Inovasi Produk

4
Inovasi Produk: Saat ini dan yang Akan datang Oleh: Fathiro Hutama Reksa Putra/ 13409123 Teknologi yang semakin maju dan juga akses informasi yang tidak terbatas membuat umur suatu produk semakin pendek. Persaingan menuntut para pelaku usaha untuk menciptakan produk yag inovatif guna memenuhi keinginan dan ekspektasi konsumen. Meningkatnya pengetahuan dan tingkat intelektualitas pasar (konsumen) secara langsung akan meningkatkan tingkat harapan (level of expectation) dan keinginan (want) pelanggan yang menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk-produknya 1). Tanpa melakukan novasi pada produk-produknya perusahaan tersebut sudah pasti tidak akan bisa menjadi pemimpin pasar (market leader). Apa jadinya Telkomsel ketika ia diam saja menghadapi persaingan di Industri telekomunikasi yang semakin sengit? Meskipun Telkomsel merupakan market leader dibidang telekomunikasi di Indonesia, Telkomsel tidak berhenti melakukan inovasi-inovasi pada produk layanannya 2) . Telkomsel menyadari betul inovasi harus dilakukan agar dapat menghadapi kompetitor- kompetitor sejenis. Mungkin jika telkomsel telat atau tidak melakukan inovasi-inovasi pada layanan produknya, Telkomsel sekarang hanyalah tinggal nama. Inovasi produk tidak bisa dikaitkan hanya dengan inovasi pada teknologi penyusun produk saja. Selain inovasi pada teknologi penyusun produk, Inovasi pada kemasan, inovasi pada metode promosi dan inovasi pada sistem distribusi juga termasuk kedalam Inovasi produk. Contohnya coca-cola menjadi perusahaan soft drink paling sukses di dunia, karena terus berinovasi pada kemasan (botol)nya. Sampoerna Hijau menjadi lekat dengan ‘persahabatan’ karena inovasi pada iklannya yang menampilkan cuplikan adegan mengenai pergaulan remaja dan dengan sogannya yang terkenal “Tak ada loe, nggak rame” 3) . Kemudian yang paling fenomenal adalah maicih yang menggunakan inovasi promosi melalui sosial media dan juga melakukan inovasi pada sistem distribusi melalui metode penjualannya dengan menggunakan mobil-mobil yang hanya tersebar ditempat tertentu. Inovasi yang banyak dilakukan oleh produk-produk di Indonesia masih banyak berfokus pada inovasi kemasan, inovasi promosi dan inovasi sistem distribusi. Masih sedikit produk-produk Indonesia yang menghasilkan inovasi-inovasi pada teknologi penyusun dan kemudian SUKSES dipasaran. Indonesia sebenarnya tidak kekurangan insan-insan kreatif yang mampu membuat produk menggunakan desain yang menarik dan teknologi yang terkini. Pada setiap event lomba inovasi produk tahunan yang diadakan oleh produsen rokok (Djarum Black Innovation award), jumlah produk yang masuk ke panitia selalu bertambah tiap tahunnya. Produk-produk yang dihasilkan pun sangatlah unik dan kreatif seperti yang dihasilkan salah satu pemenang yaitu alat untuk membawa durian, standar sepeda portable, dll 4) . Sayangnya produk-produk tersebut hanya bisa menjadi pemenang lomba tetapi tidak berhasil dipasarkan dan kemudian sukses. Sebenarnya produk tersebut tidak sepenuhnya tepat jika dikatakan sebagai produk yang inovatif. Produk tersebut lebih tepat disebut sebagai produk yang canggih. Produk tersebut dapat dikatakan canggih karena menggunakan desain yang kreatif dan teknologi baru. Tetapi produk tersebut tidak dapat dikatakan sebagai produk inovatif sebelum produk tersebut diterima oleh pasar. Oren Harari menyatakan sebuah inovasi merupakan sebuah hal yang Extraordinary, Matter, Breaktrough,Evolvment, dan Real 5) . Prinsip ini yang oleh Prof. Zuhal disebut dengan EMBER, artinya suatu produk dikatakan sebuah inovasi jika perubahan yang dilakukan kepada produk tersebut adalah perubahan yang luar biasa (Extraordinary) yang merupakan sebuah terobosan baru (Breaktrough) lalu perubahan tersebut berarti bagi konsumen (Matter) kemudian perubahan tersebut merangsang untuk dapat dilakukan pengembangan lebih jauh (Evolvment) dan perubahan tersebut benar- benar dapat diaplikasikan (Real) 6) . Figure 1 Maicih Figure 2 Cangkingz

