Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

15
ISKEMIA Iskemia berarti kurangnya atau hilangnya pasok darah pada bagian tubuh tertentu. Akibatnya, daerah yang terganggu tersebut akan mengalami kekurangan zat makanan, terutama oksigen, yang disertai dengan penimbunan hasil-hasil metabolisme, degenerasi, atrofi dan ulserasi. Iskemia dapat disebabkan karena adanya arteriosklerosis, trombisis atau embolisme, tekanan eksternal arteri, dan penyempitan arteri. Akibat terjadinya iskemia adalah : 1. Suplai O 2 dan energi berkurang 2. Nekrosis akut 3. Lisis sitoplasma Mekanisme lisis sitoplasma akibat iskemia : Iskemia menyebabkan hipoksia pada sel, karena terjadinya berkurangnya suplai O2 ke dalam sel menyebabkan pasokan ATP pun berkurang. Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel. Sebagai dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke dalam intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel (pembengkakan seluler). Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak

Transcript of Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Page 1: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

ISKEMIA

Iskemia berarti kurangnya atau hilangnya pasok darah pada bagian tubuh tertentu.

Akibatnya, daerah yang terganggu tersebut akan mengalami kekurangan zat makanan,

terutama oksigen, yang disertai dengan penimbunan hasil-hasil metabolisme, degenerasi,

atrofi dan ulserasi. Iskemia dapat disebabkan karena adanya arteriosklerosis, trombisis atau

embolisme, tekanan eksternal arteri, dan penyempitan arteri. Akibat terjadinya iskemia

adalah :

1. Suplai O2 dan energi berkurang

2. Nekrosis akut

3. Lisis sitoplasma

Mekanisme lisis sitoplasma akibat iskemia :

Iskemia menyebabkan hipoksia pada sel, karena terjadinya berkurangnya suplai O2 ke

dalam sel menyebabkan pasokan ATP pun berkurang. Akibatnya terjadi penurunan produksi

ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah

penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. transport aktif menggerakan pompa natrium

memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk

menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel. Sebagai

dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke dalam

intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel (pembengkakan

seluler). Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat. Apabila hal

tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan menyebabkan sitoplasma pecah.

Akibat dari iskemia juga bergantung pada laju iskemia terjadi secara mendadak atau

perlahan, sumbatan yang terjadi partial atau total, jenis yang terkena iskemia, dan ada

tidaknya sistim kolateral. Apabila iskemia berlangsung secara perlahan, ringan dan terdapat

kolateral maka akan menyebabkan perubahan yang degeneratif dan hilangnya sel-sel

parenkim, yang digantikan oleh jaringan fibrosa atau lemak atau dapat kedua-duanya.

Namun, apabila iskemia terjadi secara mendadak, berlangsung dalam waktu cukup lama dan

tanpa adanya kolateral maka menimbulkan nekrosis. Dan apabila kolateralnya baik, maka

sumbatan pada pembuluh darah tidak akan mengaggu jaringan.

Page 2: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Terdapat beberapa jenis iskemia, seperti iskemia usus dan iskemia yang terjadi pada

jantung. Iskemia yang terjadi pada jantung dapat disebabkan oleh adanya sumbatan parsial

pembuluh darah ke jantung, kebiasaan merikok, penyakit diabetes militus, dan kadar

kolesterol yang tinggi. Hampir sama dengan iskemia yang terjadi di jantung, iskemia yang

tejadi di usus juga disebabkan kaena adanya gumpalan beku pada arteri atau penyempitan

pembuluh darah oleh zat sisa seperli kolesterol, sehingga aliran darah terhambat. Faktor

risiko yang dapat memperbesar risiko iskemia usus yaitu penumpukan zat sisa, masalah

tekanan darah, penggunaan obat terlarang, permasalahan jantung, penggunaan obat terlarang,

dan adanya penggumpalan darah. Terdapat dua jenis iskemia usus, yaitu iskemia usus akut

dan iskemia usus kronis. Gejala yang terjadi pada iskemia usus akt adalah nyeri perut bagian

bawah, keinginan yang mendadak untuk BAB, perut terasa lembek, mual, mutah, dan

demam. Sedangkan gejala iskemia usus kronis adalah perut kram, nyeri perut semakin parah,

diare, mual, dan perut kembung.

