INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

32
INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT PBM ADIPURUSA (ADP) di Pelabuhan Tanjung Priok PT PBM Adipurusa Oktober 2017

Transcript of INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

Page 1: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

PBM ADIPURUSA (ADP)

di Pelabuhan Tanjung Priok

PT PBM Adipurusa

Oktober 2017

Page 2: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

1 | P a g e

Daftar isi :

1. Pengantar….…………………………………………………………………………………………………………………………2

2. Deskripsi dari Perusahaan ……………………………………………………………………………………………………3

2.1. Tentang Perusahaan …………………………………………………………………………………….………………3

2.2. Kategori Perusahaan …………………………………………………………………………………………….………3

2.3. Kebutuhan Perusahaan ………………………………………………………………………………………..………3

2.4. Lokasi………………………..…………………………………………………………………………………………….……5

2.5. Lingkup Operasional …………………………………………….………………………………………………………6

2.6. Deskripsi Operasional Perusahaan, Termasuk Tampilan Layout dan Komponen

perusahaan ………………………………………….………………………………………………………………………6

3. Deskripsi dari Lingkungan……………………………………………………………………………………………….……9

3.1. Sumber daya fisika dan kimia ……………………………………………………………………………….………9

3.2. Sumber daya ekologi ………………………………………………………..………………………………….…….17

3.3. Pertumbuhan ekonomi ………………………………………………………..…………………………………….19

3.4. Sumber daya sosial dan budaya ……………………………………………..………………………………….20

4. Penyaringan Potensial Dampak dan Tindakan Mitigasi ………………..……………………………..…….24

5. Persyaratan Kelembagaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan …………….........................27

6. Konsultasi Publik dan Keterbukaan Informasi ………………..……………………………………………..…..29

7. Temuan dan Rekomendasi ………………..………………………………………………………………………..…….30

8. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………...31

Page 3: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

2 | P a g e

1. PENGANTAR

Initial Environmental Examination Report ini dibuat di sebagai tanggung jawab sosial

perusahaan untuk menjaga kesehatan para pekerja, kelestarian lingkungan sekitar

perusahaan melakukan aktifitas operasional.

PT Perusahaan Bongkar Muat Adipurusa (ADP) memiliki Perjanjian Kerjasama Kegiatan

Pelayanan Bonkar Muat Peti Kemas Dalam Negeri untuk jangka waktu 20 (duapuluh) tahun

dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok (Pelindo II) sejak tahun

2015. Sebagai mitra kerja dari Pelindo II, ADP menyediakan jasa pelayanan bongkar muat

peti kemas dari dan ke kapal serta jasa penerimaan dan penyerahan peti kemas dari dan ke

pemilik barang.

Sejak 23 Juni 2015 Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bersama dengan Direksi PT

Multi Terminal Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Nomor

HK.568/23/6/1/PI.II-15 dan Nomor HK.476/1/18/MTI-201 tentang Perubahan Kedua Atas

Surat Keputusan Bersama Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan Direksi PT. Multi

Terminal Indonesia Nomor HK. 56/28/5/4/PI.II-14 dan HK. 476/1/18/MTI-2014 tanggal 28

Mei 2014 tentang Organisasi PT. Pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga saat ini ADP merupakan

mitra kerja dari PT. Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) yang merupakan anak perusahaan

(Pelindo II) PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Secara garis besar laporan ini terdiri dari deskripsi perusahaan, identifikasi aspek lingkungan

dan mitigasinya, rencana pemantauan lingkungan, konsultasi publik dan keterbukaan

informasi, temuan dan rekomendasi serta kesimpulan.

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) sudah memiliki Amdal dan Pelindo II sendiri sudah

memiliki dokumen UKL UPL akan tetapi belum secara spesifik menjelaskan tentang ADP

karena dokumen tersebut bersifat umum. Dokumen ini memastikan bahwa kegiatan

pemantauan lingkungan dan social tetap dilakukan oleh ADP sesuai dengan persyaratan dan

ketentuan.

Page 4: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

3 | P a g e

2. Deskripsi Perusahaan

2.1. Tentang Perusahaan

ADP didirikan pada tanggal 22 Januari 1986 dan berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok,

Jl. Lapangan Panaitan Blok 104 X, Pelabuhan Tanjung Priok. Sesuai dengan Pasal 3

Anggaran Dasar ADP dapat melaksanakan kegiatan usaha perusahaan bongkar muat

barang dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang lini (stevedoring, cargodoring,

receiving/delivery) maupun langsung ke alat angkutan dan melakukan serta

mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu.

2.2. Kategori Perusahaan

Dalam beroperasi di kawasan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), ADP memberikan

dampak minimal terhadap aspek lingkungan dan sosial, dengan demikian merujuk

kepada IIF social & environmental categorization maka ADP termasuk dalam

kategori B.

2.3. Kebutuhan Perusahaan

ADP menjalankan kegiatan operasionalnya bersama dengan PT Pelabuhan Tanjung

Priok (PTP) dalam hal ini adalah Terminal Operasi II.

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dan salah satu negara yang

memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di regional. Indonesia memiliki

pertumbuhan PDB yang tinggi dan didukung oleh pertumbuhan perdagangan.

Fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat tercermin dalam pertumbuhan

PDB yang disertai dengan pertumbuhan arus lalu lintas petikemas. Total petikemas

yang ditangani di pelabuhan Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015

meningkat dengan CAGR sebesar 11,9% dari 88 juta ton menjadi 173 juta ton.

Page 5: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

4 | P a g e

Sumber: Draft National Port Masterplan 2011-2030, Indonesia Infrastructure Initiative, Agustus 2011

Lembaga Manajemen FEUI (Sumber:https://lmfeui.com/data/Analisis%20Industri

%20Pelabuhan.pdf) melakukan riset faktor-faktor kunci dalam pengembangan

pelabuhan. Hasil riset tersebut menemukan berbagai faktor yang dapat dirumuskan

menjadi empat faktor kunci sebagai berikut:

1. Kontainerisasi

Penggunaan petikemas dalam kargo angkutan laut (kontainerisasi) telah

meningkatkan efisiensi dalam penanganan kargo. Kegiatan ini mengurangi

kebutuhan tenaga kerja sehingga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya penggunaan kontainerisasi, besarnya

ukuran kapal pengangkut petikemas juga meningkat.

