INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi...

24
KESEHATAN INFO BPJS MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 85 Diganjar 6 Kali WTP dan Sederet Apresiasi Dunia BPJS Kesehatan Kelola Program JKN-KIS Kinerja

Transcript of INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi...

Page 1: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

K E S E H ATA NINFOBPJS

MEDIA INFO BPJS KESEHATAN EDISI 85

Diganjar 6 Kali WTP dan Sederet Apresiasi Dunia

BPJS Kesehatan Kelola Program JKN-KIS

Kinerja

Page 2: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.
Page 3: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 3

CEO Message

Fachmi IdrisDirektur Utama

Adapun prestasi kami secara internal adalah terpenuhinya target-target Annual Management Contract (AMC) dengan total capaian 109,71% dari target capaian 100% yang harus diraih.

BPJS Kesehatan juga mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman dalam kancah internasional di hadapan negara-negara lainnya. Salah satunya adalah menjadi Chair dalam Forum Foreign Policy and Global Health (FPGH) yang bersama negara lainnya membahas hal-hal terkait Universal Health Coverage. Kegiatan ini mendapatkan apresiasi langsung dari Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan hasil pertemuan tersebut akan dibawa ke dalam Sidang Umum Majelis PBB. Sebagai tambahan, FPGH ini melengkapi kepercayaan dunia internasional yang sebelumnya telah mempercayakan BPJS Kesehatan untuk memimpin Organisasi Jaminan Sosial Dunia atau ISSA (International Social Security Association), yaitu sebagai Chair of Technical Commision on Health Sector. Ini adalah periode ke-2 BPJS Kesehatan memimpin di ISSA.

Apresiasi dan penghargaan atas pencapaian yang ada menjadi bukti bahwa “orkestrasi” kerja bersama para Duta BPJS Kesehatan dalam satu kesatuan irama yang harmonis di seluruh NKRI adalah fakta yang tidak terbantahkan.

Prestasi dan apresiasi dari berbagai pihak tentu tidak membuat kami berpuas diri dengan apa yang telah berhasil kami raih. Untuk terus menjaga keberlanjutan Program Jaminan Kesehatan Nasional, kami harus senantiasa siap menghadapi berbagai gelombang tantangan yang menghadang serta pekerjaan rumah yang harus kami tuntaskan. Pekerjaan rumah yang secara khusus menjadi sorotan publik adalah memastikan kepesertaan aktif dan kepatuhan membayar iuran pada segmen PBPU.

Alhamdulillah, upaya kami untuk menjaga kesinambungan Program JKN senantiasa mendapat dukungan dari pemerintah, salah satunya adalah dengan terbitnya Perpres Nomor 64 Tahun 2020 yang diharapkan dapat memperbaiki struktur iuran. Selain itu, kami juga

Sepanjang perjalanan penyelenggaraan Program JKN, setiap tahunnya, Alhamdulillah, kami senantiasa menorehkan prestasi-prestasi yang gemilang. Salah satu prestasi yang secara berturut-turut kami raih setiap tahunnya dan pada tahun ini kembali kami raih adalah predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) untuk laporan keuangan tahun 2019. Predikat ini merupakan predikat keenam secara berturut-turut yang diraih sejak BPJS Kesehatan beroperasi dan predikat ke-28 sejak PT Askes (Persero).

terus berupaya meningkatkan kemampuan pembiayaan jaminan kesehatan melalui peningkatan rekrutmen peserta potensial PPU-BU dan upaya penegakan law enforcement.

Untuk memastikan kolektabilitas iuran tercapai, kami tak henti-hentinya berupaya mengedukasi peserta untuk senantiasa melakukan pembayaran iuran tepat waktu dengan melibatkan tokoh agama, organisasi dan komunitas. Upaya lain yang kami lakukan adalah dengan mengoptimalkan fungsi dan kinerja dari Kader JKN selaku perpanjangan tangan BPJS Kesehatan untuk merekrut, membina dan mengedukasi peserta. Kami juga mengoptimalkan sinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kolektabilitas iuran melalui Program Menabung Sehat bersama Bank BNI, Mandiri, dan BRI untuk memfasilitasi tunggakan iuran peserta melalui mekanisme angsuran. Dari sisi sistem, kami juga senantiasa menyempurnakan mekanisme pembayaran iuran dengan memanfaatkan berbagai layanan digital.

Yang paling penting dari upaya-upaya kami tersebut di atas adalah kami senantiasa berkomitmen memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta karena sebagai badan hukum publik, pelayanan kepada masyarakat adalah fokus utama yang harusnya menjadi orientasi kami untuk senantiasa melakukan perbaikan. Oleh karena itu, 10 Komitmen Peningkatan Kualitas Layanan yang telah kami rancang sejak akhir tahun 2019 akan menjadi dasar kami untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta.

Torehan prestasi dan deretan pekerjaan rumah yang harus kami tuntaskan tersebut menjadi pelecut semangat bagi kami untuk bekerja secara luar biasa dengan laju yang semakin sigap dan mantap dengan tetap menjaga kualitas kerja terbaik kami dalam menjalankan amanah mulia untuk melayani jaminan pembiayaan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia melalui Program JKN-KIS.

Prestasi Kian Melesat, Kinerja Makin Meningkat

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 3

Page 4: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 854

PENGARAHFachmi Idris

PENANGGUNG JAWABMira Anggraini

PEMIMPIN UMUM Kisworowati

PENASIHAT Nasihin Masha

PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf

SEKRETARIAT Rini Rahmitasari,Ni Kadek Manipuspaka Devi

REDAKTURMedianti Ellya PermatasariWidianti Utami,Rian AbdullahAsyraf MursainaDwi AsmariyantiTati Haryati DenawatiJuliana RamdhaniAngela Dian RatnasariDarusman Tohir

EDITORDiah IsmawardaniRanggi Larissa IzzatiAlhafiz

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna,IfranMuhammad ArsyadImam Rahmat Muhtadin,Raden Paramita SucianiElmira Dwi BertiAmin Rahman Hardi

PENGEMBANGANAkhmad TasyrifanDidik DharmadiAnastasya Margaret

KILAS & PERISTIWA 5

CEO MESSAGE 3

FOKUS 6

BINCANG 10

BENEFIT 12

PELANGGAN 14

TESTIMONI 16

INSPIRASI 18

PERSEPSI 20

SEHAT & GAYA HIDUP 22

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

10 BINCANG

DAFTAR ISI

SALAM REDAKSI

Seperti kita ketahui bersama bahwa sejak beroperasi pada 01 Januari 2014, Program JKN-KIS telah menjadi program strategis negara yang terbukti memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Program ini juga merupakan wujud nyata hadirnya negara untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak fundamental warga negara. Melalui Program JKN-KIS, rakyat Indonesia mendapatkan kesamaan akses atas pelayanan kesehatan secara adil dan merata sehingga diharapkan tercipta masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Selama 6 tahun penyelenggaraan program ini pula, berbagai tantangan telah dihadapi dan dilalui demi menjaga keberlangsungan program ini. Khususnya di tahun 2019, dinamika terjal tak urun harus dilewati Program JKN-KIS. Masih segar dalam ingatan kita persiapan untuk menyongsong implementasi Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 yang memuat penyesuaian besaran iuran dan diharapkan mampu menyelamatkan kondisi Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan.

Di tengah berbagai tantangan, komitmen bersama baik itu Pemerintah, mitra kerja, peserta dan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan program ini patut diapresiasi. Salah satu bukti makin kokohnya pengelolaan program ini diejawantahkan melalui catatan kinerja pengelolaan program dan pengelolaan keuangan yang mendapat mendapatkan Predikat Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) dari Kantor Akuntan Publik di tahun 2019. Predikat ini belum tergoyahkan atau secara berturut-turut disandang sejak diimplementasikan Program JKN-KIS.

Tentu saja modal tersebut harus terus menjadi penyemangat kita untuk terus mengupayakan keberlangsungan Program JKN-KIS di tahun-tahun ke depan, agar tetap kehadirannya dirasakan bermanfaat bagi segenap warga negara. Terlebih badai pandemi yang sedang melanda dunia, kehadiran program ini akan semakin dibutuhkan.

Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.

Kinerja Optimal, di Tengah Dinamika Terjal

Big Data Program JKN-KIS Bisa Bantu Penanggulangan Covid-19Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy

Pada peringatan Hari Ulang Tahun BPJS Kesehatan Ke-52, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi command center BPJS Kesehatan untuk meninjau infrastruktur teknologi informasi yang telah dimiliki tersebut.

KESEHATANINFOBPJS

MEDIA BPJS KESEHATAN EDISI 85

Diganjar 6 Kali WTP dan Sederet Apresiasi Dunia

BPJS Kesehatan Kelola Program JKN-KIS

Kinerja

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 854

Page 5: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 5

KILAS & PERISTIWA

Jakarta

Bondowoso

Jakarta, Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Program JKN-KIS, khususnya dalam hal pelayanan obat, BPJS Kesehatan menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tentang Pertukaran Data Obat Katalog Elektronik Nasional.

Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady mengatakan, sinergi ini diharapkan dapat mempercepat proses pemutakhiran data obat sesuai dengan katalog elektronik sehingga proses pengajuan tagihan dan verifikasi tagihan klaim obat non kapitasi dan klaim obat di luar INA CBG’s dapat berjalan lebih mudah dan lancar.

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, terdapat obat-obatan yang dapat ditagihkan secara terpisah di luar paket kapitasi dan luar paket INA CBG.

Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog. Harga dasar obat dalam e-katalog tersebut dimasukkan ke dalam tabel referensi aplikasi Apotek Online BPJS Kesehatan sebagai sistem informasi manajemen penagihan obat luar paket.

“Tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan saat ini adalah perubahan daftar e-Katalog obat pada website LKPP yang sangat dinamis, per propinsi dan belum ada informasi apabila terjadi perubahan data obat, sehingga menyulitkan BPJS Kesehatan karena harus melakukan pengecekan data obat satu per satu di setiap provinsi. Diharapkan adanya kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan LKPP dapat menjaga validitas, dan mempercepat proses penyusunan tabel referensi aplikasi Apotek Online,” katanya usai melakukan penandatanganan dengan Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP Salusra Widya, Rabu (01/07).

