INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA...

60
1 MPA 10/375 / 2017 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasah MAN 2 PROBOLINGGO Galakkan Gerakan Nol Sampah Kertas

Transcript of INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA...

Page 1: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

1MPA 10/375 / 2017

INSPIRASI

NO

. 10/

375

/ 201

7 / T

H. X

XX

XII

Memindahkan Tradisi Pesantrenke Madrasah

MAN 2 PROBOLINGGO

Galakkan GerakanNol Sampah Kertas

Page 2: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

2 MPA 10/375 / 2017

KAKANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR

H. SYAMSUL BAHRI

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

MENGUCAPKAN SELAMAT

HUT KE-46 KORPRITA H U N 2 0 1 7

"46 TAHUN KORPRI, KERJA BERSAMA, SETIA SEPANJANG MASA"

Page 3: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

3MPA 10/375 / 2017

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI JAWA TIMUR

MPA 10/375 / 2017

PENANGGUNG JAWAB:Drs. H. Syamsul Bahri, M. Pd.I

REDAKTUR:Drs. H. Moch Amin Mahfud, M. Pd.I

H. Ramin Abd. WahidH. Abd. Hadi AR

H. Athor SubrotoH. Hartoyo

H. Ahmad Husein ARMahsun Zain, S.Ag, M.Si

PENYUNTING/EDITOR:Choirul Mustofa

SupriantoM. Hisyam

Syahriel MohiSolmisah

DESAIN GRAFIS:Muhammad Munib

M. Tajuddin NurcholisNuris Setiahadi

M. Muflin

FOTOGRAFER: Isnawati

Bagus BudimanRizki Diani

KORESPONDEN:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

ALAMAT REDAKSI:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

DITERBITKAN OLEH:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Mendidik anak, terutama generasi milenial, ternyata memang tak gampang. Apalagi di era kekinian yang ditandai dengan kian pesatnya perkembangan teknologi komunkasi-informasi.

Betapapun juga dampak buruk dari teknologi tersebut, sedikit-banyak akan mempengaruhi pola pikir dan pola hidup mereka. Lantas, bagaimana cara yang paling tepat dalam membentuk keluarga sakinah di era seperti ini? Bagaimana pula solusinya jika anak sudah terlanjur terkena dampak buruk – semisal narkoba?

Menurut Dra. Hj. Wahidah Zein BR Siregar, MA, Ph.D, perubahan sosial dan teknologi informasi yang cepat, akan kerap membuat keutuhan rumah tangga menjadi retak. Seorang istri sudah terbiasa berangkat pagi ketika masih segar dan pulang sudah dalam kondisi letih. “Sebagai akibatnya, pelayanan terhadap suami dan anak-anak akan jauh berkurang,” tutur dosen Fak. Dakwah dan Ilmu Komunikasi UINSA Surabaya ini.

Sementara Dr. Hazniah Hasan. M,Si lebih menyoroti dari sisi pentingnya institusi sebuah keluarga. Sebab dalam keluargalah seseorang belajar mengenal Islam sejak dini. Membina rumah tangga itu membutuhkan kesabaran hingga memerlukan trik-trik khusus untuk merawatnya. “Membina keluarga itu membutuhkan kesadaran bersama. Terutama dalam membimbing anak, agar mereka tetap saling mendukung di dalam tafaqquh fiddin,” ujar Kabag Pemb. Keluarga dan Kewanitaan Masjid Al-Akbar Surabaya ini.

Dra. Hj. Lailatul Arofah, M.H menyoroti dari segi perbedaan tantangan antara keluarga zaman dulu dengan keluarga di era milenial. Dimana saat ini telah terjadi degradasi keikhlasan orangtua dalam mendidik dan merawat anak. Dalam era semacam ini, menciptakan sebuah keharmonisan keluarga menjadi tantangan tersendiri. “Namun bagaimanapun juga, kita harus tetap menjaga keharmonisan rumah tangga agar suasana keluarga tetap damai dan penuh cinta,” ujar Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini menegaskan.

Sedangkan Dra. Syariah Zaidun menyarankan, agar seorang istri itu harus mempunyai strategi khusus untuk menyenangkan hati suami. Dalam menyambut suami, seorang istri tentu harus bersikap ramah, penuh perhatian dan tanggap apa yang dibutuhkan suami. Begitupun dalam membina dan mendidik anak-anak. “Saya ingin full service untuk suami dan anak. Saya bangga karena dapat mendampingi suami hingga menjadi profesor, serta mengantarkan anak-anak hingga S2,” kata Penasehat Wanita Islam Jawa Timur ini berterus terang.

Pembaca setia, hasil wawancara lengkap dari liputan tersebut, bisa Anda simak di rubrik Lensa Utama edisi ini. Sementara rubrik-rubrik kesayangan Anda lainnya, hadir seperti biasanya. Selamat Membaca!

Teropong ------------------------------- 4Lensa Utama --------------------------- 5Lensa Khusus --------------------------- 17Agama ---------------------------------- 22Khotbah -------------------------------- 28Ta’aruf ---------------------------------- 30Bilik Santri ----------------------------- 32Serambi Madrasah --------------------- 34

Edukasi --------------------------------- 36Inspirasi --------------------------------- 43Selasar ----------------------------------- 44Syifa ------------------------------------ 46Keluarga -------------------------------- 48Lintas Peristiwa ------------------------ 49Annisa’ --------------------------------- 57Dunia Islam ---------------------------- 57

Page 4: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

4 MPA 10/375 / 2017

Sungguh Besar Jasa IbuPeranannya dalam Perjuangan Kemerdekaan

Setiap tahun, dalam bulan Desember tepatnya tiap tanggal 22 bulan kedua belas, diperingati hari Ibu. Peringatan ini untuk menghargai jasa semua para ibu, baik dalam

rumah tangga maupun dalam kegiatan mereka di luar rumah. Pada mulanya penghargaan itu diberikan kepada para ibu yang tergabung dalam organisasi kewanitaan. Betapa sibuknya para ibu melaksanakan tugas-tugas keluarga di rumah, masih juga menyisihkan tenaga dan waktunya untuk beraktivitas dalam kegiatan sosial dan organisasi. Mereka masih menyempatkan diri beraktivitas melalui organisasi wanitanya demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negaranya. Perjuangan mereka dalam menggapai kemerdekaan Republik Indonesia pun tidak boleh dipandang sebelah mata.

Sekarang banyak kaum perempuan yang giat ikut bekerja di luar rumah mencari nafka, membantu ekonomi keluarga. Situasi yang mendorongnya seperti itu. Berbagai bidang kehidupanpun dimasuki, mulai bidang kewanitaan dan kesejahteraan keluarga, hingga bidang ekonomi, dan politik. Apalagi bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, paling banyak kaum perempuan yang menggeluti. Bahkan ada tuntutan partisipasi kaum perempuan itu minimal 20 persen dalam bidang-bidang tertentu, seperti anggota legislatif.

Aktivitas kaum perempuan di luar rumah tidak mengurangi tugas-tugasnya dalam rumah tangga. Baik tugas melayani suami maupun mendidik anak-anaknya. Sering terjadi dilema antara karir dengan kepentingan keluarga. Mengingat beratnya tugas kaum perempuan tersebut, patut kita apresiasi jasa-jasa para ibu dalam rumah tangga maupun kegiatan sosial dan lain-lainnya.

Begitu besar tugas, kewajiban dan jasa para ibu, sehingga ketika Nabi saw ditanya seseorang, “Kepada siapa ia harus berbakti?”. Dijawab oleh Rasulullah saw, “Ibumu.”. Orang itu bertanya lagi, dijawab, “Ibumu.”. Sampai tiga kali dengan pertanyaan yang sama, tetap dijawab, “Ibumu.”. Baru yang keempat kalinya dengan pertanyaan yang sama, Nabi saw menjawab, “Bapakmu.”. Jawaban Nabi tersebut menunjukkan bahwa anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama kepada ibunya.

Dalam al-Qur’an, surat Luqman (31), ayat 14 dijelaskan betapa beratnya seorang ibu ketika ia mengandung bayinya dan manyusuinya. Sehingga sangat ditekankan agar seorang anak berbakti kepada yang pertama ibunya, berikutnya ayahnya.

Surat hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, diterangkan bahwa ada seseorang datang kepada Nabi Muhammad saw. Ia berbaiat setia kepada Nabi. Ia juga

menyatakan niatnya untuk mengikuti jihad fi sabilillah bersama Nabi dari sahabat lainnya. Tapi ia mempunyai seorang ibu yang menangis ketika dipamiti bahwa ia akan ikut berperang bersama Nabi. Ketika Nabi saw mendengar kisah orang tersebut Nabi Muhammad saw bersabda, “Kembalillah kamu kepada kedua orang tuamu. Buatlah orang tuamu tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.”. Dan Nabi tidak mengizinkan pemuda itu ikut berjihad, bila ia mempunyai kewajiban untuk menjaga, merawat, dan memberi nafkah kedua orang tuanya yang sudah udzur.

Begitu pentingnya peranan para ibu dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal pendidikan anak-anak. Maka keinginan seseorang calon bapak agar memiliki anak-anak yang sholih dan sholihat dimulai dengan pemilihan calon isteri yang baik. Sebab terletak dipundak para ibulah terbentuknya anak-anak yang berhasil pendidikan dan berakhlak mulia.

Tidak ringan tugas dan amanah yang diterima oleh seorang ibu, terutama dalam hal pendidikan anak-anak Pada saat anak-anak tersebut sudah diserahkan di sekolah atau madrasah, orang tua khususnya ibu harus tetap memperhatikan model dan hasil pendidikan yang diterima anaknya. Perlu diketahui bahwa yang diperlukan anak-anak pada awal pertumbuhannya adalah pendidikan al-Qur’an dan akhlak. Selanjutnya diperkaya dengan pendidikan tauhid dan syar’i. Dalam hal pendidikan akhlak, pembentukan sikap dan karakter anak sangat penting. Ketika ada berada dalam fase pertumbuhan fisik maupun mental, pembentukan sifat, sikap dan tabiat perlu diperhatikan. Bila dididik dengan keras dan disiplin kaku, sangat dimungkinkan sifat dan sikap anak nanti menjadi keras hatinya dan kasar. Bila sikap ibu terlalu lunak anak akan menjadi manja dan tidak disiplin dalam menjalankan kewajibannya, termasuk kewajiban beribadah.

Sikap yang tepat dari orang tua terutama ibu adalah sifat dan sikap wasathi (pertengahan) antara disiplin dengan lembut dan penuh perhatian. Nabi membimbing kita agar anak dilatih disiplin terutama dalam menjalankan ibadah dan hukum agama. Teladan dari kedua orang tuanya sangat penting, dibarengi dengan sikap tegas bila anak sudah berumur tujuh tahun harus diajak berdisiplin mendirikan sholat dan bila anak sudah beranjak besar, lebih meningkat lagi disiplinnya. Bila umur sepuluh harus dipaksa dan diberi sanksi. Semoga para ibu berhasil dalam melaksanakan amanat dalam tugas-tugas keluarga, dan sejalan dengan tuntutan zaman para ibu juga mampu meningkatkan karir sesuai dengan fitrah dan kodratnya •Raw.

“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya (dari susuan)dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada orang tuamu. Hanya kepada Ku kamu kembali”.

Q.S. Luqman (31) : 14

TEROPONG

Page 5: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

5MPA 10/375 / 2017

Meskipun keluarga merupakan unit terkecil yang membentuk masyarakat, namun keberadannya sangat pentingdalam kemaslahatan hidup manusia. Tak satupun manusia di muka bumi ini yang terlahir tanpa campur tangan keluarga.

Oleh karenanya, setiap keluarga wajib mempertahankan keutuhan keluarganya. “Ciptakan sebuah keluargayang sakinah mawaddah warahmah,” tutur Dra. Hj. Wahidah Zein BR Siregar, MA, Ph.D.

Baiti JannatiMenjadikan Rumah Tempat Berpulang

Namun demikian, dosen Fak. Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan, bahwa membentuk keutuhan sebuah

keluarga itu tak gampang. Apalagi pada saat ini dimana perubahan teknologi komunikasi dan informasi bergerak dengan begitu cepatnya. “Perubahan sosial dan teknologi informasi yang cepat, akan kerap membuat keutuhan rumah tangga menjadi retak,” tukasnya serius.

Hal-hal yang menggangu keutuhan keluarga, lanjutnya, kini semakin bervariasi dan bersifat multidimensi. Soal volume kendaraan yang jumlahnya terus meningkat saja, sudah menjadi hambatan tersendiri bagi keutuhan rumah tangga. “Lha bayangkan, dulu perjalanan dari rumah ke kantor cukup ditempuh dengan waktu setengah jam. Karena jumlah kendaraannya makin banyak, kini membutuhkan waktu satu setengah jam,” ungkapnya. “Ini kan membuat waktu bersama keluarga semakin berkurang. Belum lagi soal capeknya.. yang mengakibatkan komunikasi dengan keluarga makin tak berkualitas,” paparnya.

Persoalan lainnya, adalah berupa tingkat daya beli ekonomi keluarga. Ini utamanya bagi kondisi ekonominya yang kurang stabil. Sebab keluarga yang penghasilannya tidak tetap, di era seperti ini akan sulit untuk mengalokasikan keuangan rumah tangganya. “Ini bisa jadi persoalan serius bagi rumah tangga.

Karena faktor ekonomi mau tak mau sudah menjadi prasyarat guna menjaga keutuhan keluarga,” tegasnya.

Untuk mengejar kebutuhan ekonomi tersebut, pasangan suami-istri lantas bekerja dua-duanya diluar rumah. Maka secara otomatis kesibukan keduanyapun mengalami peningkatan. Seorang istri sudah terbiasa berangkat pagi ketika masih segar dan pulang sudah dalam kondisi letih. Sebagai akibatnya, pelayanan terhadap suami dan anak-anak akan jauh berkurang. Dengan begitu dalam melayani keluarga tentu kurang optimal. “Nah, dari sinilah mulai terjadi adanya perdebatan. Repotnya lagi, kalau keduanya saling menuntut ingin dihargai,” ujarnya. “Ujung-ujungnya bisa berakhir di meja perceraian. Ini yang fatal,” ulasnya menambahkan.

Perceraian adalah satu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Namun demikian, jumlah perceraian di Indonesia jumlahnya terus semakin meninggi. Mengenai faktor penyebabnya, sangat kompleks sekali. Yang pasti, kini seorang suami kian banyak bergaul dengan teman sekantor. Begitupun sang istri yang jumlah rekan kerja pria jumlahnya juga terus bertambah. “Makanya, faktor agama harus jadi pondasi bagi setiap keluarga,” tandasnya. “Di era milenium yang serba kompleks ini, kita wajib erat-erat memegang ayat quu anfusakum wa ahlikum naaro; jagalah dirimu dan keluargamu dari bara api neraka,” katanya mengingatkan.

Page 6: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

6 MPA 10/375 / 2017

Intinya, bagaimana setiap

keluarga itu menjadikan

rumahhnya ‘baiti jannatii’

(rumahku adalah surgaku).

Apapun aktivitasnya, tujuan

berpulangnya adalah tetap

rumah. Mau capek atau

tidak, tetap tujuannya

berpulang ke rumah. “Maka

ciptakanlah suasana rumah

yang indah, penuh dengan

kasih sayang, perhatian dan

ketenangan.

Dra. Hj. Wahidah Zein BR Siregar, MA, Ph.D

Dra. Hj. WahidahZein BR Siregar, MA, Ph.D

Dosen Fak. Dakwah dan Ilmu KomunikasiUINSA Surabaya.

Dosen Fak. Dakwah dan Ilmu KomunikasiUINSA Surabaya.Belum lagi dengan perkembangan

media sosial, yang secara nyata mende -katkan orang yang jauh dan menjauhkan orang yang dekat. Faktor kecil semacam ini tak bisa diremehkan oleh setiap keluarga. “Ketika suami-istri sudah sama-sama sibuk berkomunikasi dengan rekan kantornya masing-masing via gadget, tentu ini akan sangat mempengaruhi kondisi anak-anak,” jelasnya. “Apalagi kalau keduanya sering kelihatan saling tuding dan saling menyalahkan, pendi dikan anak-anak di rumah pasti akan terbengkalai dan terkorbankan,” ucapnya menandaskan.

Padahal ajaran Islam sudah mene-kan kan, bahwa orangtualah yang jadi faktor utama apakah anak-anaknya akan berkembang menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Hadits ini hendaknya menjadi pengingat bagi orangtua, sehingga mereka tidak abai dalam membina dan mendidik putra-putrinya. “Banyak sekali ayat-ayat dan Hadits yang memberi tuntunan bagaimana membimbing keluarga dan mendidik anak dengan baik dan benar,” tuturnya.

Dalam sebuah Hadits yang

diriwayatkan Abu Daud, Rasulullah SAW berwasiat agar kita memerintahkan anak-anak untuk melakukan shalat ketika usianya sudah menginjak 7 tahun dan “memukul”nya di saat usianya sudah 10 tahun. Di saat-saat usia itu bahkan beliau memerintahkan pula untuk memi sahkan tempat tidurnya. “Hadits ini harus diterapkan dalam keluarga. Jangan sampai karena ketidaktahuan kita lantas meremehkannya, dan akhirnya berdampak tidak baik bagi mereka,” jelasnya.

Wanita yang pernah menempuh pendidikan S2 di ‘The Flinders University Of South Australia; konsentrasi Women’s Studies ini mengingatkan, agar kita selalu berupaya menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Sakinah berarti ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan. Sedangkan mawaddah memiliki arti cinta, harapan, maupun saling menguatkan. Sementara rahmah adalah berarti kasih sayang.

Keluarga sakinah, lanjutnya, adalah merupakan sebuah rumah tangga yang tenang, damai, dan bahagia. Oleh karenanya, orang yang belum menikah itu selalu resah dan risau. Kejiwaannya selalu labil karena selalu mengira-ngira siapa yang bakal menjadi jodohnya. Namun bagi yang sudah menikah, mereka tenang karena sudah pasti siapa jodoh yang selama ini ditunggunya tersebut. “Inilah yang selalu dicita-citakan manusia; tenang, tenteram, damai dan bahagia,” ujarnya.

Intinya, bagaimana setiap keluarga itu menjadikan rumahhnya ‘baiti jannatii’ (rumahku adalah surgaku). Apapun aktivitasnya, tujuan berpulangnya adalah tetap rumah. Mau capek atau tidak, tetap tujuannya berpulang ke rumah. “Maka ciptakanlah suasana rumah yang indah, penuh dengan kasih sayang, perhatian dan ketenangan,” pesannya singkat.

Wanita yang juga menyelesaikan S3nya di negara yang sama ini mengatakan, bahwa “profesi” sebagai ibu rumah tangga itu sangatlah penting. Menjadi seorang istri yang mempunyai banyak waktu untuk memberikan perhatian dan tanggap yang dibutuhkan suami, adalah merupakan suatu anugerah yang agung dan mulia. Begitupun kepada anak-anak, dirinya akan menjadi danau penyejuk bagi anaknya yang berpulang ke rumah

dengan membawa beban. “Inilah yang membuat anak menjadi betah di rumah bersama keluarga,” terangnya.

Ketika ditanya soal gender, wanita yang juga dosen program Pascasarjana UINSA ini mengatakan, bahwa gen-der merupakan peran sosial yang diberi kan masyarakat kepada laki-laki dan perempuan. Secara umum, peran perempuan kerap dipandang lebih rendah ketimbang laki-laki. Di sisi lain, agama juga menyerukan pencari nafkah itu adalah laki-laki.

Namun demikian, sambung ibu tiga anak ini, bukan berarti kedudukan pencari nafkah itu lebih rendah daripada pengelola nafkah yakni perempuan. Nafkah yang berupa uang tersebut jika tidak dikelola dengan baik, maka tidak akan memberi manfaat apapun bagi keluarga dan kehidupannya. “Sebanyak apapun uang yang didapatkan, kalau tidak ada yang mengelola tentu tidak

Page 7: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

7MPA 10/375 / 2017

akan menghasilkan apa-apa. Sebab uang itu tidak bisa berbicara sendiri,” tukasnya bernada kelakar.

Kalau seorang istri bisa mengelola nafkah dengan baik, penuh tanggung jawab dan amanah, maka seorang suami seyogjanya tidak memandang istri dengan sebelah mata. Karena seorang istri itu akan merasa bahagia, apabila dirinya dihormati dan dihargai oleh sang suami. “Sebagaimana sabda Rasulullah, bahwa sebaik-baik kalian adalah yang sikapnya paling baik terhadap istrinya,” ungkapnya menyititr sebuah Hadits.

Namun sebaliknya, peran gender juga bukan untuk digunakan mengalahkan peran laki-laki. Sebagai perempuan, sesungguhnya dirinya ingin dihormati lelaki dan dihargai pula usahanya sehingga potensi bersama dapat dikembangkan. “Istri itu merupakan patner suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Istri juga merupakan sahabat dekat suami, sehingga jika terjadi permasalahan akan dimusyawarahkan bersama,” ujarnya.

Dalam Islam, tutur Dr. Hazniah Hasan. M,Si, keluarga memiliki arti yang cukup penting. Dalam keluargalah seseorang belajar mengenal Islam sejak dini. Oleh karena itu, membina rumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah, melainkan membutuhkan kesabaran

hingga memerlukan trik-trik khusus untuk merawatnya.

Membina keluarga, sambungnya, membutuhkan kesadaran bersama dari seluruh anggotanya. Ini dalam segala hal, termasuk membimbing anak agar mereka tetap saling mendukung di dalam tafaqquh fiddin. “Sebab bagaimanapun juga, kalau mau meng-hayati dan menga malkan agama, pasti itu akan bisa memfilter beragam problematika yang kini bentuknya semakin canggih,” tandasnya.

Menurut Kepala Bagian Pembinaan Keluarga dan Kewanitaan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini, dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju hendaknya diambil dari sisi positifnya saja. Kita harus sanggup mencegah keluarga dari dam-pak negatif media.

Apalagi keberadaan media sosial saat ini sangat mengganggu ketahanan keluarga, Banyak ibu rumah tangga yang asyik dengan medsosnya, sehingga tugas dan tanggung jawabnya ter-bengkalai. Begitupun bapak, dimana kurang perhatian terhadap anak

Istri itu merupakan

patner suami dalam

mengarungi bahtera

rumah tangga. Istri juga

merupakan sahabat

dekat suami, sehingga

jika terjadi permasalahan

akan dimusyawarahkan

bersama.

Dr. Hazniah Hasan. M,Si

Dr. Hazniah Hasan. M,Si

Kabag Pemb. Keluarga dan KewanitaanMasjid Al-Akbar Surabaya.

Kabag Pemb. Keluarga dan KewanitaanMasjid Al-Akbar Surabaya.

maupun istrinya. “Bahkan tak jarang beberapa orang selingkuh secara diam-diam dengan menggunakan medsos,” tukasnya serius.

Namun demikian, Konsultan ke-luarga sakinah ini mengingatkan, agar medsos tak dikambinghitamkan. Sebab tak bisa dipungkiri, bahwa medsos itu merupakan fasilitas dan media yang berfungsi untuk mempermudah urusan manusia. “Memang ada perbedaan yang sangat tajam merawat keluarga pada zaman dulu dibandingkan dengan masa sekarang,” imbuhnya.

Dulu kesadaran menjaga rumah tangga betul-betul dibina sebelum me-reka menikah. Tapi saat ini sedikit sekali orangtua yang memperhatikan hal tersebut. Sehingga celah yang merusak ketahanan keluarga, kini semakin ter buka lebar. Kesibukan masing-masing anggota keluarga yang begitu kompleks, akan dapat mengurangi ke-har monisan keluarga.

Anggota keluarga di waktu dulu, mereka sudah terbiasa untuk mela-kukan ibadah secara bersama-sama. Berbagai urusan rumah tangga juga dikerjakan bersama pula. Namun pada saat ini, setiap anggota keluarga sudah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri. Bayangkan, di ruang dan waktu yang samapun kesibukannya tetap berbeda. Ibu menonton film Korea, ayah ber selancar menggunakan internet, anak pun sibuk bermain game. “Lantas, kapan mereka bisa bertemu? Makanpun kadang-kadang hanya diambil dari meja makan dan mencari tempat masing-masing,” keluhnya.

Wanita yang pernah menjabat Kasi Bimbingan Ahklak bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini menyatakan, bahwa dulu komunikasi masing-masing anggota keluarga sangat kental dan penuh ke hangatan. Namun pada saat ini, kalau tidak diadakan pertemuan keluarga secara khusus mereka sulit

Page 8: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

8 MPA 10/375 / 2017

sekali bertemu untuk meraih kembali keharmonisan keluarga.

Fatalnya lagi, ketika sama-sama berada di sebuah mobil merekapun masih tetap tidak berkomunikasi. Sementara gangguan dari luar cukup beragam sekali. Mulai dari saling curhat antar lawan jenis, hingga ke ajakan dan rayuan yang menuju ke sebuah pergaulan bebas. “Nah, pengaruh dari pergaulan bebas inilah yang sering menjadi penyebab retaknya sebuah rumah tangga,” tegasnya. “Inilah yang menjadi pemicu komunikasi keluarga menjadi kurang baik. Dan pada akhirnya menjurus pada perselingkuhan, se-hingga keutuhan keluarga yang jadi taruhan,” paparnya.

Apalagi kini perselingkuhan tak dianggap sebagai barang tabu lagi di masyarakat. Bahkan ia sudah menjadi sebuah tren yang diciptakan masyarakat tertentu. “Jadi klop sudah.. kondisi media sosial yang semakin bebas, dan ditambah lagi dengan lemahnya social control di masyarakat,” tukasnya. “Ini yang kian memperkeruh suasana keluarga. Apalagi kini masyarakat cenderung membiarkan jika ada oknum yang melanggar norma-norma kesusilaan,” tambahnya menegaskan.

Melemahnya kontrol sosial tersebut, ulasnya, tentu semakin menyu litkan dalam mendidik anak karena harus jeli dalam memilih dan memilah lingkungan yang baik. Dalam upaya mendidik anak, ada sembilan tahapan yang harus dilalui; prenatal, masa bayi, masa usia dini, masa pra sekolah, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa awal, dewasa madya dan masa dewasa ahkir. “Sembilan tahap ini merupakan tanggung jawab orangtua untuk anak, dan meru pakan amanat dari Allah kepada orangtua,” tuturnya.

Dari sembilan tahapan tersebut, yang paling menentukan adalah masa prenatal. Dalam tahapan in, harus dimulai sejak ketika memilih

bukan hanya berkata saja melainkan ada upaya learning by doing,” jelasnya.

Namun ketika anak sudah terlanjur terpengaruh oleh hal-hal yang negatif, maka peranan, perhatian, serta kasih sayang keluarga harus dobel. Janganlah ketika melihat anak berbuat salah, orangtua justru kian membenci dan bahkan memusuhi anak. Sebab sikap yang semacam itu justru membuat anak kian menjauh dan menghilang. “Jadi solusinya harus dirangkul dan dilakukan usaha preventif,” tuturnya bersemangat.

Sebagai orangtua, tutur motivator keluarga sakinah ini, hendaknya senantaisa berupaya untuk menjadikan rumah itu sebagai surga. Dengan begitu anak-anak akan merasa nyaman saat berada di rumah. Sebab kalau anak-anak lebih banyak berada di luar rumah, belum tentu mereka mendapatkan teman yang menguntungkan. Bisa jadi, teman yang diperoleh di luar itu justru dapat mempengaruhi kepribadiannya ke arah negatif. “Ketika anak nyaman di rumah, orangtua dituntut untuk dapat menjadi teman bagi mereka, sehingga tidak ada jarak antara orangtua dengan anak,” harapnya.

Dalam menumbuhkembangkan anak, tak bisa dilepaskan dari pentingnya faktor pendidikan. Dan pendidikan yang baik, adalah sebuah pendidikan yang terintegrasi. Bukan semata pendidikan yang hanya mengarah pada knowledge, tetapi juga pendidikan yang mengarah kepada pertumbuhan kepribadian secara totalitas. Mulai dari aspek spiritual, fisik, maupun mental dan intelektual. “Pendidikan kepada anak itu berupa tarbiyatul aqliyah, tarbiyatul jasmaniah, dan tarbiyatul adabiyah. Namun model yang paling cocok, adalah integrated dan secara berkesinambungan,” tegasnya.

Dirinya berpesan, agar masyarakat tidak menganggap remeh persoalan keluarga tersebut. Jikapun belum menikah, maka perlu kiranya membekali diri dengan beberapa pengetahuan seperti psikologi perkawinan, bagai-mana memenej keluarga, kesehatan reproduksi, hingga prosedur yang harus dia lewati. “Nah, jika sudah menikah maka harus tetap ingat bahwa keluarga adalah amanah Tuhan yang perlu dijaga bersama,” pungkasnya. •Solmisah

pasangan hidup. Selektivitas benar-benar menjadi prasyarat utama dalam mencari jodoh ini. “Yang terpenting, lihatlah dari sisi agamanya. Jadi, jangan sampai tergesa-gesa.. karena ini mempengaruhi tahapan berikutnya,” katanya memberikan saran. “Kalau orangtua sudah mengantarkan anak-nya menemukan jodoh yang baik, berarti dia sudah melakukan estafet amanah dari Allah kepada orangtua dan orangtua kepada anaknya,” tambahnya.

