Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

39
INOVASI SEKTOR PUBLIK Septiana Dwiputrianti, SE, M. Com, (Hons), PhD. Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan dan Dosen STIA Lembaga Admnistrasi Negara Republik Indonesia Psaca Sarjana STIA LAN Jakarta Jakarta, 31 Oktober 2013

description

Inovasi Sektor Publik

Transcript of Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

Page 1: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

INOVASI SEKTOR PUBLIK

Septiana Dwiputrianti, SE, M. Com, (Hons), PhD.

Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan dan Dosen STIA

Lembaga Admnistrasi Negara Republik Indonesia

Psaca Sarjana STIA LAN Jakarta

Jakarta, 31 Oktober 2013

Page 2: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KONSEP INOVASI( A G U S D W I Y A N T O )

Inovasi adalah “segala sesuatu yang berkenaan dengan gagasan dan

pengetahuan baru dan transformasinya kedalam hasil (outcome) yang

dapat menciptakan nilai tambah pada praktik dan proses, barang dan jasa,

adopsi teknik dan pendekatan baru dalam pengelolaan satu organisasi.

Dalam bidang administrasi publik, inovasi adalah setiap bentuk

transformasi gagasan dan pengetahuan baru yang mampu menciptakan

nilai tambah dalam satu atau lebih aspek dan atau proses administrasi

publik.

Page 3: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

JENIS INOVASI

Inovasi pelayanan; pelayanan yang lebih baik atau pelayanan baru: (revolusi KIA di

NTT, pelayanan maternal di fasilitas kesehatan yang memadai)

Inovasi dalam proses: perubahan dalam cara mengelola pelayanan publik (kontrak

pelayanan yang dilakukan di berbagai daerah)

Inovasi sistim: perubahan dalam sistim, misalnya melalui penerapan TIK, e-

learning, e-government, dst.

Inovasi konsepsual: perubahan dalam konsep atau mindset, konsep penguasa sebagai

pelayanan warga, kepala pelayanan

Page 4: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

INOVASI ME MBUT UHKAN KOMPE T E N SI

DAN BUDAYA KR E AT IF

Tidak ada inovasi tanpa budaya kreatif dan tidak ada kreativitas tanpa

kompetensi

Inovasi dalam pelayanan publik hanya dapat dikembangkan kalau kita

mampu membangun kompetensi dan mengembangkan budaya kreatif

Semua kendala untuk pengembangan kompetensi dan kreativitas harus

dihilangkan dan insentif untuk pengembangan kompetensi harus

diberikan

Page 5: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KE N DALA PE NGE MBANGAN

KR E AT IVITAS & KOMPE T E NSI PE GAWAI

Orientasi pada legalitas yang berlebihan. Pengaturan dibuat terlalu rinci

untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Peraturan ditempatkan diatas misi

dan tujuan dari birokrasi.

Pengaturan rinci hanya diperlukan untuk hal terkait dengan basic right,

risiko kesalahan besar, dan ketika kompetensi pegawai rendah. Jika tidak

termasuk hal tersebut sebaiknya ada diskresi.

Struktur hirarkhis dan pemusatan kekuasaan ditangan pimpinan

puncak. Ada jarak yang panjang antara pemegang kekuasaan untuk

memutuskan (pimpinan) dengan petugas di garis depan yang langsung

berhubungan warga (frontline officers).

Page 6: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KENDALA….

Budaya kerja rutin. Tidak ada tradisi untuk secara rutin meninjau

kembali praktik dan cara kerja untuk mencari yang lebih baik.

Keengganan mengambil risiko dan mengambil keputusan.

Pegawai tidak terlatih untuk mengambil risiko

Sistim pengawasan yang terlalu rigid dan hanya membedakan

antara praktik dengan peraturan dan prosedur (compliance auditing).

Penghargaan terhadap kinerja dan kompetensi rendah. Promosi

belum berdasar pada prinsip merit yang menghargai kompetensi dan

kinerja.

Page 7: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

BAGAIMANA ME NGHILANGKAN

KE NDALA ? “KE SE IMBANGAN ANTAR A

TRUST VS KONTROL”

Keseimbangan antara trust dan kontrol, tergantung pada konteks dan

lingkungan. Keseimbangan antara mencegah kesalahan dengan memberi

ruang untuk berkreasi.

Semakin tinggi kompetensi, kematangan, dan wawasan maka sebaiknya

semakin besar ruang untuk mengambil diskresi.

