INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH - pii.or.idpii.or.id/download/20_EM_Juni 2010.pdf · Said Didu,"...
Transcript of INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH - pii.or.idpii.or.id/download/20_EM_Juni 2010.pdf · Said Didu,"...
MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN. MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE)
Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE .
KONTAK: DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO
WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO
SEKRETARIAT: JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663WEBSITES : www.pii.or.idEMAIL : [email protected] [email protected]
Binjai dahulu dikenal sebagai salah satu
pemasok lada internasional. Sekarang
daerah ini menonjol di industri
pengolahan bubuk kopi, kerupuk,
jagung giling, anyaman mebel bambu
dan kayu.
Industri kecil di kota Binjai yang luasnya
90,23 kilometer persegi dengan jumlah
penduduk 213.187 jiwa berdampak
besar bagi penyerapan tenaga kerja.
Terbukti puluhan ribu orang terserap
di sektor industri anyaman dan mebel
bambu, konfeksi, sepatu, mebel kayu,
dan lain-lain.
Namun demikian, pengusaha yang
berdiri di belakang usaha ini masih saja
belum bisa lepas dari kesulitan.
Daerah lain. Dengan luas wilayah
1.975,86 kilometer persegi, kabupaten
Grobogan memiliki luas lahan sawah
62.115 hektar, sedangkan lahan
- hal 2
- hal 3 -
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY
INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH
- hal 5 - hal 8 - hal 12 - hal 16
ANIMASI MERAH PUTIH
INFRASTRUKTUR YANG TERTINGGAL
TIDAK PERLU? JA-NGAN JADI ANGGOTA
GALERI
Ekspor animasi wayang atau animasi si cepot pada 2020, mungkinkah?
Ekonomi Indonesia tertinggal akibat lemahnya pembangunan infrastruktur.
Wawancara dengan Ketua Biro Keanggotaan PII
MAU MAJU? PAKAI TEKNOLOGI
Rapimnas PII
2 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
keringnya seluas 135.470 hektar. Dari
luas lahan sawah tersebut, Grobogan
merupakan daerah penanaman padi
terluas ketiga di Jawa Tengah.
Pada tahun 2008, produksi padi di
Kabupaten Grobogan adalah 654.312
ton. Jagung berjumlah 723.749 ton. Dan
kedelai mencapai 74.970 ton.
Namun daerah ini memiliki kendala klasik
yang menimpa petani, banjir tahunan
dan serangan hama.
Beruntung sejak tahun 1990-an untuk
menyiasati kegagalan panen akibat banjir
tahunan atau serangan hama, petani
Grobogan menggiatkan tanaman kapas.
Sehabis panen raya petani memanfaatkan
lahan sawahnya menanam kapas.
Bermula dari harapan dapat menuai
di musim kemarau, petani Grobogan
ternyata berhasil mengembangkan
tanaman kapas dan menjadi penghasil
kapas terbesar di Jawa Tengah.
Pengusaha industri kecil di Binjai yang
kesulitan mengembangkan produknya.
Banjir tahunan dan serangan hama yang
menyerang petani Grobogan. Keduanya
hanyalah contoh kecil dari kasus yang
selalu berulang di masyarakat.
Contoh lainnya, setiap musim penghujan
Bulog selalu menolak gabah karena tidak
cukup kering. Kondisi yang berulang
setiap tahun. Pertanyaannya adalah
memangnya tidak bisa di atasi? Siapa
yang bisa meneliti hal ini?
PII melihat hal ini sebagai peluang.
Jika selama ini masyarakat tidak secara
langsung berhubungan dengan insinyur
saat bermasalah dengan teknologi atau
teknik, saat ini terbuka peluang untuk
berinteraksi secara langsung dengan
masyarakat.
PII harus menjalin kerjasama dengan
perguruan tinggi di daerah yang
mengalami masalah penolakan
gabah itu. Menggandeng pemerintah
daerah setempat dan industri yang
berkepentingan. Kemudian menciptakan
mesin pengering misalnya. Sukur dengan
biaya murah, 5 juta sudah jadi. Hasilnya
kemudian diumumkan dan diperbanyak.
Ada 12 bidang yang diminta menjadin
kerjasama untuk menghasilkan output
seperti itu. Jika terjadi, maka akan banyak
inovasi teknologi dihasilkan. Andai saja
kemudian di Binjai ditemukan teknologi
untuk membantu industri-industri kecil
disana untuk meningkatkan produksinya,
tentu akan memilki dampak ekonomi
yang besar. Kondisi saat ini saja sudah
menyerap begitu banyak tenaga kerja.
Bayangkan saat inovasi ditemukan, tentu
penyerapan tenaga kerja juga akan
meningkat signifi kan.
Setiap daerah memiliki masalah berbeda.
Masalah di Binjai, Grobogan tentunya
berbeda dengan Gorontalo. Sekarang
tinggal bagaimana PII membangun
jaringan kerjasama dengan pemerintah
daerah dan industri. Membuat terobosan
untuk mendorong masalah-masalah
di setiap daerah menjadi keunggulan
daerah. Dari tertinggal menjadi pusat
pembangunan[]
advertorial
[ ]SALAM
Setiap musim penghujan Bulog selalu menolak gabah karena tidak cukup kering apa tidak bisa di atasi?
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 3
[ ]LAPORAN UTAMA
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
mendorong pemerintah segera
merealisasikan Dewan Inovasi Nasional.
Hal itu di sampaikan Said Didu di
Rapimnas PII beberapa waktu lalu. Banyak
negara yang menawarkan teknologinya
ke Indonesia, sayangnya dari teknologi
yang ditawarkan itu banyak yang sudah
masuk dalam kategori teknologi usang.
Dewan Inovasi Nasional inilah yang
nantinya bisa menjadi saringan bagi
teknologi yang masuk ke Indonesa. “PII
siap menjadi bagian dari Dewan Inovasi
ini,” katanya.
Menurut Said, sudah ada beberapa
pemerintah daerah yang selama ini
menjalin kerja sama dengan PII untuk
mengkaji teknologi yang digunakan
di wilayah tertentu. Mekanisme ini
memungkinkan pelaku usaha dari
daerah bersangkutan bisa terhindar
dari kerugian akibat salah penggunaan
teknologi.
Semangat Rapimnas kali ini adalah
penumbuhan inovasi teknologi di
daerah. PII menyadari selama ini banyak
hasil riset teknologi yang belum bisa
di terapkan dalam industri ataupun
kehidupan masyarakat, terutama di
daerah. Pemanfaatan teknologi tepat
guna untuk daerah diyakini akan
mampu memberi nilai tambah dalam
pembangunan.
Menurut Said Didu selama ini pemerintah
hanya berfokus membangun wilayah
tertinggal. “Kalau kami (PII) sebaliknya,
jadikan daerah-daerah itu sebagai
pusat kebangkitan pembangunan.
Pemanfaatkan teknologi atas keunggulan
daerah adalah kata kuncinya,” ujarnya.
Selanjutnya PII akan mulai melakukan
identifi kasi terhadap potensi keunggulan
setiap daerah, lembaga-lembaga riset,
dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Darinya akan diupayakan kerjasama
antara pemerintah daerah, industri
serta lembaga riset/perguruan tinggi.
