Inovasi Lintas Program Puskesmas

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Geografis Puskesmas Tanjung Bingkung resmi berdiri menjadi puskesmas pada tanggal 23 Juli 1992 dengan luas 945 M 2 . Puskesmas Tanjung Bingkung merupakan salah satu puskesmas yang terdapat di Kabupaten Solok dengan topografi perbukitan terdiri dari empat Nagari yaitu Tanjung Bingkung, Saok Laweh, Panyakalan, Gaung dan 16 Jorong. Lokasi Puskesmas berada pada ketinggian ± 1500 meter diatas permukaan laut. Wilayah kerja Puskesmas dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, dengan jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten (Arosuka) ± 36 km waktu tempuh ± 1 jam. 1

description

Inovasi untuk meningkatkan lintas program Promkes,surveilans,kesling Puskesmas Tanjung Bingkung

Transcript of Inovasi Lintas Program Puskesmas

Page 1: Inovasi Lintas Program Puskesmas

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Geografis

Puskesmas Tanjung Bingkung resmi berdiri menjadi puskesmas pada tanggal 23 Juli

1992 dengan luas 945 M2 . Puskesmas Tanjung Bingkung merupakan salah satu puskesmas yang terdapat

di Kabupaten Solok dengan topografi perbukitan terdiri dari empat Nagari yaitu Tanjung Bingkung, Saok

Laweh, Panyakalan, Gaung dan 16 Jorong. Lokasi Puskesmas berada pada ketinggian ± 1500 meter diatas

permukaan laut. Wilayah kerja Puskesmas dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat,

dengan jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten (Arosuka) ± 36 km waktu tempuh ± 1 jam.

1

Page 2: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Gambar 1.1 Suasana Puskesmas Tanjung

Bingkung

Puskesmas Tanjung Bingkung terletak di Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, dimana jarak

puskesmas dengan Kota Solok sekitar enam kilometer.

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Tanjung Bingkung adalah :

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan X Koto Singkarak

2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kota Solok, Bukit Sundi

3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Padang

4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sungai Lasi.

2

Page 3: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bingkung

1.1.2 Demografi

Adapun kondisi demografi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Bingkung adalah :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2015

No Nagari LuasWilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

JumlahRumahTangga

Rata-RataJiwa/Rumah

Tangga

KepadatanPenduduk

per km2

1 Tanjung

Bingkung

37.04 3619 933 3.89 97.71

2 Saok Laweh 20.40 5135 1441 3.56 251.7

3 Gaung 7.07 1772 462 3.84 250.6

4 Panyakalan 15.63 5003 1222 4.09 320.1

Jumlah 80.14 15529 4058 15.38 920.10

3

Page 4: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2015

Tabel 1.2 Kategori Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2015

No Kategori Penduduk Jumlah

1 Kepala Keluarga 4058

2 Bayi 229

3 Balita 1437

4 Wanita usia subur (WUS) 3593

5 Pasangan usia subur (PUS) 2337

6 Ibu hamil (BUMIL) 82

7 Ibu bersalin (BULIN) 330

8 Ibu nifas (BUFAS) 307

9 Lanjut usia (LANSIA) 2793

Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2015

Sebagai Petugas Promkes mempunyai Tupoksi sebagai berikut :

a. Uraian Tugas Promosi Kesehatan

1. Menysun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data program Puskesmas dan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan meliputi Penyuluhan kesehatan, pembinaan

PSM/UKBM, pembinaan PHBS dan fasilitator desa siaga serta koordinasi lintas program terkait

sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan promosi kesehatan secara keseluruhan

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggung jawaban kepada atasan

4

Page 5: Inovasi Lintas Program Puskesmas

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Gambar 1.3 Tampilan dinding dan ruangan Promkes

b. Fungsi Promosi Kesehatan

1. Perumusan kebijakan tertentu,rencana dan program dibidang pemberdayaan masyarakat dan

promosi kesehatan

2. Pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan

3. Pemantauan,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat

dan promosi kesehatan

5

Page 6: Inovasi Lintas Program Puskesmas

4. Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehatan

5. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dibidang kesehatan

6. Pengembangan metode dan teknologi kesehatan

7. Pelaksanaan administrasi

Gambar 1.4 Beberapa Kegiatan Promkes

Sehubungan dengan tupoksi sebagai petugas promkes diatas penting sekali dipikirkan

program inovatif untuk menunjang keberhasilan program kesehatan lainnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Sebagai bahan pembelajaran untuk membuat program inovasi yang berkoordinasi dengan

program kesehatan lainnya juga sebagai Kontributor serta referensi untuk pelaksanaan program inovasi

di Puskesmas.