description

Essay mengenai Inovasi

Transcript of Inovasi Produk

Page 1: Inovasi Produk

Inovasi Produk: Saat ini dan yang Akan datang

Oleh: Fathiro Hutama Reksa Putra/ 13409123

Teknologi yang semakin maju dan juga akses informasi yang tidak terbatas membuat umur suatu produk

semakin pendek. Persaingan menuntut para pelaku usaha untuk menciptakan produk yag inovatif guna

memenuhi keinginan dan ekspektasi konsumen. Meningkatnya pengetahuan dan tingkat intelektualitas pasar

(konsumen) secara langsung akan meningkatkan tingkat harapan (level of expectation) dan keinginan (want)

pelanggan yang menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain untuk berinovasi dan meningkatkan

kualitas produk-produknya1). Tanpa melakukan novasi pada produk-produknya perusahaan tersebut sudah

pasti tidak akan bisa menjadi pemimpin pasar (market leader).

Apa jadinya Telkomsel ketika ia diam saja menghadapi persaingan di Industri telekomunikasi

yang semakin sengit? Meskipun Telkomsel merupakan market leader dibidang

telekomunikasi di Indonesia, Telkomsel tidak berhenti melakukan inovasi-inovasi pada

produk layanannya2). Telkomsel menyadari betul inovasi harus dilakukan agar dapat menghadapi kompetitor-

kompetitor sejenis. Mungkin jika telkomsel telat atau tidak melakukan inovasi-inovasi pada layanan

produknya, Telkomsel sekarang hanyalah tinggal nama.

Inovasi produk tidak bisa dikaitkan hanya dengan inovasi pada teknologi penyusun produk saja. Selain inovasi

pada teknologi penyusun produk, Inovasi pada kemasan, inovasi pada metode promosi dan inovasi pada

sistem distribusi juga termasuk kedalam Inovasi produk. Contohnya coca-cola menjadi

perusahaan soft drink paling sukses di dunia, karena terus berinovasi pada kemasan

(botol)nya. Sampoerna Hijau menjadi lekat dengan ‘persahabatan’ karena inovasi pada

iklannya yang menampilkan cuplikan adegan mengenai pergaulan remaja dan dengan

sogannya yang terkenal “Tak ada loe, nggak rame”3). Kemudian yang paling fenomenal

adalah maicih yang menggunakan inovasi promosi melalui sosial media dan juga melakukan

inovasi pada sistem distribusi melalui metode penjualannya dengan menggunakan mobil-mobil yang hanya

tersebar ditempat tertentu.

Inovasi yang banyak dilakukan oleh produk-produk di Indonesia masih banyak

berfokus pada inovasi kemasan, inovasi promosi dan inovasi sistem distribusi.

Masih sedikit produk-produk Indonesia yang menghasilkan inovasi-inovasi pada

teknologi penyusun dan kemudian SUKSES dipasaran. Indonesia sebenarnya tidak

kekurangan insan-insan kreatif yang mampu membuat produk menggunakan desain

yang menarik dan teknologi yang terkini. Pada setiap event lomba inovasi produk tahunan yang diadakan oleh

produsen rokok (Djarum Black Innovation award), jumlah produk yang masuk ke panitia selalu bertambah

tiap tahunnya. Produk-produk yang dihasilkan pun sangatlah unik dan kreatif seperti yang dihasilkan salah satu

pemenang yaitu alat untuk membawa durian, standar sepeda portable, dll4). Sayangnya produk-produk

tersebut hanya bisa menjadi pemenang lomba tetapi tidak berhasil dipasarkan dan

kemudian sukses.

