Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

37
TOPIK-TOPIK LANJUTAN SISTEM INFORMASI (M0214) INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW SYSTEM Disusun Oleh : Ratna Purnama Sari 1000862941 / 06 PNM

Transcript of Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Page 1: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

TOPIK-TOPIK LANJUTAN SISTEM INFORMASI (M0214)

INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW SYSTEM

Disusun Oleh :Ratna Purnama Sari

1000862941 / 06 PNM

Page 2: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW SYSTEM

Ratna Purnama SariBinus University

ABSTRAK

Komitmen Indonesia terhadap kesepakatan di tingkat Regional ASEAN dan upaya untuk meningkatkan kondisi kinerja pelayanan ekspor-impor saat ini mendorong Indonesia untuk menerapkan Indonesia National Single Window (INSW). INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik. Tujuan umum penerapannya adalah untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar seluruh entitas yang terkait, meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release andclearance of cargoes, meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi. Portal INSW adalah fasilitas yang dipersiapkan sebagai wadah akses tunggal yang menyediakan semua fasilitas dan fungsi dari semua layanan yang terkait dengan eskpor-impor, minimal harus menyediakan semua fasilitas dan fungsi pokok untuk dapat membantu melakukan operasional kegiatan layanan ekspor-impor. Portal INSW diakses melalui halaman utama (homepage) situs resmi INSW dengan nama domain www.insw.go.id .

Kata kunci : single window, system,national

Page 3: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak …………………………………………………..……………………………………….. i

Daftar Isi …………………………………….. …………………………………………………..ii

Daftar Gambar …………………………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 11.1 Latar Belakang …………………………………………………….………. 11.2 Ruang Lingkup …………………………………………………………… 11.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………….. 11.4 Metodologi Penulisan ……………………………………………………. 21.5 Sistematika Penulisan …………………………………………………….… 2

BAB 2 LANDASAN TEORI………………………….……………………………….. 32.1 Single Window System ……………………………………………………. 3 2.1.1 Definisi ……………………………………………………………….. 3

2.1.2 Tujuan …………………………………………………..……………. 32.1.3 Implementasi ………………………………………………………… 32.1.4 Model Single Window ……………………………………………… 42.1.5 Manfaat Single Window System …………………………………… 5

BAB 3 PEMBAHASAN ………………………………………………..……………….. 63.1 Latar Belakang Penerapan INSW …………………………………….……. 63.2 Visi, Misi dan Strategi Penerapan INSW ……………………….………….. 63.3 Tujuan ………………………………………………………………………. 73.4 Komponen Utama Pendukung INSW ……………………………………… 73.5 Tahap-tahap Peluncuran INSW ……………………………..……………… 83.6 Official Website dan Portal INSW ……………………………………… 143.7 Potensi Permasalahan dan Kendala ……………………………………… 163.8 Key Factor For Success …………………………………………………… 163.9 Entitas dan Pengguna Portal INSW ……………………………….………. 17

BAB 4 SIMPULAN …………………………………………….……………………… 19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 4: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penerapan Sistem Single Window dalam Ekonomi Suatu Negara………….……..4

Gambar 3.1 Official Website INSW.………………………......………………....................... 14

Page 5: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejumlah pelabuhan Indonesia akan menjadi proyek percontohan pelayanan satu atap aplikasi, informasi dan pemrosesan dokumen pengeluaran barang (ASEAN Single Window) yang telah ditandatangani oleh para Menteri Ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, dimana masing-masing negara ASEAN dapat mendirikan ASEAN Single Window paling lambat tahun 2008. Pendirian ASEAN Single Window di negara anggota ASEAN itu bertujuan untuk menyederhanakan dan mempercepat lalulintas pengeluaran barang di pelabuhan, yang akhirnya diharapkan dapat menurunkan ekonomi biaya tinggi.

Berkaitan dengan perjanjian tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan National Single Window sebagai sistem guna mempercepat arus barang di pelabuhan. Pelaksanaan NSW memiliki setidaknya dua keuntungan, yang pertama adalah mempercepat proses ekspor-impor dan meningkatkan efektivitas dan kinerja ekspor-impor manajemen lalu lintas, dan yang kedua adalah meminimalkan waktu dan biaya ekspor-impor manajemen lalu lintas terutama dalam kaitannya dengan cargoes clearance.

NSW ini dapat diibaratkan sebagai anjungan tunai mandiri atau ATM. Pelaku usaha cukup menekan tombol sesuai perintah yang ada di layar monitor dan memasukkan data-data dokumen impor atau ekspor yang diminta oleh komputer. Data kemudian diproses melalui sistem online. Jika data yang dimasukkan sesuai dengan yang diminta komputer dan benar, semua proses transaksi selesai. Barang pun bisa dikeluarkan dari wilayah pabean secara sah. NSW merupakan sistem elektronik untuk menyelesaikan prosedur kegiatan ekspor-impor dan kepabeanan secara terpadu, cepat, efisien, dan berkelanjutan.

1.2 Ruang Lingkup

Pembahasan Indonesia National Single Window pada paper ini dibatasi pada pembahasan mengenai komponen-komponen utama pendukung INSW, entitias yang terkait dengan penggunaan INSW, tahap-tahap pengimplementasian INSW, official website dari INSW, permasalahan dan kendala yang mungkin dihadapi, dan key factor of success bagi pelaksanaan INSW.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembahasan paper mengenai Indonesia National Single Window ini adalah menyediakan informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam dunia ekspor impor di Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan internet telah menyebabkan operasional ekspor impor menjadi lebih mudah, cepat dan efisien waktu serta biaya-baiaya yang harus dikeluarkan.

Page 6: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

1.4 Metodologi Penulisan

Penulisan paper ini dilakukan dengan metode studi kepustakaan yaitu membaca dan mempelajari referensi baik melalui internet, buku – buku, artikel, dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Single Window System maupun penerapan Indonesia National Single Window.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan paper ini secara garis besar terbagi atas 3 bab : Bab 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan yang dilakukan.

Bab 2 PEMBAHASANPada bab ini diberikan secara rinci pembahasan dan artikel-artikel yang

berkaitan dengan Single Window System dan penerapannya di Indonesia atau dikenal dengan Indonesia National Single Window (INSW).

Bab 3 SIMPULANPada bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dan tanggapan yang

diberikan penulis dari hasil pembahasan mengenai Indonesia National Single Window (INSW).

Page 7: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

BAB 2LANDASAN TEORI

2.1 Single Window System

2.1.1 Definisi Menurut Hatta, 2008, http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=8&id=729, Single Window itu adalah segala sesuatu yang menyangkut kepabeaan, trade, port, portnet dll, yang tujuannya pengelolaan menjadi satu pintu. Unsur kepabeanan yang menjadi ujung tombaknya. Kerenanya, sistem merupakan integrasi dari sub-sub sistem dan banyak terkait instansi lain, seperti karantina, POM, pelabuhan, perdagangan, perindustrian.

