INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELAJARAN … · ruang lingkupnya, serta syarat dan ketentuan...

139
INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELAJARAN TAHUN 2016 Bidang Fokus : Pariwisata ANI WIJAYANTI, S.E., M.MPAR AKADEMI PARIWISATA BSI YOGYAKARTA 2016

Transcript of INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELAJARAN … · ruang lingkupnya, serta syarat dan ketentuan...

INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELAJARAN

TAHUN 2016

Bidang Fokus : Pariwisata

ANI WIJAYANTI, S.E., M.MPAR

AKADEMI PARIWISATA BSI YOGYAKARTA

2016

ii

Tata Hidang 2

KATA PENGANTAR

Industri pariwisata mengalami perkembangan yang sangat cepat seiring

dengan meningkatnya kebutuhan pariwisata bagi masyaraar luas. Industri

perhotelan sebagai salah satu industri pariwisata juga mengalami pertumbuhan

yang sangat pesat dan membuthkan banyak sumber-sumber daya manusia dalam

pengoperasiannya. Lulusan perguruan tinggi di bidang perhotelan menjadi

kebutuhan penting bagi para pengusaha perhotelan. Perguruan tinggi mempunyai

peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia yang

mempunyai kompetensi di bidang tersebut.

Buku Tata Hidang 2 ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa

perhotelan Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta, sehingga mampu memahami

materi dengan baik. Melalui buku ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan

persiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dengan mempelajari

buku ajar terlebih dahulu mahasiswa mempunyai gambaran mengenai materi yang

akan diterima dan mempercepat pemahaman pada saat pembelajaran di dalam

kelas.

Buku ini dirancang guna memberikan bekal kompetensi dibidang

pelayanan makanan dan minuman. Buku ini membahas materi pengenalan

peralatan sampai dengan penggunannnya dalam pelayanan makan dan minum.

Buku ajar ini merupakan kelanjutan dari buku ajar Tata Hidang 1.

Penulis,

iii

Tata Hidang 2

A. DESKRIPSI

Mata kuliah Tata Hidang 2 ini mencakup kompetensi penyediaan makanan

dan minuman. Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan

keterampilan dalam pelayanan makanan dan minuman, dimulai dari pengenalan

peralatan sampai dengan penggunannya dalam berbagi pelayanan makan dan

minum.

B. PRASYARAT

Untuk mempelajari bahan ajar ini, mahsiswa harus sudah mempelajari

modul Tata Hidang 1. Mahasiswa sudah mempelajari tentang pengertian dan

ruang lingkup usaha pelayanan makanan dan minuman, memahami menu dan

ruang lingkupnya, serta syarat dan ketentuan dalam pelayanan.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

Gunakan buku referensi yang ada dalam daftar pustaka untuk memperkaya

materi dalam pembelajaran. Selain itu gunakan pula rekaman audio yang ada

sebagai media pembelajaran. Adapun urutan materi yang harus dipelajari dalam

bahan ajar ini, meliputi;

Bab 1. Pengenalan peralatan tata hidang

Bab 2. Pembersihan alat

Bab 3. Melipat napkin

Bab 4. Menata meja

Bab 5. Penataan meja basic, standar, dan elaborate

Bab 6. Persiapan pelayanan

Bab 7. Prosedur umum pelayanan di restoran

Bab 8. Jenis-jenis peralatan restoran

Bab 9. Pelayanna kamar (room service)

Bab 10. Pengetahuan banquet

iv

Tata Hidang 2

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan umum

Tujuan pemberian materi Tata Hidang 2 adalah memberikan kompetensi

dalam bidang pelayanan makan dan minum. Kompetensi yang dimiliki

diharapkan dapat digunakan pada saat mereka bekerja di dunia industri .

2. Tujuan khusus

Setelah mempelajari bahan ajar ini, mahsisiwa diharapkan mampu

melakukan beberapa aktivitas, meliputi; pengenalan peralatan, pemeliharaan

peralatan, serta melakukan pelayanan prima.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Kompetensi mata kuliah Tata Hidang 2 terdiri dari 3 kompetensi inti,

yakni;

a. Kompetensi 1 adalah kompetensi sikap yang berhubungan dengan sosial

b. Kompetensi 2 adalah kompetensi pengetahuan

c. Kompetensi 3 adalah kompetensi yang berhubungan dengan keterampilan.

Adapun mata kuliah Tata Hidang 2 memiliki beberapa kompetensi dasar, seperti

terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tata Hidang 2

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Kompetensi sikap

Mengembangkan perilaku disiplin,

sopan, jujur, tanggung-jawab,

peduli kepada lingkungan dan

sesama, dan lain sebagainya.

Mengembangkan sikap yang

mampu mengatasi permasalahan

dengan bijaksana.

1.1 Mahasiswa mempunyai perilaku

yang baik, meliputi jujur, disiplin,

tamgung-jawab, peduli, dan ramah

dalam proses perbelajaran.

1.2 Mempunyai motivasi dan rasa

keingintahuan yang tinggi.

1.3 Mampu bekerja secara individu

maupun bekerjasama dengan orang

lain.

2. Kompetensi pengentahuan

Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya dalam kaitannya dengan

bidang pelayanan makan dan

minum.

2.1 Mendeskripsikan berbagai jenis

peralatan Tata Hidang

2.2 Mempunyai pengetahuan tentang

berbagai jenis lipatan napkin.

2.3 Menganalisis penataan meja

2.4 Menganalisis pelayanan makan dan

minum.

2.5 Menganalisis pelayanan banquet

v

Tata Hidang 2

3. Kompetensi keterampilan

Mengolah, menalar, dan

menyajikan secara konkret guna

pengemabangan dari proses

pembelajaran. Mahasiswa secara

efektif dan kreatif mampu

melaksanakn tugas sepesifik dalam

bidang pelayanan makan dan

minum.

3.1 Menggunakan dan membersihkan

peralatan dengan baik dan benar

3.2 Menyiapkan peralatan makan dan

minum

3.3 Membuat berbagai jenis lipatan

napkin

3.4 Menata meja

3.5 Melakukan pelayanan makan dan

minum di restoran dan dikamar

3.6 Melaksanakan pelayanan banquet.

vi

Tata Hidang 2

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul.............................................................................................. i

Kata Pengantar.............................................................................................. ii

Daftar Isi....................................................................................................... vi

Daftar Gambar.............................................................................................. ix

Daftar Tabel.................................................................................................. x

BAB I PENGENALAN PERALATAN TATA HIDANG

1.1 Restoran furniture................................................................. 1

1.1.1 Meja (guest table)........................................................ 2

1.1.2 Kursi (Chair)............................................................... 3

1.2.3 Side board atau almari persediaan............................... 3

1.2 Peralatan Tata Hidang........................................................... 5

1.2.1 Silver wares................................................................ 5

1.2.2 Chinaware.................................................................. 8

1.2.3 Glassware................................................................... 11

1.3 Peralatan lain......................................................................... 13

1.4 Table Accessories................................................................... 14

1.5 Linen meja makan.................................................................. 15

BAB II PEMBERSIHAN ALAT

2.1 Pembersihan secara Manual................................................... 22

2.2 Pembersihan Mensggunakan Mesin....................................... 22

2.1.1 Penggunaan Mesin Cuci.............................................. 24

2.1.2 Pengetahuan Produk Bahan Pembersih Peralatan........ 25

2.3 Polishing Peralatan Makan dan Minum............................... 26

2.3.1 Langkah-langkah Polishing Silverware....................... 27

2.3.2 Langkah-langkah Polishing Gelas............................... 28

2.3.3 Langkah-langkah Polishing Rechaud atau Pemanas

Listrik..........................................................................

29

BAB III MELIPAT NAPKIN

3.1 Pengertian Melipat Napkin..................................................... 31

3.2 Jenis-jenis Lipatan Napkin..................................................... 32

3.2.1 Topi tinggi atau mahkota............................................. 32

3.2.2 Kantum mawar............................................................. 33

3.2.3 Kipas berdiri................................................................. 34

3.2.4 Pyramid........................................................................ 34

3.2.5 Burung Surga............................................................... 35

3.2.6 Teratai.......................................................................... 35

3.2.7 Lilin.............................................................................. 36

vii

Tata Hidang 2

BAB IV MENATA MEJA

4.1 Prinsip Dasar Menata Meja………………………………… 37

4.2 Menata Meja Hidangan Indonesia…………………………. 40

4.2.1 Tata Hidang Makan Pagi……………………………. 40

4.2.2 Tata Hidang Makan Siang........................................... 42

4.2.2.1 Appetizer....................................................... 42

4.2.2.2 Soup............................................................... 42

4.2.2.3 Entree............................................................ 43

4.2.2.4 Dessert........................................................... 43

4.2.2.5 Menu Hidangan Makan Siang....................... 43

4.2.3 Tata Hidang Makan Malam......................................... 43

BAB V PENATAAN MEJA BASIC, STANDAR, DAN ELABORATE

5.1 Pengertian Table Setting........................................................ 46

5.2 Jenis Table Set-Up................................................................. 47

5.2.1 Basic Table setting....................................................... 47

5.2.2 Standart Table setting/A’la Carte................................ 47

5.2.3 Elaborate Table setting................................................ 48

BAB VI PERSIAPAN PELAYANAN

6.1 Persiapan diri.......................................................................... 50

6.2 Persiapan Pelayanan Restoran (Pre Operation)..................... 52

6.3 Membersihkan Restoran........................................................ 53

6.4 Mempersiapkan Linen............................................................ 53

6.5 Polishing Peralatan Makan dan Minum................................. 54

6.6 Mempersiapkan Meja Persediaan (Side Station)................... 54

BAB VII PROSEDUR UMUM PELAYANAN DI RESTORAN

7.1 Konsep Pelayanan.................................................................. 57

7.2 Prinsip Dasar Pelayanan........................................................ 57

7.3 Teknik Dasar Pelayanan......................................................... 61

7.3.1 Cara mengambil pesanan tamu.................................... 61

7.3.2 Teknik Membawa Piring.............................................. 61

7.3.3 Teknik Membawa Platter............................................. 65

7.3.4 Teknik Memperlakukan Gelas..................................... 66

7.4 Teknik Crumbing down......................................................... 67

7.5 Changing the Ashtray............................................................. 67

7.6 Teknik Clear up..................................................................... 68

BAB VIII JENIS-JENIS PELAYANAN RESTORAN

8.1 Tipe Pelayanan Berdasar Kategori Hotel............................... 71

8.2 Jenis Pelayanan secara Umum............................................... 71

8.2.1 Table Service................................................................ 72

8.2.1.1 American Service / Ready Plate Service....... 72

viii

Tata Hidang 2

8.2.1.2 Russian Service / International Service........ 75

8.2.1.3 French Service / Continental Service............ 77

8.2.1.4 English Service / Family Service................... 78

8.2.2 Buffet Service / Self Service / Prasmanan Service........ 79

8.2.3 Dulang Service............................................................. 80

8.2.4 Lazy Susan Service....................................................... 80

8.2.5 Padang Service............................................................. 80

8.2.6 Cafetaria Service / Counter Service............................ 81

8.2.7 Tray Service................................................................. 81

8.3 Pelayanan Berdasarkan Cara Penyajian................................. 81

8.3.1 Ready Plate Service..................................................... 81

8.3.2 Silver Service............................................................... 82

BAB IX PELAYANAN KAMAR (ROOM SERVICE)

9.1 Pengertian Room Service....................................................... 84

9.2 Kerjasama Room Service dengan Departemen Lain.............. 85

9.3 Menyiapkan Perlengkapan Pelayanan Room Service........... 87

9.4 Menyiapkan Peralatan Room Service..................................... 87

9.5 Menerima Pesanan Room Service.......................................... 88

9.6 Menyiapkan Tray dan Trolley................................................ 89

9.7 Pengumpulan Order/Pesanan Tamu...................................... 90

9.8 Pelayanan ke Kamar Tamu.................................................... 90

9.9 Penampilan Makanan dan Minuman Room Service.............. 91

9.10 Pembersihan Ruangan-ruangan Room Service.................... 92

9.11 Pembersihan dan Penyimpanan........................................... 93

9.12 Room service sequence........................................................ 93

BAB X PENGETAHUAN BAQUET

10.1 Pengertian Banquet.............................................................. 95

10.2 Jenis-Jenis Banquet.............................................................. 95

10.3 Keuntungan Banquet service............................................... 96

10.4 Fasilitas Baquet Service....................................................... 97

10.5 Peralatan dan perlengkapan Banquet Service...................... 97

10.6 Penataan Ruangan dan Pengaturan Pengaturan Meja

Banquet...............................................................................

98

10.7 Bentuk Lay Out Banquet...................................................... 99

10.8 Hubungan Banquet Dengan Department Lain..................... 99

10.9 Schedule Banquet / Pembagian shift kerja di Banquet

Outlet.....................................................................................

100

10.10 Banquet Job Description.................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

ix

Tata Hidang 2

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1. Meja Restoran .......................................................................... 2

Gambar I.2. Kursi Restoran.......................................................................... 3

Gambar I.3. Side Stand................................................................................ 4

Gambar I.4. Peralatan Restoran dengan Spesifikasi Khusus........................ 7

Gambar I.5. Chinaware................................................................................ 10

Gambar I.6. Table Cloth............................................................................... 16

Gambar I.7. Multon...................................................................................... 16

Gambar I.8. Slip Cloth.................................................................................. 17

Gambar I.9. Jenis-jenis Lipatan Napkin....................................................... 18

Gambar I.10. Glass Cloth............................................................................. 19

Gambar I.11. Service Cloth.......................................................................... 19

Gambar I.12. Skirting................................................................................... 20

Gambar II.1. Mencuci secara Manual.......................................................... 22

Gambar II.2. Mencuci dengan Mesin........................................................... 22

Gambar II.3. Polishing Silverware............................................................... 28

Gambar III.1. Lipatan Topi........................................................................... 33

Gambar III.2. Lipatan Kuntum Mawar......................................................... 33

Gambar III.3. Lipatan Kipas......................................................................... 34

Gambar III.4. Lipatan Pyramid.................................................................... 34

Gambar III.5. Lipatan Burung Surga……………………………………… 35

Gambar III.6. Lipatan Teratai....................................................................... 35

Gambar III.7. Lipatan Lilin.......................................................................... 36

Gambar V.1 Basic Tabel Set Up................................................................... 47

Gambar V.2 Standar Tabel Set Up............................................................... 48

Gambar V.3 Elaborate Tabel Set Up............................................................ 48

Gambar VII.1. Teknik membawa satu piring............................................... 62

Gambar VII.2. Teknik membawa dua piring................................................ 63

Gambar VII.3. Teknik membawa tiga piring, satu piring di tangan kanan.. 63

Gambar VII.4. Teknik membawa piring kosong.......................................... 64

x

Tata Hidang 2

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1. Gelas yang umum digunakan di Restoran.................................... 11

Tabel I.2. Identifikasi Peralatan Tata Hidang............................................... 21

Table IV.1 Daftar Desain Penataan Meja..................................................... 45

Table V.1 Daftar Desain Penataan Meja...................................................... 49

Tabel VI.1 Tabel Persiapan Pelayanan......................................................... 56

Tabel VII.1 Prosedur Umum Pelayanan....................................................... 70

Tabal VIII.1 Perbedaan Jenis Pelayanan...................................................... 83

1

Tata Hidang 2

BAB I

PENGENALAN PERALATAN TATA HIDANG

Peralatan tata hidang adalah semua jenis alat, sarana, dan prasarana yang

digunakan untuk keperluan penataan ruang makan atau restoran, terdiri dari perabot

atau furniture, linen, dan peralatan untuk penghidangan. Peralatan tata hidang juga

dapat didefinisikan sebagai peralatan makan, minum dan hidang yang terdiri dari

barang pecah belah (china ware), gelas (glass ware), table accompaniment dan

perlengkapan lainnya (other equpiment) yang diperunakan dalam penghidangan

makanan.

1.1 Restoran furniture

Furniture merupakan salah satu perlengkapan yang harus dimiliki sebuah

restoran. Kriteria furniture dalam restoran adalah nyaman digunakan, praktis,

disesuaikan dengan tipe pelayanan, disesuaikan dengan tipe tamu yang diharapkan,

mudah disimpan, mudah dibersihkan, dan nyaman untuk dilihat. Bahan yang dapat

digunakan untuk perabot dalam, meliputi: kayu, plastik, logam, aluminium, dan

kombinasi dari beberapa bahan tersebut.

Kayu mempunyai beberapa kelebihan, yakni kuat, tidak mudah berkarat, dan

nyaman digunakan. Namun, kelemahannya adalah mahal, bentuknya kaku atau

klasik. Perabot yang terbuat dari kayu banyak digunakan pada restoran atau bar yang

bersifat formal. Bahan perabot yang terbuat dari plastik, logam, dan aluminium

biasanya digunakan pada restoran yang bersifat tidak formal, seperti cafetaria atau

kantin. Kelebihan penggunaan perabot yang terbuat dari aluminium adalah murah,

ringan, tahan lama, banyak variasi, dan mudah dibersihkan. Kelebihan perabot

berbahan plastik atau fiber glass adalah tahan lama, awet digunakan, ringan, mudah

dipindahkan, mudah dibersihkan, harga murah, mudah disesuaikan dengan kondisi

ruangan.

Perabot yang menarik bukan karena sifatnya antik, harga yang mahal atau corak

modern, tetapi ukuran dari perabot harus disesuaikan dengan luas ruang, sehingga

2

Tata Hidang 2

membuat kenyamanan dari orang yang duduk serta membuat kesan bahwa ruang

tidak terlalu penuh. Perabot, khususnya di restoran terdiri dari meja makan, kursi

makan, dan almari persediaan alat makan (side board).

1.1.1 Meja (guest table)

Bentuk dan ukuran meja sangat beragam tetapi secara umum bentuk meja dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a. Bentuk bulat atau Round table,

1) Meja berdiameter 80 cm, diperuntukkan untuk 2 – 3 orang

2) Meja berdiameter 1 m, diperuntukkan untuk 3 – 5 orang

3) Meja berdiameter 1,5 m , diperuntukkan untuk 4- 7 orang

4) Meja berdiameter 2 m , diperuntukkan untuk 7 - 9 orang

b. Bentuk elips atau lonjong (elips table)

c. Rectangle table

1) Meja berukuran 80 cm X 1 m diperuntukkan bagi 4 orang.

2) Meja berukuran 80 cm X 1,5 m diperuntukkan bagi 6 orang.

3) Meja berukuran 80 cm X 2 m diperuntukkan bagi 8 orang

d. Bentuk bujur sangkar atau Square table

Square table hanya diperuntukkan bagi 2 sampai 4 orang saja, dengan ukuran

137 cm X 76 cm.

e. Bentuk segiempat atau oblong table.

Meja berukuran 76 cm X 76 cm untuk 2 orang.

Gambar I.1. Meja Restoran

3

Tata Hidang 2

1.1.2 Kursi (Chair)

Dalam menentukan bentuk dan ukuran kursi, harus mempertimbangkan

beberapa hal yang berkaitan dengan kapasitas ruangan, agar ruangan dapat

menampung banyak pengunjung. terdapat beberapa jenis kursi, yakni; dining chair,

arm chair, sofa, baby chair. Kursi yang disediakan harus mempunyai sandaran

dibelakangnya, guna memberikan kenyamanan pada tamu dalam menikmati

makanan. Adapun ukuran kursi di restoran, sebagai beikut;

a. Tinggi tempat duduk adalah 46 cm dari lantai.

b. Tinggi bagian sandaran adalah 1 m dari lantai.

c. Lebar kursi adalah 46 cm.

Gambar I.2. Kursi Restoran

1.1.3 Side board atau almari persediaan

Side stand/ side board/side station atau meja samping merupakan meja yang

terdiri dari beberapa rak yang berfungsi sebagai tempat menyimpan alat-alat hidang

yang diletakkan di bagian pojok atau sisi ruang makan. Tujuan penggunaan meja

samping ini adalah untuk melancarkan pelayanan. Bagian atas atau permukaan dari

side board dibuat dari bahan yang tahan panas dan mudah dibersihkan. Almari ini

digunakan untuk menyimpan peralatan yang diperlukan oleh pramusaji selama

pelayanan, meliputi; semua jenis cutlery, linen, china ware, table assesories, dan

bumbu-bumbu siap pakai. Almari persediaan ini terdiri dari bagian-bagian yang

4

Tata Hidang 2

berupa laci-laci untuk menyimpan peralatan makan. Pada bagian bawah terdapat

tempat untuk menyimpan barang pecah belah, serbet makan, dan taplak meja makan

taplak meja makan (linen). Terdapat pula tempat khusus untuk meletakkan peralatan

yang kotor. Side stand atau side board sangat banyak variasinya, tergantung pada

beberapa hal, yakni;

a. Tipe pelayanan yang digunakan dan menu yang dihidangkan

b. Banyaknya waiter atau waitress dari satu side board

c. Banyaknya meja yang dapat dilayani dari satu side board

d. Jumlah dan macam-macam alat yang dipakai.

Gambar I.3. Side Stand

Keterangan :

1 Broad basket 8 Bread and butter plate

2 Dessert plate untuk slip order 9 Saucer

3 Nail block (tusukan) 10 Dessert plate

4 Water pitcher 11 Water goblet

5 Laci untuk table ware 12 Large tray

6 Flower vase (vas bunga) 13 Medium tray

7 Salt and pepper shaker 14 Small tray

5

Tata Hidang 2

1.2 Peralatan Tata Hidang

Peralatan tata hidang untuk keperluan service atau pelayanan makanan secara

formal maupun non formal dibedakan menjadi peralatan yang terbuat dari kain

(linen) dan peralatan meja makan (table ware). Table ware meliputi; silver ware,

china ware, dan glass ware.

1.2.1 Silver wares

Silver ware atau peralatan makan yang terbuat dari bahan perak atau stainless

steel biasa digunakan untuk makan di restoran dan biasanya ditata di atas meja.

Peralatan makan tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori, sebagai beikut:

a. Hollowware, peralatan hollowware, meliputi;

1) Platter; round platter, oval platter. Banyak digunakan dalam pelayanan

ala Rusia, Perancis maupun untuk acara buffet.

2) Sauce boat/gravy boat, adalah tempat untuk menyajikan saus dengan

bentuk yang mirip perahu.

3) Butter plate

4) Pots, tea pot, coffee pot

5) Creamer

6) Vegetable bowl, adalah mangkuk sayuran beserta hidangan utama pada

pelayanan gaya Rusia dan Perancis.

7) Sugar bowl

8) Finger bowl

9) Hot food cover

10) Water pitcher

11) Ashtray

b. Flatware

Flatware adalah alat makan ataupun alat hidang yang terdiri atas bermacam-

macam sendok (spoon), dan garpu (fork). Dapat terbuat dari bahan perak,

stainless steel, chrom, kuningan dan melamin. Bahan yang terbaik adalah

stainless steel karena tahan karat, kuat dan mudah dibersihkan.

6

Tata Hidang 2

1) Spoon

a) Soup spoon : sendok sup

b) Dinner spoon : sendok makan besar, biasanya dipergunakan untuk

mengambil makanan sebagai pengganti serving spoon

c) Dessert spoon : sendok untuk menyantap hidangan penutup

d) Coffee or tea spoon : sendok kopi atau sendok the

e) Demintasse spoon : sendok untuk kopi atau selai

f) Ice cream spoon : sendok es krim

g) Long spoon : sendok es the/kopi

h) Serving spoon : sendok makan besar untuk penyajian makanan,

memindahkan makanan ke piring tamu, biasanya berpasangan

dengan serving fork

2) Fork

a) Dinner fork : garpu untuk menyantap hidangan utama

b) Dessert fork : garpu untuk makan hidangan pembuka atau penutup

c) Oyster fork : garpu untuk makan hidangan seafood

d) Fish fork : garpu untuk makan hidangan ikan. Bagian tajam dari

pisau ini tumpul dan tebal dengan ujung yang runcing

e) Cake fork : garpu untuk menyantap hidangan cake

f) Snail fork : garpu untuk makan hidangan kerang

g) Fruit fork : garpu untuk makan buah

h) Serving fork : garpu besar untuk penyajian makanan

i) Steak fork : garpu untuk menyantap hidangan steak

c. Cutlery

Cutlery terdiri dari berbagai macam pisau (knife) dan alat pemotong lainnya.

Dapat terbuat dari bahan perak, stainless steel, chrom, kuningan dan melamin.

Bahan yang terbaik adalah stainless steel karena tahan karat, kuat dan mudah

dibersihkan.

7

Tata Hidang 2

1) Dinner knife : pisau untuk menyantap hidangan utama

2) Dessert knife : pisau untuk menyantap hidangan pembuka atau penutup

3) Steak knife : pisau untuk menyantap hidangan steak

4) Fish knife : pisau untuk menyantap hidangan ikan

5) Butter knife : pisau untuk mengoles mentega atau biasa disebut butter

spreader

6) Cheese knife : pisau untuk memotong dan makan keju

7) Cake knife : pisau panjang untuk memotong kue

8) Fruit knife : pisau untuk makan buah

Selain itu juga terdapat peralatan yang memiliki spesifikasi khusus, seperti

terlihat pada gambar, sebagai berikut:

Gambar I.4. Peralatan Restoran dengan Spesifikasi Khusus

Keterangan;

1 Salad serving spoon and fork 9 Relish fork

2 Grape fruit 10 Pastry fork

3 Spoon 11 Oyster fork

4 Sauce ladde 12 Fish fork and knife

5 Grape scissor 13 Silver skewer

6 Pastry serving tong 14 Lobster pick

7 Lobster pick 15 Steak knife bergerigi

8 Snail fork

16 Cheese knife

8

Tata Hidang 2

1.2.2 Chinaware

Chinaware adalah peralatan makan yang terbuat dari porselin atau keramik.

Dinamakan chinaware karena China adalah produsen porselin atau keramik dengan

mutu yang baik. Jenis chinaware memiliki aspek yang sangat penting dalam

menunjang penampilan makanan yang dihidangkan kepada tamu. Chinaware adalah

pecah belah untuk keperluan operasional restoran, yakni peralatan yang terbuat dari

keramik pada umumnya mempunyai dinding yang tebal, permukaannya sedikit kasar

namun mempunyai ketahanan yang tinggi. Sedangkan peralatan yang terbuat dari

porselin atau tembikar biasanya dindingnya tipis, halus tetapi tidak mempunyai

ketahanan yang tinggi terhadap panas. Peralatan ini apabila terkena panas yang tinggi

mungkin akan pecah. Secara keseluruhan chinaware dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Platter

Piring lodor dengan berbagai ukuran yaitu small, medium dan large.

Mempunyai tiga bentuk, ada yang berbentuk lonjong (oval platter), bulat

(round platter) dan persegi panjang (rectangular platter).

b. Plates

1) Dinner plate, yaitu piring ceper besar yang dipergunakan untuk menyajikan

hidangan utama. Berdiameter 26 cm.

