INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

15
yit’s updates: Lorem Ipsum Dolor Sit Amet Viva Legislativa: Lebih Akrab Dengan Dunia Legislatif Beastudi Pemuda Indonesia: bersama lahirkan Pemimpin masa depan indonesia tangguh e-magz

Transcript of INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

Page 1: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

yit’s updates:

Lorem Ipsum DolorSit Amet

Viva Legislativa:

Lebih Akrab DenganDunia Legislatif

Beastudi Pemuda Indonesia:

bersamalahirkan

Pemimpinmasa depan

indonesiatangguh

e-magz

Page 2: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

pengantardirektur

da�arisi

pikiranpemuda

santriseputar

utamakabar

donasilaporan

updatesyit

Belajar Dari Rasulullah

Mendidik Pemimpin Yang Tercerahkan

Pendidikan Yang MelahirkanSosok Pemimoin

Beastudi Pemuda Indonesia:Bersama Lahirkan PemimpinMasa Depan

Yanwar Firmansyah, Merintis Pnjtv

Milka Anggun

Agus Budiyanto

Safira Chairunnissa

i

1

3

7

5

4

8

Page 3: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

i

pengantardirektur

Salah satunya dari perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Ada satu episode dalam perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW yang sangat menginspirasi saya untuk bermimpi besar membangun peradaban Islam, yaitu episode hijrahnya BELIA bersama para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah untuk membangun peradaban Islam atas perintah Allah SWT.

“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasulnya, kemudia kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa:100)

Maha Besar Allah yang telah memberikanbanyak hikmah dan pelajaran,

Agus BudiyantoDirektur UtamaYayasan Indonesia Tangguh

Belajar DariRasulullah S.A.W

Singkat cerita, sesampainya Rasulullah di Madinah, yang pertama kali beliau lakukan adalah membangun sebuah masjid. Masjid Nabawi namanya, masjid berlantai tanah berbatu dengan atap dari pelepah kurma, saat itu tidak hanya digunakan untuk aktivitas Shalat saja, tapi juga digunakan sebagai pusat kegiatan umat Islam seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, bahkan strategi dakwah (perang). Dari masjid sederhana itulah lahir pejuang-pejuang Islam yang tangguh, dan dari masjid sederhana itulah peradaban Islam yang mendunia dimulai.

Peristiwa itulah yang membuat saya membayangkan seandainya di setiap kampus yang ada di Indonesia memiliki satu tempat (asrama) yang digunakan untuk membina mahasiswa-mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk membangun Indonesia, yang akan lahir pemuda-pemuda tangguh bermental juang tinggi yang akan membangun peradaban di Indonesia. Seperti halnya Masjid Nabawi yang ‘melahirkan’ banyak pejuang-pejuang yang berperan membangun peradaban Islam di muka bumi.

Akhirnya pada awal tahun 2014, saya dan teman-teman mulai merintis Yayasan Indonesia Tangguh dengan program pertama Beastudi Pemuda Indonesia. Dimulai dari sebuah rumah usang yang kami sewa meski kebingungan harus membayar dengan apa, mengingat saya dan teman-teman masih

belum berpenghasilan karena baru lulus sarjana, tapi kami terus berdoa pada Allah dan berikhtiar. Kami yakin akan janji Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186 berikut ini,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Dan, Alhamdulillah di tahun pertama, Yayasan Indonesia Tangguh telah melaksanakan program Beastudi Pemuda Indonesia di kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan jumlah santri 10 orang mahasiswa.

Semua santri program ini selama masa karantina akan mendapatkan fasilitas tahsin dan tahfidz Al-Qur’an untuk menambah hafalan dan menjadikan mereka pribadi yang dekat dengan Al-Qur’an, ibadah harian seperti tahajud, dhuha, dan sholat berjamaah di masjid juga dibiasakan, bimbingan akademik agar nilai akademik mereka tetap baik, kajian keislaman dan kenegaraan untuk membentuk pribadi yang memiliki pemahaman Islam yang komprehensif dan memilik pengetahuan kenegaraan yang baik, dan pelatihan-pelatihan pengembangan diri untuk membentuk pribadi yang memiliki tujuan hidup yang dahsyat, khususnya untuk membangun peradaban Indonesia.

Lebih dahsyatnya lagi, Allah memeberikan bonus kepercayaan lagi pada Yayasan Indonesia Tangguh melalui program lainnya yang sebelumnya belum pernah kami rencanakan. Alhamdulillah pada akhir Januari, Yayasan Indonesia Tangguh menggulirkan

program Beasiswa Prestasi Nusantara kepada 10 mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta yang pintar berprastasi namun kesulitan membayar uang kuliah. Kemudian Yayasan Indonesia Tangguh juga ikut terjun langsung memberikan pelayanan Trauma Healing bagi anak-anak korban kebakaran Tanah Abang.

Maha Besar Allah, yang di tangan-Nya lah segala kehendak, yang mengganti siang menjadi malam, malam mejadi siang, menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup, yang sudah mengizinkan Yayasan Indonesia Tangguh untuk lahir dan berkiprah dalam membangun peradaban di Indonesia. Kami yakin, atas izin Allah, mimpi membangun rumah peradaban di setiap kampus di Indonesia yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang cerdas dan dekat dengan Al-Qur’an akan terwujud.

Terimakasih kepada semua donatur yang sudah mempercayakan donasinya kepada kami. Dengan terus meningkatnya kepercayaan masyarkat, Yayasan Indonesia Tangguh akan terus berevolusi menjadi lembaga sosial yang memiliki kebermanfaatan tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.

Page 4: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

ii

Salah satunya dari perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Ada satu episode dalam perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW yang sangat menginspirasi saya untuk bermimpi besar membangun peradaban Islam, yaitu episode hijrahnya BELIA bersama para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah untuk membangun peradaban Islam atas perintah Allah SWT.

“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasulnya, kemudia kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa:100)

Singkat cerita, sesampainya Rasulullah di Madinah, yang pertama kali beliau lakukan adalah membangun sebuah masjid. Masjid Nabawi namanya, masjid berlantai tanah berbatu dengan atap dari pelepah kurma, saat itu tidak hanya digunakan untuk aktivitas Shalat saja, tapi juga digunakan sebagai pusat kegiatan umat Islam seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, bahkan strategi dakwah (perang). Dari masjid sederhana itulah lahir pejuang-pejuang Islam yang tangguh, dan dari masjid sederhana itulah peradaban Islam yang mendunia dimulai.

Peristiwa itulah yang membuat saya membayangkan seandainya di setiap kampus yang ada di Indonesia memiliki satu tempat (asrama) yang digunakan untuk membina mahasiswa-mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk membangun Indonesia, yang akan lahir pemuda-pemuda tangguh bermental juang tinggi yang akan membangun peradaban di Indonesia. Seperti halnya Masjid Nabawi yang ‘melahirkan’ banyak pejuang-pejuang yang berperan membangun peradaban Islam di muka bumi.