Revisi UU 32/2004 dan RUU administrasi pemerintahan memberi ruang

bagi aparatur untuk mengambil diskresi dan melindungi penggunaan diskresi

untuk pengembangan inovasi.

Page 8: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

BAGAIMANA PE NGE MBANGAN

BUDAYA DAN OR IE NTASI PADA

KEBARUAN DAN KUALITAS

Tradisi untuk melakukan review secara periodik cara kerja perlu

dikembangkan. Total quality manajemen (TQM). Pertanyaan tentang

“apakah ada cara kerja yang lebih baik” perlu dilembagakan.

Pengakuan dan penghargaan terhadap kinerja individual dan kelompok

Kegagalan terhadap upaya untuk melakukan pembaharuan dan inovasi

tidak boleh dijadikan sebagai instrumen untuk menggembosi semangat

pembaharuan tetapi justru menjadi alat untuk mempromosikan tradisi dan

perilaku inovatif.

Page 9: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

BAGAIMANA “PEMBERDAYAAN

PETUGAS DI GARIS DEPAN ?”

Petugas garis depan harus dijadikan sebagai sumber informasi tentang

problema dan gagasan inovatif

FGD dan curah pendapat dengan petugas garis depan perlu dilakukan

secara rutin untuk mengenali apa yang menjadi kendala warga untuk

mengakses pelayanan dan kendala mereka melayani warga

Beri ruang untuk mengambil diskresi untuk mengambil solusi terhadap

problema yang terjadi kepada mereka yang langsung berhubungan dengan

warga

Page 10: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

SIAPA YANG POTENSIAL

MELAKUKAN INOVASI?

Survei yang dilakukan oleh Kennedy School: front-line official dan

pimpinan tingkat menengah;

• Frontline official: mereka yang langsung berhubungan dengan rakyat, tahu kebutuhan dan kesulitan dalam melayanan warga

• Pimpinan menengah: pengalaman dan kematangan, idealisme

• Pimpinan di hirakhi yang tinggi: comfort zone, risiko perubahanterlalu besar, usia tidak lagi progresif

Di Indonesia karena budaya yang paternalistik, pimpinan tertinggi

sangat strategis perannya; pimpinan K/L dan Daerah.

Page 11: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

MENGAPA PENTING?

“Innovation in government has been major areas of study as a

possible venue for performance improvement” (Kim dan Chang,

2009:294)

“innovation is becoming a reality in government. The failure to

innovate in public services creates imbalances in societies and

additional fiscal restraints” (P¨arnaa and Tunzelmann,2007:1)

“Without policies and administrative innovation, governance fall

into decay and effectiveness, loses capacity to govern, and

becomes a target of criticism and failure”. (Farazmand, 2004:19)

Page 12: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

BAGAIMANA MEMULAI?

Mengapa perlu inovasi?

Tujuan Pemerintah Daerah

(UU 32/2004, psl 2 ayat 3)

Kesepakatan bersama untuk mendahulukan

kepentingan masyarakat di atas segalanya

PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI PEMERINTAHAN DAERAH

Page 13: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

P E N G E M B AN G A N S I S T E M I N O VAS I P E M E R I N TAH A N D AE R A H

Page 14: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

TA H A PA N

P E N G E M B A N G A N

S I S T E M I N O VA S I

Tahap pertama adalah sharing atau sosialisasi inovasi

Tahapan kedua adalah inspiration atau peningkatan kemampuan untuk

berinovasi

Tahapan ketiga adalah creation yakni sebuah tahapan yang menandai kesiapan

berbagai elemen untuk menjalankan inovasi sembari terus menerus

mengembangkan pengetahuan baru.

Tahapan keempat adalah accumulation yang berarti adanya akumulasi

pengetahuan baru dan berbagai ragam inovasi yang telah terjadi dalam

mengatasi berbagai persoalan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Page 15: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

LEVEL INOVASI

Inovasi pada level top-down lebih banyak mengarah pada

inovasi yang bersifat efesiensi (They may be oriented towards

achieving greater efficiency in the supply of existing services),

sedangkan inovasi bottom-up may be more focused on an expansion of

the quality of supplied services or the development of a new service.

Page 16: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

WHY ISN'T THE GOVERNMENT

GENERALLY MORE AGILE?