2) Soup plate, adalah piring cekung yang biasa dipergunakan untuk makan

dirumah sehari-hari Indonesia ataupun keperluan prasmanan dan untuk

menyajikan sup. Diameter soup plate adalah 22 cm.

3) Dessert plate, yaitu piring tanggung yang dipergunakan untuk menyajikan

hidangan penutup, hidangan pembuka dan kadang-kadang sebagai

underliner/alas sewaktu menyajikan hidangan pembuka/penutup. Diameter

dessert plate adalah 18 cm.

4) B & B plate (Butter and Bread), yaitu dipergunakan untuk menyajikan roti

dan mentega, disebut juga side plate atau quarter plate karena di dalam

9

Tata Hidang 2

menata meja selalu diletakkan disamping kiri garpu (dinner fork).

Diameternya sekitar 15 cm.

5) Fish plate, yaitu piring untuk menyajikan hidangan ikan.

6) Breakfast plate, yaitu piring untuk hidangan makan pagi.

7) Show plate, yaitu piring ceper ukuran sedikit lebih besar dari pada dinner

plate, diberi dekorasi yang bagus untuk show.

c. Cups

1) Soup cup, adalah mangkuk berbentuk cangkir dengan ukuran lebih besar dan

mempunyai pegangan di kanan kirinya untuk menyajikan sup cair.

Diameternya sekitar 10 cm.

2) Tea cup, adalah cangkir teh yang gunanya untuk menyajikan teh,

diameternya sekitar 7 cm.

3) Coffee cup, adalah cangkir kopi yang gunanya untuk menyajikan kopi,

diameternya sekitar 6 cm.

4) Demitasse cup, adalah cangkir kecil dengan diameter 5 cm yang

dipergunakan untuk menyajikan kopi kental (demitasse coffee) sehabis

makan malam.

5) Breakfast cup, adalah cangkir untuk menyajikan minuman kopi/teh pada

waktu makan pagi di restoran.

6) Egg dish, disebut juga dengan egg stand. Dipergunakan untuk menyajikan

telur rebus.

d. Saucer

1) Soup saucer, adalah tatakan soup cup dengan diameter 14 cm.

2) Tea saucer, adalah tatakan tea cup dengan diameter 14 cm.

3) Coffee saucer, adalah tatakan coffee cup dengan diameter 14 cm.

4) Demitasse saucer, adalah tatakan demitasse cup dengan diameter 11 cm.

5) Breakfast saucer, adalah tatakan breakfast cup dengan diameter 14 cm.

10

Tata Hidang 2

e. Pots

1) Tea pot, adalah poci untuk menyajikan teh panas, bentuknya agak membulat.

2) Coffee pot, adalah poci untuk menyajikan kopi panas, bentuknya lurus tinggi

keatas.

f. Jugs

1) Milk jug, adalah poci kecil untuk menyajikan susu/krim.

2) Water jug, adalah poci kecil dengan tutup untuk menyajikan air putih,

biasanya digunakan pada pelayanan room service.

g. Bowl

1) Soup bowl, adalah mangkuk sup untuk menyajikan sup kental.

2) Cereal bowl, adalah piring cekung seperti mangkuk untuk menyajikan bubur

maupun sereal.

3) Finger bowl, adalah mangkuk tempat untuk mencuci tangan yang diletakkan

di atas meja makan.

4) Sugar bowl, adalah tempat untuk menempatkan gula yang berada di atas

meja makan.

5) Supreme bowl, adalah tempat untuk menyajikan shrimp cocktail, ice cream

di dalam kamar.

6) Butter bowl, adalah tempat mentega yang diletakkan di atas meja makan.

h. Ashtray (asbak)

Gambar I.5. Chinaware

11

Tata Hidang 2

Cara membawa peralatan chinaware dengan baik dan benar, sebagai berikut;

1) Bawa peralatan ke meja dalam keadaan bersih

2) Bawa dengan tangan baik pada saat set-up, service makanan maupun waktu

clear-up.

3) Sesuaikan dengan ketentuan yang berlaku setempat

4) Sesuaikan dengan menu yang dipesan, apakah a’la carte, buffet atau set

menu.

5) Perhatikan urutan set-up

6) Logo menghadap tamu

1.2.3 Glassware

Gelas merupakan salah satu peralatan perlengkapan untuk ditata di atas meja

yang tidak kalah pentingnya dibanding yang lainnya dalam menunjang semaraknya

daya tarik penampilan di atas meja maupun suasan penampilan di restoran.

Pemakaian gelas untuk restoran tergantung pada kelas dari hotel bersangkutan, harga

makanan atau minuman yang dijual serta jenis even yang diselenggarakan. Berbagai

jenis gelas, terlihat pada tabel dibawah.

Tabel I.1 Gelas yang umum digunakan di Restoran

No Nama Keterangan

1 Water Goblet Untuk menyajikan air putih

2 Red wine glass Untuk minuman anggur merah

3 White wine glass Untuk minuman anggur putih

4 Tall wine glass Untuk menyajikan minuman anggur

5 Tankard Beer Mug Untuk menyajikan minuman bir

6 Cocktail glass Untuk menyajikan minuman cocktail

7 Sherry Glass Untuk menyajikan minuman sherry

8 Brandy Snifer Untuk menyajikan minuman brandy

9 Tulip Champagne Glass Untuk menyajikan minuman champagne

Cara membawa peralatan glassware, sebagai berikut;

1) Bawa peralatan gelas ke meja dalam keadaan bersih

2) Bawa dalam satu tray dengan satu tangan

3) Sesuaikan dengan ketentuan yang berlaku setempat

12

Tata Hidang 2

4) Selalu pegang bagian dasar atau gagangnya

5) Perhatikan urutan waktu set-up

6) Logo menghadap tamu

7) Jangan menghidangkan minuman dengan gelas yang pecah atau kotor.

Pemakaian gelas untuk restoran dan bar di hotel tergantung pada kelas daripada

hotel tersebut, harga dari makanan/minuman yang dijual serta jenis function yang

diselenggarakan. Desain gelas tergantung dari pabrik yang mengeluarkan disamping

kecenderungan model saat ini. Yang umum dipergunakan adalah gelas tanpa warna,

jadi putih bersih dan tidak mempengaruhi warna minuman yang ada didalamnya.

Gelas yang dipergunakan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Gelas yang bertangkai (stemmuglass)

1) Water goblet : gelas untuk menyajikan air es

2) Red wine glass : gelas untuk menyajikan anggur merah

3) White wine glass : gelas untuk menyajikan anggur putih

4) Saucer Champagne glass : gelas untuk menyajikan sampanye atau es krim

5) Tulip champagne glass : gelas untuk menyajikan sampanye

6) Cocktail glass : gelas untuk menyajikan cocktail

7) Milk shakes glass : gelas untuk menyajikan milk shake

8) Sour glass

9) Cardinal glass

b. Gelas yang tidak bertangkai (unstemmuglass)

1) Beer mug : gelas untuk menyajikan bir

2) Juice glass : gelas untuk menyajikan jus

3) High ball glass : gelas untuk menyajikan soft drink

4) Punch glass : gelas untuk menyajikan punch

5) Ice tea glass : gelas untuk menyajikan es teh

6) Shot glass : gelas kecil untuk mengukur

7) Collin glass : gelas untuk menyajikan mixed drink

8) Zombie glass

13

Tata Hidang 2

1.3 Peralatan lain

Disamping chinaware, silverware, glassware, masih terdapat beberapa

peralatan restoran lainnya:

a. Round Tray : baki yang berbentuk bulat, ada beberapa ukuran umumnya

untuk menyajikan minuman, hidangan pembuka, sup, salad dan hidangan

penutup, snack, untuk membawa gelas, cutleries, dan lain-lain.

b. Silver tray : baki yang terbuat dari logam biasanya digunakan untuk

meletakkan table accessories

c. Bill tray : baki kecil khusus untuk meletakkan dan membawa nota

pembayaran pada pelayanan.

d. Service tray : baki yang berbentuk persegi panjang besar umumnya untuk

menyajikan hidangan utama.

e. Salt and pepper shaker : tempat bumbu merica dan garam

f. Mustard pot : tempat meletakkan mustard

g. Oil and vinegar cruet : tempat meletakkan minyak dan cuka

h. Soup tureen : mangkuk besar dengan tutup tempat untuk memanaskan atau

menghangatkan hidangan sup dan dipakai pada saat jamuan prasmanan.

i. Soup ladle : sendok besar bertangkai bengkok untuk mengambil sup pada

soup tureen.

j. Sauce boat : tempat untuk menyajikan saus dengan bentuk yang mirip

perahu.

k. Sauce ladle : sendok untuk mengambil saus

l. Punch bowl : mangkuk besar tempat menyajikan es campur

m. Punch ladle :sendok besar bertangkai panjang, bengkok, untuk mengambil

es campur (fruit punch).

n. Butter container : tempat untuk menyajikan mentega

o. Flower vase : vas/jambangan bunga

p. Ice bucket : sejenis ember kecil yang terbuat dari logam yang gunanya

untuk tempat es batu.

q. Wine basket : keranjang tempat botol anggur

14

Tata Hidang 2

r. Bread basket : keranjang tempat roti

s. Lobster pick : semacam garpu kecil panjang untuk mengambil daging

udang untuk diletakkan di atas piring makan, tetapi bukan garpu makan.

t. Lobster cracker : penjepit untuk mengupas kulit udang

u. Nut cracker : penjepit untuk mengupas kacang

v. Sugar tong : penjepit untuk mengambil gula berbentuk kubus (sugar cube).

w. Snail tong : berpasangan dengan snail forks untuk penjepit kulit kerang.

x. Meat skewer : penusuk daging khusus hidangan yang dibakar

y. Table number : nomor meja

z. Chaving dish : alat pemanas makanan dengan bahan bakar lilin atau

spiritus, dapat berbentuk bulat, persegi empat dalam berbagai ukuran.

aa. Gueridon : kereta dorong yang dipakai untuk mempersiapkan makanan di

restoran.

bb. Banana split dish : piring ceper berbentuk oval yang digunakan untuk

menyajikan banana split.

cc. Table lamp : lampu penerang pada meja buffet

dd. Candle labra : tempat lilin yang dipasang pada meja buffet

ee. Candle set : tempat lilin dengan cerobong dari kaca yang dipasang di atas

meja makan terutama pada acara candle light dinner.

ff. Marmalade dish : tempat untuk menyajikan selai

gg. Carving fork : garpu untuk memotong daging

hh. Carving board : papan alas untuk memotong daging

ii. Carving knife : pisau untuk memotong daging

1.4 Table Accessories

Adapun peralatan yang digolongkan ke dalam table accessories adalah

a. Table number

b. Flower vase

c. Menu card

d. Salt and pepper shaker

15

Tata Hidang 2

e. Ashtray

f. Toothpick box

g. Candle labra

h. Chop Stick stand

i. Table lamp

1.5 Linen meja makan

Linen adalah perlengkapan meja makan yang terbuat dari kain, baik yang

dipergunakan untuk menutup meja makan maupun untuk keperluan lain. Linen yang

biasa digunakan untuk menutup meja makan disebut table linen, meliputi;

a. Taplak meja perorangan (place mat)

Taplak meja digunakan sebagai pengganti taplak meja makan. Place mat dapat

digunakan dalam acara makan pagi, makan siang atau makan malam. Warna

taplak meja makan harus disesuaikan dengan ruang makan. Warna putih adalah

netral dan banyak digunakan untuk jamuan resmi. Ukuran taplak meja makan

harus disesuaikan dengan ukuran meja makan.

b. Taplak meja makan (table Cloth)

Taplak meja makan adalah jenis linen yang dipergunakan untuk menutup meja.

Ukuran taplak meja bermacam-macam disesuaikan dengan bentuk meja. Pada

umumnya ukuran taplak meja adalah 137 cm X 137 cm digunakan untuk meja

berukuran 76 cm atau meja bundar berdiameter 1 m. Meja persegi panjang

menggunakan taplak meja berukuran 183 X 24 cm. Seperti terlihat pada

gambar.

16

Tata Hidang 2

Gambar I.6. Table Cloth

c. Multon adalah istilah alas taplak meja yang dibuat dari kain tebal dan tahan

panas. Kegunaan dari multon adalah agar permukaan meja tidak menjadi rusak

karena hidangan panas, menambah kerapian meja, menahan taplak meja supaya

tidak mudah meleset disamping itu mengurangi bunyi pada benda-benda berat

yang diletakkan di meja makan. Molton adalah pelapis taplak meja yang

disebut juga peredam suara pada saat makan. Jenis bahan yang digunakan

terbuat dari katun, seperti terlihat pada gambar.

Gambar I.7. Multon

Fungsi Multon adalah :

1) Untuk menahan panas hidangan yang diletakkan di atas meja makan

2) Agar taplak meja dalam keadaan rapih dan tidak mudah bergeser

17

Tata Hidang 2

3) Untuk meredam suara piring atau peralatan lainnya di meja makan.

4) Menghindari rasa sakit bagi tamu yang meletakkan tangannya di atas meja

makan

5) Sebagai bahan pelapis table cloth

6) Untuk menyerap cairan atau minuman yang tumpah.

d. Taplak meja hiasan/taplak penutup noda (Slip Cloth/Napperons)

Slip cloth adalah taplak meja yang digunakan untuk menutupi noda atau

tumpahan pada taplak yang sudah dipasang dan tidak sempat diganti. Ukuran

slip cloth adalah 1m x 1m. Selain itu slip cloth juga berfungsi untuk membuat

meja makan tampak lebih menarik, dapat dipergunakan dua taplak meja yang

berlainan warnanya dan ukurannya lebih kecil dari taplak meja yang berada di

bawahnya. Misalnya taplak meja putih dikombinasi dengan taplak meja batik.

Slip cloth dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar I.8. Slip Cloth

e. Serbet makan atau linen

Ukuran serbet makan antara lain;

1) 45 cm X 45 cm

2) 55 cm X 55 cm

3) 60 cm X 60 cm

18

Tata Hidang 2

Serbet atau napkin mempunyai kegunaan, sebagai beikut;

1) Menghias meja makan, karena napkin dapat dilipat dengan berbagai

macam cara yang dapat menambah keindahan meja makan.

2) Menutupi pangkuan waktu makan, agar apabila ada makanan yang jatuh,

maka pakaian bagian bawah tidak kotor karena terkena makan yang

menetes.

3) Membersihkan mulut jika ada sisa makanan yang tertinggal pada waktu

makan dan sehabis makan.

4) Menutup mulut pada waktu mengambil sisa-sisa makanan di mulut.

5) Bahasa isyarat, yaitu jika tamu meninggalkan meja makan

6) Napkin dilipat dan diletakkan di meja makan. Namun, jika tamu

meninggalkan meja makan untuk sementara waktu, maka napkin dilipat

segi empat diletakkan di sandaran kursi.

Lipatan napkin yang digunakan pada penataan meja (table set-up) di restoran

mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuknya sangat bervariasi dari

yang mudah sampai yang sulit. Bentuk lipatan serbet makan (napkin folding)

yang sering digunakan di restoran adalah lipatan sederhana, sedangkan lipatan

dengan bentuk bervariasi digunakan pada perjamuan khusus.

Gambar I.9. Jenis-jenis Lipatan Napkin

19

Tata Hidang 2

f. Serbet Gelas (Glass Cloth)

Serbet ini berwarna putih khusus digunakan untuk membersihkan (Polishing)

gelas dan cangkir. Sebaiknya terbuat dari bahan katun yang tidak berbulu dan

mudah menyerap air.

Gambar I.10. Glass Cloth

g. Serbet Pelayanan (Service Cloth)

Merupakan serbet yang khusus digunakan oleh waiter, terutama untuk

membersihkan peralatan restoran pada saat set-up atau pada saat pelayanan.

Gambar I.11. Service Cloth

Serbet pelayanan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

1) Membersihkan atau memoles peralatan baik yang akan maupun yang sudah

ditata diatas meja tamu

2) Digunakan sebagai alas saat mengangkat atau membawa peralatan yang

panas seperti dinner plate yang telah dipanaskan di plate warmer.

3) Sebagai alas lengan untuk menghindari panas saat membawa peralatan

panas yang terbuat dari metal seperti platter. Selain itu, serbet juga dipakai

20

Tata Hidang 2

sebagai penyekat saat membawa peralatan yang disusun agar alat yang di

atas tidak tergelincir, misalnya membawa dua platter yang ditumpuk.

4) Digunakan pada saat menyajikan minuman anggur (wine)

5) Untuk membersihkan remah-remah roti yang tercecer di atas meja tamu

(crumbing down).

Cara penyimpanan linen :

1) Linen disimpan dalam almari agar tidak terkena debu

2) Dikelompokkan dengan sejenisnya, misalnya serbet makan dengan serbet

makan, lap gelas dengan lap gelas, dan seterusnya.

3) Untuk taplak meja, pengelompokkan didasarkan pada ukurannya, taplak

yang berukuran sama dikelompokkan menjadi satu.

4) Ditumpuk secara rapi dengan lipatan yang menghadap ke arah luar agar

mudah dihitung

5) Linen yang tidak disimpan di dalam lemari, harus diberi tutup agar

permukaannya terhindar dari kotoran dan debu.

h. Penutup meja atau Skirting

Skirting merupakan linen yang digunakan sebagai penutup kaki meja. Skirting

sangat bervariasi dan warnanya disesuaikan dengan acara yang akan diadakan,

serta suasana ruangan yang diinginkan. Taplak meja yang digunakan untuk

menutup meja bagian bawah sehingga kaki-kaki meja tidak kelihatan. Biasanya

pada meja buffet, konferensi atau rapat, cocktail party, dan special party.

Ukuran skirting tergantung pada panjangnya meja yang digunakan.

Gambar I.12. Skirting

21

Tata Hidang 2

i. Dust towel

Kain khusus untuk mengelap debu dan remah-remah makan diatas meja atau

kursi.

j. Tray cloth

Biasanya terbuat dari kain flannel. Fungsinya untuk menjaga agar baki tidak

licin dan menyerap cairan/minuman yang tumpah di atas baki. Bentuk dan

ukurannya bermacam-macam sesuai dengan bentuk baki

k. Sarung kursi

Biasanya dipakai pada kursi-kursi hotel/restoran. Ukurannya disesuaikan

dengan lebar sandaran kursi, selain sebagai hiasan, sarung ini juga berfungsi

sebagai pelindung sandaran kursi agar tidak cepat kotor.

SOAL LATIHAN

Dosen melakukan display beberapa peralatan Tata Hidang, kemudian mahasiswa

diminta mengidentifikasi peralatan tersebut, serta melengkapi Tabel I.2.

Tabel I.2. Identifikasi Peralatan Tata Hidang

No Nama

Peralatan

Bahan

Pembuat

Kegunaan Kelompok

Peralatan

Ciri Khusus

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

dst

22

Tata Hidang 2

BAB II

PEMBERSIHAN ALAT

Permbersihan alat dapat dilakukan dengan dua cara yakni, secara manual dan

menggunakan mesin.

2.1 Pembersihan secara Manual

Pembersihan alat secara manual menggunakan tiga bak cuci terpisah, yaitu:

1. Bak pertama berisi air panas dan sabun

2. Bak kedua berisi air panas untuk membilas

3. Bak ketiga berisi air panas dengan suhu 170ºF untuk mengidesinfeksi.

Gambar II.1. Mencuci secara Manual

2.2 Pembersihan Menggunakan Mesin (Dishwashing Machine)

Gambar II.2. Mencuci dengan Mesin

23

Tata Hidang 2

Pada restoran besar maupun hotel, secara umum terdapat dua jenis mesin cuci,

sebagai berikut :

1. Single Tank Doortype

Tahapan proses cuci mesin Single Tank Doortype:

a. Tahap pertama

Cucian yang rapi di rak di semprot detergen. Detergen membersihkan dan

membunuh kuman dengan cara di semprot melalui pipa semprot dari atas

atau bawah selama 40-50 detik.

b. Tahap kedua

Cucian berada di antara tahap pertama dan ketiga selama 5 detik. Tahap ini

cucian mengalirkan larutan ke bawah, rak terus berjalan.

c. Tahap ketiga

Cucian berjalan dan melewati pipa penyemprot air panas dengan temperatur

180 derajat farenhait selama 10 detik.

2. Conveyor type

Kerja mesin cuci ini melalui 4 tahap:

a. Cuci awal (pre wash)

Tahap cuci awal, cucian disemprot air panas dari pipa atas atau bawah

dengan tujuan menghilangkan kotoran yang menempel.

b. Cuci (wash)

Pipa menyemprotkan deterjen untuk membersikan kotoran yang melekat.

Temperaturnya cukup tinggi 600C - 65

0 C.

c. Bilas awal (pre rinse)

Pipa menyemprotkan air panas 600C - 70

0C kecucian, tujuannya

membersihkan detergen dan sisa semprotan.

d. Bilas akhir (final rinse)

Bilas akhir, penyemprotan air 800C - 85

0C bertujuan menyempurnakan

cucian agar melepas kotoran yang melekat, sehingga keluar dalam keadaan

kering, siap dipakai kembali.

24

Tata Hidang 2

2.2.1 Penggunaan Mesin Cuci

Pedoman penggunaan mesin cuci dibagi menjadi 3 tahapan pekejaan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan petugas Steward, sebagai berikut :

a. Periksa apakah semua mesin sudah bersih.

b. Tutup saluran pembuangan air tangki mesin dengan memutar handle pada

posisi penutup.

c. Isi semua tangki dengan air bersih hingga pada batas atas, jangan sampai

meluap.

d. Pastikan penampan kotoran beserta tirai berada pada posisi yang tepat.

e. Periksa dan pastikan bahwa deterjen dan bahan pembilas terisi cukup untuk

pencucian hari ini.

f. Periksa apakah temperatur air tengki telah mencapai standar panas yang

ditetapkan yaitu sbb:

1) Wash tank 150’F

2) Rinse tank 160’F

3) final rinse 180’F

2. Tahap pencucian

a. Bersihkan sisa-sisa makanan di tempat sampah yang tersedia.

b. Rendam terlebih dahulu barang-barang yang akan dicuci di bak pertama

dengan air hangat (manual).

c. Semprot dengan air mengalir menggunakan selang air

d. Kelompokan cucian sesuai jenis dan ukurannya.

e. Susun cucian di rak plastik secara benar.

f. Masukan rak berikut barang cucian ke dalam mesin cuci.

g. Hidupkan swith (tombol) mesin pencuci pada posisi on.

h. Matikan swith mesin pencuci pada posisi off saat peralatan telah keluar dari

mesin cuci.

25

Tata Hidang 2

i. Tempatkan peralatan bersih yang keluar dari mesin cuci ke dalam rak

penyimpan yang ada dengan tangan kering dan bersih.

3. Tahap penyelesaian

Semua peralatan selesai dicuci dan restoran tutup maka tugas Steward sebagai

berikut :

a. Matikan alat pemanas dengan menutup kran steam

b. Matikan mesin cuci

c. Buka saluran pembuangan air tangki sampai air habis

d. Buka pintu mesin, tirai penampan kotor bersihkan.

e. Bersihkan lubang semburan air pencuci dan pembilas.

f. Bersihkan bagian luar & dalam mesin cuci

g. Biarkan mesin keadaan terbuka sampai besok.

2.2.2 Pengetahuan Produk Bahan Pembersih Peralatan

1. Vim Bleach.

Jenis bubuk gosok yang mengandung detergen dan bahan chlor anorganik.

2. Nobla Liquid.

Detergen cair serbaguna yang memilki daya bersih istimewa.

3. Sumazon Super.

Detergen cair digunakan untuk mesin cuci peralatan

4. Sumabrite.

Jenis sabun cair sebagai bahan pembantu untuk proses pengeringan.

5. Sumagrill.

Jenis cairan sebgai bahan pembersih khusus untuk melepaskan kotoran jenis

lemak, minyak dan sebagainya

6. Sumascale.

Jenis campuran detergen dan bahan kimia asam

7. Sumachlor.

Detergen yang dikombinasikan dengan bahan chlor anorganik.

26

Tata Hidang 2

8. Demon Pine.

Jenis bahan pembersih dari campuran detergen dan desinfektan.

9. Brulincide.

Jenis cair sebagai bahan pembersih dan unutk menghilankan bau amis.

10. Formula.

Jenis sabun cair untuk bahan pencucian digunakan untuk bilas.

11. Silver Cleaner.

Jenis cair sebagai bahan pembersih untuk jenis silverware

12. Carbonide.

Jenis cair sebagai bahan pembersih lantai bagian dapur.

13. Divoluxe.

Jenis powder, bahan pembersih alat yang terbuat dari perak.

14. Aluminum Cleaner.

Jenis cair bahan pembersih khusus untuk penggunaan peralatan menggunakan

bahan aluminium.

15. Solitaire.

Jenis sabun cair yang menggunakan pot washer untuk membersihkan peralatan

kitchen utensil.

2.3 Polishing Peralatan Makan dan Minum

Polishing dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ada di

peralatan-peralatan makan dan minum, agar bersih dan tidak menimbulkan penyakit.

Pada restoran peralatan yang terbuat dari bahan silver masih harus dibersihkan sekali

lagi (polishing), caranya dengan menggunakan air panas dan serbet khusus yang

bersih (napkin polish). Air panas harus sering diganti bila menggunakan peralatan

dalam jumlah banyak. Tujuan polishing ini adalah untuk membuat alat makan

menjadi mengkilap dan bebas dari sisa-sisa lemak yang masih menempel pada waktu

dicuci.

Glassware sebelum di set-up pada meja, terlebih dahulu benar-benar

diperhatikan kebersihannya dan mengkilap serta tidak ada bekas jari tangan.

27

Tata Hidang 2

Pencucian glassware ini dilakukan tersendiri atau terpisah dengan chinaware, agar

lemak yang ada pada chinaware tidak menempel pada gelas. Bila masih ada yang

kotor atau belum mengkilap, maka gelas harus dibersihkan. Cara

membersihkan glassware adalah membalikkan mulut gelas kearah air panas sehingga

uap air panas lengket didalam gelas. Bersihkan dan gosok bagian dalam gelas

tersebut dengan napkin khusus dan jari-jari tangan tidak menempel langsung pada

gelas. Setelah peralatan dipolish diletakan diatas baki besar dengan mengelompokkan

sesuai dengan jenisnya. Cara melakukan proses polishing peralatan, dengan tepat,

sebagai berikut :

1. Siapkan air dalam panci, lalu didihkan.

2. Setelah air mendidih, angkat dan beri perasan air jeruk nipis (ampas jeruknya

pun dapat dimasukkan ke dalam panci tersebut).

