Infrastruktur 2011 Fokuskan Tiga Sektor fileuangan dan RAPBN 2011 di-jelaskan alokasi subsidi pupuk...

1
14 | Ekonomi Nasional KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Infrastruktur 2011 Fokuskan Tiga Sektor Christina Natalia K EMENTERIAN Pekerjaan Umum (PU) memprioritas- kan peningkatan pembangunan infrastruktur 2011 pada tiga sektor, yaitu program penyelenggaraan ja- lan, program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, serta pengelolaan sumber daya air (SDA). Menurut Menteri PU Djoko Kirmanto, peningkatan pemba- ngunan infrastruktur pada tiga sektor itu dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah anggaran kementerian 2011 se- besar 36,4%, yaitu dari Rp35,9 triliun pada APBN 2010 men- jadi Rp56,5 triliun pada RAPBN 2011. “Anggaran ke depan yang be- sar tidak saya izinkan untuk be- lanja kerja, (anggaran) itu hanya untuk (pembangunan) jalan, irigasi, bendungan, waduk, dan air minum,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Hampir 80% dari jumlah anggaran tersebut atau sekitar Rp45 triliun, kata Djoko, akan dialokasikan sebagai belanja modal untuk proyek-proyek pembangunan tersebut. Sisa- nya untuk belanja kerja kemen- terian. Untuk peningkatan jalan, kementerian menganggarkan sekitar Rp28,6 triliun pada 2011. Anggaran itu antara lain akan digunakan untuk pemba- ngunan flyover dan underpass sepanjang 4.551 meter, serta jembatan sepanjang 2.119 m. Selain itu, pemerintah akan melakukan preservasi jalan dan jembatan, masing-masing sepanjang 35.961 kilometer dan 212.360 meter, serta meningkat- kan kapasitas jalan sepanjang 2.613 kilometer. Peningkatan itu, menurut Djoko, merupakan bagian dari program jangka panjang kementerian hingga 2014. Sebelumnya, dalam rencana program jangka panjangnya, pemerintah menargetkan pro- yek peningkatan kapasitas ja lan sepanjang 19.370 km, penambahan lajur 13.000 km, pembangunan dan preservasi jalan nasional termasuk kawas- an perbatasan dan pulau terde- pan, serta pembangunan dan preservasi jalan akses menuju pelabuhan dan bandara. “Prioritas di bidang jalan akan difokuskan untuk konser- vasi serta pembangunan jalan baru dan jembatan. Tentunya untuk memperlancar arus ba- rang dan domestic connectivity yang bagus,” jelasnya. Permukiman dan SDA Sementara itu, anggaran yang dialokasikan untuk program Hampir 80% dari anggaran kementerian dialokasikan untuk belanja modal proyek- proyek prioritas. Lifting Minyak Semester I belum Penuhi Target Proses Perizinan Proyek PPP hanya Sebulan Tahun Depan Subsidi Pupuk Berkurang Rp2 Triliun LIFTING minyak pada semester I 2010 belum mencapai target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010 sebesar 965.000 barel per hari (bph). Berbagai insiden dan faktor cuaca me- nimbulkan sedikit gangguan pada produksi minyak. Hal tersebut dinyatakan Ke- pala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono, kemarin. Lifting minyak sendiri pada semester I tahun ini tercatat rata-rata 953.000 bph. Jumlah ini, menurut Priyono, mencapai 99,6 % dari target tahun ini. “Kita mengalami gangguan dalam mencapai target. Ini disebabkan adanya insiden di Kodeco yang tabrakan dengan kapal, serta faktor cuaca yang juga menghambat,” ungkap Priyono. Meski demikian, ia mengaku optimistis dapat me- BADAN Koordinasi Pena- naman Modal (BKPM) menjan- jikan penyelesaian izin proyek infrastruktur melalui skema kemitraan pemerintah swasta (public private partnership/PPP) hanya dalam sebulan. Untuk tahap awal, lima proyek akan