Insepeksi Teknik-1 (Isp.3)

94

Transcript of Insepeksi Teknik-1 (Isp.3)

Uji penetrant dapat dilakukan pada semua bahan,

asalkan permukaanya tidak menyerap cairan penetranttersebut

Penetrant test adalah metode uji tanpa merusak yang

mampu mendeteksi cacat terbuka pada permukaan dengan menggunakan zat cair dengan prinsip kapilaritas cairan.

• Prinsip dasar uji penetrantest adalah sifat kapilaritas.Bila celah yang sangat sempitdiberi cairan maka celahtersebut akan mampumenyedot cairan. Kemudiandiatas celah tersebut diberideveloper yang memiliki dayakapilaritas yang lebih besar,sehingga cairan yang didalamcelah akan tersedot olehdeveloper sehinggamemberikan indikasi bahwaditempat tersebut terdapatcacat. DWELL TIMES

INSPECT

1. Pre Cleaning.Dimaksudkan untuk mempersiapkan agar

permukaan benda uji bersih dari kotoran yang mungkin menyumbat celah/cacat atau mengganggu proses penetrasi serta menghilangkan kontaminan yang mungkin ada pada permukaan benda uji. Pre Cleaning dapat dilakukan dengan:

- Diterjen.- Pembersih Ultrasonik.- Solven.- Blasting.- Vapour Degreasing.- Pembakaran.- Larutan Pembuang Kerak.- Pengeringan setelah pembersihan.- Pembuang/pengupas cat.

2.Pelapisan Cairan PenetrantCairan Penetrant dapat di aplikasikan kepermukaan benda uji dengan cara ;Menyemprotkan , memulaskan danmerendamkan.

Waktu penetrasi penetran kedalamcelah(Dwell times) ditentukanberdasarkan ASME Sec V

Dwell times = 10-15 menit

3. Pembersihan Sisa Cairan Penetran

Cairan penetran di permukaan yang tidak masuk kedalam celah/cacat dibersihkan sampai benar-benar bersih.

4. Pelapisan dengan Developer

Pemukaan dilapisi developer untukmenyedot keluar cairan penetrant yangberada dalam celah, untuk melihatindikasi cacat. DEFECT/CACAT

Developing Times = 7 menit

5. Post Cleaning

Setelah cacat pada benda dicatatposisinya (record) maka benda hasil ujidibersihkan kembali dari cairandeveloper.

Ilustrasi singkat tahapan – tahapan uji penetrant sebagai berikut :

1. PRE CLEANING 2. PELAPISAN PENETRAN

3. PEMBERSIHAN SISA CAIRAN PENETRAN 4. PELAPISAN DENGAN DEVELOPER

5. PEMERIKSAAN / INSPEKSI

DEFECT/CACAT

6. POST CLEANING

Type Cairan Penetran

A. DITINJAU DARI CARA INSPEKSI

Fluoresen

Non-Fluoresen

B. DITINJAU DARI CARA PEMBERSIHAN SISA PENETRAN

Type Cairan Penetran

Sistem Water Washable

Sistem Post Emulsifed

Sistem Solven Removable

Type Cairan Penetran

Fluoresen

Non-Fluoresen

Sistem Water Washable

Sistem Post Emulsifed

A. Cairan Penetrant FluoresenInspeksi dengan cairan penetran fluoresen dilakukan

dengan bantuan sinar ultraviolet didalam ruang gelap. Cairan inimengandung zat warna yang akan berfluorensi bila disinaridengan sinar ultraviolet.

B. Cairan Penetrant non-Fluoresen

Inspeksi dengan penetrant non-fluoresen dilakukan secaravisual tanpa bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini mengandung zatwarna yang memiliki kontras yang tinggi pada ruangan terang.

1. Sistem Water Washable

Pembersihan sisa penetran dengan menggunakan air. Sistem water washable dapat digunakan untuk penetran fluoresent dan non-fluoresent.

2. Sistem Post Emmulsifed

Pembersihan sisa penetran menggunakan air, perbedaannya dengan water washable adalah penetran mengandung zat pengemulsi , yang dilapiskan secara terpisah setelah penetran masuk kedalam cacat.

