INFO EN ANA - bnpb.go.id · Musim penghujan masih terjadi di wilayah Indonesia sampai akhir April...

4
INFO BENCANA Dalam Edisi ini: April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di Indonesia P.1 Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat P.1 Longsor Terjang Kawasan Geothermal Lebong Bengkulu P.3 Infografis Kejadian Bencana (April 2016) P.4 Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di Indonesia Musim penghujan masih terjadi di wilayah Indonesia sampai akhir April 2016. Bahkan curah hujan yang terjadi mulai dari rendah hingga sangat nggi. Curah hujan ini menjadi salah satu pemicu bencana banjir masih acap kali menyambangi daerah-daerah di nusantara. BMKG memprediksi pada bu- lan April intensitas hujan masih cukup nggi terutama di sebagian wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. P.1 Jika dilihat secara linier, pada musim penghujan memang banjir akan sering terjadi terutama wilayah-wilayah yang sudah men- jadi langganan seap tahunnya. Seper banjir yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat dan Jakarta yang terjadi akibat hujan deras sehingga sungai-sungai dak mampu menampung air dan akhirnya meluap. Jumlah kejadian bencana pada bulan April mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Maret. Pada bulan Maret terjadi 250 kejadian bencana sedangkan pada bulan April, bencana terjadi sebanyak 137 kejadian. Bencana yang terjadi mengakibatkan korban meninggal sebanyak 22 jiwa dengan bencana tanah longsor yang mengakibatkan paling ban- yak korban. Sebanyak 217.785 jiwa menderita dan mengungsi akibat bencana, dimana 69% korban mengungsi akibat bencana banjir. Selain menimbulkan korban, bencana juga mengakibatkan ban- yak kerusakan. Diantaranya sebanyak 411 rumah rusak berat, 164 rumah rusak sedang, dan 1.416 rumah rusak ringan. Sebanyak 57 fasilitas umum juga terkena dampak dari bencana, baik fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, maupun fasilitas kesehatan. Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat Prakiraan curah hujan dari MBKG untuk bulan April memper- lihatkan bahwa curah hujan dengan intensitas sangat nggi ber- potensi terjadi di sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua. Se- dangkan Bali dan Nusa Tenggara memiliki curah hujan rendah hingga sedang. Sumatera dan Jawa potensi hujan masih ada dan di beberapa tempat memiliki curah hujan yang sangat nggi. Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan April 2016* STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016 JANUARI - APRIL Jumlah Kejadian (kejadian) 857 Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 100 Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 1.591.189 Kerusakan Permukiman (unit) 10.235 *) Data per tanggal 4 Mei 2016 Edisi APRIL 2016

Transcript of INFO EN ANA - bnpb.go.id · Musim penghujan masih terjadi di wilayah Indonesia sampai akhir April...

INFO BENCANA

Dalam Edisi ini:

April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di

Indonesia P.1

Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat P.1

Longsor Terjang Kawasan Geothermal Lebong

Bengkulu P.3

Infografis Kejadian Bencana (April 2016) P.4

Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual

April, Banjir Masih Mendominasi Bencana di Indonesia

Musim penghujan masih terjadi di wilayah Indonesia sampai

akhir April 2016. Bahkan curah hujan yang terjadi mulai dari

rendah hingga sangat tinggi. Curah hujan ini menjadi salah

satu pemicu bencana banjir masih acap kali menyambangi

daerah-daerah di nusantara. BMKG memprediksi pada bu-

lan April intensitas hujan masih cukup tinggi terutama di

sebagian wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.

P.1

Jika dilihat secara linier, pada musim penghujan memang banjir

akan sering terjadi terutama wilayah-wilayah yang sudah men-

jadi langganan setiap tahunnya. Seperti banjir yang terjadi di

Bekasi, Jawa Barat dan Jakarta yang terjadi akibat hujan deras

sehingga sungai-sungai tidak mampu menampung air dan

akhirnya meluap.