Kerjasama ini harus melibatkan industri
untuk menjamin keberlanjutannya
terutama dari sisi pendanaan. Hasil dari
kerjasama nantinya berupa teknologi
terapan yang dapat disebarluaskan
untuk masyarakat luas.
Mengawali kerjasama, dalam Rapimnas
yang dibuka Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Jero Wacik ini, PII meneken
kerja sama dengan Telkom dan Ototec
GmBH. Telkom mengembangkan konten
multimedia budaya. Ototec GmBH
dalam hal pengembangan aplikasi
umum standar penerapan pemrosesan
mineral dan logam.
Jero Wacik membuka pintu untuk
menindaklanjuti kerjasama PII, Telkom
dan Ototec GmBH ini. “Segera atur waktu
pertemuan dengan saya,” tandasnya.
Rapimnas berlangsung di Hotel
Borobudur. Peserta yang hadir selain
dari PII daerah, tidak ketinggalan wakil-
wakil persatuan insinyur dunia seperti
AFEO, FEIAP, AAET. Dalam kesempatan
ini Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
memberi penghargaan pada tiga insinyur
Indonesia. Penghargaan diberikan
untuk pencapaian mengagumkan
penerapan etika dan tata laku profesi
kesinsinyuran. Ketiganya dinilai telah
berkarya terus-menerus di bidangnya
dengan penuh integritas. Penghargaan
tersebut diberikan pada Ir Iman Taufi k
untuk karya-karya di industri lepas laut
(off shore), Ir Tjetje Sjamsu untuk karya-
karya di industri pertahanan, dan Ir
Triharyo Soesilo MChE untuk karya-karya
di industri migas dan petrokimia.
Kegiatan Rapimnas sekaligus merupakan
rangkaian dari agenda kegiatan
internasional keinsinyuran. Dimana
Indonesia menjadi tuan rumah bagi 3
pertemuan sekaligus. AFEO Midterm
Meeting, FEIAP Exco Meeting, dan AAET
Council Meeting. Penyatuan acara-acara
tersebut selain dimaksudkan karena
faktor efi siensi, juga untuk memberikan
titik temu pada rekan-rekan insinyur
dari seluruh daerah dengan mitra PII se
ASEAN dan Asia Pasifi k. [em]
MAU MAJU? Pakai Teknologi
Said Didu," Pemanfaatkan teknologi atas keunggulan daerah adalah kata kunci keberhasilan pembangunan."
[ ]LAPORAN UTAMA
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
menandatangani nota kesepahaman dalam
pengembangan aplikasi umum standar
penerapan teknologi pemrosesan mineral
dan logam di Indonesia.
Kerjasama ini merupakan langkah antisipasi
menyusul telah diberlakukannya kewajiban
perusahaan tambang untuk melakuan
pengolahan dan pemurnian mineral sesuai
dengan ketentuan UU Minerba No.4/2009.
Penandatangan yang dilakukan di sela-
sela RAPIMNAS PII 2010 ini diwakili oleh
Alwinsyah Loebis selaku ketua bidang
pertambangan dan sumberdaya mineral PII
dan Tony Parthasarathy, Senior Director-
Turnkey Project South East Asia and Pacific
(EAP) Outotec dengan disaksikan oleh Ketua
Umum PII Said Didu dan Penasehat PII yang
juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata,
Jero Wacik.
”Kerjasama ini mengarah kepada bagaimana
proses yg baik untuk produk pertambangan
khususnya mineral dan logam bagi
bangsa ini” ujar Alwinsyah Loebis di Hotel
Borobudur, Jakarta 14 Juni 2010.
Menurut alwin, hasil akhir studi ini akan
disampaikan kepada pemerintah sebagai
bahan penyusunan kebijakan nilai tambah
mineral serta sebagai referensi bagi indutri
pertambangan mineral logam di Indonesia
dalam melakukan investasi.
Adapun Tim studi akan dibentuk dari unsur
PII pusat dan Badan Kejuruan Tambang
PII, Outotec, Pemerintah ,universitas serta
tenaga ahli metalurgi di Indonesia, pungkas
Alwin yang juga menjabat sebagai Direktur
Utama Aneka Tambang ini. [Taufieq]
PII DAN OUTOTEC, TANDATANGANI KERJASAMA TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL DAN LOGAM
4 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 5
Kita tentu ingat nama-nama artis se-
perti Mulan Djamila, Agnes Monica, atau
Maia Estyanti dan pasangan duetnya.
Mereka kerap berdandan ‘aneh’ misalnya
mengenakan rok mini dipadukan de-
ngan celana ketat sedengkul, stocking
bolong-bolong ditambah rambut dicat
warna-warni. Di Jakarta banyak juga anak
muda yang berdandan seperti itu. Gaya
ini dikenal dengan nama Harajuku. Salah
satu produk budaya yang sukses diimpor
Jepang ke berbagai negara.
Tren bergaya Sailormoon, Kenshin, De-
tektif Conan, dan karakter kartun Jepang
lainnya tersebut hadir bersamaan de-
ngan masuknya komik-komik dan fi lm-
fi lm animasi negeri matahari terbit ke
Indonesia dan negara-negara lainnya.
Komik-komik Jepang (manga) dan fi lm-
fi lm animasi Jepang (anime) terbukti
memiliki pasar konsumen yang sangat
besar, tidak hanya di negerinya sendiri.
Pada tahun 2002 saja, estimasi nilai tran-
saksi produk-produk anime di Amerika
Serikat mencapai 4.3 miliar US dolar, nilai
yang bahkan empat kali lebih besar dari
nilai ekspor baja Jepang ke negeri Paman
Sam.
Menurut Denny A. Djoenaid, Ketua Aso-
siasi Industri Animasi dan Konten Indo-
nesia (AINAKI), kekuatan Jepang dalam
hal animasi terletak pada unsur kebu-
dayaannya. Para animator negara sakura
tersebut selalu menampilkan tradisi ke-
budayaan mereka yang memang ber-
beda dengan negara Asia lainnya. Denny
mencontohkan gaya dandan dan berpa-
kaian anak muda Jepang yang banyak
ditiru oleh para remaja di Indonesia.
INDONESIA
Di Indonesia sendiri, tren animasi lokal
sudah mulai terlihat. Ada paling tidak
tiga judul fi lm animasi buatan anak ne-
geri yang sempat tayang di bioskop,
yaitu Janus Prajurit Terakhir, Homeland
dan Meraih Mimpi. Sedangkan untuk se-
rial televisi lokal dan nasional, ada Kaba-
yan Liplap, Aku Tahu, Zedi, Kumbang Ci-
lik serta Petualangan Tupi dan Pingping.
Ada pula fi lm animasi pendek tentang
superhero asal Tasikmalaya, Hebring.
Namun menurut Denny, karya-karya ani-
masi lokal ini masih terganjal pada dua
hal, minimnya tayangan di televisi dan
Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri.
“Kesempatan untuk memperlihatkan
hasil animasi lokal di televisi masih kalah
dengan penayangan kartun-kartun dari
luar negeri karena daya beli mereka lebih
murah (membeli lisesi produk jadinya
saja-red). Sedangkan produksi animasi
lokal ‘kan proses pra produksi sampai
pasca produksi dikerjakan sendiri, jadi
biaya hak siarnya pun lebih mahal,” jelas
pria berkacamata ini.
