Industri Katalis Anorganik Berbasis Logam-makalah

26
MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA I “Industri Katalis Anorganik Berbasis Logam” Disusun Oleh : KELOMPOK 6 1. Nikko Eddy Sugiyanto ( 114.12.0002 ) 2. John Savero ( 114.12.0009 ) 3. Raihan Farizi ( 114.12.0011 ) 4. Szarien Veka Suftarama ( 114.12.0012 ) 5. Tirza Kasamira Frederica ( 114.12.0021 ) 6. Nuryana Amalia Putri ( 114.12.0031 ) 7. Ade Rizky Agustina ( 114.12.0038 ) Program Studi: Teknik Kimia

description

PIK 1

Transcript of Industri Katalis Anorganik Berbasis Logam-makalah

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA I

“Industri Katalis Anorganik Berbasis Logam”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

1. Nikko Eddy Sugiyanto ( 114.12.0002 )

2. John Savero ( 114.12.0009 )

3. Raihan Farizi ( 114.12.0011 )

4. Szarien Veka Suftarama ( 114.12.0012 )

5. Tirza Kasamira Frederica ( 114.12.0021 )

6. Nuryana Amalia Putri ( 114.12.0031 )

7. Ade Rizky Agustina ( 114.12.0038 )

Program Studi:

Teknik Kimia

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Jl. Raya Puspitek Serpong – Tangerang Selatan

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmatnya kepada kita sehingga proses penulisan makalah ini sudah terlaksanakan.

Teriring rasa kebahagiaan, disini kami akan menyampaikan diskusi kelompok kami yang

berjudul Industri Katalis Anorganik Berbasis Logam. Disini kami ingin menjelaskan dan

menganalisis berbagai hal mengenai produksi katalis anorganik yang bahan bakunya berupa

logam, termasuk didalamnya macam-macam katalis, manfaat katalis, dan proses produksinya

dalam industri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Serpong, 12 November 2013

(penyusun)

i | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

ISI....................................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Katalis..................................................................................................................3

2.2 Manfaat Katalis Anorganik Berbasis Logam.........................................................................3

2.3 Klasifikasi Katalis Anorganik Berbasis Logam.....................................................................6

2.4 Produksi dan Tahapan Proses Pembuatan Katalis Anorganik Berbasis Logam....................9

BAB III..........................................................................................................................................15

KESIMPULAN..............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

ii | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Katalis memainkan peranan penting dalam berbagai proses industri, seperti

industri energi, farmasi dan bahan kimia. Senyawa katalis sebagai salah satu unsur

terpenting dalam proses sintesis, baik organik maupun anorganik akan sangat menarik

untuk diteliti dan dimodifikasi, sehingga efisiensi dan aktifitas penggunaannya dapat

ditingkatkan serta efek samping yang ditimbulkan ke lingkungan dapat ditekan seminimal

mungkin (Clark, 2001)

Didalam katalis berbasis logam pada umumnya hampir semua logam transisi yang

dapat digunakan , karena logam transisi kaya akan elektron, telah mengisi orbital 3d dan

memiliki elektron tidak berpasangan sehingga mudah berikatan dengan atom lain.Unsur

transisi periode empat, terdiri atas 10 unsur, yaitu unsur dengan nomor atom 21 sampai

30. Unsur-unsur itu meliputi skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr),

mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan zink (Zn).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan katalis anorganik berbasis logam?

b. Apa saja manfaat dari katalis anorganik berbasis logam?

c. Bagaimanakah klasifikasi katalis anorganik berbasis logam yang ada?

d. Bagaimana produksi katalis logam dan tahapan proses pembuatan katalis anorganik

berbasis logam secara umum?

1 | P a g e

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian katalis anorganik berbasis logam

b. Mengetahui manfaat dari katalis anorganik berbasis logam

c. Mengetahui klasifikasi katalis anorganik berbasis logam yang ada

d. Mengetahui produksi dan tahapan proses produksi katalis anorganik berbasis logam

1.4 Manfaat Penulisan

a. Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa Institut

Teknologi Indonesia serta referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan cakrawala

pemikiran pembaca pada umumnya.