6

Page 7: Inovasi Lintas Program Puskesmas

1.2.2 Tujuan Khusus

Sebagai bahan dalam pemilihan tenaga kesehatan teladan kategori tenaga promkes tahun

2016

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan program inovatif di Puskesmas

1.3.2 Bagi Puskesmas

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program kesehatan di Puskesmas agar lebih

tekoordinir,terpadu dan terarah.

1.3.3 Bagi Promkes

Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja lewat program inovatif

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengalaman Sebagai Petugas Kesehatan di Puskesmas

Saya mulai bekerja tahun 1987,sejak tamat dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), telah

bertugas di 3 Puskesmas,dan tahun 1992 sampai sekarang saya bertugas di Puskesmas Tanjung Bingkung

dengan masa tugas di Puskesmas Tanjung Bingkung selama 24 tahun. Selama saya bertugas di

7

Page 8: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Puskesmas ini banyak sudah pengalaman dan hampir semua program Puskesmas sudah pernah saya

kelola. Tapi semua masih belum teratur dan sistematis.

Semenjak saya menyelesaikan S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat di Stikes FDK tahun 2009,

kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas menjadi semakin terstruktur dan sistematis. Pada tahun 2011

atas usulan saya kepada Kepala Puskesmas dibentuklah Tim Perumus Puskesmas yang membantu

mengatur dana perjalanan dinas staf Puskesmas ke lapangan. Sebagai ketua Tim Perumus Puskesmas,

saya bisa belajar mengeksplor ide saya untuk membuat suatu program lebih menarik dan lebih punya

daya ungkit dan dilaksanakan dalam bentuk Tim Work. Saya mengutamakan pada program yang menjadi

prioritas masalah kesehatan pada saat itu.

Pada tahun yang sama sebagai pengelola program KIA, saya membuat inovasi untuk

meningkatkan pencapaian K4 yaitu Surat Undangan untuk ibu ibu hamil agar datang ke kelas ibu,

sepertinya hanya hal kecil dan sepele tapi ini mempunyai daya ungkit yang cukup tinggi, karena dengan

menerima surat undangan ibu hamil menjadi merasa dihargai dan mereka jadi mengerti untuk apa

mereka harus datang ke kelas ibu, karena selama ini untuk memberitahukan ibu hamil agar datang ke

kelas ibu hanya di serahkan kepada bidan jorong yang tanpa menjelaskan lebih dahulu tentang apa itu

kelas ibu hamil kepada mereka, jadi biasanya tidak semua sasaran yang datang.Dengan adanya Surat

8

Gambar 2.1 Pengelola Program Promkes Gambar 2.2 SK Penunjukan Tim Perumus Kegiatan (2011)

Page 9: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Undangan untuk ibu hamil ini, hampir semua sasaran datang ke kelas ibu,dan pencapaian k4 jadi

meningkat, diakhir tahun 2010 K4 hanya 72 % meningkat menjadi 87 % di akhir tahun 2011.

Awal tahun 2013 setelah meninggalkan tugas sebagai pengelola KIA, saya pindah tugas

sebagai pengelola Program Promkes.Sebagai manusia saya termasuk mempunyai sifat mudah merasa

bosan dan jenuh dengan rutinitas yang sudah ditentukan yang harus dilakukan setiap hari.Karena itu

berhubungan dengan pekerjaan sebagai PNS, saya berusaha menimbulkan sendiri motivasi kerja

dengan menciptakan ide-ide atau inovasi pada program dengan tidak keluar dari Tupoksi Program itu

sendiri.

Pada tahun 2013 prioritas masalah kesehatan adalah rendahnya cakupan BTA +, maka saya

membentuk inovasi sebagai berikut :

1. Program Inovasi Mata TB. Yaitu setiap program atau petugas kesehatan yang ke lapangan

harus “mematai” gejala batuk > 15 hari sebagai gejala TB paru. Penderita yang terjaring

akan dilaporkan ke pengelola Program TB paru untuk ditindak lanjuti.