Animasi di tanah air memang masih jauh
dibandingkan industri anime. Namun
melihat potensi yang kita miliki, sangat
mungkin animasi lokal berjaya. Ragam
kebudayaan Indonesia jelas jauh lebih
banyak, setiap daerah punya pahlawan,
legenda, dan budaya masing-masing.
Selain Jepang, China dan Korea menge-
mbangkan animasi dengan modal kebu-
dayaannya, sangat tepat jika kebudayaan
kita pun menjadi modal utama.
Studio Kasat Mata, Red Rocket Animation,
dan Bajing Loncat Studio adalah contoh
perusahaan-perusahaan animasi asli
dalam negeri. Dan tentu masih banyak
lagi studio-studio animasi yang berkuali-
tas. Soal kualitas tidak perlu diragukan,
beberapa studio animasi lokal secara
rutin mengerjakan orderan animasi dari
perusahaan-perusahaan animasi dunia
sekelas Walt Disney. Ini modal berikut-
nya.
Modal lain adalah tumbuh dan berkem-bangnya berbagai media untuk etalase
produk-produk animasi. Selain televisi
nasional, kini setiap daerah punya tv-tv
lokal. Jangan lupakan juga telepon se-
luler (ponsel), beragam animasi dapat
ditampilkan di sini baik berupa klip fi lm,
games, atau pelajaran interaktif. 100 juta
pengguna ponsel yang diprediksikan
ada di Indonesia pada tahun 2010, tentu
sebuah pasar luar biasa.
Dengan modal-modal tersebut, yang
perlu dilakukan adalah sebuah program
bersama yang visioner dan konsisten.
Ketika China mulai mengembangkan in-
dustri animasi secara serius pada tahun
2000, lebih dari 100 kampus membuka
program pendidikan animasi. Bahkan
sejak September 2006, pemerintahnya
melarang penayangan animasi impor
pada prime time, sebagai upaya melin-
dungi animator lokal.
Seandainya kita berani pasang target
untuk mengekspor animasi wayang atau
animasi si cepot pada 2020, maka ban-
yak upaya yang harus dilakukan bersama
mulai sekarang. Penyediaan perangkat
lunak dengan harga terjangkau, televisi
dan operator seluler membuka pintu
sebesar-besarnya untuk animator lokal.
Para animator secara kreatif mengangkat
budaya menjadi animasi yang menarik
dengan berbagai upaya. Dengannya bu-
daya Indonesia akan menjadi identitas
dalam negeri, syukur bisa berdampak
global. Lainnya, animasi memang tidak nyata tetapi keuntungan yang dihasilkan sangat nyata. [em]
ANIMASI MERAH PUTIH[ ]LAPORAN UTAMA
6 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
[ ]LAPORAN UTAMA
kerjasama
PII dan PT Telkom saat menandatangani kerjasama untuk
pengembangan konten multimedia Budaya
CREATIVE CENTER PERTAMA DI INDONESIABelum lama, sebuah Creative Center yang terletak di Lantai 2
Mall of Indonesia dibuka oleh Dirut Telkom, Rinaldi Firmansyah.
Creative Center pertama di Indonesia yang diberi nama
Digital Lounge (DI.LO) ini; merupakan Creative Center yang
menyediakan akses digital terpadu dengan gadget store, library
dan entertainment (music, games, video, fi lm, animasi). Dimana
secara fi sik, layanan yang tersedia mulai dari Big Screen sebagai
sarana pembelajaran (seminar atau workshop) serta dilengkapi
sarana meeting point, hiburan dan cafe."
Creative Center DI.LO dilengkapi fasilitas yang nyaman dan
berkelas seperti 190 PC/console station, 13 private room, 3
VIP room, 2 function room, serta lounge dengan big screen
3 projector, library, dan sebuah gadget store. Termasuk
pembelajaran yang berkaitan industri kreatif animasi dengan
membuka kelas pembelajaran berupa 3D animation, Java
programmer, Mobile programmer, professional illustrator,
design for kids, comic animation for kids, professional comic
artist, Manga class. []
WIKIBUDAYABidang Infokom pii berencana membuat Wikibudaya. Seperti
wikipedia yang kita kenal, wikibudaya diharapkan menjadi
platform bagi keanekaragaman seni budaya Indonesia.
Informasi di dalamnya berupa data multimedia yang kaya dan
lengkap tentang seni budaya yang ada di Indonesia.
Kegiatan ini dirancang untuk melestarikan budaya kita.
Sekaligus juga diharapkan menjadi lokomotif bagi keberadaan
PII khususnya di bidang ICT secara real di masyarakat. Caranya
dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat secara luas
sebagai stakeholder budaya Indonesia.
Adapun lingkup kegiatannya sendiri dimulai dari mengarsipkan
dan menjadikannya sebagai database seni dan budaya yang
mudah diakses. Melibatkan masyarakat secara langsung untuk
mengisi, mengedit , sampai mempromosikannya.
Mengajak keikutsertaan pusat-pusat budaya di setiap daerah,
pusat studi budaya universitas, sekolah dan pesantren. Selain
juga mengajak para penikmat seni untuk dalam rangka
pelestarian budaya adiluhung bangsa Indonesia. Sampai
akhirnya membangun infrastruktur portal Wikibudaya. [em]
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 7
Sejatinya ada dua pendekatan pembangunan infrastruktur:
memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan mengejar
pertumbuhan ekonomi.
Pendekatan pertama sejalan dengan hak-hak positif yang
wajib dilakukan negara. Memiliki tempat tinggal, mengakses
air bersih dan sanitasi, bepergian dengan aman, mendapat
aliran listrik, berkomunikasi dan mendapat informasi adalah
hak dasar manusia modern. Dengan infrastruktur, rakyat
selanjutnya dapat berwirausaha secara berdaya saing
melalui usaha kecil dan menengah hingga industri besar
dan BUMN, untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pendekatan kedua lebih menonjol di Indonesia. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014
menyebutkan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
7 persen di tahun 2014 diperlukan investasi infrastruktur
5 persen GDP atau setara dengan Rp 2.000 triliun dalam
5 tahun. Hal ini berarti infrastruktur hanya ditempatkan
sebagai turunan kedua dari ekonomi.
Akibatnya, infrastruktur selalu dalam posisi untuk mengatasi
kemacetan pertumbuhan ekonomi (debottlenecking).
Pendekatan ini membuat infrastruktur selalu tertinggal dan
menjadi constraint pertumbuhan. Posisi sebagai fi re fi ghter
membuat pembangunan infrastruktur menjadi parsial, tidak
terkoordinasi, dan tanpa strategi jangka panjang.
Fasilitas infrastruktur baru dibangun karena jalan macet,
pelabuhan atau bandara melampaui kapasitas, listrik
mati, krisis air bersih, dan seterusnya. Sebuah praktik
pembangunan infrastruktur yang kuratif, semata mengejar
ketertinggalan.
Untuk menumbuhkan perekonomian seharusnya
infrastruktur dibangun sebagai bagian integral dari
ekonomi. Perencanaan infrastruktur harus menjadi bagian
integral perencanaan ekonomi. Infrastruktur berfungsi
sebagai generator ekonomi baru ataupun mengarahkan
pertumbuhan ekonomi sesuai dengan strategi
pembangunan nasional.