3. Sistem Solvent Removable.

Solven digunakan untuk membersihkan sisa cairan penetran. Pembersihan dengan solven ini baik untuk spot test.

• Magnetic Partikel Test adalah suatu uji tak rusak yangmampu mendeteksi cacat pada permukaan dan sedikitdibawah permukaan dengan menggunakan prinsip“medan magnet”. Cacat yang mampu terdeteksi olehmetode uji ini adalah yang memotong medan magnet atauyang membentuk sudut 450.

MEDAN MAGNET CACAT

• Teknik Magnetisasi adalah cara digunakan untukmemberikan medan magnet kepada benda uji.

Elektromagnet

Yoke

Head Shot

Prod

Central Konduktor

Teknik Magnetisasi

Magnet Permanen Coil

1. MAGNET PERMANEN

Pada beberapa jenis bahan (hard steel, paduan), bila dimagnetisasi akan terusbersifat magnet untuk waktu yang lama. Dalam pengujian magnet permanenjarang digunakan, karena jauh lebih fleksibel menggunakan metodaelektromagnet, dikarenakan besarnya medan magnet untuk magnet permanentidak dapat diatur.

2. ELEKTROMAGNET

Magnetisasi elektromagnet merupakan pemberian magnet sementara kepadabenda uji. Teknik Magnetisasi Elektromagnet banyak dipakai karena sifatpemberian magnet yang sementara kepada benda uji dan juga arus listrik untukmemberikan medan magnet dapat diatur.

COIL YOKE HEAD SHOT

CENTRAL KONDUKTOR PROD

• Arah Medan Magnet dan Arus Iistrik, berhubungandengan kaidah tangan berikut.

ARUS LISTRIK

MEDAN MAGNET

PRINSIP ARUS LISTRIK DAN MEDAN MAGNET PADA ELEKTROMAGNET

A. Head Shot

• Metode Uji Head Shot digunakan untuk benda ujibatang, dengan cacat yang dapat terdeteksi adalahcacat yang sejajar sumbu batang.

B. Sentral Konduktor Current Flow

• Metode Uji Sentral Konduktor digunakan untuk bendauji pipa , dengan cacat yang dapat terdeteksi adalahcacat yang sejajar sumbu pipa.

C. Coil Medan Magnet

Arus Listrik

• Metode Uji Coil digunakan untuk benda uji pipa ataubatang dengan cacat yang dapat terdeteksi adalahcacat yang tegak lurus sumbu pipa atau batang.

D. PROD

Medan Magnet

Cacat/Defect

• Metode uji Prod digunakan untuk benda uji yangumumnya berbentuk plat.

D. PROD

• Jenis Prod yang biasa digunakan terdiri dari dua jenisyaitu : Prod Tunggal dan Prod Ganda.

PROD GANDA PROD TUNGGAL

E. YOKE

Medan Magnet

Cacat/Defect

• Untuk melihat cacat yang terjadi pada permukaanbenda uji digunakan serbuk magnet, yang digunakanagar bubuk tersebut mengumpul pada cacat, apabilaarus listrik diberikan ke benda uji.

Serbuk Magnet Kering

Serbuk Magnet Basah

Serbuk Magnet

• Serbuk Kering.

Sangat baik digunakan untuk permukaan kasar. Warnabubuk dipilih agar kontras terhadap benda uji. Bubukdiarahkan pada lokasi yang diinginkan perlahan-lahankelebihannya dihilangkan dengan air.

• Serbuk Basah.

Sangat baik digunakan untuk permukaan halus. Warnabubuk dipilih agar kontras terhadap benda uji

1. Persiapan Permukaan.

Bersihkan permukaan benda uji dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu pemeriksaan, dan permukaan benda uji harus dalam kondisi kering.

2. Pemberian Warna Kontras pad permukaan.

Lapisi permukaan dengan warna yang kontras dengan serbuk yang akan digunakan, misalkan dengan WCP (White Contras Paint), yang dapat dibersihkan dengan mudah.

Dwell time = 10 -15 menit

3. Pemberian Serbuk Magnet.

Berikan serbuk magnet pada permukaan benda, pemilihan serbuk magnet berdasarkan jenis permukaan benda ujinya.