2 | P a g e

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu

tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (disebut

pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun

produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi

pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis

menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis

mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Katalis anorganik adalah katalis yang tersusun dari bahan anorganik atau bebas

dari ikatan C-C dan C-H.

Katalis anorganik berbasis logam adalah katalis anorganik yang mengandung

unsur logam, baik logam golongan A maupun logam golongan transisi.

2.2 Manfaat Katalis Anorganik Berbasis Logama) Peranan Pt-Rh-Pd/g-Al2O3 sebagai Catalytic Converter Gas Buang pada

Kendaraan Bermotor

Salah satu peranan katalis heterogen adalah Pt-Rh-Pd/g-Al2O3 sebagai katalis converter gas buang pada kendaraan bermotor. Catalytic converter merupakan alat yang digunakan sebagai kontrol emisi gas buang yang diletakkan setelah exhaust manifold pada sistem pembuangan kendaraaan bermotor (Husselbee, 1985). Katalis automotive ini pertama kali didesain pada tahun 1975 di US yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dengan cara mengkonversi gas karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) yang

3 | P a g e

merupakan gas buang dari reaksi pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna (Shelef, 2000).

Cara Kerja            :Alat katalitik konverter tersusun dari dua katalis , yaitu katalis reduksi (reduction catalyst) dan katalis oksidasi (oxidization catalyst). Kedua katalis ini di lapisi katalis logam, seperti platinum,rodium, dan palladium. Baik katalis reduksi maupun katalis oksidasi, struktur permukaannya di desain sedemikian rupa untuk memaksimalkan permukaan katalis sekaligus meminimalkan jumlah katalis yang di pakai. Perlu di ketahui, harga katalis logam mahal. Ada dua jenis struktur permukaan, yaitu struktur sarang lebah (honeycomb) dan keramik(ceramic beads). Struktur sarang lebah paling banyak di gunakan.Katalis reduksi berfungsi mengurangi emisi oksidasi nitrogen dengan cara mengubahnya menjadi gas nitrogen dan oksigen. Logam platinum dan rodium berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, ketika molekul NO atau NO2 bersinggungan dengan katalis logam, permukaan katalis memecah oksida nitrogen menjadi atiom nitrogen dan oksigen. Atom nitrogen di tahan di permukaan katalis. Sedangkan unsur oksigen di ubah menjadi molekul O2. Selanjutnya atom nitrogen yang bertahan dalam katalis berikatan dengan atom nitrogen lainnya sehingga membentuk gas nitrogen(N2).

Katalis oksidasi berfungsi mengubah senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar di ruang bakar dan karbon monoksida menjadi gas karbon di oksida dan uap air. Caranya dengan mengalirkan gas oksigen ke dalam katalitik konverter sehingga sisa senyawa hidrokarbon dan karbon monoksida akan bereaksi dengan gas oksigen. Reaksi karbon monoksida dan oksigenmenghasilkan karbon dioksida, sedangkan senyawa hidrokrbon akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan uapa air. Pada proses ini, laju reaksi yang terjadi di percepat oleh katalis platinum danpalladium.Untuk menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam katalitik konverter, ahli kimia menggunakan persamaan reaksi sebagai berikut.

                Katalis reduksi :                NOx à O2 + N2

                Katalis oksidasi:                2CO + O2 à 2CO2

                CxHy + ( x + y/4 )O2 à xCO2 + (y/2)H2O

4 | P a g e

Seluruh proses tersebut di kendalikan oleh alat yang memonitor arus gas buangan.

Informasi yang di peroleh di pakai lagi sebagai kendali sistem injeksi bahan

bakar. Sebuah alat sensor oksigen di letakkan di antara mesin dan konverter.