China adalah contoh terkini, infrastruktur dibangun hingga
pelosok yang menurut ukuran kita "belum" perlu infrastruktur.
Perencanaan infrastruktur yang berpadu dengan strategi
industri membuat produk China begitu murah. Beberapa
kluster industri ditempatkan berjejer tepat di sisi pelabuhan
sehingga biaya transportasi yang sudah murah masih di-
share lagi oleh beberapa kluster industri tadi.
Di Sumatera dan Kalimantan, pembangunan jalan mestinya
dilakukan dalam kesatuan dengan strategi industri
perkebunan dan pertambangan. Nyatanya, jaringan yang
ada tidak sinkron dan kapasitasnya tidak memadai. Sejumlah
jalan setempat bahkan dilarang dilalui truk pengangkut hasil
kebun dan tambang, tanpa disediakan jalan alternatif.
Swasta terpaksa berkreasi sendiri membangun jalan dan
pelabuhan kecil. Tak heran bila industri pengolahan SDA
tidak tumbuh. Pemerintah harusnya sudah membangun
jalan dan pelabuhan sebagai bagian dari grand scenario
pembangunan industri pertambangan dan perkebunan
jangka panjang.
Kelistrikan nasional memperlihatkan gejala yang sama.
Kapasitas daya terpasang saat ini sekitar 30.000 megawatt,
diperkirakan kebutuhan kapasitas terpasang tahun 2014
sekitar 56.000 MW. Bila semua berjalan lancar, proyek
pembangkit 10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 hanya nyaris
mampu mengejar ketertinggalan hingga 2014. Faktanya,
kemampuan pemerintah hanya 18 persen dari total
kebutuhan dana, sementara tingkat kesuksesan proyek IPP
swasta generasi II (2005-2009) hanya 14 persen.
Kita selayaknya harus sudah mempunyai proyek pembangkit
hingga tahun 2025 sehingga terdapat jaminan pasokan
listrik jangka panjang. Hanya dengan ini, industri dan
investasi yang memiliki life time 15-20 tahun dapat tumbuh
karena direncanakan bersama infrastrukturnya.
Kini, jaringan infrastruktur domestik merupakan bagian
dari jaringan infrastruktur global, karenanya kompatibilitas
jaringan domestik dengan standar jaringan global menjadi
syarat mutlak. Ketiadaan atau tidak kompatibelnya
infrastruktur berakibat teralienasinya kita dari persaingan
dunia, bahkan nantinya dari peradaban dan pergaulan
dunia.
Nihilnya tujuan bernegara
Kasus paling mutakhir adalah implementasi ACFTA Januari
tahun ini. Lima tahun sejak ditandatangani, kita baru
ribut soal pembangunan infrastruktur untuk mengatasi
rendahnya daya saing sektor manufaktur. Apa yang kita
harapkan dengan pembangunan infrastruktur industri
manufaktur lima tahun ke depan? Apakah kita tiba-tiba akan
mampu bersaing dengan China?
Bayangkan apa yang mampu dihasilkan China (raksasa
pengekspor nomor satu dunia senilai 1,2 triliun dollar AS,
pemilik cadangan devisa terbesar dunia 2,4 triliun dollar AS,
sekaligus pelaku unfair trading sedunia) dalam lima tahun
ke depan untuk memenangi industri manufakturnya. Sejauh
apa penetrasi produk China di Indonesia bila saat ini saja
sudah mencapai 50 persen.
Semua ini hanya menunjukkan kita telah kehilangan satu
hal, yaitu tujuan bernegara. Thailand ingin jadi dapur dunia,
Singapura ingin jadi negara kota dunia. Sejak era Zhou
Enlai tahun 1975, China merencanakan empat modernisasi
jangka panjang yang dilaksanakan secara persisten, terukur,
dan diestafetkan antar kepemimpinan dengan satu tujuan:
menjadikan China sebuah kekuatan besar ekonomi dunia
abad ke-21. Tujuan negara kita telah direduksi jadi angka
semata. Apa sesungguhnya yang mau kita capai dengan
pembangunan infrastruktur beranggaran Rp 2.000 triliun?
Siapa sih yang peduli dengan angka pertumbuhan 7 persen.
Pembangunan infrastruktur gaya "tiba saat tiba akal ala
Indonesia" ini tidak memungkinkan kita dapat bertahan da-
lam liberalisasi kompetisi global. Dalam kompetisi
global siapa yang menjadi trend setter dialah yang
memimpin persaingan, siapa yang menjadi pengikut dia
ada di belakang. Pengikut tanpa peralatan bertanding
yang memadai, dia tentu terseok-seok di urutan belakang.
Tidak ada pilihan, terobosan dan loncatan pembangunan
infrastruktur harus dirancang dan direalisasikan dengan
sangat serius untuk tujuan yang jauh lebih bermakna.
Pendekatan mengejar-ngejar ketertinggalan tidak
saja melelahkan, melainkan juga mengkalahkan.
Heru Dewanto Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia
(PII); Founding Fellow ASEAN Academy of Engineering and
Technology (AAET), [Kompas, 10/05/10]
Tiba Saat Tiba Akal
IINFRASNFRASTRUKTUR TRUKTUR YANG TERTINGGALYANG TERTINGGAL
Dalam 30 tahun terakhir ditengarai pembangunan ekonomi Indonesia
tertinggal akibat lemahnya pembangunan infrastruktur. Menurunnya
pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia dapat dilihat
dari pengeluaran pembangunan infrastruktur yang terus menurun
dari 5,3% terhadap GDP (Gross Domestic Product) tahun 1993/1994
menjadi sekitar 2,3% (2005 hingga sekarang). Padahal, dalam kondisi
normal, pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur bagi negara
berkembang adalah sekitar 5-6 % dari GDP.
8 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 9
Semakin kurangnya pengeluaran
terhadap infrastruktur membuat
dengan sendirinya cakupan dan mutu
pelayanan infrastruktur menjadi rendah.
Contohnya, dalam hal jalan, jalan raya
masih sangat terbatas yang hanya 1,7
km per 1000 penduduk, dan hampir
50% dalam kondisi buruk karena sangat
kurangnya pemeliharaan yang baik,
terutama di jaringan jalan kabupaten.
Hal ini menambah kemacetan lalu lintas
setiap tahun, sementara kapasitas jalan
yang ditambahkan sedikit. Pengeluaran
pemerintah di subsektor ini terus
menurun, dari 22% tahun 1993 ke
11% dari anggaran pemerintah tahun
2000. Jika hal ini terus berlangsung,
tidak mustahil kondisi jalan raya yang
buruk atau kurangnya sarana jalan
raya bisa menjadi penghambat serius
pertumbuhan investasi.
Di Asia Timur, peringkat ketersediaan dan
kualitas infrastruktur fi sik Indonesia jauh
tertinggal. Begitu juga dari negara Asia
Tenggara seperti Thailand, Filipina, dan
Malaysia, kita kalah di semua indikator.
Bahkan lebih rendah dibandingkan
Vietnam. Untuk indeks total, kita sedikit
lebih baik dalam hal pelabuhan udara,
jalan kereta api, dan listrik, namun kalah
dalam hal jalan, pelabuhan, dan telepon
(ADB. 2007).