Akhirnya pada awal tahun 2014, saya dan teman-teman mulai merintis Yayasan Indonesia Tangguh dengan program pertama Beastudi Pemuda Indonesia. Dimulai dari sebuah rumah usang yang kami sewa meski kebingungan harus membayar dengan apa, mengingat saya dan teman-teman masih

belum berpenghasilan karena baru lulus sarjana, tapi kami terus berdoa pada Allah dan berikhtiar. Kami yakin akan janji Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186 berikut ini,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Dan, Alhamdulillah di tahun pertama, Yayasan Indonesia Tangguh telah melaksanakan program Beastudi Pemuda Indonesia di kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan jumlah santri 10 orang mahasiswa.

Semua santri program ini selama masa karantina akan mendapatkan fasilitas tahsin dan tahfidz Al-Qur’an untuk menambah hafalan dan menjadikan mereka pribadi yang dekat dengan Al-Qur’an, ibadah harian seperti tahajud, dhuha, dan sholat berjamaah di masjid juga dibiasakan, bimbingan akademik agar nilai akademik mereka tetap baik, kajian keislaman dan kenegaraan untuk membentuk pribadi yang memiliki pemahaman Islam yang komprehensif dan memilik pengetahuan kenegaraan yang baik, dan pelatihan-pelatihan pengembangan diri untuk membentuk pribadi yang memiliki tujuan hidup yang dahsyat, khususnya untuk membangun peradaban Indonesia.

Lebih dahsyatnya lagi, Allah memeberikan bonus kepercayaan lagi pada Yayasan Indonesia Tangguh melalui program lainnya yang sebelumnya belum pernah kami rencanakan. Alhamdulillah pada akhir Januari, Yayasan Indonesia Tangguh menggulirkan

program Beasiswa Prestasi Nusantara kepada 10 mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta yang pintar berprastasi namun kesulitan membayar uang kuliah. Kemudian Yayasan Indonesia Tangguh juga ikut terjun langsung memberikan pelayanan Trauma Healing bagi anak-anak korban kebakaran Tanah Abang.

Maha Besar Allah, yang di tangan-Nya lah segala kehendak, yang mengganti siang menjadi malam, malam mejadi siang, menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup, yang sudah mengizinkan Yayasan Indonesia Tangguh untuk lahir dan berkiprah dalam membangun peradaban di Indonesia. Kami yakin, atas izin Allah, mimpi membangun rumah peradaban di setiap kampus di Indonesia yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang cerdas dan dekat dengan Al-Qur’an akan terwujud.

Terimakasih kepada semua donatur yang sudah mempercayakan donasinya kepada kami. Dengan terus meningkatnya kepercayaan masyarkat, Yayasan Indonesia Tangguh akan terus berevolusi menjadi lembaga sosial yang memiliki kebermanfaatan tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.

Page 5: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

1

S

pikiranpemuda

eperti singa di hutan, ikan paus di lautan, atau hati pada jasad manusia. Penguasa. Penentu. Pengendali. Entah itu makhluk dengan posisi rantai makanan tertinggi, pemilik gelar rangka terbesar, atau segumpal darah yang mengendalikan segala perbuatan. Dalam lingkup manusia yang berkumpul, hidup bersama dan bermasyarakat, selalu ada pihak yang menjadi pemeran kata ‘paling’. Paling tinggi, paling depan, paling besar, dan yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, masyarakat suatu Negara, pemeran ‘paling’ dalam skenario semesta adalah manusia-manusia terpilih. Kita sebut mereka pemimpin, orang yang paling bertanggung jawab.

Michael H. Hart, seorang sejarahwan dan ilmuwan astrofisika asal Amerika Serikat menerbitkan buku berjudul The 100 : A Ranking of the Most Influential Persons in History, dan menempatkan Muhammad, sang Nabi terakhir sebagai orang paling berpengaruh nomor satu dalam sejarah dunia. Nabi Muhammad merupakan satu-satunya

MendidikPemimpin yangTercerahkan

manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Ia menegakkan dan menyebarkan salah satu agama terbesar di dunia, Agama Islam. Pada saat yang bersamaan, ia tampil sebagai seorang pemimpin yang tangguh dan efektif. Terbukti, pengaruhnya masih tetap berakar dan tertanam kuat dalam peradaban setelahnya.

Siapapun merindukan pemimpin yang adil, jujur, bijaksana, tangguh dan sederet sifat mulia yang memang seharusnya dimiliki orang-orang pilihan. Pemimpin adalah mereka yang terpilih, bukan yang memaksa dipilih. Atas rekam jejak yang ada, para pemimpin yang adil dan tangguh biasanya justru lahir dari keengganan, bukan gelora; dari kegamangan, bukan kesungguhan; dari ketakutan, bukan semangat; dari penolakan, bukan keinginan; dan dari keterpaksaan, bukan kerelaan. Ya, karena memimpin berarti mengambil amanah langit dan meletakkannya di pundak. Menampung buih lautan, menjadi bangunan gubuk bagi dirinya sendiri, dan menjelma istana bagi orang lain. Namun demi menjawab tantangan zaman yang menagih perubahan, atas firman-Nya dalam kitab suci bahwa nasib suatu kaum tidak akan berubah kecuali ada upaya sendiri untuk merubahnya, maka setiap kita adalah pemimpin. Kita bertanggung jawab atas diri kita, untuk kemudian

meleburkan berbagai tanggung jawab di sekitar menjadi kekuatan besar perubahan global. Negeri ini butuh pemimpin yang berisi, sementara menuangkan isi selalu membutuhkan proses diisi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam ilmu kepemimpinan.

Selain terdidik, kita membutuhkan pemimpin yang tercerahkan. Seperti Soekarno dan Hatta, seorang insinyur dan ahli ekonomi yang tercerahkan karena mereka memilih berjuang memerdekakan bangsanya. Padahal pada masa itu mereka bisa hidup tenang dan nyaman jika bekerjasama dengan penjajah berkat tingginya pendidikan mereka. Saat ini banyak pejabat yang terdidik, namun belum tercerahkan untuk terus melayani, tidak korupsi, dan layak diteladani. Saat kesadaran akan urgensi pendidikan kepemimpinan kian dipahami, bukan tidak mungkin pemimpin yang relijius (Islami), cerdas prestatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan rasa sosial yang tinggi akan segera hadir memenuhi kursi setiap lini terkecil hingga yang paling besar bangsa kita, Indonesia.

