INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

86
INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Muhammad Hamiem 1113034000126 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

Page 1: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

INJIL MENURUT PARA MUFASIR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Muhammad Hamiem

1113034000126

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi
Page 3: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul INJIL MENURUT PARA MUFASIR telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Juli 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 12 Agustus 2020

Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Kusmana, MA, Ph.D

Roswan Rio Utomo, Lc., MA NIP. 19650424 199503 1 001 NIP. 19880502 201903 1 009

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Abd. Moqsth, M.Ag

Dr. Faizah Ali Sibromalisi, MA NIP. 19710607 200501 1 002 NIP. 19550725 200012 2 001

Pembimbing,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag. NIP. 19710217 199803 1 002

Page 4: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhamad Hamiem

NIM : 1113034000126

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/ Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Judul Skripsi : Injil Menurut Para Mufasir

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang ini merupakan hasil karya saya sendiri, yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan hasil

karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 5: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

v

ABSTRAK

Muhammad Hamiem 1113034000126

Injil Menurut Para Mufasir

Kata Injil dalam al-Qur’an terulang sebanyak 12 kali dan tersebar ke

dalam 6 surat yaitu surat Ali Imrān, al-Māidah, al-A’rāf, al-Taubah, al-

Fath dan al-Hadīd. Pembagiannya adalah sebagai berikut; QS. Ali Imrān

[3]: 3, 48, 50 dan 65, QS. al-Māidah [5]: 46, 47, 66, 68 dan 110, QS. al-

A’rāf [7]: 157, QS. At-Taubah [9]: 111, QS. Al-Fath [48]: 29 dan QS. al-

Ḥadīd [57]: 27. Dari dua belas ayat tersebut.

Kitab Injil yang dimaksud oleh al-Qur’an hanya satu yakni Injil yang

Allah turunkan kepada nabi Isa as sebagi petunjuk dan pengajaran bagi ahl

al-Kitab baik Yahudi maupun Nasrani pada masanya. Bahwa inti ajaran

yang terkandung dalam Injil adalah tauhid, yakni ajaran untuk

mengesakan Allah swt. Kewajiban umat Muslim terhadap kitab Injil

adalah untuk meyakini bahwasanya kitab Injil benar adanya, hanya satu

dan diturunkan kepada Isa as. Bagi umat Kristiani, Injil adalah bagian dari

kitab Perjanjian Baru yang terdairi dari empat kitab yaitu Injil Matius, Injil

Markus, Injil Lukas dan Injil yohanes. Keempat Injil tersebut sama-sama

membas tentang riwayat Yesus mulai dari kelahirannya hingga wafatnya

dan dibangkitkan kembali. Adanya pemberitahuan tentang Injil melalui

ayat-ayat al-Qur’an, memberikan wawasan kepada umat Muslim

bahwasanya Injil benar adanya dan diturunkan kepada nabi Isa as sebagai

kitab pedoman, sumber pengajaran bagi umat Nasrani pada masanya

hingga diturunkannya al- Qur‟an. Ayat-ayat tentang Injil juga

memberikan wawasan kepada umat Muslim tentang ahl Injil, bagaimana

sikap mereka terhadap Injil, apakah masih berpegang teguh pada Injil atau

tidak. Selain itu, bisa juga digunakan untuk mengkalrifikasi kebenaran

Injil yang saat ini menjadi kitab sucinya umat kristiani. Apakah Injil

tersebut sesuai dengan yang maksudkan oleh al-Qur’an atau tidak.

Kata kunci: Injil, Alkitab al-Muqaddas, ahl Jadid-ahl Atiq.

Page 6: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

vi

KATA PENGANTAR

بسم الله الرهحمن الرهحيم

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhānahu wa Ta’āla, yang telah

memberikan petunjuk, taufik, ilmu, dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini. Salawat teriring salam, semoga

senantiasa terlimpah curahkan kepada kekasih tercinta, teladan termulia,

insan sempurna, Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wa al-Salām, yang

telah menebarkan cahaya iman dan Islam ke Muka Bumi ini, serta menjadi

rahmat bagi seluruh alam semesta. Tak lupa, salawat dan salam semoga

tersampaikan juga kepada keluarga beliau yang suci, sahabat-sahabatnya

yang terpilih, serta para-tabi’in yang istimewa, dan kepada seluruh

umatnya. Semoga kita dapat mengikuti jejak-jejak hidupnya yang mulia,

dan mendapatkan syafaat yang agung darinya, kelak di hari kiamat. Amin

Ya Allah Ya Rabbal ālamīn.

Terselesaikannya skripsi yang berjudul Injil Menurut Para Mufasir

ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang

ikut andil, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara moril

maupun materiil. Maka sepatutnya penulis mengucapkan syukur, terima

kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha. M.Ag, selaku ketua program studi Ilmu

Al- Qur’an dan Tafsir, serta Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, selaku

sekretaris program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Page 7: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

vii

4. Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yakni Bapak Bapak Dr. Eva

Nugraha. M.Ag yang senantiasa membimbing, memberi arahan dan

masukan kepada penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Dosen Penasehat Akademik, yakni Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum,

MA. yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada penulis selama

penulis belajar di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh dosen di Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Seluruh staf jurusan dan fakultas yang turut membantu mengurusi

terkait adminstrasi penulis.

8. Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada

kedua orang tua penulis, Ayanda Iklil Kamil, Ibunda Habibah, untuk

keduanya;. Juga kepada Mamah Hj. Omay, Bapak H. Dudung, Hanya

Allah yang bisa membalas kasih sayang, do’a dan semua pemberian

mereka yang tak pernah terhingga untuk penulis. Juga sepuluh saudara

kandung, kakak tercinta Hamzah Iklil & Qina, Una, Faiqoh & Aziz,

Nabiel, Labieb, dan adik tercinta Zakiyatul, Halimah, Fadlil, Falih, dan

Roihan yang sedang menyelesaikan Study di sekolah masing-masing,

semoga cepat lulus, mendapat ilmu yang berkah dan bermanfaat. Berkat

kesabaran dan dukungan mereka semua, penulisan skripsi ini berjalan

lancar. Dan kepada mereka pula skripsi ini penulis persembahkan.

9. Khusus untuk saudara penulis, Kang Kholik Ramdan Mahesa,

S.Th.I sahabat karib penulis sejak lama Khoirul umam, S.E, Fadel Eldrid,

S.Ag, Nurul Hidayat, S.Ag, Solihin, S.Ag, Ari Widianto, mereka

khususnya yang telah banyak memberikan sumbangsih baik moril maupun

materil untuk penulis, semoga Allah membalas kebaikan kalian.

Page 8: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

viii

10. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dulur-

dulur Ikatan Mahasiswa Pemalang (Fatkhi, Trio, Agus 2, Jawir, dsb.),

Keluarga Besar Gang Buntu (Ibad, Veve, Reza, Idris, Bery (Lele), dulur-

dulur HIMABI Jakarta, kawan-kawan HEBAT, kawan-kawan TH 2013.

Bersama mereka semua, penulis berproses bersama-sama.

Tidak ada kata yang pantas selain ucapan terima kasih yang begitu

mendalam dan seuntai doa senantiasa penulis haturkan kepada mereka

agar senantiasa segala kebaikannya dibalas oleh Allah SWT dengan

balasan yang setimpal. Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini

senantiasa dapat memberikan wawasan mengenai Qur’an dan bermanfaat

bagi semuanya, khususnya bagi penulis sendiri. Ᾱmīn ya rābb.

Jakarta, 27 Juli 2020

Hormat Saya,

Penulis

Page 9: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543 b/u/1987

1. Padana Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ṡ es dengan titik atas ث

j Je ج

ḥ ha dengan titik bawah ح

kh ka dan ha خ

d De د

ż zet dengan titik atas ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

ṣ es dengan titik bawah ص

ḍ de dengan titik bawah ض

ṭ te dengan titik bawah ط

ẓ zet dengan titik bawah ظ

Page 10: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

x

Koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

gh ge dan ha غ

f Ef ؼ

q Qi ؽ

k Ka ؾ

l El ؿ

m Em ػم

n En ن

w We و

h Ha ه

Apostrof ‟ ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـــ

I Kasrah ـــ

U Dammah ـــ

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ـــ ي

Page 11: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xi

Au a dan u ـــ و

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ᾱ a dengan topi di atas ىا

Ī i dengan topi di atas ىي

Ū u dengan topi di atas ىو

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-

dīwān bukan ad-dīwān.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda (ـــ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Misalnya, kata ( ورةلضرا ) tidak ditulis ad-darūrah melainkan al-darūrah,

demikian seterusnya.

6. Ta Marbūtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika

Page 12: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xii

tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun,

jika huruf ta marbūtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

قةیرط 1 Tarīqah

ةیلإسلامالجامعة ا 2 al-jāmī’ah al-islāmiyyah

دلوجواة حدو 3 wahdat al-wujūd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain

untuk menuliskanpermulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Ḥāmid al-

Ghazālī bukan Abū Ḥāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,

demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun

akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-

Palimbani, tidak ‘Abd al- Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak

Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

Page 13: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xiii

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (Fi‘il), kata benda (Isim), maupun huruf

(Ḥarfu) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada

ketentuan-ketentuan di atas

Kata Arab Alih Aksara

Unzila fīhil-qur`ānu أنزل فيه ٱلقرءان

ن ٱلدى ت م Bayyinātim minal-hudā ب ين

Yurīdu bikumul-'usra يريد بكم ٱلعسر

ة Litukmilul-'iddata لتكملوا ٱلعد

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu

dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fazl al-

Rahmān.

Page 14: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xiv

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i

SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. ii

SYRAT PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH ......................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penilitian ...................................................... 4

D. Kajian Pustaka .................................................................................. 5

E. Metode Penelitian............................................................................. 8

1. Sumber Data ................................................................................ 9

2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 9

3. Analisis Data ............................................................................. 10

F. Sistematika Pembahasan ................................................................ 11

BAB II GAMBARAN UMUM KITAB SUCI ..................................... 13

A. Kitab dalam Pandangan Islam ........................................................ 13

B. Diskursus Kitab Suci dalam Al-Qur’an ......................................... 18

C. Sejarah Singkat Kitab Suci............................................................. 20

BAB III BIOGRAFI DAN KLASIFIKASI AYAT ............................. 25

A. Biografi Singkat Beberapa Mufasir dan Tafsirnya ........................ 25

Page 15: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xv

1. Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī (225 H-310 H/839 M-923 M) . 25

2. Ismā‘īl Ibn Kaṡīr (700 H-774 H/1300 M-1373 M) ................... 27

3. Jamaluddin al-Qasimi ................................................................ 29

4. Muhammad Abduh .................................................................... 30

B. Klasifikasi Ayat .............................................................................. 31

1. Allah yang Menurunkan Kitab pada Nabinya ........................... 31

2. Posisi Quran-Taurat-Injil (Pola Isi, dan Keterkaitan antara

Ketiganya................................................................................... 33

3. Aturan/ Hukum yang Harus Diikuti .......................................... 34

BAB IV ANALISIS/ KONSEP INJIL DAN AHLI KITAB DALAM

QS. ALI-IMRᾹN [3]: 3 MENURUT IMAM IBN AL-TABARĪ, IBN

KAṢĪR, AL-QASĪMĪ, DAN M. ABDUH ............................................. 39

A. Pengertian dan Fungsi Injil .......................................................... 39

1. Pengertian Injil Menurut al-Tabarī, Ibn Kaṣīr, al-Qasīmī, M.

Abduh ...................................................................................... 39

2. Fungsi Injil .............................................................................. 41

B. Relasi Injil dengan Taurat ........................................................... 45

C. Mushaddiq (Menguatkan Taurat) ................................................ 50

D. Pengetahuan Nabi Atas Injil ........................................................ 53

E. Relasi ahl Kitab dengan Injil dan Taurat ..................................... 56

1. Sebagian ahl Kitab Meragukan (Tuhajjuna) ........................... 56

2. Sebagian ahl Kitab Tidak Menegakkan Injil dan Taurat ........ 58

F. Relasi ahl Kitab dengan Injil dan Taurat ..................................... 58

1. Sebagian ahl Kitab Menentang injil dan Taurat ..................... 58

2. Sebagian ahl Kitab Tidak Menegakkan Injil dan Taurat ........ 60

BAB V PENUTUP ................................................................................. 63

A. Kesimpulan .................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 65

Page 16: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ayat Allah yang Menurunkan Kitab pada Nabi-Nya ............. 32

Tabel 3.2 Pola Isi, dan Keterkaitan Antara Ketiganya............................ 33

Tabel 3.3 Aturan Hukum ........................................................................ 35

Tabel 4.1 Pengertian Injil ........................................................................ 39

Tabel 4.2 Fungsi Kitab Injil .................................................................... 45

Tabel 4.3 Fungsi Injil dalam Al-Qur’an ................................................. 49

Tabel 4.4 Musaddiqūn Sebagai Pembenar Taurat .................................. 52

Tabel 4.5 Pengetahuan Nabi Terhadap Injil ........................................... 56

Page 17: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Klasifikasi Ayat ..................................................................... 31

Page 18: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kitab suci merupakan kebutuhan pokok tiap-tiap umat beragama dan

sudah menjadi kepastian bahwa setiap agama mempunyai kitab suci yang

diyakini oleh penganutnya bahwa dalam kitab suci tersebut terkandung

wahyu sebagai ajaran dari Tuhan yang tidak ada keraguan di dalamnya.1

Umat Islam menyakini keempat kitab suci yang telah Allah wahyukan

kepada utusan-Nya yaitu Taurat, Zabur, Injil dan al-Qur‟an.

Al-Qur‟an sebagai kitab yang rahmah li al-‟Alamin, selain memuat

sesuatu yang berkaitan dengan sifat dan perilaku manusia seperti sabar,

taqwa, amanah maupun sesuatu yang yang menjadi kebutuhan akan

keberlangsungan hidup umat manusia seperti harta dan lain sebagainya, al-

Qur‟an juga memuat intisari kitab-kitab suci terdahulu yang telah Allah

turunkan kepada nabi dan utusan sebelum Muhammad saw seperti kitab

Taurat, Zabur dan Injil.

Dalam konteks Islam, kitab yang diturunkan belakangan menjadi

penyempurna bagi kitab yang diturunkan lebih dulu. Beberapa ayat al-

Qur‟an menjelaskan tentang penyempurnaannya terhadap kitab

sebelumnya di antaranya yaitu QS. Āli „Imrān [3]: 3-4, QS. al-Mā‟idah

[5]: 48, QS. Yūnus [10]: 37, QS. al-An‟ām [6]: 92 dan QS. al-Bayyinah

[98]: 1-5.2

Kitab-kitab yang disempurnakan al-Qur‟an yaitu Taurat, Zabur dan

Injil. Al-Qur‟an menyebut kitab sebelumnya, adakalanya menggunakan

1 Mardiyana, Alkitab Membuka Tabir: Muhammad Nabi Terakhir (Yogyakarta:

Madania, 2010), 7. 2 Choiruddin Hadhiri SP, Klasifikasi Kandungan al-Qur‟an (Jakarta: Gema Insani

Press, 1993), 202.

Page 19: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

2

nama kitabnya secara langsung (misal; taurat, zabur, injil) dan adakalanya

pula tidak menyebutkan nama kitabnya secara langsung akan tetapi,

menggunakan sebutan lainnya seperti kata al-Kitab (yang maknanya tidak

hanya untuk satu kitab saja akan tetapi maknanya mencakup kitab Taurat,

Zabur, Injil dan al-Qur‟an). Firman Allah swt QS. Maryam [19]: 30:

قال نبياوجعلنالكتابآتاناللعبد إن“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan

Dia menjadikan aku seorang Nabi”.3

Kata كتبلٱاتىن pada ayat di atas, maknanya bukan Isa diberi al-Kitab

sebelum diciptakan atau ketika masih dalam kandungan ibunya melainkan

Allah telah menetapkan bahwa Isa akan diberi al-Kitab.4 Riwayat dari

Ikrimah menjelaskan bahwa maksud kata كتبلٱاتىن adalah ketetapan

Allah. Konteks ayat di atas, menunjukkan bahwa al-Kitab yang dimaksud

adalah Injil,5 sesuai dengan ketetapan Allah sejak azal dan juga yang

mengajarkan kepada Isa tentang kitab-kitab sebelumnya seperti Taurat.6

Kata injil berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelion yang berarti

“kabar gembira”. Kemudian kata tersebut lewat bahasa Ethiopia

disebutkan wāngel, lalu masuk ke dalam bahasa Arab yaitu injil.7 Umat

Islam menyakini bahwa Injil adalah kitab suci yang Allah turunkan kepada

Nabi Isa as. Pengikut nabi Isa dalam al-Qur‟an disebut sebagai umat

3 QS. Maryam (19): 30. Mohammad Taufiq, Softwere Qur‟an in Ms-Word Ver

1.2.3., 2005. 4 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir al-Ṭabari, Tafsir al-Ṭabari Jilid 17, terj. Ahsan

Aksan dan Khairul Anam (ed.) Besus Hidayat Amin (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009),

557. 5 Syaikh Imam al-Qurṭubi, Tafsir al-Qurṭubi jilid 11 terj. Amir Hamzah (ed.)

Mukhlis Mukti (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), 274. 6 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an

Vol. 8 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 177-178. 7 Perpustakaan nasional RI, Ensiklopedi Islam jilid 3 (ed.) Nina M. Armado dkk.

(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), 191.