2. TB Online

9

Gambar 2.3 Surat Undangan Kelas Ibu Hamil dan Balita

Page 10: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Sebagai Lanjutan dari inovasi mata TB juga diciptakan inovasi Tb online, dimana semua

lapisan masyarakat dapat langsung melaporkan setiap gejala TB yang ad ke nomor yang

sudah ditetapkan. TB online ini sudah diajukan juga sebagai bahan untuk lomba Dokter

Teladan se-Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013.

Cakupan BTA + sebelum inovasi :tahun 2013 penderita dengan BTA positif sebanyak 5

orang. Cakupan setelah Inovasi ;tahun 2014 total makan obat 11 orang, 2015 total makan obat 12 orang

Tahun 2015, kembali dibentuk Tim Perencana/Planner untuk membantu mengatur

manajemen keuangan Puskesmas yang berhubungan dgan pelaksanaan semua program kesehatan. Saya

berfikir bahwa semua kegiatan di Puskesmas harus diatur segala sesuatunya agar dana yang dapat

digunakan seefisien dan seefektif mungking dan hasil yang memuaskan.

10

Gambar 2.4 Kunjungan Pasien TB dari hasil Mata TB dan TB online

Page 11: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Sebagai petugas Promkes harus mempunyai kompetensi inti yang salah satunya mampu

mengelola,merencanakan dan mengevaluasi sumber promosi kesehatan,termasuk uang,bahan dan

individu. Sehubungan dengan itu,maka saya ikut terlibat dalam perencanaan Puskesmas.

Disamping itu, tugas untuk meningkatkan pengetahuan individu dan masyarakat tetap

dilaksanakan. Kami tetap memberikan penyuluhan dalam dan luar gedung, membagikan leaflet dan

brosur, Pemasangan poster, halo-halo dengan mobil Puskesmas Keliling sesuai dengan isu-isu terkini

atau penyakit yang sedang mewabah di wilayah kerja .

11

Gambar 2.5 SK Penunjukan Tim Perumus Renja bulanan (2015)

Gambar 2.6 Penyuluhan luar gedung melalui mobil Puskel dan kelompok masyarakat

Page 12: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Kami juga menumbuhkan dan mendorong timbulnya kesadaran masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan sebagai upaya terwujudnya pemberdayaan ditengah masyarakat, dengan

mengadakan refresing kader,dokter Kecil,PKPR dan lain-lain. Singkat cerita sebagai petugas promkes

saya ikut terlibat dengan semua program Puskesmas dalam upaya promotif dan preventifnya.

Ditahun yang sama(2015) saya juga ditunjuk sebagai Koordinator pelaksanaan

ORI(Outbreak Rensponce Immunization) yaitu pemberian imunisasi DPT 1,2,3 untuk mencegah penyakit

Difteri yang sudah menjadi KLB dan ORI kami termasuk sukses dengan adanya kerjasama yang solid dari

sesame staf Puskesmas kami “mengejar” sasaran dengan membuat pos ORI tambahan di setiap jorong.

12

Gambar 2.7 Kegiatan pelatihan dokter kecil,PKPR,Refreshing kader

Page 13: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Dan diakhir tahun 2015 saya dipercaya menjadi pembimbing Lapangan Mahasiswa yang

melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL). Sebenarnya sejak awal bertugas di Puskesmas Tanjung

bingkung saya sudah menjadi pembimbing lapangan Mahasiswa yang praktek lapangan tapi sekarang

saya memberikan bimbingan lebih terarah karena kebetulan sama dengan disiplin ilmu yang saya

punyai. Dan karena kebetulan lagi setiap akhir tahun Puskesmas selalu mengadakan evaluasi pencapaian

program dan melakukan proses penetapan prioritas masalah kesehatan. Hasil PBL ini sekaligus bisa

digunakan oleh Puskesmas sebagai bahan untuk membuat perencanaan kegiatan pada tahun depan.

Maka ditetapkanlah prioritas masalah kesehatan tahun 2015 adalah penyakit DBD.

