Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

35
INDUSTRI FEEDLOT LECTURE NOTE Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

description

industri feedlot membahas manajemen pada industri feedlot sapi potong melalui pendekatan ilmu nutrisi dan pakan ruminansia

Transcript of Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Page 1: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

INDUSTRI FEEDLOT

LECTURE NOTE

Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto

2013

Page 2: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

NUTRISI SAPI PADA INDUSTRI FEEDLOT

Oleh : Satrijo Widi Purbojo, Ph.D.

A. Overview

Mata kuliah Industri Feedlot merupakan mata kuliah pilihan yang bisa diambil

oleh mahasiswa jurusan produksi ternak, jurusan nutrisi dan makanan ternak dan

jurusan sosial ekonomi peternakan. Oleh karena mahasiswa berasal dari jurusan yang

berbeda, maka pemahaman awal tentang nutrisi sapi sangat beragam. Untuk

menyamakan persepsi mahasiswa sebelum masuk ke masalah pokok, maka overview

tentang nutrisi sapi perlu disampaikan.

Apakah itu nutrien ?

Nutrien adalah bagian-bagian dari makanan yang digunakan oleh mahluk hidup

untuk pertumbuhan, mempertahankan hidup pokok dan aktifitas fungsi-fungsi

tubuh. Nutrien terdiri atas : karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

Apakah itu karbohidrat ?

Karbohidrat adalah zat makanan sumber energi yang tersusun atas unsur C,H dan O.

Karbohidrat merupakan sumber utama dalam ransum sapi yang terdiri dari pati dan

selulose.

Apakah itu protein ?

Protein adalah zat makanan yang tersusun atas asam-asam amino esensial dan asam-

asam amino non esensial. Unsur utama protein adalah N. Protein dibutuhkan oleh

mahluk hidup untuk pertumbuhan otot dan jaringan tubuh. Ternak ruminansia dapat

memproduksi beberapa asam amino melalui aktivitas mikroba rumen, guna

memenuhi sebagian kebutuhan protein tubuhnya.

Apakah itu mineral ?

Mineral adalah elemen-lemen alami berupa unsur-unsur kimia yang dibutuhkan

mahluk hidup untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh. Kekurangan salah satu unsur

mineral mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh tertentu. Mineral yang

dibutuhkan ternak adalah Na, Ca, P, Fe, Cu, K, Mn, Mg, Zn, Mo, Se, I dan Co.

Dalam penyusunan ransum sapi, hanya Na dan Ca yang diperhitungkan sedangkan

yang lain adalah trace mineral (dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit).

Apakah itu vitamin ?

Vitamin adalah komponen yang bertanggungjawab terhadap beberapa fungsi tubuh.

Vitamin digolongkan sebagai vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble) misalnya

vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin yang tidak larut dalam lemak (water

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 2

Page 3: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

soluble) adalah vitamin B dan C. Masing-masing vitamin mempunyai fungsi yang

spesifik, misalnya vitamin A untuk pemeliharaan fungsi mata, vitamin D untuk

membantu proses pembuatan tulang dsb.

Apakah itu feed additive ?

Feed additive adalah suatu bahan yang tidak mempunyai nilai nutrisi, yang

dicampurkan dalam ransum untuk maksud-maksud tertentu. Beberapa jenis feed

additive yang biasa dicampurkan dalam ransum adalah :

a. Antibiotics: untuk pencegahan penyakit (disease prevention)

b. Coccidiostats: untuk mengontrol parasit

c. Xanthophyll: untuk membuat agar warna kuning telur menjadi cerah

d. Hormones: untuk memacu pertumbuhan (increase growth)

e. Tranquilizers: agar ternak menjadi tenang tidak stress (calm nerves), khususnya

pada saat pengangkutan (cattle, turkeys)

f. Antioxidants: untuk mencegah ransum menjadi tengik (rancid)

g. Pellet Binders: untuk membuat pelet berbentuk butiran (keep in pellet form)

h. Flavoring Agents: untuk membuat agar ransum rasanya enak (make taste better)

Nutrien apa yang memberikan energi utama pada ternak ?

Karbohidrat (CHO) yang terdiri dari pati dan selulose; fat atau lemak.

Nilai energi lemak adalah 2,5 kali dari nilai energi karbohidrat. Energi adalah

bagian terbesar bahan penyusun ransum. Sapi yang sedang tumbuh (steer)

membutuhkan energi sampai 90% dari ransumnya. Kebutuhan energi diukur dalam

kalori atau TDN (Total Digestible Nutrients)

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 3

Page 4: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Apakah itu ruminansia ?

Ruminansia adalah ternak yang mempunyai lebih dari satu perut, mengunyah

kembali makanan yang telah masuk ke dalam perut. Sapi, kerbau, domba dan

kambing adalah ruminansia yang mempunyai 4 perut yaitu : rumen, omasum,

abomasum dan reticulum.

Mikroba rumen dapat memproduksi sendiri kebutuhan vitamin B, sehingga dalam

ransum ruminansia tidak perlu ditambah vitamin B. Mikroba rumen juga dapat

memproduksi beberapa protein apabila diberikan nitrogen dan karbohidrat dengan

benar.

Berapa banyak kebutuhan pakan seekor ternak ?

Sangat tergantung kepada keadaan ternak itu sendiri. Ternak yang sedang bunting,

menyusui, bekerja ataupun sedang dalam masa pertumbuhan mempunyai kebutuhan

pakan yang berbeda.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi asupan pakan (feed intake) ?

a. Faktor internal

Adalah faktor yang berasal dari kondisi internal ternak itu sendiri. Misalnya :

1. Gastric distension : adanya tekanan yang kuat pada rongga perut akan

menurunkan asupan pakan (mislanya kembung perut / bloat)

2. Glucostatic theory: pada kondoisi glukosa darah tinggi, nafsu makan akan

turun

3. Thermostatic control: ternak akan makan untuk mempertahankan panas

kehangatan tubuh dan akan berhenti makan untuk mencegah terjadinya

hyperthermia

4. Lipostatic control: kandungan asam lemak yang tinggi dalam tubuh akan

menurunkan nafsu makan

b. Faktor fisiologis

Adalah faktor yang berasal dari kondisi/status fisiologis apakah ternak sedang

tumbuh, estrus, bunting, menyusui, kegemukan ataupun sakit.

