INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · pelayanan publik. Inovasi-inovasi terpilih itu terdiri dari 16...
Transcript of INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · pelayanan publik. Inovasi-inovasi terpilih itu terdiri dari 16...
K E S E H A T A N
I N F O B P J S
MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 68
LANGKAH STRATEGIS UNTUK JAMIN KEBERLANGSUNGAN JKN-KIS
ATUR
MESSAGE
CEOMESSAGE
Pembaca Info BPJS yang budiman,
Program JKN-KIS merupakan salah satu Program Prioritas Pemerintahan
Presiden Jokowi-JK yang tercantum dalam Nawacita ke-5, yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Memasuki tahun
ke-5 implementasi peningkatan kualitas hidup manusia itu mulai terasa
melalui Program JKN-KIS. Sudah banyak masyarakat yang merasakan
manfaat kehadiran Program JKN-KIS. Hal ini terlihat dari total pemanfaatan
pelayanan kesehatan dari tahun 2014 sampai dengan 2017 mencapai 640,2
juta pemanfaatan, atau jika dirata-rata pada tahun 2017 sebanyak 612.055
pemanfataan per hari kalender.
Melihat begitu besar pemanfaatan terhadap program ini, tentu Pemerintah
tidak akan tinggal diam apabila terdapat sejumlah hal yang menjadi
tantangan dalam pengelolaan program ini. Komitmen pemerintah tidak
perlu diragukan, sejak awal implementasi evaluasi dan pembenahan terus
dilakukan.
Namun perlu menjadi pemahaman kita bersama bahwa Program JKN-
KIS yang dikelola BPJS Kesehatan pada dasarnya selalu dihitung dengan
pendekatan dan prinsip anggaran berimbang pada setiap awal tahun
anggaran. Prinsip umum anggaran berimbang antara lain pengeluaran dan
pendapatan harus sama, serta pendapatan utama bersumber dari iuran
peserta. Berdasarkan hitungan aktuaria, iuran saat ini belum sesuai dengan
angka ideal, karenanya program ini structurally unfunded. Sehingga dalam
perjalanannya mengalami “defisit” atau mismatch.
Kondisi mismatch ini sudah diprediksi sejak awal, kemudian, diantisipasi
bersama, termasuk pilihan dan komitmen Presiden Jokowi untuk mengatasi
desifit tersebut melalui suntikan dana tambahan APBN. Bukan dengan
menaikkan iuran atau mengurangi manfaat program bagi masyarakat.
Inilah komitmen yang luar biasa dari pemerintah untuk tetap menghadirkan
negara bagi rakyatnya di sektor kesehatan.
Pemerintah juga terus mengoptimalkan pelayanan dan koordinasi lintas
pemangku kepentingan khususnya untuk menjamin keberlangsungan
Program JKN-KIS, salah satunya melalui Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun
2017 tentang Optimalisasi Program JKN. Melalui Inpres ini, Presiden
mendorong komitmen kementerian, lembaga terkait dan pemerintah
daerah untuk memastikan program JKN-KIS ini berlangsung sistematis.
Kini menjadi PR kita bersama untuk menggalang peran serta semua
pihak dalam mengatasi kondisi sustainibilitas program. Bukan hanya
pemerintah, namun juga setiap unsur baik itu masyarakat, peserta,
fasilitas kesehatan, pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan
mengoptimalkan perannya, melaksanakan kewajiban serta haknya. Itulah
makna sesungguhnya dari dengan gotong royong semua tertolong.
Direktur Utama
Fachmi Idris
Komitmen Pemerintah Terhadap Program JKN-KIS Tak Perlu
Diragukan
Kini menjadi PR kita bersama
untuk menggalang peran serta semua
pihak dalam mengatasi kondisi
sustainibilitas program.
KILAS & PERISTIWA
5
FOKUS
ATUR LANGKAH STRATEGIS UNTUK JAMIN KEBERLANGSUNGAN JKN-KIS 6
PELANGGAN
12bpjs kesehatan jamin obat kanker sesuai prosedur
14
BENEFIT
18bentuk kader bela bayi perjuangan untuk hak-hak bayi
INSPIRASI
19
SEHAT & GAYA HIDUP
SALAM REDAKSI
PERSEPSI
DAFTAR ISI
BINCANG
langkah pengendalian defisit yang
dilakukan kementrian keuangan 1020
BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :
Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940
PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PEMIMPIN
REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR Elsa Novelia, Budi Setiawan, Widiani
Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Endang Diarty, Upik Handayani, Maria Yuniarti, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah Ismawardani,
Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Asto Bawono, Muhammad Aryad, Imam
Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto
TESTIMONI
16
program scf bantu likuiditas faskes
Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,
Komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terhadap Program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sudah diberikan sejak awal pelaksanaannya tahun 2014. Berbagai regulasi,
kebijakan, dan program-program yang dibuat melalui kementerian maupun lembaga bertujuan untuk menjaga
keberlanjutan dan mengoptimalkan program ini. Terutama dari sisi pembiayaan dan peningkatan cakupan kepesertaan.
Pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan Program JKN-KIS. Selain dana talangan, pemerintah
juga melakukan beberapa langkah strategis pengendalian defisit. Salah satunya melalui Instruksi Presiden (Inpres)
8 tahun 2017 tentang Optimalisasi Pelaksanaan JKN. Sepertiapa Komitmen Pemerintah Kabinet Kerja mewujudkan
kesejahteraan sosial melalui Program JKN-KIS Lebih dalam Media Info BPJS Kesehatan akan membahasnya dalam
rubrik FOKUS.
Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan
tanggapan atas terbitnya media ini. Diharapkan melalui penerbitan Media ini informasi yang berkualias, baik, akurat
dapat terus kami sajikan dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS
Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.
Redaksi
Negara Hadir, Masyarakat Tak Perlu Khawatir
MOBILE JKN MASUK JAJARAN 99 TOP INOVASI PELAYANAN PUBLIK
TAHUN 2018 DARI KEMENTERIAN PANRB
perhatian ! BPJS Kesehatan Bisa Tagih Tunggakan Iuran Sampai
24 Bulan
manfaat scf Untuk Jaga Likuiditas Rumah Sakit
jangan anggap sepele Pelukan Punya Manfaat Besar Bagi
Kesehatan
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 5
KILAS & PERISTIWA
Surabaya - Inovasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan
yaitu Mobile JKN masuk menjadi Top 99 Inovasi
Pelayanan Publik Tahun 2018 yang diselenggarakan
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Penghargaan
diserahkan langsung oleh Menteri PANRB Syafruddin
dan diterima oleh Direktur Teknologi Informasi BPJS
Kesehatan, Wahyuddin Bagenda di Surabaya, (19/09).
“Inovasi - inovasi yang bersifat lokal dan instansional,
tetapi potensial untuk diterapkan secara nasional,
agar segera menjadi program nasional,” ujar Menteri
PANRB Syafruddin dalam Siaran Pers yang diterima tim
Jamkesnews.com.
Menurutnya, saat ini sudah banyak inovasi dari
pemerintah pusat maupun daerah yang mendapat
penghargaan internasional. Hal itu sejalan dengan
kebijakan Kementerian PANRB yang terus berupaya
mendorong terciptanya terobosan untuk meningkatkan
pelayanan publik.
Inovasi-inovasi terpilih itu terdiri dari 16 inovasi dari 11
kementerian, 10 inovasi dari lima lembaga, termasuk
Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Sementara, provinsi
menyumbangkan 18 inovasi dari 13 pemerintah provinsi.
Sedangkan kabupaten ada 39 inovasi dari 32 pemkab,
serta 16 inovasi dari 12 pemkot.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyuddin Bagenda
mengungkapkan bahwa Mobile JKN menjadi salah satu
ikon dari Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan sebagai salah satu Lembaga pelayanan
publik mengembangkan Mobile JKN dengan harapan
semakin memudahkan peserta dalam hal pelayanan
khususnya pelayanan adminstratif di era digital.
Aplikasi Mobile JKN ini merupakan bentuk transformasi
digital model bisnis BPJS Kesehatan yang semula
berupa kegiatan administratif dilakukan di Kantor Cabang
atau Fasilitas Kesehatan, ditransformasi kedalam bentuk
Aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta dimana saja
kapanpun tanpa batasan waktu (self service).