2. Infrastruktur yang memadai

Desakan infrastruktur yang memadai datang dari meningkatnya besarnya ukuran

kapal pengangkut petikemas. Hal-hal seperti besaran, lebar dan kedalaman saluran

utama menuju pelabuhan, harus dipastikan dapat mengakomodir peningkatan

besaran ukuran kapal pengangkut petikemas. Hal ini untuk memastikan keamanan

pelayaran dari dan menuju satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Pelabuhan harus

memastikan bahwa pada kondisi cuaca buruk, pelabuhan memiliki infrastruktur fisik

pelindung sehingga keamanan pelayaran dapat dipastikan. Selanjutnya, desakan

infrastruktur yang memadai di darat datang dari ketersediaan dan penataan yang

baik atas sistem jalan, jalur kereta api dan sarana transportasi. Hal ini untuk

memastikan keamanan transportasi dari dan menuju pelabuhan serta efisiensi

pelayanan.

Page 6: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

5 | P a g e

3. Peningkatan keamanan pelabuhan

Rawannya suatu pelabuhan terhadap aksi terorisme menjadikan daya saing suatu

negara berkurang. Hal ini disebabkan oleh posisi pelabuhan yang merupakan pintu

masuk dari suatu negara.

4. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi termasuk diantaranya otomatisasi operasional terminal

pelabuhan merupakan salah satu faktor persaingan. Kegiatan bongkar muat

petikemas dengan menggunakan bantuan komputer meningkatkan efisiensi bongkar

muat dan meningkatkan efisiensi biaya.

Dengan demikian, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup

pesat, ADP melihat adanya peluang untuk menjadi mitra kerja PT Pelabuhan Tanjung

Priok (PTP) sesuai dengan kebijakan Pemerintah.

2.4. Lokasi

ADP berlokasi di Jl Panaitan Lapangan 104X Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta utara.

Provinsi DKI Jakarta. Peta lokasi perusahaan disajikan dalam Gambar 1

Gambar 1 Pencitraan 3D lokasi PT PBM Adipurusa (ADP) tahun 2017 dari google maps

Page 7: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

6 | P a g e

2.5. Lingkup Operasional

ADP dalam menjalankan kegiatan operasionalnya yang berada di dalam PT

Pelabuhan Tanjung Priok (PTP).

Adapun potensi penurunan kualitas lingkungan akibat kegiatan operasional ADP

antara lain perubahan kualitas udara, timbulnya limbah domestik cair dan padat,

ceceran oli/solar saat proses perawatan alat, timbulnya limbah B3, bahaya

kebakaran serta bahaya lainnya akibat penyimpanan petikemas bahan berbahaya,

serta kepadatan lalu lintas.

2.6. Deskripsi Kegiatan Operasional Perusahaan, Termasuk Tampilan Layout dan

Komponen Perusahaan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ADP menyediakan jasa pelayanan bongkar

muat peti kemas dari dan ke kapal serta jasa penerimaan dan penyerahan peti kemas

dari dan ke pemilik barang.

Dalam menjalankan proses bongkar muat ADP menyediakan infrastruktur alat

bongkar muat pelabuhan seperti Quay Container Crane (QCC), Rubber Tire Gantry

Crane (RTGC), serta alat pendukung lainnya untuk menjamin standar pelayanan dapat

dilaksanakan dengan baik.

Secara ringkas ilustrasi kegiatan bongkar muat peti kemas adalah sebagai berikut:

Page 8: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

7 | P a g e

1. Kegiatan penyandaran kapal (Vessel berthing).

Proses penyandaran kapal di dermaga ditangani langsung oleh pihak pelayaran.

Kegiatan ini melibatkan pihak Otoritas Pelabuhan, jasa kapal pandu, dan pihak

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pengelola dermaga.

2. Kegiatan Bongkar Peti Kemas (Discharging)

Kegiatan bongkar peti kemas adalah kegiatan menurunkan peti kemas dari

kapal ke atas truk di dermaga untuk selanjutnya dibawa ke lapangan

penumpukan. Di lapangan penumpukan, peti kemas diturunkan dari truk dan

ditempatkan bersusun di lapangan.

3. Kegiatan Pengeluaran Peti Kemas (Delivery)

Proses pengeluaran peti kemas dimulai dengan pengurusan dokumen

pengeluaran peti kemas yang dikenal dengan istilah SP2 (Surat Penyerahan Peti

Kemas). Pelanggan mengurus SP2 di loket PTP. Saat mengurus SP2, pelanggan

membayar biaya penumpukan (penyimpanan) sesuai dengan lamanya peti

kemas disimpan di lapangan. Selanjutnya dokumen SP2 dibawa ke ADP sebagai

dasar pengambilan barang (peti kemas).

4. Kegiatan Penerimaan Petikemas (Receiving)

Proses penerimaan petikemas diawali dengan pengurusan dokumen

penerimaan petikemas yang dikenal dengan istilah RC (Receiving Card). Saat

mengurus RC, pelanggan membayar biaya penumpukan (penyimpanan) sesuai

dengan lamanya peti kemas dititipkan di lapangan sebelum diangkut oleh kapal.

Maksimum lama penitipan adalah 5 hari, jika melebihi dari waktu yang

ditetapkan akan dikenakan biaya tambahan. Selanjutnya dokumen RC dibawa

ke ADP sebagai dasar untuk masuk ke lapangan ADP.

Page 9: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

8 | P a g e

Peti kemas isi yang akan dimuat ke kapal masuk ke lapangan dengan melalui

jembatan timbang. Informasi tentang kapal pengangkut, pelabuhan tujuan, dan

berat peti kemas akan menentukan di mana lokasi peti kemas akan ditumpuk.

