Infrastructure Develo

60
I D F C I D F C (INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT FINANCING COMMUNITY) ARISAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KERJASAMA ANTAR DAERAH (PIKAD) [email protected] [email protected] Jakarta, 2010

Transcript of Infrastructure Develo

Page 1: Infrastructure Develo

I D F CI D F C(INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT FINANCING COMMUNITY)

ARISAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KERJASAMA ANTAR DAERAH (PIKAD)

[email protected]@yahoo.co.id Jakarta, 2010

Page 2: Infrastructure Develo

PARADIGMA BARUPARADIGMA BARUPARADIGMA BARUPARADIGMA BARUKERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PEMBIAYAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN / KOTAINFRASTRUKTUR DI KABUPATEN / KOTA//

Page 3: Infrastructure Develo

SEKAPUR SIRIHSEKAPUR SIRIH

Negara Negara KesatuanKesatuan RepublikRepublik Indonesia Indonesia daridari SabangSabang sampaisampaiMeraukeMerauke sedangsedang mengalamimengalami cobaancobaan luarluar biasabiasa..MeraukeMerauke sedangsedang mengalamimengalami cobaancobaan luarluar biasabiasa..

KeterpurukanKeterpurukan EkonomiEkonomi dandan bencanabencana alamalam yang yang datangdatangsilihsilih bergantiberganti seharusnyaseharusnya menjadikanmenjadikan bangsabangsa iniini lebihlebih bijakbijaksilihsilih bergantiberganti seharusnyaseharusnya menjadikanmenjadikan bangsabangsa iniini lebihlebih bijakbijak..

Indonesia Indonesia MerdekaMerdeka karenakarena TEKAD TEKAD dandan berhasilberhasil karenakarena BERSAMA BERSAMA

Pembangunan Pembangunan InfrastrukturInfrastruktur akanakan selesaiselesai kalaukalau adaada TEKAD TEKAD dandan berhasilberhasil karenakarena BERSAMABERSAMA

Page 4: Infrastructure Develo

MAKSUD DAN TUJUANMAKSUD DAN TUJUAN

MembantuMembantu pemerintahpemerintah daerahdaerah melaksanakanmelaksanakan UrusanUrusan wajibwajib dandan pilihanpilihansebagaimanasebagaimana amanatamanat UU 32/2004 UU 32/2004 tentangtentang OtonomiOtonomi Daerah.Daerah.

MembantuMembantu MEMBIAYAI MEMBIAYAI pembangunanpembangunan dandan perbaikanperbaikan INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR DASAR / KOMERSIAL DASAR / KOMERSIAL didi KabupatenKabupaten dandan Kota.Kota.

MembantuMembantu KabupatenKabupaten//kotakota dalamdalam menyusunmenyusun prioritasprioritas pembangunanpembangunaninfrastrukturinfrastruktur yang yang dipercepatdipercepat dengandengan memanfaatkanmemanfaatkan sumbersumber danadana murahmurahdengandengan waktuwaktu pinjamanpinjaman berjangkaberjangka panjangpanjang dandan tidaktidak berisikoberisiko..

MembangunMembangun kerjasamakerjasama antarantar daerahdaerah..

MembukaMembuka lapanganlapangan kerjakerja

Page 5: Infrastructure Develo

TARGET PENCAPAIANTARGET PENCAPAIAN

TerbentuknyaTerbentuknya BadanBadan Usaha Usaha PembiayaanPembiayaan non banknon bank milikmilik PemerintahPemerintahDaerahDaerah khususkhusus membiayaimembiayai PembangunanPembangunan InfratstrukturInfratstrukturDaerah, Daerah, khususkhusus membiayaimembiayai Pembangunan Pembangunan InfratstrukturInfratstruktur

PPemdaemda mempunyaimempunyai sumbersumber anggarananggaran belanjabelanja pembangunanpembangunan diluardiluarAPBN/ APBDAPBN/ APBDAPBN/ APBDAPBN/ APBD

MenjalinMenjalin kerjasamakerjasama dengandengan pihakpihak ketigaketiga , , sehinggasehingga pemdapemda dapatdapatb ikb ik dd bb i f ki f k didimempercepatmempercepat perbaikanperbaikan dandan pembangunanpembangunan infrastrukturinfrastruktur didi

kabupatenkabupaten//kotakota. .

MembukaMembuka lapanganlapangan kerjakerja

Page 6: Infrastructure Develo

REALITAS PEMBANGUNAN

TERBATASNYAANGGARAN

BELANJA PEMBANGUNAN

BENCANA ALAM

INEFISIENSIKONDISI

INFRASTRUKTUR

ALAM•Tsunami•Gempa•Gempa•Banjir

ALTERNATIF PEMBIAYAANDIPERLUKAN

IDFC

Page 7: Infrastructure Develo

TANGGUNG JAWAB PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR DASAR PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR DASAR

P i hP i h PPPemerintahPemerintah PusatPusatPropinsiPropinsiPropinsiPropinsiKabupatenKabupatenK tK tKotaKota

Page 8: Infrastructure Develo

SUMBER PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

SUMBER PEMBIAYAAN YANG ADASUMBER PEMBIAYAAN YANG ADASUMBER PEMBIAYAAN YANG ADA :SUMBER PEMBIAYAAN YANG ADA :DANA APBNDANA APBNPINJAMAN LUAR NEGERI (MELALUI KEMENTERIAN) PINJAMAN LUAR NEGERI (MELALUI KEMENTERIAN) HIBAH LUAR NEGERI (MELALUI KEMENTERIAN)HIBAH LUAR NEGERI (MELALUI KEMENTERIAN)DANA APBD, DEKON, DAK,OTSUS DANA APBD, DEKON, DAK,OTSUS

PINJAMAN DALAM NEGERIPINJAMAN DALAM NEGERIPinjamanPinjaman BankBankPinjamanPinjaman antarantar daerahdaerahPinjamanPinjaman antarantar daerahdaerahObligasiObligasi DaerahDaerah

KERJASAMA (Direct Investment/Turn Key)KERJASAMA (Direct Investment/Turn Key)KERJASAMA (Direct Investment/Turn Key)KERJASAMA (Direct Investment/Turn Key)

Page 9: Infrastructure Develo

KONDISI APBD KABUPATEN / KOTA

OTONOMI DAERAH OTONOMI DAERAH

489 Kab / Kota489 Kab / Kota

Kemapuan APBD RataKemapuan APBD Rata--rata Nasional (rata Nasional (360 miliar360 miliar))TIDAK CUKUP UNTUK MEMPERBAIKI DAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR BARUTIDAK CUKUP UNTUK MEMPERBAIKI DAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR BARU

APBD> 360 miliar = 55 %APBD> 360 miliar = 55 % APBD < 360APBD < 360 miliarmiliar = 45 %= 45 %(14 Prop = 251 Kab/Kota) (14 Prop = 251 Kab/Kota) 115 kab/kota di jawa 115 kab/kota di jawa 79 kab/ kota di sumatera79 kab/ kota di sumatera57 kab/kota kawasan Indonesia Timur57 kab/kota kawasan Indonesia Timur

APBD < 360 APBD < 360 miliarmiliar = 45 %= 45 %(19 Prop (19 Prop didi 199 199 KabKab/Kota)/Kota)Sumatra 58 (28%)Sumatra 58 (28%)JawaJawa 18 (8%)18 (8%)KTI (KTI (KawasanKawasan IndonesiaIndonesia TimurTimur) 123 (63%)) 123 (63%)KTI (KTI (KawasanKawasan Indonesia Indonesia TimurTimur) 123 (63%)) 123 (63%)