Page 20: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

3

Nasrani.8 Dalam keyakinan umat Nasrani, kitab suci yang mereka gunakan

sebagai pedoman menimbulkan perbedaan menyangkut kesucian kitab

sucinya, misal tentang nama yaitu; Alkitab, Injil dan Bibel.9

Selain sebagai sumber ajaran dan pedoman umat Nasrani, oleh umat

Islam Injil juga digunakan sebagai salah satu sumber penafsiran terhadap

ayat- ayat al-Qur‟an. Sejak zaman nabi, tidak sedikit dari para sahabat

yang menggunakan kisah-kisah israiliyyat untuk menafsirkan ayat-ayat al-

Qur‟an, terlebih mengenai ayat-ayat tentang kisah-kisah umat terdahulu.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adanya kesesuaian

antara al-Qur‟an dengan Taurat dan Injil di dalam beberapa permasalahan

seperti dalam penjelasan kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu. Kedua,

metode yang digunakan al-Qur‟an dalam mengemukakan kisah di

dalamnya secara global dan ringkas, sedangkan Taurat dan Injil

mengemukakannya secara terperinci, sehingga para sahabat menganggap

perlu untuk bertanya kepada para ahl al- Kitab.10

Penggunaan Injil sebagai salah satu sumber penafsiran tidak hanya

terdapat dalam kitab-kitab tafsir klasik saja, seperti kitab tafsirnya Ibnu

Kaṡir, kitab tafsirnya al-Bagawi, kitab tafsirnya al-Qurṭubi dan lain

sebagainya. Namun, dalam kitab tafsir modern juga ada yang

menggunakan Injil sebagai salah satu sumber penafsiran. Husni

Fithriyawan dalam skripsinya memaparkan bahwa di dalam Kitāb Tafsir

al-Jawahir fi Tafsir al-Qur‟an karya Tantawi Jawhari dan Kitab Tafsir al-

Manar Karya Muhammad Rasyid, terdapat ayat-ayat al-Qur‟an yang

8 Nama Nasrani dinisbatkan kepada nama sebuah daerah yaitu Nazaret. Saat ini,

lebih dikenal dengan sebutan Kristen atau uamat krostiani yang dinisbatkan kepada

Kristos. 9 Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab Suci (Yogyakarta: Forum, 2012), 147.

10 Rosihon Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyyat dalam Tafsir al-Ṭabari dan

Tafsir Ibnu Kaṡir (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 39-40.

Page 21: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

4

ditafsirkan dengan mengutip kata atau pasal dari Injil baik secara literal

maupun maknawi.11

Selain sebagai salah satu sumber penafsiran, Injil juga sebagai kitab

yang membenarkan kitab sebelumnya yaitu Taurat. Salah satu ayat yang

menjelaskannya yaitu aṣ-Ṣaff [61]: 6. Al-Qurṭubi dalam tafsirnya

memaparkan bahwa nabi Isa as. adalah hamba Allah yang diutus kepada

Bani Israil dengan membawa Injil dan membenarkan kitab yang

diturunkan sebelumnya.12

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk menguraikan Injil dalam

pandangan al-Qur‟an, bagaimana al-Qur‟an mengemukakan kitab suci

lainnya (Injil) dan hal apa saja yang dibahas al-Qur‟an terkait dengan Injil.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode tematik

ayat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan dan

penelitian yang akan dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1. Apa saja yang dibahas mufasir tentang Injil?

2. Bagaimana konsep Injil menurut mufasir?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian yang hendak dicapai

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hal-hal apa saja yang disinggung mufasir tentang Injil.

11

Husni Fithriyawan, “Injil dalam Kitab Tafsir al-Qur‟an Modern: Studi

Komparatif Kitab Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur‟an karya Tantawi Jawhari dan al-

Manār Karya Muhammad Rasyid Rida”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008. 12

Syaikh Imam al-Qurṭubi, Tafsir al-Qurṭubi Jilid 18, terj. Dudi Rosyadi dkk.

(ed.) Mukhlis B. Mukti (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 426.

Page 22: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

5

2. Mengetahui konsep Injil menurut mufasir.

Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman secara

totalitas dan komprehensif terhadap al-Qur‟an menyangkut tema Injil, bagi

peneliti khususnya dan khalayak pada umumnya.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan konstribusi dan

memperkaya khazanah keilmuan studi pemikiran islam, khususnya studi

Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir tentang Injil.

D. Kajian Pustaka

Kajian terhadap Injil bukanlah hal yang baru dan sudah banyak

dilakukan oleh banyak orang, baik berupa skripsi maupun buku-buku yang

telah diterbitkan. Melalui kajian pustaka ini, peneliti ingin mengemukakan

beberapa hasil penelitian sebelumnya terkait dengan Injil dalam al-Qur‟an.

Adanya kajian pustaka, diharapkan peneliti mampu mengemukakan

perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian

sebelumnya terkait tema Injil dalam al-Qur‟an.

Di antara tema yang membahas Injil yaitu, buku Jibril dalam Tiga

Kitab Suci (Taurat-Injil-al-Qur‟an) karya Manshur Abdul hakim. Buku ini

menguraikan tentang profil malaikat yang mulia secara umum dan

difokuskan pada malaikat Jibril. Dalam memaparkan, penulis buku ini

menggunakan tiga kitab yaitu Taurat, Injil dan al-Qur‟an. Adapun langkah

yang digunakan yaitu menelusuri dalil-dalil yang terdapat dalam al-

Qur‟an, hadis-hadis shahih dan akidah ahl al-sunnah wa al-jama‟ah. Selain

itu, juga menelusuri dalil-dalil yang terdapat dalam kitab-kitab salaf

(terdahulu) dan juga kitab ahl al-Kitab yaitu Taurat dan Injil sebagai

perbandingan. Penelitian dalam buku ini belum menekankan pada Injilnya

Page 23: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

6

akan tetapi lebih menekankan pada term malaikat yakni malaikat

Jibril.13

Sedangkan skripsi ini lebih fokus pada Injil berdasarkan ayat-ayat

al-Qur‟an.

Buku Injilku yang Ternoda karya Yusuf Ismail Alhadid.14

Buku ini

berisi kritik dan komentar beliau terhadap Injilnya umat Nasrani. Beliau

memberikan kritik bahwa Injil yang ada di tangan umat Nasrani sekarang

telah mengalami banyak perubahan. Buku ini berusaha membandingkan

isi Injil dengan teologi-teologi Nasrani dan beberapa pernyataan tokoh

serta ilmuan Nasrani. Buku ini sama sekali tidak membahas ayat-ayat al-

Qur‟an melainkan hanya terfokus pada Injilnya orang Nasrani.15

Buku Nabi Isa dalam al-Qur’an: Sebuah Interpretasi Outsider atas al-

Qur’an karya Karel Steenbrink. Penulis berusaha mengungkapkan

berbagai aspek tentang nabi Isa as melalui ayat-ayat al-Qur‟an yang

terbagi ke dalam 18 surat. Cara pemaparannya berdasarkan urutan surat

dalam mushaf al-Qur‟an. Meskipun penulis menafsirkan ayat al-Qur‟an

dengan ayat-ayat lain yang relevan, akan tetapi masih sedikit tafsirannya

tentang Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as.16

Husni Fithriyawan menulis skripsi dengan judul Injil dalam Kitab

Tafsir al-Qur’an Moderen (Studi Komparatif Kitāb Tafsīr al-Jawāhir fi

Tafsīr al-Qur’ān karya Tantawi Jawhari dan al-Manar Karya Muhammad

Rasyid Rida). Skripsi tersebut memaparkan injil sebagai salah satu sumber

penafsiran yang digunakan dalam kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-

Qur’an karya Tantawi Jawhari dan kitab tafsir al-Manar Karya

13

Manshur Abdul hakim, Jibril dalam Tiga Kitab Suci (Taurat-Injil-al-Qur‟an)

terj. Yusuf Shandy dan Ali Sulthon (Jakarta: Akbar, 2008). 14

Yusuf Ismail Alhadid adalah seorang pendeta yang kemudian menjadi muallaf. 15

Yusuf Ismail Alhadid, Injilku yang Ternoda, (Yogyakarta: Pustaka Fahima,

2006). 16

Karel Steenbrink, Nabi Isa dalam al-Qur‟an: Sebuah Interpretasi Outsider atas

al-Qur‟an terj. Sahiron Syamsuddin dan Fejriyan Yazdajird Iwanebel (ed.) M. Nur

Prabowo S. (Yogyakarta: Suka Press, 2015).

Page 24: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

7

Muhammad Rasyid Rida, baik pengutipan secara literal maupun maknawi

sebagai alternatif karena dianggap sesuai dengan al-Qur‟an.17

Skripsi

tersebut belum memaparkan Injil dalam pandangan al-Qur‟an.

Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an karya M.

Quraish Shihab. Kitab tafsir ini merupakan kategori tafsir tahlili yakni

menafsirkan semua ayat-ayat al-Qur‟an dari awal surat hingga akhir surat.

Adapun pembahasan mengenai Injil, dalam kitab ini belum terfokus pada

pembahasan Injil saja, akan tetapi masih mencakup keseluruhan poin-poin

yang termuat dalam ayat yang sedang ditafsirkannya meski terkadang juga

menampilkan ayat lain yang sesuai dengan ayat sedang ditafsirkan.18

Tafsir al-Qurṭubi karya Imam al-Qurṭubi. Kitab tafsir ini merupakan

kategori tafsir bi ra‟yi dengan corak fiqih. Ketika memaparkan

penjelasannya, beliau menggunakan beberapa contoh serta pandangan

imam madzhab fiqih, terutama ketika sedang menafsirkan ayat-ayat

hukum. Adapun pembahasan injil dalam kitab tafsir ini masih bersifat

global.19

Tafsir al-Ṭabarī karya Abu Ja‟far Muhammad bin Jarīr al-Ṭabarī.

Dalam menafsirkan ayat beliau menggunakan riwayat atau hadis-hadis

yang sesuai dengan ayat. Ketika menafsirkan ayat-ayat tentang Injil,

beliau belum menafsirkan secara khusus pembahasan injil dalam al-

Qur‟an melainkan memaparkan hadis-hadis yang berkaitan dengan isi ayat

secara keseluruhan.20

17

Husni Fithriyawan, “Injil dalam Kitab Tafsir al-Qur‟an Moderen: Studi

Komparatif Kitab Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur‟an karya Tantawi Jawhari dan al-

Manar Karya Muhammad Rasyid Rida”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008. 18

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an

Vol.8 (Jakarta: Lentera Hati, 2002). 19

Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurṭubi terj. Sudi Rosyadi dkk. (ed.) M.

Ikbal Kadir (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008). 20

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarīr al-Ṭabarī, Tafsir al-Ṭabarī terj. Somad dan

Yusuf Hamdani, (ed.) Edi Fr (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008).

Page 25: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

8

Tafsir al-Wasiṭ karya Wahbah al-Zuhaili. Meskipun dalam menafsirkan

ayat-ayat al-Qur‟an sudah dikelompokkan berdasarkan tema-tema yang

terkandung dalam sebuah surat al-Qur‟an, namun beliau belum

menafsirkan ayat-ayat tentang Injil secara khusus dan terperinci. Misalnya

ketika menafsirkan QS. Āli „Imrān [3]: 48, beliau mengelompokkannya

dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya dalam tema kisah Isa as.

Sedangkan pembahasannya tentang Injil hanya sebatas penjelasan bahwa

Injil adalah kitab yang Allah wahyukan kepada Isa as.

Berdasarkan uraian di atas, penulis belum menemukan karya ataupun

penelitian yang secara khusus membahas injil dalam al-Qur‟an secara

tematik. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba memaparkan injil

dalam pandangan al-Qur‟an dengan menggunakan metode tematik.

Sehingga penelitian ini lebih fokus dan mampu mengupas aspek-aspek al-

Qur‟an tentang Injil melalui ayat-ayatnya.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang sumber datanya adalah bahan-bahan

pustaka dan literatur-literatur lainnya.21

tanpa melakukan survei maupun

observasi.22

Penelitian ini dilakukan dengan membaca, memahami dan

menyimpulkan isi bacaaan yang telah dibaca, baik berupa buku, skripsi,

jurnal, ensiklopedi maupun bacaan lain yang mendukung terkait dengan

penelitian ini. Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif,

21

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1995), 3. 22

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1998),

256.

Page 26: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

9

penelitian ini berasas pada kualitas data dari data-data yang telah

diuraikan dan dianalisis secara sistematis.

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini yaitu al-Qur‟an

dan terjemahnya serta tafsirnya, terkhusus pada ayat- ayat yang membahas

Injil. Adapun kitab tafsir yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an karya M.

Quraish Shihab, Tafsīr Al-Qur‟an al- „Aẓim karya Ibnu Kaṣir, Tafsīr al-

Ṭabari Jamiʻ al-Bayan fī Ta‟wīl al- Qur‟ān karya Ibnu Jarir al-Ṭabari dan

Tafsīr fī Ẓilāl al-Qur‟ān karya Sayyid Quṭb, Tafsir al-Azhar karya Hamka,

Tafsir al-Qur‟an al-Aisar karya Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Tafsir al-Wasiṭ

karya Wahbah al- Zuhaili, Tafsir al-Muyassar karya Hikmat Basyir.

Sedangkan sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

karya tulis lain seperti; buku, kitab, skripsi, majalah, artikel yang sesuai

dan mendukung penelitian ini. Sumber sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini di antaranya yaitu buku Isa di dalam al-Qur‟an karya Karel

Steenbrink, kitab Al-Muʻjam al- Mufaḥras li Alfāẓ al-Qur‟ān al-Karīm

karya Muhammad Fu‟ad Abd al-Baqiy, kitab Asbab al-Nuzul al-Qur‟an

karya Imam Abi Hasan „Ali bin Ahmad al-Wahidi dan sebab Turunnya

Ayat al-Qur‟an karya Jalaluddin al-Syuyuṭi, juga Lubabun Nuqul fi Asbab

al-Nuzul karya Jalaluddin al-Syuyuṭi serta beberapa literatur lainnya yang

mendukung penelitian ini. Selain itu, penulis juga menggunakan

Perjanjian Baru yang membicarakan nabi Isa as sebagai sumber

pendukung dalam penelitian ini.

Page 27: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

10

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan ayat-ayat tentang Injil, peneliti membatasi pada

ayat-ayat yang memuat kata injīl. Kata yang dijadikan term pokok dalam

penelitian ini yaitu kata injīl. Sedangkan kata al-kitab maupun hal-hal lain

yang berkaitan dengan Injil penulis jadikan sebagai term pendukung

dalam skripsi ini. Kitab yang digunakan untuk menelusuri kata tersebut

adalah kitab al-Muʻjam al-Mufaḥras li Alfāẓ al-Qur’ān al-Karīm karya

Muhammad Fuad Abdu al-Baqiy.23

Melalui kitab tersebut, penulis

mendapatkan data mengenai penggunaan dan pengulangan kata Injīl

dalam al-Qur‟an.

3. Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka selanjutnya adalah

mengolah data tersebut sehingga penelitian dapat terlaksana secara

rasional, sistematis dan terarah. Metode yang digunakan untuk

menganalisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik. Metode

ini digunakan untuk mendiskripsikan Injil dalam al-Qur‟an, kemudian

mengklarifikasikan secara objektif dan menganalisanya secara teratur

seluruh bahasan Injil.

Untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data, maka penulis

menggunakan metode tematik yang ditawarkan oleh Al- Farmawi yaitu

pertama menetapkan masalah yang akan dibahas, kedua menghimpun

ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut, ketiga menyusun ayat

sesuai dengan masa turunnya disertai pengetahuan tentang asbab al-Nuzul-

nya, keempat memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya

masing-masing, kelima menyusun pembahasan dalam kerangka yang

sempurna (out line), keenam melengkapi pembahasan dalam hadis-hadis

23

Muhammad Fu‟ad Abd al-Baqiy, Al-Muʻjam al-Mufaḥras li Alfāẓ al-Qur‟ān al-

Karīm (Kairo: Dar al-Hadīś, 2001).

Page 28: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

11

yang relevan dengan pokok bahasan, terakhir mempelajari ayat-ayat

tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-ayat yang

mempunyai pengertian yang sama atau mengkompromikan antara yang

„am dan yang khas, mutlaq dan muqayyad atau yang lahirnya

bertentangan, sehingga semuanya bertemu dalam satu muara, tanpa ada

perbedaan atau paksaan.24

F. Sistematika Pembahasan

Supaya pembahasan penelitian ini tersusun secara sistematis dan tidak

keluar dari permasalahan yang telah dirumuskan di rumusan masalah,

maka peneliti menetapkan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang di dalamnya membahas

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab ini penulis jadikan sebagai kerangka berpijak untuk melangkah ke

pembahasan bab-bab selanjutnya.

Bab kedua membahas gambaran umum tentang Injil. Pada bab ini akan

dibagi menjadi enam sub bab, sub bab pertama membahas definisi injil

secara umum, sub bab kedua membahas Injil dalam perspektif ulama

Islam, sub bab ketiga membahas Injil dalam pandangan agama Nasrani,

sub bab keempat membahas kandungan Injil, sub bab kelima membahas

fungsi Inji dan sub bab keenam membahas macam-macam Injil.

Bab ketiga membahas ayat-ayat al-Qur‟an tentang Injil. Pada bab ini

memuat ayat-ayat al-Qur‟an tentang Injil beserta terjemahnya dan

penafsiran ayat-ayat tentang Injil dengan mengklasifikasin poin-poin

penting tentang Injil berdasarkan ayat-ayat al-Qur‟an.

24

Abdul Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhuʻi dan Cara Penerapannya, terj.

Rohison Anwar (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 55.