3. Taruh peralatan yang akan di-polishing di atas panci yang berisi air panas, agar

terkena uapnya. Kemudian setelah diberi uap, lalu di lap dengan tissue atau lap

bersih hingga kering. Lakukan hingga semua alat bersih.

4. Air panas ini digunakan untuk menghilangkan lemak-lemak yang ada pada

peralatan tersebut agar mudah hilang. Sedangkan penggunaan jeruk nipis

dalam polishing ini, bertujuan untuk menghilangkan bau-bau amis yang ada

atau yang tertinggal di peralatan-peralatan tersebut.

2.3.1 Langkah-langkah Polishing Silverware

1. Persiapan

Menyiapkan service cloth, tempat air dan air panas, serta baki yang dialasi

dengan serbet.

2. Meletakkan alat-alat di atas Baki,

Mengelompokkan sesuai dengan jenisnya pisau, sendok, dan garpu.

3. Merendam dalam air panas

Merendam Pisau, sendok, dan garpu.

28

Tata Hidang 2

4. Memoles

Ambil alat-alat secukupnya sesuai jenisnya, letakkan pada bagian sudut serbet

pemoles. Genggam pada pegangannya di tangan kiri dan poles menggunakan

tangan kanan.

5. Selesai

Alasi dengan serbet bersih, susun sesuai jenisnya dengan rapi.

Gambar II.3. Polishing Silverware

2.3.2 Langkah-langkah Polishing Gelas

1. Persiapan

Menyiapkan service cloth, tempat air dan air panas. Kemudian meletakkan baki

yang dialasi dengan serbet putih bersih.

2. Menyususn gelas-gelas di atas baki

Menyusun gelas sesuai dengan jenisnya, water goblet, red wine, dan white

wine.

3. Memberi uap ke dalam gelas yang sudah siap

Memegang pada tangkai gelas dan memberi uap.

4. Memoles gelas

Memegang dasar gelas dengan ujung serbet dan dengan bagian ujung serbet

yang berlawanan. Memeriksa dengan seksama pastikan gelas sudah bersih dan

bening.

5. Selesai

Susun kembali pada baki lain yang dialasi menurut jenisnya dalam keadaan

telungkup. Gelas yang sudah bersih tidak boleh dipegang pada bagian

bawahnya.

29

Tata Hidang 2

2.3.3 Langkah-langkah Polishing Rechaud atau Pemanas Listrik

1. Persiapan,

Menyiapkan service cloth, kain tebal, steel wool, dan air panas.

2. Merendam kain lap dalam air panas,

Membersihkan rechaud dengan kain.

3. Menggosok dengan steel wool,

Melakukan penggosokan jika ada karat atau kotoran yang melekat dengan kuat

pada rechaud

4. Membilas dengan air bersih,

Gunakan kain bersih berkali-kali.

5. Mengeringkan rechaud,

Memoles sampai bersih dan mengkilap.

6. Mengembalikan ke tempat semula,

Mengerjakan dengan baik dan hati-hati.

Upaya pembersihan dan polishing peralatan dilakukan guna menghasilkan

peralatan yang memenuhi standar, sebagai berikut;

1. Standar Gelas untuk pelayanan;

a. Bening, tidak ada bercak atau noda

b. Tidak retak

c. Tidak Gumpil (pecahan di bagian atas gelas)

d. Tidak berbau

2. Standar Piring untuk pelayanan;

a. Bersih, tidak ada bercak atau noda

b. Tidak retak

c. Tidak Gumpil (pecahan di bagian pinggir piring)

d. Tidak berbau

30

Tata Hidang 2

3. Standar Sendok dan Garpu

a. Bersih, tidak ada karatan atau bercak

b. Gagang sendok lurus, tidak bengkok

c. Tidak berbau

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa melakukan aktivitas pencucian berbagai peralatan tata hidang.

2. Gambarkan diagram prosedur umum melakukan polishing yang baik dan benar!

3. Lakukan polishing terhadap beberapa peralatan yang diminta oleh dosen.

31

Tata Hidang 2

BAB III

MELIPAT NAPKIN

3.1 Pengertian Melipat Napkin

Melipat serbet makan atau napkin folding adalah suatu cara melipat serbet

makan, agar meja makan terlihat indah dan menarik selera makan bagi yang

melihatnya. Napkin atau serbet makan adalah suatu alat yang terbuat dari kain katun

yang biasanya digunakan pada saat makan. Napkin mempunyai beberapa fungsi,

diantaranya: menutup pangkuan waktu makan, mengelap mulut, dan sebagai hiasan

meja makan.

Napkin mempunyai fungsi sebagai hiasan meja makan, karena dapat dilipat

menjadi berbagai bentuk yang menarik. Jenis–jenis lipatan serbet makan banyak

ragamnya, namun untuk memudahkan dalam pembuatannya dibedakan menjadi 2

yaitu: lipatan square dan lipatan triangle.

1. Lipatan square (lipatan dari dasar lipatan segi empat)

Contoh : oriental fan, double fan, bishop hat, banana, rose, sail boat dan

diamond.

2. Lipatan triangle (lipatan dari dasar lipatan segitiga)

Contoh : triangle, candle, rosebud, the crown, the French dan the cone.

32

Tata Hidang 2

3.2 Jenis-jenis Lipatan Napkin

Lipatan serbet yang menarik akan mempermanis tatanan meja makan. Ada

banyak model lipatan serbet. Namun, sebelum dibentuk menjadi lipatan rumit, ada

lipatan dasarnya, yaitu tiga lipatan (three folding) atau dua lipatan (two folding). Tiga

lipatan yaitu menangkupkan serbet hingga menjadi tiga. Dua lipatan hanya

menangkupkan serbet menjadi dua.

Dalam penataan meja, serbet yang sudah dilipat cantik, ditempatkan di tengah-

tengah piring. Namun, bila tidak ada piring, serbet diletakkan tepat di depan. Supaya

bisa dibentuk menjadi berbagai macam model, disarankan untuk menggunakan serbet

berbahan katun. Bahan ini tergolong kokoh, tidak mudah pecah saat dibentuk

sedangkan bahan lain tidak sekokoh katun. Sementara untuk ukuran, bisa

memanfaatkan serbet dengan ukuran berapa pun. Asal berbentuk bujur sangkar.

Berikut ini ada beberapa model lipatan serbet yang bisa diaplikasikan, sebagia

berikut:

3.2.1 Topi tinggi atau mahkota

Disain serbet kain yang rumit ini sesuai untuk bahan yang keras atau diberikan

sedikit kanji. Diseterika juga akan memudahkan ketepatan lipatan.

a. Letakkan serbet berbentuk segi empat, lipat ditengah ke arah atas.

b. Sudut kanan bawah secara diagonal dilipat ke atas. Sudut kiri atas dilipat

secara diagonal ke bawah, sehingga kedua segitiga tersebut bertemu

ditengah.

c. Balik lipatan serbet dan secara memanjang lipat ditengah. Setelah langkah

langkah ini, akan muncul segitiga yang terletak di dalamnya.

d. Serbet dibalik, sekarang kedua ujung lancip berada diatas, ujung sebelah kiri

ditekuk kemuka dan disisipkan ke dalam segitiga di depannya. Serbet

diputar lagi dan ulangi langkah tadi, lalu lebarkan bagian bawahnya.

Sehingga topi tinggi dapat berdiri.

33

Tata Hidang 2

Gambar III.1. Lipatan Topi

3.2.2 Kuntum mawar

Disain serbet kain yang rumit ini sesuai untuk bahan yang keras atau diberikan

sedikit kanji. Diseterika juga akan memudahkan ketepatan lipatan.

a. Letakkan serbet dengan bagian depan di bawah.

b. Lipat serbet menjadi dua secara diagonal.

c. Lipat pojok kanan secara diagonal.

d. Balik serbet sembari mempertahankan ujung yang terbuka menjauhi tubuh.

e. Lipat bagian bawah ¾ ke atas.

f. Balik serbet.

g. Satuka ke dua ujungnya, belitkan satu sama lainnya.

h. Dirikan dan luruskan.

Gambar III.2. Lipatan Kuntum Mawar

34

Tata Hidang 2

3.2.3 Kipas Berdiri

a. Lipat napkin menjadi setengah.

b. Mulai melipat kecil – kecil ke atas dan ke bawah secara bergantian dengan

lebar 2 cm.

c. Lipat hingga 2/3 bagian panjang napkin.

d. Lipat menjadi dua hingga bertemu sisinya.

e. Lipat secara diagonal bagian yang tersisa.

f. Berdirikan dan kembangkan seperti kipas menghadap ke tubuh.

Gambar III.3. Lipatan Kipas

3.2.4 Pyramid

a. Lipat napkin setengah diagonal.

b. Lipat bagian sudut untuk bertemu pada titik bagian atas.

c. Putar napkin dan lipat setengahnya.

d. Ambil napkin di pusat dan berada pada dasar segitiga.

Gambar III.4. Lipatan Pyramid

35

Tata Hidang 2

3.2.5 Burung Surga

a. Lipat napkin setengah dan setengah lagi.

b. Lipat dengan titik setengah diagonal pada bagian atas dan menghadap ke

atas.

c. Lipat sisi kiri dan kanan di sepanjang garis tengah, putar titik memanjang di

bawahnya.

d. Lipat setengah dengan dimensi panjang sisi pinggir menhadap keluar.

e. Tarik titik dan atur pada permukaan kain.

Gambar III.5. Lipatan Burung Surga

3.2.6 Teratai

a. Bentangkan serbet seperti contoh, lalu lipat setiap sudut ke tengah.

b. Lipat lagi sudut-sudut nya ke tengah.

c. Balikan serbet dan lipat lagi sudut-sudut nya ke tengah.

d. Tahan sudut-sudut nya di tengah dan tarik ke luar ujung-ujung kain yang

terletak di bawah sudut-sudut lapisan luar.

Gambar III.6. Lipatan Teratai

36

Tata Hidang 2

3.2.7 Lilin

a. Siapkan napkin, lipat menjadi segitiga sama besar, tekuk bagian bawah

(dikira-kira) ke atas kemudian di balik.

b. Setelah di balik, tarik ujung sudut atas ke bawah sehingga menjadi beberapa

bagian segitiga sama rata.

c. Kemudian gulung ujung kiri sampai ke kanan selipkan sudut ujung tersebut.

d. Tarik sedikit keluar ujung yang ada didalam untuk membuat seperti apinya.

Gambar III.7. Lipatan Lilin

SOAL LATIHAN

1. Buatlah berbagai jenis lipatan napkin, minimal 20 jenis lipatan.

2. Deskripsikan model lipatan napkin yang sudah anda buat, meliputi nama, cara

melipat, dan kegunaannya.

37

Tata Hidang 2

BAB IV

MENATA MEJA

4. 1 Prinsip Dasar Menata Meja

Mengatur Meja (Table Setting) adalah kegiatan menata berbagai peralatan yang

digunakan untuk makan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata meja,

sebagai berikut :

1. Place Mats

Place mats dipergunakan untuk acara makan pagi, atau dapat juga dipergunakan

untuk acara-acara tidak resmi, baik untuk makan siang maupun makan malam

yang formil. Dalam acara resmi kita harus mempergunakan taplak meja makan,

bukan place mats. Restoran-restoran kecil, biasa menggunakan place mats

terus menerus. Sedangkan, restoran besar apalagi dining room di suatu hotel,

dapat dikatakan hampir tidak pernah menggunakannya. Sebelum meletakkan

place mats, harus diteliti apakah meja makan sudah bersih, tidak goyang,

letaknya tepat seperti yang diharuskan, jarak antara satu meja dengan lainnya

telah sesuai. Letak meja tidak mengganggu karyawan dalam melaksanakan

tugasnya, dalam hal ini, harus diteliti lebih dahulu sampai yakin, bahwa keadaan

meja telah benar letaknya. Letak place mats atau taplak meja harus simetris

antara satu dengan lainnya.

2. Taplak meja

Pemasangan taplak meja tidak terlalu ke bawah atau keatas. Ukurlah tepi taplak

meja yang dipasang telah cukup menjurai menyentuh dudukan kursi makan.

Ukurlah ujung satu dengan lainnya sehingga seimbang, tidak tinggi rendah.

Adapun tata cara memasang taplak meja, sebagai berikut :

a. Posisi berdiri di antara kaki meja.

b. Pilihlah ukuran taplak meja sesuai dengan bentuk dan ukuran meja.

c. Letakkan taplak meja yang masih terlipat di tengah, lalu bukalah ke arah

kanan dan ke kiri, sehingga ada bagian yang menjuntai melebihi pinggiran

meja.

38

Tata Hidang 2

d. Peganglah lipatan paling atas taplak meja di antara ibu jari dan telunjuk serta

jari tengah hingga lipatan paling bawah.

e. Posisi berdiri tetap di antara kaki meja, angkatlah taplak meja serta

lebarkan lipatan terakhir keujung meja bagian depan, supaya kaki meja

tertutup dengan seimbang.

f. Lepaskan lipatan paling atas yang terletak di antara ibu jari dan telunjuk

secara perlahan-lahan. Lipatan yang terletak antara telunjuk dan jari tengah

ditarik ke arah badan. Pada saat penarikan lipatan kedua goyangkan

perlahan-lahan agar proses penarikan lipatan tersebut dapat dilaksanakan

lebih mudah dan tepat.

g. Penarikan lipatan ini berakhir pada ujung meja, kemudian lipatan tersebut

dilepaskan sehingga meja tertutup secara keseluruhan, kemudian diratakan

dengan kedua telapak tangan. Sudut telapak meja hendaknya jatuh pada

kakinya (kecuali meja yang berkaki di tangan)

h. Selain dari taplak meja, dapat juga meletakkan taplak meja hiasan (slip cloth)

di atas taplak meja. Adapun warna taplak meja hiasan ini sebaiknya

menggunakan warna kontras atau warna serasi.

3. Kursi

Letakkan kursi-kursi sesuai dengan jumlah yang seharusnya, seumpama:

untuk 2, 4, 6 dan selanjutnya, sesuai dengan ukuran meja makan, atau sesuai

dengan pesanan tamu, apabila memang ada pesanan untuk meja tertentu.

Periksalah bahwa kursi-kursi yang dipasang benar-benar layak diduduki, tidak

goyang atau rusak, apalagi patah kaki, senderan atau tangannya.

4. Meletakkan table accesories (flower vase, ashtray, ménage, table number).

Dengan ketentuan flower vase diletakkan tepat ditengah meja makan sebagai

patokan untuk meletakkan table assesories yang lainnya. Table number

diletakkan menghadap pintu utama. Tempat gula, susu dapat diletakkan

belakangan, setelah mereka selesai makan dan Memesan Kopi sebagai hidangan

penutupnya

5. Letakkan show plate di tengah sisi meja makan dengan jarak 2 cm dari tepi meja.

39

Tata Hidang 2

6. Meletakkan cutlery dan silverware, meliputi pisau dan garpu atau garpu dan

sendok makan, disesuaikan dengan hidangan tamu. Penataan dimulai dari dinner

knife dan dinner fork. Dinner knife diletakkan dibagian sisi kanan show

plate dengan bagain mata pisau menghadap ke dalam, sementara untuk garpu dan

sendok diletakkann mengahdap ke atas. Jarak antara keduanya diperkirakan

cukup untuk meletakkan dinner plate show plate yaitu ± 26 cm. Jarak dari tepi

meja kira-kira 1 inchi/2 cm. Dinner fork diletakkan disebelah kiri show plate

sejajar dengan dinner knife. Kedua alat ini merupakan dasar untuk meletakkan

alat yang lainnya.

7. Letakkan silverware yang lainnya sesuai dengan jenis hidangan dan diletakkan

sesuai dengan pedoman meletakkan alat silverware.

8. Silverware jenis garpu (fork) selalu diletakkan disebelah kiri kecuali yang tidak

mempunyai pasangan seperti shrimp fork, oyster fork, sea food fork (dipakai

untuk hidangan appetizer).

9. Meletakkan water goblet ± 2cm berada diatas dinner knife dalam posisi terbuka.

Jika water goblet diikuti dengan gelas wine lainnya, pemasangannya diletakkan

dibawah water goblet posisinya sejajar atau serong membentuk sudut 45º C dari

tepi meja.

10. Apabila akan dihidangkan lebih dari satu jenis minuman (wine, champagne),

tambahkan gelas yang akan dipergunakan sejajar dengan gelas air es. Jadi ada 3

buah gelas. Untuk jamuan resmi, bahkan ada 4 buah gelas yaitu : water goblet,

red wine glass dan champagne glass.

11. Bread and butter plate (B&B plate) disebelah kiri garpu ± 3 cm,

sedangkan butter spreader diletakkan diatas piring B&B plate, dengan posisi

sejajar dengan tepi meja tamu dan bagian tajam menghadap keluar.

12. Letakkan guest napkin diatas show plate yang telah dilipat sesuai bentuk dan

seragam/sama dalam satu meja, diletakkan diantara pisau dan garpu atau di

tengah tengah show plate, atau di depan show plate.

40

Tata Hidang 2

4.2 Menata Meja Hidangan Indonesia

Penataan Meja untuk hidangan Indonesia sangat beragam, setiap daerah

memiliki ciri atau kekhasan tersendiri. Namun secara standar Internasional PHRI

(Persatuan Hotel dan Restoran) dan Standar Kompetensi Nasional Indonesia

untuk Hotel dan Restoran telah ditentukan dari berbagai peralatan yang digunakan

seperti mulai dari perabot (furniture), linen (taplak meja/table cloth, serbet

makan/napkin), sendok/spoon, garpu/fork dan pisau/knife (cutlery), piring

makan/plate (crockery) dan gelas (glass ware) dari buah-buahan dan sayuran.

4.2.1 Tata Hidang Makan Pagi

Makan pagi (Breakfast) biasanya dapat dilayani hanya sampai jam 10.00 pagi.

Jenis hidangan makan pagi di hotel, pada umumnya dapat di kategorikan

menjadi 3 macam, yakni :

1. Indonesian Breakfast

2. Continental Breakfast

3. American Breakfast

Hidangan makan pagi terdiri dari beberapa jenis hidangan, meliputi:

1. Hidangan buah atau sari buah (Juices).

Buah atau Sari Buah. Buah terdiri dari antara lain: pepaya, nanas semangka,

pisang dan lain sebagainya. Sari buah (juices): jeruk, pepaya, nenas, apple dan

lain-lain.

2. Hidangan jenis padi-padian (Roti = Gandum)

Gandum atau Roti antara lain: fresh roll, toast, croissant, danish pastry,

English cake, dan french pastry.

3. Hidangan dari jenis unggas (Telor = Egg Dishes)

Unggas atau Telor antara lain: telor rebus atau boiled egg, telor goreng atau

fried egg, telor dadar atau omelette, telor orak-arik atau scrambled egg.

4. Hidangan dari daging atau Meat Dishes

Daging atau Meat Dishes antara lain: bacon, chicken liver, corned beef, sosis atau

sosage, ham, dan baby fillet steak.

41

Tata Hidang 2

5. Pelengkapnya: Selai, Mentega, atau Madu

Pelengkap terdiri dari antara lain: strawberry jam, blackberry jam, honey, orange

marmalade, orange jelly, apple jelly,dan butter.

6. Hidangan berupa Minuman (Coffee or tea)

Minuman terdiri dari antara lain: Tea, Coffee, Milk Coffee, Sanka Nes Coffee, dan

Ovaltine.

7. Hidangan Khusus (bila diperlukan atau atas permintaan tamu, atau sengaja

dibuat istimewa oleh Hotel).

Hidangan khusus, terdiri dari: Goreng, Lontong Balap, Getuk Lindri, Bubur

Gandum, Bubur Havermouth.

Perlengkapan tata hidang makan pagi, meliputi:

1. Glass ware, meliputi; Juice Glass, High Ball Glass

2. Crockery meliputi; Dessert Plate, Dinner Plate Bread Plate, Small Bowl

3. Cuttlery, meliputi; Dinner Knife, Butter Knife

4. Stainless steel, meliputi; Dinner Fork, Dinner Sppon, Dessert Fork, Dessert

Spoon, Tea spoon

5. Egg Stand

6. Tea & Coffee Cup

Table Setting makan pagi, sebagai berikut

1. Periksa keadaan Meja Makan, yakinkan bahwa meja makan tidak goyang, miring

atau kotor.

2. Pasanglah Taplak Meja atau Place Mats, seperti apa yang tela ditentukan

perusahaan.

3. Letakkan di atas Place Mats, serbet makan (Napkin)

4. Letakkan di sebelah kanan Napkin/serbet makan: Dinner Knife dan Dinner Spoon.

Di sebelah kirinya: Dinner Fork dan Bread Butter Plate dengan Butter Knife

diatasnya, sejajar dengan Fork.

42

Tata Hidang 2

5. Disamping kanan Dinner Spon letakkan Tea/Coffee Cup di atas Underliner

(Cawan) dengan Tea Spoon nya.

6. Letakkan ditengah meja: Asbak, Vas bunga, Nomer meja, Menas Set tempat gula,

dan tempat Jam.

7. Letakkan Water Goblet disebelah atas dari Dinner Spoon.

4.2.2 Tata Hidang Makan Siang

Menu makan siang (Luncheon), jauh berbeda dan lebih komplit dengan Menu

Makan Pagi. Oleh karena itu, Cara Tata Hidangnya pun berbeda. Dengan

menggunakan perlengkapan yang lebih banyak sesuai dengan menu yang akan

dihidangkan. Jika Menu Makan Pagi paling banyak terdiri dari empat bagian utama,

maka Menu Makan Siang paling sedikit terdiri dari lima bagian utama. Bagian-

bagian Menu Hidangan Makan Siang, meliputi:

1. Appetizer (Hidangan Pembuka)

2. Soup (Sop)

3. Entree (Main Dishes = Hidangan Pokok atau Utama)

4. Dessert (Hidangan Penutup)

5. Minuman (Teh atau Kopi)

4.2.2.1 Appetizer

Sesuai dengan namanya hidangan pembuka, maka appetizer merupakan jenis

hidangan yang dimaksudkan sebagai pembangkit selera makan. untuk merangsang

supaya selera timbul dan dapat menyantap hidangan dengan lahap dan tambah

bernafsu.

4.2.2.2 Soup

Soup (Sop) disini merupakan rentetan dari hidangan appetizer. Bukan

merupakan pengiring hidangan pokok, walaupun ada juga tamu yang menghendaki

soup dihidangkan bersamaan dengan hidangan makanan pokok (terutama tamu-

tamu Indonesia). Dan memang kebetulan ada jenis-jenis soup yang diperuntukkan

43

Tata Hidang 2

sebagai lauk dari hidangan pokok tersebut. Soup dapat disajikan dalam keadaan panas

dan dingin.

4.2.2.3 Entree (Hidangan Utama/Pokok)

Hidangan Utama, merupakan hidangan yang dapat mengenyangkan perut. Dan

inilah sebenarnya hidangan yang dimaksud dengan “Makan Siang” itu sendiri.

Hidangan-hidangan terdahulu hanyalah merupakan hidangan sampingan. Oleh

karena itu ada juga para tamu yang langsung memesan hidangan utama ini, tanpa

memesan Appetizer dan Soup terlebih dahulu. Dan ini dapat terjadi di Restoran yang

menyediakan A’la Carte menu, tamu bebas memilih apa yang dikehendaki. Sedang

Restoran dengan Fixed menu, dipesan ataupun tidak, hidangan yang tercantum di

dalam menu tersebut sudah termasuk didalam harga yang tercantum. Jadi dipesan

ataupun tidak, disantap ataupun tidak, tamu diharapkan membayar sejumlah harga

penuh.

4.2.2.4 Dessert (Hidangan Penutup)

Dessert, sebagai hidangan penutup, disajikan setelah hidangan utama berakhir.

Biasanya rasanya manis, dapat berupa Pasta dapat juga berupa buah-buahan yang

dibentuk/dicampur sedemikian rupa sehingga merupakan hidangan yang lezat.

4.2.2.5 Menu Hidangan Makan Siang

Untuk dapat mempersiapkan dan kemudian menata perlengkapan diatas

meja (Table Setting), kita harus tahu lebih dahulu Menu yang akan dihidangkan

pada saat itu. Oleh karena itu pulalah sebagai Pramusaji juga dituntut untuk

mengetahui tentang Pengetahuan Menu.

4.2.3 Tata Hidang Makan Malam

Sudah dijelaskan di muka, bahwa hidangan makan malam pada dasarnya sama

dengan Hidangan Makan Siang, hanya lebih komplit lagi dan biasanya diiringi

dengan minuman-minuman pembangkit selera atau minuman pengiring hidangan.

44

Tata Hidang 2

Tata Hidang Makan Malam, lebih anggun dari Tata Hidang Makan Siang.

Karena selain lebih komplit, juga sering dipasang Plate (Piring Hias) di tengah-

tengah antara sendok dan garpu. Juga gelas dipasang lebih komplit lagi, selain Water

Goblet dipasang juga: White Wine Glass, Red Wine Glass dan Champagne Glass.

Ditambah dengan hiasan Napkin dan Candle Light, akan menambah semarak meja

makan tersebut. Untuk tidak berkesan ramai (crowded), maka cangkir kopi/teh,

tempat susu dan tempat kopi, tidak disusun di atas meja, tetapi akan disusun setelah

tamu selesai bersantap, apabila mereka telah memesan kopi atau teh.

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa melakukan pengamatan penataan meja pada beberapa restoran di

Indonesia.

2. Mahasiswa mendesain/merancang penataan meja untuk hidangan makan pagi,

siang dan malam sesuai dengan pengamatan di lapangan.

3. Mahasiswa melakukan penataan meja di laboratorium restoran.

4. Desain penataan meja digambarkan dengan baik.

5. Mahasiswa mengisi daftar desain tabel IV.1.

45

Tata Hidang 2

Table IV.1 Daftar Desain Penataan Meja

No Jenis

Table Set

Up

Rencana

Alat

Rencana

Asesoris

Rencana

Jumlah

Alat

Rencana

Linen

Desain Denah

Table Set Up

1 Hidangan

Pagi

2 Hidangan

Siang

3 Hidangan

Malam

46

Tata Hidang 2

BAB V

PENATAAN MEJA BASIC, STANDAR, DAN ELABORATE

5.1 Pengertian Table Setting

Table setting adalah rangkaian kegiatan untuk mengatur dan melengkapi meja

dengan peralatan makan sesuai dengan jenis hidangan yang akan disajikan. Table set-

up adalah seperangkat peralatan yang rapi, bersih dan siap pakai yang terdiri dari

chinaware (B&B plate dan tea cup dan saucer), silverware (sendok, garpu dan

pisau), glassware (gelas), dan linen (moulton, table cloth dan napkin), yang disusun

di atas meja lengkap dan rapi untuk satu orang.

Cover mempunyai arti dua macam:

1. Berarti tamu, atau jumlah tamu yang dapat ditambah dalam suatu restoran.

2. Berarti semua cutlery, crockery, glassware, dan Linen yang diperlukan untuk

dipersiapkan di atas meja sebagai alat untuk makan bagi seorang tamu.