Menurut Irawady, 2009, http://www.majalaheindonesia.com/NSW2.htm, pada dasarnya Single Window merupakan satu jendela dalam bentuk ICT yang merupakan suatu sistem yang mampu melakukan pengajuan data dan informasi, single submission, single processing data dan informasi dan single decision untuk melakukan suatu realease barang. Di sini prinsipnya adalah transparansi, efisiensi, dan sederhana.

2.1.2 Tujuan1. Memungkinkan pedagang internasional untuk mengumpulkan dokumen-dokumen

peraturan pada satu lokasi dan/atau satu entitas. Dokumen-dokumen ini biasanya merupakan deklarasi, aplikasi untuk perijinan ekspor/impor, dan dokumen-dokumen pendukung lain seperti sertifikat tagihan awal dan perdagangan.

2. Meningkatkan efisiensi waktu dan penghematan biaya untuk pedagang dalam transaksi mereka dengan pemerintah untuk mendapatkan penjelasan yang relevan dan perijinan memindahkan barang-barang muatan mereka melintasi batasan ekonomi dan nasional. Dalam lingkungan pre-Single Window secara tradisional, pedagang dapat bersaing dengan pendatang dan bertransaksi dengan beberapa agen pemerintahan di lokasi yang berbeda-beda untuk mendapatkan dokumen yang diperlukan, ijin, dan penjelasan untuk melengkapi proses impor dan ekspor mereka.

3. Memperlancar dan menyederhanakan aliran informasi antara pedagang dan pemerintah dan memberikan pendapatan yang berarti bagi semua pihak yang terlibat dalam perdagangan silang wilayah.

4. Mengatasi sistem yang kompleks dari pengumpulan data dan pengendalian peraturan.

2.1.3 ImplementasiKonsep ini diakui dan didukung oleh beberapa organisasi dunia yang bersangkutan dengan fasilitas perdagangan. Diantaranya United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), Centre for Trade Facilitation and Electronic Business (UN/CEFACT), World Customs Organisation (WCO), SITPRO Limited of the United Kingdom dan the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Page 8: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Diagram berikut mengilustrasikan contoh penerapan dari sistem Single Window dalam suatu ekonomi atau negara.

Gambar 2.1 Penerapan Sistem Single Window dalam Ekonomi Suatu Negara

Dalam mengimplementasikan lingkungan Single Window, pertama-tama pemerintah harus menyederhanakan dan meningkatkan aliran informasi yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Pemerintah harus mengkoordinasi dan meminimalisasi kebutuhan data legal yang berkaitan dengan perdagangan. Ketika kebutuhan informasi yang resmi dan komersial telah dirasionalisasi, kumpulan data ini dapat distandarisasi dan selanjutnya diselaraskan dengan keuntungan dari komunitas perdagangan.

2.1.4 Model Single Window1. Single Authority : koordinasi bea cukai dan/atau memaksakan semua yang

berhubungan dengan pengendalian yang berhubungan dengan batasan wilayah. Contoh : di Swedia dan Belanda. Petugas bea cukai melakukan banyak tugas-tugas berdasarkan tugas dari pemerintah lain yang berwenang.

2. Single System : mengintegrasikan kumpulan elektronik, penggunaan dan penyebaran data perdagangan internasional yang berkaitan dengan perdagangan yang melintasi batas wilayah. Sebagai contoh, Amerika Serikat membentuk pilot program yang memungkinkan para pedagang untuk menyerahkan data standar sekali saja dan sistem mendistribusikan data pada agen-agen yang tertarik pada transaksi tersebut.

3. Automated System : dimana pedagang perdagangan secara elektronik dapat mengirimkan deklarasi ke berbagai wewenang untuk proses dan persetujuan dalam suatu aplikasi. Dalam pendekatan ini, ijin yang telah disetujui dikirim secara elektronik ke komputer penerima. Seperti system yang digunakan di Singapura dan Indonesia. Selain itu, dalam system di Singapura, biaya,pajak, dan kewajiban dikomputerisasi secara otomatis dan dipotong dari rekening pedagang.

Page 9: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Ketika mempertimbangkan model-model diatas, penting untuk mengakui bahwa walaupun banyak usaha dan praktek-praktek perdagangan yang umum di semua negara, setiap negara pasti memiliki persyaratan dan kondisi sendiri yang unik.

2.1.5 Manfaat Single Window System1. Bagi pemerintah

- Meningkatkan pendapatan- Meningkatkan kepatuhan pedagang- Memungkinkan penggunaan teknik resiko manajemen untuk pengawasan dan

pencapaian tujuan - Pengembangan sumber daya secara lebih efektif dan efisien

2. Bagi perdagangan - Mengurangi biaya dengan mengurangi keterlambatan- Penjelasan dan penyampaian barang yang lebih cepat- Aplikasi dapat terprediksi dan penjelasan tentang peraturan- Pengembangan sumber daya secara lebih efektif dan efisien

Page 10: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

BAB 3PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Penerapan INSW1. Komitmen RI terhadap kesepakatan di tingkat Regional ASEAN

- Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota ASEAN dalam The Declaration of Asean Concord II (Bali Concord II), 7 Oktober 2003

- Kesepakatan Menteri Ekonomi ASEAN dalam Asean Agreement to Establish & Implement The Asean Single Window, 9 Desember 2005

- Kesepakatan Menteri Keuangan ASEAN dalam Asean Protocol to Establish and Implement The Asean Single Window, April 2006

- Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota ASEAN dalam Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint, 20 Nopember 2007

2. Kondisi kinerja pelayanan ekspor-impor yang perlu ditingkatkan- Lead Time waktu penanganan barang impor dan ekspor yang masih terlalu lama

(dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya)- Masih banyaknya titik layanan (Point of Services) dalam proses pelayanan ekspor-

impor sehingga mengakibatkan pelayanan tidak efisien

- Masih adanya biaya-biaya dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, sehingga mengakibatkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy)

- Tingkat validitas dan akurasi data atas transaksi dan kegiatan ekspor-impor yang belum memadai, terutama terkait dengan data perijinan ekspor-impor

- Kepentingan nasional untuk mengontrol lalu-lintas barang antar negara Untuk melindungi kepentingan nasional, perlu adanya kontrol terhadap lalulintas barang ekspor-impor secara lebih baik, terutama yang terkait dengan isu terorisme, trans-national crime, drug trafficking, illegal activity, Intellectual Property Right dan perlindungan konsumen

- Kinerja sistem pelayanan publik yang perlu ditingkatkanUntuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional, perlu dilakukan peningkatan kinerja sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip good-governance melalui pembangunan otomasisistem pelayanan yang terintegrasi