Wanita yang pernah mengasuh rubrik ‘Keluarga’ majalah MPA ini melanjutkan, pada tahapan selajutnya yakni hubungan suami-istri hendaknya dibangun dengan suasana Islami – semisal dengan berwudhu dan berdoa. Selama pada masa kandungan, juga harus diberikan suplemen gizi, sumplemen aqidah, spiritual emosi, sikap sosial, intelektual, dan seterusnya.

Janin yang hidup dalam kandungan seorang ibu yang tenang dan tenteram, maka secara psikologis setiap menitnya tumbuh 2500 sel otak. Untuk itulah, ketika mengandung jangan lupa memberikan asupan gizi yang lengkap, kondisi spiritualnya baik, jiwanya tenang dan seterusnya. “Ini agar tumbuhnya sel otak tak kembali termetabolisme di dalam tubuh,” tukasnya menandaskan.

Saat ditanya tentang bagaiman cara mendidik anak di era milenial, Bunda Hazniah – demikian sapaan karibnya – menyatakan, bahwa banyak sekali tantangan yang dihadapi keluarga di era tersebut. Namun bagaimanapun keadaanya, harus tetap dikembalikan kepada agama. Rasululllah SAW menganjurkan kepada orangtua untuk memulai dari dirinya sendiri. Keteladanan inilah, yang nantinya akan berimbas kepada anak. “Jadi apa yang dilakukan orangtua, pasti akan berdampak kepada anak,” tegasnya.

Dalam surat al-Baqarah ayat 133 dikisahkan, ketika Nabi Ya’qub menjelang ajalnya menanyakan ke anaknya: maa ta’buduna mim ba’di (apa yang kamu sembah setelah aku wafat). Maka dijawab oleh anak-anaknya: na’budu ilahaka wa ilaha abaika (kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu). “Jika kita simak dialog ini, maka kita melihat adanya konsistensi dan istiqamah di dalam menanamkan aqidah kepada anak. Jadi

Page 9: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

9MPA 10/375 / 2017

Pada era milenial, tutur Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini,

diwarnai dengan mahalnya biaya hidup, sulitnya mencari pekerjaan, mahalnya biaya pendidikan, serta sederet persoalan lain yang seolah tak pernah ada habisnya. “Dalam kondisi semacam ini, menciptakan sebuah keharmonisan keluarga menjadi tantangan tersendiri. Namun bagaimanapun juga, kita harus tetap menjaga keharmonisan rumah tangga agar suasana keluarga tetap damai dan penuh cinta,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, kita harus meng-hin dari hal-hal yang dapat merun tuh-kan pondasi-pondasi ketaha nan rumah tangga. Juga berusaha memecahkan setiap permasahalan secara bersama, se-hingga dapat meminimalisir terjadinya per ceraian. “Pengadilan Agama di seluruh

Merawat keutuhan keluarga di era milenial, memang memiliki tantangan yang berbeda dengan era sebelumnya. Dimana saat ini terjadi degradasi keikhlasan orangtua dalam mendidik dan merawat anak. Menurut Dr. Hj. Lailatul Arofah, MH, dengan semakin meningkatnya

permasalahan hidup saat ini menjadikan keikhlasan orangtua dalam mendidik dan merawat anak mengalami penurunan.

Jangan Membiarkan Anak seperti Air MengalirMendidik Generasi Milenial

sehingga orangtua tidak meninggalkan generasi yang lemah,” tuturnya.

Allah SWT telah memberikan peringatan kepada umat Islam melalui surat An-Nisa’ ayat 9 yang artinya; “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”.

Melihat begitu pentingnya peran orangtua dalam menjaga anak, dirinya menyarankan agar tanggung jawab yang besar itu haruslah dipikul bersama-sama antara ibu dan bapak. Jangan sampai karena semakin peliknya tan tangan hidup menjadikan orangtua menga-baikan kebutuhan anak. “Orangtua

Indonesia mencatat, bahwa saat ini angka perceraian semakin tahun kian meningkat. Oleh karenanya, setiap anggota keluarga harus menjaga keutuhan keluarganya,” tu tur wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Pengadilan Agama Kraksaan tersebut.

Menurutnya, jika zaman dahulu orangtua mampu memiliki anak hingga 12 anak, tapi saat ini tentu sangat jarang terjadi. Kalau masa lalu yang diperhitungkan berupa kuantitas atau jumlah anaknya, namun saat ini yang diutamakan adalah kualitas anak. Berkualitas dari segi iman dan taqwa, berkualitas dalam sisi pendidikan, dan kualitas pada ekonominya. Sebagai orangtua tentu bertanggung jawab terhadap hal tersebut, Jangan sampai amanat yang begitu besar disia-siakan. “Saat ini kualitas anaklah yang terpenting,

Page 10: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

10 MPA 10/375 / 2017

pendidkan anak. Sebab anaklah kelak yang mendoakan orangtua, baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal dunia,” jelasnya.

Meletakkan anak pada lingkungan yang baik, lanjutnya, pada dasarnya dapat dianalogikan seperti bibit tanaman. Apabila bibit tersebut ditanam di tanah yang subur, maka bibit itu akan dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang manis. Namun jika bibit yang baik tadi diletakkan di tanah yang tandus, tentu bibit itu tidak bisa bertahan hidup, apalagi untuk tumbuh subur dan berbuah manis. “Peranan orangtua dalam memilih lembaga pendi di kan yang terbaik tentunya sangat menen-tukan masa depan anak,” tutur wanita ramah senyum ini.

Namun demikian, dirinya mengi-ngat kan agar berhati-hati dalam mendi dik generasi milenial ini. Sebab kalau sampai terpengaruh dengan efek buruk dari pesatnya kemajuan teknologi, masa depan yang dicitakan orangtua bagi anaknya bisa menjadi buram. Makanya banyak sekali dari mereka yang saat ini terkena narkoba. “Jika sudah seperti ini, maka orangtua harus secepat mungkin membawanya ke tempat rehablitasi agar bisa dipantau perkembangannya,” ucapnya penuh harap. “Begitupun dengan anak yang ter je rumus ke pergaulan bebas, sebisa mungkin dipisahkan dari pegaulan bebas tersebut,” tuturnya memberikan saran.

Tentu saja, itu semua membutuhkan usaha yang maksimal dari orangtua. Sebisa mungkin orangtua bersungguh-sungguh dalam perbaikan anaknya. Jangan sampai orangtua justru meng-hakimi anak secara sepihak dan membenci anak. Ini tentu akan mem-buat beban anak semakin berat. “Makanya jangan lepas kontrol terhadap anak, sehingga membebaskan mereka pergi kemana saja. Ini sama saja dengan membiarkan anak terjun ke jurang yang curam,” imbuhnya.

Merawat keluarga di era milenial, tutur Dra. Syariah Zaidun, merupakan tantangan tersendiri bagi keluarga Muslim. Pasalnya, tantangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga semakin lengkap. Oleh karenanya, setiap keluarga harus memahami apa hakikat rumah tangga yang digariskan oleh agama Islam.

Jika zaman dahulu orangtua

mampu memiliki anak

hingga 12 anak, tapi saat

ini tentu sangat jarang

terjadi. Kalau masa lalu

yang diperhitungkan berupa

kuantitas atau jumlah

anaknya, namun saat ini

yang diutamakan adalah

kualitas anak. Berkualitas

dari segi iman dan taqwa,

berkualitas dalam sisi

pendidikan, dan kualitas

pada ekonominya. Sebagai

orangtua tentu bertanggung

jawab terhadap hal tersebut,

Jangan sampai amanat yang

begitu besar disia-siakan.

Dr. Hj. Lailatul Arofah, MH

Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur.

seharusnya tak meremehkan kebutuhan anak dengan alasan apapun. Ini agar anak dapat berkembang dengan baik dan tidak menjadi anak yang lemah imannya, IQnya, maupun ekonominya,” terangnya.

Mantan Ketua Fatayat NU Pro-vinsi Bali (tahun 1996 s.d 2004) ini mengungkapkan, bahwa peran orangtua dalam mendidik anak sangatlah utama. Terlebih figur seorang ibu yang sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan anak. Sebagaimana kata pepatah Arab; al-Ummu madrasatul ula (ibu adalah sekolah pertama), maka dirinya perlu belajar bagaimana mendidik anak yang baik dan dapat mengantarkannya ke gerbang pintu ksesuksesan.

Setiap orangtua, tutur ibu dua anak ini, haruslah memahami sisi psikologis anak. Dimana ketika anak berada di masa emas yakni seusia SD, orangtua – khususnya ibu – harus memberikan perhatian penuh terhadap anak. Sebab pada masa ini dirinya sangat membutuhkan kasih sayang orangtua. Sejak anak baru lahir dan balita hingga usia SD, benar-benar membutuhkan pendidikan yang baik di rumah. “Setiap

anak itu lahir dalam keadaan fitrah. Orangtualah yang mewarnainya. Ketika sudah melewati masa emas, barulah orangtua dapat mengantarkan ke sekolah atau ke pondok pesantren” paparnya.

Wanita kelahiran Gresik ini menya-takan, bahwa orangtua yang me mon-dokkan anaknya di pesantren, pada hakikatnya “membeli” sebuah ling-kungan yang baik. Inilah ruang pendi-dikan untuk meningkatkan iman, belajar ilmu agama maupun umum, lingkungan yang anak-anaknya selalu berkompetisi dalam merebut prestasi, lingkungan yang membuat anak mandiri dan memiliki karakter. “Sebagai orangtua jangan itung-itungan.. prioritaskanlah

Dr. Hj. Lailatul Arofah, MH

Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur.

Page 11: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

11MPA 10/375 / 2017

Menurut penasehat Wanita Islam Jawa Timur ini, rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, serta ber-lan daskan pada pondasi agama Islam. Baik yang menyangkut individu, mau-pun keseluruhan rumah tangga. Tidak hanya itu, sebuah keluarga harus memiliki cita-cita sakinah, mawaddah dan warohmah. “Jadi, jangan hanya KTPnya saja yang Islam. Namun dalam menjalankan rumah tangga seharusnya selalu berlandaskan agama Islam,” ungkap wanita berdarah bugis ini.

Sebagian orang mengatakan, bahwa merawat keluarga itu sulit. Namun jika segala sesuatunya dikembalikan kepada agama, apapun tetap akan ada solusinya. Yang perlu dilakukan oleh anggota keluarga, adalah selalu berikhtiar dan mengevaluasi agar rumah tangga berjalan dengan baik. Oleh karenanya, masing-masing keluarga bertanggung jawab akan keutuhan keluarganya. Suami istri haruslah saling memahami dan menyadari kesalahan masing-masing. Jika tidak dapat saling mengerti dan justru menonjolkan ego masing-masing, maka perceraian sudah berada di ujung tanduk. “Belajarlah saling mengerti, duduk bersama memecahkan masalah, karena nikah itu bukan hanya berdua

namun kedua keluarga besarpun terlibat. Jadi harus lebih hati-hati,” harapnya.

Ketua Muslimah Al-Falah Surabaya ini mengingatkan akan pentingnya saling keterbukaan di dalam hubungan suami istri. Beberapa kasus dimana seorang suami yang terkenal tidak banyak tingkah dan pendiam, namun dengan tega memutilasi istrinya sendiri. Salah satu penyebabnya, karena setiap masalah di dalam keluarga selalu dipendam dan tidak adanya keterbukaan. Akhirnya suami dengan enteng menghabisi nyawa istri dan memutilasinya.

Menurut istri pengacara terkenal Prof. Dr. M. Zaidun, S.H. M.Si ini, seorang istri harus mempunyai strategi khusus untuk menyenangkan hati suami. Ketika suami lelah karena baru pulang dari kerja, seorang istri tidak boleh memasang wajah tidak menyenangkan atau bahkan sertamerta marah-marah. Ini pasti akan membuat beban suami semakin bertambah. Suami bisa merasa, bahwa istri yang diperjuangkan dari pagi hingga malam ternyata tidak menaruh perhatian padanya. Padahal ketika di kantor, rekan kerjanya maupun bawahannya yang laki-laki khususnya perempuan sangat berlaku baik pdanya. “Ini tentu akan membuka celah kerusakan rumah tangga,” tukasnya serius.

Oleh karenanya dalam menyambut suami, seorang istri tentu harus bersikap ramah, penuh perhatian dan tanggap apa yang dibutuhkan suami. “Makanya saya tidak melanjutkan pendidikan S2. Sebab saya ingin full service untuk suami dan anak. Saya bangga karena dapat mendampingi suami hingga menjadi profesor, serta mengantarkan anak-anak hingga S2,” akunya berterus terang.

Ketiga anak pasangan Zaidun dan Syariah, memang ketiganya kini sudah lulus jenjang pendidikan S2. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keduanya. “Menjadi seorang ibu itu harus bisa selalu memotivasi anak, agar tidak bosan untuk beribadah, belajar, maupun berkarya,” tegas Syariah. “Meskipun menjadi seorang ibu di era milenial tidaklah mudah, namun itu tidak menjadi alasan tanggung jawab seorang ibu pada anaknya akan gugur,” tandasnya.

Wanita yang aktif membina KB-TK Muslim Jambangan Surabaya ini mengatakan, bahwa dalam berkomu-nikasi dengan anak itu hendaknya orang tua dapat menyesuaikan pola

Dra. Syariah Zaidun

Penasehat Wanita Islam Jawa Timur

Page 12: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

12 MPA 10/375 / 2017

komunikasi yang diciptakan sang anak. Jangan sampai anak beranggapan, bahwa orangtuanya hanya bisa duduk di depan rumah dan ngobrol dengan tetangga. Atau orangtua dianggap hanya bisa kerja dan terkesan kuno.

Jika itu sampai terjadi, tuturnya, maka anak akan beranggapan bahwa orangtuanya tidak pintar dan tidak bisa apa-apa sehingga dengan mudah meremehkan orangtua. “Jadi orangtua itu harus bisa mengikuti perkembangan anak, perkembangan zaman, dan bisa berkomunikasi maupun mengawasi anak dengan baik. Ini agar tidak terkesan bodoh di depan anak, apalagi sampai diremehkan sama anak,” imbuhnya.

Mendidik anakpun tidak boleh sembarangan. Gunakanlah bahasa yang baik pada anak, bahasa yang membuatnya terbiasa berkata dengan baik. Kata-kata kotor, maupun tingkah laku yang tidak baik, tidak pantas dilakukan oleh orangtua. Terlebih lagi. Jika hal itu dilakukan di hadapan anak. Sebab sudah barang tentu anak akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua.

Sebagai contoh, ketika anak berpa-mitan dengan bahasa yang baik untuk keluar rumah. Namun orangtuanya justru menjawab dengan bahasa yang tidak pantas dan terkesan tidak peduli

yang dilahirkan dan dirawat dari kecil berani-beraninya melawan dan berkata tidak baik kepadanya. “Setiap orangtua harus berusaha sungguh-sungguh demi kebaikan anak. Itupun belum cukup, karena orangtua juga harus selalu mendoakan anak setiap saat,” terangnya.

Namun apabila seorang anak terlanjur terbawa pengaruh negatif, ibu tiga anak ini menyarankan, agar orangtua segera menanganinya. Sebab peran orangtua dalam kondisi semacam ini sangatlah penting sekali. “Ingat, rumah itu bukanlah hotel yang keluar masuknya bebas. Seorang ibu maupun ayah haruslah mengontrol anak sedini mungkin; siapa temannya, dimana lingkungannya, dan apa akti-vitasnya,” paparnya.

Menurut konsultan keluarga sakinah ini, apabila suasana di rumah itu tenang, saling perhatian, penuh cinta, dan tidak ada kekerasan, tentu anak akan betah berada di rumah. Dengan begitu kesempatan bagi anak untuk masuk ke lingkungan yang negatif akan semakin kecil. “Kelembutan ibu dan perhatian seorang ayah merupakan solusi utama bagi anak yang terlanjur terpengaruh hal yang negatif. Jangan sampai orangtua justru memusuhi, karena ini akan menjadikan anak semakin jauh dari kebaikan,” ujarnya.

Sebagai orangtua, tentu harus ber-sunguh-sungguh dalam membim bing anak. Jangan sampai orangtua lalai dan terkesan membiarkan anak mengalir dengan sendirinya. Maka dari itu untuk mengantarkan anak agar memiliki karakter yang baik, orangtua hendaknya memasukkan anak ke pendidikan yang seimbang antara dunia adan ahirat.

Alhasil, dalam merawat keluarga di era milenial perlu kesadaran dari seluruh anggota keluarga. Orangtua dan anak harus menjaga keutuhan keluarga, saling menciptakan suasana harmonis di rumah, saling perhatian, saling memotivasi, dan menyelesaikan permasalahan dengan bijak. Sehingga meskipun tantangan yang dihadapi semakin berat, keutuhan keluarga tetap dapat terjaga. “Jadi, jangan membiarkan anak seperti air mengalir. Jika air tersebut mengalir ke sungai yang bersih dan jernih, itu bagus. Namun apabila air itu mengalir ke comberan, tentu musibah bagi orangtua,” tuturnya berfilosofi. •Solmisah

Rumah tangga Islami

adalah rumah tangga yang

di dalamnya ditegakkan

adab-adab Islam, serta ber-

lan daskan pada pondasi

agama Islam. Baik yang

menyangkut individu, mau-

pun keseluruhan rumah

tangga. Tidak hanya itu,

sebuah keluarga harus

memiliki cita-cita sakinah,

mawaddah dan warohmah.

Dr. Hj. Lailatul Arofah, MH

Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur.

dengan anak. Inilah yang tidak pantas untuk dilakukan orangtua. Begitupun ketika anak berperilaku tidak baik, seharusnya orangtua tidak langsung memarahi atau bahkan memberikan hukuman kepada anak. Seharusnya orangtua berkaca kembali, kesalahan apa yang dia lakukan sehingga anak

Page 13: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

13MPA 10/375 / 2017

LENSA KHUSUS

Demi mewujudkan Kalender Global Hijriyah Tunggal, Kementerian Agama RI menggelar Seminar Internasional Fikih Falak pada 20-30 November lalu di Jakarta. Seminar internasional bertema “Peluang dan Tantangan Implementasi

Kalender Global Hijriah Tunggal” ini dibuka secara langusng oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Menag: Satukan KomitmenSusun Kalender Global Hijriah Tunggal

Dalam sambutannya, Menag menandaskan bahwa sudah saatnya bagi umat Islam Indonesia dan global untuk menyatukan langkah dan membangun visi bersama untuk mewujudkan kalender Hijriyah secara global. “Untuk itulah dibutuhkan

strategi dan tahapan demi terwujudnya kalender Islam yang mapan dan dapat diterima semua pihak,” tandasnya.

Menurutnya, seminar internasional ini merupakan bentuk respon dari banyak pertemuan sebelumnya. Selain itu juga sebagai upaya berbagai pihak yang telah berusaha untuk menyatukan kriteria penentuan awal bulan Qamariyyah yang selama ini secara internasional maupun lokal di Indonesia menjadi satu sorotan permasalahan. “Saya berharap seminar ini tidak sekadar menyatukan komitmen bersama melainkan bisa ditindaklajuti oleh organisasi negara Islam,” ujar Menag.

Page 14: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

14 MPA 10/375 / 2017

Sementara itu Dirjen Bimas Islam, Muhamadiyah Amin dalam laporannya mengatakan, gelaran seminar ini meru-pakan tindak lanjut dari seminar di Turki beberapa tahun lalu. dan salah satu tujuanya adalah untuk mencari titik temu dalam penyusunan dan penetapan kalender global hijriah tunggal.

Menurutnya, sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Indo-nesia sudah selaiaknya mengambil bagian dalam menciptakan konsep tunggal penyatuan kalender global. Peme rintah Republik Indonesia yang dikomandoi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia bersama negara-negara maju serta negara-negara Asia Tenggara berkomitmen untuk melak-sanakan pertemuan antar negara-negara dunia guna merumuskan konsep tunggal penyatuan Kalender Hijriah.

Seminar ini sendiri diikuti oleh 14 utusan negara sahabat, para pakar dan puluhan peserta peninjau dari ber-bagai perguruan tinggi di Indonesia. Keempat belas peserta negara sahabat, yakni Malaysia, Brunai Darussalam, Turki, Maroko, Singapura, Arab Saudi, Mesir, Iran, Yordania, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, India dan Irlandia.

Sementara itu Kepala Lembaga Pener bangan dan antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaludin memaparkan usulan kriteria kalender

hijriyah global dari Indonesia. Usulan ini merupakan tanggapan atas nama Indonesia terhadap kriteria Turki yang telah disepakati secara voting pada Mei 2016 lalu.

Kriteria Turki ketika itu menyepakati bahwa awal bulan Qamariyah dapat dimulai dengan kriteria elongasi hilal 8 derajat dengan ketiggian hilal minimal 5 derajat. Ini dengan syarat di Selandia Baru sebagai daratan paling Timur belum terjadi fajar. Menurut Thomas Djamaludin, berdasarkan analisa yang dilakukan, masih banyak problem dan kekurangan yang ditemukan jika kriteria Turki diterapkan.

Tapi menurutnya, jika melihat pada garis tanggal, dengan menerapkan kriteria Turki maka di Amerika Selatan sebagai negara yang berada di wilayah timur, tinggi hilalnya sudah positif. Tapi sebaliknya di daerah Asia Tenggara tinggi hilal justru masih minus. Untuk menjembatani ni, Indonesia mengu-sulkan proposal baru sebagai kriteria alter natif keputusan Turki.

Usulan Indoensia pertama adalah elongasi minimal 6,4 derajat dengan tingi hilal minimal 3 derajat dan mengambil markaz wilayah Indonesia Barat. Menu-rutnya, kriteria ini didasarkan pada data simulasi yang dikumpulkan untuk 180 tahun dengan sampel lokasi Pelabuhan Ratu dan Aceh. Jika elongasi hilal telah berada pada ketinggian 6,4 derajat maka

dijamin bulan sudah berada di atas ufuk. Selain itu, wilayah Indonesia Barat

juga memiliki beda waktu 6 jam dengan Samoa sebagai batas garis tanggal. “Artinya, jika wilayah Indonesia Barat ketinggian hilal sudah 3 derajat, maka seuruh dunia secara umum hilal sudah ada di atas ufuk,” paparnya menjelaskan

Usulan kedua adalah mengguanakan garis tanggal internasional. Dan ketiga, menetapkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sebagai otoritas tunggal dalam penetapan kalender hijriyah global. 

Menaggapi hal ini, Pakar Falak Indo-nesia Dr. Izzudin menilai bahwa kriteria Indonesia ini dapat menggakomodasi kriteria Rukyah dan Wujudulhilal. “Usu-lan kriteria ini merupakan penyem-purnaan bagi kriteria Turki yang telah disepakati, dan memberikan solusi konstruktif kalender hijriyah global untuk kebersamaan,” paparnya.

Peserta seminar internasional fiqih falak pun mendukung usulan Indonesia yang termaktub dalam “Rekomendasi Jakarta” itu. Diantara Negara yang menye tujui adalah Yordania, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Melalui wakilnya negera-negara ter sebut mendukung dan menyetujui kriteria usulan Indonesia. “Dan secara umum utusan negara yang hadir menga presiasi dan mendukung kriteria usulan yang ditawarkan Indonesia untuk mewu-judkan kalender Hijriyah Global. (*)

LENSA KHUSUS

Page 15: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

15MPA 10/375 / 2017

LENSA KHUSUS

Acara ini sendiri selain dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, tampak hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini di antaranya Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PUPR Basuki

Hadimuljono dan Jaksa Agung HM Prasetyo. Selaku pemberi Tausiah Maulid adalah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan.

Menurut Menag, umat Islam adalah umat yang mendapatkan kehormatan, karena telah dideklarasikan Allah sebagai ummatan wasathan (umat pertengahan), umat moderat, umat yang adil dan pertengahan. Dia menambahkan bahwa umat Islam adalah umat yang mampu menjadikan sikap pertengahan sebagai pilihan hidup dalam segala lini, cara pikir, cara beribadah, serta cara muamalah.

Dia pun menegaskan bahwa Islam sangat menentang sikap ekstrimisme dalam bentuk apapun. Sebab sikap tersebut akan menimbulkan dampak negatif dan ekses buruk tidak hanya bagi individu tetapi juga di keluarga, masyarakat, negara, dan dunia. Sikap ekstrim dalam beragama juga akan memberikan dampak negatif terhadap agama itu sendiri dan akan menimbulkan bencana ke luar agama. “Ekstrimisme akan menyebabkan agama menjadi pihak tertuduh munculnya disharmoni di tengah-tengah masyarakat lokal dan internasional,” ujar Menag mengingatkan.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa umat Islam adalah umat yang anti terhadapsemua sikap ekstrimisme dan tindakan yang melampaui batas. Hal tersebut dikatakan Menag ketika

memberikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Bogor, pada 30 Januari lalu.

Piagam Madinah merupakanBukti dari Keadilan

Page 16: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

16 MPA 10/375 / 2017

Oleh sebab itu menurutnya, keru-kunan antarumat beragama sudah seharusnya menjadi suatu nilai yang semakin lentur di negara Indonesia. Meski sebenarnya membela dan memper-tahan kan tanah air pada hakikatnya adalah bagian dari upaya menegakkan agama. Menurutnya, membela tanah air merupakan kewajiban agama. “Di momentum maulid ini semua pihak agar menjadikan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai acuan untuk lebih menggerakkan Revolusi Mental, sehingga agenda-agenda nasional dan segala amal shalih yang telah dilak-sanakan benar-benar membawa peru-bahan yang nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia,” ajaknya.

Senada dengan itu, Presiden RI Joko Widodo juga mengingatkan bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW berarti menyatakan komitmen tenaga dan upaya untuk meneruskan dan merealisasikan kenabian Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan. Umat Islam harus bisa menjadikan Islam rahmatan lilalamin, bukti nyata harus

kita tunjukkan. “Misi kenabian kita wujudkan dengan kesalehan individual dan kesalehan sosial,” tandasnya.

Presiden menyampaikan bahwa banyak sekali yang patut diteladani dari Rasulullah SAW. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membangun kota Madinah sebagai tauladan masya-rakat dunia, adalah bukti nyata realisasi misi kenabian beliau. “Dan kita harus mampu membangun madinah-madinah baru, membangun masyarakat Indonesia yang damai, adil, dan makmur. Dan Madinah adalah bukti kerukunan dan kesatuan lintas etnis, kerukunan lintas agama yang juga antar kelompok penda-tang (Muhajirin) dengan kelompok peno long (Anshar),” ujarnya.

Menurut Presiden, Piagam Madinah merupakan terobosan besar toleransi dan persaudaraan. Piagam Madinah juga merupakan bukti dari keadilan, penghormatan dan penegakan hokum. Masyarakat yang sebelumnya berkonflik yang berkepanjangan kemudian men-jadi masyarakat yang paham dan taat hukum, menjaga kepentingan bersama.

Dikatakan pula oleh Presiden bahwa Madinah juga menjadi bukti dari sistem ekonomi yang berkeadilan, yang mengedepankan kesejahteraan bersama.

Nah, tugas umat islam saat ini adalah melanjutkan misi kenabian tersebut menjadi nyata. Misi Islam yang rahmatan lilalamin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga melanjutkan misi kenabian tersebut dengan berkomitmen dan bekerja keras memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insa-niyah, dan ukhuwah basyariah. “Kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk meneladani Rasulullah yang uswatun hasanah, yang berwatak mulia, yang lemah lembut, yang jujur, santun, amanah, yang selalu menyampaikan kebenaran. Mari kita sama-sama berlaku adil, menghormati hak orang lain, menghormati hukum,” ajak Presiden. “Semoga momentum Maulid Nabi tahun 1439H/2017M ini jadi pintu Indonesia bergerak maju menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” imbuhnya penuh harap. •pri

LENSA KHUSUS

Page 17: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

17MPA 10/375 / 2017

LENSA KHUSUS

Menag Lukman berharap  ISEF tidak hanya menjadi tempat silaturahim,  tetapi juga ruang berbagi  pengalaman dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. “Kami berharap Kementerian Agama dan Bank Indonesia bisa berkolaborasi,

bekerjasama, dan bersinergi (dalam hal ini),” kata Menag Lukman.  Menag pun sangat mengapresiasi komitmen dan kontribusi Bank Indonesia untuk ikut

mengembangkan pertumbuhan ekonomi syariah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia, salah satunya melalui lembaga pendidikan pesantren. Hal INI sejalan dengan kebijakan Kementerian Agama.

Memang dalam beberapa tahun terakhir, Kemenag terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi di pesantren. Maklum bahwa lembaga pendidikan khas Indonesia ini umumnya mengembangkan unit usaha. Para santri sejak dini juga  diajari menjadi pribadi mandiri. Hal ini  menjadi salah satu kekuatan Ponpes, kemandirian  dikembangkan kepada hal-hal yang produktif. “Ada beberapa kebutuhan Pesantren bisa dipenuhi oleh kaum santri sendiri. Ini harus ditularkan kepada Ponpes lainnya, dan akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” ujar Menag.

 Selain itu, Kementerian Agama juga telah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Badan ini  tidak hanya bertugas memfasilitasi jaminan halal pada makanan, minumam dan kosmetika, tapi juga  membangunkan kesadaran halal bagi masyarakat di Indonesia. 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan para pimpinan pondok pesantren berdiskusi soal penguatan ekonomi pondok pesantren. Bincang penguatan ekonomi syariah ini menjadi bagian dari Indonesia Shari’a

Economic Festival (ISEF) yang digelar Bank Indonesia di Surabaya dan dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 9 Nopember lalu.