Pada akhirnya manusia cerdas adalah mereka yang tahu siapa dirinya. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap diri sendiri. Sejatinya, entah itu Presiden atau Ketua RT, keduanya tetaplah warga Negara; pelayan. Seperti halnya manusia, jin dan malaikat, ketiganya tetaplah ciptaan Tuhan; hamba.

Safira Chairunnissa

Page 6: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

2

eperti singa di hutan, ikan paus di lautan, atau hati pada jasad manusia. Penguasa. Penentu. Pengendali. Entah itu makhluk dengan posisi rantai makanan tertinggi, pemilik gelar rangka terbesar, atau segumpal darah yang mengendalikan segala perbuatan. Dalam lingkup manusia yang berkumpul, hidup bersama dan bermasyarakat, selalu ada pihak yang menjadi pemeran kata ‘paling’. Paling tinggi, paling depan, paling besar, dan yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, masyarakat suatu Negara, pemeran ‘paling’ dalam skenario semesta adalah manusia-manusia terpilih. Kita sebut mereka pemimpin, orang yang paling bertanggung jawab.

Michael H. Hart, seorang sejarahwan dan ilmuwan astrofisika asal Amerika Serikat menerbitkan buku berjudul The 100 : A Ranking of the Most Influential Persons in History, dan menempatkan Muhammad, sang Nabi terakhir sebagai orang paling berpengaruh nomor satu dalam sejarah dunia. Nabi Muhammad merupakan satu-satunya

manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Ia menegakkan dan menyebarkan salah satu agama terbesar di dunia, Agama Islam. Pada saat yang bersamaan, ia tampil sebagai seorang pemimpin yang tangguh dan efektif. Terbukti, pengaruhnya masih tetap berakar dan tertanam kuat dalam peradaban setelahnya.

Siapapun merindukan pemimpin yang adil, jujur, bijaksana, tangguh dan sederet sifat mulia yang memang seharusnya dimiliki orang-orang pilihan. Pemimpin adalah mereka yang terpilih, bukan yang memaksa dipilih. Atas rekam jejak yang ada, para pemimpin yang adil dan tangguh biasanya justru lahir dari keengganan, bukan gelora; dari kegamangan, bukan kesungguhan; dari ketakutan, bukan semangat; dari penolakan, bukan keinginan; dan dari keterpaksaan, bukan kerelaan. Ya, karena memimpin berarti mengambil amanah langit dan meletakkannya di pundak. Menampung buih lautan, menjadi bangunan gubuk bagi dirinya sendiri, dan menjelma istana bagi orang lain. Namun demi menjawab tantangan zaman yang menagih perubahan, atas firman-Nya dalam kitab suci bahwa nasib suatu kaum tidak akan berubah kecuali ada upaya sendiri untuk merubahnya, maka setiap kita adalah pemimpin. Kita bertanggung jawab atas diri kita, untuk kemudian

meleburkan berbagai tanggung jawab di sekitar menjadi kekuatan besar perubahan global. Negeri ini butuh pemimpin yang berisi, sementara menuangkan isi selalu membutuhkan proses diisi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam ilmu kepemimpinan.

Selain terdidik, kita membutuhkan pemimpin yang tercerahkan. Seperti Soekarno dan Hatta, seorang insinyur dan ahli ekonomi yang tercerahkan karena mereka memilih berjuang memerdekakan bangsanya. Padahal pada masa itu mereka bisa hidup tenang dan nyaman jika bekerjasama dengan penjajah berkat tingginya pendidikan mereka. Saat ini banyak pejabat yang terdidik, namun belum tercerahkan untuk terus melayani, tidak korupsi, dan layak diteladani. Saat kesadaran akan urgensi pendidikan kepemimpinan kian dipahami, bukan tidak mungkin pemimpin yang relijius (Islami), cerdas prestatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan rasa sosial yang tinggi akan segera hadir memenuhi kursi setiap lini terkecil hingga yang paling besar bangsa kita, Indonesia.

Pada akhirnya manusia cerdas adalah mereka yang tahu siapa dirinya. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap diri sendiri. Sejatinya, entah itu Presiden atau Ketua RT, keduanya tetaplah warga Negara; pelayan. Seperti halnya manusia, jin dan malaikat, ketiganya tetaplah ciptaan Tuhan; hamba.

Pada akhirnya manusia cerdas adalah mereka yang tahu siapa dirinya. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap diri

sendiri. Sejatinya, entah itu Presiden atau Ketua RT, keduanya tetaplah warga Negara; pelayan. Seperti halnya manusia, jin dan

malaikat, ketiganya tetaplah ciptaan Tuhan; hamba.

Page 7: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

3

M

pikiranpemuda

meleburkan berbagai tanggung jawab di sekitar menjadi kekuatan besar perubahan global. Negeri ini butuh pemimpin yang berisi, sementara menuangkan isi selalu membutuhkan proses diisi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam ilmu kepemimpinan.

Selain terdidik, kita membutuhkan pemimpin yang tercerahkan. Seperti Soekarno dan Hatta, seorang insinyur dan ahli ekonomi yang tercerahkan karena mereka memilih berjuang memerdekakan bangsanya. Padahal pada masa itu mereka bisa hidup tenang dan nyaman jika bekerjasama dengan penjajah berkat tingginya pendidikan mereka. Saat ini banyak pejabat yang terdidik, namun belum tercerahkan untuk terus melayani, tidak korupsi, dan layak diteladani. Saat kesadaran akan urgensi pendidikan kepemimpinan kian dipahami, bukan tidak mungkin pemimpin yang relijius (Islami), cerdas prestatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan rasa sosial yang tinggi akan segera hadir memenuhi kursi setiap lini terkecil hingga yang paling besar bangsa kita, Indonesia.

Pada akhirnya manusia cerdas adalah mereka yang tahu siapa dirinya. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap diri sendiri. Sejatinya, entah itu Presiden atau Ketua RT, keduanya tetaplah warga Negara; pelayan. Seperti halnya manusia, jin dan malaikat, ketiganya tetaplah ciptaan Tuhan; hamba.

erupakan suatu keniscayaan bahwa pendidikan telah menjadi kebutuhan primer umat manusia hari ini, seakan segala bidang akan menjadi cacat tanpa keberadaannya. Jika kita berbicara tentang pemimpin, sudah tentu pendidikan (formal dan informal) menjadi pena yang menggoreskan cerita luar biasa dalam kehidupan mereka. Saya percaya, pemimpin yang baik terlahir dari rahim pendidikan yang benar. Tidak bisa tidak, dan inilah sebuah kepastian. Bagaimana membuktikannya? Mari kita berjalan menyusuri sejarah tokoh Indonesia yang memiliki pendidikan intelektual dan spiritual seimbang.

