Informasi Vol 17, No 2 (2019): BIOTIKA DESEMBER 2019 ...

9
2/11/2020 BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi jurnal.unpad.ac.id/biotika 3/3 PDF PDF PDF BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi adalah Jurnal terbuka yang diterbitkan oleh Departemen Biologi Universitas Padjadjaran yang berdiri sejak tahun 2002. Artikel yang diterbitkan di Jurnal Biotika meliputi semua artikel penelitian asli ( ) yang relevan dengan bidang Biologi dan akan ditelaah secara tertutup oleh mitra bestari. Dalam era interdisipliner ini, Biotika berperan sebagai media komunikasi ilmiah untuk bidang Biologi dan aplikasi terapannya yang relevan, seperti mikrobiologi, genetika dan molekuler, biologi struktur, biologi fungsi, biologi lingkungan maupun biologi terapan. Biotika juga berperan dalam menerbitkan hasil penelitian yang berkualitas dari peneliti muda untuk dapat dijadikan informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Para kontributor Jurnal Biotika terbuka untuk peneliti dari bidang-bidang terkait, akademisi dan mahasiswa berbagai strata (S1, S2, dan S3). Jurnal BIOTIKA diterbitkan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Juni dan Desember. EISSN: 2621-4180 PISSN: 1412-4297 Beranda > Vol 17, No 2 (2019) Informasi Call for Paper BIOTIKA mengundang anda untuk mengirimkan makalah penelitian anda untuk penerbitan dalam Volume 17 edisi Desember 2019 (Juli-Desember 2019) Publikasi di Jurnal BIOTIKA Proses menuju artikel yang dapat dipublikasi di Biotika dapat dilakukan maksimal 2-4 bulan, tergantung adanya kerja sama antara penulis dan penerbit dalam proses editing. Status proses penerbitan dapat dikonfirmasi melalui email : [email protected] Lebih Lanjut... Lebih banyak informasi... Vol 17, No 2 (2019): BIOTIKA DESEMBER 2019 Daftar Isi Plumeria pudica Jacq. : TAMBAHAN UNTUK MARGA PLUMERIA (APOCYNACEAE) DI JAWA 10.24198/biotika.v17i2.25454 1-8 MORFOMETRIK KERANG HIJAU (Perna viridis) DAN REMIS (Donax compressus) DI PERAIRAN PANTAI TIMUR PANGANDARAN, JAWA BARAT 10.24198/biotika.v17i2.26006 9-16 KOMBINASI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BINTARO (Cerbera Odollam) DAN DAUN MIMBA (Azadirachta Indica) TERHADAP BAKTERI Escherichia Coli SECARA IN VITRO 10.24198/biotika.v17i2.26052 17-26 Jurnal ini terindeks oleh:

Transcript of Informasi Vol 17, No 2 (2019): BIOTIKA DESEMBER 2019 ...

2/11/2020 BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi

jurnal.unpad.ac.id/biotika 3/3

PDF

PDF

PDF

BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi adalah Jurnal terbuka yang diterbitkan oleh Departemen BiologiUniversitas Padjadjaran yang berdiri sejak tahun 2002. Artikel yang diterbitkan di Jurnal Biotika meliputisemua artikel penelitian asli (original article) yang relevan dengan bidang Biologi dan akan ditelaahsecara tertutup oleh mitra bestari. Dalam era interdisipliner ini, Biotika berperan sebagai mediakomunikasi ilmiah untuk bidang Biologi dan aplikasi terapannya yang relevan, seperti mikrobiologi,genetika dan molekuler, biologi struktur, biologi fungsi, biologi lingkungan maupun biologi terapan.Biotika juga berperan dalam menerbitkan hasil penelitian yang berkualitas dari peneliti muda untukdapat dijadikan informasi ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Para kontributorJurnal Biotika terbuka untuk peneliti dari bidang-bidang terkait, akademisi dan mahasiswa berbagaistrata (S1, S2, dan S3). Jurnal BIOTIKA diterbitkan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Juni danDesember.