5. Kegiatan Muat Peti Kemas (Loading)

Kegiatan muat peti kemas adalah kegiatan memindahkan peti kemas dari

lapangan penumpukan ke atas kapal. Peti kemas dari lapangan diangkut dengan

truk, dibawa ke dermaga. Selanjutnya dengan menggunakan kran dermaga, peti

kemas diangkat dan ditempatkan di atas kapal.

ADP memiliki lahan seluas 7 Ha yang terdiri dari : + 6 Ha tempat penumpukan

petikemas dan dermaga + 450 meter yang dikelola bersama dengan PT Pelabuhan

Tanjunng Priok.

Layout peta ADP terlampir.

Gambar 2 Layout PT. PBM Adipurusa tahun 2017

U

Page 10: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

9 | P a g e

3. Deskripsi Lingkungan

Lingkungan adalah kesatuan dari sebuat tempat yang di dalamnya ada benda, sumber daya,

dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

hidup dan kesejahteraan manusia, dan mahluk hidup lainnya.

3.1. Faktor fisika dan kimia Lingkungan

Faktor Fisika Lingkungan Kerja

Faktor fisika adalah segala sesuatu yang berada disekitar pekerja yang mempengaruhi

pekerja dalam melakukan pekerjaannya, adapun jenis-jenis faktor fisika adalah :

1. Kebisingan

2. Tekanan Panas / Iklim Kerja (Heat Stress)

3. Pencahayaan

4. Getaran

5. Kebauan

6. Radiasi

Kebisingan

Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu

kesehatan dan kenyamanan bekerja dan dinyatakan dalam satuan decibel, kebisingan

terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Kebisingan stabil

2. Kebisingan berselang

3. Kebisingan seketika

Kebisingan di lingkungan kerja pelabuhan bisa dari berbagai macam sumber, dari mesin

genset, mesin kendaraan, pekerjaan di workshop, dan lain-lain.

Berdasarkan data dari pelaporan UKL UPL PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang dilakukan

pada semester II tahun 2016 dilakukan pengambilan sampel pada tanggal 14-19

Page 11: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

10 | P a g e

Desember 2016 oleh PT. Karya Buana Lestari dengan titik pengukuran Terminal

Penumpang S: 06⁰ 06’21,3” E: 106⁰ 52’15,2” :

Tabel 1 Hasil Pengukuran kebisingan di terminal penumpang (sebelah ADP) tahun 2016

Titik Sampel Waktu Pengukuran Hasil Satuan Baku Mutu Lingkungan

Terminal Penumpang

06:00-09:00 58 dB(A) A. Peruntukan Kawasan Khusus : Pelabuhan : 70 dB(A)

09:00-11:00 59

14:00-1700 61

17:00-22:00 59

22:00-00:00 60

00:00-03:00 59

03:00-06:00 45

Ls (Leq waktu siang) 59

Lm (Leq waktu malam) 57

Ls-m (Leq siang malam) 60 Sumber : Laporan UKL UPL semester II tahun 2016

Tekanan Panas/Iklim Kerja (Heat Stress)

Tekanan panas adalah kondisi dimana tubuh anda tidak dapat mengatur suhu tubuh

dan mendinginkan sendiri secara sempurna. Faktor penyebab adalah suhu lingkungan

yang tinggi, pergerakan udara yang terbatas, kerja fisik yang berat dan terpajan

langsung dengan mesin/ matahari. Selain itu faktor internal seperti konsumsi obat,

kondisi fisik, umur, dan berat badan juga mempengaruhi.

Pencahayaan

Pencahayaan adalah salah satu faktor fisika yang dapat mempengaruhi pekerja dalam

melakukan pekerjaannya dan dapat membahayakan pekerja jika bekerja di tempat

yang pencahayaannya kurang dari segi kesehatan ataupun keselamatan kerja.

Getaran

Getaran adalah suatu faktor fisika yang bekerja pada manusia dengan penjalaran

(Transmission) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan

(osilattor). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada ditempat kerja dan

berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :

Page 12: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

11 | P a g e

Mesin-mesin diesel, mesin produksi

Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll

Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer (

pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu

gunung, karang dll )

Kebauan

Bau adalah suatu rangsangan zat yang diterima oleh indra menciuman dan kebauan

adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang dapat

mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang pancarkan dalam bentuk partikel atau

gelombang yang dapat mempengaruhi/menurunkan kesehatan para pekerja yang

bekerja di area tersebut.

Faktor Kimia di Lingkungan Kerja

Segala sesuatu zat kimia dalam bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol, dan

uap yang dapat membahayakan keselamatan ataupun kesehatan para pekerja yang

bekerja. Faktor kimia memiliki pentensi bahaya yang dapat masuk kedalam tubuh

pekerja dengan cara : Inhalation (melalui pernafasan), Ingestion (melalui mulut ke

saluran pencernaan), dan Skin contact (melalui kontak dengan kulit).

Terjadinya pengaruh potensi bahaya kimia terhadap tubuh tenaga kerja tergantung dari

jenis bahan kimia atau kontaminan.

Iklim

Keadaan iklim yang dikaji adalah berdasarkan data yang bersumber dari stasiun badan

meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) terdekat yaitu stasiun BMKG maritim

Page 13: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

12 | P a g e

Tanjung Priok selama periode 2001-2010. Parameter-parameter iklim yang diamati

meliputi curah hujan, temperatur udara, penyinaran matahari, arah dan kecepatan

arah angin.

Curah Hujan

Curah hujan rata-rata di wilayah Tanjung Priok pada tahun 2001 hingga tahun 2010

berkisar antara 179-433 mm, sedangkan curah rata-rata terendah terjadi pada bulan

agustus dengan jumlah curah hujan 179 mm. Berikut

Tabel 2 curah Hujan Jakarta tahun 2001-2010

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2001 352 538 504 596 523 138 243 403 342 425 355 310

2002 391 109 230 404 457 51 24 34 136 231 422 357

2003 524 423 741 456 581 399 222 252 189 573 181 135

2004 311 271 98 397 326 231 252 207 123 421 381 234

2005 297 286 98 276 491 227 327 208 377 191 480 79

2006 383 352 276 364 335 340 366 142 445 307 445 70

2007 629 475 414 578 247 345 312 128 118 298 416 785

2008 212 638 471 309 501 180 25 91 270 552 326 398

2009 404 327 432 640 374 169 209 166 392 277 401 432

2010 537 580 568 308 429 682 215 163 320 351 423 252

Rata-rata 404 400 383 433 426 276 220 179 271 363 383 305

Sumber : data sekunder : stasiun BMKG maritime Tanjung Priok 2011

Berdasarkan data-data di atas, maka dilakukan regensi linear terhadap curah hujan

sebagai berikut.

