INSENTIF PAJAK - Beranda...Contoh 3 P emot ongan /P emun gutan oleh Piha k Lain CV A B R ekanan P...
Transcript of INSENTIF PAJAK - Beranda...Contoh 3 P emot ongan /P emun gutan oleh Piha k Lain CV A B R ekanan P...
INSENTIF PAJAK di Era Pandemi
Bagi Wajib Pajak
UMKM
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Ukuran Usaha
Kriteria
Kekayaan Bersih Omset Penjualan Flafon Kredit Tenaga Kerga
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta Maksimal 50 juta 4 orang
Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta Maksimal 300 juta > 50 juta – 500 juta 5-19 orang
Usaha Menengah > 500 juta – 10 milyar > 2,5 – 50 milyar > 500 juta 21-99 orang
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008, BPS, Bank Indonesia
Cara umum hitung PPh bagi UMKM sebelum Juli 2013
bagi WP Orang Pribadi
TAHUKAH ANDA?
Penghasilan
Bruto
Dikali Norma
Penghitungan
Penghasilan
Neto
Dikurangi
PTKP
Dikali tarif
progresif
s.d. 30%
%
Cara umum hitung PPh bagi UMKM sebelum Juli 2013
bagi WP Badan
TAHUKAH ANDA?
Tentukan
Penghasilan
Bersih dgn
Pembukuan
Hitung
penghasilan
kena pajak
Dikali tarif PPhBadan 25%
atau Pasal 31E 12,5%
(50% x 25 %)
%
Cara hitung PPh bagi UMKM sejak berlakunya PP 46 tahun 2013
bagi WP Orang Pribadi & WP Badan
TAHUKAH ANDA?
Penghasilan
Bruto
Dikali tarif 1%
bersifat FINAL
Cara hitung PPh bagi UMKM sejak berlakunya PP 23 tahun 2018
bagi WP Orang Pribadi & WP Badan
TAHUKAH ANDA?
Penghasilan
Bruto
Dikali tarif 0,5%
bersifat FINAL
SUBJEK PAJAK
Orang PribadiJangka waktu 7 tahun
Badan UsahaPT, dengan jangka waktu 3 tahun
CV, Firma, & Koperasi, dengan jangka waktu 4 tahun
, berbentuk:
Jangka waktu dihitung, sejak:
WP Lama : Tahun Pajak PP berlaku
WP Baru : Tahun Pajak terdaftar
WP TIDAK DIKENAI PP INI
1
2
3
4
WP yang memilih untuk dikenai PPh Pasal 17(Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan ke KPP dan pada Tahun Pajak-
Tahun Pajak berikutnya terus menggunakan Tarif PPh Pasal 17)
WP Badan yang memperoleh fasilitas PPhPasal 31A UU PPh atau PP 94 Tahun 2010
BUT
CV atau Firma yang:• dibentuk oleh beberapa WP OP yang memiliki
keahlian khusus; dan• menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan
dengan pekerjaan bebas
*USAHA antara lain usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya toko/kios/ loskelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, danusaha lainnya
OBJEK PAJAK
Penghasilan
dari USAHA*
Peredaran bruto
(omzet) setahun
tidak melebihi
Rp 4,8Miliar
Omzet ditotal dari
seluruh
gerai/outlet, baik
pusat atau cabang
PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Merupakan jumlah peredaran bruto dalam 1 (satu) tahun dari
tahun pajak terakhir sebelum tahun pajak bersangkutan,
yang ditentukan berdasarkan keseluruhan peredaran bruto dari
usaha, termasuk peredaran bruto dari cabang
Dalam hal WP Orang Pribadi suami istri yang menghendaki
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis
(PH) atau isterinya menghendaki memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
(MT), peredaran bruto tertentu ditentukan berdasarkan
penggabungan peredaran bruto usaha dari
suami dan isteri
BUKAN OBJEK
1
2
3
4
Penghasilan di Luar Negeri
Penghasilan yang dikecualikan sebagaiobjek pajak
Penghasilan dari jasa sehubungan dengan Pekerjaan BebasMisalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris,PPAT, arsitek, pemain musik,pembawa acara, dll
Penghasilan yang dikenai PPh FinalMisal: sewa rumah, jasa konstruksi, PPh usaha migas, dan lainnya yang
diatur berdasarkan PP
CARA HITUNG
Contoh 1
Penentuan Peredaran BrutoPeredaran Bruto Tuan A Tahun 2019
Pasar A: Rp 1 Miliar Pasar B: Rp 2 Miliar Pasar C: Rp 2 Miliar
Tuan A pada tahun 2020 tidak dapat dikenai Pajak Penghasilan Final,
karena peredaran bruto usaha Tuan A dari seluruh tempat usaha pada
tahun 2019 melebihi Rp4.800.000.000,00
Contoh 2
PT A
PT A terdaftar pada Agustus 2018.