Harapan Menagdalam ISEF ke-4 di Surabaya

Page 18: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

18 MPA 10/375 / 2017

Sementara itu, Gubernur Bank Indo-nesia Agus Murtowardojo menyam -paikan apresiasi kepada Ponpes di Indonesia yang telah memberikan sum-bangsih dalam membangun masyarakat Indonesia, utamanya pada  bidang sosial keagamaan dan pendidikan. “Ada pesantren yang sudah berdiri ratusan tahun, ini kekuatan Indonesia,” katanya.

Agus berharap, bincang-bincang Kemenag dan Bank Indonesia ini  bisa me ningkatkan peluang dan sumber ekonomi di pesantren, hingga pada akhirnya dapat membuat pesantren kuat, dan menjadikan lulusan yang berkualitas. “BI akan terus memberikan perhatian kepada Pesantren  agar dapat terus mengembangkan ekonomi syariah,” janji Agus.

Sebelumnya, Wakil Presiden Yusuf Kalla juga menandaskan bahwa Kemajuan suatu negara selalu dinilai dari ukuran-ukuran seperti pertum buhan ekonomi, besarnya ekonomi, keadi-lan ekonomi, dan kemajuan rakyatnya. Namun yang tak kalah penting adalah kualitas ekonomi yang dapat dilihat dari cara suatu ekonomi diselengga-rakan.  “Kita kembangkan ekonomi ini bukan hanya dalam angkanya, tetapi dengan sistem yang halal yang dirahmati Allah SWT,” ujarnya.

Menurut Wapres, sistem ekonomi syariah adalah sistem yang tahan terhadap krisis. Dari beberapa pengala-man krisis ekonomi yang terjadi, sistem ekonomi islam tidak pernah mengalami krisis. Hal ini karena sistem ini tidak mem perbolehkan adanya spekulasi dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.

Namun, Wapres menyayangkan kenya taan bahwa Indoenisa bebagai negara berpenduduk muslim terbesar, tapi penerapan ekonomi berbasis sya-riah nya sangat kecil. “Kita baru sekitar 5 persen, Malaysia sudah 22 persen dari sistem keuangannya dijalankan dengan sistem syariah”, ungkapnya.

Disinyalir, konsep ekonomi syariah di Indoensia masih dianggap sebagai suatu sistem yang rumit. Oleh karena itu, Wapres berharap agar penyelenggaraan festival ekonomi syariah dapat memberi pengetahuan dan contoh bagaimana menjalankan usaha syariah yang baik sehingga dapat mendorong lahirnya usaha-usaha baru yang berbasis syariah.

Wapres mengingatkan pula bahwa langkah awal yang sangat penting untuk memajukan ekonomi adalah adanya niat untuk memulai usaha. “Yang paling penting yaitu tekad memulai berdagang, tekad mulai berindustri, tekad mulai menjalankan nilai-nilai perdagangan. Apapun yang kita bicarakan tapi kita tidak jalankan maka akan habis (tidak bermanfaat)”, pungkasnya.

Selain membuka ISEF ke-4, Wapres juga meninjau pagelaran ISEF. Turut mendampingi Wapres, Menteri Agama

Lukman Hakim Saifuddin, Menteri PPN / Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro, pimpinan OJK, anggota DPR RI Komisi XI, Gubernur Jawa Timur, para pimpinan bank syariah, para Kepala instansi terkait lainnya, para pimpinan pesantren.

Sementara itu, gelaran ISEF yang telah dihelat keemapat kalinya ini terbgi menjadi dua agenda utama. Yakni Shari’a Economic Forum yang diselenggarakan 7 – 10 November 2017 dan Shari’a Fair yang digelar 8 – 11 November 2017. •pri

LENSA KHUSUS

Page 19: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

19MPA 10/375 / 2017

Pengguntingan pita ternyata memiliki arti tersediri dalam sebuah acara seremonial. Hal ini seperti yang dilakukanoleh H. Syamsul Bahri pada 16 Nopember lalu di Kankemenag Kabupaten Probolingo. Rupanya pengguntingan pita

yang dilakukan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim itu menjadi pertanda diresmikannya SwalayanKoperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kankemenag Probolinggo.

Empat Komponen untukMemajukan Madrasah

Dengn dibukanya ecara remsi swalayan ini tentu ada harapan berlebih ke depan. Apalagi koperasi selama ini merupakan wujud ekonomi kerakyatan. Terbukti keberadaannya mampu memberikan warna dalam upaya peningkatan

kesejahteraan anggota khusunya dan masyarakat sekitarnya.Sementara itu seusai meresmikan koperasi tersebut, Kakanwil memberikan pembinaan

kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kankemenag Kabupaten Probolinggo. Tak ayal suasana yang tadinya formal pun berubah lebih bergetar dengan untaian kalimat motivasi dari orang nomor satu di Kanwil Kemenag Prov Jatim ini.

Dalam pembinaan ini banyak pesan yang disampaikan Kakanwil diantaranya; “Janganlah jadikan jabatan sebagai Tuhan” dimaksudkan seorang ASN memangku jabatan sebagai amanah yang harus dijalankan dengan baik dan penuh tanggungjawab, bukan sebagai

LENSA KHUSUS

Page 20: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

20 MPA 10/375 / 2017

suatu kebanggaan yang mengalahkan tuhan. “Sebagai ASN kita harus memiliki azam yang kuat dan selalu bertawakkal kepada Allah. Apapun yang kita lakukan adalah ikhtiyar yang harus terjaga, ending akhirnya tetaplah pada taqdir dan iradah Allah,” tandasnya

Menurtutnya, perjuangan yang tiada henti adalah perjuangan dengan diri, tenaga dan harta. Sesuai janji Alhha, inilah yang akan meninggikan derajat seseorang. Janganlah sungkan untuk saling mengingatkan untuk berbuat baik, karena secara hakekat, tidak ada seorang manusia pun terlahir dalam kesempurnaan dan kehebatan. Justru yang pasti ada adalah kealfaan dan kesalahan. “Jadi jangan pernah kepakkan sayapmu untuk berlaku congkak dan sombong kepada siapapun walaupun kita memangku jabatan. Sebab jabatan hanyalah titipan Allah yang kelak akan dipertanggung jawabkan,” ujarnya mengingatkan.

Lantaran itulah, jika suatu ketiak diberikan kesempatan untuk memimpin, maka sudah seharsnay menonjolkan sikap lemah lembut sekalipun terhadap musuh. Di sisi lain sang penerimah amanah pun harus mampu membangun sinergi dan tidak mementingkan kelompok (firqoh)-nya sendiri. “Bangun lah kebersamaan insani tanpa menge depankan sifat arogansi sehingga akan terwujud kualitas tinggi,” ujarnya. “Jadi intinya sebagai ASN kemenag kita harus menjaga marwah kementerian agama dengan saling menghormati, saling menghargai,” tambahnya

Jadi jangan pernah

kepakkan sayapmu untuk

berlaku congkak dan

sombong kepada siapapun

walaupun kita memangku

jabatan. Sebab jabatan

hanyalah titipan Allah yang

kelak akan dipertanggung

jawabkan.

bahwa seorang pemimpin harus memiliki ruhul jihad (semangat juang). Dia harus memiliki keteguhan jiwa dan ketegasan dalam mengambil keputusan serta visioner. “Dan yang tidak kalah pentingnya adalah memghindari hal-hal yang berbau KKK. Posisikan seseorang berdasar kompetensinya, bukan kede-katannya. Dan carilah rizqi halal agar barokah dan tidak termahjub do’a kita,” katanya.

Selain terkait pemimpin, Kakanwil juga menyinggung tentang strategi memajukan madrasah. Menurutnya ada empat komponen untuk menjadikan madrasah kian terbang tinggi. Yang pertama adalah SDM yangmencakup di dalamnya adalah komponen guru, personil pegawai yang memadai dan memiliki kompetensi. Lalu komponen kedua adalah sarana dan prasarana yang ada di lembaga tercukupi. “Ketiga adalah komponen rekrutmen siswa yang terukur serta yang keempat adalah dukungan masyarakat secara utuh. Semua ini harus terpenuhi agar madrasah ke depan lebih baik dan lebih baik madrasah,” pungkasnya.

Kegiatan pembinanan oleh Kakanwil ini sendiri diikuti seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) kemenag, baik pejabat struktural maupun fungsional. Kepala Kankemenag H. Santoso, didampingi Kepala Kankemenag Kota Probolinggo Mufi Imron Rosyadi, Kasubag TU H. Fausi, Kasubag Kota H. Syamsur para Kasi penyelenggara, Kepala Satker dan KUA, Jajaran Pokja, serta pengurus KPRI Al-Ikhlas. •pri

Dan terkait SPIP, menurut kakanwil harus diawali dari struktural. Pimpinan harus mampu memanaj keharmonisan kerja antara atasan dan bawahan agar terbangun komonikasi baik. Proses integral pada tindakan dan kegiatan dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan.

Selain itu juga pimpinan juga harus memiliki kehandalan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien. Juga handal dalam melakukan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perun dang-undangan.

Selain itu, Kakanwil mengingatkan

LENSA KHUSUS

Page 21: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

21MPA 10/375 / 2017

Kakanwil yang didaulat sebagai narasumber dalam Sosialsisas Verifikasi dan Validasi Data

Emis tersebut juga mengungakpakna bahwa jejak prestasi siswa tidak hanay bisa dilajak dalam prestasi bidang agama saja, tapi juga telah merambah bidang akademik lainnya. “Madrasah telah banyak meraih kesuksesan bukan hanya dalam bidang agama akan tetapi juga di bidang akademik. Sudah banyak contoh dan prestasi yang di raih baik di dalam maupun luar negeri,” bebernya.

Dalam acara yang dihelat di Hotel Crown Prince Surabaya pada 15-16 November itu, dia juga berharap agar prestasi ini terus dirawat dan ditingkatkan. “Mari terus menjadi lebih baik. Dan salah satu upaya agar madrasah semakin lebih baik yakni dengan mengefektifkan data. Data apapun itu harus valid dan lengkap,” tandasnya di hadapan 125 pesera perwakilan madrasah, RA dan oerator

KKM dari kabupaten dan kota se-Jatim. Dan tak hanya madrasah, pesan tren

pun menjadi alternaf utama pendidikan bagi masyarakat. Hal ini ditan daskan Kakanwil saat menjadi nara sumebr Workshop Informasi Pendi dikan Keaga-maan Islam pada 15 Nopember lalu. “Pesantren dan santri sekarang sudah

menjadi pilihan utama masyarakat. Lantaran itu ke depan pesantren dan madin untuk tetap menjalankan tugasnya dengan baik,” tandanya di hadapan 80 orang perwakilan dari pondok pesantren dan madrasah diniyah dari kabupaten dan kota se Jawa Timur di Hotel Utami Sidoarjo. •pri

H. Syamsul Bahri tidak bisa menyembunyikan kegembirananya. Sebagai orang nomor satu di Kanwil Kemenag Prov. Jatim, dia banggadengan torehan prestasi yang mampu dicatatkan oleh madrasah selama ini. Tak heran jika saat ini madrasah menjadi pilihan utama masyarakat.

Madrasah dan PesantrenMenjadi Pilihan Utama Masyarakat

LENSA KHUSUS

Page 22: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

22 MPA 10/375 / 2017

Barangkali kita ingat beberapa waktu yang lalu, diberitakan di surat kabar dan televisi, ada sepasang suami istri dengan dalih melakukan terapi cinta, mempertontonkan hubungan intimnya di hadapan orang banyak. Ada lagi diberitakan di Koran, bahwa

di tempat-tempat hiburan tertentu, disuguhkan hiburan yang tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang berfikiran sehat.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :

Apabila kita memperhatikan keadaan sebagian masyarakat dewasa ini, tentu kita menjadi prihatin.Betapa tidak, saat ini orang tidak merasa malu mengungkapkan kemaksiatan yang telah dilakukan.

Waspada TerhadapPerilaku Mujahirin

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Page 23: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

23MPA 10/375 / 2017

Artinya : “Semua umatku pasti akan diselamatkan, kecuali orang-orang yang memandang ringan terhadap dosa (tidak malu, dengan terang-terangan melakukannya). Adalah suatu kegilaan, seseorang yang melakukan perbuatan dosa pada suatu malam, lalu ia tertidur dan Allah sudah menutupi dosanya itu. Tetapi ketika ia bangun pada pagi hari, ia berkata pada orang-orang ramai : ”Teman-teman, semalam aku melakukan begini dan begini“ Tadinya ia sudah tertidur dan Allah telah menutupi perbuatan dosanya itu. Namun di waktu pagi, ia sendiri yang membuka tutup itu“.

(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits tadi Rasulullah SAW menjamin bahwa semua umat Islam akan memperoleh keselamatan, jaminan mendapatkan ampunan, dengan syarat ia tidak menganggap ringan suatu dosa yang dinamakan ‘mujahirin’. Dijelaskan pula, bahwa merupakan suatu kegilaan seorang manusia, apabila ia tidak malu dan bahkan bangga dengan perbuatan dosa dan maksiatnya.

Sebenarnya apabila seseorang menyem bunyikan suatu dosa, itu meru pakan tanda kalau masih ada pera saan malu di hatinya, meskipun sebenarnya malunya kepada sesama manusia. Itu masih ada baiknya, karena orang lain tidak tahu dan tidak meniru. Sehingga apabila nantinya Allah SWT memberikan hidayah-Nya, lalu orang tersebut mau kembali kepada kebenaran, niscaya dosanya dimaafkan.

Mari kita perhatikan firman Allah SWT :

Artinya : “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar“.

Adapun orang-orang mujahirin, yang dengan terang-terangan “mengu mumkan” kemaksiatannya, tanpa ada rasa malu, bahkan merasa bangga. Naudzubillah! Orang-orang seperti itu ‘bukan’ termasuk orang yang akan men da patkan kemaafan, dan dia tidak akan lepas dari hukuman Allah

SWT serta tidak bebas dari azab-Nya! Mengapa demikian? Karena dengan terang-terangan ia mengungkapkan dosa-dosa, itu menunjukkan betapa mantap kemaksiatan melekat di hatinya! Sudah mati nuraninya, sehingga tidak malu mengungkapkan dosa dan kemaksiatannya. Jika sudah demikian, maka orang itu seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah [2] ayat 10 :

Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta“.

Orang-orang seperti itu, bagai mana pula akan memperoleh kemaa fan? Apa lagi dengan bangga ia menceri terakan perbuatan maksiatnya, seolah-olah merupakan ajakan agar orang lain me niru. Yakinlah kita, orang-orang seperti itu akan ditimpakan pula dosa dari orang-orang yang menirunya! Manu sia seperti itu, sekali lagi, bukanlah termasuk orang yang akan mendapatkan kemaafan.

Karena itu marilah kita tetap waspada terhadap godaan dalam hidup di dunia ini dengan senantiasa berpegang teguh kepada jalan yang lurus. Sebagaimana doa yang selalu kita minta dalam shalat kita :

Artinya : “Tunjukilah kami jalan yang lurus“. (QS Al-Fatihah : 6)

Bila suatu saat kita keliru langkah, dan melakukan perbuatan dosa, segera kita istighfar minta ampun kepada Allah SWT. kemudian bersegera meng hentikan perbuatan keliru itu dan menggan tinya dengan perbuatan yang lebih baik.

Page 24: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

24 MPA 10/375 / 2017

Setiap orang tentu mendambakan kehidupan yang penuh kebahagiaan. Karena itu tidak heran, jika semua orang berusahadengan berbagai cara untuk mendapatkannya. Ada yang berusaha dengan cara yang baik, dengan cara yang dibenarkan oleh

tuntunan agama, dengan cara-cara yang halal. Ada pula manusia yang berusaha mendapatkannya dengan cara yang tidak baik, dengan perilaku curang, bahkan berusaha dengan mengabaikan norma-norma kemanusiaan, apalagi norma-norma agama.

Tiga Faktor UtamaMencapai Bahagia

Di sinilah letak pentingnya tuntunan dan ajaran agama, yakni agar manusia tidak terjerumus ke dalam kemungkaran dan perbuatan-perbuatan terlarang.

Agama tersebut tidak lain adalah agama Islam. Dengan mengikuti petunjuk dan ajaran agama itu, manusia akan mendapatkan kehidupan yang aman, tenteram, senang dan penuh kebahagiaan. Baik dalam kehidupan di dunia maupun dalam kehidupan di akhirat.

Tidak ada orang yang merasa dirugikan di dunia, jika benar-benar berpegang pada tuntunan agama. Hal itu karena ia mampu mengendalikan diri, sehingga dalam mencari dunia akan selalu menuruti petunjuk agama. Namun demikian, tidak sedikit orang yang mengabaikan ajaran agama, yang penting dia mendapat keuntungan, meskipun dengan cara-cara yang tidak benar atau bahkan merugikan orang lain. Orang seperti itu akan dihinggapi penyakit ‘hubbud dunya’, cinta yang berlebihan kepada dunia. Dalam mengejar harta ia akan menempuh segala cara.

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Kita bersyukur ditakdirkan Allah SWT sebagai seorang muslim. Terbuka mata hati kita untuk menerima iman dan Islam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada kita, bagaimana caranya untuk mencapai kebahagiaan. Beliau bersabda:

Artinya: “Hati yang selalu bersyukur, lidah yang selalu berdzikir, pasangan (istri) yang shalihat, itu akan menolongmu, baik untuk urusan dunia, dan urusan agama, dan hal-hal itulah sebaik-baik simpanan bagi manusia”. (HR Baihaqi)

Page 25: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

25MPA 10/375 / 2017

Hadits ini memberikan tuntunan kepada kita, bahwa ada tiga perkara yang apabila ketiga-tiga hal itu mampu kita miliki, niscaya kita akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT. Bukan hanya dalam urusan dunia saja, tetapi juga dalam urusan agama, dan pada akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

QALBUN SYAKIRUNHati yang selalu bersyukur. Bersyukur

paling tidak dengan kita mengucapkan ‘alhamdulillah’, dan yang paling utama adalah dengan memanfaatkan nikmat karunia-Nya untuk berbuat amal shalih, atau untuk berbuat amal kebajikan. Dengan bersyukur, seseorang akan mam pu mengatasi segala kesulitan, hatinya tidak resah dan gelisah. Syukuri apa yang ada, niscaya Allah akan me-nam bah yang belum ada.

Akan tetapi jika seseorang Cuma mengeluh, merasa ini masih kurang, ini belum selesai, yang ini belum tercapai, seolah-olah sedikitpun ia tidak pernah mendapatkan karunia dari Allah. Maka, inilah penyakit yang namanya ‘kufur nikmah’, melupakan semua karunia Allah dan termasuk orang yang tidak pandai berterima kasih, naudzu billah. Timbulnya kufur itu karena rasa tidak puas dan melihat segala sesuatu dari sudut kekurangannya saja. Sebenarnya ini merupakan sik-saan bagi orang itu sendiri.

Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Seandainya seorang anak Adam mempunyai satu lembah emas, ia ingin memiliki dua lembah, jika ia memiliki dua lembah, ia ingin memiliki tiga lembah. Dan tidak ada yang bisa menutup mulutnya (menghentikan kerakusannya terhadap dunia), kecuali tanah (mati). Dan Allah akan memberikan taubat, bagi siapa saja yang mau bertaubat” (HR Bukhari Muslim)

Hati yang bersyukur adalah menerima apa adanya dengan ridha, jika manusia mau bersyukur kepada Allah SWT, maka Allah tidak akan menimpakan keburukan kepada kita, bahkan Dia akan memberikan balasan berupa pahala yang besar. Allah berfir-man dalam surat an-Nisa []: 147:

Artinya: “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha mengetahui”

Lisanun DzakirunLisan yang selalu basah dalam

berdzikir kepada Allah SWT, senantiasa ingat kepada-Nya, di mana dan kapanpun. Seseorang yang selalu ingat kepada Allah SWT, hatinya akan tenteram. Hilang semua keresahan dan kegelisahannya. Ketenteraman hati itulah pangkal kesehatan jasmani dan rohani. Sedang kegelisahan, kecemasan, keragu-raguan, merupakan pangkal segala penyakit. Puncak dari segala penyakit itu adalah kufur akan nikmat Allah SWT.

Dalam al-Qur’an surat ar-Ra’du [13]: 28, Allah SWT berfirman:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”

Apabila seseorang selalu berdzikir dan ingat kepada Allah, niscaya Allah SWT akan selalu ingat kepada orang itu. Kesulitan apapun yang ia hadapi, niscaya Allah SWT akan menolong kita untuk memudahkan segala urusan. Allah menjanjikan sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-Baqarah [2]: 152 :

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”

Zauzatun ShalihatunSecara tekstual, artinya istri yang

shalihat. Namun demikian dalam pemahaman yang lebih luas adalah pasangan suami istri yang shalih dan shalihat. Pasangan seperti itu akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing. Suami akan memenuhi segala kewajibannya sebagai suami, istripun mengerti segala kewajibannya sebagai istri. Kedua-duanya menjalin satu ikatan yang kuat, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Ke bukit sama mendaki, ke lembah sama menurun. Saling sayang dan mengasihi.

Dalam al-Qur’an surat ar-Rum [30]: 21, Allah SWT berfirman:

Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”

Apabila tiga macam hal tersebut mampu kita miliki, niscaya Allah SWT akan memberikan pertolongan-Nya. Sekaligus tiga macam hal tersebut merupakan sebaik-baik simpanan bagi kita, yang akan bermanfaat di dunia dan di akhirat.

Page 26: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

26 MPA 10/375 / 2017

gelombang pertama tidak diketahui dengan pasti. Bisa jadi mereka telah tinggal di kota ini sejak sebelum Masehi. Tetapi, gelombang perpindahan mereka yang utama terjadi akibat pengusiran oleh Kaisar Hardian (Kekaisaran Romawi) pada 135 M. Kala itu, suku bangsa Aus dan Khazraj menguasai daerah oasis.

Selepas ada permukiman orang-otang Yahudi, suku Aus dan Khazraj ditindas oleh orang-orang Yahudi yang menguasai kegiatan perekonomian. Mereka mendirikan benteng-benteng di sekitar kota. Koloni-koloni Yahudi, yang kuat adalah Bani Quraizhah, Bani Qainuqa’, dan Bani Nadhir. Lantas,

Hadiah UntukKeluarga Pejuang

Pagi itu, ’Umar bin Al-Khaththab dan beberapa sahabatnya pergi ke pasar Kota Madinah untuk berbelanja. Kota yang memiliki95 nama, antara lain Yatsrib, Thaibah, Thabah, Dar Al-Abrar, dan Dar Al-Sunnah ini, seperti diketahui berada di sebuah lembahyang subur. Wilayah terpenting kota yang dikelilingi bebatuan gunung berapi hitam ini adalah Harrah Waqim di bagian timur

dan Harrah Al-Wabarrah di bagian barat. Harrah Waqim lebih subur dan padat penduduknya dibanding dengan Harrah Al- Wabarrah.

ketika Rasulullah Saw dan Abu Bakar Al-Shiddiq Ra berhijrah dan tiba di kota ini pada Rabi’ Al-Awwal 1H/September 622 M, kota ini diubah namanya menjadi ”Kota Nabi” (Madiinah Al-Nabii) atau Al-Madiinah Al-Munawwarah.

Melihat Sang Khalifah (yang sedang berbelanja), seorang perempuan muda membuntutinya dan kemudian berucap kepadanya, ”Wahai Amirul Mukminin ! Suamiku telah meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa anak. Demi Allah, mereka tidak memiliki sama sekali hewan gembalaan untuk dimakan. Juga, mereka tidak memiliki lahan untuk ditanami pepohonan. Aku khawatir mereka akan mati kelaparan. Aku adalah

Selain itu, di sekitar kota ini banyak lembah, yang paling terkenal adalah Wadi Batsan, Mudhainib,

Mahzur, dan ’Aqiq. Lembah-lembah itu membentang dari selatan ke utara. Kota yang sudah ada dalam tulisan-tulisan bergaya Ma’in ini sejak lama, sebelum Masehi, merupakan pusat lalu lintas perdagangan penting antara Makkah dan Suriah.

Sejarah asal mula kota ini sendiri tidak sepenuhnya diketahui orang. Suku bangsa utama yang tinggal di kota ini adalah suku bangsa Aus dan Khazraj. Disamping suku asli ada pula permukiman orang Yahudi di pinggiran kota. Sejarah masuknya orang Yahudi

CAHAYA HATI

Page 27: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

27MPA 10/375 / 2017

anak perempuan Khufaf bin ’Ima’ Al-Ghifari. Ayahku menghadiri Perjanjian Hudaibiyyah bersama Rasul Saw”.

Mendengar keluhan yang demikian itu, ’Umar bin Al-Khththab lantas meng-hentikan langkah-langkahnya. Lantas, dia berucap kepada perempuan yang berasal dari sebuah kawasan yang terletak antara Madinah dan Syam itu, ”Selamat Datang di Madinah, wahai kerabatku yang dekat !”. ’Umar bin Al-Khaththab, kemudian mengajak perempuan itu ke rumahnya. Setibanya di rumah, Sang Khalifah lantas menuju kearah seekor unta yang ditambatkan di samping rumah dan membebaninya dengan 2 karung berisi makanan serta meletakkan uang dan pakaian diantara kedua karung itu. Kemudian dia menyerahkan tali unta itu kepada perempuan dari Suku Ghifar itu dan berucap, ”Ambillah tali kendali unta ini. Semua persediaan ini insya-Allah tak akan habis hingga Allah memberimu karunia yang baik”.

Melihat hadiah yang banyak itu, seorang sahabat menegur Sang Khalifah, ”Wahai Amirul Mukminin Engkau memberi perempuan itu terlalu banyak”. Khalifah ’Umar memberi penjelasan kepada sahabat itu dengan agak kesal :

”Semoga ibumu kehilangan kau ! Demi Allah, suatu saat aku melihat ayahanda (perempuan dari suku Ghifar itu) dan saudara lelakinya sedang mengepung sebuah benteng musuh dalam waktu yang lama. Dan akhirnya, mereka berhasil menaklukkannya. Kemudian (saat itu), kami membahas hadiah apa yang pantas diberikan kepada keduanya dari harta rampasaan. Dan, baru sekarang aku sempat menyerahkan hadiah itu (kepadanya, jadi sebetulnya sudah sangat terlambat)”. (pesan indah dari makkah & madinah /a.r. usmani.2008).

Riwayat diatas mengisyaratkan bah-wa Khalifah ’Umar adalah seorang pe-mim pin yang bertanggung jawab dan sangat menghargai jasa pahlawannya. Beliau berikan hadiah dan penghargaan yang pantas kepada orang yang telah berjasa terhadap negaranya. Walaupun penyerahan hadiahnya sudah agak ter lam bat dan disampaikan melalui putri nya pula (yang sudah berani mengingatkan Khalifah tentang ayahnya yaitu Khuffaf bin ’Ima’ Al-Ghifari salah seorang veteran/pahlawan).

Berkaitan dengan peristiwa diatas,

kiranya tidak berlebihan bila kita mengingat kembali tayangan di sebuah televisi nasional tentang kehidupan seorang veteran yang sudah cukup sepuh. Karena belum mempunyai rumah sendiri, beliau terpaksa membangun

rumah dharurat ditanah/lahan PJKA di pinggiran rel kereta api. Tentu sebagai seorang veteran, beliau ikut berjuang merebut dan mempertahankan tanah air kita. Lazimnya, di usia senjanya beliau sudah bisa ikut menikmati buah hasil kemerdekaan dari negara/tanah air yang dulunya beliau perjuangkan bersama teman-teman veteran dan komponen lainnya.

Boleh jadi nasib veteran yang semacan ini masih ada diman-mana. Walau pun, perhatian pemerintah terhadap mereka para veteran sudah cukup meningkat, baik kenaikan gajinya, penye diaan rumah dengan ukuran tertentu, juga pembinaannya . Namun kare na jumlahnya cukup banyak, maka kebijakan itu belum dapat dirasakan secara merata. Lebih-lebih sebagian besar mereka sudah berumur tua/sepuh, bah kan mungkin sudah banyak yang meninggal. Yang jelas tidak ada kata terlambat.

Maka barangkali, kebijakan yang telah ditempuh Khalifah ’Umar itu, bisa dijadikan referensi / pertimbangan. Yaitu dengan memberikan hadiah yang pantas kepada mereka atau kepada isteri/anak keturunannya. Sebagai penghargaan ter-ha dap jasa-jasa mereka, para veteran dan pahlawan bangsa.

(pesan indah dari mekkah danmadinah/a.r.usmani/2008) •Ahar

Khalifah ’Umar adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan sangat menghargai jasa

pahlawannya. Beliau berikan hadiah dan penghargaan

yang pantas kepada orang yang telah berjasa terhadap

negaranya. Walaupun penyerahan hadiahnya

sudah agak terlambat dan disampaikan melalui putrinya

pula (yang sudah berani mengingatkan Khalifah

tentang ayahnya yaitu Khuffaf bin ’Ima’ Al-Ghifari salah

seorang veteran/pahlawan).

CAHAYA HATI

Page 28: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

28 MPA 10/375 / 2017

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT,

atas segala rahmat, nikmat dan kerunia-Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal kebajikan dan meningkatkan ibadah kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini saya tujukan kepada

diri saya sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 102 :

Mewujudkan GenerasiMuslim Yang Cerdas

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Page 29: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

29MPA 10/375 / 2017

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam“.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jamaah Jum’ah,Apabila kita melihat keadaan dunia sekarang ini, tentu

kita mengakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dan maju dengan pesat. Sementara itu, jika tidak dibatasi pertumbuhan penduduk juga berkembang dengan kecepatan tinggi.