Page 14: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

13 | P a g e

Gambar 3 Curah Hujan Rata-rata bulanan

Dengan menggunakan persamaan y=6.030x – 11757 maka diperkirakan bahwa curah

hujan rata-rata untuk tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Prakiraan curah hujan rata-rata pada tahun 2014-2019

No Tahun Curah rata-rata perbulan (mm/bulan)

1 2014 387,42

2 2015 393,45

3 2016 399,48

4 2017 405,51

5 2018 411,54

6 2019 417,57

Sumber : data referensi dari Adendum AMDAL Kalibaru 2012

Temperatur Udara

Temperatur udara rata-rata menurut stasiun BMKG maritime Tanjung Priok periode

2001-2010 adalah 31,6 ⁰C dengan temperature udara rata-rata bulanan tertinggi jatuh

pada bulan September yaitu 32,46 ⁰C dan temperature udara rata-rata bulan terendah

yaitu 30,12 ⁰C yang terjadi pada bulan februari. Secara rinci data temperature udara

dari stasiun BMKG Tanjung Priok periode tahun 2001-2010 dapat dilihat dibawah ini :

Page 15: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

14 | P a g e

Tabel 4 temperatur udara DKI Jakarta Tahun 2001-2010

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tahunan

2001 30,1 30,6 32,1 31,8 32,5 32,4 32,2 32,2 32,1 32,4 31,8 31,5 31,8

2002 29,5 30,8 31,2 31,6 32,1 32,1 31,8 32,1 31,7 32,6 32,4 31,9 31,6

2003 30,1 30,6 30,5 31,8 32,4 32,4 31,9 32,7 32,3 32,1 31,1 30,3 31,5

2004 30,5 29 30,5 31,5 32,3 32,3 31,7 31,7 31,8 31,2 31,3 30,4 31,1

2005 29,1 29,9 31,5 31,3 31,7 31,7 31,4 31,4 32,2 32,4 32,1 31,7 31,4

2006 31,7 30,9 31,5 32 32,7 32,7 32,0 32,0 32,2 31,1 29,6 31,4 31,4

2007 29,8 29,3 31,7 32,2 31,4 31,4 32,0 32,0 32,9 31,6 31,7 30,5 31,3

2008 30 30,3 31,5 32,5 32,5 32,5 32,0 32,0 33 32,7 31,5 32 31,8

2009 31,1 30 31,6 32,4 32,4 32,4 32,4 32,4 33,3 31,8 31,7 32,1 32

2010 30,2 29,8 31,9 32,6 32,6 32,6 32,7 32,7 33,1 34 33,4 32,3 32,4

Rata-Rata 30,2 30,1 31,4 31,9 32,2 32,2 32,0 32,1 32,4 32,1 31,6 31,4 31,6

Keterangan : satuan dalam derajat celsius dan - = tidak ada data

Sumber : data sekunder stasiun BMKG Maritim Tanjung Priok, 2011

Gambar 4 Trend Temperatur 2001-2010

Berdasarkan data curah hujan dan temperature udara bulanan dapat ditentukan iklim

setempat sesuai dengan klasifikasi tipe iklim menurut koppen (Handoko,1995), yaitu

termasuk tipe iklim Af, yaitu tipe iklim hujan tropis dengan suhu terendah 18⁰C dan

curah hujan setiap bulan selalu lebih besar dari 60 mm.

Penyinaran Matahari

Penyinaran matahari merupakan keadaan sinar matahari yang sampai di permukaan

bumi pada saat siang hari dan dinyatakan dalam satuan persen. Data penyinaran

matahari yang dicatat menunjukkan bahwa penyinaran matahari di wilayah studi cukup

merata dari bulan ke bulan (tak ada perbedaan mencolok). Penyinaran matahari

Page 16: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

15 | P a g e

terkecil terjadi pada bulan Januari (28%) dan tertinggi pada bulan Agustus (73%),

penyinaran matahari rata - rata sebesar 52%. Data penyinaran matahari periode

2001- 2010 disajikan pada table dibawah ini :

Tabel 5 data penyinaran matahari DKI Jakarta tahun 2001-2010

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des Rata-rata

2001 42 47 60 52 52 72 82 89 82 66 35 55 61

2002 23 32 47 54 87 68 62 77 48 52 47 36 50

2003 42 43 55 42 61 50 57 78 69 52 48 40 53

2004 11 54 45 54 71 55 66 64 51 46 26 42 49

2005 18 32 64 52 69 68 85 94 76 73 54 31 60

2006 42 52 41 61 56 5 72 71 72 50 37 39 55

2007 36 61 52 17 36 - 69 75 72 48 51 - 52

2008 16 38 41 66 5 45 65 54 81 - - - 35

2009 25 16 41 21 61 - - - - - - - -

2010 26 24 47 52 - 45 65 54 81 78 60 26 51

Rata-rata 28 40 49 50 54 59 69 73 70 58 45 39 52

Keterangan : - = tidak ada data

Sumber : Data Sekunder Stasiun BMKG Maritim Tanjung Priok, 2011.

Gambar 5 Tren Penyinaran matahari DKI Jakarta Tahun 2010

Udara Ambien

Udara ambien atau biasa disebut kualitas udara berdasarkan PerGub DKI Jakarta No.