ditawarkan kepada investor. Hal tersebut diungkapkan Kepala BKPM Gita Wirjawan di Jakarta, kemarin. Menurutnya, lima proyek itu akan ditawar- kan di buku PPP yang saat ini masih diperbaiki. Untuk per- izinan pelaksanaan investasi tersebut, ia menegaskan hanya dibutuhkan sebulan. Sementara itu, perbaikan buku itu akan bisa dirampungkan pada Sep- tember 2010. “Investor tidak perlu pergi ke kementerian lagi (untuk perizinan), mereka hanya perlu ke BKPM, selama nama-nama proyek itu ada di buku PPP (PPP Book) yang baru. Kalau- pun mau komplain, mereka datang ke saya saja, pertang- gungjawabannya ke saya,” tutur Gita. Gita menambahkan, kelima proyek akan ditawarkan ke investor di dalam dan luar ne- geri. Adapun, kelima proyek PEMERINTAH berencana me- ngurangi subsidi pupuk sebesar Rp2 triliun dalam APBN 2011. Pengurangan subsidi terse- but mungkin akan dikompen- sasi dengan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk dengan varian yang berbeda. Demikian diungkapkan Men- teri Pertanian Suswono seusai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, kemarin. Suswono menerangkan pe- nurunan alokasi subsidi pupuk juga berkaitan dengan realokasi anggaran bantuan langsung pupuk (BLP) ke Kementerian Pertanian dan rencana menaik- kan HET pupuk. Untuk HET, sejauh ini masih sedang dikaji dan perlu pembahasan lebih lanjut dengan DPR. “Ini kan masih rancangan dan belum tentu DPR juga setuju,” ujar Suswono. Dalam dokumen Nota Ke- uangan dan RAPBN 2011 di- jelaskan alokasi subsidi pupuk direncanakan sebesar Rp16,4 triliun, lebih rendah dari pagu APBN-P 2010 yang sebesar Rp18,4 triliun. Lebih rendahnya alokasi anggaran subsidi pupuk dalam RAPBN 2011 berkaitan dengan realokasi anggaran BLP ke Kementerian Pertanian. Volume pupuk bersubsidi direncanakan ditambah dari 9,3 juta ton pada tahun ini menjadi 11,2 juta ton. Penambahan ter- sebut disesuaikan dengan lima jenis pupuk yang disubsidi se- menuhi target lifting yang telah ditetapkan pada APBN-P 2010 tersebut hingga akhir tahun. Menurut data BP Migas, rata- yang akan ditawarkan adalah proyek yang siap tender dalam PPP Book. Proyek-proyek itu antara lain proyek rel kereta api Mangg- arai-Bandara Soekarno-Hatta dan pelebaran Pelabuhan Tan- jung Priok. Sementara itu, dalam nota kesepahaman yang ditanda- tangani BKPM, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), di- sebutkan BKPM menjadi garda depan (front office) untuk me- layani penawaran proyek PPP. Sementara itu, Bappenas akan menjadi ‘dapur’ atau back office untuk proses tersebut. Menteri Perencanaan Pem- bangunan Nasional (PPN)/ lama ini, yakni urea, superphose (SP-36), ZA, NPK, dan organic. Di samping itu, jika sebelum- nya subsidi pupuk terdiri dari subsidi harga dan bantuan langsung pupuk, dalam rangka tertib anggaran mulai 2011 subsidi pupuk hanya menam- pung anggaran subsidi harga. Dampaknya, penurunan sub- sidi pupuk ini akan membuat pemerintah menaikkan HET pupuk pada 2011. Misalnya, HET untuk pupuk jenis urea dari sebelumnya Rp1,6 juta per ton menjadi Rp1,8 juta per ton. Namun, menurut Suswono, penurunan subsidi pupuk bisa terjadi karena berbagai faktor. Ia mengatakan, pengurangan rata produksi minyak hingga semester I 2010 sebesar 959.823 bph, sedangkan produksi gas sebesar 8.804 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Realisasi ini sama dengan produksi di 2003 dan 2004 yang dapat dicapai karena adanya produksi gas yang cukup sig- nifikan. Selain itu, pekerjaan pemeli- haraan lebih tertata, beberapa proyek