Sensor ini member informasi ke komputer mesin seberapa banyak oksigen yang

ada di saluran gas buangan. komputer akan mengurangi atau menambah jumlah

oksigen sesuai rasio udara bahan bakar. Sistem pengendalian membuat komputer

mesin memastikan kondisi mesin mendekati stoikiometri dan memastikan

ketersediaan oksigen di dalam saluran buangan unruk proses oksidasi hidrokarbon

dan karbon monoksida yang belum terbakar.

b) Pembuatan formaldehida

Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang

paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida

besi dan molibdenum serta vanadium.

c) Pembuatan Amoniak

Pembuatan amoniak dengan proses Haber-Bosch menggunakan katalis serbuk

besi. Katalis yang digunakan ini membutuhkan promotor, seperti K2O, Al2O3, dan

CaO.

d) Pembuatan Propilena

Pada pembuatan propilena digunakan katalis Ziegler-Natta. Katalis Ziegler-Natta

adalah campuran antara senyawa-senyawa titanium seperti titanium(III) klorida

5 | P a g e

atau titanium(IV) klorida dan senyawa-senyawa aluminium seperti aluminium

trietil. Katalis Ziegler-Natta dapat membatasi berbagai monomer mendatang ke

sebuah orientasi yang spesifik, hanya menambahkan monomer-monomer itu ke

rantai polimer jika mereka menghadap ke arah yang benar.

e) Pembuatan mentega

Pada pembuatan mentega digunakan katalis Nikel.

f) Pembuatan Asam Sulfat

Pada pembuatan asam sulfat (proses kontak) digunakan katalis Vanadium (V)

oksida (V2O5).

2.3 Klasifikasi Katalis Anorganik Berbasis Logam

a) Klasifikasi katalis secara umum

Katalis homogen

Katalis homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya. Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).

Contohnya :

Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3. Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O

Katalis heterogen

Katalis heterogen adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.

Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis tersebut.

Contohnya :

Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).

6 | P a g e

Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.

b) Klasifikasi berdasarkan komposisi

i. Metal

Contoh: Nikel, Besi

ii. Metal + Komponen Lain

Metal Oksida

Alloys: Raney Nikel (Alloy antara Nikel dan Aluminium)

iii. Logam + Support

Contoh: Nikel dengan support Alumina

c) Klasifikasi berdasarkan bentuk

i. Pellets

Dibuat pada tekanan tinggi.

Bentuk: Cylindrical, very uniform, dan rings

Size: 2-10 mm (diameter)

ii. Extrudates

Dibuat dengan penekanan melalui lubang

Penggunaan: Packed, tubular reactors, ebulating beds

iii. Spheres

Dibuat dengan cara aging liquid drop

Ukuran: 1-20 mm

Penggunaan: Packed tubular reactors, moving beds

iv. Granules

Dibuat dengan cara penghancuran (crushing) atau granulasi

partikel

Ukuran: 8-14 hingga 2-4 mesh

Penggunaan: Packed tubular reactors

7 | P a g e

v. Flakes

Berupa bubuk yang dikemas dalam wax

Penggunaan: Liquid phase reactors

vi. Powders

Merupakan hydrogel yang dikeringkan (spray-dried)

Ukuran <100 μm

Penggunaan: Fluidized reactors dan slurry reactors

d) Klasifikasi berdasarkan aplikasi reaksi

i. Katalis Reforming

Katalis yang digunakan dalam reaksi steam reforming. Contoh: Katalis

Cu/ZnO/Al2O3 dalam reaksi steam reforming methanol.

ii. Katalis Isomerisasi

Katalis yang digunakan dalam reaksi isomerisasi. Contoh: Katalis AlCl3

dalam reaksi isomerisasi paraffin-naftalen.

iii. Katalis Hydrocracking

Katalis yang digunakan dalam reaksi hydrocracking. Contoh: Katalis

NiMo/Al2O3 pada reaksi hydrocracking pada sintesis biogasoline.

iv. Katalis Sintetik

Katalis yang digunakan dalam reaksi sintesis suatu zat/bahan kimia.

