Instalasi depdiknux

23
Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux 1.1 Persiapan Instalasi DEPDIKnux merupakan sistem operasi berbasiskan Linux Debian, yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) ICT Center. Distribusi yang juga merupakan turunan langsung dari Knoppix 4.02 ini, memiliki aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk menunjang kegiatan seluruh ICT di Indonesia. Aplikasi-aplikasi tersebut adalah: Web Server Proxy Server Bandwidth Limiter Bandwidth Monitoring Dikarenakan sifatnya yang open source maka kita dapat melakukan penambahan aplikasi sesuai dengan kebutuhan khusus masing-masing ICT. 1.1.1 Spesifikasi alat dan bahan Spesifikasi minimal yang dibutuhkan untuk menginstall dan mengoperasikan sistem operasi DEPDIKnux adalah: 1. Processor Intel Pentium 2 2. Memori 128 Mb 3. Hard Disk 20 Gb (untuk keperluan server ICT) 4. Drive CDROM 5. LAN card (kartu jaringan) yang disesuaikan jumlahnya dengan konfigurasi LAN dan WAN yang akan dibangun Catatan: Linux merupakan sistem operasi open source yang memiliki lisensi GPL (General Public License). Sifat open source pada sebuah sistem operasi maupun perangkat lunak berarti siapapun diperbolehkan untuk menyalin, mengembangkan dan mendistribusikan suatu perangkat lunak dengan

Transcript of Instalasi depdiknux

Page 1: Instalasi depdiknux

Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux

1.1 Persiapan InstalasiDEPDIKnux merupakan sistem operasi berbasiskan Linux Debian, yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) ICT Center. Distribusi yang juga merupakan turunan langsung dari Knoppix 4.02 ini, memiliki aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk menunjang kegiatan seluruh ICT di Indonesia.Aplikasi-aplikasi tersebut adalah: Web Server Proxy Server Bandwidth Limiter Bandwidth MonitoringDikarenakan sifatnya yang open source maka kita dapat melakukan penambahan aplikasi sesuai dengan kebutuhan khusus masing-masing ICT.

1.1.1 Spesifikasi alat dan bahanSpesifikasi minimal yang dibutuhkan untuk menginstall dan mengoperasikan sistem operasi DEPDIKnux adalah:1. Processor Intel Pentium 22. Memori 128 Mb3. Hard Disk 20 Gb (untuk keperluan server ICT)4. Drive CDROM5. LAN card (kartu jaringan) yang disesuaikan jumlahnya dengan konfigurasi

LAN dan WAN yang akan dibangun 6. CD DEPDIKnux

1.1.2 Pengaturan BIOS

Catatan:

Linux merupakan sistem operasi open source yang memiliki lisensi GPL (General Public License). Sifat open source pada sebuah sistem operasi maupun perangkat lunak berarti siapapun diperbolehkan untuk menyalin, mengembangkan dan mendistribusikan suatu perangkat lunak dengan menyertakan kode sumbernya.

Page 2: Instalasi depdiknux

Sebelum memasuki langkah-langkah instalasi DEPDIKnux, kita harus mengatur konfigurasi pada BIOS agar CPU melakukan proses booting (proses menyalakan komputer) dari Drive CDROM.Setiap jenis BIOS memiliki menu dan langkah sendiri dalam mengatur urutan boot.Di bawah ini adalah contoh cara pengaturan untuk booting ke Drive CDROM dari BIOS jenis AWARD:1. Saat booting awal, tekan tombol DEL untuk masuk ke dalam menu BIOS

(pada beberapa jenis komputer lainnya yang ditekan adalah tombol F1 atau kombinasi beberapa tombol, lihat kembali buku manual masing-masing)

2. Setelah itu, kita akan masuk pada tampilan utama BIOS. Tampilan ini amat bervariasi sesuai dengan jenis BIOS yang dimiliki.