Sebelum beranjak lebih jauh, mari melihat pandangan tentang pendidikan dari seorang tokoh di negara Brazil, menurut Paulo Freire (1984: 32), seseorang harus mengembangkan kemampuannya untuk melihat tantangan-tantangan dari zamannya serta mampu menumbuhkan kesadaran kritis pada masyarakat melalui pendidikan, sebab ia menjadi sebuah hal yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada seseorang sebelum berbaur dalam masyarakat, nilai yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin.

Pendidikanyang Melahirkan

Sosok PemimpinMilka Anggun

Kini mari kita berjalan menyambangi sejarah salah seorang tokoh Indonesia yang datang dari Madiun. Membangun rumah kos ternyata menjadi sarana pendidikan yang dijalankan di bawah naungan ide Tjokroaminoto, dan pendidikan agama menjadi salah satu cara yang digunakan oleh Tjokroaminoto untuk mengimbangi pendidikan barat yang didapat dari sekolah-sekolah Belanda (Amelz, 1952: 60). Hebatnya dengan bimbingan yang penuh, para pemuda penghuni rumah kos-kosan tersebut dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di masa-masa awal kemerdekaan. Di antaranya adalah Soekarno, Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka, Musso hingga Kartosoewirjo. Ialah Tjokroaminoto, yang dengan pendidikan ia mampu mengisi bangsa dengan generasi muda yang luar biasa.

Kita beranjak menuju Surabaya, menengok seorang lelaki luar biasa yang terkenal dengan pekikan

semangatnya, "Merdeka atau Mati. Allahu Akbar!"Ya, Bung Tomo sungguh beruntung sebab ia terlahir dari keluarga yang sangat menghargai pendidikan, hingga pembawaannya sangat lugas dan bersemangat. Bung Tomo menyadari bahwa rasa nasionalisnya didapatkan pertama melalui keluarga, terutama dari kakeknya. Kemudian rasa nasionalisnya pun bangkit melalui pendidikan yang ditempuhnya di Kepanduan Bangsa Indonesia, Bung Tomo mendapat peringkat Pandu Garuda, yakni peringkat yang sangat berharga karena berarti ia menjadi orang kedua di Hindia Belanda. Di samping nasionalismenya, ia merupakan sosok yang shaleh dan taat akan agama islam. Bung Tomo meninggal dunia ketika sedang melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah, 7

Oktober 1981. Bung Tomo, dengan pendidikan ia bela bangsa Indonesia bersama ketaatan pada Tuhannya.

Selanjutnya, kita melaju kembali menuju kediaman lelaki hebat yang lahir dari pulau Sumatra. Kala itu pelaksanaan pendidikan masih bersifat tradisional. Apa sebab? Karena materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian kitab-kitab klasik. Lelaki ini, meski tidak puas dengan sistem pendidikan waktu itu namun ia tetap mengikutinya dengan baik, ya menempuh pendidikan di sekolah diniyah di padang panjang dan Sumatra Thawalib di Palabek. Ialah lelaki pengelana yang kita kenal dengan nama Buya Hamka.Sejak muda ia dikenal sebagai seorang pengelana, hingga ayahnya

memberi gelar Si Buyung jauh. Pada usia 15 tahun ia merantau ke pulau Jawa dan tertarik untuk menimba ilmu tentang gerakan sosial politik, khususnya gerakan Islam modern, ia pun memulai kursus-kursus di Yogyakarta. Buya Hamka, dengan pendidikannya ia bangun Indonesia sepenuh jiwa.

Ya, itulah beberapa tokoh Indonesia yang dalam sejarah hidupnya begitu kental dengan pendidikan yang benar, yakni kesadaran tinggi akan kebutuhan ilmu dunia dan akhirat. Tanpa disadari, pendidikan yang benar telah membentuk mereka menjadi pemimpin yang baik bagi bangsa ini, bukan? Mari tempuh pendidikan dengan benar dan bersiap menjadi generasi pemimpin berikutnya!

Page 8: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

4

meleburkan berbagai tanggung jawab di sekitar menjadi kekuatan besar perubahan global. Negeri ini butuh pemimpin yang berisi, sementara menuangkan isi selalu membutuhkan proses diisi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam ilmu kepemimpinan.

Selain terdidik, kita membutuhkan pemimpin yang tercerahkan. Seperti Soekarno dan Hatta, seorang insinyur dan ahli ekonomi yang tercerahkan karena mereka memilih berjuang memerdekakan bangsanya. Padahal pada masa itu mereka bisa hidup tenang dan nyaman jika bekerjasama dengan penjajah berkat tingginya pendidikan mereka. Saat ini banyak pejabat yang terdidik, namun belum tercerahkan untuk terus melayani, tidak korupsi, dan layak diteladani. Saat kesadaran akan urgensi pendidikan kepemimpinan kian dipahami, bukan tidak mungkin pemimpin yang relijius (Islami), cerdas prestatif, memiliki jiwa kepemimpinan, dan rasa sosial yang tinggi akan segera hadir memenuhi kursi setiap lini terkecil hingga yang paling besar bangsa kita, Indonesia.

Pada akhirnya manusia cerdas adalah mereka yang tahu siapa dirinya. Bertanggung jawab atas kepemimpinannya terhadap diri sendiri. Sejatinya, entah itu Presiden atau Ketua RT, keduanya tetaplah warga Negara; pelayan. Seperti halnya manusia, jin dan malaikat, ketiganya tetaplah ciptaan Tuhan; hamba.

erupakan suatu keniscayaan bahwa pendidikan telah menjadi kebutuhan primer umat manusia hari ini, seakan segala bidang akan menjadi cacat tanpa keberadaannya. Jika kita berbicara tentang pemimpin, sudah tentu pendidikan (formal dan informal) menjadi pena yang menggoreskan cerita luar biasa dalam kehidupan mereka. Saya percaya, pemimpin yang baik terlahir dari rahim pendidikan yang benar. Tidak bisa tidak, dan inilah sebuah kepastian. Bagaimana membuktikannya? Mari kita berjalan menyusuri sejarah tokoh Indonesia yang memiliki pendidikan intelektual dan spiritual seimbang.

Sebelum beranjak lebih jauh, mari melihat pandangan tentang pendidikan dari seorang tokoh di negara Brazil, menurut Paulo Freire (1984: 32), seseorang harus mengembangkan kemampuannya untuk melihat tantangan-tantangan dari zamannya serta mampu menumbuhkan kesadaran kritis pada masyarakat melalui pendidikan, sebab ia menjadi sebuah hal yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada seseorang sebelum berbaur dalam masyarakat, nilai yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin.