EISSN: 2621-4180

PISSN: 1412-4297

Beranda > Vol 17, No 2 (2019)

Informasi

Call for Paper

BIOTIKA mengundang anda untuk mengirimkan makalah penelitian anda untuk penerbitan dalam Volume 17 edisi Desember 2019(Juli-Desember 2019)

Publikasi di Jurnal BIOTIKA

Proses menuju artikel yang dapat dipublikasi di Biotika dapat dilakukan maksimal 2-4 bulan, tergantung adanya kerja sama antarapenulis dan penerbit dalam proses editing. Status proses penerbitan dapat dikonfirmasi melalui email : [email protected]

Dikirimkan: 2019-01-01 Lebih Lanjut...

Lebih banyak informasi...

Vol 17, No 2 (2019): BIOTIKA DESEMBER 2019

Daftar Isi

Plumeria pudica Jacq. : TAMBAHAN UNTUK MARGA PLUMERIA (APOCYNACEAE) DI JAWA 10.24198/biotika.v17i2.25454

Muhammad Rifqi Hariri, Arifin Surya Dwipa Irsyam, Rina Ratnasih Irwanto

1-8

MORFOMETRIK KERANG HIJAU (Perna viridis) DAN REMIS (Donax compressus) DI PERAIRAN PANTAITIMUR PANGANDARAN, JAWA BARAT

10.24198/biotika.v17i2.26006Desak Made Malini, Emilie Nuraida Erawan

9-16

KOMBINASI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BINTARO (Cerbera Odollam) DAN DAUN MIMBA (AzadirachtaIndica) TERHADAP BAKTERI Escherichia Coli SECARA IN VITRO

10.24198/biotika.v17i2.26052Elisa Kustiyaningsih, Yuniar Ajeng Mastuti, Wimawantika Hapsari Nugraha, Wisanti Wisanti

17-26

Jurnal ini terindeks oleh:

*Korespondensi: Desak Made Malini, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran; Jl. Raya Bandung – Sumedang Km.21, Jatinangor, Sumedang 45363 Jawa Barat, Indonesia, Email: [email protected] BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

9

MORFOMETRIK KERANG HIJAU (Perna viridis) DAN REMIS (Donax compressus) DI PERAIRAN PANTAI TIMUR

PANGANDARAN, JAWA BARAT

Desak Made Malini* , Emilie Nuraida Erawan Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Padjadjaran, Jl. Raya Bandung – Sumedang Km.21, Jatinangor, Sumedang 45363 Jawa Barat, Indonesia

e-mail: * [email protected]

Abstrak Pantai Timur Pangandaran merupakan salah satu lokasi pariwisata yang berada di dekat Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan merupakan habitat bagi kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus). Organisme tersebut sangat rentan terhadap perubahan factor lingkungan seperti salinitas, pH, ketersediaan nutrisi dan tingkat pencemaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara panjang cangkang, lebar cangkang, berat daging dengan berat total dari P. viridis dan D. compressus serta hubungannya dengan kondisi lingkungan di perairan Pantai Timur Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan teknik survey. Sampel P. viridis diperoleh di area keramba jaring apung sedangkan sampel D. compressus diperoleh di sepanjang pesisir pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r tertinggi pada P. viridis terdapat pada korelasi berat daging dengan berat total yaitu r 0,9864 dan memiliki nilai R2 sebesar 0,9731, sedangkan pada D. compressus nilai r tertinggi sebesar 0,97613 dengan R2 0,952. Nilai terendah pada P. viridis berada pada nilai r 0,8330 dengan R2 0,6939, dan pada D. compressus nilai r 0,8747 terendah dengan R2 0,7652. Berdasarkan pada hasil pengukuran morfometrik P. viridis dan D. compressus dapat disimpulkan bahwa perairan Pantai Timur Pangandaran belum tercemar. Kata kunci: Perna viridis, Donax compressus, morfometrik, korelasi kuat positif, Pantai Timur Pangandaran

MORPHOMETRIC OF GREEN MUSSELS (Perna viridis) AND MUSSEL SHELL (Donax compressus) IN EAST COAST

