Industri Dan Keluarga

6
INDUSTRI DAN KELUARGA 1. Pengaruh Industri terhadap Keluarga Pengaruh industri terhadap keluarga mungkin bisa bersifat langsung. Dalam bentuknya yang langsung, lingkungan dan sikap kerja dari suau jenis pekerjaan tertentu akan mempengaruh lingkungan dan skap hidup dari suatu keluarga. Bila pengaruhnya bersifat tidak langsung, asosiasi antar pekerjaan dan keluarga dilakukan melalui media socialclass membership (keanggotaan dalam kelas sosial), hal itu berarti bahwa seseorang akan mendapat suatu pekerjaan sekaligus juga akan mendapat suatu tingkat kelas sosial tertentu (prestise) yang sering ditunjukan oleh pola-pola sikap dan tingkah laku tertentu. A. Peranan Suami-Istri Umumnya, lingkungan keluarga dan lingkungan kerja akan berkembang menuju kearah yang berbeda. Pada kelompok golongan atas biasanya hanya sedikit mempunyai hubungn dengan peranannya dalam keluarga. Pekerjaannya cenderung menyita waktu dan tenaga sehingga kurang mencurahkan perhatianya terhadap keluarga. Dalam kelompok menengah, keadaan keuangan tergantung pada suami yang bekerja bahakn biasanya istri akan membantu. Di kelompok masyarakat yang lain menyatakan bahwa seorang istri bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk membel keperluan rumah tangga yang lebih baik bahkan yang

Transcript of Industri Dan Keluarga

Page 1: Industri Dan Keluarga

INDUSTRI DAN KELUARGA

1. Pengaruh Industri terhadap Keluarga

Pengaruh industri terhadap keluarga mungkin bisa bersifat langsung. Dalam

bentuknya yang langsung, lingkungan dan sikap kerja dari suau jenis pekerjaan tertentu

akan mempengaruh lingkungan dan skap hidup dari suatu keluarga. Bila pengaruhnya

bersifat tidak langsung, asosiasi antar pekerjaan dan keluarga dilakukan melalui media

socialclass membership (keanggotaan dalam kelas sosial), hal itu berarti bahwa seseorang

akan mendapat suatu pekerjaan sekaligus juga akan mendapat suatu tingkat kelas sosial

tertentu (prestise) yang sering ditunjukan oleh pola-pola sikap dan tingkah laku tertentu.

A. Peranan Suami-Istri

Umumnya, lingkungan keluarga dan lingkungan kerja akan berkembang menuju

kearah yang berbeda. Pada kelompok golongan atas biasanya hanya sedikit

mempunyai hubungn dengan peranannya dalam keluarga. Pekerjaannya cenderung

menyita waktu dan tenaga sehingga kurang mencurahkan perhatianya terhadap

keluarga. Dalam kelompok menengah, keadaan keuangan tergantung pada suami yang

bekerja bahakn biasanya istri akan membantu. Di kelompok masyarakat yang lain

menyatakan bahwa seorang istri bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan

untuk membel keperluan rumah tangga yang lebih baik bahkan yang bersifat mewah.

Hal ini tidak bedah jauh dengan kelompok menengah.

Menurut Blood dan Wolfe(1969) yaitu dalam hubungan antara istri dan pekerjaan

suami dinyatakan bahwa istri selalu bersifat collaborative (kerjasama), suportive

(mendukung), peripheral (mendorong). Contohnya para istri petani lebih mendukung

pekerjaan suami mereka dibandingkan istri-istri orang kota. Pengaruh lainya dari

fakto-faktor pekerjaan terhadap peranan suami istri ialah keakraban antara suami-istri.

Suami harus dapat mencari jalan untuk menyesuaikan tuntutan pekerjaan dengan

tuntutan keluarganya.

Page 2: Industri Dan Keluarga

Orientasi terhadap pekerjaan

Pusat Perhatian Peranan Bentuk Interaksi dalam keluarga

Tinggi Pekerjaan Terpisah Dominasi SuamiSedang Pekerjaan + Rumah Konflik Peranan Tidak SejalanRendah Rumah Kerjasama Persamaan

Tabel 1. Pengaruh Pekerjaan terhadap hubungan suami-istri (Edgell (1970))

B. Hubungan antar keluarga

Berbagai pola hubungan antar keluarga selalu dipegaruhi oleh pekerjaan yang

dimiliki oleh keluarg-keluarga tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Both (1977) menyatakan bahwa jabatan suaminya ditempat kerja akan

memberikan suatu status kepada keluarganya secara keseluruhan. Menurut Millward

(1968) mepelajari interaksi hubungan antar keluarga dengan tingah laku dalam

pekerjaan, yaitu suatu hubungan yang berbeda antar seorang wanita muda kelas buruh

dengan keluarganya dan membedakan hubungan berdasarkan 2 kriteria yaitu on

board dan giving in.