Jumlah kejadian bencana pada bulan April mengalami

penurunan dibandingkan dengan bulan Maret. Pada bulan

Maret terjadi 250 kejadian bencana sedangkan pada bulan

April, bencana terjadi sebanyak 137 kejadian. Bencana yang

terjadi mengakibatkan korban meninggal sebanyak 22 jiwa

dengan bencana tanah longsor yang mengakibatkan paling ban-

yak korban. Sebanyak 217.785 jiwa menderita dan mengungsi

akibat bencana, dimana 69% korban mengungsi akibat bencana

banjir.

Selain menimbulkan korban, bencana juga mengakibatkan ban-

yak kerusakan. Diantaranya sebanyak 411 rumah rusak berat,

164 rumah rusak sedang, dan 1.416 rumah rusak ringan.

Sebanyak 57 fasilitas umum juga terkena dampak dari bencana,

baik fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, maupun fasilitas

kesehatan.

Ribuan Jiwa Terdampak, Akibat Banjir di Jawa Barat

Prakiraan curah hujan dari MBKG untuk bulan April memper-

lihatkan bahwa curah hujan dengan intensitas sangat tinggi ber-

potensi terjadi di sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua. Se-

dangkan Bali dan Nusa Tenggara memiliki curah hujan rendah

hingga sedang. Sumatera dan Jawa potensi hujan masih ada dan

di beberapa tempat memiliki curah hujan yang sangat tinggi.

Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan April 2016*

STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016

JANUARI - APRIL

Jumlah Kejadian (kejadian) 857

Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 100

Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 1.591.189

Kerusakan Permukiman (unit) 10.235

*) Data per tanggal 4 Mei 2016

Edisi

APRIL 2016

Berdasarkan data BMKG, curah hujan ekstrem di Jabodetabek

disebabkan oleh adanya daerah pertemuan dan belokan angin

di sekitar Jawa bagian Selatan yang menyebabkan tumbuhnya

awan-awan konvektif dan hujan disertai petir. Curah hujan

tahun 2016 cenderung lebih lama dibandingkan dengan nor-

malnya. Diperkirakan curah hujan ekstrem masih berpotensi

hingga Mei 2016, yang kemudian memasuki masa kering pada

Juni 2016 di sebagian besar wilayah barat Indonesia.

Akibat langsung dari tingginya curah hujan, beberapa wilayah

yang ada di Provinsi Jawa Barat mengalami bencana banjir

dikarenakan sungai tidak mampu lagi menampung banyaknya

air. Keparahan banjir juga terjadi akibat jebolnya tanggul pena-

han sungai, berakibat air langsung menggenangi perumahan

masyarakat. Tanggul yang jebol terletak di Perumahan Pon-

dokgede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, jebol

pada Kamis (21/4) sekitar pukul 09.00 WIB. Cepatnya air yang

menggenangi perumahan, mengakbatkan masyarakat tidak

sempat untuk menyelamatkan barang-barang mereka. Bahkan

banyak masyarakat yang masih terjebak dalam rumah karena

ketinggian air yang begitu cepat naik. Sedikitnya 600 KK (9 ribu)

jiwa terdampak akibat banjir ini, dan sebagian besar harus

mengungsi ke tempat yang lebih

aman.

Banjir ini merendam komplek

perumahan:

Komplek IKIP - Perum Nasio

Indah di Kelurahan

Jatikramat Kecamatan Jati-

asih.

Komplek Mustika Gamdaria

Setu - Perumahan Lotus

Chandra di Kelurahan Jati-

murni Kecamatan Pondok

Melati.

Komplek Perum Pondok

Gede Permai di Kelurahan

Jatirasa Kecamatan Jatiasih.

Saat bersamaan juga, banjir

meredam Desa Bojongkulur, Jati-

sari dan Tarikolot di Kecamatan

Cileungsi, Gunung Putri dan

Citeureup di Kabupaten Bogor

pada 21 April 2016 pukul 06.30 Wib. Beberapa komplek pe-

rumahan terendam banjir yaitu:

Perum Vila Nusa Indah di Desa Bojongkulur, Kecamatan

Gunung Putri Kabupaten Bogor.

Perum Graha Nirwana Desa Jatisari Kecamatan Cileungsi.

P.2

Kampung Bojong dan Kampung Taringgul Desa Tarikolot

Kecamatan Citeureup.