onstream, dan laju penu- runan yang dapat ditekan pun dapat meningkatkan produksi minyak. Khusus untuk gas, produksi sebesar 8.804 mmscfd, menurut Priyono, telah melampaui tar- get, bahkan sudah melampaui target yang ditetapkan, yakni sebesar 9% di atas target. De- ngan demikian total produksi migas pada semester ini telah mencapai 2,53 juta barel setara minyak per hari. (*/E-2) Kepala Bappenas Armida Ali- sjahbana mengatakan salah satu tugas Bappenas adalah menyiapkan PPP Book. Tujuan- nya adalah untuk menyeleksi mana proyek yang sudah siap ditawarkan dan mana proyek yang baru bisa dipresentasikan saja. Selain itu, Bappenas bertugas mengarahkan kementrian/lem- baga (K/L) atau daerah yang ingin menawarkan proyek me- reka ke dalam PPP Book. “Kami mempersiapkan de- ngan melakukan forum-forum regional. Contohnya bisa beru- pa capacity building untuk K/L dan daerah,” kata dia. Sementara itu, Kementrian Keuangan akan menyediakan berbagai penjaminan melalui berbagai perusahaan penja- minan. Misalnya penjaminan melalui PT Sarana Multi Infra- struktur (SMI), PT Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, dan PT Indonesia Infrastructure Finance. “Apa pun itu, akan kita jamin semuanya. Dari pembiayaan sampai jaminan pembebasan tanah,” tegas Men teri Ke- uangan Agus DW Martowar- dojo. (Rrn/E-6) PENJUALAN MENINGKAT: Petugas menunjukkan emas murni batangan ukuran 400,0 troy ounce setara 12,5 kg di Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia, Jakarta, kemarin. Penjualan logam mulia naik drastis sekitar 20% sejak bergulirnya wacana redenominasi rupiah yang berdampak pada pengalihan investasi masyarakat ke dalam bentuk emas. subsidi tersebut lebih karena mempertimbangkan realisasi penyaluran tahun lalu yang tidak terserap penuh. “Jadi kita optimalisasi saja. Daripada uang tidak terpakai, lebih baik dimanfaatkan untuk yang lain. Justru sekarang, di sektor pertanian lebih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana,” ujarnya. Ia menegaskan, dengan ada- nya pengurangan subsidi ini, Kementerian Pertanian akan merelokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Saat ini, Kemente- rian Pertanian fokus pada pe- ningkatan sarana dan prasara- na seperti embung untuk me- nampung air. (ST/E-5) BONGKAR MUATAN: Pekerja melakukan bongkar muat pupuk yang akan dikirim ke Bitung di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (15/3). pembinaan dan pengembangan infrastruktur permu kiman mencapai Rp13,06 triliun. Da- lam sektor ini, kata Djoko, kementerian akan menitikbe- ratkan pada proyek-proyek ke- sejahteraan masyarakat, yaitu pada kebutuhan dasar air mi- num, sanitasi, dan pengaturan sampah. Senada dengan menteri, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwo- no mengatakan pada sektor infrastruktur permukiman, kementerian akan fokus pada dua hal, yaitu pembangunan sarana sanitasi dan pengelolaan air limbah. “Selain itu, kita akan masuk ke drainase perkotaan untuk atasi banjir. Sebenarnya ini tugas pemkot, tapi tidak mampu, jadi kita bantu.” Anggaran terbesar ketiga di Kementerian PU untuk pe- ngelolaan SDA, yaitu sebesar Rp12,50 triliun. Pengelolaan SDA ini dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan ketahanan air. (E-3) [email protected] Kita mengalami gangguan dalam mencapai target. Ini disebabkan adanya insiden di Kodeco yang tabrakan dengan kapal, serta faktor cuaca yang juga menghambat.’’ MI/ROMMY P MI/PANCA SYURKANI MI/PALCE A Gita Wirjawan Kepala BKPM R Priyono Kepala BP Migas