Page 29: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

12

Bab keempat adalah analisis tematik ayat-ayat tentang Injil. Pada bab

ini penulis memaparkan konsep Injil menurut al-Qur‟an dengan

didasarkan pada pembahasan di bab sebelumnya. Pada bab ini juga

membahas signifikansi Injil bagi umat Muslim maupun umat Nasrani.

Bab kelima adalah penutup. Bab ini berisi berisi penutup yang berupa

kesimpulan dari BAB II sampai BAB IV sekaligus menjawab rumusan

masalah yang menjadi fokus penelitian ini. Dalam bab ini juga berisi

saran-saran bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang

berkaitan.

Page 30: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

13

BAB II

GAMBARAN UMUM KITAB SUCI

Bab ini akan menjelaskan bagaimana diskrusus tentang kitab Suci, yang

dianggap penting bagi penulis pemikiran yang dijadikan objek analisis pada

bab IV. Ada dua sub bab yang penulis anggap penting dalam bab ini, yaitu

biografi diskursus kitab suci dan sejarah singkat kitab suci.

A. Kitab dalam pandangan islam

Dalam islam Iman kepada kitab Allah SWT adalah masuk dalam rukun

yang ketiga. Yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah SWT.

Yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan

kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul yang berisi wahyu Allah SWT

berupa perintah dan larangan untuk disampaikan kepada umat manusia agar

digunakan sebagai pedoman hidup di dunia.

Allah SWT. berfiman pada Q.S al-Baqarah 4 :

وٱلذين ي ؤمنون با أنزل إليك وما أنزل من ق بلك وبٱلخرة هم يوقنون “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan

kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka

yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (QS. al-Baqarah [2]: 4).

Ada dua jenis kitab suci:

1. Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu

Allah SWT. dan biasa disebut Kitabullah (Kitab Allah SWT.). Ada yang

berwujud Kitab dan ada yang berwujud Shahifah atau Shuhuf.

2. Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu

Allah SWT. melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal

manusia sendiri.

Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT.

yang diwahyukan melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang

Page 31: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

14

mengandung perintah dan larangan sebagai pedoman hidup bagi ummat

manusia dan jumlah kitabullah ada 144 kitab,dan yang wajib diimani ada 4.

Kitab-kitab yang wajib diimani ada empat (4) yaitu :

a. Kitab Zabur, diturunkan pada Nabi Daud. Juga ada yang menyebut

Mazmur maupun Paska. Diturunkan kepada Nabi Dawud AS (=David) pada

abad ke 10 SM untuk Bani Israil dan berbahasa Qibthi.

نا إل إب راهيم وإ إن نا إل نوح والنبي ين من ب عده وأوحي نا إليك كما أوحي ساعيل أوحي نا داوود وإسحاق وي عقوب والسباط وعيسى وأيوب ويونس وهارون وسليمان وآت ي

ورازب “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana

Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang

kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim,

Ismail, Ishak, Ya’kub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan

Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. al-Nisā’ [4]: 163).

م أخر وعلى الذين ة من أي ما معدودات فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعد أير لكم إن يطيقونه فدية طعام مسكين فمن ر له وأن تصوموا خي را ف هو خي تطوع خي

تم ت علمون كن “Jika mereka mendustakan kamu,maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum

kamupun telah didustakan, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang

nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.(QS. al-

Baqarah [2]: 184).

نا ف الزبور من ب عد الذ كر أن الرض يرث ها عبادي الصالون ولقد كت ب “Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)

Laut Mahfuz, bahwasanya bumi dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.

(QS. al-Anbiyā’[21]: 105)

نا وربك أعلم بن ف السماوات والرض ولقد فضلنا ب عض النبي ين على ب عض وآت ي داوود زبورا

“Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang yang (ada) di langit dan di

bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas

(yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. al-Isrā’[17]: 55).

Page 32: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

15

b. Kitab Taurat , diturunkan kepada Nabi Musa. Ada yang menyebutnya

Thoret atau Thora. Diturunkan kepada Nabi Musa AS (=Moses) abad ke 15

SM untuk Bani Israil dan berbahasa Ibrani.

نا موسى الكتاب والفرقان لعلكم ت هتدون وإذ آت ي “Dan (ingatlah) ketika kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) dan

keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu

mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah [2]: 53).

يل قا لما ب ين يديه وأن زل الت وراة والن ن زل عليك الكتاب بلق مصد “Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan

Taurat dan Injil,” (QS. Ali ‘Imrān [3]: 3).

نيون إن أن زلنا الت وراة فيها هدى ونور يكم با النبيون الذين أسلموا للذين هادوا والربوالحبار با استحفظوا من كتاب الل وكانوا عليه شهداء فل تشوا الناس واخشون

فأولئك هم الكافرون ول تشت روا بيت ثنا قليل ومن ل يكم ب ا أن زل الل“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)

petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan

perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada

Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka,

disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka

menjadi saksi terhadapnya.Karena itu janganlah kamu takut kepada

manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-

ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan

menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang

yang kafir.” (QS. al-Mā’idah [5]: 44).

نا على آثرهم بعيسى ابن مري مصد يل وق في ن ناه ال قا لما ب ين يديه من الت وراة وآت ي قا لما ب ين يديه من الت وراة وهدى وموعظة للمتقين فيه هدى ونور ومصد

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami

telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk

dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Mā’idah [5]: 46).

Page 33: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

16

يل وي عل مه الكتاب والكمة والت وراة والن“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan

Injil.” (QS. Ali ‘Imrān [3]: 48).

c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa. Ada yang menamakan Bibel

maupun Alkitab. Diturunkan kepada Nabi Isa AS = Yesus Kristus pada awal

abad ke 1 M untuk Bani Israil dan berbahasa Suryani.

قا لما ب ين يديه يل ن زل عليك الكتاب بلق مصد وأن زل الت وراة والن“Dia menurunkan Al Kitab (al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan

Taurat dan Injil,” (QS. Ali ‘Imrān [3]: 3).

نا على آثرهم بعيسى يل وق في ن ناه ال قا لما ب ين يديه من الت وراة وآت ي ابن مري مصد قا لما ب ين يديه من الت وراة وهدى وموعظة للمتقين فيه هدى ونور ومصد

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami

telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk

dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Mā’idah [5]: 46).

ن هم ت راهم ركعا سجد اء على الكفار رحاء ب ي ت غون ممد رسول الل والذين معه أشد ا ي ب لك مث لهم ف الت وراة فضل من الل و رضوان سيماهم ف وجوههم من أثر السجود ذ

يل كزرع أخرج شطأه فآزره فاست غلظ فاست وى على سوقه ي عجب الزر ن اع ومث لهم ف الهم مغفرة وأجرا عظيماليغيظ بم الكف الذين آمنوا وعملوا الصالات من ار وعد الل

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan

dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama

mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan

keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas

sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka

dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas

itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus

di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya

karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan

kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang

Page 34: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

17

yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan

dan pahala yang besar.” (QS. al-Fatḥ [48]: 29).

يل وي عل مه الكتاب والكمة والت وراة والن“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan

Injil”. (QS. Ali ‘Imrān [3]: 48).

d. Kitab al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

لك الكتاب ل ريب فيه هدى للمتقين ذ“Kitab (-l-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 2).

إن أن زلناه ق رآن عربيا لعلكم ت عقلون “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa

Arab, agar kamu memahaminya” (QS. Yūsuf [12]: 2).

الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرات بارك الذي ن زل “Maha suci Allahyang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada

hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.

(QS. al-Furqān [25]: 1).

وما ا لي زلقونك ببصارهم لما سعوا الذ كر وي قولون إنه لمجنون وإن يكاد الذين كفرو هو إل ذكر للعالمين

“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir

menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka

mendengar al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad)

benar-benar orang yang gila.” Dan al-Quran itu tidak lain hanyalah

peringatan bagi seluruh umat.” (QS. al-Qalam [68]:51-52).

لوه شاهد م نه ومن ق بله كتاب موسى إماما ورحة أفمن كان على ب ي نة من رب ه وي ت إنه أولئك ي ؤمنون به ومن يكفر به من الحزاب فالنار موعده فل تك ف مرية منه

ون الق من رب ك ولكن أكث ر الناس ل ي ؤمن “Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada

mempunyai bukti yang nyata (al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula

oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum al-Quran itu telah

ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman

kepada al-Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy)

dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada al-Quran, maka nerakalah tempat

Page 35: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

18

yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap

al-Quran itu. Sesungguhnya (al-Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu,

tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Hūd [11]: 17).

ذا القرآن أن ي فت رى من دون الل يه وت فصيل ولكن تصديق الذي ب ين يد وما كان ه فيه من رب العالمين الكتاب ل ريب

“Tidaklah mungkin al-Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-

Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan

hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya,

(diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yūnus [10]: 37).

قل هو للذين فص لت آيته أأعجمي وعرب ولو جعلناه ق رآن أعجميا لقالوا لول ى أولئك ي نادون و عليهم عم ذانم وق ر وه آآمنوا هدى وشفاء والذين ل ي ؤمنون ف

من مكان بعيد “Dan jikalau Kami jadikan al-Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain

Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-

ayatnya?” Apakah (patut al-Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah

orang) Arab? Katakanlah: “al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi

orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga

mereka ada sumbatan, sedang al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka.

Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS.

Fussilat [41]: 44).

B. Diskursus Kitab Suci dalam al-Qur’an

Term kitab suci merupakan kalimat yang terdiri dari dua suku kata.

Kedua kata tersebut penggabungan dua budaya, yaitu arab sangsekerta.

Kitab berasal dari bahasa arab: kitab dan kitab bersal dari bahasa

sangsekerta: Suci.1 Dalam kamus bahasa Indonesia , entri kitab diartikan

dengan: buku dan wahyu Tuhan yang dibukukan (kitab Suci).2 Sedangkan

1 Luts widerhorld, Profane an Scared dalam Jane Dammen MC Aulif (ed). The

encyclopedy of the Qur’an, Vol. iv (leiden: Brill, 2006), 278. 2 Lihat: Tim kamus pusat bahasa, kamus bahasa indonesia (Jakarta: Pusat bahasa,

2008), 731.

Page 36: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

19

entri kitab suci adalah kata sifat (adjektif), yang memiliki empat makna,3

salah satunya adalah keramat. KBBI tidak mencantumkan satu entri pun

yang langsung menyebut “kitab suci”. Penulis berasumsi hal itu dilakukan

karena sudah terangkum dalam entri ‘kitab’.

Konsep kitab suci oleh orang Indonesia merupakan hasil terjemahan dari

Holy Book dalam bahasa Inggris. Holy Book secara mendasar merupakan

konsep barat tentang Bible (Alkitab). Dari hasil penelusuran sederhana

penulis, buku yang merujuk pada pada kitab suci bahasa Indonesia adalah

Alkitab, yang diberi judul kitab soetji, yang diterbitkan oleh uitgegeven

door het nederlandsch Bijbelgenootschap di Amsterdam tahun 1891.4

Sementara dalam kajian agama-agama, terminologi yang digunakan untuk

mengkaji ‘kitab suci’ adalah scripture, sebagaimana yang dicantumkan

dalam KBBI sebagai wahyu yang tertulis.5

Dalam bahasa arab, term kitab suci/scripture diterjemahkan dengan al-

kitab al-muqaddas.6 Penelusuran penulis, atas sejumlah tafsir, ditemukan

bahwa ada dua bentuk penggunaan istilah kitab suci, baik dalam bentuk

tunggal yaitu: al-kitab al muqaddas maupun dalam bentuk jamak yaitu

kutub al muqaddasah. Pertama istilah tersebut bermakna al-Qur’an

sebagaimana yang dirtulis dalam kitab tafsir mafatih al ghayb7 atau

menyandikan kitab suci lain sebagaimana al-Qur’an. Seperti yang ditulis

3 Suci: (1) bersih (dl arti keagamaan, seperti tidak kena najis, selesai mandi janabat

): badanya --: (2) bebas dari dosa; bebas dari cela; bebas dari noda; maksum ; (3) keramat

; (4) murni (tentang hati, batin). Lihat : kamus bahsa Indonesia, 1380 4 Eva nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 28. 5 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 28. 6 Jhon Wortabet dan Harvey porter, English- Arabic and Arabic English Dictionery

(New Delhi dan Chenay: Asian Educational Service, 2006), 322. 7 Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin Al Hasan , juz 17 (bayrut: dar ihya’ al-

Turath al Arabi, 1420 H), 239. Al razi menyebutkan term ini pada saat menjelaskan

sejumlah persoalan (al-mas’alah) dalam penafsiran QS. Yunus [10]: 26. Ia memberikan

penjelasan bahwa uraian tentang kesempurnaan wujud Allah dan Qudrahnya telah

dijelaskan dalam al-kitab al-muqaddas. Penulis memahaminya bahwa term terseut

digunakan oleh al-Razi merujuk pada al-Qur’an.

Page 37: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

20

oleh al-sabuni dalam safwa al-tafasir.8 Untuk menyebutkan kitab suci

agama nasrani dan kitab suci agama Yahudi, sebgaimana yang ditulis dalam

tafsir Mahasin al-Ta’wil,9 dan al manar.10

Temuan yang menarik dari pelacakan diatas adalah sebaran penggunaan

istilah suci dalam bahasa arab kebanyakan digunkan dalam karya-karya

tafsir yang pengarangnya hidup di abad 14 hijriah hingga sekarang, seperti

al qasimi (w. 1332h), rida (w. 1354 h), al shabuni (1. 1930 M).

C. Sejarah singkat kitab suci

Untuk menerangkan kitab suci, baik secara sosiologis dan antropologi

banyak bersandar pada tulisanya Graham, ia menjelaskan bahwa kata

scripture berasal dari bahasa latin scriptura yang artinya: tulisan. Dalam

bahasa Indo-Eropa, kata tersebut ditulis: schrift dalam bahasa Jerman,

scritura dalam bahasa Itali, dan écriture dalam bahasa Perancis, ke

semuanya bermakna ‘a writing, something written.’ Bahasa Yunani

memaknai kata scriptura dengan graphé. Kata ini memiliki korespondensi

tehadap makna bahasa klasik dan helenis dari bahasa Hebrew, yaitu ketav

bermakna tulisan. Bahkan istilah Bible juga berasal dari bahasa Latin

blibion yang bentuk jamaknya biblia. Atau bahasa Yunaninya biblas,

8 Ali Al-Shabuni, Al-Qur’an Al-Karim, (Qahira: Dar al-Shabuni, 1417 h/1997 m),

562. 9 Muhammad Jamaluddin bin Muhammad al Qasim al-Halaq al-Qasimi, Mahasin

al-Ta’wil, Tahqiq Muhammad Balis ‘uyun al-sud, juz 9 (bayrut: dar al kutub al-‘ilimiyyah),

157. Selanjutya disebut al qasimi. Ia menyebutkan istilah rihanat al nufus tidak pernah ada

dalam al-kitab al muqaddas. Penggunaanya dalam bentuk jamak pun tercantum dalam

halaman yang sama 10 Muhammad Rashid Riḍa, juz 2, 375. Pertama : mengenai isi dari al-kitab al-

muqaddas adalah perjanjian lama dan perjanjian baru (juz 2/375), kedua mengenai

argumen bahwa taurat ditulis dalam bahasa Ibrani, kapan kitab-kitab tersebut ditulis,

menurut peniliti nabi musa hanya mengetahui bahas mesir bukan bahasa ibrani.lalu

siapakah yang menerjamehkan kitab tersebut ke dalam bahsa ibrani (juz 9/219). Ketiga

mengenai adanya tahrif dalam kitab injil (6/240).

Page 38: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

21

semuanya itu merujuk pada dokumen tertulis dalam bentuk apapun.11 Baik

dokumen tertulis berbentuk buku atau naskah (lawan dari dokumen yang

berbentuk gulungan).

Menurut Graham memahami kitab suci tidak bisa dipahami hanya dalam

konteksnya secara etimologis, sebagai buku atau tulisan. Konsep kitab

suci/’skripture’ harus dilihat dari sudut pandang Sejarah Keagamaan.

Karena tidak ada kitab suci satu pun yang menjadi otoritatif dan sakral

dengan dirinya sendiri. Sehingga akan ada orang-orang atau penaganut

agama yang menjadikannya begitu sakral, bernilai, bermakna, memiliki

kekuatan dan lainya. Teks keagamaan hanya akan menjadi teks biasa, tanpa

itu semua.12

Pada posisi sebagai buku teks keagamaan, kitab suci memiliki fungsi

baik dari sisi material kitabnya, tulisanya, maupun bacaanya. Berikuta

adalah kategorisasinya: pertama, Fungsi Material Kitab Suci: dalam

sejumlah institusi keagamaan kitab suci digunakan sebagai berikut: 1)

sebagai medium ritual keagamaan di muka publik, baik itu pada Qur’an bagi

kaum Muslim, Mantras bagi pemeluk Vedic, Gāthās bagi pemeluk

Zoroaster, Norito bagi pemeluk Shinto, dll.; 2) medium untuk memberikan

kesembuhan, menghilangkan sisi buruk dunia atau mendapatkan

keberkahan. Contohnya menjadikan kitab suci sebagai tasliman/jimat. Juga,

penggunaan kitab suci untuk praktek mencari jawaban atas masalah

Bibliomancy ataupun Bibliotry; 3) medium pengejawantahan yang Kuasa,

ini terlihat pada penggunaan KItab Suci sebagai alat untuk bersumpah baik

pada tradisi Kristen maupun Islam.13

11 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 30.