1. Growth: ternak yang sedang tumbuh persentase asupan pakannya lebih tinggi,

berdasarkan persentase BK per bobot badan

2. Obesity: kegemukan akan mengakibatkan asupan pakan menurun, karena

gastro intestinal space terdesak oleh abdominal mass

3. Estrus: ternak yang sedang birahi akan kehilangan nafsu makan

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 4

Page 5: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

4. Pregnancy: ternak yang sedang bunting akan meningkat asupan pakannya

pada saat pertengahan kebuntingan, kemudian menurun pada akhir

kebuntingan dan menurun drastic pada saat persalinan

5. Lactation: asupan pakan dari ternak yang sedang menyusui/laktasi meningkat

seiring dengan kebutuhan untuk memproduksi susu

6. Disease: ternak yang sakit umumnya nafsu makannya turun

c. Faktor dietari

1. Energy concentration: ketika kandungan energi pada ransum tinggi, asupan

pakan cenderung menurun

2. Rate of passage / digestibility: hay kualitas jelek yang digiling halus akan

meningkatkan asupan pakan, namun akan menurunkan kecernaannya karena

pakan melalui system pencernaan lebih singkat waktunya.

3. Warna, bentuk, bau dan rasa akan mempengaruhi asupan pakan

4. Water intake: menurunnya asupan air akan mengakibatkan menurunnya pula

asupan pakan, dan sebaliknya.

d. Faktor lingkungan

1. Cold environments: pada kondisi lingkungan yang dingin, biasanya ternak

makan lebih banyak untuk memelihara kehangatan tubuh

2. Hot environments: pada kondisi lingkungan yang panas, biasanya ternak

makan lebih sedikit untuk mencegah terjadinya panas tubuh yang berlebihan

3. Photoperiod: kebanyakan ternak makan selama lingkungannya terang

4. Social factors: ternak akan termotivasi makan apabila melihat temannya

makan.

Bagaimanakah pencernaan energi pada rumen ?

Pada rumen, mikroba mencerna selulose dan hemiselulose yang berasal dari

hijauan dan pati yang berasal dari biji-bijian menghasilkan produk kaya energi

yang disebut volatile fatty acids (VFA) yang kemudian akan diserap oleh dinding

rumen. VFA adalah sumber utama energi bagi ternak. Sebagian pati tidak dicerna

didalam rumen dan mengalir melewati perut sejati (abomasum) menuju usus kecil

(small intestine) dimana pati dipecah secara enzimatis kemudian diserap.

Species-species mikroba rumen mempunyai spesialisasi dalam memecah pati

ataupun selulose. Ketika pakan mengandung hijauan/roughages yang tinggi,

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 5

Page 6: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

selulose/serat kasar yang dicerna oleh mikroba mendominasi. Sedangkan apabila

pakan mengandung bijian yang tinggi (konsentrat), jumlah pati yang dicerna

mikroba meningkat.

Perubahan komposisi ransum antara hijauan/rougahges dan bijian/konsentrat

hendaknya dilakukan secara berjenjang untuk memberi waktu kepada populasi

mikroba rumen beradaptasi. Waktu 2 minggu dibutuhkan untuk adaptasi perubahan

komposisi ransum.

Biji-bijian mempunyai laju pemecahan yang bervariasi di dalam rumen. Hal

ini berkaitan dengan struktur kimia dari pati dan struktur fisik dari bisian itu

sendiri. Sebagai contoh, jagung kering terdegradasi di dalam rumen lebih lambat

dibanding dengan jagung yang kandungan airnya tinggi ataupun gandum kering.

Hal ini berimplikasi kepada bagaimana kita harus mempertahankan/memelihara

kesehatan/kemampuan rumen apabila kita memberikan pakan yang mengandung

tinggi biji-bijian pada ransum feedlot.

Bagaimanakah pencernaan protein pada rumen ?

Protein kasar (PK) atau Crude protein (CP) terdiri atas true protein dan non-

protein nitrogen (NPN). Kecepatan pencernaan protein di dalam rumen sangat

tergantung kepada bagaimana tingkat kelarutan protein dalam cairan rumen. Protein

yang tingkat kelarutannya tinggi, lebih mudah dicerna oleh mikroba rumen dari

pada protein yang tidak larut dalam cairan rumen. Nonprotein nitrogen (NPN)

seperti urea dan ammonia mempunyai tingkat kelarutan 100% di dalam rumen.

Mikroba rumen menggunakan nitrogen yang masuk ke dalam rumen untuk

membentuk protein mikroba. Selanjutnya mikroba bersama dengan digesta

berpindah dari rumen ke lower digestive tract, di mana mereka akan dicerna dan

diserap oleh hewan.

Sebagian besar protein yang tidak larut dalam cairan rumen (bypass or

escape protein) melewati lower digestive tract, tanpa mengalami perubahan.

Protein tersebut selanjutnya akan dicerna secara enzimatis dan dicerna pada small

intestine. Pencernaan bypass protein sangatlah efisien dan merupakan komponen

penting dalam penyusunan ransum untuk sapi-sapi yang bertumbuh dengan cepat

(penggemukan).

Aktivitas mikroba rumen dalam memecah dan membentuk dietary protein

merupakan implikasi penting bagi ternak ruminansia, yaitu :

Ternak ruminansia dapat bertahan hidup pada kondisi pakan yang jelek

kualitasnya, rendah biaya kebutuhan proteinnya dibandingkan dengan ternak

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 6

Page 7: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

monogastrik karena mikroba rumen dapat meningkatkan kualitas protein

dengan memproduksi asam amino yang terbatas.

Ternak ruminansia dapat menggunakan sumber protein yang murah berupa

non-protein nitrogen seperti urea dalam ransumnya, sebagai substitusi protein.