PANGANDARAN, WEST JAVA

Abstract The East coast Pangandaran is one of the locations of tourism and marine fish cultivation by fishermens. East Coast is located near the Nature Reserves of Pananjung Pangandaran and is the habitat for green mussels (Perna viridis) and mussel shells (Donax compressus). The growth of these shells is affected by salinity, pH, nutrient availability dan the presence of pollution. The purpose of this study is to know the corelation between the shell length, shell width, the weight of the meat, and the total weight of Perna viridis and Donax compressus and its relationship to environmental conditions in East Coast Pangandaran. The methodes that are used is regression analysis to see the correlation between each measured parameters. The results showed that there’s a strong positive correlation (0,80 ≤ r ≤ 1,00) between all of the morphometric parameters from both shells. The highest r-value in Perna viridis is found between meat weight and total weight with r 0.9864 and R2 0.9731, as for Donax compressus the highest r value is 0.97613 with R2 0.952. The lowest value in Perna viridis is at r 0.83301 with R2 0.6939, and Donax compressus has the lowest r value for 0.8747 with R2 0.7652. The environmental condition in East Coast Pangandaran can be said isn’t polluted with the sign of good growth in green mussels (Perna viridis) and mussel shells (Donax compressus) based on its correlation. Keywords: Perna viridis, Donax compressus, morphometric, East Coast Pangandaran

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

10

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat 1. Pendahuluan

Pantai Timur Pangandaran merupakan

salah satu lokasi yang dijadikan sebagai destinasi pariwisata dan pada lokasi ini juga merupakan area keramba jaring apung yang digunakan sebagai sumber pencaharian nelayan. Kedua aktivitas manusia tersebut menghasilkan limbah yang sebagian besar dibuang ke perairan dan dapat mencemari perairan disekitarnya. Salah satu jenis hewan yang hidup di perairan laut Pantai Timur adalah bivalvia atau kerang. Jenis kerang yang ditemukan di daerah tersebut diantaranya adalah jenis kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus). Menurut Nurdin dan Izmiarti (2011), kerang merupakan sumber daya laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dagingnya dapat dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung protein yang tinggi, sedangkan cangkangnya dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Selain itu bivalvia juga memiliki peran ekologis dalam siklus rantai makanan, mempengaruhi struktur komunitas makrozoobentos dan sebagai bioindikator (Komala et al., 2011). Kerang hijau Perna viridis memiliki ciri-ciri tubuh lunak, termasuk dua cangkang, berwarna hijau cerah pada kerang juvenile dan hijau tua hingga coklat pada kerang dewasa, serta memiliki panjang 8-16 cm (Setyawan, 2015). Sedangkan remis (D. compressus) termasuk kerang pipih famili Donacidae, hidup di substrat dasar perairan di sepanjang di daerah pantai substrat pasir (Hermann, 2008). Remis memiliki peranan penting dalam ekosistem sebagai makanan bagi burung, ikan, dan kepiting (Arma, 2011).

Salah satu cara untuk mengetahui apakah keberadaan kerang hijau dan remis terancam oleh pencemaran laut di Pantai Timur adalah dengan melakukan studi morfometrik. Studi morfometrik mengenai kerang perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi iklim seperti kenaikan suhu atau perubahan salinitas yang terjadi

di perairan. Morfometrik merupakan metode pengukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh hewan yang mencakup panjang dan berat. Menurut Setyawan (2015), morfometrik hewan akuatik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu temperatur, salinitas, dan ketersediaan bahan makanan. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang terjadi antara panjang cangkang, lebar cangkang, berat daging dan berat total dari kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus) serta hubungannya dengan kondisi perairan yang tercemar atau tidak maka dilakukan studi morfometrik di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat. 2. Metode Penelitian

2.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini, alat yang

digunakan adalah alat tulis, baki bedah, jangka sorong, kertas lakmus, laptop, neraca digital akurasi 0,01 g, pisau, hand refraktometer salt dan termometer alkohol. Bahan yang digunakan adalah kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus) yang diperoleh di perairan Pantai Timur Pangandaran. 2.2 Teknik Pengumpulan Data

2. 2.1 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel kerang hijau

(Perna viridis) dilakukan di area keramba jaring apung yaitu pada jaring dan pelampungnya, sedangkan pengambilan sampel remis (Donax compressus) dilakukan pada sepanjang pesisir pada substrat pasir ketika laut mulai pasang. Lokasi pengambilan sampel kedua kerang tersebut terletak di Pantai Timur Pangandaran dan dilakukan setiap hari selama 4 hari dari tanggal 11-14 Maret 2018. 2.2.2 Parameter Morfometrik

Parameter morfometrik yang diamati meliputi panjang cangkang, lebar cangkang, berat cangkang, berat daging, dan berat total. Cangkang kerang diukur panjangnya

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

11

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat dari ujung anterior sampai ujung posterior, lebar cangkangnya diukur jarak vertikal terpanjang dari cangkang yang diletakkannya secara horizontal dengan menggunakan jangka sorong (Indraswari, 2014). Sedangkan Berat daging kerang dan berat total (daging dengan cangkang) ditimbang menggunakan neraca digital 0,01 g.