“Saat ini digitalisasi terus dikembangkan dalam dunia
asuransi. BPJS Kesehatan sudah memulainya sejak
awal implementasi Program JKN-KIS. Terus berkembang
hingga di akhir tahun 2017 lalu kami menciptakan
aplikasi Mobile JKN, yaitu suatu layanan mandiri berbasis
teknologi informasi yang dapat diakses kapanpun
dimanapun dengan mudah oleh peserta, tanpa perlu
repot-repot ke Kantor Cabang. Diharapkan dengan
semakin banyak peserta JKN-KIS yang menggunakan
aplikasi ini akan meningkatkan kepuasan,” jelas
Wahyuddin,
Layanan yang terdapat di dalam Mobile JKN antara
lain Pendaftaran Peserta Baru, Update Data Peserta
(termasuk mengubah fasilitas kesehatan), Kartu
Kepesertaan Digital (KIS Digital), kanal Informasi dan
Penyampaian Pengaduan. Sebelum implementasi
Aplikasi Mobile JKN, layanan-layanan tersebut hanya
dapat diakses oleh Peserta di Kantor Cabang.
Manfaat yang didapat Peserta dengan adanya Mobile
JKN adalah peserta tidak perlu datang ke Kantor Cabang
untuk mendapatkan informasi dan layanan administrasi,
cukup mengakses melalui smartphone maka layanan
tersebut dapat diakses secara realtime, mudah dan
cepat.
Ke depan BPJS Kesehatan akan mengoptimalkan
fitur-fitur yang ada dalam Mobile JKN. Saat ini tercatat
pengguna aplikasi Mobile JKN mencapai 2,4 juta.
Diharapkan angka ini terus bertambah, sehingga makin
memudahkan peserta dalam memperoleh pelayanan
Program JKN-KIS.
MOBILE JKN MASUK JAJARAN 99 TOP INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2018 DARI KEMENTERIAN PANRB
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 6
F O K U S
Untuk Jamin Keberlangsungan JKN-KIS
ATUR LANGKAH STRATEGIS
Komitmen pemerintahan terhadap Program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia
Sehat (JKN-KIS) sudah diberikan sejak awal
pelaksanaannya tahun 2014. Berbagai regulasi,
kebijakan, dan program-program yang dibuat melalui
kementerian maupun lembaga bertujuan untuk menjaga
keberlanjutan dan mengoptimalkan program ini.
Terutama dari sisi pembiayaan dan peningkatan cakupan
kepesertaan.
Dimulai dari menaikkan anggaran sektor kesehatan
sebesar 5% dari total anggaran belanja negara tahun
2016. Untuk tahun 2019, anggaran kesehatan dalam
RAPBN 2019 menjadi Rp122 triliun, naik dari tahun 2018
sebesar Rp107,4 triliun. Kenaikkan anggaran ini sebagai
konsekuensi dari komitmen pemerintah untuk tetap
mempertahankan alokasi 5% untuk sektor kesehatan
sebagaimana amanat Undang-Undang (UU) 36/2009
tentang Kesehatan.
Dari total anggaran kesehatan itu, salah satunya
dialokasikan untuk membiayai iuran peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI). Menambah jumlah PBI adalah
bagian dari komitmen pemerintah. Apabila ditambahkan
dengan PBI APBD, maka jumlah penduduk miskin
yang dibiayai pemerintah pusat maupun daerah sudah
mencakup kira-kira 58% dari total peserta JKN-KIS. Per 1
Desember 2018, jumlah peserta JKN-KIS telah mencapai
207 juta jiwa lebih atau hampir 78% dari total penduduk
Indonesia.
Pemerintah lebih mendorong peningkatan kepesertaan
PBI guna mendukung tercapainya Universal Health
Coverage (UHC) atau jaminan kesehatan semesta pada
2019 nanti. Menambah jumlah penduduk miskin untuk
jadi peserta JKN-KIS merupakan pilihan pemerintah
dibanding menaikkan preminya. Di tahun 2019,
pemerintah tetap memberlakukan iuran PBI sebesar
Rp23.000 per orang per bulan.
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 7
FOKUS
Sebetulnya iuran PBI sudah pernah mengalami kenaikkan.
Di dua tahun pertama Program JKN-KIS dilaksanakan
(2014-2015), iuran PBI dimulai dari angka Rp19.225, baru
di tahun 2016 dinaikkan menjadi Rp23.000. Meskipun
angka ini dinilai belum memenuhi nilai keekonomian,
paling tidak sudah ada komitmen pemerintah untuk
mengevaluasi besaran iuran tiap dua tahun sekali
sebagaimana amanat Perpres 111/2013. Dengan
penetapan RAPBN 2019, kemungkinan iuran PBI belum
akan ada penyesuaian sampai tahun depan. Namun,
Wapres Jusuf Kalla dalam sebuah kesempatan di Istana
Wapres, Selasa, 13 November 2018, memberikan sinyal
akan ada penyesuaian terhadap besaran iuran peserta
JKN-KIS setelah Pemilu 2019.
Sebagai konsekuensi iuran yang ditetapkan belum
sesuai hitungan aktuaria, maka pemerintah berkomitmen
untuk memberikan dana tambahan atau dana talangan
dari APBN apabila BPJS Kesehatan mengalami
kekurangan pembiayaan. Setiap tahun pemerintah
menyuntikkan dana talangan untuk menjaga cash flow
BPJS Kesehatan. Pada 24 September 2018, pemerintah
melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencairkan
anggaran Rp4,993 triliun untuk menutup defisit dana
jaminan sosial Program JKN-KIS dan sebesar Rp5,2
triliun akan disalurkan pada akhir tahun 2018. Memang,
anggaran ini belum menutupi seluruh defisit yang
diperkirakan mencapai Rp16,5 triliun.
Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga
keberlangsungan Program JKN-KIS. Selain dana talangan,
pemerintah juga melakukan beberapa langkah strategis
pengendalian defisit. Salah satunya melalui Instruksi
Presiden (Inpres) 8 tahun 2017 tentang Optimalisasi
Pelaksanaan JKN.
Lewat Inpres ini, Presiden Jokowi memerintahkan
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Sosial, Menteri BUMN, Menteri
Ketenagakerjaan, Menteri Komunikasi dan Informatika,
Jaksa Agung, Direksi BPJS Kesehatan, serta seluruh
gubernur, bupati serta walikota untuk mengatasi defisit
dan meningkatkan kualitas Program JKN-KIS.
Bauran Kebijakan
Menindaklanjuti instruksi tersebut, dihasilkanlah
delapan bauran kebijakan. Di antaranya, Kemenkeu
mengeluarkan sejumlah Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) dan kebijakan untuk menjamin keberlangsungan
JKN-KIS, utamanya dari sisi pembiayaan.
Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo, mengatakan,
pemerintah tidak akan membiarkan masalah defisit
mengganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Karena itu, dalam jangka pendek, yang dilakukan
pemerintah adalah menyuntikkan dana talangan untuk
membantu keuangan BPJS Kesehatan. Untuk jangka
menengahnya, pemerintah mengoptimalkan program
bauran kebijakan dengan target bisa menarik dana
tambahan untuk program ini.
Bauran kebijakan tersebut, antara laim intersep
tunggakan pemerintah daerah (pemda) di tahun-tahun
sebelumnya. Menteri Keuangan mengeluarkan PMK
183/2017 untuk memotong dana alokasi umum ke
daerah yang masih menunggak tersebut sebesar Rp264
miliar. Pemotongan ini tidak semena-mena, melainkan
mempertimbangkan juga kemampuan fiskal daerah
bersangkutan. Dana ini dicairkan secara bertahap mulai
Oktober sampai Desember 2018.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 8
F O K U S
Kemudian, pemotongan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT) kepada pemda untuk meningkatkan
ketersediaan serta memperbaili fasilitas dan sarana
kesehatan di daerah. Pembagian DBHCHT ini diatur
dalam PMK 22/2017. Perbaikan supply side, terutama
di fasilitas kesehatan ini penting guna mendukung
pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS.