- Sistem pelayanan yang masih belum terintegrasi sehingga menghambat kelancaran arus barang. Untuk meningkatkan kelancaran arus barang ekspor-impor, sangat dibutuhkan adanya integrasi system antar Instansi Pemerintah (GA) yang akan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan keseluruhan proses ekspor-impor

3.2 Visi, Misi dan Strategi Penerapan INSW1. Visi Pengembangan Sistem NSW di Indonesia

Visi dari pengembangan Indonesia NSW adalah terwujudnya lingkungan “National

Page 11: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Single Window” di Indonesia, yaitu layanan tunggal elektronik untuk memfasilitasi pengajuan informasi standar guna menyelesaikan semua pemenuhan persyaratan dan ketentuan, serta semua kegiatan yang terkait dengan kelancaran arus barang ekspor, impor, dan transit, dalam rangka meningkatkan daya saing nasional

2. Misi dari Pengembangan Sistem NSW di IndonesiaMisi pengembangan sistem NSW di Indonesia adalah mewujudkan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi dalam penanganan atas lalulintas barang ekspor dan impor

3. Strategi Pengembangan Sistem NSW di IndonesiaStrategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan Sistem NSW di Indonesia antara lain :1. Melakukan kolaborasi sistem dari seluruh entitas (Instansi Pemerintah, Institusi

lainnya dan Swasta) sebagai upaya percepatan penyelesaian proses ekspor-impor.2. Komitmen bersama untuk melakukan koordinasi dalam memadukan dan

menyelaraskan proses bisnis antar entitas, guna meningkatkan kinerja dan efektifitas layanan yang terkait dengan ekspor-impor.

3. Menyempurnakan dan melengkapi perangkat hukum serta kelengkapan persyaratan legal lainnya, guna mendukung terwujudnya visi Indonesia NSW.

4. Meningkatkan kapasitas dan integritas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung penerapan prinsip-prinsip Good-Governance dalam pelayanan ekspor-impor

5. Strategi Penerapan Sistem NSW di IndonesiaPenerapan Sistem NSW di Indonesia dilakukan secara bertahap, sesuai dengan strategi pentahapan yangditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan selaku Ketua Tim Persiapan NSW, tentang Pedoman DanPentahapan Dalam Rangka Pembangunan Dan Penerapan Indonesia National Single Window (INSW),dengan pokok-pokok tahapan :

1. Ujicoba Tahap Awal Sistem NSW di Indonesia

2. Implementasi Tahap Kesatu Sistem NSW

3. Implementasi Tahap Kedua Sistem NSW

4. Implementasi Tahap Ketiga Sistem NSW

5. Implementasi Tahap Nasional Sistem NSW

6. Joint to ASEAN Single Window

3.3 TujuanTujuan umum dilakukannya penerapan Sistem NSW di Indonesia adalah untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar seluruh entitas yang terkait,

Page 12: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release andclearance of cargoes, meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi.

3.4 Komponen Utama Pendukung INSWKomponen utama entitas sistem yang akan mendukung penerapan sistem NSW di Indonesia, secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 :1. Instansi Pemerintah yang Terkait Langsung dengan Kegiatan Ekspor-Impor (Related

GA)Semua instansi pemerintah yang melakukan pelayanan kepada publik terkait dengan kegiatan perdagangan internasional, mulai yang menerbitkan perijinan ekspor-impor (licenses), penyelesaian kewajiban kepabeanan (customs-clearance), yang menangani pelayanan fisik barang di pelabuhan (cargo-handling), dan layanan lainnya dalam rangka menyelenggarakan fungsi pemerintah dalam melakukan pelayanan dan pengawasan lalulintas barang ekspor-impor. Seluruh instansi pemerintah ini bertanggung jawab memasok layanan ke Portal sistem NSW sesuai dengan Service Level yang telah disepakati bersama

2. Pelaku Usaha di Bidang Ekspor-ImporPara pelaku usaha yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor akan menjadi pengguna sistem dalam layanan Portal NSW, mulai dari Importir, Eksportir, PPJK, Shipping/ Airline, Forwader, Perusahaan Transportasi, Perusahaan Logistik, Warehousing, Perbankan dan sektor-sektor usaha lain yang ada keterkaitan dengan kegiatan penanganan lalulintas barang ekspor-impor. Pelaku usaha melakukan akses langsung terhadap layanan Portal NSW dalam menyelesaikan berbagai kewajiban administratif dalam kaitannya dengan kegiatan ekspor-impor

3. Sistem NSW Negara-negara lainnyaSistem NSW negara lain, terutama negara-negara anggota ASEAN, akan menjadi salah satu Entitas utama dalam operasional sistem NSW apabila sistem Indonesia NSW sudah dilakukan interkoneksi dengan NSW negara lain melalui sistem ASEAN Single Window maupun skema kerjasama bilateral lainnya Sistem NSW negara lain berperan dalam melakukan pertukaran data elektronik dengan Indonesia NSW

4. Pihak Pengelola Sistem NSWPengelola Sistem yang handal merupakan kunci utama keberhasilan operasional Portal NSW, dimana dapat dilakukan oleh Institusi yang ditunjuk oleh pemerintah, atau diserahkan kepada Application Service Provider dengan berbagai skema kerjasama. Mengelola fungsi dan fasilitas sistem NSW, serta menjadi pengendali hubungan antar muka seluruh komponen yang terkait, dibawah kendali pemerintah melalui Tim Nasional atau institusi yang ditunjuk

3.5 Tahap-tahap Peluncuran INSW1. Implementasi tahap awal

Page 13: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Untuk tahap awal, peluncurannya dilakukan di Tanjung Priok, salah satu pelabuhan besar di Indonesia. Tanjung Priok menjadi taruhan besar bagi kebijakan tersebut, mengingat praktek-praktek pungli di sana sudah menjadi rahasia umum.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan bahwa pemilihan tempat peluncuran di Tanjung Priok adalah karena kebijakan tersebut harus berhasil untuk kemudian diterapkan di sejumlah pelabuhan di seluruh Indonesia. Penerapan sistem NSW tahap pertama ini dilakukan melalui situs www.insw.go.id.

Dalam situs itu tergabung langsung lima instansi pemerintah, sehingga pengurusan dokumen langsung diintegrasikan dalam portal itu. Ani yang juga Ketua Tim Persiapan NSW mengatakan bahwa peluncuran implementasi tahap pertama NSW ini merupakan milestone untuk penerapan NSW di Indonesia secara keseluruhan dan persiapan Indonesia untuk bergabung dalam ASEAN Single Window (ASW) tahun 2008. Dia juga menjamin dengan adanya NSW, maka akan ada dua kemudahan yakni kelancaran arus dokumen dan kelancaran arus barang. "

Untuk tahap pertama penerapan NSW melibatkan lima instansi pemerintah yaitu Bea Cukai dan empat instansi lainnya yang mengeluarkan perizinan antara lain Badan POM, Ditjen Perdagangan luar negeri, Badan Karantina Pertanian dan Pusat Karantina Ikan. Secara total, ada 36 instansi yang terlibat dalam perizinan ekspor dan impor. Namun yang bisa bergabung baru 5 perusahaan. Sementara importir yang dilayani dengan sistem NSW tahap pertama ini baru 100 perusahaan.