Laying a cover adalah mempersiapkan atau memasang cutlery, glassware, dan

linen di meja, untuk keperluan seorang tamu, sesuai dengan jenis makanan yang

dihidangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa table setting adalah rangkaian kegiatan

menutup meja menggunakan peralatan yang telah siap dipakai seperti chinaware

(B&B plate dan tea cup dan saucer), silverware (sendok, garpu dan pisau), glassware

(gelas), dan linen (moulton, table cloth dan napkin) dan table assesories (ashtray, salt

and pepper shaker flower vase, sugar bowl, dan table number). Dalam melakukan

table setting seorang waiter harus mempunyai satu pedoman dalam melaksanakan

tugasnya karena variasi table setting sangat banyak.

1. Seluruh perangkat makan, kecuali untuk dessert dan water goblet, diletakkan 2

cm atau dua jari dari tepi meja.

2. Semua knife, kecuali dessert knife, butter spreader, diletakkan disebelah kanan

dinner plate dengan bagian yang tajam menghadap ke dalam.

3. Semua spoon, kecuali dessert spoon dan soup spoon, diletakkan disebelah

kanan dinner plate dengan posisi terbuka.

47

Tata Hidang 2

4. Semua fork, kecuali oyster fork dan dessert fork, diletakkan disebelah kiri

dinner plate dengan posisi terbuka.

5. Perangkat makan yang digunakan pada giliran pertama diletakkan pada posisi

terluar dari cover.

6. Dinner knife dan dinner fork, diletakkan tepat di depan kursi dan diberi jarak

kira-kira 25 cm atau sebesar diameter dinner plate.

5.2 Jenis Table Set-up

Table set-up yang digunakan oleh restoran mempunyai banyak variasi dan

disesuaikan dengan acara perjamuan atau jenis restoran. Pada dasarnya table set-up

yang harus dikuasai oleh waiter ada 3 yaitu:

5.2.1 Basic Table setting

Penataan Basic Cover adalah penataan meja yang sangat mendasar dan simple

dan biasanya banyak terdapat di coffee shop/restaurant dan biasanya digunakan pada

pelayanan semi silver atau full silver: Penataan alat makan dilengkapi dengan

mengganti atau menambahkan peralatan setelah pemesanan makanan dan minuman.

a. B&B Plate

b. B&B Knife

c. Dinner Fork

d. Show plate, napkin

e. Dinner Knife

f. Water Goblet

5.2.2 Standart Table setting/A’la Carte

Standart table set-up digunakan untuk menutup meja makan pagi (breakfast)

dan makan siang dan malam (lunch and dinner). Penataan A’La Carte cover

menggunakan peralatan lebih lengkap dari penataan Basic Cover meskipun masih

simple dan biasanya banyak terdapat di coffee shop/restaurant, karena Menu yang

tersedia adalah menu A’La Carte dan biasanya digunakan pada pelayanan semi silver

Gambar V.1 Basic Tabel Set Up

48

Tata Hidang 2

atau full silver. Penataan alat makan dilengkapi dengan mengganti atau

menambahkan peralatan setelah pemesanan makanan dan minuman.

a. B&B Plate

b. B&B Knife

c. Dinner Fork

d. Show plate, napkin

e. Dinner Knife

f. Soup Spoon

g. Water Goblet

5.2.3 Elaborate Table setting

Elaborate table set-up digunakan untuk menutup meja makan secara lengkap

seperti jamuan kenegaraan yang sifatnya formal. Penataan Elaborate/table dhote

adalah menggunakan peralatan yang sangat lengkap karena menggunakan set

menu/menu table dhote. Penataan ini bisa dimodifikasikan sesuai dengan menu yang

dihidangkan.

a. B&B Plate

b. B&B Knife

c. Dessert Fork

d. Dinner Fork

e. Show plate, napkin

f. Dinner Knife

g. Soup Spoon

h. Dessert Knife

i. Dessert Spoon

j. Dessert Fork

k. Water Goblet

l. Red wine glass

m. White wine glass

Gambar V.2 Standar Tabel Set Up

Gambar V.3 Elaborate Tabel Set Up

49

Tata Hidang 2

Table setting yang sempurna adalah susunan yang rapi, alat yang bersih dan

ketepatan antara alat dengan jenis hidangan. Hal yang terakhir ini yang terkadang

masih sering salah, oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang paling dasar

terhadap jenis hidangan dan jenis alat.

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa mendesain/merancang penataan meja sesuai menu yang disiapkan

Dosen, dengan praktek di lab restoran.

2. Desain penataan meja digambarkan dengan baik.

3. Mahasiswa mengisi daftar desain tabel V.1.

Table V.1 Daftar Desain Penataan Meja

No Jenis

Table Set

Up

Rencana

Alat

Rencana

Asesoris

Rencana

Jumlah

Alat

Rencana

Linen

Desain Denah

Table Set Up

1 Basic

Cover

2 Standar

Cover

3 Elaborate

Cover

50

Tata Hidang 2

BAB VI

PERSIAPAN PELAYANAN

6.1 Persiapan diri

Seorang Waiter/Pramusaji hendaknya memiliki Persiapan pribadi (Personal

Qualification) yaitu sikap seorang pramusaji yang seharusnya dilakukan pada

saat melayani tamu supaya memberi kesan yang menyenangkan Keramah-

tamahan, penampilan pribadi, kesehatan pribadi, antara lain:

1. Selalu menyambut Tamu yang datang direstoran.

2. Semua Tamu diberikan pelayanan yang sama.

3. Membiasakan diri menggunakan ungkapan-ungkapan yang sopan.

4. Selalu memanggil Tamu dengan menyebut namanya.

5. Hindari meniru atau mengoreksi ucapan tamu.

6. Bersikap membantu kepada setiap tamu.

7. Usahakan berbicara tentang keadaan, kegembiaraan, kesenangan sehingga

tamu merasa nyaman.

8. Hindari pembicaraan tentang politik, agama ataupun permasalahan lainnya

yang menimbulkan perdebatan.

9. Hindari berteriak, bersiul atau berbicara sambil mengunyah sesuatu.

10. Tidak boleh merokok, bersin, berkumur, meludah dan tindakan yang tidak

terpuji lainnya pada saat berbicara dengan tamu.

11. Hindari berdiri berkelompok dan membicarakan masalah-masalah pribadi.

12. Membiasakan mandi 2 kali sehari.

13. Pakaian dalam diganti dengan teratur.

14. Bersikat gigi dengan teratur.

15. Membiasakan diri mencuci tangan sebelum bertugas, terutama setelah keluar

dari kamar kecil/toilet.

51

Tata Hidang 2

Tindakan yang tidak boleh dilakukan dan merupakan pelanggaran bagi

seorang pramusaji, sebagai berikut :

1. Lupa mengucapkan terimakasih

2. Berbicara terlalu lancang

3. Memotong pembicaraan tamu

4. Tidak memperhatikan kepentingan Tamu

5. Temperamen yang berubah-ubah

6. Berbicara Kasar

7. Tidak Terampil melayani Tamu

8. Makan saat bekerja

9. Salah menjumlahkan rekening tamu

10. Tidak bersih

11. Bau badan dan nafas tidak sedap

12. Mengenakan seragam kotor

13. Rambut, kuku panjang dan kotor

14. Sepatu kotor

15. Bertengkar dan selalu membuat keributan disaat bertugas

16. Mengharapkan hadiah/tips

17. Membeda-bedakan tamu yang dilayani.

Syarat-syarat standard Pakaian Pramusaji

1. Sepatu hitam tumit 5 cm untuk pria dan wanita

2. Rok hitam dibawah lutut atau sampai mata kaki untuk wanita, dan celana

panjang bagi pria

3. Kemeja putih lengan panjang dan dasi kup-kupu

4. Rompi

5. Nama dada

6. Rambut panjang diikat rapi, atau berjilbab bagi wanita muslimah, rambut

pendek rapi bagi pria.

7. Tidak diperbolehkan mengenakan cincin

52

Tata Hidang 2

8. Make up/Tata Rias wajah sederhana

9. Boleh menggunakan kutek asal putih

10. Tidak diperkenankan menggunakan parfum di restoran, kecuali ditoilet

11. Tidak diperkenankan menggunakan gelang atau kalung, kecuali dibawah

kerah baju

12. Kuku dan Tangan Harus bersih.

6.2 Persiapan Pelayanan Restoran (Pre Operation)

Restoran formal tidak buka selama 24 jam sehingga akan ada saat restoran di

buka dan ditutup. Sebelum jam buka tim kerja mempersiapkan segala sesuatu

menyangkut persiapan fisik restoran mulai dari kebersihan restoran, lingkungan,

kondisi udara, kelengkapan peralatan penyajian, makanan dan minuman yang bersih,

higienis serta performance dari tim kerja restoran. Selain persiapan fisik juga

diperlukan persiapan psikis dari para pekerja restoran, misalnya tentang informasi

menu special, VIP customer, menu yang tidak dapat dijual karena alasan tertentu.

Kedua persiapan fisik maupun psikis dapat dilakukan dan dipersiapkan secara

bersama-sama sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.

Sebelum restoran buka sebaiknya diadakan briefing manager kepada semua staf

baik di bagian restoran maupun bagian dapur. Kegiatan ini dilakukan setelah selesai

melakukan persiapan sebelum restoran buka untuk menyatukan langkah demi

kelancaran proses kerja di restoran. Disamping itu untuk memberikan motivasi

kepada bawahan agar memberikan pelayanan yang terbaik dan dapat memberikan

kepuasan bagi pelanggan restoran.

Mise en place adalah kata terminology Perancis yang dipergunakan secara

internasional dalam bisnis perhotelan dan “catering” (jenis usaha produksi dan

penghidangan makanan atau minuman. Mise en place berarti menempatkan dan

mengatur segala sesuatu pada tempatnya untuk suatu proses pekerjaan.

1. Prinsip-prinsip “Mise en place”:

a. Bersih, teratur dan rapi

b. Tertata dalam jangkauan

53

Tata Hidang 2

c. Indah atau mempunyai daya tarik

d. Sesuai dengan kebutuhan (baik dalam jumlah dan macamnya)

2. Tujuan “Mise en place” adalah menunjang proses pekerjaan agar dapat

terselenggara dengan baik.

a. Lancar dan teratur

b. Tepat pada waktunya

c. Mudah dan menyenangkan

d. Di restoran dan bar proses pekerjaan harus dapat menyenangkan baik bagi si

karyawan maupun tamu.

e. Di restaurant dan bar “mise en place” ditujukan juga sebagai sarana atau

pelengkap atmosphir serta dekorasi ruangan.

6.2.1 Membersihkan Restoran

Kegiatan membersihkan restoran, meliputi :

1. Membersihkan dan menyapu lantai.

2. Membersihkan pintu jendela.

3. Membersihkan debu dari meja ataupun kursi.

4. Membersihkan side station (tempat menyimpan alatalat seperti: cangkir, piring,

pisau, garpu, sendok yang berada di restoran).

5. Mengosongkan tempat sampah (waste bins)

6. Meluruskan atau menempatkan meja dan kursi pada tempat yang serasi. Tetapi

pada beberapa restoran, pekerjaan semacam ini akan dilaksanakan khusus oleh

seseorang yang mendapat pengawasan langsung dari Housekeeping

Department.

6.2.2 Mempersiapkan Linen

1. Menukar linen.

Mengumpulkan linen yang bersih dari Housekeeping. Linen ini ditukar atas

dasar satu linen bersih untuk satu linen kotor. Linen ini akan dicatat dalam

54

Tata Hidang 2

suatu linen list, yang berangkap dua. Dimana satu akan disimpan direStoran

sebagai arsip.

2. Mengatur linen.

Meliputi napkin, membagikan table cloth sesuai dengan ukuran meja yang ada,

dan menyimpan kembali pada lemari linen, jenis linen yang tidak

dipergunakan. Dalam menyimpan linen ini, tumpuklah linen tersebut dengan

rapi, dimana lipatannya menghadap keluar, sehingga mudah untuk

menghitungnya.

6.2.3 Polishing Peralatan Makan dan Minum

Polishing dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ada di

peralatan-peralatan makan dan minum, agar bersih dan tidak menimbulkan penyakit.

Secara umum teknik polishing, sebagai berikut :

1. Siapkan air panas dalam wadah (container) .

2. Beri perasan air jeruk nipis (ampas jeruknya pun dapat dimasukkan ke dalam

container tersebut).

3. Taruh peralatan yang akan di-polishing di atas container yang berisi air panas,

agar terkena uapnya. Kemudian setelah diberi uap, lalu di lap

dengan tissue atau lap bersih hingga kering. Lakukan hingga semua alat bersih.

4. Air panas ini digunakan untuk menghilangkan lemak-lemak yang ada pada

peralatan tersebut agar mudah hilang. Sedangkan penggunaan jeruk nipis

dalam polishing ini, bertujuan untuk menghilangkan bau-bau amis yang ada

atau yang tertinggal di peralatan-peralatan tersebut.

6.2.4 Mempersiapkan Meja Persediaan (Side Station)

Kadang-kadang side station disebut juga side stand atau waiters points dimana

semua alat-alat yang diperlukan pada saat operation disimpan. Jenis alat-alat tersebut

adalah :

55

Tata Hidang 2

1. Assorted cutlery.

Garpu dan sendok untuk menghidangkan makanan (service spoon and

fork); dessert spoons and fork, soup, tea and coffee spoon, fish knives and forks,

dinner knives and forks, bread and butter knives.

2. Assorted China.

Bread and butter plates, dessert plates, coffee cups and sauces, ashtray, etc.

3. Soup and sauce ladle.

4. Service trays.

5. Check pads, service cloth dan menu.

6. Condiment,

Tomato ketchup, tabasco, champagne glasses, Napkin, basket of rolls, sugar

bowls, advertising items

Jenis bumbu-bumbu (condiments) yang biasa disuguhkan diruang makan

adalah:

1. Garam dan merica (salt & pepper)

2. Minyak dan cuka (oil & vinegar)

3. Bottle condiments (Tomato Ketchup, Tabasco, Worcestershire Sauce, Soy

Sauce, Horseradish, Mustard (French), English Mustard).

Semua jenis condiments ini sebelum disuguhkan di hadapan para tamu, terlebih

dahulu harus dipersiapkan. Adapun langkah-langkah menata side board, sebagai

berikut :

1. Linen disusun mulai dari molton, table cloth, slip cloth dan guest napkin.

Letakkan disisi kiri side board.

2. Gunakan baki persegi yang sebelumnya dialas tray cloth. Tatalah sesuai

jenisnya knife, fork, spoon, dan B & B plate.

3. Susun dinner plate dan water goblet di atas side board.

4. Tata table accessories pada small silver tray.

56

Tata Hidang 2

SOAL LATIHAN

Mahasiswa mengisi tabel VI.1 dan mempraktekkannya.

Tabel VI.1 Tabel Persiapan Pelayanan

No Jenis Persiapan Uraian Kegiatan

1 Persiapan diri

2 Membersihkan

Restoran

3 Menyiapkan Linen

4 Polishing peralatan

makan dan mimum

5 Menyiapkan side

stand

57

Tata Hidang 2

BAB VII

PROSEDUR UMUM PELAYANAN DI RESTORAN

7.1 Konsep Pelayanan

Pengertian Pelayanan di Restoran adalah melayani pesanan makanan dan

minuman di restoran sesuai dengan menu yang dipilih dengan menggunakan teknik-

teknik pelayanan sehingga tamu merasa puas dan berkesan untuk ingin datang

kembali. Di Industri Restoran, setiap negara mempunyai tipe pelayanan masing-

masing. Pelayanan pada acara makan dan minum pada zaman raja-raja di Arab,

China, Perancis, Inggris telah dilakukan sangat ketat. Diawali dari hidangan

Pembuka, utama dan Pastry: yang berupa macam-macam hidangan telur, ikan,

daging, sayuran dan buah-buahan, serta macam-macam minuman. Kebiasaan ini

sekarang telah dilakukan secara bisnis dengan berbagai pelayanan dari berbagai

Negara.

7.2 Prinsip Dasar Pelayanan

Berikut ini diuraikan Standar Operasional Prosedur (SOP) general service

yang harus dilakukan oleh semua bagian service di restoran :

1. Greeting the guest

Ketika tamu memasuki restoran, hostess restaurant/restaurant receptionist

menyambut tamu dengan ramah. Jangan lupa untuk selalu tersenyum.

Menerima tamu dengan memberikan salam (greeting) terutama oleh Head

Waiter, dan mengecek apakah sudah ada pesanan (reservation).

2. Escorting and sitting the guest

Pada tahap ini, bila tamu sudah memesan meja terlebih dahulu, maka tamu

langsung diantar ke meja tersebut. Bila tamu belum memesan meja, maka tamu

diantar ke meja yang mereka sukai. Jangan lupa untuk membantu menarik kursi

ketika tamu akan duduk. jika tamu belum memsan, memeriksa apakah masih

ada meja yang tersedia. Head Waiter mengajak Tamu dibawa kemeja makan,

menanyakan siapa Host (ketua/pemandu Tamu atau yang mentraktir kemudian

58

Tata Hidang 2

diperkenalkan pada Station waiter/waiter penanggung jawab area meja makan

dipersilahkan duduk serta dilayani. Station Head Waiter membuka

serbet/napkin diletakkan diatas pangkuan tamu dengan ucapan yang sopan.

3. Pouring ice water

Setelah tamu duduk di meja yang telah dipesan atau di meja yang disukainya,

waiters menuangkan air es ke water goblet. Proses ini dilakukan dari sebelah

kanan tamu. Waiters yang lain membantu membuka dan meletakan napkin di

pangkuan tamu.

4. Serving bread and butter

Roti dan mentega disajikan sebagai makanan pendamping sebelum tamu

memulai memesan makanan.

5. Presenting the menu/taking order

Captain memberikan daftar menu dari sisi kiri tamu. Captain juga membantu

tamu jika mengalami kesulitan terhadap menu yang ditawarkan. Captain waiter

mencatat pesanan tamu, yang lalu diberikan pada waiters. Order tersebut

nantinya akan diserahkan pada bagian yang terkait.

6. Presenting the wine list

Sambil menunggu hidangan disajikan oleh waiters, sommelier (bar waiter)

menawarkan wine sebagai minuman pengiring hidangan.

7. Adjustment

Waiters melakukan clear-up atau mengganti peralatan makan. Peralatan makan

yang digunakan harus disesuaikan dengan menu yang dipesan oleh tamu.

Waiter/Pramusaji mengganti cover (A Just Cutleries) dari penataan meja, untuk

alat-alat apabila diperlukan dengan menggunakan cover Plate/piring dessert

yang dialas Tissu.

8. Serving the food

Waiters menyajikan hidangan menu sesuai dengan aturan yang telah ditentukan

oleh pesanan tamu. Letakkan piring kosong dimeja depan tamu untuk hidangan

pembuka panas atau dingin sesuai menu searah jarum Jam, untuk pelayanan

Silver service, Piring Hidangan dialas Service cloth/serbet hidang dan service

59

Tata Hidang 2

spoon & fork sebagai alat pengambil hidangan, sedangkan untuk ready plate

hidangan sudah siap di racik dan diporsi dari dapur, Waiter tinggal meletakkan

hidangan pembuka tersebut dari sebelah kanan Tamu searah jarum Jam kepada

Tamu yang dihormati terlebih dahulu (Lady’s First) atau yang paling tua

usianya atau tertinggi jabatannya. Mempersilahkan Tamu untuk menikmati

hidangan yang sudah tersedia dengan ucapan yang Sopan. (Please Enjoy your

meal/selamat menikmati hidangan pembuka).

9. Serving the wine.

Sommelier menyajikan wine. Cara penyajian nya, sommelier menunjukan botol

wine terlebih dahulu kepada tamu untuk mendapat persetujuan. Setelah itu,

tutup botol dibuka dihadapan tamu dengan cara mencium aroma wine dari tutup

botol dan mengecek apakah tutup botol dalam keadaan yang masih baik atau

rusak. Setelah itu, tuang sedikit wine kedalam gelas untuk dicicipi tamu. Jika

sesuai dengan keinginanya, maka wine dituang kedalam gelas tamu lainya. Jika

tamu tidak menyetujuinya, maka wine dan gelas harus diganti dan lakukan

prosedur yang sama dari awal.

10. Clear up

Clear up adalah proses mengambil peralatan yang kotor setelah tamu selesai

makan. Pada saat dessert akan dikeluarkan, waiter akan mengambil peralatan

yang sudah tidak digunakan lagi, seperti ashtray, B&B plate, atau wine glass.

Mengangkat alat kotor menunggu apabila semua tamu sudah selesai makan dari

sebelah kanan tamu. Menghidangkan menu berikutnya Soup hingga

Maincourse/makanan utama. Ketika tamu sudah semua selesai, baru alat kotor

boleh diangkat dengan tangan dibawa ke side board/meja persediaan

diletakkan diatas baki dan dibawa ketempat cuci piring steward.

11. Crumbing down

Crumbing down adalah proses membersihkan meja makan dari kotoran setelah

dilakukan proses clear up. Crumbing down menggunakan napkin dan piring.

Melakukan Crumbing down (membersihkan meja), Waiter membersihkan sisa-

sisa makanan yang jatuh di meja dengan menggunakan service plate dan

60

Tata Hidang 2

service cloth (serbet kerja yang dilipat seperti lipatan buku, sambil menata alat

Dessert pada tempatnya, garpu dikiri, sendok di sisi kanan. Menawarkan

hidangan penutup (Dessert) kepada tamu dan mengambil pesenan yang ke 2

(taking Order). Meletakkan Piring Dessert dan penemannya kalau ada untuk

silver service Pramusaji menghidangkan hidangan penutup dengan

menggunakan Oval Plate dan Hidangan siap saji untuk Ready Plate pramusaji

minuman mengangkat gelas-gelas kotor, kecuali gelas-gelas air putih

12. Presenting coffee or tea

Setelah hidangan dessert selesai disantap, captain waiter akan menawarkan teh

atau kopi. Bagian sommelier akan menawarkan minuman setelah selesai makan

(after meal drink). Menghidangkan Minuman sesuai pesanan, cangkir dan

alasnya serta sendok kecil diletakkan didepan tamu, lalu menuangkan kopi atau

teh beserta gula dan susu dengan menanyakan berapa sendok yang

diinginkan. Dihidangkan petit four (kue kering rasanya manis) sebagai

kelengkapannya.

13. Presenting the bill

Setelah semua hidangan disajikan dan sebelum memberikan bill, captain waiter

akan menanyakan komentar tamu mengenai pelayanan dan cita rasa hidangan

dan minuman. Hal ini digunakan sebagai tolok ukur untuk mengembangkan dan

perbaikan di masa depan yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan.

Kemudian captai waiter memberikan bill dengan menggunakan check tray atau

bill order.

14. Bid farewell

Selesai pembayaran, captain siap membantu menarik kursi pada saat tamu akan

berdiri sambil mengucapkan terima kasih.

15. Table setting

Begitu tamu meninggalkan meja makan, maka waiter segera melakukan table

setting kembali. Hal ini dilakukan agar meja dapat dipakai kembali jika ada

tamu yang datang. Membersihkan meja, mengembalikan alat-alat ketempat

semula dan menata kembali meja makan

61

Tata Hidang 2

7.3 Teknik Dasar Pelayanan

7.3.1 Cara mengambil pesanan tamu

1. Berdiri tegak di samping kiri atau kanan atau tempat yang memungkinkan dan

usahakan waiter bisa menatap wajah tamu di mana tamu duduk serta membawa

buku slip pesanan dan pena.

2. Usahakan tidak membelakangi pintu masuk ke restoran atau membelakangi

meja tamu yang lainnya.

3. Tidak dibenarkan menulis pesanan di atas meja tamu.

4. Pesanan ditulis dengan jelas dan sistematik mulai dari appetizer, soup, main

course, dan dessert untuk kebaikan sendiri maupun pihak dapur atau bagian

yang terkait pada saat mengerjakan pesanan tersebut, sesuai dengan apa yang

dipesan oleh tamu.

5. Tahapan mengambil pesanan tamu

a. Pertama, kepada tamu wanita yang berada di sebelah kana host (tuan

rumah atau tamu yang akan membayar bill restoran)

b. Kedua, kepada semua tamu lainnya, dilakukan searah jarum jam dari

tempat host duduk.

7.3.2 Teknik Membawa Piring

Membawa piring berisi makanan dengan tangan berarti kemampuan membawa

satu sampai empat piring berisi makanan dari dapur. Dengan kata lain mengambil

makanan (picking-up area) dari meja dengan selamat dan memenuhi syarat-syarat.

Piring tersebut harus seimbang dan dipegang kuat-kuat. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam membawa piring tersebut, adalah:

1. Posisi dari semua jari dan ibu jari.

2. Cara memegang piring.

3. Pada dasarnya saat membawa piring tersebut harus seimbang, dipegang kuat-

kuat dalam posisi baik, tidak boleh antara yang satu dengan yang lain ataupun

jari tangan tidak boleh menyentuh makanan di piring serta tidak meninggalkan

bekas/tanda pada piring.

62

Tata Hidang 2

4. Membawa piring berisi makanan dengan tangan harus dilengkapi dengan

service cloth, apalagi jenis makanan yang panas.

5. Sebelum piring yang berisi makanan dibawa dari dapur ke tamu harus

diperhatikan:

a. Apakah piring tersebut tidak cacat

b. Jenis dan ukurannya sudah cocok.

6. Teknik membawa satu piring berisi makanan

a. Ambilah piring (1) dengan tangan kanan.

b. Ibu jari diletakkan pada tepi piring dan jari yang lain di bawah piring atau

piring (1) ke tangan kiri.

c. Telunjuk di bawah piring, ibu jari pada tepi piring searah dengan kelingking.

d. Peganglah piring kuat-kuat dengan pangkal dari ibu jari dan telunjuk

dibawahnya secara seimbang. Biarkan tangan kanan bebas.

Gambar VII.1. Teknik membawa satu piring

7. Teknik membawa dua piring berisi makanan

a. Ambillah piring (1) dengan tangan kanan dan pindahkan ke tangan kiri

(seperti cara di atas).

b. Kaitkan kelingking dan mengarah ke atas.

c. Jabarkan jari tengah dan jari manis sehingga membentuk suatu dataran untuk

menerima piring (2).

d. Ambillah piring (2) dengan tangan kanan, ibu jari pada tepi piring, dan jari

yang lain di bawahnya.

e. Pindahkan piring (2) ke tangan kiri dengan cara menyisipkannya di antara

jari tengah dan jari manis dari tangan kiri, secara seimbang.

63

Tata Hidang 2

f. Peganglah piring kuat-kuat dan bawa dengan seimbang setinggi pinggang, dan

biarkan tangan kanan kosong.