Dalam hal daya saing versi MD World
Competitiveness Yearbook 2009, meski
indeks total Indonesia naik hampir di
seluruh indikator (performa ekonomi,
efi siensi pemerintahan, dan efi siensi
bisnis), dalam hal infrastruktur justru
menurun dalam 5 tahun terakhir.Itu
wajar, mengingat proporsi alokasi dana
untuk infrastruktur terhadap PDB hanya
sekitar 4% dibandingkan dengan China,
Thailand, dan Vietnam yang di atas 7%.
Meski demikian, alokasi APBN untuk
infrastruktur terus naik. Pada 2009 alokasi
anggaran dua kali lipat dibandingkan
dengan 2005 dengan total anggaran Rp
321,8 triliun pada 2005-2009 (Kemenko
Perekonomian, 2009). Alokasi anggaran
infrastruktur dari pusat ke daerah melalui
instrumen dana alokasi khusus juga
melonjak, misalnya untuk jalan, irigasi,
dan air minum dari semula sedikit di atas
Rp 1 triliun pada 2004 menjadi hampir
Rp7 triliun pada 2008, meski turun jadi
Rp 6 triliun pada 2009 (Kemenkeu, 2009).
Dari sisi alokasi anggaran, memang
sudah ada peningkatan anggaran, tetapi
itu masih kurang, sebagaimana ilustrasi
dengan mengambil basis hitungan atas
300.000 km jaringan jalan dengan 40%
di antaranya rusak berat dan ringan,
diperlukan anggaran 1,5-17 kali lipat
dari anggaran saat ini (Danang Parikesit,
2009).
Di sisi lain, masalah infrastruktur bukan
hanya soal anggaran. Persoalannya
langsung terkait dengan tata ruang
wilayah, pertanahan, pembiayaan, dan
tata kelola pemerintahan. Dimensinya
pun tak hanya dalam ranah pemerintahan,
tetapi juga mengait persoalan sosial
kemasyarakatan.
Konteks pentingnya infrastruktur untuk
peningkatan aktivitas ekonomi juga
merupakan perhatian daerah. Besarnya
alokasi anggaran di atas mencerminkan
hal itu. Di daerah peran infrastruktur juga
dipahami sebagai mandat penyediaan
pelayanan dasar, yang erat terkait dengan
peningkatan akses anak terhadap
pendidikan, peningkatan kesehatan ibu,
dan penurunan angka kematian (Shakoor
et al 2007 dalam Danang Parikesit 2009).
Namun, pengaruh infrastruktur berbeda
di setiap wilayah. Karenanyalah sudah
menjadi tugas pemda dan pemerintah
pusat untuk menentukan intervensi
pembangunan jenis infrastruktur yang
paling tepat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang secara
spesifi k berbeda setiap daerah. Itu
tak sederhana, mengingat luasnya
Indonesia, dana terbatas, otonomi
daerah dengan kewenangan luas untuk
menentukan arah pembangunan
daerah masing-masing-yang mungkin
berbeda dengan prioritas nasional-,
serta berbagai tantangan efektivitas dan
efi siensi pemerintahan berikut peluang
penyalahgunaan kekuasaan yang
menyertainya.
Pilihan Kota Solo fokus memperbaiki
dan mempercantik jalan-disertai
pembenahan pasar tradisional dan
objek seni budaya-untuk menjadikan
daerahnya sebagai tujuan wisata
seni-budaya dan meeting-incentive-
conference-exhibition (MICE) tentu
punya tujuan dan implikasi berbeda
dengan fokus daerah tetangga dekatnya
Sragen dalam membenahi infrastruktur
perdesaan dan information and communication technology.
Di tingkat nasional, meski Kementerian
PU mengelola anggaran terbesar untuk
infrastruktur, penentuan prioritas harus
berdasar kepentingan nasional yang
melibatkan kementerian lembaga terkait
(Bappenas, Kemenhut, Kementerian
ESDM, Kemendagri, dll.), dan pemda.
Mekanisme musyawarah perencanaan
pembangunan (musrenbang) dan
infstructure summit mestinya mampu
menghasilkan sinergi pembangunan
sektoral dan kewilayahan. Di sisi lain,
pemda mestinya meningkatkan
kapasitasnya dalam menentukan fokus
pembangunan infrastruktur daerahnya,
berikut ragam bentuk dan kualitas
implementasinya. [em]
[ ]INFRASTRUKTUR
10 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
[ ]PENGURUS PII
Jakarta macet. Kuala Lumpur juga macet
dan perlu polisi untuk mengurai kema-
cetan. Bedanya Malaysia punya light rail transit (LRT). Sebuah transportasi mas-
sal seperti KRL yang kita miliki. Di setiap
emplasement stasiun puluhan bahkan
ratusan orang juga berbaur menunggu
kereta. Pemandangan sama bisa kita lihat
di stasiun-stasiun kereta sepanjang Jabo-
detabek. Bedanya lagi, LRT lebih canggih.
Melaju tanpa masinis, seperti kereta antar
terminal di Bandara Changi, Singapura,
atau Bandara Barajas di Madrid, Spanyol.
Di Indonesia manajemen PT Kereta Api
(PT KA) menghentikan pengoperasian
KA Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung
dan Bogor-Sukabumi. Hal yang dinilai
sebagian besar pengamat sebagai bukti
buruknya aspek pemeliharaan infrastruk-
tur jaringan rel kereta api.
Dato’ Ismail bin Md Salleh, Direktur Jen-
deral Lembaga Lebuhraya Malaysia me-
ngatakan, "Karena sering macet, kami
setuju transportasi di Kuala Lumpur tak
mungkin lagi tol, tetapi transportasi mas-
sal seperti LRT. Jalan tol lebih untuk lintas
antarnegara bagian."
Pengalaman Seoul (Korea Selatan) dan
Boston (Amerika Serikat) melahirkan
hipotesis yang serupa ”hancurkan jalan
tol dan bangun lebih banyak transpor-
tasi massal di sebuah perkotaan”. Seperti
Kuala Lumpur, dua kota itu melihat tol tak
mampu mengurai kemacetan.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta semakin getol menuntaskan
enam ruas tol dalam kota, yakni Kema-
yoran- Kampung Melayu (9,646 km), Duri
Pulo-Tomang-Kampung Melayu (11,38
km), Rawa Buaya-Sunter (22,8 km), Sunt-
er-Pulo Gebang (10,8 km), Pasar Minggu-
Casablanca (9,55 km), dan Ulujami-Tanah
Abang (8,26 km).
Mengapa? Sekretaris Jenderal MTI Da-
nang Parikesit mengatakan, ”Tak ada
kebijakan koheren, tidak ada prioritisasi.
Bangun transportasi massal iya, bangun
jalan juga iya.”
