Infeksi Virus Pada Anak1

37
INFEKSI VIRUS PADA ANAK

description

infeksi virus pada anak

Transcript of Infeksi Virus Pada Anak1

INFEKSI VIRUS PADA ANAK

DEFINISI

Infeksi adalah proses saat organisme (misalnya virus, bakteri, jamur) yang mampu menyebabkan penyakit masuk ke dalam tubuh atau jaringan yang

menyebabkan trauma atau kerusakan (Pierce & Neil, 2006)

Matthews (1992) dalam Hasriadi (2006) mendefinisikan virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa molekul RNA atau DNA, biasanya

dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein selumung (coat protein) atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel inang sesuai dengan

memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang.

Imunitas Pada Anak

• Imunitas pasif bawaan• Imunitas Pasif didapat• Imunitas Humoral• Imunitas seluler

Imunoglobulin G (IgG) memiliki reseptor di plasenta sehingga igG maternal dapat ditransfer melalui plasenta sejak masa fetal awal. Oleh karena itu bayi cukup bulan memiliki imunitas pasif terhadap berbagai infeksi termasuk campak, rubela, dan gondongan. Sebaliknya, molekul IgM yang lebih besar tidak memiliki reseptor di sana sehingga neonatus sangat rentan terhadap beberapa infeksi bakteri seperti pertusis. Janin mampu meningkatkan respon IgM-nya terhadap infeksi intrauterin, misalnya rubela, namun sintesis imunoglobulin lain agak terlambat dimulai setelah lahir. Kadar imunoglobulin total pada bayi paling rendah pada usia 3-4 bulan yang merupakan periode rentan. Tingkat imunitas humoral yang cukup baik mulai terbentuk pada usia 6-9 tahun (Sir & Simon, 2005).

LANJUT

Ditinjau pada tingkat jaringan organisme inang (tubuh) dapat dikenal 4 cara penyebaran virus, yaitu:•SetempatVirus menginfeksi terbatas pada selaput lendir permukaan atau organ tertentu saja. Misalnya rhinovirus pada epitel saluran pernapasan dan rotavirus pada epitel saluran pencernaan.•Hematogen PrimerDalam perjalanan infeksinya, semula virus diinokulasikan secara lansung kedalam peredaran darah yang akan diikuti penyebaran organ. Contoh yang baik adalah arbovirus dan virus hepatitis B (HBV).•Hematogen SekunderMula-mula infeksi virus serta pembiakannya berlansung pada permukaan selaput lendir yang kemudian diikuti penyebarannya melalui darah untuk mencapai organ sasaran. Contoh virus dengan penyebaran ini yaitu : virus poliomyelitis dan virus parotitis.•Penyebaran melalui saraf Virus tertentu yang diinokulasi di daerah perifer akan menyebar melalui sistem saraf seperti yang dialami virus rabies dan virus simplex.

infeksi pada anak terbagi menjadi

•Infeksi masa janinInfeksi yang terjadi pada masa kehamilan ketika kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan akhirnya ke dalam sirkulasi darah umbilikus.

•Infeksi IntrapartumInfeksi terjadi pada masa persalinan. Infeksi ini sering terjadi ketika mikroorganisme masuk dari vagina, lalu naik dan kemudian masuk ke dalam rongga amnion, biasanya setelah selaput ketuban pecah.

•Infeksi yang didapat setelah kelahiranInfeksi pada periode postnatal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril, tindakan yang tidak antiseptik atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang,. 

Penyebaran InfeksiGeo (2007), cara utama infeksi menyebar adalah• Saluran pernapasan• Mikroba diinspirasi. Mereka ditemukan dalam tetesan saliva yang dikeluarkan oleh seseorang,

misalnya seorang karier, dengan batuk, bersin atau bahkan berbicara, atau dari debu. Contoh dari penyakit yang menyebar dengan infeksi tetes adalah pneumonia, tonsillitis, diphtheria, meningitis meninggokokal, dll. Infeksi virus termasuk pilek, influenza, campak, dll.