Asumsi:Asumsi:RataRata--rata anggaran BELANJA PEMBANGUNAN Kabupaten/ kota 25rata anggaran BELANJA PEMBANGUNAN Kabupaten/ kota 25--32 % dari APBD32 % dari APBDAPBD Rp.360 milyar, maka rataAPBD Rp.360 milyar, maka rata--rata Anggaran Belanja Pembangunan / dinas = Rp 6rata Anggaran Belanja Pembangunan / dinas = Rp 6--7.5 Miliar/th7.5 Miliar/th

Page 10: Infrastructure Develo

SUMBER ANGGARAN ALTERNATIF UNTUK PEMBIAYAAN INFRASTUKTUR

URUSAN WAJIB URUSAN WAJIB PEMERINTAH DANPEMERINTAH DANPEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAN

PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH

INFRASTRUKTUR DASARINFRASTRUKTUR DASAR

PINJAMAN DARI BANK PINJAMAN DARI BANK LEMBAGA KEUANGAN NON BANK LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Suku Bunga Pasar /TinggiSuku Bunga Pasar /Tinggi

(IDFC/ARISAN PEMBANGUNAN)(IDFC/ARISAN PEMBANGUNAN)

DibayarDibayar daridari APBD (nonAPBD (non komersialkomersial))Suku Bunga Pasar /TinggiSuku Bunga Pasar /TinggiNilai TerbatasNilai TerbatasJangka Waktu pinjaman Jangka Waktu pinjaman pendek (Max. 5th)pendek (Max. 5th)

DibayarDibayar daridari APBD (non APBD (non komersialkomersial) ) Plus Plus hasilhasil usahausaha ((proyekproyek komersialkomersial))SukuSuku BungaBunga 4 4 –– 5 %5 %JangkaJangka WaktuWaktu PinjamanPinjaman maksmaks (20 (20 thth))

Page 11: Infrastructure Develo

DASAR HUKUMDASAR HUKUMUUD 1945UU No 32/2004 Pemerintah DaerahUU No 33/2004 Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan DaerahPP No 54/2005 Pinjaman DaerahPP No 58/2005 Pengelolaan keuangan DaerahPP No.38 /2007 Pembagian Urusan PemerintahanPP NO.50/ 2007 tentang KERJASAMA DAERAHPP NO.19/ 2010 tentang Tugas dan Wewenang GubernurPERMENDAGRI 22 dan 23/2010 tentang Kerjasama Antar Daerah

SUMBER DANA IDFC

MEMINJAMKAN PESERTA ARISANPESERTA ARISAN

Page 12: Infrastructure Develo

BADAN USAHA PEMBIAYAAN NON BANKBADAN USAHA PEMBIAYAAN NON BANK

PEMEGANG SAHAM :PEMEGANG SAHAM :PEMEGANG SAHAM :PEMEGANG SAHAM :

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSAT (PERNYERTAAN MODAL)(PERNYERTAAN MODAL)

PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH DAERAH (PENYERTAAN MODAL)(PENYERTAAN MODAL) ::

P i iP i i11..Provinsi Provinsi 22.Kabupaten .Kabupaten ((PesertaPeserta ArisanArisan))

K tK t3. 3. Kota Kota ((PesertaPeserta ArisanArisan))

MASYARAKAT MASYARAKAT ( ( melaluimelalui SahamSaham dandan obligasiobligasi))

Page 13: Infrastructure Develo

MODAL MASYARAKAT MODAL MASYARAKAT

SUMBER MODAL POTENSIAL DIDAPATKAN DARI PEMBELIAN SAHAM / OBLIGASI MELALUI PASAR MODAL:

DANA SBI

DANA BUMNDANA BUMN

DANA PENSIUN

DANA ABADI UMATDANA ABADI UMAT

MASYARAKAT

PENDAPATAN LAIN NYA

Page 14: Infrastructure Develo

POLA MOBILISASI DANAPOLA MOBILISASI DANAPOLA MOBILISASI DANA

IURAN ARISAN/ DANA PENDAMPING

PENGELOLAH

R 4 89 t ili5 – 10 MILIAR

Per tahun

PENDAMPING Rp 4,89 triliunper tahun

DANA TERKUMPUL

PESETA ARISAN 489 KABUPATEN /

KOTA

Konsentrasi16 Provinsi

199 Kabupaten/kota

TAHAP I5 Tahun terkumpul

TERTINGGAL

TAHAP I PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DASAR ATAU DAN KOMERSIAL TAHAP I p

Rp. 22 triliun

Konsentrasi k b

DASAR ATAU DAN KOMERSIAL YANG BERPOTENSI

MENINGKATKAN PAD

TAHAP I5 Tahun terkumpulRp. 24,25 triliun

kepembangunan infrastruktur

komersial

TAHAP II

Page 15: Infrastructure Develo

SEKEMA NOMINASI PEMBIAYAAN PROYEK SEKEMA NOMINASI PEMBIAYAAN PROYEK INFRASTRUKTUR PER KABUPATEN / KOTAINFRASTRUKTUR PER KABUPATEN / KOTAINFRASTRUKTUR PER KABUPATEN / KOTAINFRASTRUKTUR PER KABUPATEN / KOTA

11

APBDKAB

2

2 NOMINASI PROYEK KABUPATEN / KOTA DIBIAYAI IDFC

APBD KABUPATEN/KOTA1 USULAN PROYEK INFRASTRUKTUR DLM APBD

Page 16: Infrastructure Develo

SEKEMA SEKEMA RELASI ANTARA PROPINSI RELASI ANTARA PROPINSI DAN DAN KABUPATEN / KOTAKABUPATEN / KOTA

3

2

1

P8 4P8

17

4

bergilir1

6

57

1/8 Kabupaten / kota Propinsi sbg kordinatorP

IDFC

Page 17: Infrastructure Develo

SEKEMA RELASI ANTARA BEBERAPA PROVINSI SEKEMA RELASI ANTARA BEBERAPA PROVINSI DAN KABUPATEN / KOTADAN KABUPATEN / KOTA

32

1 82

1

A8 4

2

7 3BA8

17bergilir

4

7 3B

1

8

57 6 4

5

1/8 Kabupaten / kota Provinsi sbg kordinator

Page 18: Infrastructure Develo

SEKEMA RELASI PEMBIAYAAN ANTAR KABUPATEN/KOTA, SEKEMA RELASI PEMBIAYAAN ANTAR KABUPATEN/KOTA, / ,/ ,PENGELOLAH, BANK, KONTRAKTOR DAN MASYARAKATPENGELOLAH, BANK, KONTRAKTOR DAN MASYARAKAT

1

M8

PN

11 1

89

PN1 1

5 7

3

PNPropinsi Pengelolah Bank Kontraktor M Investor/Masyarakat(saham/Obligasi)

Page 19: Infrastructure Develo

SEKEMA RELASI PELAKSANAN PEMBANGUNAN ANTARA SEKEMA RELASI PELAKSANAN PEMBANGUNAN ANTARA PENGELOLAH BANK KONTRAKTOR UTAMA SUBPENGELOLAH BANK KONTRAKTOR UTAMA SUB KONKONPENGELOLAH, BANK, KONTRAKTOR UTAMA, SUBPENGELOLAH, BANK, KONTRAKTOR UTAMA, SUB--KON, KON,

DAN PRODUSEN DAN PRODUSEN

PN

MK

H b k t Hub tak Langsung Hub normal

MK Sub-KontraktorKontraktor Utama Bank Produsen bhn bangunan

Hub kuat Hub tak Langsung

Page 20: Infrastructure Develo

P0LA DISTIBUSI HASIL USAHAPOLA DISTRIBUSI HASIL USAHAPOLA DISTRIBUSI HASIL USAHA

PEMEGANG SAHAM

PESERTAPENGELOLA

KEGIATAN Audit BPK

OBLIGASI

BEASISWA DLL

PENGELOLACATATAN

LABABERSIH

20%

CATATAN1. Harga paket setiap tahun

disesuaikaan dengan inflasi2. Tanah/lokasi disediakan oleh Pemda3 Bangunan otomatis menjadi aset Pemda