551 tahun 2001 tentang penetapan baku mutu udara ambien dan baku tingkat

kebisingan di provinsi DKI Jakarta adalah :

Page 17: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

16 | P a g e

Tabel 6 Baku Mutu Lingkungan dari PerGub DKI Jakaarta No 551 Tahun 2001

No. Parameter Waktu

Pengukuran

Baku Mutu

1. Sulfur Diosida (SO2) 1 jam

24 jam

1 jam

900 ug/Nm3(0,34 ppm)

260 ug/Nm3 (0,1 ppm)

60 ug/Nm3(0,02 ppm)

2. Karbon Monoksida(CO) 1 jam

24 jam

26.000 ug/Nm3 (23 ppm)

9.000 ug/Nm3 (8 ppm)

3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam

24 jam

1 jam

400 ug/Nm3 (0,2 ppm)

92,5 ug/Nm3 (0,05 ppm)

60 ug/Nm3(0,03 ppm)

4. Oksidan (NO3) 1 jam

1 jam

200 ug/Nm3 (0,05 ppm)

30 ug/Nm3 (0,015 ppm)

5. Hidrokarbon (HC) 3 jam 160 ug/Nm3 (0,24 pm)

6. Partikel <10 um (PM 10) 24 jam 150 ug/Nm3

7. Partikel <2,5 um(PM 2,5) 24 jam

1 jam

65 ug/Nm3

15 ug/Nm3

8. Debu (TSP) 24 jam

1 tahun

230 ug/Nm3

90 ug/Nm3

9. Timah Hitam (Pb) 24 jam

1 tahun

2 ug/Nm3

1 ug/Nm3

Sumber : Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 551 tahun 2001

Berdasarkan data dari pelaporan UKL UPL PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang dilakukan

pada semester II tahun 2016 dilakukan pengambilan sampel pada tanggal 14-19

Desember 2016 oleh PT. Karya Buana Lestari dengan titik pengukuran Terminal

Penumpang S: 06⁰ 06’21,3” E: 106⁰ 52’15,2” :

Tabel 7 Hasil pengukuran Air Ambient semester II tahun 2016

Parameter

Hasil

I II III IV V VI VII

06:00-09:00 09:00-12:00 14:00-17:00 17:00-22:00 22:00-00:00 00:00-03:00 03:00-06:00

Temperatur 32,3 ⁰C 34,1 ⁰C 33,3 ⁰C 30,4 ⁰C 29,2 ⁰C 28,6 ⁰C 27,3 ⁰C

Kelembaban 48% RH 45% RH 46% RH 64% RH 74% RH 78% RH 85% RH

Arah Angin Timur Selatan Barat Barat Timur Timur Utara

Cuaca Cerah Cerah Cerah Berawan Berawan Berawan Berawan

Parameter Waktu

Pengukuran Baku Mutu Satuan Hasil Methode

Karbon Monoksida(CO) 1 Jam 26.000 µg/Nm3 1.466 SNI 7119.10:2011

Page 18: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

17 | P a g e

Hidrogen Sulfida (H2S) 1 Jam - µg/Nm3 0,7 SNI 19-4844-1998

Amoniak (NH3) 1 Jam - µg/Nm3 0,1 SNI 19-7119.1-2005

Hidro Karbon (HC) 3 Jam 160 µg/Nm3 26 Gas Chromatography

Sulfur Dioksida (SO2) 1 Jam 900 µg/Nm3 69 SNI 19-7119.7-2005

Nitrogen Dioksida (NO2) 1 Jam 400 µg/Nm3 76 SNI 19-7119.2-2005

Oksidan (O3) 1 Jam 200 µg/Nm3 51 SNI 19-7119.8-2005

Debu (TSP) 24 Jam 230 µg/Nm3 95 SNI 19-7119.3-2005

Timah Hitam (Pb) 24 Jam 2 µg/Nm3 0,01 SNI 19-7119.4-2005

Sumber : Laporan UKL UPL PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) semester II tahun 2016

3.2. Sumberdaya ekologi

Flora

Hasil survey flora di sekitar kegiatan lokasi jalan akses mempunyai keragaman yang

rendah. Hal ini dapat di lihat dari hasil inventarisir keberadaan jenis dan tipe vegetasi.

Untuk jenis flora alami yang ada lebih mendominasi oleh tanaman peneduh (antara

lain tanjung, waru laut, ketapang dan glodokan). Hal ini disebabkan oleh iklim dan

kondisi dearah Tanjung Priok yang merupakan lokasi pantai mendukung

perkembangan jenis-jenis flora tersebut. Beberapa vegetasi ditemukan di sekitar lokasi

jalan akses antara lain:

Tabel 8 Jenis-jenis flora yang ditemukan di sekitar ADP

No Nama Lokal Nama Latin

1 Tanjung Mimusops elengi

2 Waru laut Hibiscustiliaceus

3 Ketapang Terminaliacattapa

4 Glogogan Polyalthialongifolia Sumber : data referensi dari Adendum AMDAL Kalibaru 2012

Justifikasi keragaman yang rendah, disebabkan dari hasil survey tanaman ada di

pelabuhan Tanjung Priok merupakan tanaman yang sengaja ditanam untuk

kepentingan estetika dan ekologi, sehingga sebagaimana layaknya tumbuhan sengaja

ditanam, maka memiliki keragaman yang rendah.

Page 19: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

18 | P a g e

Fauna

Keberadaan jenis fauna maupun kelimpahannya di tapak kegiatan dan sekitarnya

tergolong rendah. Jenis aves yang ada ialah belibis dan kuntul. Selain itu, juga

ditemukan reptil, seperti cicak dan kadal. Mamalia yang banyak ditemui adalah anjing

(Canis spp), tikus dan kucing (felis spp).

Biota Perairan

Kondisi Pelabuhan Tanjung Priok saat ini telah terbangun dan optimal untuk pelabuhan

internasional dan berdasarkan survey sudah tidak ada lagi ekosistem pesisir dan laut.

Berikut adalah kajian biota perairan di lokasi kegiatan:

a) Plankton

Berdasarkan identifikasi plankton diperoleh informasi bahwa fitoplankton di

perairan Pelabuhan Tanjung Priok memiliki keanekaragaman yang sedang. Hal

tersebut disebabkan banyaknya nutrient yang masuk ke perairan dari daratan (run

off), terutama dari muara-muara sungai yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.