Penyebab banjir di Kabupaten Bogor disebabkan hujan deras

selama lebih dari 4 jam sehingga Sungai Cikeas meluap sehing-

ga Desa Bojongkulur banjir. Tinggi banjir 40-150 cm. Di Desa

Jatisari Kecamatan Cileungsi banjir akibat tanggul Sungai Cika-

rang jebol dengan panjang 25 meter. Sedangkan banjir di Desa

Tarikolot Kecamatan Citeureup banjir akibat luapan Sungai

Taringgul. BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan pe-

nanganan darurat.

Dataran banjir (flood plain) di sepanjang Sungai Cikeas dan

Sungai Cileungsi telah berkembang menjadi permukiman pa-

dat. Pertemuan kedua sungai tersebut menyatu dan dikenal

sebagai Sungai Bekasi yang lahan dataran banjir telah berkem-

bang jadi permukiman. Kondisi tanggul di sepanjang sungai

tersebut masih perlu diperkuat. Sistem peringatan dini banjir

juga perlu diperkuat sehingga dapat memberikan informasi

yang cepat kepada masyarakat.

Berulangnya banjir di wilayah tersebut mengingatkan

pentingnya mitigasi bencana, baik struktural maupun non

struktural. Masyarakat harus selalu disiapkan menghadapi

bencana banjir. Ke depan, ancaman banjir akan makin mening-

kat akibat meningkatnya kerentanan, dampak perubahan iklim

global, makin kritisnya daerah aliran sungai, dan faktor

lainnya. Laporan Bank Dunia dengan judul “Turn Down the

Heat – Climate Extremes, Regional Impacts and the Case

for Resilience” yang dirilis pada bulan Juni 2013. Laporan

tersebut menyatakan bahwa kawasan pesisir pantai di se-

Gambar 1. Banjir di Bekasi Akibat Tanggul Jebol

Penyusun :

Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Jl. Pramuka Kav. 38 Kode Pos 13120 Lt. 11-12

www.bnpb.go.id

[email protected]

P.3

luruh Asia Tenggara akan mengalami kenaikan muka air

laut 10-15 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

kenaikan muka air laut global. Kenaikan muka air laut di tahun

2050 akan mencapai hingga 50 cm dan 100 cm di tahun 2090,

dimana kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bang-

kok, Ho Chi Minh, Manila, dan Yangon, akan terkena dampak

yang paling besar.

Lonsor Terjang Kawasan Geothermal Lebong Bengkulu

Longsor kembali melanda wilayah Sumatera, tepatnya di lokasi

Cluster A Project Hululais yang terdapat aset-aset produksi PT

Pertamina Geothermal Energy Kecamatan Lebong Selatan Ka-

bupaten Lebong Provinsi Bengkulu pada Kamis (18/4) pukul

04.30 WIB. Situs resmi Pertamina memberitakan bahwa Long-

soran tersebut berasal dari Bukit Beriti Besar/Gedong Hululais

yang berjarak sekitar 2.5 km dari lokasi Cluster A. Saat kejadian

tersebut, beberapa pekerja mitra PGE sedang bertugas

melakukan monitoring sumur dan pengawasan water pump

station (WPS) yang digunakan untuk suplai air bagi operasi

pemboran yang di lokasi cluster lain (cluster Q). Informasi dari

lapangan dilaporkan bawa curah hujan yang cukup tinggi sela-

ma sepekan terakhir di wilayah Lebong - Bengkulu, bahkan mal-

am sebelum terjadinya longsoran hujan juga turun dengan

lebat disertai angin kencang mulai pukul 18.00 sampai dengan

22.30 WIB.

Akibat longsor ini, dua orang meninggal dunia atas nama

John dan Azimi pegawai sub kontraktor PT PGE, empat orang

luka-luka atas nama Roni Doris (26), istri Doris, Slamet

Amano (33), dan Toni. Sedangkan 4 orang diperkirakan

masih tertimbun longsor. Berbagai upaya dilakukan untuk

menolong korban yang luka dan mencari korban yang tertim-

bun material longsor.