50%30

3. Bangunan otomatis menjadi aset Pemda4. Konstruksi baja untuk 25 tahun5. Harga disesuaikan dengan HPS6. Pelaksana: Kontraktor lokal7 Konsultan Lokal

PEMEGANG SAHAM DEVIDEN MASYARAKAT

7. Konsultan Lokal

Page 21: Infrastructure Develo

MEKANISME PEMBAYARAN MODAL MEKANISME PEMBAYARAN MODAL DAN IURAN ARISANDAN IURAN ARISANDAN IURAN ARISANDAN IURAN ARISAN

PEMBAYARAN MODAL DI AMBIL DARI :

APBN UNTUK PEMERINTAH PUSATAPBD UNTUK PROVINSI / KABUPATEN / KOTAMASYARAKAT DARI PASAR MODAL

SEMUA PEMBAYARAN LANGSUNG KE REKENING PENGELOLAH IDFC

Page 22: Infrastructure Develo

PEMBAYARAN KEUNTUNGAN DAN PEMBAYARAN KEUNTUNGAN DAN PENGEMBALIAN MODAL PIHAK KE IIIPENGEMBALIAN MODAL PIHAK KE IIIPENGEMBALIAN MODAL PIHAK KE IIIPENGEMBALIAN MODAL PIHAK KE III

KEUNTUNGAN PEMEGANG SAHAM DAN PIHAK KE III DIAMBIL DARI KEUNTUNGAN BADAN USAHA SETIAP TAHUNNYA, SETELAH DIAUDIT BPK DAN DIPOTONG PAJAK

PEMBAYARAN KEUNTUNGAN DAPAT DIAMBIL SETIAP AKHIR TAHUN ANGGARAN SETELAH SELESAINYA TAHAPAN KEGIATAN (PER 5ANGGARAN SETELAH SELESAINYA TAHAPAN KEGIATAN (PER 5 TAHUN)

BESARNYA KEUNTUNGAN PIHAK KE III DIDAPAT BERDASARKAN KESEPAKATANKESEPAKATAN

PENGEMBALIAN MODAL PIHAK KE III SESUAI KESEPAKATAN ATAU PERKEGIATAN ( PER 5 TAHUN)

Page 23: Infrastructure Develo

MATRIK KEUNGGULAN BADAN USAHA IDFCMATRIK KEUNGGULAN BADAN USAHA IDFC

BANK : IDFC :1. SUKU BUNGA KOMERSIAL

2. TIDAK SEMUA DAERAH BISA MEMINJAM

3. TENOR PINJAMAN PENDEK

1. SUKU BUNGA RENDAH / KESEPAKATAN

2. SEMUA DAERAH BISA MEMINJAM

3. TENOR PINJAMAN PANJANG3. TENOR PINJAMAN PENDEK

4. TIDAK TERLIBAT DALAM OPERASIONAL

5. TIDAK TERLIBAT DALAM PERENCANAAN

3. TENOR PINJAMAN PANJANG

4. TERLIBAT DALAM OPERASIONAL PROYEK

5. TERILIBAT DALAM PERENCANAAN PROYEK

6. TIDAK TERLIBAT LANGSUNG PELAKSANAAN

7. TIDAK TERLIBAT DALAM PENGAWASAN

6. TERLIBAT DALAM PELAKSANAAN PROYEK

7. TERLIBAT DALAM PENGAWASAN PROYEK

8. HASIL TIDAK MAKSIMAL

9. TIDAK ADA NILAI TAMBAH UNTUK PAD

8. HASIL MAKSIMAL.

9. KEUNTUNGAN MENGHASILKAN PAD

Page 24: Infrastructure Develo

CONTOH KASUSCONTOH KASUSASUMSI ANGGARAN PERBAIKAN SEKOLAHASUMSI ANGGARAN PERBAIKAN SEKOLAHASUMSI ANGGARAN PERBAIKAN SEKOLAHASUMSI ANGGARAN PERBAIKAN SEKOLAH

DATA DIKNAS 2005TINGKAT KERUSAKAN 55 %

XX XX55% 877.772 ruang kelas Rp30 Juta

Rp.14.483.238.000.000,-=

HANYA Rp 32.991.430.525,- Milyar/

per Kabupaten / kota=

untuk PERBAIKAN

Saja !

per Kabupaten / kota

Page 25: Infrastructure Develo

CONTOH CASH OUT CONTOH CASH OUT REHABILITASI GEDUNG SEKOLAHREHABILITASI GEDUNG SEKOLAH

Jml FaktoJml

Siswa Jml Sekolah

REHABILITASI GEDUNG SEKOLAHREHABILITASI GEDUNG SEKOLAH

No Pengeluaran / Cash Out Jml Kab/kota

Faktor (%)

Siswa per-

kab/kot

Total Peserta Jml Sekolah per-Kab/Kot Biaya (Rp) Jumlah (Rp juta)

1 Biaya Rehabilitasi Sekolah (432m2/unit) *)

439 50% 60 unit 600,000.0/m2 3,413,664.0

2 Biaya Pembangunan Baru 439 10% 5 unit 1 800 000 0/m2 170 683 22 Biaya Pembangunan Baru (432m2/unit) **)

439 10% 5 unit 1,800,000.0/m2 170,683.2

3 Transport Material (432m2/unit) ***) 439 50% 5 unit 75,000.0/m2 35,559.0

4 Perbaikan Lab/Perpus 439 25% 30 unit/kab/kot 3,292.50 unit 100,000,000.0/unit 329,250.0

5 Biaya Operasional 10% 358,434.75 Biaya Operasional 10% 358,434.7

6 Biaya Konsultan 3% 107,530.4

7 Biaya Pengawasan 1% 35,843.5

8 Royalty Penyelenggara 5% 179,217.4

9 B i SMU 439 150 65 850 i 1 200 000 0/th 79 020 0

Catatan :*) Rehabilitasi dilakukan pada bangunan yang mengalami kerusakan di bawah 40 %**) Pembangunan baru dilakukan pada bangunan yang mengalami kerusakan > 40 %

9 Bea siswa SMU 439 150 65,850 siswa 1,200,000.0/thn 79,020.0

10 Bea siswa Perg. Tinggi 439 30 13,170 mhs 18,000,000.0/thn 237,060.0

) g g y g g***) Transportasi material dihitung untuk pengangkutan material bangunan maksimum jarak 200 kmSetiap tahun dilakukan perbaikan 5.689.440 m2 ged. Sekolah di 219 kab/kota di 1.314sekolahSetiap tahun dilakukan pembangunan gedung baru 16.848 m2 gedung sekolah di 215 sekolahdi 43 kab/kota S ti t h P b ik l b t i / t k b k 3 292 itSetiap tahun Perbaikan laboratorium / perpustakaan sebanyak 3.292 unitJumlah luas bangunan yang harus diperbaiki dalam 1 tahun 16,177,616.0 m2 x 600,000.0 = 9,706,569.60 Kemampuan memperbaiki dlam 1 tahun 5,689,440.0 m2 x 600,000.0 = 3,413,664.00 Ratio kemampuan Memperbaiki 1 : 2,84

Page 26: Infrastructure Develo

CASH FLOW ARISAN PEMBANGUNAN CASH FLOW ARISAN PEMBANGUNAN REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH DI KABUPATEN/KOTA REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH DI KABUPATEN/KOTA