Kini mari kita berjalan menyambangi sejarah salah seorang tokoh Indonesia yang datang dari Madiun. Membangun rumah kos ternyata menjadi sarana pendidikan yang dijalankan di bawah naungan ide Tjokroaminoto, dan pendidikan agama menjadi salah satu cara yang digunakan oleh Tjokroaminoto untuk mengimbangi pendidikan barat yang didapat dari sekolah-sekolah Belanda (Amelz, 1952: 60). Hebatnya dengan bimbingan yang penuh, para pemuda penghuni rumah kos-kosan tersebut dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di masa-masa awal kemerdekaan. Di antaranya adalah Soekarno, Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka, Musso hingga Kartosoewirjo. Ialah Tjokroaminoto, yang dengan pendidikan ia mampu mengisi bangsa dengan generasi muda yang luar biasa.

Kita beranjak menuju Surabaya, menengok seorang lelaki luar biasa yang terkenal dengan pekikan

semangatnya, "Merdeka atau Mati. Allahu Akbar!"Ya, Bung Tomo sungguh beruntung sebab ia terlahir dari keluarga yang sangat menghargai pendidikan, hingga pembawaannya sangat lugas dan bersemangat. Bung Tomo menyadari bahwa rasa nasionalisnya didapatkan pertama melalui keluarga, terutama dari kakeknya. Kemudian rasa nasionalisnya pun bangkit melalui pendidikan yang ditempuhnya di Kepanduan Bangsa Indonesia, Bung Tomo mendapat peringkat Pandu Garuda, yakni peringkat yang sangat berharga karena berarti ia menjadi orang kedua di Hindia Belanda. Di samping nasionalismenya, ia merupakan sosok yang shaleh dan taat akan agama islam. Bung Tomo meninggal dunia ketika sedang melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah, 7

Oktober 1981. Bung Tomo, dengan pendidikan ia bela bangsa Indonesia bersama ketaatan pada Tuhannya.

Selanjutnya, kita melaju kembali menuju kediaman lelaki hebat yang lahir dari pulau Sumatra. Kala itu pelaksanaan pendidikan masih bersifat tradisional. Apa sebab? Karena materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian kitab-kitab klasik. Lelaki ini, meski tidak puas dengan sistem pendidikan waktu itu namun ia tetap mengikutinya dengan baik, ya menempuh pendidikan di sekolah diniyah di padang panjang dan Sumatra Thawalib di Palabek. Ialah lelaki pengelana yang kita kenal dengan nama Buya Hamka.Sejak muda ia dikenal sebagai seorang pengelana, hingga ayahnya

memberi gelar Si Buyung jauh. Pada usia 15 tahun ia merantau ke pulau Jawa dan tertarik untuk menimba ilmu tentang gerakan sosial politik, khususnya gerakan Islam modern, ia pun memulai kursus-kursus di Yogyakarta. Buya Hamka, dengan pendidikannya ia bangun Indonesia sepenuh jiwa.

Ya, itulah beberapa tokoh Indonesia yang dalam sejarah hidupnya begitu kental dengan pendidikan yang benar, yakni kesadaran tinggi akan kebutuhan ilmu dunia dan akhirat. Tanpa disadari, pendidikan yang benar telah membentuk mereka menjadi pemimpin yang baik bagi bangsa ini, bukan? Mari tempuh pendidikan dengan benar dan bersiap menjadi generasi pemimpin berikutnya!

YITUpdates

Page 9: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

Rabu (28/1), Yayasan Indonesia Tangguh menyalurkan Beasiswa Prestasi Nasional kepada 10 mahasiswa dan mahasiswa prestatif dari Kampus Politeknik Negeri Jakarta. Acara penyaluran beasiswa ini dilangsungkan di Aula lantai dua CODE Margonda dengan menghadirkan langsung Direktur Yayasan Indonesia Tangguh, Agus Budiyanto, dan salah satu dewan pembina Yayasan Indonesia Tangguh, Nining Latianingsih. Turut hadir juga dalam acara tersebut para tamu undangan dan awak media yang datang untuk meliput.

Beasiswa Prestasi Nasional merupakan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa pintar dan prestatif baik dalam bidang akademik maupun non akademik yang mengalami kesulitan dalam membayar uang kuliah. Selain mendapatkan dana bantuan biaya

Yayasan Indonesia TangguhSalurkan Beasiswa Prestasi Nasional

kuliah, para penerima Beasiswa Prestasi Nasional juga akan medapatkan pelatihan-pelatihan pengembangan diri secara berkala, seperti pelatihan jurnalistik dan pelatihan menyusun proposal hidup. Ini lah yang membuat Beasiswa Prestasi Nasional berbeda dengan beasiswa kebanyakan, karena tidak hanya membantu dalam bentuk uang tapi juga memperhatikan pengembangan diri para penerima manfaatnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, Beasiswa Prestasi Nasional akan membantu lebih banyak mahasiswa prestatif dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Tentunya dengan peran serta seluruh masyarakat Indonesia yang berdonasi, program ini akan semakin banyak memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Santri BPI dan BPNBerkunjung ke Gedung DPR MPR RI

1

2

Page 10: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

Santri Program Beastudi Pemuda Indonesia dan Beasiswa Prestasi Nasional berkesempatan mengunjungi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di Senayan, Jakarta, melalui agenda ‘VIVA LEGISLATIVA’ yang diselenggarkan MPM PNJ.

Bertemakan “Membentuk Karakter Legislator Muda dan Berwawasan Kebangsan Yang Luas”, agenda kunjungan ini bertujuan memberikan pencerdasan mengenai dunia legislatif kepada mahasiwa Politeknik Negeri Jakarta.

Kamis, 5 Maret 2015, Yayasan Indonesia Tangguh menggelar diskusi akademik bertajuk “Ke Luar Negeri Modal Paper? Bisa!” di Kampus Politeknik Negeri Jakarta. Diskusi Akademik merupakan program rutin Yayasan Indonesia Tangguh yang dilakukan di berbagai kampus dengan tujuan memberikan berbagai pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya bidang penelitian dan beasiswa, agar mahasiswa-mahasiswa saat ini juga terbiasa dengan penelitian dan memiliki pengetahuan tentang tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa.

Bekerja sama dengan UKM Mars Project PNJ, Diskusi Akademik kali ini menghadirkan Mahasiswa Berprestasi PNJ jurusan Teknik Sipil tahun 2012 Tri Rahayu dan

Diskusi AkademikYayasan IndonesiaTangguh

Rombongan diterima langsung oleh para pimpinan DPR RI. Di sana, mereka mendapatkan penjelasan tentang sejarah, fungsi, dan tugas-tugas anggota DPR RI, berdialog tentang isu-isu kekinian, dan berkeliling beberapa area gedung DPR MPR RI.

Dengan adanya kujungan ini, para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia dan Beasiswa Prestasi Nasional mendapatkan wawasan kenegeraan baru.