Untuk memperbaiki cash flow BPJS Kesehatan,
pemerintah juga memutuskan mendistribusikan dana
PBI ke BPJS Kesehatan sekaligus untuk satu tahun.
Sebelumnya, dana PBI yang berada dalam pengelolaan
Kementerian Kesehatan ini biasanya diberikan satu bulan
sekali selama 12 bulan. Untuk membantu likuiditas
BPJS Kesehatan, melalui PMK 10/2018, pemerintah
memutuskan diberikan sekaligus untuk satu tahun
sebesar Rp25,5 triliun.
Pemerintah juga mendorong efisiensi pembayaran
layanan kesehatan melalui sinergi BPJS Kesehatan
dengan badan penyelenggara jaminan lainnya, seperti
BPJS Ketenagakerjaan, PT Asabri, PT Taspen, dan Jasa
Raharja. Ada tanggungan bersama antara badan-badan
ini untuk membiayai pelayanan kesehatan peserta JKN-
KIS sesuai kewenangannya. Menteri Keuangan sudah
mengeluarkan PMK 141/2018 untuk melaksanakan
kebijakan ini.
Di sisi lain, Inpres 8 tahun 2017 juga mendorong
sinergi dan koordinasi antara lembaga terkait. Misalnya
koordinasi antara BPJS Kesehatan dengan Kejaksaan
dalam rangka meningkatkan kepatuhan badan usaha baik
untuk mendaftarkan seluruh pekerja maupun membayar
iuran pekerja.
Perpres 82 Tahun 2018
Komitmen Jokowi juga terlihat dari diterbitkannya Perpres
82 Tahun 2018. Pasal 99 Perpres ini menyebutkan bahwa
pemda wajib mendukung penyelenggaraan Program
JKN-KIS melalui kontribusi dari pajak rokok bagian
daerah. Berikutnya di Pasal 100 disebutkan besaran
kontribusinya adalah 75% dari 50% realisasi penerimaan
pajak masing-masing daerah.
Menindaklanjuti Perpres 82 ini, Menteri Keuangan
telah mengeluarkan PMK 128 tertanggal 25 September
2018 untuk mengintersepkan pajak rokok langsung ke
BPJS Kesehatan. Dana ini diharapkan bisa membantu
cahs flow BPJS Kesehatan. Pemotongan pajak ini
berdasarkan rekonsiliasi dengan masing-masing pemda.
Berbagai bauran kebijakan ini disampaikan Wakil Menteri
Keuangan saat rapat kerja gabungan dengan Komisi IX
DPR terkait pengendalian defisit BPJS Kesehatan, belum
lama ini.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila
Moeloek mengatakan, pihaknya juga melakukan berbagai
upaya untuk mendukung pembiayaan Program JKN-
KIS. Di antaranya, Kemenkes tengah merevisi sejumlah
Permenkes terkait upaya pengendalian defisit. Misalnya
regulasi terkait perbaikan layanan kesehatan, sistem
rujukan berjenjang, pengaturan kompensasi kepada
daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, kendali
mutu dan kendali biaya, serta penanganan kecurangan
(fraud) di rumah sakit.
Kemenkes juga dalam proses penyusunan beberapa
peraturan baru mengenai penetapan jenis pelayanan
kesehatan yang berpotensi moral hazard yang akan
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 9
FOKUS
Dirjen Dukcapil Kemendagri RI
Zudan Arif Fakrullah
Menteri Kesehatan RI
Nila F Moeloek
dikenai urun biaya, serta penetapan pelayanan dan
kriteria gawat darurat. Kemenkes juga mengkaji ulang
kelas rumah sakit melalui sejumlah peraturan teknis
yang sedang dalam proses pembahasan. Pengendalian
dari rumah sakit ini diperkirakan bisa menghasilkan
efisiensi. Selain itu, melakukan pengendalian dari
sisi layanan, terutama terkait penggunaan obat dan
alat kesehatan. Misalnya hasil studi Komite Penilaian
Teknologi Kesehatan terhadap alat kesehatan dan obat
yang biayanya lebih efektif.
Kemenkes juga fokus pada meningkatkan upaya
promosi dan pencegahan penyakit dengan mengubah
perilaku masyarakat. Ini dilakukan melalui program
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Kemenkes
melalui dinas kesehatan, fasilitas kesehatan dan
tenaga kesehatan sampai ke daerah-daerah berupaya
mendorong kesadaran berperilaku hidup sehat dari
masyarakat.
Mengapa Germas? Karena terjadinya perubahan
morbiditas penduduk Indonesia ternyata turut memicu
defisit keuangan BPJS Kesehatan. Jumlah penduduk
yang sakit, terutama penyakit tidak menular dan berbiaya
mahal terus meningkat. Pada tahun 2017, delapan
penyakit katastropik (berbiaya mahal), seperti jantung,
gagal ginjal, kanker, dan stroke menghabiskan anggaran
sebesar Rp18,4 triliun atau 21,84% dari total biaya
pelayanan kesehatan di tahun 2017. Ini membuat tagihan
layanan peserta yang dibayarkan BPJS Kesehatan
pun meningkat, dan cenderung lebih besar dibanding
pemasukan dari iuran peserta. Padahal berbagai penyakit
ini sangat bisa dicegah melalui kebiasaan hidup sehat.
Lebih sedikit peserta yang sakit atau mencegah yang
sudah sakit tidak menjadi berat, akan menekan biaya
layanan utamanya penyakit berbiaya mahal. Germas yang
dicanangkan Presiden Jokowi di Bantul tahun 2016 kini
juga dicanangkan di 369 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Optimalisasi Data NIK
Komitmen yang sama juga ditunjukkan Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri). Ditjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri bersinergi dengan
BPJSK khususnya dalam optimalisasi pemanfaatan data
Nomor Induk Kependudukan (NIK). Berbagai inovasi
telah dikembangkan dua instansi ini agar pelayanan
administrasi peserta JKN-KIS makin optimal.
Misalnya melakukan pemadanan data peserta dengan
data kependudukan. Per Juli 2018, Ditjen Dukcapil dan
BPJS Kesehatan telah melakukan pemadanan data
peserta JKN-KIS sebanyak 198.197.889 jiwa. Sementara,
data peserta yang belum terisi lengkap seperti data
NIK, alamat, tanggal lahir dan lainnya sudah dan terus
dilengkapi, diverifikasi serta divalidasi.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh,
menjelaskan, Kemendagri berupaya mengentaskan
masyarakat tak sadar administrasi penduduk (adminduk)
yang secara langsung membantu optimalisasi penerapan
Program JKN-KIS. Produk adminduk adalah satu-satunya
data kependudukan yang digunakan untuk mendaftar
sebagai peserta Program JKN-KIS.
Kemendagri juga menerbitkan surat edaran tentang
Percepatan Penerbitan KTP Elektronik (KTP el) tertanggal
3 Mei 2018. Melalui edaran ini, setiap kepala unit kerja/
dinas dukcapil kabupaten dan kota tetap memberikan
layanan perekaman dan percetakan KTP-el pada hari
Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya.
“Untuk mendukung Program JKN-KIS, salah satunya
melalui pemberian identitas kependudukan kepada
seluruh penduduk berupa NIK dan KTP el sebagai basis
kepesertaan dan pengembangan Program JKN-KIS ke
depan,” kata Zudan.
Bahkan pemberian NIK dan KTP el ini sudah masuk
dalam rencana aksi nasional optimalisasi Program JKN-
KIS. Rencana aksi ini dipantau langsung oleh Presiden
Jokowi melalui Kantor Staf Presiden.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 10
B I N C A N G
YANG DILAKUKAN KEMENTRIAN KEUANGAN
LANGKAH PENGENDALIAN DEFISIT
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 11
BINCANG
Salah satu komitmen
pemerintahan Joko
Widodo untuk menjamin
keberlangsungan Program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah
melalui diterbitkannya Inpres Nomor
8 Tahun 2017 tentang Optimalisasi
Pelaksanaan JKN.
Inpres ini memerintahkan 11 menteri,
pimpinan lembaga, dan pemerintah
daerah untuk mengoptimalkan
program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-
KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan.