Gambar VII.2. Teknik membawa dua piring

8. Membawa tiga piring berisi makanan

Kerjakanlah seperti membawa dua piring berisi makanan dan lanjutkan dengan:

a. Ambillah piring (3) dengan tangan kanan, ibu jari berada pada tepi piring

dan jari yang lain di bawahnya.

b. Pindahkan piring (3) ke tangan sebelah kiri dengan posisi kaki tiga yang

dibentuk di tangan kiri dari bola dari ibu jari, pergelangan tangan, dan ujung

dari pada kelingking.

c. Peganglah piring kuat-kuat secara seimbang.

Gambar VII.3. Teknik membawa tiga piring, satu piring di tangan kanan

9. Membawa empat piring berisi makanan

Seperti membawa tiga piring berisi makanan dan lanjutkan dengan mengambil

piring (4) dengan tangan kanan, ibu jari pada tepi piring, dan jari yang lain di

bawahnya.

64

Tata Hidang 2

Gambar VII.4. Teknik membawa piring kosong

10. Cara membawa piring kosong dengan tangan atau Carrying plates by hand.

Cara membawa piring kosong dengan tangan berarti membawa dua sampai

empat piring kosong atau lebih dengan menggunakan tangan.

a. Cara membawa dua piring kosong dilakukan dengan cara meletakan piring

pertama di atas empat jari tangan kelingking, jari manis, jari tengah dan

telunjuk kemudian letakan piring kedua di atas piring pertama dengan

ditahan ibu jari dan biarkan tangan kanan bebas bergerak.

b. Cara membawa tiga piring kosong dilakukan dengan cara seperti membawa

dua piring kosong di atas, kemudian letakan piring ketiga di atas piring

kedua dengan sebagian pinggir piring ditahan ibu jari dan sebagian pinggir

piring ditahan dengan lengan tangan dan biarkan tangan kanan bebas

bergerak.

c. Cara membawa empat piring dilakukan dengan cara seperti membawa tiga

piring di atas, kemudian piring keempat diletakan di atas piring ketiga

dengan pinggir piring ditahan lengan tangan dan biarkan tangan kanan bebas

bergerak.

d. Cara membawa empat piring atau lebih dilakukan dengan cara piring

ditumpuk dan diletakan di atas telapak tangan yang telah dialasi service

napkin, sedangkan cara membawa piring lebih dari empat dapat dilakukan

dengan menumpuk piring tersebut dan dibawa dengan dua tangan yang

ditutup dengan service napkin.

65

Tata Hidang 2

11. Cara membawa piring berisi makanan (Carrying plates of food by hand)

a. Cara membawa piring berisi makanan dengan tangan dilakukan dengan cara

piring kesatu diletakan di atas telapak tangan dan ditahan dengan empat jari,

sedangkan piring kedua diletakan di atas ibu jari dan lengan tangan. Apabila

membawa tiga piring berisi makanan maka piring yang ketiga diletakan pada

tangan kanan.

b. Cara membawa piring berisi makanan dengan nampan dilakukan dengan

cara piring berisi makanan diletakan dan diatur di atas nampan yang telah

dialasi service napkin, kemudian nampan dapat dibawa dengan satu tangan

dengan jari tangan dikembangkan dan tangan kanan biarkan bebas bergerak.

Membawa piring dengan menggunakan nampan ini dapat pula dilakukan

dengan cara dibawa dengan dua tangan.

7.3.3 Teknik Membawa Platter

Membawa platter berisi makanan dan piring dengan tangan berarti mengambil

platter yang berisi makanan yang sudah tertutup, dengan piring yang telah diatur di

atasnya dan dibawa di atas telapak tangan sebelah kiri dengan jari tangan yang

terbuka, dan biarkan tangan kanan kosong untuk keseimbangan. Alat-alat yang

diperlukan adalah:

1. Platter dan tutupnya dengan berjenis-jenis ukurannya

2. Gueridon

3. Side station

4. Service cloth

5. Plates (piring)

Cara membawa platter berisi makanan dan piring dengan tangan adalah sebagai

berikut:

1. Memilih tutup

Ambillah tutup yang mempunyai ukuran yang sama dengan platter, sehingga

bisa tertutup dengan baik, dan yakinkan bahwa tutup itu benar-benar bersih dan

kering.

66

Tata Hidang 2

2. Setelah platter dihias dan diperiksa oleh Aboyeur, tutuplah platter tersebut

dengan baik.

3. Lipatlah service cloth secara memanjang.

4. Letakanlah service cloth yang telah terlipat itu menyilang di atas tutup dari

platter tersebut.

5. Taruhlah piring bersih di atas service cloth.

6. Angkatlah platter dan piring tersebut ke atas telapak tangan sebelah kiri, tepat

pada pertemuan kedua ujung service cloth dan biarkan tangan kosong untuk

keseimbangan. Kalau platter dan piring tersebut berat, bantulah memegangnya

dengan tangan kanan untuk keseimbangan.

7. Taruhlah platter yang berisi makanan dan piring secara saksama di atas

gueridon di hadapan tamu, atau di side station.

8. Jika platter terlalu besar dan sukar untuk dilingkari service cloth, lipatlah

service cloth tersebut menjadi lipatan persegi empat dan taruh di atas platter.

9. Letakkanlah piring-piring di atas service cloth itu.

10. Taruhlah lipatan persegi empat service cloth yang lain di atas telapak tangan

untuk menghindari panas.

7.3.4 Teknik Memperlakukan Gelas

1. Bahwa gelas adalah barang yang mudah pecah, sehingga harus berhati-hati

dalam penanganannya.

2. Membersihkan gelas dari meja tamu, harus dilakukan dari sebelah kanan tamu,

terkecuali keadaan tidak mengijinkan.

3. Gelas yang kotor yang diclear-up dari meja tamu harus dipindahkan dan

ditempatkan pada salver tidak akan pernah dibawa dengan tangan dari meja

tamu side board.

4. Tidak akan pernah terjadi bahwa jari tangan dimasukkan ke mulut gelas pada

saat mengambilnya.

67

Tata Hidang 2

5. Gelas harus diambil dengan tangan pada tangkainya (stem), dan untuk gelas

yang tak bertangkai ambillah bagian bawahnya (alasnya), jangan dipegang

permukaannya (rim of the glass).

6. Gelas harus diatur di atas tray (baki) sesuai dengan jenis dan ukurannya.

7.4 Teknik Crumbing down

Cara melakukan crumbing (dilakukan setelah tamu selesai menyantap Main

course (menu utama) dan sebelum Dessert (makanan penutup) disajikan).

1. Lipatlah Service Cloth menyerupai Bantal (Pad), peganglah Service Cloth yang

terlipat tersebut pada tangan kanan

2. Peganglah Dessert Plate dengan tangan kiri

3. Dekati tamu dari sebelah kiri, mulai dari tamu wanita (Ladies firs - jika ada

tamu wanita)

4. Sejajarkan Dessert Plate dengan permukaan meja.

5. Dengan mempergunakan tangan kanan yang dilengkapi dengan Service Cloth,

pindahkan remahan (crumb) di atas meja ke Dessert Plate dengan cara

menyapukan nya secara perlahan ke arah Dessert Plate.

6. Lakukan Crumbing down tersebut ke seluruh tamu yang berada pada meja

tersebut dengan gerakan yang berlawanan dengan arah Jarum Jam.

7. Dimungkinkan Karena kondisi keadaan tempat duduk tamu, maka ada kalanya

hanya bisa untuk melakukan crumbing down dari satu arah saja, Bersihkan

kotoran yang terdapat di atas meja dengan maksimal. Minimalkan remahan

(Crumb) jatuh ke lantai.

7.5 Changing the Ashtray

Changing ashtray adalah menggantikan asbak yang telah penuh oleh

puntung/abu rokok dengan asbak bersih, pada saat tamu makan. Asbak yang penuh

dengan puntung/abu rokok adalah berbahaya bagi kesehatan, itulah sebabnya pada

saat makan asbak harus diganti secepatnya tanpa mengganggu tamu. Menggantikan

asbak itu dapat dilakukan dengan dari arah mana pun, selama tamu tak terganggu,

68

Tata Hidang 2

dengan cara yang benar sehingga tidak sampai ada abu rokok yang jatuh di atas meja

tamu: apalagi pada makanan tamu. Alat atau perlengkapan yang diperlukan untuk

melakukan penggantian asbak adalah 2 ashtray dan round tray atau salver. Cara

mengganti asbak, sebagai berikut :

1. Bawalah dua asbak yang bersih di atas salver.

2. Ambillah satu yang bersih, peganglah kuat-kuat.

3. Letakkanlah yang bersih tersebut tepat di atas asbak yang kotor di atas meja,

dan angkatlah kedua asbak tersebut dari atas meja dan taruhlah salver.

4. Letakkanlah kedua ashtray yang bersih di atas meja, maka yang satu menutupi

yang lain dan angkatlah kembali asbak yang bersih yang berada di sebelah atas

sebagai penutupnya.

7.6 Teknik Clear up

Clear up adalah proses mengambil peralatan yang kotor setelah tamu selesai

makan. Pada saat hidangan dessert akan dikeluarkan waiter mengambil peralatan

yang tidak digunakan lagi seperti ashtray, B & B plate, wine glass. Cara melakukan

clear up, sebagai berikut;

1. Dekatilah tamu dari kanannya, dengan kaki kanan agak maju ke depan.

2. Ambillah piring di atas meja tamu dengan cara memegang tepi piring sambil

menjepit pisau/sendok dan garpu dengan ibu jari dan jari lain di bawah piring.

3. Angkatlah piring sambil melangkah mundur ke belakang.

4. Dengan posisi membelakangi tamu, pindahkan piring ke tangan kiri seperti

posisi membawa satu piring, dan garpu dijepitkan pada ibu jari sedangkan pisau

atau sendok diletakkan dengan cara dijepitkan pada garpu tersebut.

5. Peganglah piring kuat-kuat dengan pangkal dari ibu jari dan telunjuk

dibawahnya secara seimbang. Biarkan tangan kanan bebas.

6. Untuk piring kedua dan berikutnya, letakkan dan susun pada tumpuan

pergelangan tangan. Sisa makanan disisihkan pada piring (1), pisau/sendok dan

garpu dijepitkan pada garpu (1).

69

Tata Hidang 2

7. Kerjakanlah untuk piring berikutnya dengan cara yang sama searah jarum jam,

sehingga selesai semuanya.

8. Bawalah piring tersebut ke side board.

9. Letakkanlah piring tersebut ke restaurant tray dan bawalah ke tempat

pencucian (dishwashing area).

Clearing-up glasses adalah memindahkan gelas yang telah terpakai dari atas

meja tamu pada saat pelayanan (service). Gelas ini akan dibawa di atas sebuah baki

(salver) ke side board sebelum dibawa ke tempat pencucian (dishwashing area).

Peralatan yang diperlukan untuk clear-up glass adalah Salver dengan cloth-nya, yang

dipergunakan untuk membawa gelas dari meja tamu ke side board. Restaurant tray

untuk membawa gelas dari side board ke tempat pencucian (dishwashing area).

Kapan gelas yang telah terpakai tersebut bisa diambil dari meja tamu, harus

diperhatikan beberapa ketentuan:

1. Semua jenis gelas terkecuali Water goblet dan wine glass, dapat di clearup pada

saat tamu telah selesai memakainya atau gelas tersebut kosong.

2. Water goblet dapat di clear-up pada saat terakhir dimana tamu telah

meninggalkan tempat duduknya.

3. Wine glass dapat diambil (clear-up) apabila tamu telah selesai memakainya

atau menginginkan tambahan anggur atau wine dan gelas wine telah kosong.

Cara melakukan Clear up gelas adalah:

1. Ambilah selver dan letakkanlah pada telapak tangan kiri dengan

memperhatikan keseimbangannya.

2. Dekatilah tamu dari kanannya, dengan kaki kanan agak maju ke depan, dan

perhatikan bahwa salver tidak menyentuh tamu dan keseimbangannya tetap

terjaga.

3. Ambillah water goblet di atas meja tamu dengan cara memegang stem (tangkai

gelas). Jangan sekali-kali tangan dimasukkan ke mulut gelas pada saat

mengambilnya.

4. Letakanlah water goblet di atas salver.

70

Tata Hidang 2

5. Kerjakanlah untuk gelas yang lain dengan cara yang sama, sehingga selesai

semuanya.

6. Bawalah gelas yang berada di atas salver tersebut ke side board.

7. Letakkanlah gelas tersebut satu demi satu ke restoran tray.

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa diminta membuat diagram prosedur umum pelayanan di restoran.

2. Mahasiswa melakukan praktek prosedur umum pelayanan di restoran, secara

berkelompok, serta mengisi tabel urutan pelayanan.

Tabel VII.1 Prosedur Umum Pelayanan

No Jenis Kegiatan Uraian Kegiatan

1 Greeting the guest

2 Escorting and sitting the guest

3 Pouring ice water

4 Serving bread and butter

5 Presenting the menu/taking order

6 Presenting the wine list

7 Adjustment

8 Serving the food

9 Serving the wine.

10 Clear up

11 Crumbing down

12 Presenting coffee or tea

13 Presenting the bill

14 Bid farewell

71

Tata Hidang 2

BAB VIII

JENIS-JENIS PELAYANAN RESTORAN

8.1 Tipe Pelayanan Berdasar Kategori Hotel

Berdasarkan kategori suatu restoran, pelayanan dapat dibedakan menjadi

empat tipe dasar pelayanan, yaitu :

1. Table service

Suatu sistem pelayanan restoran di mana para tamu duduk di kursi menghadap

meja makan, dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan

kepada para tamu.

2. Counter Service

Suatu sistem pelayanan restoran di mana para tamu yang datang terus duduk di

counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesan sudah siap maka akan

disajikan kepada tamu tadi di atas counter. Counter adalah meja panjang yang

membatasi dua ruangan: ruangan dapur dengan ruangan restoran.

3. Self Service/buffet service

Suatu sistem pelayanan restoran di mana semua makanan secara lengkap telah

ditata dan diatur dengan rapi diatas meja prasmanan. Para tamu bebas

mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera maupun kesukaannya.

4. Carry Out Service/Take Out Service

Adalah sistem pelayanan restoran di mana tamu datang untuk membeli makanan

yang telah siap atau disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam box (kotak)

untuk dibawa pergi. Artinya makanan itu tidak dinikmati ditempat itu.

8.2 Jenis Pelayanan secara Umum

Dalam dunia Restoran dan Banquet dikenal beberapa jenis sistem pelayanan

yang akan berpengaruh terhadap cepat lambatnya pelayanan serta mahal murahnya

suatu pelayanan yang diberikan. Adapun jenis pelayanan tersebut dapat dibedakan,

sebagai berikut :

72

Tata Hidang 2

8.2.1 Table Service

Dalam hal ini tamu duduk di kursi mejanya masing-masing dan dilayani makan

dan minumnya oleh waiter/waitress. Ada empat jenis table service, yakni sebagai

berikut.

8.2.1.1 American Service / Ready Plate Service

1. Langkah-langkah American service ;

a. Semua hidangan yang akan disajikan ditata di piring terlebih dahulu,

lengkap dengan garnish (hiasan) dengan komposisi hewani adalah 175 – 225

gram, untuk sayuran adalah 175 gram, dan untuk karbohidrat 75 gram.

Pekerjaan ini dilakukan oleh staff food production di dapur.

b. Setelah hidangan siap, pramusaji membawanya dari dapur

dengan tray (nampan). Kemudian meletakkannya di side stand.

c. Kemudian hidangan tersebut disajikan dengan mebawanya dari side stand ke

meja pemesan tanpa menggunakan nampan lagi, cukup dengan kedua belah

tangan.

d. Meletakkan hidangan tepat di depan pemesan, diantara dinner

knife dan dinner fork dari sebelah kanan pemesan.

e. Semua jenis minuman disajikan dari sebelah kanan pemesan dengan tangan

kanan, sementara tangan kiri tetap memegang nampan dengan kaki kanan

setengah melangkah maju ke depan.

f. Melakukan crumbing down pada meja setelah pemesan menyelesaikan

hidangan main courseuntuk dilanjutkan ke hidangan selanjutnya.

g. Melakukan clear up semua bekas peralatan makan yang sudah selesai

maupun peralatan yang tidak terpakai, diambil dari sebelah kanan pemesan

dengan tangan kanan tanpa menggunakan nampan, sementara kaki kanan

setengah langkah ke depan.

h. Khusus bread butter plate and butter spreader, finger bowl, dan

salad bowl di clear up dari sebelah kiri pemesan dengan tangan kiri.

i. Clear up semua gelas dan cangkir dilakukan dari sebelah kanan pemesan

dengan tangan kanan, kemudian diletakkan di nampan yang dipegang

73

Tata Hidang 2

dengan tangan kiri, dan dibawa ke side stand untuk dibawa ke tempat

pencucian.

Secara ringkasnya “American Service” ciri-ciri antara lain sbb :

1) Sifat pelayanan sederhana tidak resmi serta cepat.

2) Makanan sudah siap ditata dan diatur di atas piring sejak dari dapur.

3) Disajikan kepada tamu dari sebelah kiri.

4) Piring kotor diangkat dari sebelah kanan.

5) Penggunaannya di Coffe Shop, Canteen, Cafetaria dan di Soda

Fountain.

a) Coffe Shop.

Restoran yang berhubungan dengan hotel, tempat di mana para tamu

bisa mendapatkan pelayanan makan pagi secara cepat, begitu juga

makan siang/malam dengan harga tidak mahal.

b) Canteen.

Suatu restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan sekolah:

tempat dimana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan

makan siang/coffe break.

c) Cafetaria.

Suatu restoran yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich

(roti isi), kopi dan teh.

d) Soda Fountain.

Restoran yang terletak di tepi pantai atau kolam renang, yang

menyediakan makanan kecil serta minuman ringan (soft drink);

disediakan untuk orang-orang yang berenang serta yang ingin santai

melihat orang berenang.

6) American Service sifatnya tidak begitu formal/resmi bila dibandingkan

dengan French service, Russian service atau juga English Service dan

merupakan sistem/cara pelayanan yang paling lazim dipergunakan di

restoran-restoran.

74

Tata Hidang 2

7) American service sangat terkenal dengan ciri khasnya bahwa makanan

sudah disiapkan-ditata-diatur dengan rapi dan menarik di atas piring

makan di dapur.

8) Alat-alat yang dipergunakan menutup meja untuk makan pagi/siang

a’la Amerika meliputi :

a) Dinner knife (pisau makan hidangan utama)

b) Dinner fork (garpu makan hidangan utama)

c) Tea spoon (sendok teh)

d) Napkin (serbet makan)

e) Bread & butter plate (piring roti dan mentega)

f) Water goblet (gelas air es)

g) Alat-alat yang dipergunakan menutup meja makan untuk makan

malam a’la Amerika (American Dinner Cover) meliputi :

dua buah dinner fork

sebuah dinner knife

sebuah butter spreader

dua buah tea spoon

service plate (piring besar : tujuannya untuk alas)

napkin

bread & butter plate

water goblet

9) Selain itu dalam pelayanan A’la Amerika juga dikenal Family Service

atau pelayanan tipe kekeluargaan adalah sebuah modifikasi dari tipe

pelayanan a’la Amerika, yang sifatnya tidak resmi.

10) Semua persiapan yang diperlukan seperti memasak makanan,

memotong-motong daging dan sebagainya, dikerjakan di dapur.

Makanan ditata dengan rapi di atas mangkok besar atau piring-piring

besar dari logam (platter) dan sudah digarnir dengan seksama dan

tepat. Makanan diambil oleh waiter/waitress dari dapur, dibawa ke

restoran dan diletakkan di tengah-tengah meja makan.

75

Tata Hidang 2

2. Keuntungan dan kerugian dari Family Style Service

a. Keuntungannya :

1) Sifat pelayanan yang sederhana merupakan keuntungan bagi

Waiter/Waitress. Meskipun mereka masih baru dan belum banyak

belajar tentang service, mereka sudah dapat melaksanakannya.

2) Tipe pelayanan ini cepat karena tamu benar-benar melayani sendiri.

3) Waiter/waitress dapat melayani tamu lebih banyak daripada bila

dipergunakan tipe pelayanan lain yang lebih formal sifatnya.

b. Kerugiannya :

1) Tamu-tamu hanya mendapatkan sedikit perhatian.

2) Makanan diambil dari platter yang semakin kurang menarik karena

tamu-tamu mengambil sendiri hidangannya.

8.2.1.2 Russian Service / International Service

1. Ciri-ciri Russian service

a. Sistem ini lebih lambat tetapi bergengsi tinggi karena banyak peralatan yang

dipakai serta mahal.

b. Makanan sudah diporsi di dapur dan ditata pada platter-platter serta

didekorasi dengan baik.

c. Tamunya dapat mengambil sendiri makanan yang dibawa oleh

waiter/waitress kepadanya, dari sebelah kiri. Tidak boleh mengambil

makanan melebihi jatah yang sudah ditentukan.

d. Piring atau mangkok sudah diletakkan lebih dulu di depan tamu masing-

masing.

e. Perlu banyak tenaga untuk melayaninya. Contoh, makanan Sirloin Steak

dengan Kentang Goreng, Sayuran, Saos, dan Salad. Untuk ini diperlukan

masing-masing seorang waiter/waitress untuk Steak, Kentang, Saos, Salad

serta Sayuran. Mereka harus berbaris dan tidak boleh saling mendahului satu

dengan lainnya.

76

Tata Hidang 2

f. Russian service kadang-kadang disebut juga sebagai Modified French Service

karena dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan French Service.

Service ala Russian sangat terkenal di dunia pada abad ke –19 terutama

dipergunakan di dalam restoran-restoran yang mewah/klas satu.

2. Keuntungan dan Kerugian daripada Russian service

a. Keuntungannya :

1) Untuk menyajikan makanan, cukup dilakukan oleh satu orang

waiter/waiterss saja.

2) Pelayanannya cepat dan mewah: termasuk high class service.

3) Tidak diperlukan ruangan ekstra untuk lalu lintas kereta dorong

(Gueridon)

4) Tidak memerlukan alat special, seperti Gueridon.

5) Porsi dijamin sama besar: karena telah dipersiapkan dengan baik oleh

Chef (pimpinan dapur) di dapur.

6) Makanan tidak banyak terbuang: karena sisa yang masih ada di dalam

Silver platter dikembalikan ke dapur.

7) Tamu lebih terkesan karena merasa mendapatkan perhatian yang besar

dari pada petugas

b. Kerugiannya :

1) Banyak sekali dibutuhkan alat-alat : terutama silver ware-nya, seperti

silver platter dan serving fork dan serving spoon.

2) Banyak membutuhkan modal/biaya untuk pengadaan alat-alat, terutama

silver ware-nya.

3) Kalau banyak tamu yang dilayani dari satu silver platter maka tamu

yang terakhir mungkin akan hilang nafsu makannya karena susunan

makanan di atas silver platter sudah tidak rapi lagi.

4) Jika tamu dalam party memesan makanan yang berbeda, missal : ada

steak/daging sapi, daging ayam dsb, maka Waiter harus membawa silver

platter yang isinya berlainan tersebut dari dapur ke ruang makan.

77

Tata Hidang 2

8.2.1.3 French Service / Continental Service

1. Ciri-ciri French Service

a. Sistem ini jarang dipakai di Banquet, tetapi di Restoran Kelas Satu (High

Class Restaurant) banyak peminatnya.

b. Makanan dimasak di depan tamu serta tamu dapat memilih sendiri dengan

menggunakan Gueridon.

c. Diperlukan minimal dua waiter/waitress untuk melayani setiap meja, dimana

satu waiter/waitress untuk memasak dan satu lagi untuk menyervicenya.

d. French service adalah satu tipe pelayanan sifatnya “formal”/resmi; dulu

mula-mula dipergunakan di lingkunagn kaum ningrat. Dalam pelayanan ini

Captain (Chef de Rang) mempunyai tugas antara lain :

1) Memberi salam kepada tamu waktu masuk restoran.

2) Mengantar tamu itu duduk.

3) Memberi daftar minuman dan mengambil order minuman.

4) Memberi daftar makanan/menu, mengambil order makanan

5) Menghidangkan wine (anggur); memasak hidangan-hidangan special di

muka meja tamu.

6) Mengucapkan terima kasih dan selamat malam waktu tamu meninggalkan

di restoran, dan sebagainya.

2. Keuntungan dan kerugian dari French Service

a. Keuntungan French Service

1) French service menimbulkan kesan lux service, karena perhatiannya

kepada tamu sangat besar.

2) French service membuat tamu-tamu merasa sebagai orang-orang penting:

jamuan makan secara besar-besaran atau istimewa.

3) Tidak terburu-buru.

b. Kerugian dari French Service

1) French service lebih mahal karena lebih luxs/mewah

2) French service memerlukan lebih banyak tenaga ahli.

78

Tata Hidang 2

3) Karena mempergunakan Queridon atau kereta dorong, maka French

service memerlukan ruangan agak luas di dalam restoran untuk lalu-lintas

Queridon tersebut.

4) Mengurangi jumlah meja-kursi yang bisa di set di dalam restoran.

5) Kadang-kadang French service sangat lambat.

3. Menutup Meja Makan A’la Perancis

Alat-alat yang dipergunakan untuk menutup meja makan a’la Perancis meliputi:

a. Bread & butter plate (piring roti dan mentega)

b. Butter spreader (alas pengoles mentega pada roti)

c. Dinner fork (garpu makan hidangan utama)

d. Dinner knife (pisau makan-hidangan utama)

e. Soup spoon (sendok soup)

f. Dessert spoon (sendok makan)

g. Dessert fork (garpu makan)

h. Hors d’oeuvre plate (piring hidangan pembuka khusus sebagai alas)

i. Napkin (serbet makan)

j. Water goblet (gelas untuk air es)

8.2.1.4 English Service / Family Service

Disebut family service karena lebih sering dan sangat cocok untuk acara

keluarga.

1. Ciri-ciri English service

a. Hidangan untuk tamu semuanya ditaruh dekat Tuan/Nyonya rumah.

b. Tuan dan nyonya rumah memotong porsi buat semua tamunya sedangkan

waiter/waitressnya membantu menyervice sesuai permintaan dari

tuan/nyonya rumah.

c. Service ini sudah tidak banyak lagi dipergunakan dalam bisnis karena sangat

merepotkan tuan/nyonya rumah, tetapi untuk acara tertentu masih

digunakan, seperti untuk acara Potong Tumpeng, acara Kue Ulang Tahun

serta acara keluarga Thanks Giving Day di Amerika Serikat.