Lihat juga William A. Graham, “Scripture and Qur’an”, Encyclopedia of the

Qur’an, 2nd. Edition (New York: Macmillan Publishing, 1987), 819. 12 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci. 31. 13 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 31.

Page 39: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

22

Kedua, Fungsi tulisan Kitab Suci: Graham menyebutnya 1) sebagai holy

write (tulisan yang Suci). Cenderung terjadi dalam budaya Judeo-Kristiani,

sehingga pengutipanya disampaikan dengan cara “Sebagaimana yang

tertulis dalam..” Berbeda dengan tradisi Islam pengutipan atas kitab suci

disampaikan cenderung menggunakan kalimat “sebagaimana Firman

Allah” atau “Allah berfirman.” Begitu pula terjadi perbedaan dalam

pengutipan Sruti dengan pengutipan “Sebagaimana yang saya dengar.” 2)

magical dan spiritual. Sebagian agama menggunakan tulisan dari kitab suci

sebagai bagian dari mantra, dengan demikian objek yang ada tulisanya

menjadi lebih memiliki kekuatan/ kuasa.14

Ketiga, Fungsi Bacaan Kitab Suci, antara lain sebagai berikut: 1) Spoken

Word. Kebiasaan untuk melafalkan dengan suara nyaring teks kitab suci

merupakan praktik umum yang dilakukan sejumlah penganut agama,

seperti yang dilakukan kaum Muslim, Indonesia, maupun Sikh.

Kemampuan semacam menjadikan strata sosial tertentu dalam masyarakat

keagamaan. Contoh dalam Islam kelompok penghafal yang mendapat gelar

al-ḥāfiẓ, yaitu mereka yang mampu melafalkan seluruh isi al-Qur’an. 2)

devotional dan spiritual life. Bacaan dari kitab suci menjadi medium

seseorang penganut agama lebih dekat dengan yang Kuasa dengan cara

meditasi, focus, mindfulness membacanya dengan penuh kesadaran dan

kehati-hatian, atau menjadikanya sebagai alat berzikir dalam Islam.

Sehingga ada tata car khusus dalam melanggamkan, menyanyikan kitab

suci dalam sejumlah agama. Sebagaimana dalam Islam melafalkan bagian

dari Qur’an dalam shalat merupakan salah satu rukun yang harus dilakukan

dalam shalat.15

14 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 31. 15 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 32.

Page 40: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

23

Bila ditanyakan apa yang memungkinkan fungsi-fungsi kitab suci di atas

bisa dipraktikkan dalam tradisi keagaamaan dan kepercayaan? Jawaban itu

dapat dilihat dari atribut yang menempel pada kitab suci itu sendiri. Graham

menyebutkan, ada empat atribut kitab suci, yaitu: kuasa (power), Otoritatif

dan sakral, kebersatuan (unicity), dan inspirational and enternaliti/

antiquity. Dan atribut yang dimiliki paling banyak adalah Otoritas dan

Sakralitas Kitab Suci. Hal ini muncul karena penganut agama mempercayai

bahwa dalam kitab suci terdapat Kuasa/Power yang berasal dari atau

dihasilkan MahaKuasa.16

Voorst mengungkapkan:“Scipture is writing that is accepted and used

in a religious community as especially sacred and authoritative.17 Seabagai

bagian dari pandangan yang dijelaskan Graham, bahwa atribut yang

melekat pada kitab suci adalah sakralitas dan otoritatif.

Voorts menjelaskan sejarah singkat bagaimana kajian atas kitab suci

dilakukan selama lebih dari 150 tahun. Ia membaginya 3 tahapan kajiaj

akaademik dalam term kitab suci. Pertama: para sarjana Eropa memulai

untuk menerjemahkan bagian kecil dari kitab suci, seperti yang dianggapa

sakral di Asia, Islam dan Zoroaster. Penerjemahan dilakukan untuk

menggali data tentang doktrin dan sejarah pada agama-agama tersebut.

Adapun terkait bagaimana fungsi kitab suci dalam masyarkat agamanya

belum banyak diperhatikan. Hal ini terjadi pada pertengahan abad 19.

Kedua: Saat bermunculan “mazhab Sejarah agama-agama,” pada masa ini,

seakan-akan kajian mengenai kitab suci diabaikan. Mereka yang bergelut di

mazhab ini, lebih fokus pada telaah ritual, mitos, symbol, dan elemen lain

non teks dari agama. Jaorchin Wach dan Mircea Eliade, adalah dua di antara

yang mengkaji permasalahan ini. Telaah lain atas agama pada tahap ini

16 Eva Nugraha, Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci, 32. 17 Eva, lihat Robert E. Van Voosrt, Anthology of World Scripture, sixdth edt.

(Belmont: Thomson wardsworth, 2008), 6.

Page 41: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

24

adalah mulai maraknya penggunaan metodologi ilmu-ilmu sosial untuk

mengkaji agama.18 Ketiga adalah masa di mana para pengkaji pada periode

ini memandang apa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya atas

pengabaian kajian kitab suci harus dikoreksi. Kitab Suci harus dimaknai dan

dikaji tidak hanya sebagai teks saja, akan tetapi dilihat juga dari bagaimana

teks tersebut muncul dan hidup dalam totalitas masyarakat agama.19

Pada uraian entri “scripture and Qur’an “ karya Graham. Secara generic

mengenai pembahasan kitab suci dari sisi sejarah dan fenomenologi, baru

dimulai beberapa dekade belakang, anatara lain: Wilfred C. Smith, William

A Graham, Levering, Leipoldt anad Morend. Bagi Graham, yang menjadi

pembahasan saat ini adalah bagaimana ‘scripture’ yang awalnya

disandarkan pada Agama Kristen dan Yahudi, menjadi dokumen yang

sakral yang ada pada setiap komunitas keagamaan.20

18 Robert, Anthology of World Scripture 2. 19 Robet, Anthology of World Scripture 3. 20 William A. Graham, “Scripture and Qur’an”, 559.

Page 42: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

25

BAB III

BIOGRAFI DAN KLASIFIKASI AYAT

A. Biografi Singkat Beberapa Mufasir dan Tafsirnya

1. Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī (225 H-310 H/839 M-923 M)

Nama lengkap ia adalah Abū Ja’far Muḥammad bin Jarīr bin Yazīd bin

Kaṡīr bin Khālid al-Ṭabarī, ada pula yang mengatakan Abū Ja’far

Muḥammad bin Jarīr bin Yazīd bin Kaṡīr bin Ghalīb al-Ṭabarī.1 Ia

dilahirkan di Amil, Ibu kota Tabaristan 224 H.2 Ia merupakan salah seorang

ilmuwan yang sangat mengagumkan dalam kemampuannya mencapai

tingkat tertinggi dalam berbagai disiplin ilmu, antara lain fiqh (hukum

Islam) sehingga pendapat-pendapatnya yang terhimpun dinamai Mażhab al-

Jarīriyah.3 Hidup di lingkungan yang mendukung penuh karir intelektual al-

Ṭabarī, tidak heran jika di waktu usia 7 tahun sudah hafal al-Qur’an. Hal

tersebut pernah diungkapkan oleh al-Ṭabarī ‘Aku telah menghafal al-

Qur’an ketika berusia tujuh tahun dan menjadi imm shalat ketika aku

berusia delapan tahun serta mulai menulis hadis-hadis nabi pada usia

sembilan tahun’.4

Abū Ja’far al-Ṭabarī (Sebutan Abū Ja’far) adalah panggilan kehormatan

bagi al-Ṭabarī karena kebesaran dan kemuliaannya. Kota Baghdad, menjadi

persinggahan terakhir al-Ṭabarī, sejumlah karya telah berhasil ia salurkan

dan akhirnya wafat pada Senin, 27 Syawwal 310 H bertepatan dengan 17

1 Abū Ja’far Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī, Jamī’ al-Bayān ‘An Ta’wil ay al- Qurān

(Kairo: Dār as-Salām, 2007), 4. 2 M. Husain az-Dhahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirun (Bayrūt: Dar al-Kutub al-

Hadisah, 1976), V. 1, 180. 3 Az-Dhahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirun, 181. 4 Al-Ṭabarī, Jamī’ al-Bayān ‘an Ta’wil ay al-Qurān, Jilid. I, 4.

Page 43: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

26

Februari 923M.5 Ia wafat pada usia 86 tahun.6 Kitab tafsir karya al-Ṭabarī

adalah Jamī’ al-Bayān fī Tafsīr al-Qurān adalah nama yang lebih masyhur,

sedangkan nama yang diberikan oleh al-Ṭabarī adalah Jamī’ al-Bayān ‘an-

Ta’wīl ay al-Qurān, ditulis pada akhir kurun yang ketiga dan mulai

mengajarkan kitab karangannya ini kepada para muridnya dari tahun 283

H-290 H.7 Kitab Tafsir ini tidak ada tandingannya, seperti yang telah

dikatakan oleh al-Nawāwī dalam Tahżībnya.8

Tafsir ini terdiri dari 30 juz yang masing-masing berjilid tebal dan besar,

Kitab karya al-Ṭabarī ini kemudian dicetak untuk pertama kalinya ketika ia

berusia 60 tahun (284 H/899 M).9 Dengan terbitnya tafsir al-Ṭabarī ini

terbukalah khazanah ilmu tafsir.10 Syekh al-Islām Taqiy al-Dīn Ahmad bin

Taimiyah pernah ditanya tentang tafsir yang manakah yang lebih dekat

dengan al-Qur’an dan Sunnah? Ia menjawab bahwa di antara semua tafsir

yang ada pada kita, tafsir yang paling otentik adalah Jamī’ al-Bayān fī Tafsīr

al-Qurān karya Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī.11

Tafsir al-Ṭabarī dikenal sebagai tafsir bil ma’tsur, yang mendasarkan

penafsirannya pada riwayat-riwayat yang bersumber dari Nabi saw, para

sahabatnya, tabi’in, dan tabi’ al-tabi’in. Ia juga mengemukakan berbagai

5 Mannā’ khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj: Mudzakir AS. (Bogor:

Pustaka Litera Antar Nusa, 1996), cet. III, 526. 6 M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-Qur'an (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), 222. 7 Al-Ṭabarī, Jamī’ al-Bayān An Ta’wil ay al- Qurān, 4. 8 M. Hasbi ash Shiddieqy, ilmu-ilmu al Qur’an, Media-media Pokok dalam

Menafsirkan Al Qur’an (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1988), cet. II, h. 222. Moh. Ali Ash-

Shabunie, Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj: Saiful Islam Jamaluddien (Surabaya: Al

Ikhlas), 233. 9 Salimuddin, Tafsir al-Jami’ah, (Bandung: Pustaka, 1990), 135. 10 Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Dr. Muhammad Husain al-Żahabī

bahwasanya kitab tafsir ibn jarīr al-Ṭabarī merupakan kitab tafsir pertama (masa dan

ilmunya) dari sekian banyak kitab-kitab tafsir awal. Lihat: Mahmud Basuni Fawdah,

Tafsir-tafsir al-Qur’an; Perkenalan dengan Metodelogi Tafsir, terj: M. Mochtar Zoerni dan

Abdul Qadir Hamid (Bandung: Penerbit Pustaka, 1987), cet. I, 54. 11 Thamem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur'an (Jakarta: Rineka, 2000), 68.

Page 44: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

27

pendapat dan mentarjihkan sebagian atas yang lain.12 Adapun metode yang

dipakai oleh al-Ṭabarī untuk menyusun tafsirnya adalah dengan metode

tahlili.13 Al-Ṭabarī tidak menunjukkan sikap fanatisme mazhab atau

alirannya.14 Dari sisi linguistik (lugah), Ibn Jarīr al-Ṭabarī sangat

memperhatikan penggunaan bahasa Arab sebagai pegangan dengan

bertumpu pada syair-syair Arab kuno dalam menjelaskan makna kosa kata,

acuh terhadap aliran-aliran ilmu gramatika bahasa nahwu, dan penggunaan

Bahasa Arab yang telah dikenal secara luas di kalangan masyarakat.15

2. Ismā‘īl Ibn Kaṡīr (700 H-774 H/1300 M-1373 M)

Nama lengkap Ibn Kaṡīr adalah al-Dīn Abū al-Fida Ismā‘īl Ibn Amar Ibn

Kaṡīr Ibn Zara’ al-Buṣrā al-Dimasqī.16 Ia lahir di Desa Mijdal dalam

wilayah Bushra (Basrah) pada tahun 700 H/1301 M. Oleh karena itu, ia

mendapat predikat al-Buṣrawi (orang Basrah).17 Ibn Kaṡīr adalah anak dari

Shihāb al-Dīn Abū Hafṣ Amar Ibn Kaṡīr Ibn Dhaw Ibn Zara’ al-Quraisyī,

yang merupakan seorang ulama terkemuka pada masanya. Ayahnya

12 Al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj: Mudzakir AS., 527. 13 Secara runtut yang pertama-tama al-Thabari lakukan adalah menjabarkan makna-

makna kata dalam terminologi bahasa Arab disertai struktur linguistiknya, dan (I‘rab) kalau

diperlukan. Pada saat tidak menemukan rujukan riwayat dari hadis, ia akan melakukan

pemaknaan terhadap kalimat, dania kuatkan dengan untaian bait syair dan prosa kuno yang

berfungsi sebagai syawahid dan alat penyelidik bagi ketepatan pemahamannya. Dengan

langkah- langkah ini, proses tafsir (takwil) pun terjadi. Berhadapan dengan ayat-ayat yang

saling berhubungan (munasabah), harus menggunakan logika (mantiq). Metode semacam

ini temasuk dalam kategori Tafsir Tahlili dengan orientasi penafsiran bi al-ma’sur dan bi

ar-ra‘yi yang merupakan sebuah terobosan baru di bidang tafsir atas tradisi penafsiran yang

berjalan sebelumnya, Lihat: Thamem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur'an (Jakarta:

Rineka, 2000), 148. 14 Thamem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur'an, 149. 15 Muhammad Yusuf, dkk, Studi Kitab Tafsir: Menyuarakan teks yang bisu

(Yogyakarta: Teras, 2004), 29. 16 Muhammad Husein adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirin (Mesir: Maktabah

Wahbah, 1985), Jilid II, 242. 17 Menurut Mannā’ khalīl al-Qaṭṭān, Ibn al-katsīr lahir pada tahun 705 H. Lihat:

Mannā’ khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj: Mudzakir AS., (Bogor: Pustaka

Litera Antar Nusa, 1996), cet. 3, 527.

Page 45: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

28

bermazhab Syafi’i dan pernah mendalami mazhab Hanafi.18 Menginjak

masa kanak- kanak, ayahnya sudah meninggal dunia. Kemudian Ibn Kaṡīr

tinggal bersama kakaknya (Kamal al-Dīn Abd Wahhāb) dari desanya ke

Damaskus. Di kota inilah Ibn Kaṡīr tinggal hingga akhir hayatnya.19

Mannā’ khalīl al-Qaṭṭān dalam Mabāhiṡ fī ‘Ulūm al-Qurān, berpendapat

tentang Ibn Kaṡīr sebagai berikut: “Ibn Kaṡīr merupakan pakar fiqh yang

dapat dipercaya, pakar hadis yang cerdas, sejarawan ulung, dan pakar tafsir

yang paripurna”.20 Setelah menjalani kehidupan yang panjang, Ibn Hajar al-

Aṡqalānī berkata: “Ia kehilangan penglihatan di akhir hayatnya dan wafat

di Damaskus Suriah pada tanggal 26 Sya’ban 774 H bertepatan dengan

bulan Februari 1373 M pada hari Kamis.21

Kitab ia dalam bidang Tafsir yaitu Tafsīr al-Qurān al-‘Aẓīm menjadi

kitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini. Dalam tafsir Ibn Kaṡīr

terdapat beberapa corak tafsir. Hal ini dipengaruhi dari beberapa bidang

kedisiplinan ilmu yang dimilikinya. Adapun corak-corak tafsir yang

ditemukan dalam tafsir Ibn Kaṡīr yaitu (1) corak fiqh, (2) corak ra’y, (3)

corak qira’at.22

Tafsir al-Qurān al-Aẓīm, atau yang lebih dikenal dengan nama Tafsir Ibn

Kaṡīr. Diterbitkan pertama kali dalam 10 Jilid, pada tahun 1342 H/1923 M

di Kairo.23 Tafsir ini di tulis dalam gaya yang sama dengan tafsir Ibn Jarīr

al-Ṭabarī. Tafsir Ibn Kaṡīr ini termasuk tafsir bil ma’tsur, dan juga

merupakan sebaik- baiknya tafsir bil ma’tsur yang menghimpun al-Qur’an

18 Ibn al-katsir, al-Bidāyah wa al-Nihāyah (Bayrūt: Dar al-Fikr, t.t) Jilid XIV, 32. 19 Ibn al-katsir, al-Bidāyah wa al-Nihāyah, 46. 20 Al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj: Mudzakir AS., 527. 21 Ibn al-Katsir, Samudera Jantung al-Qur’an, 204, lihat juga: Muhammad Husain

al- Dzahabi, Tafsir wa al-Mufassirun (Bayrūt: Dar al-Fikr, 1976), Jilid 1, 242. 22 Ali Hasan Ridha, Sejarah dan Metodologi Tafsir, Terj: Ahmad Akrom (Jakarta:

Rajawali Press, 1994), 59. 23 Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Menara

Kudus, 2002), 43.