Contoh: Katalis CuO/ZnO/Al2O3 dalam sintesis dimetil eter.

2.4 Produksi dan Tahapan Proses Pembuatan Katalis Anorganik Berbasis Logam

a) Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Produksi Katalis Anorganik Berbasis Logam

Inertness katalis yang dihasilkan

8 | P a g e

Properti mekanik katalis yang diinginkan, seperti resistensi, kekerasan, dan

kekuatan terhadap tekanan.

Porositas, meliputi ukuran rata-rata pori dan distribusi pori.

Luas Permukaan, semakin besar luas permukaannya maka semakin baik

Stabilitas, yaitu ketahanan terhadap sintering, racun katalis, dan fouling

Faktor ekonomi

b) Metode Produksi Katalis Anorganik Berbasis Logam

a) Presipitasi

Pada presipitasi, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencapai reaksi antara

sumber inti aktif nikel dengan penyangga alumina seperti di bawah ini :

Larutan garam + Penyangga logam hidroksida/karbonat di permukaan

penyangga

Metode ini paling umum digunakan untuk preparasi katalis karena umumnya

dikehendaki loading inti aktif yang relatif besar (Widiyarti & Rahayu, 2009).

Seperti terlihat pada proses deposisi inti aktif pada penyangga yang melalui proses

pengendapan, maka loading yang dapat dicapai dengan metode presipitasi

menjadi tidak terbatas.

Larutan garam yang digunakan dapat berbentuk larutan dari senyawa logam

oksalat, nitrat, sulfat, atau klorida. Larutan garam yang digunakan adalah larutan

nikel nitrat dan nikel klorida.

b) Impregnasi

Impregnasi merupakan metode deposisi yang paling sederhana dan simpel.

Tujuannya adalah untuk memenuhi pori dengan konsentrasi yang cukup untuk

memberikan loading yang tepat. Larutan dibuat dalam jumlah yang cukup untuk

mengisi pori dan harus didasarkan pada perhitungan volume pori pada preparasi

oksida tunggal, hanya saja larutan garam logam tidak mengalami perlakuan

pemanasan. Partikel penyangga dimasukkan dalam larutan garam logam dan

setelah larutan mengisi pori penyangga, dilakukan pengeringan dan kalsinasi.

9 | P a g e

Apabila loading yang dikehendaki belum terpenuhi, maka dilakukan perendaman

penyangga lagi untuk pengisian pori kembali sampai loading terpenuhi. Dengan

demikian, metode ini dapat memberikan loading sebesar volume pori yang

tersedia.

c) Pertukaran Ion

Pertukaran ion pada preparasi katalis sangat serupa dengan adsorpsi, akan tetapi

masuknya inti aktif melibatkan terjadinya pertukaran ion antara inti aktif dengan

ion yang telah berikatan kimia di permukaan katalis. Pertukaran ion selain

bertujuan untuk memasukkan inti aktif juga berguna dalam menghilangkan

senyawa berbahaya dan dapat juga menambah promoter. Karena pertukaran ion

hanya dapat terjadi antara inti aktif yang dimasukkan dengan ion yang terikat

secara kimia oleh katalis, maka loading yang dicapai sangat kecil tergantung

jumlah ion yang dapat dipertukarkan yang biasanya kurang dari 1% dari berat

katalis (Nasikin & Susanto, 2010). Metode ini memberikan loading yang paling

kecil di antara metode lainnya.

d) Adsorpsi

Penyangga yang berada pad larutan garam logam akan mengadsorpsi sejumlah ion

garam dan mengalami kesetimbangan mengikuti aturan adsorpsi isotermis.

Adsorpsi merupakan metode yang dipilih untuk mendeposisikan inti aktif dengan

loading kecil yaitu berkisar < 5%. Loading yang didapat dengan metode ini

dipengaruhi kesetimbangan dan kejenuhan adsorpsi.

c) Bahan Baku dalam Proses Pembuatan Katalis Anorganik Berbasis Logam

i) Logam

Logam golongan A

Logam golongan A yang umum digunakan sebagai katalis adalah logam

Aluminium.