Indeks dominansi yang rendah dari fitoplankton menunjukkan bahwa di kelompok

tersebut tidak ada yang mendominasi. Sebaliknya untuk kelompok zooplankton

memiliki indeks dominansi yang tinggi, yang artinya terdapat persaingan antara

masing-masing zooplankton dalam rantai makanan. Bahkan masing-masing

zooplankton yang sifatnya karnivora juga dapat memangsa sesama zooplankton

lainnnya. Hal tersebut dapat membuat kelimpahan bagi fitoplankton menjadi tinggi

b) Benthos

Umumnya benthos sangat peka terhadap perubahan linkungan perairan yang

ditempatinya, sehingga banyak dipakai untuk berbagai macam penelitian. Dan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi IPB Pada

tahun 2004 tentang komunitas makrozoobenthos yang dilakukan di sekitar Tanjung

Priok ditemukan terdiri dari 5 kelas, 43 famili, dan 63 genera. Adapun komposisi

Page 20: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

19 | P a g e

jenis-jenis makrozoobenthos yang ditermukan terdiri dari Bivalva, Gastropoda,

Scaphopoda, Malacrostaca, dan Ploychaeta.

3.3. Perkembangan Ekonomi

Fasilitas ekonomi

Pelabuhan Tanjung Priok adalah salah satu asset vital negara dimana roda ekonomi

negara salah satunya dimulai dari sini, didalam pelabuhan sendiri ada 34 tempat

penjamah makanan berdasarkan data dari Kantor Kesehatan pelabuhan, dan 2 mini

market yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Tabel 9 Fasilitas Perekonomian disekitar kel Tanjung Priok

No Sarana Ekonomi Jumlah

1 Pasar 20

2 Tempat Penjamah Makanan (TPM dalam) 34

3 PBM (anggota APBMI) 82

4 PBM (terseleksi TO2) 16

Sumber : KKP, APBMI dan PT. Pelabuhan Tanjung Priok

Fasilitas Infrastruktur

Sarana air bersih di pelabuhan Tanjung Priok difasilitasi oleh PT. Metito Indonesia.

Untuk listrik disuport dari pembangkit listrik PT. Indonesian Power. Dan untuk fasilitas

pengolahan limbah domestic cair menggunakan Bio septi tank sebelum sisa airnya

dibuang ke saluran drainase, serta untuk limbah domestic padat dikelola oleh AKA yang

merupakan mitra pelindo yang terdaftar di sudin Jakarta utara yang dikelola ke bantar

gebang.

Tranportasi

Lokasi ADP beralamat di jalan Padamarang lapangan 104 pelabuhan Tanjung Priok yang

terhubung dengan jalan tol Tanjung Priok dengan jarak 3,5 km. terminal bus dan

stasiun kereta Tanjung Priok terdekat dengan jarak 2,9 Km yang mempermudah akses

untuk karyawan perjalanan pergi dan pulang kerja.

Page 21: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

20 | P a g e

Pengembangan Agrikultural

Pelabuhan Tanjung Priok adalah kawasan ekonomi dan asset vital negara yang seluruh

lahannya digunakan untuk bangunan, pekarangan perkantoran, tempat menumpukan

kontainer dan dermaga untuk bersandarnya kapal. Tidak terdapat areal pertanian

seperti sawah, kebun, dan pengembalaan ataupun pertambakan.

Fasilitas pariwisata

Pelabuhan Tanjung Priok terdapat satu tempat tujuan pariwisata, yaitu pelabuhan

penumpang yang dapat menjadi tujuan para turis untuk berkunjung melanjutkan

perjalan dengan menggunakan moda transportasi laut dan disekitar pelabuhan ada

tempat pariwisata religi yaitu makam mbah priok.

3.4. Sosial dan Budaya

Populasi and komunitas

Total penduduk kelurahan Tanjung Priok pada tahun 2016 adalah 42.058 orang dengan

komposisi pria 21.317 orang dan wanita 20.741 orang dengan sex ration 91,14. Dengan

luas kecamatan 5,54 km2 maka kepadatan 7.591 orang per Km2.

Gambar 4 statistic komposisi pria dan wanita di kelurahan Tanjung Priok tahun 2016

Pria51%

Wanita49%

Komposisi Pria dan Wanita di Kelurahan Tanjung Priok

Page 22: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

21 | P a g e

Fasilitas kesehatan

Sarana kesehatan yang tersedia di ADP disediakan ruang P3K yang dapat digunakan

untuk tempat beristirahat atau memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan jika

terjadi. Disekitar pelabuhan ada banyak klinik atau rumah sakit terdekat dan rumah

sakit terdekat berjarak 1,9 Km dari lokasi kerja ADP.

Tabel 10 Fasilitas kesehatan di sekitar ADP No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Puskesmas pembantu 0

3 Poliklinik 6

4 Rumah Sakit (RSIA) 7 Sumber : Data BPS Jakarta Utara 2016

Fasilitas Pendidikaan

Sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan Tanjung Priok adalah Paud / Taman

kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. Para peserta didik di

kelurahan Tanjung Priok biasa ke kelurahan lain yang masih berada di kawasan

Kecamatan Tanjung Priok.

Tabel 11 Fasilitas pendidikan di sekitar pelabuhan Tanjung Priok

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-Kanak / Paud 2

2 Sekolah Dasar 7

3 Sekolah Menengah Pertama 4

4 Sekolah Menegah Atas 0

5 Perguruan Tinggi 0 Sumber : Data BPS Jakarta Utara 2016

Warisan Budaya

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan peninggalan sejarah dari pemerintahan belanda

tetapi tidak ditetapkan menjadi warisan dunia dari UNESCO, dan di sekitar pelabuhan

Tanjung Priok terdapat cagar budaya yang sampai saat ini masih berdiri yaitu makam

Mbah Priok, di sana terdapat komunitas atau jamah yang sering mengadakan istighajah

dan berziarah ke makam tersebut. Mbah Priok adalah istilah yang digunakan oleh

masyarakat betawi yang digunakan untuk al-marhum habib husein bin Muhammad al-

Page 23: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

22 | P a g e

haddad. Beliau adalah seorang penyebar agama islam yang wafat pada sekitar tahun

1756 M.

Keberadaan makam Mbah Priok tidak mempengaruhi langsung aktifitas di bongkar

muat di adipurusa, tapi bila ada acara keagaman bisa menambahkan kepadatan lalu

lintas di sekitar priok.