Sebelas pimpinan tersebut, yakni
Menko Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Menteri Keuangan,
Menteri Kesehatan, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Sosial, Menteri
BUMN, Menteri Ketenagakerjaan,
Menteri Komunikasi dan Informatika,
Jaksa Agung, Direksi BPJS
Kesehatan serta seluruh Gubernur,
Bupati dan Walikota.
Menindaklanjuti instruksi Presiden
Jokowi ini, dihasilkanlah delapan
bauran kebijakan untuk mengatasi
defisit dana jaminan sosial dan
meningkatkan pelayanan Program
JKN-KIS. Di antaranya Kementerian
Keuangan yang mengeluarkan
sejumlah Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) dan kebijakan untuk
menjamin keberlangsungan JKN-
KIS, utamanya dari sisi pembiayaan.
Langkah-langkah strategis apa
yang dibuat pemerintah khususnya
Kementerian Keuangan untuk
mendukung pembiayaan JKN-KIS?
Di sela-sela rapat dengar pendapat
dengan Komisi IX DPR RI bersama
Kementerian Kesehatan, BPJS
Kesehatan, dan DJSN pada tanggal
29 Oktober 2018, Wakil Menteri
Keuangan, Mardiasmo, memberikan
pernyataan terkait langkah strategis
tersebut. Berikut kutipannya.
Bagaimana komitmen
Kementerian Keuangan untuk
mendukung pembiayaan Program
JKN-KIS ?
Setiap tahunnya pemerintah melalui
Kementerian Keuangan memberikan
dana tambahan atau dana talangan
dari APBN apabila Program JKN-KIS
mengalami kekurangan pembiayaan.
Baru-baru ini, kami sudah cairkan
Rp4,993 triliun untuk menutup
defisit yang dialami BPJS Kesehatan.
Memang ini belum menutupi
defisit seluruhnya. Maka kami
juga mengambil langkah-langkah
strategis lainnya untuk membantu
cash flow BPJS Kesehatan.
Kami akan optimalkan langkah
strategis yang masuk dalam bauran
kebijakan untuk mengatasi masalah
ini. Kalau nanti bauran kebijakan ini
sudah dilaksanakan, tetapi masih
saja defisit, baru diberikan dana
talangan dari APBN. Yang jelas, dana
talangan Rp4,993 triliun itu utuh dari
dana cadangan APBN, sedangkan
bauran kebijakan ini hanya tambahan.
Secara kongkret, apa saja langkah
strategis dari bauran kebijakan
tersebut yang khusus terkait
Kementerian Keuangan ?
Yang terkait dengan Kementerian
Keuangan ujung-ujungnya pasti
ada uang. Dari langkah-langkah
pengendalian defisit yang kami buat,
ada yang hasilnya bisa langsung
masuk ke BPJS Kesehatan, tetapi
ada juga yang tidak langsung.
Yang hasilnya langsung, misalnya,
intercept tunggakan pemerintah
daerah (pemda).
Dari utang pemda tahun-tahun
sebelumnya. Dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) 183 tahun
2017 ditargetkan adanya potongan
sebesar Rp264 miliar. Pemotongan
ini juga kita lihat kemampuan fiskal
daerah. Dari Rp264 miliar tersebut,
sampai dengan 6 Oktober 2018
sudah di- intercept atau masuk ke
rekening BPJS Kesehatan sebesar
Rp229,5 miliar. Ini sudah ada berita
acaranya, jadi kami tidak mendzalimi
daerah. Direncanakan bulan
November akan masuk lagi Rp17,7
miliar, dan Desember 16,7 miliar.
Berikutnya, ini adalah bagian dari
tindak lanjut Perpres 82 tahun 2018,
yaitu dari pajak rokok. Menteri
Keuangan mengeluarkan PMK 128
tahun 2018, yang bisa melakukan
intercept pajak rokok langsung ke
rekening BPJS Kesehatan. Sampai
hari ini (29 Oktober 2018) untuk
kuartal ketiga, yaitu periode bulan
Juli-Agustus-September, khususnya
dari 28 provinsi yang sudah pasti
masuk ke rekening BPJS Kesehatan
sebesar Rp1,34 triliun. Ini diharapkan
bisa bisa membantu cash flow BPJS
Kesehatan. Sedangkan sisanya kami
akan transfer berikutnya dengan total
Rp83,61miliar. Sehingga dari pajak
rokok sendiri bisa mendapatkan
Rp1,4 triliun lebih. Nanti akan ada
rekonsiliasi dengan pemda masing-
masing.
Tadi disebutkan dari langkah
pengendalian itu ada yang
hasilnya langsung masuk ke
BPJS, dan ada pula yang tidak.
Seperti apa ?
Betul. Misalnya, pemotongan Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau atau
DBHCHT. Ini masuknya ke rekening
daerah untuk memperbaiki supply
side. Bahwa sebagian DBHCHT
untuk mendukung JKN-KIS, seperti
kegiatan promotif dan preventif,
melengkapi serta memperbaiki
sarana kesehatan, rumah sakit,
puskesmas, dan sebagainya. Ini
diatur dalam PMK 22 tahun 2017.
Sampai dengan 18 Oktober 2018
sudah disalurkan sebesar Rp2,22
triliun. DBHCHT memang tidak
semua daerah mendapatkan, hanya
diberikan kepada 18 provinsi dan
354 daerah yang dapat. Rencananya
sampai bulan Desember 2018 masih
ada tambahan sekitar Rp750 miliar.
Kemudian dengan PMK 209 tahun
2017, kita mencoba untuk melakukan
efisiensi atau penghematan
operasional BPJS Kesehatan. Hari-
hari ini kami sudah melakukan
evaluasi kembali untuk rencana
kerja dan anggaran tahun 2019. Di
2018 sampai efisiensi kurang lebih
sebesar Rp198 miliar.
Selain itu, untuk memperbaiki
cash flow BPJS Kesehatan,
kami memutuskan dana peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN
dibayarkan seluruhnya 12 bulan per
31 Juli 2018 sebesar Rp25,5 triliun.
Biasanya kan diberikan setiap bulan
selama 12 bulan. Tetapi karena ada
kondisi keuangan yang darurat,
maka pemerintah melalui Menteri
Keuangan mengeluarkan PMK
10 tahun 2018 sudah dibayarkan
seluruhnya untuk membantu
likuiditas BPJSK.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 12
B E N E F I T
12
Penggunaan obat Trastuzumab untuk kanker
payudara diatur dalam Permenkes No.22 Tahun 2018.
Setiap peserta program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berhak
memperoleh manfaat Jaminan Kesehatan yang
bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan itu terdiri dari
manfaat medis dan nonmedis. Manfaat medis diberikan
sesuai indikasi medis dan standar pelayanan dan tidak
dibedakan berdasarkan besaran iuran peserta.
Manfaat yang dijamin termasuk pelayanan untuk obat
kanker. Manfaat ini diberikan sesuai prosedur yang
berlaku, salah satunya diatur dalam Peraturan Menteri
No.22 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Restriksi
Penggunaan Obat Trastuzumab untuk Kanker Payudara
Metastasik Pada Pelayanan JKN. Tujuan Permenkes ini
untuk kendali mutu dan biaya jaminan kesehatan nasional
dan biaya pengobatan kanker payudara yang efektif dan
efisien.
Permenkes ini digunakan sebagai acuan tenaga medis
yang mempunyai kompetensi untuk meresepkan (ahli
onkologi) dan tim onkologi pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki sarana untuk memberikan
pelayanan kemoterapi dan targeted terapi.
Jamin Obat Kanker Sesuai Prosedur
BPJS KESEHATAN
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 13
BENEFIT
13
Penggunaan obat trastuzumab untuk kanker payudara
metastatik hanya dilakukan di rumah sakit kelas A dan
kelas B yang memenuhi persyaratan. Pemberian obat
trastuzumab untuk penderita kanker payudara metastatik
dilakukan di rumah sakit (RS) setelah terlebih dahulu
pasien melakukan pemeriksaan di laboratorium patologi
anatomi yang memenuhi persyaratan.