Public sector agencies often have no clear mission

Politics often intervenes

Agencies’ core competence: survival

The public sector is afflicted by management fads

Top managers don’t stay for long

Staff are often demoralized

Forbes, 3/06/2012

Page 17: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

Perilaku Dinamis Inovasi melalui intervensi Politik

Page 18: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013
Page 19: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013
Page 20: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

T I P E / J E N I S I N OVA S I D I

S E K T O R P U B L I K

Page 21: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

15 KUNCI SUKSES INOVASI1. Adanya tuntutan perubahan yang didukung oleh Pemerintah dan Pimpinan Aparatur;

2. Sikap dan budaya para Pemimpin yang mendorong kreativitas dan inovasi;

3. Kelembagaan Pemerintahan mendorong, mengakui, dan menghargai inovasi;

4. Proses Inovasi perlu dikembangkan dalam suatu “Siklus” sistem tertentu;

5. Inovasi mengandung resiko dan membutuhkan Pemimpin dan Aparatur yang berani mengambil resiko

yang telah diperhitungkan, bukan mereka yang takut resiko atau sekedar mempertahankan status

quo;

6. Pilot Proyek dan Pengujicobaan dapat memperkecil resiko dampak Inovasi;

7. Jaringan kerjasama domestik dan internasional akan mendorong sukses Inovasi;

8. Kapasitas dan kapabilitas SDM dan organisasi pemerintahan adalah prakondisi keberhasilan Inovasi;

9. Isu Strategis harus dirumuskan untuk mengantisipasi tingkat kesulitan, tekanan pekerjaan, kecepatan

kerja, dan waktu yang terbatas dalam mengembangkan Inovasi;

10. Tantangan yang harus diantisipasi dalam inovasi adalah sikap legislatif, sistem pelaporan kinerja dan

jaringannya; sikap penolakan terhadap resiko, dan sikap kelompok orang yang memandang rendah

inovasi;

11. Penerapan teknologi canggih akan memperkuat dorongan dan kreativitas inovasi;

12. Inovasi di sektor publik biasanya mendorong berkembangnya inovasi dalam masyarakat maupun

swasta;

13. Keberhasilan Inovasi menuntut ketersediaan sumber daya (Man, Money, Materials, Methods, Times,

Environment), harus dijamin ketersediaannya (Ingat: No-one wants to pay – Risk aversion behavior));

14. Aparatur sektor publik sesungguhnya memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, sangat

termotivasi untuk bekerja, berorientasi hasil dan mendahulukan kepentingan masyarakat (Di samping

para oknum aparatur yang merusak sistem untuk kepentingan pribadi atau golongannya);

15. Pemerintah harus mendorong inovasi, namun juga harus memiliki reservasi bahwa capaian kinerja

akan bervariasi, dan harus memberi ruang untuk perbaikan.

Page 22: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KERANGKA PEDOMAN PROSES

MENGELOLA INOVASI

Page 23: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT INOVASI

MENOLAK

MENGHENTIKAN

PROGRAM ATAU

MEMBUBARKAN

ORGANISASI YG GAGAL

SANGAT TERGANTUNG

KEPADA “HIGH

PERFORMERS” BAHKAN

“TOP LEADER”SEBAGAI

SUMBER INOVASI

TEKNOLOGI TERSEDIA,

TETAPI STRUKTUR

ORGANISASI DAN

BUDAYA KERJA

MENGHAMBAT

TIDAK ADA REWARDS

ATAU INSENTIF UNTUK

MELAKUKAN INOVASI

ATAU UNTUK

MENGADOPSI INOVASI

LEMAH DALAM

KECAKAPAN (SKILLS)

UNTUK MENGELOLA

RESIKO ATAU

MENGELOLA PERUBAHAN

ALOKASI ANGGARAN

YANG TERBATAS DALAM

SISTEM PERENCANAAN

JANGKA PENDEK

TUNTUTAN

PENYELENGGARAAN

PELAYANAN PUBLIK VS

BEBAN TUGAS

ADMINISTRATIF

BUDAYA “CARI AMAN”,

STATUS QUO, DAN

TAKUT RESIKO DALAM

BIROKRASI MASIH

TERLALU KUAT

MASIH BANYAK LAGI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

INOVASI DALAM PEMERINTAHAN

NIHIL INOVASI

Page 24: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

1. PROGRAM-PROGRAM PENYELAMATAN

2. PROGRAM-PROGRAM PEMBERDAYAAN

3. PROGRAM-PROGRAM PENGUATAN

1. PROGRAM BANTUAN KESEHATAN

2. PROGRAM BANTUAN EKONOMI

3. PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN

4. PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

5. PROGRAM PEMBANGUNAN LINGKUNGAN

GERDU KEMPLING

Page 25: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

GERDU KEMPLING

( PERCEPATAN PROGRAM PENANGGULANGAN

KEMISKINAN KOTA SEMARANG )

Gerakan Terpadu bidang Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan,

Infrastruktur dan Lingkungan

SINGKATAN :

DEFINISI :

Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan yang

mencakup segala aspek dan terangkum dalam 5 bidang yaitu

Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Infrastruktur dan

Lingkungan.