Banyuwangi - Pemerintah membuat terobosan dalam hal jaminan kesehatan bagi pegawai Honorer K1 dan K2. Jika selama ini tenaga honorer K1 dan K2 harus membiayai sendiri ketika sakit, kini sudah ditanggung pemerintah daerah. Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Bondowoso Kemas Rona Kurniawansyah mengatakan, pemberian jaminan tersebut merupakan inovasi yang sangat besar manfaatnya untuk membantu para honorer K1 dan K2 dalam hal jaminan kesehatan.

“Langkah ini belum banyak dilakukan daerah lain. Namun, di Kabupaten Bondowoso sudah melakukannya. Ini merupakan terobosan yang luar biasa. Harapannya

semoga dengan adanya langkah ini dapat memotivasi instansi lainnya untuk segera mendaftarkan dan turut berperan aktif menyukseskan JKN-KIS ini,” jelasnya.

Saat ini BPJS Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah melakukan verifikasi kepesertaan Guru Tidak Tetap. Dari total 728 yang terdaftar, per 1 Agustus 2020 ada sebanyak 273 yang akan dialihkan ke kepesertaan pekerja.

“Sebelumnya, sebagian besar Guru Tidak Tetap ini telah terdaftar di segmen lain. Ada yang menjadi PBI (Penerima Bantuan Iuran, red.) baik yang pusat maupun daerah dan ada juga yang terdaftar sebagai peserta keluarga dari ASN. Sehingga kami akan lakukan proses rekonsiliasi data dengan BKD dan Bappeda,” terangnya.

Sementara Kepala Badan Kepegawaian Daerah Bondowoso (BKD) Wawan Setiawan mengatakan bahwa seluruh pembiayaan jaminan kesehatan ini akan masuk APBD 2020. Hal tersebut menjadi ikhtiar Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Bondowoso untuk memperhatikan honorer K1 dan K2.

“Ini menjadi komitmen bupati dan wakil bupati untuk memberikan jaminan kesehatan. Kewajiban pemerintah untuk memastikan guru honorer ini memiliki jaminan kesehatan. Semoga kedepannya dengan adanya Jaminan Kesehatan ini dapat memberikan manfaat,” jelasnya.

PERCEPAT PROSES PEMBARUAN DATA OBAT , BPJS KESEHATAN BANGUN SINERGI DENGAN LKPP

PEMKAB BONDOWOSO INTEGRASIKAN JAMINAN HONORER KE DALAM JKN-KIS

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 5

Page 6: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 856

FOKUS

BPJS Kesehatan juga meraih sejumlah penghargaan yang diberikan oleh berbagai pihak. Pertama, penghargaan Gold Winner Kategori Lembaga Layanan Publik Aplikasi Revolusi Mental dalam

rangka kegiatan Revolusi Mental Award 2019, yang diselenggarakan oleh BUMN Track. Kedua, Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 atas Inovasi INSIDEN (Integrated System For Traffic Accident) sebagai Perwujudan Percepatan Reformasi Birokrasi Penjaminan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Ketiga, penghargaan sebagai Badan Publik “Cukup Informatif” Kategori Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008 yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat.

Tak hanya di tingkat nasional, BPJS Kesehatan diberikan kesempatan berbagi pengalaman dalam kancah internasional di hadapan negara-negara lainnya. Salah satunya menjadi Chair Person dalam Forum Foreign

Policy and Global Health (FPGH) yang memimpin negara-negara lainnya membahas hal-hal terkait Universal Health Coverage (UHC). Kegiatan ini mendapatkan apresiasi langsung dari Menteri Luar Negeri dan hasil pertemuan rencananya akan dibawa ke dalam Sidang Umum Majelis PBB.

FPGH ini melengkapi kepercayaan dunia international yang sebelumnya telah mempercayakan BPJS Kesehatan untuk memimpin Organisasi Jaminan Sosial Dunia atau ISSA (International Social Security Association) sebagai Chair of Technical Commision on Health Sector. Ini periode ke-2 BPJS Kesehatan memimpin di ISSA.

Selain berbagai prestasi tersebut di atas, BPJS Kesehatan juga berhasil mengantarkan program JKN-KIS meraih sejumlah capaian peningkatan signifikan. Sepanjang 2019 tercatat 337.694.382 kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di seluruh Indonesia atau rata-rata 925.190 kunjungan per hari. Sebanyak 84.749.444 kunjungan rawat jalan tingkat lanjut (rata-rata 232.190

Sepanjang perjalanan penyelenggaraan Program JKN-KIS, atas ikhtiar bersama, setiap tahunnya, BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara menorehkan prestasi-prestasi yang gemilang, tak terkecuali di tahun 2019 yang lalu. Di antaranya, pada awal tahun 2020 BPJS Kesehatan kembali mencatatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) untuk laporan keuangan tahun 2019. Predikat ini merupakan predikat keenam secara berturut-turut yang diraih sejak BPJS Kesehatan beroperasi dan predikat ke-28 sejak PT Askes (Persero). BPJS Kesehatan juga berhasil memenuhi target-target Annual Management Contract (AMC) dengan total capaian 109,71% dari target capaian 100% yang harus diraih.

Diganjar 6 Kali WTP dan Sederet Apresiasi DuniaKinerja BPJS Kesehatan Kelola Program JKN-KIS

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 856

Page 7: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 7

FOKUS

kunjungan per hari), dan 11.012.171 kunjungan rawat inap tingkat lanjut. Jumlah pemanfaatan ini meningkat sebesar 85,33% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam kunjungannya ke RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan RSUD Cilegon pada awal bulan Desember 2019 yang lalu, Presiden Jokowi menyatakan bahwa 90% pasien yang berobat di kedua RS tersebut merupakan peserta JKN-KIS, dan lebih dari 70% berasal dari segmen PBI.

Dari sisi supply, jumlah fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan program ini juga terus bertambah. Hingga 31 Desember 2019 fasilitas kesehatan yang kerja sama mengalami peningkatan, yaitu semula 18.437 FKTP di tahun 2014 menjadi 23.430 FKTP atau mengalami pertumbuhan sebesar 27,08%. Sedangkan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) dari 1.681 menjadi 2.459 atau mengalami pertumbuhan sebesar 46,28% di tahun 2019.

Selain itu, dari sisi kualitas layanan yang diberikan kepada peserta juga terus ditingkatkan. Salah satu fokus utama BPJS Kesehatan di tahun 2019 adalah meningkatkan kepuasan peserta. Angka kepuasan peserta program JKN-KIS terus mengalami peningkatan, dari 78,9 di tahun 2015 menjadi 80,1 di tahun 2019.

Capaian-capaian di atas diperoleh di tengah tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan JKN-KIS. Salah satu tantangan serius adalah belum seimbangnya antara penerimaan iuran dan pengeluaran untuk pembayaran klaim pelayanan kesehatan. Sejumlah analisis menyatakan bahwa masalah tersebut muncul karena struktur iuran yang belum memadai.

Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki stuktur iuran JKN-KIS menjadi hal yang sangat penting yang dilakukan pada tahun 2019. Di samping struktur iuran, hal lain yang menjadi tantangan adalah kolektabilitas iuran khususnya pada segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP) atau dikenal peserta mandiri.

Pada segmen ini terjadi gap antara kemampuan untuk membayar (ability to pay) dengan kemauan untuk membayar (willingness to pay) dimana kemampuan untuk membayar iuran tidak serta merta diikuti kemauan untuk membayar iuran.

Karenanya, BPJS Kesehatan terus menerus mengampanyekan tentang kesadaran membayar iuran secara masif. Selain itu, penyelarasan dan penegakan regulasi-regulasi yang ditujukan untuk menegakkan kepatuhan peserta program JKN-KIS juga menjadi prioritas BPJS Kesehatan di 2019.

Manajemen BPJS Kesehatan menetapkan peningkatan kemampuan pembiayaan jaminan kesehatan sebagai salah satu fokus utama di 2019, yang dimaksudkan agar kondisi likuiditas Dana Jaminan Sosial (DJS) program JKN-KIS terjaga dengan baik. BPJS Kesehatan menargetkan tingkat kolektibilitas iuran 98,83% dan rasio klaim 114,89%.

Fachmi Idris menjelaskan, permasalahan yang masih dihadapi terkait likuiditas DJS di sepanjang tahun 2019 disebabkan oleh besaran iuran JKN yang belum sesuai angka keekonomian sehingga berimplikasi pada rasio biaya manfaat terhadap pendapatan per 30 Juni 2019 di mana rasio klaim sebesar 115,98%.

Perpres 75/2019

Masih rendahnya kepatuhan dalam membayar iuran pada peserta mandiri juga menjadi penyebab. Bentuk dukungan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan likuiditas JKN-KIS di tahun 2019 diwujudkan dengan lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Melalui Perpres 75 dilakukan penyesuaian iuran peserta. Iuran segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan penduduk yang didaftarkan pemerintah daerah (PD-Pemda) disesuaikan dari Rp23.000 per jiwa per bulan menjadi Rp42.000 per jiwa per bulan. Penyesuaian berlaku terhitung Agustus 2019. Kemudian iuran segmen Pekerja Penerima Upah Pemerintah (PPU-P) disesuaikan proporsi dan komponennya, dari sebelumnya 3% menjadi tanggungan pemerintah, 2% tanggungan peserta dengan komponen gaji pokok dan tunjangan keluarga, menjadi 4% menjadi tanggungan pemerintah, 1% tanggungan peserta dengan memperhitungan seluruh komponen penghasilan (take home pay). Khusus PPU-P Pusat, penyesuaian iuran diberlakukan sejak Oktober 2019.

