th : 20 KA, 1 second
PMT - low oil content circuit breaker type HL 620
Rated voltage : 20 / 24 KV
Rated current : 400 Amp rms sym
Breaking capacities : 14,5 / 12,6 k.Amp rms
Asym breaking capacities : 16 / 13,9 k Amp rms
Making capacities : 36 / 31,5 psak k Amp rms
Short time currents : 14,5 k Amp rms is
4.1.1.3. Instalasi Kubikel Gardu Pasangan Dalam.
Kubikel pada Gardu Distribusi, berfungsi sebagai alat-hubung, pembagi, proteksi
dan pengukuran sebelum masuk ke trafo distribusi. Komposisi Kubikel tergantung
pada sifat pelayanan gardu tersebut Ada tiga jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :
Pelayanan umum TR
Pelayanan khusus TM
Pelayanan campuran TM dan TR.
Gambar 4. 16 Kubikell
Contoh1.
Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu distribusi pelayanan
Umum TR
Gardu pelayanan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah : LBS,
LBS, PBO
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
52/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 46 Disusun Oleh AK3 Listrik
Contoh 2 :
Gardu pelayanan umum dengan 2 (dua) buah trafo distribusi .
Contoh 3.
Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu pelayanan khusus TM
Gardu pelayanan khusus TM type 2A : LBS, LBS, PT, CB, B1
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
53/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 47 Disusun Oleh AK3 Listrik
KWH
LBS LBS PT
PGC
OCB
PT
TYPE 3A
CT
FUSE
TM
Contoh 4.
Gardu pelayanan khusus TM type 3A : LBS, LBS, PT, CBO
4.4.2 Indeks Proteksi
Kode IP (International Protection), ada juga yang mengartikan
sebagai “Ingress Protection” terdiri dari huruf IP yang kemudian diikuti oleh dua
angka dan terkadang diikuti juga oleh sebuah atau dua huruf tambahan. Sebagaimana
didefinisikan dalam standar internasional IEC 60529, dimana IP rating tersebut
mengklasifikasikan derajat atau tingkat perlindungan yang diberikan dari suatu
peralatan listrik
. Perlindungan tersebut merupakan perlindungan terhadap gangguan:
Benda padat ( termasuk bagia tubuh mansia seperti tangan dan jari)
Debu.
Hubungan/kontak langsung
Air
Dua digit angka setelah huruf IP menunjukkan kondisi yang sesuai dari
peralatan tersebut berdasarkan klasifikasinya. Dan jika tidak ada rating perlindungan
sehubungan dengan salah satu kriteria, maka angka diganti dengan huruf X, contoh
IP4X atau IPX6.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
54/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 48 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 17 Indeks Proteksi
Kode Utama
Digit Pertama, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap benda
padat termasuk perlindungan terhadap akses ke bagian berbahaya (misalnya,
konduktor listrik dan bagian-bagian yang bergerak)
0.
Tidak ada perlindungan terhadap kontak dan masuknya objek
1. Perlindungan dari benda deangan ukuran >50mm, seperti tangan, tapi tidak
ada perlindungan terhadap kontak langsung yang disengaja dengan bagian
tubuh ( contoh tanpa sengaja tersentuh oleh tangan.
2. Perlindungan dari benda ukuran > 12,5 mm, seperti jari atau benda semacam
itu.
3.
Perlindungan dari benda dengan ukuran >2,5 mm, seperti alat alat, kabel tebal,
dll.4. Perlindungan dari benda dengan ukuran > 1 mm, seperti sekrup, baut, kabel,
dll.
5.
Perlindungan dari masuknua debu dan perlindungan lengkap terhadap kontak
langsung. Pada tingkatan ini debu masih dapat di ijinkan masuk namun dalam
batas normal selama tidak mengganggu pengoperasian peralatan.
6. Perlindungan secara ketat dari masuknya debu dan perlindungan lengkap
terhadap kontak langsung.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
55/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 49 Disusun Oleh AK3 Listrik
Digit kedua, menunjukkan tingkat perlindungan peralatan terhadap masuknya air.
0. Tidak dilindungi
1.
Perlindugan terhadap tetesan air yang jatuh langsung secara vertical.
2. Perlindungan terhadap tetesa air yang jatuh langsung dengan kemiringan 15°.
3. Perlindungan terhadap percikan air yang jatuh dengan kemiringan 60°.
4. Perlindungan terhadap percikan air yang datang dari segala arah.
5. Perlindungan terhadap semprotan air yang datang dari segala arah, contohnya
semprotan air dari pipa air atau keran.
6.