Obat trastuzumab harus diberikan di rumah sakit yang
memiliki kelengkapan sarana dan prasarana serta Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompetensinya khusus dalam
bidang onkologi, mengingat efek samping obat serta
biaya yang tinggi. Persyaratan tersebut meliputi RS kelas
A dan kelas B; Mempunyai tim onkologi, paling sedikit
terdiri dari 2 orang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) klinisi onkologi dan 2 (dua) orang DPJP penunjang
yang memiliki kompetensi dalam pemeriksaan
onkologi, berupa dokter spesialis patologi anatomi yang
berkompeten dalam pemeriksaan imunohistokimia.
RS itu juga harus mempunyai ruang rawat khusus
pasien kemoterapi; dan mempunyai instalasi farmasi
dengan memiliki ruang pencampuran obat sitostatika,
yang dilengkapi cytotoxic drug safety cabinet. Selain itu
pemeriksaan imunohistokimia untuk kanker payudara
metastatik dilakukan pada laboratorium patologi anatomi
yang telah memenuhi persyaratan pemantauan mutu
eksternal yang diakui oleh organisasi profesi dan institusi
atau badan internasional United Kingdom National
External Quality Assessment Service (UK NEQAS).
Permenkes mengatur 3 kriteria pasien yang dapat
menggunakan obat trastuzumab. Pertama, perempuan
usia di atas 18 tahun dengan kanker payudara metastatik,
yaitu kanker payudara dengan penyebaran (metastase)
jauh (M1), dibuktikan dengan hasil pemeriksaan patologi
anatomi dimana menunjukkan keterlibatan kelenjar getah
bening dan/atau organ yang jauh (M1), serta didukung
oleh pemeriksaan imaging.
Kedua, hasil pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan
over ekspresi HER2 positif 3 (+++). Fungsi jantung dalam
batas normal, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
echocardiografi yang menunjukkan left ventrikel ejection
fraction (LVEF)>50%. Ketiga, status fungsional pasien:
Karnofsky performance scale index: score> 60.
Tak ketinggalan Permenkes menjelaskan kanker
payudara merupakan penyakit keganasan yang tersering
pada wanita. Penatalaksanaan kanker payudara bersifat
multidisiplin. Terdapat beberapa modalitas terapi pada
kanker payudara yaitu pembedahan, radiasi, kemoterapi,
hormonal, dan terapi target. Pemberian obat trastuzumab
hanya diberikan pada kaker payudara metastatis, yang
dibuktikan oleh pemeriksaan imunohisokimia HER2
positif 3 (+++).
Pengaturan ketentuan pemberian obat Trastuzumab
bertujuan untuk memastikan efektifitas obat
khemoterapi yang hasilnya memberikan perbaikan
bagi pasien, tentu saja keamanan pemberian obat
juga menjadi pertimbangan. Untuk itu pasien harus
benar benar mengetahui setiap hasil pemeriksaan dan
perkembangan penyakitnya, jangan ragu bertanya dan
berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui pilihan
terapi obat kanker yang tepat.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 14
P E L A N G G A N
14
Bagi peserta yang menunggak iuran, kepesertaan
dapat aktif kembali setelah membayar tunggakan
iuran paling banyak untuk 24 bulan ditambah iuran
bulan pada saat aktif.
Setiap peserta Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berhak
mendapat manfaat jaminan kesehatan. Untuk
mendapatkan hak tersebut, peserta harus
menunaikan kewajibannya membayar iuran secara rutin.
Iuran sangat penting bagi BPJS Kesehatan agar
mampu memberikan pelayanan terbaik bagi peserta
dan membayar klaim pelayanan kesehatan yang telah
diberikan fasilitas kesehatan (faskes) untuk peserta.
Oleh karena itu UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mewajibkan setiap
peserta untuk rutin membayar iuran.
Peserta yang menunggak membayar iuran JKN-KIS
berpotensi tidak mendapat manfaat jaminan kesehatan
yang ditanggung BPJS Kesehatan. Peraturan Presiden
(Perpres) No.82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
menegaskan bagi peserta yang tidak membayar iuran
sampai akhir bulan, penjaminannya dihentikan sementara
sejak tanggal 1 pada bulan berikutnya. Dalam peraturan
sebelumnya, penghentian penjaminan itu dilakukan sejak
peserta telat bayar iuran lebih dari 1 bulan sejak tanggal
10.
Jika tunggakan iuran itu dialami pekerja penerima upah
(PPU) karena pengusaha selaku pemberi kerja belum
melunasi iuran, maka pemberi kerja wajib bertanggung
jawab pada saat pekerjanya butuh pelayanan kesehatan
sesuai dengan manfaat yang diberikan.
BPJS Kesehatan Bisa Tagih Tunggakan Iuran
Sampai 24 Bulan
PERHATIAN!
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 15
PELANGGAN
15
Pemberhentian sementara penjaminan itu bisa berakhir
dan status kepesertaan aktif kembali bila peserta telah
membayar iuran yang tertunggak paling banyak untuk
24 bulan. Dalam Perpres sebelumnya, tunggakan iuran
yang bisa ditagih BPJS Kesehatan hanya 12 bulan. Selain
itu pemberhentian pejaminan akan berakhir jika peserta
membayar iuran pada bulan saat ingin mengakhiri
pemberhentian sementara jaminan.
Pembayaran tunggakan itu dapat dilakukan oleh peserta
sendiri atau pihak lain atas nama peserta. Dalam waktu
45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali, peserta
wajib membayar denda kepada BPJS Kesehatan untuk
setiap pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjut
yang diperolehnya.
Sama seperti Perpres sebelumnya, denda rawat inap
yang dikenakan itu sebesar 2,5 persen dari perkiraan
biaya paket Indonesian Case Based Groups (INA-CBGs)
berdasarkan diagnosa dan prosedur awal untuk setiap
Kasus Kebijakan
Waktu Penghentian Jaminan Apabila peserta tidak membayar iuran sampai
akhir bulan maka tanggal 1 bulan berikutnya
penjaminan dihentikan sementara
Syarat pengaktifan kembali kepesertaan 1.Peserta harus membayar iuran sebesar iuran
tertunggak, paling banyak 24 bulan ditambah
iuran bulan pada saat aktif.
2.Perhitungan 24 bulan dilakukan secara gradu-
al sejak 12 bulan tunggakan terakhir.
3.Tunggakan selama 24 bulan bersumber dari
tunggakan paling awal (sejak terakhir memba-
yar iuran)
Pembayaran denda rawat inap 1.Dihitung dari perkiraan biaya paket INA-CBGs
berdasarkan diagnosa dan prosedur awal
2.Diagnosa prosedur awal dihitung oleh dokter
penanggung jawab pasien di fasilitas keseha-
tan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).
3.Surat Eligibilitas Peserta (SEP) diterbitkan
setelah peserta membayar denda pelayanan
4.Denda dikenakan untuk setiap episode rawat
inap tingkat lanjutan dalam jangka waktu 45
hari sejak status kepesertaan aktif
5.Perhitungan maksimal denda Rp30 juta
untuk setiap episode rawat inap
bulan tertunggak. Ketentuannya, jumlah bulan tertunggak
paling banyak untuk 12 bulan dan besaran denda paling
tinggi Rp 30 juta.
Bagi peserta PPU, pembayaran iuran dan denda itu
ditanggung pemberi kerja. Tapi perlu diingat, ketentuan
pembayaran iuran dan denda ini tidak berlaku untuk
peserta penerima bantuan iuran (PBI) JKN-KIS dan
peserta yang tidak mampu, dibuktikan dengan
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari instansi
berwenang.
Lebih lanjut, BPJS Kesehatan akan menerbitkan
Peraturan mengenai mekanisme pembayaran iuran dan
denda ini. Selain itu BPJS Kesehatan wajib mencatat
dan menagih tunggakan Iuran sebagai piutang BPJS
Kesehatan paling banyak untuk 24 bulan.
Berikut ini penjelasan mengenai penghentian jaminan
dan pengenaan denda:
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 16
T E S T I M O N I
Sebagai penyelenggara Program Jaminan
Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS), BPJS Kesehatan terus berinovasi
dalam upaya meningkatkan kepuasan peserta
dan juga fasilitas kesehatan (faskes) yang bermitra
dengannya.