Langkah pemerintah menerapkan kebijakan itu mendapat respon positif oleh kalangan pengusaha. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) MS Hidayat usai peresmian sistem NSW mengemukakan bahwa masalah administrasi kepabeanan memang menjadi perhatian bagi dunia usaha. Dia mengingkatkan bahwa bila pelaksanaan NSW ini diperluas ke pelabuhan lain diharapkan produsen atau importir lokal dapat lebih berperan dalam impor pengadaan barang dalam negeri dan mengurangi kegiatan ilegal. MS Hidayat mencontohkan kondisi Batam yang terdapat sedikitnya 32 pelabuhan tikus yang dijadikan jalur kegiatan importasi barang ilegal.

2. Implementasi tahap keduaPada tanggal 11 Agustus 2008, Menteri Keuangan selaku Ketua Tim

Persiapan NSW meresmikan peluncuran implementasi tahap kedua sistem NSW di Semarang, Jawa Tengah. Acara tersebut juga dihadiri oleh para menteri terkait, antara lain Menteri Perhubungan (selaku Wakil Ketua II Tim Persiapan NSW), Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Wakil Sekretaris Kabinet, para Pimpinan Tim Persiapan NSW, para pejabat terkait dari instansi pemerintah pusat dan daerah, serta para pelaku usaha dari berbagai daerah.

Dikemukakan pula bahwa pertimbangan pemilihan tempat penyelengaran di Semarang, antara lain karena Semarang merupakan salah satu kota pelabuhan yang akan dijadikan lokasi perluasan penerapan sistem NSW pada akhir 2008, sehingga kegiatan ini sekaligus dimaksudkan untuk sosialisasi perkembangan sistem NSW kepada para pelaku usaha setempat.

Peresmian Peluncuran Implementasi Tahap Kedua Sistem NSW merupakan kelanjutan dari pelaksanaan implementasi tahap kesatu yang telah diresmikan pada bulan Desember 2007. Pada tahap kedua ini, penerapan sistem NSW diperluas dengan melibatkan instansi pemerintah yang lebih banyak guna menjangkau

Page 14: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

pelayanan yang lebih luas. Instansi pemerintah yang dilibatkan pada tahap kedua ini meliputi 5 instansi yang telah bergabung pada tahap pertama dan ditambah 10 instansi yang baru bergabung mulai Akhir Juni 2008.

Instansi yang telah bergabung sejak Desember 2007 adalah Direktorat Jendseral Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, BPOM, Karantina Ikan, Karantina Tumbuhan dan Karatina Hewan. Sedangkan 10 instansi yang baru bergabung mulai bulan Juni 2008 meliputi Departemen Perindustrian, Departemen Kesehatan, Departemen ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Ditjen Pos dan Telekomunikasi, BAPETEN, POLRI dan Departemen Pertahanan.

Penambahan GA baru tersebut dilakukan sesuai dengan target pekerjaan teknis perluasan coverage jumlah GA yang ikut bergabung sehingga mencakup seluruh GA Perijinan Impor, Sementara itu, terkait dengan peningkatan jumlah pengguna sistem NSW, pada implementasi tahap kedua ini dilakukan perluasan user yang menggunakan sistem NSW sehingga meliputi para importir yang merupakan Mitra Utama (MITA) Prioritas sejumlah 97 Importir dari 102 MITA Prioritas dan sejumlah 46 Importir MITA Non-Prioritas. Dengan demikian semua dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) yang dikirimkan oleh MITA Prioritas dan MITA Non-Prioritas telah menggunakan fasilitas di Portal INSW. Terkait dengan konsolidasi dalam menghadapi tugas Tim ke depan, Menteri Keuangan menegaskan kembali perlunya menjaga dan meningkatkan komitmen bersama antar seluruh GA.

Komitmen tersebut sebagai kunci utama keberhasilan Tim Persiapan NSW, mengingat antara Juli s/d Desember 2008 beban tugas Tim akan menjadi lebih berat. Dengan telah berhasilnya menerapkan Sistem NSW-Impor pada Implementasi Tahap Kedua (sejak akhir Juni 2008), maka pada tahapan berikutnya dilanjutkan dengan menerapkan Sistem NSW-Ekspor. Disamping itu Tim juga harus melakukan pengintegrasian in-house sistem dari instansi terkait lainnya ke dalam sistem Portal INSW, antara lain SeaPort-System dan AirPort-System. Tugas Tim juga akan bertambah berat, sehubungan dengan besarnya tambahan user yang akan dilayani yaitu lebih dari 17.000 importir, seluruh PPJK, Eksportir, Shipping Line dan Air-Line. Selain itu, Tim juga harus mengejar target penerapan Sistem NSW-Impor di 4 pelabuhan utama lainnya, yaitu Bandara Soekarno Hatta, Tanjung Perak, Tanjung Emas dan Belawan.

Apabila rencana pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW tersebut dapat berjalan sesuai rencana, maka NSW diharapkan dapat beroperasi secara penuh dan siap untuk berintegrasi dengan sistem ASW di kawaan ASEAN pada tahun 2009. Dalam bagian lain sambutannya, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa momentum penerapan Sistem NSW ini sekaligus digunakan untuk melakukan pembenahan terhadap pelayanan dokumen kepabeanan dan perijinan ekspor dan impor. Melalui penerapan sistem NSW maka dapat dilakukan penyelarasan semua ketentuan, prosedur dan proses bisnis yang terkait dengan ekspor-impor. Penerapan sistem NSW juga dapat dijadikan sebagai momentum untuk membenahi aspek koordinasi antar instansi terkait, sehingga berbagai persoalan yang terjadi karena lemahnya koordinasi antar instansi dapat lebih mudah diatasi secara sistemik. Dalam kerangka pembenahan pelayanan, telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang sudah dilakukan.