Agar pertumbuhan ternak optimum, keseimbangan antara protein yang larut

dalam rumen (soluble protein) termasuk non-protein nitrogen (NPN) dan protein

yang tidak larut dalam rumen (bypass protein) harus diperhatikan. Ransum dengan

kandungan tinggi protein larut dalam rumen (soluble protein) atau NPN tidak

dapat mencukupi kebutuhan protein pada small intestine. Sedangkan ransum

dengan kandungan tinggi bypass protein tidak dapat mencukupi kebutuhan nitrogen

bagi mikroba rumen untuk pertumbuhan mikroba dan pencernaan pakan yang

efisien. Ransum yang optimum biasanya mengandung 30-40% bypass protein dan

60-70% rumen soluble protein. Kurang dari 30% total protein dapat dipenuhi dalam

bentuk NPN.

Agar mikroba rumen dapat menggunakan NPN, kecukupan akan karbohidrat

yang larut air (soluble carbohydrates) seperti pati harus tersedia dalam ransum.

Tanpa adanya energi yang cukup pada ransum, kapasitas mikroba rumen untuk

mengunakan NPN akan sangat berat. Kelebihan NPN akan diserap oleh hewan

dalam bentuk ammonia dan diekskresikan melalui urine, keringat dan paru-paru

(pernafasan). Apabila kandungan NPN dalam ransum terlalu tinggi, maka

keracunan akan terjadi (urea poisoning).

B. Bahan pakan

Ternak ruminansia biasanya mengkonsumsi pakan dalam bentuk hijauan

(roughage) dan pakan penguat/bijian (concentrate) . Pakan hijauan kandungan serat

kasarnya tinggi dan rendah kandungan energinya. Sebaliknya pakan konsentrat

kandungan serat kasarnya rendah dan tinggi kandungan energinya.

Ternak sapi dapat memanfaatkan bahan pakan yang bervariasi. Bahan pakan

diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok berdasarkan kandungan nutrisi dan

bentuk fisiknya. Beberapa bahan pakan yang umum dikelompokkan ke dalam 4

kelompok sebagai berikut :

1. Roughages, -- hijauan pakan ternak baik segar maupun kering (hay). Bahan pakan

kelompok ini berasal dari rumput, leguminosa dan browse/rambanan. Secara umum

kandungan serat kasarnya tinggi dan kandungan energinya rendah sampai sedang.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 7

Page 8: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Kandungan proteinnya variasinya lebar tergantung kepada species hijauan dan

umur hijauan.

2. Grains, -- bahan pakan yang berasal dari biji-bijian. Bahan pakan kelompok ini

secara umum mempunyai kandungan energi yang tinggi dan kandungan serat

kasarnya rendah. Kebanyakan bahan pakan kelompok ini kandungan proteinnya

moderate/sedang, misalnya jagung, oat, barley, bulgur, shorgum dsb.

3. Oilseeds, -- bahan pakan yang berasal dari biji-bijian yang bisa diambil minyaknya

seperti kedelai dan canola meal. Bahan pakan kelompok ini umumnya mempunyai

kandungan protein dan energi yang tinggi. Sedangkan kandungan serat kasarnya

bervariasi tergantung species tanaman, umur dan bagian biji mana yang digunakan.

4. Byproducts, -- bahan pakan yang merupakan limbah pertanian ataupun limbah

industri. Limbah pertanian yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak adalah

jerami padi, bekatul, batang/daun jagung sisa panen, batang/daun kedelai sisa

panen, kulit biji coklat dsb. Sedangkan limbah industri yang biasa digunakan

sebagai pakan ternak adalah ampas tahu, onggok, bungkil kelapa, bungkil kedelai,

ampas bir, ampas nanas, roti afkir dsb. Bahan pakan kelompok ini mempunyai

kandungan nutrisi yang bervariasi, namun umumnya mempunyai kandungan

moisture/kadar air yang tinggi.

Pada industri feedlot, pakan yang diberikan kepada ternak sebagian besar (80-

90%) berupa konsentrat dan sebagian kecil (10-20%) berupa roughage/hijuan.

Roughage yang diberikan dapat dalam bentuk segar, ataupun dalam bentuk awetan

seperti hay maupun silase.

Konsentrat untuk sapi mengandung serat kasar yang rendah, kandungan

karbohidratnya (CH) tinggi, namun kandungan protein kasarnya (CP) tidak terlalu

tinggi. Konsentrat dibedakan menjadi bentuk tepung, butiran dan pellet. Masing-

masing bentuk mempunyai keunggulan dan kelemahan, namun sampai saat ini bentuk

pelletlah yang paling unggul dan sering digunakan oleh peternak. Konsentrat dapat

dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu :

1. Biji-bijian dari jenis graminae (cerealia) dan hasil samping dari pengolahannya.

Sebagai contoh : jagung, sorghum, gandum, bekatul, dedak jagung, polard dan

limbah pembuatan bir.

2. Bungkil. Sebagai contoh : bungkil kedele, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa,

bungkil biji kapok dan bungkil kelapa sawit.

3. Biji-bijian leguminosae. Sebagai contoh : kacang tanah, kacang hijau dan buncis.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 8

Page 9: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

4. Umbi-umbian dan akar kering. Sebagai contoh : ketela pohon, ubi jalar dan

kentang.

5. Tepung daun. Sebagai contoh : tepung daun lamtoro, tepung daun alfafa dan

tepung rumput-rumputan

6. Hasil samping pabrik gula. Sebagai contoh : molases dan sisa bit gula.

7. Produk hewan. Sebagai contoh : tepung ikan, tepung darah, tepung tulang, tepung

daging, tepung bulu, tepung sisa produk unggas dan sisa produk susu kering.