Mahasiswa Berprestasi PNJ tahun 2014 Dini Hanifa Karim. Kedua pembicara menceritakan pengalaman mereka di bidang penelitian yang sudah mengantarkan mereka meraih berbagai penghargaan dan bahkan hingga mampu pergi ke luar negeri bermodal (paper) penelitian.

Diskusi Akademik kali ini sekaligus bagian dari pelatihan pengembangan diri bagi para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia dan mahasiswa penerima Beasiswa Prestasi Nasional. Peserta yang hadir sangat antusias mengikuti Diskusi Akademik ini, banyak dari peserta tergugah untuk melakukan penelitian-penelitian dan mengikuti lomba-lomba karya ilmiah.

23

Page 11: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

5

utamakabar

Dengan konsep yang sangat simpel dan sederhana, program Beastudi Pemuda Indonesia didesain sebagai program beasiswa berbasis pembinaan mahasiawa dalam sebuah asrama. Tidak tanggung-tanggung, kami ingin semua kampus yang ada di Indonesia memiliki asrama Beastudi Pemuda Indonesia. Yang mana di dalam asrama tersebut para santri (mahasiswa) akan mendapatkan program-program unggulan seperti tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, bimbingan akademik, kajian

Beastudi Pemuda Indonesia:

bersamalahirkan

Pemimpinmasa depan

Agus BudiyantoDirektur UtamaYayasan Indonesia Tangguh

Proyek peradaban. Dua kata yang selalu terngiang dalam benak, saat pertama kali tercetus Program Beatudi Pemuda Indonesia. Tepat satu tahun lalu, program ini mulai dirumuskan secara matang oleh

para pendiri Yayasan Indonesia Tangguh. Program Beastudi Pemuda Indonesia dibuat untuk melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan bangsa yang mampu membawa perubahan bagi Indonesia. Seperti halnya yang dilakukan Rasulullah semasa hijrah, dengan membangun Masjid

Nabawi dan mejadikannya tempat membina dan melahirkan pejuang-pejuang Islam yang militan sebagai awal mula tegaknya perdaban Islam yang mendunia.

keislaman dan kenegeraan, dan pelatihan kepemimpinan secara berkala selama satu tahun. Dengan program-program asrama yang para santri dapatkan, maka harapan kami akan tercapai tujuan dari program Beastudi Pemuda Indonesia yaitu melahirkan pemuda-pemuda yang relijius, cerdas, berjiwa pemimpin dan miliki rasa sosial yang tinggi, serta memiliki konsep hidup yang matang.

Relijius

Santri-santri program Beastudi Pemuda Indonesia akan dibina agar menjadi pemuda yang rejius dan memiliki pemahaman Islam yang komprehensif. Program yang akan mereka dapatkan antara lain tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian Islam kontemporer, tahajud, dzikir pagi berjama’ah, dhuha, shalat berjama’ah di masjid, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya dikontrol setiap hari. Dengan demikian, para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia akan terbiasa dengan ibadah-ibadah harian, mendapat tambahan wawasan keislaman yang baik, juga menambah hafalan Al-Qur’an mereka.

Cerdas

Selain relijius, para santri juga akan dibina agar menjadi pemuda yang cerdas, bukan hanya cerdas dalam bidang akademik tapi juga memiliki wawasan pengetahuan umum yang baik. Oleh karenanya, para santri diberikan bimbingan akademik oleh supervisor asrama setiap harinya. Mereka diwajibkan untuk belajar setiap malam minimal satu jam. Selain itu, para santri juga dituntut untuk membaca minimal satu judul buku setiap bulan.

Berjiwa Pemimpin dan Memiliki Rasa Sosial yang Tinggi

Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa sosial, para santri diwajibkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan maupun kemasyarakatan di kampus maupun dilingkungan masyarakat secara umum. Selain itu, para santri juga mendapatkan program kajian kenegaraan setiap dua pekan sekali dan kunjungan tokoh sebulan sekali untuk mendambah wawasan mereka tentang kenegaraan. Dengan ini, mereka akan terbiasa hadir dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat.

Konsep Diri yang Matang

Santri-santri pogram Beastudi Pemuda Indonesia akan dibentuk menjadi pemuda yang memiliki konsep diri yang matang, misalnya memikili fisik yang kuat dan

sehat, rapih dalam penjadwalan kegiatan sehari-hari, dan memiliki rencana hidup yang jelas selama beberapa tahun ke depan; khususnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya untuk Indonesia.

Alhamdulillah, di tahun pertamanya program Beastudi Pemuda Indonesia sudah terlaksana di Kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan satu asrama laki-laki berjumlah 10 orang. Mimpi besar kami, program Beastudi Pemudai Indonesia ada di semua kampus yanga ada di Indonesia. Sehingga bukan hal yang mustahil peradaban Indonesia yang lebih baik akan terwujud.

Atas bantuan semua orang, mimpi besar untuk melahirkan ribuan pemimpin masa depan melalui program Beastudi Pemuda Politeknik akan segera tewujud, bersama-sama. Dan peradaban Indoneisa yang lebih baik akan terwujud, insya Allah.

Page 12: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

6

Dengan konsep yang sangat simpel dan sederhana, program Beastudi Pemuda Indonesia didesain sebagai program beasiswa berbasis pembinaan mahasiawa dalam sebuah asrama. Tidak tanggung-tanggung, kami ingin semua kampus yang ada di Indonesia memiliki asrama Beastudi Pemuda Indonesia. Yang mana di dalam asrama tersebut para santri (mahasiswa) akan mendapatkan program-program unggulan seperti tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, bimbingan akademik, kajian

keislaman dan kenegeraan, dan pelatihan kepemimpinan secara berkala selama satu tahun. Dengan program-program asrama yang para santri dapatkan, maka harapan kami akan tercapai tujuan dari program Beastudi Pemuda Indonesia yaitu melahirkan pemuda-pemuda yang relijius, cerdas, berjiwa pemimpin dan miliki rasa sosial yang tinggi, serta memiliki konsep hidup yang matang.

Relijius

Santri-santri program Beastudi Pemuda Indonesia akan dibina agar menjadi pemuda yang rejius dan memiliki pemahaman Islam yang komprehensif. Program yang akan mereka dapatkan antara lain tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian Islam kontemporer, tahajud, dzikir pagi berjama’ah, dhuha, shalat berjama’ah di masjid, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya dikontrol setiap hari. Dengan demikian, para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia akan terbiasa dengan ibadah-ibadah harian, mendapat tambahan wawasan keislaman yang baik, juga menambah hafalan Al-Qur’an mereka.