SELURUH INDONESIASELURUH INDONESIA

1 2 3 4 5A P e n e r im a a n / C A S H IN1 Iu r a n K a b u p a te n /K o ta 4 .3 9 0 .0 0 0 ,0 4 .6 0 9 .5 0 0 ,0 4 .8 3 9 .9 7 5 ,0 5 .0 8 1 .9 7 3 ,8 5 .3 3 6 .0 7 2 ,4 5 %

K E G I A T A NN o P e n e r im a a n d a n P e n g e lu a r a n T a h u n k e ( R p 0 0 0 .0 0 0 ,0 )

SELURUH INDONESIASELURUH INDONESIA

1 Iu r a n K a b u p a te n /K o ta 4 .3 9 0 .0 0 0 ,0 4 .6 0 9 .5 0 0 ,0 4 .8 3 9 .9 7 5 ,0 5 .0 8 1 .9 7 3 ,8 5 .3 3 6 .0 7 2 ,4 5 %2 J a s a K o n s u lt a s i 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 In te r e s t B a n k - 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0

J u m la h 4 .6 9 7 .3 0 0 ,0 5 .1 1 4 .3 5 0 ,0 5 .3 4 4 .8 2 5 ,0 5 .5 8 6 .8 2 3 ,8 5 .8 4 0 .9 2 2 ,4 K o m u la t i f 4 .6 9 7 .3 0 0 ,0 9 .8 1 1 .6 5 0 ,0 1 5 .1 5 6 .4 7 5 ,0 2 0 .7 4 3 .2 9 8 ,8 2 6 .5 8 4 .2 2 1 ,2

B P e n g e lu a r a n / C A S H O U T1 B ia y a R e h a b i l i t a s i 3 .4 1 3 .6 6 4 ,0 3 .5 8 4 .3 4 7 ,2 3 .7 6 3 .5 6 4 ,6 3 .9 5 1 .7 4 2 ,8 4 .1 4 9 .3 2 9 ,9 5 %2 B i P b 1 7 0 6 8 3 2 1 7 9 2 1 7 4 1 8 8 1 7 8 2 1 9 7 5 8 7 1 2 0 7 4 6 6 5 5 %2 B ia y a P e m b a n g u n a n 1 7 0 .6 8 3 ,2 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 8 8 .1 7 8 ,2 1 9 7 .5 8 7 ,1 2 0 7 .4 6 6 ,5 5 %3 T r a n s p o r t M a t r ia l 3 5 .5 5 9 ,0 3 5 .9 1 4 ,6 3 6 .2 7 3 ,7 3 6 .6 3 6 ,5 3 7 .0 0 2 ,8 1 %4 P e r b a ik a n L a b /P e r p u s 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 5 B ia y a O p e r a s io n a l 3 5 8 .4 3 4 ,7 3 6 2 .0 1 9 ,1 3 6 5 .6 3 9 ,3 3 6 9 .2 9 5 ,7 3 7 2 .9 8 8 ,6 1 %6 B ia y a K o n s u lt a n 1 0 7 .5 3 0 ,4 9 6 .7 7 7 ,4 8 7 .0 9 9 ,6 7 8 .3 8 9 ,7 7 0 .5 5 0 ,7 0 ,9 0 7 B ia y a P e n g a w a s a n 3 5 .8 4 3 ,5 3 6 .2 0 1 ,9 3 6 .5 6 3 ,9 3 6 .9 2 9 ,6 3 7 .2 9 8 ,9 1 %8 R o y a lt y ( B a d a n ) 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 9 B e a S is w a S M U 7 9 .0 2 0 ,0 7 9 .8 1 0 ,2 8 0 .6 0 8 ,3 8 1 .4 1 4 ,4 1 %

1 0 B e a S is w a P e r g . T in g g i 2 3 7 .0 6 0 ,0 2 3 9 .4 3 0 ,6 2 4 1 .8 2 4 ,9 2 4 4 .2 4 3 ,2 1 %J u m la h 4 .6 3 0 .1 8 2 ,2 5 .1 1 9 .0 2 4 ,9 5 .3 0 5 .0 2 7 ,5 5 .5 0 1 .4 8 1 ,9 5 .7 0 8 .7 6 2 ,3

K o m u la t i f P e n g e lu a r a n 4 .6 3 0 .1 8 2 ,2 9 .7 4 9 .2 0 7 ,0 3 1 5 .0 5 4 .2 3 4 ,5 3 2 0 .5 5 5 .7 1 6 ,3 9 2 6 .2 6 4 .4 7 8 ,7 2 S a ld o 6 7 .1 1 7 ,8 6 2 .4 4 3 ,0 1 0 2 .2 4 0 ,5 1 8 7 .5 8 2 ,4 3 1 9 .7 4 2 ,5

6 7 8 9 1 0A P e n e r im a a n / C A S H IN

N o K E G I A T A N P e n e r im a a n d a n P e n g e lu a r a n T a h u n k e ( R p 0 0 0 .0 0 0 ,0 )

A P e n e r im a a n / C A S H IN1 Iu r a n K a b u p a te n /K o ta 5 .6 0 2 .8 7 6 ,1 5 .8 8 3 .0 1 9 ,9 6 .1 7 7 .1 7 0 ,9 6 .4 8 6 .0 2 9 ,4 6 .8 1 0 .3 3 0 ,9 5 %2 J a s a K o n s u lt a s i 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 0 7 .3 0 0 ,0 3 In te r e s t B a n k 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0 1 9 7 .5 5 0 ,0

J u m la h 6 .1 0 7 .7 2 6 ,1 6 .3 8 7 .8 6 9 ,9 6 .6 8 2 .0 2 0 ,9 6 .9 9 0 .8 7 9 ,4 7 .3 1 5 .1 8 0 ,9 K o m u la t i f 3 2 .6 9 1 .9 4 7 ,2 3 9 .0 7 9 .8 1 7 ,1 4 5 .7 6 1 .8 3 8 ,0 5 2 .7 5 2 .7 1 7 ,4 6 0 .0 6 7 .8 9 8 ,2

B P e n g e lu a r a n / C A S H O U T1 B ia y a R e h a b i l i t a s i 4 .3 5 6 .7 9 6 ,4 4 .5 7 4 .6 3 6 ,2 4 .8 0 3 .3 6 8 ,1 5 .0 4 3 .5 3 6 ,5 5 .2 9 5 .7 1 3 ,3 5 %2 B ia y a P e m b a n g u n a n 2 1 7 .8 3 9 ,8 2 2 8 .7 3 1 ,8 2 4 0 .1 6 8 ,4 2 5 2 .1 7 6 ,8 2 6 4 .7 8 5 ,7 5 %3 T r a n s p o r t M a t r ia l 3 7 .3 7 2 ,9 3 7 .7 4 6 ,6 3 8 .1 2 4 ,1 3 8 .5 0 5 ,3 3 8 .8 9 0 ,4 1 %4 P e r b a ik a n L a b /P e r p u s 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 3 2 9 .2 5 0 ,0 5 B ia y a O p e r a s io n a l 3 7 2 .9 8 8 ,6 3 7 6 .7 1 8 ,5 3 8 0 .4 8 5 ,7 3 8 4 .2 9 0 ,5 3 8 8 .1 3 3 ,4 1 %6 B ia y a K o n s u lt a n 7 0 .5 5 0 ,7 6 3 .4 9 5 ,6 5 7 .1 4 6 ,1 5 1 .4 3 1 ,5 4 6 .2 8 8 ,3 0 ,9 0 7 B ia y a P e n g a w a s a n 3 7 .6 7 1 ,8 3 8 .0 4 8 ,6 3 8 .4 2 9 ,1 3 8 .8 1 3 ,3 3 9 .2 0 1 ,5 1 %8 R o y a lt y ( B a d a n ) 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 8 R o y a lt y ( B a d a n ) 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 1 7 9 .2 1 7 ,4 9 B e a S is w a S M U 8 2 .2 2 8 ,5 8 3 .0 5 0 ,8 8 3 .8 8 1 ,3 8 4 .7 2 0 ,1 8 5 .5 6 7 ,3 1 %