Serbuk Magnet

4. Magnetisasi.

Berikan medan magnet kepada benda uji yang disesuaikan dengan bentuk benda dan ukuran benda.

5. Interpretasi Cacat.

Dalam menginterpretasi cacat yang terjadi diperlukan ketelitian dan pengalaman. Setelah cacat ditemukan maka dilakukan recording cacat tersebut pada benda uji.

Cacat

6. Demagnetisasi.

Demagnetisasi merupakan proses penghilangan magnet sisa pada benda uji.

7. Pembersihan Setelah Inspeksi.

Semua partikel magnetik yang digunakan, dihilangkan dari permukaan bahan setelah inspeksi.

Standar yang digunakan dalam penerimaan hasil inspeksi adalah:

ASME Artikel 25 : Practice for Magnetic Particle Examination.

ASTM No.SE-709 E-125: Reference Photography for Magnetic Particle Indication on Ferrous Castings.

ASTM No. SE-269 : Definition of Terms Relating to Magnetic Particle Examination.

Uji ultrasonik dapat dilakukan untuk mengetahui :

• Ketebalan bahan

• Ada tidaknya cacat di dalam bahan

Ultrasonic test adalah metode uji tanpa merusak yang

mampu mendeteksi cacat di bawah permukaan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.

• Gelombang ultrasonik

•Jenis-jenis Gelombang :

•Gelombang elektromagnetik : gelombang radio, cahaya, sinar X, sinar gamma dsb

•Gelombang mekanik : suara, musik, ultrasonik

•Gelombang ultrasonik :

Gelombang mekanik yang frekuensinya lebih besar dari 20 kHz

Dapat melalui benda padat, cair atau gas , namun tidak di ruang vakum

• Generator menghasilkan sinyal elektronik

• Probe mengubah sinyal menjadi gelombang ultrasonik.

• Gelombang ultrasonik merambat ke dalam bahan dan akan dipantulkan bila dalam arah rambatannya menemukan rongga udara

• Gelombang yang dipantulkan tersebut diterima kembali oleh probe dalam bentuk pulsa pada layar CRT : - pulsa cacat - pulsa dari dinding belakang

PESAWAT UT/GENERATOR

1. Generator

Penghasil sinyal elektronik yangmengeluarkan semburan voltasebolak-balik

2. Kabel

Penyalur semburan voltase bolak-balik ke Probe

4. Couplant

Zat penghantar gelombang getaranultrasonik ke dan dari benda uji

3. Transducer/Probe

Penghasil berkas gelombangultrasonik apabila dikenaisemburan voltase bolak-balik

6. Blok Kalibrasi

Acuan/referensi penentuan jaraktempuh : V1, V2

5. Battery/Adaptor

Sumber tenaga bagi Generator

v1

v2

1. Kemampuan penetrasi yang unggul

2. Kepekaan yang sangat tinggi

3. Akurasi yang tinggi (posisi, ukuran,bentuk)

4. Indikasi langsung dan instan

1. Material yang kasar, bentuk takberaturan sulit diinspeksi

2. Cacat yang sangat dekat permukaansulit dilacak

3. Masih tergantung couplant

4. Masih selalu diperlukan acuan untukkalibrasi dan interpretasi cacat

1. Kalibrasi Jarak Tempuh

2. Penggunaan Probe Normal :

• Mengukur tebal bahan

• Menentukan lokasi cacat

• Menentukan ukuran cacat (teknik Ekualisasi)

Tujuan :

Menyesuaikan skala 0 – 10 pada layardengan jangkauan dari gelombangultrasonik dalam benda uji/blok kalibrasi

Range = 100 ; Tebal V1 = 25

Jumlah indikasi :100/25 = 4

Indikasi I :

Indikasi II :

Indikasi III :

Indikasi IV :

5,210100

251

510100

252

5,710100

253

1010100

254

• Jumlah Indikasi :

= Range / Tebal

• Indikasi : 10Range

tebaln

25

V1

0 2 4 6 8 10

Range = 100mm

50

75

100 2,50 5,00 7,50 10,00 - - - - - -

125

150

175

200

225

250

8 9 104 5 6 71 2 3Range

Pulsa

• Jumlah Indikasi :