Gambar 1. Pengukuran Morfometrik

Kerang. (a) panjang cangkang; (b) lebar cangkang (Indraswari, 2014).

2.2.3 Pengambilan Data Fisik

Data fisik yang diambil berupa salinitas, suhu dan pH dari air laut yang diambil setiap hari selama pengambilan sampel. Salinitas diukur menggunakan hand refraktometer salt, suhu diukur menggunakan termometer alkohol, dan pH diukur menggunakan kertas lakmus. 2.2.4 Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan analisis regresi untuk mengetahui korelasi, parameter morfometri, ukuran maksimum dan minimum dari kerang (Indraswari, 2014). Analisis regresi dilakukan menggunakan microsoft excel dengan mendapatkan hasil berupa R2 yang menandakan kecocokan korelasi antara dua variabel. Jika nilai R2 mendekati 1, maka nilai kecocokan variabel semakin tinggi. Dikatakan korelasi kuat positif jika 0.80 ≤ r ≤ 1,0, korelasi sedang positif jika 0,50 ≤ r ≤ 0,79 dan korelasi lemah positif jika 0,01 ≤ r ≤ 0,49 (Junaidi, 2014). 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Morfologi Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus)

Morfologi dari kedua jenis kerang yang didapatkan dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 berikut.

Gambar 2. Morfologi Remis (Donax

compressus). (a). Panjang Cangkang; (b). Lebar Cangkang.

Gambar 3. Morfologi Kerang Hijau (Perna

viridis). (a). Panjang Cangkang; (b). Lebar Cangkang.

Remis (Donax compressus) memiliki warna hijau kecoklatan dengan garis-garis krem di seluruh cangkangnya, sedangkan kerang hijau (Perna viridis) memiliki warna biru kehijauan dan semakin besar ukurannya maka akan memiliki warna coklat kebiruan. Ukuran remis lebih kecil daripada kerang hijau, remis ditemukan merendamkan diri di pasir sedangkan kerang hijau memiliki kaki dan benang byssus untuk melekat di permukaan salah satunya di keramba jaring apung.

3.2 Ukuran Maksimum dan Minimum

Hasil pengukuran morfometrik berupa panjang cangkang, lebar cangkang, berat total, dan berat daging kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus) memiliki ukuran maksimum, minimum serta rata-rata yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

12

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat 3.3. Analisis Regresi Kerang Hijau (P. viridis) dan Remis (D. compressus)

Hasil analisis regresi berupa persamaan dan nilai R2 dapat dilihat pada gambar 3 dan 4. Nilai R2 tertinggi yang didapatkan pada kerang hijau (Perna viridis) yaitu pada korelasi berat daging dengan berat total memiliki nilai R2 0,9731 dan nilai koefisien korelasi r 0,9864. Nilai R2 terendah terdapat pada korelasi lebar cangkang dengan berat daging sebesar 0,6939 dan nilai r 0,83301. Pada remis (Donax compressus) koefisien determinasi R2 tertinggi terdapat pada korelasi panjang

cangkang dengan berat daging yaitu sebesar 0,952 dengan nilai r 0,97613, dan nilai R2 terendah sebesar 0,7562 pada korelasi lebar cangkang dengan berat daging dengan nilai r 0,8747. 3.4. Data Parameter Fisik

Data parameter fisik yang diambil selama 4 hari dapat dilihat pada tabel 2. Dari hasil data fisik yang didapatkan berupa suhu, salinitas, dan pH air laut Pantai Timur Pangandaran termasuk keadaan yang baik dan stabil untuk pertumbuhan kerang karena masih dalam jangka normal.