1 0 B e a S is w a P e r g . T in g g i 2 4 6 .6 8 5 ,6 2 4 9 .1 5 2 ,4 2 5 1 .6 4 4 ,0 2 5 4 .1 6 0 ,4 2 5 6 .7 0 2 ,0 1 %J u m la h 5 .9 3 0 .6 0 1 ,7 6 .1 6 0 .0 4 8 ,0 6 .4 0 1 .7 1 4 ,0 6 .6 5 6 .1 0 1 ,8 6 .9 2 3 .7 4 9 ,2

K o m u la t i f P e n g e lu a r a n 3 2 .1 9 5 .0 8 0 ,5 3 8 .3 5 5 .1 2 8 ,4 4 4 4 .7 5 6 .8 4 2 ,4 1 5 1 .4 1 2 .9 4 4 ,2 4 5 8 .3 3 6 .6 9 3 ,4 9 S a ld o 4 9 6 .8 6 6 ,8 7 2 4 .6 8 8 ,7 1 .0 0 4 .9 9 5 ,6 1 .3 3 9 .7 7 3 ,1 1 .7 3 1 .2 0 4 ,7

Page 27: Infrastructure Develo

ESTIMASI PENERIMAAN DAN PENGELUARANESTIMASI PENERIMAAN DAN PENGELUARANREHABILITASI GEDUNG SEKOLAHREHABILITASI GEDUNG SEKOLAHREHABILITASI GEDUNG SEKOLAHREHABILITASI GEDUNG SEKOLAH

Faktor Jml Siswa Luas Jml Sekolah per-No Pengeluaran / Cash Out Jml Kab/kota Faktor (%)

Jml Siswa per-kab/kot

Luas per-Sek Sat Jumlah (Jutaan rph)

1 Biaya Rehabilitasi Sekolah *) 439 50% 60 unit 432,0 m2 600.000,0 Rp/m2 3.413.664,02 Biaya Pembangunan Baru **) 439 10% 5 unit 432,0 m2 1.800.000,0 Rp/m2 170.683,23 Transport Material ***) 439 50% 5 unit 432,0 m2 75.000,0 Rp/m2 35.559,04 Perbaikan Lab/Perpus 439 25% 30 unit/kab/kot 3.292,50 unit 100.000.000,0 /unit 329.250,0

Total Peserta Jml Sekolah perKab/Kot Biaya

5 Biaya Operasional 10% 358.434,76 Biaya Konsultan 3% 107.530,47 Biaya Pengawasan 1% 35.843,58 Royalty Penyelenggara 5% 179.217,49 Bea siswa SMU 439 150 65.850 siswa 1.200.000,0 Rp/thn 79.020,010 Bea siswa Perg Tinggi 439 30 13 170 mhs 18 000 000 0 Rp/thn 237 060 010 Bea siswa Perg. Tinggi 439 30 13.170 mhs 18.000.000,0 Rp/thn 237.060,0

Catatan :*) Rehabilitasi dilakukan pada bangunan yang mengalami kerusakan di bawah 40 %**) Pembangunan baru dilakukan pada bangunan yang mengalami kerusakan > 40 %***) Transportasi material dihitung untuk pengangkutan material bangunan maksimum jarak 200 km) Transportasi material dihitung untuk pengangkutan material bangunan maksimum jarak 200 km

Setiap tahun dilakukan perbaikan 5.689.440 m2 ged. Sekolah di 219 kab/kota di 1.314sekolahSetiap tahun dilakukan pembangunan ged baru 16.848 m2 ged. Sekolah di 43 kab/kota di 215 sekolahSetiap tahun Perbaikan laboratorium / perpustakaan sebanyak 3.292 unit

J l h l b h di b iki d l 1 t h 16 177 616 0 2 600 000 0 9 706 569 60Jumlah luas bangunan yang harus diperbaiki dalam 1 tahun 16.177.616,0 m2 600.000,0 9.706.569,60Kemampuan memperbaiki dlam 1 tahun 5.689.440,0 m2 600.000,0 3.413.664,00Ratio kemampuan memperbaiki 1 : 2.84

Page 28: Infrastructure Develo

PABRIK CPO

INFRASTRUKTUR KOMERSIAL PENGOLAHAN SAWIT DAN TURUNANNYA PENGEMBANGAN POTENSI AGROINDUSTRI

PABRIK CPO

QUALITY CONTROL

BANK

CPO

PRODUK TURUNAN

INFRASTRUKTUR KOMERSIAL

BUYER

BUMDEKSPOR / ANTAR PULAU

Page 29: Infrastructure Develo

PROFILE PUSAT KAJIAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

P E N D I R IProf DR. Sadu Wasistiono

DR.Ir. Aunur Rofiq Hadi, MSc, Achmad Arfandi Rachman

Ir.Balkan AmdanMuhamad Andri,SE,Ak, MM,

P E M B I N AProf.Dr.Ermaya Suradinata,SH,MS.MHProf.Dr.Ermaya Suradinata,SH,MS.MH

Prof.Abdul Bari Azed,SH,MH

Page 30: Infrastructure Develo

P E N A S E H A T

Prof.Dr.Aries Djaenuri,MAIr.Harijadi

Karnaen A Parwataatmadja,SE,MPA,FIISDr Ir H R Soekarsono MBA MMDr.Ir.H.R.Soekarsono, MBA,MMDR.Ir.Doddy Hermiyono,DEA

G SP E N G A W A SSidharta Pratidina,SH,MH

Haryani.AWDrs.Rizal Tarigan

\

Page 31: Infrastructure Develo

TERIMA KASIHTERIMA KASIHPemegang Hak Cipta Departemen Hukum dan Hak Asasi ManusiaPemegang Hak Cipta Departemen Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomorNomor : 030255 27 Januari 2005: 030255 27 Januari 2005Nomor Nomor : 030255, 27 Januari 2005, : 030255, 27 Januari 2005, Nomor Nomor : 031730, 17 Desember 2005: 031730, 17 Desember 2005Nomor Nomor : C00200704823, tanggal 26 Juni 2006: C00200704823, tanggal 26 Juni 2006

Page 32: Infrastructure Develo

UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 32 TAHUN 2004NOMOR 32 TAHUN 2004

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHTENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IXKERJA SAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHANKERJA SAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 196

(1) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas d h dik l l b l h d h t k itdaerah dikelola bersama oleh daerah terkait.

(2) Untuk menciptakan efisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan daerah sekitarnya untuk kepentingan masyarakat.g y p g y

(3) Untuk pengelolaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), daerah membentuk badan kerja sama.

(4) Apabila daerah tidak melaksanakan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pengelolaan pelayanan publik tersebut dapat dilaksanakan oleh Pemerintah.

Page 33: Infrastructure Develo

UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANGUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 33 TAHUN 2004NOMOR 33 TAHUN 2004

TENTANGTENTANGPERIMBANGAN KEUANGANPERIMBANGAN KEUANGAN

ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAHANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

PINJAMAN DAERAHPINJAMAN DAERAH

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah

t i f t b il iuang atau menerima manfaat yang bernilai uangdari pihak lain sehingga Daerah tersebutdibebani kewajiban untuk membayar kembalidibebani kewajiban untuk membayar kembali

Page 34: Infrastructure Develo

UU 33/2004

Pasal 49

(1) Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman(1) Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan keadaan dan prakiraan perkembangan perekonomian nasional.