Sementara untuk iuran segmen peserta mandiri disesuaikan dengan kelas rawatan. Nominal iuran Rp160.000 per orang per bulan untuk kelas 1, Rp110.000 per orang per bulan kelas 2, dan Rp42.000 kelas 3. Namun khusus segmen mandiri, pasal yang mengatur tentang penyesuaian iuran tersebut dibatalkan Mahkamah Agung (MA). Setelah menjalankan putusan MA beberapa bulan, pemerintah menetapkan kembali penyesuaian iuran yang baru melalui Perpres 64 tahun 2020.

Penyesuaian iuran JKN-KIS, khususnya PBI yang dibiayai pusat maupun pemda dan PPU-P Pusat yang diimplementasikan di tahun 2019 memiliki dampak signifikan terhadap perbaikan kondisi keuangan DJS. Indikasi perbaikan itu ditunjukkan dengan menurunnya rasio biaya manfaat terhadap pendapatan iuran (rasio klaim) dari 115,98% pada 30 Juni 2019 menjadi 102,31% per 31 Desember 2019.

“Rentang waktu keterlambatan pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan yang semula mencapai 82 hari memendek menjadi 58 hari pada akhir 2019,” kata Fachmi Idris.

Di samping dukungan regulasi dari pemerintah, BPJS Kesehatan juga melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan jaminan kesehatan. Upaya pertama, meningkatkan peningkatan rekrutmen peserta potensial khususnya segmen PPU Badan Usaha (PPU-BU) serta integrasi Jamkesda atau penduduk yang didaftarkan oleh pemda.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 7

Page 8: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 858

FOKUS

Terkait peningkatan rekrutmen peserta potensial ini BPJS Kesehatan melakukan beberapa program. Misalnya, memperluas cakupan kepesertaan PPU-BU dengan cara mendorong pemda untuk menerbitkan regulasi kewajiban menjadi peserta JKN-KIS. Kemudian membentuk forum pengawasan kepatuhan dan pelaksanaan sosialisasi dan edukasi publik, dan mengembangkan aplikasi Elektronik Data Badan Usaha (E-Dabu) yang memudahkan BU untuk mendaftarkan dan mengelola kepesertaan pekerjanya pada program JKN-KIS secara online dan mandiri.

Selain itu, melaksanakan canvassing BU. Ini dilakukan dengan menyisir, mendata dan mengunjungi BU yang belum mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta JKN. Melalui kegiatan canvassing ini BPJS Kesehatan dapat memperoleh data potensi peserta yang riil. Selain itu, mendorong pemerintah daerah untuk mengintegrasikan Jamkesda ke dalam program JKN-KIS dan menambahkan jumlah penduduk yang mereka daftarkan dalam rangka mencapai UHC di daerah masing-masing.

Upaya-upaya meningkatkan rekrutmen peserta tersebut di atas membuahkan hasil yang cukup mengembirakan. Misalnya, terjadi peningkatan jumlah peserta mencapai 16,18 juta jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 7,78%. Jumlah total peserta terdaftar bertambah dari 207,97 juta jiwa di akhir tahun 2018, menjadi hampir 224,15 juta jiwa di akhir tahun 2019.

Pertumbuhan cakupan kepesertaan program ini terbilang amat pesat jika dibandingkan dengan rata-rata capaian negara lainnya di dunia. Dalam waktu kurang dari enam tahun, JKN-KIS telah mencakup sekitar 83,98% dari total penduduk Indonesia. Akselerasi capaian cakupan kepesertaan ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah, baik pusat maupun daerah yang mengikutsertakan dan menanggung iuran terhadap 135.359.142 jiwa penduduk pada segmen PBI.

Pertumbuhan peserta tertinggi terjadi pada segmen PD-Pemda, yaitu sebesar 30,02% atau sebanyak 8,97 juta. Disusul segmen peserta PPU-BU sebesar 10,16% atau 3,31 juta, dan segmen peserta PBI APBN sebesar 4,79% atau sebanyak 4,41 juta. Proporsi peserta non PBI secara konsisten mengalami kenaikan dari sebesar 35,24% pada 31 Desember 2014 menjadi 56,94% per 31 Desember 2019.

Hal tersebut menunjukkan upaya BPJS Kesehatan dalam merekrut peserta non PBI, yaitu PPU-P, PPU-BU, dan peseta mandiri untuk mendapatkan iuran yang bersumber dari peserta mampu. Ini berdampak pada pendapatan iuran yang meningkat secara signifikan. Berdasarkan Laporan Keuangan per 31 Desember 2019 (audited), total pendapatan iuran mencapai Rp111,75 triliun atau naik sebesar 30,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp85,44 triliun. Tiga segmen peserta dengan pertumbuhan pendapatan iuran tertinggi adalah segmen PD Pemda sebesar 91,48%, PBI APBN sebesar 40,35%, dan PBPU sebesar 25,11%.

Kenaikan pendapatan iuran di 2019 dipengaruhi dan kontribusi dari pertumbuhan jumlah peserta yang cukup

signifikan, dan juga penyesuaian iuran berdasarkan Perpres 75 tahun 2019. Di samping karena kinerja kepatuhan dalam merekrut peserta baru khususnya segmen PPU badan usaha melalui penerapan law enforcement.

“Proporsi pendapatan iuran peserta segmen Non PBI per 31 Desember 2019 menunjukan kecenderungan meningkat (uptrend) dari tahun 2014. Hal ini membuktikan keseriusan BPJS Kesehatan dalam mengurangi ketergantungan pada pembiayaan APBN guna menjaga keberlangsungan finansial program JKN-KIS,” ujar Fachmi Idris.

Upaya lain yang dilakukan BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan JKN-KIS, yaitu meningkatkan kolektibilitas iuran dan piutang iuran tidak tertagih. Untuk meningkatkan kolektibilitas iuran peserta, ada beberapa langkah yang diambil BPJS Kesehatan. Pertama, sosialisasi dan edukasi kesadaran membayar iuran. Sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar rutin membayar iuran dilakukan melalui berbagai pendekatan. Salah satunya dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pesan yang disampaikan kepada masyarakat di antaranya bahwa ikut serta sebagai peserta program JKN-KIS dan rutin membayar iuran merupakan wujud dari akhlak yang mulia, yaitu saling tolong menolong antar saudara seiman dan/atau saudara sebangsa yang sedang ditimpa kesusahan.

Kedua, mengoptimalkan fungsi dan kinerja Kader JKN. BPJS Kesehatan telah merekrut dan membina unsur masyarakat sebagai Kader JKN sejak 2017. Fungsi Kader JKN adalah melakukan sosialisasi dan edukasi kepatuhan membayar iuran sekaligus dapat melaksanakan fungsi pengumpulan tunggakan iuran kepada peserta mandiri. Untuk mengoptimalkan kinerja Kader JKN, BPJS Kesehatan membekali mereka dengan pengetahuan yang komprehensif tentang program JKN-KIS. Selain itu, Kader JKN juga diberikan pelatihan Teknik Komunikasi Efektif yang sangat bermanfaat pada saat mereka berhadapan dengan peserta dan masyarakat.

Ketiga, mengembangkan Program Menabung Sehat bersama Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI, untuk memfasilitasi pembayaran tunggakan iuran peserta PBPU melalui mekanisme angsuran.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 858

Page 9: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 9

FOKUS

Keempat, menyempurnakan mekanisme pengumpulan iuran yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, di antaranya dengan memperluas jenis dan jumlah channel pembayaran dan mengoptimalkan penagihan iuran kepada peserta dan pemberi kerja melalui berbagai cara, seperti surat, SMS blast, WhatsApp blast, dan telekolekting. Kemudian mewajibkan Autodebit bagi peserta mandiri yang baru mendaftar per 1 Januari 2019 sebagai bentuk kemudahan dan kepastian pembayaran. Mengoptimalkan rekonsiliasi iuran dengan pemerintah pusat, pemda, dan BU. Mengembangkan aplikasi pengawasan dan kepatuhan, sehingga intensitas dan efektifitas kegiatan penegakan kepatuhan dan pengawasan dalam mendaftar dan membayar iuran, dapat dimonitor setiap saat.

Kelima, menegakan kepatuhan hukum atau law enforcement. Kepatuhan membayar iuran akan lebih efektif jika disertai dengan penerapan penegakan hukum. Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan PBI dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Namun dalam implementasinya, pengenaan sanksi pelayanan publik ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai langkah awal menuju law enforcement, BPJS Kesehatan bersinergi dengan Kejaksaan Agung, Kementerian Ketenagakerjaan, dan BPJS Ketenagakerjaan. Sinergi ini antara lain berbentuk pertukaran data kepesertaan, pengawasan dan pemeriksaan kepatuhan pemberi kerja dan pekerja secara terintegrasi, hingga penyerahan Surat Kuasa Khusus (SKK) dari BPJS Kesehatan kepada Kejaksaan untuk menindaklanjuti pemberi kerja yang tidak patuh dalam memenuhi kewajibannya terkait pendaftaran, penyerahan data pekerja yang lengkap dan akurat, maupun pembayaran iuran.

Sepanjang tahun 2019, total 7693 SKK telah diterbitan oleh BPJS Kesehatan Kantor Cabang di seluruh Indonesia kepada Kejaksaan di wilayah kerja masing-masing. Dari penerbitan SKK ini, diperoleh tambahan pendapatan iuran sebesar Rp64,56 miliar. Selain bekerjasama dengan Kementerian, Lembaga, dan pihak-pihak berwenang lainnya.

Kolektibitas Iuran Sebagai hasil dari upaya-upaya peningkatan kolektibilitas iuran tersebut di atas, tingkat kolektibilitas iuran di tahun 2019 tercapai sebesar 94,83%. Sampai dengan 31 Desember 2019 (Audited), total penerimaan iuran adalah sebesar Rp105,98 triliun atas total pendapatan iuran sebesar Rp111,75 triliun. Terdapat penyesuaian persentase rasio kolektibilitas iuran tahun 2018 berdasarkan Penyajian Kembali Laporan Keuangan 2018 (Audited) dari sebelumnya sebesar 100,08% menjadi 96,05% karena penyesuaian jumlah pendapatan iuran khususnya segmen PBPU sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia sangat mendukung dalam pencapaian kolektibilitas dengan

senantiasa merealisasikan iuran tepat waktu untuk PBI, dan PPU-P, TNI, POLRI, PNS Kemhan/Polri, pejabat negara, penerima pensiun, veteran, serta perintis kemerdekaan.