Page 46: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

29

dengan al-Qur’an, hadis dengan hadis yang ada kodifikasi beserta

sanadnya.24

Sistematika yang ditempuh Ibn Kaṡīr dalam tafsirnya menafsirkan

seluruh ayat-ayat al-Qur’an sesuai susunannya dalam mushaf al-Qur’an,

ayat demi ayat dan surah demi surah, dimulai dengan surah al-Fātiḥah

diakhiri dengan surah al- Nās, maka secara sistematika tafsir ini menempuh

tartib mushaf.25 Ibn Kaṡīr menggunakan metode tahlili. Dalam tafsir Ibn

Kaṡīr aspek kosakata dan penjelasan arti global, tidak selalu dijelaskan.

Tetapi, kedua aspek tersebut dijelaskan dianggap perlu. kadang pada suatu

ayat, suatu lafal dijelaskan arti kosakata, serta lafal yang lain dijelaskan

secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu pada ayat-

ayat lainnya.26

3. Jamaluddin al-Qasimi

Nama lengkap beliau adalah Jamal ad-Din bin asy-Syaikh Muhammad

Sa’id ad-Dimasyqi bin asy-Syaikh Muhammad Qasim al-Hallaq asy-Syafi’i

al- Atsari1. Ada juga menyebutnya dengan Jamal ad-Din bin Muhammad

Sa’id bin Qasimi al-Hallaq al-Qasimi.2 Jamaluddin al-Qasimi lahir pada

waktu dhuha, hari senin 8 jumadal ula tahun 1283H /1866 M disebuah desa

kecil, Qasimi, Syam(Suriah).3 Beliau meninggal pada sore hari sabtu 23

24 Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif Tafsir Ibnu Katsir, 5. 25 Penafsiran kelompok ayat ini membawa pemahaman pada adanya munasabah

ayat dalam setiap kelompok ayat itu dalam tartib mushafi. Dengan begini akan adanya

keintegralan pembahasan al-Qur’an dalam satu tema kecil yang dihasilkan kelompok ayat

yang mengandung munasabah antara ayat-ayat al-Qur’an serta yang paling penting adalah

terhindar dari penafsiran secara parsial yang bisa keluar dari maksud nash. Dari cara

tersebut, menunjukan adanya pemahaman lebih utuh yang dimiliki Imam Ibn Katsir dalam

memahami adanya munasbah antara ayat (tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an) yang telah banyak

diakui kelebihanya oleh para peniliti. Lihat: Nur Faiz Maswan, Kajian Deskriptif Tafsir

Ibnu Katsir (Jakarta: Menara Kudus, 2002), 61. 26 Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif Tafsir Ibnu Katsir, 64.

Page 47: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

30

jumadil ula tahun 1332 H/18 april 1914 M dalam usia 48 tahun. Al-Qasimi

dilahirkan dan wafat di Damaskus.27

4. Muhammad Abduh

Lahir dengan nama lengkap Muhammad Ibnu Abduh Ibn Hasan

Khairullah, yang lebih dikenal dengan sapaan Muhammad Abduh. Lahir di

desa Mahallah Nash provinsi al-Buhairoh, Mesir tahun 1849.28 Terlahir

dengan situasi dan kondisi sosial, politik, dan budaya yang sangat

memprihatinkan , tidak hanya di Mesir tapi hampir seluruh negara Arab.

Kemajuan ilmu dan pengetahuan dan teknologi di Barat mendorong mereka

menjajah dan menduduki negara-negara Arab, sehingga pada akhir abad 19

sampai awal abad ke 20 atau setelah perang Dunia ke II, Kamal al-Tatruk

menghapus ke khalifahan Usmani dan hampir semua Negara Arab berstatus

sebagai negara jajahan.29 Di sisi lain muncul berbagai aliran yang

nasionalisme, sosialisme kapitalisme dan sebagainya yang menjauhkan

kaum muslimin dari ajaran agama mereka.

Sementara di lain pihak, politik pemerintahan dalam sector pertanian

memberlakukan sistem iqtha’ yaitu sistem kepemilikan tanah yang dikuasai

kerajaan memeluk Usmani, para penguasa menjadi tuan tanah, sedangkan

rakyat hanya menjadi penggarap semata. Hal ini tentu menyebabkan

penderitaan rakyat, sedang kekayaan menumpuk di tangan para penguasa

dan pejabat-pejabat istana. Situasi membuat para cendekiawan di negara-

negara mayoritas muslim menghimbau umat Islam kembali kepada ajaran

27 ‘Aadil Nawayhadl, Mu’jam al-Mufassiriin,Jilid I, t.tp: Muassah Nawayhald ats-

Tsaqaafiyyah, 1986. 28 Faizah Ali Syibromalisi, Membahas Kitab Tafsir, (Ciputat: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2012), 87. 29 Faizah Ali Syibromalisi, Membahas Kitab Tafsir, (Ciputat: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2012), 89. Lihat Shalah Abdul Fatah, Ta’rif al-Darisin bi Manhaji al-

Mufassirun, Damaskus, Dar al-Qalam 2002 M-1423H, 562-563.

Page 48: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

31

Injil

Allah

Nabi

Bani Israil

Taurat

Ahlul Kitab

KitabOrang-orang

Bertakwa

Mushaddiq

Jejak-Jejak Kerasulan

Tuntunan

Menetapkan

Hukum

Ajaran

agamanya dan mengamalkanya sebagai sumber inspirasi dalam perjuangan

mereka menghadapi penjajahan penindasan.30

Bagan 3.1 Klasifikasi Ayat

B. Klasifikasi Ayat

1. Allah yang Menurunkan Kitab pada Nabinya

Al-Kitāb adalah bentuk maṣdar dari kata kerja kataba yang berarti

“mengumpulkan sesuatu dengan sesuatu”.31 Term al-Kitāb disebut kurang

lebih sebanyak 230 kali dalam al-Qur’an. Adakalanya menunjuk makna

kitab selain dari al-Qur’an, adakalanya menunjuk semua kitab Allah

termasuk al-Qur’an itu sendiri.32 Adapun yang menunjuk makna al-Qur’an

sebagaimana Firman Allah Swt,: “al-Kitāb (al-Qur’an) membenarkan kitab

30 Faizah Ali Syibromalisi, Membahas Kitab Tafsir, (Ciputat: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2012), 89. 31 Muḥammad Nawawī Ibn ‘Umar al-Jāwī, Tausyīḥ ‘alā Ibn Qāsim (Indonesia: Dār

Ahyā’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, tt.), 7. 32 M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedi al-Qur’an: Kajian Kosakata, j. II, . 494-495.

Objek Predikat

Objek

Page 49: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

32

yang telah diturunkan sebelumnya. (QS. Ali Imran [3]: 3).33

Allah Swt menurun kitab kepada nabinya Allah SWT Maha ‘Alimun=

Tahu bahwa manusia adalah makhluk yang dha’if= lemah. Sedangkan Allah

SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman = Pengasih dan Maha Rahim =

Penyayang. Atas hal itulah Allah SWT berkehendak memberikan

bimbingan kepada manusia agar tetap menjadi makhluk paling mulia di sisi-

Nya dengan memberikan pedoman berupa kitab suci lengkap dengan uswah

hasanah (contoh tauladan) yang berupa seorang Nabi dan Rasul.

Tabel 3.1 Ayat Allah yang Menurunkan Kitab pada Nabi-Nya

No Nama Surat Lafadz Terjemah

1. QS. Ali Imrān

[3]: 3

ب بلق ن زل عليك الكتا

قا لما ب ي ي ديه مصد

يل الت وراة و وأن زل الن

Dia menurunkan Al kitab

(Al Quran) kepadamu

dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang

telah diturunkan

sebelumnya dan

menurunkan Taurat dan

Injil.34

2.

QS. al-

Māidah [5]:

47

يل با وليحكم أهل ال ن

فيه و أن زل من ل يكم الل

ف أولئك هم با أن زل الل

الفاسقون

Dan hendaklah orang-

orang pengikut Injil,

memutuskan perkara

menurut apa yang

diturunkan Allah

didalamnya. Barangsiapa

tidak memutuskan perkara

33 Redaksi Ayat 34 Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bekasi: PT. Sinergi

Pustaka Indonesia, 2012)

Page 50: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

33

menurut apa yang

diturunkan Allah, Maka

mereka itu adalah orang-

orang yang fasik.35

Firman Allah Swt ketika menyebutkan kitab dengan pembenaran

“Dia menurunkan al-Kitab (al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan

Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3).

2. Posisi Quran-Taurat-Injil (Pola Isi, dan Keterkaitan antara

Ketiganya

Tabel 3.2 Pola Isi, dan Keterkaitan Antara Ketiganya

No Nama Surat Lafadz Terjemah

1.

QS. al-

Māidah [5]:

66

الت وراة ا ولو أن هم أقامو

يل وما أن زل إليهم والن

من ف وقهم من رب م لكلوا

هم ومن تت أرجلهم من

هم أمة مقتصدة وك ثير من

ساء ما ي عملون

Dan Sekiranya mereka

sungguh-sungguh

menjalankan (hukum)

Taurat dan Injil dan (Al

Quran) yang diturunkan

kepada mereka dari

Tuhannya, niscaya mereka

akan mendapat makanan

dari atas dan dari bawah

kaki mereka. Di antara

mereka ada golongan yang

pertengahan. dan

Alangkah buruknya apa

35 Al-Qur’an kemenag,

Page 51: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

34

yang dikerjakan oleh

kebanyakan mereka.

2.

QS. al-

Māidah [5]:

68

لستم قل ي أهل الكتاب

موا على شيء حت تقي

ي ل وما أنزل الت وراة والن

وليزيدن إليكم من رب كم

هم ما أن زل إليك كثيرا من

ل كفرا ف من رب ك طغيان و

كافرين تس على القوم ال

Katakanlah: "Hai ahli

Kitab, kamu tidak

dipandang beragama

sedikitpun hingga kamu

menegakkan ajaran-ajaran

Taurat, Injil, dan Al Quran

yang diturunkan

kepadamu dari Tuhanmu".

Sesungguhnya apa yang

diturunkan kepadamu

(Muhammad) dari

Tuhanmu akan menambah

kedurhakaan dan

kekafiran kepada

kebanyakan dari mereka;

Maka janganlah kamu

bersedih hati terhadap

orang-orang yang kafir itu.

3. Aturan/ Hukum yang Harus Diikuti

Pada prinsipnya, syariat yang diperuntukkan Allah bagi umat terdahulu

mempunyai asas yang sama dengan syariat yang dibawa Nabi Muhammad.

Diantara asas yang sama itu adalah yang berhubungan dengan konsepsi

ketuhanan, tentang akhirat, tentang janji, dan ancaman Allah. Sedangkan

Page 52: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

35

rinciannya ada yang sama dan ada juga yang berbeda sesuai dengan kondisi

dan perkembangan zaman masing-masing.36

Tabel 3.3 Aturan Hukum

No Nama Surat Lafadz Terjemah

1. QS. Ali Imrān

[3]: 50

قا لما ب ي يدي ومصد

ل لكم من الت وراة ولح

يكم عل ب عض الذي حر م

تكم بية من رب كم وجئ

وأط يعون فات قوا الل

dan (aku datang

kepadamu) membenarkan

Taurat yang datang

sebelumku, dan untuk

menghalalkan bagimu

sebagian yang telah

diharamkan untukmu, dan

aku datang kepadamu

dengan membawa suatu

tanda (mukjizat) daripada

Tuhanmu. karena itu

bertakwalah kepada Allah

dan taatlah kepadaku.37

2.

QS. al-

Māidah [5]:

46

نا على آثرهم وق في

قا بعيسى ابن مري مصد

لما ب ي يديه من الت وراة

يل فيه هدى ناه الن وآت ي

Dan Kami iringkan jejak

mereka (Nabi Bani Israil)

dengan Isa putera

Maryam, membenarkan

kitab yang sebelumnya,

Yaitu: Taurat. dan Kami

telah memberikan

kepadanya kitab Injil

36 Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, revisi 3 (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2009) 112. 37 Al-Qur’an Kemenag,

Page 53: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

36

قا لما ب ي ونور ومصد

يديه من الت وراة وهدى

وموعظة للمتقي

sedang didalamnya (ada)

petunjuk dan dan cahaya

(yang menerangi), dan

membenarkan kitab yang

sebelumnya, Yaitu kitab

Taurat. dan menjadi

petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang

bertakwa.38

3. QS. al-ṢṢaff

[61]: 6

مري وإذ قال عيسى ابن

ن رسول ي بن إسرائيل إ

قا لما ب ي الل إليكم مصد

مبش را و وراة يدي من الت

عدي برسول يت من ب

جاءهم اسه أحد ف لما

ذا سحر بلب ي نات قالوا ه

مبي

dan (ingatlah) ketika Isa

Ibnu Maryam berkata:

“Hai Bani Israil,

Sesungguhnya aku adalah

utusan Allah kepadamu,

membenarkan kitab

sebelumku, Yaitu Taurat,

dan memberi khabar

gembira dengan

(datangnya) seorang Rasul

yang akan datang

sesudahku, yang namanya

Ahmad (Muhammad).”

Maka tatkala Rasul itu

datang kepada mereka

dengan membawa bukti-

bukti yang nyata, mereka

38 Al-Qur’an Kemenag,

Page 54: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

37

berkata: “Ini adalah sihir

yang nyata”.

Page 55: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

38

Page 56: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

39

BAB IV

ANALISIS/ KONSEP INJIL DAN AHLI KITAB DALAM QS. ALI-

IMRᾹN [3]: 3 MENURUT IMAM IBN AL-TABARĪ, IBN KAṢĪR,

AL-QASĪMĪ, DAN M. ABDUH

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, mengenai Injil di dalam al-

Qur’an bahwasannya pada ayat ini, salah satu tujuan diturunkannya

(nazzala) al-Qur’an ialah untuk membenarkan (musaddiqān) kitab-kitab

(ajaran) sebelumnya, meliputi Zabur Taurat, dan Injil. Sehingga, penulis

mennganilsis ini berdaasrkan empat subtema di antaranya; penegrtian Injil

dan fungsi Injil, Relasi ahl Kitab dengan Injil dan Taurat, dan yang terakhir

relasi ahl kitab dengan Injil dan Taurat, sebagaimana berikut di bawah ini.

A. Pengertian dan Fungsi Injil

1. Pengertian Injil Menurut al-Tabarī, Ibn Kaṣīr, al-Qasīmī, M.

Abduh

Tabel: 4.1 Pengertian Injil

Tafsir Definisi Injil Ayat Konteks

Ayat

al Tabarī Kitab yang diturunkan QS. Ali

Imrān [3]: 3

Penurunan Al

Kitab (al

Qur'an)

Ibn Kaṣīr Kitab Yang diturunkan QS. Ali

Imrān [3]: 3

Penurunan Al

Kitab (al

Qur'an)

Page 57: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

40

Al Qasīmī Kabar baik QS. Ali

Imrān [3]: 3

Penurunan Al

Kitab (al

Qur'an)

M. Abduh Kabar gembira QS. Ali

Imrān [3]: 3

Penurunan Al

Kitab (al

Qur'an)

قا لما ب ي يل ي ن زل عليك الكتاب بلق مصد ديه وأن زل الت وراة والن“Dia menurunkan Al-kitab (Al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya;

membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan

Taurat dan Injil.”1

Ibn Jarir Al-Tabarī menyebutkan dalam tafsirnya Injil yang terdapat di

al-Qur’an dengan sebutan kitab yang yang diturunkan kepada Nabi Isa. a.s

dan Taurat adalah kitab yang diturnkan kepada Nabi Musa a.s.2

ل شيء، هو الر ب كقال أبو جعفر: يقول جل ثناؤه: يا محمد، إن ربك ورب عيسى ورب لص دق فيما اختلف بالذي أنزل عليك الكتاب = يعني ب "الكتاب"، القرآن ="بلق" يعني:

نران وسائر أهل الشرك وفيما خالفك فيه محاجوك من نصارى أهلفيه أهل التوراة والنيل، قا لما بي يديه"، يعني بذلك القرآن، أنه مصد ق لم ا كان قبله من كتب الله غيرهم ="مصد

التي أنزلها على أنبيائه ورسله، Dari sekian banyak yang terdapat dalam al-Qur’an, penulis hanya

memfokuskan pada Injil didalam al-Qur’an, yang bersanding dengan nama-

nama al-Qur’an seperti. Pemilahan ini penulis lakukan utuk mempermudah

dan agar bisa diketahui seberapa banyak nama-nama Injil dalam al-Qur’an

1 Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Shamil Qur`an,

2012), 50. 2 Abū Ja’far Muhammad bin Jarīr Al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bāyān ‘al-Ta’wīil Āyah Al-

Qur’an, Jil 6 (Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009), 106.

Page 58: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

41

yang bersanding dengan Taurat. Allah Swt. menurunkan kitab sebelum al-

Quran, yakni Taurat kepada Nabi Musa a.s, Dan Injil kepada nabi Isa a.s.

ibn Maryam.3

Muhammad Jamaluddin al-Qasīmī menyebutkan tentang Injil secara

Lafadz yunani yang bermakna )البشرى( artinya ialah kabar gembira.

معناها )البشرى( أي الخبر )الشريعة( . والنيل لفظة يونانية والتوراة اسم عبراني معناهوقد حاول السن. هذا هو الصواب كما نص عليه علماء الكتابي في مصنفاتهم.