• Saluran pencernaan• Organisme ditelan bersama makanan, minuman, atau debu. Makanan dan air dikontaminasi

jika higene buruk, yaitu seorang yang terinffeksi menangani makanan atau makanan ditinggal tidak ditutupi dan lalat serta debu mengkontaminasi makanan tersebut. Infeksi yang tersebar dengan cara ini termasuk infeksi salmonella, misalnya tifoid dan paratifoid, disentri.

• Kulit dan membran mukosa• Kulit merupakan barier alamiah tubuh terhadap infeksi. Barier ini hanya efektif jika kulit utuh;

sekali terjadi kerusakan yang melibatkan terjadinya pecahan pada kulit, maka mikroorganisme mempunyai akses yang mudah.

ISPA

• Angka kematian mencapai 20 % dari total anak yang menderita ISPA di Indonesia

• Etiologi : bakteri, virus • Virus penyebab ISPA : miksovirus, adenovirus,

coronavirus

Perjalanan Penyakit

• Tahap prepatogensis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan gejala

• Tahap inkubasi : virus mulai merusak lapisan mukosa, tubuh mulai terlihat lemah

• Tahap penyakit : demam, batuk, sesak, dllKetahanan terhadap penyakit dipengaruhi :

keutuhan epitel mukosa, gerak silia, makrofag alveoli

Faktor yang mempengaruhi ISPA

• Umur : paling tinggi 6-11 bulan• Jenis Kelamin• Status imunisasi • Berat Badan Lahir• Pencemaran udara dan lingkungan• Ventilasi• Status gizi

Manifestasi Klinis

• Kesulitan bernafas, sakit tenggorokan , pilek, sakit telinga

• Lihat indikasi pemberian antibiotik

ISPA ( 2bulan- 5 tahun)

• Penumonia berat : nafas sesak disertai chest drawing,

• Pneumonia : nafas cepat, • Bukan pneumonia : batuk pilek biasa

ISPA ( bayi < 2bulan )

• Penumonia berat : nafas cepat disertai chest drawing

• Bukan pneumonia : tidak ada afas cepat dan chest drawing

Pemeriksaan Diagnostik

• Hb menurun• Leukosit meningkat• Eritrosit menurun• Kadang terdapat albuminuria

Penatalaksanaan

Prinsip perawatan ISPA• Meningkatkan istirahat• Meningkatkan makanan bergizi• Perbanyak minum air putih• Gunakan pakaian yang tipis jika demam• Beri antibiotik jika perlu

Asuhan Keperawatan : Pengkajian

• Riwayat demam, batuk pilek, badan lemah, anoreksia

• Tanda fisik• Faktor perkembangan• Pengetahuan pasien dan keluarga

Diagnosa Keperawatan

• Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil

• Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang

• Resiko tinggi penyebaran infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan imun

Pertusis

• Etiologi : bordetella pertusis• Masa tunas : 7-14 hari• Manifestsi klinis terbagi atas 3 stadium :

kataralis, spasmodik,konvalesensi

Stadium Kataralis

• Berlangsung 1-2 minggu lebih• Tanda dan gejala :• Gejala infeksi saluran nafas atas disertai rinore• Batuk dan panas ringan• Anoreksia• Batuk pada awalnya malam• Sekret banyak dan kental• Konjungtiva kemerahan

Stadium Spasmodik ( 2-4 minggu)

• Batuk hebat diiringi dengna whoop• Batuk 10-20 x/hari• Selamam serangan muka merah, mata

menonjol, kadang sianosis• Kadang terjadi perdarahan subkonjungtiva• Anak terlihat kelelahan• Pada bayi < 3 bulan : disertai dengan apneu

Stadium Konvalensi

• Berhentinya whoop dan muntah muntah• Puncak serangan mulai menurun

Penatalaksanaan

• Isolasi• Kurangi rangsang fakor penyebab batuk• Pengisapan lendir• Oksigen bila sesak• Eradikasi bakteri

Asuhan Keperawatan

• Dx :• Bersihan jalan nafas tak efektif• Pola nafas tak efektif• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Campak Jerman (Rubella)Campak, suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium•stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit jika ada tanda-tanda atau gejala-gejala.•stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan dengan sedang, konjungtivis ringan , koryza, dan batuk semakin berat. •stadium akhir dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.