Ini hanyalah sebagian dari capaian kinerja BPJS Kesehatan pada tahun 2019. Fokus utama lain dari BPJS Kesehatan yang menjadi prioritas kerja BPJS Kesehatan di 2019 juga mencapai peningkatan, yaitu terkait kepuasan peserta dengan target capaian indeks kepuasan peserta sebesar 80,3. Selain itu, meningkatkan kapasitas operasional organisasi dengan target skor Governance, Risk and Compliance (GRC) sebesar 2,76.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi atas kinerja BPJS Kesehatan selama ini. Namun Muhadjir mengingatkan, terlepas dari keberhasilan dan pencapaian yang berhasil diraih oleh BPJS Kesehatan, masih banyak hal-hal yeng perlu menjadi perhatian dan menjadi prioritas, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas layanan secara kontinyu.

Komitmen peningkatan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan menurut Menko PMK harus menjadi pedoman bagi seluruh jajaran untuk melakukan perbaikan layanan kepada peserta.

“Upaya peningkatan kualitas layanan kepada peserta hendaknya juga diiringi dengan sosialisasi dan edukasi publik secara masif karena pada hakekatnya masyarakat membutuhkan informasi terkait kepastian dan kemudahan akses tentang Program JKN-KIS sehingga masyarakat tidak mengalami mis-informasi,” ujar Menko saat berkunjung ke kantor BPJS Kesehatan tepat pada perayaan HUT ke-52 tahun BPJS Kesehatan pada Juli 2020.

Salah satu capaian yang sangat diapresiasi Menko PMK adalah adanya fasilitas command center dan pusat informasi pelayanan yang dibuat BPJS Kesehatan. Menurut Menko PMK, fasilitas tersebut sangat baik dalam menghimpun data dan informasi peserta BPJS Kesehatan dan terkoneksi dengan kementerian dan lembaga terkait

“Saya nilai sudah sangat bagus. Sudah terkoneksi dengan kementerian dan lembaga terkait. Sehingga ada pertukaran informasi antar kementerian dan lembaga. Sehingga pelayanan BPJS Kesehatan bisa lebih cepat, dan tepat sasaran,” kata Menko.

Menurut Menko PMK, BPJS Kesehatan telah memiliki data JKN yang lengkap termasuk data penyakit penyerta secara lengkap sesuai nama dan alamat di seluruh Indonesia. Data BPJS Kesehatan tersebut dapat digunakan untuk memetakan orang-orang yang rentan tertular Covid-19 di Indonesia. Sehingga memudahkan pencegahan penyebaran Covid-19, dan sebagai pedoman agar bisa meminimalisasi risiko penularan pada kelompok masyarakat yang rentan.

Page 10: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8510

BINCANG

BPJS Kesehatan telah membangun infrastruktur teknologi informasi untuk menjalankan sistem Program JKN-KIS secara digital. Data peserta Indonesia dari Aceh hingga Papua harus dikelola

secara terstruktur dan sistematis dalam bentuk digital yang menghasilkan data raksasa atau Big Data.

Bukan hanya mengumpulkan dan mengelola data peserta JKN-KIS saja, BPJS Kesehatan juga membangun ekosistem program JKN dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat yaitu mulai dari kementerian lembaga dan juga fasilitas kesehatan mulai dari tingkat pertama hingga rujukan.

Big Data yang telah dibangun oleh BPJS Kesehatan ini tentunya sangat berharga dan dapat dimanfaatkan

untuk berbagai hal yang berguna, termasuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan maupun pembenahan dalam pengelolaan Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Dari Big Data yang sudah dimiliki ini, BPJS Kesehatan telah membuat berbagai inovasi yang bermanfaat untuk pengelolaan JKN-KIS lebih baik seperti mempermudah layanan kesehatan peserta melalui biometrik sidik jari, pendaftaran via daring, ataupun sistem verifikasi klaim untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud atau penyalahgunaan dalam pengelolaan JKN-KIS.

Pada peringatan Hari Ulang Tahun BPJS Kesehatan Ke-52, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berkesempatan

Big Data Program JKN-KIS Bisa Bantu Penanggulangan Covid-19

Sebagai lembaga negara yang menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat dengan kepesertaan yang sampai dengan 3 juli 2020 lebih dari 221 juta penduduk Indonesia, BPJS Kesehatan tentunya tidak mungkin lagi melakukan pendataan secara manual ataupun mengelola sistem yang melibatkan banyak pihak tanpa bantuan teknologi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8510

Page 11: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 11

BINCANG

mengunjungi command center BPJS Kesehatan untuk meninjau infrastruktur teknologi informasi yang telah dimiliki tersebut.

Berikut beberapa kutipan tanya jawab Menko PMK Muhadjir Effendy usai meninjau command center BPJS Kesehatan.

Bagaimana tanggapan Pak Menko PMK usai meninjau command center BPJS Kesehatan?

BPJS Kesehatan ini telah memberikan manfaat yang luar biasa kepada masyarakat dalam hal akses jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan. Hal ini tentu didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Tadi saya sudah melihat sendiri bagaimana data center BPJS Kesehatan mampu mengelola big data Program JKN-KIS.

Tadi saya sudah meninjau command center dan pusat-pusat informasi pelayanan yang ada di sini. Sudah sangat bagus terkoneksi dengan kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga yang terkait sehingga ada interchange information antar lembaga. Sehingga pelayanan dari BPJS Kesehatan juga bisa jadi lebih cepat, real time, dan tentunya tepat sasaran.

Saya juga berkesempatan meninjau monitoring cashflow yang ditampilkan secara realtime, juga monitoring pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun rumah sakit secara online.

Bagaimana tanggapan Bapak tentang pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan di masa pandemi COVID-19?

Kesertaan BPJS Kesehatan untuk ikut mempercepat penanggulangan wabah COVID-19 ini juga saya apresiasi terutama di dalam melakukan verifikasi pada rumah sakit-rumah sakit yang akan mendapatkan pengembalian biaya dalam melayani pasien-pasien COVID-19 oleh Kementerian Kesehatan.

Prosesnya sudah berjalan dengan baik, hanya memang perlu dipercepat. Kenapa? Karena banyak

sekali tugas yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan dapat mempengaruhi proses pembayaran insentif tenaga kesehatan baik dokter perawat laboran dan tenaga medis yang lain. Sekarang pemerintah memberikan perhatian yang sangat serius termasuk tingkat fatalitas dari para petugas kesehatan.

Menurut saya sekarang ini dalam mencegah fatalitas itu harus jadi prioritas utama di dalam penanganan COVID-19 ini. Karena dari segi kasus sebetulnya kita ini, ya kita bukan menyepelekan ya, tapi kita juga harus tetap waspada sebetulnya masih dalam batas yang wajar. Kenapa? Kalau yang jadi ukuran itu adalah negara terbesar di dunia kita kan nomor empat, sementara rangking kasusnya itu kita nomor 24.

Prioritas kita itu menekan tingkat fatalitas, karena tingkat fatalitas kita itu masih di atas rata-rata internasional 0,2 persen ini yang jadi program utama kita sekarang ini.

Oleh karena itu pencegahan terhadap mereka yang rentan kemudian fasilitas kesehatan dan bidang pelayanan itu terus kita sempurnakan. Sekarang perhatian kita tidak hanya di zona merah, tapi zona hijau yang fasilitasnya masih kurang juga kita segera penuhi. Misalnya untuk PCR kita upayakan seluruh kabupaten sudah punya PCR, sehingga tidak perlu kalau ada kasus itu kemudian harus menunggu berhari-hari untuk pastikan dia positif atau tidak. Kalau bisa dalam beberapa jam itu sudah tahu positif atau tidak.

Seperti apa rencana strategi pemerintah dalam penanganan COVID-19 dikaitkan dengan big data yang dimiliki BPJS Kesehatan?

Yang harus dilindungi itu ada tiga, yang pertama dan utama justru adalah tenaga kesehatan. Karena tenaga kesehatan ini kalau melawan COVID-19 itu ibarat perang, tenaga kesehatan ini adalah The Queen of The Battle, ratu pertempuran. Jadi yang harus pertama dilindungi adalah ini.

Oleh karena itu saya mohon juga seluruh tenaga kesehatan baik itu

dokter, perawat, laboran, tenaga medis harus mengutamakan keamanan keselamatan dengan mematuhi protokol penggunaan APD. Ini yang mutlak tidak boleh sembrono, ini menyangkut nyawanya. Kalau tingkat fatalitas dari tenaga kesehatan ini tinggi, itu menunjukkan kita belum bagus dalam perang melawan COVID-19 ini.

Yang kedua harus kita lindungi adalah mereka yang punya penyakit komorbid. Dan Alhamdulillah tadi saya cek di command center ternyata BPJS Kesehatan punya data yang sangat lengkap. Mereka yang Merupakan peserta BPJS Kesehatan dan punya penyakit komorbid, dan itu saya minta daerah-daerah untuk mengambil dan mengadopsi data yang ada di sini dan dijadikan pedoman untuk operasional di lapangan karena itu by name by address, jenis penyakitnya, komplikasinya, sudah lengkap di sini, sehingga itu dijadikan dasar untuk agar membatasi mereka jangan sampai punya peluang untuk terinfeksi.

Kemudian yang ketiga yaitu mereka yang sudah tua, warga negara yang sudah sepuh, apalagi dalam kondisi sakit-sakitan ini juga harus dilindungi.

Terakhir, bagaimana harapan Pak Menko PMK terkait BPJS Kesehatan dalam hal teknologi informasi?

Harapan saya, ke depan BPJS Kesehatan mampu mengembangkan teknologi informasi lebih jauh lagi untuk meningkatkan kepuasan dan memberikan kemudahan akses bagi peserta.