Bagaimana pengenaan PPh terhadap PT A?Terdaftar: Agustus 2018
Jika PT A memilih untuk dikenai PPhFinal 0,5%
penghasilan bruto Agustus-Desember 2018 dikenai PPh final sebesar 0,5% dari
peredaran bruto setiap bulan.
Jika PT A memilih untuk dikenai PPh berdasarkan ketentuan umum
PT A wajib menyampaikan pemberitahuan ke DJP. Atas penghasilan tahun pajak
2018 dan seterusnya dikenai pajak sesuai ketentuan umum.
Contoh 3 Pemotongan/ Pemungutan oleh Pihak Lain
CV ABRekanan Pemerintah
yang memenuhi kriteria
WP yang dikenai PP 23
Bendahara
Pemerintah
Penyerahan Barang
Agustus 2018
Pembayaran senilai
Rp20.000.000
WP mengajukan
permohonan Surat
Keterangan ke DJP
Bendahara Pemerintah memotong
PPh Pasal 4(2) sebesar
= 0,5% x Rp20.000.000,00
= Rp100.000,00
dalam hal WP memiliki SKet
Pemotong/ Pemungut wajib memotong/ memungut PPh sebesar 0,5% dari penjualan.
Cara isi SPT 1770
• Isi baris 16
• Kolom DASAR PENGENAAN
PAJAK/ PENGHASILAN BRUTO diisi
omzet
• Kolom PPh Terutang diisi PPh 0,5%
Perbandingan Tarif UMKM
Peraturan Perpajakan Omset/Penghasilan Neto Tarif
PP No 23 Omset<Rp4.800.000.000 0,5% (Pajak Final)
Pasal 31E UU PPh Omset<Rp50.000.000.000 11% (50% x 22%)
Pasal 17 UU PPH
Penghasian Neto<Rp50.000.000 5%
Rp50.000.000 < Penghasian Neto < Rp250.000.000 15%
Rp250.000.000 < Penghasian Neto < Rp500,000,000 25%
Penghasilan Neto > Rp500.000.000 30%
Perbandingan Pajak Terutang UMKM Perorangan
TarifOmset
(Rp Juta)Pajak Terhutang (Berdasarkan % Penghasilan Neto)
-30% -20% -10% -5% 0% 5% 10% 20% 30%
0,5%
600 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
1,200 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
2,400 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00
3,600 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00
4,800 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00
5% s.d
30%*
600 0 0 0 0 0 0 0 2,63 11,88
1,200 0 0 0 0 0 0 2,88 20,88 38,88
2,400 0 0 0 0 0 2,88 28.88 73,13 140,75
3,600 0 0 0 0 0 11,88 43,13 140,75 248,75
4,800 0 0 0 0 0 20,88 73,13 212,75 356,75
* Asumsi PTKP K3
Perbandingan Pajak Terutang UMKM Badan
TarifOmset
(Rp Juta)Pajak Terhutang (Berdasarkan % Penghasilan Neto)
-20% -15% -10% -4,55% 0% 4,55% 10% 15% 20%
0,5%
600 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
1,200 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
2,400 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00
3,600 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00 18,00
4,800 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00 24,00
11%
600 0 0 0 0 0 3,00 6,60 9,90 13,20
1,200 0 0 0 0 0 6,00 13,20 19,80 26,40
2,400 0 0 0 0 0 12,00 26,40 39,60 52,80
3,600 0 0 0 0 0 18,00 39,60 59,40 79,20
4,800 0 0 0 0 0 24,00 52,80 79,20 105,6
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (Timeline)
PMK23
PERPPU1
PMK28
PMK86
PMK44
UU2
PP29
PMK110
16/07/2006/04/20 16/05/2021/03/20
31/03/20 27/04/20 10/06/20 14/08/20
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pendemi Corona Virus Disease 2019
Insentif PPh Final Ditanggung Pemerintah
PERATURAN PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah
PMK-23 Belum diberikan insentif
PMK-44 • WP PP 23 Tahun 2018 • WP harus mengajukan Surat Keterangan & menyampaikan Laporan Realisasi untuk
memanfaatkan insentif• Laporan Realisasi tiap bulan paling lambant tgl 20 bulan berikutnya• Insentif s,d, September 2020
PMK-86 • WP PP 23 Tahun 2018 • WP TIDAK PERLU mengajukan Surat Keterangan, cukup menyampaikan Laporan Realisasi• Laporan Realisasi tiap bulan paling lambat tgl 20 bulan berikutnya• Insentif s.d. Desember 2020
PMK-110
Wajib Pajak yang:
a. memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final
berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018