Sebenarnya produk tersebut tidak sepenuhnya tepat jika dikatakan sebagai produk yang inovatif. Produk

tersebut lebih tepat disebut sebagai produk yang canggih. Produk tersebut dapat dikatakan canggih karena

menggunakan desain yang kreatif dan teknologi baru. Tetapi produk tersebut tidak dapat dikatakan sebagai

produk inovatif sebelum produk tersebut diterima oleh pasar. Oren Harari menyatakan sebuah inovasi

merupakan sebuah hal yang Extraordinary, Matter, Breaktrough,Evolvment, dan Real5). Prinsip ini yang oleh Prof.

Zuhal disebut dengan EMBER, artinya suatu produk dikatakan sebuah inovasi jika perubahan yang dilakukan

kepada produk tersebut adalah perubahan yang luar biasa (Extraordinary) yang merupakan sebuah terobosan

baru (Breaktrough) lalu perubahan tersebut berarti bagi konsumen (Matter) kemudian perubahan tersebut

merangsang untuk dapat dilakukan pengembangan lebih jauh (Evolvment) dan perubahan tersebut benar-

benar dapat diaplikasikan (Real)6).

Figure 1 Maicih

Figure 2 Cangkingz

Page 2: Inovasi Produk

Figure 3 Model Inovasi Linier

Yang menarik pada teori EMBER tersebut adalah adanya prinsip Matter. Prinsip ini mengatakan suatu produk

yang inovatif harus memberikan manfaat bagi konsumen dan manfaat tersebut tentu saja harus berarti dimata

konsumen. Prinsip ini banyak dilupakan oleh inovator-inovator di Indonesia. Produk-produk yang dikatakan

inovatif hanya berfokus pada fungsi produk, bukan pada manfaat produk. Sebagai contoh banyak sekali produk

yang menggembar-gemborkan fungsi produknya sebagai solusi alternatif dengan bahan-bahan berkualitas no 1

tetapi tidak jelas apa sebenarnya manfaat produk tersebut bagi konsumen. Produk-produk inilah yang akan

populer sesaat kemudian tidak laku dipasaran.

Untuk itu diperlukan suatu kolaborasi anatara perkembangan ilmu pengetahuan dengen perkembangan psar

(konsumen). Arah pengembangan inovasi seharusnya tidak terkutubkan menjadi dua jenis, Technology Push dan

Market Pull saja. Inovasi harus dilakukan secara kolaboratif, tidak hanya melihat perkembangan teknologi saja

dengan berlomba-lomba membuat produk yang super canggih tetapi juga melihat kebutuhan dari pasar.

Model interaktif diatas merupakan metode inovasi yang harus diterapkan di Indonesia. Model interaktif

seperti ini akan merangsang produk-produk canggih yang tepat guna (inovatif) lahir di Indonesia7).

Penerapan model ini tidak serta merta mudah untuk diimplementasikan. Proses inovasi produk bukanlah

perkara yang mudah. Proses inovasi produk tidak hanya melibatkan engineer dan marketeer saja. Kebijakan

untuk melakukan inovasi produk melibatkan seluruh perusahaan/organisasi. Keputusan untuk melakukan

inovasi produk harus disesuaikan dengan strategi korporasi dan kapabilitas teknologi suatu perusahaan.

Perusahaan harus menilai apakah kapabilitas teknologi yang dimiliki perusahaan cukup mumpuni untuk

melakukan inovasi produk. Ketika keputusan untuk melakukan inovasi produk dibuat, organisasi harus dapat

menyesuaikan dengan cepat. Sebagai contoh ketika IBM menjual divisi laptop dan hardwarenya untuk lebih

berfokus pada layanan perangkat lunak korporasi, struktur organisasi IBM berubah drastis8). Struktur

organisasi IBM dirancang ulang untuk menyesuaikan dengan kebijakan inovasi IBM. Ketika IBM tidak dapat

Figure 4. Model Inovasi Interaktif 1

Page 3: Inovasi Produk

mentransformasikan perusahaanya, inovasi yang akan dilakukan IBM menjadi sia-sia. Banyak kasus dimana

inovasi yang dilakukan perusahaan justru membunuh perusahaan itu sendiri.