Cerdas

Selain relijius, para santri juga akan dibina agar menjadi pemuda yang cerdas, bukan hanya cerdas dalam bidang akademik tapi juga memiliki wawasan pengetahuan umum yang baik. Oleh karenanya, para santri diberikan bimbingan akademik oleh supervisor asrama setiap harinya. Mereka diwajibkan untuk belajar setiap malam minimal satu jam. Selain itu, para santri juga dituntut untuk membaca minimal satu judul buku setiap bulan.

Berjiwa Pemimpin dan Memiliki Rasa Sosial yang Tinggi

Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa sosial, para santri diwajibkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan maupun kemasyarakatan di kampus maupun dilingkungan masyarakat secara umum. Selain itu, para santri juga mendapatkan program kajian kenegaraan setiap dua pekan sekali dan kunjungan tokoh sebulan sekali untuk mendambah wawasan mereka tentang kenegaraan. Dengan ini, mereka akan terbiasa hadir dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat.

Konsep Diri yang Matang

Santri-santri pogram Beastudi Pemuda Indonesia akan dibentuk menjadi pemuda yang memiliki konsep diri yang matang, misalnya memikili fisik yang kuat dan

sehat, rapih dalam penjadwalan kegiatan sehari-hari, dan memiliki rencana hidup yang jelas selama beberapa tahun ke depan; khususnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya untuk Indonesia.

Alhamdulillah, di tahun pertamanya program Beastudi Pemuda Indonesia sudah terlaksana di Kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan satu asrama laki-laki berjumlah 10 orang. Mimpi besar kami, program Beastudi Pemudai Indonesia ada di semua kampus yanga ada di Indonesia. Sehingga bukan hal yang mustahil peradaban Indonesia yang lebih baik akan terwujud.

Atas bantuan semua orang, mimpi besar untuk melahirkan ribuan pemimpin masa depan melalui program Beastudi Pemuda Politeknik akan segera tewujud, bersama-sama. Dan peradaban Indoneisa yang lebih baik akan terwujud, insya Allah.

Page 13: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

7

santri

Yanwar Firmansyah

MerintisPNJTV

seputar

Yanwar Firmansyah lahir pada 13 Januari 1995 di sebuah kota di ujung Jawa Barat, salah satu kota yang disebut kota wali. Ia menempuh pendidikan formal dari SD hingga SMA dengan baik, dengan berbagai prestasi baik akademik maupun non akademik. SDN II kabupaten Cirebon, SMPN 4 kota Cirebon, SMAN 9 Cirebon, adalah sekolah yang ia tempuh. Prestasi yang ia dapatkan sewaktu di SMA adalah Juara Umum Cerdas Cermat Agama dan Juara 3 Cerdas Cermat Umum. Tidak kalah penting, ia pernah menjadi ketua umum atau pradana dalam organisasi Kepramukaan.

Karakteristik yang power full, visioner, dan memiliki tekad yang kuat membuat Yanwar tergerak hijrah ke kota Depok untuk menempuh pendidikan yang lebih baik dengan melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Jakarta. Cita-cita yang ingin ia capai yaitu memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang multimedia dan penyiaran televisi atau radio. Hal ini sesuai dengan jurusan yang diambilnya yaitu Teknik Elektro program studi Teknik Telekomunikasi.

Pada tanggal 17 Agustus 2013 lalu ia masuk dan enjajaki kampus Politeknik Negeri Jakarta. Dengan

bangga dan semangat yang membara ia beradaptasi dengan cepat. Didorong oleh bakat dan visi yang dimilikinya ia pun mengikuti banyak kepanitiaan dan bebagai organisasi, termasuk himpunan dan UKM.

Suatu saat ia memikirkan sesuatu yang berbeda untuk kampus tersebut, yang bertujuan membuat Politeknik Negeri Jakarta menjadi lebih baik dan harum namanya di masyarakat luas. Ia mulai mengajak

beberapa temannya untuk merintis sebuah komunitas media dengan nama PNJTV.

Visinya adalah ‘menjadikan media informasi dan multimedia utama yang

berintegrasi, berwawasan, bermanfaat, dan sebagai tuntunan masyarakat sehingga dapat mengharumkan nama baik kampus’. Tujuan lainya yakni ‘sebagai sayap informasi yang akurat, tepat, bermanfaat, dan terpercaya’. Target kedepan ialah mempersiapkan komunitas PNJTV menjadi BO (badan otonom), memberikan siaran yang berkualitas, serta menjadi media partner. Sampai saat ini PNJTV masih terus berkarya dan selalu mengevaluasi kinerjanya agar menjadi media yang profesional.

Page 14: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

8

Dengan konsep yang sangat simpel dan sederhana, program Beastudi Pemuda Indonesia didesain sebagai program beasiswa berbasis pembinaan mahasiawa dalam sebuah asrama. Tidak tanggung-tanggung, kami ingin semua kampus yang ada di Indonesia memiliki asrama Beastudi Pemuda Indonesia. Yang mana di dalam asrama tersebut para santri (mahasiswa) akan mendapatkan program-program unggulan seperti tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, bimbingan akademik, kajian

keislaman dan kenegeraan, dan pelatihan kepemimpinan secara berkala selama satu tahun. Dengan program-program asrama yang para santri dapatkan, maka harapan kami akan tercapai tujuan dari program Beastudi Pemuda Indonesia yaitu melahirkan pemuda-pemuda yang relijius, cerdas, berjiwa pemimpin dan miliki rasa sosial yang tinggi, serta memiliki konsep hidup yang matang.

Relijius

Santri-santri program Beastudi Pemuda Indonesia akan dibina agar menjadi pemuda yang rejius dan memiliki pemahaman Islam yang komprehensif. Program yang akan mereka dapatkan antara lain tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian Islam kontemporer, tahajud, dzikir pagi berjama’ah, dhuha, shalat berjama’ah di masjid, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya dikontrol setiap hari. Dengan demikian, para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia akan terbiasa dengan ibadah-ibadah harian, mendapat tambahan wawasan keislaman yang baik, juga menambah hafalan Al-Qur’an mereka.

Cerdas

Selain relijius, para santri juga akan dibina agar menjadi pemuda yang cerdas, bukan hanya cerdas dalam bidang akademik tapi juga memiliki wawasan pengetahuan umum yang baik. Oleh karenanya, para santri diberikan bimbingan akademik oleh supervisor asrama setiap harinya. Mereka diwajibkan untuk belajar setiap malam minimal satu jam. Selain itu, para santri juga dituntut untuk membaca minimal satu judul buku setiap bulan.

Berjiwa Pemimpin dan Memiliki Rasa Sosial yang Tinggi

Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa sosial, para santri diwajibkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan maupun kemasyarakatan di kampus maupun dilingkungan masyarakat secara umum. Selain itu, para santri juga mendapatkan program kajian kenegaraan setiap dua pekan sekali dan kunjungan tokoh sebulan sekali untuk mendambah wawasan mereka tentang kenegaraan. Dengan ini, mereka akan terbiasa hadir dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat.