Dalam situasi ini, jelas kalau dunia membutuhkan manusia-manusia yang mampu bersaing dalam mengatasi segala problematika ini. Orang yang bermalas-malasan, tidak mahu meningkatkan ilmu pengetahuannya, ia akan mis tomorrow, ketinggalan zaman.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jamaah Jum’ah yang berbahagia,Karena itu semua generas muslim dituntut cerdas, pandai

dan terampil serta tidak boleh bersifat malas yang menunjukkan kelemahan dirinya. Tanpa kepandaian, kecerdasan dan keterampilan, sulit bagi seseorang untuk maju dan berkembang. Maka, orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mahu bekerja keras, akan mempunyai kans yang cukup besar untuk mencapai kesuksesan. Hal itu tersirat dari firman Allah SWT dalam al-Qur’an, surat al-Mujadalah [] ayat 11:

Artinya: “ ...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...“

Ma’asyiral Muslimin sidang Jamaah Jum’ah yang berbahagia,Sesungguhnya Islam mendorong agar umatnya mem-

punyai ilmu pengetahuan yang tinggi, terampil, dan suka bekerja keras. Sebab dengan begitu, di samping akan memperoleh hasil dari usaha dan kerja kerasnya, sekaligus hal itu akan mampu membentuk pribadi muslim yang sempurna, tangguh, kuat fisik dan mentalnya, kokoh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Meskipun demikian, perlu disadari bahwa dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajiban kita, apakah tugas sebagai hamba Allah, maupun berkaitan dengan pergaulan sesama manusia, kita harus memelihara asas keseimbangan. Seimbang antara kerja untuk kepentingan hidup di dunia, maupun untuk kebahagiaan di akhirat. Kita perhatikan firman Allah SWT dalam al-Qur’an, surat al-Qashas [28] ayat 77:

Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Kita dituntut bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu,

bekerja dengan keras sesuai bidang tugas kita, tidak bermalas-malasan, dan selalu meningkatkan nilai ibadah kita kepada Allah SWT. Dalam melakukan pekerjaan tidak perlu malu untuk bertanya, apabila kita tidak mengetahuinya. Maka jika kita mengalami kesuksesan, jangan lupa untuk bersyukur. Wujud rasa syukur itu ialah, meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Dengan begitu, niscaya akan tercapai kehidupan yang kita idam-idamkan, yakni kebaha giaan hidup di dunia dan di akhirat.

Page 30: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

30 MPA 10/375 / 2017

Cinta kerap membuat orang menjadi tak kritis pada yang dicinta. Tapi itu tak berlaku bagi Sirikit Syah.Meski cintanya pada profesi jurnalis bagai laut dan birunya, tapi dirinya begitu kritis terhadap dunia jurnalisme yang membesarkannya.

Menulis itu Medium Dakwahyang Sangat Efektif

Nama Sirikit memang cukup dikenal publik. Apalagi dia seorang jurnalis senior yang

telah melanglang buana di berbagai negara. “Jurnalisme.. mula-mula bukan dunia yang saya cita-citakan sih. Tapi entah kenapa justru bidang inilah yang mengantarkan saya hingga menjadi seperti ini,” tukasnya datar

Hernani Sirikit, MA – yang lebih dikenal sebagai Sirikit Syah, sejak kecil memang tak pernah bermimpi untuk menjadi seorang pewarta. Yang diangankannya waktu itu justru profesi guru. Itulah pasalnya, selepas menyelesaikan studinya di SMA, langsung mendaftarkan diri ke Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Sastra Inggris IKIP Surabaya – yang kini berubah menjadi Unesa.

Impian pun telah berbenih kenyataan. Setelah lulus di tahun 1984, tak tanggung-tanggung Prof. Dr. Budi Darma (Rektor IKIP Surabaya waktu itu) langsung menawari Sirikit untuk mengajar di almamaternya. Namun entahlah, kenyataan mimpi itu justru dibuyarkannya sendiri. Sebab dia tiba-tiba saja merasa tertantang dengan dunia jusnalistik. Maka dimulailah profesi wartawan di harian Surabaya Post.

Anehnya, dia begitu jatuh cinta pada profesi barunya tersebut. Baginya, profesi wartawan dirasakan telah memberikan banyak pelajaran hidup yang sangat berarti. ”Tak saja berupa beragam informasi yang bisa diserap, tapi lebih dari itu.. pengalaman dan networking juga terbuka lebar,” ujar ibu dua anak ini bersemangat.

Tak puas dengan media cetak, Sirikit pun merambah ke media pertelevisian. Bermula sebagai seorang reporter, lalu dipercaya menjadi produser, hingga

Sirikit Syah

sebagai koordinator liputan wilayah Indonesia Timur untuk SCTV dan RCTI – yang saat itu kedua station bersatu dalam program berita Seputar Indonesia. Tak berselang lama, akhirnya dia beralih ke News Departemen SCTV sebagai reporter, script editor, koordinator liputan, produser program berita, hingga asisten manajer.

Dan waktu pun tak henti berjalan. Namun adakah kesibukan jurnalis telah membuatnya benar-benar alpa pada mimpi yang pernah digambar sewaktu kecil? Sirikit Syah dengan cekatan menampik. Sebab dia tak merasa telah meninggalkan dunia mengajar sepenuhnya. Baginya, menjadi wartawan sama mulianya dengan menjadi pendidik. “Selain sebagai sarana informasi, kontrol sosial dan hiburan, pers juga berperan untuk mengedukasi masyarakat melalui suguhan berita dan fakta,” kata penulis buku ’Rambu-rambu Jurnalistik’ ini dengan mimik serius. “Apalagi pers merupakan pilar keempat

pendidikan setelah keluarga, sekolah, dan masyarakat,” kilahnya.

Namun apa boleh dikata, suara hati adalah nurani kejujuran yang tak gampang dipungkiri. Setelah bertahun-tahun menggeluti media cetak dan elektronik, terbesitlah niatan tulus untuk membagi ilmu jurnalisme kepada para mahasiswa. Maka sejak tahun 1996 Sirikit bermula merealisasikan mimpinya secara nyata. Tak tanggung-tanggung, dia mengajar hampir di semua perguruan tinggi di Surabaya yang memiliki Jurusan Ilmu Komunikasi atau prodi Jurnalistik.

Nama Sirikit pun bertengger mulai di Fakultas Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, STIKOSA AWS dan juga Universitas Airlangga. Tak saja mengajar program S1, tapi juga di Pascasarjana konsentrasi Komunikasi dan Ilmu Hukum dan Pembangunan. “Saya tidak bisa memungkiri, inilah mungkin yang namanya panggilan jiwa

TA’ARUF

Page 31: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

31MPA 10/375 / 2017

sebagai pengajar yang sesungguhnya,” tutur Master bidang Komunikasi dari Westminster University, London ini sambil melepas tawa lirih.

Meski wanita berjilbab – lantaran tersentak malu saat meliput kegiatan NU – ini sibuk terjun di kampus, namun itu tak membuat mahasiswa pro-gram Doktoral Pascasarjana Unesa ini menghapus jejaknya di media massa. Terbukti, sambil mengajar dia pun masih membagi waktu menjadi koresponden Harian The Jakarta Post dan juga sebagai editor The Brunei Times – sebuah harian di Brunei Darussalam.

Tak semata itu saja. Pada tahun 1999 peraih anugerah Warga Surabaya Teladan versi Radio Suara Surabaya ini, juga mulai dilanda kerisauan atas tidakan semena-mena media massa dalam pem be ritaan pasca reformasi. Pers begitu bebas dan liar tanpa kendali. Tak sedikit isi pemberitaan yang membahayakan publik.

Wanita yang banyak mengisi semi-nar di dalam maupun luar negeri ini pun, lantas menggagas berdirinya se-buah Lembaga Konsumen Media; MediaWatch. Hingga tahun 2003, dirinya dida puk menjadi direktur lembaga yang mengawasi media tersebut. Inilah sikap fair dari seorang Sirikit Syah. Meski dirinya dibesarkan di dalam dunia media, namun bisa bersikap kritis terhadap media itu sendiri.

Menurutnya, media boleh saja mengawasi pemerintah dan masyarakat. Tapi media pun harus juga diawasi. “Sebab jika ada orang salah makan, mungkin korbannya hanya yang makan saja. Tapi jika ada orang salah konsumsi berita, efeknya bisa mengakibatkan perkelahian hingga peperangan,” papar Anggota Kehormatan Pusat Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Surabaya ini mengingatkan.

Kedewasaan dan keterbukaan sikap Sirikit semacam itu, tak bisa dilepaskan dari masa kanaknya. Dia terlahir dan dibesarkan di daerah Jl. Melati Surabaya – sekarang daerah di belakang Grand City Mall – 53 tahun silam. Sejak bocah dirinya sudah berbaur dengan orang-orang Belanda, China, Jawa, Ambon, Batak dan etnis lainnya. Lingkungan hidup seperti itulah, yang membuat pandangan-pandangannya tak berkacamata kuda.

Sirikit kecil sudah terbiasa melihat tetangga Bataknya yang menyembelih babi dan anjing di sebelah rumahnya. Itu merupakan pemandangan yang lumrah-lumrah saja, meski keluarganya sebagai pemeluk Islam. Meski diakuinya, cukup sulit merasakan suasana keberagaman laiknya orang Muslim lainnya. “Kami kalau mencari masjid cukup jauh sampai di daerah Kanginan,” ungkap anak keenam dari 13 bersaudara (6 saudara kandung, 4 saudara tiri, dan 2 saudara seibu) ini sambil menerawang ke masa silamnya.

Keberadaan keluarga besar inilah, yang membuat orangtuanya tak sempat mengajarkan agama. Ayahnya seorang Perwira Angkatan Laut, yang meninggal semasa Sirikit masih berusia tiga tahun. Dan ibunya terpaksa menjanda 29 tahun dengan 7 anak. Pesan ibunya yang tak pernah terlupakan; jadilah orang baik yang senantiasa menebar kebaikan. “Saya belajar shalat dan mengaji di sekolah. Kesadaran itupun baru muncul ketika saya duduk di bangku SMA,” ucapnya jujur.

Semasa usia SMA itulah, wanita yang memiliki hobi menulis sejak SD ini banyak bergaul dengan seniman Bengkel Muda dan Dewan Kesenian Surabaya. Dia pun berkenalan dengan sejumlah seniman dan budayawan seperti Gombloh, Leo Kristi, Franky Sahilatua, WS. Rendra dan Emha Ainun Najib. “Cak Nun dulu waktu masih muda sering

mampir rumah saya. Bahkan Gombloh dulu sering makan dan menginap juga,” kenangnya tentang karibnya itu.

Pertemuannya dengan para seni-man dan budayawan itulah, yang semakin mengasah keterampilan Sirikit dalam menulis puisi maupun cerpen. Sewaktu mahasiswa malah memperoleh bimbingan langsung dari begawan sastra Budi Darma. Dialah yang senantiasa mengilhami Sirikit dalam menulis. Pada tahun 1997, dirinya berhasil menerbitkan buku ‘Harga Perempuan’. “Karya ini begitu berarti bagi saya. Ini kumpulan cerpen pertama saya yang amat bernuansa perempuan,” tandasnya sumringah.

Sederet karya Sirikit Syah yang telah terbit: Media Massa di Bawah Kapitalisme (kumpulan esai tentang media massa, 1999), Muhammad; A Biography (terjemahan dari buku Karen Arsmstrong, 2001), Budaya, Media, dan Politik di Indonesia (terjemahan buku David T. Hill & Krishna Sen, berjudul Culture, Media, and Politics in New Order Indonesia, 2002), Memotret dengan Kata-kata (kumpulan puisi, 2005), Sensasi Selebriti (kumpulan cerpen, 2007), Rambu-rambu Jurnalistik (2011) dan Watch the Dog! (kumpulan esai, 2012).

Dengan kepiawaiannya dalam hal tulis-menulis, dia pun merintis sebuah sekolah menulis ‘Sirikit School of Writing’. Dengan adanya lembaga tersebut, wanita yang ingin segera menunaikan ibadah haji ini berharap mampu melahirkan penulis-penulis yang mendakwahkan Islam dan mengangkat harkat dan martabat manusia. Dengan menulis pun gairah Kebangkitan Islam bisa disua rakan. “Karena itu harus ada lebih banyak penulis, kolumnis dan kritikus dari kalangan Muslim. Sebab menulis itu merupakan medium dakwah yang sangat efektif,” tandasnya. •Suprianto

TA’ARUF

Page 32: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

32 MPA 10/375 / 2017

Bangunan berlantai tiga ini berdiri megah di sisi Timur pesantren. Didominasi warna putih dengan

desain khas Eropa menambah kesan mendalam. Dengan kubah di atasnya, juga makin memikat mata yang memandangnya. Inilah salah satu bangunan yang kini menjadi salah satu ikon pesantren peninggalan alm. KH. Hasyim Zaini – putra pertama pendiri PP Nurul Jadid Paiton.

Jika selama ini ada cap kumuh pada pesantren salaf, sepertinya pelabelan itu harus direvisi jika bertandang ke pasantren yang lebih dikenal dengan Pondok Ndalem Timur ini. Bagaimana tidak, sejauh mata memandang tak dijumpai satupun sampah berserakan. Meski ditumbuhi berbagai bunga-bungaan dan pohon palm, tak dijumpai selembar pun dedaunan yang dibiarkan begitu saja bertebaran di halaman.

Bahkan taman yang membelah dian-tara bangunan yang bercorak modern ini begitu hijau dan sedap dipandang. Rerumputan tak dibairkan tumbuh subur sejengkal pun. Sementara itu, Yang lebih menawan lagi, halaman yang

dimanjakan dengan suguhan ornamen artistik. Tak ketingalan terdapat pula kolam ikan yang semakin menambah sedap pemandangan. Bagi pengun jung maupun wali santri bisa menikmatinya sambil duduk santai di areah khusus yang ditum buhi pohon perdu nan rindang.

Pesantren yang dihuni 1.450 satriwati ini memang begitu menjunjung tinggi kebersihan dan keindahan. Sebab kedua-nya memang merupakan percikan iman. Selain itu, keduanya merupakan syiar yang perlu terus digelorakan. “Ini pula yang membuat detak kagum rombongan 3 pastur yang pernah berkunjung ke pesantren. Mereka seakan tidak percaya ada pondok yang sebersih sini,” ungkap Hilyatul Hasanah, M.Pd.I ini bangga.

Ketua Wilayah ini menuturkan bahwa keterpesonaan para pastur ter-sebut tidak hanya pada kebersihan dan keindahan lingkungan pesantren, tapi juga arsitektur bangunan pesantren yang berdiri sejak tahun 1984 itu. Untuk urusan arsitektur bangunan sendiri banyak terinspirasi dari beberapa bangu-nan di kota besar seperti Surabaya dan Malang. “Menurut Bu Nyai, pesantren

PP. Nurul Jadid Wilayah Hasyimiyah Probolinggo

Inspirasi Adiwiyatadari Pesantren Salafiyah

Jika ingin melihat Gedung Putih, tak perlu jauh-jauh terbang ke Amerika Serikat. Cukup bertandanglah ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Hasyimiyah Probolinggo. Di sini anda akan disuguhi bangunan layaknya White House di Washinton DC yang begitu menawan.

HIJAU - Taman yang membelah dua sisi deretan bangunan asrama santri.

membantang luas dipasang dengan bebatuan kali sehingga terkesan artistik dan alami. Memang ada yang diblok paving terutama di depan halaman masjid pesantren. Tapi itu hanya seba-gian kecil saja. Meski demikian tak mengu rangi keindahan sedikit pun.

Ketika melongok ke bagian depan – meski masih dalam area pesantren, mata

KH. Moh. Zuhri Zaini BAPengasuh Pusat Pesantren Nurul Jadid Paiton.

Page 33: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

33MPA 10/375 / 2017

WHITE HOUSE - Gedung putih khusus bagi santri baru.

harus berubah lebih baik dan nyaman dihuni agar penghuninya bisa betah belajar,” ucapnya mengutip penjelasan Pengasuh PP Nurul Jadid Wilayah Hasyimiyah, Nyai Hj. Masruroh.

Menurut cerita arsitek yang menu-kangi pembangunan, ketika Nyai Hj. Masruroh ketika tertari pada suatu arsitektur desain taman tertentu, tak segan-segan istri Alm. KH. Hasyim Zaini mengajak sang arsitek untuk merekam secara detail lalu mengaplikasikannya dalam bentuk sketsa yang sesuai dengan nilai-nilai keindahan yang diinginkannya.

Dan soal kebersihan, Nyai Hj. Masruroh sangat terpesona dengan Kota Singapura. Bagaimana tidak, sebuah kota yang dihuni mayoritas non muslim itu justru begitu ketat menjaga kebersihan. Hal ini seakan kontradiktif dengan yang diperlihatkan komunitas muslim pada umumnya yang begitu abai dengan persoalan kebersihan. Padahal dalam Islam kebersihan begitu ditekankan.

Maka kerja keras pun dilakukannya demi mengubah lingkungan pesantren yang terlanjur dicap sebagai kawasan ‘kumuh’. Dengan jumlah santri ribuan orang tentu saja persoalan sampah akan menjadi momok tersendiri pada masa-masa mendatang. Apalagi dalam sehari kawasan pesantren ini menghasilkan 4x6 m2 perharinya. “Bayangkan saja, berapa sampah yang terkumpul dalam seminggu atau perbulannya?” tukas Hasanah – panggilan karib Hilyatul Hasanah, M.Pd.I – bernada tanya.

Sampah sebesar itu jika dikumpulkan begitu saja, sudah pasti akan menjadi

gundukan atau bahkan gunung sampah. selain bisa menimbulkan bau tak sedap tentu bisa memicu wabah penyakit. Menyadari hal ini, sejak tahun 1997, Pondok Ndalem Timur ini sudah berinisiatif melakukan pengolahan sampah. Meski tidak mendatangkan mesin canggih, dengan model pemilahan sam pah ternyata cukup efektif dalam mengurangi volume sampah yang ada.

Caranya, sampah dipilah sedemikian rupa. Sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang seperti plastik dikumpulkan tersendiri untuk kemudian dijual. Sedangkan sisanya baru kemudian dibakar. “Nah, hasil dari penjualan sampah inilah yang selama ini menjadi penopang operasional kebersihan,” beber Hasanah.

Tentu saja bukan santriwati yang dilibatkan secara langsung dalam pengo-lahan sampah. Pondok yang memiliki pengembangan skill menjahit, kaligrafi dan Qiro’ah ini secara khusus memperkerjakan 8 santri putra. Mereka diberikan akses terbatas pada pengangkutan sampah pada titik dan hari tertentu.

Kedelapan santri putra juga ditugas-kan untuk memotong rerumputan dan memperindah taman yang bertebaran di pondok yang memiliki 15 komplek asrama yang biasa disebut daerah ini. Sedangkan para santriwati bertugas mem bersihkan lingkungan bagian da-lam asrama dan menyirami taman.

Tak sekedar konsen pada kebersihan dan keindahan, pesantren yang berada dalam komplek PP Nurul Jadid ini juga sangat memperhatikan masalah kesehatan para santri sekecil apapun.

Bahkan para orangtua sangat dilarang keras untuk membawa makanan yang pedas dan kecut seperti mangga muda, kedondong dan jambu biji. Tak tanggung-tanggung himbauan ini terpampang jelas dipintu masuk area pesantren yang berada di sisi Timur kediaman pengasuh. “Bagi wali santri yang melanggar akan dikenakan sangsi sekaligus juga putrinya,” ujar Hasanah tegas.

Kenapa aturan ini diberlakukan? Sebab, pernah suatu ketika banyak santri yang pamit pulang dengan keluhan sakit seperti sakit perut, mag hingga usus buntu. Selidik punya selidik, ternyata mereka sering mengkonsumsi buah-buahan tersebut. Tak ingin kejadian itu berulang, maka Bu Nyai menitahkan pelarangan tersebut. “Beliau tidak ingin hanya gara-gara buah tersebut, menganggu kesehatan santri. Sebab jika santri sakit tentu bisa mengganggu efektifitas belajarnya,” katanya beralasan.

Keindahan, kebersihan dan kese-hatan merupakan sesuatu yang harus terus disuarakan. Sebab bagi KH. Moh. Zuhri Zaini BA, agama tak seke dar keyakinan ataupun sekedar pengetahuan. “Yang tak kalah penting adalah pengamalan atau aplikasi da-lam tataran realitas,” tutur Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Paiton ini.

Dan Pondok Nurul Jadid Wilayah Hasyimiyah membuktikan bagaimana mem bumikan ajaran agama tentang pentingnya menjaga kebersihan. Sudah sewa jarnya pesantren maupun institusi pendi dkan lain memungut inspirasi adi-wi yata dari pesantren salafiyah ini. •Pri

TERINTEGRASI - Asrama Khusus Siswi MAN Paiton.

Page 34: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

34 MPA 10/375 / 2017

Ingin melihat bagaimana harmoni teknologi dengan alam? Bertandanglah ke MAN 2 Probolinggo. Sebab penggunaanteknologi di madrasah yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta No. 255 Probolinggo ini benar-benar diperuntukkan

untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu yang dilakukannya adalah mengurangi sampah kertas.

MAN 2 Probolinggo

Madrasah ini menyadari bahwa pening katan kebutuhan ker-tas akan diiringi dengan

peningkatan kebutuhan bahan baku. Kebu tuhan kertas nasional sendiri dike-tahui sekitar 5,6 juta ton per tahun. Untuk membuatnya diperlukan bahan baku kayu dalam jumlah besar dan mahal. Padahal hutan tanaman industri (HTI) Indonesia sendiri tidak mampu mencukupi kebutuhan kertas nasional ini. Tapi ironisnya, banyak kertas digunakan secara boros dan berlebihan.

Bayangkan, untuk memproduksi 1 rim kertas saja diperlukan 1 batang pohon usia sekitar 5 tahun. Padahal 1 batang pohon itu bisa menghidupkan sekitar 3 orang. Selain itu, limbah yang dihasilkan dari proses produksi kertas juga sangat besar. Baik secara kuantitatif dalam bentuk cair, gas dan padat maupun secara kualitatif. “Jika kita tidak mulai mem perbaiki pola konsumsi kertas sejak sekarang, maka akan menyebabkan pem ba batan hutan terus menerus,” ujar Lastri.

Ketua Adiwiyata MAN 2 Probolinggi ini pun melanjutkan, jika hutan terus dibabat, maka keseimbangan ekosistem akan kacau dan menyebabkan apa yang

sekarang dikenal dengan global warming. Apalagi hingga saat ini, Indonesia sudah kehilangan sekitar 72 persen hutan aslinya dan semakin haripun kerusakan hutan masih tetap berlanjut.

Dari data sampah di lingkungan MAN 2 Probolinggo yang dipaparkan oleh Tim Adiwiyata madrasah ini, sampah kertas menduduki peringakat kedua setela dedaunan. Dalam sehari sampah kertas sebesar 3 kilogram. Sedangkan sampah daun sejumah 5 kilogram. “Nah kalau tidak melakukan

langkah nyata dengan mengurangi sampah-sampah ini mulai sekarang, mau kapan lagi?” ujar Lastri dengan nada tanya.

Tak ingin itu terjadi, maka madrasah peraih titel Sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional 2017 ini memulai dari hal kecil dengan menghilangan kertas dalam tiap ujian semester siswa. Inilah Gerakan Nol Sampah Kertas yang sedang digallakkan madrasah ini. “Selain efisensi juga bisa menjadikan lingkungan ini tambah bersih dan kian nyaman,” tandas Drs. HM. Alvan Makmur.

Dengan ujian model papperless tiap semester, kini di ruang guru tidak tampak lagi bertumpuk-tumpuk kertas ujian dan lembar jawaban siswa di sudut-sudut uangan ataupun di atas meja guru. Ruangan pun kian legah dan nyaman. Sebab ruangan guru tak lagi menjadi semacam ‘gudang kertas’.

Sukses dengan ujian semester tanpa kertas, madrasah ini pun lalu mene rap-kannya pada ujian harian siswa hingga absensi siswa. Untuk absensi siswa tingga memanfaatkan teknologi bio finger print yang di pasang di depan runag lobi madrasah yang dikenal dengan sebuatan Mandapro Excist ini. “Untuk jurnal kelas

M. Alfan MakmurKepala MAN 2 Kota Probolinggo.

Galakkan Gerakan Nol Sampah Kertas

SERAMBI MADRASAH

Page 35: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

35MPA 10/375 / 2017

dan RPP semantara masih manual alias masih menggunakan kertas,” ungkap Kepala MAN 2 Kota Probolinggo ini jujur. “Tapi ke depan kita akan dorong paperless juga,” imbuhnya berjanji.

Diakuinya, untuk memulai ‘gerakan pappereless’ ini tidaklah semudah mem-ba likkan telapak tangan. Dia menyadari tidak semua guru memiliki kemampuan bidang IT yang mumpuni. Sebab gerakan ini memang berbasis pemanfaata tekno-logi IT. “Akhirnya kita mendata guru-guru yang memang skill IT-nya bagus. Mere kalah yang kemuduian mem beri-kan bimbingan ke pada guru-guru lain,” ungkap mantan Kepala MAN Bangil ini.

Dan saat ini madrasah peraih Juara 1 Robotik Design Kapal ini pun telah memiliki tim ICT (Information and commu nications technology) yang terdiri dari 14 orang guru. Selain mem-berikan bimbingan pada para guru, mereka juga sekaligus menjadi pengajar di Prodistik – program setara D1 hasil kerjasama dengan ITS Surabaya.

Selain itu, madrasah pemilik titel Juara 2 Robotik tingakt internasional

di Singapura dan Malaysia ini juga melakukan pembongkaran besar-besa-ran tiap ruang kelas. Sebab menyambut ‘gerakan papperless’ juga dibutuhkan sarana-dan prasarana yang mendukung ICT. “Wifi dan roater kita ganti. Bahkan tak jarang juag memsang modem wifi dobel agar mampu menagap sinyal lebih kuat,” bebernya.

Memang madrasah ini getol mengga-lakan sistem pembelajaran berbasis elektronik. Terbukti tiap kelas sudah dileng kapi LCD proyektor tanpa kabel. Bahkan dalam pembelajaran siswa pun sudah menggunakan tablet khususnya kelas 10. Jadi praktis tidak ada bku paket yang harus dibeli siswa. “Awalnya saya menerapkannya khusus kelas 10, tetapi ternyata yang kelas 11 dan 12 juga bermi-nat,” katanya sambil mengulum senyum.

Tak hanya meniadakan buku paket, tapi sekaligus juga melarang penggunaan LKS. Sebagai ganti LKS, guru bisa membuat sendir dan dimasukkan ke server. Dan siswa tinggal mengunduh dan menyelesaikannya. “Siswa jaman sekarang itu begigu akrab dengan

teknologi, maka madrasah pun harus menyesuaikan dengan perkembangan ini termasuk para guru,” tukasnya.

Sementara itu buah dari gerakan pengurangan sampah kertas pun kian kentara. Ini tidak saja dirasakan siswa tapi juga para guru. Dan para pengajarpun tidak perlu lagi direpotkan dengan corat-corat saat mengoreksi lembar jawaban siswa. Sebab mereka sudah terbantu untuk melakukan penilaian dengan ICT.

Lebih dari itu, gerakan nol sampah kertas ini juga memberikan dampak penghematan keuangan madrasah yang mampu mengkoleksi Juara 1 Lomba Ghina Arabic Tingkat Nasional ini. Bisa dibayangkan, dengan jumlah siswa 900-an brapa total angaran untuk pengadaan kertas dan buku dan aneka kebutuhan lainnya. Tapi yang terpenting lagi, dengan mengurangi sampah kertas madarash ini menunjukkan komitnya untuk turut menjaga ekosistem alam. “Jadi cinta lingkungan itu tidak hanya merawat tanaman, melainkan juga menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah yang ada,” ucapnya. (*)

Juara Robotika dalam Kempetisi Robotika Madrasah 2017bersama Kakankemenag Kota Probolinggo.

Torehan penghargaan Adiwiyatahingga Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional.

Gotong royong untuk mempercantik madrasahdengan bunga-bunga.

Pupukorganik hasil olahan sampah di dimanfaatkan untuk mempersubur tanaman sekitar madrasah.

Jumat Sehati sebagai momentum mengasah kecerdasan hati.

Page 36: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

36 MPA 10/375 / 2017

madrasah laiknya diserahkan pengelolaannya pada seorang pustakawan. Sebab dialah yang tahu dan mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan. Pustakawan inilah, yang nantinya akan memenej berbagai simpanan informasi dan ilmu pengetahuan yang ada dalam sebuah perpustakaan.

Pustakawan haruslah menata ruang perpustakaan beserta perabotnya hingga tampak apik dan menarik. Sebab pustakawan bertanggung jawab pada pengelolaan buku-buku atau alat informasi lain dengan sebaik-baiknya, sehingga memudahkan dan sangat membantu bagi pemustaka. Dirinya juga memiliki tugas perencanaan, membuat katalog-katalog, memilah-milah buku sesuai cluster masing-masing, hingga ke persoalan-persoalan lain sekecil apapun. Semisal ketika ada anak-anak yang selesai membaca buku dan menaruh sekenanya, maka ditinya harus rela mengambil dan meletakkan sesuai kode yang ada pada katalog.

