Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
-
Upload
alfin-suprayugo -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
1/129
1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
2/129
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramiksebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian PenelitianAnalisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana ti1.1.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
3/129
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
4/129
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yangbesar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitiantersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapatdiketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruhwilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
5/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
6/129
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perludiketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui diwilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
21.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
7/129
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuatlentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t an g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skalarichter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
8/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
9/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
10/129
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapatmeningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
11/129
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui diwilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
21.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dindingini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
12/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
13/129
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakanmerupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n am u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, denganmenggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkanpada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
14/129
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of planedinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3. 4.
5.
3
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
15/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
16/129
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratoriumyang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yangakan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahuidi lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
17/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
18/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
19/129
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of planedinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
20/129
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun olehmasyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuhsecara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
21/129
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahuidi lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.2.
3. 4.
5.
3
ang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
22/129
1.
2.
3. 4.
5.
3
cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu,
diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur
dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakanatau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
23/129
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan danjuga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadapgempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebutke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
24/129
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan denganmenggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Olehkarena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3. 4.
5.
3
a penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
25/129
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
26/129
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebutke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramiksebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
27/129
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Olehkarena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana ti1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan danjuga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan 1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
28/129
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidakmemerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karenatidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratoriumyang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yangakan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
29/129
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapatmeningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasanganbata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 y1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketigalempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah
tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
30/129
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpanganyang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapatmeningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah iniakan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
31/129
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
21.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan denganmenggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan
beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dindingini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3. 4.
5.
3
ang belum pernah dimodelkan sebelumnya.
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3. 4.
5.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
32/129
3
cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu,
diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur
dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.
1Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan
menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, padapenelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan
pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanny1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumahtinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
33/129
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup
sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n am u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.
Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat
meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap
gempa.
1
Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, denganmenggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan
diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,
strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian
tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium
yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,
diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.
Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut
ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu
diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan
digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkanpada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane
yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-
masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat
diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang
akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006
tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini
akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah
dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di
wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh
wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
34/129
2
1.3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan
gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.
1.4. Batasan Penelitian
1.5.
Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan
bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik
sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan
menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat
lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-
penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan
isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun
2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.
Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan
program SAP 2000.
Keaslian Penelitian
Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding
ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a
n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g
b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah
sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3. 4.
5.
3
a penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada
struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane
dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruhwilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui
di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.
Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat
meningkatkan kekuata1.1.
BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian
-
7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik
35/129
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga
lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan
atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang
seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang
menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala
richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumahtinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam
Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan
merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick
masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh
masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah
diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak
memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami
kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan
yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan
juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.
Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukupsering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya
terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a
m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s
e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh
secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang
besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena
tidak memberi