Logam Transisi

10 | P a g e

Terdapat beberapa pendapat mengenai unsur transisi, tetapi pengertian

yang lebih umum menyatakan bahwa unsur transisi merupakan kelompok

unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik unsur. Pendapat

lain juga menyatakan bahwa unsur transisi merupakan sekelompok unsur

yang mempunyai sekurang-kurangnya sebuah ion dengan orbital d belum

terisi penuh.

Unsur transisi ini digolongkan menjadi dua, yaitu unsur transisi bok d

yang memiliki subkulit d terisi tidak penuh dan unsur transisi dalam yang

memiliki subkulit f terisi tidak penuh. Unsur transisi periode empat, terdiri

atas 10 unsur, yaitu unsur dengan nomor atom 21 sampai 30. Unsur-unsur

itu meliputi skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr),

mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan zink

(Zn).

Senyawa komplek logam transisi telah banyak dipelajari sebagai katalis

yang menunjukkan aktifitas katalitik yang baik pada fasa homogen atau

fasa heterogen. Karena beberapa kekurangan yang dimiliki oleh katalis

homogen, maka dilakukan peng-grafting-an pada berbagai macam

material pendukung organik dan anorganik. Proses grafting ini berhasil

dilakukan yang ditandai dengan aktifitas katalitiknya dalam berbagai

macam reaksi kimia, seperti reaksi polimerisasi, reaksi siklopropanasi,

reaksi oksidasi, dan reaksi isopropilasi dengan kemampuan konversi yang

relatif besar

Pada umumnya hampir semua logam transisi dapat digunakan untuk

katalis, karena logam transisi kaya akan elektron, telah mengisi orbital 3d

dan memiliki elektron tidak berpasangan sehingga mudah berikatan

dengan atom lain. Salah satunya adalah logam Ni yang mempunyai

konfigurasi elektron [Ar] 3d84s2 yang banyak digunakan sebagai katalis

hidrogenasi alkena [5-9]. Katalis logam nikel mempunyai aktivitas dan

selektivitas yang baik dalam suatu reaksi, namun fasa aktif katalis nikel

sendiri tidak memiliki permukaan yang luas, sehingga reaksi menjadi tidak

11 | P a g e

efektif dan efisien karena tidak seluruh pusat aktifnya dapat mengadakan

kontak dengan reaktan.

Biasanya serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada

hidrogenasi (pemadatan) minyak kelapa, juga pada cracking minyak bumi.

ii) Sodium Karbonat

Sodium karbonat digunakan pada proses pembuatan katalis anorganik

berbasis logam, yaitu pada proses presipitasi, dimana sodium karbonat

berperan sebagai agen presipitasi.

d) Tahapan Proses Produksi Katalis Anorganik Berbasis Logam (Metode Presipitasi)

Katalis Logam + Komponen Lain

Deskripsi Proses:

a) Presipitasi

12 | P a g e

Pertama-tama larutan logam disesuaikan pH nya sehingga dapat

terjadi pengendapan hingga kondisi larutan menjadi lewat jenuh,

yaitu dengan menambahkan larutan basa.Selanjutnya, larutan

garam logam (metal salt), misalnya larutan Nikel nitrat, larutan

penyangga berupa alumina dan larutan pengendap Sodium

karbonat dialirkan ke tangki presipitasi. Di dalam tangki

presipitasi, kedua larutan tersebut mengalami proses presipitasi.

Proses ini disertai proses ageing atau pendiaman. Dari proses

presipitasi dan ageing ini, dihasilkan endapan Nikel (II) karbonat.