Pakar lingkungan Fakultas Teknik Univer-
sitas Indonesia, Dr Firdaus Ali, Msc, pada
Desember 2009 mengatakan, kemacetan
di seluruh pelosok Jakarta mengakibatkan
kerugian seluruh warga mencapai Rp
28,1 triliun per tahun. Dari total kerugian
itu, kerugian akibat bahan bakar minyak
yang terbuang percuma mencapai Rp
10,7 triliun, waktu produktif yang hilang
Rp 9,7 triliun, kerugian pemilik angkutan
umum Rp 1,9 triliun, dan kerugian ke-
sehatan Rp 5,8 triliun.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
memprediksi, kemacetan total tidak ha-
nya di Jakarta. Namun, juga Ban dung,
Surabaya, Makassar, Medan, dan Se-
marang satu per satu macet total ta-
hun 2015-2025. Dan, menurut Danang
kemacetan total di sejumlah kota besar
mengancam perekonomian dengan po-
tensi kerugian yang tidak sedikit. Band-
ung pernah merugi Rp 4,91 triliun akibat
macet.
Jadi, kota macam apa yang ingin
kita miliki? Kota dengan transpor-
tasi massal yang mumpuni sehingga
kota-kota menjadi ”ramah”, atau kon-
sep ”usang” yang memprioritaskan
pembangunan tol dalam kota? [em]
Hancurkan Jalan TolPerancang Metro atau subway Washington DC, Warren Quenstedt, pada tahun 1960 mulai membangun jaringan transportasi dengan pertanyaan, ”Kota macam apa yang ingin kita miliki?”
Sebuah tranportasi massal warga sekitar Jabodetabek Foto: seto
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 11
Paradigma pertumbuhan ekonomi
bergeser. Pertumbuhan yang mengan-
dalkan keunggulan alam dan tenaga
kerja sebagai basisnya berubah dengan
menitikberatkan kepada teknologi. Kini,
tinggal menunggu waktu saja saat per-
tumbuhan ekonomi harus mendasarkan
diri pada innovation driven economy.
Melihat dari keunggulan faktor (factor driven), pertambangan memiliki jumlah
sumberdaya dan cadangan mineral yang
besar. Lihat tabel.
Rasio cadangan terhadap sumberdaya
menunjukkan sumberdaya yang berhasil
dieksplorasi masih di bawah 50%. Hanya
pada mineral tertentu yang di atas 50%.
Kondisi ini memerlukan peningkatan
inovasi.
Kalau tinjauannya adalah produksi, se-
pertinya kita akan cenderung menga-
takan bahwa teknologi tidak bermasalah.
Namun untuk jangka panjang inovasi
teknologi untuk penambangan bawah
tanah, deep sea mining serta perlunya
penerapan teknologi pertambangan un-
tuk proyek medium pertambangan yang
cadangannya relatif kecil.
Tinjauan dari sudut pengolahan dapat
dilihat kekosongan mata rantai industri
logam di Indonesia. Kevakuman industri
yang ada harus segera diisi dengan ino-
vasi teknologi pengolahan dan pemur-
nian. Karenanya BK Tambang PII bermak-
sud untuk:
Melakukan kajian ketersediaan sumber-
daya dan cadangan mineral Indonesia.
Melihat unjuk kerja ekploitasi nyaserta
upaya upaya inovasi teknologi di pasar
global yang dapat diadopsi.
Melakukan kajian kemungkinan pen-
erapan teknologi eksploitasi tambang
bawah tanah, deep sea mining dan ke-
mungkinan penerapan inovasi teknologi
yang tersedia di pasar global.
Melakukan kajian peningkatan nilai tam-
bah mineral baik melalui upaya mineral processing, peleburan, pemurnian untuk
m e n i n g k a t k a n
output produksi
hilir, serta mengisi
kekosongan yang
ada.
Melakukan kajian
standarisasi pen-
erapan teknologi
dan inovasi te-
knologi pengola-
han dan pemur-
nian didasarkan
pada bencmark
internasional ter-
utama dalam efi siensi, produktifi tas, kon-
servasi energi, emisi dan polusi.
Melakukan kajian atas potensi pertum-
buhan ekonomi dalam kaitannya dengan
upaya perbaikan industri dengan ino-
vasi teknologi termasuk dalam kebijakan
yang harus diberikan pemerintah [em]
[ ]BK TAMBANG
Tambang dan SDM Mineral
Penghargaan KonstruksiProduk konstruksi bermutu dan berkualitas
tentunya memberi manfaat bagi
masyarakat luas, memiliki nilai tambah dan
menjadi model pembangunan konstruksi,
sebuah kondisi yang tentunya patut untuk
diberikan apresiasi.
Kementerian Pekerjaan Umum, dalam
rangka Hari Konstruksi Indonesia,
mengundang insinyur-insinyur Indonesia
mengirimkan karya terbaik mereka, baik
perorangan, kelompok dan badan usaha.
Karya konstruksi yang dinilai adalah
produk konstruksi yang memiliki unsur-
unsur seperti: (1) metode konstruksi
yang digunakan, (2) penemuan teknis
yang memiliki manfaat khusus dan sudah
diterapkan dalam produk konstruksi yang
di ajukan, (3) karya rancang bangun yang
kreatif dan inovatif dan (4) teknologi tepat
guna.
Adapun ketentuan penilaian akan
menitikberatkan pada (a) keaslian karya,
(b) inovasi, (c) inspiratif, (d) keunggulannya,
(e) dampak positifnya, (f ) landasan teori
yang relevan dan rasional, (g) memilki
kebenaran secara teknis dan ilmu
pengetahuan, (h) sudah diterapkan di
lapangan dan teruji, (i) ramah lingkungan,
dan (j) memenuhi aspek K3 konstruksi.
Beberapa peraih penghargaan ini
sebelumnya adalah PT Wijaya Karya
dengan Metode Shoring pada tanah Lunak
yang mampu mempercepat pelaksanaan
pekerjaan. Efi siensi waktu pengerjaan
pier head menjadi 4 hari lebih cepat.
Memanfaatkan pilecap sebagai tumpuan
perancah untuk pengecoran pier head
sambil mengatasi masalah tanah lembek
(bekas sampah) dan kemacetan.
Selain itu ada juga Ratna Hidayat yang
mengolah air selokan (grey water) untuk
membangun ecotech garden, dan lain-
lain dengan karya berbeda.
Penyerahan proposal karya dapat
disampaikan langsung atau melalui
pos. Alamatnya sekretariat panitia
Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia,
jl. Pattimura no 20 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan. Materi yang disampaikan harus
dalam bentuk hard copy dan soft copy
(CD). Batas waktu penyerahan adalah 25
Oktober 2010. Nomor telepon yang bisa
dihubungi 021 7258373-726637. [em]
[ WAWANCARA ]
TIDAK PERLU?JANGAN JADI ANGGOTA!Beberapa waktu lalu EM mewawancarai Ketua Biro Keanggotaan, Istanto Oerip, berikut kutipannya,
PII tidak seperti kebanyakan organisasi yang member minded,
PII chairman minded. Artinya lembaga ini tidak mengandalkan iuran anggota untuk membiayai
kegiatannya, namun lebih kepada kemampuan pengelolanya untuk
menghimpun dana. Sehingga sertifi kasi buat PII bukan
merupakan income. PII lebih banyak memfasilitasi anggotanya.
Apa saja target Biro Keanggotaan?
Meningkatkan jumlah anggota menjadi
20.000 orang. Meningkatkan anggota
yang membayar iuran. Selama ini, banyak
anggota yang membayar hanya pada saat
perpanjangan SKA setelah itu menghilang.
Sekarang setiap cabang minimal memiliki
25 orang anggota yang semuanya harus
bayar. Kalau mereka tidak bayar mau bikin
(kegiatan-red) apa?