Gambar 1. Campak jerman pada punggung infant Gambar 2. Virus Rubella

Campak (Morbili)Penyakit ini biasa disertai sekresi saluran napas, malaise, dan demam. Pada hari keempat, mulai timbul bercak makulopapular merah yang dimulai dari belakang telinga dan menyebar kebatang tubuh.

gambar 3. Virus Measles, yang termasuk dalam genus Morbillivirus dan family Paramyxoviridae

Cacar air (Varisela)Penyebab penyakit ini merupakan virus yang termasuk dalam golongan herpes virus yaitu varisella zozter virus dan akan meninggalkan kekebalan yang permanen. Pencegahan terhadap infeksi virus varisella dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi baik aktif maupun pasif (Rampengan, 2007).

gambar 4. Varicella-Zoster Virus

GondonganGondongan disebabkan oleh Mumps Virus.

gambar 5. Anak yang menderita gondongan

Roseola Infantum (Eksantema Subitum)Roseola infatum yang disebabkan oleh virus herpes 6 dan 7.

gambar 6. Anak yang terinfeksi roseola infantum

Hepatitis A (hepatitis infeksiosa)Penyakit ini merupakan penyebab tersering ikterus masa anak-anak diseluruh dunia. Paling banyak didapatkan pada daerah dengan kebersihan yang buruk.

Herpes Infeksi HSV tipe I sangat sering terjadi dan biasanya asitomatik. Penyebarannya melalui saliva yang mengandung virus: infeksi primer melibatkan mulut, kulit atau mata.

gambar8 . Anak yang terserang infeksi HSV tipe 1

Diagnosis laboratorium terhadap virus dapat dilakukan dengan cara:

•Deteksi virus cepat•Isolasi•Deteksi genom virus dan virion•Uji serologis•Metode deteksi antibodi

Asuhan Keperawatan Campak

Pengkajian •Anamnesa•Indentitas penderitaMeliputi nama anak, umur: rentan pada anak berumur 1-14 tahun dengan status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit, diagnose medis•Keluhan utama •Riwayat kesehatan sekarang

•Riwayat kesehatan dahuluAnak belum pernah mendapatkan vaksinisasi campak dan pernah kontak dengan pasien campak•Riwayat kesehatan keluargaApakah anak belum mendapatkan vaksinisasi campak•Riwayat imunisasiImunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya : BCG; POLIO I, II, III; DPTI, II, III dan campak•Riwayat nutrisi Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari. Pembatasan kalori untuk umur 1-6 tahun900-1300 kalori/hari. Status gizi, klasifikasinya sebagai berikut :Gizi buruk kurang dari 60%Gizi kurang 60% - <80%Gizi baik 80% - 110%Obesitas lebih dari 120%•Riwayat tumbuh kembang anak

Pemeriksaan Fisik( had to toe)•Status kesehatan umumMeliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda vital.•Kepala dan leher•Mulut Inspeksi : Adakah bercak koplik dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, enantema dipalatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus•Toraks Inspeksi : bentuk dada anak, adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada hidung. Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.Auskultasi : ronchi/bunyi tambahan pernapasan•Abdomen Inspeksi: bentuk dari perut anak. Ruam pada kulitAuskultasi : bising ususPerkusi : perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya masa atau pembengkakan•Kulit Inspeksi : eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisikPalpasi : tugor kulit menurun

Diagnosa Keperawatan

•Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan•Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunitas•Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukka, mencerna, dan mengabsorpsi makanan.•Nyeri akut berhubungan dengan keterbatasan agen injury.

Perencanaan1.Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan jalan nafas efektif.NOC: Respiratory status : VentilationKriteria hasil :•Mendemontrasikan batuk efektif dan suara, nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspne•Menunjukkan jalan nafas yang paten•Mampu mencegah dan mengidentifikasi faktor yang dapat menghambat jalan nafas.Indikator Skala:1 : tidak pernah menunjukkan2 : jarang menunjukkan3 : kadang menunjukkan4 : sering menunjukkan5 : skala menunjukkan

NIC : Air Way Management Intervensi :•Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi•Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan•Lakukan fisioterapi dada jika perlu•Keluarkan secret dengan batuk atau suction•Monitor status respirasi dan O2

TERIMAKASIH

Any Question

??