Perlindungan terhadap semprotan air bertekanan yang datang dari segala arah,
contohnya semprotan air dari water jet.
7. Perlindungan akibat perendaman dalam air pada kedalaman air antara 15 cm
sampai dengan 1 m.
Perlindungan akibat perendaman dalam air yang bertekanan dan dilakukan dalam
jangka waktu tertentu ataupun terus-menerus. Biasanya, ini berarti bahwa alat ini
tertutup rapat. Namun, pada beberapa jenis peralatan, itu dapat berarti bahwa air bisa
masuk tetapi hanya dalam sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek yang
berbahaya.
Kode Tambahan
Digit ketiga, merupakan kode tambahan pertama berupa notasi huruf
yang menunjukkan perlindungan bagian-bagian berbahaya dari akses manusia.
A – Tangan
B - Jari
C - alat-alat
D – kabel
Digit keempat, merupakan kode tambahan kedua juga berupa notasi
huruf untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna yang terkait
dengan perlindungan peralatan tersebut.
H - perangkat tegangan tinggi.
M - perangkat bergerak (selama uji air).
S - perangkat diam (selama uji air).
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
56/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 50 Disusun Oleh AK3 Listrik
W- kondisi cuaca’
Kode IK
Kode IK, merupakan kode nomor tambahan yang digunakan untuk
menentukan ketahanan peralatan untuk dampak mekanis. Dampak mekanis ini
diidentifikasi dengan energi yang diperlukan untuk memenuhi syarat tingkat
ketahanan yang ditentukan, yang diukur dalam joule (J), didasarkan pada EN 50102 -
VDE 0470 Part 100 dan EN 62262 dan telah menggantikan standar kode IP untuk
ketahanan peralatan yang dinotasikan dengan angka 0 s/d 9.
Kode IP untuk menentukan tingkat ketahanan (termasuk kategori kode
lama)
0 - Tanpa perlindungan
1 – Perlindungan sampai dengan 0,225 J, setara dengan benda seberat 150
gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.
2 - Perlindungan sampai dengan 0,375 J, setara dengan benda seberat 250
gr yang dijatuhkan dari ketinggian 15 cm.
3 - Perlindungan sampai dengan 0, 5 J, setara dengan benda seberat 250 gr
yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm
5 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500 gr
yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm
7 - Perlindungan sampai dengan 6 J, setara dengan benda seberat 1,5 kg
yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.
9 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg
yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.
Kode IK
00 - Tanpa Perlindungan
01 - Perlindungan sampai dengan 0,150 J, setara dengan benda seberat
200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 7,5 cm
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
57/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 51 Disusun Oleh AK3 Listrik
02 - Perlindungan sampai dengan 0,200 J, setara dengan benda seberat
200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 10 cm. 03 - Perlindungan sampai dengan 0,350 J, setara dengan benda seberat
200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 17,5 cm.
04 - Perlindungan sampai dengan 0,500 J, setara dengan benda seberat
200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 25 cm.
05 - Perlindungan sampai dengan 0,700 J, setara dengan benda seberat
200 gr yang dijatuhkan dari ketinggian 35 cm
06 - Perlindungan sampai dengan 1 J, setara dengan benda seberat 500
gr yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.
07 - Perlindungan sampai dengan 2 J, setara dengan benda seberat 500
gr yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.
08 - Perlindungan sampai dengan 5 J, setara dengan benda seberat 1,7 kg
yang dijatuhkan dari ketinggian 29,5 cm
09 - Perlindungan sampai dengan 10 J, setara dengan benda seberat 5 kg
yang dijatuhkan dari ketinggian 20 cm.
10 - Perlindungan sampai dengan 20 J, setara dengan benda seberat 5 kg
yang dijatuhkan dari ketinggian 40 cm.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
58/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 52 Disusun Oleh AK3 Listrik
BAGIAN 5
4.5 Pemasangan Komponen Jaringan dan Gardu
4.5.1 Regulasi Jarak Pada Pemasangan Komponen Jaringan/Gardu
Yang Perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah persoalan jarak
aman, atau yang disebut clearance.
a. Jarak Antar konduktor.
Pada formasi horizontal menggunakan Pin Isolator antar fasa jaraknya 800
mm. Pada formasi vertical menggunakan suspension/string isolator berjarak
950 mm. Untuk formasi horisontal dead-and menggunakan suspension
isolator berjarak 1100 mm.
b.
Jarak aman terhadap tanah.
Jarak antara konduktor TM 20 kV terhada ptanah minimal 7 meter. Jarak
antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.
c.
Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.
Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter,
sedang jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.
d. Isolator.
Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin Isolator/Pin Post saluran.
Isolator dead-and menggunakan Isolator penegang /suspesion isolator /
string isolator.
e. Pengikat konduktor.
Sebagai penginkat konduktor pada isolator pin type menggunakan
Prefomed Top Ties atau Side-ties sertam enggunakan allumunium bending
wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp
dan Preformed grip spiral.
f. Sambungan konduktor.
Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint Sambungan
jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.
g. Jarak rata-rata gawang maxsimum.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
59/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 53 Disusun Oleh AK3 Listrik
Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type
sedangkan untuk konstruksi Dead-End jarak maksimum 100 - 200 meter
menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).
4.5.2 Metode Pengukuran Pada Komponen Jaringan/Gardu
4.5.2.1 Pengukuran Thermovisi
Metode thermographic monitoring pada pemisah bertujuan untuk memantau
kondisi pemisah saat berbeban. Dimana akan dilihat pola temperatur pada bagian-
bagian pemisah yang akan diukur.
Dari pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada pemisah yang
diukur tersebut yang terdapat ketidaknormalan. Dari hasil pengukuran tersebut akan
dievalusi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi
mengalami ketidaknormalan tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat
dihindarkan.
Adapun bagian-bagian pada pemisah tersebut adalah :
1.
Pisau/kontakpemisah
2.
Terminal utama/klempemisah
Gambar 4. 18 Alat Ukur Thermovisi
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
60/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 54 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 19 Contoh PengukuranThermovisi
4.5.2.2 Shutdown Measurement
Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan Pms yang baru
selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo
pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian – pengujian untuk mendapatkan unjuk
kerjadari peralatan tersebut.dalam keadaan peralatan tidak beroperasi. Macam-
macam pengujian Shutdown measurement pada pemisah :
4.5.2.2.1 Pengukuran Tahanan Kontak
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik
sambungan.Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis
konduktor bertemu secara pisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa
hambatan yang berarti.
Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan
terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian
teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
61/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 55 Disusun Oleh AK3 Listrik
Gambar 4. 20 Micro ohm meter
4.5.2.2.2 Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara
dini kondisi isolasi/isolator pemisah dan mengetahui nilai tahanan isolasi.
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur
megger (insulation tester 5 kV, 10 kV). Dapat juga digunakan untuk pengukuran tahanan isolasi belitan motor penggerak pemisah.
Gambar 4. 21 Alat Uji Insulation Tester..
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
62/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 56 Disusun Oleh AK3 Listrik
4.5.2.2.3 PengukuranTahanan Pentanahan
Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan antara besi
atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk melindungi
peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan demikian pelat
tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah yang sekecil-
kecilnya. Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan
pentanahan (Earth Resistance Tester)
Gambar 4.5.5 Alat uji tahanan pentanahan
Gambar 4. 22 Pengujian Tahanan Pentanahan.
4.5.2.2.4 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC
Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui
tegangan pada mcb/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
63/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 57 Disusun Oleh AK3 Listrik
sistem peralatan tersebut . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt
meter
4.5.3 Teknik Pemasangan Komponen Pada Jaringan dan Gardu
Adapun contoh teknik pemasangan komponen pada jaringan/gardu pada
pemasangan trafo.
4.5.3.1 Pemasangan Trafo Bagian Luar
Transformator dapat dipasang dari luar dengan salah satu cara antara lain :
Pemasangan langsung
Langsung diklem dengan klem yang cocok pada tiang .cara ini cukup baik
untuk transformator kecil sampai 25 KVA saja.
Pemasangan pada tiang H
Transformator dipasang dengan lengan silang yang dipasang di antara dua
tiang dan di ikat erat terhadapnya. Cara ini cocok untuk transformator berkapasitas
sampai 200 KVA.
Pemasanganpada platform
Sebuah platform dibuat pada suatu struktur terdiri dari empat tiang untuk
menempatkan transformator . cara ini dianjurkan bagi tempat tempat yang
berbahaya bila menempatkan transformator di atas tanah.
Pemasangan dilantai
Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator. Permukaan lantai harus
lebih tinggi dari sekelilingnya guna mengatasi banjir sebaiknya dibuat pondasi
dari beton. Jika jumlah transformator ditempatkan berdekatan sekali, harus
dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi kerusakan yang
timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator berikut. Di sekeliling
transformator yang terpasang dilantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas
pada semua transformator. Jika mungkin transformator yang terpasang diluar
Harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung. Hal ini akan
meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur transformator. Untuk
menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada badai roda-roda transformator harus
diganjal sesudah dipasang ditempat yang tetap.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
64/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 58 Disusun Oleh AK3 Listrik
4.5.3.2 Pemasangan di dalam
Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat bebas
masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut.
Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap memuaskan. Jarak minimum
dari sisidinding (m)
a. Dinding pada satu sisi saja 1,25
b. Dinding pada dua sisi 0,75
c. Dinding pada tiga sisi 1,00
d.
Dinding pada empatsisi (dalam ruang tertutup) 1,25
Jalan dan pintu harus cukup lebar sehingga transformator yang paling besar
dapat dengan mudahdipindahkan untuk perbaikandan lain lain.Transformator yang
terpasang di dalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal
ini sangat vital.
Aliran udara bebas pada semua sisi transformator dan di dalam gedung harus
terjamin. Lubang pemasukan udara harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai ,
sedangkan lubang pembuang udara setinggi mungkin agar udara panas dapat keluar.
Menurut aturan ibu jari luas ventilasi untuk pembuangan paling sedikit dua meter
persegi dan satu meter persegi untuk pemasukan udara, bagi setiap kapasitas
transformator 1000 KVA. Bila hal ini tidak mungkin, harus menggunakan kipas
angin untuk memaksa aliran udara. Lubang masuk dan keluarnya udara harus
dilindungi terhadap percikan air hujan ,burung , dan lain - lain.
4.5.3.3 Pembumian ( Grounding )
Pembumian adalah penghubungan suatu bagian dari rangkaian listrik atau bagian yang
bersifat konduktor tetapi bukan bagian dari rangkaian listrik yang pada keadaan
normal tidak bertegangan ke bumi. Tujuan dari pembumian adalah :
Mengurangi tegangan kejut listrik pada peralatan.
Memberi jalan bagi arus gangguan, bai k akibat terjadinya arus
hubung singkat ketanah maupun akibat terjadinya sambaran petir.
Untuk membatasi tegangan pada fasa yang tidak mengalami
gangguan.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
65/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 59 Disusun Oleh AK3 Listrik
Sesuai dengan SNI 04-0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4,
nilai tahanan pembumian seluruh sistem tidak boleh lebih besar dari 5 Ω dan
jarak antar elektroda pembumian minimal 2 kali panjang elektroda.
4.5.3.4 Tiang
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang pada Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20 kV terbuat dari beton bertulang dan tiang besi. Pemakaian
tiang kayu sudah jarang digunakan karena daya tahannya (umurnya) relative
pendek dan memerlukan pemeliharaan khusus. Dilihat dari fungsinya, tiang listrik
dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul
berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedangkan tiang tarik berfungsi
untuk menarik konduktor. Pada SUTM 20 kV, jarak antar tiang ditetapkan
sebesar 40 meter, tetapi jarak tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi wilayah
sehingga diberi standar yang jelas sejauh 30 - 50 meter. Untuk pemasangan tiang,
sudah ada standar untuk kedalaman tiang yang harus ditanam dibawah permukaan
tanah yaitu 1/6 dari panjang tiang.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
66/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 60 Disusun Oleh AK3 Listrik
BAGIAN 6
4.6 SISTEM PROTEKSI JARINGAN DAN GARDU
4.6.1 proteksi Hubung Singkat Pada Jaringan/gardu
Pendahuluan
Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak
pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan
untuk itu jaringan distribusi perlu dilengkapi dengan alat pengaman
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam jaringan distribusi
1.
Mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya
dari akibat adanya gangguan listrik
2. Menjaga keselamatan umum dari akibat gangguan listrik
3.
Meningkatkan kelangsungan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen
Sistem pengaman yang baik harus mampu :
1. Melakukan koordinasi dengan sistim pengaman yang lain GI
2.
Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan
3. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan
4.
Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan
5. Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan
6.
Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan
Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman
1. Sensitifitas (kepekaan)
Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari sistem
tenaga listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan daerah
pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya gangguan yang terjadi didaerah
pengamanannya harus cukup sensitif untuk mendeteksi dengan nilai minimum dan
bila perlumentripkan PMT atau Pelebur untuk memisahkan bagian yang terganggu
dengan bagian yang sehat.
2.
Selektifitas (ketelitian)
Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam mengadakan
pengamanan bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
67/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 61 Disusun Oleh AK3 Listrik
gangguan diusahakan seminimal mungkin jika dapat tercapai maka
pengamanan demikian disebut pengamanan selektif.
3. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti dapat
bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak boleh salah bekerja, jadi susunan alat-
alat pengaman harus dapat diandalkan. Keandalan keamanan tergantung kepada
desain, pengerjaan dan perawatannya
4. Kecepatan. (Speed)
Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil kerusakan
tetapi juga dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat- akibat yang
ditimbulkan oleh gangguan.
4.6.1.1 Fuse Cut Out ( F C O )
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada
jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponennya
(fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu.
Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse
(fuse holder) dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan
hal-hal seperti berikut :
a.
Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada tingkat distribusi.
b. Utamanya digunakan untuk penyulang (feeders) TM dan proteksi
trafo.
c. Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang atau pada
crossarm.
d.
Dihubungkan ke sistim distribusi dengan batas-batas tegangan operasinya
4.6.1.2 Relai Arus Lebih
Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan
arus yang melebihi nilai arus dan waktu setingnya. Relai arus lebih ini berfungsi
sebagai proteksi terhadap gangguan hubung singkat, baik hubung singkat antar fasa
maupun fasa ke tanah.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
68/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 62 Disusun Oleh AK3 Listrik
Berdasarkan karakteristik waktu kerjanya relay arus lebih dapat dibagi menjadi :
a. Relai arus lebih seketika (instanstaneous over current relay).
b.
Relai arus lebih dengan tunda waktu tertentu (definite time over
current relay).
c. Relai arus lebih dengan tunda waktu terbalik (inverse time over
current relay).
4.6.1.3 P B O (Penutup Balik Otomatis) / Recloser
Alat ini digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman gangguan
temporer dan juga untuk membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan,
dilihat dari peredam busur apinya PBO adalah :
a.
PBO dengan media minyak
b. PBO dengan media Vaccum
c. PBO dengan media Gas SF6
Dilihat dari peralatan kontrolnya adalah :
a. PBO dengan kontrol hidroulick
b.
PBO dengan kontrol elektronik
Dilihat dari peralatan sensornya adalah :
a. PBO dengan sensor arus listrik
b. PBO dengan sensor tegangan
c. Proteksi Terhadap Tegangan Lebih
4.6.2 Proteksi Tegangan Lebih Pada Jaringan dan Gardu Akibat Petir.
Dalam keadaan operasi, suatu sistem tenaga listrik sering mengalami
gangguan yang dapat mengakibatkan terjadinya pelayanan-pelayanan daya. Gangguan
tersebut lebih sering terjadi pada jaringan distribusi. Terjadinya gangguan adalah
disebabkan oleh peninggian tegangan lebih, dimana tegangan itu melampaui tingkat
ketahanan isolasi dari hantaran distribusi. Dengan demikian terjadi hubung singkat
kawat-kawat fasa ke tanah yang dapat menyebabkan PMT membuka.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
69/76
Modul Pembinaan Ahli K3 Spesialis Listrik Page 63 Disusun Oleh AK3 Listrik
Tegangan lebih ini antara lain ditimbulkan oleh :
a. Sambaran petir pada hantaran distribusi baik merupakan sambaran
langsung atau tidak langsung.
b. Surja hubung
Oleh sebab itu, kebutuhan tingkat ketahanan isolasi dari suatu sistem tenaga
biasanya ditentukan oleh tegangan lebih akibat sambaran petir (tegangan lebih
atmosfir ) .Proteksi tegangan lebih akibat petir adalah Arrester.
4.6.3 Proteksi Non Listrik Pada Jaringan dan Gardu.
4.6.3.1 Proteksi Dengan Penghalang atau Selungkup
Penghalang atau selungkup dimaksudkan untuk mencegah
setiap sentuh langsung dengan bagian aktif. Proteksi yang diberikan
selungkup terhadap sentuhlangsung ke bagian berbahaya adalah
proteksi manusia terhadap sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah
yang berbahaya, sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya,
mendekati bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di bawah jarak
bebas yang memadai didalam selungkup.
4.6.3.2 Proteksi Dengan Rintangan
Rintangan yg dimaksud untuk mencegah sentuh
tidaksengaja dengan bagian aktif, tetapi tidak mencegah sentuh
disengaja dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.
Rintangan harus mencegah mendekatnya badan dengan tidak
sengaja kebagian aktif, sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif
selamaoperasi dari perlengkapan aktif dalam pelayanan normal.
4.6.3.3 Proteksi Dengan Penempatan Di Luar Jangkauan
Dimaksudkan untuk mencegah sentuh yang tidaksengaja
dengan bagian aktif. Bagian yang berbeda potensial yang
dapatdijangkau secara simultan harus berada di luar jangkauan
tangan.
-
8/19/2019 Instalasi Tenaga Dan Peralatan
70/76