Page 15: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Secara umum disimpulkan bahwa penyelesaian pekerjaan teknis, terutama yang terkait dengan pembangunan dan pengembangan Sistem NSW (technical-development) telah dapat memenuhi target yang ditetapkan, sesuai dengan Blueprint Penerapan Sistem NSW. Namun demikian masih terdapat beberapa target non-technical yang masih memerlukan dorongan percepatan penyelesaiannya, seperti penyelesaian produk legal berupa Service Level Arrangement (SLA) dan Standard Operating Procedure (SOP) di masing-masing Instansi atau Government Agencies (GA);

Dalam rangka penyempurnaan pelayanan melalui Portal INSW, telah dilakukan penambahan fasilitas antara lain (i) tracking & tracing document PIB di KPU DJBC. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memonitor setiap tahapan proses dalam penanganan PIB secara live dan transparan, (ii) tracking & tracing document Perijinan di semua GA untuk memonitor penyelesaian proses pemberian perijinan impor di setiap GA, (iii) browsing & searching Lartas Impor untuk mencari dan melihat secara rinci konten aturan Larangan-Pembatasan (LarTas) yang terbaru (status terakhir), serta (iv) browsing data RKSP dan Inward-Manifest, untuk melihat data manifes dari setiap party barang impor yang akan diselesaikan.

Demikian juga telah ditetapkan User Management Policy, yang memberikan Hak Akses (berupa User-ID dan Password untuk koneksi ke Portal INSW) dan menetapkan System Administrator di masing-masing User (di setiap GA dan di Importir); Dalam rangka pelaksanaan pengembangan sistem NSW, Tim NSW telah melakukan integrasi awal Sistem Kepelabuhanan (InaPortNet) kedalam Portal INSW, dengan menjadikan URL InaPortNet (Port-System) sebagai sub-domain dari Portal INSW: URL di http://inaportnet.insw.go.id dan melakukan penyesuaian tampilan awal (homepage), function, fitur dan fasilitas yang ada di InaPortNet (Port-System) dengan yang terdapat di Portal INSW;

Terkait dengan pelaksanaan pengembangan Sistem NSW di bidang Kebandarudaraan yang ditargetkan akan diterapkan pada bulan Desember 2008, Tim Persiapan NSW telah melakukan langkah langkah persiapan, antara lain perumusan konsep dan desain teknis sistem NSW-Airport dengan melibatkan Tim Pelaksana Teknis dan instansi terkait lainnya, antara lain Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Administrator Bandara Soekarno Hatta, KPPBC Soekarno Hatta, Pelaku Usaha di Bandara Soekarno Hatta, dan perwakilan Asosiasi Usaha. Saat ini Tim Teknis sedang menyiapkan Desain Teknis Sistem NSW-AirPort dan diharapkan dapat segera diuji coba dalam waktu dekat dan dioperasikan pada akhir Desember 2008.

Mendasarkan pada pengalaman di tahapan sebelumnya, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga suasana kondusif dalam meng-koordinasikan sekitar 25 instansi pemerintah (GA) dan menjaga semangat dan komitmen setiap GA untuk senantiasa mendukung dan berperan aktif didalam Tim Persiapan NSW, mengingat kunci utama keberhasilan penerapan Sistem NSW di Indonesia adalah “Komitmen Kolektif dari seluruh Entitas yang terkait dalam Sistem NSW”.Pada tataran Regional, seluruh negara anggota ASEAN saat ini sedang mengejar target untuk dapat mewujudkan NSW-nya masing-masing, agar dapat diintegrasikan ke dalam sistem ASEAN Single Window (ASW) pada tahun 2009. Dalam pertemuan ASW Steering Committee di Bali bulan April 2008 telah disepakati mengenai rencana kerja untuk menyiapkan pembangunan Prototype ASW.

Page 16: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Sementara itu, Sekretariat ASEAN meminta Indonesia dan Malaysia untuk menyiapkan draft awal prototype ASW. Prototype tersebut saat ini sudah selesai dibangun dan telah dilakukan test atau uji coba, yaitu dengan melakukan cross border data exchange untuk dokumen Surat Keerangan Asal Barang atau Certificate of Origin (COO). Sejauh ini hasil uji coba menunjukkan bahwa secara teknis proto-type ASW tersebut sudah dapat berfungsi dengan baik.

Terkait penyiapan aspek teknis dan aspek legal bagi pembangunan dan penerapan sistem ASW, Tim Persiapan NSW pada tanggal 12 – 19 Agustus 2008 akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan serangkaian pertemuan ASEAN Single Window yaitu (i) 6th Meeting of ASEAN Single Window Working Group on Technical Matters dan (ii) 5 th Meeting of ASEAN Single Window Working Group on Legal and Regulatory Matters, (iii) Technical Expert Group Meeting, (iv) ASEAN Symposium on Technology for ASW.

3. Implementasi tahap ketigaSelasa, 23 Desember 2008, Menteri Keuangan selaku Ketua Tim Persiapan

NSW meresmikan Peluncuran Implementasi Tahap Ketiga Sistem NSW. Acara tersebut dihadiri oleh para menteri terkait, antara lain Menteri Perdagangan selaku Wakil Ketua Tim Persiapan NSW, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Negara BUMN, Wakil Sekretaris Kabinet dan para pejabat Eselon I yang mewakili Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, serta para Pimpinan Tim Persiapan NSW dan para pelaku usaha pengguna sistem NSW.

Acara peluncuran ini merupakan  bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka pembangunan dan penerapan sistem NSW di Indonesia dan sekaligus merupakan peaksanaan dari kebijakan pemerintah, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008 tentang Fokus Kebijakan Ekonomi 2008 – 2009.

Penyelenggaraan peluncuran implementasi tahap ketiga ini dilakukan setelah Tim Persiapan NSW melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan implementasi tahap pertama dan kedua yang hasilnya menyimpulkan bahwa secara teknis penerapan sistem NSW pada tahap pertama dan tahap kedua sudah berjalan sesuai target yang direncanakan. Bahkan untuk pelabuhan Tanjung Emas sudah diterapkan secara penuh untuk seluruh Importir dan PPJK.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya ditetapkan ruang lingkup untuk implementasi tahap ketiga penerapan sistem NSW yang diluncurkan pada hari ini, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:Penerapan Sistem NSW untuk Pelayanan Perijinan Impor (NSW Impor):1. Penerapan sistem NSW impor secara mandatory terhadap seluruh importir dan

seluruh PPJK di pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Emas (Semarang).

2. Ujicoba sistem NSW impor untuk melayani Importir dan PPJK tertentu di pelabuhan Tanjung Perak (Suarabaya), Belawan (Medan) dan Bandara Soekarno Hatta (Cengkareng) atas perijinan impor dari 5 instansi pemerintah (GA) yang sudah terlebih dahulu bergabung pada Implementasi Tahap Kedua sejak Agustus 2008.

2. Pelaksanaan Ujicoba Teknis penerapan sistem NSW-Ekspor untuk beberapa eksportir tertentu secara terbatas di pelabuhan Tanjung Priok.

Page 17: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

3. Pelaksanaan Ujicoba Integrasi Lanjutan penerapan sistem NSW Seaport (Kepelabuhanan) untuk beberapa importir tertentu di pelabuhan Tanjug Priok.