Tabel 1. Ukuran Maksimum dan Minimum Kerang Hijau (P. viridis) dan Remis (D. compressus) Ukuran

Maksimum Ukuran

Minimum Rata - rata

Ukuran Maksimum

Ukuran Minimum

Rata - rata

Panjang Cangkang (cm) 7,46 2,38 4,07 3,40 1,80 2,65

Lebar Cangkang (cm) 3,35 1,40 2,30 2,50 1,18 1,80

Berat Total (gram) 36,24 1,57 9,22 5,63 1,00 3,12

Berat Daging (gram) 10,39 0,32 2,05 1,20 0,11 0,62

Jumlah Kerang 28 39

Gambar 4. Korelasi Panjang Cangkang, Lebar Cangkang, Berat Daging dan Berat Total Kerang

Hijau (P. viridis). (a). Panjang Cangkang dengan Lebar Cangkang; (b) .Panjang Cangkang dengan Berat Daging; (c). Panjang Cangkang dengan Berat Total; (d). Lebar Cangkang dengan Berat Daging; (e). Lebar Cangkang dengan Berat Total; (f). Berat Daging dengan Berat Total.

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

13

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat

Gambar 5. Korelasi Panjang Cangkang, Lebar Cangkang, Berat Daging dan Berat Total Remis

(D. compressus). (a). Panjang Cangkang dengan Lebar Cangkang; (b). Panjang Cangkang dengan Berat Daging; (c). Panjang Cangkang dengan Berat Total; (d).

Gambar 5. Lebar Cangkang dengan Berat Daging; (e). Lebar Cangkang dengan Berat Total; (f).

Berat Daging dengan Berat Total.

Table 2. Data Parameter Fisik

Parameter Fisik

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Rata-rata

Suhu (⁰C) 29 30 29 29,5 29,37 Salinitas (‰) 35 33 35 30 33,25 pH 8 8 8 8 8

Pembahasan

Kerang hijau (Perna viridis) atau dikenal dengan nama daerah batak diperoleh oleh para nelayan dengan cara menyelam ke dasar laut. Sampel kerang hijau didapatkan dari dasar jaring keramba apung pada kedalaman 3 meter, 120 meter dari bibir pantai dan berada di kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Dilakukan pengukuran parameter morfometrik kerang tersebut menggunakan jangka sorong dan timbangan analitik 0,01 g. Ukuran kerang hijau yang ditemukan bervariasi dengan rata-rata panjang cangkang sebesar 4,07 cm, lebar cangkang sebesar 2,3 cm, berat daging sebesar 2,05 gram dan rata-rata berat total sebesar 9,22 gram. Gosling (2004) dalam Cappenberg (2018) menyatakan bahwa panjang kerang hijau dapat mencapai ukuran 16,5 cm,

tetapi umumnya berukuran 8 cm. Dari hasil yang didapatkan, ukuran panjang terbesar yaitu 7,46 cm dengan rata-rata 4,07 cm. Hal ini menunjukkan bahwa habitatnya masih mendukung pertumbuhannya. Warna cangkang mayoritas berwarna hijau, maka dapat diketahui bahwa lokasi pengambilan sampel didominasi oleh kerang hijau pada fase juvenil.

Nilai R2 tertinggi didapatkan pada korelasi antara berat daging dengan berat total kerang, dimana nilai R2 sebesar 0,9731 yang artinya terdapat hubungan yang sangat erat antara berat daging dengan berat total sebesar 97%. Menurut Nagir (2013), koefisien determinasi R2 adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel tak bebas y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas x. Nilai r sebesar 0,98 menandakan bahwa korelasi antara berat daging dengan berat total kuat

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

14

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat positif (0,80 ≤ r ≤ 1,00). Panjang cangkang dengan berat total kerang hijau pula menunjukkan nilai R2 0,9221 maka 92% pertambahan panjang cangkang mempengaruhi berat total kerang. Nilai R2 terendah sebesar 0,6939 berada pada hasil antara lebar cangkang dengan berat daging yang menandakan hanya 69% lebar cangkang mempengaruhi pertumbuhan berat daging kerang hijau. Terdapat sebanyak 31% data yang tidak sesuai menandakan bahwa adanya ketidakseimbangan antara pertambahan panjang dengan pertambahan lebar cangkang yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya ketersediaan nutrisi di lingkungan hidup. Berdasarkan nilai r > 0,8 maka dapat diketahui bahwa seluruh komponen memiliki korelasi kuat positif.