(2) Batas maksimal kumulatif pinjaman sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak melebihi 60% (enam puluh persen) dari Produk Domestik Bruto tahun bersangkutan.

(3) Menteri Keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah Daerah secara keseluruhan selambat-lambatnya bulan Agustus untuk tahun anggaran berikutnya.

(4) Pengendalian batas maksimal kumulatif Pinjaman Daerah sesuai d t d ddengan peraturan perundang-undangan.

Page 35: Infrastructure Develo

UU 33/2004

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAHPEMERINTAHAN DAERAH

PINJAMAN DAERAH

Sumber Pinjaman

Pasal 51

(1) Pinjaman Daerah bersumber dari:(1) Pinjaman Daerah bersumber dari:a. Pemerintah;b. Pemerintah Daerah lain;c. lembaga keuangan bank;d lembaga keuangan bukan bank; dand. lembaga keuangan bukan bank; dane. masyarakat.

(2) Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah sebagaimana di k d d t (1) h f dib ik l l i M t i Kdimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan melalui Menteri Keuangan.

(3) Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e berupa Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar p y ( ) p g pmodal.

Page 36: Infrastructure Develo

UU 33/2004 Pasal 52

(1) Jenis Pinjaman terdiri atas :a. Pinjaman Jangka Pendek;b. Pinjaman Jangka Menengah; danc. Pinjaman Jangka Panjang.

(2) Pinjaman Jangka Pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu kurang atau sama dengan satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lainpinjaman, bunga, dan biaya lain seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

(3) Pinjaman Jangka Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih darihuruf b merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih darisatu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala Daerah yang bersangkutan.g

(4) Pinjaman Jangka Panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dankewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, d bi l i h dil i d h h b ik i ddan biaya lain harus dilunasi pada tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjamanyang bersangkutan.

Page 37: Infrastructure Develo

UU 33/2004

Penggunaan PinjamanPenggunaan PinjamanPenggunaan PinjamanPenggunaan PinjamanPasal 53

(1) Pinjaman Jangka Pendek dipergunakan hanya untukmenutup kekurangan arus kas.p g

(2) Pinjaman Jangka Menengah dipergunakan untukmembiayai penyediaan layanan umum yang tidak

h ilk imenghasilkan penerimaan.

(3) Pinjaman Jangka Panjang dipergunakan untukmembiayai proyek investasi yang menghasilkanmembiayai proyek investasi yang menghasilkanpenerimaan.

(4) Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang wajib(4) Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD

Page 38: Infrastructure Develo

UU 33/2004

OBLIGASI DAERAHOBLIGASI DAERAHPasal 57

(3) Penerbitan Obligasi Daerah wajib memenuhi ketentuan dalam Pasal 54 dan Pasal 55 serta mengikuti peraturan perundang-undangan dimengikuti peraturan perundang undangan di bidang pasar modal.

(4) Hasil penjualan Obligasi Daerah digunakan untuk membiayai investasi sektor publik yanguntuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Page 39: Infrastructure Develo

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 54NOMOR 54 TAHUN 2005TAHUN 2005

TENTANGTENTANGPINJAMAN DAERAHPINJAMAN DAERAH

BAB IIBAB IIPRINSIP UMUM PINJAMAN DAERAHPRINSIP UMUM PINJAMAN DAERAH

1) Pinjaman Daerah merupakan alternatif sumber pembiayaan APBD dan/atau untuk menutup kekurangan kas.

2) Pinjaman Daerah digunakan untuk membiayai kegiatan yang merupakan inisiatif dan kewenangan Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 40: Infrastructure Develo

Pasal 5

PP 54/2005

Pasal 5

Jenis Pinjaman Daerah terdiri atas:Pinjaman Jangka Pendek;Pinjaman Jangka Menengah; danPinjaman Jangka Panjang.

Pinjaman Jangka Pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aPinjaman Jangka Pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu kurang atau sama dengan satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain seluruhnya harus dilunasidalam tahun anggaran yang bersangkutan.

Pinjaman Jangka Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok gg j p y p j y g p ppinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala Daerah yang bersangkutan.

Pinjaman Jangka Panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c j g j g g p y ( )merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi pada tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.

Page 41: Infrastructure Develo

Pasal 7PP 54/2005

Pasal 7

Pinjaman Jangka Pendek hanya dipergunakan untuk menutup kekurangan arus kas pada tahun anggaran yangarus kas pada tahun anggaran yang bersangkutan.

Pi j J k M h di kPinjaman Jangka Menengah dipergunakan untuk membiayai penyediaan layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan.y g g p

Pinjaman Jangka Panjang dipergunakan untukmembiayai Proyek investasi yangmembiayai Proyek investasi yang menghasilkan penerimaan.

Page 42: Infrastructure Develo

PP 54/2005

Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Jangka Pendek yang bersumber dari:Pemerintah Daerah lain;lembaga keuangan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalamberbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia; dan/ataulembaga keuangan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang yang bersumber dari:Pemerintah yang dananya berasal dari pendapatan APBN dan/atau pengadaan pinjaman Pemerintah p p / p g p jnegeri;Pemerintah Daerah lain;lembaga keuangan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia; lembaga keuangan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai

dalam negeri ataupun luar negeri;Pemerintah Daerah lain;lembaga keuangan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia; lembaga keuangan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyaiberbadan hukum Indonesia dan mempunyai Tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia; dan/ataumasyarakat.

bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai

Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e berupa Obligasi Daerah yang diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat di pasar modal dalam negerinegeri.

Page 43: Infrastructure Develo

BAB IIBAB II

PP 54/2005

BAB IIBAB IISUMBER DAN BENTUKSUMBER DAN BENTUK

PINJAMAN DALAM NEGERIPINJAMAN DALAM NEGERIPasalPasal 33

1) PDN1) PDN b bb b d id i P i t hP i t h D h BUMND h BUMN dd1) PDN 1) PDN bersumberbersumber daridari PemerintahPemerintah Daerah, BUMN, Daerah, BUMN, dandanPerusahaan Daerah.Perusahaan Daerah.

2) PDN 2) PDN diadakandiadakan dengandengan menggunakanmenggunakan matamata uanguang rupiah.rupiah.3) PDN 3) PDN menurutmenurut bentuknyabentuknya merupakanmerupakan pinjamanpinjaman KegiatanKegiatan..

BAB IIIBAB IIIPENGGUNAAN PINJAMAN DALAM NEGERIPENGGUNAAN PINJAMAN DALAM NEGERI

PasalPasal 441) PDN1) PDN di kdi k t kt k bi ibi i1) PDN 1) PDN digunakandigunakan untukuntuk membiayaimembiayai::

a. a. kegiatankegiatan tertentutertentu KementerianKementerian Negara/Negara/LembagaLembaga;;b. b. kegiatankegiatan tertentutertentu PemerintahPemerintah Daerah Daerah melaluimelalui

penerusanpenerusan pinjamanpinjaman;;k i tk i t t t tt t t BUMNBUMN l l il l i i ji jc. c. kegiatankegiatan tertentutertentu BUMN BUMN melaluimelalui penerusanpenerusan pinjamanpinjaman;;

dandand. kegiatan tertentu Perusahaan Daerah melaluid. kegiatan tertentu Perusahaan Daerah melalui

penerusan pinjaman kepada Pemerintah Daerah.penerusan pinjaman kepada Pemerintah Daerah.2) PDN2) PDN t kt k bi ibi i K i tK i t t t tt t t b ib i2) PDN 2) PDN untukuntuk membiayaimembiayai KegiatanKegiatan tertentutertentu sebagaimanasebagaimana

dimaksuddimaksud padapada ayatayat (1) (1) dilakukandilakukan melaluimelalui mekanismemekanisme APBN.APBN.