Pada awal tahun 2016 saya ditunjuk lagi sebagai koordinator Kegiatan Eridikasi Polio di

Puskesmas Tanjung Bingkung.

13

Gambar 2.8 SK Penunjukan Koordinator ORI 2015

Gambar 2.9 Pembimbing PBL Mahasiswa FKM Unand

Page 14: Inovasi Lintas Program Puskesmas

2.2 Inovasi dalam 10 Indikator PHBS

Salah satu upaya promosi kesehatan yang dilakukan adalah agar masyarakat mampu

berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam secara mandiri. Dan

sehubungan dengan hal tersebut diatas penting sekali diciptakan ide-ide baru sebagai inovasi untuk

mencapai 10 Indikator PHBS karena pencapaian program tidak akan maksimal kalau masih dilakukan

dengan “biasa” saja dan yang hanya dijalankan oleh satu pengelola program.

Diawal tahun 2016 saya tergerak untuk “menggarap” program dalam 10 Indikator PHBS

untuk dibuatkan inovasinya, karena cakupan program yang belum mencapai target, dan pengelola

program yang sudah ‘lelah’ dan kurang bersemangat karena kegiatan yang itu-itu saja. Motivasi yang

sudah saya ciptakan baru 4 indikator :

a) Indikator 1 Persalinan dengan Nakes

Membuat Surat Undangan untuk Ibu hamil dan ibu Balita ( sudah dijelaskan diatas )

14

Gambar 2.10 SK Penunjukan Tim kegiatan Eridaksi Polio 2016

Page 15: Inovasi Lintas Program Puskesmas

b) Indikator 3 Timbang Balita setiap bulan

Saya merubah lirik lagu Wali band ‘’cari jodoh’’ menjadi lagu “Timbang Balita setiap Bulan”.

Lagu ini kami jadikan sebagai lagu wajib di Posyandu agar D/S atau kunjungan balita ke Posyandu dapat

meningkat yang targetnya 85% baru tercapai 65%.Inovasi ini baru dilakukan di 3 posyandu yaitu

posyandu jembatan,bulakan dan pincuran baruah. Baru dilakukan mulai bulan februari ,dan hasil D/S

sebelum ada inovasi bulan januari posyandu jembatan bulakan 33,7 %,pincuran baruah 41,32% dan

sesudah dilakukan inovasi bulan februari posyandu jembatan bulakan 82,1%,p baruah 42,8%. Bulan

maret posyandu jembatan bulakan menjadi 96% dan p baruah 87%.

15

Gambar 2.11 Hasil Kunjungan Kegiatan Kelas Ibu hamil dan Ibu Balita dengan Surat Undangan

Page 16: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Refrain lagu Timbang Balita Setiap Bulan ..\..\..\..\mepromkes\Timbang bayi balita.mp3

Inovasi ini bertujuan agar suasana di Posyandu menjadi meriah mirip taman kanak-kanak,

tidak tegang hingga menimbulkan rasa takut pada bayi yang diimunisasi.Semua kader posyandu dan

petugas harus bisa menyanyikan lagu ini, Selanjutnya akan kami masukan sebagai materi inti di kegiatan

latihan kader se-wilayah kerja.Agar semua posyandu diwilayah kerja mempunyai lagu wajib untuk

menarik kunjungan ke posyandu.

16

Gambar 2.12 Lagu Timbang Balita Setiap Bulan

Page 17: Inovasi Lintas Program Puskesmas

c) Indikator 6 Rumah bebas Jentik

Berdasarkan prioritas masalah kesehatan di akhir tahun 2015 yaitu DBD saya lalu membuat

satu program inovasi “Sadar aedes Aegypti” inovasi ini untuk mencegah pertambahan kasus DBD

( Januari s.d Maret 20 Kasus DBD) dan merupakan koordinasi Program Promkes Kesling dan Surveilans.

Program ini sudah dilakukan saat konsep penanggulangan DBD dari Depkes keluar yaitu 1 R 1 J .

d) Indikator 10 Rumah Bebas Asap Rokok

Inovasi yang akan kami lakukan adalah Klinik berhenti merokok yang berkoordinasi dengan

program PTM. Tapi berhubung klinik membutuhkan anggaran khusus, kami baru membuat leaflet Stop

Merokok. Leaflet ini dibuat sedikit lain dari biasanya yaitu menggunakan tulisan tangan. Leaflet ini juga

pernah dilombakan pada HKN tahun 2014 dan sudah dibagikan pada saat PKPR di SLTP wilayah kerja

puskesmas.