.و خبط. بغير ضبطبعض الأدبء تطبيقهما على أوزان لغة العرب واشتقاقهما منها. وهBegitu juga Muhammad Abduh ketika menjelaskan Injil berasal dari

Yunani yang bermakna البشارة (kabar gembira).4

يل " ف هو يوناني الأصل، و لديد وهو يطلق معناه البشارة، قيل: والت عليم اأما لفظ " النعهد الديد يل الأرب عة، وعلى ما يسمونه ال بلأناج عند النصارى على أرب عة كتب ت عرف

ولس وبطرس رسل )أي الواري ي( ورسائل ب وهو هذه الكتب الأرب عة مع كتاب أعمال اللكتب الأرب عة اوع فل يطلق على شيء ما عدا ى المجم ويوحنا وي عقوب ورؤيا يوحنا، أي عل

بلنفراد،2. Fungsi Injil

Dalam hal ini, penulis membahasnya dengan menelaah fungsi Injil

menurut empat mufassir, yaitu; al-Ṭabarī, Ibn Kaṣīr, Al-Qasīmī , dan

Muhammad Abduh. Berdasarkan hasil analisis penulis di dalam al-Qur’an,

fungsi Injil menurut empat mufassir sebagai berikut:

Sebagai Fungsi Injil terdapat dalam penafsiran QS. 3/3 Ibn Jarir al Tabarī

menyebutkan sebagai hudan linnas (petunjuk manusia)

ما الله، فيهما بيان من :"وأنزل التوراة والنيل من قبل هدى للناس"، هما كتابن أنزله .الله، وعصمة لمن أخذ به وصد ق به، وعمل بما فيه

3 Ibn Kaṣīr, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, Jil. 2 (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), 3. 4 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 131.

Page 59: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

42

Ibn Jarir al-Tabarī Dia berkata: Kami mengirimkan kepadanya kitab

dengan sebutan "Injil" "di dalamnya hudan dan Nur." Dia mengatakan:

Dalam Injil "Petunjuk", yang merupakan pernyataan dari ketidaktahuan

orang-orang tentang aturan Allah di zamannya = "dan Nur",5

قول: في النيل"هدى"، يقول: وأنزلنا إليه كتابنا الذي اسمه"النيل""فيه هدى ونور" ي ،"لناس من حكم الله في زمانه="ونوروهو بيان ما جهله ا

Berkata: Kami mengirimkan kepadanya buku kami yang disebut "Injil"

"di mana ada bimbingan dan cahaya." Dia mengatakan: Dalam Alkitab "Dia

membimbing", yang merupakan pernyataan dari ketidaktahuan orang-orang

tentang aturan Allah di zamannya = "Nur".

Kemudian, menurut Ibn Kaṣīr, menjelaskan hal ini menjadi tiga fase bil

āyah terkait fungsi Injil di dalam al-Qur’an, demikian ayat-ayat yang beliau

kutip sebagai berikut.

“Dia menurunkan Al-Kitab kepadamu dengan sebenarnya”

Menurut Ibn Kaṣīr maksudnya, Dialah yang menurunkan al-Qur’an

kepadamu, hai Muhammad, dengan sebenarnya. Yakni tidak ada

kebimbangan dan keraguan padanya, melainkan ia benar-benar

diturunkannya dari sisi Allah. Dia menurunkannya dengan

sepengetahuanNya, sedangkan para malaikat menyaksikannya, dan

cukuplah Allah sebagai saksi. Kemudian, firman Allah Swt.

“Membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya”

Yakni, kitab-kitab sebelum al-Qur’an yang diturunkan dari langit buat

hamba-hamba Allah dan para nabi. Kitab-kitab tersebut membenarkan al-

Qur’an melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disiarkannya sejak

zaman dahulu kala.

5 Abū Ja’far Muhammad bin Jarīr Al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bāyān ‘al-Ta’wīil Āyah Al-

Qur’an, Jilid 1 (Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009). 323.

Page 60: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

43

Begitupun sebaliknya, al-Qur’an membenarkan kitab-kitab tersebut,

karena al-Qur’an sesuai apa yang diberikan oleh kitab-kitab tersebut yang

isisnya antara lain: membawa berita gembira yang sangat besar, yaitu janji

Allah yang akan mengutus Nabi Muhammad Saw dan menurunkan al-

Qur’an yang Agung kepadanya.

“dan menurunkan Taurat” yakni kepada Musa Ibn Imran. “Dan kitab

Injil” yaitu kepada Isa Ibn Maryam ‘alaihissalam “sebelumnya” yakni

sebelum al-Qur’an. “menjadi petunjuk bagi manusia” maksudnya sebagai

petunnjuk buat mereka di zamannya masing-masing. “dan Dia menurunka

al-Furqan” yaitu yang membedakann antara hidayah dan kesesatan, antara

yang hak dan yang batil, jalan yang menyimpang dan yang lurus, berupa

hujah-hujah.

Qatadah dan al-Rabi’ Ibn Anas mengatakan bahwa, yang dimaksud

dengan al-Furqan dalam ayat ini ialah al-Qur’an. Adapun, mengenai apa

yang diriwayatkan oleh Ibn Hatim, dari Abu Saleh bahwa, yang dimaksud

dengan al-Furqan dalam ayat ini ialah kitab Taurat, mengingat sebelumnya

telah disebutkan Taurat.6

Al-Qasīmī menerangkan secara kebahasaan bahwa, kata al-injil berasal

dari akar kata mim-jim-lam yang secara literal berarti melempar sesuatu

dapat juga lebar dan terang. Menurutnya, kata tersebut pada mulanya

berasal dari bahasa Yunani eunanggelion yang berarti gembira. Setelah

masuk ke dalam bahasa Ethiopia, kata tersebut berubah menjadi wangel,

selanjutnya masuk ke dalam bahasa Arab meanjadi Injil yang jamaknya

Anajil.7

Adapun, menurut al-Qasīmī terkait Injil dalam al-Qur’an berfungsi

sebagai petunjuk seperti dalam QS. al-Mā’idah [5]: 46 sebagai berikut.

6 Ibn Kaṣīr, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, Jil 6 (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), 117. 7 Al Qāsimi, Mahāsin al-Ta’wīl, Jil 3 (Beirut: Dār al-Fikr, 1957), 416.

Page 61: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

44

نا على آثرهم بعيسى ابن مري مصد يل فيه و ب ي يديه من الت وراة قا لما وق في ناه الن آت ي قا لما ب ي يديه من الت و راة وهدى وموعظة للمتقي هدى ونور ومصد

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami

telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk

dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertakwa”.

Kemudian menurut M. Abduh, penulis melihat pendapat beliau

mengenai fungsi Injil dalam al-Qur’an yaitu terdapat pada QS. al-Mā’idah

[5]: 46 sebagai berikut:

نا على آثرهم بعيسى ابن مري يل فيه قا لما ب ي يديه من الت وراة و مصد وق في ناه الن آت ي قا لما ب ي يديه من الت و راة وهدى وموعظة للمتقي هدى ونور ومصد

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami

telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk

dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertakwa”.

Bahwasannya, Kitab Injil itu berisi petunjuk, dan merupakan cahaya

yang menerangi umatnya, sehingga mereka dapat melihat jalan yang benar

yang membahagiakan mereka.

Injil membenarkan kitab samawi sebelumnya, yaitu Taurat yang

mengandung nilai-nilai yang dapat menyelamatkan umatnya dari kesesatan

dalam akidah dan amal perbuatan, seperti tauhid memberantas syirik dan

berhala yang menjadi sumber khurafat dan kebatilan.8

8 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 187.

Page 62: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

45

Adapun secara kesluruhan, penejelasan di atas dapat dipahami

sebagaiamana pada tabel di bawah ini:

Tabel: 4.2 Fungsi kitab Injil

Tafsir Fungsi Injil Ayat Diksi Kata

Al-Tabarī Hudan Linnas, Pelita

(Nur)

QS. 3/3,

QS. Al Maidah

46

قا بلق مصد

هدى ونور

Ibn Kaṣīr Hudan linnas QS. 3/3 قا بلق مصد

Al-Qasīmī Huddan Linnas QS. 3/3 قا بلق مصد

M. Abduh Huddan Linnas QS. Al Maidah

46 هدى ونور

B. Relasi Injil dengan Taurat

Dalam hal ini, berdasarkan hasil analisis penulis, terdapat relasi Injil dan

Taurat yang memiliki kesamaan yaitu sebagai yang diturunkan pada QS. al-

Maidah dengan konsep QS. Ali-ī īmrān, menurut cara pandang empat

mufassir di antaranya; al-Ṭabarī, Ibn Kaṣīr, Al-Qasīmī , dan Muhammad

Abduh.

Menurut al-Ṭabarī dalam tafsir Jāmi’ al-Bāyān ‘al-Ta’wīil Āyah Al-

Qur’an “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara

menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak

memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu

adalah orang-orang yang fasik.”9

9 Abū Ja’far Muhammad bin Jarīr Al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bāyān ‘al-Ta’wīil Āyah Al-

Qur’an, Jilid 1 (Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009) 374

Page 63: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

46

Al Tabarī ketika menyebutkan anzala QS. Al Maidah 47. Itu karena

Allah Swt tidak mengirim kitab kepada seorang nabi dari para nabi kecuali

untuk melakukan apa yang ada dalam keluarga mereka yang diperintahkan

untuk melakkukan di dalamnya, dan dia tidak mengirimkannya kepada

mereka kecuali ketika dia memerintahkan mereka untuk melakukan apa

yang ada di dalamnya. Demikian juga, Injil, seperti halnya dari kitab-kitab

Allah yang Dia nyatakan kepada para nabi-Nya, jadi biarkan dia melakukan

apa yang diwahyukan kepada Isa, dan memerintahkannya untuk

mengerjakannya oleh umat-Nya.10

عمل بما فيه أهله الذين أمروا ذلك أن الله تعالى لم ينزل كتاب على نب من أنبيائه إل لي، فللعمل بما فيه أنزله، وأمرا ه، ولم ينزله عليهم إل وقد أمرهم بلعمل بما فيهبلعمل بما في

نزلها على أنبيائه، أبلعمل بما فيه أنزله.فكذلك النيل، إذ كان من كتب الله التي ليهعفللعمل بما فيه أنزله على عيسى، وأمرا بلعمل به أهله أنزله

Abu Jaafar berkata: Yang Maha Kuasa berarti ingatannya dengan

mengatakan: "Jika mereka telah menegakkan Taurat dan Injil," dan jika

mereka telah melakukan apa yang ada dalam Taurat dan Injil (2) "dan apa

yang diwahyukan kepada mereka dari Tuhan mereka", dia berkata: Dan

mereka melakukan apa yang diwahyukan kepada mereka dari Tuhan

mereka dari Kriteria yang datang kepada Muhammad Saw.11 Sebagaimana

QS. Al Maidah 66.

ة والنيل"، ولو أنهم عملوا قال أبو جعفر: يعني تعالى ذكره بقوله:"ولو أنهم أقاموا التورانزل إليهم أوعملوا بما أنزل إليهم من ربهم"، يقول:( ="وما 2بما في التوراة والنيل )

.من ربهم من الفرقان الذي جاءهم به محمد صلى الله عليه وسلم

10 Abi Ja’far Muhammad Ibn Jarīr al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘Al Ta’wil Ayyi al-

Qur’an, vol. 10 (t.t: Dār Hijr, t.th), 375. 11 Abi Ja’far Muhammad Ibn Jarīr al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘Al Ta’wil Ayyi al-

Qur’an, vol. 10 (t.t: Dār Hijr, t.th), Tabarī , 462.

Page 64: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

47

Kemudian, menurut Ibn Kaṣīr “Dan kami iringkan”. Yakni kami ikutkan

pada jejak mereka, Nabi-nabi Bani Israil. “…dengan Isa putra Maryam,”

membenarkan kitab yang sebelumnya yaitu Taurat. Yakni beriman kepada

kitab Taurat dan menjadi hakim tentang apa yang terkandung di dalamnya.

Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, sedangkan di

dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi). Yaitu sebagai

petunjuk kepada perkara yang hak dan cahaya yang dapat menerangi untuk

melenyapkan kesyubhatan dan memecahkan berbagai macam masalah.

…dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Yakni

mengikuti kitab Taurat dan tidak menentang apa yang terkandung di

dalamnya kecuali dalam sedikit masalah yang dia jelaskan kepada kaum

Bani Israil sebagian perkara yang diperselisihkan di kalangan mereka pada

masa silam.

Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya, menceritakan keadaan Al-

Masih, bahwa ia pernah berkata kepada kaum Bani Israil: “dan untuk

menghalalkan bagi kalian sebagian yang diharamkan untuk kalian.” (QS.

Ali ‘Imran [3]: 50).

Karena itulah menurut pendapat yang terkenal di kalangan para ulama

dari dua pendapat mereka, kitab Injil me-mansukh sebagian hukum kitab

Taurat. Firman Allah subhanahu wa ta’ala., “Dan menjadi petunjuk serta

pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” Yaitu kami jadikan kitab

Injil sebagai petunjuk yang dijadikan pegangan dan sebagai pengajaran,

yakni peringatan untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang diharamkan

dan perbuatan-perbuatan yang berdosa, bagi orang-orang yang bertakwa,

yakni bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan takut kepada

ancaman dan siksa-Nya.

Page 65: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

48

Al-Qasīmī memberikan penafsiran pada Q.S Al Maidah 47. Kami

mengatakan untuk memerintah orang-orang dalam Alkitab. Dan membaca

(dan menilai) dengan tuduhan bahwa Lam (Lam Kai) berarti:

Kami memberinya Injil untuk memerintah umat agamanya pada

masanya.

Beberapa penyelidik mengatakan: Sebaliknya, orang-orang di Alkitab

memilih pernyataan itu, untuk menunjukkan bahwa Alkitab tidak

diungkapkan oleh Allah kepada semua bangsa dan bahwa hukumnya tidak

berlaku untuk selamanya. Karena misi Isa As, khusus untuk bangsa Yahudi.

Dan barangsiapa yang tidak menghakimi apa yang telah diwahyukan Allah,

maka mereka adalah orang-orang yang melakukan kejahatan, yaitu: orang-

orang yang mendurhakai Tuhan mereka, orang-orang yang berpaling ke

kebohongan, mereka yang meninggalkan kebenaran.12

Kemudian, menurut Muhammad Abduh QS. al-Mā’idah [5]: 47, (Dan

untuk memerintah orang-orang dari Alkitab dalam apa yang terungkap dari

Allah di dalam dia) membaca publik "dan mengatur" bentuk perintah,

sebuah kisah tentang menghapus mereka untuk mengatakan kata, dan

banyak seperti dia dalam Alquran, yang kami mengatakan: untuk

memerintah orang-orang dari Alkitab seperti diungkapkan oleh Allah di

mana ketentuan; Apa pun yang kita perintahkan kepada mereka untuk

dilakukan dengannya, itu sama dengan apa yang dia katakan pada umat

Taurat: (Dan kita telah menuliskannya bersama mereka). Yaitu untuk

memerintah rakyat Alkitab apa yang diturunkan Allah di dalamnya, dan In

akan mengatakan Lulus melalui: (a bimbingan dan nasihat) berlaku untuk

dia, dan kebaikan "dan dinilai" menunjukkan kepadanya dengan aktor lam

yang berbeda. Dan namun saya telah membaca dan ditafsirkan tidak

menemukan ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan orang-

12 Al Qāsimi, Mahāsin al-Ta’wīl, Jil 3 (Beirut: Dār al-Fikr, 1957), Al Qasimi, 141.

Page 66: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

49

orang Kristen dalam Quran yang mengatur Injil, sebagai advokat

mengklaim Kristen sebagai Agataiwn oleh Muslim biasa, bahkan jika kita

menganggap bahwa ia memerintahkan mereka untuk melakukannya dengan

kata lain, untuk menunjuk itu untuk melumpuhkan dan membangun bukti

terhadap mereka; Karena mereka tidak dapat bekerja dengan Injil, juga tidak

akan mampu, dan penelitian ini akan selesai.13

Adapun, secara keseluruhan mengenai pembahasan ini, dapat di lihat

berdasarakan pada tabel di bawah ini.

Tabel: 4.3 Fungsi Injil dalam Al-Qur’an

Tafsir Pola Penyampaian Ayat Konteks

al Tabarī Diturunkan/ anzala dan

unzila

QS. Al Maidah

47, QS. Al

Maidah 66,

QS. Ali Imran

3

Seabagai

Ajaran Injil,

Tuntunan/

hukum Al

kitab,

al-Kitab

Ibn Kaṣīr Diturunkan/ anzala dan

unzila

QS. Al Maidah

47, QS. Al

Maidah 66,

QS. Ali Imran

3

Seabagai

Ajaran Injil,

Tuntunan/

hukum Al

kitab,

al-Kitab

Al Qasīmī Diturunkan/ anzala dan

unzila

QS. Al Maidah

47, QS. Al

Maidah 66,

Seabagai

Ajaran Injil,

13 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 6. (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 362.

Page 67: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

50

QS. Ali Imran

3

Tuntunan/

hukum Al

kitab,

al-Kitab

M. Abduh Diturunkan/ anzala dan

unzila

QS. Al Maidah

47, QS. Al

Maidah 66,

QS. Ali Imran

3

Seabagai

Ajaran Injil,

Tuntunan/

hukum Al

kitab,

al-Kitab

C. Mushaddiq (Menguatkan Taurat)

Dalam hal ini, penulis memaparkan lafad Mushaddiq sebagai pembenar

kitab sebelumnya, berdasarkan hasil analisis yaitu pada QS. al-Maidah,

menurut cara pandang empat mufassir di antaranya; al-Ṭabarī, Ibn Kaṣīr,

Al-Qasīmī , dan Muhammad Abduh.

Menurut Al-Ṭabarī mengenai ayat QS. al-Mā’idah [5]: 46 sebagai

berikut.