Kalau ada pertanyaan, apa yang saya dapat dengan
membayar iuran ini?
Pertanyaannya jangan dibalik. Itu yang
menyusahkan orang. Anda perlu PII tidak?
Kalau tidak ya jangan masuk. Kalau anda
masuk berarti memang merasa perlu PII.
Di luar negeri juga tidak ada yang bertanya
seperti itu. Mereka sadar kalau masuk ke
asosiasi ya berarti butuh asosiasi itu.
Target lainnya?
Pembenahan sistem manajemen
keanggotaan. PII harus memberikan
pelayanan yang terbaik untuk anggotanya.
Kalau kita memiliki data keanggotaan
yang benar dan terhubung hal itu akan
lebih cepat dan baik. Kelemahan saat ini,
data dari masing-masing biro terpisah.
Tetapi sekarang sedang dibuat sistem
databasenya.
Bagaimana biayanya?
Sebenarnya tidak terlalu besar
seperti yang di bayangkan.
Dan paling tidak sampai saat
ini, PII masih sanggup untuk
menghimpun dana. Malahan
tidak hanya data keanggotaan,
sistem sertifi kasi keinsinyuran
juga akan dibenahi. Tidak sekedar
menyediakan formulir, namun
sekaligus bisa diakses sampai
nantinya dinilai dengan cepat.
Banyak anggota yang tidak aktif, apa karena tidak ada program
menarik?
Mungkin juga. Kita saat ini
sedang mengupayakan
kegiatan-kegiatan
untuk cabang.
S e b e t u l n y a
banyak yang
bisa dilakukan.
M i s a l n y a
m e m b u a t
s e m a c a m
p e l a t i h a n
pembuatan
k o n t r a k ,
menyusun proposal, membuat presentasi
dll. Banyak dari kita-kita yang senior ini
merasa yang kaya gitu kan otomatis
langsung bisa. Ternyata tidak. Ada yang
tahu dan bisa, tetapi banyak juga yang
tidak tahu dan tidak bisa.
Apakah efektif?
Begini. Ambil contoh PII cabang Semarang.
Pengurusnya aktif mengadakan kegiatan.
Hasilnya anggotanya juga bertambah
cukup signifi kan. Jadi wajar saja kalau
mereka ditetapkan sebagai pengurus
terbaik.
Ada lagi yang membuat PII Semarang menjadi yang terbaik?
Ada. Selain jumlah kegiatan yang bervariasi,
pengurus PII cabang Semarang bahkan
mengadakan upacara untuk pengambilan
SKA. Menyanyikan lagu Indonesia Raya,
pembacaan kode etik Insinyur dan intinya
itu adalah acara yang didesain khusus
ketika ada anggota yang mengambil SKA.
Tidak seperti KTP yang istilahnya bayar lalu
pergi. Mereka mencoba membubuhkan
makna bahwa SKA bukan hanya secarik
kertas, tetapi lebih jauh dari itu SKA adalah
sesuatu yang memiliki arti yang spesial.
Kalau di tempat lain?
Dulu PII juga begitu. Setiap waktu tertentu,
kalau tidak salah tiap semester, kita bikin
pelantikan. Pengambilan SKA pasti ada
12 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 13
upacaranya, tetapi entah mengapa hal itu
hilang.
Perlu diadakan lagi?
Mestinya perlulah. Bagaimanapun, hal itu
adalah pengakuan terhadap pencapaian
seseorang. Coba lihat di sd atau taman
kanak-kanak, mereka melakukan inagurasi
ketika anak-anak didiknya dianggap sudah
mencapai tahapan tertentu. Mereka
bangga lho!
Bagaimana kalau pengurus daerahnya adem-adem saja?
Setiap daerah memiliki kekhususannya
masing-masing. Tidak bisa di samakan
antara satu daerah dengan daerah lain.
Hal ini menjadikan inovasi insinyur di
setiap daerah pasti berbeda. Pada titik
inilah sebenarnya pengurus PII di daerah-
daerah dituntut untuk lebih kreatif.
Dibubarkan saja maksudnya?
Kalo itu menjadikannya lebih baik ya
bubarkan saja. Mudah kok bikin baru.
[em]
Istanto Oerip juga menyinggung tentang apa yang harus dilakukan setiap cabang menyambut hasil Rapimnas beberapa waktu lalu. Insinyur sesuai sifat pekerjaannya tidak bisa secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Beda dengan dokter. Setiap kali masyarakat sakit mereka berhubungan langsung dengan dokter. Kalau masyarakat memiliki masalah teknis atau teknologi? Mereka tidak lantas mencari seorang insinyur.
Karenanya insinyur harus meningkatkan kerjasama terutama dengan lembaga yang erat berhubungan dengan masyarakat. UMKM misalnya. JIka PII membantu UMKM dengan teknologi-teknologi tepat guna, peranan insinyur akan lebih terlihat nyata di masyarakat.
“Misalnya Jawa Tengah sebagai propinsi dengan UMKM terbesar terutama di bidang pertanian. Kalau pengurus PII cabang daerahnya tidak memiliki kiat-kiat atau produk yang mendorong pertanian sebagai media untuk ketemu rakyat ya susah,” katanya.
Apa perbedaan insinyur, dokter dan ad-
vokat? Ilustrasinya kalau masyarakat sakit
mereka berhubungan secara langsung
dengan dokter. Begitupula saat memi-
liki masalah hukum mereka berhubu-
ngan secara langsung dengan advokat.
Bagaimana Insinyur? Pak Is sapaan akrab
Istanto Oerip mengatakan ketika masya-
rakat memiliki masalah teknik atau tek-
nologi mereka tidak berkonsultasi lang-
sung dengan insinyur. Itulah bedanya.
Insinyur tidak bisa langsung memberikan
service seperti dokter ataupun advokat.
Karenanya insinyur harus meningkatkan
kerjasama terutama dengan lembaga
yang erat berhubungan dengan masya-
rakat. Misalnya UKM atau UMKM bukan
hanya perusahaan-perusahaan besar
saja. Kalau PII membantu sebut saja PT.
Chevron, walaupun hasilnya dinikmati
masyarakat tetapi peran insinyur di-
situ tidak nampak secara langsung oleh
masyarakat. Beda halnya kalau kemudian
PII membantu UMKM dengan teknologi-
teknologi tepat guna, peranan insinyur
akan lebih mudah terlihat dan diingat
masyarakat.
“Misalnya gorontalo yang memiliki ke-
unggulan sebagai daerah penghasil ja-
gung. Kalau pengurus PII cabang daerah-
nya tidak memiliki kiat-kiat atau produk
yang mendorong jagung sebagai media
untuk ketemu rakyat ya susah.
Selain itu inovasi teknologi yang dikem-
bangkan harus bankable. Bekerjasama
dengan pemerintah setempat dan in-
dustri yang berkepentingan. Hal ini un-
tuk memastikan proyeknya terus berja-
lan, “ kata Pak Is. [em]
Beda Insinyur & Dokter
Apa beda UKM — usaha kecil dan
menengah — dengan UMKM —usaha
mikro, kecil dan menengah. Sebutan
ini kadang membingungkan. Tetapi,
sebagai gambaran, defi nisi UMKM yang
sering dipakai kalangan perbankan
memang lebih detail, karena menunjuk
pada usaha yang paling kecil yang bisa
dijalankan masyarakat.
