Inflasi Ii

17
MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI TINGKAT INFLASIDisusun oleh ; Nama : Yayan Subagyo No Mhs : 07 025 336 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI “AKPRIND” YOGYAKARTA 2008

Transcript of Inflasi Ii

Page 1: Inflasi Ii

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI

“TINGKAT INFLASI”

Disusun oleh ;

Nama : Yayan Subagyo

No Mhs : 07 025 336

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI “AKPRIND”

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Inflasi Ii

KATA PENGANTAR

Terima kasih,mungkin hanya sepatah kata ini yang saya katakan kepada

tuhan yang maha esa karena berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga saya dapat

menyelesaikan penulisan tugas makalah ini.yaitu tentang krisis pangan.

Pada sempatan ini, ijikan saya selaku penulis mengucapkan rasa

terimakasih saya kepada teman-teman saya yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan makalah ini, baik dari proses penyusunan, pengetikan, sampai

akhirnya makalah ini bisa selesai.

Akhirnya saya selaku penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran,

ataupun kritikan yang bersifat membangaun, yang pada intinya sangat berguna

untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini

dapat menjadi sumber pengetahuan baru bagi pembacanya.

Page 3: Inflasi Ii

PENDAHULUAN

Inflansi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum dan terus meneus, kenaikkan harga dari satu atau dua barang saja tidak di

sebut inflansi, kecuali bila kenaikkan tersebut meluas kepada ( atau

mengakibatkan kenaikkan ) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarata

adamya kecendrungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikkan

harga-harga karena, misalnya, musiman, menjelang hari hari besar, atau yang

terjadi sekali saja ( dan tidak mempunyai pengaruh kelanjutan ) tidak disebut

inflansi. Kenaikkan harga semacam ini tidak di anggap sbagai masalah atau

“penyakit” ekonomi dan tidak memelurkan kebijaksanaan khusus untuk

menanggulanginya.

Perkataan “kecendrungan “ dalam definisi infalansi perlu di garis bawahi.

Kalau seandainya harga-harga dari sebagian besar barang di atur atau ditentuka

oleh pmerintah., maka barang-barang yang di catat oleh biro statistik mungkin

tidak menunjukkan kenaikkan apapun ( karena yang di catat adalah harga-harga

“resmi” pemerintah ). Tetapi mungkin dalam realita ada kecendrungan bagi harga-

harga untuk terus menaik. Keadaan seperti ini tercermin dari, misalnya, adanya

harga-harga “bebas” atau harga-harga “tidak resmi” yang lebih tinggi dari harga-

harga “resmi” dan ada yang cendrung menaik. Dalam halk ini masalah inflansi

sebetulnya ada, tetapi tidak di perkenankan untuk menunjukkan dirinya. Keadaan

seperti ini disebut “suppressed infation” atau “inflansi yang di tutupi” yang pada

sewaktu-waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi

makin tidak relevan bagi kenyataan.

Page 4: Inflasi Ii

BAB I

INFLASI

1. Pengertian

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga

merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah

proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

2.Jenis

Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan,

sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikkan harga

berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun;

berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali

terjadi apabila kenaikkan harga berada di atas 100%

3.Dampak

a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau

tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh

yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu

meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk

bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa

inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali

(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian

dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau

mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.

Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan

swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan

mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan

terpuruk dari waktu ke waktu.

Page 5: Inflasi Ii

b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang

diperoleh lebih tinggi daripada kenaikkan biaya produksi. Bila hal ini

terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya

(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan

naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka

produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa

menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak

sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan

bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

c. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu

negara, mendorong kenaikkan suku bunga, mendorong penanaman modal

yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,

ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya

tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Penyebab

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau

desakan biaya produksi.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat

adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat

harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan

bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya

permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor

produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikkan dalam

permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full

employment.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat

meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-

produk (output) yang dihasilkan ikut naik.

Page 6: Inflasi Ii

5. Penggolongan

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Berdasarkan sebab musabab awal dari inflansi di bedakan menjadi

1. inflansi yang timbul karana permintaan masyarakat akan berbagai

barang terlalu kuat. Inflansi semacam ini di sebut demand inflantion

2. inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut

cost inflantion

Gambar berikut ini menggaris bawahi perbedaan dari kedua macam inflasi ini

harga S

P2

Z2

Z1

Q1 Q2 Output

harga S1

P4 S2

P3Z

Q3 Q4 Output

Page 7: Inflasi Ii

6. Penanggulangan

peran bank sentral sangat berpengaruh

Peran bank sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.

Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi

pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan

yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh

pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena

sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah

satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan

moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang

lebih.tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau

tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu,

bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang

domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal

(dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation

targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh

Bank,Indonesia.

Page 8: Inflasi Ii

BAB II

MENGUKUR INFLANSI

A.ANGKA INDEX SEDERHANA

00100

po

ptIT

Dimana: IT = index harga pada waktu t.

Pt = harga pada waktu ( harga pada waktui yang

bersangkutan )

Po = adalah harga pada waktu dasar

%100qo

qtit

Dimana : it = angka index produksi

Qt = produksi pada waktu t

Qo = produksi pada waktu dasar

Angka index sederhana hanya trdiri dari satu jenis barang saja. Jika it

menunjukkan angka yang lebih besar dari 100, berarti ada kenaikkan, sedangkan

jika lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan.

Contoh : it = 115;kenikkan= ( 115-100 ) % = 15 %

B. ANGKA INDEX AGGREGATIF

Adalah angka index yang terdiri dari bebrapa jenis barang. Misalnya index

harga 9 bahan pokok, index biaya hidup yang trdiri dari 62 macam barang, index

harga konsumen yang terdiri dari kurang lebih 100 macam barang. Index export

indonesia dan sebainya

Rumus

%100

po

ptit

Page 9: Inflasi Ii

Dimana : it = index aggregatif dan Σ adalah tanda penjunlahan

Σ pt = jumlah harga dari seluruh barang pada waktu yang

besangkutan

Σ po = jumlah harrga dari seluruh barang pada waktu dasar

Rumus

%100

Qo

Qtit

Dimana : it = angka index aggregatif dan Σ adalah tanda penjunlahan

Σ pt = jumlah produksi dari seluruh barang pada waktu yang

bersangkutan

Σ po = jumlah produsi dari seluruh barang pada waktu dasar

Juga dalam hal ini jika it menunjukkan angka lebih besar dari 100 maka

terjadi kenaikkan dan apabila kurang dari 100 maka terjadi penurunan

Jika it = 150, maka terjadi kenaikkan ( 150 -100 ) % = 50 %

Jika it = 80 , maka terjadi penurunan ( 100 - 80) % = 20 %

Bentuk sederhana dari pungsi permintaan ( total ) akan uang dari teori keynes

adalah :

Md = [ KQ + Ø ( r )] atau Md/p = kQb + Ø ( r )

Md/p adalah permintaan total akan uang arti riil, suku pertama dalam

kurung, yaitu kQ adalah permintaan akan uang untuk traksasi dan berjaga-jaga

yang dinyatakan sebagai proporsi (k) dari pendapatan nasional riil atau tingkat

output ; Ø ( r ) adalah permintaan akan uang untuk matif spekulasi yang

dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku ( r ) fungsi permintaan

akan uang ini disebut juga seagai fungsi liquidity preference.

Page 10: Inflasi Ii

Secara grafik penentuan tingkat bunga di pasar uang digambarkan oleh

perpotongan kurva jumlah uang yang beredar

r

Ms M's

ro …………………

r1 …………………………..

Md ( Q, r )

0 M

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahansebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalahindeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli olehkonsumen.

Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI). Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari

barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan prosesproduksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masadepan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.

Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga darikomoditas-komoditas tertentu.

Indeks harga barang-barang modal Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang

baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Page 11: Inflasi Ii

Tingkat Inflasi indonesia

Bulan Tahun Tingkat Inflasi

April 2008 8.96 %

Maret 2008 8.17 %

Februari 2008 7.40 %

Januari 2008 7.36 %

Desember 2007 6.59 %

November 2007 6.71 %

Oktober 2007 6.88 %

September 2007 6.95 %

Agustus 2007 6.51 %

Juli 2007 6.06 %

Juni 2007 5.77 %

Mei 2007 6.01 %

Page 12: Inflasi Ii

April 2007 6.29 %

Maret 2007 6.52 %

Februari 2007 6.30 %

Januari 2007 6.26 %

Desember 2006 6.60 %

November 2006 5.27 %

Oktober 2006 6.29 %

September 2006 14.55 %

Faktor-Faktor Pemicu tingkat Inflasi

Faktor-Faktor Pemicu tingkat Inflasi Laju kenaikan tingkat inflasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagian ditentukan dari sudut pandang teori