Transcript of Infrastruktur 2011 Fokuskan Tiga Sektor fileuangan dan RAPBN 2011 di-jelaskan alokasi subsidi pupuk...

14 | Ekonomi Nasional KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Infrastruktur 2011Fokuskan Tiga Sektor

Christina Natalia

KE M E N T E R I A N Pekerjaan Umum (PU) memprioritas-kan peningkatan

pembangunan infrastruktur 2011 pada tiga sektor, yaitu program penyelenggaraan ja-lan, program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, serta pengelolaan sumber daya air (SDA).

Menurut Menteri PU Djoko Kirmanto, peningkatan pemba-ngunan infrastruktur pada tiga sektor itu dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah

anggaran kementerian 2011 se-besar 36,4%, yaitu dari Rp35,9 triliun pada APBN 2010 men-jadi Rp56,5 triliun pada RAPBN 2011.

“Anggaran ke depan yang be-sar tidak saya izinkan untuk be-lanja kerja, (anggaran) itu hanya untuk (pembangunan) jalan, irigasi, bendung an, waduk, dan air minum,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hampir 80% dari jumlah anggaran tersebut atau sekitar Rp45 triliun, kata Djoko, akan dialokasikan sebagai belanja modal untuk proyek-proyek pembangunan tersebut. Sisa-nya untuk belanja kerja kemen-terian.

Untuk peningkatan jalan, kementerian menganggarkan sekitar Rp28,6 triliun pada 2011. Anggaran itu antara lain akan digunakan untuk pemba-ngunan fl yover dan underpass sepanjang 4.551 meter, serta jembatan sepanjang 2.119 m.

Selain itu, pemerintah akan melakukan preservasi jalan dan jembatan, masing-masing

sepanjang 35.961 kilometer dan 212.360 meter, serta meningkat-kan kapasitas jalan sepanjang 2.613 kilometer. Peningkatan itu, menurut Djoko, merupakan bagian dari program jangka panjang kementerian hingga 2014.

Sebelumnya, dalam rencana program jangka panjangnya, pemerintah menargetkan pro-yek peningkatan kapasitas ja lan sepanjang 19.370 km, penambahan lajur 13.000 km, pembangunan dan preservasi jalan nasional termasuk kawas-an perbatasan dan pulau terde-pan, serta pembangunan dan preservasi jalan akses menuju pelabuhan dan bandara.

“Prioritas di bidang jalan akan difokuskan untuk konser-vasi serta pembangunan jalan baru dan jembatan. Tentunya untuk memperlancar arus ba-rang dan domestic connectivity yang bagus,” jelasnya.

Permukiman dan SDASementara itu, anggaran yang

dialokasikan untuk program

Hampir 80% dari anggaran kementerian dialokasikan untuk belanja modal proyek-proyek prioritas.

Lifting Minyak Semester Ibelum Penuhi Target

Proses Perizinan Proyek PPP hanya Sebulan

Tahun Depan Subsidi Pupuk Berkurang Rp2 Triliun

LIFTING minyak pada semester I 2010 belum mencapai target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010 sebesar 965.000 barel per hari (bph). Berbagai insiden dan faktor cuaca me-nimbulkan sedikit gangguan pada produksi minyak.

Hal tersebut dinyatakan Ke-pala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono, kemarin.

Lifting minyak sendiri pada semester I tahun ini tercatat rata-rata 953.000 bph. Jumlah ini, menurut Priyono, mencapai 99,6 % dari target tahun ini.

“Kita mengalami gangguan dalam mencapai target. Ini disebabkan adanya insiden di Kodeco yang tabrakan dengan kapal, serta faktor cuaca yang juga menghambat,” ungkap Priyono. Meski demikian, ia mengaku optimistis dapat me-

BADAN Koordinasi Pena-naman Modal (BKPM) menjan-jikan penyelesaian izin proyek infrastruktur melalui skema kemitraan pemerintah swasta (public private partnership/PPP) hanya dalam sebulan. Untuk tahap awal, lima proyek akan ditawarkan kepada investor.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BKPM Gita Wirjawan di Jakarta, kemarin. Menurutnya, lima proyek itu akan ditawar-kan di buku PPP yang saat ini masih diperbaiki. Untuk per-izinan pelaksanaan investasi tersebut, ia menegaskan hanya dibutuhkan sebulan. Sementara itu, perbaikan buku itu akan bisa dirampungkan pada Sep-tember 2010.

