Industri Mengeluhkan Harga Gas -...

1

Transcript of Industri Mengeluhkan Harga Gas -...

INDUSTRI 15Kontan Senin, 30 Juli 2018

nMANUFAKTUR

JAKARTA. Pelaku industri di Tanah Air sedang gundah gu-lana. Sebab, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ingin mengubah kontrak dengan menaikkan harga gas industri. Padahal, pebisnis berharap harga gas bisa lebih murah setelah PGN dan Pertagas bersatu dalam holding migas.

Kondisi ini menjadi tantang-an bagi industri yang menjadi-kan gas sebagai sumber bahan bakar utama, seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta keramik.

Bagi industri hulu tekstil, komponen gas menyumbang 20%-25% dari ongkos produk-si. Sedangkan bagi industri keramik, gas berkontribusi sebesar 30%-35% terhadap biaya produksi atau menjadi bahan baku utama.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta me-nyebutkan, setelah Pertagas

melebur ke PGN, kemungkin-an harga gas malah naik. "Be-lum ada kisaran kenaikannya, tapi pihak PGN sudah datang ke perusahaan dan meminta kontrak ulang," sebut Redma ke KONTAN, Kamis (26/7).

Produsen benang filamen seperti PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengharapkan harga gas bisa turun sesuai dengan Perpres Nomor 40/2016. "Harapannya agar harga bisa kompetitif setelah ada merger," ungkap Assis-tant President Director Cor-porate Communications POLY, Prama Yudha Amdan ke KONTAN, Kamis (26/7).

Perusahaan ini berharap pemerintah lebih ramah ter-hadap industri. Dengan mer-ger Pertagas-PGN yang berim-bas pada efisiensi dan harga gas yang kompetitif, POLY meyakini permintaan gas di kalangan industri akan ber-tumbuh. "Tentu ada korelasi-nya, konsumsi gas dapat naik memacu industri dan pada akhirnya perekonomian ber-gerak," sebut Yudha.

Ketua Umum Asosiasi Ane-ka Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga, mengatakan pe-bisnis keramik pernah me-minta setidaknya harga gas di area Jawa Barat dan Jawa Ti-mur bisa sama. Sebab, hingga saat ini perbedaannya bisa sebesar 13%, dimana harga gas di Jabar sekitar US$ 9,16 per mmbtu dan di Jatim seni-lai US$ 7,98 per mmbtu.

Ditambah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, menurut dia, pengusaha semakin tertekan. "Dengan fluktuasi ini, harga gas dengan dollar AS ini juga bakal mene-kan kami. Padahal komponen gas terhadap kontribusi pro-duksi kira-kira 30%," ungkap Elisa.

Saat ditanya ihwal PGN akan menaikkan harga gas in-dustri, Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim Jobi malah balik bertanya kepada KONTAN. "Boleh tahu, indus-tri (yang terkena kenaikan harga) yang dimaksud?" ung-kap dia kepada KONTAN, Ka-mis (26/7) lalu.

Saat dikonfirmasi kembali soal berapa kenaikan harga-nya, Jobi malah irit menjawab. "Saya cek dulu, nanti saya hu-bungi ya," ujar dia. Kabarnya, rata-rata harga gas naik dari semula US$ 8 per mmbtu menjadi US$ 9,5 per mmbtu.

Senada dengan asosiasi, pelaku industri seperti PT Ar-wana Citramulia Tbk (ARNA) juga menyebutkan persaingan lebih sehat akan tercipta de-ngan harga gas yang lebih baik bagi iklim industri. "Kami juga mohon perhatiannya soal har-ga gas yang lebih bersaing," sebut Edy Suyanto, Direktur Arwana kepada KONTAN, Ju-mat (26/7).

Kondisi saat ini, menurut Edy, industri keramik sudah cukup diterpa hambatan, mi-salnya impor keramik yang marak di dalam negeri. Dalam tiga tahun belakangan ini, im-por meningkat di pasaran.

Namun demikian, Arwana terus menggali potensi pasar baru di dalam negeri. Meski penjualan di segmen proyek dan properti bagi bisnis kera-

mik masih lesu, pasar ritel di-sinyalir masih bertumbuh.

Oleh karena itu, perusahaan yang berkode saham ARNA di Bursa Efek Indonesia ini be-rencana memperkuat jaringan distribusi ritelnya.

Arwana berencana menam-bah sub-distributor di luar Jawa. "Di semester kedua kami akan menambah sub-distributor di Aceh, Ambon, Singkawang dan Kupang un-tuk melengkapi 46 sub-distri-

butor yang telah tersebar di seluruh Indonesia," urai Edy.

ARNA juga menargetkan mampu memperkuat pasar ri-tel melalui outlet modern ba-han bangunan di kota-kota besar di Indonesia. n

Industri Mengeluhkan Harga GasPeleburan PT Pertagas dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ke dalam holding migas ternyata tidak menurunkan harga gas

Agung Hidayat, Febrina RI, Azis Husaini

Belum ada kenaikan harga, tapi PGN sudah

minta kontrak ulang.

Redma Gita Wiraswasta, Sekretaris Jenderal APSyFI

Komponen Harga Gas di Hilir dan Hulu

Komponen Hilir Gas

n Distribusi: US$ 1,5 per mmbtu

n Transmisi: US$ 0,89 per mmbtu

n Total cost di hilir: US$ 2,39 per mmbtu

Komponen Harga Gas Hulu

n PNBP: US$ 0,92 per mmbtu

n PPH: US$ 1,19 per mmbtu

n Kontraktor share: US$ 1,2 per mmbtu

n Opex dan Capex: US$ 2,6 per mmbtu

n Total harga gas hulu: US$ 5,9 per mmbtu

Sumber: SKK Migas

Realisasi Harga Gas di Jawa

n Jawa Barat US$ 9,14 per mmbtu

n Jawa Tengah US$ 9,14 - US$ 9,18 per mmbtu

n Jawa Timur US$ 8,01-US$ 8,05 per mmbtu

n Sumatra Utara US$ 9,95 per mmbtu

Sumber: Riset KONTAN

Industri Penerima Harga Gas US$ 6 per mmbtu (Perpres No 40/2016)

n Industri Harga Gas

n Baja US$ 6 per mmbtu

n Pupuk US$ 6 per mmbtu

n Petrokimia US$ 6 per mmbtu

n Keramik Di atas US$ 6 per mmbtu

n Kaca Di atas US$ 6 per mmbtu

n Sarung Tangan karet Di atas US$ 6 per mmbtu

n oleochemical Di atas US$ 6 per mmbtu

Sumber: Kementerian Perindustrian

langgeng
Rectangle
langgeng
Typewriter
30 Juli 2018, Kontan | Hal. 15