Inflamasi Infeksi Virus

18
By : Kelompok 3 INFLAMASI INFEKSI VIRUS (Varisela)

description

hbj

Transcript of Inflamasi Infeksi Virus

Page 1: Inflamasi Infeksi Virus

By : Kelompok 3

INFLAMASI INFEKSI VIRUS(Varisela)

Page 2: Inflamasi Infeksi Virus

Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.

Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang mukosa, secara klinis terdapat gejala kelainan kulit polimorfi terutatama berlokasi di bagian sentral tubuh. Disebut juga cacar air chicken pox.

Definisi

Page 3: Inflamasi Infeksi Virus

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit vericella, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zeoster.

Etiologi

Page 4: Inflamasi Infeksi Virus

Varicella terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung ras dan jenis kelamin. Di negara-negara yang mengalami 4 musim, varicella biasanya ditemui pada musim dingin dan musim semi.Manusia adalah satu-satunya reservoir untuk virus dan tidak ditemukan adanya vektor yang berperan. Varicella kebanyakan (80-90%) diderita oleh anak-anak.

Varicella sangat menular. Kemungkinan seseorang menularkan varicella pada orang serumahnya diperkirakan sekitar 87 % dan kemungkinan pasien di rumah sakit menularkan sekitar 70%. Pasien akan mengalami masa infektif selama 1-2 hari sebelum muncul exanthem sampai 4-5 hari setelahnya (sampai semua vesikel menjadi krusta)

Jalur utama infeksi varicella adalah lewat saluran pernafasan atas (lewat air-borne droplet). Satu serangan varicella biasanya akan menghasilkan imunitas terhadap infeksi berikut yang bertahan selamanya. Pajanan terhadap VZV untuk kedua kalinya akan meningkatkan respon imun humoral dan seluler akan tetapi jarang sampai menimbulkan gejala klinis.

Epidemiologi

Page 5: Inflamasi Infeksi Virus

Lesi dimulai dengan infeksi sel endotel pada pembuluh kapiler pada papil vaskular dermis. Infeksi kemudian menyebar ke sel epitel di epidermis, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Pada stadium papula, epitel sedikit terangkat karena adanya pembengkakan sel epitel dan edema dari dermis. Pada papil vaskular, sel endotel mengalami pembengkakan dan nukleusnya mengandung badan inklusi. Sel yang melapisi dinding pembuluh limfa juga membengkak dan nukleusnya juga mengandung badan inklusi.

Di epidermis, lapisan yang terpengaruh adalah lapisan germinativum dan spinosum. Sel-sel di kedua lapisan ini menunjukkan ballooning degeneration serta hilangnya intercellular bridge (akantolisis) yang segera diikuti oleh edema interselular. Mulai ditemui sel raksasa multinukleat serta antigen VZV (pewarnaan histokimia).

Histopatologi

Page 6: Inflamasi Infeksi Virus

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.

Infeksi primer dari VVZ ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial System (RES) yang kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremia nya lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antibodi yang beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus sehingga terjadi herpes zoster.

Patofisiologi dan Patogenesis

Page 7: Inflamasi Infeksi Virus

Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Virus Varicella akan mengalami masa inkubasi selama 6-10 hari dan penderita sudah dapat menularkan virus ini sejak hari kedua setelah terinfeksi. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.

Sambungan.........^^

Page 8: Inflamasi Infeksi Virus

Masa inkubasi berlangsung 14-21 hari. Terdapat gejala prodromal Vesikel akan berubah menjadi pustul kemudian

krustaPada infeksi sekunder kelenjar getah bening

regional membesar.Penyakit ini biasanya disertai rasa gatalCenderung lebih berat pada orang dewasa

dan dengan orang defesiensi imun seluler.

Gejala Klinik

Page 9: Inflamasi Infeksi Virus

Tes serum darah tidak begitu berguna dalam diagnosis varicella maupun zoster. Biasanya terjadi kenaikan kadar alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST) selama minggu pertama sakit yang akan kembali normal setelah 4 minggu.

Deteksi antigen dilakukan dengan metode countercurrent immunoelectrophoresis (CIE).

Metode diagnosis yang paling baik dilakukan adalah dengan deteksi asam nukleat yang didapat dari cairan vesikel, krusta, sekret nafas (dahak), CSF atau biopsi. Material ini akan mengalami amplifikasi PCR. Hasil yang didapat sangat sensitif dan spesifik. Metode ini bahkan bisa membedakan VZV wild-type dan VZV dari vaksinasi.

Pemeriksaan kultur virus pada cairan vesikel.

Laboratorium Penunjang

Page 10: Inflamasi Infeksi Virus

PROSES KEPERAWATAN

Page 11: Inflamasi Infeksi Virus

Aktivitas / Istirahat Integritas ego Neuro sensori Nyeri / Kenyamanan KeamananBerdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian: Data subjektif : pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak

nafsu makan dan sakit kepala. Data Objektif :

Integumen : kulit hangat, pucat,  adanya bintik-bintik kemerahan pada kulit yang berisi cairan jernih.

Metabolik : peningkatan suhu tubuh. Psikologis : menarik diri. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.

Pengkajian

Page 12: Inflamasi Infeksi Virus

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.

Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit dan proses pengobatan.

Diagnosa Keperawatan

Page 13: Inflamasi Infeksi Virus

Dx1 1. Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.

Rasional : mengetahui keadaan integritas kulit.2. Berikan perawatan kulit.

Rasional : menghindari gangguan integritas kulit.3. Anjurkan mandi secara teratur.

Rasional : Mengurangi jumlah koloni virus pada kulit4. Hindari menggaruk lesi.

Rasional : Menggaruk hanya akan menambah kerusakan integritas kulit.

5. Gunakan pakaian yang halus/lembutRasional : mengurangi gesekan mekanis pada kulit

Intervensi

Page 14: Inflamasi Infeksi Virus

Dx21. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk

semua individu yang datang kontak dnegan pasien. Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.

2. Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit.Rasional : mencegah masuknya organisme infeksius.

3. Awasi atau batasi pengunjung bila perlu.Rasional : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.

4. Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.Rasional : rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.

5. Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh)Rasional : meningkatkan penyembuhan.

6. Awasi tanda vital.Rasional : Indikator terjadinya infeksi.

Page 15: Inflamasi Infeksi Virus

1. Dorong klien untuk menyampaikan perasaannya.Rasional : Mengurangi beban psikologis dengan berbagi.

2. Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.Rasional : memanfaatkan kemampuan dapat menutupi kekurangan.

3. Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.Rasional : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

Dx3

Page 16: Inflamasi Infeksi Virus

Diskusikan perawatan erupsi pada kulit.Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri dan meningkatkan kemandirian.

Dx4

Page 17: Inflamasi Infeksi Virus

1. Luka pada klien menunjukkan adanya regenerasi jaringan.

2. Klien mencapai penyembuhan luka tepat waktu.

3. Klien menyampaikan apa yang ia rasakan mengenai penyakitnya dan dapat menerima keadaan tubuhnya.

4. Klien memahami kondisi dan kebutuhan pengobatan.

Evaluasi

Page 18: Inflamasi Infeksi Virus

The End