4. Pelaksanaan Ujicoba Integrasi Awal penerapan sistem NSW Airport (Kebandarudaraan) untuk beberapa importir tertentu di Bandara Soekarno Hatta. 

Dilihat dari sisi jumlah importir yang dilayani, maka dalam implementasi tahap ketiga ini terjadi kenaikan yang cukup signifnikan atas jumlah importir yang dilayani, yaitu dari yang sebelumnya hanya melayani 146 perusahaan Importir Jalur Prioritas (IJP) dan Mita Mita Non Prioritas, menjadi 4.852 importir. Saat ini jumlah importir yang terdaftar di lima pelabuhan utama (Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan dan Bandara Soekarno Hatta) tercatat sebanyak 18.737, namun dari jumlah importir hanya 4.852 importir yang aktif melakukan importasi. Terhitung mulai hari ini, penerapan sistem NSW impor dilakukan secara  mandatori untuk melayani aktifitas impor melalui pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Emas. Sedangkan penerapan sistem NSW di Tanjung Perak, Belawan dan Bandara SH dilakukan secara terbatas untuk Importir dan PPJK yang ditunjuk sebagai Peserta Ujicoba yaitu sekitar 10% dari total Importir dan PPJK.

Jumlah dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang dilayani di 5 pelabuhan utama pada tahun 2008 mencapai 735.444 dokumen.  Dari jumlah tersebut PIB yang dilayani melalui Portal INSW sebanyak 469.732 atau 64% dari seluruh PIB. Sementara itu, jumlah PIB yang ditangani oleh KPU Tanjung Priok selama tahun tahun 2008 mencapai 416.756 dokumen PIB, terdiri dari MITA Prioritas sebanyak 14,7%, MITA Non Prioritas sebanyak 9,6%, Jalur Hijau sebanyak 47,25%, Jalur Kuning 5,36%, dan Jalur Merah 22,9%.

Dari sisi penambahan GA yang melaksanakan sistem NSW, pada tahun 2008 direncanakan akan bertambah 9 GA, sehingga menjadi 14 GA. Namun, GA tambahan baru yang benar-benar sudah siap melaksanakan sistem NSW sebanyak 3 GA. yaitu Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat kesehatan Depkes, Ditjen Postel Depkominfo, dan Bappeten. Dengan demikian maka implementasi tahap ketiga penerapan sistem NSW akan diikuti oleh 8 instansi pemerintah. Berkaitan dengan penambahan 3 GA tersebut, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa untuk menjaga kualitas pelayanan maka penerapan sistem NSW dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan kesiapan di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar sistem NSW dapat berfungsi secara efektif dan mencegah terjadinya masalah baru yang justru menghambat kelancaran aktifitas ekspor dan impor itu sendiri. Oleh karena itu, GA yang belum benar-benar siap tidak akan diikutkan dalam penerapan sistem NSW.

Dari aspek kepuasan pengguna sistem NSW, dilaporkan bahwa pada awal implementasi tahap pertama dan kedua, terdapat sejumlah keluhan dari pengguna sistem NSW. Keluhan tersebut umumnya terjadi karena belum dipahaminya tata laksana penyelesaian perijinan dan kepabeanan melalui sistem NSW. Namun, setelah dilakukan pelatihan dan sosialisasi kepada para petugas dan pengguna, maka keluhan tersebut saat ini sudah jarang terjadi. 

Acara peluncuran tersebut juga menandai dimulainya pelaksanaan uji coba Sistem NSW di bidang Kebandarudaraan. Meskipun sesunguhnya target penyiapan sistem NSW Kebandarudaraan pada tahapan ketiga ini terbatas pada penyiapan infrastruktur untuk mendukung integrasi sistem tersebut kedalam Portal INSW, namun pada tahapan ketiga ini sudah mulai dilakukan pembangunan konsep Sistem

Page 18: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

NSW Kebandarudaraan, yaitu dengan mengintegrasikan informasi yang terkait dengan Flight Information Schedule (dari PT. Persero Angkasa Pura), Weather Information dan Informasi Cargo Manifest/ BC1.1 (dari KPPBC Soekarno Hatta), serta beberapa informasi lain yang diperlukan oleh komunitas di Bandara SH.

Berkaitan dengan fitur website INSW, dilaporkan bahwa pada implementasi tahap ketiga ini dilakukan penambahan beberapa fitur, antara lain (1) Fitur Realisasi Perijinan Impor (Utilization Report), yaitu fasilitas yang dapat digunakan untuk mengetahui realisasi penggunaan dari perijinan impor yang telah diterbitkan oleh masing-masing GA, (2) Fitur Pengecekan Konfirmasi Pembayaran dari Bank, yaitu fasilitas untuk melakukan pengecekan atas pembayaran Bea Masuk dan Pajak dalam rangka Impor, (3) Fitur Penjelasan Reject Dokumen PIB, yaitu untuk memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya reject, (4) Fitur Akses Informasi Nomor/Tanggal/Pos BC1.1, (5) Fitur Browsing Data Manifes untuk GA. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan Fitur Track & Trace dan Penyempurnaan Fasilitas e-Service Lartas. Selanjutnya, untuk melayani keluhan dan pertanyaan pengguna sistem, telah disiapkan sistem layanan Call Center atau Help Desk yang memungkinkan Pengguna Jasa untuk mendapatkan solusi segera atas berbagai permasalahan dalam pengoperasian Portal INSW.

Dengan telah dilakukannya peluncuran Implementasi Tahap Ketiga Sistem NSW di Indonesia, maka penerapan Sistem NSW telah memasuki tahapan yang paling penting, yaitu memberlakukan sistem ini secara mandatory terhadap seluruh Importir dan PPJK yang melakukan kegiatan importasi barang di pelabuhan Tanjung Priok. Mengingat bahwa kegiatan impor melalui pelabuhan Tanjung Priok mencakup sekitar 70% dari total kegiatan impor nasional, maka pemberlakuan secara mandatory Sistem NSW Impor di Tanjung Priok dapat mewakili hampir semua kondisi dan variasi permasalahan dan hambatan dalam pengoperasian suatu sistem baru. Dengan demikian, maka apabila sistem NSW telah berhasil diterapkan secara mandatory di Tanjung Priok, maka secara matematis penerapan di pelabuhan lain akan lebih lancar karena masalah yang dihadapi tidak sebesar dan sekompleks permasalahan di Tanjung Priok.