Gerdu : Pos atau tempat

Kempling : Bersinar atau mengkilat

FILOSOFI

:1. Dengan hati & pikiran bersih dalam melaksanakan program pembangunan, khususnya

dalam melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang

2. Cemerlang, menuangkan ide-ide yg kreatif & inovatif dalam program penanggulangan

kemiskinan, baik dalam konsep maupun aplikasinya.

Page 26: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

• Tingginya angka kemiskinan Kota Semarang sejumlah 128.647

KK, 448.398 jiwa atau 26,44 % (Keputusan Walikota Semarang

Nomor 400/451 Tahun 2011 tentang Penetapan Warga Miskin Kota

Semarang Tahun 2011) menjadi perhatian utama Pemerintah Kota

Semarang maka program pertama dari Sapta Program adalah

Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran;

• Untuk itu diperlukan pengembangan strategi dan kebijakan

penanggulangan kemiskinan yang tepat program, tepat sasaran

dan tepat guna sesuai dengan profil, kebutuhan, karakteristik, dan

potensi warga miskin;

• Pemerintah tidak mampu menangani sendiri tanpa dukungan dan

peran serta semua pihak yaitu Swasta, Pelaku Usaha, Perguruan

Tinggi, LSM dan Masyarakat.

Page 27: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

PENDUDUK MISKIN KOTA SEMARANGH A S I L I D E N T I F I K A S I D A N V E R I F I K A S I WA R G A M I S K I N

TA H U N 2 0 11

( B Y N A M E B Y A D D R E S S )

Keputusan Walikota Semarang Nomor 400/451 Tahun 2011 Tentang Penetapan Warga

Miskin Kota Semarang Tahun 2011.

Jumlah Warga Miskin di Kota Semarang Tahun 2011 ditetapkan sebesar 128.647 KK,

448.398 Jiwa, yang tersebar di 16 Wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan, terdiri dari:

a. Penduduk Rawan Miskin sejumlah 80.328 KK 286.193 Jiwa

b. Penduduk Miskin sejumlah 48.257 KK 162.037 Jiwa

c. Penduduk Sangat Miskin sejumlah 62 KK 168 JiwaMELALUI GERDU KEMPLING, JUMLAH WARGA MISKIN DAPAT TERTANGANI MINIMAL 2 % PER TAHUN atau TURUN

± 2.573 KK / ± 8.968 jiwa pada tahun 2012 (AMANAH RPJMD KOTA SMG 2010 - 2015)

Page 28: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

Ngaliyan

8.027 KK

Mijen

5.927 KK

Gajah

mungkur

4.630 KK Candisari

7.770 KK

Smg Slt

6.368 KK

Smg

Tmr

7.710 KK

Gayamsari

7.004 KK

Pedurungan

6.073 KK

Genuk

7.892 KK

Smg Utr

15.628 KK

Smg Tgh

5.877 KK

Smg Brt

15.174 KK

Tugu

4.443 KK

Gunungpati

7.138 KK

Banyumanik

5.888 KK

Tembalang

13.098 KK

PERSEBARAN WARGA MISKIN DI KOTA

SEMARANG

TOTAL WARGA MISKIN : 128.647 KK ATAU 448.398 JIWA

Page 29: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

5 Bidang

Kemiskinan :

1.Kesehatan

2.Ekonomi

3.Pendidikan

4.Infrastruktur

5.Lingkungan

ALUR PIKIR UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT untuk

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Gerdu Kempling)

Kondisi &

Permasalahan

yang Dihadapi

Dalam

Penanggulangan

Kemiskinan di

Kota Semarang

• Kurang Sistematis

• Dana Kurang Terfokus

• Person yang Terlibat

Kurang

• Masyarakat Sasaran

Kurang Tersentuh

& Tidak Tepat Sasaran

• Kurangnya

Stakeholder yang

Terlibat

•Perda Kota

Semarang

No. 4 Tahun

2008

•Keputusan

Walikota

Semarang

No. 465/

032/2010

•Instruksi

Walikota

Semarang

No. 054/

2/2011

Sinergikan

Kepedulian

Entaskan

kemiskinan

Gerdu

Kempling

Inovas

i

1. Terciptanya Sinergi

Seluruh Stakeholder

dan Program

Penanggulangan

Kemiskinan yang Ada

Dengan Baik.