Perpustakaan madrasah harus ditata secara rapi dan apik karena ia merupakan sumber belajar bagi siswa-siswi. Dengan begitu mereka akan gemar mengunjungi perpustakaan, sehingga dapat mengambil manfaat dari keberadaan perpustakan tersebut. Apalagi biasanya di perpustakaan madrasah para pemustaka sama sekali tak dikenai biaya. Baik ketika membaca di dalam ruang perpustakaan, maupun saat meminjamnya untuk dibawa pulang.

Ketika seorang siswa berada di ruang perpustakaan, tentulah akan menumbuhkan motivasi dan merangsang daya pikirnya lantaran di ruang itulah dia tengah belajar secara mandiri. Baik untuk mencari informasi yang dibutuhkan, maupun untuk mendalami ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

Di dalam perpustakaan inilah, dia bisa meraup beragam informasi dan ilmu pengetahuan dari koleksi buku-buku yang tersedia. Lewat perpustakaanlah peserta didik akan mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuannya. Dengan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang akurat dari perpustakaan, tentu sangat membantu dirinya untuk memecahkan beragam persoalan.

Ketika ruang perpustakaan dapat menjadi stimulus bagi siswa-siswi madrasah untuk sering datang ke tempat itu, maka anak-anak akan terpacu dan selalu haus akan ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang sangat berguna bagi dirinya. Dan merekapun akan gemar membaca sambil berdiskusi di ruang perpustakaan, jika ruang puerpustakaan madrasah tampak tertata rapi.

Melihat antusiasme yang semacam itu, hendaknya pihak madrasah terutama Kepala Madrasah untuk memberikan dukungan sepenuhnya terhadap keberadaan perpustakaan tersebut. Dukungan semacam ini sangatlah berarti, karena sedikit-banyak akan memperlancar kemajuan perpustakaan madrasah.

Peserta didik hendaknya pula diberikan wawasan dan tanggung jawab agar turut menjaga kebersihan dan kerapian dari penataan buku-buku yang ada. Ketika

Digital Library danRuang Belajar Kedua

Namun perpustakaan bukanlah sekedar gudang buku; tempat manampung buku-buku yang

ditaruh sekenanya dan bahkan terkesan asal-asalan. Untuk dapat mengelola keberlangsungan sebuah perpustakaan secara apik, maka ada sistem dan ketera-turan tersendiri yang harus dipenuhi. Disamping mengumpulkan buku-buku, perpustakaan adalah sebagai tempat penyimpanan, yang membutuhkan pera-watan dan pemeliharaan, serta penge-lolaan dan pemustaka.

Karena perpustakaan merupakan pusat belajar siswa, maka perpustakaan

Perpustakaan adalah gudang ilmu. Sedangkan kuncinya adalah membaca. Agar bacaan siswa-siwi madrasah bertambah luas, maka pihak madrasah laiknya menyediakan sebuah ruang perpustakaan.

Sebab maju tidaknya sebuah madrasah, bisa pula ditentukan dari perpustakaannya.

Oleh :Rizki Diani, SIP

Alumnus Ilmu PerpustakaanFak. Teknologi Informasi Universitas Yarsi Jakarta,pernah bekerja di Perpus British Council Jakarta.

EDUKASI

Page 37: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

37MPA 10/375 / 2017

mereka usai membaca sebuah buku, biasakanlah untuk menempatkan sesuai dengan cluster yang telah ditentukan. Begitupun ketika memin-jam buku-buku haruslah dikem-balikan sesuai waktu yang telah dijad wal kan. Kebiasaan semacam ini menjadi penting mengingat perpus-takaan adalah merupakan tempat belajar kedua setelah ruang kelas.

Perpustakaan madrasah hendak-nya pula berisi buku-buku dan infor-masi lain, yang itu tak hanya dipe-run tukkan bagi siswa-siswi sema ta. Sediakanlah buku-buku ilmu penge-tahuan dan informasi yang juga dibutuhkan oleh Kepala Madrasah, guru-guru, hingga karyawan yang ada di lingkungan madrasah. Dengan begitu keberadaan perpustakaan akan sangat membantu dan memper-lancar bagi keberlangsungan proses belajar-mengajar.

Disamping menyediakan buku-buku penunjang proses pembelajaran, ada baiknya juga jika mengisi rak-rak buku dengan ilmu pengetahuan dan informasi lain, yang itu sesungguhnya

sangat dibutuhkan bagi kehidupan mereka. Misalnya buku-buku yang berisi tentang nilai-nilai kehidupan, tuntunan-tuntunan agama, bacaan-bacaan yang bersifat menghibur, hingga karya-karya sastra yang merangsang pertumbuhan imajinasi, kreativitas dan daya inovasi.

Namun demikian, jangan lupa-kan pula bahwa perpustakaan juga harus menyediakan buku-buku pe-nun jang riset dan penelitian. Sebab kini Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR) di madrasah terus mengalami per-kem bangan dan kemajuan. Sudah banyak sekali temuan-temuan yang merupakan hasil penelitian anak-anak madrasah. Oleh karenanya, hal itu perlu ditunjang dengan buku-buku tertentu yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi, sehingga mereka makin termotivasi dan akan dengan cepat pula menemukan karya-karya yang baru.

Yang perlu diingat, kurang leng-kap nya buku-buku yang ada di per-pustakaan, akan sangat berpenga ruh bagi kehadiran peserta didik ke ruang

Perpustakaan madrasah hendaknya

pula berisi buku-buku dan

informasi lain, yang itu tak hanya

diperuntukkan bagi siswa-siswi

semata. Sediakanlah buku-buku

ilmu pengetahuan dan informasi

yang juga dibutuhkan oleh

Kepala Madrasah, guru-guru,

hingga karyawan yang ada di

lingkungan madrasah. Dengan

begitu keberadaan perpustakaan

akan sangat membantu dan

memperlancar bagi keberlangsungan

proses belajar-mengajar.

EDUKASI

Page 38: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

38 MPA 10/375 / 2017

perpustakaan. Jangan sampai perpustakaan tidak update dan hanya berisi buku-buku yang berdasarkan kurikulum lama. Sebab anak-anak di ‘zaman now’ adalah anak-anak yang terus mengikuti perkembangan zaman. Maka perpustakaan madrasah haruslah dapat mengikuti perkembangan semacam itu, agar tak tertinggal oleh laju kreativitas zaman.

Untuk itulah, perpustakaan madrasah perlu untuk terus-menerus update. Agar bisa secara terus-menerus update, maka ada baiknya pula sejak dini dirancang berdirinya sebuah perpustakaan digital atau pustaka online. Sebab bagaimanapun juga kebutuhan semacam itu, adalah merupakan sebuah kebutuhan yang sebisa mungkin diujudkan oleh madrasah.

Sebab saat ini anak-anak milenial telah begitu aktif bermain gadget. Ini adalah merupakan sebuah kebiasaan yang tak dapat ditampik. Bahkan keberadaan alat teknologi semacam itu seolah tak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Untuk itulah, pihak madrasah perlu membuat sebuah pustaka online agar mereka tak lari dari perpustakaan. Jika kita tetap saja mempertahankan perpustakaan dengan model lama, maka hal itu pasti dikalahkan oleh informasi-informasi yang serba online.

Library digital, sebaiknya tetap menyatu tempatnya dengan perpustakaan yang ada. Tentu saja hal semacam ini membutuhkan sejumlah peralatan komputer yang terhubung langsung dengan jaringan internet. Dengan demikian, maka anak-anak yang ingin mengakses ilmu pengetahuan dan informasi secara online, mereka masih tetap harus mengunjungi perpustakaan madrasah.

Untuk membuat pustaka online memang dibutuhkan dana pembiayaan yang cukup besar. Baik untuk pengelolaan, pengadaan dan pemeliharaan, maupun untuk mengejar update, sehingga bisa mengejar kecenderungan generasi milenial yang haus sekali dengan informasi dan ilmu pengetahuan yang terbarukan. Dengan begitu mereka dapat mencari berbagai informasi melalui jaringan internet yang tersedia di ruang perpustakaan madrasah.

Alhasil, bahwa perpustakaan online akan menjadi sumber belajar peserta didik madrasah, yang memudahkan mereka untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi. Dengan demikian, library digital memiliki peran penting bagi keberlangsungan proses belajar-mengajar sebagai penunjang pembelajaran di ruang kelas.

Dengan perpustakaan digital, tentu pencarian informasi dan ilmu pengetahuan akan semakin cepat dan luas. Dengan jaringan internet yang ada di ruang perpustakaan, anak-anak dapat membaca dan mendownload e-book. Ini akan jauh lebih cepat ketimbang perpustakaan dengan printer material yang dicetak secara manual. Dengan adanya perpustakaan online, peserta didik akan dapat membawa berjilid-jilid buku digital dengan amat sangat mudah. Mereka tinggal membawa flashdisk untuk mengkopi dan membacanya pada saat berada di rumah.

Kalau dengan printer material anak harus memiliki duit yang banyak, sementara pustaka online biayanya sangat murah sekali. Bahkan tak sedikit yang dapat diakses secara gratisan. Mereka dapat mengunduh beragam e-book, baik karya-karya dari penulis negeri ini ataupun penulis dengan karya-karya yang mendunia.

Alhasil, e-library atau pustaka online meskipun tak memiliki koleksi buku-buku dengan jumlah besar, namun koleksi informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara langsung berjumlah tak terbatas. Yang pasti, pustaka online akan jauh melampaui perpustakaan yang ada selama ini.

Beberapa madrasah sudah berhasil membuat library digital. Perpustakaan seperti ini, akan dapat memberikan layanan secara lebih optimal. Bahkan sedikit-banyak telah memanjakan pemustaka, karena perpustakaan digital tersebut berada pada genggaman tangannya sendiri. Dengan waktu yang singkat, dirinya bisa mengakses ilmu pengetahuan dan informasi – dengan jumlah yang tak terbatas – secara gampang dan lebih akurat. (*)

EDUKASI

Page 39: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

39MPA 10/375 / 2017

semacam itu jumlahnya cukup beragam. Bahkan dari seluruh daerah di Indonesia, selalu mempunyai dolanan-dolanan khas daerahnya masing-masing. Kita bisa bayangkan berapa jumlah dolanan anak-anak di seluruh Nusantara. Bukankah bangsa kita terdiri dari 17 ribu pulau, 714 suku dan 1100 bahasa daerah?

Namun yang disayangkan, dolanan anak-anak itu memudar seiring dengan berjalannya waktu dan kian kuatnya arus modernisasi yang masuk ke negeri ini. Pasca era 90-an warisan budaya berupa mainan anak-anak itu lambat-laun mulai lenyap dari peredaran. Anak-anak kota mulai mengenal dan menggemari mainan teknologi. Pada saat arus globlasisasi melindas berbagai daerah di negeri kita, dolanan-dolanan tradisional kian punah dan digantikan mainan terknologi.

Kini anak-anak kita lebih akrab dengan gadget, play station, game online, hingga smart phone. Mereka sama sekali tak mengenal dolanan-dolanan tradisional. Telinga mereka terasa asing mendengar dolanan engklek, egrang, gobak sodor, petak umpet, congklak, jaranan dari pelepah pisang, bola bekel, yoyo, dakon, gasing dan semacamnya. Yang masih sayup-sayup terdengar barangkali adalah dolanan kelereng, mainan monopoli,

Bagi murid laki-laki, biasanya me-main kan dolanan gobak sodor atau engklek, benteng-bentengan, bola

kasti, dolanan lari kelereng, balap trompa atau sekedar bermain egrang. Sementara bagi murid perempuan, kebanyakan main loncat tali gelang karet, bermain dakon, bola bekel, dolanan cubleg-cubleg suweng atau sekedar bermain bandulan yang biasanya terdapat di halaman madrasah.

Untuk bisa bermain semacam itu, tak perlu menunggu ‘Hari Agustusan’. Sebab sudah jamak siswa-siswi membawa mainannya ke sekolah. Apalagi mainan

Oleh :M. Tajuddin Nurcholis

Guru Mapel Prakarya di MTs Amanatul Ummah,Pacet - Mojokerto.

Melestarikan‘Dolanan Tradisional’ di Madrasah

Di era 90-an ke belakang, setiap anak yang belajar di madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang tersebardi pelosok-pelosok desa, masih lekat dengan ‘dolanan tradisional’. Pada setiap jam istirahat,

sebagian besar dari mereka selalu memainkan dolanan-dolanan tradisional tersebut.

EDUKASI

Page 40: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

40 MPA 10/375 / 2017

atau bermain layang-layang. Yang lebih mereka ketahui paling-paling sebatas bandulan, karena di tempat-tempat wisata masih banyak yang menyediakan mainan itu.

Dolanan tradisional yang jumlahnya mencapai ribuan, seharusnya dikelola secara apik sehingga bisa menjadi salah satu asset wisata – utamanya bagi orang-orang manca yang berkunjung ke negeri kita. Oleh karenanya, sebagai warga dari sebuah bangsa yang besar, sesungguhnya kita berkewajiban untuk menjaga, melestarikan dan merawat tradisi dolanan tersebut.

Dengan begitu nilai-nilai kearifan lokal yang terselip di dalam dolanan, dapat menjadi kekuatan budaya yang sanggup menangkal mainan-mainan teknologi di era global sehingga dolanan itupun tak punah digilas zaman. Dan madrasah seharusnya turut berperan serta dalam pelestarian tersebut.

Apalagi dolanan-dolanan tradisional tak hanya berupa “mainan” semata, namun lebih dari itu ia merupakan sarana pendidikan karakter bagi siswa-siswi madrasah. Sebab dolanan tradisional sangatlah berlainan jika dibandingkan dengan mainan teknologi yang kini lebih diakarabi anak-anak. Dolanan tradisional jauh lebih bermanfaat bagi mereka ketimbang mainan modern yang lebih mandharat dan cenderung menumpulkan kreativitas mereka.

Hampir seluruh tradisi dolanan anak-anak selalu dimainkan secara berkelompok. Sambil bersukacita dalam memainkannya, mereka tak sadar bahwa dirinya sedang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya atau dengan yang usianya lebih tinggi. Bagi anak yang usianya lebih kecil, juga tak mengalami rasa canggung atau perasaan kikuk. Sebab dalam dolanan tradisional, biasanya mereka bertemu dan bersepakat untuk bermain, lantaas merekapun langsung bermain dan mengalir begitu saja.

Dengan bermain secara kelompok, tentu banyak hal yang harus mereka lakukan demi menjaga keutuhan kelompoknya masing-masing. Diantaranya adalah kekuatan bekerjasama dan kesungguhan dalam menjaga keutuhan dalam kerjasama tersebut. Sebab kalau salah satu diantara mereka mengingkari kebersamaan, sudah dapat dipastikan bahwa kelompoknya akan dikalahkan oleh kelompok lain. Di sinilah sikap tulus, kesungguhan, tanggung jawab, sportivitas, beserta rasa empati dan toleransi anak sangat dipertaruhkan.

Di sisi lain, dalam dolanan-dolanan tradisional, tak ada sama sekali peraturan yang tertera secara tertulis dan bersifat baku. Peraturan dalam permainan ‘dolanan’ tergantung pada kesepakatan bersama. Di sini setiap anak dan kelompok harus benar-benar mematuhi kesepakatan tersebut. Maka sikap konsekuen dan keseriusan dalam mematuhi kesepakatan, menjadi satu-satunya sikap yang harus benar-benar dijaga dan dipatuhi. Sebab satu anak saja mengingkari, permainan menjadi kacau dan biasanya berujung pada berhentinya permainan.

Dolanan tradisional tak semata membutuhkan kreativitas yang tinggi, melainkan juga skill-keterampilan yang piawai dan sikap keberanian untuk menjalani resiko-resiko yang timbul dari permainan. Ambil misal dolanan banteng-bentengan yang kerapkali dimainkan pada malam hari. Karena menjalankan sebuah taktik dan strategi agar tak kelihatan lawan main, tak jarang mereka harus rela menerjang gelap malam di semak-semak dengan segala resikonya.

Bagi anak-anak perempuan yang memainkan dolanan loncat tali gelang karet misalnya, tetap saja mempunyai resikonya sendiri. Sebab dalam permainan itu anak harus bisa loncat setinggi mungkin – yang itu melebihi tinggi kepalanya sendiri. Tanpa kelincahan, keseimbangan tubuh dan keterampilan model lompatan dengan gayanya masing-masing, tentu dirinya akan selalu kalah dan jadi pemegang tali karet. Padahal setiap anak dengan kreativitasnya masing-masing, selalu berlomba untuk memenangkan permainan tersebut.

Belum lagi dengan dolanan balap trompa. Ada beberapa trompa yang dipaku jadi satu dalam sebatang kayu. Biasanya ada lima pasang trompa yang dijadikan satu, namun ada pula yang empat pasang atau cuma tiga pasang trompa. Dalam permainan ini, kekompakan yang menjadi kuncinya. Sehingga setiap anak harus mengharmonikan emosinya dengan teman-teman sekelompoknya. Kalau emosi mereka tak sama, tentu akan merepotkan untuk bergerak secara bersama-sama. Maka kepekaan untuk menyelaraskan dengan emosi teman sekelompok menjadi sangat penting, dan itu tak gampang untuk dilakukan. Sebab untuk menyamakan atau menyelaraskan emosi secara bersama-sama, benar-benar membutuhkan kekuatan dan kepiawaian tersendiri.

Setidaknya, dolanan-dolanan tradisional itu

diselenggarakan pada even-even tertentu,

sesuai jadwal hari-hari besar yang diperingati

madrasah. Dengan demikian, peserta didik akan

mengenal kembali warisan kekayaan tradisi

dolanan yang pernah dimiliki bangsanya. Ada

baiknya pula jika setiap madrasah membentuk

kelompok-kelompok dolanan, sehingga pada

waktu tertentu diadakan lomba persahabatan

dengan madrasah lainnya.

EDUKASI

Page 41: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

41MPA 10/375 / 2017

Ada juga dolanan dengan resiko yang lebih tinggi. Ambil misal dengan dolanan ‘sepak bola api’. Dalam permainan ini, tak saja skill-keterampilan menendang dan mengoper bola saja yang dibutuhkan. Tapi juga kesiapan mental dan keberanian, kesigapan dan kelincahan untuk menghindarkan tubuh dari api, serta kepiawaian prediksi waktu saat menggiring bola dan sebagainya. Apalagi dalam memainkan sepak bola api mereka biasanya mengenakan kain sarung. Kalau sampai sarung terserimpet saat menerima operan bola dari temannya, bisa saja sarung tersebut terbakar.

Melihat beragamnya model dan karakter dolanan tradisional, tampak sekali kalau dolanan-dolanan tersebut merupaan sarana dalam pembentukan karakter anak. Oleh karenanya, pihak madrasah hendaknya dapat menghidupkan dan melestarikannya kembali. Anak-anak madrasah perlu dikenalkan dengan bermacam-macam dolanan tradisional. Tentu saja, pihak madrasah bisa memprogramkan dolanan-dolanan yang mempunyai resiko kecil dan menghindari dolanan yang berisiko besar.

Seperti halnya dolanan sepak bola api. Meskipun permaian ini cukup menarik, namun ada baiknya dihindari. Kalaupun tetap akan memilih permainan tersebut, haruslah benar-benar mempersiapkan sarana dan prasarananya. Kesiapan untuk mengantisipasi resiko benar-benar tak boleh diabaikan. Yang jauh lebih ringan resikonya, adalah permainan ‘bola kasti’. Dolanan tersebut dulu hampir selalu ada di setiap madrasah,

namun sudah lama permainan ini hilang dari peredaran. Sangatlah menarik apabila permainan bola kasti diprogramkan kembali oleh pihak madrasah. Disamping beresiko ringan, toh biaya pendanaannya juga amat sangat ringan.

Setidaknya, dolanan-dolanan tradisional itu diselenggarakan pada even-even tertentu, sesuai jadwal hari-hari besar yang diperingati madrasah. Dengan demikian, peserta didik akan mengenal kembali warisan kekayaan tradisi dolanan yang pernah dimiliki bangsanya. Ada baiknya pula jika setiap madrasah membentuk kelompok-kelompok dolanan, sehingga pada waktu tertentu diadakan lomba persahabatan dengan madrasah lainnya.

Syukur-syukur kalau pemerintah menyelenggarakan festival dolanan secara rutin pada setiap tahunnya. Sehingga dalam festival tersebut, disamping menampilkan kekhasan dolanan daerahmasing-masing, mereka bisa melihat beragam dolanan tradisional dari daerah-daerah lain. Dengan begitu gebyar dolanan tradisional akan kembali semarak, dan sekaligus anak-anak akan mengenal bermacam-macam dolan dari berbagai daerah.

Sungguh, dengan memainkan beraneka macam dolanan tradisional, siswa-siswi madrasah tengah belajar kesederhanaan, kejujuran, tanggung jawab, kebersamaan, kekompakan, sportivitas, kesungguhan memegang kesepakatan, taat pera-turan dan sebagainya – yang itu semua dibutuhkan bagi pengem bangan karakter mereka. (*)

Page 42: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

42 MPA 10/375 / 2017

Ya, para santri ini berhasil menorehkan tinta emas juara dalam even Osaka

Robotic Games 2017. Dalam lomba tingkat internasional yang berlangsung 28 Oktober – 2 November lalu itu, empat santri itu berhasil meraih lima medali sekaligus. Satu medali emas, tiga medali perak, dan satu medali perunggu.

Salah-satu santri pesantren yang berada di Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon bernama Moh. Gimnastiar yang turun di dua kategori berhasil meraih medali emas dalam kategori sumo racing dan medali perak kategori mazesolving. Sementara santri lainnya, Noval Hanif berhasil menjadi juara dua sumo racing dan juara tiga kategori soccer. Sedangkan Bahrul Bahria dan Farhan Habibi makin melengkapi koleksi medali dengan berhasil meraih medali perak dalam kategori soccer beregu.

Torehan juara ini tentu sangat mem-banggakan bagi pesantren di mana mereka menimbah Ilmu. Apa lagi jika mengingat persiapan yang dilakuan tergolong minim untuk even level inter-nasional tersebut. Sebab mereak hanya memiliki waktu empat bulan sebelum berlaga di Jepang.

Kembalinya mereka ke Blitar, men-dapat sambutan kehormatan dari Bupati Blitar, Rijanto. Bupati mengaku sangat bangga dan tidak menyangka, para santri dari Desa Sumber Kecamatan Sanankulon, ini bisa menyabet berbagai prestasi di event itu. “Ini kejutan yang luar biasa bagi saya. Atase santri ndeso (walaupun hanya santri dari desa) tapi sudah bisa ke Jepang, dapat juara robot pula. Saya saja yang bupati belum pernah kesana,” kelakarnya saat menjamu keda-tangan santri berprestasi tersebut yang disambut tawa lepas.

Bupati mengaku bangga dengan keberhasilan para santri tersebut

yang mampu membawa nama harum Indo nesia di kancah internasional, khususnya Kabupaten Blitar. Ia terus mendukung aktivitas para santri itu dan berharap mereka terus bersemangat mengem bangkan kemampuannya. “Mereka san tri luar biasa dengan prestasi mem bangga kan. Kami terus berharap semoga anak-anak hebat ini nanti masa depannya bagus dengan kemampuan yang mereka miliki,” katanya bernada do’a.

Dia juga menitipkan harapan agar prestasi ini terus dikembangkan demi kemajuan bersama di bidang teknologi. “Sekarang sudah canggih bikin robot mainan. Nanti tambah besar, semoga bisa bikin robot untuk garap lahan pertanian yang masih sangat luas di Blitar,” pungkasnya memberikan motivasi para santri yang sebelumnya juga menyabet berbagai juara untuk event skala Internasional di Singapura dan Malaysia itu. •pri

Santri Lokal dengan Prestasi InternasionalMoh Gymnastiar, Noval Hanif, Bahrul Bahria dan Farhan Habibi adalah santri luar biasa. Tak sekedar pandai mengaji, mereka juga

mereka mampu menorehkan prestasi yang tak biasa. Keempat santri PP Mambaus Sholihin Blitar ini mampu memborong 5 medali juara Robotika di kancah Internasional. Tak tanggung-tanggung, jejak prestasi mereka ukir di salah satu negeri kiblat teknologi, Jepang.

Moh Gymnastiar, Noval Hanif, Bahrul Bahria dan Farhan Habibi

SISWA PRESTASI

Page 43: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

43MPA 10/375 / 2017

Memindahkan Tradisi Pesantrenke Madrasah

MTsN Krian lebih dari sekedar madrasah. Tak hanya mementingkan prestasi akademik dalam bidang agama maupun umum, tapi juga gigih membekali siswanya dengan pendidikan akhlaqul karimah. Tak sekedar melalui

pembiasaan dalam keseharian, tapi juga mengkajinya langsung dari sumber otentik kitab kuning.

Jarum jam belum menunjukkan pukul 06.00 WIB, tapi para siswa sudah banyak yang berdatangan di MTsN

Krian Sidoarjo. Meskpun sejatinya jam pembelajaran baru dimulai pukul 07.00 WIB. Ini merupakan pemandangan sehari-hari di madrasah yang beralamat di Jl. Raya Junwangi No. 1 Krian ini.

Tak ketinggalan beberapa guru terlihat datang menyambut anak didiknya tersebut. Dengan wajah ramah, para guru inipun menyambut peserta didiknya di depan pintu utama madrasah. Dengan sikap takzhim, para siswa mencium tangan gurunya sembari berharap ridlah dan berkah ilmunya. Tentu saja bagi siswa putra mencium tangan Pak Guru. Sedangkan siswi putri mencium tangan Bu Guru. Selain demi menghindari fitnah, alasan yang lebih utmaa demi menjaga wudhu mereka.

Sebab sebelum berangkat, siswa sudah dibiasakan menjaga wudhu atau dawamul wudhu sedari rumah. Tidak butuh banyak alasan untuk menjelaskannya. Sebab sudah banyak diulas di berbagai literatur kitab kuning tentang keutaman mendawamkan wudhu dalam keseharian. Tak hanya wudhu saja, mereka juga diwajibkan mencium tangan kedua orangtuanya sebelum berpamitan menuju madrasah.

Selepas mencium tangan para guru, siswapun lansung menuju kelas masing-masing – yang sudah dipisah antara kelas putra dan kelas putri. Tentu tidak untuk berlama-lama di dalamnya, tapi sekedar menaruh tas dan peralatan belajar. Dan tanpa dikomando, kemudian mereka menuju musholla madrasah untuk mengaji al-Qur’an.

Suasana syahdu begitu terasa di madrasah ini dengan lantunan ayat-ayat al-Qur’an dari 900 siswanya. Aroma religiusitas makin kental dengan dilaksanakannya shalat Dhuha empat

rakaat yang dilakukan secara berjamaah. “Dan setelah shalat Dhuha lalu ada motivasi yang diberikan oleh para dewan guru,” ujar Abdul Ghofur, M.PdI. “Ini untuk lebih memantapkan siswa dalam belajar dan beibadah,” imbuhnya.

Suasana keagamam kian terasa saat berada di kelas. Sudah menjadi rutininas, seluruh siswa membaca asmaul husna sebelum jam pertama. Dan jam pembelajaran dimulai setelah sebelumnya dibuka dengan doa oleh guru di masing-masing kelas. “Belajar

tidak sekedar untuk menguasai bidang tertentu, tapi juga demi keberkahan dan kemanfaatan ilmu tersebut di kemudian hari. Di sinilah pentingnya memanjatkan doa. Sebab muara segala ilmu adalah Allah SWT,” ucap Kepala MTsN Krian ini menjelaskan.

Suasana keagamaan pun masih terasah saat siswa mengikuti shalat berja-ma’ah dzuhur. Apalagi saat pem bacaan syair-syair pujian setelah adzan dikuman-dangkan. Dan tak hanya pembia saan jamaah dzuhur, mereka juga sudah terbiasa melakukan jamaah shalat sunnah rawatib. Tak cukup itu, sesuai jam pembelajaran di kelas berakhir, mereka langsung menuju mushalla lagi untuk mengikuti pembinanan kitab kuning. “Kitab yang kami berikan adalah kitab-kitab akhlak seperi Akhlaqul lil Banin, Taisirul Khallaq hingga Ta’limul Muta’alim. Besar harapan kami dengan kitab-kitab ini, akhlak siswa makin baik,” be bernya. “Kami ingin memindahkan tra disi pesantren ke madrasah,” tukasnya serius.

Ini tentu sangat beralasan, karena mencetak siswa yang unggul dalam akhlaqul karimah memang sudah menjadi visi MTsN Krian selama ini. “Dengan akhlakul karimah niscaya akan berdampak pada prestasi yang menawan. Artinya, yang kami kedepankan adalah pembinaan sisi spiritual dan kemudian kecerdasan intelektualnya,” ucap mantan Kepala MTsN Tarik ini.

Baginya, model pendidikan seperti inilah yang seharusnya dilakukan ma-dra sah. Jadi madrasah harus memi liki karakter khusus dalam metode penga-jarannaya. Tidak boleh coraknya sama seperti sekolah umum yang hanya men cetak siswa pintar dan tapi miskin nurani dan akhlak. “Dengan pembiasaan dan pendidikan akhlak ini, kami ingin menjadi madrasah seutuhnya,” tandasnya. •Suprianto

Abdul Ghofur, M.PdIKepala MTsN Krian

INSPIRASI

Page 44: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

44 MPA 10/375 / 2017

Sungguh memprihatinkan keadaan generasi muda kita saat ini. Bukan saja mereka meninggalkan

kewajibannya di sekolah. Lebih dari itu ada diantara mereka yang terjebak dalam kegiatan miras dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Padahal kita harapkan generasi muda kita menjadi generasi emas yang patut dibanggakan, sebagai calon pemimpin masa depan. Diantara generasi muda kita saat ini memang ada yang termasuk bibit unggul. Mereka berhasil dalam lomba Olimpiade Sains hingga ke tingkat internasional. Dalam bidang agama kita jumpai banyak anak usia muda yang telah menjadi hafidz.