نا على آثرهم بعيسى ابن مري مصد يل و قا لما ب ي يديه من الت وراة وق في ناه الن فيه آت ي قا لما ب ي يديه من الت و راة وهدى وموعظة للمتقي هدى ونور ومصد

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera

Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami

telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk

dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertakwa”.

Ibn jarir al-Tabarī injil diturunkan diturunkan kepada Nabi Isa untuk

membenarkan kitab yang sebelumnya 14

14 Abi Ja’far Muhammad Ibn Jarīr al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘Al Ta’wil Ayyi al-

Qur’an, vol. 10 (t.t: Dār Hijr, t.th), 373.

Page 68: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

51

قا للكتب التي قبله، وبيانا لكم الله الذي ارتضاه يقول: أنزلنا النحيل إلى عيسى مصد م عما يكرهه الله إلى لعباده المتقي في زمان عيسى،="وموعظة"، لهم= يقول: وزجرا له

.يحبه من الأعمال، وتنبيها لهم عليه ماIbn Kaṣīr: Allah berfirman: wa qaffainā (“Dan Kami iringkan jejak

mereka.”) Yakni, Kami ikutkan kepada jejak mereka, yaitu Para Nabi Bani

Israil. ‘alā āṣāri Him bi ‘iisabni maryama muṡaddiqal limā baina yadaiHi

mina al-taurāti (“Dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang

sebelumnya, yaitu Taurat.”) Yakni, beriman kepada kitab tersebut dan

berhukum kepadanya.15

Wa ātainā Hu injiila fīHi huda wa nūrun (“Dan Kami telah memberikan

kepadanya kitab Injil, sedang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya

[yang menerangi].”) Yaitu petunjuk kepada kebenaran dan cahaya yang

menerangi, untuk melenyapkan berbagai macam syubhat (keraguan) dan

memecahkan berbagai permasalahan.16

Wa muṡaddiqal limā baina yadaihi min al-taurāti (“Dan membenarkan

kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat.”) Maksudnya, mengikutinya dan

tidak menyalahi isi yang dikandung kitab tersebut, kecuali sedikit dari

perkara yang telah dijelaskan kepada Bani Israil, yaitu beberapa perkara

yang mereka perselisihkan.17

Kemudian, menurut Al Qasīmī , menjelaskan Dan A pun Ikuti kami di

jalur mereka berarti para nabi anak-anak Israel dalam Yesus putra Maryam

apa saja: Kami mengutusnya Akbhm untuk mengonfirmasikan tangan

Taurat, yaitu: seorang beriman oleh gubernur termasuk memberinya Injil di

mana Huda apa saja demi kebenaran dan cahaya apa pun: Pernyataan

15 Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, Jil 6 (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), 110. 16 Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, Jil 6 (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), 110 17 Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, Jil 6 (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), 110

Page 69: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

52

ketentuan dan menegaskan tangan Taurat, yaitu: apa: Di dalamnya ada

hukum. Dan ulangi untuk menambah ketentuan.18

هم بعيسى ابن مري أي: أرسلناه عقب وق فينا أي أتبعنا على آثرهم يعني أنبياء بني إسرائيلقا لما ب ي يديه من الت وراة أي: مؤمنا به يل مصد فيه هدى ا حاكما بما فيها وآت يناه الن

قا لما ب ي أي إلى الق ها يديه من الت وراة أي: لما فيونور أي: بيان للأحكام ومصد .من الأحكام. وتكرير ذلك لزيادة التقرير

Sementara, menururt Muhammad Abduh, “Kami telah memberinya Injil

kepada Isa sebagai pemebenar kitab sebelumnya, yang mencakup

bimbingan dari doktrin dan doktrin; Kaltouhad masuk karena penyembahan

berhala, yang merupakan sumber mitos dan kepalsuan, dan cahaya yang dia

lihat sebagai cara siswa yang benar menuju direktori, pepatah, kebajikan

dan moral Rasul, dan mensertifikasi Taurat melalui persembahannya;

Artinya, itu termasuk teks dengan persetujuan Taurat,19

Adapun, poin secara keseluruhan pembahasan musaddiqun dapat

dipahami sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Tabel: 4.4 Musaddiqūn sebagai Pembenar Taurat

Tafsir Relasi Kemunculan Ayat Keterangan

al Tabarī Mushaddiqun QS. al

Maidah 46 Pembenar

Ibn Kaṣīr Mushadiqun QS. Al

Maidah 46 Pembenar

Al Qasīmī Mushaddiqun QS. Al

Maidah 46 Pembenar

18 Al Qāsimi, Mahāsin al-Ta’wīl, Jil 4 (Beirut: Dār al-Fikr, 1957), 154 19 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 6. (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 332.

Page 70: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

53

M. Abduh Mushaddiqun QS. Al

Maidah 46 Pembenar

D. Pengetahuan Nabi atas Injil

Dalam hal ini, penulis memfokuskan pada QS. Ali Imrān [3]: 48 yang

menegaskan terkait bahwa apa yang para nabi dapatkan dan ajarkan berupa

al-kitab dari Allah Swt di antaranya menurut al-Ṭabarī, Ibn Kaṣīr, Al-

Qasīmī , dan M. Abduh sebagai berikut:

Ibn Jarir al-Tabarī berpendapat;

لنون، عطفا به على وقرأ ذلك عامة قرأة الكوفيي وبعض البصريي: )ون عل مه( ب"ونعلمه الكتاب". قوله:"نوحيه إليك"، كأنه قال:"ذلك من أنباء الغيب نوحيه إليك" .وله:"ونعلمه" عليهوقالوا: ما بعد"نوحيه" في صلته إلى قوله:"كن فيكون"، ثم عطف بق

Ini, dibacakan secara umum dengan membaca orang-orang Kufi dan

beberapa orang Basrah: (dan kami mengajarkannya) pada siang hari,

dengan simpati untuknya mengatakan: "Kami memberinya hadiah untuk

Anda," seolah-olah ia berkata: "Ini dari berita yang tak terlihat, kami

berikan wahyu kepadamu" dan mengajarkan kitab itu. Dan mereka berkata:

Setelah “kami terbangun” sehubungan dengan ucapannya: “Kun fa Yakun.”

Kemudian ia dengan ramah berkata dengan mengatakan: “Dan kami

mengajarinya” itu.20

Lalu, Ibn Kaṣīr dalam QS. Ali Imrān [3]: 48 berpendapat;

كمة أي تهذيب الأخلق وي عل مه الكتاب أي الكتابة أو جنس الكتب اللهية وال يل إفرادهما بلذكر على تقدير كون ا لمراد بلكتاب جنس الكتب المنزلة، والت وراة والن

.لزيادة فضلهما وإنافتهما على غيرهما

20 Abi Ja’far Muhammad Ibn Jarīr al-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘Al Ta’wil Ayyi al-

Qur’an, vol. 6 (t.t: Dār Hijr, t.th), 422.

Page 71: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

54

Dan Allah mengajarkan kepadanya Al-Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil.

Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka),

"Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu

tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat untuk kalian dari

tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi

seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang

buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku

menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepada

kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian.

Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran

kerasulanku) bagi kalian, jika kalian sungguh-sungguh beriman.'" Dan (aku

datang kepada kalian) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan

untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk

kalian, dan aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda

(mukjizat) dari Tuhan kalian. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan

taatlah kepadaku. Sesugguhnya Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. Karena

itu, sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."

Allah Swt mengatakan seorang pemberi kabar untuk sepenuhnya Injil

para malaikat kepada Maryam dengan putranya Isa a.s: Sesungguhnya

Allah Swt mengajarkan kitab dan hikmah, tampaknya kitab sedang menulis,

dan kebijaksanaan menawarkan interpretasinya dalam Surah al-Baqarah,

dan Taurat dan Alkitab, Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Musa,

putra Imran, dan Injil yang diturunkan kepada Musa, putra Imran, dan Injil

yang diturunkan kepada Isa putra Maryam a.s. Dan damai besertanya

ي قول ت عالى مبرا عن تام بشارة الملئكة لمري ببنها عيسى عليه السلم: أن الل م ي عل مه الكتاب والكمة، الظاهر أن المراد بلكتاب هاهنا الكتابة، والكمة ت قد

يل، فالت وراة هو الكتاب الذي أنزل على موسى ت فسيرها في سورة الب قرة، والت وراة والن

Page 72: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

55

بن عمران، والنيل الذي أنزل على عيسى ابن مري عليهما السلم. وقد كان عيسى عليه السلم يحفظ هذا وهذا

Jamaludin al-Qasīmī menafsirkan ayat QS. Ali Imrān [3]: 48, tentang

pengetahuan Allah mengajarkan kepadanya penulisan, ketepatan dalam

bertutur kata dan berbuat dan Taurat yang Dia wahyukan kepada Musa serta

Injil yang Allah turunkan kepadanya.

Dan buku itu mengajarinya, yaitu menulis, artinya kitab-kitab atau jenis

kitab kebijaksanaan ilahi dan hikmah, yaitu memperbaiki moral, Taurat dan

Injil, masing-masing menyebutkan dengan menghargai fakta bahwa buku

itu dimaksudkan sebagai jenis kelamin dari kitab-kitab yang diungkapkan,

untuk meningkatkan karunia dan pengucilan mereka dari orang lain.21

Sebagaimana QS. Ali Imrān [3]: 48.

ن يل وي عل مه الكتاب والكمة والت وراة وال“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, hikmah, Taurat dan

Injil.”

M. Abduh dalam hal ini berpendapat sebagai yang mengajarkan

(furqān), Dalam tafsir Al-Manar (ditulis oleh Rasyid Ridha) mengatakan;

“Furqan disini ialah suatu bentuk akal pikiran, lewat mana manusia mampu

melihat antara kebenaran dan kepalsuan.”22

Sehingga, Lebih lanjut, Rashid Riḍa mengungkapkan bahwa seseorang

yang disebut sebagai fāsiqun adalah mereka yang tidak memgamini kitab

pedoman (kitab suci), yaitu fasiq Arab. Fasiq Arab adalah golongan yang

tidak ada pada pengakuan mereka kebenaran Muhammad pada kitab

pedoman (kitab suci), tidak seperti Yahudi, Nasrani yang bagi mereka

21 Al Qāsimi, Mahāsin al-Ta’wīl, Jil 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1957), 320. 22 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 187.

Page 73: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

56

sebagian kitab pedoman (kitab suci). Sehingga, disebut dengan ahl al-kitāb

yang fasiq sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Mā’idah [5]: 47.23

Adapun, uraian ini secara keseluruhan garis besarnya dapat difahami

sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Tabel: 4.5 Pengetahuan Nabi Terhadap Injil

Tafsir Proses Mendapatkan

Pengetahuan Ayat

Proses

Mengajarkan

Pengetahuan

Al-Ṭabari Kitab, Hikmah,

Pembenar Taurat

QS. Ali Imrān

[3]: 48 Wahyu

Ibn Kaṣīr Kitab, Hikmah,

Pembenar Taurat

QS. Ali Imrān

[3]: 48 Al-Kitabah

Al Qasīmī Kitab, Hikmah,

Pembenar Taurat

QS. Ali Imrān

[3]: 48 Kitab-kitab

M. Abduh Kitab, Hikmah,

Pembenar Taurat

QS. Ali Imrān

[3]: 48 Al-Kitab

E. Relasi ahl Kitab dengan Injil dan Taurat

Terdapat dua ayat yang menjelaskan tentang ahl kitab yang disebut

secara langsung dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan Injil yaitu terdapat

dalam QS.

1. Sebagian ahl Kitab Meragukan (tuhajjuna)

يل إل ومايا أهل الكتاب لم تاجون في إب راهيم من ب عده أفل أنزلت الت وراة والن ت عقلون

23 Muhammad Abduh, Tafsīr al-Manār, vol. 5 (Beirut: Dār al-Fikr, 1981), 190.

Page 74: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

57

“Hai ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim,

Padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim.

Apakah kamu tidak berpikir?” (QS. Ali Imran 65).

Mereka bukannya mengikuti ajaran tauhid, sebagai inti ajaran (millah)

Nabi Ibrahim, akan tetapi mereka justru saling berbantah tentang siapa Nabi

Ibrahim. Masing-masing mereka mengaku bahwa Nabi Ibrahim adalah

pengikut mereka. Wahai Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani! Mengapa kamu

berbantah-bantahan tentang Ibrahim, di mana masingmasing dari kalian

menganggap Nabi Ibrahim itu dari golongan kalian,padahal Turat dan Injil

diturunkan setelah dia dengan jarak waktu yang sangat panjang. Allah

menutup ayat ini dengan redaksi apakah kalian tidak mengerti atau pura-

pura tidak mengerti bahwa yang datang lebih dahulu tidak mungkin

mengikuti yang datang belakangan. Bukti sejarah ini sekaligus

meruntuhkan klaim mereka tentang Nabi Ibrahim sebagai Ahli Kitab.

Kitab-kitab yang dibenarkan al-Quran tersebut Taurat, Zabur dan Injil.

Yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Zabur yang

diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan Injil yang diturunkan

kepada Nabi Isa ‘alaihis salam. Sebelum ketiga kitab itu diubah oleh

manusia. M. Rasyid Ridha. fungsi Al Qur'an sebagai masbaddiq ialah ia

akan menerapkan konscp-konsep kebenaran yang diturunkan di dalamnya

seperti tauhid, kenabian, dan semua yang akan menyuburkan keimanan;

amal saleh dan meninggalkan maksiat. Al Qur'an akan membenarkan

mlmluddm dan tiang-tiangnya yang menjadi tujuan utama diutusnya para

rasul. sebagaimana ia tidak bertolak belakang dengan kecaman keras

terhadap sikap menelantarkan, melupakan, mcn-tahrif dan teledor yang

dilakukan orang-orang Ahlul Kikab.24

24 Al Manar, 5/44

Page 75: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

58

2. Sebagian ahl kitab tidak menegakkan Injil dan Taurat

يل وما أنزل إليكم من ن قل يا أهل الكتاب لستم على شيء حت تقيموا الت وراة والهم ما أنزل إليك من رب ك طغيانا وكفرا فل تس على القوم رب كم وليزيدن كثيرا من

الكافرين“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun

hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Quran yang

diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan

kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan

kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka janganlah kamu bersedih

hati terhadap orang-orang yang kafir itu.” (QS. Al-Maidah 68).

F. Relasi ahl Kitab dengan Injil dan Taurat

Terdapat dua ayat yang menjelaskan tentang ahl kitab yang disebut

secara langsung dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan Injil yaitu terdapat

dalam QS.

1. Sebagian ahl Kitab Menentang injil dan Taurat

يل إل من ب عده أفل يا أهل الكتاب لم تاجون في إب راهيم وما أنزلت الت وراة والن ت عقلون

“Hai ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim,

Padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim.

Apakah kamu tidak berpikir?” (QS. Ali Imran 65).

ثني محمد بن أب محمد مولى زيد بن ثبت، كما قال محمد بن إسحاق بن يسارحدثني سعيد بن جب ير أو عكرمة، عن ابن عباس قال: اجت معت نصارى نران وأحبار حد

ي هود عند رسول الل صلى الل عليه وسلم، ف ت نازعوا عنده، ف قالت الأحبار: ما كان . وقالت النصارى ما كان إب راهيم إل نصران يااإب راهيم إل ي هودياا

Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata: telah menceritakan Muhammad

bin Abi Muhammad pembantunya zaid bin tsabit, telah menceritakan

kepadaku Said bin Zubair atau Ikrimah dari Ibn Abbas beliau berkata

Page 76: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

59

sekumpulan kaum nasrani nijran berkumpul disisi Rasulullah, dan mereka

berdebat, maka sekumpulan yahudi berkata nabi Ibrahim tidak lain

beragama yahudi dan orang nasrani berkata nabi Ibrahim tidak lain

beragama nasrani. Maka Allah Swt menurunkan ayat ini.25

Maksudnya bagaimana kalian mengakui hai orang yahudi bahwasanya

nabi Ibrahim beragama yahudi padahal zaman nabi Ibrahim itu berada

sebelum Allah menurunkan Taurat kepada nabi Musa, dan bagaimana

kalian mengakui hai orang nasrani bahwa nabi Ibrahim beragama nasranini

sedangkan agama nasrani baru ada setelah zamanya Ibrahim dengan jarank

waktu yang sangat lama26

Dikatakan bahwa jarak antara nabi Ibrahim dan nabi musa itu 1000 th,

dan di antara musa dengan isa itu juga 1000 tahun.27

Mereka bukannya mengikuti ajaran tauhid, sebagai inti ajaran (millah)

Nabi Ibrahim, akan tetapi mereka justru saling berbantah tentang siapa Nabi

Ibrahim. Masing-masing mereka mengaku bahwa Nabi Ibrahim adalah

pengikut mereka. Wahai Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani! Mengapa kamu

berbantah-bantahan tentang Ibrahim, di mana masingmasing dari kalian

menganggap Nabi Ibrahim itu dari golongan kalian,padahal Turat dan Injil

diturunkan setelah dia dengan jarak waktu yang sangat panjang. Allah

menutup ayat ini dengan redaksi apakah kalian tidak mengerti atau pura-

pura tidak mengerti bahwa yang datang lebih dahulu tidak mungkin

mengikuti yang datang belakangan. Bukti sejarah ini sekaligus

meruntuhkan klaim mereka tentang Nabi Ibrahim sebagai Ahli Kitab.