Jenis konsentrat yang sudah umum digunakan dan tersedia di pasaran untuk

industri feedlot di Indonesia adalah : ampas bir, ampas nanas, ampas tahu, biji kapas,

bungkil kelapa, polong kulit coklat, dedak, jagung giling kasar, onggok, pollard, tetes

(molases) dan tepung ikan. Komposisi beberapa hijauan pakan dan beberapa bahan

pakan konsentratdi Indonesia untuk formulasi ransum pemeliharaan dan pertumbuhan

sapi tersaji dalam Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 : Komposisi beberapa hijauan pakan di Indonesia untuk formulasi ransum pemeliharaan dan pertumbuhan sapi

Pakan Hijauan BK%

Energi%

Protein%

SK%

Calcium%

Phospor%

Jerami padi 86,0 39,0 3,7 35,9 1,42 0,21

Rumput Gajah 18,0 51,0 9,1 33,1 0,51 0,51

Rumput Raja 22,0 54,0 13,5 34,1 0,52 0,50

Jagung muda 22,0 58,0 8,0 25,7 0,28 0,14

Tabel 2 : Komposisi beberapa bahan pakan konsentratdi Indonesia untuk formulasi ransum pemeliharaan dan pertumbuhan sapi

Pakan Konsentrat BK%

Energi%

Protein%

SK%

Calcium%

Phospor%

Ampas nanas 20,0 68,0 3,4 14,5 0,26 0,09

Bungkil kelapa 86,0 73,0 21,6 12,1 1,65 0,21

Dedak halus 86,0 81,0 13,8 11,6 0,12 1,51

Kulit buah coklat 88,9 47,0 14,6 33,0 0,12 1,51

Onggok 88,7 69,0 1,2 3,7 0,15 0,15

Polard 88,4 86,0 18,7 7,7 0,10 0,90

Tetes 77,0 53,0 5,4 10,0 1,09 0,12

Jagung kuning 86,0 80,0 10,3 2,5 0,03 0,26

Ampas tahu 16,3 78,0 23,7 23,6 0,28 0,66

Biji kapas 86,0 74,3 22,1 19,7 0,15 0,44

Biji kapuk 86,0 74,0 31.7 24,0 0,47 0,26

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 9

Page 10: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Tepung ikan 86,0 69,0 61,2 6,61 4,34

Urea 90,0 250

C. Strategi pemberian pakan

Pemberian pakan terhadap ternak-ternak sapi pada industri feedlot, pada

prinsipnya bertujuan untuk :

» Mendapatkan ternak dengan laju pertumbuhan yang tinggi

» Konversi pakan selama proses penggemukan rendah atau efisien

» Biaya pakan untuk pertambahan bobot badan seekonomis mungkin dan murah

» Produksi karkas terutama daging yang maksimal

» Kualitas karkas dan daging yang baik

» Harga daging yang dipasarkan menguntungkan dan sesuai dengan selera konsumen.

Untuk mencapai sasaran atau tujuan tersebut, ada beberapa strategi yang harus

dilakukan yaitu:

1. Untuk mendapatkan ternak dengan laju pertumbuhan yang tinggi maka pemilihan

ternak bakalan harus selektif, dengan kriteria ternak sapi pada posisi umur, dengan

laju pertumbuhan yang cepat, antara lain pada usia sekitar pubertas. Umumnya sapi

berumur 2-2,5 tahun.

2. Untuk mendapatkan pertumbuhan kompensasi dengan laju pertumbuhan yang lebih

tinggi dari keadaan normal, dipilih sapi bakalan yang kurus tapi sehat. Kondisi

kurus bukan karena stress lingkungan atau kekurangan pakan.

3. Individu dan bangsa sapi yang dipilih dari bangsa sapi tipe potong dengan adaptasi

yang baik di daerah tropis.

4. Formulasi ransum yang diberikan pada sapi diusahakan dengan mempertimbangkan

pola pertumbuhan jaringan tubuh (komponen karkas) yang mengacu pada produksi

daging sesuai selera konsumen. Imbangan nilai nutrisi antara konsumsi energi dan

protein perlu diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan jaringan muskulus dan lemak.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 10

Page 11: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

5. Efisiensi penggunaan pakan diefisienkan dengan memanipulasi mikroba rumen

(perlakuan defaunasi, penggunaan antibiotika, probiotik, amoniasi urea dan lain-

lain).

6. Hal ini mengingat struktur alat pencernaan yang spesifik dari ruminansia,

memberikan keunggulan tersendiri dalam kapasitasnya sebagai ternak yang mampu

memanfaatkan hijauan berkadar serat kasar tinggi dan tidak bersaing dengan

kepentingan manusia.

Secara faali ternak ruminansia seperti sapi, pakan utamanya adalah roughage/

hijauan, sedangkan pakan konsentrat hanyalah sebagai pelengkap. Pada industri

feedlot, di mana pertumbuhan bobot badan dipacu cepat, maka energi dan protein yang

dibutuhkan dari asupan pakan harus mencukupi. Apabila kita hanya mengandalkan

pakan utama dari hijauan, maka tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Oleh karena pola

pemberian pakan harus di rubah, di mana konsentrat yang mempunyai kandungan

energi dan protrein yang tinggi sebagai pakan utama dan hijauan sebagai pakan

pelengkap.

Sapi-sapi bakalan impor atau sapi-sapi bakalan yang diperoleh dari peternakan

inti, pada umumnya telah terbiasa makan konsentrat, sehingga peternak plasma tinggal

melanjutkan memberikan pakan sampai mencapai proporsi 80% konsentrat dan 20%

hijauan. Sedangkan sapi-sapi bakalan yang diperoleh dari pasar hewan ataupun

peternak di pedesaan, pada umumnya belum terbiasa makan konsentrat dalam jumlah

banyak. Agar tidak terjadi gangguan metabolisme, perubahan pola pakan harus

dilakukan secara gradual/bertahap agar rumen sapi mempunyai cukup waktu untuk

beradaptasi. Waktu yang digunakan untuk adaptasi perubahan pola pakan adalah

sekitar 2 minggu, dengan tahapan sebagai berikut:

Tahap 1, -- hari ke 1-3 diberi konsentrat 20% dan hijauan 80%

Tahap 2, -- hari ke 4-7 diberi konsentrat 40% dan hijauan 60%

Tahap 3, -- hari ke 8-12 diberi konsentrat 50% dan hijauan 50%

Tahap 4, -- hari ke 13-14 diberi konsentrat 60% dan hijauan 40%

Tahap 5, -- setelah hari ke 14, sapi diberi konsentrat 80% dan hijauan 20% sampai

dengan akhir pemeliharaan/penggemukan.