Jumlah anak yang termasuk golongan pertama, yang terjebak dalam perbuatan-perbuatan negatif

prosentasinya tidak besar. Begitu juga golongan kedua generasi unggul dengan presentasi yang menakjubkan, jumlahnya juga kecil. Namun tekad kita untuk menciptakan generasi emas dimasa mendatang harus dapat memperbesar prosentasi kelompok anak muda yang berprestasi. Sebalik-nya kelompok anak-anak yang berperilaku buruk harus diminimalisir jumlahnya. Lalu, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar generasi emas yang kita dambakan dapat terwujud.

Kita mulai dengan pendidikan karakter. Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya agar menjadi orang yang baik. Inilah tujuan pendidikan karakter bagi anak. Anak yang baik

dalam Islam disebut sebagai anak-anak yang sholih dan sholihat. Indikatornya mereka beriman dan bertaqwa serta berakhlaq mulia. Mereka berarti juga menjaankan kewajibannya beribadah kepada Allah swt. Agar mereka menjadi anak-anak yang berkarakter, berakhlak mulia, terutama orang tua harus mampu mengarahkan putra-putrinya menemukan idola yang diteladani. Para Nabi khususnya Nabi Muhammad saw adalah sosok yang patut menjadi teladan.

Termasuk konsep pendidikan karakter dalam Islam adalah menga-rahkan anak agar menjadikan para Nabi sebagai idolamu. Anak-anak dapat mengambil i’tibar dari kisah para Nabi. Kisah Nabi Ibrahim dengan putranya, Ismail as sebagai salah satu contoh. Firman Allah, “sesungguhnya

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghargai hak orang tua dan tidak menyayangi anak-anak muda.”(HR Bukhari dan Ahmad)

SELASAR

Page 45: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

45MPA 10/375 / 2017

pada kisah-kisah para Nabi itu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Yusuf : 111).

Siti Hajar adalah wanita pertama yang menggunakan sabuk kain (Jawa: kemben). Ini dilakukan untuk menyem-bunyikan kehamilannya. Ia berhati-hati dan menjaga perasaan Sarah istri Nabi Ibrahim as yang pertama. Hajar tidak ingin Sarah sedih bila tahu dirinya hamil. Ketika bayi Ismail lahir, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah agar membawa Hajar dan bayinya, Ismail pergi ke tempat jauh, yaitu di Mekah al-Mukaromah. Mekah adalah bumi yang tandus, tidak ada sumber air dan tidak tumbuh tanaman yang buahnya dapat dimakan.

Datang perintah Allah agar Nabi Ibrahim as meninggalkan istrinya, Hajar dan putranya, Ismail. Nabi Ibrahim sebenarnya tidak tega melakukannya. Siti Hajar bertanya, “Apakah Nabi Ibrahim meninggalkan mereka di tanah tandus itu perintah Allah?”. Jawab Nabi Ibrahim, “Ya.”. “Kalau begitu lakukan, nanti Allah akan menolong kami.”. Begitulah sifat tawakal mereka. Bekal yang ditinggalkan hanya berupa sekantong kurma dan sedikit yang hanya cukup untuk beberapa hari. Sampai di Tsaniyyah – tempat dimana Nabi Ibrahim sudah tidak dapat melihat lagi istri dan bayinya – Nabi Ibrahim berdoa.

Doa yang diucapkan Nabi Ibrahim as diabadikan dalam al Qur’an, yang berbunyi (artinya) sebagai berikut, “Ya Tuhan. Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur.” (Q.S. Ibrahim (14) : 37).

Demikian pula setiap orang tua harus memulai dengan do’a dalam mendidik putra-putrinya. Ketika bekal dan air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim as habis, bayi Ismail menangis, Hajar, ibunya bergegas keluar, berikhtiar mencari kebutuhan bayinya. Mondar-mandir dari Shofa ke Marwah dan sebaliknya hingga tujuh kali. Erbuatan Hajar inilah yang kemudian dilakukan oleh pelaku Haji dan Umrah dalam

Ismail. Sumber air itu disebut dengan zam-zam, yang airnya tidak pernah kering sebagai konsumsi minum bagi para jamaah haji dan umrah serta untuk keperluan penduduk setempat. Sejak ada sumber air itu, Mekah dijadikan tempat singgah bagi para pedagang.

Bagi anak-anak keteladanan orang tua sangat penting. Dalam masa pertumbuhannya anak-anak suka meniru perilaku orang tua. Jika orang tuanya mengerjakan sholat dimulai dengan berwudhu’, anak-anak akan menirunya. Di rumah anak-anak paling sering dalam tempo yang panjang bertemu dengan ibunya. Sementara sang Ayah bekerja mencari nafkah. Maka perilaku dan tutur kata ibu lebih banyak dilihat dan didengar serta diikuti oleh anak-anaknya. Dalam pembentukan karakter, peran ibu sangat besar.

Dalam pendidikan akhlak dan pembentukan karakter Rasullah mem-berikan contoh menyayangi cucu-cucunya. Suatu ketika dalam shalat Nabi sujud lama sekali. Seorang sahabat yang mengikuti shalat bertanya, mengapa Nabi sujud lama sekali?. Nabi menjawab, karena cucunya sedang naik dipunggungnya ketika sujud. Agar cucunya puas, Nabi tidak segera bang-kit dari sujudnya. Suatu ketika Nabi sedang memberikan nasehat, cucunya datang. Nabi turun dari mimbar dan menggendong cucunya, Rasulullah juga pernah memberikan hadiah kepada anak-anak. Kata Nabi, datanglah kepa-daku, siapa yang sampai kepadaku, akan aku beri hadiah. Tujuannya adalah untuk menggembirakan anak-anak.

Itulah beberapa contoh bagaimana membangun karakter dan akhlak yang baik dalam pendidikan anak-anak •Raw.

Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya agar

menjadi orang yang baik. Inilah tujuan pendidikan karakter bagi anak. Anak yang baik

dalam Islam disebut sebagai anak-anak yang sholih dan

sholihat. Indikatornya mereka beriman dan bertaqwa serta

berakhlaq mulia. Mereka berarti juga menjaankan kewajibannya beribadah

kepada Allah swt. Agar mereka menjadi anak-anak yang

berkarakter, berakhlak mulia, terutama orang tua harus

mampu mengarahkan putra-putrinya menemukan idola yang diteladani. Para Nabi

khususnya Nabi Muhammad saw adalah sosok yang patut

menjadi teladan.

amalan Sa’i. Ini menunjukkan bahwa dalam bertawakal kepada Allah tidak boleh hanya berdo’a. Tetapi harus disertai dengan usaha atau ikhtiar.

Ikhtiar Siti Hajar tidak sia-sia. Allah mengabulkan do’a dan usahanya. Allah mengutus malaikat untuk membantu mengeluarkan air tepat dikaki bayi

SELASAR

Page 46: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

46 MPA 10/375 / 2017

KLINIKPenyakit difteri disebabkan oleh kuman

Corynebacterium diphtheria ataupun Corynebacterium ulcerans; penyakit ini sebenarnya merupakan penyakit yang biasanya menyerang anak-anak, namun penyakit difteri yang terjadi akhir-akhir ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu ternyata juga menyerang orang dewasa. (umur 45 tahun). Ada juga strain (macam) kuman penyakit difteri yang jika menyerang hanya menimbulkan nyeri tenggorakan karena tidak memproduksi racun.

Pada beberapa orang ternyata bakteri difteri ini dapat hidup tanpa menunjukkan gejala; kondisi tubuhnya terkesan sehat-sehat saja, sehingga orang itu tidak sadar kalau dirinya memiliki bibit bakteri yang sangat berbahaya itu; orang ini menulari!

Pada dasarnya penularan dapat terjadi karena kuman tersebar bersama liur atau lender ketika penderita batuk ataupun bersin. Secara tidak langsung penularan terjadi juga lewat alat makan yang digunakan penderita, alat mainan, alas tidur, dan selimut yang tercemar kuman.

Orang yang tertulari kuman difteri ini biasanya barulah menunjukkan gejala setelah satu atau dua hari. Penyakit difteri ini pada awalnya sama dengan penyakit infeksi saluran nafas pada umumnya, yaitu memunculkan demam tetapi tidak seberapa nampak (38ºC). Selain itu penderita merasa tak enak badan, pening; denyut jantung biasanya meningkat. Biasanya bakteri yang terhirup masuk tubuh lewat pernafasan itu pertama-tama akan menempel pada selaput lendir sistem pernafasan, termasuk tenggorokan.

Karena yang awal diserang itu adalah tenggorokan, penderita akan merasakan

Pengasuh :dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

Upaya iminusasi untuk pencegahan penyakit difteri yang mengerikan itu sudah dilakukan,nyatanya akhir-akhir ini banyak muncul lagi. Mengapa?

DifteriMengapa Merebak Lagi?

nyeri kalau menelan; nafsu makan berkurang. Lebih lanjut seseorang yang terinfeksi difteri akan sulit bernafas; adakalanya ini juga disertai suara mengorok. Kuman difteri yang ada di hidung itu dapat menyebabkan anak mengalami pilek berdarah dengan bau yang tak sedap.

Setelah beberapa hari, bakteri ini akan membunuh banyak sel sehingga jaringan yang mati tadi membentuk lapisan keabu-abuan di tenggorokan ataupun hidung dan menghasilkan racun (toxin) yang kemudian membunuh sel-sel jaringan sehat yang ditempeli itu. Peristiwa ini akan menghasilkan bentu kan selaput berserabut yang khas (pseudomembrane, selaput semu),. Selaput semu itu sebenarnya adalah pro tein hasil perusakan sel-sel yang dikenai racun kuman difteri itu; bentukan ini melekat erat ke jaringan di bawahnya sehingga akan mudah berdarah jika diusik ataupun tersentuh. Selaput semu di tenggorokan itu jika terlalu banyak dapat

menimbulkan kematian karena penderita tidak dapat bernafas.

Pada pemeriksaan nampak leher penderita difteri terkesan membesar karena pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher; ini di kalangan dok ter disebut “bull neck” (leher kerbau). Jika tenggorokannya diperiksa biasa-nya tampak adanya bercak putih keabu-abuan (pada awalnya), yang kemu-diannya akan meluas.

Toksin yang terbawa aliran darah dapat sampai ke organ penting, merusak otot jantung sehingga penderita menga-lami gagal jantung, ataupun gagal ginjal, dengan akhir meninggal. Jika racun sampai ke syaraf akan mengakibat keru-sakan syaraf sehingga penderita menga-lami kelemahan (termasuk system kendali pernafasan) ataupun hanya kebas di tangan ataupun kaki.

Jika ada kuman yang terbawa oleh jari ataupun alat ke tempat lainnya semisal di

Page 47: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

47MPA 10/375 / 2017

kulit, maka kemudian tumbuhlah bercak kuman di situ; ini dapat menulari juga.

Di Indonesia sudah dilaksanakan program imunisasi difteri sejak lebih dari lima dasawarsa . Sejak tahun 1990-an kasus difteri di Indonesia ini sudah hampir tidak ada, namun muncul lagi pada tahun 2009 dari Jawa Timur. Karena data tidak lengkap, tentang munculnya kembali penyakit difteri ini ada yang menduga bahwa oleh imunisasi yang sudah begitu luas, maka sebaran kuman difteri di alam Indonesia itu nampaknya sudah semakin kurang; namun akibatnya booster (penguatan) alamiah menjadi semakin kurang. Akibat lanjutnya adalah akan ada orang yang terjangkiti difteri, karena dia sudah terimunisasi hanya yang dasar saja.

DIAGNOSAPenyakit difteri ini pada awalnya sama

dengan penyakit infeksi saluran nafas pada umumnya, yaitu memunculkan de mam seperti flu. Selain itu, anak juga merasa-kan sakit pada tenggorokan. Kondisi ini membuat dia jadi malas makan. Jika anak menyampaikan keluhan seperti ini, disaran-kan bagi orangtua meminta anak membuka mulut; kalau tampak adanya bercak putih keabu-abuan, segeralah ke dokter.

Di musim banyaknya penderita difteri seperti akhir-akhir ini biasanya dari gejala awalnya itu dokter segera curiga atau tidaknya bahwa penderita terserang difteri. Jika masih ragu dokter akan meminta penderita diperiksakan hapusan (swab) tenggo rokannya untuk mencari kepastian ada atau tidaknya kuman difteri itu. Jika laboratorium untuk pemeriksaan termaksud belum ada, dokter akan memerintahkan untuk “control” besoknya agar dokter tahu perkembangnan penyakitnya dari penga-matan bercak di tenggorokannya itu.

PENGOBATANPada dasarnya kuman difteri itu harus

diatasi dengan pemberian antibiotika. Untuk menghindari penularan, penderita ditempatkan di ruang isolasi paling tidak selama 48 jam setelah diberi pengobatan dengan antibiotika yang sesuai; antibiotika ini diharapkan membunuh semua bakteri dalam waktu 14 hari. Karena racun (toxin) yang dihasilkan oleh kuman difteri itu membahayakan, maka penderita yang sudah diketahui pasti penyakitnya akan secepatnya diberi obat penangkal racun itu yang berupa serum anti difteri (Anti Diphtheria Serum, ADS) ; obat antitoksin ini termasuk obat

yang mahal. Antitoksin ini akan menjaga tubuh dari bahaya kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut oleh racun yang telah tersebar.

Jika pernafasan sudah sampai ikut terganggu oleh penyumbatan selaput semu di tenggorokannya, terpaksalah harus dilakukan tindakan operasi “kecil” yang berupa tracheostomy, yaitu membuat lubang di leher untuk keluar-masuknya udara pernafasan.

Walaupun dengan pengobatan, difteri masih juga cukup banyak menyebabkan kematian penderitanya; pada orang dewasa yang meninggal sepersepuluhnya, sedangkan pada anak-anak yang meninggal seperlimanya. Adapun jika tidak mendapat mengoba tan, separo penderitanya akan meninggal. Kalau tidak keburu meninggal, penderita difteri yang selamat itu masih dapat menulari selama 2-3 pekan setelah “sembuh”.

PENCEGAHANPenyakit yang sudah dikenal sejak lama

(sering juga disebut penyakit kuno, sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu) dan sudah diketahui penyebabnya ini; sejak tahun 1920 sudah dapat dibuat vaksinnya untuk upaya imunisasi. Ada empat macam vaksin untuk difteri ini, masing-masing digunakan bersama vaksin lain pada fase dan umur yang berbeda sesuai dengan kebutuhan program; vaksin itu adalah Diphtheria and tetanus (DT), Diphtheria, tetanus, and pertussis (DTaP), Tetanus and diphtheria (Td), Tetanus, diphtheria, and pertussis (Tdap).

Untuk program imunisasi umum di Indonesia vaksin difteri diberikan bersama dengan vaksin penyakit lain, yaitu berupa vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Vaksinasi diberi-kan sebanyak lima kali, yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan; vaksinasi diulang pada umur 18 bulan, lalu diulang lagi pada umur 4 sampai 6 tahun.  Adapun untuk orang dewasa disarankan menjalani vaksinasi setiap 10 tahun sekali, meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa ulangan penguatan (booster) setiap 30 tahun sekali sudah dirasa cukup. Bila vaksin yang diterima sudah sempurna, seseorang akan terhindar dari penyakit tersebut.

Jika ada orang yang positif mengidap difteri, maka orang-orang yang berada di sekitarnya harus diperiksa; tanpa me nunggu hasil laboratorium mereka ini langsung diberi imunisasi difteri; orang-orang tersebut divaksinasi tanpa memandang status vaksinasi sebelumnya.

Imunisasi difteri diberikan melalui

imunisasi dasar pada bayi (di bawah satu tahun) yaitu sebanyak tiga dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak satu bulan. Selanjutnya, diberikan imunisasi lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak satu dosis vaksin DPT-HB-Hib; pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1 diberikan satu dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas 2 diberikan satu dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas 5 diberikan satu dosis vaksin Td.

Suksesnya program mengharuskan masyarakat maupun petugas kesehatan memastikan anak-anak itu terimunisasi lengkap karena satu-satunya pencegahan difteri itu adalah imunisasi; tidak boleh adanya anak yang luput dari diimunisasi.

Imunisasi massal sudah pernah dilakukan, “terakhir” tahun 2015 yang lalu; nyatanya akhir-akhir ini penyakit ini merebak ulang, sampai-sampai muncul-nya penyakit ini kembali disebutkan sebagai Keadaan Luaar Biasa (KLB).

Selain vaksinasi yang belum maksimal, kekurangan gizi dan buruknya perawatan medis juga dapat memicu munculnya penyakit ini. Masih banyak orang tua yang tidak mengindahkan vaksinasi, atau bahkan menyepelekan pentingnya vaksinasi lengkap untuk bayinya; akibatnya penyakit-penyakit menular masih muncul dan menyerang.

Penyakit ini pernah dianngap sudah hilang pada tahun 1990-an; nyatanya akhir-akhir ini difteri muncul kembali. Salah satu alasan dan faktor utama dapat munculnya kembali penyakit infeksi ini adalah karena vaksinasi yang dilakukan di saat masih bayi ataupun balita hanya mencapai kurang dari 80 persen anak, padahal keberhasilan pencegahan difteri dengan imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yakni minimal 95%. Ini dapat terjadi karena masih ada penolakan terhadap vaksin yang digunakan beralasan syar’i. Para ulama’ perlu membantu klarifikasinya. Imunisasi difteri mutlak diperlukan karena untuk kemaslahatan, kerena jika ini ditolak akan “menyebabkan banyak kematian”.

PENUTUPMelihat bahaya penyakit ini pada

penderitanya, maka upaya imunisasi bayi dan anak-anak harus digalakkan benar-benar. Apalagi meskipun mungkin penderita masih dapat bertahan hidup, masih ada akibat buruk yang tidak dapat diabaikan, yaitu gangguan atau kerusakan pada otot jantung maupun kelemahan otot pada umumnya.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

Page 48: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

48 MPA 10/375 / 2017

Banyak pilihan lain yang se-sungguh nya dapat menjadi alter-natif liburan. Yang paling pen-

ting, kegiatan tersebut sesuai dengan minat sang anak. Ajaklah untuk berbincang santai sambil merancang dan menentukan hendak berlibur kemana? Tentukanlah kegiatan-kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di tempat-tempat yang dipilih itu. Diskusikan pula apa manfaat dan madharat ketika telah menyepakati tempat dan kegiatan yang ditentukan tersebut.

Pilihan tempat dan kegiatan ana-anak saat liburan sekolah tentu beraneka ragam, sesuai dengan minat dan kecenderungan bakat yang digelutinya. Terkadang bergantung pula pada gender masing-masing. Ada anak yang hobi berpetualang sehingga ingin bepergian jauh menyusuri daerah-daerah yang tak pernah diinjaknya. Ada pula yang kurang suka tempat jauh lantaran membayangkan rasa letih sehabis berli buran. Juga ada yang standar-standar saja; pergi ke tempat wisata untuk bergembira-ria melepas perasaan penat sehabis suntuk bergelut dengan pelajaran-pelajaran sekolah.

Maka, sekali lagi, sesuaikanlah kegiatan berlibut itu dengan minat dan bakat anak masing-masing. Mungkin sebagian anak lebih suka pergi ke museum-museum, karena sambil berekreasi dirinya bisa memperdalam pelajaran di tempat tersebut. Ada pula yang menjatuhkan pilihannya pada perpustakaan – baik ruang perpustakaan manual maupun pustaka online alias digital library. Anak semacam ini tentu akan meminta untuk berkeliling mengunjungi perpustakaan terbaik yang ada diberbagai daerah.

Atau bisa jadi, anak-anak lebih

memilih kegiatan-kegiatan yang lebih sederhana. Bagi yang perempuan, mereka memilih untuk menghabiskan waktu di rumah sambil memasak beraneka menu makanan. Bagi yang laki-laki, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk pergi memancing di beberapa tempat pemancingan.

Dari bermacam-macam pilihan tersebut, ada baiknya orangtua memo-tivasi anak untuk memilih kegiatan yang positif-rekreatif yang mengandung nilai pembelajaran dan memiliki nilai kemanfaatan bagi pendidikan sang anak. Yang terpenting, bagaimana mengisi hari liburan itu dengan kemasan yang menggembirakan, rileks, tak banyak menguras tenaga dan tentu saja juga tak banyak mengeluarkan biaya.

Maka isilah liburan sekolah

tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif, dapat menciptakan keharmonian, menumbuhkan rasa kebersamaan yang penuh kehangatan dan kebahagiaan, serta mempunyai nilai pembelajaran bagi anak-anak. Berkunjung ke rumah kakek-nenek kayaknya juga tak bisa diabaikan begitu saja. Kalau bukan jadi pilihan utama, bisa menjadi liburan selingan. Ini agar anak-anak tetap memiliki kedekatan dengan mereka. Apalagi kakek-nenek rindu mendengarkan cerita-cerita dari cucunya, sehabis tak bertemu dalam waktu yang cukup lama. Di sela-sela bercerita tersebut, anak-anak pasti akan memperoleh petuah-petuahnya dan itu sangat membantu bagi tumbuh-kembangnya kepribadian sang cucu.

•CM/berbagai sumber

Mengisi Liburan SekolahBersama Anak

Untuk mengisi masa liburan sekolah bersama anak tak harus dengan biaya mahal. Banyak hal yang bisa dikerjakan bersama anak, yang membuat dirinya merasa senang dan gembira. Selama ini, pilihan yang hampir selalu dilakukan adalah mengajak anak-anak berlibur keluar kota, berwisata ke daerah-daerah yang alamnya menawan, atau paling

tidak mengajaknya untuk berlibur ke rumah kakek-nenek yang masih diliputi alam pedesaan.

KELUARGA

Page 49: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

49MPA 10/375 / 2017

KAB. PASURUAN – Santri dari pelosok penjuru Kabupaten Pasuruan berhasil memecahkan Rekor MURI hafalan Nadhom

KOTA PROBOLINGGO – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2017, Polresta Kota Probolinggo menggandeng

Kakankemanag Kota Probolinggo, Mufi Imron Rosyadi menandatangai pernyataan Ikrar SantriAnti Narkoba bersama Kapolresta, MUI, pengasuh ponpes dan ormas Islam.

Kakankemena Hadiri Pemecahan Rekor MURI Santri Pasuruan Hafalan Kitab

Polresta dan Kankemenag Tanda Tangani Ikrar Santri Anti Narkoba

Aqidatul Awam dan Aqoid 50, (7/11). Hafalan nadhom ini dilakukan oleh 32 ribu santri.

Pemecahan rekor ini digelar dalam acara  Semarak Heroik Santri sebagai puncak peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di Taman Budaya Candra Wilwatikta Kecamatan Pandaan. Hafalan kitab dilakukan dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik. Ratusan santri di panggung, memandu puluhan ribu santri lainnya yang ada di tribun.

Ikut serta dalam acara tersebut, Ketua Umum PP PKB, Wagub Jatim, Ketua DPRD Jatim, Bupati Pasuruan, Ketua DPRD, Kakankemenag Kab. Pasuruan dan seluruh anggota Forpimda. Para ulama’ dan tokoh lainnya juga ikut melantunkan hafalan di atas panggung.

Perwakilan dari MURI, Hariani Siregar mengatakan telah mencatat hafalan kitab tersebut dan memutuskan masuk rekor sebagai hafalan nadzom Aqidatul Awam dan Aqoid 50 dengan jumlah terbanyak.

Kakankemenag Kabupaten Pasuruan H. Mohammad As’adul Anam terkagum-kagum melihat semangat seluruh peserta yang terlibat dalam event yang dibuka usai sholat isya’ ini. •Emen

Kemenag, DP MUI, pondok pesantren, FKUB dan madrasah dengan berbagai kegiatan yang bertempat di halaman Polresta Kota Probolinggo, (21/10). Kegiatan tersebut antara lain pembacaan ikrar dan penandatanganan kesepakatan Santri Anti Narkoba, gerak jalan sehat dan lomba klompen raksasa.

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan ikrar santri anti narkoba yang selanjutnya merupakan kesepakan yang ditanda tangani bersama Kapolresta Probolinggo AKBP. Alfian Nurrizal, Kakankemang Kota Probolinggo Mufi Imron Rosyadi, Ketua DP MUI Kota Probolinggo KH Nizar Irsyad, pengasuh pesantren, FKUB, tokoh NU dan Muhammadiyah.

Setelah penandatangan tersebut, dilanjutkan gerak jalan sehat yang dimulai dari depan Kantor Polresta Probolinggo memperebutkan berbagai macam hadiah hiburan.

Kegiatan semakin menarik dengan digelarnya lomba klompen raksasa yang diikuti juga oleh Kapolres, Kakankemenag, Ketua MUI, FKUB, pengasuh ponpes serta tokoh Ormas NU dan Muhammadiyah. Lomba ini akhirnya dimenangkan tim pengasuh ponpes. •Rief

KOTA PASURUAN – Pada hari Ahad (12/11), dilaksanakan Jalan Sehat Sarungan dalam rangka hari santri Nasional (HSN) yang bertempat di GOR Kota Pasuruan. Acara ini dihadiri Wawali, Sedkta, Kepala Kemenag, Ketua NU, Muhammadiyah, Ketua MUI, Ketua Muslimat, Kapolres, Komandan Kodim, Pengasuh Ponpes, Kepala madrasah dan kepala madin Sekota Pasuruan.

Dalam sambutannya Walikota Pasuruan berterima kasih kepada semua yang hadir dan seluruh warga nahdiyin guna mengikuti jalan sehat dalam rangka Hari Santri Nasional ini. Dirinya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya acara ini. “Mudah-mudahan semuanya diterima oleh Alloh SWT,” ujarnya.

Selain itu, Walikota mengatakan bahwa potensi Kota Pasuruan perlu digali terus. Agar tiap tahun semakin baik. Hubungan baik antara Pemkot dengan masyarakat perlu dilestarikan, termasuk para kiai, ustadz dan tokoh masyarakat. Oleh karenanya, dirinya siap terhadap masukan, himbauan maupun kritikan. “Marilah jalan sehat sarungan dalam rangka Hari Santri Nasional yang ketiga tahun 2017 ini kita

berangkatkan bersama-sama dengan ucapan bismillahir rohmaanii rohim,” kata Walikota Pasuruan •Mdk

Walikota Pasuruan Melepas Jalan Sehat Sarungan Peringati Hari Santri

Suasana Taman Budaya Candra Wilwatikta Pandaan yang dipenuhi sedikitnya 32 ribu santri menghafalkan kitab bersama-sama dipandu para ulama’ dan tokoh sekaligus memecahkan rekor MURI.

Walikota Pasuruan didampingi para pejabat dan tokoh organisasi masyarakat mengibarkan bendera sebagai tanda dimulainya Jalan Sehat Sarungan dalam rangka Hari Santri Nasional.

LINTAS PERISTIWA

Page 50: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

50 MPA 10/375 / 2017

GRESIK – Dalam suasana pondok pesantren  yang cukup akrab dengan santri pagi itu Menteri Agama Lukman Halkim

KOTA BLITAR – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Blitar menggelar lomba futsal tingkat Raudhatul Athfal (RA) di lapangan

Menteri Agama RI Hadiri Wisuda di Ponpes Mambaus Sholihin Gresik

Siswa dari 13 Raudlatul Athfal Mengikuti Lomba Futsal IGRA Kota Blitar

Saifuddin hadir di Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik,  (21/10). Kehadirannya dalam rangka acara Wisuda 250 sarjana Strata Satu dari berbagai jurusan.

Menteri Agama mengapresiasi Ponpes Mambaus Sholihin yang asalnya hanya sebuah surau kecil  pada tahun 1969 namun sekarang sudah berkembang menjadi sebuah pondok yang cukup besar di Desa Suci Manyar Gresik. Menag juga berpesan kepada wisudawan Institut Keislaman Abdullah Faqih  (INKAFA) agar jangan hanya puas di S1 akan tetapi harus sampai di S2 dan seterusnya.

Menurut Menag, wajah pesantren adalah wajah Indonesia. Dan sebagai santri yang berasal dari ponpes Mambaus Shohin Manyar Gresik, tampakkanlah wajah kalian sebagai santri Mambaus Sholihin yang memiliki ilmu Pondok Pesantren. Tidak hanya mampu membaca kitab kuning, tetapi ilmu-ilmu yang lain juga mampu. Untuk itu bagaimana INKAFA merespon perkembangan zaman dengan mewisuda mahasiswanya. “Ribuan santri jebolan Pondok Pesantren Mambaus Shoihin sudah menjadi ulama besar yang tidak terhitung,” ujarnya. •Fudlla

futsal Moreno, (9/11). Giat olahraga ini diikuti oleh 13 lembaga Raudhatul Athfal (RA) yang ada di Kota Blitar dengan masing-masing tim berisi 5 pemain.

Seperti diinformasikan oleh Adrikah – Ketua IGRA Kota Blitar, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag Tahun 2018. “Dan yang tak kalah penting juga, lomba ini dilaksanakan dalam rangka ikut memeriahkan Milad IGRA yang ke-15 tahun 2017,” ujarnya.