Pada akhirnya inovasi produk harus memperhatikan aspek internal (kesiapan organisasi) dan aspek eksternal

(kondisi pasar dan perkembangan teknologi) sekaligus. Proses inovasi produk yang rumit menciptakan

kebutuhan akan penegtahuan yang fokus pada product innovation dan product development. Manajemen

Rekayasa Industri dibuat untuk menghasilkan seorang engineer manager yang mampu mengintegrasikan antara

technical function (product design, product development dan production) dengan broader function (organization,

business, marketing and management) 9).

Pengembangan ilmu Engineering Management di Indonesia masih belum meluas. Dengan perkembangan ilmu

ini diharapkan inovasi-inovasi khususnya inovasi produk di Indonesia semakin baik. Saya sendiri sebagai calon

engineer manager sangat sadar akan hal itu. Masih banyak peluang riset mengenai product innovation dan

enterprise system yang dapat dilakukan. LIPO sebagai inkubator riset inovasi produk merupakan wahana yang

sangat cocok untuk mengembangkan riset-riset mengenai inovasi produk. Passion saya yang kuat terhadap

hal-hal yang berbau inovasi ditambah background pendidikan saya di MRI, membuat saya sangat ingin untuk

bergabung dengan lab LIPO.

Saya merupakan tipe orang yang menyukai perubahan khususnya inovasi. Saya cenderung tidak suka mengikuti

pakem yang ada saya mencintai perubahan dan membuat perubahan. Saya lebih menyukai berbeda dengan

orang lain (dalam segi positif) dengan melakukan sesuatu dari sudut pandang lain. Menjadi mahasiswa ITB

khususnya MRI/TI ITB seharusnya membuat kita menjadikan inovasi sebagai sebuah paradigma berfikir yang

kemudian mengakar menjadi sebuah jiwa yang melahirkan aksi nyata. Sayangnya, saya rasa atmosfir inovasi di

kalangan anggota MTI sendiri belum terasa. Semua masih cenderung suka berada di pakem yang sudah ada.

Mencontek atau menjadikan ‘master’ sebagai pedoman dalam melakukan tugas masih sering dilakukan oleh

sebagian mahasiswa. Bukan hanya mental saja yang membuat keinginan untuk berinovasi menjadi redup tetapi

sistem perkuliahan (praktikum, tugas,dll) juga turut andil dalam menghalangi terciptanya atmosfir inovasi di

MTI. Saya dapat sedikit berbangga dengan sistem perkuliahan di MRI yang saya jalani di semester ini. Tugas-

tugas yang diberikan di MRI sangat merangsang mahasiswanya untuk berinovasi. Ketidakadaan ‘master’ lah

yang menciptakan atmosfir tersebut. Hal itu memaksa kami untuk menginterpretasikan tugas sendiri

kemudian mengerjakan dengan pemahaman dan kreativitas masing-masing. Alhasil tugas-tugas yang dikerjakan

tiap kelompok berbeda-beda hasilnya. Meskipun susah saya rasa budaya perkuliahan seperti ini harus

dibangun demi menumbuhkan inovasi pada mahasiswa TI/MRI.

Selain karena menyukai inovasi produk dan ingin melakukan riset lebih dalam, motivasi saya untuk menjadi

asisten LIPO adalah untuk menciptakan atmosfir ber-inovasi di departemen teknik Industri ini. Langkah

kongkret yang ingin saya lakukan untuk menciptakan atmosfir inovasi adalah dengan membuat mekanisme

praktikum dan tugas yang berbeda-beda tiap tahunnya. Dengan begitu diharapkan tugas kuliah tidak hanya

sebagai alat untuk menilai perkuliahan saja tetapi juga sebagai sarana mahasiswa untuk berkarya dan

berinovasi. Saya tidak akan mensia-siakan kesempatan yang diberikan ketika menjadi asisten nanti. Dengan

menjadi asisten saya berharap pengetahuan saya akan bertambah, networking pergaulan akan meluas dan yang

paling penting adalah mampu membuat karya yang bermanfaat dan menginspirasi orang-orang untuk

melakukan inovasi. Bahkan jika mendapatkan kesempatan saya berminat untuk mengemban tanggung jawab

lebih menjadi Koordinator asisten LIPO. Saya rasa kekuatan struktural akan lebih mudah mengubah budaya-

budaya dan sistem yang ada dalam waktu yang lebih singkat, meskipun bukan berarti perubahan/inovasi tidak

bisa dilakukan dari bawah.