Apabila selama masa adaptasi pakan menunjukkan gejala gangguan

pencernaan, maka kuantitas hijauan ditingkatkan. Demikian pula apabila ternak

menderita mencret dan dalam kotorannya ditemukan konsentrat yang tidak tercerna,

maka jumlah hijauan yang diberikan ditingkatkan.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 11

Page 12: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

D. Menyusun ransum

Keberhasilan usaha penggemukan sapi melalui sistem feedlot sangat ditentukan

oleh bagaimana kita menyusun ransum. Ransum yang kita susun hendaklah mencukupi

kebutuhan ternak sesuai dengan pertumbuhan bobot badan yang kita harapkan, sesuai

dengan potensi genetik bangsa sapi yang dipelihara. Ransum yang kita susun haruslah

memperhatikan prinsip-prinsip ekonomis, sehingga kita harus meramu bahan-bahan

pakan yang murah dan tersedia sepanjang tahun di sekitar kita. Tahap penyusunan

ransum adalah sebagai berikut :

Step 1 : Menaksir berat badan sapi yang akan digemukan dan berapa ADG yang

diharapkan dengan melihat Tabel 3.

Step 2 : Berdasarkan Tabel 3, dapat dihitung konsumsi bahan kering (DM) sapi yang

bersangkutan. Tabel ini juga dapat menunjukkan tingkat zat-zat makanan

yang harus dipenuhi dalam bahan keringnya.

Step 3 : Berdasarkan Tabel 1 & 2, pilihlah bahan-bahan pakan yang tersedia disekitar

lokasi dan harganya paling murah. Carilah jumlah dari bahan-bahan tersebut

yang menghasilkan ransum sama dan seimbang dalam BK, energi, protein

kasar, Calcium dan Phospor.

Step 4 : Hitunglah apakah bahan-bahan pakan yang paling murah dapat memenuhi

kebutuhan energi (TDN). Kalau tidak, maka campurkanlah bahan-bahan

pakan yang sedikit lebih mahal tapi mengandung energi lebih tinggi. Hal

yang sama juga dilakukan apabila protein kasar tidak mencukupi,

tambahkanlah bahan pakan yang yang kadar protein kasarnya lebih tinggi

walaupun harganya lebih mahal.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 12

Page 13: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Tabel 3 : Ransum yang dibutuhkan untuk menggemukan sapi potong jantan untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan

BW ADG DM TDN/Energi Protein Ca P(kg) (kg) (kg) (%) (kg) (%) (gr) (gr) (gr)

250 0 4.4 1.8 2.0 45 337 9 90.75 6.4 2.6 3.8 59 693 21 171.0 6.6 2.6 4.3 66 753 23 181.1 6.6 2.6 4.6 70 782 30 20

300 0 5.0 1.7 2.4 48 385 10 100.75 7.4 2.5 4.3 58 753 23 181.0 7.5 2.5 5.0 66 819 28 201.1 7.6 2.5 5.3 70 847 30 22

350 0 5.7 1.6 2.6 46 432 12 120.75 8.3 2.4 4.8 58 806 25 181.0 8.5 2.4 5.6 66 874 30 211.1 8.5 2.4 5.9 69 899 31 231.2 8.5 2.4 6.2 73 743 32 24

400 0 6.2 1.6 2.9 47 478 13 130.75 9.1 2.3 5.4 59 875 26 211.0 9.3 2.3 6.2 67 913 31 241.1 9.4 2.4 6.6 70 942 32 251.2 9.4 2.4 7.0 74 967 33 251.3 9.4 2.4 7.2 77 988 33 26

450 0 6.8 1.5 3.2 47 528 14 140.75 10.0 2.2 5.9 59 911 26 231.0 10.2 2.2 6.8 67 952 29 261.1 10.2 2.3 7.2 71 975 30 271.2 10.2 2.3 7.6 75 998 31 281.3 10.2 2.3 7.9 77 1018 32 29

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 13

Page 14: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

CONTOH 1:

Feedloter mempunyai sapi-sapi bakalan dengan bobot badan rata-rata 350 kg.

Susunlah ransum untuk menaikkan bobot badan sebesar 1 kg/hari dengan

menggunakan bahan utama AMPAS NANAS.

Step 1 :

Kebutuhan Bahan Kering (BK) seekor sapi jantan dengan bobot badan 350 kg

dengan ADG 1 kg, dari Tabel 3 diperoleh:

BK TDN/Energi Protein Ca P

Satuan (kg) (gr)

Berat zat makanan 8.5 5.6 874 30 21

% dari BK 100% 65.69% 10.3% 0.35% 0.24%

5,6/8,5 x100% 874/8500 x100%

30/8500 x100%

21/8500 x100%

Step 2 :

Bahan Makanan yang tersedia dan komposisi zat makanannya menurut Tabel 1 & 2

BK

%

Energi

%

Protein

%

SK

%

Calcium

%

Phospor

%

Ampas nanas 20,0 68,0 3,4 14,5 0,26 0,09

Bungkil kelapa 86,0 73,0 21,6 12,1 1,65 0,21

Dedak halus 86,0 81,0 13,8 11,6 0,12 1,51

Tetes 77,0 53,0 5,4 10,0 1,09 0,12

Tepung ikan 86,0 69,0 61,2 6,61 4,34

Urea 90,0 250

Step 3 :

Energi/TDN yang tersedia dalam ampas nanas dan kekurangannya.

BK yang dapat dikonsumsi 8500 gr x 68% = 5780 gr energi yang tersedia di dalam

ampas nanas.

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa diperlukan 5,6 kg energi untuk seekor sapi

dengan BB 350 kg untuk menaikkan BB 1 kg per hari.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 14

Page 15: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenar nya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)

gram

Kebutuhan 8500 5600 874 30 21

Ampas nanas 8500 5780 289 22 8 42,5

Kekurangan 0 +180 -585 -8 -13

68% x 8500

3,4% x 8500

Kandungan energi pada ampas nanas cukup dapat memenuhi kebutuhan tersebut di

atas, namun kandungan protein, calcium dan phospor tidak mencukupi.