Lebih lanjut Adrikah menyampaikan, kegiatan ini diantaranya dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian, keberanian dan tanggungjawab dalam sebuah kompetisi prestasi bagi anak-anak. Kemudian, tentunya juga untuk menyeleksi anak-anak yang akan menjadi duta Kota Blitar pada ajang yang sama di tingkat Provinsi pada tanggal 22 November 2017.

Dirinya juga merasa senang melihat semangat bertanding dari anak-anak. Seraya berharap  agar kegiatan ini bisa memberikan pengalaman bagaimana berkompetisi yang jujur, sehat dan sportif serta mencari bibit-bibit unggul di bidang olah raga. •Moza

NGANJUK – Suasana pagi ini di Gelanggang Olah Raga (GOR) Bung Karno Kota Nganjuk mendadak berubah menjadi sangat menegangkan dengan disertai suara teriakan, tangisan, dan suara rentetan tembakan disertai suara pekik takbir “Allahu Akbar!”. Wajah-wajah tegang dan penuh dengan ketakutan terlihat jelas pada warga yang sedang melaksanakan aktifitas sehari-hari mereka.

Suasana yang sangat menegangkan tersebut merupakan aksi dari sebagian besar siswa-siswi MTsN 5 Nganjuk yang tergabung dengan puluhan santri dari seluruh Wilayah Kab. Nganjuk yang sedang melakukan Sosio Drama Resolusi Jihad sesaat sebelum pelaksanaan upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2017, (22/10).

Dengan  sosio drama ini terkandung maksud agar para santri sebagai generasi penerus, terus berjuang menjaga Pancasila dan NKRI. Hari ini 72  tahun silam, tepatnya tanggal 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa penting yang merupakan rangkaian sejarah perjuangan Bangsa Indonesia melawan kolonialisme. Karena hari itu, KH. Hasyim

Asy’ari menetapkan resolusi yang diberi nama “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” sehingga penjajah dapat diusir dari bumi Indonesia. •Ato

Sosio Drama "Resolusi Jihad" di Peringatan Hari Santri Nasional

Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin saat memberikan sambutannya dalam WisudaInstitut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) mengapresiasi ponpes yang awalnya hanya surau kecil.

Pelaksanaan upacara Hari Santri Nasional di GOR Bung Karto Kota Nganjuk disemarakkandengan penampilan sosio drama yang menggambarkan suasana pertempuran 10 November 1945.

Para siswa Raudlatul Athfal dari 13 lembaga sedang bersiap-siap mengikuti kompetisi futsal.Mereka yang terbaik akan mengikuti ajang yang sama di tingkat provinsi pada 22 November 2017.

LINTAS PERISTIWA

Page 51: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

51MPA 10/375 / 2017

NGAWI - pahami pasangan anda sebagaimana anda memahami diri anda sendiri. Hal tersebut disampaikan oleh

JOMBANG – Kakankemenag Kab. Jombang melantik pejabat struktural dan fungsional di aula Darussalam Kankemenag Kab.

Kakankemenag Kab. Jombang tengah melantik 10 pejabat struktural dan fungsional(3 Kepala madrasah dan 7 KTU) bertempat di aula Darussalam Kankemenag Kabupaten Jombang.

Kasi Bimas Islam Berharap Agar Calon Pengantin Dapat Memahami Pasangannya

Kepala Kankemenag Kab. Jombang Melantik Pejabat Struktural dan Fungsional

Kasi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Ngawi H. Suroto pada acara Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin yang dilaksanakan di KUA Kec. Gerih, (8/11).

Beliau menuturkan bahwa ketika seorang pria dan wanita sudah siap menjalin ikatan suci dengan malangsungkan pernikahan, maka mereka harus menyiapkan mental untuk saling memahami antara yang satu dengan yang lain. Sehingga akan timbul rasa kasih sayang diantara mereka. Yang kemudian bisa membawa keadaan keluarga menjadi sakinah mawadah wa rahmah. “Suami atau istri dalam istilah Jawa itu  garwo  yang artinya sigarane nyowo, belahan jiwa. Maka pasangan suami akan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh istri begitu juga sebaliknya, dan itu merupakan modal dasar untuk membina rumah tangga”, tuturnya.

Agar peserta tetep semangat kegiatan tersebut diselingi dengan game-game yang dipandu oleh Rahma Fitriani. Kegiatan kali ini diikuti 30 pasang catin yang berasal dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Gerih dan Kendal yang tergabung dalam angkatan 8 pada tahun 2017 ini. •Prie

Jombang, (27/10). Pelantikan ini dihadiri 70 peserta dari unsur Kepala Madrasah, Kepala KUA, DWP, Kasubbag TU dan Kasi di lingkungan Kankemenag Kab. Jombang.

Pada kesempatan itu, Kakankemenag Kab. Jombang H. Abd Haris melantik 10 pejabat struktural dan fungsional. Tiga orang dilantik menjadi kepala madrasah yaitu Bambang Setiadi, S.Pd (MTsN Bareng), Sutaji, S.Pd, M.Pd (MTsN Megaluh), Kodirin, M.PdI (MIN Pojokklitik). Sedangkan selebihnya diangkat menjadi KTU, yaitu Indah Wahyu Budiati, S.Sos (MTsN Keras), Drs Zainal Muttaqin (MTsN Diwek), Abdul Khamid,S.Pd (MTsN Sumobito), Lahuri, BA (MTsN Kesamben), Dadik Mokhamat Agus Hasyim SE (MTsN Perak), Muhammad Saikhu S.Kom (MTsN Mojoagung).

Dalam sambutannya H. Abd Haris mengatakan bahwa untuk membangun diperlukan kebersamaan. Oleh karenanya diperlukan keterbukaan di lembaga masing-masing. Juga amanah yaitu menjalankan tugas berlandaskan nilai agama serta memahami tupoksi masing-masing. “Ke empat, untuk para ibu agar mendorong tugas suami,” ajaknya. •Tts

KAB. MALANG - Bertempat diwilayah selatan Kab. Malang tepatnya di Desa Bajul Mati Kec. Gedangan Kab. Malang, IGRA Kab. Malang melaksanakan bakti sosial di RA Harapan dan Pantai Ungapan, (8/11). Aksi ini bagian dari rangkaian kegiatan Harlah IGRA Ke 15 Kab. Malang.

Di hadapan seluruh PC, PD, Kasi Pendma dan Ketua PW IGRA Jatim yang hadir pada kegiatan tersebut, Ketua PD. IGRA Kab. Malang Hj. Ari Wahyu Astuti mengatakan bahwa di moment Harlah IGRA Ke 15, Kab. Malang berupaya semakin peduli terhadap lembaga RA dan lingkungan sekitar dengan pemberian bingkisan dari PC. se-Kab. Malang dan APE dari PD IGRA Kab. Malang. “Sedang di pantai Ungapan diisi dengan bakti sosial penanaman pohon mangrof di pinggiran pantai,” katanya.

Kasi. Pendma Kab. Malang, Muhammad Ariifin menambahkan bahwa pendidikan yang berwawasan lingkungan bisa dimulai sejak usia dini. Dan IGRA Kab. Malang sudah memulainya sejak lama.

Sementara itu, Ketua PW IGRA Jatim Hj. Nurul Amanah mengapresiasi langkah maju IGRA Kab. Malang yang semakin peduli

terhadap lembaga RA dan lingkungan sekitar. “Semoga kegiatan ini dapat diikuti kabupaten kota yang ada di di Jawa Timur,” harapnya. •Didin

Peringati Harlah, IGRA Kabupaten Malang Bakti Sosial di Pantai Ungapan

Para calon pengantin (catin) yang berasal dari Kecematan Gerih tengah serius mengikuti arahandari nara sumber terkait bagaimana membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rohmah.

Ketua PD IGRA Kab. Malang Hj. Ari Wahyu Astuti tengah memberikan APE dari PD IGRA Kab. Malang kepada salah satu pengelola Raudlatul Athfal dilanjutkan dengan bhakti sosial.

LINTAS PERISTIWA

Page 52: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

52 MPA 10/375 / 2017

RIBUAN SISWA MTSN 2 KOTA KEDIRISEMANGAT MENGIKUTI UPACARA

HARI SANTRI NASIONALKOTA KEDIRI – Keluarga besar MTsN 2

Kota Kediri, hadir bersama ribuan peserta dari madrasah lain di lapangan olahraga MAN 2 kota Kediri guna mengikuti upacara peringatan hari santri Nasional, (23/10),

Agus Supriyadi, salah satu guru MTsN 2 Kota Kediri tetap bersemangat meski dalam suasana kemacetan Menurutnya suasana tersebut jangan sampai membuat semangat kendor. “Mengikuti upacara ini merupakan kepedulian terhadap cinta tanah air dan bangsa. Walaupun macet harus tetap semangat,” tuturnya.

Upacara itu sendiri dimulai pukul 07.30 dan berakhir pukul 08.30. Namun sebelum upacara dimulai, acara diisi dengan penampilan siswa MTsN 2 kota Kediri yang tergabung dalam group Rebana Madtsanda dan penampilan dari madrasah lain.

Kakankemenag Kota Kediri, Zuhri selaku inspektur upacara dalam sambutannya mengajak hadirin untuk semangat mengikuti upacara. Mngingat upacara ini merupakan moment penting untuk mengingatkan per-juangan bangsa salah satunya melalui para alim ulama dan santri pondok pesantren dalam mengusir penjajah. Seusai upacara, peserta upacara dihibur oleh penampilan drum band dari MAN 2 Kota Kediri. •Humas

PELANTIKAN PEJABAT FUNGSIONAL DILINGKUNGAN KANKEMENAG KAB.

MOJOKERTOKAB. MOJOKERTO – Bertempat di Gedung

Serba Guna Kankemenag Kab. Mojokerto pada pukul 13.00 WIB dilaksa nakan Pelantikan dan serah terima jabatan Pejabat fungsional diling-kungan Kankemenag Kab. Mojokerto, (6/11).

Acara pelantikan pejabat fungsional ini dihadiri oleh seluruh pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Mojokerto terdiri dari Kakankemenag Kab. Mojokerto beserta Ibu Ketua DWP, Kasubbag TU sekalian,  para kasi sekalian, penyelenggara syariah sekalian, Pengawas Madrasah, Kepala Satker Madrasah sekalian, Kepala KUA dan Penyuluh.

Sementara pejabat yang dilantik adalah H. Solikin,  sebagai Kepala MTsN 2 menggantikan H. Nur Kholis yang dipindah tugaskan menjadi Kepala MTsN 3 menggantikan H. Agustiono. Sedangkan H. Agustiono selanjutnya dipin-dah tugaskan menjadi Kepala MTsN 4 menggantikan H. Solikin.

Dalam sambutan pelantikannya, Kakan-kemenag Kab. Mojokerto menyampaikan bahwa mutasi atau pindah tugas ditempat yang baru adalah hal yang biasa bagi seorang pejabat dalam rangka kebutuhan organisasi.

Acara pelantikan ini selanjutnya ditutup dengan do’a penutup yang dibaca-kan oleh H. Nur Hasan,  Pengawas  Madra-sah Kec. Ngoro. •Emfa

BERSAMA JAJARAN FORKOPIMDA, KAKANKEMENAG IKUTI LOMBA MEMANAH

KAB. PASURUAN – Serangkaian acara dalam rangka peringatan HUT KORPRI Ke- 46 diselenggarakan di Kebun Raya Purwodadi. Diawali dengan agenda Mlaku Bareng bersama Bupati yang diikuti oleh ribuan peserta dari unsur ASN sampai pada akhirnya sesi lomba memanah.

Lomba memanah ini melibatkan ASN Kabupaten Pasuruan, tak terkecuali Bupati Pasuruan HM. Irsyad Yusuf beserta jajaran Pemda, Ketua DPRD H. Sudiono Fauzan dan Kakankemenag H. Mohammad As’adul Anam. Lomba memanah ini disaksikan oleh seluruh peserta mlaku bareng karena pelaksanaannya usai agenda tersebut, Kamis (30/11).

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang terdiri dari Kapolres Kabupaten Pasuruan, Kejari Pasuruan, Ketua Pengadilan Negeri dan Dandimpun tak luput ikut menjadi peserta lomba. Lomba memanah diawali oleh Bupati, Ketua DPRD dan juga termasuk Kakankemenag.  “Tujuan lomba kali ini tak jauh beda dengan yang menjadi tujuan utama pelaksanaan mlaku bareng HUT KORPRI Ke-46. Yakni forum silaturrahim, olah raga bersama, dan saling mempererat hubungan antar jajaran pemerintahan di Kabupaten Pasuruan,” ujar Gus Irsyad menjawab pertanyaan rekan media usai ikuti lomba memanah. •Emen

KAKANKEMENAG TANDATANGANI MOU KURIKULUM NARKOBA DENGAN KAPOLRES

TULUNGAGUNGTULUNGAGUNG – Dalam rangka mening-

kat kan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan nar koba di kalangan pelajar, Kakankemenag Kab. Tulung-agung, Bupati Tulungagung, dan Kadindik dan Kebudayaan Prov. Jatim menan da-tangani MoU dengan Kapolres Tulungagung di halaman Kantor Bupati Tulungagung, (30/10). Penandatanganan dilakukan usai upacara Hari Sumpah Pemuda disaksikan anggota TNI POLRI serta ratusan pelajar dan pramuka yang ada di Tulungagung.

Menurut Bupati Syahri Mulyo, penan-da tangan MoU ini bertujuan untuk bersama-sama menanggulangi bahaya penyalah gunaan narkoba di kalangan pelajar di Tulungagung sehingga dapat ditekan atau bahkan terbebas dari narkoba. Selain juga untuk meningkatkan peran kepolisian di lingkungan pendidikan dengan dimasukkannya kurikulum Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba sebagai kurikulum lokal sekolah tingkat pertama dan atas dimana kepolisian terlibat langsung dalam pemberian materi.

Kakankemenag Kab. Tulung Agung Nuril Huda menyambut positif MoU ini. Nuril memastikan kurikulum ini akan segera diterapkan di MTs dan MA yang berada di bawah naungan Kankemenag Kab. Tulungagung. •Ern

IGRA GALI POTENSI ANAK DIDIK LEWAT FESTIVAL ANAK SHOLEH

SITUBONDO – Dalam rangka Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-72 dan Milad IGRA ke-15 tahun 2017, Pengurus Ikatan Guru Raudatul Athfal (IGRA) Kabupaten Situbondo menyelenggarakan Festival Anak Sholeh dan Sholehah Tahun 2017, (9/11). Kegiatan ini bertempat di aula Kankemenag Kabupaten Situbondo,

Ajang festival kali ini diikuti utusan dari tiga Wilker yaitu wilker Timur, wilker Tengah, dan wilker Barat dengan jumlah 45 peserta. Adapun cabang lomba yang diselenggarakan adalah tahfidz al-quran, futsal, kreativitas guru RA, dan melukis gerabah celengan.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Kabupaten Situbondo, H. Atok Illah. Pada saat memberikan sambutannya, beliau senantiasa memberi motivasi kepada seluruh peserta untuk mengikuti festival dengan sungguh-sungguh. Beliau juga berpesan kepada panitia penyelenggara agar penilaian lomba dijalankan dengan sportif. Sehingga nantinya akan didapatkan utusan yang berkualitas dan dapat mewakili Kabupaten Situbondo di kancah Festival Anak Sholeh Sholehah di Tingkat Provinsi Jawa Timur yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 November 2017 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. •Queen

SLOGAN ‘LEBIH BAIK MADRASAH MARASAH LEBIH BAIK’ JANGAN HANYA JADI JARGON

NGAWI – “Hendaknya ‘lebih baik madra-sah marasah lebih baik’, jangan hanya jadi jargon. Hal tersebut disampaikan Kakan-kemenag Kabupaten Ngawi H. Zaenal Arifin saat membuka acara Rakoornis dan Pembi-naan Kepala Madrasah se-Kabupaten Ngawi yang diadakan oleh Seksi Pendma, (2/11).

Beliau menambahkan bahwa pada madrasah jargon itu akan benar-benar bisa terbukti dan bisa terlaksana jika mampu menunjukkan kinerja kita dengan baik. Baik dari sisi gurunya maupun siswanya yang dititik beratkan pada kedisiplinan. “Seorang Kepala Madrasah harus bisa memotivasi mereka agar bisa lebih baik, sehingga bisa menjamin kedisiplinan pada suatu madrasah benar-benar terjaga,” paparnya.

Selanjutnya, H. Zaenal Arifin berharap agar kepala madrasah sebisa mungkin untuk melakukan improvisasi serta inovasi pada madrasah. Sehingga pada akhirnya madrasah bisa berkompetisi dengan lembaga yang lain dan ke depannya akan lebih baik. Dengan begitu, tanpa disadarai maka prestasi-prestasi akan bisa diraih.

Kegiatan yang dilaksanakan di gedung pertemuan Al-Falah Kankemenag Kab. Ngawi tersebut diikuti 189 orang kepala madrasah negeri maupun swasta. •Prie

LINTAS PERISTIWA

Page 53: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

53MPA 10/375 / 2017

SIDOARJO – Berbarengan dengan upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN), Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur H.

TULUNGAGUNG–Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Nuril Huda melantik dua pejabat struktural dan tiga pejabat

Lima pejabat yang terdiri dari 2 pejabat struktural dan 3 pejabat fungsional tengah bersiap-siapmengikuti pelantikan yang dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kabupaten Tulungagung.

Iringi Upacara Peringati Hari Santri, Kakanwil Ambil Sumpah 25 ASN

Kakankemenag Kab. Tulungagung Lantik Lima Pejabat Struktural dan Fungsional

Syamsul Bahri mengambil sumpah 25 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim, (23/10). Upacara HSN yang dirangkai dengan pengambilan sumpah ASN ini diikuti oleh seluruh ASN  Kanwil Kemenag prov. Jatim di halaman depan Kanwil Kemenag Pro. Jatim.

Dalam amanat pembinaannya, H. Syamsul Bahri berharap agar kedua puluh lima ASN yang baru disumpah dan dilantik dapat menjalankan tupoksi dengan penuh semangat, serta tak lelah untuk terus berkarya. “ASN yang baru dilantik harus punya semangat bekerja sesuai tupoksinya. Kita harus berkarya dan berkeringat, karena keringat itulah yang akan kita nikmati,” jelas kakanwil menegaskan.

Orang nomor satu di Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini pun berharap adanya sinergitas dari seluruh ASN dalam menjaga marwah Kementerian Agama di masyarakat, serta dapat memberikan kontribusi positif pada institusi Kemenag. “Kalau kita telah memberikan karya dan kontribusi terbaik, maka akan ada catatan napak tilas kontribusi kita pada Kementerian Agama,” terangnya. •Isn

fungsional di aula Kankemenag setempat, (2/11). Pelantikan dihadiri oleh Kasubbag TU, Kasi dan Penyelenggara beserta istri, istri terlantik serta seluruh kepala Satker, Kepala KUA, Kepala Definitif, pejabat fungsional dan seluruh pegawai Kankemenag Kab. Tulungagung.

Pejabat struktural yang dilantik adalah H. Imron Rosadi sebagai Kasi PHU dan H. Suryani sebagai Kasi Pendma Kankemenag Kab. Tulungagung. Sementara untuk pejabat fungsional, 2 orang dilantik sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah pada MA yaitu Nur Rohmad dan Kirom Rofi’i, sedangkan seorang dilantik sebagai Pengawas Sekolah Muda Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar pada PAUD, TK, SD/SDLB yaitu Falentinus Buku.

Dalam pengarahannya, Kakankemenag  berpesan kepada kedua pejabat struktural yang dilantik hari ini yaitu H. Suryani dan H. Imron Rosadi agar melanjutkan program yang sudah dirintis pejabat sebelumnya. Sementara kepada pejabat fungsional diharapkan memaksimalkan peran kepengawasan di sekolah atau madrasah yang menjadi tanggungjawabnya. •Ern

SITUBONDO – Kakankemenag menghadiri acara shalawat bersama Habib Syekh di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Banyuputih Situbondo, (9/11). Bertempat di halaman pondok, ribuan jama’ah yang berasal dari Kabupaten Situbondo dan kabupaten tetangga seperti Bondowoso dan Banyuwangi memadati acara tersebut

Gelaran ini dilaksanakan untuk memperingati kepahlawanan KH. R. As’ad Syamsul Arifin yang telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Situbondo, Kapolres, Dandim dan juga Wakil Gubernur Jawa Timur.

Dalam sambutannya, pengasuh ponpes KH. R. Azaim Ibrahimy mengulas kegigihan Kiai As’ad dan jasanya untuk bangsa ini. Kiai muda kharismatik ini berpesan kepada seluruh hadirin agar mampu meniru perjuangan Kiai As’ad sehingga mampu menjadi generasi yang membanggakan.

Sesaat setelah itu, acara semakin semarak dengan tampilnya Habib Syekh yang mengajak seluruh jama’ah mengumandangkan lagu Ya Ahlal Wathan karya KH. Wahab Hasbullah dilanjutkan dengan sholawat. Ribuan

bendera merah putih dan bendera Ponpes Salafiyah dikibar-kibarkan. Nasionalisme dan suasana religius terasa kental saat itu. •Queen

Kakankemenag Kab. Situbondo Hadiri Sholawat Bersama Habib Syekh

Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur H. Syamsul Bahri tengah menyaksikanpenandatanganan sumpah jabatan yang dilakukan oleh 2 ASN di antara 25 ASN lainnya.

Habib Syech menyemarakkan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Banyuputih Situbondo,memperingati KH. R. As’ad Syamsul Arifin yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

LINTAS PERISTIWA

Page 54: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

54 MPA 10/375 / 2017

DRUMBAND MTSN KARANGMOJO 1 MERIAHKAN UPACARA HARI SANTRI DI STADION MAGETAN

MAGETAN – Tanggal 22 Oktober 2017 bertepatan Hari Santri Nasional, diadakan upacara Hari Santri Nasional di Stadion Yosonegoro Magetan. Upacara ini dihadiri oleh ribuan santri dari seluruh kecamatan yang ada di Magetan.

Drum band dari MTsN Karangmojo 1 Magetan juga ambil bagian dalam peringatan Hari Santri Nasional ini. Drum band dengan nama Gita Kalimasada ini menampilkan  display  sebelum upacara dimulai. Tak sia-sia, persiapan yang matang dari drumband yang dibina oleh Nur Ria Widyaningrum ini mendapatkan sambutan luar biasa dari 25 ribu santriwan-santriwati yang hadir pada saat itu. Terlihat dari tepuk tangan yang meriah di setiap akhir lagu-lagu yang ditampikan oleh drumband yang dipimpin oleh Adisti Orizanda ini.

Nurhadi Kepala MTsN Karangmojo 1 Magetan tidak ketinggalan juga turut serta menemani anak-anak dalam kegiatan ini. Beliau menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para siswa dan para pembina yang sudah berpartisipasi menyukseskan acara ini. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia yang sudah memberikan kepercayaan kepada drumband MTsN Karangmojo 1 yang beranggotakan 105 personil ini. •Nuhary

IGRA KAB. NGANJUK GELAR LOMBA FESTIVAL ANAK SHOLIH SHOLIHAH DAN INOVASI GURU RA

NGANJUK – Pengurus IGRA Kab. Nganjuk menyelenggarakan lomba festival anak sholih sholihah dan inovasi guru RA se-Kabupaten Nganjuk yang dibuka Kakan kemenag Kab. Nganjuk H. Barozi didampingi Kasi Pendma, (8/11).

Kegiatan yang diselenggaraan di aula Kankemeng Kab. Nganjuk tersebut merupakan program kerja PD IGRA Kabupaten Nganjuk dan dalam rangka memperingati HAB Kemenag ke-72. “Kegiatan ini untuk mengembangkan potensi anak agar menjadi anak yang mandiri, beriman, jujur, cerdas, berakhlak mulia dan berprestasi,” kata Nor Cholis selaku ketua pelaksana dalam laporannya.

H. Barozi mengapresiasi pelaksanaan festival ini sekaligus menganggap bahwa ini merupakan upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas dengan memenuhi aspek panca prestasi. “Prestasi akhlak mulia, ilmu keaga-maan, sains dan teknologi, bahasa dan budaya serta prestasi olah raga dan seni,” ujarnya.

Peserta yang mengikuti kompetisi hari ini merupakan siswa terbaik di tingkat kecamatan. Dan yang mendapat juara terbaik, berhak melaju ke tingkat provinsi. Cabang yang diperlombakan adalah tahfidz, melukis celengan, sepak bola mini dan inovasi pembelajaran. •Nur

PELATIHAN PERAWATAN JENAZAHKHUSUS WANITA

KAB. MADIUN – Dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI Ke-72 tahun 2018, seluruh jajaran Kepala KUA kecamatan yang tergabung dalam kelompok kerja kepala KUA Kab. Madiun, mengadakan kegiatan Perawatan Jenazah Khusus Wanita,  bertempat di aula Kankemenag, (29/11)

Acara ini dihadiri Kakankemenag Kab. Madiun H. Taufiq, Kasi Bimas Islam H. Tawwabin dan 15 Kepala KUA serta PAIF. Kaum wanita sebagai peserta, terdiri dari JFU Putri pada Kankemenag dan Penyuluh Non PNS Putri utusan KUA kecamatan.

H. Taufiq menyatakan bahwa pelatihan ini adalah salah satu wujud untuk menjaga kehormatan umat muslim yang telah meninggal dunia, khususnya untuk jenazah wanita. Adapun yang berhak untuk memandikan jenazah diutamakan adalah anggota keluarga, muhrim atau yang berjenis kelamin sama dengan jenazah. “Besar harapan bagi seluruh peserta yang hadir mendapatkan ketrampilan yang cukup untuk diaplikasikan di masyarakat”, tuturnya. Di penghujung kegiatan diisi praktek langsung peragaan tata cara perawatan jenazah wanita. Mulai dari memandikan, mengkafani dan mensholatkan yang dipandu oleh Penyuluh Agama Islam Funsional yang terbagi menjadi lima kelompok. •Ws

KAKANKEMENAG KOTA MALANGLANTIK KASUBAG TU

KOTA MALANG – Bertempat di ruang aula Kakankemenag Kota Malang, Kakan-kemeng Kota Malang H. Mohammad Zaini melantik H. Mukhlis sebagai Kepala Subag Tata Usaha   yang baru menggantikan H. Muhajir, (02/11). H. Mukhlis sebelumnya menjabat sebagai Kepala Subag TU pada Kantor Kemenag Kota Batu. Sementara Kasubbag TU yang lama H. Muhajir dilantik juga sebagai Kasubag TU di tempat yang baru yaitu di Kankemenag Kabupaten Malang.

Acara yang berlangsung khidmaat ini dihadiri seluruh pejabat struktural, para Kepala KUA, para Kepala Madrasah Negeri, para pejabat fungsional serta pegawai di jajaran Kankemenag Kota Malang. Dalam sambutan pengarahannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang H. Mohammad Zaini mengucapkan selamat kepada H. Mukhlis yang mengemban tugas sebagai Kasub Bag Tata Usaha. Beliau berharap agar Kasub Bag Tata Usaha yang baru dapat bersinergi dalam tugas di lingkungan Kankemenag Kota Malang.

Pada kesempatan yang baik ini, Kakankemenag Kota Malang juga berpesan kepada semua pegawai agar selalu bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan baik dan profe-sional disemangati oleh 5 budaya kerja Kementerian Agama. •Humas

PENGURUS DWP KEMENAG KOTA PROBOLINGGO DIKUKUHAN, SEKALIGUS

SANTUNI ANAK YATIMKOTA PROBOLINGGO – DWP Kanke menag

Kota Probolinggo menggelar penguku han pengurus baru sekaligus santunan yatim piatu, bertempat di aula kantor setempat, (12/10).

Kakankemenag Kota Probolinggo Mufi Imron Rosyadi yang mengukuhkan pengurus DWP menyampaikan bahwa pengukuhan ini adalah yang pertama kali dilakukan semenjak tahun 1981. Hal ini menjadi penting untuk tidak membebani pengurus lama yang telah pindah keluar daerah. “Janganlah mempermasalahkan tentang siapa dan menduduki apa dalam kepengurusan, sebab DWP bukanlah tempat perselisihan, akan tetapi wadah pemersatu,” ujarnya.

Sebagai bentuk kepedulian sosial DWP, pada kesempatan ini juga dilaksanakan santunan kepada anak yatim. Menurut Ketua DWP Kemenag Kota Probolinggo Mudayati santuan kali ini berupa pemberian santunan kepada 100 anak yatim piatu pada RA/MI dan SD di sekitar Kankemenag Kota Probolinggo. “Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama DWP dengan UPZ Kankemenag dan donator yang tidak mengikat,” ujarnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi Pap’s Mear/IVA oleh Kepala Puskesmas Kec. Kanigaran yang mengupas tuntas bagaimana mencegah kanker rahim. •Rief

SUNGAI KEHIDUPAN SKEMA CITA-CITACALON PASANGAN PENGANTIN

KAB. MOJOKERTO – Nara sumber bimbingan perkawinan angkatan V di KUA Sooko H. Abd. Muhit Badri cukup mahir dalam menganalogikan perencanaan dalam keluarga. Pada bimbingan kali ini nara sumber mengarahkan peserta agar menggam bar sungai, ditambahkan dua batu yang satu diletakkan di hulu dan satunyalagi di hilir. Batu di hilir diibaratkan sebagai hara pan umur seseorang. “Itu baru cita-cita njenengan secara pribadi,” ujarnya

Menurutnya, keinginan pribadi harus dikomunikasikan dengan pasangan. Karena pernikahan adalah berpasangnya dua orang yang mempunyai kepribadian yang bisa jadi sangat berbeda. Karena itu perlu kompromi dan bisa menerima pasangan apa adanya.