Beberapa hari lalu Presiden menyampaikan tentang Gerakan Nasional Disiplin Kesehatan sebagai upaya menghadapi kondisi pandemi saat ini. Untuk itu saya berharap, BPJS Kesehatan juga turut mengedukasi masyarakat terkait hal tersebut.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 11

Page 12: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8512

BENEFIT

Sampai dengan 31 Desember 2019, FKTP yang menjadi provider BPJS Kesehatan sebanyak 23.430 faskes. Sementara itu FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan ada 2.459 faskes,

sehingga totalnya mencapai 25.889 faskes. Per 1 Agustus 2020, jumlah faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan telah meningkat menjadi 27.036 faskes.

Selain melakukan berbagai upaya pembenahan untuk memenuhi ekspektasi peserta, hal yang sama juga dilakukan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kepuasan faskes yang bermitra dengannya. Inovasi terus dilakukan untuk membangun kerja sama yang semakin baik, misalnya saja mengembangkan aplikasi Health Facility Information System (HFIS) untuk mempermudah mekanisme pendaftaran kerja sama secara transparan.

Dalam menerapkan tata kelola yang baik, BPJS Kesehatan memanfaatkan penerapan teknologi dan sistem informasi secara end-to-end dan terintegrasi, termasuk dalam proses pengajuan dan pembayaran klaim.

Melalui berbagai inovasi yang dilakukan, Indeks Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan tahun 2019 telah meningkat cukup pesat. Ini tergambar dalam hasil Survei Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan 2019 yang dilakukan SWA, di mana Indeks Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan 2019 mencapai 79,1%, atau meningkat 3,3% dibandingkan tahun 2018.

Survei Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan 2019 ini dilakukan dengan menggunakan konsep baru, yaitu pengukuran kepuasan berbasis perjalanan faskes

Dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), peran dari fasilitas kesehatan (faskes) sangatlah penting sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta, baik itu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehata Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).

Indeks Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan Capai 79,1%

Naik 3,3%,

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8512

Page 13: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 1313

BENEFITdalam mendapatkan layanan BPJS Kesehatan. Untuk itu dibuat Peta Perjalanan Pelanggan (PPP) Faskes, di mana pengukuran dilakukan pada setiap titik (touch point) dari seluruh rangkaian peta tersebut.

Terukurnya Tingkat Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan yaitu Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, Klinik dan Rumah Sakit berdasarkan tahapan: Before (Pencarian Informasi Proses Pengajuan Kerja Sama), Begin (Permintaan Akun Aplikasi HFIS, Pendaftaran Menjadi Faskes BPJS Kesehatan, Re-Kredensialing), During (Permintaan Informasi, Pertemuan koordinasi, Pembayaran Klaim), dan After (Pelayanan Pengaduan).

Untuk pengukuran indeks kepuasan ini menggunakan teknik top boxes, yaitu persentase responden yang menjawab sangat puas dan puas terhadap pelayanan BPJS Kesehatan. Namun, untuk keperluan tracking atau perbandingan indeks survei dengan tahun sebelumnya, juga dilakukan perhitungan indeks berbasis mean score atau rata-rata. Nilai mean ini disajikan dalam bentuk persentase melalui proses konversi skor.

Survei Kepuasan Faskes ini melibatkan sebanyak 1.776 responden yang tersebar di 13 Kedeputian Wilayah. Kriteria responden untuk survei ini antara lain menjadi fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan paling sedikit 1 tahun, Pimpinan Puskesmas/Dokter Praktek Perorangan/Pimpinan Klinik, Direktur Utama Rumah Sakit, Direktur Keuangan, Direktur Pelayanan atau Ketua Tim Pengendali Rumah Sakit.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview), dilakukan oleh interviewer terlatih menggunakan kuesioner terstruktur berbasis android. Pemilihan responden Faskes berdasarkan list database yang disediakan oleh BPJS Kesehatan, dan dilakukan di 13 Kedeputian Wilayah BPJS Kesehatan.

Kepuasan Faskes Naik

Hasil survei menunjukkan Indeks Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan 2019 sebesar 79,1%. Sebagai perbandingan, pada 2016 indeks-nya 76,2%, di 2017 sebesar 75,7%, dan pada 2018 menjadi sebesar 75,8%. Pada 2019 ini terlihat ada peningkatan yang signifikan dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

Berdasarkan kontak layanan, Indeks Kepuasan Faskes sebagai berikut: Pencarian Informasi Proses Pengajuan Kerja Sama di Kantor Cabang 79,3%, Permintaan Akun Aplikasi HFIS di Kantor Cabang 79,9%, Pendaftaran Menjadi Faskes BPJS Kesehatan Melalui Aplikasi HFIS 79,2%, Re-Kredensialing 80,0%, Permintaan Informasi di Kantor Cabang 79,2%, Pertemuan Koordinasi 78,7%, Pembayaran Klaim 77,5%, dan Pelayanan Pengaduan di Kantor Cabang 79,2%.

Berdasarkan Kedeputian Wilayah (Depwil), Indeks Kepuasan Faskes BPJS Kesehatan di Sumatera Utara dan Aceh (Sutac) 78,5%; Sumatera Bagian Tengah dan Jambi (Sumbagteng Jambi) 78,4%; Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Bengkulu (Sumsel Babel Beng) 83,0%; Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) 75,7%; Jawa Barat 73,1%, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 77,8%.

Selanjutnya, Jawa Timur 80,2%; Kalimantan Timur, Tengah, Selatan, Utara (Kaltimtengseltara) 77,6%; Sulawesi Selatan, Barat, Tenggara dan Maluku (Sulselbartramal) 82,6%; Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Sultenggomalut) 85,0%; Bali dan Nusa Tenggara (Bali-Nusra) 78,9%; Papua-Papua Barat (Papabar) 76,3%; Banten, Kalimantan Barat, dan Lampung (Bakalbalam) 82,2%.

Sementara itu untuk Indeks Loyalitas Faskes mencapai 78,5% atau meningkat 1,7%, sedangkan Indeks Engagement Faskes sebesar 79,3% atau naik 1,6%. Melalui survei ini, faskes memberi skor Net Promoter Score (NPS) sebesar 20,3%, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 14,7%.

Pembayaran Klaim Lancar, Kinerja BPJS Kesehatan Diapresiasi

Di mata dr. Eny Iskawati, pemilik “Klinik Pratama Eny” di kawasan Bantul, Yogyakarta, BPJS Kesehatan telah berupaya keras melakukan berbagai inovasi pelayanan kepada peserta, maupun pola komunikasi dengan faskes yang menjadi mitranya. Komunikasi yang dijalin antara Klinik Pratama Eny dengan BPJS Kesehatan dinilai dr. Eny sudah berjalan dengan baik.

“Komunikasi kami dengan BPJS sangat lancar. Dalam kondisi normal, ada koordinasi tatap muka minimal satu kali dalam 6 bulan. Selama masa pandemi Covid-19 periode Maret sampai Agustus 2020, sudah dilakukan koordinasi melalui zoom meeting sebanyak dua kali,” kata dr. Eny.

Untuk pembayaran kapitasi juga berjalan lancar. Hal ini menurutnya sangat penting untuk menjaga kelancaran arus finansial mitra BPJS Kesehatan. dr. Eny juga menaruh harapan agar besaran kapitasi ini bisa segera dinaikkan.

Kelancaran pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan juga diapresiasi Direktur RS Mitra Manakarra di Mamuju, Sulawesi Barat, dr. Nexriana. Menurutnya, hal tersebut membantu kelancaran kegiatan operasional rumah sakit, termasuk proses pengadaan obat dan bahan medis habis pakai di saat stok di rumah sakit menipis. "Pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan berjalan lancar. Hal ini juga secara tidak langsung dapat berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit,” kata dr. Nexriana. Komunikasi yang terjalin antara pihak RS Mitra Manakarra dengan BPJS Kesehatan menurutnya juga sangat baik. Apabila ada permasalahan yang menyangkut tentang pelayanan peserta JKN-KIS, hal tersebut bisa langsung didiskusikan kepada pihak BPJS Kesehatan. dr. Nexriana berharap agar ke depannya kerja sama antara RS Mitra Manakarra dengan BPJS Kesehatan ini dapat terus terjalin dengan baik.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 13

Page 14: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8514

PELA

NG

GA

N

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

terus melakukan berbagai upaya pembenahan untuk memenuhi ekspektasi peserta. Dari pelayanan Program JKN-KIS, setidaknya ada lima ekspektasi dari peserta, mulai dari kemudahan memperoleh informasi terkait Program JKN-KIS, kemudahan dan kecepatan mendaftar, kemudahan dan kepastian membayar iuran, mendapat jaminan di fasilitas kesehatan, serta kemudahan menyampaikan pengaduan dan memperoleh solusi.

Upaya konsisten yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk memenuhi ekspektasi tersebut juga telah dirasakan oleh peserta JKN-KIS, di mana kinerja BPJS Kesehatan dari tahun ke tahun dinilai semakin baik. Hal ini tergambar dari hasil Survei Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan 2019, di mana Indeks Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan tahun 2019 mencapai 80,1%, atau meningkat 0,4% dari tahun 2018.

Metode Penelitian

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Survei Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan 2019 yang dilaksanakan oleh SWA ini menggunakan konsep baru, yaitu pengukuran kepuasan berbasis perjalanan

pelanggan (peserta) dalam mendapatkan layanan BPJS Kesehatan. Untuk itu dibuat Peta Perjalanan Pelanggan (PPP) Peserta, di mana pengukuran dilakukan pada setiap titik (touch point) dari seluruh rangkaian peta tersebut. Konsep yang sama juga digunakan dalam Survei Kepuasan Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan 2019.

Untuk pengukuran indeks kepuasan menggunakan teknik top boxes, yaitu persentase responden yang menjawab sangat puas dan puas terhadap pelayanan BPJS Kesehatan. Namun, untuk keperluan tracking atau perbandingan indeks survei dengan tahun sebelumnya, juga dilakukan perhitungan indeks berbasis mean score atau rata-rata. Nilai mean ini disajikan dalam bentuk persentase melalui proses konversi skor.