Step 4 :

Ampas nanas cukup banyak mengandung energi, yakni 68%, sedangkan yang

dibutuhkan 65,9% (5600/5780 x 68%). Akan tetapi kekurangan protein 585 gr.

Harga per unit protein termurah adalah urea dan termahal adalah tepung ikan.

Penggunaan urea terbatas hanya 100 gr as fed dan tepung ikan terbatas hanya 250

gram as fed per ekor. Hal ini karena sifat urea yang toxic dan sifat tepung ikan yang

kurang disukai sapi.

Untuk meningkatkan palatabilitas ransum ditambahkan 1 kg tetes dan 42 gr garam

dapur (0,5% dari jumlah ransum) per ekor sapi.

Jenis bahan pakan

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenarnya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)

GramGaram dapur 42 0,042Urea 90 225 0,100Tepung ikan 215 148 131 14,7 9,3 0,250Tetes 770 408 42 8,4 0,9 1,000Ampas nanas 7383 5020 251 19,2 6,6 36,900Jumlah 8500 5576 649 41,8 16,8 38,450Kebutuhan 8500 5600 874 30,0 21,0Kekurangan Cocok -24 -225 OK -4,2

Step 5 :

1. Dari langkah 4 ternyata bahwa ransum tersebut masih membutuhkan 24 gr energi,

225 gr PK dan 4,2 phospor.

2. Dari bahan-bahan yang tersedia, maka dedak padi halus adalah paling murah dan

mengandung phospor untuk menutup kekurangan fosfat dalam ransum. Demikian

pula bungkil kelapa kaya akan PK.

3. Setiap kg ampas nanas yang dikurangi dari susunan ransum tersebut, menyebabkan

menurunnya kandung PK 34 gr dan setiap kg penambahan bungkil kelapa dan

dedak akan menaikkan PK rata-rata 171 gr.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 15

Page 16: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

4. Dari setiap kg bahan kering ransum tambahan, dibutuhkan kurang lebih 225 gr PK

(kekurangan semula) + 34 gr PK (pengurangan 1 kg ampas nanas) = 259 gr PK.

5. Ransum tersebut memerlukan lebih dari 1 kg BK bungkil kelapa (karena

kekurangannya adalah 225 + 34 = 259 gr PK). Dari setiap kg BK bungkil kelapa,

hanya 216 gr PK.

6. Dari perhitungan ini maka ransum tersebut membutuhkan kurang lebih 1,2 kg

bungkil kelapa atau dedak.

7. Apabila jumlah ampas nanas dikurangi dan dibulatkan menjadi 6000 gr, maka akan

ada 1383 gr BK yang dapat diberikan kepada sapi dan harus dibagi antara dedak

dan bungkil kelapa untuk memenuhi kebutuhan akan PK dan phospor.

8. Karena kedua bahan tersebut mengandung lebih banyak energi dibandingkan

dengan ampas nanas, maka energi bukanlah merupakan hal yang perlu

diperhitungkan.

9. Ransum tersebut memerlukan 225 gr + 48 gr = 273 gr PK, dari 1383 gr BK

sehingga persentase PK nya adalah 273/1383 x 100% = 19,7%.

10. Dengan menggunakan Pearson Square, dapat ditentukan proporsi penambahan

dedak dan bungkil kelapa, sebagai berikut:

Dedak padi (13,8%) PK 1,9 1,9/7,8 x 100% = 24,36%

19,7% PK dibutuhkan

Bungkil kelapa (21,16%)

5,9 5,9/7,8 x 100% = 75,64%

7,8 100,00%

Jumlah dedak padi yang ditambahkan adalah 24,36% x 1383 = 336,9 gr

Jumlah bungkil kelapa yang ditambahkan adl 75,64% x 1383 = 1046,1 gr

Premix untuk ransum terakhir:

Jenis bahan pakan

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenarnya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)

gram

Grm dapur 42 0,042

Urea 90 225 0,100

Tepung ikan 215 148 131 14,7 9,3 0,250

Jumlah 347 148 357 14,7 9,3 0,392

Premix terdiri dari 42 gr garam dapur, 100 gr urea dan 250 gram tepung ikan per ekor. Bahan-bahan ini dicampur secara hati-hati dengan dedak padi sebelum dicampur ke

dalam bahan-bahan makanan utama.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 16

Page 17: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Ransum Terakhir:Jenis bahan pakan

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenarnya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)

gram

Ampas nanas 6000 4080 204 15,6 5,4 30,000

Tetes 770 408 42 8,4 0,9 1,000

Dedak halus 336,9 272,89 46,49 0,4 5,1 0,392

Bk. kelapa 1046,1 763,65 225,96 17,26 2,2 1,216

Bahan premix 347 148 357 14,7 9,3 0,392

Jml zat mak 8500 5672,5 875,45 56,36 22,9 33,000

Kebutuhan 8500 5600 874 30,0 21,0

0 +72,5 +1,45 +26,36 +1,9 CUKUP

Susunan ransum akhir :

Jenis bahan pakan Kg per ekor sebenarnya

Kg per 25 ekor Persentase

Ampas nanas 30,000 750,00 90,91

Tetes 1,000 25,00 3,03

Dedak halus 0,392 9,80 1,19

Bungkil kelapa 1,216 30,40 3,68

Bahan premix 0,392 9,8 1,19

33,000 100 Jumlah biaya ransum ini cukup murah disebabkan karena ampas nanas yang harganya

sangat murah (karena merupakan limbah).

Harga tersebut belum termasuk biaya mencampur, biaya angkut dan lain-lain.

CONTOH 2:

Sebuah perusahaan Peternakan Feedlot mempunyai sapi-sapi bakalan dengan bobot

badan rata-rata 350 kg. Sapi-sapi kelompok I diharapkan mempunyai ADG 0,75 kg,

dan sapi-sapi kelompok II diharapkan mempunyai ADG 1,0 kg. Susunlah ransum

untuk menaikkan bobot badan sebesar 0,75 kg/hari dan 1 kg/hari dengan

menggunakan bahan pakan utama RUMPUT GAJAH.