“Investor tidak perlu pergi ke kementerian lagi (untuk per izinan), mereka hanya perlu ke BKPM, selama nama-nama proyek itu ada di buku PPP (PPP Book) yang baru. Kalau-pun mau komplain, mereka datang ke saya saja, pertang-gungjawabannya ke saya,” tu tur Gita.

Gita menambahkan, kelima proyek akan ditawarkan ke investor di dalam dan luar ne-geri. Adapun, kelima proyek

PEMERINTAH berencana me-ngurangi subsidi pupuk sebesar Rp2 triliun dalam APBN 2011. Pengurangan subsidi terse-but mungkin akan dikompen-sasi dengan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk dengan varian yang berbeda.

Demikian diungkapkan Men-teri Pertanian Suswono seusai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, kemarin.

Suswono menerangkan pe-nurunan alokasi subsidi pupuk juga berkaitan dengan realokasi anggaran bantuan langsung pupuk (BLP) ke Kementerian Pertanian dan rencana menaik-kan HET pupuk. Untuk HET, sejauh ini masih sedang dikaji dan perlu pembahasan lebih lanjut dengan DPR.

“Ini kan masih rancangan dan belum tentu DPR juga setuju,” ujar Suswono.

Dalam dokumen Nota Ke-uangan dan RAPBN 2011 di-jelaskan alokasi subsidi pupuk direncanakan sebesar Rp16,4 triliun, lebih rendah dari pagu APBN-P 2010 yang sebesar Rp18,4 triliun. Lebih rendahnya alokasi anggaran subsidi pupuk dalam RAPBN 2011 berkaitan dengan realokasi anggaran BLP ke Kementerian Pertanian.

Volume pupuk bersubsidi direncanakan ditambah dari 9,3 juta ton pada tahun ini menjadi 11,2 juta ton. Penambahan ter-sebut disesuaikan dengan lima jenis pupuk yang disubsidi se-

menuhi target lifting yang telah ditetapkan pada APBN-P 2010 tersebut hingga akhir tahun.

Menurut data BP Migas, rata-

yang akan ditawarkan adalah proyek yang siap tender dalam PPP Book.

Proyek-proyek itu antara lain proyek rel kereta api Mangg-arai-Bandara Soekarno-Hatta dan pelebaran Pelabuhan Tan-jung Priok.

Sementara itu, dalam nota kesepahaman yang ditanda-tangani BKPM, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), di-sebutkan BKPM menjadi garda depan (front offi ce) untuk me-layani penawaran proyek PPP. Sementara itu, Bappenas akan menjadi ‘dapur’ atau back offi ce untuk proses tersebut.

Menteri Perencanaan Pem-bangunan Nasional (PPN)/

lama ini, yakni urea, superphose (SP-36), ZA, NPK, dan organic.

Di samping itu, jika sebelum-nya subsidi pupuk terdiri dari subsidi harga dan bantuan langsung pupuk, dalam rangka tertib anggaran mulai 2011 subsidi pupuk hanya menam-pung anggaran subsidi harga. Dampaknya, penurunan sub-sidi pupuk ini akan membuat pemerintah menaikkan HET pupuk pada 2011. Misalnya, HET untuk pupuk jenis urea dari sebelumnya Rp1,6 juta per ton menjadi Rp1,8 juta per ton.

Namun, menurut Suswono, penurunan subsidi pupuk bisa terjadi karena berbagai faktor. Ia mengatakan, pengurangan

rata produksi minyak hingga semester I 2010 sebesar 959.823 bph, sedangkan produksi gas sebesar 8.804 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

Realisasi ini sama dengan produksi di 2003 dan 2004 yang dapat dicapai karena adanya produksi gas yang cukup sig-nifi kan.