Terukurnya tingkat kepuasan Peserta BPJS Kesehatan ini berdasarkan tahapan: Before (Pencarian Informasi Program JKN-KIS), Begin (Pendaftaran Peserta, Pembayaran iuran Pertama), During (Informasi Peserta, Perubahan Data, Pembayaran Iuran Bulanan, Pelayanan FKTP, Pelayanan FKRTL), dan After (Pelayanan Pengaduan).

Survei ini melibatkan sebanyak 11.704 responden. Beberapa kriteria perserta yang menjadi responden antara lain Peserta BPJS Kesehatan berusia 17-60 tahun, pendidikan minimal SMP, melakukan kontak layanan

Indeks Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan Capai 80,1%

Terus Meningkat

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8514

Page 15: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 1515

PELANGGANdengan BPJS Kesehatan dalam 1-2 bulan terakhir, dan mampu menyampaikan pendapat atau informasi dengan baik.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview), dilakukan oleh interviewer terlatih menggunakan kuesioner terstruktur berbasis android. Sedangkan pemilihan responden peserta menggunakan teknik Exit Poll, di mana responden dipilih atau diwawancara di kantor cabang atau fasilitas kesehatan setelah mendapatkan pelayanan. Lokasi wawancara dilakukan di 13 Kedeputian Wilayah dan 44 kantor cabang BPJS Kesehatan.

Kepuasan Peserta Semakin Meningkat

Hasil survei menunjukkan bahwa Indeks Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan 2019 meningkat menjadi 80,1%. Sebagai perbandingan, pada 2016 indeks-nya 78,6%, di 2017 sebesar 79,5%, dan pada 2018 menjadi 79,7%. Dari data ini terlihat adanya tren kenaikan Indeks Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan dari tahun ke tahun.

Bila dibedah lebih dalam berdasarkan kontak layanan, Indeks Kepuasan Pesertanya sebagai berikut: Pencarian Informasi Program JKN-KIS 80,7%, Pendaftaran Peserta di Kantor Cabang 79,2%, Pembayaran Iuran Pertama 79,0%, Informasi Peserta di Kantor Cabang 79,1%, Perubahan Data di Kantor Cabang 79,7%, Pembayaran Iuran Bulanan

Inovasi Yang Memudahkan

Dalam perjalanannya sebagai penyelenggara Program JKN-KIS, memang telah banyak inovasi yang dilakukan BPJS Kesehatan. Widiastuti, peserta JKN-KIS yang tinggal di Sukoharja, Jawa Tengah menilai berbagai inovasi tersebut telah memberi banyak kemudahan bagi peserta. Misalnya saja pengembangan aplikasi Mobile JKN dan juga kanal pembayaran yang saat ini sudah semakin beragam, termasuk sistem autodebit yang dipilihnya.

Dalam mengakses pelayanan kesehatan di faskes yang menjadi provider BPJS Kesehatan, beberapa inovasi seperti antrean online juga dinilai Widiastuti sangat membantu, sehingga ia tak sampai menunggu terlalu lama ketika berobat.

“Sistemnya sudah semakin baik. Seperti di Rumah Sakit Indriati Sukoharjo, daftarnya sudah bisa lewat WhatsApp, jadi nggak perlu antre berkas yang lama. Waktu datang, kita bisa langsung ke bagian poli yang dituju. Persalinan anak kedua saya juga di rumah sakit ini pakai jaminan BPJS Kesehatan. Pelayanannya bagus, bahkan di ruang perawatan kelas 3 ada air hangatnya juga. Untuk pendaftaran bayi yang baru lahir juga dibantu pihak rumah sakit,” cerita Widiastuti.

Hal yang sama juga diakui Agustin, peserta JKN-KIS yang tinggal di Bojong Gede, Bogor. Penilaiannya terhadap BPJS Kesehatan semakin baik karena banyaknya terobosan yang dilakukan melalui pemanfaatan teknologi digital. Misalnya di aplikasi Mobile JKN-KIS, fitur yang dihadirkan sudah semakin beragam. Agustin mengaku cukup

80,2%, Pelayanan Puskesmas 80,3%, Pelayanan Klinik Pratama 80,6%, Pelayanan Dokter Praktik Perorangan (DPP) 80,6%, Pelayanan Rumah Sakit Rawat Jalan 80,4%, Pelayanan Rumah Sakit Rawat Inap 80,6%, dan Pelayanan Pengaduan di Kantor Cabang 79,3%.

Dari sisi Indeks Kepuasan Peserta BPJS Kesehatan berdasarkan Kedeputian Wilayah (Depwil), rinciannya adalah: Sumatera Utara dan Aceh (Sutac) 78,4%; Sumatera Bagian Tengah dan Jambi (Sumbagteng Jambi) 81,1%; Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Bengkulu (Sumsel Babel Beng) 82,8%; Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) 79,6%; Jawa Barat 78,4%, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 79,0%.

Selanjutnya, Jawa Timur 79,9%; Kalimantan Timur, Tengah, Selatan, Utara (Kaltimtengseltara) 75,9%; Sulawesi Selatan, Barat, Tenggara dan Maluku (Sulselbartramal) 81,9%; Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Sultenggomalut) 79,8%; Bali dan Nusa Tenggara (Bali-Nusra) 79,6%; Papua-Papua Barat (Papabar) 81,2%; Banten, Kalimantan Barat, dan Lampung (Bakalbalam) 81,0%.

Survei ini juga mengukur Indeks Loyalitas Peserta yang mencapai 78,1%, sedangkan Indeks Engagement Peserta sebesar 78,1%. Melalui survei ini, para peserta memberi skor Net Promoter Score (NPS) sebesar 9,4%

sering menggunakan aplikasi tersebut. Seperti saat mengganti faskes, melihat ketersedian tempat tidur di rumah sakit, dan juga layanan pengaduan.

“Kalau dulu harus ke kantor cabang untuk keperluan mengganti faskes atau ada hal-hal yang ingin ditanyakan, sekarang ini semuanya bisa pakai aplikasi Mobile JKN. Untuk layanan pengaduan, responnya juga cepat,” ungkap Agustin.

Ke depannya, Agustin berharap kinerja BPJS Kesehatan bisa semakin baik lagi. Apalagi ekspektasi masyarakat terhadap program JKN-KIS sangat besar. “Sekarang ini kan tren-nya sudah serba digital. Jadi harus terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi digital,” ujar Agustin.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 15

Page 16: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8516

TESTIMONI

Perubahan-perubahan besar terjadi sejak pertama kali berdiri sebagai BPDPK tahun 1968 yang menjamin kesehatan hanya bagi pegawai negeri sipil (PNS), terus bertransformasi hingga pada 2014

BPJS Kesehatan yang cakupan jaminan kesehatannya bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Undang-undang mengamanatkan Universal Health Coverage atau cakupan kesehatan semesta yang minimal 95 persen masyarakat Indonesia terlindungi kesehatanannya melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat. Dengan prinsip Gotong Royong yang sehat membantu orang yang sakit, seluruh penduduk Indonesia diwajibkan terdaftar sebagai peserta JKN untuk menerapkan prinsip tolong menolong sesama bangsa Indonesia.

Seluruh penduduk Indonesia sama rata harus terdaftar dan terlindungi dalam sistem JKN-KIS, dari yang kaya hingga yang miskin, pegawai negeri hingga wirausaha, dari bayi hingga lansia, pensiunan dan juga ibu rumah tangga, dari Aceh hingga Papua.

Salah seorang tenaga honorer asal Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur bernama Laduma Da Ilda menceritakan kisahnya merasakan manfaat dari Program JKN-KIS.

Ilda yang terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas 2 yang didaftarkan oleh sekolah tempat ia mengajar menceritakan betapa Program JKN-KIS telah membantu pembiayaan yang tidak sedikit ketika dirinya atau anggota keluarganya jatuh sakit.

Tepat pada tanggal 15 Juli 2020 BPJS Kesehatan merayakan Hari Ulang Tahunnya yang Ke-52 sejak pertama kali berdiri sebagai Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), berubah Menjadi Perum Bhakti Husada, kemudian jadi PT Askes, dan kini menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat.

di HUT Ke-52 BPJS KesehatanHarapan peserta JKN-KIS

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8516

Page 17: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 17

Peserta JKN-KISOny Veriana

TESTIMONI

Sesaat sebelum adanya Program JKN-KIS, Ilda yang bekerja sebagai guru honorer itu merasa sangat berat ketika membutuhkan biaya berobat di fasilitas kesehatan. Hal itu dikarenakan penghasilannya yang hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia mengaku merasa sangat tidak sanggup apabila salah satu anggota keluarganya membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan karena harus mengeluarkan biaya dari kantong pribadi.

"Dulu sebelum ada Program JKN-KIS, saya merasa berat untuk berobat ke Puskesmas ataupun rumah sakit. Apalagi penghasilan saya yang hanya cukup untuk menghidupi keluarga saya, ditambah dengan biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Namun, setelah adanya Program JKN-KIS, muncul harapan bagi kami untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengkhawatirkan kami masalah biaya," kata Ilda.

Kini ia dan keluarga kapan saja bisa berobat asalkan sesuai dengan prosedur pelayanan. Dirinya mengaku sangat terbantu dengan adanya Program JKN-KIS sehingga ia tidak pernah lagi khawatir dengan biaya yang akan dikeluarkan jika sewaktu-waktu dirinya sakit walaupun hanya seorang pekerja honorer. Perasaan aman itu hadir pada Ilda karena ia dan keluarga sudah telindungi oleh program JKN-KIS.

Ilda mengatakan besaran iuran JKN-KIS tidak sebanding dengan biaya pengobatan yang pernah ia dapatkan, di mana iuran yang sangat kecil dan biaya pelayanan kesehatan yang sangat besar.

“Kami sangat terbantu dengan hadirnya program JKN-KIS ini. Terima kasih pemerintah, dengan program JKN-KIS sangat besar manfaatnya dan semoga program ini terus berkelanjutan dengan prinsip-prinsip yang sudah dijalankan. Mari kita dukung program JKN-KIS,” kata Ilda.Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Kudus Jawa Tengah bernama Ony Veriana turut merasakan manfaat Program JKN-KIS yang digunakan untuk pengobatan dirinya.