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 17

Page 18: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Step 1 :

Kebutuhan Bahan Kering (BK) seekor sapi jantan dengan bobot badan 350 kg

dengan ADG 0,75 kg dan 1,0 kg, dari Tabel 3 diperoleh:

ADG BK TDN/Energi Protein Ca P

(kg) (gr)

0,75 kg/hari 8,3 4,8 806 25 18

% dari BK 100% 58% 10% 0.3% 0.21%

1,0 kg/hari 8,5 5,6 874 30 21

% dari BK 100% 66% 10% 0,35% 0,25%

Step 2 :

Bahan Pakan yang tersedia dan komposisi zat makanannya menurut Tabel 1 & 2

Jenis Bahan Pakan

BK

%

Energi

%

Protein

%

Calcium

%

Phospor

%

Rpt Gajah 18,0 51,0 9,1 0,51 0,51

Dedak halus 86,0 81,0 13,8 0,12 1,51

Polard 88,4 86,0 18,7 0,10 0,91

Tepung Lamtoro 86,0 71,0 23,7 1,40 0,21

Step 3 :

Energi/TDN yang tersedia dalam Rumput Gajah dan kekurangannya.

BK yang dapat dikonsumsi untuk mencapai ADG 0,75 kg/hari 8300 gr x 51% =

4233 gr energi yang tersedia di dalam Rumput Gajah.

BK yang dapat dikonsumsi untuk mencapai ADG 1,0 kg/hari 8500 gr x 51% =

4335 gr energi yang tersedia di dalam Rumput Gajah.

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa diperlukan 4,8 kg energi untuk seekor sapi

dengan BB 350 kg untuk menaikkan BB 0,75 kg/hari dan 5,6 kg energi untuk seekor

sapi dengan BB 350 kg untuk menaikkan BB 1,0 kg/hari.

BK Energi Protein Calcium Phospor Berat sebenarnya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)gram

Kebutuhan (BB 350/ADG 0,75 kg)

8300 4800 806 25 18

Rpt Gajah 8300 4233 755 42,3 42,3

Kekurangan 0 -567 -51 cukup cukup

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 18

Page 19: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

BK Energi Protein Calcium Phospor Berat sebenarnya (kg)

Harga /kg

harga (Rp)

gram

Kebutuhan (BB 350/ADG 1,0 kg)

8500 5600 874 30 21

Rpt Gajah 8500 4335 773,5 43,35 43,35

Kekurangan 0 -1265 -100,5 cukup cukup

Kandungan energi dan protein masih belum mencukupi untuk mencapai ADG 0,75

kg/hari dan ADG 1,0 kg/hari. Namun kandungan calcium dan phospor dari Rumput

Gajah lebih dari cukup.

Dari bahan-bahan pakan setempat selain Rumput Gajah, bahan pakan yang tersedia

dengan harga murah adalah Dedak Halus.

Dengan metode Pearson, maka perbandingan jumlah Rumput Gajah dan Dedak Halus

dapat dihitung sebagai berikut :

ADG 0,75 kg/hari:Rumput Gajah

(51%) TDN 81-58 = 23 23/30 = 77%

58% TDN dibutuhkan (ADG

0,75 kg/hr)

Dedak Halus (81%) TDN

58-51 = 7 7/30 = 23%

30 100,00%

ADG 1,0 kg/hari:Rumput Gajah

(51%) TDN 81-66 = 15 15/30 = 50%

66% TDN dibutuhkan (ADG

1,0 kg/hr)

Dedak Halus (81%) TDN

66-51 = 15 15/30 = 50%

30 100,00%

Step 4 :

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 19

Page 20: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Dari perhitungan menggunakan Metode Pearson tersebut diatas, maka perbandingan

antara Rumput Gajah dan Dedak Halus untuk mencapai ADG 0,75 kg/hr haruslah

77% Rumput Gajah dan 23% Dedak Halus. Sedangkan untuk mencapai ADG 1,0

kg/hr, perbandingan antara Rumput Gajah dan Dedak Halus dalam Bahan Kering

adalah 50% : 50%.

Untuk ADG 0,75 kg/hr, jumlah BK yang dibutuhkan adalah 8300 gr, sehingga jumlah

Rumput Gajah yang dibutuhkan adalah 77% x 8300 gr BK = 6391 gram, sedangkan

jumlah Dedak Halus yang dibutuhkan adalah 23% x 8300 gr BK = 1909 gram.

Untuk ADG 1,0 kg/hr, jumlah BK yang dibutuhkan adalah 8500 gr, sehingga jumlah

Rumput Gajah yang dibutuhkan adalah 50% x 8500 gr BK = 4250 gram, sedangkan

jumlah Dedak Halus yang dibutuhkan juga 50% x 8500 gr BK = 4250 gram.

Ransum Terakhir dengan bobot 350 kg, ADG 0,75 kg/hr

Jenis bahan pakan

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenarnya (kg)

Harga/kg

harga (Rp)

ADG 0,75kg/harigram

Rpt Gajah 6391 3259 581 33 33 35,51Dedak halus 1909 1546 263 2 29 2,219Jml zat mak 8300 4805 844 35 62 37,729Kebutuhan 8300 4800 806 25 18

0 Cukup Cukup Cukup Cukup

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 20

Page 21: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Ransum Terakhir dengan bobot 350 kg, ADG 1,0 kg/hr

Jenis bahan pakan

BK Energi Protein Calcium PhosporBerat

sebenarnya (kg)

Harga/kg

harga (Rp)

ADG 1,0 kg/hariGram

Rpt Gajah 4250 2167,5 386,75 21,7 21,7 23,61Dedak halus 4250 3442,5 586,5 5,1 64,2 4,942Jml zat mak 8500 5610,0 973,25 26,8 65,9 28,552Kebutuhan 8500 5600 874 30 21

0 Cukup Cukup Kurang sedikit

Cukup

Susunan ransum akhir as fed :

Jenis bahan pakan

Kg per ekor sebenarnya Kg per 25 ekor Persentase

ADG 0,75kg/hariRpt Gajah 35,50 887,50 94,2Dedak halus 2,22 55,50 5,8

37,72 942,50 100ADG 0,75kg/hari

Rpt Gajah 23,61 590,25 82,7Dedak halus 4,94 123,5 17,3

28,55 713,75 100

Jumlah biaya ransum ini cukup murah disebabkan karena Rumput Gajah dan Dedak

Halus cukup murah dan tersedia sepanjang tahun.