DAN
b. menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah* melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id paling lambat tanggal 20 setelah
berakhirnya Masa Pajak
(Wajib Pajak tidak perlu menyetorkan PPh final 0,5%)
PPh final ditanggung Pemerintah diberikan sejak Masa Pajak
April 2020 sampai dengan Masa Pajak Desember 2020
PENERIMA INSENTIF
PPh FINAL
TAHUN 2018
PP23
*) bagi WP yang belum memiliki Surat Keterangan dapat diperlakukan sebagai pengajuan
Surat Keterangan sepanjang memenuhi PMK-99/PMK.03/2018
PPh FINAL
TAHUN 2018
PP23
▪ Untuk transaksi dengan pemotong/pemungut, Wajib Pajak
menyerahkan fotokopi Surat Keterangan
▪ Pemotong/pemungut melakukan konfirmasi Surat
Keterangan ke laman www.pajak.go.id pada menu
Rumah Konfirmasi Dokumen
▪ Dalam hal Surat Keterangan telah terkonfirmasi,
pemotong/pemungut pajak tidak melakukan
pemotongan/ pemungutan PPh pada saat pembayaran.
Atas PPh final ditanggung Pemerintah tersebut
pemotong/pemungut pajak wajib membuat SSP/cetakan
kode billing yang dibubuhi cap/ tulisan “PPh FINAL
DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 86
/ PMK.03/ 2020”
TRANSAKSI DENGAN PEMOTONG/ PEMUNGUT
PEMBERIAN INSENTIF PPh FINAL
TAHUN 2018
PP23Alur Pelaporan
1. Login eReporting
2. Klik button "tambah" pelaporan
3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru
4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan
sistem
5. Unduh dan mengisi laporan realisasi
pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)
6. Validasi macro
7. Upload file Excel Laporan Realisasi
PEMBERIAN INSENTIF PPh FINAL
TAHUN 2018
PP23Alur Pelaporan
1. Login eReporting
2. Klik button "tambah" pelaporan
3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru
4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan
sistem
5. Unduh dan mengisi laporan realisasi
pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)
6. Validasi macro
7. Upload file Excel Laporan Realisasi
▪ WP dimaksud harus menyampaikan Laporan
realisasi PPh Final ditanggung Pemerintah
melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id
▪ Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah meliputi PPh terutang atas
penghasilan yang diterima/ diperoleh WP
termasuk dari transaksi dengan
Pemotong/Pemungut
▪ SSP/ cetakan kode billing yang dibubuhi
cap/ tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG
PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 86
/PMK.03/2020” (jika ada transaksi dengan
Pemotong/Pemungut Pajak); agar disimpan
dan diadministrasikan Wajib Pajak dengan baik
▪ Laporan dan lampirannya disampaikan paling
lambat tanggal 20 Bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PPh FINAL
TAHUN 2018
PP23
Insentif Pengurangan PPh Pasal 25
PERATURAN Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30%
PMK-23 • Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) • WP KITE
PMK-44 • Sektor tertentu (846 KLU) • WP KITE & KB • Insentif s.d. September 2020 • Pelaporan 3 bulanan
PMK-86 • Sektor tertentu (1,013 KLU) • WP KITE & KB • Insentif s.d. Desember 2020 • Pelaporan✓ April-Juni: paling lambat 20 Juli 2020 ✓ Juli-Des: setiap bulan paling lambat tgl 20 bulan berikutnya
PMK-110 Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 50%
Wajib Pajak yang:
a. memenuhi kriteria:
memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)*
tertentu sebagaimana Lampiran N PMK;
telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor); atau
telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di
Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan
Berikat)
b. menyampaikan pemberitahuan pengurangan sebesar 50%
dari angsuran PPh Pasal 25 yang seharusnya terutang