Ony terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) bersama anggota keluarga lainnya lantaran suaminya adalah seorang wiraswasta dengan penghasilan yang tidak menentu. Awalnya, suami Ony tidak setuju untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga menjadi peserta JKN-KIS.

Namun akhirnya Ony sekeluarga terdaftar sebagai peserta JKN-KIS setelah Ony jatuh sakit terkena serangan stroke dan harus dirawat di rumah sakit dengan biaya cukup besar.

"Alhamdulillah, suami semakin percaya ketika saya mengalami sakit bagian saraf dan skoliosis sehingga harus dirawat di rumah sakit selama sepekan," ujarnya.

Karena sudah menjadi peserta JKN-KIS, lanjut dia, pengobatan tersebut sama sekali tidak mengeluarkan biaya alias sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Berbeda halnya sebelum menjadi peserta JKN-KIS, dirinya juga

pernah menjalani rawat inap di rumah sakit selama sepekan karena menderita stroke dan menghabiskan biaya sebesar Rp6,5 juta.

"Jika belum menjadi peserta JKN-KIS, maka kita harus memiliki tabungan yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pengobatan karena tidak mengetahu kapan sakit. Berbeda dengan menjadi peserta JKN-KIS, ketika sakit mendadak tidak perlu khawatir harus mengeluarkan biaya karena sudah ditanggung BPJS Kesehatan," kata Ony yakin.

Ony mengakut tidak dibeda-bedakan dalam hal pelayanan rumah sakit antara pasien umum maupun peserta JKN-KIS. Manfaat lain yang dirasakan hingga sekarang yaitu pengobatan hipertensi secara rutin di rumah sakit yang belum pernah sepeserpun mengeluarkan biaya tambahan untuk pemeriksaan rawat jalan maupun pengambilan obat.

"Karena sifatnya gotong-royong, saya mengajak peserta JKN-KIS untuk disiplin membayar agar program tersebut tetap berjalan dan peserta JKN-KIS yang membutuhkan pelayanan juga tidak terkendala," ujarnya.

Ony memiliki harapan kepada BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program JKN-KIS dalam HUT Ke-52 bisa memberikan kualitas pelayananpada peserta yang lebih baik lagi. "Jika memang kualitasnya masih bisa ditingkatkan, tentunya berharap ditingkatkan biar semakin nyaman memanfaatkan program JKN-KIS," kata Ony.

Page 18: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8518

INSP

IRA

SI

Menjadi relawan Covid-19 merupakan pekerjaan mulia sekaligus menantang. Di tengah tanggung jawabnya membantu percepatan penanganan pandemi ini, mereka

juga dituntut untuk bisa menjaga diri agar tidak ikut terpapar virus corona penyabab Covid-19. Namun, dengan semangat yang tinggi untuk membantu sesama, ancaman ini tidak dilihat para relawan sebagai hal yang memberatkan.

Seperti pengakuan Javas Rizqi Ramadhan, mahasiswa semester 6 Universitas Indonesia (UI) yang menjadi relawan Covid-19 selama tiga bulan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Rizqi menyadari adanya ancaman virus corona yang bisa saja menyerangnya. Apalagi dalam menjalankan tugas sebagai relawan, tak jarang ia harus berinteraksi dengan pasien positif Covid-19.

“Walaupun sering bertugas di ruang isolasi, sejujurnya saya tidak terlalu takut tertular. Yang penting tetap pakai APD lengkap dan mematuhi protokol kesehatan,” kata mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial tersebut. Meskipun bukan mahasiswa program studi rumpun ilmu kesehatan, niat Rizqi untuk menjadi relawan sangat besar. Ilmu kesejahteraan Sosial yang dipelajarinya selama kuliah menjadi pendorong Rizqi untuk bisa turut memberikan kontribusi dalam membantu sesama. Ia bergabung menjadi relawan di RSUI sejak 1 April 2020 dan ditempatkan di unit Health Care Assistant (HCA).

“Motivasi utama saya karena didorong rasa kemanusian, dan juga ingin membantu tenaga medis. Apalagi berdasarkan data, jumlah tenaga medis di Indonesia kan masih terbatas. Sementara jumlah kasus positifnya ketika itu terus bertambah,” kata pemuda 21 tahun tersebut.

Keinginan Rizqi menjadi relawan Covid-19 juga mendapat dukungan penuh dari orangtua. Awalnya saat ingin meminta persetujuan orangtua, ia sempat khawatir tidak akan diberi izin.

“Waktu memberitahu orangtua, mereka ternyata sangat mendukung. Mereka melihat ini (menjadi relawan) suatu hal yang mulia, jadi benar-benar didukung,” kata Rizqi yang saat ini tinggal di rumah kos di daerah Depok. Sementara orangtuanya tinggal di Subang, Jawa Barat.

Beratnya Pakai APD

Selama tiga bulan menjadi relawan Covid-19, Rizqi bertugas sebagai asisten perawat. Sejumlah pekerjaan yang dijalankan Rizqi di antaranya membantu perawat mengambil resep obat ke unit farmasi, mengantarkan sampel darah pasien ke unit laboratorium, menyiapkan APD bagi para tenaga medis, dan juga membantu beberapa pekerjaan tenaga medis di ruang isolasi.

“Tugas saya termasuk membersihkan APD yang bisa dipakai berkali-kali seperti sepatu boots, face shield, dan

kacamata google. Di ruang isolasi, saya juga bertugas mengumpulkan pakaian pasien yang habis dipakai untuk dibawa ke unit laundry,” papar Rizqi.

Memakai APD lengkap, khususnya saat berada di ruang isolasi juga memberikan pengalaman tersendiri. “Sebagai asisten perawat, saya juga dituntut memakai APD dan masuk ruang isolasi. Ini pengalaman yang berat sekaligus berkesan. Kalau sebelumnya tenaga medis yang memakai APD hanya saya lihat di televisi, kali ini beratnya memakai APD juga saya rasakan. Tidak bisa bernafas secara leluasa, tidak bisa makan dan minum dalam waktu lama, sampai harus menahan buang air,” kenangnya.

Rizqi menjalani tanggung jawabnya sebagai relawan dengan jadwal kerja 4-5 hari setiap minggu. Setiap harinya ia memperoleh satu shift dengan waktu kerja antara 7-8 jam. Dengan statusnya yang masih mahasiswa aktif, kegiatannya sebagai relawan juga tidak sampai menggangu jadwal kuliahnya.

“Kalau memang paginya ada jadwal kuliah online, kegiatan saya sebagai relawan dilakukan pada shift sore atau malah. Jadi secara umum bisa disesuaikan,” kata Rizqi.

Dengan menjadi relawan, Rizqi mengakui ada banyak hal yang berubah dalam dirinya, termasuk dalam memaknai hidup. Berdekatan dengan orang-orang yang tengah berjuang melawan Covid-19 juga membuatnya jadi lebih dekat dengan Tuhan. Tak hanya itu, ia kini juga dapat melihat Covid-19 secara lebih utuh.

“Walaupun sudah berjalan beberapa bulan, sampai saat ini masih ada saja yang beranggapan kalau Covid-19 itu konspirasi, tidak berbahaya. Sementara saya melihat langsung bagaimana bahayanya virus ini menyerang manusia, bahkan ada yang sampai meninggal. Ini membuat saya jadi lebih aware dengan kesehatan. Ketika bertemu teman atau keluarga pun saya jadi lebih sering memberi edukasi pencegahan Covid-19,” pungkas Rizqi.

Mendorong Javas Rizqi Jadi Relawan Covid-19Rasa Kemanusiaan

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8518

Page 19: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 19

PERSEPSI

Sejak virus SARS Cov-2 penyebab COVID-19 masuk di Indonesia, dan jumlah kasusnya terus meningkat, rapid test menjadi kebutuhan bagi banyak orang untuk memastikan dirinya terpapar

virus tersebut atau tidak. Meningkatnya kebutuhan ini rupanya disalahgunakan sejumlah pihak. Misalnya sejumlah fasilitas kesehatan membebankan biaya rapid test screening COVID-19 kepada pasien.

Salah satu kasus terjadi sebuah rumah sakit di Kabupaten Tuban. Pasien JKN-KIS dibebankan biaya rapid test sebesar Rp360.000 pada 24 Juni 2020 saat masuk IGD karena mengalami kontraksi menjelang persalinan. Setelah dilaporkan ke Jamkes Watch Jawa Timur, uang pasien akhirnya dikembalikan. Di sosial media ada beberapa peserta JKN-KIS mengeluhkan adanya rumah sakit yang meminta pasien untuk menjalani rapid test dengan biaya sendiri. Rapid test ini sebagai syarat untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit termasuk terhadap peserta JKN-KIS.

Praktik seperti ini tentunya tidak sesuai ketentuan dan kesepakatan kerja sama BPJS Kesehatan dengan mitra fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit. Adanya urun biaya di luar ketentuan adalah hal yang tidak diperkenankan sebagaimana tertuang dalam pasal 4 ayat (4a) pada naskah perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit tentang kewajiban rumah sakit untuk tidak melakukan pungutan biaya tambahan di luar ketentuan kepada peserta JKN-KIS.

Apabila terdapat rumah sakit yang melanggar ketentuan dalam perjanjian kerja sama tersebut, BPJS Kesehatan akan melakukan evaluasi. BPJS Kesehatan bahkan bisa mengeluarkan sanksi mulai dari teguran hingga pemutusan kerja sama sebagaimana yang disepakati dalam kontrak perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dan rumah sakit. Evaluasi ini melibatkan Dinas Kesehatan, Perhimpunan Rumah Sakit hingga Badan Pengawas Rumah Sakit.

Di samping itu, sesuai dengan surat edaran dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSSI) Nomor 735/IBI/PP.PERSI/IV/2020 pada tanggal 24 April 2020, bahwa rumah sakit tidak melakukan promosi berlebihan terhadap pelayanan pemeriksaan rapid test screening COVID-19. Sebab metode ini hanya merupakan suatu alternatif diagnosis untuk mendeteksi adanya infeksi COVID-19 pada pasien.