Ransum untuk mencapai ADG 1,0 kg/hr masih kekurangan Calcium sedikit, taburkan

garam dapur kedalam ransumnya untuk mengatasinya, atau sediakan mineral lick

untuk dijilat.

Tabel 1 : Komposisi beberapa hijauan pakan di Indonesia untuk formulasi ransum pemeliharaan dan pertumbuhan sapi

Pakan HijauanPakan Hijauan BK%

Energi%

Protein%

SK%

Calcium%

Phospor%

Jerami padi 86,0 39,0 3,7 35,9 1,42 0,21Rumput Gajah 18,0 51,0 9,1 33,1 0,51 0,51Rumput Raja 22,0 54,0 13,5 34,1 0,52 0,50Jagung muda 22,0 58,0 8,0 25,7 0,28 0,14

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 21

Page 22: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

Tabel 2 : Komposisi beberapa bahan pakan di Indonesia untuk formulasi ransum pemeliharaan dan pertumbuhan sapiPakan Konsentrat BK

%Energi

%Protein

%SK%

Calcium%

Phospor%

Ampas nanas 20,0 68,0 3,4 14,5 0,26 0,09Bungkil kelapa 86,0 73,0 21,6 12,1 1,65 0,21Dedak halus 86,0 81,0 13,8 11,6 0,12 1,51Kulit buah coklat 88,9 47,0 14,6 33,0 0,12 1,51Onggok 88,7 69,0 1,2 3,7 0,15 0,15Polard 88,4 86,0 18,7 7,7 0,10 0,90Tetes 77,0 53,0 5,4 10,0 1,09 0,12Jagung kuning 86,0 80,0 10,3 2,5 0,03 0,26Ampas tahu 16,3 78,0 23,7 23,6 0,28 0,66Biji kapas 86,0 74,3 22,1 19,7 0,15 0,44Biji kapuk 86,0 74,0 31.7 24,0 0,47 0,26Tepung ikan 86,0 69,0 61,2 6,61 4,34Urea 90,0 250

Tabel 3 : Ransum yang dibutuhkan untuk menggemukan sapi potong jantan untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan

BW ADG DM TDN/Energi Protein Ca P(kg) (kg) (kg) (%) (kg) (%) (gr) (gr) (gr)

250 0 4.4 1.8 2.0 45 337 9 90.75 6.4 2.6 3.8 59 693 21 171.0 6.6 2.6 4.3 66 753 23 181.1 6.6 2.6 4.6 70 782 30 20

300 0 5.0 1.7 2.4 48 385 10 100.75 7.4 2.5 4.3 58 753 23 181.0 7.5 2.5 5.0 66 819 28 201.1 7.6 2.5 5.3 70 847 30 22

350 0 5.7 1.6 2.6 46 432 12 120.75 8.3 2.4 4.8 58 806 25 181.0 8.5 2.4 5.6 66 874 30 211.1 8.5 2.4 5.9 69 899 31 231.2 8.5 2.4 6.2 73 743 32 24

400 0 6.2 1.6 2.9 47 478 13 130.75 9.1 2.3 5.4 59 875 26 211.0 9.3 2.3 6.2 67 913 31 241.1 9.4 2.4 6.6 70 942 32 251.2 9.4 2.4 7.0 74 967 33 251.3 9.4 2.4 7.2 77 988 33 26

450 0 6.8 1.5 3.2 47 528 14 140.75 10.0 2.2 5.9 59 911 26 231.0 10.2 2.2 6.8 67 952 29 261.1 10.2 2.3 7.2 71 975 30 271.2 10.2 2.3 7.6 75 998 31 28

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 22

Page 23: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

1.3 10.2 2.3 7.9 77 1018 32 29

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 23

Page 24: Industri feedlot lecture note (catatan kuliah)

HITUNGAN PENGGUNAAN UREA

1. Non Protein Nitrogen (NPN) suplemen mengandung 38% nitrogen. 1 kg suplemen

tersebut setara dengan berapa kg protein kasar ?

Jawab :

1 kg PK mengandung 0,16 kg nitrogen

1 kg NPN suplemen mengandung 0,38 kg N

NPN suplemen mengandung 0,38/0,16 = 2,37 kali sejumlah N dalam bentuk PK

1 kg NPN suplemen equivalen dengan 2,37 kg PK.

2. Berapa kg urea (45% N) harus ditambahkan dalam suatu campuran pakan yang

mengandung 10% PK untuk membuat campuran final seberat 1 ton dan mengandung

12% PK ?

Jawab :

Kadar PK dari 1 ton pakan harus dinaikkan 2% (10% 12%) atau 0,2 x 1000 kg =

20 kg PK.

Urea mengandung 45% N atau 0,45/0,16 = 2,81 kali sebanyak 1 kg protein.

Jika 1 kg urea = 2,81 kg PK, maka urea yang harus ditambahkan adalah 20/2,81 =

7,12 kg.

3. 50 kg pakan mengandung 36% protein suplemen dan 1/5 dari PK nya berasal dari urea

(42% N). Berapa kg urea yang terdapat dalam pakan ?

Jawab :

Jumlah PK di dalam 50 kg pakan adalah: 50 x 0,36= 18 kg

Jika 1/5 dari total PK berasal dari urea, berarti 3,6 kg dari urea (1/5 x 18 kg)

Urea mengandung 42% N, berarti 1 kg urea setara 2,62 kg PK (0,42/0,16)

Berarti 3,6/2,62 atau 1,37 kg urea terkandung dalam 50 kg pakan protein suplemen

Satrijo Widi Purbojo – Feedlot - Nutrisi 24