Inovasi yang dilakukan seperti bekerjasama dengan
perbankan Indonesia. Tidak hanya terkait kemudahan
akses pembayaran iuran bagi peserta Program JKN-
KIS yang sudah diimplementasikan sejak program ini
bergulir, tetapi juga dalam hal menjaga likuiditas fasilitas
kesehatan mitra BPJS Kesehatan melalui Supply Chain
Financing (SCF).
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, BPJS Kesehatan
berkewajiban membayar tagihan Faskes tingkat
lanjutan maksimal 15 hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap. Sehingga, kelengkapan berkas dari
rumah sakit sangat menentukan seberapa cepat klaim
akan dibayarkan. Namun, melihat kondisi yang terus
berkembang dan untuk terus menjaga cash flow dari
rumah sakit, maka dikembangkanlah program SCF ini.
Bantu Likuiditas Rumah Sakit
Program SCF bagi mitra faskes merupakan program
pembiayaan oleh bank yang khusus diberikan untuk
membantu percepatan penerimaan pembayaran klaim
pelayanan kesehatan faskes mitra BPJS Kesehatan,
melalui pengambil alihan invoice sebelum jatuh tempo
pembayaran.
Salah satu rumah sakit yang telah memanfaatkan
pembiayaan dari perbankan melalui program SCF adalah
Murni Teguh Memorial Hospital yang terletak di Jalan
Jawa di pusat kota Medan,
Sumatera Utara.
Direktur Pelayanan Murni
Teguh Memorial Hospital,
Jong Khai menyampaikan,
SCF dapat membantu
likuiditas rumah sakit.
Langkah ini dinilai sebagai
solusi jangka pendek agar alur
kas terjaga, dan operasional
rumah sakit tidak terganggu.
"SCF ini sebagai salah satu
upaya untuk 'memperpanjang
nafas' karena ada klaim yang belum dibayarkan oleh
BPJS Kesehatan. Ini seperti jalan pintas agar kita bisa
tetap survive," kata Jong Khai.
Murni Teguh Memorial Hospital merupakan salah satu
rumah sakit di Medan yang memiliki keunggulan dalam
pelayanan onkologi atau kanker dan jantung. Setiap
bulannya, rumah sakit ini melayani sekitar 15.000
kunjungan rawat jalan dan 1.200 sampai 1.500 rawat inap.
"Untuk klaim biaya kesehatan yang kami ajukan ke BPJS
Kesehatan, dalam sebulan nilainya sekitarRp 15 miliar,"
ungkap Jong Khai.
Agar operasional rumah sakit tetap berjalan dengan baik
saat BPJS Kesehatan belum membayarkan klaim yang
diajukan, Murni Teguh Memorial Hospital ikut program
pembiayaan dari Bank Mandiri.
"Melalui cara ini, tagihan kami ke BPJS Kesehatan bisa
dijaminkan dulu untuk operasional rumah sakit. Ini cukup
Untuk Jaga Likuiditas Rumah SakitMurni Teguh Memorial Hospital
MANFAATKAN SCF
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 17
TESTIMONI
membantu untuk jangka pendek. Tentu harapan kami
kedepannya proses pembayaran klaim ini bisa berjalan
dengan lebih lancar," ujar Jong Khai.
Mengenai besaran bunga dari pinjaman yang diberikan
oleh Bank Mandiri, menurut Jong Khai besarnya di
bawah 10 persen per tahun. "Untuk bunga bank, ini
hasil negosiasi kami dengan Bank Mandiri. Mereka kan
juga melihat track record rumah sakit kami. Jadi, setiap
rumah sakit bisa jadi dapat bunga yang berbeda-beda.
Kalau kami dapat bunga di bawah 10 persen setahun,"
terangnya.
Saat ini sejumlah perbankan baik nasional maupun
swasta yang telah memberikan manfaat pembiayaan
tagihan pelayanan kesehatan melalui SCF antara lain
Bank Mandiri, BNI, Bank KEB Hana, Bank Permata, Bank
Bukopin, Bank Woori Saudara, Bank BJB, CIMB Niaga,
serta sejumlah multifinance yaitu TIFA Finance dan MNC
Leasing.
Bersama dengan bank yang bekerjasama, BPJS
Kesehatan telah menyiapkan infrastruktur IT (web
service) untuk pengiriman data tagihan yang telah
disetujui atau dibayar. Secara teknis, faskes akan
mengajukan tagihan klaim dan BPJS Kesehatan akan
melakukan verifikasi untuk memberikan persetujuan
pembayaran. Setelah BPJS Kesehatan menerima tagihan
dan memberikan persetujuan atas tagihan tersebut,
bank dapat mencairkan pinjaman kepada faskes yang
telah memenuhi syarat pengajuan klaim.
Sampai dengan 1 November 2018, tercatat sebanyak
205.071.003 jiwa penduduk di Indonesia telah menjadi
peserta Program JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan
27.150 Fasilitas Kesehatan yang terdiri dari 9.909
Puskesmas, 5.292 Dokter Praktek Perorangan, 6.466
Klinik Pratama, 1.219 Dokter Gigi, 24 Rumah Sakit Kelas
D Pratama, 2.218 Rumah Sakit, 238 Klinik Utama, 653
Apotik PRB dan Kronik, dan 1.086 Optik.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 18
I N S P I R A S I
Dokter Umum Puskesmas Sri Mahoni
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 67 18
Tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal,
mendapatkan ASI merupakan hak asasi dari
setiap bayi yang harus dipenuhi. Namun,
dalam prakteknya, masih banyak orangtua yang belum
memahami akan pentingnya pemberian ASI untuk
mendukung tumbuh kembang anak.
Kondisi ini juga dihadapi Sri Mahoni, dokter umum di
Puskesmas Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera
Selatan. Di wilayah kerjanya, kebanyakan hak-hak bayi
seperti mendapatkan ASI, imunisasi, stimulasi, serta
pemantauan tumbuh kembang anak belum sepenuhnya
didapat. Ditambah lagi dengan kondisi wilayah kerja
Puskesmas Sembawa yang sangat luas mencapai 11
desa, sehingga upaya intervensi yang bisa dilakukan
menjadi sangat terbatas.
Berangkat dari kondisi itu, Sri kemudian membuat sebuah
inovasi yang dinamakan Kader BEBY atau Bela Bayi.
Berjalan sejak tahun 2017, program ini memberdayakan
masyarakat di tiap-tiap desa untuk dijadikan konselor
permasalahan bayi.
"Di Puskesmas Sembawa, kebetulan dokter umumnya
hanya satu. Sehingga cukup sulit untuk mengatasi
persoalan belum terpenuhinya hak-hak bayi. Makanya
kemudian saya membuat program Kader BEBY
agar masyarakat juga bisa ikut terlibat membantu
menyehatkan anak-anak di lingkungannya," kata Sri yang
lahir di Padang, 1 September 1985.
Dalam program ini, lanjut Sri, para kader diberikan
pemahaman mendalam perihal pentingnya pemberian
ASI, serta bagaimana memotivasi para ibu agar bisa
tetap memberikan ASI. Masalah imunisasi juga menjadi
fokus selanjutnya, apalagi masih banyak orangtua yang
belum memahami akan pentingnya imunisasi.
"Para kader ini juga dilatih untuk memantau tumbuh
kembang bayi, sehingga bila nantinya ditemukan ada
yang tidak sesuai, penanganannya bisa lebih cepat
dilakukan. Yang juga sangat penting, mereka kita ajarkan
bagaimana membangun bonding atau ikatan yang kuat
antara ibu dan anak," papar Sri.
Pengetahuan mendalam inilah yang kemudian ditularkan
para Kader BEBY kepada ibu yang memiliki bayi. Bila
di kunjungan pertama para orangtua sudah memahami
akan pentingnya pemberian ASI dan imunisasi,
selanjutnya para kader hanya akan melakukan kunjungan
pemantauan satu bulan sekali. Namun, apabila ada
orangtua yang memiliki masalah terkait pemberian ASI,
intensitas kunjungan akan menjadi lebih sering.
"Kader BEBY ini merupakan bagian dari masyarakat.