79

Tata Hidang 2

d. Sifat pelayanan formal atau resmi

e. Family service, artinya sifatnya cenderung kekeluargaan. English service

mirip sekali dengan pelayanan yang biasa kita lakukan di rumah.

f. English service dipergunakan saat Thanks Giving Dinner di Amerika pada

umunnya. Tuan rumah sekeluarga dan tamu duduk bersama menikmati

makan malam dengan menu/makanan yang sama, mulai dari hidangan

pembuka atau soup sampai kepada hidangan penutup. Yang melayani,

membagi-bagi, memotong-motong daging, ikan dan sebagainya di atas meja

makan adalah tuan rumah sendiri.

g. English service kadang-kadang dipergunakan untuk acara makan malam

spesial yang diselenggarakan di ruang makan khusus dalam suatu restoran.

English service merupakan hidangan makan lebih khas yang disajikan oleh

pembantu di rumah perorangan atau rumah pribadi.

h. Service A’la Ritz. Service ini diklasifikasikan ke dalam English service yang

sifatnya mewah, dimana yang melayani tamu seorang Restaurant captain

yang sudah berpengalamam dan ahli, dengan dibantu oleh waiter.

i. Captain memperlihatkan ketrampilan dalam memporsi soup, memotong-

motong daging, mencampur salad, membuat sauce dan sebagainya

dihadapan para tamu.

j. Makanan pada umumnya disajikan dari sebelah kanan, Piring kotornya juga

diangkat dari sebelah kiri tamu.

8.2.2 Buffet Service / Self Service / Prasmanan Service

1. Sistem ini sangat praktis dan cepat dimana tamu dapa memilih sendiri

makanan yang disukainya.

2. Dalam jamuan kenegaraan sistem tidak pernah dipakai.

3. Banyak dijumpai di acara Banquet, Wedding dan lain-lainnya. Karena cepat dan

dapat melayani tamu dalam jumlah besar dalam waktu yang relative singkat.

4. Ada dua jenis Buffet, yakni

80

Tata Hidang 2

a. Straight Line Buffet atau Buffet Komplit untuk semua makanan yang

dihidangkan.

b. Scramble System adalah lebih dari satu buffet, berupa stand/gubug-gubug

berisi satu jenis makanan tertentu.

8.2.3 Dulang Service

Pada umumnya dipakai di Restoran Daerah atau Restoran Indonesia. Makanan

ditata pada dulang dari piring-piring yang berisi lauk pauk dengan dilengkapi service

set. Cara ini merupakan cara makan raja-raja zaman dahulu.

8.2.4 Lazy Susan Service

1. Cara ini banyak dijumpai pada Restoran China kelas satu.

2. Semua makanan yang dipesan oleh tamu disiapkan pada piring/mangkok sesuai

ketentuan yang berlaku di restoran itu, kemudian ditaruh pada sebuah meja

kecil yang ada piring di atas meja makan yang dapat berputar/diputar,

dilengkapi service set.

3. Setiap tamu telah diberi piring kosong/mangkok kosong sebelumnya.

4. Tamu mengambil sendiri makanan dari Lazy Susan itu, memakai service set

dan sekali-kali tidak dengan Sumpit yang dipakai untuk memasukkan makanan

ke mulut, tetapi dengan bagian lainnya.

8.2.5 Padang Service

1. Cara ini umumnya ada di Restoran Padang.

2. Makanan ditaruh pada piring-piring kecil dan diletakkan dimeja pemesan (lauk

pauknya).

3. Piring nasi langsung ditaruh didepan tamu masing-masing.

4. Dibayar sesuai lauk-pauk yang dikonsumsi saja.

81

Tata Hidang 2

8.2.6 Cafetaria Service / Counter Service

1. Cara ini lazim dipakai di Fast Food Restaurant.

2. Pelayanan cepat dan murah.

3. Tamu mengambil makanan pada Counter sedangkan di ujung Counter harus

membayarnya sesuai yang telah diambilnya.

8.2.7 Tray Service

1. Cara ini hamper sama dengan American Service, cuma adanya di Rumah Sakit,

Room Service Hotel, Asrama perawat dan sebagainya.

2. Makanan dihidangkan pada ompreng/tray tetapi makanan panas tetap

dihidangkan panas sedangkan makan dingin tetap dingin.

8.3 Pelayanan Berdasarkan Cara Penyajian

Pelayanan Makanan dan Minuman berdasarkan cara penyajian, dibagi menjadi

dua, yakni ready plate service dan silver service.

8.3.1 Ready Plate Service

Ready Plate Service adalah Pelayanan secara Amerika ini adalah pelayanan

yang praktis, sederhana dan cepat karena makanan telah diporsikan dan

digarnish dari dapur oleh Chef (juru masak) dengan menggunakan baki oleh

pramusaji dibawa ke Restoran diletakkan di side board/meja persediaan, kemudian

dihidangkan didepan Tamu di meja makan dengan menggunakan tangan. Cara

penyajian, sebagai berikut:

1. Dalam cara penyajian Ready Plate makanan telah siap diporsikan dari dapur,

kemudian dibawa ke restoran oleh Pramusaji/waiter dengan menggunakan

baki diletakkan di side board/meja persediaan.

2. Semua makanan yang padat (solid food) dihidangkan dari sebelah kanan tamu

dengan menggunakan tangan kanan.

3. Membawa makanan dari side board ke meja tamu dilakukan dengan

kemampuan membawa piring 1 s/d 4 piring.

4. Semua jenis minuman (liquid) dihidangkan juga dari sebelah kanan tamu.

82

Tata Hidang 2

5. Mengambil piring/alat kotor dari juga dari sebelah kanan tamu baik

makanan maupun minuman.

Melaksanakan pelayanan hidangan (serving food) pelayanan secara ready plate

1. Menyesuaikan table setting sesuai menu yang dipesan

2. Menyajikan hidangan pembuka sebagai giliran pertama dari sebelah kanan

tamu, selanjutnya melakukan clear up jika hidangan sudah selesai disantap,

dilakukan dari sebelah kanan tamu

3. Menyajikan soup, clear up dari sebelah kanan tamu

4. Menyajikan main course dan clear up juga dari sebelah kanan tamu

5. Jika tamu memesan minuman penyerta hidangan, maka pramusaji menyerahkan

order itu kebagian bar dan menyajikan dari sebelah kanan sebagai peneman

maincourse.

6. Melakukan crumbing down dimulai dari sebelah kanan tamu

7. Memindahkan peralatan dessert dari posisi atas kesamping kanan dan kiri.

8. Menyajikan dessert dari sebelah kanan tamu dilanjutkan clear up

9. Menyajikan coffee or tea dari kanan tamu

10. Memberikan bill (bon pembayaran dari sebelah kanan tamu)

11. Memberikan ucapan salam terakhir dan kesan tentang makanan dan

pelayanannya

12. Berharap tamu akan datang kembali

8.3.2 Silver Service

Pelayanan Silver service adalah pelayanan dengan menggunakan

gueridon/Trolley. Pada pelayanan Silver service makanan di Tata, diracik, dipotong

dan diiris diberi garnish sehingga rapi, indah dan menarik di oval Plate di dapur oleh

juru masak (Chef) kemudian dibawa ke Restoran dan disajikan didepan Tamu dengan

menggunakan service spoon & fork untuk memindahkan makanan dari oval plate

ke piring makan Tamu di Meja Makan. Cara penyajiannya, sebagai berikut;

1. Makanan yang telah disiapkan diatas piring oval stainless steels atau diatas

gueridon/trolley yang dilengkapi dengan alat pengambil (service spoon&fork)

83

Tata Hidang 2

dan alat pemotong (carving knife) serta piring untuk hidangan panas atau

dingin dibawa oleh pramusaji dari dapur ke ruang makan.

2. Letakkan piring kosong yang panas atau dingin dimeja dihadapan tamu

sesuai hidangan yang dipesan dari arah kanan tamu dengan tangan kanan,

posisi kaki kanan agak maju kedepan, dan kerjakan sejalan searah jarum

jam.

3. Sebelum makanan disajikan kepada tamu yang lain, makanan tersebut perlu

dipresentasikan/ditunjukkan kepada tamu kehormatan atau tamu yang

mentraktir dengan tujuan agar hidangan tersebut dikagumi sebelum

dinikmati.

4. Pemindahan makanan dari piring oval ke piring tamu dilaksanakan dari sebelah

kiri tamu dengan mempergunakan sepasang sendok dan garpu besar

(service spoon & fork) yang dilakukan dengan tangan kanan dan bergerak

maju berlawanan dengan arah jarum jam.

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa membuat tabel perbedaan antara satu jenis pelayanan dengan

pelayanan lain, seperti contoh pada tabel VIII.1.

Tabal VIII.1 Perbedaan Jenis Pelayanan

No Perbedaan Jenis Pelayanan

American Russian French English

1 Karakteristik

2 Kelebihan

3 Kekurangan

4 Dst..........

2. Mahasiswa mempraktekkan berbagai jenis pelayanan makan dan minusecara

berkelompok.

84

Tata Hidang 2

BAB IX

PELAYANAN KAMAR (ROOM SERVICE)

9.1 Ruang Lingkup Room Service

Room service adalah sistem pelayanan terhadap tamu hotel yang mana

makanan dan minuman yang di pesan oleh tamu akan diantarkan dan dinikmati di

dalam kamar. Room service adalah pelayanan makanan atau minuman yang dipesan

oleh tamu dan dinikmati di dalam kamar baik di hotel maupun penginapan lainnya

seperti motel atau apartemen. Diseluruh hotel yang memiliki kamar suite, biasanya

pelayanan tersebut lebih dikenal dengan “suite service”. Suite room adalah salah satu

jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan

dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur.

Jenis-jenis penamaan kamar suite room yang ada di hotel, antara lain: Standard suite,

Deluxe suite, Suite superior, Family suite/room, Presidential suite, dan Penthouse.

Room service adalah satu bagian di bawah food & beverage service yang

mengelola penjualan makanan dan minuman yang diantar langsung ke kamar tamu

yang menginap di hotel. Letak atau area room service adalah dekat main kitchen

(dapur utama) dan dekat service bar. Jenis pelayanan room service biasanya

menggunakan Tray dan disebut Tray service, yaitu menyajikan makanan melalui

sebuah nampan (Baki) besar. Diatas nampan terdapat makanan dan minuman yang

telah di pesan, pelayanan jenis ini merupakan pelayanan informasi (tidak resmi). Di

hotel pelayanan ini disebut Room Service. Sedangkan untuk yang di luar Hotel adalah

pada pelayanan di pesawat terbang, rumah sakit, kafetaria, atau asrama. Makanan

dibawa ke tempat tamu dengan Tray/nampan atau Guerdon Troley. Makanan panas

maupun dingin harus tetap dihidangkan panas atau dingin, dan dihidangkan langsung

dengan memakai Tray (nampan). Adapun ciri-ciri room service sebagai berikut :

1. Biasanya terdapat di large hotel/medium hotel

2. Buka 24 jam

3. Biasanya lewat telepon

4. Mempunyai special menu dari room service

85

Tata Hidang 2

5. Letaknya berdekatan dengan kitchen area/bar area

6. Tidak ada direct dan tamu memesan makanan via telepon

7. Untuk memudahkan pemesanan biasanya memakai interphone jadi

8. pemesanannya langsung keluar dari kitchen/bar

9. Biasanya diantar dengan menggunakan rolling table/folding table/room service

electric card

Room service pada umumnya melayani pesanan tamu selama 24 jam sehari.

Harga makanan dan minuman biasanya lebih tinggi dari pada coffee shop atau

restoran. Dengan alasan pengantaran hidangan yang cukup jauh dari dapur (kitchen),

dan memerlukan waktu yang cukup lama yang dipergunakan oleh pramusaji. Perlu

diketahui, bahwa pada umumnya tamu yang memesan hidangan melalui room service

terdapat beberapa kemungkinan antara terdapat beberapa kemungkinan antara lain

tamu malas makan di restoran karena: sakit, tidak mempunyai waktu banyak, dan

malas bertemu dengan orang banyak.

9.2 Kerjasama Room Service dengan Departemen Lain

Opersional Room Service tidak dapat jalan dengan lancar apabila tidak

didukung dengan bagian lainnya, karena tidaklah mungkin segala sesuatu yang

berkaitan dengan Room Service dapat dikerjakan sendiri tanpa adanya kerjasama

dengan bagian lain. Adapun bagian-bagian yang bekerja sama dengan Room Service

adalah sebagai berikut:

1. Hausekeeping

Jika Room Service memerlukan bunga untuk hiasan Trolley, maka Room Service

menghubungi bagian Houskeeping Departement (Tata Graha), atau tamu

memerlukan linen yang bersih Room Service menghubungi bagian Laundry.

2. Front Office

Kerjasama antara Room Service dengan front Office adalah jika ada tamu yang

membayar hidangannya hanya dengan tanda tangan, maka Guest Billnya oleh

Room Service Cashier diberikan dengan segera ke Front Office, untuk ditagihkan

pada waktu tamu Check out. Begitu juga apabila ada tamu Vip, Front Office

86

Tata Hidang 2

memberi, informasi kepada bagian Room Service, bahwa ada tamu Vip yang

harus diberikan Compliment seperti Fruit Basket, bunga, dan lain-lain

3. Accounting

Kerjasama antara Room Service dengan Accounting, adalah mengenai

pembayaran tamu yang memesan hidangan melalui Room Service. Room Service

tidak menyimpan Guest Bill atau uang tunai, semua urusan mengenai keuangan

khususnya mengenai pembayaran tamu adalah Cashier.

4. Engineering

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kerjasama antara Room Service

dengan Engineering adalah apabila Room Service mempunyai kendala, misalnya

dengan air coundition-nya yang rusa, lampu yang mati, kursi atau trolley rusak,

dan lain-lain.

5. Steward

Kerjasama antara Room Service dengan Steward adalah mengenai penyediaan alat

saji atau makan yang dipergunakan untuk operasional sehari-hari untuk alat-alat

saji dan makan yang telah dipergunakan oleh tamu, maka Room Service

mengirimkan alat-alat tersebut ke bagian Steward, dan mengambil alat-alat yang

bersih

6. Pastry

Untuk keperluan pesanan roti dan kue untuk tamu, maka Room Service

menghubungi bagian Pastry untuk menyediakan pesanan tamu tersebut.

7. Store

Apabila persediaan hampir habis seperti Condiment (Chilli Sauce, Tabasco, Salt

& Pepper, Tomato Sauce), Kacang, Paper Tissue dan lain-lain, maka Room

Service menghubungi bagian Store (gudang).

8. Service Bar

Bagi tamu yang memesan minuman beralkohol, maka Room Service memesan

minuman tersebut pada bagian Service Bar. Service Bar tersebut berada diantara

Main Kitchen (Dapur Utama) dengan Room Area. Service Bar dalam

operasionalnya tidak melayani tamu secara langsung.

87

Tata Hidang 2

9.3 Menyiapkan Perlengkapan Pelayanan Room Service

Hampir semua hotel yang besar dan modern memilki satu kamar Pantry untuk

Departemen Room Service yang lokasinya dekat dengan Kitchen/dapur dan lift untuk

pelayanan. Pantry ini harus memilki peralatan yang lengkap karena melayani di

kamar dengan cepat dan effisien. Room Service Catering dapat mengirimkan apa saja

(segalanya) mulai dari barang-barang/perlengkapan khusus dan barang-

barang/perlengkapan tersebut tidak di kenal biaya (seperti tempat es dan macam-

macam gelas), minuman atau makanan ringan (snack ringan), sama ke makanan a’la

carte dengan wine. Perlengkapan yang tersedia untuk pelayanan di kamar biasanya

tertera pada menu khusus Room Service, tetapi di Hotel yang mewah seringkali tamu

ingin dilayani secara khusus dengan berbagai alasan.

Persediaan peralatan di pantry harus cukup untuk memastikan bahwa semua

order/pesanan dapat dilayani dengan cepat sekalipun pada saat sibuk. Beberapa hotel

ada yang bangga apabila dapat melayani Room Service kurang dari 30 menit sejak

order/pesanan diterima. Room Service Departemen dalam keadaan sibukpun tetap

memperlihatkan efisiensi pekerjaan dengan cara menganalisa tingkat hunian tamu

dan peristiwa yang istimewa (seperti pendelenggasian/pengalih tugasan harus

dilaksanakan pada hal-hal penting utamanya breakfast/sarapan pagi yang lebih awal

dan harus dikoordinasikan sehari sebelumnya. Perencanaan yang matang mutlak

diperlukan untuk mengantisipasi kekurangan tenaga kerja serta perhitungan jumlah

trays/nampan dan trolleys/kareta dorong yang disiapkan untuk pelayanan.

9.4 Menyiapkan Peralatan Room Service

Semua perusahaan yang sehat harus mempunyai standard peraturan dan

juklak berdasarkan pada standard Room Service. Pasti semua hal itu harus ditaati oleh

seluruh staf/pegawai. Beragam penataan alat untuk tray dan trolley diatur

berdasarkan pada pesanan yang akan diantar termasuk juga tambahan biaya untuk

pinjaman alat atau barang diluar daftar makanan dan minuman untuk Room Service.

Rincian penataan alat untuk Tray maupun Trolley sangat beragam pada tiap-tiap

perusahaan tetapi pada beberapa instansi ada kesamaan standar penataan untuk :

88

Tata Hidang 2

a. Nampan teh dan kopi

b. Termos es

c. Nampan sarapan pagi dan kereta dorong

d. Nampan makanan ringan

e. Nampan makan malam atau kereta dorong

f. Nampan champagne atau wine

g. Nampan keranjang buah

h. Mentega

i. Bumbu-bumbu tambahan

j. Keranjang roti

k. Kotak pemanas

9.5 Menerima Pesanan Room Service

Sebagian besar pesanan makanan dan minuman dilakukan melalui telepon.

Telepon adalah awal dari jalinan hubungan dengan seluruh staf Room Service yakin

dengan teknik bertelepon yang baik sangat penting untuk membuat kesan pertama

menjadi menyenangkan. Petugas yang menjawab telepon harus memiliki

pengetahuan yang baik tentang menu dan cara bertelepon yang professional. Dering

telepon harus dijawab secepatnya. Sebagai tolak ukur yang diterapkan pada hotel

bintang lima adalah tidak membiarkan telepon berbunyi lebih dari tiga kali sebelum

dijawab.Yang perlu diperhatikan adalah :

1. Cara mengawalinya dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam.

2. Memperkenalkan nama departemen dan diri sendiri.

3. Mengenali nama dapat memudahkan dalam pelayanan telepon.

Penggunaan nama tamu akan memberikan satu keuntungan untuk meyakinkan

bahwa barang pesanan yang diminta telah diantar pada orang yang tepat dan biaya

yang akurat sehingga tamu merasa dikenal dan dihargai.

Peralatan sistem telepon saat ini telah dilengkapi dengan penampilan nama dan

nomor kamar tamu, namun bila belum tersedia alat tersebut maka perlu dibuatkan

daftar tamu yang dapat dibawa-bawa dengan menggunakan kesempatan di Room

89

Tata Hidang 2

Service. Setelah memberi salam, kemudian meyakinkan kembali nama-nama

tamu tersebut.

4. Tuliskan pesanan tamu dengan hati-hati pada kertas pesanan saat berkomunikasi

dengan tamu. Jangan lupa untuk menuliskan juga nomor kamar yang sering

terlupakan.

5. Agar selalu diupayakan untuk meningkatkan penjualan dengan teknik penjualan

yang disarankan untuk meningkatkan nilai pesanan tamu.

6. Bersikaplah fleksibel dan sikap membantu jika permintaan tamu tidak ada dalam

daftar menu.

7. Mengulangi kembali pesanan tamu, dan tanyakan kembali bila ada hal-hal yang

kurang dimengerti.

8. Katakana kepada tamu berapa lama kira-kira waktu yang diperlukan untuk

mengantarkan pesanan. Tidak boleh lebih dari 30 menit.

9. Agar di cek kembali pesanan tamu termasuk nomor kamar yang ada pada kertas

pesanan yang termasuk waktu saat pesanan diterima.

10. Masukkan daftar pesanan dalam laporan penjualan dengan seksama.

11. Berikan pula pada petugas yang ditunjuk untuk menanganinya serta dikirimkan

pada departemen lain dan utamanya bagian dapur.

12. Tidak semua pesanan didapat melalui telepon, contohnya ; pesanan sarapan pagi

biasanya dibentuk dalam bentuk daftar pesanan yang digantung dan diisi oleh

tamu sebelum tidur untuk digantung pada pintu serta akan dikumpulkan oleh

petugas Room Service. Pesanan-pesanan tersebut harus di cek, ditanyakan

kembali bila ada kesalahan dan diantar dengan benar.

9.6 Menyiapkan Tray dan Trolley

Segera setelah kertas pesanan/order diberikan kepada seksi/bagian terkait,

mulailah menyiapkan Tray-tray atau Trolley-trolley yang telah di tata sesuai dengan

jumlah orang, peralatan makan dan minum serta makanan atau snack yang diminta.

Sudah seharusnya ada standar perusahaan untuk persiapan Tray atau Trolley bagi

90

Tata Hidang 2

masing-masing jenis waktu makan (sarapan, makan siang, makan malam) dan

menyiapkan untuk pemberian makanan gratis serta permintaan khusus.

Seluruh perlengkapan pelayanan tersebut harus diperiksa kembali untuk

meyakinkan bahwa semua dalam keadaan bersih dan berfungsi. Trolley-trolley harus

diperiksa kembali apakah dapat bergerak dengan baik. Seluruh persiapan penataan

alat makan harus diperiksa kembali untuk meyakinkan bahwa semuanya tampil

semenarik mungkin, seimbang dan aman. Yakinkan pula bahwa bumbu-bumbu

tambahan sudah termasuk dalam penataan tersebut.

9.7 Pengumpulan Order/Pesanan Tamu

Bila tray-tray atau trolley-trolley telah diperiksa kembali mengetahui bahwa

semua berada dalam keadaan layak pakai, juga peralatan makan dan minum (bila ada)

harus dikumpulkan secara seksama dalam keadaan bersih dan rapi juga dengan

tambahan bumbu lainnya. Perlengkapan makanan minum harus diperiksa secara

seksama sampai sekecilnya antara lain :

1. Temperatur makanan dan minuman

2. Ukuran porsi

3. Penampilan makanan sesuai dengan resep standarnya

4. Informasi mengenai Anggur termasuk tahun pembuatannya

5. Suhu makanan harus diperhitungkan sejak waktu makanan diambil dari dapur

sampai dengan waktu pengantaran makanan di depan tamu.

6. Penutup piring, pemanas makanan dan atau kotak pemanas harus digunakan agar

suhu makanan terjaga sebagai mana mestinya.

9.8 Pelayanan ke Kamar Tamu

Memasuki kamar tamu dan menghormati privasi tamu adalah hal yang

menjadi batasan penting saat memasuki kamar tamu. Hal tersebut bisa diterapkan

pada peraturan perusahaan sebagai salah satu aspek penting dalam pelayanan room

service, namun yang lumrah dilakukan adalah :

1. Melakukan ketukan secara perlahan.

91

Tata Hidang 2

2. Ketuklah pintu dengan sopan sambil mengucapkan room service dengan jelas dan

tegas, sekedar mengingatkan bahwa suara anda harus bisa terdengar dari balik

pintu yang tertutup.

3. Dengarkan jawaban dengan seksama, sikap menunggu diluar kamar atau

dilorong. Bila belum ada jawaban dari tamu, ketuk dan ucapkan kembali hingga

mendapatkan jawaban. Biarkan tamu yang membukakan pintunya atau anda

dipersilahkan masuk.

4. Saat anda masuk kamar, sapalah tamu dengan mengucapkan namanya ; selamat

pagi, nona tan, ini sarapan anda “ atau dengan kata-kata lain yang ramah untuk

suatu percakapan. Dilanjutkan dengan menggunakan nama kecil tamu diluar

ketentuan prosedur room service.

9.9 Penampilan Makanan dan Minuman Room Service

Tepatnya kapan dan dimana nampan/tray diletakkan atau perangkat makan

trolley diletakkan sangat beragam, tergantung pada kondisi dan situasi dari

perlengkapan yang akan digunakan itu sendiri, tata letak kamar, letak perabotan di

kamar serta permintaan dari tamunya sendiri. Namun pada beberapa perusahaan

terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi, bahwa hal tersebut harus dilakukan

berdasarkan pada permintaan tamu. meliputi;

1. Yakinkan kembali bahwa tray atau trolley ditempatkan pada tempat yang

diinginkan tamu.

2. Siapkan perlengkapan tanpa melupakan keamanan barang-barang tersebut.

Beritahu tamu bila ada beberapa peralatan yang bisa membahayakan tamu seperti

kotak pemanas atau pot kopi yang panas bila disentuh.

3. Tempatkan perabotan secara benar dan tepat.

4. Nyalakan lilin bila memungkinkan.

5. Jelaskan isi tray atau trolley.

6. Layani penyajian makanan dan minuman sesuai dengan peraturan perusahaan.

7. Tanyakan pada tamu kalau masih ada beberapa hal yang perlu dipesan lagi.

8. Serahkan kwitansi untuk ditanda tangani

92

Tata Hidang 2

9. Terangkan dengan jelas tata cara pembersihan peralatan. Sebagian tamu mungkin

akan menaruh tray atau trolley keluar kamar bila mereka telah selesai.

10. Ucapkan kata perpisahan dengan sopan dan tinggalkan kamar dengan tenang.

11. Adakan pengecekan barang bekas makanan pada lantai atau lorong luar kamar

dan angkat tray atau trolley yang mungkin telah ditaruh disana.

12. Kirimkan kwitansi yang telah ditanda tangani kepada kasir atau departemen yang

terkait sesuai peraturan perusahaan.

9.10 Pembersihan Ruangan-ruangan Room Service

Sebagai catatan, bahwa tray dan trolley akan selalu ditempatkan diluar kamar

tamu. Hal ini penting karena mereka ingin barang-barang kotor dan berantakan

tersebut segera dibersihkan yang ditinggalkan pada lantai atau lorong sehingga dapat

mengundang hal-hal buruk bagi perusahaan. Kerjasama yang baik dan jalur

komunikasi yang erat antara Housekeeping dan Room Service Departemen harus

dijaga baik sehingga barang-barang kotor yang ada dilantai atau lorong dapat segera

dibersihkan. Hal tersebut merupakan kombinasi antara sistem dan prosedur yang baik

bagi lingkungan kerjanya dan inisiatif dari masing-masing indivicu.