INFARK

Infark adalah daerah nekrosis iskemik yang disebabkan oleh oklusi (penyumbatan)

pada pasokan darah arteri (97 % kasus) atau drainase darah vena dalam suatu jaringan

tertentu (Mitchell,dkk , 2006). Dalam tambayong (1999) infark adalah matinya sel-sel yang

diperdarahi. Infark merupakan tahap lanjutan dari iskemia, yaitu suatu peristiwa kekurangan

suplai darah pada area terlokalisasi.

Infark disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling umum terjadi adalah

peristiwa thrombosis dan emboli. Trombosis adalah proses pembentukan tombus, yaitu suatu

benda yang tersusun oleh dan dari unsur-unsur darah di dalam pembuluh darah atau jantung.

Sedangkan emboli adalah benda asing yang tersangkut pada suatu tempat menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah.

Faktor lainnya yang menyebabkan infark adalah vasospasme local yaitu peristiwa

penyempitan pembuluh darah dan kontraksi di dinding pembuluh darah . “Vaso” berarti

pembuluh darah dan “spasme” berarti “kejang” atau penyempitan. Vasospasme umumnya

dianggap hanya terjadi pada arteri dan arteriole dan jarang terjadi pada kapiler atau vena. Hal

ini dikarenakan perbedaan struktur dinding antara arteri yang lebih tebal dan kuat dari vena.

Page 3: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Faktor lainnya adalah kompresi ekstrinsik pembuluh darah oleh tumor, edema

/penjepitan dalam kantong hernia, pemuntiran pembuluh darah dan penekanan pembuluh

darah.

Infark dinamakan sesuai dengan tempat terjadinya. Contoh dari infark adalah infark

miokard yang terjadi di pembuluh darah jantung. Infark serebral yang terjadi di jaringan arteri

otak. Infark plasenta terjadi pada pembuluh darah arteri plasenta dan infark ginjal yang

disebabkan oleh emboli pada arteri ginjal.

Morfologi (bentuk) infark terbagi menjadi tiga. Pertama adalah infark merah

(hemoragik) terjadi pada oklusi vena, dalam jaringan ikat. Contohnya paru-paru. Infark putih

(anemik), terjadi didalam rongga padat ( jantung, limpa dan ginjal) yang kepadatan

jaringannya membatasi jumlah perdarahan yang menyusup ke daerah nekrosis iskemik.

Ketiga yaitu infark septic, yaitu bila ditemukan infeksi atau mikroba di daerah nekrosis.

Faktor yang memengaruhi perkembangan suatu infark ada beberapa hal. Akibat yang

timbul karena penyumbatan pembuluh darah dapat berkisar dari efek yang nihil atau minimal,

sampai ke kematian suatu jaringan atau bahkan penderitanya. Faktor penentu utamanya

yaitu :

- Sifat pasokan vaskular. Berhubungan dengan ketersediaan pasokan darah alternative

yang merupakan faktor terpenting dalam menentukan penyumbatan pembuluh darah

akan mengakibatkan kerusakan.

- Tingkatan perkembangan oklusi (penyumbatan). Penyumbatan yang berkembang

lambat, kecil kemungkinan menyebabkan infark karena memberi waktu untuk

perkembangan jalur alternative.

- Kerentanan terhadap hipoksia, yaitu suatu keadaan kekurangan oksigen. Hal ini

memengaruhi kemungkinan terjadinya infark. Neuron mengalami kerusakan

ireversibel jika pasokan darahnya menghilang selama 3 hingga 4 menit saja.

DEHIDRASI

Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi (“hypohydration”) adalah keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam

keseimbanagn cairan (air) sebagai akibat dari pengeluaran air dari dalam tubuh lebih besar

dari pemasukan air ke dalam tubuh.