3. Pilih menu Advanced BIOS Features

2

Gambar 1.1.1. Tampilan awal boot

Gambar 1.1.2. Tampilan menu awal AWARD

Page 3: Instalasi depdiknux

4. Ubah urutan boot pada menu Boot Sequence menggunakan tombol PgUp dan PgDn, sehingga booting awal akan dilakukan dari CDROM.

1.2 Langkah InstalasiBila semua langkah-langkah di atas telah berhasil Kita jalankan, maka selanjutnya adalah langkah-langkah instalasi sistem operasi DEPDIKnux: 1. Masukkan CD instalasi DEPDIKnux pada drive CDROM.2. Boot dengan menggunakan CD tersebut.3. Tekan tombol ENTER pada keyboard bila pada layar muncul tampilan

boot: 4. Tunggu sampai layar utama instalasi muncul5. Pada layar akan muncul tampilan keterangan dan instalasi DEPDIKnux.

Setelah itu, tekan tombol ENTER.

3

Gambar 1.1.3. Mengubah Urutan Boot

Gambar 1.2.1. Tampilan Keterangan Instalasi DEPDIKnux

Page 4: Instalasi depdiknux

6. Sesaat kemudian akan muncul menu utama instalasi pada layar. Gunakan tombol panah atas dan panah bawah pada keyboard untuk memilih menu. Tekan tombol ENTER pada menu yang diinginkan.

7. Pilih menu Partisi untuk melakukan partisi pada harddisk.

4

Catatan:

Hard disk memiliki 2 struktur, yaitu struktur fisik dan logis (physical and logical structure).

Struktur fisik pada hard disk terdiri dari sector, cylinder dan track, sedangkan struktur logis terdiri dari partisi.

Gambar 1.2.2. Menu Utama Instalasi

Gambar 1.2.3. Mempartisi Hard disk

Linux mengenali struktur logis hard disk dengan penamaan yang disesuaikan terhadap posisi, jenis dan cara pemasangan hard disk.

Jenis Device

Posisi Kabel / Controller

Posisi Jumper

Penamaan

IDE Primary Master hdaSlave hdb

SEcondary Master hdcSlave hdd

SCSI 1 sda2 sdb.x sdx

Mempartisi adalah sebuah proses membagi hard disk menjadi beberapa bagian agar siap digunakan. Meskipun seluruh kapasitas hard disk hendak digunakan dalam 1 partisi saja, tapi proses mempartisi tetap harus dilakukan agar sistem operasi dapat mengenali partisi tersebut.

Partisi atas 3 jenis, yaitu:1. Primary 2. Extended 3. Logical

Sebuah hard disk hanya dapat memiliki maksimum 4 partisi utama yang disebut dengan primary partition. Namun dalam perkembangannya, kebutuhan terhadap jumlah partisi terkadang lebih dari 4, sehingga salah satu partisi utama, dapat dijadikan partisi tambahan (extended partition). Di dalam partisi tambahan, kita dapat memasang beberapa partisi logis (logical partition). Sehingga dalam 1 hard disk dapat terdiri dari:

a. 4 primary partition saja, atau;b. 3 primary partition dan 1 extended partition, atau;c. 2 primary partition dan 1 extended partition, atau;d. 1 primary partition dan 1 extended partition, atau;e. hanya 1 primary partition saja.

Page 5: Instalasi depdiknux

5

Page 6: Instalasi depdiknux

8. Beri tanda silang [ x ] dengan menekan tombol SPASI pada harddisk yang akan diinstall DEPDIKnux.

9. Pilih <Next>, lalu tekan ENTER atau ALT – N untuk melanjutkan.

10. Selanjutnya akan muncul menu cfdisk pada layar.

6Bagian Perintah

Bagian Partisi

Gambar 1.2.5. Tampilan cfdisk

Gambar 1.2.4. Memilih hard disk yang akan dipartisi

Linux mengenali partisi ini dengan menggunakan kode angka di belakang kode penamaan hard disk. Primary partition dengan angka 1 – 4, Logical 5, 6 dan seterusnya.