Bank agaknya berusaha memotret
kegiatan usaha yang dilakukan
masyarakat kecil, seperti misalnya
mereka yang berjualan gorengan atau
penjual gudeg di pasar, di
kampung. Usaha macam
ini jumlahnya ribuan di
Yogyakarta. Dari segi pekerja
mungkin hanya perorangan
dalam pengertian yang
sebenarnya. Hanya satu
orang Baja bisa jalan dan
jelas tak ada badan tak
ada badan hukum. Mereka
luwes berganti dagangan.
Sehari yang lalu berjualan
gorengan, karena tak laku
ganti jualan kolak, misalnya.
Dari segi permodalan, jauh
di bawah Rp 1 juta.
Bukan hanya di Yogyakarta,
di Aceh Utara juga ada.
Nyak sebutan untuk para wanita yang
berjualan di kaki lima. Mereka ada konon
sejak Kerajaan Aceh tempo doeloe.
Sehabis sholat Subuh, wanita-wanita itu
sudah membawa dagangannya dengan
labi-labi, angkutan kota yang bisa
mengangkut 14 penumpang.
Meski sektor pertambangan dan industri
terlihat “berkilau” di daerah ini, mayoritas
masyarakat Aceh Utara masih bermata
pencaharian di sektor pertanian dan
menjualnya langsung di pasar kaki lima.
UKM dan UMKM
14 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
MAJU DAN BERKEMBANG BERSAMA MASYARAKAT
PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) Tbk
merupakan salah satu produsen batubara terbesar di
Indonesia.
PTBA menghasilkan batubara yang berkualitas dan
terkenal di seluruh dunia
PTBA menerapkan mutu kerja dan produk ber-
dasarkan standar internasional
PTBA memiliki 3.000 karyawan berketerampilan
tinggi dan ahli di bidang batubara
PTBA secara serius menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik
PTBA berkomitmen untuk maju dan berkembang ber-
sama masyarakat, mengelola sumber daya batubara
dan memelihara lingkungan untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan menumbuhkan kegiatan
ekonomi masyarakat.
BERITA MITRA
PT INCO:
The Larger Lateritic Operation In the Word
PT Inco’s major strengths
Prepare itself to response to market requests for nickel
supply
Large nickel ore resources to provides secure, long
term feed
Low-cost hydroelectric power – no link to grid Option
to production expansion with relatively low-cost
Aggressively pursuing cost and productivity
improvements
Returning post-mining areas to their original
ecosystems
Nursery has a capacity to rehabilitate 700 hectares of
land annually;
Revegetated 150 hectares of post-mining area in 2007;
PT Inco restored 37 native types of vegetation to 100
hectares of rehabilitated, post-mining land
Emissions type
Before Dust (mg/nm3) 15,000; CO (ppm) 4,000
After Dust <5 ; CO <100
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY | 15
[ WILAYAH / CABANG ]
PII SEMARANG
INSINYUR, MASUK KEKUASAAN!Seperti di daerah lain di Indonesia,
masyarakat di Semarang juga memiliki
masalah dengan teknik/teknologi. Seperti
bagaimana mengatasi pengaruh back
water dari laut, kerusakan jalan, kebakaran
akibar korsleting, sampah, penyediaan air
bersih dan lain-lain.
Sayangnya kinerja keinsinyuran masih
diwarnai sekedar mendapatkan
proyek. Hal ini memberi kesan kinerja
keinsinyuran belum profesional. Walaupun
analisanya secara garis besar, potensi
SDM keinsinyuran Semarang masih
sanggup menyelesaikan permasalahan
di lingkungannya. Namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa pembangunan ‘tidak
hanya’ ditentukan kualitas dan kuantitas
SDM keinsinyuran saja, tetapi juga
Political Will pemerintahan. Karenanya
pengurus menganjurkan para anggota
dapat bergerak juga memasuki ranah
kekuasaan.
Dengan anggota sebanyak 3800 anggota,
Semarang adalah salah satu cabang
dengan anggota terbanyak. Berbagai
masalah berkaitan dengan anggota juga
muncul. Sedikitnya jumlah anggota yang
membayar iuran, waktu pengurusan
SKA yang lama, sampai tantangan
mengelola jumlah anggota yang besar.
Terkait masalah ini, Semarang memberi
usulan perlunya semacam SOP sehingga
bisa ditentukan waktu yang diperlukan
untuk mengurus SKA. Disamping juga
mengkritisi angka 25 untuk pembentukan
sebuah cabang.
Untuk melayani anggotanya, pengurus
PII Semarang selalu mengadakan
kegiatan berlanjut. Ada program yang
digulirkan Biro Sertifi kasi pengurus pusat,
pelaksanakan KPPIJK dan Workshop
Pengisian FAIP, sampai pada angkatan
ke 38 dengan peserta setiap angkatan
berjumlah rata-rata 40 orang. Sosialisasi
sertifi kasi kepada mahasiswa dan juga
melakukan penelitian bekerjasama
dengan lembaga riset, perguruan tinggi
dan LPJKD. [em]
PII BIAK
BUKA CABANG KAMIKebutuhan insinyur teknik di Kabupaten
Biak Numfor sangat besar. Hal ini
mengingat keterbatasan tenaga teknik /
insinyur baik di Pemerintahan maupun
swasta. Sebagian besar tenaga teknik
yang ada di Biak, bekerja sebagai PNS atau
pegawai pada perusahan perusahaan
Jasa Konstruksi.
Jumlah Insinyur di Biak Numfor saat ini
diperkirakan 150 orang. Itupun terdiri
dari berbagai bidang ilmu keteknikan,
terutama Teknik Sipil, Teknik Arsitektur
dan Teknik Elektro. Dan belum satupun
insinyur yang mengantongi IPP/IPM.
Tidak ada Perguruan Tinggi Teknik di Biak.
Direncanakan akan dibentuk perguruan
Tinggi Teknik dalam jangka waktu 3
tahun ke depan. Cikalnya adalah akademi
teknik Biak. Sehingga pada umumnya
insinyur teknik di Biak Numfor berasal dari
Jayapura (Sekolah Tinggi Teknik Jayapura)
dan dari luar Provinsi Papua.
Kegiatan
Status Biak Numfor belum dikukuhkan
sebagai Cabang sampai saat ini. Karenanya
PII Biak Numfor hanya mengikuti kegiatan
yang dilakukan PP PII. Beberapa waktu
lalu tepatnya 7 Maret 2010, di adakan
pertemuan sarjana teknik se-Kabupaten
Biak Numfor. Hasilnya disepakati untuk
membentuk PII Cabang Biak Numfor.
Dengan tantangan pembangunan
yang semakin besar -diperkirakan
permasalahan di bidang sdm,
transportasi, alih teknologi, sertifi kasi
tenaga teknik, tuntutan hak adat atas
tanah akan mengemuka- ada harapan
besar agar keberadaan PII cabang Biak
segera dikukuhkan. [em]
16 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
pembukaan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik sesaat sesudah
membuka Rapimnas PII di Jakarta (14/6)
Galeri
Rapimnas PII, Hotel Borobudur 14-15 Juni 2010