Page 4: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Penyebab Dehidrasi

Secara garis besar, dehidrasi disebabkan oleh 3 faktor, antara lain:

1. Kurangnya ion natrium (Na) atau disebut sodium depletion.

2. Kurangnya asupan air ke dalam tubuh, biasa disebut water depletion.

3. Gabungan keduanya.

Selain itu, terdapat beberapa penyebab lain yang perlu diketahui, yaitu:

1. Diare

2. Muntah

3. Penggunaan obat diuretik yang mengakibatkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air

dan garam

4. Panas yang berlebihan

5. Demam

Kurangnya asupan cairan karena penyakit tertentu, misalnya Diabetes dan Addison.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tbuh antara lain:

1. Usia

2. Temperatur lingkungan

3. Diet

4. Obat-obatan

5. Stress

6. Penyakit

Tanda-tanda Dehidrasi

Berikut ini adalah tanda-tanda seseorang berada di dalam kondisi dehidrasi:

1. Haus

Ini merupakan tanda yang paling umum dan awal. Rasa haus akan diikuti oleh mulut dan

tenggorokan yang terasa kering, serta lidah yang membengkak. Oleh karena itu, segeralah

minum air putih.

2. Jarang buang air kecil

Page 5: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Akibat dari tubuh yang kekurangan cairan, maka ginjal akan lebih sedikit dalam

memproduksi urin. Jumlah air yang sedikit di dalam tubuh mengakibatkan ginjal hanya

menyaring sedikit air saat proses pembuatan urun. Hal ini dikarenakan air yang sedikit itu

harus memenuhi asupan cairan bagi bagian tubuh lainnya. Urin pun akan sedikit kental

dan berwarna lebih kuning atau gelap.

3. Kulit tidak elastis

Ketidakelastisan kulit ini ditandai dengan kulit yang terlihat kering. Selain itu, saat kita

mencubit kulit, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.

4. Kepala terasa pusing dan berkunang-kunang

Selain kepala terasa pusing dan berkunang-kunang, tubuh juga terasa lelah dan

mengantuk Oleh karena itu, segera minum air putih sebanyak-banyaknya.

5. Sembelit

Dehidrasi dapat mengakibatkan sembelit karena jumlah cairan di dalam tubuh berkurang.

6. Tidak berkeringat

Seseorang tidak akan mengeluarkan keringat walaupun cuacanya sedang/sangat panas.

Macam-macam Dehidrasi

Berdasarkan penurunan berat badan yang terjadi, dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Dehidrasi ringan, yaitu penurunan cairan tubuh sebesar 5% dari dalam tubuh.

2. Dehidrasi sedang, yaitu penurunan cairan tubuh sebesar 5-10% dari dalam tubuh.

3. Dehidrasi berat, yaitu penurunan cairan tubuh lebih dari 10% dari dalam tubuh.

Berdasarkan banyaknya kehilangan volume air dan elektrolit, dehidrasi dibagi

menjadi 3, yaitu:

1. Dehidrasi isotonis, yaitu penurunan cairan tubuh yang setara dengan penurunan elektrolit.

2. Dehidrasi hipertonis, yaitu penurunan cairan tubuh lebih besar dari penurunan elektrolit.

3. Dehidrasi hipotonik, yaitu penurunan cairan tubuh lebih kecil dari penurunan elektrolit.

Berdasarkan jenis zat yang dikeluarkan, dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Dehidrasi primer, yaitu kehilangan air dari dalam sel ke luar sel (dehidrasi intraseluler).

Pada dehidrasi jenis ini, seseorang kurang memasukkan cairan ke dalam tubuh (misalnya

minum). Kejadian tersebut menyebabkan timbulnya rasa haus. Hal ini biasa terjadi pada

Page 6: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

orang-orang yang sedang menderita koma, tumor esophagus, hidrofobia, atau terdampar

di laut dan padang pasir.

2. Dehidrasi sekunder, yaitu kehilangan cairan tubuh yang mengandung zat-zat elektrolit

Pada dehidrasi jenis ini, seseorang terlalu banyak membuang cairan. Kejadian tersebut

tidak menimbulkan rasa haus. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang yang sedang

mengalami muntah berat atau diare berat.

