Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok
-
Upload
thatiana-dwi-arifah -
Category
Documents
-
view
509 -
download
0
Transcript of Infark, Iskemia, Dehidrasi, Syok
ISKEMIA
Iskemia berarti kurangnya atau hilangnya pasok darah pada bagian tubuh tertentu.
Akibatnya, daerah yang terganggu tersebut akan mengalami kekurangan zat makanan,
terutama oksigen, yang disertai dengan penimbunan hasil-hasil metabolisme, degenerasi,
atrofi dan ulserasi. Iskemia dapat disebabkan karena adanya arteriosklerosis, trombisis atau
embolisme, tekanan eksternal arteri, dan penyempitan arteri. Akibat terjadinya iskemia
adalah :
1. Suplai O2 dan energi berkurang
2. Nekrosis akut
3. Lisis sitoplasma
Mekanisme lisis sitoplasma akibat iskemia :
Iskemia menyebabkan hipoksia pada sel, karena terjadinya berkurangnya suplai O2 ke
dalam sel menyebabkan pasokan ATP pun berkurang. Akibatnya terjadi penurunan produksi
ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah
penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. transport aktif menggerakan pompa natrium
memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk
menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel. Sebagai
dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke dalam
intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel (pembengkakan
seluler). Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat. Apabila hal
tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan menyebabkan sitoplasma pecah.
Akibat dari iskemia juga bergantung pada laju iskemia terjadi secara mendadak atau
perlahan, sumbatan yang terjadi partial atau total, jenis yang terkena iskemia, dan ada
tidaknya sistim kolateral. Apabila iskemia berlangsung secara perlahan, ringan dan terdapat
kolateral maka akan menyebabkan perubahan yang degeneratif dan hilangnya sel-sel
parenkim, yang digantikan oleh jaringan fibrosa atau lemak atau dapat kedua-duanya.
Namun, apabila iskemia terjadi secara mendadak, berlangsung dalam waktu cukup lama dan
tanpa adanya kolateral maka menimbulkan nekrosis. Dan apabila kolateralnya baik, maka
sumbatan pada pembuluh darah tidak akan mengaggu jaringan.
Terdapat beberapa jenis iskemia, seperti iskemia usus dan iskemia yang terjadi pada
jantung. Iskemia yang terjadi pada jantung dapat disebabkan oleh adanya sumbatan parsial
pembuluh darah ke jantung, kebiasaan merikok, penyakit diabetes militus, dan kadar
kolesterol yang tinggi. Hampir sama dengan iskemia yang terjadi di jantung, iskemia yang
tejadi di usus juga disebabkan kaena adanya gumpalan beku pada arteri atau penyempitan
pembuluh darah oleh zat sisa seperli kolesterol, sehingga aliran darah terhambat. Faktor
risiko yang dapat memperbesar risiko iskemia usus yaitu penumpukan zat sisa, masalah
tekanan darah, penggunaan obat terlarang, permasalahan jantung, penggunaan obat terlarang,
dan adanya penggumpalan darah. Terdapat dua jenis iskemia usus, yaitu iskemia usus akut
dan iskemia usus kronis. Gejala yang terjadi pada iskemia usus akt adalah nyeri perut bagian
bawah, keinginan yang mendadak untuk BAB, perut terasa lembek, mual, mutah, dan
demam. Sedangkan gejala iskemia usus kronis adalah perut kram, nyeri perut semakin parah,
diare, mual, dan perut kembung.
INFARK
Infark adalah daerah nekrosis iskemik yang disebabkan oleh oklusi (penyumbatan)
pada pasokan darah arteri (97 % kasus) atau drainase darah vena dalam suatu jaringan
tertentu (Mitchell,dkk , 2006). Dalam tambayong (1999) infark adalah matinya sel-sel yang
diperdarahi. Infark merupakan tahap lanjutan dari iskemia, yaitu suatu peristiwa kekurangan
suplai darah pada area terlokalisasi.
Infark disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling umum terjadi adalah
peristiwa thrombosis dan emboli. Trombosis adalah proses pembentukan tombus, yaitu suatu
benda yang tersusun oleh dan dari unsur-unsur darah di dalam pembuluh darah atau jantung.
Sedangkan emboli adalah benda asing yang tersangkut pada suatu tempat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah.
Faktor lainnya yang menyebabkan infark adalah vasospasme local yaitu peristiwa
penyempitan pembuluh darah dan kontraksi di dinding pembuluh darah . “Vaso” berarti
pembuluh darah dan “spasme” berarti “kejang” atau penyempitan. Vasospasme umumnya
dianggap hanya terjadi pada arteri dan arteriole dan jarang terjadi pada kapiler atau vena. Hal
ini dikarenakan perbedaan struktur dinding antara arteri yang lebih tebal dan kuat dari vena.