Pranata Sosial Kelembagaan

Di pelabuhan Tanjung Priok berlaku rezim maritime yang dipimpin oleh Otoritas

Pelabuhan di sisi darat dan di sisi laut oleh Syahbandar. Hasil pengamatan menunjukan

bahwa tidak semua stakeholder di perlabuhan mematuhi aturan khususnya untuk

ekspedisi muatan kapal laut (EMKL), sehingga tingkat kecelakaan lalu lintas di dalam

pelabuhan Tanjung Priok sangat banyak terjadi kecelakaan.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran keselamatan, kesehatan kerja dan

Lingkungan masyarakat priok yang diinisiasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

bersama dengan Otoritas Pelabuhan dan Syabandar membentuk komite K2L bersama

stakeholder lainnya baik dari PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) ataupun pihak swasta

yang perduli terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

pelabuhan Tanjung Priok.

Adat Istiadat dan Pola Hubungan Masyarakat

Di daerah pelabuhan tidak dijumpai adat istiadat yang bersifat istimewa dalam artian

adat istiadat tersebut dapat menarik perhatian masyarakat dari luar daerah. Tradisi

yang dilakukan oleh masyarakat antara lain :

a) Kebiasaan yang berkaitan dengan musibah (Kematian, dan Orang Sakit)

b) Berkaitan dengan kelahiran anak

c) Peringatan hari besar keagamaan

Page 24: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

23 | P a g e

Berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan pelabuhan hubungan masyarakat

pelabuhan tidak memiliki hubungan masyarakat yang istimewa dalam arti unik dan

berbeda dengan masyarakat di Indonesia pada umumnya, budaya gotong royong masih

terasa di lingkungan pelabuhan. Konflik sosial yang terjadi di masyarakat sekitar, baik

secara perorangan ataupun kelompok untuk saat ini sudah berkurang, dalam artian

tiada ada konflik khusus antar perorangan atau kelompok yang perlu penanganan

secara khusus dari pihak berwajib atau pemerintah.

Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek

Bagi masyarakat priok khususnya yang berada di lingkungan pelabuhan umumnya

sudah mengenal tentang ADP yang bergerak pada bidang jasa bongkar muat petikemas,

karena ADP telah lama ada di pelabuhan Tanjung Priok dan merupakan PBM terseleksi

oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP).

Persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan operasional ADP sangatlah baik dan

perubahan yang telah dilakukan memberikan efek yang positif bagi Perusahaan dsan

lingkungan sekitar karena ADP dikenal memiliki lingkungan yang bersih, tertata dan no

tiping.

Hal ini dapat dilihat dari penghargaan yang diberikan Pemerintah berupa piagam

penghargaan atas juara 3 Tempat Penjamah Makanan (TPM) sehat Tanjung Priok serta

partisipasi ADP dalam menyukseskan program-program pelabuhan sehat yang diadakan

tahun 2016 oleh Kementrian Kesehatan yang di inisiasi oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP).

Page 25: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

24 | P a g e

4. PENYARINGAN POTENSIAL DAMPAK LINGKUNGAN DAN TINDAKAN MITIGASI

Identifikasi dampak lingkungan dari aktifitas bongkar muat petikemas disaring dari

dokumen identifikasi dampak yang relevan dengan aktifitas bongkar muat petikemas yang

ada di PBM adipurusa. Hasil identifikasi dampak dan arahan mitigasi yang disajikan dalam

table dibawah ini.

Tabel 12 Identifikasi dampak lingkungan dan tindakan mitigasi

No Aktifitas Dampak Mitigasi

A Operasional Bongkar Muat

1 Lalu Lintas Kepadatan dan/atau kecelakaan Lalu Lintas

- Memasang rambu-rambu lalu lintas yang mudah dibaca pengguna jalan.

- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas.

- Berkordinasi dengan PFSO Pelindo TO II untuk membantu pengaturan lalu lintas.

Perubahan kualitas udara dan emisi

- Pemeriksaan & perawatan berkala mobil internal bongkar muat

- Pengunaan masker untuk tally - Pemeriksaan Kesehatan berkala

2 Penggunaan Alat Bongar Muat

Kepadatan dan kecelakaan alat

- Pelatihan dan SIO untuk alat angkat angkut

- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk membantu tally.

- Safety induksi untuk seluruh pekerja agar tidak berada dibawah muatan/sprider.

- SOP bongkar muat. - SOP Penanganan Tumpahan. - SOP Investigasi kecelakaan. - SOP Keadaan darurat. - SOP Penanganan Klaim.

Perubahan kualitas udara

- Pengunaan masker untuk tally - Pemeriksaan Kesehatan berkala - Menyediakan tempat minum

untuk pekerja lapangan.

Page 26: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

25 | P a g e

No Aktifitas Dampak Mitigasi

3 Operasional lapangan, Gate in dan out

Peningkatan jumlah limbah domestik padat dan cair

- Menyediakan tempat sampah yang cukup.

- Induksi keselamatan untuk seluruh pekerja agar tidak buang sampah sembarangan dan mejaga kebersihan

- Monitor toilet di lapangan dan disedot secara berkala

4 Proses penerimaan BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari truck tanki ke alat / truck / tanki timbun

- SOP Loading unloading BBM - Penempatan secondary

containment saat loading un loading

- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji

Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.

- Sediakan APAR di sekitar truk tanki dan tanki timbun pada saat loading un loading

5 Proses distribusi BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari truck tanki ke alat / head truck

- SOP Loading un loading BBM - Penempatan secondary

containment saat loading un loading

- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji

Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.

- Sediakan APAR di truk tanki BBM

6 Proses Penimbunan BBM Ceceran minyak dari proses transfer minyak dari tanki timbun ke head truck / truck BBM

- SOP Loading un loading BBM - Penempatan secondary

containment saat loading un loading

- Penyedian Spillage kit/Sebuk Gergaji

Kebakaran - Memasang rambu-rambu dilarang merokok.