2. Keterpaduan Seluruh

Stakeholder Dalam

Pelaksanaan

Penanggulangan

Kemiskinan (Sistematik)

3. Pelaksanaan yang Tepat

Sasaran, Karena

Didukung Database

Warga Miskin By Name

By Address dan Data

Potensi / Kebutuhan

Warga Miskin yang

Akan Diberi Bantuan

4. Termonitornya Seluruh

Pelaksanaan Program

Gerdu Kempling

Output

Penurunan Jumlah Warga Miskin di

Kota Semarang Sebesar

2% Per Tahun ( Amanah RPJMD )

Sinergitas

Stakeholder :

1. Pemerintah

Kota Semarang

2. CSR

3. KPPC

4. PTN/PTS

5. LSM

Page 30: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KELURAHAN SASARAN

FOKUS / TUJUAN

PEMBANGUNAN

KELURAHAN

PROGRAM SKPD

MASYARAKAT

USULAN

KELURAHAN

USULAN

KELURAHAN

SEMARANG

SETARA

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MELALUI PENDEKATAN KEWILAYAHAN

TRI BINA :

1. BINA MANUSIA

2. BINA USAHA

3. BINA

LINGKUNGAN

USULAN

KELURAHAN

PERAN DUNIA USAHA

PERGURUAN TINGGI

USULAN

KELURAHAN

Page 31: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

T

R

I

B

I

N

A

BINA

MANUSIA

BINA

LINGKUNGAN

BINA

USAHA

PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR, PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN

KETERAMPILAN SERTA

PERUBAHAN POLA PIKIR (

MINDSET )

MENDORONG DAN MEMFASILITASI

PERBAIKAN LINGKUNGAN

MASYARAKAT MISKIN AGAR DAPAT

MENJALANKAN KEHIDUPAN DAN

USAHANYA DENGAN AMAN,

SEHAT DAN NYAMAN

MENCIPTAKAN WIRAUSAHA-2 BARU

SEHINGGA DAPAT MEMBUKA

KESEMPATAN KERJA DAN

MENDORONG PERBAIKAN

PENDAPATAN KELUARGA

POLA TRIBINA

Page 32: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

JAMKESMASKOT

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

BEA SISWA

RASKIN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)

PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

PENANGANAN GIZI BURUK

MANDIRI PANGAN

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN BANTUAN

SARANA / PERALATAN USAHA

PELATIHAN WIRA USAHA BARU &

BANTUAN MODAL

PADAT KARYA PRODUKTIF

KELURAHAN VOKASI

SANTUNAN KEMATIAN GAKIN

PROGRAM

PENGENTAS

AN

KEMISKINAN

DI KOTA

SEMARANG

Page 33: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 2010 tentang

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2010

tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten /

Kota;

Perda Kota Semarang Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Penanggulangan

Kemiskinan di Kota Semarang;

Perda No. 12 Tahun 2011 tentang RPJMD Kota Semarang Tahun 2010 – 2015;

Keputusan Walikota Semarang Nomor: 465/ 032/ 2010 tentang Pembentukan

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Semarang

dan Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Semarang

yang dirubah dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 400/52 Tahun 2012 ;

Instruksi Walikota Semarang Nomor : 054 / 2 / 2011 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang melalui Program Gerakan Terpadu

Penanggulangan Kemiskinan Di Bidang Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan,

Infrastruktur dan Lingkungan (Gerdu Kempling) Tahun 2011, yang dilanjutkan

dengan Instruksi Walikota Semarang Nomor : 400 / 1 / 2012 ;

Page 34: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

MAKSUD DAN TUJUAN

SEBAGAI STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA

SEMARANG DENGAN MENSINERGIKAN PROGRAM PEMERINTAH KOTA DENGAN

STAKEHOLDER YANG ADA YAITU PTN DAN PTS, LSM, PERBANKAN, BUMN, TOKOH

MASYARAKAT, DAN PARA KONGLOMERAT / PENGUSAHA ;