Faktor lainnya adalah kompresi ekstrinsik pembuluh darah oleh tumor, edema
/penjepitan dalam kantong hernia, pemuntiran pembuluh darah dan penekanan pembuluh
darah.
Infark dinamakan sesuai dengan tempat terjadinya. Contoh dari infark adalah infark
miokard yang terjadi di pembuluh darah jantung. Infark serebral yang terjadi di jaringan arteri
otak. Infark plasenta terjadi pada pembuluh darah arteri plasenta dan infark ginjal yang
disebabkan oleh emboli pada arteri ginjal.
Morfologi (bentuk) infark terbagi menjadi tiga. Pertama adalah infark merah
(hemoragik) terjadi pada oklusi vena, dalam jaringan ikat. Contohnya paru-paru. Infark putih
(anemik), terjadi didalam rongga padat ( jantung, limpa dan ginjal) yang kepadatan
jaringannya membatasi jumlah perdarahan yang menyusup ke daerah nekrosis iskemik.
Ketiga yaitu infark septic, yaitu bila ditemukan infeksi atau mikroba di daerah nekrosis.
Faktor yang memengaruhi perkembangan suatu infark ada beberapa hal. Akibat yang
timbul karena penyumbatan pembuluh darah dapat berkisar dari efek yang nihil atau minimal,
sampai ke kematian suatu jaringan atau bahkan penderitanya. Faktor penentu utamanya
yaitu :
- Sifat pasokan vaskular. Berhubungan dengan ketersediaan pasokan darah alternative
yang merupakan faktor terpenting dalam menentukan penyumbatan pembuluh darah
akan mengakibatkan kerusakan.
- Tingkatan perkembangan oklusi (penyumbatan). Penyumbatan yang berkembang
lambat, kecil kemungkinan menyebabkan infark karena memberi waktu untuk
perkembangan jalur alternative.
- Kerentanan terhadap hipoksia, yaitu suatu keadaan kekurangan oksigen. Hal ini
memengaruhi kemungkinan terjadinya infark. Neuron mengalami kerusakan
ireversibel jika pasokan darahnya menghilang selama 3 hingga 4 menit saja.
DEHIDRASI
Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi (“hypohydration”) adalah keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam
keseimbanagn cairan (air) sebagai akibat dari pengeluaran air dari dalam tubuh lebih besar
dari pemasukan air ke dalam tubuh.
Penyebab Dehidrasi
Secara garis besar, dehidrasi disebabkan oleh 3 faktor, antara lain:
1. Kurangnya ion natrium (Na) atau disebut sodium depletion.
2. Kurangnya asupan air ke dalam tubuh, biasa disebut water depletion.
3. Gabungan keduanya.
Selain itu, terdapat beberapa penyebab lain yang perlu diketahui, yaitu:
1. Diare
2. Muntah
3. Penggunaan obat diuretik yang mengakibatkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air
dan garam
4. Panas yang berlebihan
5. Demam
Kurangnya asupan cairan karena penyakit tertentu, misalnya Diabetes dan Addison.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tbuh antara lain:
1. Usia
2. Temperatur lingkungan
3. Diet
4. Obat-obatan
5. Stress
6. Penyakit
Tanda-tanda Dehidrasi
Berikut ini adalah tanda-tanda seseorang berada di dalam kondisi dehidrasi:
1. Haus
Ini merupakan tanda yang paling umum dan awal. Rasa haus akan diikuti oleh mulut dan
tenggorokan yang terasa kering, serta lidah yang membengkak. Oleh karena itu, segeralah
minum air putih.
2. Jarang buang air kecil
Akibat dari tubuh yang kekurangan cairan, maka ginjal akan lebih sedikit dalam
memproduksi urin. Jumlah air yang sedikit di dalam tubuh mengakibatkan ginjal hanya
menyaring sedikit air saat proses pembuatan urun. Hal ini dikarenakan air yang sedikit itu
harus memenuhi asupan cairan bagi bagian tubuh lainnya. Urin pun akan sedikit kental
dan berwarna lebih kuning atau gelap.
3. Kulit tidak elastis
Ketidakelastisan kulit ini ditandai dengan kulit yang terlihat kering. Selain itu, saat kita
mencubit kulit, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.
4. Kepala terasa pusing dan berkunang-kunang
Selain kepala terasa pusing dan berkunang-kunang, tubuh juga terasa lelah dan
mengantuk Oleh karena itu, segera minum air putih sebanyak-banyaknya.
5. Sembelit
Dehidrasi dapat mengakibatkan sembelit karena jumlah cairan di dalam tubuh berkurang.
6. Tidak berkeringat
Seseorang tidak akan mengeluarkan keringat walaupun cuacanya sedang/sangat panas.