Mengapa extended tidak memiliki kode angka ? Karena di dalam extended ada logical partition, dan yang digunakan adalah logical partitionnya, bukan extended partition tersebut.

Contoh:hda3 = primary partition ke 3 yang berada pada hard disk yang terpasang pada primary master IDEhdd7 = logical partition ke 3 yang berada pada hard disk yang terpasang pada secondary slave IDE

Primary Extended Logical

Page 7: Instalasi depdiknux

11. Apabila hard disk yang digunakan belum memiliki partisi, kita dapat langsung menuju ke langkah 17.

12. Namun, bila masih terdapat partisi pada hard disk maka hapus partisi tersebut dengan mengikuti langkah berikutnya.

13. Pilih partisi hingga tampilan yang muncul mirip dengan tampilan berikut, yang berarti seluruh partisi pada hard disk telah terhapus.

7

Gambar 1.2.6. Tampilan Partisi telah Terhapus

Menu cfdisk ini terdiri atas 2 bagian utama, yaitu bagian partisi hard disk dan bagian command (perintah).Bagian partisi terdiri dari sebuah tabel dengan beberapa field yang terdiri dari:

Name = Berisi nama partisi yang ada pada hard disk. Contoh : hda1 (Berarti partisi pertama pada hard disk yang terpasang pada primary master)

Flag = Berisi identitas partisi Part Type = Berisi informasi tentang jenis

partisi (lihat catatan) FS Type = Berisi tipe file system yang

digunakan Label = Berisi label identitas partisi Size (MB) = Berisi informasi mengenai ukuran

partisi dalam satuan Mega Byte (MB)Bagian command terdiri dari: Bootable = Berfungsi untuk mengatur sebuah

partisi agar dapat menyimpan file-file yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem operasi

Delete = Berfungsi untuk menghapus partisi Help = Berfungsi untuk menampilkan menu

bantuan pengoperasian cfdisk Print = Berfungi untuk mencetak informasi

partisi

Page 8: Instalasi depdiknux

8

Quit = Berfungsi untuk keluar dari program cfdisk

Type = Berfungsi untuk mengatur tipe partisi

Units = Berfungsi untuk mengatur ukuran partisi menjadi blok

Write = Berfungsi untuk menulis pengaturan partisi pada hard disk

Page 9: Instalasi depdiknux

14. Buat partisi baru dengan memilih menu [New] pada bagian command, kemudian pilih Primary.

15. Partisi pertama yang akan kita buat adalah partisi swap (Swap Partition).

9

Catatan:Untuk menginstal DEPDIKnux, kita membutuhkan minimal 2 partisi, yaitu partisi swap dan partisi root ( / ).

Partisi Swap adalah partisi yang disiapkan untuk membantu memori fisik (RAM) dalam menyimpan informasi apabila memori tersebut sudah tidak mencukupi lagi.

Sedangkan partisi root atau partisi utama adalah partisi tempat menyimpan sistem utama dan direktori linux

Struktur direktori linux adalah:

Gambar 1.2.7. Membuat Partisi Baru

Gambar 1.2.8. Membuat Partisi Primary

Page 10: Instalasi depdiknux

16. Masukkan ukuran partisi swap yang diinginkan (rumus yang digunakan adalah 2 x kapasitas memori komputer, misal memori kita adalah 256 Mb, maka besar partisi swap adalah 2 x 256 Mb = 512 Mb) dalam satuan Mb.

10Gambar 1.2.9. Menentukan Ukuran Partisi

Page 11: Instalasi depdiknux

17. Setelah partisi linux pertama kita telah atur, maka pilih menu [Type] pada bagian command untuk mengatur tipe partisi.