Mekanisme Terjadinya Dehidrasi

Saat air yang hilang lebih banyak daripada air yang masuk, dehidrasi akan menstimulasi

rasa haus. Pengurangan volume darah akan membuat tekanan darah turun. Perubahan tersebut

akan menstimulasi ginjal melepaskan renin yang akan mempromosikan pembentukan

angiotensin II. Peningkatan impuls saraf dari osmoreseptor di hipotalamus akan memicu

peningkatan osmolaritas darah dan juga meningkatkan jumlah angiotensin II di dalam darah

yang keduanya akan menstimulasi pusat rasa haus di hipotalamus. Sinyal lain yang

menstimulasi rasa haus berasal dari neuron mulut yang mendeteksi kekeringan karena

pengurangan jumlah aliran saliva dan baroreseptor yang mendeteksi penurunan tekanan darah

pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan sensasi rasa haus akan memacu seseorang

untuk meningkatkan asupan airnya. Namun, terkadang sensasi rasa haus tersebut tidak terjadi

dengan baik atau akses air terbatasi sehingga dehidrasi yang signifikan mungkin akan

muncul. Hal tersebut sering terjadi pada orang tua, bayi, dan para orang yang mengalami

gangguan mental.

Dampak Dehidrasi

Jika tidak segera ditangani dapat membahayakan si penderita karena dapat berakibat menjadi

tidak sadar, koma, atau bahkan kematian. Berikut ini akan disebutkan dampak dehidrasi

berdasarkan jenis zat yang dikeluarkan:

1. Dehidrasi primer

Dampaknya adalah timbulnya oliguria (terangsangnya kelenjar Hipofisis untuk

mengeluarkan ADH), rasa haus, pengurangan secret saliva, dan melemahnya kondisi

tubuh.

2. Dehidrasi sekunder

Page 7: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Dampaknya adalah timbulnya nausea (mual), lelah, sakit kepala, muntah, kejang,

penurunan volume darah yang mengakibatkan tekanan darah rendah, dan gangguan asam-

basa.

Penanganan Dehidrasi

Apabila terjadi dehidrasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah:

1. Beri air minum dengan jumlah banyak untuk tahap dehidrasi ringan.

2. Beri asupan garam, khususnya natrium (Na) dan kalium (K), untuk yang kehilangan zat

elektrolit.

3. Mengkonsumsi minuman yang mengandung air, garam, dan elektrolit yang dijual.

4. Bagi penderita penyakit ginjal dan jantung harus berkonsultasi dengan dokter terlebih

dahulu.

5. Bagi penderita yang dehidrasi karena kondisi tertentu, misalnya diare, harus dilakukan

penanganan juga terhadap penyakit diare yang bersangkutan.

Cara penanganan sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan banyak meminum

air putih minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari:

1. Air putih yang higienis/air mineral

Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium,

sulfur, dan klorida.

2. Air berion

Berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion

bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses

metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah

beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.

3. Jus buah

Jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut

penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi

dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih

tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat

berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.

SYOK

Page 8: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

Syok merupakan kondisi medis akibat perfusi jaringan yang tidak memadai dimana mampu

memperburuk hantaran oksigen, darah, nutrisi, dan lain-lain pada tubuh. Pada peta konsep ini

akan dibahas mengenai tahapan syok, gejala dan penyebab dari syok, klasifikasi (jenis) syok,

dan penanganan umum dari syok. Terdapat 3 (tiga) tahapan dari syok, yaitu:

1. Tahap Kompensasi

Syok pada tahap ini masih bersifat awal. Tubuh masih mampu menjaga fungsi

normalnya, dan biasanya individu yang mengalami syok ini masih terlihat normal.

2. Tahap Dekompensasi

Pada tahapan ini, syok membuat tubuh mulai tidak mampu mempertahankan fungsinya.

Tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital dan individu mulai kehilangan

kesadaran diri.