- Sediakan APAR di truk tanki BBM

Page 27: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

26 | P a g e

B Operasional Office (Non Bongkar Muat)

1 Operasional Office Peningkatan Jumlah limbah domestik padat dan cair

- Menyediakan tempat sampah yang cukup.

- Safety induksi untuk seluruh

No Aktifitas Dampak Mitigasi

pekerja agar tidak buang sampah sembarangan dan mejaga kebersihan.

- Membersihkan toilet secara berkala.

- Limbah domestic cair di olah menggunakan Biosepitank.

- Monitor toilet dilapangan dan disedot secara berkala

2 Perawatan Office Limbah B3 - SOP Penanganan limbah B3. - Penyediaan tempat sampah B3

Page 28: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

27 | P a g e

5. PERSYARATAN KELEMBAGAAN DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Berdasarkan identifikasi dampak dan arahan mitigasi diatas, selanjutnya dirumuskan

pemantauan lingkungan untuk mengukur efektifitas pengelolaan lingkungan diatas. Arahan

pemantauan meliputi usulan metode, lokasi, waktu & frekuensi, pelaksana, dan estimasi

biaya pemantauan. Arahan ini dapat disesuaikan dengan kondisi proyek terkini. Arahan

pemantauan lingkungan disajikan dalam table dibawah ini.

Table 13 Pengukuran dan rencana pemantauan lingkungan No Aktifitas Dampak Metode Lokasi Waktu &

Frekuensi Pelaksana

A

1 Lalu Lintas Kepadatan Lalu lintas

Pengumpulan data: - Verifikasi arah alur lalu

lintas dan rekayasa lalu lintas di dalam dan luar area. Dan penempatan petugas bantu pengaturan lalu lintas, serta kordinasi dengan PFSO sekitar area.

- Verifikasi data pemeliharaan truck internal, Alat angkat dan manifest limbah B3. Serta pengukuran emisi gas buang head truck.

lapangan 103-105 ADP

1 kali atau Jika ada perubahan Layout

ADP

Perubahan kualitas udara

2

Penggunaan alat bongkar

muat

Kepadatan dan kecelakaan alat

Pengumpulan data: - Verifikasi data lisensi K3

operator, pelatihan K3 untuk Tally dan Karyawan baru, data SOP Bongkar muat, SOP Penanganan Tumpahan, SOP Investigasi Kecelakaan, SOP keadaan darurat, dan SOP Penanganan Klaim

- Verifikasi data pemeliharaan truck internal, penggunaan APD, monitoring data medical checkup serta pengukuran emisi gas buang head truck.

Kantor ADP dan Parvi

1 Kali per 5 tahun untuk Lisensi K3 Operator 1 Kali Pertahun

ADP

Page 29: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

28 | P a g e

No Aktifitas Dampak Metode Lokasi Waktu & Frekuensi

Pelaksana

3 Operasional Lapangan Gate in dan Out

Peningkatan jumlah limbah domestic padat dan cair

Pengumpulan data: - Verifikasi layout

kebutuhan tempat sampah, materi safety induksi, dan monitoring setiap bulan toilet dilapangan

ADP 1 kali perbulan ADP

4 Proses penerimaan, distribusi dan penimbunan BBM

Ceceran minyak dari proses transfer dari truck tanki ke alat/truck tanki internal/ tanki timbun

Pengumpulan data: - Verifikasi SOP loading un

loading BBM, secondary containment, dan peralatan spillage kit.

- Verifikasi rambu-rambu

larangan merokok dan bahaya kebakaran, APAR di Mobil Tanki saat loading un loading.

ADP 1 kali per 3 bulan

ADP

Kebakaran

B Operasional Office

1 Operasional Office

Peningkatan limbah domestic padat dan cair

Pengumpulan data: Verifikasi jumlah tempat sampah dan layoutnya, piket berkala OB, monitoring biosepitank

ADP 1 kali per bulan ADP

2 Perawatan Office

Limbah B3 Perngumpulan data: Verifikasi MSDS dan jumlah pemakaian cat

ADP 1 kali per tahun ADP

Page 30: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

29 | P a g e

6. KONSULTASI PUBLIK DAN KETERBUKAAN INFORMASI

Sebagai bagian dari proses keterbukaan informasi, IIF akan mengunggah dokumen ini ke

dalam websitenya, agar masyarakat terdampak, stakeholder & masyarakat umum dapat

memberikan masukan terhadap kegiatan ADP.

Tabel 14 Jenis-jenis laporan lingkungan

No Laporan Isi Laporan Instansi

1 Initial environmental

examination report

Menjadi referensi buat PT

Pelabuhan Tanjung Priok (PTP)

untuk melakukan seleksi PBM,

dan laporan untuk Amdal / UKL

UPL, Serta memenuhi

persyaratan dari IIF

PT. Pelabuhan Tanjung

Priok (PTP) dan IIF

Page 31: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

30 | P a g e

7. TEMUAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan initial environmental examination dan penelaaahan dampak terhadap

komponen fisik, ekologi & sosial ekonomi, ADP dikategorikan ke dalam kategori B

(Berdasarkan IIF S&E Principle & Categorisation). Dampak tersebut antara lain perubahan

kualitas udara, kebisingan, ceceran miyak, limbah domestic dan B3 padat dan cair, dan

kepadatan lalu lintas. Seluruh dampak dapat dimitigasi dengan teknologi yang ada saat ini.

Dokumen ini akan dijadikan dasar dijadikan dasar environmental assessment untuk

membuat program monitoring lingkungan dan dibutuhkan kajian lanjutan.

Page 32: INITIAL ENVIRONMENTAL EXAMINATION (IEE) REPORT

31 | P a g e

8. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil screening, dokumen intial environmental examination ini mengkonfirmasi

bahwa proyek ADP masuk sebagai kategori B.

Rencana pengelolaan lingkungan dan arahan pemantauan lingkungan pada dokumen ini akan

menjadi panduan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan pemantauan efektivitas

pengelaolaan lingkungan di proyek ADP.