Konsep Diri yang Matang

Santri-santri pogram Beastudi Pemuda Indonesia akan dibentuk menjadi pemuda yang memiliki konsep diri yang matang, misalnya memikili fisik yang kuat dan

DONASI VIA BNI

Iuran donatur 50.000Rp

Sheila 50.000Rp

Iuran donatur 100.000Rp

Lisa 200.000Rp

Iuran donatur 50.000Rp

Iuran donatur 200.000Rp

Total Donasi Via Bank BNI 650.000Rp

DONASI VIA MANDIRI

Suluh Kartiko 50.000Rp

Intan Mustabsyiroh 2.000.000Rp

Safira Chairunnissa 100.000Rp

Firdha Febriyanti Hasanah 100.000Rp

Rama Hidayat 150.000Rp

Vera Dwianggraeni 350.000Rp

Yanuar Setyadi 50.000Rp

Prma CR Transfer 50.000Rp

Anonim 250.000Rp

Markana 100.002Rp

Muzamil R 100.000Rp

Mety Parmiati 150.000Rp

Prma CR Transfer 200.000Rp

Muammar Hafizh Fa'iq 200.000Rp

Widya Megasari 100.000Rp

Anonim 1.000.000Rp

Hashif Ibadurrahman 600.000Rp

Rizka Adheliana 100.000Rp

Annurfal S 400.000Rp

Anonim 50.000Rp

Dini Hanifa 50.000Rp

ATMB Transfer 50.000Rp

Safira Chairunnissa 100.000Rp

Total Donasi Via Bank Mandiri 6.300.002Rp

TOTAL DONASI BULAN APRIL 6.950.002Rp

Laporan Penerimaan Donasi

April 2015

sehat, rapih dalam penjadwalan kegiatan sehari-hari, dan memiliki rencana hidup yang jelas selama beberapa tahun ke depan; khususnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya untuk Indonesia.

Alhamdulillah, di tahun pertamanya program Beastudi Pemuda Indonesia sudah terlaksana di Kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan satu asrama laki-laki berjumlah 10 orang. Mimpi besar kami, program Beastudi Pemudai Indonesia ada di semua kampus yanga ada di Indonesia. Sehingga bukan hal yang mustahil peradaban Indonesia yang lebih baik akan terwujud.

Atas bantuan semua orang, mimpi besar untuk melahirkan ribuan pemimpin masa depan melalui program Beastudi Pemuda Politeknik akan segera tewujud, bersama-sama. Dan peradaban Indoneisa yang lebih baik akan terwujud, insya Allah.

Page 15: INDONESIA TANGGUH E-MAGAZINE 1

Dengan konsep yang sangat simpel dan sederhana, program Beastudi Pemuda Indonesia didesain sebagai program beasiswa berbasis pembinaan mahasiawa dalam sebuah asrama. Tidak tanggung-tanggung, kami ingin semua kampus yang ada di Indonesia memiliki asrama Beastudi Pemuda Indonesia. Yang mana di dalam asrama tersebut para santri (mahasiswa) akan mendapatkan program-program unggulan seperti tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, bimbingan akademik, kajian

keislaman dan kenegeraan, dan pelatihan kepemimpinan secara berkala selama satu tahun. Dengan program-program asrama yang para santri dapatkan, maka harapan kami akan tercapai tujuan dari program Beastudi Pemuda Indonesia yaitu melahirkan pemuda-pemuda yang relijius, cerdas, berjiwa pemimpin dan miliki rasa sosial yang tinggi, serta memiliki konsep hidup yang matang.

Relijius

Santri-santri program Beastudi Pemuda Indonesia akan dibina agar menjadi pemuda yang rejius dan memiliki pemahaman Islam yang komprehensif. Program yang akan mereka dapatkan antara lain tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, kajian Islam kontemporer, tahajud, dzikir pagi berjama’ah, dhuha, shalat berjama’ah di masjid, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya dikontrol setiap hari. Dengan demikian, para santri Program Beastudi Pemuda Indonesia akan terbiasa dengan ibadah-ibadah harian, mendapat tambahan wawasan keislaman yang baik, juga menambah hafalan Al-Qur’an mereka.

Cerdas

Selain relijius, para santri juga akan dibina agar menjadi pemuda yang cerdas, bukan hanya cerdas dalam bidang akademik tapi juga memiliki wawasan pengetahuan umum yang baik. Oleh karenanya, para santri diberikan bimbingan akademik oleh supervisor asrama setiap harinya. Mereka diwajibkan untuk belajar setiap malam minimal satu jam. Selain itu, para santri juga dituntut untuk membaca minimal satu judul buku setiap bulan.

Berjiwa Pemimpin dan Memiliki Rasa Sosial yang Tinggi

Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa sosial, para santri diwajibkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan maupun kemasyarakatan di kampus maupun dilingkungan masyarakat secara umum. Selain itu, para santri juga mendapatkan program kajian kenegaraan setiap dua pekan sekali dan kunjungan tokoh sebulan sekali untuk mendambah wawasan mereka tentang kenegaraan. Dengan ini, mereka akan terbiasa hadir dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat.

Konsep Diri yang Matang

Santri-santri pogram Beastudi Pemuda Indonesia akan dibentuk menjadi pemuda yang memiliki konsep diri yang matang, misalnya memikili fisik yang kuat dan

Terima Kasih!Atas segala dukungan anda kepada kami.

Proyek Peradaban ini takkan mungkin tumbuh dan berbuah,tanpa uluran tangan kita bersama.

Semoga Allah yang Maha Pemurah membalas semua kebaikanyang telah kita lakukan untuk terwujudnya cita besar ini.

sehat, rapih dalam penjadwalan kegiatan sehari-hari, dan memiliki rencana hidup yang jelas selama beberapa tahun ke depan; khususnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarnya untuk Indonesia.

Alhamdulillah, di tahun pertamanya program Beastudi Pemuda Indonesia sudah terlaksana di Kampus Politeknik Negeri Jakarta dengan satu asrama laki-laki berjumlah 10 orang. Mimpi besar kami, program Beastudi Pemudai Indonesia ada di semua kampus yanga ada di Indonesia. Sehingga bukan hal yang mustahil peradaban Indonesia yang lebih baik akan terwujud.

Atas bantuan semua orang, mimpi besar untuk melahirkan ribuan pemimpin masa depan melalui program Beastudi Pemuda Politeknik akan segera tewujud, bersama-sama. Dan peradaban Indoneisa yang lebih baik akan terwujud, insya Allah.

janganlewatkan!

keep onsupportingus&spread it