C. Sosialisasi

Pengalaman dan posisi seorang ayah di dalam pekerjaan akan ditransmisikan

kepada anaknya bak secara langsung melalui pekerjaan ataupun tidak langsung

melalu posisi sosialnya didalam masyarakat. Posisi sosial sang ayah dalam

lingkungan sosial masyarakat menimblakan pengaruh besar terhadap proses

sosialisasi seorang anak (Schneider, 1969). Pada orang tua disetiap tingkatan sosial

terdapat suatu kecendrungan dimana posisi sosial membentuk suatu pla peran tertentu

bagi anaknya.

2. Pengaruh Keluarga Terhadap Industri

Dapat dicontohkan oleh perbedaan pola dan sistem kekeluargaan diantara Jepang

dan Cina sehingga menimbulkan perbedaan dalam kecepatan proses industrialisasi.

Rform dan Miller (1960) disebutkan sebagai suatu hubungan industri-masyarakat yang

bersifat family mediated, yaitu cenderung bersifat kekeluargaan dalam mengatur peranan

dan norma-norma bagi karyawannya dan kehidupan keluarga pegawai juga diperhatikan

oleh majikan karena jika keluarga pegawai sejahtera maka akan membuat seorang

bekerja dengan maksimal. Menurut Abegglen (1960) hubungan antar majikan dan

pegawai bersifat paternalistik, dimana nilai-nili kekeluargaan dianggap cukup penting,

Page 3: Industri Dan Keluarga

bahkan sering juga terjadi hubungan akrab antara keluarga pemilik perusahaan dengan

para pegawainya.

A. Berbagai Tipe Hubungan antara Keluarga dan Pekerjaan

Tiga pola hubungan antara pekerjaan dengan lingkungan keluarga, yaitu

eksistensi, netralitas dan oposisi.

Extention (Positive) Neutrality (Minimal) Opposition (Negative)

Tipe pekerjaan Bertani, Pedagang

kecil, pekerjaan

profesional tertentu

Teknisi, pekerjaan non

manual yang rutin

Pertambangan, nelayan,

beberapa pekerjaan

impersonal

Karakteristik pekerjaan Di rumah dan di lokasi

pekerjaan bersama-

sama (sebagian)

Kurang dipaham oleh

keluarga

Sangat berpengaruh

terhadap fisikmaupun

mental si pekerja

Peranan keluarga dalam

hubungannya dengan

pekerjaan suami

Meneruskan pekerjaan Memilih pekerjaan lain Mengembalikan

kondisi fisik dan

mental suami

Peranan istri dalam

hubungan pekerjaan

suami

Kolaboratif Mendukung Peripheral

Tabel 2. Tipe Hubungan Antara Lingkungan Kerja dan Lingkungan Keluarga

3. Ibu Rumah Tangga yang Bekerja

Beberapa faktor yang mendorong peningkatan jumlah pekerja wanita yang sudah

enikah mungkin adalah kesempatan, kapasitas dan motivasi. Berkaitan dengan

kesempatan terdapat 5 sub faktor yaitu:

a. Kekurangan tenaga kerja

b. Perubahan didalam stuktur pekerjaan

c. Berubahnya pandangan masyarakat terhadap wanita yangn bekerja

d. Hilangnya diskriminasi

e. Perubahan dalam industri

Berkaitan dengan faktor kapasitas yaitu, kehadiran peralatan rumah tangga yang serba

elektronik telah mengurangi peranan pembantu rumahtangga yang pada gilirannya

meningkatkan jumlah atau kapasitas tenaga kerja wanita untuk keperluan industr.

Page 4: Industri Dan Keluarga

Motivasi seorang wanita untuk bekerja yaitu, untuk mencari pendapatan

tambahan, untuk mengatasi kebosanan dan kesepian, karena menyenangi pekerjaan

tersebut dan untuk mengejar status. Apabila seorang wanita bekerja maka ia akan kurang

tegantung pada suaminya dan persamaan posisi istri dan suami dalam pengambilan

keputusan dalam keluarga. Forgety,dkk(1971) melakukan penelitian terhadap kaum

wanita berkenaan dengan kesempatan dalam profesionalisme dan tingkat pekerjaan

umumnya serta hubungan anatar pola keluarga dan karir. Mereka menggunakan konsep

penonjolan diri, komitmen dan interaksi. Konsep komitmen terbagi atas: non commitmen,

secondary commitment, dan full commitment.

A. Problema Karir Ganda dalam Keluarga

Dalam keluarga konvensional, suami bertugas mencari nafkah dan istri yang

mengurus rumahtangga. Nmun sekarang beralih ke dualisme karir. Dualisme karir

terjadi bila suami maupun istri sama-sama bekerja dan mengurus rumhtangga

(Rapoport, 1976). Namun didalam hubungan ini terdapat permasalahan sebagai

berikut:

a. Over-load (beban berlebih-lebihan)

b. Tidak adanya sanksi lingkungan

c. Identitas pribadi dan harga diri

d. Dilema hubungan sosial

e. Konflik peranan ganda