Macam-macam Dehidrasi
Berdasarkan penurunan berat badan yang terjadi, dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Dehidrasi ringan, yaitu penurunan cairan tubuh sebesar 5% dari dalam tubuh.
2. Dehidrasi sedang, yaitu penurunan cairan tubuh sebesar 5-10% dari dalam tubuh.
3. Dehidrasi berat, yaitu penurunan cairan tubuh lebih dari 10% dari dalam tubuh.
Berdasarkan banyaknya kehilangan volume air dan elektrolit, dehidrasi dibagi
menjadi 3, yaitu:
1. Dehidrasi isotonis, yaitu penurunan cairan tubuh yang setara dengan penurunan elektrolit.
2. Dehidrasi hipertonis, yaitu penurunan cairan tubuh lebih besar dari penurunan elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, yaitu penurunan cairan tubuh lebih kecil dari penurunan elektrolit.
Berdasarkan jenis zat yang dikeluarkan, dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Dehidrasi primer, yaitu kehilangan air dari dalam sel ke luar sel (dehidrasi intraseluler).
Pada dehidrasi jenis ini, seseorang kurang memasukkan cairan ke dalam tubuh (misalnya
minum). Kejadian tersebut menyebabkan timbulnya rasa haus. Hal ini biasa terjadi pada
orang-orang yang sedang menderita koma, tumor esophagus, hidrofobia, atau terdampar
di laut dan padang pasir.
2. Dehidrasi sekunder, yaitu kehilangan cairan tubuh yang mengandung zat-zat elektrolit
Pada dehidrasi jenis ini, seseorang terlalu banyak membuang cairan. Kejadian tersebut
tidak menimbulkan rasa haus. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang yang sedang
mengalami muntah berat atau diare berat.
Mekanisme Terjadinya Dehidrasi
Saat air yang hilang lebih banyak daripada air yang masuk, dehidrasi akan menstimulasi
rasa haus. Pengurangan volume darah akan membuat tekanan darah turun. Perubahan tersebut
akan menstimulasi ginjal melepaskan renin yang akan mempromosikan pembentukan
angiotensin II. Peningkatan impuls saraf dari osmoreseptor di hipotalamus akan memicu
peningkatan osmolaritas darah dan juga meningkatkan jumlah angiotensin II di dalam darah
yang keduanya akan menstimulasi pusat rasa haus di hipotalamus. Sinyal lain yang
menstimulasi rasa haus berasal dari neuron mulut yang mendeteksi kekeringan karena
pengurangan jumlah aliran saliva dan baroreseptor yang mendeteksi penurunan tekanan darah
pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan sensasi rasa haus akan memacu seseorang
untuk meningkatkan asupan airnya. Namun, terkadang sensasi rasa haus tersebut tidak terjadi
dengan baik atau akses air terbatasi sehingga dehidrasi yang signifikan mungkin akan
muncul. Hal tersebut sering terjadi pada orang tua, bayi, dan para orang yang mengalami
gangguan mental.
Dampak Dehidrasi
Jika tidak segera ditangani dapat membahayakan si penderita karena dapat berakibat menjadi
tidak sadar, koma, atau bahkan kematian. Berikut ini akan disebutkan dampak dehidrasi
berdasarkan jenis zat yang dikeluarkan:
1. Dehidrasi primer
Dampaknya adalah timbulnya oliguria (terangsangnya kelenjar Hipofisis untuk
mengeluarkan ADH), rasa haus, pengurangan secret saliva, dan melemahnya kondisi
tubuh.
2. Dehidrasi sekunder
Dampaknya adalah timbulnya nausea (mual), lelah, sakit kepala, muntah, kejang,
penurunan volume darah yang mengakibatkan tekanan darah rendah, dan gangguan asam-
basa.
Penanganan Dehidrasi
Apabila terjadi dehidrasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah:
1. Beri air minum dengan jumlah banyak untuk tahap dehidrasi ringan.
2. Beri asupan garam, khususnya natrium (Na) dan kalium (K), untuk yang kehilangan zat
elektrolit.
3. Mengkonsumsi minuman yang mengandung air, garam, dan elektrolit yang dijual.
4. Bagi penderita penyakit ginjal dan jantung harus berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
5. Bagi penderita yang dehidrasi karena kondisi tertentu, misalnya diare, harus dilakukan
penanganan juga terhadap penyakit diare yang bersangkutan.
Cara penanganan sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan banyak meminum
air putih minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari:
1. Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium,
sulfur, dan klorida.
