Ini Kabinet Jokowi Versi JK   _ -Nasional- _ Tempo

2
8/23/2014 Ini Kabinet Jokowi Versi JK | -nasional- | Tempo.co http://www.tempo.co/read/news/2014/08/22/078601477/Ini-Kabinet-Jokowi-Versi-JK 1/2 Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno rekapitulasi hasil perhitungan suara di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Selasa 22 Juli 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto Berita Terkait Head Hunter Menteri Jokowi Setor Seratus Nama Jokowi dan JK Mulai Silang Pendapat Soal Kabinet JK Dukung Kader Muda Pimpin Golkar Ditolak dalam Tim Transisi, Hendropriyono Santai JK Prediksi Prabowo-Hatta Kalah di MK Grafis Terkait Tapak Daeng di Kursi RI-2 Foto Terkait Besar Kecil Normal TEMPO.CO, Jakarta - Wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla, menyatakan susunan kabinet mendatang tak akan banyak berubah dibandingkan dengan yang sekarang ada. Menurut Kalla, perubahan yang terlalu banyak pada susunan kabinet Joko Widodo malah akan memakan waku berbulan-bulan untuk menyusun dan menyesuaikannya. Padahal, banyak pekerjaan besar yang harus segera dikerjakan oleh pemerintahan yang akan datang. (Baca: JK Tak Dilibatkan dalam Perampingan Kabinet?) "Menghabiskan waktu hanya untuk urusan organisasi. Di mana kantornya, siapa dirjennya, siapa direkturnya. Yang sekarang ini toh sudah berjalan," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis, 21 Agutus 2014. Menurut JK, ide merampingkan kabinet dianggap tak tepat. Ia menganggap perampingan itu sebenarnya tidak akan membuat negara menjadi hemat. Penyebabnya, toh, pegawai negeri sipil tak bisa dipecat jika seandainya pemerintah mempunyai rencana perampingan kabinet dan organisasi di bawahnya.

description

Jokowi

Transcript of Ini Kabinet Jokowi Versi JK   _ -Nasional- _ Tempo

Page 1: Ini Kabinet Jokowi Versi JK   _ -Nasional- _ Tempo

8/23/2014 Ini Kabinet Jokowi Versi JK | -nasional- | Tempo.co

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/22/078601477/Ini-Kabinet-Jokowi-Versi-JK 1/2

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno

rekapitulasi hasil perhitungan suara di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Selasa 22 Juli 2014.

TEMPO/Dhemas Reviyanto

Berita Terkait

Head Hunter Menteri JokowiSetor Seratus Nama

Jokowi dan JK Mulai SilangPendapat Soal Kabinet

JK Dukung Kader MudaPimpin Golkar

Ditolak dalam Tim Transisi,Hendropriyono Santai

JK Prediksi Prabowo-HattaKalah di MK

Grafis Terkait

Tapak Daeng di Kursi RI-2

Foto Terkait

Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla, menyatakan

susunan kabinet mendatang tak akan banyak berubah dibandingkan dengan

yang sekarang ada. Menurut Kalla, perubahan yang terlalu banyak pada

susunan kabinet Joko Widodo malah akan memakan waku berbulan-bulan

untuk menyusun dan menyesuaikannya. Padahal, banyak pekerjaan besar

yang harus segera dikerjakan oleh pemerintahan yang akan datang. (Baca: JK

Tak Dilibatkan dalam Perampingan Kabinet?)

"Menghabiskan waktu hanya untuk urusan organisasi. Di mana kantornya,

siapa dirjennya, siapa direkturnya. Yang sekarang ini toh sudah berjalan," kata

Jusuf Kalla kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis, 21 Agutus

2014.

Menurut JK, ide merampingkan kabinet dianggap tak tepat. Ia menganggap

perampingan itu sebenarnya tidak akan membuat negara menjadi hemat.

Penyebabnya, toh, pegawai negeri sipil tak bisa dipecat jika seandainya

pemerintah mempunyai rencana perampingan kabinet dan organisasi di

bawahnya.

Page 2: Ini Kabinet Jokowi Versi JK   _ -Nasional- _ Tempo

8/23/2014 Ini Kabinet Jokowi Versi JK | -nasional- | Tempo.co

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/22/078601477/Ini-Kabinet-Jokowi-Versi-JK 2/2

Matt Arkana Temui Jokowiuntuk Ucapkan Selamat

Video Terkait

Cover Tempo : Mengapa RiniSoemarno

Topik

#Kabinet Jokowi

#Jusuf Kalla | JK

Ide merampingkan kabinet itu, kata Kalla, sebenarnya mengacu pada

komposisi kabinet di negara-negara kecil seperti Malaysia dan Singapura,

yang jumlah penduduk dan luas wilayahnya lebih kecil dibanding Indonesia.

Negara-negara itu jumlah kementeriannya hanya sekitar 20-an. (Baca: Jokowi

Mungkin Bikin 27 Kementerian)

Namun, kabinet yang ramping dinilai tak cocok diterapkan di Indonesia karena

jumlah penduduk dan luas wilayahnya yang terlalu besar. "Ukuran 34 (menteri)

itu, bukan ukuran yang besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan

luasnya Indonesia," kata dia.

Kalla juga tak sependapat dengan wacana menggabungkan kembali

Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan seperti dulu. Kata

dia, ide penggabungan dua kementerian itu sebenarnya meniru Jepang.

(Baca: Jokowi Pertimbangkan Kabinet Ramping)

Menurut dia, Jepang menggabung dua kementerian itu karena memang

negara itu mayoritas pendapatan negaranya dihasilkan dari sektor industri.

Sebaliknya, Kalla menjelaskan, pendapatan Indonesia dari sektor industri

dinilai masih kecil. Pendapatan negara paling besar masih dihasilkan dari

sektor perdagangan mineral.

"Jepang itu 90 persen ekspor hasil industri. Jadi, wajar kalau industri dan perdagangan digabungkan. Tapi,

industri Indonesia yang diekspor hanya 25 persen. Yang besar justru perdagangan mineral dan pertanian,"

kata dia. (Baca: Jokowi Mungkin AKan Hapus Posisi Wakil Menteri)

Oleh karena itu, saat menjadi wakil presiden di kabinet yang dipimpin SBY pada 2004-2009, Kalla

memisahkan dua kementerian itu. Tujuannya agar sektor industri menjadi perhatian.

Lagipula, menggabungkan antara industri dengan perdagangan dinilai semakin susah untuk dikelola. "Jika

kementerian semakin besar, makin susah diatur. Saya pernah menjadi Menteri Perindustrian dan

Perdagangan. Saya punya tujuh ribu anak buah. Bagaimana saya memimpin?" tanya Kalla.

AMIR TEJO