UNTUK MEWUJUDKAN KETERPADUAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH

KOTA SEMARANG DENGAN SELURUH STAKEHOLDERS KHUSUSNYA DALAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG ;

GUNA MENGOPTIMALKAN SELURUH POTENSI YANG ADA DI KOTA SEMARANG

DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SEHINGGA TUJUAN DAN

SASARAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAPAT TERCAPAI

SECARA EFISIEN DAN EFEKTIF ;

Page 35: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

BAGAN MEKANISME PEMBIAYAAN GERDU

KEMPLING PEMERINT

AH

CSR

• APBN

(PANDU GERBANG

KAMPUNG, PAMSIMAS, BOS,

JAMKESMAS,

PNPM)

• APBD PROVINSI

(VOKASI, JAMKESDA, BOS)

• APBD KOTA

(PELATIHAN,

PERMODALAN,

KEWIRAUSAHAAN,DLL)

• KPPC

• PERBANKAN

• BUMN/BUMD

LAIN-LAIN

• SWADAYA MASYARAKAT

SKPD

KELOMPOK

SASARAN WARGA

MISKIN

PTN/PTS

DIDAMPINGI

LSM/ORMAS

MEMBANTU ADVOKASIPEMERINTAH SEBAGAI

FASILITATOR

Page 36: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

KERJASAMA SINERGITAS

GERDU KEMPLING

PEMKOT SEMARANG

PTN/PTS

PERBANKAN/CSR

LSMPENGUSAHA/CSR

BUMN/CSR

Page 37: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

MEKANISME PELAKSANAAN CSR

WARGA MISKIN

TKPKD

PERGURUAN

TINGGI

/LSM

KECAMATAN/

KEL. SASARAN ORGANISATOR

PERENCANAAN &

PELAKSANAAN

PENGUSAHA/BUMN/D /

PERBANKAN

BANTUAN MODAL, BARANG, KETRAMPILAN

ANALISIS KEBUTUHAN

FASILTASI, MONEV DAN WASDAL

MOU

DIKETAHUI

PROGRAM DAN KEGIATAN

Page 38: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

TAHAPAN GERDU KEMPLING

TAHUN SASARAN TARGET 2 % PER TAHUN

I (2011) 32 KELURAHAN ± 2.316 KK / ± 8.071 jiwa

II (2012) 48 KELURAHAN ± 3.473 KK / ± 12.106 jiwa

III (2013) 48 KELURAHAN ± 3.473 KK / ± 12.106 jiwa

IV (2014) 32 KELURAHAN ± 2.316 KK / ± 8.071 jiwa

V (2015) 17 KELURAHAN ± 1.287 KK / ± 4.485 jiwa

JUMLAH 177 KELURAHAN ± 12.864 KK / ± 44.839 jiwa

TARGET PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI

PENDEKATAN KEWILAYAHAN

GERDU KEMPLING ADALAH PROGRAM

YANG BERTAHAP DAN BERKESINAMBUNGAN,

Page 39: Inovasi Sektor Publik - Septiana Dwiputrianti - 31 Oktober 2013

PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN MENSINERGIKAN PROGRAM PEMERINTAH

KOTA DENGAN STAKEHOLDER YANG ADA YAITU PTN DAN PTS, LSM, PERBANKAN, BUMN, TOKOH MASYARAKAT, DAN PARA

PENGUSAHA UNTUK BERSAMA-SAMA MENURUNKAN JUMLAH WARGA MISKIN DI KOTA SEMARANG MINIMAL 2 % PER TAHUN;

KETERPADUAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN SELURUH STAKEHOLDERS DALAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG ;

OPTIMALNYA SELURUH POTENSI YANG ADA DI KOTA SEMARANG DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SEHINGGA TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAPAT TERCAPAI SECARA EFISIEN DAN

EFEKTIF ;

OUTPUT PROGRAM

TERSINERGINYA DENGAN BAIK SELURUH STAKEHOLDER DAN PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM PROGRAM GERDU KEMPLING.

ADA KETERPADUAN SELURUH STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN PROGRAM GERDU KEMPLING.

PELAKSANAN PROGRAM GERDU KEMPLING TEPAT SASARAN KARENA DIDUKUNG

DATABASE WARGA MISKIN BY NAME BY ADDRESS DAN DATA POTENSI /KEBUTUHAN

WARGA MISKIN YANG AKAN DIBERI BANTUAN.

OUTCOME PROGRAM