Sementara itu, Kepala KUA Sooko Ahirizzen mengatakan bahwa kegiatan ini boleh dilaksanakan di kecamatan masing-masing. Karena jumlah calon pengantin KUA Sooko sudah melebihi jumlah minimal peserta dalam satu kali kegiatan yaitu 30. Di mana pada kegiatan sebelumnya, peserta dari KUA Sooko harus ke Mojosari untuk mengikuti kegiatan tersebut dikarenakan jumlah peserta yang belum mencukupi.

Kegiatan yang berlangsung dua hari sejak 7 November 2017 ini cukup semarak diikuti peserta. •Res

LINTAS PERISTIWA

Page 55: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

55MPA 10/375 / 2017

KANKEMENAG KABUPATEN KEDIRI GELAR BIMBINGAN CALON PENGANTIN

KAB. KEDIRI – Keluarga merupakan salah satu pondasi penting dalam pem bangu nan sumber daya manusia. Untuk mewujudkan keluarga yang kokoh dan tangguh, memerlukan ikhtiar sungguh-sungguh. Terutama pada pasangan muda yang akan membangun mahligai rumah tangga.

Untuk itu, Kankemenag Kab. Kediri melalui Seksi  Bimas Islam menggelar bimbingan calon pengantin (catin) bagi pasangan muda yang akan melaksanakan pernikahan periode Oktober hingga Desember 2017, (23/10). Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 hari dan dibagi dalam 4 angkatan. Di setiap angkatannya ada 30 pasangan.

Adapun materi-materi yang diberikan dalam kegiatan ini meliputi, fungsi keluarga,  pendewasaan perkawinan dan hikmah pernikahan dengan menghadirkan narasumber berkompeten dari Bimas Islam, Dinas Kesehatan dan PKK Kab. Kediri.

Menurut Kasi Bimas Islam Kankemenag. Kab. Kediri Abd. Kholiq Nawawi kegiatan ini dimaksudkan memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi calon pengantin yang akan membanggun keluarga, agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana membentuk keluarga sakinah serta menghindari adanya kasus perceraian di kalangan pasangan muda. •Umar

PERAYAAN HARI SANTRI NASIONALDI MAN I KOTA MALANG

KOTA MALANG – Peringatan Hari Santri Nasional 2017 yang dilaksanakan di Masjid Darul Hikmah MAN 1 Kota Malang diisi istighosah dan dzikir bersama, serta tausiyah, (23/10).

Hari Santri Nasional yang ditetapkan pada tanggal 22 Oktober ini dilatarbelakangi adanya resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Peringatan ini sebagai bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam memperjuangkan kemer-dekaan.  Kemerdekaan Indonesia memang tidak lepas dari peran santri dan ulama. Banyak ulama dan santri yang ikut berperang untuk mengusir penjaah, tak hanya tentara.

Dalam kegiatan ini, Ustadz Yasin salah satu guru MAN I Kota Malang memberikan tausiyah mengenai arti dari santri itu sendiri. Menurut beberapa pendapat, santri terdiri dari suku kata san dan tri. San berarti “suci”, dan tri berarti “tiga”. “Santri berarti suci dari kebodohan, suci dari kedholiman, dan suci dari kemaksiatan,” ujarnya.

Seluruh warga MAN 1 Kota Malang ikut berdzikir bersama sekaligus mengingat perang penting para ulama serta santri dalam memperjuangkan kemer dekaan. “Jadilah kalian, sebagai santri yang benar-benar santri,” ujar ust. Yasin memberi nasehat. •Hms

PEMBINAAN MUALLAF TAHUN 2017DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB PONOROGO

PONOROGO – Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Ponorogo, dilaksa-nakan pembukaan pembinaan muallaf tahun 2017, (25/10). Peserta terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Jenangan, Babadan, Sooko, Jambon, Sampung dan Slahung.

Pada kesempatan ini, Kakankemenag Kabupaten Ponorogo, H. Hadi Mukharom menyam paikan bahwa pembinaan ini me-rupakan rangkaian kegiatan rutin menyong-song HAB Kemenag. Pembinaan muallaf ini dimulai lebih awal, sebab khusus kegia tan ini tidak cukup satu kali pertemuan tetapi akan berlangsung selama 6 bulan ke depan.

Dalam pembinaan ini, secara teknis para muallaf diberi bimbingan keagamaan dan diberi bantuan berupa pemberdayaan ekonomi produktif yang berasal dari zakat profesi PNS di lingkungan Kemenag. “Mudah mudahan para muallaf senantiasa mendapat bimbingan Alloh dan bisa menjalankan syariat Islam dengan baik,” harap H. Hadi Mukharom.

Selain itu, para pendamping muallaf dari Penyuluh Non PNS agar memberikan motivasi dan bimbingan tambahan ilmu agama kepada para muallaf di wilayah masing masing. “Semoga kegiatan ini selalu istiqomah mengingat masih banyak muallaf yang membutuhkan uluran tangan,” ujarnya. •Hnm

H. MUCHDAR LANTIK 16 PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

MAGETAN – Kakankemenag Kab. Magetan H. Muchdar melantik 16 pejabat struk tural dan fungsional di lingkungan Kanke menag Kab. Magetan, (2/11). Acara dihadiri Kasi, Penyelenggara, Kepala KUA, Pengawas SLTP/SLTA, Pengawas SD/MI, Kepala Madrasah Negeri dan Kepala Difinitif, Kepala TU MTsN dan MAN.

Dalam sambutannya, H. Muchdar mengatakan bahwa rotasi ini dalam rangka penye garan dan dimaksudkan untuk menam bah persaudaraan dan wawasan serta pengalaman yang lebih luas. Dirinya berharap agar pejabat terlantik segera menyesuaikan diri dengan stakeholder yang ada di tempat tugas masing-masing.

Dari 16 pejabat, delapan dirotasi menjadi kepala madrasah, yaitu Luqman Ali (MIN Baleasri), Tri Budianto (MIN Tamanarum), Basuki Prihatin (MTsN Sidorejo), Rustamadji (MTsN Goranggareng), Sumadi (MTsN Pane-kan), Suwoko (MTsN Takeran), Priyogo (MTsN Bendo), dan Endang Larasati (MIN Takeran).

Sedangkan 8 sisanya sebagai Ka TU yaitu Sudiro (MTsN Temboro), Didik Sudibyo (MTsN Takeran), Soleh Amaludin (MTsN Karangmojo I), Munirosun (MTsN Karangmojo II), Suntarman )MAN Takeran), Sarmun (MTsN Sidorejo), Siti Asiyah (MAN Panekan), dan Mukhtar Bishri (MTsN Bendo). •Kurdi

KINI PELAYANAN PENDAFTARAN HAJIDI KEMENAG SAMPANG SEMAKIN MUDAH

SAMPANG – Pelayanan haji di Kanke-menag Kab. Sampang semakin mudah setelah Kemenag Sampang berinovasi memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin men daftar. Yakni, dengan membuka sistem pelayanan terpadu pendaf taran dan pembatalan haji reguler di Kankemenag Kab. Sampang.

Salah seorang calon jamaah haji Umaryah (41 Tahun), saat ditemui di ruangan pelayanan pendaftaran haji mengungkapkan hal tersebut. “Cukup lima belas menit sudah dapat porsi haji,” ujar perempuan asal Desa Junok Kecamatan Sreseh ini, (13/11)

Perlu diketahui, sejak 1 Noember 2017 Kankemenag Sampang membuka dan meresmikan pelayanan haji terpadu yang dihadiri sejumlah pejabat penting. Di anta-ranya, Sekda Kab. Sampang, Kasi Sistem Informasi Haji Kanwil Kemenag Jatim, KBIH, kepala KUA, serta sejumlah pimpinan cabang bank di Sampang.

Kakankemenag Sampang H. M. Juhedi mengatakan jika sebelumnya warga harus datang ke bank untuk membuka tabungan haji, namun sekarang bisa langsung dilakukan di Kantor Kemenag Kabupaten Sampang. ”Semua proses pelayanan pendaftaran haji bisa didapatkan di Kemenag. Kami bekerja sama dengan Bank Jatim, BTN, Muamalat, dan BRI,” katanya. •Hms

MTSN I JUARA UMUMARRSMAGA SCOUT FESTIVAL (ASF)

KOTA BLITAR - Regu Pramuka Mts Negeri I Kota Blitar berhasil meraih Juara Umum dalam ajang Arrsmaga Scout Festival (ASF). Sebuah agenda kegiatan Pramuka bergengsi yang diselenggarakan oleh SMA Negeri III Kota Blitar. Arrsmaga Scout Festival diikuti oleh seluruh Pramuka Penggalang SMP dan MTs se-Blitar Raya. Dimana pada kesempatan ini, MTs Negeri I Kota Blitar mengirimkan 6 regu yang terdiri dari 3 regu putra dan 3 regu putri.

Syaifuddin –Pembina Pramuka MTs Negeri I pada Senin (23/10) mengatakan, peserta yang dikirimkan adalah regu terbaik dari hasil seleksi ketat di tingkat Gugus Depan MTsN I Kota Blitar. Lomba yang diadakan khusus tingkat SMP dan MTs se-Blitar Raya ini adalah kekompakan Yell Song and Dance. “Alhamdulillah, MTsN 1 Kota Blitar berhasil menjadi Juara Umum,” ungkapnya sembari tersenyum gembira.

Syaifuddin menambahkan bahwa anak-anak yang dikirim dalam lomba ini siswa terbaik Kelas VII sebanyak 4 regu, sedangkan dua regu lainnya siswa Kelas IX. Terkhusus bagi siswa Kelas VII yang berlaga diharapkan dapat mengambil sisi poisitif berupa pengalaman dan mampu mengeksplorasi hasil dari latihan selama beberapa minggu sebelumnya. •Moza

LINTAS PERISTIWA

Page 56: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

56 MPA 10/375 / 2017

PENYUMPAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)KOTA PASURUAN – Senin (20/11),

dilaksanakan pengambilan sumpah dan pelantikan 9 PNS oleh Kakankemenag Kota Pasuruan yang dihadiri oleh Kasubbag TU, seluruh Kasi dan Penyelenggara, Kepala KUA, Satker dan karyawan/wati di lingkungan Kemenag Kota Pasuruan. Acara ini berlangsung di aula Kankemenag Kota Pasuruan.

Kakankemenag Kota Pasuruan Dr. Taufiqurrahman, M.Ag.    dalam sambutannya mengajak agar semua pegawai terlantik pandai bersyukur dan meningkatkan etos kerjanya. Dirinya menambahkan bahwa sebagai pegawai harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Perlu diingat bahwa tugas sebagai pelayan masyarakat tidak hanya sebatas ketika berada di kantor, tapi juga ketika berada di luar kantor. “Jangan sampai ketika di luar kantor melakukan sesuatu yang melanggar norma ataupun undang undang sehingga harus berurusan dengan hukum,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Taufiqurrahman, M.Ag. berharap agar pegawai di lingkungan Kemenag Kota Pasuruan memiliki integritas dan tiada henti belajar menjadi pelayan yang profesional. Karena pegawai di lingkungan Kemenag secara tidak langsung dituntut menjadi contoh bagi masyarakat dalam segi agama, apapun latar belakangnya. •Mdk

SEKDA BONDOWOSO LANTIK PRAMUKA PENGGALANG GARUDA GRAMATSADA

MTSN 2 BONDOWOSOBONDOWOSO – Bertepatan dengan

hari pahlawan, sebelas siswa-siswi yang tergabung dalam pramuka penggalang Garuda Gramatsada MTsN 2 Bondowoso dilantik oleh Sekda Kab. Bondowoso di pendopo kabupaten, (10/11).

Adapun siswi siswi tersebut adalah Femas Fahrezi, Edelweis, Dela, Nanda Zainal Arifin, Aldo Putra Prayoga, Alya, Anisa, Tiara, Nabila, Ratu dan Elfina. Mereka merupakan perwakilan siswa siswi MTsN 2 Bondowoso yang akan dilantik langsung oleh Sekda Bondowoso.

Acara ini dihadiri oleh Kepala MTsN 2 Bondowoso, H. Saini juga dari Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting, Kwarcab (Kwartir Cabang), serta pembina pramuka MTsN 2 Bondowoso. Dalam acara tersebut, hanya ada 2 sekolah yang akan dilantik, yaitu MTsN 2 Bondowoso dan SMP 2 Bondowoso.

Perlu diketahui, untuk mencapai tingkatan Pramuka Penggalang Garuda, seorang siswa harus memenuhi persyaratan. Di antaranya harus memenuhi kecakapan khusus seperti mengumpulkan portofolio, tes wawancara, harus pernah berprestasi di bidang pramuka, serta harus melalui tingkatan Ramu, Rakit, dan Terap. Dalam Ujian tersebut, tim penguji mendatangkan langsung dari pihak Kwarcab. •AT

KAKANKEMENAG BOJONEGOROIKUTI RAKORWIL MUI

BOJONEGORO – Bertepatan tanggal 1 Rabiul Awal 1439 H berlangsung Rakorwil MUI Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban di Ponpes Al-Rosyid Kendal Dander, (20/11). Rakorwil dimaksudkan menjaring problem sosial agama di tiap-tiap kabupaten yang akan dibawa ke tingkat provinsi.

Dalam sambutannya, KH. Jauhari Hasan selaku Ketua Umum MUI Kabupaten Bojonegoro sekaligus Ketua Korwil menyam-paikan perkembangan sosial khususnya keberadaan Baha’i, Syiah, dan penganut kepercayaan secara umum.

Sementara dari MUI Lamongan menyam-paikan hubungan kerja antara MUI dengan Pemkab dalam kondisi baik. Ada kendaraan dinas mobil dan roda dua, meskipun anggaran MUI masih sebesar 150.000.000. Sedangkan MUI Tuban menyampaikan kondisi yang sama dengan MUI Lamongan. Sementara patung Khonghucu di Tuban sudah adem ayem, tak seheboh pemberitaan. Ada juga permintaan fatwa jual beli online, Salafi di Kanduruhan, Syiah dan Ahmadiyah hanya personal. Selanjutnya KH Alamul Huda selaku pengasuh Ponpes Al-Rosyid mengelaborasi persoalan yang mengemuka dan memimpin dialog.

Kakankemenag Kab. Bojonegoro Munir menyampaikan terkait keberadaan Baha’i yang dilarang saat era Sukarno. •FR

KAKANKEMENAG KABUPATEN KEDIRI BUKA BIMBINGAN MANASIK HAJI TAHUN 2018KAB. KEDIRI – Kakankemenag Kab.

Kediri Suryat, membuka kegiatan penyiapan bimbingan manasik haji dan perjalanan haji Kab. Kediri tahun 2018 di aula pertemuan RM Pringgondani Ngasem Kediri, (4/11)  

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Kediri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan Kemenag yang selalu menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan ibadah haji harus dipersiapkan secara matang. Beliau juga mengingatkan bahwa, keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tidak saja tergantung pada Kementerian Agama. Akan tetapi semua instansi terkait  termasuk Kelompok bimbingan Ibadah haji (KBIH) maupun calon jamaah haji itu sendiri.

Sebelumnya, Ketua Panitian Moh. Hamzah dalam laporannya menyampaikan, kegiatan bimbingan manasik dan perjalanan haji dimaksudkan untuk memberikan infor masi terkait hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan ibadah haji. Terutama menyangkut dokumen-doku men pengurusan paspor.

Kegiatan ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari unsur Kepala KUA, Penyuluh Agama Negeri serta pengurus KBIH Kab. Kediri. •Umar

GURU PNS DPK KEMENAG LAMONGANIKUTI WORKSHOP PENGUATAN

BUKU PEMBINAAN DAN PROFESI GURULAMONGAN – Upaya peningkatan

kom pe tensi guru perlu diupayakan secara terprogram. Hal ini sebagai wujud bahwa guru profesional, memiliki kedudukan strategis dalam mencapai visi kependidikan. Untuk itu KKG-MGMP lingkungan Kanke-menag Kab. Lamongan mengadakan workshop penguatan buku pembinaan dan pengembangan profesi guru di rumah makan Aqila, Deket Lamongan, (24/10). Sebanyak 350 guru PNS DPK mengikuti kegiatan ini.

Kakankemenag Kab. Lamongan H. Sholeh mengharap agar profesi guru PNS ini diimbangi dengan terus menambah pengetahuan dan ketrampilan lain. Di sisi lain perlu juga dipenuhi kebutuhan administrasi kepegawaian serta  teknis pembelajaran.

Ditambahkannya, sebagai ASN yang dititipkan di yayasan, pihaknya berharap agar para guru bisa menempatkan diri dengan memberikan pengabdian terbaik sesuai beban tugas secara maksimal. Jangan sampai, pihak yayasan mengembalikan para guru ke Kemenag.

Pada workshop kali ini, materi yang disampaikan terkait tinjauan DUPAK yang disampaikan oleh Analis Kepegawaian, dan penguatan buku pembinaan dan pengembangan profesi guru oleh tim angka kredit Kemenag Kab. Lamongan. •Edi

KAKANKEMENAG HADIRI DAN PIMPIN DOA PADA PEMBACAAN SHOLAWAT NARIYAHKOTA MADIUN – Dalam rangka HSN (Hari

Santri Nasional) di Kota Madiun, diselengga-rakan pembacaan sholawat nariyah dan doa bersama di Masjid Baitul Hakim Madiun, (22/10). Kegiatan ini diikuti ASN Kankemenag Kota Madiun, siswa MA, masyarakat sekitar dan para pengurus PCNU Kota Madiun beserta organisasi di bawahnya. Hadir juga, Sekda Kota Madiun, jajaran Forpimda, ketua dan pengurus PCNU Kota Madiun, para pengurus MWC NU di Kota Madiun. Tahlil, istighosah, dan sholawat nariyah dipimpin Ketua MUI Kota Madiun, KH Muhammad Sutoyo. Sedangkan yang memimpin do’a adalah Ketua PCNU Kota Madiun KH. Agus Mushoffa Izzuddin dan Kakankemenag Kota Madiun HM Amir Sholehuddin.

Pada kesempatan ini, KH Muhammad Sutoyo berpesan kepada hadirin untuk tidak melupakan sejarah para santri dan ulama dalam membela dan menegakkan NKRI.

Sementara Ketua PCNU Kota Madiun KH. Agus Mushoffa Izzuddin dalam mau’idhoh hasanahnya selain mengutas keutamaan sholawat nariyah juga menjelaskan makna santri. “Santri tidak mengenal usia, jabatan, ataupun tingkatan. Selama orang mencari ilmu di pesantren, maka disebut santri. Meskipun ia adalah seorang profesor,” katanya. •Lon

LINTAS PERISTIWA

Page 57: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

57MPA 10/375 / 2017

Berbelanja merupakan hobi mena-rik bagi kebanyakan wanita, te tapi  menjadi pembelanja yang cerdas

sangatlah tidak mudah. Agar kita tak menjadi korban dari keganasan hobi berbelanja, kuncinya jadilah “smart shopper”. Menjadi smart shopper mung-kin belum banyak dipahami orang. Terkadang hasrat jauh lebih mendo-minasi sehingga membuat keinginan belanja sulit direm. Berikut strategi belanja yang bisa kita praktekkan : 1. Buat daftar belanja

Tulislah barang kebutuhan rumah tangga yang akan kita beli. Hal ini dilakukan untuk menghindari berbelanja gila-gilaan dan membuat kita mengeluarkan uang berlebihan Jangan mudah tergiur dengan berbagai tampilan barang yang menggoda atau tawaran diskon besar-besaran. Kategorikan daftar belanjaan kita, misalnya berdasarkan kelompok makanan, barang dapur, kebutuhan harian, ataupun berdasarkan toko yang biasa kita kunjungi.

2. Tinggalkan kartu kredit di rumahBawalah uang tunai hanya sebanyak

yang dibutuhkan. Begitu semua daftar belanja terpenuhi, segeralah menuju kasir dan jangan tergoda dengan pena-waran barang yang lain.

3. Membandingkan hargaIbu rumah tangga biasanya adalah

orang yang sangat teliti dalam memban-dingkan harga barang kebutuhan rumah tangga. Dengan metode memban ding-kan harga ini, kita jelas akan lebih bisa berhemat ketika belanja bulanan.

4. Kritis Memilih BarangSeperti metode membandingkan

harga, memilih barang kebutuhan rumah tangga bisa difokuskan pada produk lokal. Pilih yang mutunya baik

dengan harga terjangkau agar kita lebih bisa berhemat. Hendaknya kita membeli buah dan sayur di musim panen, sehingga harganya akan jauh lebih murah. Jangan membeli buah dan sayur saat tidak musim karena pasti mahal. Untuk produk fashion jangan tergoda dengan tren sesaat. Kuncinya, belilah produk yang bercita rasa klasik karena kita dapat menggunakannya dalam jangka waktu lama. Dengan demikian membuat kita jauh lebih irit.

5. Pilih Jam BelanjaJangan berbelanja saat sedang lapar.

Pasalnya kadar glukosa dalam tubuh ketika lapar akan membuat kita belanja berlebihan. Pilih waktu belanja saat banyak diskon, misalnya di akhir pekan. Selain itu, untuk menghindari keramaian pengunjung pilih waktu-waktu tertentu yang kurang diminati orang. Lebih baik luangkan waktu berbelanja di malam hari atau saat toko baru buka pada akhir pekan. Jika kita memang harus berbelanja selama jam-jam sibuk, hindari pergi pada saat ada banyak pekerjaan yang harus dihadapi. Hindari pula berbelanja dalam kondisi tubuh lelah.

6. Pelajari Dan Manfaatkan diskonSeorang pembelanja yang berpenga-

laman dapat membedakan berbagai promosi yang sedang beredar di pasaran. Dia tahu betul terkadang sesuatu promo yang sederhana justru memberikan penawaran berkali lipat. Jadi, kita pun terhindar dari jebakan diskon yang menyesatkan. Para penyuka belanja tahu betul bagaimana memenuhi rak lemari mereka dengan koleksi terbaru. Biasanya mereka akan menggunakan sale pertengahan atau akhir tahun. Dengan tawaran sale tersebut, kita pun akan hemat berpuluh-puluh kali lipat.

7. Jangan tergoda dengan diskon besar

Seberapa besar diskon yang dita-warkan, jika kita tidak membutuhkan barang tersebut sebaiknya kita abaikan. Sebuah busana yang dipajang dengan banderol diskon besar-besaran memang menggiurkan. Tapi sebelum kita memu-tuskan, sebaiknya pertimbangkan dengan matang apakah barang tersebut memang kita butuhkan atau hanya tergoda dengan sale sesaat semata. Jangan sampai busana tersebut hanya berakhir di lemari saja dan tak pernah digunakan.

Nah, semoga kita bisa menjadi smart shopper

Strategi Belanja Cerdas dan HematOleh : Nihla Farida

Setiap keluarga pasti memiliki anggaran tertentu untuk membeli barang kebutuhan rumah tangga. Namun terkadang pengeluaran belanja bulanan itu lebih dari yang diperkirakan. Yang terpenting, belanja harus berdasarkan kebutuhan, bukan berdasar keinginan.

AN NISA’

Page 58: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

58 MPA 10/375 / 2017

DUNIA ISLAM

Catatan sejarah mengung-kap kan, bahwa Islam mulai masuk ke Albania

semasa peme rinta han Kesultanan Utsmaniya (Ottoman) pada abad ke-14. Ketika itu, negeri itu masih dido minasi agama Kristen. Di wilayah utara Albania, penye baran Islam lebih lambat dikarenakan adanya perlawanan keras dari gereja Katholik. Namun, dibeberapa kawasan lainnya, pengaruh Islam berkembang cukup pesat.

Pada akhir abad ke-17, Islam menjadi agama mayoritas di pusat-pusat perkotaan wilayah tengah dan selatan Albania. Adanya kelas elite Muslim yang bergelar pasha dan bey, memainkan peranan penting dalam kehidupan politik dan ekonomi Ottoman ketika itu. Karier birokrat itupun menjadi pilihan yang menarik bagi sebagian besar warga Albania, sehingga mereka pun berbon-dong-bondong memeluk agama Islam.

Hari ini, umat Islam di Albania terbagi kedalam dua kelompok utama. Kelompok pertama, adalah pengikut madzhab Ahlussunnah (Sunni). Semen-tara kelompok lainnya, adalah pengikut ajaran Tasawwuf Bektashi yang masuk ke Albania melalui para darwis (sufi) selama periode Ottoman, terutama antara abad ke-18 dan ke-19. Secara historis, kelompok Muslim Sunni memi-liki basis yang kuat diwilayah utara dan tengah Albania. Sementara, komunitas Bektashi lebih terkonsentrasi di kawasan selatan negara itu.

Sebagian besar kalangan Islam arus utama, menganggap tarikat Bektashi sebagai aliran sesat. ”Namun demi kian, penduduk Albania pada masa peme-rintahan Ottoman justru mulai memeluk Islam secara bertahap melalui ajaran tasawwuf tersebut”, ungkap sejarawan Inggris, David Nicole, dalam karyanya The Janissaries (Elite).

Selama Dinasti Ottoman berkuasa, banyak pengikut ajaran Bektashi di Albania yang direkrut menjadi tentara Elite Yanisari. Pada masa-masa selan-jutnya, pengaruh aliran tarikat ini di tubuh Yanisari pun semakin menguat. Bah kan, pada penghujung abad ke-16 Bektashi telah menjadi semacam sistem kepercayaan resmi di korps militer tersebut.

Pada 1826, Sultan Mahmud II membubarkan Yanisari dan menyatakan, Bektashi sebagai aliran terlarang di seluruh wilayah Kesultanan Ottoman. Sejak saat itu, pengaruh ajaran Bektashi mulai begeser ke Albania selatan. Pada akhir abad ke-19 para pemimpin kelompok ini memainkan peran kunci dalam gerakan nasionalis Albania, disamping giat melakukan kampanye toleransi antar umat beragama di negeri tersebut.

Albania melepaskan diri dari kekua-saan Dinasti Ottoman pada 1923. Selan-jutnya, selama berada dibawah rezim Komunis (1944 – 1992), umat Muslim Albania mengalami banyak penindasan. Pemerintah ketika itu, juga melarang segala bentuk praktek keaga maan di depan umum.

Setelah berkuasa lebih dari empat dekade lamanya, rezim Komunis di Alabania pun akhirnya runtuh pada1992. Masyarakat Muslim di negeri itu kembali

memperoleh kebebasan dalam menjalankan ajaran agamanya. ”Alunan suara adzan pun kembali menggema dari Masjid Ethem Bey yang berada di pusat ibu kota Tirana untuk pertama kalinya, setelah 24 tahun dilarang oleh peme rintah”, tulis wartawan Larry Luxner dalam artikelnya ”Albania’s Islamic Rebirth” yang diter bitkan AramcoWorld.

Editor BBC Amerika Utara, Max Mardell, yang pernah mela-kukan perjalanan ke Tirana

bebe rapa tahun lalu menuturkan, karak teristik kaum Muslimin Albania hari ini memiliki perbedaan cukup mencolok dibandingkan dengan negara-negara Islam di belahan dunia lainnya. ”Meskipun saya dapat mendengarkan suara adzan di kota ini, budaya Eropa tampaknya lebih menonjol di Albania. Tidak ada jilbab yang terlihat disini, apalagi burka”, ujarnya.

Pertumbuhan Islam di Albania menga lami peningkatan cukup meng gem birakan dalam dua dekade terakhir ini. Pada 1990 populasi Muslim Albania, masih berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa atau sekitar 70 persen dari total penduduk. Hari ini, angka tersebut meningkat menjadi 2,6 juta jiwa atau sekitar 82,1 persen. Pew Research Center memprediksikan bahwa jumlah penga nut agama Islam di Albania, bakal terus meningkat. Pada 2030 mendatang jumlah itu akan menjadi sekitar 2, 84 juta jiwa atau 83,2 persen dari total penuduk negeri itu.

Ketika masih berkuasa dulu, pemim-pin diktator komunis Enver Xoxha pernah menyatakan bahwa Albania sebagai satu-satunya negara yang tidak beragama di dunia. Namun hari ini, justru Albania menjadi satu-satunya negara Eropa yang terdaftar sebagai anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

•ensiklopedi rep. 250817, •Ahar

ALBANIA, salah satu negarawarga MUSLIM-nya TERBESAR di EROPA

Albania, saat ini tercatat sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa. Berdasarkan data yang dirilis Pew Research Center,jumlah pemeluk Islam di Albania pada 2010 mencapai 82,1 persen dari total 2,8 juta penduduk negeri itu.

Page 59: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

59MPA 10/375 / 2017

KAKANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR

H. SYAMSUL BAHRI

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

S E L A M A THUT DHARMA WANITA PERSATUAN

KE-18 TAHUN 2017"Penguatan Kualitas Istri ASN menuju Ketahanan Keluarga."

Mengucapkan

Page 60: INSPIRASI Memindahkan Tradisi Pesantren ke Madrasahjatim.kemenag.go.id/file/2017/12/502.pdf · MPA 10/375 / 2017 1 INSPIRASI NO. 10/375 / 2017 / TH. XXXXII Memindahkan Tradisi Pesantren

60 MPA 10/375 / 2017

KAKANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR

H. SYAMSUL BAHRI

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

SELAMAT MEMPERINGATI

MUHAMMAD SAWTAHUN 1439 H / 2017 M

Mengucapkan