Pada beberapa perusahaan hanya terdapat sedikit perbedaan dalam prosedur

kerja, namun biasanya pada proses pengambilan pesanan tamu yang dicatat dalam

kertas atau lembaran daftar yang tersedia seperti :

1. Tanggal

2. Nomor kamar

3. Tray atau trolley yang akan digunakan (biasanya digunakan kode seperti T untuk

Trolley dan O untuk Tray)

4. Waktu pesanan di terima

5. Waktu pengiriman

6. Orang uang mengantarkan pesanan

7. Jam pengambilan kembali peralatan kotor

Petugas penerima pesanan Room Service adalah petugas yang bertanggung

jawab atas pengawasan prosedur pelayanan dilantai dan untuk memerintahkan staf

93

Tata Hidang 2

untuk membersihkan kamar atau lantai. Sebagai tambahan bahwa seharusnya setiap

lantai diperiksa kembali secara reguler paling tidak sejam sekali untuk memastikan

bahwa tray dan trolley bekas serta barang-barang lainnya harus segera diangat dan

bersihkan. Petugas Housekeeping harus memberitahu Room Service bila dan kapan

barang-barang bekas harus diangkat dari kamar-kamar dan lantai-lantai. Jadi

koordinasi yang erat antara Room Service dan Hausekeeping mutlak diperhatikan.

Bila kamar atau lantai telah dibersihkan dan barang bekas, petugas penerima pesanan

harus diinformasikan juga. Lantai harus dibersihkan dengan cepat dan tidak berisik,

tapi sementara itu juga petugas harus memastikan bahwa peralatan dan perlengkapan

diletakkan pada tempat yang aman, sehingga saat diangkat tidak tumpah atau pecah.

Makanan dan minuman yang tidak termakan, peralatan makan, tray dan trolley

sekaligus dibersihkan dari lantai dan dikembalikan ke Room Service dengan bantuan

lift pelayanan.

9.11 Pembersihan dan Penyimpanan

Tray dan trolley harus dibawa ke arena pencucian. Sisa-sisa makanan dibuang

dan peralatan pelayanan makanan harus dicuci. Tray dan trolley harus dicuci dan

ditiriskan di tempat aman dan bersih sesuai dengan peraturan perusahaan. Hal

tersebut juga termasuk prosedur untuk Tray bersih dan trolley yang telah bersih dan

kering harus diganti secara benar dengan trolley yang tidak dapat digunakan

diruangan Pantry Room Service. Persediaan seluruh peralatan harus dicek dengan

persediaan awal dan permintaan tambahan peralatan yang disesuaikan dengan

kebutuhan standar perusahaan.

9.12 Room service sequence

Secara garis besar tata cara pelayanan room service, mempunyai urutan

sebagai berikut;

1. menerima orderan

2. mengirim pesanan terhadap hotel

3. melakukan set up

94

Tata Hidang 2

4. Mengirim pesanan terhadap hotel

5. Service material dari room service seperti: (Untuk plate:harus ditutup dengan

menggunakan food cover dan dikasi plate di atasnya dan di tengah-tengah

plate biasanya terdapat napkin yang diatasnya diberikan fork,knife,spoon)

a B&B plate l Tea Saucer

b Dinner Plate m Milk Jug

c Dessert Plate n Menash

d Dinner Knife o Sugar Bowl

e Dessert Knife p Collins Glass

f B&B Knife q Water Goblet

g Dinner Fiork r Table Cloth

h Dessert Fork s Tea Saucer

i Tea Cup t Milk Jug

j Tea Pot u Menash

k B&B plate

SOAL LATIHAN

Mahasiswa melakukan praktek pelayanan makan dan minum di kamar (Room

Service), meliputi tiga proses, yakni;

a. Persiapan pelayanan room service.

b. Proses pelayanan room service.

c. Pasca pelayanan room service.

95

Tata Hidang 2

BAB X

PENGETAHUAN BAQUET

10.1 Pengertian Banquet

Banquet adalah pesta perjamuan untuk suatu perayaan khusus, disertai dengan

acara makan dan minum bersama pada suatu tempat yang telah dibentuk sedemikian

rupa yang disebut banc. Banquet sering digunakan di hotel-hotel, karena hotel

memiliki kapasitas tempat yang memadai serta perlengkapan dan peralatan makan

yang lengkap. Cara penghidangan dalam suatu banquet pada umumnya

menggunakan Buffet Service, American service atau Rusian Service tetapi cara

penghidangan ini dapat berubah sesuai dengan permintaan pemesan.

Banquet Service biasanya mencakup present menu dengan penataan ruang

yang mendukung. Sebagai contoh apabila menu yang disusun berupa sup, salad,

hidangan utama, hidangan penutup, serta teh atau kopi, penataan tempatnya harus

memiliki sendok sup, garpu untuk salad, sebuah dinner fork dan dinner spoon untuk

hidangan utama ditambah dengan dinner knife untuk meat, serta perlengkapan untuk

hidangan penutup, tea/coffee spoon.

Peraturan pelayanan (rules of service-etiket) yang berlaku selama banquet

sebagaimana pada pelaynaan a’la cart, kecuali bahwa para pramusaji jarang terlibat

dalam percakapan dengan para tamu. Apabila dibuat meja utama dalam banquet,

meja tersebut harus dilayani terlebih dahulu, dan staf yang melayani meja tersebut

harus lebih baik dari rata-rata.

10.2 Jenis-Jenis Banquet

Terdapat dua jenis Banquet yang pembagiannnya didasarkan atas tujuan

diadakannya Banqueting tersebut, pembagian tersebut yaitu :

1. Jamuan makan resmi (Formal Meals)

Jamuan makan resmi dibagi menjadi dua bagian yaitu Jamuan makan resmi

yang bersifat professional, dan jamuan makan resmi yang bersiat kenegaraan.

Jamuan makan resmi yang bersifat formil yaitu, suatu jamuan makan yang

diselenggarakan untuk kegiatan yang bersifat formil dan bersifat profesional,

96

Tata Hidang 2

misalnya perjamuan makan siang atau makan malam untuk kegiatan meeting

pada sebuah perusahaan atau organisasi. Jamuan makan kenegaraan yaitu suatu

jamuan yang bersifat lebih resmi dan lebih formil dari jamuan yang bersifat

profesional, sehingga diperlukan pengaturan dan persiapan yang lebih matang.

Contoh kegiatan perjamuan untuk jamuan tersebut yaitu, weeding party,

birthday party, syukuran, Dance party dan acara resmi lainnya.

2. Resepsi Buffet (Buffet reception)

Resepsi Buffet atau Buffet Reception yaitu jenis perjamuan pada banquet

Service yang lebih diutamakan pada pelaksanaan acara makan dengan

menggunakan Buffet service. Buffet service yaitu suatu jenis pelayanan makan

dimana seluruh makanan disusun dalam satu meja makan. Buffet dan penataan

makanan di meja dapat bervariasi dari yang sangat sederhana, seperti soup dan

salad, hingga buffet yang variatif.

10.3 Keuntungan Banquet service

Sebagai tambahan pelayanan ala carte, banquet service dapat sangat

menguntungkan pada beberapa dimensi yang berbeda. Beberapa keuntungan

Banquet serice adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan lebih cepat, sehingga pramusaji dapat melayani dengan efisien

hampir dua kali jumlah tamu bila dibandingkan dengan pelayanan alacarte

pada plate service.

2. Semua peralatan makan dan peralatan lainya dapat dipersiapkan lebih awal.

3. Jumlah personil/waiter dapat diprediksi.

4. Menu dapat disusun lebih awal

5. Penjualan banquet dapat dikatakan penjulan bertambah (plus sales) dan sangat

menguntungkan, karena presentasi biaya makanan (food cost percentage)

biasanya lebih rendah dalam banquet service karena mudah dihitung terlebih

dahulu, dan sisa dari kelebihan produksi lebih minim.

97

Tata Hidang 2

6. Personel dapur biasanya mendapatkan keuntungan dari tambahan penjualan

banquet. Apabila dapur komersil tidak didesain dengan tepat atau tidak ada

dapur untuk banquet.

7. Peralatan biasanya menjadi lebih sering digunakan secara berlebihan untuk

menyiapakan banquet.

10.4 Fasilitas Baquet Service

Fasilitas yang tersedia di Banquet Outlet, sebagai berikut :

1. Meeting Room

Meeting Room yaitu suatu ruangan yang dipakai untuk kegiatan rapat, dua tipe

meeting room yang tersedia yaitu Large Meeting dengan kapasitas 200 pax dan

Small Meeting Room, dengan kapasitas 30 pak.

2. Lobby

Lobby yaitu suatu ruangan yang dipergunakan untuk transit tamu sebelum

memasuki kamar utama,

3. Karaoke

Karaoke adalah salah satu bentuk entertainment yang diberikan kepada tamu,

dengan fasilitas seperangkat alat karaoke yang dapat dipergunakan oleh tamu.

10.5 Peralatan dan perlengkapan Banquet Service

Peralatan dan perlengkapan makan dan minum dalam jumlah memadai akan

sangat menunjang kelancaran suatu pelayanan makan yang diberikan kepada tamu.

Peralatan yang disediakan di Banquet Outlet dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu

peralatan umum dan peralatan khusus. Peralatan umum adalah peralatan yang

dipergunakan untuk acara jamuan makan, meliputi chinaware, silver ware, glass

ware, linen, dan holloware, sedangkan peralatan khusus adalah peralatan yang

dipergunakan untuk menunjang kegiatan perjamuan termasuk rapat/meeting di

banguet outlet. Peralatan khsus, meliputi; Sound System, Microphone, Screen untuk

OHP, Projektor Film, Infokus, White board, Flip Cart, Eraser, Board Maker, dan

Stationari (Block Note and ballpoint)

98

Tata Hidang 2

10.6 Penataan Ruangan dan Pengaturan Pengaturan Meja Banquet

Pada umumnya penataan ruangan untuk acara Baquet terdiri dari :

1. Meja tamu (guest Table’s)

2. Meja khusus untuk menyajikan makanan dan minuman.

3. Dekorasi

4. Menata meja untuk acara banquet

Sedangkan penataan atau pengaturan meja dapat dilakukan dengan meja

berukuran standart yang banyak tersedia di meubel. Bentuk-bentuk meja yang dapat

dieprgunakan untuk acara banquet service yaitu menjadi empat persegi panjang, meja

bulat, bujur sangkar, oval, berlekuk. Ketika meja digunakan sebagai meja panjang,

meja tersebut harus diberi tirai. Meja yang digunakan untuk makanan, diskusi,

konferensi, dan lainnya tidak perlu diberi tirai, akan tetapi alas meja harus

menggantung minimum 10 inci dari sisi meja. Alas meja untuk banquet besar dapat

ditetapkan di atas panggung yang ditinggikan. Hal tersebut akan memberikan

sentuhan pada ruangan yang monoton dan membuat para tamu yang berada di

belakang ruangan dapat melihat dengan lebih baik kepada meja utama dan pembicara.

Untuk keperluan konferensi atau pertemuan, meja harus ditata dengan gelas air dan

tempat air juga asbak dan korek api.

Jumlah pegawai yang bertugas untuk melayani suatu pertemuan akan

ditentukan oleh jumlah Water Goblet dan jumlah yang harus ditata. Untuk fungsi

yang besar, meja dengan air dan makanan ringan lainnya dapat ditata pada suatu

lokasi strategis di sekitar ruangan. Seperti penyiapan ruang makan, harus terdapat

ruang gerak minum dua kaki atau 24 inci dengan 15 inci, bagi setiap orang untuk

fungsi apapun, dan ruang antara bagian 2 kursi juga tidak boleh kurang dari dua kaki.

Untuk mengatur tata letak meja Banquet beberapa faktor yang harus diperhatikan

antara lain :

1. Jenis atau tema banquet

2. keinginan dari pihak penyelenggara atau tamu

3. Bentuk dan ukuran dari ruangan yang akan digunakan

4. jumlah tamu yang akan menghadiri pesta tersebut

99

Tata Hidang 2

5. Bentuk meja yang tersedia.

Di dalam mengatur tata letak ini, harus juga diperhatikan beberapa hal, antara

lain:

1. Lebar meja

2. 2 luas minimal ruangan antar 2 meja minimal 2 meter

3. jarak antara dinding ruangan banquet dengan kursi kurang lebih 1 meter, agar

pramusaji tidak terganggu pada saat melayani

10.7 Bentuk Lay Out Banquet

Bentuk lay out, yang digunakan di banquet, diantaranya; Teater Style, Class

Room, U-Shape, V-Shape, Double V-Shape, Square Style, dan Tripple U-Shape.

10.8 Hubungan Banquet Dengan Department Lain

1. Front Office Department

Front Office department bertugas menginformasikan jumlah tamu yang chek

in, sekaligus memberitahukan penambahan tamu pada saat meeting

2. Accounting Department

Accounting Department bertugas menangani keuangan di hotel atau di Banquet

yang terbagi menjadi 3 bagian;

a. Purchasing adalah suatu bagian yang membeli seluruh kebutuhan banquet

sendiri

b. Receiving bertugas menangani pembayaran hutang dari pihak banquet

maupun dari pihak hotel keluar.

c. Stooring, yaitu bagian yang bertugas menyimpan barang kebutuhan hotel

dan banquet marketing. Marketing yaitu bagian yang mempromosikan dan

menjual semua produk yang ada di hotel maupun banquet.

100

Tata Hidang 2

3. Housee Keeping

Housekeeping bertugas memberitahukan keadaan tamu dan memberikan

informasi kamar mana yang harus didekorasi dan membersihkan area yang

terdapat di banquet.

4. Engginering

Enggineering yaitu bagian yang bertugas memperbaiki dan mengatur barang-

barang elektronik yang berada di ruangan meeting supaya meeting berjalan

dengan lancar dan jauh dari hal-hal yang tidak diinginkan

5. Kitchen

Kitchen yaitu bagian yang bertugas membuat makanan dan minuman baik itu

dari tamu banquet, restaurant atau tamu kamar.

6. Bar

Bar bertugas menjual minuman beralkohol maupun minuman non alcohol ikut

berperan pada saat coffee break di banquet.

7. Steward.

Steward yaitu bagian yang bertugas atas penyimpanan peralatan, pemeliharaan

dan mengurus distribusi peralatan baik F&B. Produk, F&B. Service maupun

banquet.

8. Pantry

Pantry adalah bagian yang mengelola makanan ringan atau snack yang dipesan

oleh tamu banquet, yang sudah rutin dilakukan pada saat coffee break.

9. Art.

Art yaitu bagian yang bertanggung jawab atas dekorasi ruangan meeting pada

saat ruangan meeting akan dipergunakan untuk penyelenggaraan acara.

10.9 Schedule Banquet / Pembagian shift kerja di Banquet Outlet

Pembagian shift kerja di banquet secara umum, melliputi;

1. Morning Shift : 07.00 - 15.00 WIB

2. Midlle Shift : 10.00 - 18.00 WIB; 13.00 - 21.00 WIB

3. Afternoon Shift : 15.00 - 23.00 WIB

101

Tata Hidang 2

4. Night shift : 23.00 - 07.00 WIB

10.10 Banquet Job Description

1. Mengecek seluruh area banquet baik masalah kekurangan peralatan maupun

kebersihannnya.

2. Dusting table banquet area.

3. Sweeping banguet area

4. Table set-up equipment meeting

5. Seeting coffe break untuk meeting atau gathering

6. Prepare untuk coffe break

7. Handle tamu meeting.

8. Puring ice water meeting

9. Handle coffe break termasuk clear-up

10. Handle afternoon tea apabila ada tamu rombongan atau pada saat week end

11. General Cleaning yang biasa dilakuakn apabila keadaan hotel sedang sepi.

SOAL LATIHAN

1. Mahasiswa secara berkelompok melakukan pengamatan pelayanan banquet di

restoran.

2. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil pengamatan sistem layanan

banquet dari beberapa restoran yang berbeda.

3. Mahasiswa membuat analisa dari perbedaan berbagai sistem layanan banquet yang

ada di industri restoran.

102

Tata Hidang 2

DAFTAR PUSTAKA

Prihastuti Ekawatiningsih, dkk, Restoran Jilid 2 untuk Sekolah Menengah

Kejuruan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Deaprtemen

Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008

Raymond.J. Goodman, Jr. Food and Beverage, Food and Beverage Management,

Erlangga, Jakarta, 2010.

Richard Komar, Hotel management, PT. Gramedia Grasindo, Jakarta, 2014.

Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Gramedia, Jakarta, 2001.

I Gede A Mertayasa, Food and Beverage Service Operational, Andi Ofset,

Yogyakarta, 2012.

Emdar Sugiarto, Ir. BA, Pengantar Akomodasi dan Restoran, PT Gramedia Pustaka

Umum, Jakarta, 1996.

Sukresno, INR. Pendit, Petunjuk Praktek Pramusaji, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2004.

Haryindah, Mengatur Meja Makan, PT Bina Imu, Surabaya, 1976.

Marsum WA, Restoran dan Segala Permaslahannya, Yogyakarta 2002.

Instalasi Boga, Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan (PPPGK),

Pelayanan Makanan dan Minuman di Restoran, Jakarta, 2000.

1

Biodata Penulis

BIODATA

PROGRAM INSENTIF BAHAN AJAR DAN PEDOMAN PEMBELJARAN

TAHUN 2016

A. Informasi Pribadi

Nama : Ani Wijayanti, S.E., M.MPar

NIDN : 0503057802

Program Studi : Perhotelan

Perguruan Tinggi : Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta

Masa kerja : 8 (delapan) Tahun

Alamat Korespondensi : Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, gamping, Sleman,

Yogyakarta, 55294.

Handphone : 081804112254

Email : [email protected]

B. Riwayat Pnendidikan

Pendidikan Tahun Lulus Perguruan Tinggi Bidang Spesialisasi

S-1 2006 STIE “API” Yogyakarta Manajemen

Pariwisata

S-2 2011 STIEPARI Semarang Manajemen

Pariwisata

S-3 Masih Study Universitas Gadjah Mada Kajian Pariwisata

2

Biodata Penulis

C. Nama Mata Kuliah yang Diasuh

No. Nama Mata Kuliah Strata

1 Tata Hidang 1 Diploma 3

2 Tata Hidang 2 Diploma 3

3 Manajemen Hotel Diploma 3

4 Pengantar Akomodasi dan Restoran Diploma 3

5 Metodologi Penelitian Diploma 3

D. Pengalaman Penelitian 5 (Lima) Tahun Trakhir

No Tahun Topik/Judul Penelitian Sumber Dana

1 2011 Pengelolaam Edotel Mandiri

2 2012 Minat Kunjungan Wisata di Taman

Tirta Arta, Yogyakarta.

Mandiri

3 2013 Pengembangan Desa Wisata Brayut,

Sleman, Yogyakarta

DIKTI

4 2014 Stratgei Pengembangan Infrastruktur

desa Senuko, Godean, Yogyakarta.

DIKTI

5 2015 Pengembangan wisata di kawasan

Wisata Pantai Selatan Jawa

Pemda Bantul

3

Biodata Penulis

E. Pengalaman Publikasi di Berkala Ilmiah 5 (Lima) Tahun Terakhir

No Nama

Penulis

Tahun

Terbit

Judul Artikel Nama

berkala

Volume

dan

Halaman

Status

Akreditasi

1 Ani

Wijayanti

2011 Edotel Management

In Preparation For

Tourism Past Master

Proceeding

ISSIT,

Yogyakarta

Hal C-40 Tidak

Terakreditasi

2 Ani

Wijayanti

2012 Pengaruh

Lingkungan Internal

Dan Eksternal

Terhadap Minat

Kunjungan

Wisatawan Melalui

Daya Tarik Wisata

Taman Tirta Arta Di

Kabupaten Sleman

Yogyakarta

Jurnal

Khasanah

Ilmu

Vol III,

No.I, Hal

29

Tidak

Terakreditasi

3 Ika Arista

Suzanti,

Ani

Wijayanti

Strategi

pengembangan

Salsa Cafe Dan

Bistro Di Hotel

Kumbokarno

Yogyakarta

Jurnal

Khasanah

Ilmu

Vol III,

N.02, Hal

99.

Tidak

Terakreditasi

4 Ani

Wijayanti

2012 Culture-Based

Tourism

Development In

Supporting

Entrepreneurship At

Brayut village,

Yogyakarta

Indonesia

Proceeding

Seminar

International

AITTEI,

Kuala

Lumpur

Malaysia

Tidak

Terakreditasi

5 Ani

Wijayanti

2013 Strategy Of

Infrastructure

Development Of

Senuko Village As

Pilgrimage

Tourisme In

Godean, Sleman

Yogyakarta

Proceeding

ISSIT,

Jakarta.

Hal C.1 Tidak

Terakreditasi

Eri

Mulyono,

Ani

2013 Peranan Banquet

Event Order dalam

meningkatan Jumlah

Jurnal

Khasanh

Ilmu

Vol IV,

No.2, Hal

37

Tidak

Terakreditasi

4

Biodata Penulis

F. Pengalaman Penerbitan Buku 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

No. Nama Judul Buku Tahun Penerbit ISBN

Wijayanti,

Yulianto

Tamu pada Banquet

Section di

Yogyakarta.

6 Ani

Wijayanti

2014 Studi

Fenomenologis Live

In Desa Wisata

(Studi Kasus

Mahasiswa BSI

Yogyakarta)

Jurnal

Khasanah

Ilmu

Vol V,

No.1,

Hal.9

Tidak

Terakreditasi

7 Heri

Setyawan,

Ani

Wijayanti

2014 Standar

Operasioanal

Reservation Section

Di Cakra Kusuma

Hotel Yogyakarta

Jurnal

Khasanah

Ilmu

Vol V,

No.2, Hal.

25

Tidak

Terakreditasi

8 Ani

Wijayanti

2016 Analysis of

Education Tourism

Experience Level

Through Tourism

Activity Variation in

Taman Pintar

Yogyakarta

Proceeding

AITTEI,

Phuket,

Thailand

Tidak

Terakreditasi

9 Ani

Wijayanti

2016 Analysis of The

Four Pillars of

Tourism

Development

Planning in The

Tourism Areas of

Kretek, Bantul,

Yogyakarta,

Indonesia

Proceeding

ATF (Asian

Tourism

Forum),

Bandung

Tidak

Terakreditasi

5

Biodata Penulis

G. Penghargaan sebagai Dosen yang Pernah Diraih dan/atau Undangan sebagai Dosen

Tamu 5 (Lima) Tahun Terakhir yang harus dibuktikan dengan dokumen penukung

(salinan undangan dan/taua sertifikat)

No. Nama Pemberi Penghargaan/Pengundang Tahun

1 Badan pengawasan Kawasan Sabang.

Nara Sumber Seminar “Pelayanan bagi pelaku Usaha

Perhotelan dan Restoran di Kota Sabang”

2014

2 Mitra Praja Utama

Bimtek Kepariwisataan “Strategi pengembangan

Destinasi Wisata untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat” bagi Kabid Dinas

Pariwisata Kalimantan Timur.

2013

Yogyakarta, 17 Mei 2016

(Ani WIjayanti, S.E., M.MPar)

PEDOMAN PEMBELAJARAN

TATA HIDANG 2

AKPAR BSI YOGYAKARTA

2016

AKADEMI PARIWISATA BSI YOGYAKARTA Ani Wijayanti, S.E., M.MPar

1

Pedoman Pembelajaran TH 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Perkembangan dunia pariwisata pada umumnya dan industri perhotelan

pada khususnya, membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar.

Sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dibidang perhotelan sangat

dibutuhkan dalam industri tersebut. Kompetensi dibidang pelayanna makanan dan

minuman, merupakan salah satu kompetensi yang dibutuhkan dalam operasional

di restoran, baik di dalam maupun di luar hotel.

Sejalan dengan itu akademi pariwisata BSI Yogyakarta mempunyai tekad

menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang

pelayanan makan dan minum.

Di dalam buku ini diberikan beberapa contoh pelaksanaan pelayanan

makan dan minum di restoran. Dalam hal ini dosen pengampu mata kuliah bisa

melakukan pengembangan sendiri dalam proses pembelajaran sesuai dengan

situasi dan kondisi setempat.

I.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas),

2. Undang-undang no 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

3. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan tinggi

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan,

5. Undang-undang No 13/2003 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 1910, yang

memuat pengertian kompetensi.

6. Peraturan menteri Riset, tekonologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 13 tahun

2015, tentang Rencana Strategis kementrian Riset Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi Tahun 2015-2019.

7. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun

2015, tentang Standar Nasional pendidikan Tinggi.

2

Pedoman Pembelajaran TH 2

BAB II

PEDOMAN PEMBELAJARAN

II.1 DENTITAS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah : Tata Hidang 2 (TH 2)

Kode Mata Kuliah : 018

Jumlah SKS : 4 SKS

Semester : II

Kelompok Mata Kuliah : MKK (Mata Kuliah Keterampilan)

Program Studi/Jurusan : Perhotelan

Dosen Pengampu : Ani Wijayanti, S.E., M.MPar

II.2 TUJUAN PEMBELAJARAN

Secara umum pembelajaran Tata Hidang 2 mempunyai tujuan memberikan

keterampilan bagi mahasiswa dalam bidang pelayanan makan dan minum.

Pembelajaran Tata Hidang ini bertujuan menghasilkan mahasiswa yang

mempunyai kompetensi di bidang pelayanan makan dan minum, meliputi

kemampuan mengenali, penggunaannya, sampai dengan teknik pelayanan.

Kompetensi yang dimiliki diharapkan mampu membekali mahasiswa yang akan

bekerja di industri perhotelan, sehingga mampu melaksanakan pekerjaannya

secara profesional. Tujuan pembelajaran Tata Hidang 2, diuraikan secara lebih

rinci dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan

Ke

Materi Ajar Tujuan

I Pengenalan

Peralatan Tata

Hidang 1

Mahasiswa mampu mengidentifikasi

berbagai jenis peralatan Tata Hidang

II Pengenalan

Peralatan Tata Hidang 2

Mahasiswa mampu menggunakan

peralatan dengan benar sesuai fungsi dan kegunaannya.

III Pembersihan

Peralatan

Mahasiswa mampu melakukan proses

pembersihan alat baik secara manual

maupun menggunakan mesin.

IV Melipat Napkin Mahasiswa mampu melipat napkin

3

Pedoman Pembelajaran TH 2

menjadi berbagai jenis bentuk lipatan.

V Prinsip Dasar

Menata Meja

Mahasiswa mempunyai kompetensi dasar

dalam proses penataan meja.

VI Menata Meja Basic

dan standar

Mahasiswa mampu menata meja basic dan

standar.

VII Menata Meja

Elaborate

Mahasiswa mampu melakukan table set up

elaborate.

VIII UTS (Ujian Tengah Semester)

IX Persiapan Pelayanan Mahasiswa mampu melakukan persiapan

yang baik meliputi persiapan diri dan

persiapan dalam pelayanan

X Prosedur Umum

Pelayanan

Mahasiswa mampu melakukan teknik-

teknik pelayanan yang benar

XI Jenis-jenis

Pelayanan Umum di

Restoran

Mahasiswa mempunyai pemahaman

mengenai jenis-jenis pelayanan secara

umum yang ada di restoran.

XII Jenis-jenis

Pelayanan Lainnya.