3.6 Official Website dan Portal INSW

Page 19: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Gambar 3.1 Official Website INSW

Portal INSW sebagai suatu fasilitas yang dipersiapkan sebagai wadah akses tunggal yang menyediakan semua fasilitas dan fungsi dari semua layanan yang terkait dengan eskpor-impor, minimal harus menyediakan semua fasilitas dan fungsi pokok untuk dapat membantu melakukan operasional kegiatan layanan ekspor-impor.Portal INSW diakses melalui halaman utama (homepage) situs resmi INSW dengan nama domain www.insw.go.id .

Situs resmi (official website) Indonesia NSW ini, selain dimanfaatkan sebagai media komunikasi antara seluruh entitas system NSW (GA, pelaku usaha dan entitas terkait lainnya), juga akan menjadi homepage bagi layanan Portal INSW, yang berisi menu-menu kegiatan operasional yang terkait dengan pelayanan kepabeanan, perijinan impor dan ekspor, kepelabuhanan/ kebandarudaraan dan kegiatan pelayanan lain yang tergabung kedalam Sistem NSW.Alamat official website dan Portal Indonesia NSW adalah di alamat URL http://www.insw.go.id

Situs resmi Indonesia NSW ini selain dimanfaatkan sebagai situs penyampaian informasi juga sebagai homepage dari layanan operasional Portal INSW, sehingga secara umum dikelompokkan kedalam dua fungsi :1. Fungsi pertama adalah ‘Fungsi Informasi’ merupakan fungsi yang dapat diakses oleh

masyarakat (publik), berisi semua informasi yang terkait dengan penerapan Sistem NSW di Indonesia dan semua informasi yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan layanan sistem NSW

2. Layar informasi untuk publik;

3. Fungsi kedua adalah ‘Fungsi Operasional’ selaku Portal INSW merupakan fungsi yang hanya bisa diakses oleh Pengguna Portal INSW (setelah mengisikan User-ID, Password dan Kode tertentu), berisi semua layanan operasional Portal INSW yang menyediakan informasi khusus dan layanan transaksi

4. Layar sistem layanan Portal INSW.Beberapa fitur dan fasilitas yang disediakan di halaman awal (homepage),

memang disiapkan untuk menjalankan fungsi informasi yang dapat diakses oleh publik, sehingga diharapkan semua informasi umum yang terkait dengan operasional layanan sistem NSW dapat diakses di homepage ini.Sedangkan untuk Portal INSW, yang menjalankan fungsi operasional transaksi layanan dan hanya bisa di-akses oleh User yang sudah ter-otorisasi, menyediakan beberapa fitur layanan informasi yang spesifik yang terkait dengan transaksi kegiatan ekspor-impor, antara lain :1. Tracking Dokumen :

Fasilitas untuk melihat secara rinci status dari semua proses dan tahapan dalam pelayanan per transaksi dokumen PIB, dapat melihat rincian detail waktu dan proses pelayanan (jam : menit : detik), dapat mengecek semua output proses pelayanan, dan dapat juga melihat dan mencetak semua respon  elektronik sebagai hasil akhir dari proses pelayanan ekspor-impor.Dengan fasilitas ini diharapkan ada transparansi dan kepastian, dimana setiap detail

Page 20: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

proses layanan di GA dapat dilihat dan dikontrol oleh pengguna jasa / pelaku usaha (Importir/ Eksportir), sehingga akan ada kejelasan dan kepastian pelayanan.

2. View Dokumen Perijinan :Fasilitas untuk melihat semua perijinan dari seluruh GA yang ada di Portal, dengan menyediakan parameter per GA penerbit ijin, per User penerima ijin, per tanggal dan jenis perijinan, sehingga semua output perijinan dari seluruh GA secara transparan akan terkontrol di Portal INSW.

3. View Manifes :Menyediakan fasilitas untuk langsung koneksi kedalam sistem SAP PDE Manifes di DJBC, sehingga semua informasi manifes (header dan detail) yang diterima oleh KPU DJBC, dapat dilihat oleh siapapun sesuai dengan hirarki otorisasi dan kewenangannya.

4. Laporan Realisasi Perijinan (Utilization Report) :Laporan ini sangat dibutuhkan oleh semua GA penerbit perijinan untuk mengontrol penggunaan ijin yang telah diterbitkan dan sebagai alat untuk rekonsiliasi antara ijin yang diterbitkan dengan realisasi impornya.

5. View proses Analyzing Point :Untuk melihat secara rinci terhadap proses penelitian perijinan dan status hasil penelitian perijinan secara rinci, termasuk rincian detail waktu proses penelitian perijinan (jam : menit : detik) sebagai kontrol terhadap proses otomasi penelitian Lartas oleh Portal INSW.

3.7 Potensi Permasalahan dan KendalaPembangunan dan pengembangan Sistem NSW yang sedemikian besar dan sangat

kompleks, memerlukan banyak sekali perubahan mendasar dan penyesuaian di lingkungan internal setiap GA, dimana dalam prakteknya sering menemui banyak permasalahan, kendala dan hambatan sehingga perlu langkah antisipasi dan solusi bersama.Untuk dapat melakukan penerapan Sistem NSW ini, terutama sekali di GA yang baru bergabung kedalam Portal INSW, harus dilakukan “Change-Management” dari semua aspek yang terkait dengan system layanan publik, sehingga mengakibatkan begitu besarnya potensi permasalahan dan kendala.

Contoh nyata permasalahan yang sempat menjadi kendala pada awal pemberlakuan Portal INSW, adalah tentang klarifikasi dan penegakan aturan larangan/ pembatasan impor dari semua GA, dimana sebelum ada Portal INSW banyak aturan yang belum dijalankan secara tepat (sistem pelayanan masih ‘permisif’), namun dengan Portal INSW mau tidak mau harus benar-benar sesuai dengan ketentuan yang diterjemahkan keparameter sistem, sehingga berpotensi menimbulkan sedikit kendala bagi masyarakat usaha.

3.8 Key Factors For SuccessAda beberapa faktor kunci (key-factors) yang secara dominan mempengaruhi penerapan Sistem NSW di Indonesia, agar penerapan tersebut sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan dan sejalan dengan visi, misi, strategi, tujuan dan manfaat dari penerapan Sistem NSW di Indonesia.1. Komitmen Nasional

Komitmen nasional (terutama dari pihak pemerintah) sangat diperlukan dalam

Page 21: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

penerapan Sistem NSW, mengingat sistem ini sangat kompleks dan melibatkan banyak institusi dan mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan

2. Strong Lead-AgencyKompleksitas dan besarnya skala pengembangan sistem yang memerlukan keterlibatan banyak entitas, mengharuskan adanya instansi pemerintah yang kuat dan dominan yang menjadi penggerak untuk keberhasilan penerapan sistem NSW

3. Kemampuan mendefinisikan kebutuhan sistem secara utuhKompleksitas integrasi proses bisnis harus diselesaikan melalui pendefinisian secara jelas sebelum pembahasan mengenai aspek teknis dalam pengembangan sistem NSW