17

2.13 Klinik UBM dan Leaflet

Page 18: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Target saya tahun ini akan membuat inovasi pada indikator PHBS lainnya agar program

kesehatan di Puskesmas dapat dilakukan dengan kerjasama antar lintas program, tidak dilakukan

sendiri-sendiri lagi, selain itu juga menimbulkan semangat baru bagi staf Puskesmas karena inovasi

dibuat semenarik mungkin dan melibatkan banyak program.

2.3 Inovasi “Sadar Aedes Aegypti”

Program inovatif sadar aedes aegypti merupakan penggabungan dari program kesehatan

lingkungan(kesling), promkes,surveilans . Kelebihan dari program inovatif sadar aedes aegypti ini adalah

dilakukannya kegiatan dari lebih proaktif,teratur dan terorganisir serta berkelanjutan dan dengan

dukungan dana yang cukup, dengan melibatkan semua petugas dan Walinagari serta perangkatnya dan

masyarakat itu sendiri diharapkan program inovatif insedentil ini dapat melambatkan lajunya

pertambahan kasus DBD, bahkan sampai ke angka nol. Dengan dasar pemikiran bahwa penyakit DBD

adalah penyakit berbasis masyarakat, dimana penyebab dan pencegahan penyakit ini terletak di dalam

masyarakat itu sendiri, maka perlunya pengambil keputusan seluruh sektor di masyarakat untuk

bersama melakukan program sadar aedes aegypti ini dengan kerja nyata menemukan dan membunuh

jentik bakal vektor penyakit DBD.

Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian program Puskesmas akhir tahun 2015 didapatkan

prioritas masalah adalah penyakit DBD dan intervensinya seperti penyuluhan survey jentik dan PSN

sudah dilaksanakan baru di Nagari Saok Laweh, bertepatan dengan adanya Mahasiswa Unand yang

melakukan Praktek Belajar Lapangan yang membantu pelaksanaan kegiatan tersebut diatas dan

didapatkan evaluasinya ternyata di Nagari Saok Laweh tidak terjadi perningkatan kasus DBD dari akhir

Desember 2015 sampai akhir februari 2016 dengan jumlah kasus sebanyak 5 kasus DBD.

Dari penyebaran penyakit di 4 Nagari didapatkan kasus DBD terbanyak dengan laju

pertambahan penderita tercepat adalah Nagari Panyakalan. Maka untuk mendapatkan hasil yang lebih

18

Page 19: Inovasi Lintas Program Puskesmas

pasti kegiatan ini lebih difokuskan ke Nagari Panyakalan agar laju penyebaran penyakit DBD dapat

diminimalisir.

2.4 Kegiatan yang Dilaksanakan

Kegiatan dilakukan bulan februari 2016, yaitu pelatihan Jumantik Cilik dari dokter kecil

yang ada di 4 Sekolah Dasar di Nagari Panyakalan. selanjutnya dilakukan pelatihan kader jumantik pada

seluruh kader posyandu di Nagari Panyakalan yaitu sebanyak 30 orang kader dan selanjutnya para

usila yang tergabung dalam kelompok Usila juga dilibatkan untuk pemantauan jentik Rumah Tangga.

Adapun materi pelatihan ini adalah tentang penyakit DBD dan cara penemuan jentik nyamuk serta

pelaporannya.

Kegiatan selanjutnya kader dan Jumantik cilik akan mengunjungi rumah binaannya untuk

memeriksa jentik dan mengisi kartu jentik yang ditempel di depan rumah, dan hasil kunjungan rumah

yang mempunyai jentik akan dilaporkan dan menjadi sasaran tindak lanjut di bulan berikutnya.

Kegiatannya pun disepakati dengan Wali Nagari Panyakalan,untuk mengeluarkan surat himbauan

kepada seluruh masyarakat Panyakalan untuk melakukan PSN dan goro bersama.