Para ibu dan bayi yang harus mereka pantau kebanyakan
merupakan tetangga terdekat mereka, sehingga dalam
menjalankan tugas ini tidak terlalu berat. Di tiap-tiap desa,
kami memang melatih beberapa kader. Contohnya di
Desa Santan Sari, ada tujuh Kader BEBY yang disiapkan,"
papar Sri.
Melalui program pemberdayaan masyarakat
tersebut, persolan luasnya wilayah kerja Puskesmas
Sembawa kini tidak lagi menjadi hambatan. Sebab
masyarakatnya juga ikut bahu membahu menyehatkan
warga dan lingkunganya sendiri. Atas inovasinya ini,
Sri dinobatkan sebagai salah satu Tenaga Kesehatan
Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2018 dari
Kementerian Kesehatan.
"Program ini memang baru satu tahun berjalan. Namun,
dampaknya sudah mulai kelihatan. Ketika saya dan
para kader BEBY melakukan kunjungan, pemahaman
para ibu mengenai pentingnya ASi dan imunisasi sudah
semakin meningkat. Bayi mereka juga menjadi tidak
gampang sakit, sehingga energi yang dikonsumsi setiap
hari bisa dipakai untuk pertumbuhan, bukannya untuk
penyembuhan," tutup Sri.
untuk Perjuangkan Hak-Hak Bayi BENTUK KADER “BELA BAYI”
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 19
P E R S E P S I
INFO BPJS KESEHATANEDISI 67 19
Membantu Likuiditas Finansial FaskesPROGRAM SCF
Belakangan ini persoalan defisit dana jaminan sosial
(DJS) program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) ramai menjadi perbincangan
publik. Berbagai pandangan bermunculan, salah satunya
menyasar Supply Chain Financing (SCF) yang merupakan
program kerjasama BPJS Kesehatan dengan Bank mitra
dalam pembiayaan Faskes provider BPJS Kesehatan. Ada
yang menganggap bahwa Faskes harus menanggung
beban bunga SCF yang besar, akibat dari keterlambatan
BPJS Kesehatan membayar klaim. Apakah pendapat itu
benar?
Peningkatan jumlah peserta JKN-KIS diiringi dengan
peningkatan kebutuhan terhadap faskes. Kebutuhan
terhadap faskes dapat dipenuhi melalui penambahan
jumlah Faskes kerjasama dan peningkatan sarana
prasarana faskes yang sudah bekerjasama.
Pengembangan sarana faskes yang sudah bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan membutuhkan dana. Faskes
mempunyai peluang untuk memanfaatkan produk SCF
dari bank atau lembaga keuangan mitra BPJS Kesehatan.
SCF merupakan salah satu alternatif pendanaan jangka
pendek dalam rangka menjaga likuiditas faskes.
SCF atau disebut juga anjak piutang adalah transaksi
keuangan saat suatu perusahaan menjual piutangnya
(misalnya tagihan) dengan memberikan diskon.
Sedikitnya ada 3 perbedaan antara SCF dan pinjaman
bank. Pertama, SCF mengacu pada nilai piutang, bukan
kelayakan kredit perusahaan. Kedua, SCF bukan pinjaman
tapi pembelian suatu aset (piutang). Ketiga, pinjaman
bank melibatkan dua pihak, sedangkan SCF melibatkan
tiga pihak.
SCF merupakan program pembiayaan oleh bank/
lembaga keuangan mitra BPJS Kesehatan yang khusus
diberikan kepada faskes yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Tujuannya untuk membantu percepatan
penerimaan piutang atau tagihan klaim pelayanan
kesehatan yang telah diberikan faskes untuk peserta
JKN-KIS. Fasilitas ini berupa pengambil alihan invoice dari
faskes kepada BPJS Kesehatan sebelum jatuh tempo
untuk dibayarkan kepada faskes.
Proses pelaksanaan SCF melalui 4 tahap. Pertama,
bank/lembaga keuangan yang memiliki produk SCF
mengajukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Kedua, bank/lembaga keuangan mitra BPJS Kesehatan
memasarkan produk SCF dan bekerjasama dengan
faskes provider BPJS Kesehatan yang membutuhkan
pendanaan.
Ketiga, bank/lembaga keuangan sebagai mitra dan BPJS
Kesehatan menyiapkan infrastruktur IT (webservice)
untuk pengiriman/penarikan data klaim yang dijaminkan.
Keempat, bank/lembaga keuangan mitra bersama BPJS
Kesehatan atau sendiri-sendiri melakukan sosialisasi
kepada faskes dan/atau pemangku kepentingan terkait.
Dalam proses administrasi klaim, faskes mengajukan
tagihan klaim pelayanan kesehatan secara kolektif setiap
bulan, pada awal bulan berikutnya. BPJS Kesehatan
melakukan pemeriksaan dokumen, jika minimal 75%
administrasi lengkap, klaim diterima dan diterbitkan
Berita Acara Serah Terima (BAST) klaim. Jika kurang dari
75% klaim dikembalikan ke faskes untuk dilengkapi dan
diajukan kembali.
Tanggal BAST merupakan hari 1 perhitungan 15 hari kerja
proses administrasi klaim hingga pembayaran. BAST juga
memuat informasi tentang jumlah nominal klaim yang
diajukan faskes. Proses verifikasi klaim dilakukan sejak
hari 1 hingga hari ke 10 oleh BPJS Kesehatan. Hari ke 10,
BPJS Kesehatan menetapkan nilai ganti klaim. Kemudian
BPJS Kesehatan menerbitkan Form Pengajuan Klaim
(FPK), yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang
di BPJS Kesehatan, lalu diserahkan kepada faskes untuk
mendapatkan kesepakatan/persetujuan dari faskes atas
nilai ganti tersebut.
Pada hari ke 15 (jatuh tempo) BPJS Kesehatan melakukan
pembayaran klaim berdasarkan nilai FPK yang telah
disepakati ke rekening faskes. Jika BPJS Kesehatan
tidak membayar klaim sebagaimana waktu yang telah
ditentukan itu, BPJS Kesehatan wajib membayar denda
kepada faskes sebesar 1 persen dari dari jumlah yang
harus dibayarkan untuk setiap 1 bulan keterlambatan.
Kondisi belakangan ini, sembari menunggu dana
bantuan Pemerintah dicairkan, BPJS Kesehatan
melakukan pengaturan pembayaran kepada Faskes
sesuai dengan ketersediaan dana yang ada yang berasal
dari penerimaan iuran peserta non PBI, dan akibatnya
telah terjadi keterlambatan pembayaran kepada Faskes.
Untuk itu, BPJS Kesehatan berkomitmen sesuai Perpres
tentang Jaminan Kesehatan, membayar denda atas
keterlambatan tersebut sebesar 1% untuk setiap bulan
keterlambatan.
Bagi Faskes yang mengalami kesulitan likuiditas
akibat keterlambatan pembayaran tersebut, dapat
menggunakan fasilitas SCF dari bank mitra BPJS
Kesehatan. Bila Faskes tidak memiliki anggaran untuk
membayar bunga bank atas fasilitas SCF tersebut
tidak perlu khawatir, karena dapat membayarnya dari
denda atas keterlambatan pembayaran klaim oleh
BPJS Kesehatan. Bank mitra BPJS Kesehatan telah
berkomitmen untuk memberikan bunga tidak lebih
dari 1% per bulan, agar Faskes tidak keberatan dalam
membayar bunga dimaksud. Faskes dapat meminta bank
untuk mencairkan dana SCF pada hari jatuh tempo klaim,
sehingga jumlah hari keterlambatan pembayaran klaim
sama dengan jumlah hari penggunaan dana pembiayaan
dari bank, dengan demikian biaya bunga tidak akan lebih
besar dari pada denda yang akan diterima oleh Faskes.
Dengan demikian, fasilitas SCF ini benar-benar dapat
membantu menjaga likuiditas Faskes, dan selanjutnya
dapat menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan
kepada peserta JKN-KIS.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 20
S E H A T & G A Y A H I D U P
Sudahkan Anda memeluk buah hati Anda hari
ini? Jika belum, lakukanlah sekarang. Sebab
pelukan merupakan perwujudan kasih sayang
yang paling mudah dilakukan dan penting untuk
dipenuhi setiap hari. Sayangnya, kebiasaan memeluk
anak kerap memudar seiring bertambahnya usia anak.