2. Air berion
Berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion
bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses
metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah
beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
3. Jus buah
Jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut
penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi
dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih
tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat
berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
SYOK
Syok merupakan kondisi medis akibat perfusi jaringan yang tidak memadai dimana mampu
memperburuk hantaran oksigen, darah, nutrisi, dan lain-lain pada tubuh. Pada peta konsep ini
akan dibahas mengenai tahapan syok, gejala dan penyebab dari syok, klasifikasi (jenis) syok,
dan penanganan umum dari syok. Terdapat 3 (tiga) tahapan dari syok, yaitu:
1. Tahap Kompensasi
Syok pada tahap ini masih bersifat awal. Tubuh masih mampu menjaga fungsi
normalnya, dan biasanya individu yang mengalami syok ini masih terlihat normal.
2. Tahap Dekompensasi
Pada tahapan ini, syok membuat tubuh mulai tidak mampu mempertahankan fungsinya.
Tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital dan individu mulai kehilangan
kesadaran diri.
3. Tahap Ireversibel
Tahap ini telah terjadi kerusakan-kerusakan organ karena mekanisme pertahanan tubuh
mulai terganggu. Tubuh akan mengutamakan aliran darah hanya ke otak dan jantung.
Terjadinya syok diakibatkan oleh beberapa penyebab dan gejala umum yang timbul. Berikut
adalah gejala dan penyebab terjadinya syok:
Gejala:
1. Gelisah
2. Bibir dan kuku tampak kebiruan
3. Kulit lembab dan dingin
4. Pusing
5. Tekanan darah rendah
6. Denyut nadi yang cepat
7. Tidak sadarkan diri
8. Mual
Penyebab:
1. Pendarahan
2. Dehidrasi
3. Serangan Jantung
4. Gagal jantung
5. Infeksi
6. Reaksi alergi
7. Cedera tulang belakang
Syok itu sendiri memiliki beberapa klasifikasi atau jenis sesuai dengan penyebabnya masing-
masing, terdiri atas:
1. Syok Hipovolemik
Syok ini diakibatkan karena individu kekurangan cairan tubuh akibat dari pendarahan
maupun melalui gastrointestinal atau urinarius. Penyebab syok ini meliputi pendarahan,
diare, dehidrasi, dan mual.
2. Syok Kardiogenik
Syok ini ditandai dengan gangguan ventrikel kiri (pompa jantung utama) untuk
memompa darah akibat dari infark miokardium. Penyebab syok ini karena adanya
serangan jantung dan gagal jantung.
3. Syok Distributif
Syok ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis syok, yaitu:
a. Syok Neurogenik. Syok ini terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor dan perubahan
resistensi pembuluh darah sistemik akibat cidera.
b. Syok Anafilaktik. Terjadi akibat reaksi alergi dari tubuh terhadap obat-obatan maupun
sengatan serangga.
c. Syok Septik. Diakibatkan oleh infeksi. Pada umumnya adanya bakteri gram negatif
yang menyerang tubuh dan menyebabkan penurunan drastis tekanan darah.
Selanjutnya, terdapat beberapa penanganan umum syok yang dapat kita lakukan ketika
menangani pasien syok. Berikut adalah penangnan umum dari syok adalah:
1. Buka jalan napas pasien. Bisa dilakukan dengan memberikan napas buatan atau
selang oksigen.
2. Periksa pernapasan korban.
3. Periksa nadi dan cegah pendarahan.
4. Menjaga suhu tubuh pasien tetap hangat.
Daftar Pustaka
Price, Sylvia Anderson. (2002). Pathopysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. 6th
edition. St. Louis: Mosby.
Isselbacher, Kurt J. (1999). Harisson’s Principles of Internal Medicine. Singapore: McGraw-
Hill
Pringgoutomo, Sudarto; Himawan, Sutisna, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi I (Umum) Ed.1.
Jakarta : Sangung Seto.
Robbin, Stanley L; Kumar, Vinay. (2007). Buku Ajar Patologi Ed.7. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem (6th ed.).
Jakarta: EGC.
_____, "Iskemia Usus". website : http://meetdoctor.com/topic/iskemia-usus (diakses pada 12
September 2013 19.10 WIB)
Mitchell, dkk.(2006).Buku Saku Dasar Patofisiologis Penyakit Robbins & Contran ed
7. Terjemahan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tambayong, Jan. ( 1999). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From Cells to System. 5th Ed. California:
Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
http://macammacampenyakit.com/penyebab-dehidrasi-cara-mengatasi/. Setiyani, Ristin.
Penyebab Dehidrasi dan Cara Mengatasinya. Diakses pada tanggal 13 September 2013
pukul 09.50 WIB.
http://www.news-medical.net/health/Dehydration-What-is-Dehydration.aspx. Dehydration.
Diakses pada tanggal 9 September 2013 pukul 10.07 WIB.
www.pssplab.com. Irawan, M. Anwari. (2007). Cairan Tubuh, Elektrolit & Mineral. Vol. 1.
Diakses pada tanggal 15 September 2013 pukul 17.30 WIB.