Pada dasarnya saya adalah orang yang memiliki kemauan keras dan cita-cita yang tinggi. Saya memiliki cita-cita

untuk dapat melanjutkan studi Engineering Management hingga S3. Ketika saya menginginkan dan menyukai

sesuatu saya berusaha untuk mendapatkan/melakukannya dengan penuh passion. Saya merupakan tipe orang

koleris-singuinis yang cenderung mendominasi. Kadang-kadang sifat saya yang berkemauan keras dan

Page 4: Inovasi Produk

mendominasi ini membuat saya menjadi orang yang keras kepala. Selain menyukai inovasi pada produk saya

juga menyukai ilmu ekonomi dan ilmu marketing. Bagi saya marketing merupakan suplemen yang sangat pas

untuk seorang engineering manager. Dengan memahami ilmu marketing seorang engineer tidak hanya mampu

merekayasa produknya tetapi juga mampu me’rekayasa’ persepsi konsumen akan produk tersebut. Untuk

menggambarkan diri saya secara lebih ringkas, berikut ini SWOT diri saya:

Demikian essay dari saya mengenai peran inovasi produk dan pengembangan organisasi dan juga mengenai

motivasi saya untuk menjadi asisten LIPO. Saya harap melalui essay ini kita semua mendapatkan pengetahuan

yang lebih baik lagi terhadap inovasi produk. Salam.. (5/12/2011)

Sumber:

1. Rogress Everett. 2003. Diffusions of innovation 5th edition. USA: Free Press

2. http://riaubisnis.com/index.php/tech-mainmenu-30/telekomunikasi-mainmenu-50/29-telekomunikasi/917-

semarak-inovasi-telkomsel-untuk-bangsa-indonesia diakses pada 5/12/2012

3. http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/09/09/inovasi-atau-mati/ diakses pada 5/12/2012

4. http://www.blackxperience.com/index.php?page=bia-contestant&tp=winner&yid=5diaksespada 5/12/2012

5. Harari Oren. 2006. Break From the Pack: How to Compete in a Copycat Economy. USA: FT Press

6. Zuhal. 2010. Knowledge and Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

7. Taufik A. Tatang. 2006. Slide Presentasi ‘Sistem inovasi: Pendekatan dan Penadbiran’. BPPT

8. http://www-935.ibm.com/services/us/gbs/strategy/technology-strategy.html diakses pada 5/12/2012

9. Yildirim Bill Omurtag. 2009. What is Engineering Management? A New Look at an Old Question. Engineering

management Journal.

STRENGTH

1. Memiliki kemampuan Analisis yang tinggi

2. Memiliki passion dan motivasi yang kuat dalam hal inovasi

3. Kreatif

4. Memiliki kemampuan public speaking yang baik

5. Mudah beradaptasi

6. Mampu bekerja sama dengan baik

WEAKNESS 1. Tidak terampil

2.Kemampuan memvisualisasikan ide, buruk

3. Keras kepala

4. Ceroboh

5. Nada bicara tinggi

6. Bicara ceplas-ceplos tanpa memperhatikan perasaan orang lain

OPPORTUNITY 1. IPK > 3,5

2. Support dari orang tua

3. Memiliki orang tua yang merupakan peneliti di BPPT.

4. Menyukai teknologi (gadget, komputer, dll)

THREAT 1. Tulisan tangan Jelek

2. Tidak kuat begadang diatas jam 1 malaam

3. Suka meremehkan sesuatu

4. orang tua yang terlalu protektif