Bagi sebagian orang, pelukan yang diberikan orangtua
kepada anaknya mungkin kelihatannya sepele.
Padahal, pelukan memberikan efek yang dahyat
dalam perkembangan psikologis anak. Psikolog dan
penulis buku "The Miracle of Hug", Melly Puspita
Sari menyampaikan, dengan memberikan pelukan
kepada anak minimal delapan kali sehari, hal tersebut
ternyata dapat memberikan energi baru yang bisa
mengoptimalkan potensi anak. Kuncinya ada di hormon
oksitosin pemicu bahagia.
"Saat berpelukan, hormon oksitosin akan dikeluarkan,
sehingga mampu memberikan perasaan tenang pada
anak. Bila hormon ini banyak diproduksi, otomatis akan
menurunkan hormon kortisol atau hormon stres," ungkap
Melly Puspita.
Pada anak-anak yang terbiasa mendapatkan pelukan,
lanjut Melly, tumbuh kembang anak menjadi lebih
optimal. Mereka juga lebih percaya diri, lebih ekspresif,
dan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan
lebih baik dibandingkan yang tidak pernah mendapatkan
pelukan.
Pelukan juga bisa menjadi terapi untuk mengatasi anak-
anak yang sedang mengalami kesulitan mengekspresikan
emosi negatifnya dengan tepat atau disebut tantrum.
Tandanya seperti sering marah-marah dengan ekspresi
yang tidak wajar, berteriak kencang, membenturkan
badan, atau menendang benda apa saja yang ada di
sekitarnya.
“Pelukan bisa memberikan perasaan aman dan nyaman
bagi yang melakukannya. Pada anak-anak yang kesulitan
mengekspresikan emosi negatifnya dengan tepat,
pelukan bisa membuatnya lebih tenang,” imbuhnya.
Lebih dari itu, lanjut Melly, pelukan penuh kelembutan
juga bisa memberikan kedekatan dan kekuatan getaran
batin antara orang tua dan anak. Hal ini sangat berdampak
pada hubungan antara orang tua dan anak.
"Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Kebiasaan
memberikan pelukan ini nantinya juga akan terasa sekali
dampaknya ketika anak sudah dewasa dan orangtua
sedang sakit. Pada anak-anak yang tidak terbiasa
mendapatkan pelukan, mereka cenderung lebih cuek,
Pelukan Punya Manfaat Besar Bagi Kesehatan
Jangan Anggap Sepele,
INFO BPJS KESEHATANEDISI 68 21
Lakukan terus-menerus dengan tulus dan sepenuh
hati sampai menemukan titik kenyamanannya,
minimal delapan kali sehari.
Bayangkan saja jika pelukan yang kita berikan
tersebut adalah pelukan terakhir, sehingga kita bisa
memberikan pelukan yang paling tulus.
Kenyamanan terletak pula pada indra penciuman
dan perasa. Jadi, pakailah pakaian yang bersih,
lembut dan wangi, sehingga pelukan yang diterima
maupun diberikan, penuh dengan kelembutan.
Rangkulkan tangan saat pelukan, rasakan
aliran energi yang muncul.
SEHAT & GAYA HIDUP
tidak mau memeluk atau memegang orangtuanya.
Padahal ketika sakit, hal itu sangat dibutuhkan orangtua.
Sementara pada anak-anak yang sudah terbiasa
mendapatkan pelukan, mereka nantinya juga akan
memberikan pelukan yang sama pada orangtua," papar
Melly.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Edward
Christopherson, psikolog klinis dari Children's Mercy
Hospital and Clinics di Kansas City, Amerika Serikat
menyebutkan, pelukan lebih efektif daripada pujian atau
ucapan sayang, karena membuat anak merasa dicintai
dan dihargai. Bahkan Kathleen Keating dalam bukunya
"The Hug Therapy" menulis, pelukan juga berdampak
positif pada perkembangan otak dan IQ anak-anak.
Dampak pelukan terhadap kesehatan fisik juga sangat
besar. Ketika hormon oksitosin yang mampu memberikan
perasaan tenang terangsang keluar, seseorang akan
merasa lebih gembira. Ketika gembira, imun tubuh
akan meningkat 300.000 kali lipat, sehingga seseorang
menjadi tidak mudah terserang penyakit.
"Tidak hanya merangsang keluarnya hormon oksitoksin,
pelukan juga dapat mengurangi racun dari zat derifat
glutamat yang berbahaya di otak. Kalau anak stres, zat
derifat glutamat terpacu untuk keluar dan dapat berujung
pada penyempitan otak, sehingga mengakibatkan fungsi
intelegensi, perilaku, serta mental anak terganggu,"
sambungnya.
Tidak hanya antara orangtua dan anak, manfaat dari
pelukan penuh kasih sayang ini juga bisa didapatkan oleh
pasangan suami istri. Sejumlah penelitian menyebutkan,
pasangan yang saling berpelukan akan lebih awet
muda, serta membuat orang yang sakit merasa lebih
sehat. Pelukan juga dapat membuka jalur komunikasi
dan melepaskan ketegangan dalam hubungan. Sebuah
pelukan bisa menjadi obat mujarab untuk mengembalikan
suasana hati setelah Anda dan pasangan berbaikan.
“Di Universitas North Carolina, pernah ada penelitian
terhadap 33 pasangan. Dari hasil penelitian itu,
ditemukan bahwa pelukan penuh kasih sayang juga bisa
menurunkan risiko terkena penyakit jantung serta darah
tinggi,” ungkap Melly.
Bagaimana Membiasakan Pelukan?
Melihat manfaat yang besar dari pelukan, Melly
menyarankan untuk mulai membiasakan diri memeluk
anak setiap hari. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan
untuk mulai membiasakan hal yang sederhana namun
besar manfaatnya ini.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 68 22
KO N S U LTA S I
J A W A B :
J A W A B :
01
02
Saya dengar sekarang ada
rujukan online. Apakah
sekarang saya boleh
memilih sendiri rumah
sakit yang menjadi tempat
rujukan?
Jakarta
Sistem rujukan online diciptakan untuk memberikan kemudahan dan kepastian kepada peserta JKN-KIS dalam memperoleh layanan
kesehatan di rumah sakit. Meski demikian, tetap ada aturan yang diperhatikan. Rumah sakit tempat rujukan peserta disesuaikan dengan
kebutuhan medis peserta yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan kompetensi, jarak dan kapasitas rumah sakit tersebut.
Ilustrasinya, jika berdasarkan indikasi medis, peserta harus dirujuk ke rumah sakit kelas D atau kelas C, maka peserta tersebut tidak dapat
memilih dirujuk ke rumah sakit kelas B atau kelas A. Tak perlu khawatir, karena rumah sakit kelas D atau C memiliki kompetensi yang Anda
butuhkan untuk menangani kondisi Anda. Jika kondisi Anda secara medis memerlukan penanganan khusus atau sub spesialistik, maka
Anda akan dirujuk ke rumah sakit kelas B atau kelas A. Proses rujukan berjenjang seperti ini dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan di
rumah sakit tertentu, sehingga tenaga medis bisa menjalankan fungsinya dengan optimal kepada pasien JKN-KIS.
Saya lupa membayar iuran
dan status kepesertaan
BPJS saya sekarang jadi
non aktif. Bagaimana
caranya agar bisa status
peserta saya aktif lagi?
[email protected] - Jawa
Timur
Sesuai dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2018, penjaminan peserta JKN-KIS akan dihentikan sementara jika peserta tidak melakukan
pembayaran iuran bulan berjalan sampai dengan akhir bulan, atau bahkan tidak melakukan pembayaran lebih dari satu bulan. Agar
status peserta Anda dapat aktif kembali, segeralah melunasi seluruh tagihan Anda. Agar lebih praktis, Anda dapat memanfaatkan layanan
autodebet yang disediakan oleh sejumlah bank mitra BPJS Kesehatan, sehingga iuran Anda dapat otomatis terpotong dari rekening Anda
setiap bulannya.