Mahasiswa mempunyai pemahaman

mengenai jenis-jenis pelayanan makan-

minum lainnya

XIII Pelayanan Kamar

(room service)

Mahasiswa mampu melakukan pelayanan

makan dan minum di kamar tamu

XIV Pengetahuan

Banquet 1

mahasiswa memahami tentang ruang

lingkup Banquet

XV Pengetahuan

Banquet 2

Mahasiswa memahami tentang sistem

kerja di Banquet dan mampu

melaksanakan pelayanan Banquet sistem.

XVI UAS (Ujian Akhir Semester)

II.3 DESKRIPSI MATA KULIAH

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon

karyawan di industri perhotelan adalah keterampilan yang berkaitan dengan Tata

Hidang. Keterampilan ini harus dikuasai oleh mahasiswa perhotelan dalam

pelayanan di restoran, maupun bagi mahasiswa yang ingin berwiraswasta di

bidang tata boga. Pelayanan di restoran sangat penting, karena restoran sendiri

merupakan penghasil income terbesar kedua setelah penjualan kamar hotel.

Secara substansi, mata kuliah Tata Hidang 2 merupakan materi

pembelajaran dalam rangka peningkatan keterampilan mahasiswa dalam bidang

pelayanan makanan dan minuman. Melalui pembelajaran Tata Hidang diharapkan

mahasiswa mempunyai pengetahuan akan berbagai peralatan yang digunakan

dalam pelayanan Tata Hidang, sekaligus melakukan proses perawatan terhadap

4

Pedoman Pembelajaran TH 2

peralatan makan-minum sesuai dengan standar dalam industri perhotelan. Lebih

lanjut materi ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dalam penataan meja,

melipat napkin, berbagai jenis pelayanan di restoran, pelayanan kamar, dan

pengetahuan banquet. Selain keterampilan hard skill, materi ini juga bertujuan

untuk memberikan keterampilan soft skill bagi mahasiswa. Keterampilan soft skill,

memberikan kemampuan bagi para mahasiswa untuk memecahkan masalah

pekerjaan berdasarkan pemikiran logis dan inovatif, secara mandiri baik dalam

pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya. Mata kuliah ini sangat

dibutuhkan guna memberikan keterampilan bagi mahasiswa, serta percaya diri

dalam melaksanakan pekerjaannya di industri perhotelan.

11.4 MATERI AJAR

Materi pembelajaran dalam mata kuliah Tata Hidang 2, merupakan

kelanjutan dari mata kuliah Tata Hidang 1. Adapun cakupan materi yang

disampaikan meliputi pengenalan peralatan sampai dengan cara penggunaan

dalam pelayanan makan dan minum. Materi Tata Hidang 2 diuraikan secara

lengkap pada modul Tata Hidang 2, sebagai berikut;

1. Pengenalan Peralatan

Pokok bahasan yang disampaikan meliputi pengenalan berbagai jenis

peralatan restoran, berupa furniture, table ware, linen, dan peralatan

pendukung lainnya. Selain melakukan identifikasi berbagai perlatan restoran,

mengetahui fungsi dan kegunaannya juga merupakan pokok bahasan yang

diuraikan dalam materi ini.

2. Pembersihan Peralatan.

Pokok bahasan yang disampaikan dalam materi ini adalah teknik melakukan

perawatan berbagai peralatan Tata Hidang, meliputi pencucian baik secara

manual maupun menggunakan mesin serta teknik melakukan polishing yang

baik dan benar.

3. Melipat Napkin.

Pada bagian ini dibahas berbagai teknik melipat napkin, sehingga

menghasikan berbagai jenis lipatan yang cantik untuk digunakan sebagai

5

Pedoman Pembelajaran TH 2

hiasan meta tamu. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mencipatkan

kreasi lipatannya sendiri.

4. Menata Meja

Pokok bahasan yang disampaikan dalam materi ini pemahaman teknik dasar

menata meja, serta berbagai teknik menata meja di restoran, meliputi; teknik

menata meja basic, standar, dan elaborate.

5. Pelayanan Makan dan Minum

Pokok bahasan yang disampaikan dalam materi ini adalah segala sesuatu yang

terkait dengan proses pelayanan makan dan minum, dimulai dari persiapan

sampai dengan teknik pelayanan yang baik dan benar. Pelayanan yang

menjadi pokok bahasan tidak hanya pelayanan di restoran, tetapi juga

pelayanan makan dan minum di kamar tamu.

6. Pengetahuan Banquet

Pokok bahasan yang disampaikan dalam materi ini adalah berbagai aktivitas

yang terkait dengan pelayanan Banquet. Sebagaimana diketahui, bahwa hotel

sering menyelenggarakan berbagai event, sehingga aktivitas Banquet menjadi

bagian yang sangat penting.

Materi ajar tersebut disampaikan dalam 14 kali pertemuan, dimana

pertemuan ke 8 dan ke 14 adalah UTS dan UAS. Bab dalam bahan ajar ada yang

disampaikan dalam satu kali pertemuan ada juga yang disampaikan dalam dua

kali pertemuan, hal tersebut disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman materi

yang ada.

II.5 FUNGSI

Fungsi pembelajaran Tata Hidang 2 adalah memberikan kompetensi bagi

mahasiswa, meliputi;

1. Mengenali berbagai jenis peralatan tata hidang,

2. Memilih dan melakukan teknik pembersihan dan perawatan peralatan tata

hidang,

3. Mempunyai kemampuan membuat berbagai jenis lipatan napkin,

4. Mempunyai kemampuan melakukan teknik menata meja di restoran,

5. Mempunyai kemampuan teknik dan prosedur pelayanan di restoran.

6

Pedoman Pembelajaran TH 2

II.6 KONSEP TATA HIDANG

Tata hidang merupakan tata cara memberikan pelayanan makan dan

minum yang baik dan benar kepada tamu atau konsumen. Beberapa aspek

pelayanan makan dan minum yang disajikan dalam mata kuliah Tata Hidang 2

meliputi;

1. Pengenalan berbagai jenis peralatan tata hidang,

2. Pemilihan teknik pembersihan dan perawatan peralatan tata hidang,

3. Kemampuan membuat berbagai jenis lipatan napkin,

4. Kemampuan melakukan teknik menata meja di restoran,

5. Pemilihan teknik dan prosedur pelayanan di restoran.

Untuk memperoleh kompetensi di bidang pelayanan makan dan minum,

maka dilakukan metode pembelajaran student center learning, dimana mahasiswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan kompetensi sesuai

yang diharapkan.

11.7 RUANGLINGKUP

Ruang lingkup mata kuliah Tata Hidang 2 meliputi dua bagian, yakni

keterampilan hard skill dan keterampilan soft skill, sebagai berikut;

1. Keterampilan hard skill

Keterampilan hard skill dalam pelayanan makan dan minum meliputi berbagai

jenis keterampilan teknis, yang meliputi pengenalan berbagai peralatan yang

digunakan dalam pelayanan, teknik merawat peralatan, teknik melipat napkin,

teknik menata meja, serta teknik pelayanan sesuai dengan standar dalam

industri perhotelan. Keterampilan hard skill sangat dibutuhkan dalam

mendukung kelancaran operasional sebuah restoran. Keterampilan hard skill

terbentuk melalui pembelajaran Tata Hidang yang dilaksanakan di kelas dan

laboratorium perhotelan.

2. Keterampilan soft skill

Dalam pelayanan makan dan minum, keterampilan hard skill saja tidak cukup

dalam menghasilkan pelayanan yang mampu memberikan kepuasan kepada

konsumen dan menciptakan pelanggan yang loyal. Mahasiswa harus

7

Pedoman Pembelajaran TH 2

mempunyai kemampuan melakukan pelayanan prima untuk melengkapi

keterampilan hard skill. Kemampuan dalam pelayanan prima diperoleh

melalui analisis pelayanan di restoran sebagai study kasus. Kemampuan

melakukan pelayanan prima tidak bisa dipelajari secara singkat, tetapi melalui

proses pembelajaran dan pengalaman di lapangan. Mahasiswa diharapkan

mampu melakukan proses pelayanan dengan hati.

II.8 METODE PEMBELAJARAN

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dalam rangka

menghasilkan mahasiswa yang kompeten dan berdaya saing di bidang pelayanan

makan dan minum, maka dikembangkan metode pembelajaran berbasis Student

center learning. Metode tersebut dilakukan dengan beberapa cara, yakni;

1. Metode ceramah dan diskusi.

Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi kepada mahasiswa

untuk memberikan penjelasan dan pemahaman dengan cara lisan. Metode

pembelajaran ini bisa dilakukan di kelas maupun di laboratorium perhotelan,

namun pada umumnya lebih banyak dilakukan di kelas. Metode ceramah

dilengkapi dengan audio visual, guna memudahkan pemahaman bagi

mahasiswa dan menghindari kesalahan persepsi dalam pemahaman materi

yang disampikan oleh dosen pengampu. Beberapa video terkait materi tata

hidang dibuat dan disipakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran

ceramah.

Dalam metode ini terjadi komunikasi dua arah, dimana mahasiswa ikut

terlibat langsung melalui forum diskusi antara dosen dengan mahasiswa dan

antar mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa diberi kesempatan seluas-luasnya

untuk bertanya dalam sesi ceramah dan diskusi, sehingga mahasiswa terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Metode ini dilaksanakan guna menyiapkan dan membekali mahasiswa

sebelum memasuki tahap selanjutnya yakni praktek laboratorium yang

dilaksanakan dengan cara role play.

8

Pedoman Pembelajaran TH 2

2. Metode Demontrasi

Dalam metode ini dosen melakukan demonstrasi mengenai suatu kegiatan

dengan tujuan memberikan contoh bagi mahasiswa, sebelum mereka

melaksanakan aktivitas role play.

3. Metode Role Play

Metode ini dilaksanakan di laboratoium perhotelan dalam hal ini di lab

restoran. Mahasiswa melaksanakan beberapa praktek sesuai dengan materi

perkuliahan. Kegiatan praktek dilakukan dengan cara role play, dimana

mahasiswa mempraktekkan kegiatan seperti yang dilaksanakan di industri

perhotelan yang sebenarnya, sebagai contoh dalam materi pelayanan, maka

mahasiswa benar-benar melakukan aktivitas waiter/waitress dalam pelayanan

makan dan minum di restoran. Metode ini dilakukan untuk memberikan

kompetensi pelayanan makan-minum, sehingga mahasiswa benar-benar siap

sebelum masuk ke dunia industri.

II.10 MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan atau informasi yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media disini merupakan

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima, sehingga proses belajar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Media

pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi Tata Hidang 2,

meliputi;

1. Berbagai peralatan

Berbagai peralatan disediakan di laboratorium perhotelan, guna memudahkan

dalam kegiatan praktek.

2. Rekaman Audio

Beberpa rekaman audio di buat untuk mempermudah proses pembalajaran di

kelas, beberapa diantaranya sudah di upload di You tube, sehingga mahasiswa

bisa mempelajari di rumah. Beberapa video yang telah di upload di You Tube,

yakni;

a. Basic Table Set Up https://youtu.be/wl-iULZV3Z4

b. Tata Hidang https://youtu.be/fk9KSvxu2fc

9

Pedoman Pembelajaran TH 2

3. Handout

Buku ajar Tata Hidang 2, disusun sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.

Bahan ajar tersebut selalu diupdate mengikuti perkembangan di dunia industri

perhotelan.

4. Papan tulis,

Papan tulis (white board) disiapkan di kelas teori untuk mempermudah dosen

saat menjelaskan materi

5. Komputer dan LCD projector

Satu set komputer dan LCD Projector disiapkan di kelas teori, guna

mempermudah bagi dosen dalam menyampaikan materi dan mahasiswa pada

saat presentasi.

II.11 TAHAP-TAHAP PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran berbasis

pada mahasiswa atau Student Center Learning (SCL). Dalam hal ini mahasiswa

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Adapun tahapan dalam proses

pembelajaran secara garis besar, meliputi;

1. Tahap 1 : Penyampaian materi

Tahap ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh dosen

pengampu, dengan tujuan memberikan pemahaman dasar terhadap sebuah

materi sebelum masuk ke tahap selanjutnya. Dalam tahap ini dosen

memberikan penjelasan secara lisan dengan bantuannya audio visual, untuk

memperkuat dan mempertajam penjelasan kepada mahasiswa. Dalam sesi ini

mahasiswa diajak terlibat aktif dalam sesi diskusi dan tanya-jawab.

2. Tahap 2 : Demonstrasi

Dalam tahap ini dosen memberikan melakukan aktivitas demontrasi, untuk

memberikan contoh real bagi mahasiswa. Sebagai contoh dalam materi ajar

pengenalan peralatan, maka dosen pengampu menunjukkan beberapa jenis

peralatan serta cara menggunakannya. Dalam tahap ini dosen melibatkan

mahasiswa dalam proses demonstrasi tersebut.

10

Pedoman Pembelajaran TH 2

3. Tahap 3 : Role play

Tahap ini dilakukan sepenuhnya di laboratorium perhotelan. Dimana

mahasiswa melakukan praktek berbagai kegiatan yang terkait dengan

pelayanan makan-minum. Mahasiswa bisa melakukan role play secara

individu maupun berkelompok dengan dipandu dosen pengampu.

4. Tahap 4 : Evaluasi

Dalam setiap akhir penyampaian materi ajar, selalu dilakukan evaluasi proses

pembelajaran. Evaluasi ini untuk mengetahui sejauhmana pemahaman

mahasiswa akan materi yang telah disampaikan, sehingga dosen bisa

melakukan perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.

Contoh Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Materi ajar : Pengenalan Peralatan Tata Hidang

Indikator : mengenali peralatan tata hidang

Kegiatan : mengidentifikasi peralatan tata hidang.

Tujuan :

a. Mahasiswa mengetahui berbagai jenis peralatan tata hidang

b. Mahasiswa mampu membedakan peralatan satu dengan lainnya.

c. Mahasiswa mengetahui nama masing-masing peralatan.

d. Mahasiswa mengetahui bahan pembuat peralatan.

e. Mahasiswa mengetahui fungsi dan kegunaan masing-masing peralatan.

Alat dan Bahan :

a. Modul Tata Hidang 2

b. Komputer dan LCD.

c. Berbagai jenis peralatan Tata Hidang

11

Pedoman Pembelajaran TH 2

Tahapan Kegiatan:

Keterangan :

Pengenalan peralatan dilakukan secara bertahap dengan mengenalkan

peralatan berdasarkan kelompoknya, sehingga mahasiswa bisa memahami

dengan mudah, karena pengenalan dilakukan secara sistematis.

Contoh :

Pengenalan kelompok furniture

Pengenalan kelompok table ware

Pengenalan kelompok linen

Pengenalan kelompok peralatan khusus dan lain-lain.

Penilaian :

Penilaian dilakukan pada dua aspek, yakni tertulis dan praktek, dengan

mengerjakan soal latihan yang terdapat pada bahan ajar.

Soal latihan tertulis, mahasiswa menuliskan berbagai jenis peralatan sesuai

dengan kelompoknya, meliputi nama, bahan pembuat, serta kegunaannya.

Soal latihan praktek, mahasiswa mempraktekkan cara penggunaan

peralatan Tata Hidang.

Dosen melakukan

evaluasi terhadap

tingkat

pemahaman

mahsiswa dalam

pengenalan

berbagai

peralatan.

Dosen melakukan

evaluasi terhadap

tingkat

kemampuan

penggunaan

peralatan.

Mahasiswa

melakukan

praktek secara

langung baik

secara individu

maupun

kelompok.

Mahasiswa

mengidentifikasi

berbagai jenis

peralatan dan

mempraktekkan

cara

penggunananya .

Dosen

mendemontrasikan

guna memperdalam

pemahaman,

dengan cara

menunjukkan

berbagai jenis

peralatan serta cara

penggunaanya.

Mahasiswa terlibat

aktif dalam

kegiatan

demonstrasi

Dosen

memberikan

penjelasan

secara detil

mengenai

berbagai

peralatan Tata

Hidang

Dilaksanakan

diskusi dan

Tanyajawab

Mahasiswa

terlibat secara

aktif

Tahap 1.

Penyampaian

Materi

Tahap 2.

Demontrasi

Tahap 3.

Role Play

Tahap 4.

Evaluasi

12

Pedoman Pembelajaran TH 2

11.12 TUGAS DAN LATIHAN

Untuk memperdalam materi yang sudah disampaikan setiap akhir

penyampaian materi mahasiswa diberi tugas dan soal latihan. Soal latihan

diberikan agar mahasiswa mempelajari kembali materi yang sudah diberikan

dosen dan mengetahui sejauhmana pemahaman akan materi tersebut.

1. Tugas

Penugasan diberikan kepada mahasiswa untuk dikerjakan secara berkelompok.

Tugas yang diberikan merupakan tugas terstruktur untuk menganalisa kegiatan

pelayanan makan dan minum yang dilaksanakan di dunia industri. Mahasiswa

mengamati kegiatan pelayanan makan dan minum, kemudian membuat paper

sebagai hasil analisis mahasiswa dengan melakukan perbandingan antara

materi yang dipelajari di sekokah dengan praktek nyata di dunia industri.

2. Latihan

Soal latihan dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa secara individu untuk

lebih memperdalam materi yang disampaikan. Soal-soal latihan sudah

disediakan dalam bahan ajar.

II.13 ASESMEN

Penilaiaian dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan penilaian yang

ada RPS, meliputi;

1. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio sebesar 20% dari keseluruhan nilai. Portofolio disini

adalah kumpulan dari semua soal latihan yang dikerjakan oleh mahasiswa dari

pertemuan awal sampai dengan akhir.

2. Penilaian project

Penilaian project diambil dari tugas kelompok mahasiswa dalam melakukan

riset pelayanan makan dan minum di dunia industri. Maksimum nilai yang

bisa diperoleh mahasiswa adalah 20%.

3. Nilai UTS

Nilai diberikan pada mahasiswa dalam Ujian Tengah Semester yang

dilaksanakan dalam bentuk praktek, dengan maksimum nilai sebesar 20%.

13

Pedoman Pembelajaran TH 2

4. Aktifitas dan Keterampilan Praktik

Penilaian dilakukan dari aktivitas praktek yang dilakukan secara keseluruhan

dari pertemuan pertama sampai dengan akhir. Penilaian meliputi, keterampilan

hard skill dan soft skill, termasuk attitude dalam keseharian. Total nilai yang

diberikan kepada mahasiswa dalah 30%.

5. Nilai UAS

Nilai UAS diambil dalam ujian praktek di akhir semester, dengan nilai

maksimum 20%.

Total keseluruhan nilai yang diterima mahasiswa adalah 100%, apabila

memenuhi semua ketentuan penilaian yang ada. Konversi nilai yang digunakan

mengikuti Tabel 2.

Tabel 2. Konversi Nilai

Konversi Nilai

A 85 – 100

B+ 74 – 84

B 70 – 74

C+ 65 – 69

C 60 – 64

D 50 – 59

E 0 – 49

14

Pedoman Pembelajaran TH 2

BAB III

PENUTUP

Pembelajaran mata kuliah Tata Hidang 2 mempunyai tujuan

mengembangkan kecakapan pelayanan makan dan minum. Keterampilan yang

dikembangkan tidak hanya hard skill tetapi juga soft skill. Mahasiswa diharapkan

mempunyai produk knowledge yang bagus serta melakukan pelayanan secara

prima. Mahasiswa mampu bekerja sendiri maupun bekerjas sama dengan orang

lain dan mempunyai atitude yang baik.

Buku ini merupakan pedoman pembelajaran bagi dosen pengampu mata

kuliah Tata Hidang, dimana dosen dimungkinkan melakukan pengembangan

sesuai dengan kondisi dosen, mahasiswa, prasarana, dan kondisi lingkungan

kampus.

Dengan adanya pedoman pembelajaran ini, dosen dapat melaksanakan

proses pembalajaran dengan lebih baik, terarah, dan sesuai dengan kurikulum

yang ada.

RENCANA PEMBELAJARAN

SEMESTER (RPS)

TATA HIDANG 2

1

RPS Tata Hidang 2

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

(RPS)

A. IDENTITAS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah : Tata Hidang 2

Kode Mata Kuliah : 018

Jumlah SKS : 4 SKS

Semester : II

Kelompok Mata Kuliah : MKK (Mata Kuliah Keterampilan)

Program Studi/Jurusan : Perhotelan

Dosen pengampu : Ani Wijayanti, S.E., M.MPar

B. DESKRIPSI MATA KULIAH

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon karyawan di

industri perhotelan adalah keterampilan yang berkaitan dengan tata hidang.

Keterampilan ini harus dikuasai oleh mahasiswa perhotelan dalam pelayanan di

restoran, maupun bagi mahasiswa yang ingin berwiraswasta di bidang tata

boga. Pelayanan di restoran sangat penting, karena retoran sendiri merupakan

penghasil income terbesar kedua setelah penjulana kamar hotel.

Secara substansi, mata kuliah Tata Hidang 2 merupakan materi pembelajaran

dalam rangka peningkatan keterampilan mahasiswa dalam bidang pelayanan

makanan dan minuman. Melalui pembelajaran tata hidang diharapkan

mahasiswa mempunyai pengetahuan akan berbagai peralatan yang digunakan

dalam pelayanan tata hidang, sekaligus melakukan proses perawatan terhadap

peralatan tersebut, dan melakukan pelayanan Tata Hidang sesuai dengan

standar yang dibutuhkan industri perhotelan. Lebih lanjut materi ini bertujuan

untuk memberikan keterampilan dalam penataan meja, melipat napkin,

berbagai jenis pelayanan di restoran, pelayanan kamar, dan pengetahuan

banquet. Selain keterampilan hard skill, materi ini juga bertujuan untuk

memberikan keterampilan soft skill bagi mahasiswa. Keterampilan soft skill,

memberikan kemampuan bagi para mahasiswa untuk memecahkan masalah

2

RPS Tata Hidang 2

pekerjaan berdasarkan pemikiran logis dan inovatif, secara mandiri baik dalam

pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya. Mata kuliah ini sangat

dibutuhkan guna memberikan keterampilan bagi mahasiswa, serta percaya diri

dalam melaksanakan pekerjaannya di industri perhotelan.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki

pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di bidang tata hidang. Dengan

demikian, mahasiswa mampu memberikan pelayanan makanan dan minuman

dengan profesional.

D. Prasyarat dan pengetahuan Awal (Prior Knowledge)

Sebelum mengambil mata kuliah tata hidang 2, mahasiswa diwajibkan untuk

mengambil mata kuliah tata hidang 1. Mahasiswa disyaratkan harus sudah lulus

mata kuliah tata hidang 1, sebagai pengetahuan awal di bidang tata hidang,

karena mata kuliah tata hidang 2 merupakan kelanjutan dari tata hidang 1.

E. MATERI PERKULIAHAN

Pertemuan

Ke

Pokok Bahasan

I PENGENALAN PERALATAN TATA HIDANG 1

II PENGENALAN PERALATAN TATA HIDANG 2

III PEMBERSIHAN ALAT

IV MELIPAT NAPKIN

V PRINSIP DASAR MENATA MEJA

VI MENATA MEJA BASIC DAN STANDAR

VII MENATA MEJA ELABORATE

VIII UTS

IX PERSIAPAN PELAYANAN

X PROSEDUR UMUM PELAYANAN

XI JENIS-JENIS PELAYANAN RESTORAN SECARA UMUM

XII JENIS-JENIS PELAYANAN RESTORAN LAINNYA

XIII PELAYANAN KAMAR (ROOM SERVICE)

XIV PENGETAHUAN BAQUET 1

XV PENGETAHUAN BAQUET 2

XVI UAS

3

RPS Tata Hidang 2

F. PENDEKATAN PERKULIAHAN

Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah Student Center

Learning (SCL) dengan model pembelajaran active learning. Proses

pembelajaran didesain dengan sangat variatif, meliputi ; penyampaian materi,

tanya jawab, diskusi, demonstrasi, role play, penugasan, dan kerja kelompok.

Dalam setiap pembelajaran mahasiswa terlibat secara aktif, sehingga

penguasaan materi lebih cepat.

G. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Untuk mengukur kemampuan mahasiswa secara teoritik dan praktis,

dilakukan middle test, final test dalam bentuk praktek di laboratorium

perhotelan, dan portofolio. Dari berbagai tugas dan tes tersebut, kemudian

ditentukan nilai akhir hasil belajar. Nilai akhir hasil belajar merupakan

penjumlahan dari skor-skor, sebagai berikut:

Komponen Skor Maksimal

Kehadiran 10

Nilai Portofolio 20

Nilai UTS 20

Aktifitas dan Keterampilan Praktik 30

UAS 20

Jumlah: 100

Konversi nilai :

A = 85-100, B+ = 74–84, B = 70–74, C+ = 65–69, C = 60-64, D = 50–59, E =

0–49.

H. TUGAS-TUGAS MAHASISWA

1. Tugas Terstruktur Mandiri dan Kelompok mengenai pelayanan makanan dan

minuman.

2. Analisis kegiatan nyata pelayanan makanan dan minuman di industri

perhotelan.

4

RPS Tata Hidang 2

I. BUKU BACAAN

1. Prihastuti Ekawatiningsih, dkk, Restoran Jilid 2 untuk Sekolah Menengah

Kejuruan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Deaprtemen

Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008

2. Raymond.J. Goodman, Jr. Food and Beverage, Food and Beverage

Management, Erlangga, Jakarta, 2010.

3. Richard Komar, Hotel management, PT. Gramedia Grasindo, Jakarta, 2014.

4. Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Gramedia,

Jakarta, 2001.

5. I Gede A Mertayasa, Food and Beverage Service Operational, Andi Ofset,

Yogyakarta, 2012.

6. Emdar Sugiarto, Ir. BA, Pengantar Akomodasi dan Restoran, PT Gramedia

Pustaka Umum, Jakarta, 1996.

7. Sukresno, INR. Pendit, Petunjuk Praktek Pramusaji, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2004.

8. Haryindah, Mengatur Meja Makan, PT Bina Imu, Surabaya, 1976.

9. Marsum WA, Restoran dan Segala Permaslahannya, Yogyakarta 2002.

10. Instalasi Boga, Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan (PPPGK),

Pelayanan Makanan dan Minuman di Restoran, Jakarta, 2000.

Yogyakarta, 16 Mei 2016

Penyusun,

Ani Wijayanti, S.E., M.MPar

MEDIA PEMBELAJARAN TATA HIDANG 2

MELALUI YOU TUBE

Berikut merupakan Alamat URL Media Pembelajaran Pada Youtube :

1. https://www.youtube.com/watch?v=fk9KSvxu2fc

2. https://www.youtube.com/watch?v=F145pTEe4kI

3. https://www.youtube.com/watch?v=Y9wsTeH2J-s

4. https://www.youtube.com/watch?v=xWYQdnfsYiY

5. https://www.youtube.com/watch?v=S0X6ySIkm80