Selain itu, pekerjaan pemeli-haraan lebih tertata, beberapa proyek onstream, dan laju penu-runan yang dapat ditekan pun dapat meningkatkan produksi minyak.

Khusus untuk gas, produksi sebesar 8.804 mmscfd, menurut Priyono, telah melampaui tar-get, bahkan sudah melampaui target yang ditetapkan, yakni sebesar 9% di atas target. De-ngan demikian total produksi migas pada semester ini telah mencapai 2,53 juta barel setara minyak per hari. (*/E-2)

Kepala Bappenas Armida Ali-sjahbana mengatakan salah satu tugas Bappenas adalah menyiapkan PPP Book. Tujuan-nya adalah untuk menyeleksi mana proyek yang sudah siap ditawarkan dan mana proyek yang baru bisa dipresentasikan saja.

Selain itu, Bappenas bertugas mengarahkan kementrian/lem-baga (K/L) atau daerah yang ingin menawarkan proyek me-reka ke dalam PPP Book.

“Kami mempersiapkan de-ngan melakukan forum-forum regional. Contohnya bisa beru-pa capacity building untuk K/L dan daerah,” kata dia.

Sementara itu, Kementrian Keuangan akan menyediakan berbagai penjaminan melalui berbagai perusahaan penja-minan. Misalnya penjaminan melalui PT Sarana Multi Infra-struktur (SMI), PT Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, dan PT Indonesia Infrastructure Finance.

“Apa pun itu, akan kita jamin semuanya. Dari pembiayaan sampai jaminan pembebasan tanah,” tegas Men teri Ke-uangan Agus DW Martowar-dojo. (Rrn/E-6)

PENJUALAN MENINGKAT: Petugas menunjukkan emas murni batangan ukuran 400,0 troy ounce setara 12,5 kg di Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia, Jakarta, kemarin. Penjualan logam mulia naik drastis sekitar 20% sejak bergulirnya wacana redenominasi rupiah yang berdampak pada pengalihan investasi masyarakat ke dalam bentuk emas.

subsidi tersebut lebih karena mempertimbangkan realisasi penyaluran tahun lalu yang tidak terserap penuh.

“Jadi kita optimalisasi saja. Daripada uang tidak terpakai, lebih baik dimanfaatkan untuk yang lain. Justru sekarang, di sektor pertanian lebih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana,” ujarnya.

Ia menegaskan, dengan ada-nya pengurangan subsidi ini, Kementerian Pertanian akan merelokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Saat ini, Kemente-rian Pertanian fokus pada pe-ningkatan sarana dan prasara-na seperti embung untuk me-nampung air. (ST/E-5)

BONGKAR MUATAN: Pekerja melakukan bongkar muat pupuk yang akan dikirim ke Bitung di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (15/3).

pembinaan dan pengembangan infrastruktur permu kiman mencapai Rp13,06 triliun. Da-lam sektor ini, kata Djoko, kementerian akan menitikbe-ratkan pada proyek-proyek ke-sejahteraan masyarakat, yaitu pada kebutuhan dasar air mi-num, sanitasi, dan pengaturan sampah.

Senada dengan menteri, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwo-no mengatakan pada sektor infrastruktur permukiman, kementerian akan fokus pada dua hal, yaitu pembangunan sarana sanitasi dan pengelolaan air limbah. “Selain itu, kita akan masuk ke drainase perkotaan untuk atasi banjir. Sebenarnya ini tugas pemkot, tapi tidak mampu, jadi kita bantu.”

Anggaran terbesar ketiga di Kementerian PU untuk pe-ngelolaan SDA, yaitu sebesar Rp12,50 triliun. Pengelolaan SDA ini dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan ketahanan air. (E-3)

[email protected]

Kita mengalami gangguan dalam mencapai target. Ini disebabkan adanya insiden di Kodeco yang tabrakan dengan kapal, serta faktor cuaca yang juga menghambat.’’

MI/ROMMY P

MI/PANCA SYURKANI

MI/PALCE A

Gita WirjawanKepala BKPM

R PriyonoKepala BP Migas