4. Kesiapan Entitas yang terkaitSistem elektronik yang diotomasikan secara terintegrasi memerlukan kesiapan yang cukup dari semua Entitas karena akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan penerapan sistem NSW

5. Intensitas SosialisasiSosialisasi harus dilakukandari awal secara sistematis, sehingga semua pihak memperoleh kesempatan untuk mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap potensi perubahan

6. Penetapan Pengelola Portal NSWPengelola Portal NSW memegang peranan yang sangat strategis terhadap keberhasilan penerapan sistem NSW dalam jangka panjang, oleh karena itu penunjukan pengelola harus dilakukan dengan cermat

7. Aspek Legal yang DibutuhkanPenerapan sistem NSW memerlukan dukungan aspek legal sebagai dasar dalam pelaksanaannya. Ketiadaan dasar hukum yang jelas akan menyulitkan dalam pembangunan dan penerapan sistem NSW

8. Model PembiayaanKeputusan dalam penetapan model pembiayaan (financial model) untuk pembangunan dan pengoperasian sistem NSW harus ditetapkan se-awal mungkin sehingga pelaku usaha dapat mengantisipasi dari awal

9. Dukungan StakeholdersPenerapan sistem NSW yang melibatkan banyak entitas yang terkait, sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh stakeholder, terutama terkait dengan karakteristik sistem NSW yang merupakan proses integrasi dan kolaborasi sistem dari semua entitas

3.9 Entitas dan Pengguna Portal INSWInstansi Pemerintah (Government Agencies / GA) yang telah bergabung kedalam Portal INSW:

Page 22: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

1. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai2. Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

4. Badan Karantina Pertanian

5. Pusat Karantina Ikan

6. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

7. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

8. Departemen Kesehatan

9. Departemen Perindustrian

10. Departemen Pertanian

11. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

12. Kementerian Negara Lingkungan Hidup

13. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

14. Departemen Kehutanan

15. Badan Pengawas Tenaga Nuklir

16. Markas Besar Kepolisian RI

17. Departemen Pertahanan.

Pelaku usaha (Private Sector) yang sudah bergabung menjadi Pengguna Portal INSW:1. Seluruh Importir MITA (Mitra Utama) Prioritas2. Importir MITA (Mitra Utama) Non-Prioritas

3. Perusahaan Pelayaran (Shipping Company)

4. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II

5. Terminal Operator di Pelabuhan Tanjung Priok

Page 23: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

BAB 4SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Penerapan Indonesia National Single Window berpengaruh besar dalam dunia ekspor-impor di Indonesia. Dengan adanya INSW, proses ekspor impor menjadi lebih cepat dan efisien serta menghemat waktu dan biaya dalam proses ekspor impor. Selain itu juga berdampak meningkatnya validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi.

Page 24: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

INSW diterapkan dengan pengimplementasian portal atau official website yang dapat kita akses dengan alamat URL http://www.insw.go.id. Melalui website ini, pelaku usaha dapat memasukkan data-data dokumen impor atau ekspor yang diminta oleh komputer dengan cukup menekan tombol sesuai perintah yang ada di layar monitor. Data kemudian diproses melalui sistem online. Jika data yang dimasukkan sesuai dengan yang diminta komputer dan benar, semua proses transaksi selesai dan barang pun bisa dikeluarkan dari wilayah pabean secara sah. Sistem keamanan dalam website ini juga sudah cukup baik dengan adanya proses login untuk menjamin otentifikasi bagi user yang telah melakukan registrasi. Permasalahan yang sempat menjadi kendala pada awal pemberlakuan Portal INSW, adalah tentang klarifikasi dan penegakan aturan larangan/ pembatasan impor dari semua GA Kendala lain yang ditemukan setelah diberlakukannya portal INSW saat ini yaitu kurangnya pemahaman user dalam penggunaan menu-menu yang ada.

Mengingat sistem ini sangat kompleks dan melibatkan banyak institusi serta mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan dalam kegiatan ekspor impor maka tentu saja kerjasama dan komitmen secara nasional, dari pihak pemerintah, masyarakat, dan para entitas serta pengguna sistem sangat diperlukan dalam mendukung kesuksesan penerapan INSW ini.

4.2 Saran

INSW merupakan sistem berbasis teknologi internet yang sangat tepat diterapkan dalam membantu operasional pemerintahan terutama di bidang ekspor-impor. Kedepannya, INSW diharapkan dapat semakin mempermudah kelancaran kegiatan layanan ekspor-impor di semua wilayah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous A, 2007, Menekan Pungli Dengan Kebijakan Satu Pintu, http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2007/12/17/4804/menekan-pungli-dengan-kebijakan-satu-pintu

Anonymous B, 2008, INSW Implementasi Tahap Kedua Diluncurkan, http://www.bsn.go.id/news_detail.php?news_id=471

Page 25: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Anonymous C, 2008, Indonesia to take advantage of ASEAN Single Window System, http://www.antara.co.id/en/arc/2008/2/5/indonesia-to-take-advantage-of-asean-single-window-system/

Anonymous D, 2008, National Single Window System has been launched on December 17, http://www.depperin.go.id/ENG/Publication/IndReview/2007/20071912.htm

Anonymous E, 2005, Agreement to Establish an Implement the ASEAN Single Window, http://www.aseansec.org/18005.htm

Anonymous F, 2008, Single Window System, http://en.wikipedia.org/wiki/Single_Window_System

Anonymous G, 2009, Single Window Environment, http://www.gfptt.org/entities/TopicProfile.aspx?tid=aeea8d53-d12a-4f95-b703-38fa74683af7

Anonymous H, 2009, Indonesia National Single Window, http://www.insw.go.id/inswsite/index.php?id=7

Anonymous I, 2006, Tahun 2008 Indonesia terapkan Single Window, http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=8&id=729

Sugianto, S.H., MM. 2008. Pengantar Kepabeanan & Cukai. Indonesia: Grasindo

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. BIODATA

Nama : Ratna Purnama Sari

Alamat : Jln. Suprapto gang simpur II no 24

Page 26: Indonesia National Single Window System Paper Uts Topik Topik Lanjutan

Kota : Bandarlampung

Provinsi : Lampung

Tempat/Tanggal Lahir : Bandarlampung, 31 Juli 1988

e-Mail : [email protected]

Handphone : 0819-77963302

II. PENDIDIKAN

TK (1992-1994) : TK Xaverius1 (Bandarlampung)

SD (1994-2000) : SD Fransiskus 1 (Bandarlampung)

SMP (2000-2003) : SMP Fransiskus 1 (Bandarlampung)

SMA (2003-2006) : SMA Fransiskus 1 (Bandarlampung)

Universitas (2006-sekarang) : Universitas Bina Nusantara (Jakarta)

III. PENGALAMAN