Pemeriksaan rapid test screening COVID-19 tidak boleh dijadikan persyaratan untuk pasien peserta JKN-KIS agar dapat dilayani, dan biayanya dibebankan kepada peserta. BPJS Kesehatan sudah memberikan surat kepada imbauan kepada fasilitas kesehatan yang bekerja sama untuk dapat memperhatikan hal ini. BPJS Kesehatan memastikan peserta JKN-KIS mendapatkan hak pelayanan kesehatan dari fasilitas kesehatan sesuai

Biaya Screening COVID-19 Tak Boleh Dibebankan Kepada Peserta

dengan alur dan ketentuan yang ada dalam perjanjian kerjasama. Terlebih di tengah pandemi COVID-19, akses pelayanan kesehatan terhadap peserta JKN-KIS tidak boleh terhambat dan khususnya memastikan peserta tidak dikenakan urun biaya di luar ketentuan yang diatur bersama.

Peserta JKN-KIS diimbau apabila mengalami hal tersebut, segera menghubungi petugas BPJS SATU! di rumah sakit. Nomor kontak langsung petugas BPJS SATU! sudah tersedia di masing-masing rumah sakit. Peserta juga dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 dan akun resmi media sosial BPJS Kesehatan.

Untuk memudahkan peserta JKN-KIS mendapatkan layanan screening COVID-19, BPJS Kesehatan menyediakan fitur “Skrining Mandiri COVID-19” dalam aplikasi Mobile JKN. Layanan ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi beban tenaga medis di rumah sakit, serta memantau kondisi kesehatan peserta JKN-KIS dan mengidentifikasi perkembangan potensi penularan COVID-19.

Begitu memasuki fitur Skrining Mandiri COVID-19, peserta JKN-KIS diharuskan menjawab sejumlah pertanyaan seputar kondisi kesehatan pribadi, riwayat perjalanan, dan kontak dengan pasien terindikasi COVID-19.

“Skrining Mandiri COVID-19” pun punya dua fitur di dalamnya. Pertama, self screening awal yang diisi sekali oleh peserta. Kedua, screening harian yang dilakukan setiap hari dimulai pada pukul 10.00 WIB. Gunanya untuk melihat perkembangan kesehatan dan pergerakan dari peserta JKN-KIS.

Saat mengikuti skrining ini peserta menjawab beberapa pertanyaan, seperti apakah sempat demam, sesak nafas, punya penyakit jantung atau pernah berkontak dengan pasien COVID-19 atau tidak. Di akhir screening, peserta kembali diimbau untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, tetap menjaga jarak, tidak berkumpul di keramaian untuk sementara waktu, dan tetap tinggal di rumah. Data peserta yang masuk akan dirahasiakan oleh BPJS Kesehatan.

Page 20: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8520

SEHAT & Gaya Hidup

Sudah lebih dari lima bulan lamanya sejak kasus COVID-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia hingga kini pandemi masih berlangsung di Tanah Air dan juga dunia.

Beradaptasi Kebiasaan Baru Agar Tetap Aman di Masa Pandemi COVID-19

Sudah lebih dari lima bulan lamanya sejak kasus COVID-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia hingga kini pandemi masih berlangsung di Tanah Air dan juga dunia.

Di berbagai negara belahan dunia termasuk Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan pergerakan manusia baik itu karantina wilayah ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di berbagai daerah di Tanah Air.

Berbagai kegiatan sosial termasuk aktivitas ekonomi terhenti selama beberapa bulan di berbagai belahan negara, dan kurang lebih selama tiga bulan di Indonesia. Pemerintah melonggarkan kebijakan PSBB dengan menerapkan masa PSBB transisi di mana kegiatan sosial dan aktivitas ekonomi kembali dibuka agar terjadi perputaran ekonomi. Hal itu dilakukan agar ekonomi kembali bergeliat, agar masyarakat kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan.

Kendati demikian masa PSBB transisi dilakukan bukan berarti pandemic COVID-19 sudah selesai. Virus corona jenis baru SARS CoV 2 penyebab COVID-19 masih ada dan masyarakat harus tetap waspada selama berada di luar rumah.

Pemerintah melalui kementerian lembaga terkait dan pemerintah daerah telah mengeluarkan berbagai panduan dan pedoman pelaksanaan kegiatan sosial ekonomi di masyarakat yang dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Yaitu dengan selalu mengenakan masker saat berada di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, tidak menyentuh bagian wajah jika belum mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak fisik minimal satu meter dengan orang lain.

Berbagai panduan protokol kesehatan untuk kegiatan ekonomi pun harus dilakukan dengan ketat. Misalnya di wilayah perkantoran dengan membatasi jumlah pekerja yang masuk ke kantor maksimal 50 persen dari kapasitas normal, tetap memakai masker selama di kantor, mencegah kerumunan, menjaga jarak fisik, bekerja dengan shift, dan rutin mendisinfeksi ruangan.

Begitu juga protokol kesehatan di tempat umum seperti pusat perbelanjaan atau mall, transportasi umum massal seperti commuter line ataupun MRT. Masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8520

Page 21: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATANEDISI 85 21

SEHAT & GAYA HIDUP

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang dirilis dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengungkapkan penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang terus bertambah hingga saat ini. Bahkan Satgas Penanangan COVID-19 mencatat penambahan kasus positif yang meningkat lebih tinggi pada masa PSBB transisi dibandingkan dengan pada masa PSBB.

Sebagai contoh penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta yang jumlahnya meningkat, dan bahkan mencatatkan rekor penambahan kasus tertinggi sejak pertama kali kasus COVID-19 ditemukan di Indonesia.

Salah satu Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dr Dewi Nur Aisyah menjelaskan kluster perkantoran di DKI Jakarta merupakan urutan kelima dengan sumber penularan terbanyak kluster COVID-19 dengan total 459 kasus. Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 12.738 kasus pada periode 4 Juni hingga 26 Juli 2020 atau di masa PSBB transisi.

Dari jumlah tersebut, kluster penularan paling banyak terjadi pada rumah sakit 42,95 persen, kluster penularan di masyarakat 39,19 persen, anak buah kapal dan pekerja migran yang datang dari luar negeri 5,88 persen, pasar rakyat 4,35 persen, perkantoran 3,6 persen, pegawai RS 1,52 persen, pegawai Puskesmas 1,22 persen, kegiatan keagamaan 0,89 persen, panti 0,23 persen, dan rutan 0,16 persen.

Dari seluruh kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta periode 4 Juni hingga 26 Juli 2020 tersebut, sebanyak 57 persennya merupakan tanpa gejala dan 43 persennya orang yang memiliki gejala. Dewi memberikan penekanan pada kasus penularan yang terjadi di komunitas atau lingkungan masyarakat secara langsung dan juga kluster penularan yang terjadi di perkantoran.

Meningkatnya kasus penularan di tingkat komunitas dan perkantoran ditengarai karena penerapan protokol

kesehatan yang tidak dijalankan secara ketat oleh masyarakat.

Berdasarkan data Satgas Penangan COVID-19, peningkatan penularan kasus COVID-19 di perkantoran melonjak hampir 10 kali lipat pada masa PSBB transisi dibandingkan pada masa PSBB. Sebelum 4 Juni atau pada masa PSBB, jumlah kasus positif di perkantoran sebanyak 43 orang. Sedangkan pada periode 4 Juni sampai dengan 26 Juli kasus bertambah 416 orang atau 9,6 kali lipatnya.Dewi menyebut kluster penularan yang terjadi di perkantoran kemungkinan awalnya tidak terjadi di lingkungan kantor, melainkan tertular saat di lingkungan rumah atau pada saat perjalanan menuju kantor.

"Mungkin awalnya penularan tidak terjadi di kantor, bisa jadi di perjalanan atau di lingkungan rumah. Pada saat naik kendaraan umum, terutama moda transportasi bersama seperti KRL dan MRT yang terdapat berkumpulnya banyak orang," kata Dewi.

Oleh karena itu sangat penting untuk mematuhi protokol kesehatan di lingkungan perkantoran agar kluster penularan di kantor tidak semakin bertambah. Tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan selalu cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.

Kantor harus terisi maksimal 50 persen dari kapasitas normal, atau di bawah itu akan lebih baik lagi untuk mengurangi risiko penularan. Selain itu juga harus ada jam kerja shift agar tidak terjadi penumpukan orang di kantor terutama pada jam kedatangan, kepulangan, dan jam makan siang.

Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih terjadi, virus SARS CoV 2 belum hilang dari muka bumi, dan vaksin untuk pencegahan virus pun sedang dalam proses penelitian. Dengan demikian, masyarakat di Indonesia wajib untuk mematuhi protokol kesehatan secara ketat, menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, serta menjaga imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi disertai dengan istirahat cukup.

Page 22: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8522

JAWAB

JAWAB

KO

NSU

LTA

SI

Apa daftar dan bayar BPJS bisa terpisah atau harus satu Kartu Keluarga (KK)?IG : @putawaXXXX

Sesuai regulasi yang berlaku, pendaftaran kepesertaan JKN-KIS dan pembayaran iuran harus dilakukan untuk seluruh anggota keluarga yang tercantum di satu Kartu Keluarga (KK). Dengan mendaftarkan seluruh anggota

keluarga, Anda sudah memberikan perlindungan sejak dini bagi keluarga Anda.

Apa BPJS Kesehatan masih meng-cover layanan kacamata? Berapa rupiah yang di-cover?IG : @cha_chaXXXX

Ya, BPJS Kesehatan menjamin layanan kacamata sesuai dengan indikasi medis dan ketentuan yang berlaku. Penjaminan kacamata untuk kelas 1 sebesar Rp 300.000,

kelas 2 Rp 200.000, dan kelas 3 Rp 150.000. Pelayanan kacamata dapat diberikan maksimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 8522

Page 23: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.
Page 24: INFO BPJS · 2020. 10. 9. · Pembayaran harga obat yang dapat ditagihkan di luar paket kapitasi dan di luar paket INA CBG adalah mengacu kepada harga dasar obat sesuai e-Katalog.