Page 44: Infrastructure Develo

PP 54/2005

BAB VIBAB VI

PROSEDUR PINJAMAN DAERAH YANG BERSUMBER DARI SELAIN PROSEDUR PINJAMAN DAERAH YANG BERSUMBER DARI SELAIN PEMERINTAHPEMERINTAH

Pasal 17Pasal 17Pasal 52

Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Daerah yang bersumber selain dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Daerah yang bersumber selain dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah lainnya sepanjang tidak melampaui batas kumulatif Pinjaman Pemerintah dan

Pasal 52

lainnya sepanjang tidak melampaui batas kumulatif Pinjaman Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

sepanjang tidak melampaui batas kumulatif Pinjaman Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Page 45: Infrastructure Develo

PP 54/2005BAB III

--

BAB IIIPENGGUNAAN PINJAMAN DALAM NEGERI

PASAL 52) Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah melalui penerusan pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b merupakan kegiatan dalam rangka:a. pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum danb kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaanb. kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

(3) Kegiatan tertentu BUMN melalui penerusan pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c merupakan kegiatan dalam rangka:a. pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum diluar kerangka pelaksanaan penugasan khusus pemerintah; danb. kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

(4) Kegiatan tertentu Perusahaan Daerah melalui penerusan pinjaman kepada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d terdiri atas:

fa. pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum;danb. kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

Page 46: Infrastructure Develo

PP 54/2005

OBLIGASI DAERAHOBLIGASI DAERAH

Pasal 24Pasal 24Pasal 24Pasal 24Nilai Nilai OObligasi Daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilaibligasi Daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominal nominal

Obligasi Daerah pada saat diterbitkan.Obligasi Daerah pada saat diterbitkan.

Pasal 25Pasal 25Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat dilakukan untuk membiayai Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat dilakukan untuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi mas a akatmanfaat bagi mas a akatmanfaat bagi masyarakat.manfaat bagi masyarakat.

Pasal 26Pasal 26

Penerimaan dari investasi sektor publik sebagaimana dimaksudPenerimaan dari investasi sektor publik sebagaimana dimaksud dalam Pasaldalam PasalPenerimaan dari investasi sektor publik sebagaimana dimaksudPenerimaan dari investasi sektor publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal dalam Pasal 25, penggunaannya diprioritaskan untuk membayarpokok, bunga, dan 25, penggunaannya diprioritaskan untuk membayarpokok, bunga, dan denda Obligasi Daerah terkait.denda Obligasi Daerah terkait.

Pasal 27Pasal 27Pembayaran pokok, bunga, dan denda atas Obligasi Daerah dianggarkan Pembayaran pokok, bunga, dan denda atas Obligasi Daerah dianggarkan dalam APBD sampai dengan Obligasi Daerah dinyatakan lunas.dalam APBD sampai dengan Obligasi Daerah dinyatakan lunas.

Page 47: Infrastructure Develo

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 50 TAHUN 2007NOMOR 50 TAHUN 2007

TENTANGTENTANGTATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAHTATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAHTATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAHTATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAH

BAB IBAB IKETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM

Pasal 1Pasal 1Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau wali kota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

2 j d h d l h k k b d2. Kerja sama daerah adalah kesepakatan antara gubernur dengan gubernur atau gubernur dengan bupati/wali kota atau antara bupati/wali kota dengan bupati/wali kota yang lain, dan atau gubernur, bupati/wali kota dengan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.

3. Pihak ketiga adalah Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik D hDaerah, Koperasi, Yayasan, dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.

4. Badan kerja sama adalah suatu forum untuk melaksanakan kerja sama yang keanggotaannya merupakan wakil yang ditunjuk dari daerah yangyang keanggotaannya merupakan wakil yang ditunjuk dari daerah yang melakukan kerja sama.

Page 48: Infrastructure Develo

BAB IIBAB IIPP50/2007

BAB IIBAB IIKERJA SAMA DAERAHKERJA SAMA DAERAH

Prinsip Kerja SamaPrinsip Kerja SamaPasal 2Pasal 2Pasal 2Pasal 2

Kerja sama daerah dilakukan dengan prinsip:a efisiensi;a. efisiensi;b. efektivitas;c. sinergi;d. saling menguntungkan;e. kesepakatan bersama;f. itikad baik;g. mengutamakan kepentingan nasional dan

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republikkeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

h. persamaan kedudukan;i. transparansi;j. keadilan; dank. kepastian hukum..

Page 49: Infrastructure Develo

PP50/2007 Penjelasan Pasal 2 huruf “g “

Yang Yang dimaksuddimaksud dengandengan""mengutamakanmengutamakan kepentingankepentingan

nasionalnasional dandan keutuhankeutuhan wilayahwilayahNegara Negara KesatuanKesatuan RepublikRepublikIndonesia" Indonesia" adalahadalah seluruhseluruh

pelaksanaanpelaksanaan kerjakerja samasama daerahdaerahharusharus dapatdapat memberikanmemberikan dampakdampak

positifpositif terhadapterhadap upayaupayamewujudkanmewujudkan kemakmurankemakmuran, ,

kesejahteraankesejahteraan masyarakatmasyarakat dandanmemperkokohmemperkokoh Negara Negara KesatuanKesatuan

RepublikRepublik IndonesiaIndonesia..

Page 50: Infrastructure Develo

BAB IIBAB II

PP50/2007

BAB IIBAB IIKERJA SAMA DAERAHKERJA SAMA DAERAHSubjek Kerja SamaSubjek Kerja Sama

Pasal 3Pasal 3

Para pihak yang menjadi subjek kerja Para pihak yang menjadi subjek kerja sama dalam kerja sama daerah meliputi:sama dalam kerja sama daerah meliputi:sa a da a e ja sa a dae a e putsa a da a e ja sa a dae a e puta. a. gubernur;gubernur;b. b. bupati;bupati;p ;p ;c. c. wali kota; danwali kota; dand. d. pihak ketiga.pihak ketiga.

Page 51: Infrastructure Develo

PP50/2007

BAB IIBAB IIKERJA SAMA DAERAHKERJA SAMA DAERAH

Obj k K j SObj k K j SObjek Kerja SamaObjek Kerja Sama

Pasal 4

Objek kerja sama daerah adalah seluruh urusan)Objek kerja sama daerah adalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaan

l blik

)

pelayanan publik..

Page 52: Infrastructure Develo

BAB IIIBAB III

PP50/2007

BAB IIIBAB IIITATA CARA KERJA SAMA DAERAHTATA CARA KERJA SAMA DAERAH

Pasal 7Pasal 7

Tata cara kerja sama daerah dilakukan dengan:a. Kepala daerah atau salah satu pihak dapat memprakarsai atau menawarkan rencana kerja sama kepada kepala daerah yang lain dan pihak ketiga mengenairencana kerja sama kepada kepala daerah yang lain dan pihak ketiga mengenai objek tertentu.b. Apabila para pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a menerima, rencana kerja sama tersebut dapat ditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersama dan menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama yang paling sedikit memuat:)dan menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama yang paling sedikit memuat:1. subjek kerja sama;2. objek kerja sama;3. ruang lingkup kerja sama;

)

g g p j ;4. hak dan kewajiban para pihak;5. jangka waktu kerja sama;6. pengakhiran kerja sama;7. keadaan memaksa; dan8. penyelesaian perselisihan.

Page 53: Infrastructure Develo

PP50/2007

PASAL 12

(1(1) ) Rancangan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 dinilai oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja sejak diterima untuk memperoleh

t jpersetujuan.