300 personil gabungan dari BPBD beserta dengan TNI, Polri,

relawan, masyarakat serta pekerja dari PT Pertamina Geo-

thermal Energy sesaat setelah kejadian langsung melakukan

upaya penyelamatan dengan menggunakan peralatan yang

ada. Seyogyanya tujuan dari project Hululais, PGE diharap

mampu menyumbang listrik sebesar 1x55 MW pada Januari

2018 dan tambahan 1x55 MW pada Desember

2019. Longsor tidak ada kaitannya dengan aktivitas geother-

mal. Longsor disebabkan oleh faktor alam yang meluncur

menuruni perbukitan dan menghantam camp pekerja.

Evakuasi juga

terkendala

dengan adanya

longsor susulan

pada tanggal 30

April 2016, me-

nutup lokasi yang

diperkirakan

korban tertimbun.

Dampak longsor

adalah 1 hektar

kebun masyarakat

rusak, 1 unit

gudang rusak be-

rat dan 1 unit kon-

tainer rusak berat.

Tim SAR gabungan

terkendala oleh

cuaca dan hujan

deras yang sering

terjadi pada siang

hingga sore se-

hingga dikhawatir-

kan ada longsor

susulan dan kon-

disi longsoran

yang cukup luas.

Material lumpur dan batu-batu besar menyulitkan pencarian

korban. Pencarian akan diteruskan pada titik-titik yang di-

identifikasi tempat korban tertimbun.

Gambar2. Longsor di Kawasan Geothermal Lebong Bengkulu

Banjir; 14%

Puting Beliung; 4%

Tanah Longsor; 32%

Banjir dan Tanah Longsor;

50%

5

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Banjir Pu ng Beliung Tanah Longsor Banjir dan TanahLongsor

Gempa Bumi

Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan

5

Pada bulan April tercatat bahwa lebih dari 130 kali bencana terjadi dan menyebabkan 22 jiwa meninggal & hilang. Secara komulatif sebanyak 200 ribu orang menderita & mengungsi akibat bencana yang telah mengakibatkan 1.991 rumah mengalami kerusakan. Banjir masih menjadi bencana dengan intensitas paling sering, namun tanah banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang paling mematikan karena telah menelan 11 korban jiwa.

17

3

6

7

1

25

4

5

5

1

1

2

Rekapitulasi Kejadian Bencana Periode: Januari-April 2016

kejadian bencana857

Jumlah Kejadian Bencana

22 jiwa 68.6%

1.526 unit10.235

Rumah Rusak Sedang 1.291 unit

Rumah Rusak Ringan7.417 unit

Rumah rusak

Rumah Rusak Berat

Persentase Kerusakan Rumah

1.591.189 jiwaMenderita dan Mengungsi

Persentase Korban yang Menderita & MengungsiJumlah Korban Meninggal & Hilang

< 3

> 53 - 5

Jumlah kejadian

Peta Kejadian Bencana Bulan April 2016

Data Kejadian Bencana Bulan April 2016

137 kejadian

100 jiwaMeninggal dan hilang

46.7%

diakibatkan oleh puting beliung

diakibatkan olehbanjir

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

Jan

Feb

Mar

Apr

54

40

34

5

2

1

1

0 10 20 30 40 50 60

Banjir

Pu ng Beliung

Tanah Longsor

Banjir dan TanahLongsor

Gempa Bumi

Letusan Gunungapi

Kebakaran Hutandan Lahan

Infografis Kejadian Bencana (April 2016) BNPB

Tanggal Pembuatan: 09/05/2016 www.dibi.bnpb.go.id per tanggal 1 April 2016 www.bnpb.go.id infoBNPBSumber: Website: FB: Twitter: @BNPB_Indonesia

Perbandingan Jumlah Kejadian BencanaBulan Januari - AprilPeriode Tahun 2006 - 2016

Perbandingan Kejadian Bencana Banjir, Tanah Longsor,Puting Beliung Bulan Januari - April 2015 dan 2016

2

51

9

22

3416

IG: @BNPB_Indonesia

3

1

1

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan Feb Maret April Jan Feb Maret April

2015 2016

Banjir Pu ng Beliung Tanah Longsor

6

4

5

2

6

149.437

396

1.559

10.481

55.912

BANJIR PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR BANJIR DAN TANAH LONGSOR

LETUSAN GUNUNGAPI