3. Tahap Ireversibel

Tahap ini telah terjadi kerusakan-kerusakan organ karena mekanisme pertahanan tubuh

mulai terganggu. Tubuh akan mengutamakan aliran darah hanya ke otak dan jantung.

Terjadinya syok diakibatkan oleh beberapa penyebab dan gejala umum yang timbul. Berikut

adalah gejala dan penyebab terjadinya syok:

Gejala:

1. Gelisah

2. Bibir dan kuku tampak kebiruan

3. Kulit lembab dan dingin

4. Pusing

5. Tekanan darah rendah

6. Denyut nadi yang cepat

7. Tidak sadarkan diri

8. Mual

Penyebab:

1. Pendarahan

2. Dehidrasi

3. Serangan Jantung

4. Gagal jantung

5. Infeksi

6. Reaksi alergi

7. Cedera tulang belakang

Syok itu sendiri memiliki beberapa klasifikasi atau jenis sesuai dengan penyebabnya masing-

masing, terdiri atas:

1. Syok Hipovolemik

Syok ini diakibatkan karena individu kekurangan cairan tubuh akibat dari pendarahan

maupun melalui gastrointestinal atau urinarius. Penyebab syok ini meliputi pendarahan,

diare, dehidrasi, dan mual.

Page 9: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

2. Syok Kardiogenik

Syok ini ditandai dengan gangguan ventrikel kiri (pompa jantung utama) untuk

memompa darah akibat dari infark miokardium. Penyebab syok ini karena adanya

serangan jantung dan gagal jantung.

3. Syok Distributif

Syok ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis syok, yaitu:

a. Syok Neurogenik. Syok ini terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor dan perubahan

resistensi pembuluh darah sistemik akibat cidera.

b. Syok Anafilaktik. Terjadi akibat reaksi alergi dari tubuh terhadap obat-obatan maupun

sengatan serangga.

c. Syok Septik. Diakibatkan oleh infeksi. Pada umumnya adanya bakteri gram negatif

yang menyerang tubuh dan menyebabkan penurunan drastis tekanan darah.

Selanjutnya, terdapat beberapa penanganan umum syok yang dapat kita lakukan ketika

menangani pasien syok. Berikut adalah penangnan umum dari syok adalah:

1. Buka jalan napas pasien. Bisa dilakukan dengan memberikan napas buatan atau

selang oksigen.

2. Periksa pernapasan korban.

3. Periksa nadi dan cegah pendarahan.

4. Menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat.

Daftar Pustaka

Price, Sylvia Anderson. (2002). Pathopysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. 6th

edition. St. Louis: Mosby.

Isselbacher, Kurt J. (1999). Harisson’s Principles of Internal Medicine. Singapore: McGraw-

Hill

Pringgoutomo, Sudarto; Himawan, Sutisna, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi I (Umum) Ed.1.

Jakarta : Sangung Seto.

Robbin, Stanley L; Kumar, Vinay. (2007). Buku Ajar Patologi Ed.7. Jakarta: EGC.

Sherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem (6th ed.).

Jakarta: EGC.

Page 10: Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok

_____, "Iskemia Usus". website : http://meetdoctor.com/topic/iskemia-usus (diakses pada 12

September 2013 19.10 WIB)

Mitchell, dkk.(2006).Buku Saku Dasar Patofisiologis Penyakit Robbins & Contran ed

7. Terjemahan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Tambayong, Jan. ( 1999). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From Cells to System. 5th Ed. California:

Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.

http://macammacampenyakit.com/penyebab-dehidrasi-cara-mengatasi/. Setiyani, Ristin.

Penyebab Dehidrasi dan Cara Mengatasinya. Diakses pada tanggal 13 September 2013

pukul 09.50 WIB.

http://www.news-medical.net/health/Dehydration-What-is-Dehydration.aspx. Dehydration.

Diakses pada tanggal 9 September 2013 pukul 10.07 WIB.

www.pssplab.com. Irawan, M. Anwari. (2007). Cairan Tubuh, Elektrolit & Mineral. Vol. 1.

Diakses pada tanggal 15 September 2013 pukul 17.30 WIB.