Korelasi kuat positif pada kerang hijau dapat disebabkan karena ketersediaan nutrien yang melimpah. Sampel kerang hijau yang diambil tumbuh dan melekat pada jaring keramba apung, seperti yang diketahui keramba apung merupakan tempat untuk membudidayakan ikan laut dan memiliki jadwal pemberian pakan untuk pertumbuhan ikan tersebut. Kerang hijau yang melekat di jaring tersebut memiliki peluang tinggi untuk mendapatkan nutrien yang terdapat dari pakan ikan secara teratur sehingga sangat memungkinkan untuk memiliki pola pertumbuhan yang baik. Hasil pengamatan tersebut didukung oleh Prasojo (2012), bahwa bahan organik yang terlarut dalam perairan merupakan sumber nutrisi utama bagi hewan benthos seperti bivalvia, jumlah bahan organik merupakan salah satu faktor yang menentukan kehadiran bivalvia dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan.

Adapun faktor lain yang mendukung korelasi antar parameter morfometri yang diukur yaitu kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan kerang hijau yang seimbang. Menurut Kastawi (2003), kerang hijau tumbuh optimal pada daerah tropik dengan kisaran suhu 27-37⁰C dan pada salinitas 27-35 permil. Dari data fisik yang diambil selama penelitian

didapatkan rata-rata suhu 29⁰C dan salinitas 34,3 permil, maka kondisi lingkungan tersebut mendukung pertumbuhan yang baik bagi kerang hijau.

Jenis kerang kedua adalah remis (Donax compressus) yang ditemukan di tepi pantai atau pesisir pada saat air laut mulai pasang. Remis tersebut hanya ditemukan pada area yang jauh dari aktivitas manusia dan kegiatan perahu nelayan. Ukuran remis yang didapatkan relatif kecil dan seragam, dengan rata-rata panjang cangkang 2,65 cm, rata-rata lebar cangkang 1,8 cm, rata-rata berat daging sebesar 0,62cm dan rata-rata berat total kerang yaitu 3,12 cm. Pada umumnya ukuran remis tersebut adalah 3-4,4 cm, dan remis akan melakukan gerakan migrasi saat air laut pasang dimana remis akan bergerak menuju pantai.

Hasil korelasi parameter morfometri remis yang didapatkan memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kerang hijau. Korelasi panjang cangkang dengan berat daging remis memiliki nilai R2 tertinggi sebesar 0,9528, nilai tersebut menunjukkan bahwa 95% pertambahan panjang cangkang mempengaruhi berat daging remis, hal tersebut diperkuat dengan nilai r sebesar 0,97613 yang artinya korelasi yang dimiliki adalah korelasi kuat positif. Nilai R2 terkecil dari keseluruhan parameter ialah 0,7652 pada hubungan antara lebar cangkang dengan berat daging remis. Hal tersebut menandakan bahwa hanya 76% yang dari kedua varibel tersebut yang saling mempengaruhi, dan terdapat 24% dari lebar cangkang yang tidak mempengaruhi berat daging remis. Akan tetapi nilai r yang dihasilkan adalah 0,8747, berarti nilai r > 0,8 sehingga korelasi yang terbentuk antara lebar cangkang dan berat daging adalah korelasi kuat positif.

Hasil yang didapatkan dari analisis regresi terhadap remis (Donax compressus) menunjukkan bahwa seluruh komponen parameter morfometri berupa panjang cangkang, lebar cangkang, berat daging dan berat total memiliki korelasi kuat positif yang berarti pertambahan ukuran yang terjadi sangat baik dan saling mempengaruhi. Hal tersebut didukung oleh

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

15

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat faktor kondisi lingkungan di Pantai Timur Pangandaran yang baik. Faktor kondisi suhu dan salinitas yang ada di Pantai Timur telah memadai untuk pertumbuhan bivalvia, yaitu kerang hijau dan remis.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi juga adalah pH. Menurut Hamuna et.al. (2018), nilai pH yang ideal bagi perairan adalah 7-8,5. Kondisi perairan yang sangat basa maupun asam akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan mengganggu proses metabolisme dan respirasi. Data pH yang diukur yaitu sebesar 8, maka ha ltersebut menunjukkan bahwa pH di Pantai Timur masih dalam batas normal dan memungkinkan untuk menunjang pertumbuhan kerang hijau dan remis.