18. Maka akan tampil menu pilihan berbagai jenis filesystem. Untuk partisi ini, kita ketik angka 82 (Linux Swap / Solaris) pada isian : Enter Filesystem type:

11

Gambar 1.2.10. Menambahkan Partisi

Gambar 1.2.11. Memilih tipe partisi

Gambar 1.2.12. Memilih Jenis Partisi

Page 12: Instalasi depdiknux

19. Setelah itu, maka cfdisk akan kembali ke menu awal yang telah menampilkan 1 partisi yang telah kita buat.

20. Arahkan kursor kita pada partisi yang kosong untuk membuat partisi berikutnya dan pilih menu [New].

21. Kemudian pilih Primary partition.

12

Gambar 1.2.13. Tampilan Setelah Partisi swap Selesai Dibuat

Gambar 1.2.14. Membuat Partisi Kedua

Page 13: Instalasi depdiknux

22. Tekan tombol Enter untuk menggunakan seluruh kapasitas hard disk yang tersisa.

23. Bila kita telah kembali ke menu utama, pilih menu [Type] pada bagian command untuk mengatur filetype.

24. Kemudian, ketik nomor 83 (Linux) pada isian : Enter Filesystem type:

25. Apabila seluruh langkah Mempartisi telah selesai kita lakukan, maka tampilan di layar akan seperti berikut:

13

Gambar 1.2.15. Memasukkan Nilai Partisi Kedua

Gambar 1.2.17. Tampilan Setelah Partisi

Kedua Selesai Dibuat

Gambar 1.2.16. Memilih Jenis Partisi

Page 14: Instalasi depdiknux

26. Untuk menyimpan seluruh partisi, pilih menu [Write] dengan cara menyorot menu tersebut dan menekan tombol ENTER.

27. Selanjutnya akan muncul pertanyaan : Are you sure you want write the partition table to disk ? (yes or no): pada bagian ini, ketiklah yes.

28. Setelah itu, maka partisi yang tadi telah kita atur akan dituliskan pada hard disk. Untuk keluar dari aplikasi cfdisk, silakan pilih menu [Quit] dan kita kembali akan pada menu utama instalasi.

14

Gambar 1.2.18. Menuliskan Tabel Partisi ke Harddisk

Gambar 1.2.19. Konfirmasi Penulisan

Gambar 1.2.20. Keluar dari Program cfdisk

Page 15: Instalasi depdiknux

29. Sekarang kita akan mulai untuk membuat konfigurasi sistem. Pilih menu Konfigurasi (Membuat konfigurasi baru).

30. Setelah itu, kita akan memilih partisi yang akan diinstall DEPDIKnux. Caranya, pilih partisi untuk menginstall DEPDIKnux dengan mengarahkan pada partisi yang diinginkan dan menekan tombol SPASI pada keyboard.

31. Pilih <Next>, lalu tekan ENTER

32. Kita akan menjumpai jendela pemilihan tipe sistem yang secara otomatis diarahkan pada System Debian, karena DEPDIKnux merupakan turunan dari Debian. Pilih <Next>, lalu tekan ENTER.

33. Langkah selanjutnya adalah menentukan tipe filesystem. Pada layar akan diperlihatkan 3 jenis filesystem yang dapat digunakan, yaitu ext3, reiserfs

15

Gambar 1.2.21. Membuat Konfigurasi untuk Instalasi DEPDIKnux

Gambar 1.2.23. Memilih Tipe Sistem

Gambar 1.2.22. Memilih Partisi untuk Instalasi

Page 16: Instalasi depdiknux

dan jfs. Dalam instalasi DEPDIKnux ini, kita menggunakan filesystem ext3. Tekan tombol SPASI pada menu ext3, sehingga muncul tanda silang [x]. Pilih <Next>, kemudian tekan ENTER.

16

Catatan:File sistem merupakan bagian yang digunakan untuk menyimpan file di dalam media fisik (harddisk, floppy) dengan tetap. Contoh dari filesistem di Linux adalah ext3, ReiserFS, JFS, dan lain-lain.

ext3 adalah filesystem ext2 versi journal, memiliki journal metadata untuk pemulihan sistem yang cepat dan juga beberapa tambahan modus journal seperti journal data terstruktur dan data penuh. ext3 adalah filesystem yang sangat bagus dan dapat dihandalkan. Filesystem ini memiliki opsi "hashed b-tree indexing" tambahan yang menghasilkan performa yang tinggi di hampir semua situasi.