(2) Apabila rancangan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menilai kurangpada ayat (1), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menilai kurangmemenuhi prinsip kerja sama, paling lama 15 (lima belas) hari kerjasejak diterima sudah menyampaikan pendapat dan sarannya kepadakepala daerah.kepala daerah.

(3) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktupaling lama 14 (empat belas) hari kerja telah menyempurnakanpaling lama 14 (empat belas) hari kerja telah menyempurnakanrancangan perjanjian kerja sama dan menyampaikan kembali kepadaDewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 54: Infrastructure Develo

PP50/2007

PASAL 12

(4) Apabila dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya surat kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), y p g p y ( ),Dewan Perwakilan Rakyat Daerah belum memberikan persetujuan, dinyatakan telah memberikan persetujuan.

(5)Gubernur wajib menyampaikan salinan setiap perjanjian kerja sama kepada Menteri/Pimpinan Lembaga Non Departemen terkait dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

(6)Bupati/wali kota wajib menyampaikan salinan setiap perjanjian kerja sama kepada gubernur, Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah..

Page 55: Infrastructure Develo

PP50/2007

BAB VBAB VHASIL KERJA SAMAHASIL KERJA SAMAHASIL KERJA SAMAHASIL KERJA SAMA

Pasal 13Pasal 13

(1) Hasil kerja sama daerah dapat berupa uang, surat berharga dan aset, atau nonmaterial berupa keuntungan.

(2) Hasil kerja sama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menjadi hak daerah yang berupa uang, harus disetor ke kas daerah sebagai pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundang-sebagai pendapatan asli daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(3) Hasil kerja sama daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang j di h k d h b b h di t t b i tmenjadi hak daerah yang berupa barang, harus dicatat sebagai aset

pada pemerintah daerah yang terlibat secara proporsional sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Page 56: Infrastructure Develo

BAB VI

PP50/2007

BAB VIPENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 14

((1) 1) Apabila kerja sama antardaerah dalam satu provinsi terjadi perselisihan, dapat diselesaikan dengan cara:perselisihan, dapat diselesaikan dengan cara:a. musyawarah; ataub. Keputusan Gubernur.

(2)Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b(2)Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersifat final dan mengikat.

Pasal 15

(1) Apabila kerja sama daerah provinsi dengan provinsi lain atau antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi atau antara daerah kabupaten/kota dengan daerah kabupaten atau daerah kota dari provinsi yang berbeda terjadi perselisihan, dapat diselesaikan dengan cara:a musyawarah; ataua. musyawarah; ataub. Keputusan Menteri.

(2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersifat final dan mengikat.g

Page 57: Infrastructure Develo

Pasal 20PP50/2007

Pasal 20

Kerja sama daerah tidak berakhir karena pergantian pemerintahan di daerah.p

BAB XBADAN KERJA SAMA

Pasal 24

(1) D l k b t k l d h l k k k j(1) Dalam rangka membantu kepala daerah melakukan kerja sama dengan daerah lain yang dilakukan secara terus menerus atau diperlukan waktu paling singkat 5 (lima) tahun, kepala daerah dapat membentuk badan kerja sama.p p j

(2) Badan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan perangkat daerah.

(3) Pembentukan dan susunan organisasi badan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengansebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan bersama kepala daerah.

Page 58: Infrastructure Develo

l 2l 2PP50/2007

Pasal 25Pasal 25

(1) Badan kerja sama sebagaimana dimaksud(1) Badan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 mempunyai tugas:

a. membantu melakukan pengelolaan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kerja sama;dan evaluasi atas pelaksanaan kerja sama;

b. memberikan masukan dan saran kepada kepala daerah masing-masing mengenai langkah-l k h h dil k k bil dlangkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan; dan

c. melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala d h i idaerah masing-masing.

(2) Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas ( ) y y g p p gbadan kerja sama menjadi tanggung jawab bersama kepala daerah yang melakukan kerja sama.

Page 59: Infrastructure Develo

IIFF IIFF (The Indonesian Infrastructure Financing Facility)IIFF (The Indonesian Infrastructure Financing Facility)

Rabu, 11 Februari 2009 | 03:49 WIBJAKARTA, SELASA — Pemerintah bekerja sama dengan beberapa

lembagakeuangan multilateral bersepakat membentuk Fasilitas Pembiayaan Infrastruktu Indonesia, lembaga pembiayaan khusus infrastruktur. Lembaga mulaiberoperasi Juni 2009.Lembaga ini diharapkan bisa menghimpun dana Rp 20 triliun dalam 3-5 tahun mendatang untukLembaga ini diharapkan bisa menghimpun dana Rp 20 triliun dalam 3 5 tahun mendatang untuk menutupi kekurangan dana proyek infrastruktur.Koordinator Sektor Keuangan dan Pengembangan Sektor Swasta Bank Dunia PS Srinivas mengungkapkan hal ini di Jakarta, Senin (10/2). Ia berbicara dalam Seminar Infrastruktur tentang ”Mempercepat Pembangunan Infrastruktur di Era Krisis Keuangan Global” yang diselenggarakan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Departemen Keuangan.Fasilitas Pembiayaan Infrastruktur Indonesia (The Indonesian Infrastructure FinancingFasilitas Pembiayaan Infrastruktur Indonesia (The Indonesian Infrastructure Financing Facility/IIFF) akan berbentuk perseroan terbatas (PT). Pada lembaga ini,

pemerintah hanya menguasai 30 persen dan menjadi pemegang saham minoritas. Sisanya, 70 persen, dikuasai Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Jerman (KfW). IIFF akan menyalurkan kredit untuk investor pelaksana proyek infrastruktur. Lembaga ini juga bisa mengelola dana lembaga keuangan lokal, seperti dana pensiun atau asuransi. Dana yang dihimpun dalam IIFF bisa digunakan untuk membangun infrastruktur yang dilakukan oleh investor swasta nasionalbisa digunakan untuk membangun infrastruktur yang dilakukan oleh investor swasta nasional, regional, atau internasional

Page 60: Infrastructure Develo

IIFF IIFF (The Indonesian Infrastructure Financing Facility)IIFF (The Indonesian Infrastructure Financing Facility)

”Kontribusi dari Bank Dunia dan ADB akan diberikan dalam bentuk utang. Sebagai PT, pemerintah atau pemegang saham lain bisa saja g g , p p g g jmengurangi atau menambah kepemilikannya melalui IPO (initial public offering),” ujar Srinivas.

Menurut Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan PengembanganMenurut Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kantor Menko Perekonomian Wahyu Utomo, untuk modal awal, dana infrastruktur yang dihimpun dalam IIFF pada semester I-2009 ditargetkan mencapai Rp 4 triliun. Dana itu berasal dari APBN senilai Rp 1 triliun serta p p pdari ADB dan Bank Dunia masing-masing Rp 1 triliun.

”Bank Dunia dan ADB akan menyiapkan dananya pada Februari atau Maret 2009 Jadi totalnya Rp 3 triliun tetapi ada kemungkinan ini bisaMaret 2009. Jadi totalnya Rp 3 triliun, tetapi ada kemungkinan ini bisa sampai Rp 4 triliun karena ada tambahan dari ADB dan Bank Dunia. Itu sifatnya ada yang pinjaman dan ada juga yang sifatnya penyertaan (modal),” lanjutnya.( ), j yIIFF dibentuk sebagai alternatif pembiayaan karena pinjaman perbankan umumnya memiliki tenor pendek. ”Sekarang, misalkan pengembang sulit mendapatkan pembiayaan perbankan karena uang-uang di perbankan jangka pendek nanti dengan IIFF mudah mudahan (tenor) bisa lebih panjang ”pendek, nanti dengan IIFF mudah-mudahan (tenor) bisa lebih panjang, katanya.