Seluruh faktor kondisi lingkungan yang masih dalam batas normal menyatakan bahwa kawasan Pantai Timur Pangandaran termasuk dalam kategori belum tercemar. Hal tersebut ditandai dengan korelasi kuat positif dari seluruh parameter morfometri kedua jenis kerang tersebut. Kerang merupakan indikator pencemaran, jika kerang terpapar zat pencemar secara terus menerus maka dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pertumbuhan panjang cangkang, lebar cangkang, berat daging dan berat total kerang. 4. Kesimpulan dan Saran

Terdapat korelasi kuat positif antara seluruh komponen parameter morfometri yaitu panjang cangkang, lebar cangkang, berat daging dan berat total dengan nilai 0,80 ≤ r ≤ 1,00 dari kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus). Pantai Timur Pangandaran termasuk dalam kategori tidak tercemar berdasarkan pada faktor kondisi lingkungan dan korelasi komponen parameter morfometri yang kuat pada kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus). Pantai Timur Pangandaran memiliki beberapa daerah yang termasuk ke dalam kawasan konservasi dari Cagar Alam Pananjung Pangandaran yang harus tetap dilestarikan

dan dipertahankan kebersihannya dari segala pencemar seperti sampah, limbah domestik dan limbah dari perhotelan agar tidak mengganggu pertumbuhan dari makhluk hidup yang memiliki habitat di lokasi tersebut seperti kerang hijau (Perna viridis) dan remis (Donax compressus). Daftar Pustaka Arma, S. P. (2011). Ekologi dan reproduksi

Kerang Remis (Donax compressus) di Pantai Tiku Kabupaten Agam (Tesis) Padang: Universitas Andalas.

Cappenberg, H. A. W. (2008). Beberapa aspek biologi Kerang Hijau Perna viridis Linnaeus, 1758. Oseana, 33(1), 33-40.

Hamuna, B., Tanjung, R. H. R., Suwito, H. K. Maury, & Alianto. (2018). Kajian kualitas air laut dan indeks pencemaran berdasarkan parameter fisika-kimia di Perairan Distrik Depapre, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 35-43.

Hermann, M. (2008). Population dynamics of The Argentinean Surf Clams Donax hanyeanus and Mesoderma mactroides from Open-Atlantic Beaches off Argentina (Thesis) Germany: Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research.

Indraswari, A. G. M., Litaay, M., & Soekendarsi, E. (2014). Morfometrik Kerang Tahu Meretrix meretrix Linnaeus, 1758 di Pasar Rakyat Makassar. Berita Biologi, 13(2), 137-142.

Junaidi. (2014). Regresi dengan Microsoft Office Excel. Universitas Jambi. Jambi. Diakses melalui https://repository.unja.ac.id/117/1/regresi%20excel_junaidi2014.pdf

Kastawi, Y. (2003). Zoologi Avertebrata. Malang: Jica.

Nagir, M. T. (2013). Morfometri Kerang Darah Anadara granosa L. pada beberapa Pasar Rakyat Makassar, Sulawesi Selatan (Skripsi) Makassar: Universitas Hasanuddin.

BIOTIKA, Volume 17 No. 2 (2019)

16

Malini, D. M., & Erawan, E. N. Morfometrik Kerang Hijau (Perna viridis) dan Remis (Donax compressus) di Perairan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat Prasojo, S. A., Irwani, I., & Suryono, C. A.

(2012). Distribusi dan kelas ukuran panjang Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Pesisir, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Journal of Marine Research, 1(1), 152-160.

Setyawan, T. B. (2015). Studi morfometrik Perna viridis Linneaus 1758 di Muara Angke dan Pelabuhan Ratu (Skripsi) Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nurdin, J. & Izmiarti. (2011). Perbandingan kepadatan populasi dan sebaran ukuran

cangkang Kerang Donax faba Gmelin, 1792 (Lamellibbranchiata: Donacidae) berdasarkan kedalaman substrat di Perairan Pantai Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Jurnal Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang.

Komala, R., Yulianda, F., Lumbanbatu, D. T. F., & Setyobudiandi, I. (2011). Morfometrik kerang Anadara granosa dan Anadara antiquata pada wilayah yang terekploitasi di Teluk Lada Perairan Selat Sunda. Jurnal Pertanian-UMMI, 1(1), 14-18.