= Range / Tebal

• Indikasi : 10Range

tebaln

50 5,00 10,00 - - - - - - - -

75 3,33 6,67 10,00 - - - - - - -

100 2,50 5,00 7,50 10,00 - - - - - -

125 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 - - - - -

150 1,67 3,33 5,00 6,67 8,33 10,00 - - - -

175 1,43 2,86 4,29 5,71 7,14 8,57 10,00 - - -

200 1,25 2,50 3,75 5,00 6,25 7,50 8,75 10,00 - -

225 1,11 2,22 3,33 4,44 5,56 6,67 7,78 8,89 10,00 -

250 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Range

Pulsa

Probe Normal :

• Mengukur tebal bahan

• Menentukan lokasi cacat

• Menentukan ukuran cacat (Ekualisasi)

Pengukuran Tebal Bahan

Range = 100

Tebal : 5010010

5

• Tebal (d) :

Range10

Indikasi

50

0 2 4 6 8 10

Range = 100mm

Probe Normal :

• Mengukur tebal bahan

• Menentukan lokasi cacat

• Menentukan ukuran cacat (Ekualisasi)

Penentuan lokasi cacat

Range = 200

Tebal :

Cacat :

12020010

6

• Tebal (d) :

Range10

Indikasi

120

0 2 4 6 8 10

Range = 200mm

9020010

5,4

Probe Normal :

• Mengukur tebal bahan

• Menentukan lokasi cacat

• Menentukan ukuran cacat (Ekualisasi)

Penentuan ukuran cacat

Backwall :

Tepi cacat : ekualisasi

Tengah cacat :

10010010

10

100

0 2 4 6 8 10

Range = 100mm

4010010

4

LAPORAN PRAKTIKUM UJIULTRASONIK

1. Obyek : Memeriksa cacat Laminasi pada Plat2. Peralatan :

Pesawat UT : Merk…………… Tipe……….Probe : Normal………… Size……… Frek………..Kuplan : Oli, greaseBlok kalibrasi : V1

3. Metoda : Kontak langsung4. Scan :

5. Sensitivitas : Amplitudo indikasi I : 100%Posisi tombol Gain = …… dB

6. Prosedur :…………………………………………

Sketsa hasil pengujianSCAN C

SCAN B

Radiografi adalah salah satu uji tak merusak yang mampu mendeteksi cacatyang berada di bawah permukaan, dengan bantuan sinar X atau sinar gammadimana cacat akan terlihat pada film, yang telah disinari oleh sinar radiografi.

Film

CacatSinar X

Interpretasi cacat

Film

Benda Uji

Apabila sebuah benda yangmemiliki ketebalan yang berbedadisinari oleh sinar radiografi, makatampak pada film, bagian bendayang lebih tebal akan berwarnaputih sedangkan bagian bendayang lebih tipis akan berwarnahitam.

Apabila terdapat cacat pada bendayang lebih tebal,maka cacattersebut akan tampak pada filmberwarna hitam.

KAMERA COLIMATOR

CRANK KABEL SOURCE ISOTOP IR-192

TABUNG KAMERA CONSOLE

Kelebihan dari uji dengan radiografi adalah mampumendeteksi cacat yang berada jauh dibawahpermukaan, akan tetapi terdapat kerugian, yaitu radiasiyang ditimbulkan sinar x atau sinar gamma, yangsangat berbahaya bagi kesehatan manusia, yangjika melebihi ambang batas yang diizinkan dapatmerusak kesehatan hingga dapat menimbulkankematian.

Survey Meter

Digunakan untuk mengukur tingkat radiasi yang terpancardari sumber penyinaran yang kekuatannya merupakanfungsi jarak dan intensitas radiasinya.

Peralatan Proteksi Radiasi dibutuhkan untuk mengendalikanradiasi yang diterima oleh manusia.

• Dosimeter dan Badge Film.

Digunakan untuk merekam jumlah radiasi yangditerima pekerja radiasi.

DOSIMETERBADGE FILM

• Tanda Bahaya Radiografi(Garis Kuning).