NiNO3 + Na2CO3 NiCO3 + NaNO3

b) Filtrasi

Endapan hasil presipitasi difiltrasi/disaring sehingga terjadi

pemisahan padatan (cake) dan cairan/liquidnya. Dalam proses ini

juga terjadi pencucian/washing dari cake.

c) Drying dan Kalsinasi

Selanjutnya dilakukan proses drying. Proses ini bertujuan untuk

mengurangi kadar air dari padatan yang telah diolah dari proses

filtrasi. Selanjutnya, padatan akan mengalami proses kalsinasi.

Pada proses kalsinasi, padatan dimasukkan ke dalam calciner

dengan suhu 1250oC. Tujuan dari proses kalsinasi ini adalah untuk

menghilangkan kandungan bahan organic pada padatan.

d) Milling

Dari unit drying dan kalsinasi, padatan yang terbentuk dihaluskan

dengan alat penghancur (milling) sehingga terbentuk partikel

padatan yang lebih halus.

e) Forming

13 | P a g e

Forming adalah proses pemberian bentuk pada katalis. Katalis

dibentuk sesuai dengan produk yang diinginkan, bentuknya dapat

berupa pellets, granule, flakes, dll.

Produksi Katalis Logam

Pada dasarnya proses pembuatan katalis logam sama saja dengan

pembuatan katalis dengan komposisi logam + komponen lain. Hanya saja

setelah proses forming ditambahkan proses reduksi/aktivasi. Tujuan dari

proses ini adalah untuk mendapatkan bentuk aktif/material aktif dari

katalis, yaitu berupa inti logam. Proses ini terjadi pada suatu unit calciner

dengan bantuan gas hydrogen.

Produksi Katalis Logam + Penyangga

Pada dasarnya proses pembuatan katalis logam + penyangga sama saja

dengan pembuatan katalis dengan komposisi logam + komponen lain.

Hanya saja pada proses presipitasi, ada penambahan larutan penyangga

(misalnya berupa alumina).

14 | P a g e

BAB III

KESIMPULAN

1. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu

tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.

Katalis anorganik berbasis logam adalah katalis anorganik yang mengandung unsur

logam, baik logam golongan A maupun logam golongan transisi.

2. Manfaat katalis antara lain sebagai catalytic converter gas buang pada kendaraan

bermotor, pembuatan formaldehida, amoniak, propilena, mentega,dan asam sulfat.

3. Klasifikasi katalis secara umum terdiri dari katalis homogen dan heterogen. Selain

itu, katalis logam dapat dikelompokkan juga berdasarkan komposisi, bentuk, dan

aplikasi reaksi.

4. Produksi katalis logam berbahan baku: logam, Sodium karbonat, dan bahan

tambahan. Proses produksi katalis logam secara umum terdiri dari presipitasi, filtrasi,

drying, kalsinasi, milling, forming, dan reduksi/aktivasi.

5.

15 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Haerudin, Hery , Waskitoaji, Wihatmoko, dan Usman. 2003. Pengaruh Temperatur Reduksi Terhadap Aktivitas Katalis Ni Dengan Pendukung TiO2, Al2O3 dan Campuran TioO2, Al2O3 Pada Reaksi Metanasi CO2 dalam Indonesian Journal of Chemistry.

Hendri. 2012. Pengaruh Garam Prekursor terhadap Aktivitas Katalis NiO/ϒ-Al2O3 yang Digunakan dalam Reaksi Hidrogenasi Minyak Jarak. Depok: Universitas Indonesia Press.

King Lun Yeung. 2004. Catalyst Design and Preparation. Hongkong: Department of Chemical Engineering Hong Kong University of Science and Technology.

Lloyd, Laurie. 2011. Handbook of Industrial Catalyst. New York: Springer.

Susanto, Bambang Heru dan Nasikin, Mohammad. 2010. Katalisis Heterogen, Ed. 1. Depok: UI Press.

Catalyst Preparation and Manufacture, diakses dari

http://www.ch.ntu.edu.tw/~cymou/catalyst94/chap4-Catalyst%20.pdf (pada 28 November 2013)

16 | P a g e