25 Ibn kaṣir, Tafsir al-Qur’an al-Aẓim, Jilid 2, 57 26 Ibn kaṣir, Tafsir al-Qur’an al-Aẓim, Jilid 2, 57 27 Muhammad bin Ahmad al Qurthubi, Jami’ al ahkam, (Mesir: dar al-Kutub), Jilid

4, 107

Page 77: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

60

2. Sebagian ahl Kitab Tidak Menegakkan Injil dan Taurat

يل وما أنزل إليكم من قل يا أهل الكتاب لستم ن على شيء حت تقيموا الت وراة والهم ما أنزل إليك من رب ك طغيانا وكفرا فل تس على القو م رب كم وليزيدن كثيرا من

الكافرين“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama

sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al

Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang

diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah

kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka

janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.” (QS. Al

Maidah 68).

قال أبو جعفر: وهذا أمر من الله تعالى ذكره نبيه محمدا صلى الله عليه وسلم بإبلغ يقول تعالى ذكره له:"قل"، يا محمد، اليهود والنصارى الذين كانوا بي ظهراني مهاجره.

لهؤلء اليهود والنصارى="يا أهل الكتاب"، التوراة والنيل="لستم على شيء"، ما تدعون أنكم عليه ما جاءكم به موسى صلى الله عليه وسلم، معشر اليهود، ول ما

إليكم من جاءكم به عيسى، معشر النصارى="حت تقيموا التوراة والنيل وما أنزلربكم"، ما جاءكم به محمد صلى الله عليه وسلم من الفرقان، فتعملوا بذلك كله، وتؤمنوا بما فيه من اليمان بمحمد صلى الله عليه وسلم وتصديقه، وتقروا بأن كل ذلك من عند

بوا بشيء منه، ول تفر قوا بي رسل الله فتؤمنوا ببعض وتكفروا ببعض، فإ ن الله، فل تكذ الكفر بواحد من ذلك كفر بجميعه، لأن كتب الله يصد ق بعضها بعضا، فمن كذب

ببعضها فقد كذب بجميعهاBerkata Abu ja’far Allah: katakanlah ya Muhammadu kepada orang2

yahudi dan orang nasrani, wahai ahli kitab yakni kitab taurat dan injil, kalian

tidak dianggap beragamma sedikitpun, dari pengakuan kalian bahwasannya

kalian itu termasuk penegak Musa Saw, yang disebut orang yahudi, dan

kalian dari penegak tidak dianggap beragamma sedikitpun, dari pengakuan

Page 78: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

61

kalian bahwasannya kalian itu termasuk penegak ajaran Isa a.s yang disebut

dengan kaum nasrani. “hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil

dan (Al-Qur'an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu”,28

Yang termasuk ajaran nabi Muhammad saw yakni al Furqan (al-Qur’an),

sampai kalian itu mengetahui semuanya dan kalian beriman dengan sesuatu

yang diimani nabi Muhammad Saw dan juga membenarkanya, sehingga

kalian mengakui bahwa semua itu taurat, injil, qur’an datang dari sisi Allah,

maka kalian jang mendustkan sedikitpun tentangnya, dan jangan kalian

membedakan ya di antara para utusan allah sehingga kamu mengimani

sebagianya dan mengkufi sebagian yang lain.29

Karena sesungguhnya kekafiran dengan satu utusan Allah maka berarti

mengkafiri semuanya, dan kitab Allah membenarkan satu sama lain maka

barang siapa ynag mendusktakan sebagianya maka sungguh dia telah

mendustakan semuanya

ين ي قول ت عالى: قل يا محمد: }يا أهل الكتاب ، }حت لستم على شيء{ أي: من الد يل{ أي: حت ت ؤمنوا لمن زلة من الل بأيديكم من الكتب ابجميع ما تقيموا الت وراة والن

ليه وسلم ( بتباع بمحمد صلى الل ع 5ها الأمر )على الأنبياء، وت عملوا بما فيها وما فيعثه، والقتداء بشريعته؛ ولهذا ق يمان بمب : في ق وله ب سليم، عن ماهد،ال ليث ابن أ وال .العظيم }وما أنزل إليكم من رب كم{ ي عني: القرآن

Allah Swt. berfirman: Hai ahli kitab kalian tidak dianggap beragama

sedikit pun dari agama “hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat,

Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu” Yakni kalian

beriman kepada semua kitab-kitab yang ada dihadapan klian yang

diturunkan kepada para nabi dan sehingga kalian mengamalkan perintah apa

yang ada didalmnya dengan mengikuti nabi Muhammad Saw dan

28 Ibn Jarir al-Tabarī , Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Jilid 8, 473 29 Ibn Jarir al-Tabarī , Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Jilid 8, 473

Page 79: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

62

mengimani pengutusanya dan mengikuti syariatnya oleh karena itu Layṣ bin

abi Sulaim berkata yang diriwayatkan dari Ibn jahid, “dan apa yang

diturnkan Tuhanmu kepadamu” yakni al-Qur’an al-Aẓim.30

30 Ibn Kaṣir, Tafsir al-Qur’an al-Aẓim, Jilid 3, 155

Page 80: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagian akhir ini merupakan kesimpulan dari semua pembahasan

penelitian berdasarkan pokok masalah yang dikemas di dalam pembatasan

dan rumusan masalah di dalam Bab pertama. Kesimpulan dari penelitian

ini menegaskan beberapa hal, diantaranya adalah:

Penafsiran terhadap kata ahl al-kitāb dari periode ke periode

mengalami perkembangan penafsiran. Meskipun perdebatan juga terjadi

pada setiap zamannya. Misalnya mufassir periode klasik tidak menemukan

kata sepakat terkait makna ahl al-kitāb, begitupun masa pertengahan

bahkan sampai kepada mufassir kontemporer.

Perkembangan terhadap penafsiran itu sendiri diakibatkan karena

semakin berkembangnya ilmu tafsir. Bahkan lebih jauh, penafsiran setelah

masa sahabat banyak didominasi oleh aliran pemikiran, pengaruh

madzhab, dan serta lingkungan sosial yang mengakibatkan antara daerah

satu dengan yang lainnya berbeda dalam memahami konteks ayat tersebut.

Jika dilihat dari historisnya, penafsiran kata ahl al-kitāb pada masa

klasik menunjuk kepada komunitas Yahudi dan Nasrani saja, kemudian

pada masa pertengahan mulai terjadi perluasan makna bahwa ahl al-kitāb

bukan hanya terpaku kepada komunitas Yahudi dan Nasrani saja, akan

tetapi termasuk juga komunitas Majusi. Bahkan pada masa ini sampai

kepada pengklasifikasian ahl al-kitāb yang dijelaskan oleh al-Syahrastānī.

Sedangkan pada masa kontemporer/ modern, penafsiran menjadi lebih

luas, bahkan sampai menimbulkan kontroversi. Ahl al-kitāb pada masa ini

dimaknai lebih luas, Rasyīd Ridhā misalnya memaknai kata ahl al-kitāb

bukan hanya mencakup Yahudi, Nasrani, Majusi dan Shābi’īn seperti yang

dijelaskan oleh al-Qur’an. Ia menjelaskan bahwa makna ini mencakup

Page 81: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

64

makna yang lebih umum, yaitu mencakup komunitas lain seperti (Hindu,

Budha, Khong Hucu, dan lainnya). Meskipun terdapat pula penafsiran

yang mengutip pendapat ‘ulama terdahulu.

Ahl al-kitāb dalam konteks ‘ulama Nusantara tidak terlalu berbeda jauh

dengan penafsiran yang sudah ada sebelumnya. Nurcholis Madjid

misalnya sangat setuju dengan pendapat Rasyīd Ridhā mengenai konsep

ahl al-kitāb, sedangkan M. Quraish Shihab lebih condong kepada

penafsiran Sayyid Quṭb meskipun tidak mengakuinya secara eksplisit.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Kaum Muslimin diharapkan untuk memahami, ikut andil, serta terus

menggali pemikiran para ‘ulama tafsir (mufassir), khususnya ayat-ayat

yang bersinggungan dengan sosial-masyarakat, hubungan antar komunitas

(agama, suku, ras dan etnis) agar dapat menambah wawasan, kajian serta

ikut meramaikan penelitian terkait al-Qur’an dan sunnah agar dapat

diterapkan di dalam kehidupan.

2. Karya ilmiah ini tidak luput dari kekurangan, sehingga penulis

berharap adanya kajian lanjutan mengenai tema ahl al-kitāb.

Page 82: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Abu Muhammad bin Umar bin Al hasan , juz 17. bayrut: dar ihya’

al-Turath al Arabi, 1420 H.

Al-Adawy, Ibrahim Ahmad, Rasyid Riḍa al-Imamul Mujtahid, Kairo: Al-

Muassah al Mishriyyah al-Ammah li al-Ta‟lif wal Anfa‟ wa al-Nasyr,

t.th.

Anwar, Rosihon. Melacak Unsur-Unsur Israiliyyat dalam Tafsir al-Ṭabari

dan Tafsir Ibnu Kaṡir. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Al-Aṣfahānī, Al-Rāghīb. Mufradāt Alfāẓ al-Qur`an. Dimasyq: Dār al-

Qalam, 2009.

Asmuni, Yusran. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan pembaharuan

dalam Dunia Islam. Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1996.

az-Dhahabi, M. Husain. al-Tafsir Wa al-Mufassirūn, V. 1,. Bayrūt: Dar al-

Kutub al- Hadisah, 1976.

al-Farmawī, ‘Abd al-Ḥay. al-Bidāyah fī Tafsīr al-Mauḍū’ī, cet. II. Qāhirah:

Maṭba’ah al-Ḥadārah al-‘Arabiyyah, 1977.

Fatah, Shalah Abdul. Ta’rif al-Darisin bi al-Manhaji al-Mufassirūn.

Damaskus, Dar al-Qalam 2002 M-1423H.

Fawdah, Mahmud Basuni. Tafsir-tafsir al-Qur’an; Perkenalan dengan

Metodelogi Tafsir, terj: M. Mochtar Zoerni dan Abdul Qadir Hamid.

cet. I, 54. Bandung: Penerbit Pustaka, 1987,

Fithriyawan, Husni. “Injil dalam Kitab Tafsir al-Qur’an Modern: Studi

Komparatif Kitab Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an karya

Tantawi Jawhari dan al-Manār Karya Muhammad Rasyid Rida”,

Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Sunan Kalijaga.

Yogyakarta, 2008.

Page 83: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

66

Fu’ad, Muḥammad Abd al-Baqiy, Al-Muʻjam al-Mufaḥras li Alfāẓ al-

Qur’ān al- Karīm, Kairo: Dar al-Hadīś, 2001.

Graham, A. “Scripture and Qur’an”, Encyclopedia of the Qur’an, 2nd.

Edition. New York: Macmillan Publishing, 1987.

Al-Habsyi, Ali Zainal Abidin, Rahasia Nama dan Sifat Al-Qur’an, cet 1,

Jakarta Timur: Rayyana Komunikasi, 2020.

Hadhiri, Choiruddin SP, Klasifikasi Kandungan al-Qur’an. Jakarta: Gema

Insani Press, 1993.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Ofset, 1995.

Hakim, Manshur Abdul. Jibril dalam Tiga Kitab Suci .Taurat-Injil-al-

Qur’an terj. Yusuf Shandy dan Ali Sulthon. Jakarta: Akbar, 2008.

Al-Ḥayyi, ‘Abd bin ‘Abd al-Kabȋr al-Kittāni, Fahras al-Faḥāris wa al-

Itsbat, Juz I t.tp.: Daar al-Garb al-Islaamii, 1982.

Husni Fithriyawan, “Injil dalam Kitab Tafsir al-Qur’an Modern: Studi

Komparatif Kitab Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an karya

Tantawi Jawhari dan al-Manār Karya Muhammad Rasyid Rida”,

Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Sunan Kalijaga.

Yogyakarta, 2008.

Ismail, Yusuf Alhadid. Injilku yang Ternoda. Yogyakarta: Pustaka Fahima,

2006.

Ja’far Abū, Muḥammad ibn Jarīr al-Ṭabarī. Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta`wīlāy

al-Qur`an, v. 1 Turkī: DārHajr, 2001.

Ja’far, Abu Muhammad bin Jarir al-Ṭabari, Tafsir al-Ṭabari Jilid 17, terj.

Ahsan Aksan dan Khairul Anam ed., Besus Hidayat Amin. Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009.

Jamaluddin, Muḥammad bin Muḥammad al-Qāsimī al-Ḥalaq al-Qāsimī.

Mahasin al-ta’wil, taḥqīq Muḥammad Balis ‘uyūn al-Sūd, juz 9.

Beirut: dar al kutub al-‘ilimiyyah.

Page 84: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

67

Ismā‘īl, al-Dīn Abū al-Fida Ibn Amar Ibn Kaṡīr Ibn Zara’ al-Buṣrā al-

Dimasqī., al-Bidāyah wa al-Nihāyah. Bayrūt: Dār al-Fikr, t.t Jilid

XIV.

Mardiyana, Alkitab Membuka Tabir: Muhammad Nabi Terakhir,

Yogyakarta: Madania, 2010.

Maswan, Nur Faiz, Kajian Deskriptif Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Menara

Kudus, 2002.

Al-Muhtasib, ‘Abd al-Majid ‘Abd as-Salam. Visi dan Paradigma Tafsir Al-

Qur’an Kontemporer, terj. Moh. Maghfur Wachid, Bangil: Al-Izzah,

1997.

Mustaqim, Abdul. Madzahibut Tafsir: Peta Metodologi Penafsiran Al-

Qur’an Periode Klasik hingga Kontemporer, Yogyakarta: Nun

Pustaka, 2003.

Nawayhadl, ‘Ādil. Mu’jam al-Mufassirīn,Jilid I, t.tp: Muassah Nawayhald

al- Ṡaqāfiyyah, 1986.

Nugraha, Eva. “Diseminasi, Komodifikasi dan Sakralitas Kitab Suci; Studi

Kasus Usaha penerbitan Mushaf al-Qur’an di Indonesia

kontemporer”. Desertasi S3 Sekolah Paasca Sarjana Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2018. (Versi UJjian Promosi)

Perpustakaan nasional RI, Ensiklopedi Islam jilid 3 .ed. Nina M. Armado

dkk. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005, .

Purnomo, Mukhlisin. Sejarah Kitab-Kitab Suci, Yogyakarta: Forum, 2012

Al-Qaṭṭān, Mannā’. Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj: Mudzakir AS. cet. III,

Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996.

Muhammad Ibn Ahmad Ibn Abu Bakr Abu Abdillah Al Qurṭubiy, Tafsir al-

Qurṭubiy jilid 11 terj. Amir Hamzah .ed. Mukhlis Mukti, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008.

Page 85: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

68

_______. Tafsir al-Qurṭubi Jilid 18, terj. Dudi Rosyadi dkk. .ed. Mukhlis B.

Mukti, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Ridha, Ali Hasan. Sejarah dan Metodologi Tafsir, Terj: Ahmad Akrom,

Jakarta: Rajawali Press, 1994, Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif

Tafsir Ibnu Katsir .Jakarta: Menara Kudus, 2002

Ridha, Muhammad Rashid. juz 2, 375. Pertama : mengenai isi dari al-kitab

al-muqaddas adalah perjanjian lama dan perjanjian baru .juz 2/375,

kedua mengenai argumen bahwa taurat ditulis dalam bahasa Ibrani,

kapan kitab-kitab tersebut ditulis, menurut peniliti nabi musa hanya

mengetahui bahas mesir bukan bahasa ibrani.lalu siapakah yang

menerjamehkan kitab tersebut ke dalam bahsa ibrani .juz 9/219.

Ketiga mengenai adanya tahrif dalam kitab injil .6/240.

Salimuddin. Tafsir al-Jami’ah, Bandung: Pustaka, 1990

Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. ilmu-ilmu al Qur’an, Media-media Pokok dalam

Menafsirkan Al Qur’an .Jakarta: PT Bulan Bintang, 1988, cet. II, h.

222. Moh. Ali Ash-Shabunie, Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj:

Saiful Islam Jamaluddien, Surabaya: Al Ikhlas,

_______. Ilmu-ilmu al-Qur'an .Jakarta: Bulan Bintang, 1972.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’an Vol. 8 .Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Steenbrink, Karel. Nabi Isa dalam al-Qur’an: Sebuah Interpretasi Outsider

atas al- Qur’an terj. Sahiron Syamsuddin dan Fejriyan Yazdajird

Iwanebel .ed. M. Nur Prabowo S. .Yogyakarta: Suka Press, 2015.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah .Bandung: Tarsito, 1998,

Syibromalisi, Faizah Ali. Membahas Kitab Tafsir.Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2012.

Al-Ṭabarī. Jamī’ al-Bayān ‘an Ta’wil ay al- Qurān, Jilid. I,

Ushama, Thamem. Metodologi Tafsir al-Qur'an .Jakarta: Rineka, 2000.

Page 86: INJIL MENURUT PARA MUFASIR Skripsi

69

Voosrt, Robert E. Van. Anthology of World Scripture, sixdth edt. .Belmont:

Thomson wardsworth, 2008,

Widerhorld, Luts. Profane an scared dalam jane dammen MC Aulif .ed. The

encyclopedy of the Qur’an, Vol. iv .Leiden: Brill, 2006.

Wortabet, Jhon dan Harvey Porter. English- Arabic and Arabic English

Dictionery .New Delhi dan Chenay: Asian Educational Service, 2006.

Yusuf, Muhammad. dkk, Studi Kitab Tafsir: Menyuarakan teks yang

bisu. Yogyakarta: Teras, 2004.

Al-Żahabī, Muhammad Ḥusain. al-Tafsir wa al-Mufassirun, juz 2. Kuwait:

Dar al-Nawadir, 2010