Induk Sistem Pemerintahan Parlementer

4
Induk sistem pemerintahan parlementer 1. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer Kepala Negara (raja/ratu) Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. 2. • Kabinet Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. 3. Induk sistem pemerintahan presidensial • Pemisahan kekuasaan negara Untuk mencegah tiga bahaya yaitu (tirani, pemerintahan massa,dan peluasan kekuasaan),mereka membentuk pemerintahan negara AS bedasarkan prinsip pemisahan kekuasaan negara. Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah yang baru akan terdiri dari 3 cabang dan masing-masing memiliki kekuasaan yang berbeda : 1. legislatif = lembaga pembentukan UU 2. eksekutif = lembaga pelaksana UU 3. yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU 4. • Sistem checks dan balances Amerika Serikat di bangun sistem checks and balances untuk mencegah satu cabang kekuasaan menguasai cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika terjadi pemisahan kekuasaan negara ke dalam tiga cabang kekuasaan. Sedangkan Presiden ialah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. 5. Pengaruh Sistem Pemerintahan Menurut Ranney, kebanyakan negara demokrasi di dunia saat ini

Transcript of Induk Sistem Pemerintahan Parlementer

Induk sistem pemerintahan parlementer 1. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer Kepala Negara (raja/ratu) Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. 2. Kabinet Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. 3.Induk sistem pemerintahan presidensial Pemisahan kekuasaan negara Untuk mencegah tiga bahaya yaitu (tirani, pemerintahan massa,dan peluasan kekuasaan),mereka membentuk pemerintahan negara AS bedasarkan prinsip pemisahan kekuasaan negara. Konstitusi sudah sepakat bahwa pemerintah yang baru akan terdiri dari 3 cabang dan masing-masing memiliki kekuasaan yang berbeda : 1. legislatif = lembaga pembentukan UU 2. eksekutif = lembaga pelaksana UU 3. yudikatif = lembaga pengadil pelanggar UU 4. Sistem checks dan balances Amerika Serikat di bangun sistem checks and balances untuk mencegah satu cabang kekuasaan menguasai cabang kekuasaan yang lain. Di Amerika terjadi pemisahan kekuasaan negara ke dalam tiga cabang kekuasaan. Sedangkan Presiden ialah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. 5. Pengaruh Sistem Pemerintahan Menurut Ranney, kebanyakan negara demokrasi di dunia saat ini menggunakan sistem pemerintahan parlementer; hanya sedikit yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial. Sistem parlementer yang berlaku di dunia saat ini tidak terlepas dari pengaruh Inggris. Sama halnya, sistem pemerintahan presidensial di sejumlah negara saat ini tidak terlepas dari pengaruh sistem pemerinatahan AS. Di Perancis, runtuhnya Kekaisaran sebagai akibat peran tahun 1870-1971 telah melahirkan Republik Perancis III. Meski sistem Pemerintahan parlementer di jalankan di negara itu, perpecahan politik dalam negeri melahirkan banyak partai politik yang mengakibatkan lemahnya kabinet yang terbentuk karena lemahnya koalisi antarpartai. Karena itu, sejak tahun 1958 di adakan modifikasi sistem pemerintahan yang lebih memberi banyak kekuasaan kepada Presiden. 6. UUD 1945 dan konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para pemimpin bangsa Indonesia sendiri. Jadi ,awal dirancang menggunakan sistem presidansial. Beberapa anggota BPUPKI menggunkan konstitusi Amerika Sserikat sebagai rujukan dalam membahas rancangan Hukum Dasar. Konstitusi Ris1949 disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag, Belanda dan melibatkan utusan Pemerintah Belanda. Karena itu,Indonesia pun menggunakan sistem pemerintahan parlementer seperti yang digunakan oleh negara Belanda. Menurut Smith, isi sebuah konstitusi (termasuk sistem pemerintahan yang di aturnya) sangat bergantung pada tiga faktor , yaitu : (1) kekuatan politik yang bekerja pada saat konstitusi di buat atau di ubah; (2) kebiasaan ketatanegaraan yang di kenal para pembentuk konstitusi; dan (3) pertimbangan logis tentang hal-hal yang di anggap menguntungkan secara praktis oleh para pembentuk konstitusi. 7. Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam kekuasaa Amerika Serikat. Pemerintah Amerika bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara negara lain seperti Kolombia, Kostarika, Meksiko dan Venezuela juga menggunkan sistem pemerintahan presidensial dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya. Contoh kasus di atas menunjukan bahwa mungkin saja faktor sejarah dan ideologi berpengaruh dalam pemilihan sistem pemerintahan bagi sebuah negara. Jadi, yang paling menentukan dalam pemilihan sistem pemerintahan tentu saja adalah proses pembantukan konstitusi negara itu sendiri. Dengan demikian, jalur utama pengaruh sebuah sistem pemerintahan ke dalam sistem negara lain tentu melalui proses penyusunan konstitusi negara tersebut. 8. Pengaruh suatu sistem pemerintahan yang dianut suatu negara terhadap negara lain Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Sistem pemerintahan presidensil dan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat dan Inggris masing-masing dianggap sebagai pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensil adalah Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia, dan Argentina. Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, India, Jepang, Malaysia, dan Australia. 9. Meskipun sama-sama menggunakan sistem pemerintahan presidensil atau parlementer, terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara. Misalnya, Indonesia yang menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama dengan pemerintahan Amerka Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memaki sistem campuran antara presidensial dan parlemanter (mixed parliamentary presidential system) contohnya Prancis. 10. Prancis. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemerintahan suatu negara sbb: Faktor Sejarah Revolusi, interfensi, dan penaklukan dapat menjadi sebab-sebab timbulnya suatu negara baru. Contoh proses terbentuknya suatu negara: Cessie(Penyerahan)/ Mandat Anexatie/ Kolonial Sparatise/ pemisahan 11. No Negara Induk Negara dalam hubungan sejarah Sistem pemerintahan 1. Amerika Serikat Filipina, Irak, Afganistan, dll Presidensial 2. Inggris Kanada, Afrika Selatan, Australia, India, dll Parlementer Contoh : 12. Faktor Ideologi Ideologi adalah padu kebudayaan suatu masyarakat. Salah satu fungsinya adalah sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan. Sejarah perkembangan ideologi suatu negara dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan di negara lain adalah sbb: Fasisme Individualisme/ Liberalisme Komunisme 13. No Negara Induk Negara dalam hubungan ideologi Sistem pemerintahan 1. Amerika Serikat (liberal) Inggris, Prancis, Italia, dll Presidensial atau parlementer dengan lebih satu partai 2. Uni Sovyet (komunisme) RRC, Rusia, Kuba, Vietnam, dll Presidensial hanya dengan satu partai tunggal