Gambar 2.14 Rangkaian Kegiatan Sadar Aedes Aegypti

19

Lintas Program

Page 20: Inovasi Lintas Program Puskesmas

20

Lintas Sektoral

Penyuluhan dalam dan luar gedung

Page 21: Inovasi Lintas Program Puskesmas

21

Pembentukan Jumantik Cilik

Penyegaran Kader

Page 22: Inovasi Lintas Program Puskesmas

22

Pemantauan Jentik setiap bulan menggunakan kartu jentik

Himbauan PSN oleh Wali Nagari

PSN oleh Masyarakat

Page 23: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Program sadar aedes aegypti ini akan dilakukan secara proaktif dan berkelanjutan. Dengan

tetap melakukan penyuluhan dalam dan luar gedung dan penyuluhan keliling agar masyarakat

mempunyai kesadaran dan ketakutan thd aedes aegypti yang berdampak pada tindakan untuk

melakukan pencegahan 3M plus pada rumahnya masing-masing.Pada kasus yang sudah ada tetap

dilakukan penyelidikan Epidemiologi (PE) pada penderita.

Tanggal 13 April 2016 berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan wakil Bupati Solok tentang

DBD, dikeluarkanlah surat himbauan dari Bupati Solok ke seluruh lapisan masyarakat tentang

pelaksanaan PSN setiap minggu. Surat ini memperkuat pelaksanaan Sadar Aedes Aegypti secara

menyeluruh di Kabupaten Solok.

Pemetaan

23

2.13 Advokasi dengan Wabup Solok

Gambar 2.15 Advokasi dengan Wakil Bupati Solok

Page 24: Inovasi Lintas Program Puskesmas

Kegiatan program sadar aedes aegypti juga dibuat dalam bentuk peta sasaran yang

dikunjungi, sebagai bahan untuk pelaporan dan agar sasaran yang dituju menjadi focus dan jelas.

Pelaporan

Setiap bulan kader akan melaporkan ke Bidan Jorong jumlah rumah yang mempunyai

jentik, laporan akan dilanjutkan ke pengelola program kesling sebagai bahan untuk tindak lanjut

sehingga diharapkan semua rumah tangga bebas dari jentik dengan melakukan 3M plus secara kontinyu.

BAB 3 PENUTUP

24

2.16 Pemetaan Sasaran

Page 25: Inovasi Lintas Program Puskesmas

3.1 Kesimpulan

Inovasi Program sangat penting untuk membuat program lebih menarik, menghapus

kebosanan dari rutinitas sehingga dapat menimbulkan semangat kerja baru bagi Petugas. Inovasi juga

dapat menghilangkan ego program, yang biasanya berjalan sendiri, sekarang satu program bisa

dilakukan oleh koordinasi beberapa program sehingga diperkirakan cakupan program akan mencapai

hasil yang memuaskan.

Sebagai petugas Promkes harus mempunyai kompetensi dapat merencanakan, mengelola

dan mengevaluasi sumber-sumber untuk promosi kesehatan. Promkes harus bisa bekerja sama dengan

semua program Puskesmas dengan menciptakan inovasi-inovasi disetiap Program Puskesmas demi

terwujudnya Fungsi Puskesmas sebagai Penggerak Pembangunan di bidang Kesehatan.

3.2 Saran

Untuk pelaksanaan inovasi pada program Puskesmas dibutuhkan dana yang mungkin belum

teranggarkan maka disini sangat diperlukan sekali kebijaksanaan pembuat keputusan untuk

mengeluarkan atau mengalihkan dana untuk program yang diinovasi. Karena tanpa dana, inovasi pada

program tak akan terlaksana. Sehubungan dengan hal tersebut perlu disarankan pada pengambil

keputusan dalam hal ini Kepala Puskesmas untuk lebih memperhatikan dan menyeleksi inovasi program

dan dapat mendukungnya dengan kebijakan dan dana. Makin lebih baik lagi Ka Pusk yang Visioner dapat

memotivasi petugas untuk menciptakan ide dan inovasi pada programnya agar capaian Program dapat

meningkat untuk Petugas Promkes dapat lebih proaktif memasuki semua program untuk dibantu

membuat inovasi-inovasi dan mengenalnya.

25