inflasi yang dianut. Pada kasus perekonomian di Indonesia paling tidak terdapat

beberapa faktor yang baik secara langsung maupun secara psikologis dapat

mendorong trend kenaikan tingkat inflasi. Faktor ekonomi dan non-ekonomi yang

diperkirakan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita antara lain dapat

diidentifikasi berikut ini:

(1) Adanya peningkatan jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar

ini di Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa:

Kenaikan harga migas di luar negeri

Meningkatnya bantuan luar negeri

Masuknya modal asing, khususnya investasi portfolio di pasar uang

Meningkatnya anggaran Pemerintah secara mencolok

Depresiasi nilai Rupiah dan gejolak mata uang konvertibel

Page 13: Inflasi Ii

(2) Adanya tekanan pada tingkat harga umum, yang dapat dipengaruhi oleh

kejadian-kejadian berikut ini :

Penurunan produksi pangan akibat musim kering yang berkepanjangan

Peningkatan harga komoditi umum secara mendadak

Pencabutan program subsidi BBM

Kenaikan harga BBM yang mencolok

Kenaikan tarif listrik

(3) Kebijakan Pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor non-migas; maupun

kebijakan lainnya yang bersifat distortif seperti antara lain:

Lonjakan inflasi setelah dikeluarkannya kebijakan devaluasi

Kebijakan tata niaga yang menciptakan pasar yang oligopolistis dan

monopolistis

Pungutan-pungutan yang dikenakan dalam perjalanan lalu lintas barang

dan mobilitas tenaga kerja

Kebijakan peningkatan tingkat upah minimum regional

(4) Peningkatan pertumbuhan agregat demand yang dipicu oleh perubahan selera

masyarakat, atau kebijakan pemberian bonus perusahaan dan faktor

spekulatif lainnya:

Pemberian bonus THR mendekati jatuhnya Hari Raya.

Pemberian bonus prestasi perusahaan

Perkembangan pusat belanja yang ekspansif dengan mematikan fungsi

keberadaan pasar tradisional di lokalitas tertentu.

Page 14: Inflasi Ii

BAB III

DEFLESI

1. Pengertian

Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya

permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.

Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money) didapatkan dari

persamaan Fisher sebagai berikut:

MV = PT

Ket :

M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat

V : Velocity atau kecepatan perputaran uang.

P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata.

T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.

2.Penyebab

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :

1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.

2. Meningkatnya Persediaan Barang

3. Menurunnya permintaan akan barang.

4. Naiknya permintaan akan uang

3. Dampak

Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat

dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan

juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.

Page 15: Inflasi Ii

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki

kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga

barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan

memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).

Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja

yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar

gaji karyawannya (lha barang tidak laku, mau bayar dari mana?). Dengan

demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang

yang beredar dimasyarakat semakin berkurang.

Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di

sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan

ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol

persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini

memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan

uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.

4. Penanggulangan

Cara Mengatasi Deflasi

Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah

raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas

menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang

jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan

tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk

digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan

mengalami kelumpuhan selamanya.

Page 16: Inflasi Ii

Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah

dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski

memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan

kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi

krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat

untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus

tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan

oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang

sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral

dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan

hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat

pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini

akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade

sehingga nilai uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi

terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung

melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi

berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan

ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan

meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi

Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat

dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang

tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun

seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang

sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan

ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.

Page 17: Inflasi Ii

DAFTAR PUSTAKA

http://businessenvironment.wordpress.com/2006/11/23/menyimak-karakter-inflasi-di-indonesia

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080407065750AAnYG

xS

http://www.google.com/search?q=cache:OY811t4ecbMJ:id.an

swers.yahoo.com/question/index%3Fqid%3D20080407065750AA

nYGxS+cara+mengatasi+kenaikan+inflansi&hl=id&ct=clnk&cd

=4&gl=id