PENERIMA INSENTIF
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018
atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018
25PPh PASAL
Wajib Pajak menyampaikan
pemberitahuan kepada Kepala
KPP terdaftar melalui saluran
tertentu pada laman
www.pajak.go.id
Pengurangan berlaku sejak
Masa Pajak pemberitahuan
sampai dengan Masa Pajak
Desember 2020
PEMBERITAHUAN PENGURANGAN
Jika Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria,
Kepala KPP menerbitkan surat pemberitahuan
tidak berhak mendapatkan pengurangan
besarnya angsuran PPh Pasal 25
25PPh PASAL
Wajib Pajak harus menyampaikan
Laporan Realisasi Pengurangan
Besarnya Angsuran PPh Pasal 25
setiap bulan melalui saluran
tertentu pada laman
www.pajak.go.id
Laporan disampaikan paling lambat
tanggal:
a. 20 Juli 2020(Masa Pajak April-Juni 2020)
b. 20 Bulan berikutnya
(Masa Pajak Juli-Desember 2020)
Kewajiban Wajib Pajak yang
memanfaatkan pengurangan
besarnya angsuran PPh Pasal 25 25PPh PASAL
Insentif PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP)
PERATURAN Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30%
PMK-23 • Sektor manufaktur tertentu (440 KLU) • WP KITE
PMK-44 • Sektor tertentu (1.062 KLU) • WP KITE & KB • Insentif s.d. September 2020 • Pemberitahuan pusat & cabang
PMK-86 • Sektor tertentu (1,189 KLU) • WP KITE & KB • Insentif s.d. Desember 2020 • Pemberitahuan pusat & cabang• Pemeritahuan hanya disampaikan pusat & berlaku untuk semua cabang (WP
sektor tertentu/KLU)
PMK-110
21PPh PASAL
Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:
a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi kerja yang:▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu
sebagaimana Lampiran A PMK;
▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor); atau
▪ telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan
Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)
b. memiliki NPWP
c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima/memperoleh
Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang
disetahunkan tidak lebih dari 200 juta rupiah
PENERIMA INSENTIF
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018
atau Data Masterfile DJP untuk WP yang belum atau tidak memiliki kewajiban penyampaian
SPT Tahunan PPh Tahun 2018
21PPh PASAL
▪ PPh Pasal 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh
pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada
Pegawai
▪ dikecualikan dari Insentif PPh Pasal 21 DTP dalam hal
penghasilan pegawai berasal dari APBN/APBD dan telah
ditanggung pemerintah PPh Pasal 21-nya berdasarkan
ketentuan perpajakan
▪ PPh Pasal 21 DTP diberikan sejak Masa Pajak April 2020
sampai dengan Masa Pajak Desember 2020
PEMBERIAN INSENTIF
▪ Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala KPP
terdaftar melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id
▪ Pemberitahuan pemanfaatan insentif (berdasarkan kriteria KLU),
hanya diajukan oleh WP Pemberi Kerja yang berstatus pusat
dan insentif berlaku untuk pusat beserta seluruh cabang yang
terdaftar dan memiliki kewajiban PPh Pasal 21
Tarif Khusus (PPh Final) UMKM Badan Berakhir
2018 2019 2020 2021 2022
PT
20.000.000Tarif 0,5%
20.000.000Tarif 0,5%
20.000.000Tarif 0,5%
44.000.000Tarif 11%
40.000.000Tarif 10%
Non PT
20.000.000Tarif 0,5%
20.000.000Tarif 0,5%
20.000.000Tarif 0,5%
20.000.000Tarif 0,5%
40.000.000Tarif 10%
Asumsi:Omset Rp.4 milyar per tahun; laba neto 10% (Rp.400 juta)
Tarif Khusus (PPh Final) UMKM Perorangan Berakhir
Asumsi:
Omset Rp.4,8 milyar per tahun; laba neto 10% (Rp.480 juta)
2018 2019-2023 2024 2025 2022
24.000.000Tarif 0,5%
24.000.000Tarif 0,5%
24.000.000Tarif 0,5%
24.000.000Tarif 0,5%
73.125.000Tarif Progresif
5% s.d. 30%