Digunakan sebagai tanda sedangadanya radiasi tempat tersebut,sehingga orang yang tidakberkepentingan/masyarakat tidakmendekat ke daerah radiasi.

PROCUREMENT INSPECTION

HELPER

PEKERJA RADIOGRAFI

MASYARAKAT UMUM

Pekerja Radiografi < 2,5 mR/jam

Helper < 0,75 mR/jam

Masyarakat Umum < 0,25 mR/jam

SK Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99.

SUMBER RADIASI

1. Teknik Penyinaran Plat atau Las longitudinal.

SFD

SFD = Source Film Distance

2. Single Wall Single Image (SWSI), Las Circumferential

INTERNAL SOURCE TECHNIQUE INTERNAL FILM TECHNIQUE TEKNIK PARANOMIK

3. Double Wall Single Image (DWSI), Las Circumferential

TEKNIK KONTAK TEKNIK TIDAK KONTAK

4. Double Wall Double Image (DWDI), Las Circumferential

TEKNIK ELIP

• Sensitifitas radiografi adalah suatu indikasi tidaklangsung yang menunjukan kemampuan film dalammendeteksi cacat terhadap perbedaan tebal benda uji.

• Sensitifitas hasil radiografi diukur denganmenggunakan penetrameter

• Jenis Penetrameter terdapat 3(tiga) macam yaitu:

1. Penetrameter DIN

2. Penetrameter ASTM lubang.

3. Penetrameter ASTM kawat. (Sering dipakai)

Penetrameter jenis kawat,berdasarkan ASME Sec V, Article 2,memiliki empat jenis yaitu Set A,Set B , Set C dan Set D.

A S T M

1B 03

Penempatan Penetrameter pada benda uji terdapat dua carayaitu : Source Side dan Film Side.

PENETRAMETER

FILM

PENETRAMETER

FILM

SOURCE SIDE FILM SIDE

Penetrameter yang digunakan ditentukan berdasarkan ASMESecV, Art 2.

Contoh :

Radiografi untuk menguji benda plat dengan ketebalan plat 10mm, penetrameter yang digunakan jenis ASTM kawat.Tentukan jenis penetrameter yang digunakan.

Jenis Penempatan penetrameter untuk penyinaran plat umumnya jenis source sidemaka:

Jawab:

Untuk Tebal benda 10 mm maka jenis kawatnya adalah 7.

Untuk jenis kawat = 7, makapenetrameter yangdigunakan adalah Set B,dengan kawat yang harusmuncul pada film radiografiminimal sebanyak 5 (limakawat), yaitu kawat dengandiameter 0,81 mm, 0,64 mm ,0,51 mm , 0,41 mm dan 0,33mm.

X-Ray

Untuk menentukan waktu penyinaran dengan X-Ray ditentukan dengan grafikberikut:

Contoh:

Tebal = 20 mm

150 KV, maka

Waktu Penyinaran 3,8 min , dan ampere yang digunakan 12 mA.

3,8

Gamma-Ray

Waktu Penyinaran untuk gamma-ray ditentukan berdasarkan aktifitas isotop padasaat ini, yang ditentukan dengan persamaan:

Wp =Ci

SFDe at

/60

).(5,6. 2.

e = 2,71

t = Tebal benda uji.

a = 1,1 untuk penyinaran single wall dan 2,2 untuk penyinaran double wall

Ci = Aktifitas isotop (Ir-192) pada saat penyinaran.

SFD = Source Film Distance.

Menghitung Aktifitas Isotop

e

1 = Aktifitas Saat ini / dihitung

A0 = Aktifitas mula-mula

A

= Epsilon (2,71)

T1/2 = Waktu Paruh isotop

t = Waktu (hari)

tT

o eA.

2/1

693,0

.

A =1

Setelah proses penyinaran benda uji, dilakukan prosespencucian film untuk melihat hasil dari penyinaran yangdilakukan. Proses Film dilakukan di ruangan gelap (darkroom), adapun proses pencucian film sebagai berikut:

STOP BATH FIXER WASHDRYER

WAKTU RENDAM MASING-MASING + 5 MENIT

DEVELOPER