ReiserFS adalah filesystem memiliki performa keseluruhan yang bagus dan performanya melebihi ext2 dan ext3 pada saat menangani file kecil (file yang besarnya kurang dari 4k).

JFS adalah filesystem journal dengan performa tinggi dari IBM.

Gambar 1.2.24. Memilih Jenis File System

Page 17: Instalasi depdiknux

34. Selanjutnya, masukkan password root (administrator). Pilih <Next> lalu tekan tombol ENTER.

35. Sesaat kemudian, kita diharuskan untuk memasukkan password sekali lagi. Jika kita yakin bahwa password yang diketik sudah benar, pilih Next lalu tekan tombol ENTER.

17

Catatan:Ada dua macam jenis user pada linux

1. user sebagai root (adminstrator), kita akan mendaatkan hak akses tak terbatas pada sistem operasi linux.

2. user sebagai non root atau user biasa, adalah akun umum yang dapat dibuat oleh siapa saja setelah proses instalasi ini selesai.

Gambar 1.2.25. Memasukkan Password Root

Gambar 1.2.26. Memasukkan Ulang Password Root

Page 18: Instalasi depdiknux

36. Langkah berikutnya adalah memasukkan nama host atau nama komputer. Kita bebas memberi nama host dengan syarat tidak menggunakan spasi, tanda baca, dan huruf kapital (huruf besar). Misalnya, depdiknux. Pilih <Next>, tekan lalu ENTER.

37. Pada tahap akhir bagian konfigurasi adalah menentukan lokasi instalasi boot loader (grub). Pada menu ini, pilihlah mbr atau master boot record. Selanjutnya silakan tekan tombol ENTER.

38. Jika langkah di atas telah selesai dilaksanakan, maka kita akan kembali ke menu utama

39. Kita masuk ke menu Mulai (memulai instalasi), dengan menekan SPASI, lalu ENTER.

18

Gambar 1.2.27. Memasukkan Nama Host

Gambar 1.2.28. Memilih Lokasi Boot Loader

Page 19: Instalasi depdiknux

40. Kemudian akan tampil layar konfirmasi instalasi yang menampilkan konfigurasi yang telah kita atur sebelumnya. Bila sudah sesuai dengan yang diinginkan, pilih <Yes> lalu tekan ENTER.

19

Gambar 1.2.29. Memulai Instalasi

Page 20: Instalasi depdiknux

41. Akhirnya kita sampai pada tampilan proses instalasi DEPDIKnux. Proses ini akan berlangsung cukup lama, tergantung pada spesifikasi komputer.

42. Apabila proses instalasi telah selesai, maka akan muncul pesan seperti di bawah ini. Kita tinggal menekan tombol ENTER untuk melanjutkan

43. Sistem akan melakukan reboot. Keluarkan CD instalasi dari Drive CDROM lalu tekan tombol ENTER

44. Tunggulah hingga sistem memperlihatkan tampilan untuk login45. Isikan nama user dan password pada isian login, sesuai dengan nama user

dan password yang kita berikan saat instalasi tadi 46. Apabila sistem telah menampilkan prompt dengan nama host sesuai isian

saat instalasi tadi seperti: root@depdiknux:# berarti kita telah berhasil melakukan instalasi DEPDIKnux

20

Gambar 1.2.30. Pengecekan Ulang Konfigurasi

Gambar 1.2.31. Proses Pemformatan Harddisk

Gambar 1.2.32. Proses Penyalinan File

Gambar 1.2.33. Pesan Keberhasilan Instalasi

Page 21: Instalasi depdiknux

47. Kita dapat menggunakan perintah poweroff atau init 0 untuk mematikan sistem

21